• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Wilayah Kotamadya Dati II Kampar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Wilayah Kotamadya Dati II Kampar."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

42 1. Sejarah

Kecamatan Bukitraya merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru. Pada mulanya kecamatan ini dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 1987 Tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Dati II Kampar.

Namun seiring dengan berkembangnya semangat otonomi daerah yang ditandai dengan banyaknya daerah memekarkan diri, kondisi ini pun terjadi di Kota Pekanbaru. Kota Pekanbaru yang semula terdiri dari 8 (delapan) kecamatan kemudian dimekarkan menjadi 12 (dua belas), termasuk wilayah kecamatan Bukitraya. Pemekaran wilayah ini berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 03 tahun 2003 tentang Pembentukan Kecamatan Marpoyan Damai, Tenayan Raya, Rumbai Pesisir dan Kecamatan Payung Sekaki, maka secara geografis Kecamatan Bukitraya mengalami perubahan.

Camat Bukitraya Dari Masa Ke Masa Tabel. 4.1

ANDI SYAMSUL BAHRI (1988 - 1994)

NAJIB EFENDI (1994 - 1997)

ZELNON EFENDI (1997 - 1999)

AKSAMO RAHIM (1999 - 2000)

TARMIZI AHMAD (2002 - 2004)

(2)

DASTRAYANI BIBRA (2004 - 2006)

Hj. MASRIYA (2006 - 2008)

Hj. IRMA NOVRITA, S.Sos (2008 - 2010)

CHAIRANI, SSTP., M.Si (2010 - 2011)

Dra. Hj. AGUSRIANI HARAHAP, M.Si (2011 - 2012)

CHAIRANI, SSTP., M.Si (2012 - 2013)

FIORA HELMI, SSTP, M.Ec. Dev (2013 - 2015) NURHASMINSYAH, SSTP, M.Si (2015 - 2016) MASYKUR TARMIZI, SSTP, M.Si (2016 - sekarang)

(http://bukitraya.pekanbarumadani.com/profil/?page=sejarah) 18 juli 2018.

07.20 wib

2. Geografis Kecamatan Bukit Raya

Kecamatan Bukitraya merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru, terdiri atas 56 RW dan 230 RT. Luas wilayah Kecamatan Bukitraya adalah 22,05km2 dengan luas masing-masing kelurahan sebagai berikut:

Tabel. 4. 2

A Kelurahan Simpang Tiga 13,65km2

B Kelurahan Tangkerang Selatan 3,09km2 C Kelurahan Tangkerang Utara 2,64km2 D Keluraahan Tangkerang Labuai 2,67km2

(3)

Batas-batas wilayah Kecamatan Bukitraya adalah :

- Sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Tenayan Raya - Sebelah barat : berbatasan dengan Kecamatan Marpoyan Damai - Sebelah utara : berbatasan dengan Kecamatan Sail

- Sebelah selatan : berbatasan dengan Kabupaten Kampar.

(http://bukitraya.pekanbarumadani.com/profil/?page=geografis) 18 Juli 2018. 07.23 wib

3. Kependudukan Kecamatan Bukit Raya a. Jumlah dan Perkembangan Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Bukitraya mencapai 96.560 jiwa pada tahun 2013. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 1,18 persen dari tahun 2012. Kepadatan penduduknya mencapai 4.379 jiwa/km2, dengan kelurahan terpadat adalah Tangkerang Utara sebesar 8.443 jiwa/km2.

b. Sosial Penduduk bukit raya menurut sosial terdiri atas:

1. Pedidikan

Untuk melihat gambaran secara umum perkembangan pendidikan di Kecamatan Bukitraya dalam publikasi ini disajikan mengenai data pendidikan meliputi data TK, SD, SLTP, dan SLTA baik yang dikelola oleh pemerintah maupun yang dikelola oleh swasta.

2. Agama

(4)

Data yang dikumpulkan Kementrian Agama menunjukkan bahwa pada tahun 2013 di kecamatan Bukitraya terdapat 1 Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan 1 Madrasah Ibtidaiyah Swasta. Pada tingkat Madrasah Tsanawiyah, terdapat 1 Madrasah Tsanawiyah Negeri dan 1 Madrasah Tsanawiyah swasta.

3. Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Dengan tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik.

4. Sosial Lainnya

Usaha kesejahteraan sosial dilaksanakan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat untuk mewujudkan tata kehidupan dan penghidupan sosial material dan spiritual. Informasi yang dimuat antara lain data penyandang cacat, keadaan perumahan, sarana rekreasi dan jumlah pencurian.(http://bukitraya.pekanbarumadani.com/profil/?page=kependud ukan)18 juli 2018 07.25 wib.

4. Visi & Misi Kecamatan Bukit Raya

1. Visi Kecamatan Bukitraya Sebagai Kecamatan yang turut mendukung visi Kota Pekanbaru yaitu : "Terwujudnya Kota Pekanbaru

(5)

sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa, Pendidikan serta Pusat Kebudayaan Melayu menuju Masyarakat Sejahtera yang Berlandaskan Iman dan Taqwa" sehingga visi Kecamatan Bukitraya yang akan mengkomunikasikan tugas pokoknya adalah :

Profesional Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Profesional adalah bagaimana Kecamatan Bukitraya dapat memiliki kemampuan yang lebih baik untuk merencanakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan fungsinya secara efisien, fleksibel dan mempunyai etos kerja yang tinggi.

Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan, tentunya dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi Kecamatan Bukitraya yaitu dapat mewujudkan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan serta penyelenggaraan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh Walikota. secara profesional.

2. Misi Kecamatan Bukitraya Untuk meningkatkan visi tersebut di atas maka Kecamatan Bukitraya menerapkan misi sebagai berikut :

a) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat b) Mewujudkan koordinasi yang efektif dengan satker terkait c) Meningkatkan kualitas aparat kecamatan

d) Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan e) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

(6)

Penjelasan masing – masing misi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat peningkatan kualitas pelayanan merupakan salah satu wujud untuk meningkatkan pelayanan prima. Oleh karena itu kecamatan sebagai salah satu organisasi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat harus mampu memberikan suatu pelayanan prima. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat hendaknya dapat memberikan kepuasan dengan mengedepankan prinsip cepat, tepat, murah dan ramah.

Mewujudkan koordinasi yang efektif dengan satker terkait sebagai sebuah organisasi yang menyelenggarakan pemerintahan di tingkat kecamatan, keberadaan kecamatan tidak bisa terlepas dari organisasi perangkat daerah yang lainnya. Kecamatan harus mampu mengembangkan suatu hubungan yang baik dengan menerapkan suatu komunikasi yang efektif dengan perangkat daerah yang lainnya agar penyelenggaraan tugas, tugas pemerintahan dapat berjalan dengan baik.

