• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN INCOME STATEMENT APPROACH DAN VALUE ADDED APPROACH PADA BANK SULSELBAR SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN INCOME STATEMENT APPROACH DAN VALUE ADDED APPROACH PADA BANK SULSELBAR SYARIAH"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGUNAKAN INCOME STATEMENT APPROACH DAN VALUE ADDED APPROACH PADA BANK SULSELBAR SYARIAH

JUMIATI 105720353211

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2015

(2)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN INCOME STATEMENT APPROACH DAN VALUE ADDED APPROACH (studi kasus bank

sulselbar syariah cabang makassar)

JUMIATI 105720353211

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar serjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2015

(3)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi atas nama Jumiati NIM 105720353211 ini telah diperiksa dan diterima oleh panitia ujian skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : Tahun 1437 H / 2015 Masehi dan telah dipertahankan di depan penguji pada hari Sabtu 07 november 2015 M sebagai sala satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

PanitiaUjian :

1. Pengawas umum: Dr.H.IrwanAkib,M.Pd (………..………..) (Rektor unismuh makassar)

2. Ketua : Dr.H.mahmud Nuhung,M.A (....…...……..………....) (Dekan fakultas ekonomi dan bisnis)

3. Sekretaris : Drs.H.SultanSarda,M (………..………….….) (Pembantudekan I Fakultas ekonomi dan bisnis)

4. Penguji :

a. Drs. H. Sultan Sarda, MM (…………...………)

b. Dr. Andi Jam’an, SE, M. Si (………...………)

c. Edi Jusriadi, SE, MM (……...………) d. Faidhul Adziem, SE, M. Si (....………...………)

(4)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi:Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Income Statement Approach Dan Value Added Approach Pada PT Bank Sulselbar Syariah.

NamaMahasiswa : JUMIATI

Nim : 105720353211

Program Studi : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

JenjangPendidikan : Strata Satu (SI)

Menyatakan bahwa skripsi ini telah di periksa dan telah di ajukan di depan panitia penguji skripsi strata satu (SI), pada tanggal 07-11-2015. fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah Makassar.

Makassar, November 2015 Menyetujui

PembimbingI Pembimbing II

Drs. H. Sultan Sarda,MM Ismail Badollahi, SE,M.Si.Ak AC Mengetahui

DekanFakultasEkonomidanBisnis KetuaJurusanManajemen

Dr.H. Mahmud Nuhung,SE,M.A Moh.ArisPasigai,SE.MM

NBM:497 794 NBM:109 344 85

(5)

apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya

kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8)

Tak ada satupun di dunia ini yang tidak mungkin bila disertai keyakinan, sebagian akan menjadi mungkin terjadi jika

berfikir mungkin. Berdo’alah dan percaya.

Kemajuan diperoleh bukan dari keberhasilan, Melainkan dari kegagalan demi kegagalan.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu

padahal ia amat buruk bagimu.

(Q.S Al-Baqarah: 216)

Buah karya ini kupersembahkan untuk:

• Bapak dan Ibu tercinta

• Keluarga besar

• Sahabat-sahabatku

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem ekonomi yang berkembang dewasa ini adalah sistem kapitalisme dan Sosialisme. Sistem tersebut mengacu pada prinsip-prinsip yang sebenarnya bertentangan dengan Islam. Sementara ekonomi Islam yang lebih mempertimbangkan faktor nilai, karakter luhur manusia, keutuhan sosial dan pembalasan Allah di akhirat justru perkembangannya lebih lambat.

Dalam kacamata Islam kegiatan ekonomi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan materi, tetapi harus memiliki nilai ibadah sistem ekonomi Islam mengabdikan kepada persaudaraan umat manusia yang disertai keadilan ekonomi dan sosial serta distribusi pendapatan yang adil. Untuk menciptakan keselarasan antara pertumbuhan dan pemerataan itu, diperlukan lembaga yang mengendalikan dan mengatur dinamika ekonomi dalam hal ini perputaran uang dan barang. Fungsi itu sekarang dikenal dengan nama bank.

Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist. Atau dengan kata lain, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

kinerja keuangan.

1

(15)

Peningkatan kinerja keuangan mempunyai dampak yang luar biasa kepada usaha menjaga kepercayaan nasabah agar tetap setia menggunakan jasanya.

Prinsip utama yang harus dikembangkan oleh bank syariah dalam meningkatkan kinerja keuangan adalah kemampuan bank syariah dalam melakukan pengelolaan dana. Penilaian kinerja keuangan bank syariah dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang diterbitkan. Salah satunya dengan menganalisis tingkat profitabilitas bank syariah yang bersangkutan, dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan rasio perbandingan antara total laba bersih dengan total aktiva produktif.

Saat ini para pengguna laporan keuangan (nasabah, karyawan, pemerintah, masyarakat, manajemen) dihadapkan satu kondisi dimana laporan keuangan bank syariah belum dapat melakukan analisis terhadap kinerja keuangan bank syariah secara tepat, mengingat laporan keuangan bank syariah sebagaimana termuat dalam PSAK Akuntansi Syariah hanya memuat elemen laporan keuangan sebagaimana elemen dalam laporan keuangan bank konvensional, ditambah dengan beberapa laporan seperti Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat.

Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil, laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan Akuntansi syariah sampai saat ini terus berkembang sampai ke arah pengkayaan teori. Dua arus utama pemikiran dalam akuntansi syariah telah sampai pada pemikiran diametris antara Syariah Enterprise Theory (SET) dan Entity Theory (ET). SET yang dibangun berdasarkan metafora amanah dan metafora zakat, lebih

(16)

menghendaki keseimbangan antara sifat egoistik dan altruistik dibanding dengan ET.

Sementara ET lebih mengedepankan sifat egoistiknya daripada sifat altruistic. Menurut akuntansi syariah idealis, digunakannya Syariah Enterprise Theory sebagai konsep dasar teoritis berdampak pada “kekhasan” pencatatan transaksidan akuntabilitas laporan. Pencatatan transaksi dan akuntabilitas laporan harus memiliki keseimbangan akuntabilitas finansial-sosial-lingkungan dan materi-batin-spiritual, memenuhi prinsip halal, thoyib, dan bebas riba, serta menggunakan beberapa laporan keuangan kuantitatif maupun kualitatif bersifat mandatory. SET memiliki cakupan akuntabilitas yang lebih luas dibandingkan dengan ET.

Akuntabilitas yang dimaksud adalah akuntabilitas kepada Tuhan, manusia, dan alam. Bentuk akuntabilitas semacam ini berfungsi sebagai tali pengikat agar akuntansi syariah selalu terhubung dengan nilai-nilai yang dapat membangkitkan kesadaran keTuhanan. Konsekuensi dari diterimanya SET sebagai dasar dari pengembangan teori akuntansi syariah adalah pengakuan income dalam bentuk nilai tambah (value-added), bukan income dalam pengertian laba (profit) ebagaimana yang diadopsi ET.

