• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Operasional Prosedur PELAYANAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Standar Operasional Prosedur PELAYANAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN NIP"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Standar Operasional Prosedur

PELAYANAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN NIP

1.0 TUJUAN

Untuk memberikan panduan bagi Pejabat/Pegawai di lingkungan Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian dalam rangka proses penyelesaian usul permasalahan NIP.

2.0 RUANG LINGKUP

Prosedur ini mengatur pelayanan penyelesaian permasalahan NIP bagi PNS Pusat dan Daerah.

3.0 ACUAN NORMATIF

3.1 Undang-undang Nomor Nomor 8 Tahun 974 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undan Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok Pokok Kepegawaian.

3.2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

3.3 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan PNS.

3.4 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS.

3.5 Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil

3.6 Keputusan Kepala BAKN Nomor 1172/KEP/1983 tanggal 25 April 1983 tentang Nomor Pokok Pensiun Penerima Pensiun PNS

3.7 Peraturan Kepala BKN Nomor 43 Tahun 2007 tentang Tata Cara Permintaan, Penetapan, dan Penggunaan Nomor Identitas PNS.

3.8 Peraturan Kepala BKN Nomor 19 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKN 4.0 ISTILAH DAN DEFINISI

4.1 Konseptor adalah Pemangku Jabatan Analis Kepegawaian dan Penyaji Bahan Pemeriksaan yang ditunjuk untuk meneliti/ menyiapkan konsep surat/bahan rapat/memo dinas dan nota usul.

4.2 SOP adalah Standard Operating Procedure.

4.3 PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Pusat/Daerah 4.4 NIP adalah Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil

4.5 MS adalah memenuhi syarat untuk dapat diberikan NIP atau Nomor Pokok Pensiun (NPP).

4.6 TMS adalah tidak memenuhi syarat untuk diberikan NIP dan pengangkatannya sebagai CPNS dan mutasi lainnya dibatalkan.

4.7 BTL adalah bahan tidak lengkap yang masih diperlukan dalam proses penyelesaian permasalahan NIP.

4.8 T adalah tangan

4.9 TM adalah tangan dan mesin

4.10 DIT.SKK adalah singkatan dari Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian

4.11 SAPSKK adalah singkatan dari Sisteim Aplikasi Pelayanan Status dan Kedudukan Kepegawaian

4.12 DB adalah Data Base 4.13 TAKAH adalah Tata Naskah 4.14 IK adalah Instruksi Kerja 5.0 URAIAN PROSEDUR

(2)

5.1 Penerimaan berkas :

5.1.1 Subbag Tata Usaha menerima berkas usul dari instansi/Biro Umum, termasuk:

a. Menghitung berkas usul

b. Mengagendakan berkas usul (lihat IK cara mengagenda berkas usul)

c. Melakukan pengecekan kedalam data base dan apabila sudah pernah diproses agar melampirkan berkas lama

d. Menginput ke dalam data base (lihat IK cara input dan update mail tracking SAPSKK) e. Mengirim berkas usul ke Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian dengan

menggunakan buku ekspedisi 5.2 Disposisi berkas usul :

5.2.1 Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian meneliti berkas usul, termasuk:

a. Mendisposisikan berkas usul

b. Mendistribusikan ke Kasi Analisis Status Kepegawaian 5.3 Pemeriksaan awal :

5.3.1 Kasi Analisis Status Kepegawaian memeriksa berkas usul, termasuk:

a. Melakukan update data berkas usul pada SAPSKK dengan menginput : 1) Tanggal terima dari Kasubdit

2) Nama konseptor 3) Tanggal ke konseptor 4) Permasalahan

b. Mendisposisikan berkas usul

c. Mendistribusikan berkas usul ke konseptor 5.4 Pengecekan data dan mengonsep :

5.4.1 Konseptor Seksi Analisis Status Kepegawaian meneliti kelengkapan berkas dengan mengisi lembar cheklist kelengkapan administrasi

5.4.2 Untuk memastikan kebenaran data pada berkas maka dilakukan :

a. memverifikasi dengan data yang ada pada Dit. Pengadaan dan Kepangkatan dengan menggunakan formulir permohonan pengecekan data.

b. apabila diperlukan, melakukan pengecekan/meminjam data dari Deputi SINKA

5.4.3 Apabila kelengkapan administrasi dinyatakan tidak lengkap, maka disiapkan konsep surat BTL

5.4.4 Konseptor Seksi Analisis Status Kepegawaian menyiapkan konsep bahan rapat (bila diperlukan)

5.4.5 Konseptor Seksi Analisis Status Kepegawaian menyiapkan konsep surat penyelesaian MS/TMS, termasuk:

a. Membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep bahan rapat/surat

b. Melakukan perbaikan dan membubuhkan paraf serta tanggal pada konsep bahan rapat/surat (bila ada)

c. Menyerahkan ke Kasi Analisis Status Kepegawaian 5.5 Pemeriksaan konsep :

5.5.1 Kasi Analisis Status Kepegawaian memeriksa konsep bahan rapat (bila ada), termasuk:

a. Memeriksa konsep surat

b. Memverifikasi kelengkapan berkas dengan lembar cheklist kelengkapan administrasi c. Membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep bahan rapat/surat

d. Melakukan update data berkas usul pada SAPSKK dengan mengimput : 1) Tanggal terima dari konseptor

2) Tanggal penyerahan ke Kasubdit e. Menyerahkan ke Kasubdit

5.6 Persetujuan konsep :

5.6.1 Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian menyetujui dan memaraf konsep surat yang BTL serta meneruskan ke Sub Bagian Tata Usaha, termasuk:

a. Memutuskan dan menandatangani surat yang BTL serta meneruskan ke Sub Bagian Tata Usaha

(3)

b. Memeriksa kembali konsep surat yang MS/TMS dan bahan rapat (bila ada)

c. Membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep surat MS/TMS dan bahan rapat (bila ada) serta meneruskan ke Direktur SKK

5.7 Pengambilan keputusan :

5.7.1 Direktur SKK memutuskan dan menandatangani surat MS/TMS serta meneruskan ke Sub Bagian Tata Usaha

5.7.2 Apabila diperlukan perbaikan, kembali ke proses nomor 6.4.5 dan seterusnya 5.7.3 Direktur SKK menyelenggarakan rapat (bila ada) untuk mengambil keputusan 5.8 Rapat pengambilan keputusan (bila ada)

5.8.1 Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian memimpin rapat untuk pengambilan keputusan 5.8.2 Keputusan rapat menjadi dasar bagi konseptor untuk menyiapkan surat penetapan

MS/TMS (Proses kembali ke nomor 6.4.5 dan seterusnya)

5.8.3 Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian menandatangani surat MS/TMS 5.9 Penomoran surat

5.9.1 Sub Bagian Tata Usaha meminta nomor dan tanggal surat ke Biro Umum

5.9.2 Sub Bagian Tata Usaha mengembalikan ke konseptor untuk diisi nomor dan tanggal surat serta dicetak surat penyelesaian

5.10 Pencetakan dan penandatanganan surat penyelesaian

5.10.1 Konseptor Seksi Analisis Status Kepegawaian mengetik nomor dan tanggal pada file konsep surat

5.10.2 Mencetak surat dua rangkap ( asli dan arsip) 5.10.3 Menyerahkan surat penyelesaian ke :

a. Kasie untuk diparaf

b. Kasubdit (BTL ditandatangani, MS/TMS diparaf) c. Direktur menandatangani MS/TMS

d. Untuk MS/TMS yang diputuskan melalui rapat, ditandatangani oleh Deputi

5.10.4 Surat penyelesaian yang sudah ditandatangani dikembalikan kepada Sub Bagian Tata Usaha

5.11 Pengeluaran Surat MS/TMS/BTL

5.11.1 Sub Bagian Tata Usaha menggandakan surat sesuai yang diperlukan, termasuk:

a. Membubuhkan stempel dinas

b. Menyerahkan surat/tembusan kepada:

1) unit kerja terkait dilingkungan BKN 2) instansi

▪ dikirim melalui Biro Umum

▪ diambil secara langsung oleh Petugas Instansi di Sub Bagian Tata Usaha 5.11.2 Sub Bagian Tata Usaha mengupdate data pada Database (lihat IK cara input dan update

MailTracking SAPSKK).

5.11.3 Sub Bagian Tata Usaha menyimpan Arsip

(4)
(5)

6.0 DIAGRAM ALIR PELAYANAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN NIP

No. Uraian Kegiatan

Pemangku Jabatan

Kasubag TU Konseptor Seksi Analisis Status Kepeg.