Meningkatkan kualitas aparat kecamatan sebagai penggerak organisasi kecamatan, SDM pemerintah kecamatan menjadi sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan organisasi kecamatan.

Peningkatan kualitas aparat merupakan peningkatan kapasitas individu dalam mengemban tugas masing-masing dalam suatu organisasi sehingga

(7)

diharapkan dengan ketersediaan SDM yang memadai maka tujuan organisaai akan tercapai.

Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan sesuai dengan tugas pokok yang dimiliki, bahwa kecamatan adalah selaku pembina dari penyelenggaraan Pemerintahan Kelurahan. Penyelenggaraan Pemerintahan Kelurahan yang bertujuan terciptanya pelayanan yang optimal kepada masyarakat dan pelaksanaan tata pemerintahan yang baik (good governance) tidak akan terlepas dari bagaimana Pemerintahan Kecamatan dapat mengkoordinir serta membina setiap Kelurahan untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pelaksanaan program pembangunan harus mampu secara objektif mengakomodir setiap kebutuhan dan aspirasi masyarakat agar dapat menghasilkan suatu proyek pembangunan yang dapat diterima oleh semua pihak. Oleh karena itu dalam setiap pengambilan keputusan harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Partisipasi aktif tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak positif bagi pelaksanaan kegiatan pembangunan. Sebaliknya apabila partisipasi masyarakat diabaikan sedangkan mobilisasi masyarakat terus dikembangkan maka akan menghambat proses pembangunan bahkan tidak jarang akan mengakibatkan kegagalan. Hal ini disebabkan karena masyarakat kurang merasa memiliki hasil pembangunan.

(8)

(http://bukitraya.pekanbarumadani.com/pemerintahan/?page=visi) 18 juli 2018. 07.30 wib.

5. Tugas Pokok & Fungsi Kecamatan Bukit Raya

Berdasarkan peraturan daerah tersebut di atas, maka dikeluarkanlah Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 16 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru, dijelaskan bahwa :

1. Camat

Camat mempunyai tugas rincian tugas sebagai berikut

- Menangani sebagian urusan otonomi daerah serta nyelenggarakan tugas umum pemerintahan

- Menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi :

 Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

 Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum

 Megoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan

 Megoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum

 Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan

(9)

 Membina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan

 Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang

lingkup tugasnya dan / atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintah kelurahan

- Melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang meliputi aspek:

 Perizinan

 Rekomendasi

 Koordinasi

 Pembinaan

 Pengawasan

 Fasilitasi

 Penetapan

 Penyelenggaraan

Camat menyelenggarakan fungsi :

a) Penyelenggaraan tugas umum pemerintahan

b) Penyelenggaraan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota.

2. Sekretaris Camat

Sekretaris Camat mempunyai tugas :

(10)

a. Merumuskan, mengkoordinasikan dan melaksanakan pelayanan teknis administratif; menyelenggarakan tugas umum pemerintahan serta melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota

b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan teknis administratif untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan kecamatan, pembangunan dan kemasyarakatan berdasarkan petunjuk atasan dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas

c. Merencanakan program kerja pemerintahan kecamatan

d. Mengkoordinir pelaksanaan tugas administrasi pemerintahan kecamatan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pelaporan

e. Membina, mengawasi dan mengendalikan perangkat kecamatan dan kelurahan dalam melaksanakan kebijakan pemerintah daerah

f. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar dapat diproses lebih lanjut

g. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar bawahan mengerti dan memahami pekerjaannya

h. Memerika pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk mengetahui adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaannya

i. Membuat konsep pedoman dan petunjuk teknis

(11)

j. Mengevaluasi tugas pemerintahan kecamatan berdasarkan informasi, data, laporan yang diterima untuk bahan penyempurnaan lebih lanjut k. Melaporkan pelaksanaan tugas pemerintahan kecamatan kepada Camat

secara lisan maupun tertulis berdasarkan hasil kerja sebagai bahan evaluasi bagi atasan

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretaris Camat mempunyai fungsi :

a. Perencanaan kegiatan teknis administrasi b. Perencanaan program kerja kecamatan c. Koordinasi tugas administrasi

d. Pembinaan perangkat kecamatan dan kelurahan e. Pengevaluasian tugas pemerintah kecamatan

f. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Sekretaris Kecamatan membawahi 3 (tiga) sub bagian yaitu : 1. Sub Bagian Kepegawaian, Umum dan Perlengkapan

Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Umum dan Perlengkapan mempunyai rician tugas :

a. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pelayanan urusan Kepegawaian, Umum dan Perlengkapan;

b. Merencanakan program kerja sub bagian kepegawaian, umum dan perlengkapan meliputi koordinasi dan pelaksanaan tugas bidang

(12)

kepegawaian, umum dan perlengkapan berdasarkan petunjuk atasan dan ketentuan perundang-undangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

c. Merencanakan program kerja dan inventarisasi aset kecamatan dan kelurahan;

d. Merencanakan program kerja penyelenggaraan pelayanan kebersihan, keindahan dan pertamanan;

e. Merumuskan dan melaksanaka inventarisasi permasalahan yang berhubungan kepegawaian, pembinaan aparatur serta peningkatan kualitas pegawai;

f. Merumuskan dan melaksanakan pelayanan administrasi, inventaris kantor dan dokumentasi kegiatan kantor;

g. Melaksanakan urusan keprotokolan, upacara-upacara, rapat-rapat dinas dan pelayanan hubungan masyarakat;

h. Melaksanakan kegiatan penyusunan kebutuhan dan materil bagi unit kerja kecamatan;

i. Merumuskan dan mengkoordinasikan kegiatan kebersihan, ketertibab, kenyamanan ruangan dan halaman kantor, disiplin pegawai serta pengamanan lingkungan bada;

j. Melaksanakan penyusunan data kepegawaian, DP3 PNS, registrasi PNS dan DUK;

k. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar dapat diproses lebih lanjut;

(13)

l. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar bawahan mengerti dan memahami pekerjaannya;

m. Memeriksan pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk mengetahui adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaannya;

n. Mengevaluasi tugas sub bagian Kepegawaian, Umum dan Perlengkapan berdasarkan informasi, data, laporan yang diterima untuk bahan penyempurnaa lebih lanjut;

o. Melaporkan pelaksanaan tugas sub bagian Kepegawaian, Umum dan Perlengkapan kepada atasan secara lisan maupun tertulis berdasarkan hasil kerja sebagai bahan evaluasi bagi atasan;

p. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Kepala sub bagian kepegawaian umum dan perlengkapan mempunyai fungsi :

a. Perencanaan program kerja sub bagian kepegawaian, umum dan perlengkapan;

b. Perumusan data kepegawaian;

c. Pelaksanaan urusan dalam;

d. Pelaksanaan kebutuhan materil;

e. Pengoordinasian kebersihan dan kenyamanan lingkungan;

f. Pembagian tugas kepada bawahan;

g. Pemberian petunjuk kepada bawahan;