Dalam kaitannya dengan pemenuhan akuntanbilitas laporan keuangan bank syariah, Baydoun dan Willet seorang pakar akuntansi syariah merekomensikan laporan nilai tambah (Value Added Statement), sebagai tambahan dalam laporan keuangan bank syariah.

(17)

Adanya laporan nilai tambah telah mengganti mainstream tujuan akuntansi dari decision making bergeser kepada pertanggung jawaban social. Akuntansi pada dasarnya akan selalu berhubungan dengan distribusi aktiva produktif, hak residual atas aktiva pada saat likuidasi, dan hak ekuitas (kekayaan).

Kesemuanya ini merupakan tujuan penting yang hendak dicapai dalam penyajian value added statement atau laporan nilai tambah, yang dalam teori akuntansi konvensional sama dengan laporan laba rugi. Kaitannya dengan kinerja keuangan bank syariah, dengan belum dimasukkannya laporan nilai tambah sebagai laporan keuangan tambahan dalam laporan keuangan bank syariah, maka selama ini analisis kinerja keuangan bank syariahnya didasarkan pada neraca dan laporan laba rugi saja.

Hal ini menyebabkan hasil analisis belum menunjukkan hasil yang tepat, karena laporan laba rugi merupakan laporan yang lebih memperhatikan kepentingan directstakeholders (pemilik modal), berupa pencapaian profit yang maksimal, dengan mengesampingkan kepentingan dari pihak lain (karyawan, masyarakat, sosial dan pemerintah). Sehingga profit yang diperoleh distribusinya hanya sebatas kepada direct stakeholders (pemilik modal) saja.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk memilih judul “ Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Menggunakan Income Statement Approach dan Value Added Approach “ ( Studi kasus Bank Sulselbar Syariah cabang Makassar )

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis menarik suatu permasalahan pokok yaitu, “Bagaimana perbandingan kinerja keuangan dengan menggunakan Income Statemen Approach dan Value Added Approach tahun 2012 dan 2013 pada PT. Bank Sulselbar Syariah.”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Bank Sulselbar Syariah tahun 2012 dan 2013 dengan menggunakan Income statement approach dan value added approach.

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

a.Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai analisis kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan laba rugi dan nilai tambah.

b.Bagi Bank Syariah

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan tentang pentingnya menambahkan laporan nilai tambah dalam elemen laporan keuangan yang diterbitkan.

c.Bagi Masyarakat Umum

Dapat menambah khasanah keilmuan dan referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan syariah.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Menurut Kasmir dalam bukunya Pemasaran Bank (2004:8) memberikan pengertian bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpu dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Menurut Verryn Sruart, yang dikutip Hermansyah (2005:8) menyatakan bahwa “Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kredit, baik dengan alat-alat pembiayaannya sendiri atau uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukaran baru berupa uang giral.

Murti Sumuini (1997:54), dalam marketing perbankan, Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai tugas pokok menghimpun dana darimasyarakat dan memberikan kredit serta jasa dalam memperlancar arus pembayaran uang.

Thomas Suyanto(1997:35), mengemukakan bahwa Bank adalah suatu jenis kelembagaan yang melaksanakan berbagai berbagai jenis pengawasan terhadap

6

(20)

mata uang, bertindak sebagai penyeimbang benda-benda berharga yang membiayai usaha perusahaan dan lain-lain.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bank merupakan suatu badan atau lembaga keuangan yang aktivitasnya meliputi tiga kegiatan utama yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Sedangkan menurut undang-undang poko perbankan No. 10 Tahun 1998 bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

B. Jenis-jenis Bank

Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang nomor 7 1992 perbankan maka jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari :

a. Bank Umum

Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatanusahanya secara konvensional dan atau berdasarkan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)

Bank Pengkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

(21)

C. Fungsi dan Peranan Bank

Menurut Kaslan (1995:93) menyatakan bahwa bank adalah suatu lembaga yang berfungsi vital dalam kehidupan negara dan bangsa dengan tugas antara lain sebagia berikut :

1. Memberikan kredit atau pinjaman kepada orang atau badan usaha yang membutuhkan uang.

2. Menarik uang dari masyarakat, dimana masyarakat dapat menyimpan uang yang tidak atau belum dipergunakan dalam bentuk rekening Giro, deposito berjangka, tabanas dan lain-lain.

3. Memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Sedangkan peranan bank adalah sebagai perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Bagi masyarakat yang kelebihan dana dapat menyimpan uangnya dalam bentuk simpanan giro, tabungan, deposito atau bentuk simpanan lainnya.begitu pula dengan masyarakat yang kekurangan dana dapat meminjam uang dalam bentuk kredit.

D. Pengertian bank Syariah

Bank Syariah adalah bank yang dalam aktifitasnya, baik dalam menghimpun dana maupun dalam rangka menyalurkan dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.

E. Fungsi Bank Syariah

Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio (2001). Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Di dalam menjalankan operasinya, fungsi bank syariah terdiri:

(22)

1. Sebagai penerima amanah untuk melakukan investasi atas dana-dana yang dipercayakan oleh pemegang rekening investasi/deposan atas dasar prinsipbagi hasil sesuai dengan kebijakan investasi bank.

2. Sebagai pengelola investasi atas dana yang dimiliki oleh pemilik dana/shahibul maal sesuai dengan arahan investasi yang dikehendaki oleh pemilik dana (dalam hal ini bank bertindak sebagai manajer investasi).

3. Sebagai penyedia jasa lalu lintas pembayaran dan jasa-jasa lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

4. Sebagai pengelola fungsi sosial seperti pengelolaan dana zakat danpenerimaan serta penyaluran dana kebajikan (fungsi optimal).

F. Pengertian Laporan Keuangan

Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada periode tertentu akan melaporkan semua kegiatan keuangannya, dalam bentuk laporan keuangan. Jadi laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis ekonomi, untuk membuat proyek dan peramalan untuk masa depan. Laporan tahunan merupakan dokumen yang memberikan informasi kepada pemegang saham dan diaudit sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima. (Van Horne,2013:45)

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan harta, kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberikan suatu informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu.

(23)

G. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan atas perusahaan. Secara implisit Tujuan laporan keuangan adalah

a. Alat pertanggungjawaban

b. Untuk memprediksi harga saham, memprediksi arus kas.

c. Alat pengambilan keputusan di masa depan.

Dengan demikian, laporan keuangan bukan saja catatan historis melainkan memiliki efek untuk produksi kedepan, sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjalankan bisnis. Dan menurut True Blood Committee merumuskan tujuan laporan keuangan adalah memberi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.

H. Bentuk Dan Susunan Laporan Keuangan

Menurut Agnes Sawir (2005:02) mengemukakan bahwa laporan keuangan adalah merupakan media yang dapat digunakan untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba rugi,ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan.

Jenis-jenis laporan keuangan : 1. Neraca

Menurut Darsono dan Ashari (2005:18) Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu seperti yang tertera pada neraca di bawah ini :

(24)

a. Aktiva

1) Aktiva lancar 2) Aktiva Tetap 3) Aktiva Lain-lain b. Pasiva

1) Utang lancar/utang jangka pendek 2) Utang jangka panjang

3) Modal sendiri(ekuitas)

Neraca dapat disusun dalam beberapa bentuk yang berbeda, dimana urutan-urutan kelompok baik aktiva maupun pasiva juga berbeda-beda.

