6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Gunawan et al. (2018) tentang sistem penjualan berbasis web dengan metode penelitian kualitatif melalui metode wawancara, observasi, dan juga studi kepustkaan. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa web tersebut mempermudah pembeli dalam memesan menu karena tampilannya yang lebih interaktif dan informatif, penggunaan web juga mempermudah pemesanan yang diterima bagian dapur dan juga kasir dalam urutan penyajian serta pembayaran pesanan, kinerja setiap bagian dapat lebih cepat mulai dari proses pemesanan, penyajian, serta penagihan biaya dan laporan pesanan.
Simanullang et al. (2021) dalam penelitiannya tentang sistem Informasi pemesanan menu makanan berbasis Web dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, Quisioner, Literatur, investigasi, serta Study. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan Aplikasi Pemesanan Menu Makanan Rumah Makan Sedep Roso Rantauprapa dapat membantu mengatasi permasalahan pada sistem yang lama yang masih menggunakan manual dan memakan waktu yang lama. Aplikasi ini mempermudah proses memasukkan data baru dan memudahkan pencarian.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Anggadini (2018) dimana melakukan penelitian aktivitas penjualan dengan memanfaatkan sistem informasi yang menghasilkan suatu kesimpulan yaitu dengan menggunakan
layanan jaringan online berupa media sosial dan website, konsumen dapat dengan cepat mengetahui mengenai perusahaan. Dan juga pemilik usaha sangat terbantu dalam memasarkan produk-produknya secara lebih global dan dapat diakses kapanpun dan dimanapun.
Noermansyah dan Suryadi (2020) melakukan penelitian tentang penerapan penjualan bebasis e-commerce sebagai solusi bisnis menggunakan bussines model canvas (BMC) dan interaction flow modeling language (IFML) dengan metode analisa sistem menghasilkan kesimpulan bahwa sistem tersebut memberi kemudahan kepada penjual karena penjual dapat mengetahui beberapa laporan yang diantaranya adalah laporan produk terlaris, laporan pengiriman, laporan penjualan, laporan pengembalian dana, laporan retur, laporan potongan harga, dan laporan rekapitulasi. Dan penerapan website dapat meningkatkan penjualan karena jangkauan pasarnya meluas.
Hendriyani et al. (2020) melakukan penelitian mengenai analisis penggunaan whatsapp bussines untuk meingkatkan penjualan dan kedekatan dengan pelanggan memiliki kesimpulan bahwa whatsapp bussines mampu meningkatka penjualan namun adanya peningkatan proses bisnis dan peningkatan kinerja perusahaan melalui digitalisasi masih harus banyak dikembangkan lagi.
Theresia et al. (2021) yang meneliti tentang perancangan sistem informasi akuntansi penjualan berbasis web menggunakan PHP MYSQL dengan metode penelitian kualitatif menghasilkan kesimpulan perancangan sistem akuntansi
berbasis web harus diterapkan sebagai bentuk pengembangan sistem informasi akuntansi sehingga dapat meminimalisir masalah yang selama ini terjadi.
B. Tinjauan Pustaka
1. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2016) Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan. Sistem informasi meliputi orang, prosedur dan intruksi data, perangkat lunak, infrastuktur teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran keamanan.
Wijayanto (2001) mengatakan sistem informasi akuntansi adalah sebuah rangkaian dari berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana, serta berbagai laporan yang didesain untuk merubah data keuangan menjadi sebuah informasi keuangan.
Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan rangkaian kegiatan mengolah, mengumpulkan, mecatat dan meyimpan data untuk menghasilkan sebuah informasi keuangan yang berguna bagi pihak pengambil keputusan.
Menurut Romney dan Steinbart (2016) Sistem informasi akuntasi memiliki enam komponen:
1. Orang yang mengaplikasikan sistem
2. Mekanisme dan intruksi yang dipergunakan untuk mengumpulkan, memporses, serta menyimpan data
3. Data tentang organisasi dan aktivitas bisnisnya 4. Perangkat lunak yang dipakai ketika mengolah data
5. Infrastruktur teknologi informasi, meliputi komputer, perangkat peripheral, serta perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam SIA
6. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan penyimpanan data SIA
Sistem Informasi akuntansi harus memiliki karakteristik Romney dan Steinbart (2016) sebagai berikut :
1. Relevan yaitu informasi dapat mengurangi ketidakpastian, meningkatkan pengambilan keputusan, serta dapat menegaskan atau memperbaiki jika terdapat kesalahan dalam laporan sebelumnya.