(14)

h. Pengaturan pelaksanaan tugas;

i. Pengevaluasian tugas sub bagian kepegawaian, umum dan perlengkapan;

j. Pelaporan pelaksanaan tugas sub bagian kepegawaian, umum dan perlengkapan;

k. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

3. Sub bagian penyusunan program

Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai rincian tugas : a. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pelayanan urusan penyusunan

program;

b. Merencanakan program kerja sub bagian penyusunan program meliputi koordinasi dan pelaksanaan tugas bidang penyusunan program berdasarkan petunjuk atasan dan ketentuan peraturan perundang –

undangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

c. Menyusun program kerja dan membuat laporan tahunan kecamatan;

d. Mengkoordinasikan tindak lanjut temuan pemeriksaan tentang kecamatan;

e. Mengkoordinasikan dan menyusun data serta informasi tentang kecamatan;

f. Merumuskan rencana kerja tahunan di lingkungan kecamatan;

g. Memfasilitasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di lingkungan kecamatan;

(15)

h. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara tertulis dan lisan agar dapat diproses lebih lanjut;

i. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau secara lisan agar bawahan mengerti dan memahami pekerjaannya;

j. Memeriksa pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk mengetahui adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaanya;

k. Mengevaluasi tugas sub bagian penyusunan program berdasarkan informasi, data, laporan yang diterima untuk bahan penyempurnaan lebih lanjut;

l. Melaporkan pelaksanaan tugas sub bagian penyusunan program kepada atasan secara lisan maupun tertulis berdasarkan hasil kerja sebagai bahan evaluasi bagi atasan;

m. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

B. HASIL PENELITIAN

Bagian ini menjelaskan bagaimana peranan komunikasi antar pegawai dibagian pelayanan administrasi terpadu kantor camat bukitraya pekanbaru.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apa yang terjadi selama dilapagan dengan melalui pegumpuan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas, jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa

(16)

menjelaskan yang terjadi di lapangan untuk diteliti, maka tidak perlu mencari sampling yang lainnyaa. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu peneliti melakukan observasi langsung kelapangan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Hasil penelitian ini merupakan data-data yang peneliti lakukan serta di kumpulkan selama dilapangan yang kemudian direduksi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan peneliti.

Hasil penelitian yang penulis lakukan berlokasi di kantor camat bukitraya Pekanbaru bagian pelayanan administrasi terpadu memaparkan jawaban-jawaban dari informan yang telah di wawancara serta data-data dari lapangan yang berguna untuk dianalisa secara akademis sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam peneliti ini, peneliti melakukan wawancara kepada informan-informan yang dapat memberikan penjelasan secara mendalam agar tujuan penelitian ini dapat tercapai. Adapun beberapa penjelasan mengenai informan-informan ini adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi informan penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti di tuntut mendapatkan informasi yang relevan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada informan-informan yang dapat memberikan penjelasan secara mendalam agar tujuan dari penelitian ini terlaksana dengan baik.

(17)

Deskripsi informan dari pegawai kantor camat bukitraya Pekanbaru di bagian pelayanan addministrasi terpadu:

1. NAMA : MUHAMMAD SALEH

NIP : 197905202008011021 JABATAN : Staf Kecamatan

2. NAMA : MUHAMMAD ZAID RIADI, S.STP NIP : 1990004042014061001

JABATAN : Kasi Pelayanan Terpadu 3. NAMA : R. MERZAVENDRIAN

NIP : 197904221998031003 JABATAN : Staf Kecamatan

4. NAMA : LANNY RAHMA SITOMPUL, S.Pd NIP : 198303052015032001

JABATA : Staf Kecamatan 5. NAMA : FIDDARAINI, SE

NIP : 197910112008012013 JABATAN : Staf Kecamatan

a. Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dilapangan maka penulis akan menjelaskan serta mendeskripsikan hasil penelitian yang mengacu pada permasalah yang terdapat dalam penelitian ini. Peneliti mengumpulkan data

(18)

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada 5 informan yang ada di kantor camat bagian pelayanan terpadu.

Untuk membahas hasil penelitian yang peneliti uraikan dalam penelitian ini, maka data dan informasi yang telah didapatkan oleh peneliti melalui narasumber yang bersedia utuk di wawancarai yang kemudian diambil dan di analisa serta dibahas dari setiap fokus yang merupakan pokok dari penelitian ini.

Salah satunya didukung oleh pertanyaan informan sebagai berikut :

1) Bagaimana sifat-sifat antar sesama pegawai baik itu kelompok atau individu, sebagai alat pegawas atau penyelenggara pemerintahan?

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dilapangan dengan pegawai kantor camat bukitrya Pekanbaru di bagian pelyanan administrasi terpadu tentang sifat antar sesama pegawai saat berkomunikasi, informan menjawab sebagai berikut:

“Kami disini sebagai pegawai pemerintah tentunya, kami memberikan informasi dengan baik serta memperlihatkan prilaku yang baik, sopan, ramah kepada masyarakat serta menjalin keharmonisan antar sesama pegawai kantor camat (Lanny, 27 september 2018)”.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan, peneliti juga dapat menangkap bahawasanya tentang sifat antar sesama pegawai dibagian pelayanan administrasi terpadu kantor camat bukitraya Pekanbaru, sesuai dengan norma- norma yang ada di kantor camat tersebut dan dapat dijalankan oleh pegawai.

“Kelaukuan antar sesama pegawai dijalin dengan baik supaya kinerjapun dapat diselesaikan secepat mungkin, tidak hanya itu kedisiplinan juga penting dan saling mengigatkan antar sesama pegawai (Merza, 27 september 2018)”

(19)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan tersebut juga mengatakan hak yang serupa dengan apa yang telah di sampaikan oleh informan sebelumnya dan juga informan lainnya.

“Yaa...apa yang sesuai dengan visi misi kantor camat salah satunya menciptkan antar sesama pegawai itu berkomunikasi dengan sopan, ramah, saling menghormati dengan seperti itu maka kinerja yang kami jalankan berjalan dengan baik (M.saleh, 27 september 2018)”

Dengan hasil wawancara yang dilakukan dikantor camat bagian pelayanan administrasi pelayanan terpadu, dapat dikatakan peranan komunikasi sanagat berperan penting untuk kinerja yang baik dan begitu pula yang di sampaikan oleh Soekanto (2006: 212) Peranan merupakan aspek yang dinamis kedudukannya atau status apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya.