Bentuk neraca yang sering ditemui dalam praktik ada 2 macam, yaitu : a. Bentuk Rekening T.

Dimana aktiva dibagian kiri dengan urutan sebagai berikut : 1) Aktiva lancar

2) Investasi jangka panjang 3) Aktiva tetap berwujud 4) Aktiva tetap tidak berwujud 5) Aktiva lain-lain

Sedangkan pasiva disusun dibagian kanan dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu utang dan modal. Utang disusun dengan urutan-urutan sebagai berikut:

a) Utang lancar

- Utang dagang - Utang wesel

(25)

- Utang muka langganan/titipan - Utang biaya

- Utang lancar lain-lain b) Pendapatan diterima dimuka

- Utang jangka panjang - Utang lain-lain b. Bentuk laporan

Dimana aktiva, utang dan modal disusun dengan urutan kebawah (vertikal). Perincian terhadap masing-masing kelompok baik aktiva maupun pasiva maupun utang dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam neraca bentuk rekening T, sebagai berikut :

1) Aktiva

- Aktiva lancar

- Investasi jangka panjang - Aktiva tetap berwujud - Aktiva tetap tidak berwujud - Aktiva lain-lain

2) Utang

a) utang lancar - utang dagang - utang wesel

- Utang muka langganan/titipan - utang biaya

(26)

- utang lancar lain-lain b) pendapatan diterima dimuka c) utang jangka panjang

d) utang lain-lain 3) modal

Modal saham beredar - Agio / disagio saham - Modal penilaiyan kembali - Modal sumbangan

- Modal lain-lain - Laba tidak dibagi

- Belum ada tujuannya - Dicadangkan

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan- pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.

Susunal laba rugi terdiri dari : a. Pendapatan

b. Laba rugi usaha c. Beban pinjaman

d. Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diberlakukan menggunakan metode ekuitas

e. Beban pajak

(27)

f. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan g. Pos luar biasa

h. Hak minoritas

i. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan

Adapun bentuk laporan laba rugi dapat disusun menjadi 2 bentuk sebagai berikut :

a. Multiple step (Bertahap)

Bentuk bertahap adalah bentuk laporan laba rugi dimana bilakukan beberapa pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urutan-urutan teratur sehingga bisa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut :

1) Laba bruto, yaitu hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan.

2) Penghasilan usaha bersih, yaitu laba bruto dikurangi biaya-biaya usaha.

3) Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu penghasilan usaha bersih ditambah dan dikurangi dengan pendapatan-pendapatan dan biaya- biaya diluar usaha.

4) Penghasilan bersih etelah pajak, yaitu penghasilan bersih sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan.

5) Penghasilan bersih dan elemen-elemenluar biasa, yaitu penghasilan bersih sesudah pajak ditambah atau dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak biasa (sesudah diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar biasa).

(28)

b. Single step

Dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan diluar usaha, tetapi hanya dipisahkan antara:

1) Pendapatan biaya dan laba-laba 2) Biaya-biaya dan kerugian-kerugian 3. Laporan perubahan modal/ekuitas.

Laporan perubahan modal adalah salah satu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang penyebab bertambah dan berkurangnya modal selama periode tertentu. Laporan perubahan modal pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

a. Adanya investasi awal dari pemilik b. Adanya infestasi baru

c. Adanya laba atau rugi

d. Dan adanya prive atau penarikan oleh pemilik.

Elemen atau unsur-unsur yang termasuk didalam laporan perubahan modal terdiri dari :

a. Investasi mula-mula atau modal awal

b. Laba rugi selama periode yang bersangkutan c. Prive atau penarikan oleh pemilik

d. Modal akhir 4. Laporan Arus Kas

(29)

Laporan arus kas adalah laporan pelengkap atau tambahan bagi laporan keuangan utama perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal. Laporan ini memberikan informasi tentang arus kas yang keluar akibat adanya transaksi yang terjadi di perusahaan selama periode tertentu. Untuk penyusunan laporan arus kas, perusahaan dapat menggunakan metode langsung dan tidak langsung untuk menyusun laporan arus kas. Metode penyajian langsung adalah metode penyajian yang menampakkan kelompok dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto. Sedangkan metode tidak langsung, metode yang laporan aliran kas disusun dalam tiga kelompok yaitu arus kas dari kegiatan operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan.

Dengan demikian, metode langsung untuk menyusun laporan aliran kas dapat menyajkan informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan metode tidak langsung.

I. Pihak-Pihak Yang Membutuhkan Analisis Laporan Keuangan

Pihak yang membutuhkan informasi dari analisis laporan keuangan menurut Wild (2005:11) adalad sebagai berikut:

a. Manajer

Untuk menjamin kesejahteraan mereka sendiri dan potensi pendapatan mereka dimasa depan, manajer berkepentingan atas kondisi keuangan, profitabilitas, dan prospek perusahaan.

b. Audit eksternal

(30)

Hasil sebuah audit adalah opini atas kewajaran laporan keuangan klien atas terselesaikannyaaudit, analisis laporan keuangan dapat menjadi alat pengecekan akhir atas kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

c. Direktur

Sebagai pemegang saham terpilih, direktur bertanggung jawab melindungi kepentingan pemegang saham dengan mengawasi secara hati-hati aktivitas perusahaan.

d. Regulatir(pembuat peraturan)

Internal revenue service (IRS) menerapkan alat analisis laporan keuangan untuk mengaudit laporan pajak dan memeriksa kewajaran jumlah yang dilaporkan. Badan pengatur lainnya menggunakan teknik analisis dalam peran mereka sebagai pengarah dan penentu.

e. Serikat kerja

Teknik analisis laporan keuangan berguna bagi serikat pekerja dalam negosiasi tawar menawar kolektif.

f. Pelanggan

Teknik analisis digunakan untuk menentukan profitabilitas pemasok bersamaan dengan estimasi keuntungan pemasok dari transaksi yang saling menguntungkan.

(31)

J. Konsep Operasional Bank Syariah

Secara garis besar, hubungan ekonomi berdasarkan syariah Islam ditentukan oleh hubungan akad yang terdiri dari lima konsep dasar akad.

Bersumber dari kelima konsep dasar inilah dapat ditemukan produk-produk bank syariah. Kelima

konsep tersebut yaitu.

1. Prinsip simpanan murni (al-wadiah)

Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh Bank Islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk al-wadiah. Fasilitas al-wadiah biasa diberikan untuk tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan seperti halnya tabungan dan deposito. Dalam dunia perbankan konvensional al-wadiah identik dengan giro.

a. Bagi hasil (syirkah)

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana.

Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah. Lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan.

b. Prinsip jual beli (at-tijarah)

(32)

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin).

c. Prinsip sewa (al-ijarah)

Prinsip ini secara garis besar terbagi atas dua jenis, pertama ijarah, sewa murni,seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk lainnya (operating lease). Dalam teknis perbankan, bank dapat membeli dahulu equipment yang dibutuhkan nasabah kemudian menyewakan dalam waktu dan hanya yang telah disepakati kepada nasabah. Kedua, bai al takjiri atau ijarahal muntahiyah bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa (financial lease).