2. Reliabel merupakan bebas dari kesalahan pada laporan penjualan serta menyajikan aktivitas penjualan.
3. Lengkap yaitu tidak menghilangkan aspek penting dari seluruh kegiatan pada proses penjualan dan sesuai dengan stadar operasional penjualan.
4. Tepat waktu yaitu diberikan pada waktu yang tepat serta disajikan dalam laporan harian, mingguan, dan juga direkap secara bulanan dan diberikan kepada pihak maajemen.
5. Dapat dipahami yaitu disajikan dengan format yang dapat dipahami dengan jelas.
6. Dapat diverifikasi oleh dua orang yang independen dan masing masing mampu menghasilkan informasi yang sama, seperti internal audit dan eksteral audit.
7. Dapat diakses yaitu laporan tersedia bagi pengguna ketika mereka membutuhkannya dan disajikan dalam format yang dapat digunakan.
Dalam Romney dan Steinbart (2016) fungsi sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas, sumber daya, dan personel organisasi
2. Mengubah data menjadi informasi sehingga manajemen dapat merencanakan, mengeksekusi, mengendalikan, dan mengevaluasi aktivitas, sumber daya, dan personel
3. Memberikan pengendalian yang memadai untuk mengamankan asset dan organisasi
Menurut Mulyadi (2016) Sistem informasi akuntansi memiliki unsur pokok yang terdiri dari:
1. Formulir
Merupakan dokumen yang berguna untuk mencatat terjadinya transaksi sebagai dasar pencatatan.
2. Jurnal
Jurnal adalah catatan akuntansi pertama yang berguna untuk mencatat, mengelompokkan, dan menyimpulkan data keuangan dan lainnya.
3. Buku besar
Buku besar berisi akun-akun yang berguna untuk menyimpulkan data keuangan yang sudah dicatat di jurnal. Akun yang terdapat pada buku besar disajikan sesuai unsur informasi yang terdapat pada laporan keuangan.
4. Buku pembantu
Buku pembantu merupakan rincian data lebih lanjut dari laporan keuangan. Akun-akun yang terdapat dalam buku pembantu merupakan akun yang merinci data keuangan yang terdapat pada buku besar.
5. Laporan
Laporan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang berisi informasi keluaran (output) sistem akuntansi.
Pada Wijayanto (2001) Unsur Sistem Informasi Akuntansi meliputi:
1. Input
Input merupakan bahan baku atau data yang dibutuhkan untuk menjalankan proses akuntansi, data akuntansi bisa berupa faktur, memo, kutansi, dll.
2. Proses
Proses merupakan mengubah data akuntansi menjadi informasi akuntansi. Dapat dikatakan mengubah input menjadi output.
Yang termasuk dalam komponen proses yaitu proses akuntansi, karyawan, prosedur.
3. Output
Output merupakan hasil dari proses, yaitu berupa laporan akuntansi.
Prosedur Sistem Informasi Akuntansi, Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan (Mulyadi, 2016) adalah sebagai berikut :
a. Prosedur Order Penjualan b. Prosedur Penerimaan Kas c. Prosedur Penyerahan Barang
d. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai e. Prosedur Penyetoran Kas Bank f. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
g. Prosedur Pencatatan Beban Pokok Penjualan 2. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Sistem informasi akuntansi penjualan adalah suatu sistem informasi yang mengatur serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan (Pala’langan et al., 2020).
Sistem informasi akuntansi penjualan merupakan sistem yang berpengaruh
besar terhadap keberhasilan suatu perusahaan karena penjualan merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan perusahaan untuk dapat memperoleh keuntungan(Nugroho dan Prakasita, 2018). Dokumen yang digunakan dalam susunan akuntansi penerimaan kas berasal penjualan adalah seperti berikut (Mulyadi, 2016) :
a. Faktur Penjualan Tunai
b. Pita Register Kas (Cash Register Tape) c. Credit Card Sale Slip
d. Bill Of Lading
e. Faktur Penjualan Cod f. Bukti Setor Bank
g. Rekap Beban Pokok Penjualan 3. Sistem Akuntansi Penjualan Tunai
Sistem penjualan tunai merupakan sistem penjualan yang dilakukan perusahaan dengan mengharuskan pembeli melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang diterima oleh pembeli. Apabila uang telah diterima perusahaan, maka barang diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai tersebut dicatat oleh perusahaan (Mulyadi, 2016).
Penjualan tunai memiliki fungsi terkait yang terdiri dari (Mulyadi, 2016) :
1. Fungsi penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, serta menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang kepada fungsi kas.