2) Apakah bapak/ibu telah merasakan kesetaraan dalam hal kerja atau yang lainnya antar sesama pegawai di bagian pelayanan administrasi terpadu?

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan sebagai berikut:

Dalam hal ini kesamaan semua pegawai melakukan pekerjaanya, pasti kami memiliki tugasnya masing-masing dengan seperti itu maka kami harus bertanggung jawab dengan tugas tersebut dan sesuai dengan posisinya (Fiddaraini, 27 september 2018)”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang dibawah ini, juga sama dengan informan yang seblumnya, peneliti juga menangkap bahwasanya komunikasi yang terjalin telihat efektif antar sesama pegawai yang ada di bagian pelayanan administrasi terpadu.

“Pegawai di bagian pelayanan administrasi terpadu ini, setiap pegawai ada tugasnya masing-masiing jadi tugas-tugas tersebut

(20)

harus di selesaikan dan sesuai dengan prosedur. Maka dari itu kesetaraan dengan apa yang menjadi tugas dan posisinya sesuai (Zaid, 27 september 2018)”.

Hasil wawancara dengan informan, peneliti juga menemuka hal yang serupa dengan informan yang di atas bahwasanya antar sesama pegawai terjalin dengan komunikasi yang efektif demi kelancaran tugas-tugas yang telah diberikan

“Yang menjadi kesetaran antar sesama pegawai disini, sama-sama tidak ada yang menjadi pemimpin soalnya tugas yang telah dierikan kepada kami itulah yang harus kami selesaikan supaya tidak terjadinya kelambatan, kami harus fokus dengan tugas masing-masing pegawai di bagian pelayanan ini (Merza, 27 september 2018)”.

Maka dari tiga informan yang di atas hasil wawancara tersebut peneliti menangkap bahwasanya peranan komunikasi sangat penting dan terlihat komunikasi terjalin dengan efektif. Seperti yang disampaikan silfiana (2017:125) langkah awal yang harus dibagun masing-masing berkomunikasiharus betul-betul memperlihatkan kondisi kenyamanan dan keharmonisan.

3) Bagaimana sikap bapak/ ibu ketika di percaya melaksanakan tugas yang telah duberikan?

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dilapangan dengan parapegawai pelayanan administrasi terpadu tentang komunikasi antar sesama pegawai, sebagai berikut:

“Harus percaya dan yakin terhadap apa yang menjadi tugas setiap pegawai supaya tidak terjadi kesalah pahamam antar sesama pegawai dan mengerjakannya dengan baik, apa yang di sampaikan rekan kerja harus didengar supaya tidak terjadi kesalahan (M.saleh, 27 september 2018)”.

(21)

Dengan hasil wawancara dengan informan bapak M.saleh mengatakan bahwasanya hal kepercayaan tugas yang diberikan, harus di jaga antar sesama pegawai pelayanan terpadu, supaya tidak terjadi prasangka yang negatif.

“Saat berkomunikasi harus timbul rasa positif sesama pegawai karena apa yang di sampaikan pegawai akan berkaitan dengan tugas-tugas di pelayanan ini, contohnya saja dari loket pertama tersebut memberikan berkas-berkas ke loket selanjudnnya maka apa yang di sampaikan dari loket pertama akan di terima oleh loket selanjudnya untuk itu positf dalam menanggapi hal tersebut (Merza, 27 september 2108)”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang ada di kantor camat bagian pelayanan administrasi terpadu, peneliti menangkap bahwasanya rasa positi antar sesama pegawai ada maka dapat di katakan komunikasi yang terjalin tersebut efektif antar sesama pegawai.

“apabila kepercayaan tersebut diberikan kepada saya, kepercayaan itu harus saya jaga dengan sebaik mungkin jangan sampai timbul rasa curiga antar sesama pegawai apalagi sama atasan (Lenny, 27 septembe 2018)”

Peneliti menemukan bahwasanya komunikasi yang terjalin antar sesama pegawai di bagian pelayanan administrasi terpadu terjalin dengan efektif. Hal ini sangat penting dalam mendapatkan kordinasi, integrasi dan sinkronisai kerja.

Wursanto (2002:170).

4) Bagaimana tindakan bapak/ibu ketika ada rekan kerja „„komunikasi interpersonal‟‟ yang ingin bertemu dengan pimpinan, apa yang bapak/ibu lakukan di saat berkomunikasi tersebut?

(22)

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan yang ada di kantor camat bagian pelayanan administrasi terpadu, tentang komunikasi antar sesama pegawai, sebagai berikut dari hasil wawancara dengan informan:

“Harus mengingatkan kembali kepada pegawai yang bersangkutan apa yang harus dibawanya atau dipersiapkan untuk menemui pimpinan hal ini supaya tidak terjadi kesalahan dan berkomunikasi dengan baik, apabila pimpinan sedang ada rapat beliau harus sabar menunggu sampai rapat tersebut selesai (Zaid, 27 september 2018)”.

Berdasarka hasil wawancara dengan informan tersebut, antar sesama pegawai berkomunikasi dengan baik dan terlihat saling mendukung antar sesama rekan kerja di kantor camat bukitraya pekanbaru.

“Beritahu kepada yang bersangkutan supaya dapat menjanga komunikasi dengan baik dan memberi dukungan yang positif kepada beliau supaya yang bersangkutan juga nyaman terhap apa yang saya sampaikan (Fiddaraini, 27 september 2018)”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan iinforman tersebut, peneliti dapat menemukan hal-hal yang terjadi di bagaian pelyanan administrasi terpadu, salah satu ciri komunikasi efektif yaitu dukungan antar sesama pegawai.

“Sesama pegawai di kantor camat ini kami saling mendukung, saling mengigatkan sesama pegawai apa yang menjadi tugas kami, hal ini supaya terjalin keharmonisan, komunikasi yang baik antar sesama pegawai (M.saleh, 27 september2018)”.

Peneliti menemukan bahwasanya komunikasi yang terjalin antar sesama pegawai di bagaian pelayanan administrasi terpadu terlihat efektif. Peneliti juga menangkap dari semua informen menjawab hal yang sama. Dengan demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan saling ketergantungan jadi dengan

(23)

demikiankeberhasilan suatu komunikasi di tentukan oleh semua unsur tersebut, Wursanto (2002:157).

5) Apakah pelayanan administrasi terpadu dilakukan dengan cara terbuka bagi siapa yang membutuhkan?