2. Pinsip fee/jasa (al-ajr walumullah)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank.

Bentuk-bentuk yang berdasarkan prinsip ini antara lain bank garansi, kliring, inkaso, jasa transfer, dan lain-lain. Secara syariah prinsip ini didasarkan pada konsep al ajr wal umulah.

K. Manajemen Dana Bank Syariah

Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktivitas financing, dengan harapan

(33)

bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas dan solvabilitasnya. Sebagaimana halnya dengan

bank konvensional, bank syariah juga mempunyai peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank kelebihan dana-dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak.

Berbeda dengan bank konvensional, hubungan antara bank syariah dengan nasabahnya bukan hubungan antara debitur dan kreditur, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana (shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib).

Indikator Kinerja dan Kesehatan Bank Syariah adalah sebagai berikut :

1. Struktur Modal Rasio Modal Total terhadap Dana/Simpanan Pihak Ketiga 2. Likuiditas Rasio Dana Lancar terhadap Dana/Simpanan Pihak Ketiga

RasioTotal Pembiayaan terhadap DPK.

3. Efisiensi Rasio Total Pembiayaan terhadap Pendapatan Operasional Rasio Nilai Inventaris terhadap Total Modal.

Rentabilitas rasio laba bersih terhadap total asset ( harta ) rasio laba bersih terhadap total modal 5 aktiva produksi rasio total pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang diberikan.

Pokok-pokok permasalahan manajemen dana bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya adalah :

(34)

1. Bagaiman memperoleh dana dan dalam bentuk apa dengan biaya yang relatif murah.

2. Berapa jumlah yang dapat di tanamkan dan dalam bentuk apa untuk memperoleh pendapatan yang optimal.

3. Berapa besarnya deviden yang di bayarkan yang dapat memuaskan pemilik/pendiri dan laba ditahan yang memadai untuk pertumbuhan bank syariah.

Dari permasalahan di atas maka manajemen dana bank mempunyairi tujuan sebagai berikut :

a. Memperoleh profit yang optimal.

b. Menyediakan aktiva cair dan kas yang memadai.

c. Menyimpan cadangan.

d. Mengelola kegiatan-kegiatan lembaga ekonomi dengan kebijakan yang pantas bagi seseorang yang bertindak sebagai pemerintah dana- dana orang lain.

e. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan.

Bank syariah dirancang untuk melakukan fungsi pelayanan sebagai lembaga keuangan bagi para nasabah dan masyarakat. Untuk itu bank syariah harus mengelola dana yang dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Kekayaan bank syariah dalam bentuk:

a. Kekayaan yang menghasilkan (Aktiva Produktif) yaitu pembiayaan untuk debitur serta penempatan dana di bank atau investasi lain yang

menghasilkan pendapatan.

(35)

b. Kekayaan yang tidak menghasilkan yaitu kas dan inventaris (harta tetap).

2. Modal bank syariah, berasal dari:

a. Modal sendiri yaitu simpanan pendiri (modal), cadangan dan hibah, infak/shadaqah.

b. Simpanan/hutang dari pihak lain.

3. Pendapatan usaha keuangan bank syariah berupa bagi hasil atau mark up dari pembiayaan yang diberikan dan biaya administrasi serta jasa tabungan bank syariah di bank.

4. Biaya yang harus dipikul oleh bank syariah yaitu biaya operasi, biaya gaji, manajemen, kantor dan bagi hasil simpanan nasabah tabungan.

Untuk mengatasi hal tersebut pihak banj syariah dapat melakukan kegiatan manajemen sebagai berikut :

1. Rencana Keuangan (Budgeting) 2. Batasan dan pengukuran atas:

Struktur modal, mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang atau mengukur tingkat proteksi kreditor jangka panjang.

a. Pemeliharan likuiditas, mengukur kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

b. Pengawasan efisiensi, mengukur efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.

(36)

c. Rentabilitas, menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.

d. Aktiva produktif, mengukur efisiensi dan efektivitas pemanfaatan setiap aktiva produktif yang dimiliki bank. Seberapa jauh bank syariah dapat menjalankan aktivitas manajerial secara efisien. Tingkat efisiensi manajerial bank sangat ditentukan oleh seberapa besar tingkat keuntungan bersih bank. Dari tingkat keuntungan bersih dibandingkan dengan kondisi aset dan ekuitas dapat dijadikan ukuran efisiensi manajerial bank.

Rasio yang biasanya dipakai untuk mengukur kinerja bank yaitu:

1. Return on Assets (ROA)

ROA adalah perbandingan antara pendapatan bersih (net income) dengan rata-rata aktiva (average assets). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.

2. Return on Equity (ROE)

ROE adalah perbandingan antara pendapatan bersih (net income) dengan rata-rata modal (average equity) atau investasi para pemilik bank. Dari pandangan para pemilik, ROE adalah ukuran yang lebih penting karena merefleksikan kepentingan kepemilikan mereka.

Rasio ini banyak diminati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta para investor di

(37)

pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan (jika bank tersebut telah go public). Dengan demikian rasio ROE merupakan indikator penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan.

3. Net Profit Margin (NPM)

NPM adalah gambaran efisiensi suatu bank dalam menghasilkan laba. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut operating incomenya. Semakin tinggi rasio Net Profit Margin suatu bank, hal itu menunjukkan hasil yang semakin baik. Sebaliknya jika hasil rasio Net Profit Margin semakin rendah, maka menunjukkan hasil yang semakin buruk.

L. Laporan Nilai Tambah Syariah

Sebagai konsekuensi menerima SET, maka akuntansi syariah tidak lagi menggunakan konsep income dalam pengertian laba, tetapi menggunakan nilai tambah. Dalam pengertian yang sederhana dan konvensional, nilai tambah adalah selisih lebih dari harga jual keluaran yang terjual dengan costs masukan yang terdiri dari bahan baku dan jasa yang dibutuhkan (Baydoun & Willett, 1994;

Collins, 1994; Wurgler, 2000, dalam Triyuwono, 2007). Value Added Statement (VAR) atau Laporan Nilai Tambah berkaitan juga dengan Human Resources Accounting dan Employee Reporting terutama dalam hal informasi yang disajikan.

Value Added Statement ini sebenarnya menutupi kekurangan informasi yang

(38)

disajikan dalam laporan keuangan utama, Neraca, Laba Rugi, dan Arus Kas.