Kasi Analisis Status Kepeg.

Dit. P&K/Deputi INKA

Kasubdit Pertimbangan Status

Kepegawaian

Direktur SKK

Deputi Bid.

Mutasi Kepeg.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Penerimaan Berkas

2 Disposisi berkas usul

3 Pemeriksaan awal

4. Pengecekan data dan mengonsep

5 Pemeriksaan konsep

6 Persetujuan Konsep

7 Pengambilan Keputusan

8 Rapat Pengambilan Keputusan

No. Uraian Kegiatan

Pemangku Jabatan

Sub Bagian Tata Usaha Konseptor Seksi Analisis Status Kepeg

Kasi Analisis Status Kepeg.

Dit. P&K/Deputi INKA Kasubdit Pertimbangan Status

Kepegawaian

Direktur SKK

Deputi Mutasi Kepegawain

1 2 3 4 5 6 7 8 9

9 Penomoran surat penyelesaian

TM

T

TM T

TM

T

BTL T

MS/TMS

Rapat

T

Tidak Rapat

a

Cont oh Sura t Pene tapa n Peny eles aian Per mas alah an NIP yang MS

pat

TM

T

(6)

10

Pencetakan dan penanda tanganan - BTL: Kasi Paraf dan Kasubdit Tanda

Tangan

- MS/TMS: Kasi , Kasubdit Paraf,Tanda Tangan oleh Direktur - Untuk surat hasil keputusan rapat,

Kasi, Kasubdit, Direktur, Paraf, Tandatangan oleh Deputi

11 Pengeluaran Surat BTL, MS/TMS

12 Penyimpanan Arsip

Direktur Status dan Kedudukan Kepegawaian

Bambang Hari Samasto, SH NIP. 19610101 198111 1 001

TM

BTL

MS/TMS

MS/TMS yang diputuskan melalui rapat

T

(7)

Standar Operasional Prosedur

PELAYANAN PENETAPAN PERTIMBANGAN STATUS KEPEGAWAIAN BAGI PNS YANG TERLIBAT EKSES POLITIK/MENJADI ANGGOTA DAN ATAU PENGURUS PARTAI POLITIK

1.0 TUJUAN

Untuk memberikan panduan bagi Pejabat/Pegawai di lingkungan Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian dalam rangka proses Penetapan Pertimbangan Status Kepegawaian bagi PNS yang terlibat ekses politik dan atau menjadi anggota/pengurus partai politik

2.0 RUANG LINGKUP

Prosedur ini mengatur pelayanan Penetapan Pertimbangan Status Kepegawaian bagi PNS yang terlibat ekses politik dan atau menjadi anggota/pengurus partai politik bagi PNS Pusat dan Daerah 3.0 ACUAN NORMATIF

3.1 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai

3.2 Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian;

3.3 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara 3.4 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1951 tentang Uang Tunggu

3.5 Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1951 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Tetap 3.6 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS

3.7 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS.

3.8 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004 tentang Larangan PNS menjadi Anggota Partai Politik

3.9 Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1975 tentang Perlakuan Terhadap Mereka yang Terlibat G.30.S/PKI Golongan C.

3.10 Peraturan Presiden Nomor 100 tahun 2006 tentang Penyelesaian Administrasi Kepegawaian Bagi PNS Korban Konflik dan/atau Terlibat dalam Gerakan Aceh Merdeka.

3.11 Keputusan PANGKOPKAMTIB Nomor KEP.028/KOPKAM/10/1968 jo Keputusan PANGKOPKAMTIB Nomor Kep.010/KOPKAM/3/1969 tentang Dasar Kebijaksanaan Penertiban/Pembersihan Personil Aparatur Pemerintah/Negara.

3.12 Surat KAWAT KOGAM Nomor T724/DA/8/1966 tentang Klasifikasi Pegawai yang Tersangkut G.30.S/PKI

3.13 Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 17/SE/1984 tentang tindak lanjut penyelesaian PNS yang terlibat G.30.S/PKI Golongan C-2, C-3

3.14 Surat Kepala KUP Nomor A23-15-11/Aw.29-25 tanggal 3 Agustus 1967 perihal Pengangkatan Calon Pegawai Menjadi Pegawai Negeri.

3.15 Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 13/SE/1975 tanggal 22 Oktober 1975 tentang Petunjuk Penyelesaian Administrasi PNS/Pegawai/Karyawan Perusahaan Milik Negara/Pekerja Pemerintah Yang Terlibat Dalam Peristiwa Pemberontakan G.30.S/PKI Golongan C.

3.16 Keputusan Kepala BAKN Nomor 1172/KEP/1983 tanggal 25 April 1983 tentang Nomor Pokok Pensiun penerima pensiun PNS

(8)

3.17 Surat Kepala BKN Nomor K.26-30/V.1-5/39 tanggal 8 Januari 2007 tentang Penyelesaian Administrasi Kepegawaian Bagi PNS Korban Konflik dan/atau Terlibat dalam Gerakan Aceh Merdeka.

3.18 Peraturan Kepala BKN Nomor 14 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas peraturan kepala BKN Nomor 19 tahun 2006 tentang organisasi dan tatakerja BKN

4.0 ISTILAH DAN DEFINISI

4.1 Permasalahan Ekses Politik adalah PNS yang terlibat G.30 S/PKI, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dan Gerakan Pro Timor-Timur.

4.2 Konseptor adalah Pemangku Jabatan Analis Kepegawaian dan Penyaji Bahan Pemeriksaan yang ditunjuk untuk meneliti/ menyiapkan konsep surat/bahan rapat/memo dinas dan nota usul.

4.3 SOP adalah Standard Operating Procedure.

4.4 PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Pusat/Daerah

4.5 MS adalah Pertimbangan kepegawaian yang mengakibatkan timbulnya hak kepegawaian berupa pengaktifan kembali atau pemberhentian dengan hormat dengan hak pensiun.

4.6 TMS adalah Pertimbangan kepegawaian yang mengakibatkan pemberhentian tanpa hak pensiun.

4.7 BTL adalah bahan kelengkapan administrasi yang diperlukan dalam proses penetapan pertimbangan status kepegawaian yang belum terpenuhi.

4.8 T adalah tangan

4.9 TM adalah tangan dan mesin

4.10 DIT.SKK adalah singkatan dari Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian

4.11 SAPSKK adalah singkatan dari Sistim Aplikasi Pelayanan Status dan Kedudukan Kepegawaian 4.12 DB adalah Data Base

4.13 TAKAH adalah Tata Naskah 4.14 IK adalah Instruksi Kerja 5.0 URAIAN PROSEDUR

5.1 Penerimaan berkas :

5.1.1 Sub Bagian Tata Usaha menerima berkas usul dari instansi/Biro Umum, termasuk:

a. Menghitung berkas usul

b. Mengagendakan berkas usul (lihat IK cara mengagenda berkas usul)

c. Melakukan pengecekan ke dalam data base dan apabila sudah pernah diproses agar melampirkan berkas lama

d. Menginput ke dalam database (lihat IK cara input dan update mail tracking SAPSKK) e. Mengirim berkas usul ke Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian dengan

menggunakan buku ekspedisi 5.2 Disposisi berkas usul :

5.2.1 Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian meneliti berkas usul, termasuk:

a. Mendisposisikan berkas usul

b. Mendistribusikan ke Kasi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian 5.3 Pemeriksaan awal :

5.3.1 Kasi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian memeriksa berkas usul, termasuk:

a. Melakukan update data berkas usul pada SAPSKK dengan menginput : 1) Tanggal terima dari Kasubdit

2) Nama konseptor 3) Tanggal ke konseptor 4) Permasalahan

b. Mendisposisikan berkas usul

c. Mendistribusikan berkas usul ke konseptor 5.4 Mengonsep :

(9)

5.4.1 Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian meneliti kelengkapan berkas dengan mengisi lembar cheklist kelengkapan administrasi.