Berdasarkan hasil wawancara peneliti di lapangan, dengan informan yang ada di bagaian pelayanan administrasi terpadu menjawab sebagai berikut:

“Tentu saja terbuka bagi siapa yang membutuhkannya dan harus didata denga sebaik-baik mungkin supaya tidak terjadi keslahan, masyarakat juga boleh bertanya kepada pegawai yang ada disni apabila tidak paham dengan prosedur-prosedur yang ada (Zaid, 27 september 2018)”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti menangkap bahwasanya pelayanan yang diberikan kepada publik sanagat terbuka. Sebagai penyelenggara pemerintah harus mampu dan memperlihatkan keterbukaan kepada masyarakat dan antar sesama pegawai, ini terlihat di saat peneliti berada di lapangan.

“Kami disini sebagai penyelenggara pemerintahan atau birokrat harus transparan kepada masyarakat dan sesama pegawai, supaya masyarakat merasa puas dengan apa yang telah kami berikan kepada mereka yang membutuhkan (Merza, 27 september 2018)”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang lainnya juga mengatakan hal yang sama, pelayanan yang diberikan kepada siapa saja dan harus terbuka bagi siapa yang membutuhkannya.

“Keterbukan kami melayani masyarakat adalah salah satu bentuk dari kualitas pelayanan yang kami berikan selama ini, maka dari itu kami selalau terbuka kepada siapa saja yang membutuhkan dalam hal surat- menyurat (Lenny, 27 september 2018)”.

(24)

Peneliti menemukan bahwasanya pelayanan yang diberikan terbuka dan sangat baik karena terlihat sesuai apa yang dikatakan Lukman (1999:14) kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan standar pelayanan yang telah dilakukan sebagai pedoman dalam memberikan layanan dalam hal ini yang memberikan pelayanan yaitu aparatur pemerintahan. Aparatur dalam memberikan pelayanan harus berorientasi kepada masyarakat sehingga menciptakan pelayanan yang berkualitas.

6) Apakah pelayanan administrasi terpadu disini dapat dipertanggung jawabkan atas penerbitannya?

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan yang ada di bagain pelyanan administrasi terpadu kantor camat bukitraya pekanabaru, tentang kualitas pelayanan hal tersebut informan menjawab sebagai berikut:

“Hal tersebut diatur dan dibuat oleh pemerintah maka pasti ada pertanggung jawabanya sesuai dengan undang-undang yang ada di pemeintahan, data yang masuk kesini akan dikirim ke pemprov hingga kepusat (M.saleh, 27 september 2018)”.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan tersebut, pihak penyelenggara pemerintahan dapat memberikan yang terbaik dan dapat dipercaya akuntabilitasnya.

“Semua pelayanan disini sudah ada aturan dan izinnya dari tingkat kota, apabila hal-hal yang berkaitan seperti surat rekomendasi sudah bisa di terbitkan apabila telah sesuai dengan peraturan yang ada dan sesuai prosedur (Lenny, 27 september 2018)”.

(25)

Hasil wawancara dengan informan tersebut, peneliti juga menemukan hal yang sama dengan informan yang lainnya, peneliti menangpak bahwasanya dalam meningkatkan kualitas pelayanan harus memenuhi kriteria yang ada.

“Sesuai dengan perundang-undangan yang ada maka segala yang di terbitkan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan yang diakukan (Fiddaraini, 27 september 2018)”.

Peneliti menemukan bahwasanya pelayanan administrasi terpadu di kantor camat bukitraya pekanbaru, pada dasarnya adalah memuaska masyarakat untuk mencapai kepuasan itu di tuntut kualitas pelayanan yang di cerminka dari, akuntabilitas yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Sinabela (2008:6).

7) Apakah pelayanan disini mengedepankan berbagai perbedaan seperti suku, agama dan sebagainya?

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan yang ada di bagian pelayanan adaministrasi terpadu kantor camat bukitraya pekanbaru, tentang kualitas pelayanan yang ada sebagai berikut informan yang menjawab:

“Pelayanan disni tidak membedakan suku atau golongan, bagi kami siapa yang telah memenuhi persyaratan atau prosedur yang sesuai maka kami akan layani dengan baik, bagi masyarakat yang tidak sesuai dengan prosedur kami akan menyuruh untuk melengkapimya terlebih dahulu (Zaid, 27 september 2018)”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tersebut, pelayanan yang berkualitas tidak menunjukkan perbedaan yang ada untuk melayanai masyarakat hal tersebut merupan salah satu dari terciptanya pelayanan yang berkualitas.

(26)

“Perbedaan setiap orang berbeda-beda baik sikap, agama dan sebagainnya, tetapi dalam hal melayani masyarakat kami akan mngedepankan sikap profesional antar sesama pegawai di kantor camat tanpa membeda-bedakan untuk melayani masyarakat (M.saleh, 27 september 2018)”

Dari hasil wawancara, peneliti juga menemukan hal yang sama dengan informanlainya, bahwasanya sebagai pihak penyelenggara pemerintahan di bagian pelayanan terpadu saat melayani masyarakat tidak membeda-bedakan baik itu suku atau ras.

“Antar sesama pegawai di bagian pelayanan tidak ada yang membeda- bedakan pelayanan kepada masyarakat baik suku, agama, dan lainya apalagi mereka yang sangat membutuhkan layanan tersebut (Merza, 27 september 2018)”.

Peneliti menemukan bahwasanya pelayanan administrasi terpadu di kantor camat bukitraya pekanbaru, tidak membeda-bedakan atau pelayanan yang tidak diskriminasi dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan lain-lain, Sinabela (2008:6).

C. PEMBAHASAN PENELITIAN

Dalam bab ini pembahasan secara kualitatif, maka data-data yang telah didapatkan mampu menjawab pertanyaan yang ada di rumusan masalah. Temuan peneliti yang merupakan analisa peneliti menggunakan konsep yang relevan, penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan tentang peranan komunikasi antar pegawai di bagian pelayanan administrasi terpadu dalam meningkatkan kualitas pelayanan kantor camat bukitraya pekanbaru. Informan dalam penelitian ini adalah pegawai kantor camat bukitraya Pekanbaru.

(27)

Peranan dan fungsi dari seorang pegawai atau karyawan di dalam suatu organisasi pemerintahan atau swuasta tidak dapat dipandang sebelah mata.

Apabila diibaratkan sebuah mesin, maka pegawai merupakan komponen- komponen penting yang keberadaan dan kinerjanya seorang pegawai akan berpengaruh terhadap kinerja mesin itu secara keseluruhan.

Pegawai termasuk profesi yang memiliki kedudukan unik dan tugas di dalam organisasi. Hal ini terlihat dari tugas atau pekerjaan yang dilakukan seorang pegawai yang ada di bagian pelayanan terpadu. Tugas pegawai digolongkan berdasarkan wewenangnya meliputi tugas rutin dan. Seorang Pegawai juga memiliki beberapa tugas untuk melakukan hubungan kerjasama dengan dunia luar dan hubungan kerjasama di dalam organisasi. Tugas rutin seorang pegawai meliputi urusan pelyanan umum, menerima tamu, koordinasi kegiatan pelayanan, hingga kearsipan.