Karena semua laporan ini gagal memberikan informasi:

1. Total produktivitas dari perusahaan.

2. Anggota tim yang ikut dalam proses manajemen, yaitu: pemegang saham, kreditur, pegawai, masyarakat dan pemerintah.

VAR berusaha untuk mengisi kekurangan ini ditambah dengan memberikan informasi tentang kompensasi yang diberikan kepada pegawai dan mereka yang berkepentingan (stakeholders) lainnya terhadap informasi perusahaan. Kalau laporan keuangan konvensional menekankan informasinya pada laba maka VAR menekankan pada upaya mengenerate kekayaan. Karena laba pemegang saham (kapitalis) biasanya hanya menggambarkan hak atau kepentingan pemegang saham saja bukan seluruh tim yang ikut terlibat dalam kegiatan perusahaan. Value added adalah kenaikan nilai kekayaan yang degenerate atau dihasilkan dengan penggunaan yang produktif dari seluruh sumber-sumber kekayaan perusahaan oleh seluruh tim yang ada termasuk pemilik modal, karyawan, kreditor, dan pemerintah. Value added tidak sama dengan laba.

Laba menunjukkan pendapatan bagi pemilik saham sedangkan nilai tambahmengukur kenaikan kekayaan bagi seluruh stakeholders. Kesadaran akan pentingnya VAR ini sejalan dengan peralihan penekanan tujuan manajemen dari pertama-tama memaksimalkan profit kepada pemilik modal, ke memaksimalkan nilai tambah kepada stakeholders.

Masyarakat yang semakin menyadari pentingnya keadilan sosial juga merupakan salah satu penyebab munculnya VAR ini karena dianggap lebih adil

(39)

dan lebih demokratis. Sehingga hubungan antara masing-masing pihak yang bekerjasama dalam satu tim lebih harmonis karena masing-masing nilai tambah yang diberikannya diukur. Indikator atau informasi ini tentu akan bisa digunakan untuk melakukan pembagian hasil. Dalam konsep ekonomi Islam tampaknya konsep VAR ini lebih sesuai konsep bisnis dalam Islam didasarkan pada kerjasama (musyarakah dan mudharabah) yang adil, transparan dan saling menguntungkan bukan salah satu mengeksploitasi yang lain. VAR ini merupakan alternatif pengganti laporan laba rugi dalam akuntansi konvensional. Dimana Baydoun dan Willet menjelaskan bahwa VAR merupakan laporan keuangan yang lebih menerapkan prinsip full disclosure dan didorong dengan kesadaran moral dan etika.

Karena prinsip fuul disclosure paling tidak mencerminkan kepekaan manajemen terhadap proses aktivitas bisnis terhadap pihak-pihak yang terlibat didalamnya, sehingga kepekaan itu diwujudkan dalam informasi akuntansi melalui distribusi pendapatan yang lebih adil. Artinya bahwa dengan VAR perusahaan telah merubah mainstream tujuan akuntansinya dari decision making yang kabur bergeser ke pertanggungjawaban sosial. Konsep VAR merupakan salah satu bukti pelaporan yang menggambarkan nilai-nilai Islam. Pergeseran tujuan akuntansi dari adanya VAR harus dimanfaatkan oleh umat Islam yang telah memiliki seperangkat panduan kehidupan yang universal, termasuk didalamnya praktik bisnis dan dasar serta prinsip akuntansi.

Dengan perkembangan VAR keselarasan dengan prinsip syariah yaitu keadilan, kejujuran, full disclosure dan pertanggungjawaban dapat terwujud. Akan

(40)

lebih lengkap jika VAR ini dikonstruksi sebagai wujud dari kesatuan tujuan perusahaan yang tidak hanya pada sosial, tetapi juga pertanggungjawaban kepada Pencipta. Artinya tujuan laporan keuangan tersebut menjadi media pertanggungjawaban manajemen secara vertikal dan horisontal. Dengan penetapan tujuan ini maka diharapkan tidak ada bias antara tujuan dan praktek akuntansi dengan tujuan hidup kita sebagai hamba Allah. Pertangggung jawaban akuntansi secara vertikal dengan menggunakan VAR dapat dilaksanakan dalam bentuk penerapan keadilan antara pihak-pihak yang terlibat dan bekerjasama.

Sedangkan horisontalnya mendistribusikan nilai tambah secara adil kepada pihak yang terlibat dalam menciptakan niali tambah tersebut. Sehingga dengan bentuk laporan pertanggung jawaban tersebut, dapat menampilkan nilai yang sesungguhnya atau ketepatan dan keakuratan nilai dari perusahaan serta kerjasama didalamnya.

Beberapa kegunaan dari VAR ini yaitu (Harahap, 2006):

1. Konsep ini dinilai objektif sehingga dianggap sebagai informasi yang absah sebagai dasar menghitung penghargaan dalam nilai uang.

2. Pertambahan nilai kotor merupakan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui angka reinvestasi (laba ditahan dan penyusutan).

3. Laporan ini dianggap dapat menjembatani kepentingan akuntansi dan ekonomi dengan mengungkapkan jumlah kekayaan dalam pengukuran pendapatan nasional.

4. Pertambahan nilai bersih bisa menjadi dasar distribusi kekayaan bukan pertambahan nilai kotor saja.

(41)

5. Pertambahan nilai bersih sangat cocok menjadi dasar perhitungan bonus produktivitas tenaga kerja dengan memberikan penyisihan pada perubahan modal.

6. Dengan mengurangkan biaya penyusutan akan menghindari double counting yang bisa terjadi jika ada pertukaran aktiva antara dua perusahaan.

7. Pertambahan nilai bersih sangat menguntungkan bagi konsep laba untuk semua.

Ini akan mendorong spirit team atau sense of belonging dalam perusahaan.

Masing-masing pihak mengetahui kontribusinya dalam proses peningkatan kekayaan perusahaan.

8. Mestinya nemunerasi karyawan tidak hanya berasal dari gaji tetapi juga kenaikan kekayaan, ini konsep baru dalam dunia bisnis modern. Informasi untuk kepentingan ini disupplay oleh VAR.

9. Dapat menjadi media peramalan yang baik bagi peristiwa ekonomi yang dapat mempengaruhi kesehatan perusahaan.

10. Sangat cocok untuk ekonom dalam perhitungan pendapatan nasional.

Namun disamping keunggulannya ada juga beberapa keterbatasan VAR yaitu (Harahap, 2006:

1. Tidak semua pihak yang terlibat dalam menghasilkan pertambahan nilai itu merasa senang bekerjasama dengan yang lain. Tidak jarang justru ada konflik, sehingga laporan ini justru bisa menimbulkan atau mempertajam konflik.

2. Ada kemungkinan dengan adanya VAR ini manajemen salah tanggap seolah ingin memaksimasi pertambahan nilai. Padahal sikap ini bisa menimbulkan inefisiensi.

(42)

3. Kesalahan penafsiran terhadap pertambahan nilai dapat menimbulkan kepalsuan pendapat seperti:

a. Kenaikan pertambahan nilai dianggap kenaikan laba.

b. Kenaikan pertambahan nilai per unit dianggap otomatis bermanfaat bagi pemegang saham.

c. Seolah dianggap bisa mengidentifikasi distribusi yang adil atas perubahan pertambahan nilai.

d. Pertambahan nilai yang tinggi untuk tenaga kerja per unit dianggap merupakan prestasi ekonomi yang baik.

e. Share tenaga kerja yang besar atas pertambahan nilai tidak berhak mendapatkan gaji yang tinggi.