2. Fungsi kas
Fungsi kas bertanggung jawab atas penerimaan kas dari pembeli 3. Fungsi gudang
Fungsi gudang memiki tanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, dan juga menyerahkan barang kepada fungsi pengiriman
4. Fungsi pengiriman
Fungsi pengiriman memiliki tanggung jawab sebagai packing barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar.
5. Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab sebagai pencatatan atas transaksi pejualan serta penerimaan kas dan juga pembuatan laporan penjualan.
4. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Penjualan Tunai
Menurut Arianita et al. (2016) Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk mencatat kegiatan penerimaaan uang di perusahaan dari penjualan tunai maupun dari piutang usaha yang dapat digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.Penerimaan kas
perusahaan berasal dari beberapa sumber utama, yakni penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
Dalam buku Mulyadi (2016) dokumen yang digunakan dalam penerimaan kas dari penjualan tunai ini adalah:
1. Faktur penjualan tunai
Faktur penjualan tunai digunakan sebagai merekam data pembeli yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli kepada fungsi kas dan sebagai sumber dokumen pencatatan transaksi penjulan dalam jurnal penjualan. Tembusan dari faktur penjualan juga berfungsi sebagai slip pembungkus sebagai alat identifikasi bungkusan barang yang dilakukan oleh fungus pengiriman.
2. Pita register kas (cash register tape)
Pita registes kas merupakan dokumen yang dihasilkan oleh fungsi kas. Pita register kas merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
3. Credit card sales slip
Credit card sales slip diterbitkan oleh bank dan diserahkan pada perusahaan yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi perusahaan penyedia barang dan jasa, Credit card sales slip diisi oleh fungsi kas yang fungsinya sebagai alat menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada pemegang kartu kredit.
4. Bill of lading
Bill of lading digunakan oleh fungsi pengitiman dan penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakuka perusahaan angkutan umum. Bill of lading merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum.
5. Faktur penjualan COD
Dokumen ini berfungsi sebagai dokumen untuk merekam penjualan COD.
6. Bukti setor bank
Dokumen ini merupakan bukti penyetoran kas ke bak yang dibuat oleh fungsi kas. Dokumen ini dibuat dalam 3 lembar, lembar diserahkan oleh fungsi kas ke bank, dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditanda tangani dan dicap bank sebagai bukti setor. Kemudian bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas pada fungsi akuntansi, dan dokumen tersebut digunakan sebagai dokumen sumber pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas oleh fungsi akuntansi.
7. Rekapitulasi beban pokok penjualan
Rekap beban pokok penjuala digunakan untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode oleh fungsi akuntansi. Dokume ini berfungsi sebagai dokumen pendukung pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual oleh fungsi akuntansi.
Dasar pada siklus penerimaan kas (Romney dan Steinbart, 2017) : a. Entry pemesanan penjualan
b. Pengiriman c. Penagihan d. Penerimaan kas
Terdapat tiga prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai, yaitu (Mulyadi, 2016):
1. Penerimaan kas over-the-counter sales
Dalam penerimaan kas over-the-counter sales, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi, ataupun pembayaran langsung dari pembeli sebelum barang diserahkan kepada pembeli.
2. Penerimaan kas cash-on-delivery sales (COD sales)
Penerimaan kas cash-on-delivery sales (COD sales) merupakan penerimaan uang pada saat barang diterima oleh pembeli. Jika lokasi pembeli berada di dalam kota atau di kota yang sama dengan perusahaan, maka penyerahan barang dilaksanakan oleh fungsi pengiriman perusahaan, dan pembayaran uang tunai diserahkan pada pengirim. Apabila pembeli berada diluar kota atau luar pulau, maka pengiriman da penagihan pembayaran dilakuka melalui jasa angkut umum.
3. Penerimaan kas credit card sales
Sebenarnya kartu kredit bukan tipe penjualan, namun merupakan salah satu cara pembayaran yang dapat dilakukan oleh
pembeli. Pembeli memberikan persetujuan secara tertulis penggunaan kartu kredit dalam pembayaran barang, sehingga memungkinkan perusahaan penjualan melakukan penagihan pembayaran pada pihak bank atau perusahaan penerbit kartu kredit.
Menurut Mulyadi (2016) catatan yang dibutuhkan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
1. Jurnal penjualan
Jurnal akuntansi digunakan untuk mencatat data penjualan oleh fungsi akuntasi. Dalam jurnal penjualan terdapat kolom untuk setiap produk guna meringkas informasi penjualan menurut jenis produk.
2. Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, di antaranya dari penjualan tunai.
3. Jurnal umum
Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mecatat harga pokok produk yang dijual.
4. Kartu persediaan
Dalam transaksi kas dan penjualan tunai, kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu gudang berfungsi untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
5. Kartu gudang
Catatan ini dibuat fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan barang yang ada di gudang. Pada transaksi penjualan, kartu gudang berfungsi sebagai dokumen untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang telah dijual.
4. Sistem Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal mencakup struktur organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan untuk mengontrol aset organisasi, memeriksa ketelitian dan kecapakan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengendalian internal menekan pada tujuan yang akan dicapai, bukan pada unsur- unsur yang membentuk sistem tersebut. Dari definisi diatas dapat diartikan pengendalian internal berlaku baik bagi pengolahan sistem informasi manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan menggunakan komputer (Mulyadi, 2016).
Menurut Mulyadi (2016) pengendalian internal memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Menjaga aset organisasi
b. Mengecek ketelitian dan keandalan organisasi c. Mendorong efisiensi
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Unsur- unsur sistem pengendalian internal yang ada dalam buku Mulyadi (2016) meliputi :
1. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional secara Tegas
Pemisahan tanggung jawab fungsional dilakukan untuk mencegah terjadinya kemungkinan kecurangan yang dapat menghasilkan data akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya dam sebagai akibatnya, kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya.
2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan Perlindungan yang Cukup terhadap Aset, Utang, Pendapatan, dan Beban
Dalam organisasi, setiap transaksi terjadi atas dasar otoritas dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang dihasilkan memiliki ketelitian dan keandalan yang tinggi.
Dengan begitu sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipervaya, sehingga akan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi. Kemudian, prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai aset, utang, pedapatan, dan beban organisasi.
3. Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Setiap Unit Organisasi
Praktik yang sehat dalam pelaksaannya dapat menjamin terlaksananya pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem
prosedur dan wewenang yang baik dengan cara-cara yang ditempuh perusahaan, yaitu :
a. Penggunaan nomor formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang
b. Pemeriksaan mendadak
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain
d. Perputaran jabatan
e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak f. Diadakan pencocokan fisik aset dengan catatannya secara
periodic
g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsure-unsur sistem pengendalian interal yang lain
4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya Unsur mutu karyawan penting bagi pengendalian internal.
Apabila perusahaan memiliki karyawan jujur dan kompeten , maka unsur pengendalian internal yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum, dan perusahaan mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.
5. Cafe
Cafe merupakan tempat yang menyediakan minuman dan pengunjungnya dihibur dengan music Lektur.id . Seiring dengan perkembanga jaman, coffe shop juga menyajikan makanan ringan maupun makanan berat, dan coffe shop menjadi tempat melepas rasa bosan.
6. QR CODE
Menurut Romney dan Steinbart (2016) kode QR merupakan kode batang yang berbentuk dua dimensi yang dapat dipindai langsung dengan handphone atau smart , kode Qr dapat mempermudah transaksi dengan pelanggan karena kode QR memfasilitasi perubahan secara realtime untuk memindahkan url/link yang tercantum kepada informasi yang dituju. Kode QR dapat juga dihubungkan secara langsung pada aplikasi pesan maupun aplikasi layanan penjualan. QR Code merupakan singkatan dari quick response code. Kode QR berisi sebuah simbol yang dapat dibaca mesin atau perangkat yang dihungkan langsung pada UPC. (Fiorito et al., 1998).
Sedangka menurut Rouillard (2008) dalam Novan Adi Musthofa (2016) QR code merupakan pengembangan dari barcode satu dimensi yang dapat dibaca menggunakan smartphone dan ditujukan untuk diterjemahkan isinya dengan cepat.
7. WhatsApp
WhatsApp merupakan aplikasi penyedia layanan untuk bertukar pesan dan panggilan secara gratis yang di desain sederhana, realiabel, dan aman serta tersedia diseluruh dunia (WhatsApp, 2021).
WhatsApp juga meluncurkan aplikasi Whatsapp bisnsi yang diharapkan memudahkan dalam pelaku bisnis dalam melakukan transaki penjualan dengan pelanggan. Aplikasi Whatsapp BisnismMerupakan aplikasi yang didesain khusus bagi pebisnis dan dapat diakses secara gratis, pengguna dapat terhubung langsung dengan pelanggan secara mudah karena terdapat tampilan untuk menyediakan katalog (WhatsApp, 2021).