Melihat dari segi tugasnya pegawai, maka apabila pegawai tidak memiliki kemampuan dan keterampilan yang mumpuni akan berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan pegawai dan kualitas pelyanan di sebuah organisasi. Untuk menjadi seorang pegawai profesional banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat tersebut antara lain adalah syarat pengetahuan, syarat keterampilan dan syarat kepribadian. Selain itu yang tidak kalah penting pegawai juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, berbicara secara efektif dan sistematis. Hal ini disebabkan karena pegawai juga merupakan pusat informasi di dalam sebuah organisasi tersebut. Dikatakan demikian karena pegawai juga bertugas untuk

(28)

melakukan berhubungan langsung dengan pihak pertama atau masyarakat dan rekan kerja antar sesama pegawai.

Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh pegawai agar dapat menjalankan tugas dengan lancar.

Komunikasi interpersonal memiliki peranan yang besar bagi pegawai dalam menjalankan tugasnya dan melancarkan tugas-tugas yang telah diberikan.

Terutama ketika menjalankan tugas yang berhubungan dan berhadapan langsung dengan orang lain, baik pimpinan, rekan kerja, maupun masyarakat. Contohnya adalah ketika berdiskusi dan berkoordinasi dengan rekan kerja mengenai persiapan dan persyaratan yang harus di penuhi oleh pegawai kantor camat.

Peranan komunikasi interpersonal dalam menunjang tugas pegawai lainnya adalah ketika norma-norma yang ada di patuhi dan dijalankan dengan sebaik-baiknya antar sesama pegawai kantor camat. Tujuan dari hal-hal tersebut tentunya adalah untuk menghasilkan, menciptakan kinerja yang baik dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Komunikasi interpersonal merupakan salah satu cara yang efektif untuk meyakinkan, mempengaruhi dan mengubah sikap komunikan untuk mau mengikuti kehendak komunikator. Selain itu komunikasi akan berlangsung tatap muka, suasana dan bahasa yang digunakan dapat bersifat formal maupun informal. Serta komunikasi akan lebih intens. Dengan demikian, pegawai akan lebih mudah untuk melakukan melancarkan misi dan tujuannya.

Komunikasi interpersonal secara efektif yang dilakukan seorang pegawai sangat berpengaruh di dalam kegiatan seperti, diskusi, kemudian berkoordinasi

(29)

ataupun dalam kegiatan rapat. Agar komunikasi dapat berjalan secara baik, lancar dan efektif, pegawai perlu memperhatikan kecakapan dalam berkomunikasi.

Adapun beberapa hal yang perlu dilakukan seorang komunikator (pegawai) dalam berkomunikasi, antara lain:

1. Keterbukaan (openess), yaitu sikap dari seseorang dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Namun tidak berarti bahwa harus dengan segera membukakan semua latar belakang kehidupan serta keseharianya, akan tetapi rela membuka diri ketika orang lain menginginkan informasi yang diketahuinya. Keterbukaan dalam hal ini merupakan kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan dengan tetap memperhatikan asas kepatutan.

Contohnya, apabila ada seorang tamu yang mendatangi kantor dan memaksa ingin bertemu dengan pimpinan tetapi pimpinan sedang memimpin rapat. Sebagai seorang pegawai yang mengetahui kegiatan pimpinan, maka pegawai harus jujur mengatakan kepada tamu bahwa pimpinan sedang memimpin rapat dan belum dapat ditemui. Pegawai juga harus menyampaikan dan mejelaskan kepada pimpinan bahwa ada seorang tamu yang ingin bertemu. Hal ini perlu dilakukan kerena keputusan akhir untuk menemui atau tidak ada ditangan pimpinan.

2. Empati (empathy), mempunyai arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain.

Dengan empati seseorang berusaha melihat dan merasakan seperti yang dilihat dan dirasakan orang lain. Serta dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut

(30)

pandang orang lain, melalui kacamata orang lain. Empati dapat dijadikan filter agar seseorang tidak mudah menyalahkan orang lain dan membiasakan untuk dapat memahami esensi setiap keadaan tidak semata-mata berdasarkan cara pandang kita sendiri.

Sebagai contoh Seorang pegawai yang kesamaan dalam posisi tertentu dan memiliki tugas yang telah di tetapkan walaupun pegalamanya yang berbeda dengan pegawai yang lainnya, pegawai yang berpegalaman memiliki empati tidak akan memerikan tugas atau menyuruh seenaknya kepada pegawai lainya, pegawai tesebut dapat berpikir atau membayangkan dan bersikap jika saya adalah dia, maka saya akan mengerjakan banyak tugas yang harus di selesaikan pada saat itu juga.

Saya haru siap untuk membatu pegawai tersebut baik di kantor ataupun ketika sudah berada dirumah dan saya harus mengejakan tugas yang kadang tidak ada hubungannya dengan tugas di kantor dan sebagainya. Tentu pegawai yang berpegalaman akan merasa dan memahami betapa beratnya menjadi seorang pegawai yang baru menjalankan tugas kedinansanya sehigga pegawai tidak akan berbuat semena-mena kepada pegawai lainya walaupun karna perbedan pegalaman.

3. Dukungan (supportiveness), yaitu situasi terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung secara efektif. Masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya dan terciptanya interaksi secara terbuka demi kelancaran kinerja yang baik.

(31)

Contohnya, Bila ada seorang pegawai yang ingin bertemu dengan pimpinana,namum pimpinan sedang menemui tamu yang sudah mendahuluinya.

Dalam hal ini antas sesama pegawai saling berkomunikasi dan saling mendungng dalam hal yang positif. Pegawai lainya atau secam yang mengetahui bahwasanya pimpinan saat ini menemui tamu, mohon untuk menunggu dan bersabar sebentar dan mengucapkan permintaan maaf. Dalam hal ini memberi jawaban sesama pegawai tidak boleh kaku atau mengelak dengan cepat.

4. Rasa positif (positiveness), positif ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku. Dalam bentuk sikap artinya adalah bahwa pihak-pihak yang terlibat komunikasi interpersonal harus memiliki perasaan dan sikap, positif, bukan prasangka ataupun curiga yang berlebihan. Kemudian dalam bentuk perilaku maksudnya bahwa tindakan yang dipilih adalah relevan dengan tujuan komunikasi interpersonal yaitu terjalinnya kerjasama.

Misalnya, seorang pegawai ketika mendapatkan tugas untuk malakukan lobi dengan orang lain atau pihak swuasta. Pegawai lainnya harus berpikir positif kepada pihak perusahaan lain bahwa mereka pasti akan menjalin kerjasama dengan instansi saya. Pegawai juga harus menghargai apa yang menjadi keputusan dari pihak lain, sikap menghargai dapat diwujudkan dengan mendengarkan segala informasi yang diberikan, merespon pesan yang disampaikan dan lain sebagainya.

5. Kesetaraan atau kesamaan (equality), yaitu pengakuan bahwa kedua belah pihak sama-sama memiliki kepentingan, sama-sama bernilai, berharga, dan saling memerlukan antar sesama pegawai di lingkugan tersebut. Kesetaraan yang dimaksud yakni berupa pengakuan atau kesadaran antar sesama, serta kerelaan

(32)

untuk menempatkan diri dimana sesuai dengan tugas-tugasnya setara (tidak ada yang superior atau inferior) dengan partner komunikasi.

Contohnya, seorang pimpinan tidak seharusnya menganggap dirinya paling tinggi kepada bawahannya, dia tidak boleh menganggap bahwa pegawai hanya bawahan. Serta tidak boleh beranggapan bahwa komunikasi antara pimpinan dan karyawan tidak cocok atau tidak sambung karena berbeda level.

Begitupula dengan sesama pegawai yang memiliki posisi yang sama dan perbedaan pegalaman kerja dan menganggap lebih tahu segalanya di banding dengan pegawai lainya.

Seorang pegawi harus menempatkan dirinya setara dengan orang lain, megakui pentingnya kehadiran oranglain di lingkungan tersebut. Mengakui bahwa antar sesama pegawai saling memerlukan dan saling terkait antar sesama. Sesama pegawai saling membantu untuk menyelesaikan pekerjan dengan baik dan mengelola informasi yang dibutuhkan.

Menurut Mulyana tentang komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang dilakukan oleh orang-orang secara langsung sehingga orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut dapat menerima reaksi atau respon lawan bicara secara langsung baik secara verbal maupun nonverbal karena dilakukan secara tatap muka. Dalam hal ini analisa peneliti, dari pegamatan yang peneliti lakukan bahwasanya peranan komunikasi antars sesama pegawai yang ada di bagian pelayanan terpadu berkomunikasi dengan baik dan ini terbukti.

Dalam hall ini teori yang digunakan ialah teori organisasi prilaku adalah suatu teori yang memandang organisasi dari segi prilaku anggota organisasi.

(33)

Setiap anggota mempunyai waktak, tempremen, cita-cita, keiginan yang berbeda- beda, yang mengakibatkan prilaku dari setiap angota organisasi berbeda-beda.

Prilaku itu pada awal mulanya berorientasi pada diri sendiri, akan tetapi karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, selalu hidup dalam kelompok, prilaku mereka berkembang menjadi apa yang dinamakan prilaku organisasi. Oleh karena itu teori ini berpendapat bawhwa baik atau tidaknya, berhasil atau tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah di tetapkan adalah tergantung dari prilaku atau sikap kelakuan dari pada anggotanya.

Peranan pegawai sangat berpegaruh karena berkaitan dengan prilaku pegawai yang ada di kantor camat dan penting bagi struktur sosial masyarakat.

Prilaku ini bisa memberikan reaksi seseorang baik itu positif atau negatif akan terlihat ketika komunikasi tersebut terjalin antar sesama pegawai di bagian pelayanan terpadu.

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat dimana seseorang masyarakat. Peranan alam hal ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.

Pegawai dibagian pelayanan terpadu harus memperhatikan situasi dan kondisi saat berkomunikasi, karena proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu saat berkomunikasi akan berpegaruh baik kepada lingkungan kinerja dan kualitas pelayanan di kantor camat. Komunikasi antar pegawai yang menggunakan bahasa daerah merupakan salah satu faktor yang menjadikan pesan- pesan yang di sampaikan tidak dapat di megerti oleh pegawailainnya dengan penggunaan bahasa isyarat atau non verbal tersebut tidak di megerti oleh

(34)

pegawailainya, untuk itu para pegawai dapat mematuhi norma-norma yang ada di kantor camat tersebut.

b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Peranan komunikasi dalam hal ini akan menetukan seberapa tingkat kepuasan masyarakat dan antar sesama pegawai di bagian pelayanan terpadu serta pencapaian prestasi yang ada di kantor camat bukitraya Pekanbaru.

Karena komunikasi itu dibutuhkan dari setiap aspek kehidupan manusia, baik dari aspek pegawai itu sendiri sampai aspek yang lebih besar, ini dapat terliahat dari beberapa tujuan dari komunikasi itu sendiri serta dapat membagun komunikasi guna untuk memperoleh ikatan yang baik dan saling pegertian antar sesama pegawai yang ada di kantor camat tersebut.

c. Peranan juga meliputi sebagai prilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Dengan begitu prilaku formal seorang pegawai yang merupakan akibat dari hubungan formal yang berlangsung antar sesama pegawai di kantor camat atau di dalam organisasi tersebut.

Hubungan formal ini adalah keseluruhan hubungan yang dilakukan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pekerja atau pegawai organisasi dengan demikian yang dimaksud dengan prilaku formal pegawai ialah segenap sikap, perbuatan, sikap, tindakan atau tingkah laku yang dilakukan secara langsung yang akan berpegaruh terhadap kinerja dan posisinya.

(35)

Sesuatu yang terjadi akan berpegaruh terhadap tidak hanya pada individu bahkan terhadap orang lain. Norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Dalam hal ini peranan dapat di artikan suatu peraturan-peraturan yang membing seseorang dalam kehidupan masyarakat.

1. Kebiasaan, kebiasaan yang sering berulang-ulang dalam bentuk yang sama yang merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan tersebut.

misalnya pegawai saat jam kerja masih ada yang menggunakan sendal jepit dan pegawai yang masih duduk-duduk di kantin.

Ini membuktikan adanya pegawai yang masih melanggar norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang dalam struktur kemasyarakatan. Prilaku individu seperti ini akan membuat para pegawai lainnya menjadi ikut-ikutan yang awalnya Cuma ikut-ikuta yang kemudian menjadi kebiasan sehingga menimbulkan pelanggarang norma-norma yang ada di kantor camat.