Isi Laporan Nilai Tambah yang direkomendasikan oleh Baydoun dan Willet dengan Value Added Statement yang dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai laporan keuangan Islam, adalah sebagai berikut (Nurhayati dan Wasilah, 2008).

(43)

Format Laporan Nilai Tambah

Sumber :

Laba Bersih XXX Pendapatan Lain XXX Revaluasi XXX Jumlah XXX Distribusi :

ZIS XXX Pemerintah (paja) XXX Karyawan (gaji) XXX Pemilik (deviden) XXX Sub Total Diastribusi XXX Dana Yang Diinvestasikan Sendiri XXX (Laba di Tahan Cadangan)

Total Nilai Tambah XXX

M. Kerangka Pikir

Pakar akuntansi syariah merekomendasikan adanya penambahan Laporan Nilai Tambah dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh lembaga ekonomi Islami termasuk dalam hal ini adalah bank syariah. Oleh sebab itu upaya untuk mengetahui kinerja keuangan lembaga ekonomi syariah termasuk dalam hal ini adalah bank tidak cukup Sulselbar Syariah hanya didasarkan pada Laporan Laba

(44)

rugi saja tetapi juga perlu didasarkan pada Laporan Nilai Tambah, agar diketahui secara riil kinerja keuangan yang telah dihasilkan

Gambar 1. 1 Skema kerangka pikir

N. Hipotesis

Terdapat perbedaan kinerja keuangan jika dibandingkan dengan menggunakan Income Statement Approach dan Value Added Approach tahun 2012 dan 2013 pada PT. Bank Sulselbar Syariah.

Bank Sulselbar Syariah

Pebandingan kinerja keuangan tahun 2012 dan 2013 menggunakan ROA,ROE dan NPM.

 Income statement approach

 Value added approach

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Adapun yang menjadi sasaran tempat penelitian penulis adalah PT. Bank Sulselbar Syariah Cab Makassar. Sedangkan waktu untuk penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penulisan ini, maka dapat digunakan suatu teknik sebagia berikut :

1. Observasi, adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap kenyataan yang ada pada perusahaan yang bersangkutan.

2. Wawancara, adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan wawancara secara langsung kepada pimpinan PT. Bank Sulselbar Syariah.

3. Dokumen, adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen tertulis yang ada diperusahaan sesuai dengan masalah yang diteliti.

C. Jenis Dan Sumber Data 1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data Kualitatif, adalah data yang diperoleh berupa keterangan atau informasi secara tertulis,yang diberikan oleh PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

32

(46)

b. Data Kuantitatif, adalah berupa angka-angkadan dapat dihitung, seperti jumlah nasabah.

2. Sumber Data

Adapunsumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan mengadakan pengamatan serta wawancara langsung dengan pimpinan dan para kariawan yang ada relevensinya dengan objek penulisan, serta diperoleh dari responden dengan cara pengisian kuesioner yang disediakan.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperolehdengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen serta literatur-literatur yang erat hubungannya dengan penulisan ini.

D. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Sulselbar Syariah yang disusun dalam bentuk tahunan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan kualitas aktiva produktif, dan catatan atas laporan keuangan. Sementara sampel yang digunakan adalah laporan keuangan selama PT. Bank Sulselbar Syariah Cab Makassar tahun 2012 dan 2013.

(47)

E. Metode Analisis Data

metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Yakni membandingkan kinerja tahun 2013 dan 2014 yang terdiri dari ROA, ROE, NPM dengan menggunakan Income Statement Approach Dan Value Added Approach.

F. Pengertian Deskriptif Komparatif

Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.

komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta- fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.

Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda..

G. Tujuan Penelitian Komparatif

a. Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta- fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.

b. Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir tentu.

c. Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.

(48)

d. Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

H. Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Kinerja keuangan bank syariah dengan pendekatan laba rugi adalah gambaran mengenai prestasi atau kemampuan kinerja bank syariah dalam menghasilkan keuntungan atau laba. Sedangkan kinerja keuangan bank syariah dengan pendekatan nilai tambah adalah gambaran mengenai prestasi atau kemampuan kinerja bank syariah dalam menghasilkan nilai tambah.

a. Rasio ROA, adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan. Laba bersih adalah laba (atau rugi) yang diperoleh bank setelah dikurangi dengan pajak. Nilai tambah adalah kenaikan nilai kekayaan yang degenerate atau dihasilkan dengan penggunaan yang produktif dari seluruh sumber-sumber kekayaan perusahaan oleh seluruh tim yang ada termasuk pemilik modal, karyawan, kreditur, dan pemerintah. Total aktiva adalah total aktiva yang dimiliki oleh bank baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.

Rumus yang digunakan adalah:

ROA =

( )

ROA =

( )

(49)

Laba bersih adalah laba (atau rugi) yang diperoleh bank setelah dikurangi dengan pajak. Nilai tambah adalah kenaikan nilai kekayaan yang degenerate atau dihasilkan dengan penggunaan yang produktif dari seluruh sumber-sumber kekayaan perusahaan oleh seluruh tim yang ada termasuk pemilik modal, karyawan, kreditur, dan pemerintah. Total aktiva adalah total aktiva yang dimiliki oleh bank baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.

b. Rasio ROE, adalah perbandingan antara pendapatan bersih dengan rata-rata modal atau investasi para pemilik bank. Total modal adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua kewajiban dan dana syirkah temporer.

Rumus yang digunakan : ROE =

( )

ROE =

( )

c. Rasio NPM, adalah gambaran efisiensi suatu bank dalam menghasilkan laba. Pendapatan adalah total penghasilan yang didapat oleh bank. ditinjau dari sudut operating incomenya. Semakin tinggi rasio Net Profit Margin suatu bank, hal itu menunjukkan hasil yang semakin baik. Sebaliknya jika hasil rasio Net Profit Margin semakin rendah, maka menunjukkan hasil yang semakin buruk.

Rumus yang digunakan : NPM =

( Income Statement Approach )

NPM =

( )

(50)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Bank Sulselbar Syariah

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di Makassar pada tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 67 tanggal 13 Juli 1961 nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.

Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No.

002 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000. Dengan pemisahan antara Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Propinsi Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.

Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan penetapan modal dasar menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD).

Selanjutnya dalam rangka perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi

37

(51)

Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 tahun 2003 tentang Perubahan Status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi. Selatan dari PD menjadi PT dengan Modal Dasar Rp. 650 milyar. Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541.HT.01.01 tanggal 29 Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat Bank Sulsel, dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 13 tanggal 15 Februari 2005, Tambahan No. 1655/2005.