5.4.2 Apabila diperlukan, melakukan pengecekan/meminjam data dari Deputi SINKA

5.4.3 Apabila kelengkapan administrasi dinyatakan tidak lengkap, maka disiapkan konsep surat BTL

5.4.4 Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian menyiapkan konsep bahan rapat (bila diperlukan)

5.4.5 Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian menyiapkan konsep surat penyelesaian MS/TMS

5.4.6 Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep bahan rapat/surat

5.4.7 Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian melakukan perbaikan dan membubuhkan paraf serta tanggal pada konsep bahan rapat/surat (bila ada) serta menyerahkan ke Kasi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian

5.5 Pemeriksaan konsep :+

5.5.1 Kasi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian memeriksa konsep bahan rapat (bila ada), termasuk:

a. Memeriksa konsep surat

b. Memverifikasi kelengkapan berkas dengan lembar cheklist kelengkapan administrasi c. Membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep bahan rapat/surat

d. Melakukan update data berkas usul pada SAPSKK dengan mengimput : 1) Tanggal terima dari konseptor

2) Tanggal penyerahan ke Kasubdit e. Menyerahkan ke Kasubdit

5.6 Persetujuan konsep :

5.6.1 Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian menyetujui dan memaraf konsep surat yang BTL serta meneruskan ke Sub Bagian Tata Usaha, termasuk:

a. Memutuskan dan menandatangani surat yang BTL serta meneruskan ke Sub Bagian Tata Usaha

b. Memeriksa kembali konsep surat yang MS/TMS dan bahan rapat (bila ada)

c. Membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep surat MS/TMS dan bahan rapat (bila ada) serta meneruskan ke Direktur SKK

5.7 Pengambilan keputusan :

5.7.1 Direktur SKK memutuskan dan menandatangani surat MS/TMS serta meneruskan ke Sub Bagian Tata Usaha

5.7.2 Apabila diperlukan perbaikan, kembali ke proses nomor 6.4.5 dan seterusnya 5.7.3 Direktur SKK menyelenggarakan rapat (bila ada) untuk mengambil keputusan 5.8 Rapat pengambilan keputusan (bila ada) :

5.8.1 Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian memimpin rapat untuk pengambilan keputusan 5.8.2 Keputusan rapat menjadi dasar untuk konseptor menyiapkan surat penetapan MS/TMS

(Proses kembali ke nomor 6.4.5 dan seterusnya)

5.8.3 Deputi Mutasi Kepegawaian menandatangani surat MS/TMS 5.9 Penomoran surat :

5.9.1 Sub Bagian Tata Usaha meminta nomor dan tanggal surat ke Biro Umum

5.9.2 Sub Bagian Tata Usaha mengembalikan ke konseptor untuk diisi nomor dan tanggal surat serta dicetak surat penyelesaian

5.10 Pencetakan dan penandatanganan surat penyelesaian

5.10.1 Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian mengetik nomor dan tanggal pada file konsep surat

5.10.2 Mencetak surat dua rangkap ( asli dan arsip) 5.10.3 Menyerahkan surat penyelesaian ke :

a. Kasie untuk diparaf

(10)

b. Kasubdit (BTL ditandatangani, MS/TMS diparaf) e. Direktur menandatangani MS/TMS

f. Untuk MS/TMS yang diputuskan melalui rapat, ditandatangani oleh Deputi

5.10.4 Surat penyelesaian yang sudah ditandatangani dikembalikan kepada Sub Bagian Tata Usaha

5.11 Pengeluaran Surat MS/TMS/BTL

5.11.1 Sub Bagian Tata Usaha menggandakan surat sesuai yang diperlukan, termasuk:

a. Membubuhkan stempel dinas

b. Menyerahkan surat/tembusan kepada:

1) unit kerja terkait dilingkungan BKN 2) instansi

▪ dikirim melalui Biro Umum

▪ diambil secara langsung oleh Petugas Instansi di Sub Bagian Tata Usaha 5.11.2 Sub Bagian Tata Usaha mengupdate data pada Database (lihat IK cara input dan update

MailTracking SAPSKK).

5.11.3 Sub Bagian Tata Usaha menyimpan Arsip

(11)

6.0 DIAGRAM ALIR PELAYANAN PENETAPAN PERTIMBANGAN STATUS KEPEGAWAIAN BAGI PNS YANG TERLIBAT EKSES POLITIK / MENJADI ANGGOTA DAN ATAU PENGURUS PARTAI POLITIK.

No. Uraian Kegiatan

Pemangku Jabatan

Sub Bagian Tata Usaha

Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan

Status Kepeg.

Kasi Penyusunan Pertimbangan Status

Kepeg.

Deputi SINKA Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian

Direktur

SKK Deputi Mutasi

Kepegawaian

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Penerimaan

Berkas

2 Disposisi berkas usul

3 Pemeriksaan

awal

4. Mengonsep

5 Pemeriksaan

konsep

6

Persetujuan Konsep

7

Pengambilan Keputusan

8

Rapat Pengambilan Keputusan

No. Uraian Kegiatan

Pemangku Jabatan

Sub Bagian Tata Usaha

Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan

Status Kepeg.

Kasi Penyusunan Pertimbangan Status

Kepeg

Deputi SINKA Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian

Direktur SKK

Deputi Mutasi Kepegawaian

1 2 3 4 5 6 7 8 9

9 Penomoran surat

TM

T

TM T

TM

T

MS/TMS TM

T

BTL T

Tidak

Rapat T

Rapat

(12)

MS/TMS yang diputuskan melalui rapat

10

Pencetakan dan penanda tanganan - BTL: Kasi Paraf dan Kasubdit Tanda Tangan - MS/TMS: Kasi Paraf, Kasubdit Paraf dan Direktur Tanda Tangan - Untuk surat hasil

keputusan rapat, paraf oleh Direktur dan Tandatangan oleh Deputi

11

Pengeluaran Surat BTL, MS/TMS

Penyimpanan Arsip

Direktur Status dan Kedudukan Kepegawaian

Bambang Hari Samasto, SH NIP. 19610101 198111 1 001

TM

BTL

MS/TMS

T

(13)

Standar Operasional Prosedur

PELAYANAN PENETAPAN PERSETUJUAN

PEMBERIAN/PERPANJANGAN/MEMPEKERJAKAN KEMBALI SETELAH CLTN

1.0 TUJUAN

Untuk memberikan panduan bagi Pejabat/Pegawai dilingkungan Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian dalam rangka proses penyelesaian Pemberian/ Perpanjangan/ Mempekerjakan Kembali Setelah Selesai CLTN

2.0 RUANG LINGKUP

Prosedur ini mengatur pelayanan penyelesaian Pemberian/Perpanjangan/Mempekerjakan Kembali Setelah Selesai CLTN

3.0 ACUAN NORMATIF

3.1 Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

3.2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara 3.3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS

3.4 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS.

3.5 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji PNS sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2010.

3.6 Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 01/SE/1977 tentang Permintaan dan Pemberian Cuti PNS.

3.7 Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 04/SE/1980 tentang Pemberhentian PNS.

3.8 Keputusan Kepala BAKN Nomor 60 Tahun 1995 tentang Formasi Perbantuan, Penarikan, Pemindahan antar instansi, Pengaktifan Kembali setelah CLTN, Pengangkatan Pegawai Bulanan disamping Pensiun dan pengalihan jenis kepegawaian PNS.

3.9 Peraturan Kepala BKN 19 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKN 4.0 ISTILAH DAN DEFINISI

4.1 Konseptor adalah Pemangku Jabatan Analis Kepegawaian/Penyaji Bahan Pemeriksaan yang ditunjuk untuk meneliti/ menyiapkan konsep surat/bahan rapat/memo dinas dan nota usul.

4.2 SOP adalah Standard Operating Procedure.

4.3 PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Daerah.

4.4 NIP adalah Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil.

4.5 MS adalah memenuhi syarat untuk dapat diberikan CLTN/ Perpanjangan CLTN/

Mempekerjakan Kembali Setelah Selesai CLTN.

4.6 TMS adalah tidak memenuhi syarat untuk diberikan CLTN/ Perpanjangan CLTN/

Mempekerjakan Kembali Setelah Selesai CLTN.

4.7 BTL adalah bahan tidak lengkap yang masih diperlukan dalam proses penyelesaian pemberian CLTN/ PerpanjanganCLTN/ Mempekerjakan Kembali Setelah Selesai CLTN.

4.8 DIT.SKK adalah singkatan dari Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian.

4.9 SAPSKK adalah singkatan dari Sistim Aplikasi Pelayanan Status dan Kedudukan Kepegawaian.

4.10 DB adalah data base.

4.11 TAKAH adalah tata naskah.

(14)

5.0 URAIAN PROSEDUR 5.1 Penerimaan berkas

5.1.1 Sub Bagian Tata Usaha menerima berkas usul dari instansi/Biro Umum, termasuk:

a. Menghitung berkas usul

b. Mengagendakan berkas usul (lihat IK cara mengagenda berkas usul)

c. Melakukan pengecekan ke dalam database dan apabila sudah pernah diproses agar melampirkan berkas lama

d. Menginput ke dalam database (lihat IK cara input dan update mail tracking SAPSKK)

e. Mengirim berkas usul ke Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian dengan menggunakan buku ekspedisi

5.2 Disposisi berkas usul

5.2.1 Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian meneliti berkas usul, termasuk:

a. Mendisposisikan berkas usul

b. Mendistribusikan ke Kasi Analisis Status Kepegawaian 5.3 Pemeriksaan awal

5.3.1 Kasi Analisis Status Kepegawaian memeriksa berkas usul, termasuk:

a. Melakukan update data berkas usul pada SAPSKK dengan menginput : 1) Tanggal terima dari Kasubdit

2) Nama konseptor 3) Tanggal ke konseptor 4) Permasalahan

b. Mendisposisikan berkas usul

5.3.2 Mendistribusikan berkas usul ke konseptor 5.4 Mengonsep :

5.4.1 Konseptor Seksi Analisis Status Kepegawaian meneliti kelengkapan berkas dengan mengisi lembar cheklist, termasuk:

a. Menyiapkan konsep surat permintaan kelengkapan administrasi apabila BTL b. Menyiapkan konsep surat apabila TMS

c. Membubuhkan paraf pada nota usul yang MS atau surat TMS/BTL d. Menyerahkan ke Kasi Analisis Status Kepegawaian

5.5 Pemeriksaan konsep :

5.5.1 Kasi Analisis Status Kepegawaian meneliti kelengkapan berkas dengan mencocokkan lembar cheklist, termasuk:

a. Memeriksa konsep surat permintaan kelengkapan administrasi apabila BTL b. Memeriksa konsep surat apabila TMS

c. Membubuhkan paraf pada nota usul yang MS atau surat TMS/BTL d. Menyerahkan ke Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian 5.6 Pengambilan keputusan oleh Kasubdit

5.6.1 Memutuskan dan menandatangani berkas usul yang MS golongan ruang I/a s.d IV/b 5.6.2 Menandatangani surat yang TMS golongan ruang I/a s/d IV/b

5.6.3 Menandatangani surat permintaan kelengkapan berkas gol.ruang I/a s/d IV/e 5.6.4 Meneruskan nota usul MS, surat TMS atau BTL ke Sub Bagian Tata Usaha

5.6.5 Membubuhkan paraf nota usul MS gol/ruang IV/c s.d IV/e dan meneruskan ke Direktur SKK

5.7 Pengambilan keputusan oleh Direktur

5.7.1 Memutuskan dan menandatangani nota usul yang MS gol/ruang IV/c s.d IV/d dan meneruskan ke Sub Bagian Tata Usaha

(15)

5.7.2 Memeriksa dan membubuhkan paraf berkas usul yang MS gol/ruang IV/e dan menerus ke Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian

5.8 Pengambilan keputusan oleh Deputi

5.8.1 Memutuskan dan menandatangani nota usul yang MS/TMS gol/ruang IV/e dan meneruskan ke Sub Bagian Tata Usaha

5.9 Penomoran Surat dan Surat Pengantar

5.9.1 Konseptor Seksi Analisis Status Kepegawaian memberi : a. Nomor Persetujuan Kepala BKN pada Nota Persetujuan

b. Membuat surat pengantar penyampaian Nota Persetujuan yang MS c. Memberi nomor dan tanggal surat yang TMS/BTL

5.9.2 Menyerahkan surat pengantar dan nota persetujuan kepada Sub Bagian Tata Usaha

5.10 Pengeluaran Surat MS/TMS/BTL

5.10.1 Sub Bagian Tata Usaha menyerahkan Nota Persetujuan/ surat/ tembusan kepada:

a. unit kerja terkait dilingkungan BKN b. instansi

▪ dikirim melalui Biro Umum

▪ diambil secara langsung oleh Petugas Instansi di Sub Bagian Tata Usaha 5.10.2 Sub Bagian Tata Usaha mengupdate data pada Database (lihat IK cara input dan

update Mail Tracking SAPSKK).

5.10.3 Sub Bagian Tata Usaha menyimpan Arsip

(16)
(17)

6.0 DIAGRAM ALIR PELAYANAN PERSETUJUAN

PEMBERIAN/PERPANJANGAN/MEMPEKERJAKANAN KEMBALI SETELAH SELESAI CLTN

No. Uraian Kegiatan

Pemangku Jabatan

Sub Bagian Tata Usaha

Konseptor Seksi Analisis Status Kepeg

Kasi Analisis Status Kepeg.

Dit. P&K/Deputi SINKA

Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian

Direktur SKK

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Penerimaan Berkas

2 Disposisi berkas usul

3 Pemeriksaan awal

4. Pengecekan data dan mengonsep

5 Pemeriksaan konsep

6 Pengambilan keputusan

7 Pengambilan Keputusan

8 Pengambilan Keputusan

No. Uraian Kegiatan

Pemangku Jabatan

Sub Bagian Tata Usaha

Konseptor Seksi Analisis Status Kepeg

Kasi Analisis Status

Kepeg. Dit. P&K/Deputi

SINKA Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian

Direktur SKK

1 2 3 4 5 6 7 8

9 Penomoran Persetujuan/Surat dan Surat Pengantar

TM

T

TM

TM

T

TM

T MS/TMS

Gol. IV/c-IV/e

T - MS Gol I/a-IV/b

- TMS /BTL Gol.

I/a s/d IV/e

Gol IV/c dan IV/d

(18)

10 Pengeluaran nota persetujuan/surat TMS dan BTL

11 Penyimpanan Arsip

Direktur Status dan Kedudukan Kepegawaian

Bambang Hari Samasto, SH NIP. 19610101 198111 1 001

T

(19)

Standar Operasional Prosedur

PELAYANAN PENETAPAN PERTIMBANGAN STATUS KEPEGAWAIAN

1.0 TUJUAN

Untuk memberikan panduan bagi Pejabat/Pegawai dilingkungan Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian dalam rangka proses penyelesaian penetapan pertimbangan status kepegawaian 2.0 RUANG LINGKUP

Prosedur ini mengatur penyelesaian penetapan pertimbangan status kepegawaian 3.0 ACUAN NORMATIF

3.1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 1952 tentang Pensiun PNS

3.2 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai

3.3 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

3.4 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1951 tentang Peraturan yang mengatur Penghasilan Pegawai Negeri Warga Negara Yang Tidak Atas Kemauan Sendiri Diperhentikan Dengan Hormat Dari Pekerjaannya

3.5 Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1951 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Tetap 3.6 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1952 tentang Pemberian Pensiun kepada Janda dan

Tunjangan kepada anak yatim piatu PNS

3.7 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1952 tentang Hukuman Jabatan

3.8 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1953 tentang Pemberian Istirahat Dalam Negeri 3.9 Peraturan Pemerintah Nomor 239 Tahun 1961 tentang Pemberian Penghasilan Kepada

Pegawai-Pegawai Negeri yang berhubung dengan “Retooling” Diberhentikan Dengan Hormat dari Jabatannya/Jabatan Negeri

3.10 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian / Pemberhentian Sementara dari Jabatan Negeri

3.11 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1976 tentang Pengadaan PNS 3.12 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS

3.13 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS

3.14 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1980 tentang pengangkatan Kepala /Perangkat Kelurahan menjadi PNS

3.15 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS.

3.16 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004 tentang Larangan PNS menjadi Anggota Partai Politik

3.17 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS

3.18 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar

3.19 Surat MENKOWASBANGPAN Nomor 335/MK.WASPAN/11/1998 tanggal 24 November 1998 perihal penarikan kembali PNS yang menduduki jabatan Pimpinan pada BUMD dan BUMN 3.20 Surat MENKOWASBANGPAN Nomor 329/MK.WASPAN/7/1999 tanggal 23 Juli 1999 perihal

pengalihan status PNS yang bekerja pada BUMD menjadi pegawai Badan Usaha.

(20)

3.21 Instruksi MENDAGRI Nomor 1 Tahun 1968 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, Pemberhentian Sementara dan Pemberhentian Kepala Desa di Jawa dan Madura.

3.22 Surat Kepala KUP Nomor A.24-1-12/Aw.5-37 tanggal 26 Januari 1956 perihal Pemberhentian dari Jabatan Negeri Tetap/Sementara yang telah lima tahun diberhentikan dari jabatan cq.

Meletakkan pekerjaannya

3.23 Keputusan Kepala BAKN Nomor 1172/KEP/1983 tanggal 25 April 1983 tentang Nomor Pokok Pensiun penerima pensiun PNS

3.24 Keputusan Kepala BAKN Nomor 60 Tahun 1995 tentang Formasi Perbantuan, Penarikan, Pemindahan antar instansi, Pengaktifan Kembali setelah CLTN, Pengangkatan Pegawai Bulanan disamping Pensiun dan pengalihan jenis kepegawaian PNS.

3.25 Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 01/SE/1977 tanggal 25 Februari 1977 tentang Permintaan dan Pemberian Cuti PNS

3.26 Peraturan Kepala BKN Nomor 19 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKN 4.0 ISTILAH DAN DEFINISI

4.1 Konseptor adalah Pemangku Jabatan Analis Kepegawaian/Penyaji Bahan Pemeriksaan yang ditunjuk untuk meneliti/ menyiapkan konsep surat/bahan rapat/memo dinas dan nota usul.

4.2 SOP adalah Standard Operating Procedure.

4.3 PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Pusat/Daerah

4.4 MS adalah Pertimbangan kepegawaian yang mengakibatkan timbulnya hak kepegawaian berupa pengaktifan kembali atau pemberhentian dengan hormat dengan hak pensiun.

4.5 TMS adalah Pertimbangan kepegawaian yang mengakibatkan pemberhentian tanpa hak pensiun.

4.6 BTL adalah bahan kelengkapan administrasi yang diperlukan dalam proses penetapan pertimbangan status kepegawaian yang belum terpenuhi.

4.7 T adalah tangan

4.8 TM adalah tangan dan mesin

4.9 DIT.SKK adalah singkatan dari Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian

4.10 SAPSKK adalah singkatan dari Sistim Aplikasi Pelayanan Status dan Kedudukan Kepegawaian

4.11 IK adalah instruksi kerja 4.12 DB adalah data base 4.13 TAKAH adalah tata naskah 5.0 URAIAN PROSEDUR

5.1 Penerimaan berkas :

5.1.1 Subag Tata Usaha menerima berkas usul dari instansi/Biro Umum, termasuk:

a. Menghitung berkas usul

b. Mengagendakan berkas usul (lihat IK cara mengagenda berkas usul)

c. Melakukan pengecekan kedalam data base dan apabila sudah pernah diproses agar melampirkan berkas lama

d. Menginput kedalam data base (lihat IK cara input dan update mail tracking SAPSKK) e. Mengirim berkas usul ke Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian dengan

menggunakan buku ekspedisi 5.2 Disposisi berkas usul :

5.2.1 Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian meneliti berkas usul, termasuk:

a. Mendisposisikan berkas usul

b. Mendistribusikan ke Kasi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian 5.3 Pemeriksaan awal :

5.3.1 Kasi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian memeriksa berkas usul, termasuk:

(21)

a. Melakukan update data berkas usul pada SAPSKK dengan menginput : 1) Tanggal terima dari Kasubdit

2) Nama konseptor 3) Tanggal ke konseptor 4) Permasalahan

b. Mendisposisikan berkas usul

c. Mendistribusikan berkas usul ke konseptor

5.4 Pengecekan data dan mengonsep :

5.4.1 Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian meneliti kelengkapan berkas dengan mengisi lembar cheklist kelengkapan administrasi

5.4.2 Apabila diperlukan, melakukan pengecekan/meminjam data dari Deputi SINKA

5.4.3 Apabila kelengkapan administrasi dinyatakan tidak lengkap, maka disiapkan konsep surat BTL

5.4.4 Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian menyiapkan konsep bahan rapat (bila diperlukan)

5.4.5 Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian menyiapkan konsep surat penyelesaian MS/TMS

5.4.6 Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep bahan rapat/surat serta menyerahkannya ke Kasi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian

5.5 Pemeriksaan konsep :

5.5.1 Kasi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian memeriksa konsep bahan rapat (bila ada), termasuk:

a. Memeriksa konsep surat

b. Memverifikasi kelengkapan berkas dengan lembar cheklist kelengkapan administrasi c. Membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep bahan rapat/surat

d. Melakukan update data berkas usul pada SAPSKK dengan mengimput : 1) Tanggal terima dari konseptor

2) Tanggal penyerahan ke Kasubdit e. Menyerahkan ke Kasubdit

5.6 Persetujuan konsep :

5.6.1 Kasubdit Pertimbangan Status Kepegawaian menyetujui dan memaraf konsep surat yang BTL serta meneruskan ke Subag Tata Usaha, termasuk:

a. Memutuskan dan menandatangani surat yang BTL serta meneruskan ke Subag Tata Usaha

b. Memeriksa kembali konsep surat yang MS/TMS dan bahan rapat (bila ada)

c. Membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep surat MS/TMS dan bahan rapat (bila ada) serta meneruskan ke Direktur Status dan Kedudukan Kepegawaian.

5.7 Pengambilan keputusan :

5.7.1 Direktur Status dan Kedudukan Kepegawaian memutuskan dan menandatangani surat MS/TMS serta meneruskan ke Sub Bagian Tata Usaha.

5.7.2 Apabila diperlukan perbaikan, kembali keproses nomor 6.4.5 dan seterusnya

5.7.3 Direktur Status dan Kedudukan Kepegawaian menyelenggarakan rapat (bila ada) untuk mengambil keputusan

5.8 Rapat pengambilan keputusan (bila ada) :

5.8.1 Rapat dihadiri oleh Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian, dan pejabat eselon II terkait, apabila tidak dapat diputuskan pada rapat ini maka akan diputuskan pada rapat tingkat Pimpinan yang dipimpin oleh Kepala BKN

5.8.2 Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian memimpin rapat untuk pengambilan keputusan 5.8.3 Keputusan rapat menjadi dasar untuk konseptor menyiapkan surat penetapan MS/TMS

(proses kembali ke nomor 6.4.5 dan seterusnya)

(22)

5.8.4 Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian menandatangani surat MS/TMS 5.9 Penomoran surat :

5.9.1 Subag Tata Usaha meminta nomor dan tanggal surat ke Biro Umum

5.9.2 Subag Tata Usaha mengembalikan ke konseptor untuk diisi nomor dan tanggal surat serta dicetak surat penetapan

5.10 Pencetakan dan penandatanganan :

5.10.1 Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Status Kepegawaian mengetik nomor dan tanggal pada file konsep surat, termasuk:

a. Mencetak surat minimal dua rangkap (asli dan arsip) b. Menyerahkan surat penetapan ke :

1) Kasie untuk diparaf

2) Kasubdit (BTL ditandatangani, MS/TMS diparaf) 3) Direktur menandatangani MS/TMS

4) Untuk MS/TMS yang diputuskan melalui rapat (bila ada), ditandatangani oleh Deputi dan atau Kepala BKN (apabila atas dasar rapat pimpinan)

5.10.2 Surat penetapan yang sudah ditandatangani dikembalikan kepada Sub Bagian Tata Usaha.

5.11 Pengeluaran surat MS/TMS/BTL :

5.11.1 Subag Tata Usaha menggandakan surat sesuai yang diperlukan, termasuk:

a. Membubuhkan stempel dinas

b. Menyerahkan surat/tembusan kepada : 1) Unit kerja terkait dilingkungan BKN 2) Instansi

▪ Dikirim melalui Biro Umum

▪ Diambil secara langsung oleh petugas instansi di Subag Tata Usaha 5.11.2 Subag Tata Usaha mengupdate data pada data base (lihat IK cara input dan update

mail tracking SAPSKK).

5.11.3 Subag Tata Usaha menyimpan arsip

(23)
(24)

6.0 DIAGRAM PENETAPAN PERTIMBANGAN STATUS KEPEGAWAIAN

No. Uraian Kegiatan

Pemangku Jabatan

Subag Tata Usaha

Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Status

Kepeg.

Kasi Penyusunan Pertimbangan

Status Kepeg. Deputi SINKA

Kasubdit Pertimbangan

Status Kepegawaian

Direktur SKK

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Penerimaan Berkas

2 Disposisi berkas usul

3 Pemeriksaan awal

4. Mengonsep

5 Pemeriksaan konsep

6 Persetujuan Konsep

7 Pengambilan Keputusan

8 Rapat Pengambilan Keputusan

9 Penomoran surat

TM

T

TM T

TM

T

T

BTL

MS/TMS

Tidak Rapat MS/TMS

TM

T

(25)

MS/TMS yang diputuskan melalui rapat

10

Pencetakan dan penanda tanganan - BTL: Kasi Paraf dan Kasubdit

Tanda Tangan - MS/TMS: Kasi Paraf,

Kasubdit Paraf dan Direktur Tanda Tangan

- Untuk surat hasil keputusan rapat, paraf oleh Direktur dan Tandatangan oleh Deputi

11 Pengeluaran Surat BTL, MS/TMS

Penyimpanan Arsip

Direktur Status dan Kedudukan Kepegawaian

Bambang Hari Samasto, SH NIP. 196101011981111001

TM

BTL

MS/TMS

T

(26)

Standar Operasional Prosedur

PENETAPAN PERUBAHAN TANGGAL LAHIR DAN/ATAU NAMA

1.0 TUJUAN

Untuk memberikan panduan bagi pejabat/pegawai dilingkungan Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian dalam rangka proses penyelesaian Penetapan Perubahan Tanggal Lahir dan/atau Nama.

2.0 RUANG LINGKUP

Prosedur ini mengatur pelayanan penetapan Perubahan Tanggal Lahir dan/atau Nama bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat/Daerah, termasuk perubahan-perubahan lainya seperti tempat lahir, jenis kelamin dan pendidikan.

3.0 ACUAN NORMATIF

3.1 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai;

3.2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian;

3.3 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

3.4 Keputusan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2003 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

3.5 Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BKN Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKN;

3.6 Surat Kepala BAKN Nomor : K.6-41/V-134-12 tanggal 18 Juli 1978 tentang perubahan/penambahan nama PNS;

3.7 Statsblad Tahun 1923 Nomor 526 : jo Statsblad Tahun 1927 Nomor 564;

3.8 Standar ISO 9001:2008, Elemen 7.5 Penyediaan Pelayanan Publik.

4.0 ISTILAH DAN DEFINISI

4.1 Management Representative adalah pejabat yang ditunjuk oleh Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian untuk melaksanakan seluruh kegiatan penerapan sistem manajemen mutu sesuai dengan persyaratan standar ISO 9001:2008 pada Unit Pelayanan Publik di Dit. SKK BKN Pusat Jakarta.

4.2 Sekretariat Pengendali Dokumen adalah suatu unit kerja fungsional yang terdiri dari satu atau lebih personil yang mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan pengendalian dokumen yang terkait dengan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

4.3 SOP adalah Standard Operating Procedure.

4.4 IK adalah Instruksi Kerja

4.5 SAPSKK adalah singkatan dari Sistim Aplikasi Pelayanan Status dan Kedudukan Kepegawaian 4.6 MS adalah Memenuhi Syarat

(27)

4.7 TMS adalah Tidak Memenuhi Syarat 4.8 BTL adalah Bahan Tidak Lengkap 4.9 TAKAH adalah Tata Naskah

5.0 URAIAN PROSEDUR 5.1 Penerimaan berkas :

5.1.1 Subag Tata Usaha menerima berkas usul dari instansi/Biro Umum, termasuk:

a. Menghitung berkas usul

b. Mengagendakan berkas usul (lihat IK cara mengagenda berkas usul)

c. Melakukan pengecekan kedalam data base dan apabila sudah pernah diproses agar melampirkan berkas lama

d. Menginput kedalam data base (lihat IK cara input dan update mail tracking SAPSKK)

e. Melekatkan Lembar Checklist Penetapan Perubahan Tanggal lahir dan/atau Nama serta Lembar disposisi pada berkas usul (lihat IK cara mengagendakan berkas usul dan surat keluar)

f. Mengirim berkas usul ke Kasubdit Pertimbangan Kedudukan Kepegawaian dengan menggunakan buku ekspedisi

5.2 Disposisi berkas usul :

5.2.1 Kasubdit Pertimbangan Kedudukan Kepegawaian meneliti berkas usul, termasuk:

a. Mendisposisikan berkas usul

b. Mendistribusikan ke Kasi Penyusunan Pertimbangan Kedudukan Kepegawaian 5.3 Pemeriksaan awal :

5.3.1 Kasi Penyusunan Pertimbangan Kedudukan Kepegawaian memeriksa berkas usul, termasuk:

a. Melakukan update data berkas usul pada SAPSKK dengan menginput : 1) Tanggal terima dari Kasubdit

2) Nama konseptor 3) Tanggal ke konseptor b. Mendisposisikan berkas usul

c. Mendistribusikan berkas usul ke konseptor 5.4 Pengecekan data dan mengonsep :

5.4.1 Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Kedudukan Kepegawaian meneliti kelengkapan berkas dengan mengisi lembar cheklist kelengkapan administrasi

5.4.2 Kelengkapan administrasi perbedaan tanggal lahir yang harus dipenuhi terdiri dari : 1) Surat Pengantar

2) Asli dan foto copy sah (legalisir) Ijazah yang dipergunakan sebagai dasar pengangkatan sebagai pegawai bulanan/CPNS

3) Asli dan foto copy sah (legalisir) SK pegawai bulanan/CPNS 4) Asli dan foto copy sah (legalisir) SK PNS

5) Foto copy sah (legalisir) SK kenaikan pangkat pertama 6) Foto copy sah (legalisir) SK kenaikan pangkat terakhir

5.4.3 Kelengkapan administrasi perbedaan nama yang harus dipenuhi terdiri dari : 1) Surat Pengantar

2) Asli dan foto copy sah (legalisir) Ijazah yang dipergunakan sebagai dasar pengangkatan sebagai pegawai bulanan / CPNS

3) Asli dan foto copy sah (legalisir) SK CPNS/pegawai bulanan 4) Asli dan foto copy sah (legalisir) SK PNS

5) Asli dan foto copy sah (legalisir) surat penetapan pengadilan tentang perubahan nama

(28)

6) Asli dan foto copy sah (legalisir) surat keputusan tentang pengakuan perubahan nama (Gubernur/Bupati/Walikota) sebagai tindak lanjut penetapan pengadilan 5.4.4 Untuk memastikan kebenaran data pada berkas maka dilakukan :

a. Memverifikasi dengan data yang ada pada Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan PNS dengan menggunakan formulir permohonan pengecekan data

b. Apabila diperlukan, melakukan pengecekan/meminjam data dari Deputi SINKA 5.4.5 Apabila kelengkapan administrasi dinyatakan tidak lengkap, maka disiapkan konsep

surat BTL

5.4.6 Menyiapkan konsep bahan rapat (bila diperlukan) 5.4.7 Menyiapkan konsep surat penyelesaian MS/TMS

5.4.8 Membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep bahan rapat/surat

5.4.9 Menyerahkan ke Kasi Penyusunan Pertimbangan Kedudukan Kepegawaian 5.5 Pemeriksaan konsep :

5.5.1 Kasi Penyusunan Pertimbangan Kedudukan Kepegawaian memeriksa konsep bahan rapat (bila ada), termasuk:

a. Memeriksa konsep surat

b. Memverifikasi kelengkapan berkas dengan lembar cheklist kelengkapan administrasi

c. Membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep bahan rapat/surat d. Melakukan update data berkas usul pada SAPSKK dengan menginput :

1) Tanggal terima dari konseptor 2) Tanggal penyerahan ke Kasubdit e. Menyerahkan ke Kasubdit

5.6 Persetujuan konsep :

5.6.1 Kasubdit Pertimbangan Kedudukan Kepegawaian menyetujui dan memaraf konsep surat yang BTL serta meneruskan ke Subag Tata Usaha, termasuk:

a. Memutuskan dan menandatangani surat yang BTL serta meneruskan ke Subag Tata Usaha

b. Memeriksa kembali konsep surat yang MS/TMS dan bahan rapat (bila ada) c. Membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep surat MS/TMS dan bahan rapat

(bila ada) serta meneruskan ke Direktur SKK 5.7 Pengambilan keputusan :

5.7.1 Direktur Status dan Kedudukan Kepegawaian memutuskan dan menandatangani surat MS/TMS serta meneruskan ke Subag Tata Usaha

5.7.2 Apabila diperlukan perbaikan, kembali keproses nomor 6.4.5 dan seterusnya 5.7.3 Direktur SKK menyelenggarakan rapat (bila ada) untuk mengambil keputusan 5.8 Rapat pengambilan keputusan (bila ada) :

5.8.1 Rapat dihadiri oleh Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian, dan pejabat eselon II terkait, apabila tidak dapat diputuskan pada rapat ini maka akan diputuskan pada rapat tingkat Pimpinan yang dipimpin oleh Kepala BKN

5.8.2 Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian memimpin rapat untuk pengambilan keputusan 5.8.3 Keputusan rapat menjadi dasar untuk konseptor menyiapkan surat penetapan MS/TMS

(proses kembali ke nomor 6.4.5 dan seterusnya)

5.8.4 Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian menandatangani surat MS/TMS 5.9 Penomoran surat :

5.9.1 Subag Tata Usaha meminta nomor dan tanggal surat ke Biro Umum

5.9.2 Subag Tata Usaha mengembalikan ke konseptor untuk diisi nomor dan tanggal surat serta dicetak surat penetapan

5.10 Pencetakan dan penandatanganan :

5.10.1 Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan Kedudukan Kepegawaian mengetik nomor dan tanggal pada file konsep surat, termasuk:

(29)

a. Mencetak surat minimal dua rangkap (asli dan arsip) b. Menyerahkan surat penetapan ke :

1) Kasie untuk diparaf

2) Kasubdit (BTL ditandatangani, MS/TMS diparaf) 3) Direktur menandatangani MS/TMS

4) Untuk MS/TMS yang diputuskan melalui rapat (bila ada), ditandatangani oleh Deputi dan atau Kepala BKN (apabila atas dasar rapat pimpinan)

5.10.2 Surat penetapan yang sudah ditandatangani dikembalikan kepada Subag Tata Usaha 5.11 Pengeluaran surat MS/TMS/BTL :

5.11.1 Subag Tata Usaha menggandakan surat sesuai yang diperlukan, termasuk:

a. Membubuhkan stempel dinas

b. Menyerahkan surat/tembusan kepada : 1) Unit kerja terkait di lingkungan BKN 2) Instansi

▪ Dikirim melalui Biro Umum

▪ Diambil secara langsung oleh petugas instansi di Subag Tata Usaha 5.11.2 Subag Tata Usaha mengupdate data pada data base (lihat IK cara input dan update mail

tracking SAPSKK).

5.11.3 Subag Tata Usaha menyimpan arsip

(30)

6.0 DIAGRAM ALIR PENETAPAN PERUBAHAN TANGGAL LAHIR DAN/ATAU NAMA.

No Uraian Kegiatan

Pemangku Jabatan Subag

Tata Usaha

Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan

Ked. Kepeg.

Kasi Penyusuanan

Kedudukan.

Kepeg.

Dit. P&K PNS/Deputi

SINKA

Kasubdit Pertimbangan

Ked. Kepeg

Direktur SKK

Deputi Bid.

Mutasi Kepegawaian

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Penerimaan berkas

2 Disposisi berkas usul

3 Pemeriksaan awal

4 Pengecekan data dan

Mengonsep

5 Pemeriksaan konsep

6 Persetujuan konsep

No Uraian Kegiatan

Pemangku Jabatan Subag

Tata Usaha

Konseptor Seksi Penyusunan Pertimbangan

Ked. Kepeg.

Kasi Penyusunan Pertimbangan

Ked. Kepeg.

Dit. P&K PNS/Deputi

SINKA

Kasubdit Pertimbangan

Ked. Kepeg

Direktur SKK

Deputi Bid.

Mutasi Kepegawaian

1 2 3 4 5 6 7 8 9

7 Pengambilan keputusan

8 Rapat pengambilan

TM

T

TM

TM T

TM

T BTL

MS/TMS

T

T Tidak Rapat

(31)

Keputusan

9

Penomoran surat Penyelesaian

10 Pencetakan dan penandatanganan

11 Pengeluaran surat BTL, MS/TMS

Direktur Status dan Kedudukan Kepegawaian

Bambang Hari Samasto, SH NIP. 196101011981111001 T

TM

T

(32)

Standar Operasional Prosedur

PELAYANAN PENETAPAN PERTIMBANGAN TEWAS DAN/ATAU CACAT KARENA DINAS

1.0 TUJUAN

Untuk memberikan panduan bagi pejabat/pegawai di lingkungan Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian dalam rangka proses penyelesaian Penetapan Pertimbangan Tewas dan/atau Cacat karena Dinas.

2.0 RUANG LINGKUP

Prosedur ini mengatur pelayanan Penetapan Pertimbangan Tewas dan/atau Cacat karena Dinas bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat/Daerah.

3.0 ACUAN NORMATIF

1.1 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai;

1.2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian;

1.3 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1981 tentang Perawatan Tunjangan Cacat dan Uang Duka PNS

1.4 Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pengadaan PNS

1.5 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

1.6 Keputusan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2003 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

1.7 Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BKN Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKN;

1.8 Standar ISO 9001:2008, Elemen 7.5 Penyediaan Pelayanan Publik.

4.0 ISTILAH DAN DEFINISI

1.1 Management Representative adalah pejabat yang ditunjuk oleh Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian untuk melaksanakan seluruh kegiatan penerapan sistem manajemen mutu sesuai dengan persyaratan standar ISO 9001:2008 pada Unit Pelayanan Publik di Dit.SKK BKN Pusat Jakarta.

1.2 Sekretariat Pengendali Dokumen adalah suatu unit kerja fungsional yang terdiri dari satu atau lebih personil yang mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan pengendalian dokumen yang terkait dengan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

1.3 SOP adalah Standard Operating Procedure.

1.4 IK adalah Instruksi Kerja

1.5 SAPSKK adalah singkatan dari Sistim Aplikasi Pelayanan Status dan Kedudukan Kepegawaian

1.6 MS adalah Memenuhi Syarat

(33)

1.7 TMS adalah Tidak Memenuhi Syarat 1.8 BTL adalah Bahan Tidak Lengkap 1.9 TAKAH adalah Tata Naskah

5.0 URAIAN PROSEDUR 5.1 Penerimaan berkas :

5.1.1 Subag Tata Usaha menerima berkas usul dari instansi/Biro Umum termasuk:

a. Menghitung berkas usul

b. Mengagendakan berkas usul (lihat IK cara mengagenda berkas usul)

c. Melakukan pengecekan ke dalam data base dan apabila sudah pernah diproses agar melampirkan berkas lama

d. Menginput ke dalam data base (lihat IK cara input dan update mail tracking SAPSKK)

e. Melekatkan Lembar Checklist Penetapan Pertimbangan Tewas dan Cacad Karena Dinas dan Lembar disposisi pada berkas usul (lihat IK cara mengagendakan berkas usul dan surat keluar)

f. Mengirim berkas usul ke Kasubdit Pertimbangan Kedudukan Kepegawaian dengan menggunakan buku ekspedisi.

5.2 Disposisi berkas usul :

5.2.1 Kasubdit Pertimbangan Kedudukan Kepegawaian meneliti berkas usul, termasuk:

a. Mendisposisikan berkas usul

b. Mendistribusikan ke Kasi Analisis Kedudukan Kepegawaian 5.3 Pemeriksaan awal :

5.3.1 Kasi Analisis Kedudukan Kepegawaian memeriksa berkas usul, termasuk:

a. Melakukan update data berkas usul pada SAPSKK dengan menginput : 1) Tanggal terima dari Kasubdit

2) Nama konseptor 3) Tanggal ke konseptor b. Mendisposisikan berkas usul

c. Mendistribusikan berkas usul ke konseptor 5.4 Pengecekan data dan mengonsep :

5.4.1 Konseptor Seksi Analisis Kedudukan Kepegawaian meneliti kelengkapan berkas dengan mengisi lembar cheklist kelengkapan administrasi

5.4.2 Kelengkapan administrasi Penetapan Pertimbangan Tewas karena dinas yang harus dipenuhi terdiri dari :

a. Surat Pengantar

b. Foto copy sah (legalisir) SK CPNS c. Foto copy sah (legalisir) SK PNS

d. Foto copy sah (legalisir) SK kenaikan pangkat terakhir e. Surat keputusan Kenaikan Pangkat Anumerta Sementara

f. Berita Acara dari Pejabat yang berwajib tentang kejadian yang mengakibatkan yang bersangkutan meninggal dunia.

g. Visum et Repertum dari dokter.

h. Salinan/foto copy sah surat perintah penugasan, atau surat keterangan yang menerangkan bahwa CPNS/PNS tersebut meninggal dunia dalam rangka menjalankan tugas kedinasan.

i. Surat laporan dari pimpinan unit kerja serendah-rendahnya eselon III kepada pejabat pembina kepegawaian yang bersangkutan tentang kronologis kejadian mulai dari tugas dan kegiatan yang dilaksanakan PNS / CPNS yang bersangkutan sampai ia mengalami musibah/kecelakaan.

j. Bahan kelengkapan untuk pemberian pensiun janda/duda.

(34)

5.4.3 Kelengkapan administrasi Penetapan Pertimbangan Cacat karena dinas yang harus dipenuhi terdiri dari :

a. Surat pengantar/usul dari instansi.

b. Foto copy sah surat keputusan pengangkatan sebagai CPNS.

c. Salinan/foto copy sah keputusan dalam pangkat dan atau golongan ruang terakhir.

d. Visum et Repertum.

e. Laporan dari Kepolisian.

f. Surat keterangan dari Tim Penguji Kesehatan.

g. Salinan/foto copy sah surat perintah penugasan, atau surat keterangan yang menerangkan bahwa CPNS/PNS tersebut cacad karena menjalankan tugas kedinasan.

h. Surat laporan dari pimpinan unit kerja serendah-rendahnya eselon III kepada pejabat pembina kepegawaian yang bersangkutan tentang kronologis kejadian mulai dari tugas dan kegiatan yang dilaksanakan PNS/CPNS yang bersangkutan sampai ia mengalami musibah/kecelakaan.

i. Daftar usul pemberian tunjangan cacad sesuai dengan contoh Lampiran VIII / Lampiran IX Surat Edaran Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara tanggal 7 Juli 1981 Nomor 368/Men- Kes/EB/VII/1981 dan Nomor 09/SE/1981.

5.4.4 Untuk memastikan kebenaran data pada berkas maka dilakukan :

a. Memverifikasi dengan data yang ada pada Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan PNS dengan menggunakan formulir permohonan pengecekan data (apabila diperlukan)

b. Melakukan pengecekan/meminjam data dari Deputi SINKA (apabila diperlukan) 5.4.5 Apabila kelengkapan administrasi dinyatakan tidak lengkap, maka disiapkan konsep

surat BTL

5.4.6 Menyiapkan konsep bahan rapat (bila diperlukan) 5.4.7 Menyiapkan konsep surat penyelesaian MS/TMS

5.4.8 Membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep bahan rapat/surat 5.4.9 Menyerahkan ke Kasi Analisis Kedudukan Kepegawaian

5.5 Pemeriksaan konsep :

5.5.1 Kasi Analisis Kedudukan Kepegawaian memeriksa konsep bahan rapat (bila ada), termasuk:

a. Memeriksa konsep surat

b. Memverifikasi kelengkapan berkas dengan lembar cheklist kelengkapan administrasi

c. Membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep bahan rapat/surat d. Melakukan update data berkas usul pada SAPSKK dengan menginput :

1) Tanggal terima dari konseptor 2) Tanggal penyerahan ke Kasubdit e. Menyerahkan ke Kasubdit

5.6 Persetujuan konsep :

5.6.1 Kasubdit Pertimbangan Kedudukan Kepegawaian menyetujui dan memaraf konsep surat yang BTL serta meneruskan ke Subag Tata Usaha , termasuk:

a. Memutuskan dan menandatangani surat yang BTL serta meneruskan ke Subag Tata Usaha

b. Memeriksa kembali konsep surat yang MS/TMS dan bahan rapat (bila ada) c. Membubuhkan paraf dan tanggal pada konsep surat MS/TMS dan bahan rapat

(bila ada) serta meneruskanke Direktur SKK 5.7 Pengambilan keputusan :

5.7.1 Direktur Status da Kedudukan Kepegawaian memutuskan dan menandatangani surat MS/TMS serta meneruskan ke Subag Tata Usaha

5.7.2 Apabila diperlukan perbaikan, kembali ke proses nomor 6.4.5 dan seterusnya

(35)

5.7.3 Direktur Status dan Kedudukan Kepegawaian menyelenggarakan rapat (bila ada) untuk mengambil keputusan

5.8 Rapat pengambilan keputusan (bila ada) :

5.8.1 Rapat dihadiri oleh Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian, dan pejabat eselon II terkait, apabila tidak dapat diputuskan pada rapat ini maka akan diputuskan pada rapat tingkat Pimpinan yang dipimpin oleh Kepala BKN

5.8.2 Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian memimpin rapat untuk pengambilan keputusan 5.8.3 Keputusan rapat menjadi dasar untuk konseptor menyiapkan surat penetapan

MS/TMS (proses kembali ke nomor 6.4.5 dan seterusnya)

5.8.4 Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian menandatangani surat MS/TMS 5.9 Penomoran surat :

5.9.1 Subag Tata Usaha meminta nomor dan tanggal surat ke Biro Umum

5.9.2 Subag Tata Usaha mengembalikan ke konseptor untuk diisi nomor dan tanggal surat serta dicetak surat penetapan

5.10 Pencetakan dan penandatanganan :

5.10.1 Konseptor Seksi Analisis Kedudukan Kepegawaian mengetik nomor dan tanggal pada file konsep surat, termasuk:

a. Mencetak surat minimal dua rangkap (asli dan arsip) b. Menyerahkan surat penetapan ke :

1) Kasie untuk diparaf

2) Kasubdit (BTL ditandatangani, MS/TMS diparaf) 3) Direktur menandatangani MS/TMS

4) Untuk MS/TMS yang diputuskan melalui rapat (bila ada), ditandatangani oleh Deputi dan atau Kepala BKN (apabila atas dasar rapat pimpinan)

5.10.2 Surat penetapan yang sudah ditandatangani dikembalikan kepada Subag Tata Usaha 5.11 Pengeluaran surat MS/TMS/BTL :

5.11.1 Subag Tata Usaha menggandakan surat sesuai yang diperlukan, termasuk:

a. Membubuhkan stempel dinas

b. Menyerahkan surat/tembusan kepada : 1) Unit kerja terkait dilingkungan BKN 2) Instansi

▪ Dikirim melalui Biro Umum

▪ Diambil secara langsung oleh petugas instansi di Sub Bagian Tata Usaha 5.11.2 Sub Bagian Tata Usaha mengupdate data pada data base (lihat IK cara input dan

update mail tracking SAPSKK).

5.11.3 Sub Bagian Tata Usaha menyimpan arsip.

(36)
(37)

6.0 DIAGRAM ALIR PENETAPAN PERTIMBANGAN TEWAS DAN/ATAU CACAT KARENA DINAS

No Uraian Kegiatan

Pemangku Jabatan

Subag Tata Usaha

Konseptor Kasi Analis Kedudukan

Kepeg

Kasi Analis Kedudukan

Kepeg

Dit.

Pengadaan dan Kepangkatan

PNS/Deputi SINKA

Kasubdit Pertimb.Ked.

Kepeg

Direktur SKK

Deputi Bid.

Mutasi

Instansi/

Biro Umum

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Penerimaan berkas

2 Disposisi berkas usul

3 Pemeriksaan awal

4 Pengecekan data dan Mengonsep

5 Pemeriksaan konsep

6 Persetujuan konsep

No Uraian Kegiatan

Pemangku Jabatan

Subag Tata Usaha

Konseptor Seksi Analis Kedudukan

Kepeg

Seksi Analis Kedudukan

Kepeg

Dit.

Pengadaan dan Kepangkatan

PNS/Deputi SINKA

Kasubdit Pertimb.Ked.

Kepeg

Direktur SKK

Deputi Bidang Mutasi Kepeg

1 2 3 4 5 6 7 8 9

7 Pengambilan keputusan

TM

T

TM

TM T

TM

T BTL

MS/TMS

T

T

(38)

8 Rapat pengambilan Keputusan

9

Penomoran surat Penyelesaian

10 Pencetakan dan penandatanganan

11 Pengeluaran surat BTL, MS/TMS

Direktur Status dan Kedudukan Kepegawaian

Bambang Hari Samasto, SH NIP. 19610101 198111 1 001 T

TM

Tidak Rapat

T

Referensi

Dokumen terkait

Memperoleh deskripsi yang memadai mengenai macam dan fungsi ketidaklangsungan ekspresi pada lirik lirik lagu karya Ebiet.. Memperoleh deskripsi yang memadai mengenai

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Metode IPA menggunakan prosedur yang rinci dalam

Keinginan subjek untuk menjadi abdidalem di Keraton dipengaruhi oleh dorongan yang berasal dari dalam dirinya yang disebut dengan motif.. Dorongan subjek untuk mengabdi adalah

Dapat dilihat bahwa di setiap saat, grafik amplitudo sel[1,1] pada simulasi tanpa anomali (warna merah) selalu lebih tinggi daripada grafik simulasi dengan anomali.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan berbagai ko-kultur sel baik dengan sel oviduk, ampula, isthmus atau sel folikel dapat meningkatkan efektifitas produksi embrio

Kasus-kasus kejahatan yang telah diinvestigasi oleh insan pers diantaranya adalah pemalsuan balsem dan minyak kayu putih, penggunaan formalin pada semangka, praktek

Membuat kalimat efektif dalam surat undangan resmi termasuk dalam kom- petensi dasar 4.9 Membuat surat undangan (ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll.) dengan

Pertunjukan Nini Thowong merupakan salah satu kesenian yang ada di Desa Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.Pada awalnya warga sekitar mempunyai keyakinan bahwa