2. Tata kelakuan, ini merupakan cerminan sifat-sifat yang hidup dari kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pegawas, secara sadar maupun tidak sadar oleh masyarakat. Misalkan, berkomunikasi saat jam kerja masuk, ini terjalin untuk menciptakan pelyanan berkualiats dan kinerja yang mengedepankan keharmonisan untuk berkomunikasi,

Dengan tata kelakuan seperti ini akan memperlihatkan cerminan sifat seorang antar sesama pegawai yang ada di kantor camat di bagian pelayanan administrasi terpadu, yang di laksanakan sebagai alat pegawasan secara sadar oleh

(36)

antar pegawai. Namun itu belum maksimal, ini dikarenakan masih adanya hambatan berkomunikasi tidak hanya datang dari diri sendiri bahkan dari luarpun biasa menjadi faktor penghambat saat berkomunikasi.

3. Cara, lebih menonjol di dalam hubungan antar individu dalam masyarakat. Suatu penyimpangan terhadapnya tak akan mengakibatkan hukuman yang berat, akan tetapi hanya sekedar celaan dari inividulainya. Misalkan, pembicaran yang sedang berlangsung antar sesama di bagian pelayanan terpadu yang didominasi salah satu pegawai, dan memberikan penjelasan yang berbelit- belit dengan hal seperti itu lawan bicara akan merasa bosan dan igin mengakhiri pembicaran. Dengan hal demikain akan berdampak terhadap kinerja seorang pegawai dan komunikasinya.

Sesuai dengan adanya visi dan misi yang ada di kantor camat tersebut, visinya adalah dapat mewujudkan penyelenggaraan tugas umum pemerintah yang dilimpahkan oleh walikota sedangkan misinya adalah menigkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan sebagainya.

Menciptakan hal seperti itu harus di junjung demi kelancaran dan meningkatkan kualitas pelayanan publik hal seperti ini akan menciptkan suatu prestasi dan kreavitas pegawai. Dengan hal-hal tersebut ada beberapa langkah- langkah yang harus di lalui ialah:

a. Transparansi

Pelayanan yang sifatnnya terbuka ialah mudah dan dapat di akses oleh semua pihak masyarakat umum, yang membutuhkan dan disediakan secara

(37)

memadai serta mudah dimegerti oleh semua kalagan masyarakat. Artinya disediakan disini ialah melalaui media online dapat di akses langsung dimanapun berada dan secara manual yaitu langsung kekantor camat bukitraya pekanbaru dalam hal pegurusan administrasi.

Misalnya, prosedur-prosedur yang harus dilalui oleh masyarakat atau pegajuan administrasi, hingga terbitnya surat yang di ajukan. Sebelumnya pengajuan administrasi harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sesuai dan secara dilengkapi supa dapat diterbitkan dengan mudah dan cepat oleh pihak penyelenggara pemerintah (birokrasi).

b. Akuntabilitas

Maksudnya ialah Pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di pemerintahan. Dengan hal tersebut apa yang telah di terbitkan oleh penyelenggara pemerintahan atau pegawai yang ada di kantor camat tersebut telah sesuai dengan undang-undang yang diberlakukan. Misalnya, sebelum penerbitan administrasi penyelenggara pemerintahan akan mengecek kembali hal-hal yang telah di penuhi oleh pemohon apa bila telasah sesau dengan peraturan maka dari itu bisa diterbitkan sesauai dengan undang-undang.

c. Kondisional

Maksudnya ialah pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efesiensi dan efektifitas.misalnya efesien dalam hal ini untuk menyelesaiakan tugas cara A

(38)

membutuhkan satu jam sedangkan dengan cara B membutuhkan dua jam maka cara A lebih efesien dari cara B dengan kata lain tugas tersebut dapat di selesaikan menggunakan cara yang benar. edangkan efektivitas jika sebuah tugas dapat diselesaikan dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan maka cara tersebut adalah benar dan efektif secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihanlainya.

d. Partisipatif

Pelayanan terpadu yang dapat mendorong peranan seseorang serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan administrasi terpadu dengan memperhatikan seperti aspirasi, kebutuhan, harapan masyarakat dan sebagainya.

Misalnya, peranan seorang pegawai sebagai penyelenggara negara yang ada di kantor camat akan melihat dan mendegarkan apa yang menjadi harapan masyarakat begitu juga dengan para pegawai akan menyuarakan hal-hal yang belum terpenuhi baik secara individu atau secara organisasi ketikah hal-hal tersebut terpenuhi maka ada rasa kepuasan tersendiri.

e. Kesamaan hak

Yaitu pelayanan yang tidak diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan sebagainya. Apabilah hal- hal tersebut tidak terjadi maka ada rasa kepuasan tersendiri bagi seseorang yang ingin mengurus administrasi tersbut. Misalnya, didalam organisasi pemerintahan tidak semuanya pegawai penyelenggara negara memiliki persamaan yang sama,

(39)

oleh karen itu, maka di adakanlah aturan-aturan yang harus di patuhi oleh para pegawai salah satunya melayani masyarakat tanpa membeda-bedakan gologan,suku, dan ras. Begitu juga dengan sesama pegawai bahasa yang digunakan ialah bahasa indonesia hal ini untuk memudahkan proses kinerja antar sesama pegawai.

Sebagai penyelenggara pelayanan administrasi terpadu, pegawai pemerintah yang ada di kantor camat bukitraya pekanbaru mampu memeberikan yang terbaik sehingga tercapainya misi kantor camat yang salah satunya menciptakan kualitaas pelayanan terpadu. Seperti halnya yang disampaiakn oleh sinebela ialah pemenuhan keiginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara dengan tujuan agar dapat menungkatkan kesejahteraan masyarakat.pada hakekatnya negara dalam hal ini pemerintah ( birokrast) harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan digunakan untuk menyalurkan beban

Sebagai sebuah purwarupa sistem berbasis aturan, sistem ini memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki dan dikembangkan. Untuk penelitian selanjutnya, terdapat beberapa

Jika digabungkan dengan hasil uji statistika paired-t untuk utilitas maka diperoleh kesimpulan bahwa sistem alternatif kedua yang terbaik dikarenakan sistem alternatif pertama

Semua connectors adalah one-size-fits-all, maka suatu alat dapat diisi secara langsung ke dalam host, ke dalam suatu pusat kegiatan yang mana pada gilirannya diisi ke dalam

Aset biologis diakui sebagai persediaan ketika aset biologis tersebut sudah dipanen dan menghasilkan produk agrikultur lalu hasil dari produk agrikultur tersebut disortasi

Untuk variabel direct marketing diketahui bahwa Ho diterima yang berarti variabel direct marketing (X 5 ) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap proses

bahwa dalam rangka memberikan kepastian kepada masyarakat yang bermaksud melaksanakan kegiatan penelitian atau praktek kerja lapangan di lingkungan Pemerintah Kota

Sedangkan lingkungan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecelakaan kerja (R = 0,003), dan pada tingkat pendidikan mempengaruhi secara signifikan