B. Visi Dan Misi Bank Sulselbar Syariah a. V I S I

Menjadi Bank yang terbaik di Kawasan Indonesia Timur dengan dukungan manajemen dan sumber daya manusia yang profesional serta memberikan nilai tambah kepada Pemda dan masyarakat

b. M I S I

1. Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi daerah

2. Pemegang Kas Daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah 3. Salah satu sumber pendapatan asli daerah

(52)

C. Struktur Organisasi

Gambar.2.3

Stuktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Syariah

Sumber : PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar RUPS

DPS

PIMPINAN CABANG

OPERATOR

ADP

RUTANG

KLIRING

AMO

UPN

AO AKULAP

TELLER

(53)

D. Job Description Pegawai PT. Bank Sulselbar Cabang Makassar 1. Faisal Riza Basamalah Jabatan Pemimpin Cabang

2. Mengawasi jalannya operasi cabang secara keseluruhan yang meliputi fungsi-fungsipemasaran (dana & kredit) dan fungsi- fumgsi operational cabang

3. Memprioritaskan aktivitas pencarian funding dari nasabah baru berturut- turut berupya produk giro, tabungan & deposito sekaligus memelihara nasabah funding yang ada baik dana pemda maupun dana retail

4. Memastikan unit kerja mencari secara aktif dan memproses kredit produktif dan sektor riil apapun hingga memantau kredit tersebut agar berkualitas baik sapai pada tahap pelunasan juga penerapan prinsip prundent dan 4 eyes principle bagi kredit produktif yang berkualitas sehingga cabang berperan secara signifikan menggerakan sektor riil didaerah setempat

5. Memastikan penyelasaian dari exstra comptable dapat di collect secara maksimal sehingga berkonstribusi bagi pencapaian target laba cabang

6. Memastikan kepauhan dan kebijaksaan SOP pada bidang kerjanya a. Zuhrah Abd Rasyid Jabatan Pemimpin Seksi Umum Dan Personalia

a. memonitoring pegawai b. membuat daftar gaji

c. Membuat daftar uang makan

(54)

d. Membuat surat-surat keluar

e. Mengagenda/mendistribusi surat masuk f. Menjaga barang investasi kantor

g. Membuat daftar ATI dan penyusutannya

b. Rinaldi Anzhari Jabatan Pemimpin Seksi Akuntansi & Pelaporan a. Memonitoring mutasi pada neraca & laba rugi

b. Melakukan review transaksi teller

c. Berkoordinasi dengan teller & SA langsung

d. Melakukan konsolidasi RAK ataupun giro antar bank dengan grup UUS e. Melakukan koordinasi dengan kasie umum pemasaran perihal putusan

pembiayaan

f. Menjaga stabilitas cabang

c. Samuria Firmansyah Jabatan Pemimpin Seksi Pemasaran a. Memonitoring angsuran nasabah

b. Bertanggung jawab memantau dan melaporkan pelaksanaan pembiayaan c. Bertanggung jawab daam memastikan perikatan hukum (akad,HT dan

FEO) secara sempurna & memastikan kasempurnaan penutupan angsuran terhadap debitur

d. Sosialisasi nasabah funding e. Sosialisasi nasabah lending

f. Menitoring target agar tepat waktu

d. Suardi, Arfan, Zain Batola Seksi Umum jabatan security a. Menjaga keamanan kantor dan lingkungan sekitar

(55)

b. Mengontrol pegawai dan absensinya c. Mengontrol lalu lintas tamu

d. Menjaga barang investasi kantor e. Manjaga barang/ kendaraan pegawai f. Membersihkan kantor dan halaman kantor g. Membantu pegawai

e. Candra Nilawati Pertiwi Seksi Umum Jabatan Staf Umum a. Melakukan administrasi pajak

b. Membuat daftar uamg makan, lembur dan gaji c. Membuat kasbon biaya

d. Membuat laporan ATI e. Merekap absensi pegawai

f. Ayu Kartini Dan Sheyla Safitri N Seksi Akuntansi & Pelaporan Jabatan Adm Keuangan

a. Melakukan transaks non tunai

b. Bertanggung jawab atas jaringan VBS & pemeliharaan komputer termasuk UD date anti virus

c. Bertanggung jawab atas pembuatan dan pengiriman LBUS dan laporan keuangan mingguan

d. Berkoordinasi langsung dengan teller dan teller OC

g. Reski Gemala Rabiah Seksi Pemasaran Jabatan Petugas Gadai

a. Memberikan penjelasan dan wawancara tentang produk gadai emas kepada nasabah

(56)

b. Menerima dan meriksa kelengkapan dokumen nasabah c. Menerima dan menafsir jaminan emas

d. Menyerahkan semua kantong jaminan dan laporan transaksi harian gadai emas kepada pemimpin seksi pemasaran/ pemimpin cabang

e. Mencetak laporan transaksi harian pinjaman dengan gadai emas pada menu VBS

f. Memproses pelunasan/ perpanjangan pinjaman gadai pada saat jatuh tempo

g. Melakukan pemeriksaan transaksi harian bersama pemimpin seksi pemasaran atau pemimpin cabang

h. Affandy Darwis & Ervin Asokawaty Seksi Pemasaran Jabatan Junior Analisis

a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pembiayaan dan target- target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang

b. Menerima berkas permohonan pembiayaan

c. Melakukan sosialitas terhadap permohonan yang masuk

d. Membuat usulan pembiayaan yang dinilai layak untuk diberikan fasilitas pembiayaan

e. Membina & mengawasi seluruh account pembiayaan yang telah disalurkan

f. Menyampaikan laporan bulanan cabang kekantor pusat ataupun ke Bank indonesia

g. Membantu kasie pemasaran dalam pencapaian target funding

(57)

i. Irfan Hidayat, Muh Rifqi Erdiansyah & Aditya Pradipta Seksi Pemasaran Jabatan Asst Administrasi

a. Mendokumentasikan file pembiayaan termasuk akad pembiayaan dan assesorisnya

b. Melakukan BI checking pembiayaan

c. Menyampaikan laporan bulana cabang kekantor pusat ataupun ke bank indonesia

d. Membantu dalam membuat laporan penilaian agunan

e. Memastikan akad pembiayaan dan assesorisnya telah sesuai dengan yang sebenarnya

f. Berkoordinasi dengan rekanan Bank dalam pengikatan pembiayaan baik pra maupun setelah pencairan

j. Sutrisno Dan Muh Rusyidi Tasrif Seksi Pemasaran Jabatan Staf Pemasaran a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target funding

b. Melakukan asosialisasi produk-produk funding

c. Penanggung jawab program khusus penghimpunan dana d. Membuat laporan pive line funding

e. Memantenance nasabah funding

k. Gita Wahyuni Seksi Umum Jabatan Office Girl a. Membersihkan kantor lantai 2

- Menyapu dan mengepel semua ruangan - Melap prabot kantor dan kaca jendela - Menjaga dan membersihkan kamar mandi

(58)

b. Mengontrol persediaan alat kantor c. Melayani keperluan pegawai

d. Menyiapkan makanan/ minuman untuk pegawai l. Supardi Seksi Umum Jabatan Office Boy

a. Membersihkan kantor lantai 1

- Menyapu dan mengepel semua ruangan - Melap prabot kantor dan kaca jendela - Menjaga dan membersihkan kamar mandi b. Menyapu halaman kantor

c. Menggontrol persediaan alat kantor

d. Menjaga kebersihan dapur & alat- alat dapur

m. Mustamir Kifli Dan Rahmat Seksi Umum Jabatan Driver a. Mengantar pimpinan cabang

b. Mengantar pegawai untuk keperluan kantor c. Bertanggung jawab atas kendaraan DD 1363 M

n. A Tenriaba Ambarala & Veby Erida Iriyani Seksi Akuntansi Dan Laporan Jabatan Teller

a. Melakukan transaksi dan non tunai b. Membuat laporan kas

c. Memonitoring posisi saldo kas d. Melayani nasabah buku rekening

e. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target- target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang

(59)

o. A Kurniati Seksi Akuntansi & Pelaporan Jabatan Koor. Kantor Kas a. Penanggung jawab kantor kas menara UMI

b. Penanggung jawab ATM kantor kas c. Penanggung jawab user 511001

d. Memonitoring mutasi pada neraca & labarugi e. Melakukan review transaksi teller

p. Agus Fitrawan Seksi Akuntansi Dan Pelaporan Jabatan Kliring Dan Penanggung Jawab ATM

a. Bertanggung jawab atas transaksi kliring debet dan kredit b. Membuat jurnal transaksi kliring dan RTGS

c. Bertanggung jawab atas pengisian ATM

d. Bertanggung jawab atas penyelesaian selisih ATM

q. Isma Nurlaeli Pananrangi Dan Munir Seksi Akuntansi Dan Pelaporan Jabatan Customer Service

a. Bertanggung jawab atas pelayanan kepada seluruh nasabah secara prima b. Menjelaskan berbagai produk simpanan/ pembiayaan kepada nasabah

secara efisien dan efektif & tetap menjaga kerahasiaan Bank c. Memonitoring pembukaan rekening simpanan secara reguler

d. Melakukan koordinasi dengan kasie keuangan dan teller perihal aktivitas rekening simpanan

e. Menjaga keharmonisan kerja dengan seluruh bagian

(60)

f. Mengupdate pengetahuan mengenai produk perbankan syariah menguasai materi KYC pada saat melakukan aktivasi pembukaan rekening simpanan

g. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target- terget operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang

h. Memonitoring penggunaan materai

(61)

BAB V

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Analisis rasio keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan perhitungan yang dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan. Teknik dengan menggunakan rasio ini merupakan cara yang saat ini masih paling efektif dalam mengukur tingkat kinerja serta prestasi keuangan perusahaan.

Rasio adalah menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tetentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis bahwa rasio yang dapat menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan rasio dibandingkan dengan angka rasio perbandingan yang digunakan sebagai rasio standar keuangan.

Rasio keuangan adalah perbandingan antara pos satu dengan pos yang lain.

Pos yang dibandingkan bisa berasal dari laporan yang sama, misalnya laba terhadap penjualan.

2. kinerja keuangan

Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan tertentu yang menunjukan apa yang ingin dilakukan dalam memenuhi kepentingan dari anggotanya. Untuk menilai apakah tujuan yang telah ditetapkan tidak mudah dilakukan karena menyangkut beberapa aspek manajemen yang harus dipertimbangkan.

48

(62)

Sebelum memahami pengukuran kinerja terlebih dahulu kita harus memahami apa yang dimaksud kinerja itu sendiri. Kinerja merupakan hasil nyata yang dicapai kadang-kadang dipergunakan untuk menunjukan dicapainya hasil yang positif (Wijaya, 1995:63). Untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja suatu perusahaan harus menggunakan tolak ukur. Tolak ukur yang sering digunakan adalah rasio yang berhubungan dengan data keuangan suatu dengan lainnya sehingga perlu diberikan interpretasi agar lebih memahami kondisi keuangan dan kondisi perusahaan.

Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis Vertikal adalah suatu pos dalam laporan keuangan dibandingkan dengan pos lain dalam tahun yang sama dari perusahaan yang sama.

Akuntansi memberikan informasi untuk mengetahui kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan melalui laporan keuangan yang telah disajikan dalam tiap-tiap periode. Dari laporan keuangan berbagai transaksi yang telah dilakukan telah diklasifikasikan dan dianalisis sehingga dapat menjadi suatu informasi untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

(63)

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Bank Sulselbar Syariah cabang Makassar. Data yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi tahun 2012 dan 2013.

1. A. ROA Tahun 2012 ROA

=

( Income Statement Approach )

ROA

=

= 0,0324 x 100%

= 3,24%

ROA

=

( )

ROA

=

= 0,0179 x 100%

= 1,79%

B. ROA Tahun 2013 ROA =

( )

ROA = = 0,0390 x 100%

= 3,9%

ROA =

( )

ROA =

(64)

= 0,0152 x 100%

= 1,25%

2. A. ROE Tahun 2012 ROE =

( )

ROE =

= 0,1957 x 100%

= 19,57%

ROE =

( )

ROE =

= 0,1078 x 100%

= 10,78%

B. ROE Tahun 2013 ROE =

( )

ROE =

= 0,2489 x 100%

= 24,89%

ROE

=

( )

ROE =

(65)

A. NPM Tahun 2012 NPM =

( ) NPM =

=0 ,6814 x 100%

= 68,14%

NPM =

( )

NPM =

= 0,3755x 100%

= 37,55%

B.NPM Tahun 2013 NPM =

( ) NPM =

= 0,8446 x 100%

= 84,46%

NPM =

( )

NPM =

= 0,3294x 100%

= 23,94%

Gambar

Gambar 1. 1 Skema kerangka pikir
Tabel 1.5 Tabel Value Added Approach tahun 2012 dan 2013                                                             RASIO  TAHUN  2012  2013  ROA  1,79%  1,25%  ROE  10,78%  10,08%  NPM  37,55%  23,94%
Tabel perbandingan kinerja keuangan Bank Syariah dengan menggunakan  income  statement  approach  dan  value  added  approach  tahun  2012  sebagai    berikut  :
Tabel  perbandingan  kinerja  keuangan  Bank  Syariah  dengan  menggunakan  income  statement  approach  dan  value  added  approach  pada  tahun  2013  sebagai  berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Konstanta kelompok difusi target batu topaz kemudian digunakan sebagai pustaka pada perhitungan neutronik dengan program BATAN 2-DIFF untuk menghitung perubahan reaktivitas

KONSEP -Menerapkan karakter budaya berdagang masyarakat pesisiii ke dalam konsep | perancangan bangbnan Secara fisik ruang dalam dan luar, penataan sirkiplas pengadaan fasilitas

dihasilkan motor harus sama dengan daya yang diserap oleh

Selain itu Kepala madrasah harus juga mengikutsertakan mereka dalam setiap kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Untuk

After the cleaning process complete the data is processed using CloSpan algorithm to forming frequent closed sequences.. Flowchart of the CloSpan can be seen in

I didn’t know what had been happening, it couldn’t have been pleasant what with Anji and the Doctor looking like they did, but it couldn’t be any worse than what was lurking

Penggunaan sefotaksim pada pasien anak dengan diare akut berdarah tersebut juga dikatakan tidak tepat obat, karena sefotaksim tidak efektif untuk mengatasi

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan Yang Didirikan Dalam - Rangka Penanaman Modal Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun