• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI EKSTRAK ETANOLIK HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) SEBAGAI ALTERNATIF AGEN ANTIKANKER SERVIKS SECARA IN SILICO DAN IN VITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "POTENSI EKSTRAK ETANOLIK HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) SEBAGAI ALTERNATIF AGEN ANTIKANKER SERVIKS SECARA IN SILICO DAN IN VITRO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SECARA IN SILICO DAN IN VITRO

The Potency of Ethanolic Extract of Bandotan Herb (Ageratum conyzoides L.) as an Alternative of Cervical Anticancer Agent

Using in Silico and in Vitro Assay

Rifki Febriansah* Windy Andriati Lubis** Fitriannisa Fathurrahma**

*Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia

**Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia

e-mail : briansyah_rifki@yahoo.com

ABSTRACT

The World Health Organization (WHO) reported that more than 10 million cancers occur each year worldwide. Cervical cancer has become the top five commonly occurring cancers, especially in women. Cancer treatment with chemotherapy agents is still an option in the treatment of cancer. However, there are some side effects that decrease the immune system and the existence of multi drug resistance mechanism (MDR) which can lead to reduced efficacy of chemotherapy.

Several studies began to be directed for tested the potential of natural materials as potential chemoprevention agents as well as chemotherapy counterpart. Bandotan herb is one of the plants that are known to have empirical properties as anticancer agents. The purpose of this research is to determine the potential of bandotan (Ageratum conyzoides L.) ethanolic extract as an alternative cervical anticancer agent by in silico and in vitro assay.

The sample used was bandotan herb ethanolic extract. The experiment was carried out to analyze as follows: chemical compound, antioxidant activity, cytotoxic activity, and molecular docking test. The chemical compound analysis was performed by thin layer chromatography (TLC) method. Antioxidant activity was performed using DPPH method. The cytotoxic activity was used MTT assay method against HeLa cell and molecular docking test using PLANTS software.

From TLC test, it was found that bandotan herb ethanolic extract contained flavonoid group compound with Rf value of 0.4. The DPPH test obtained IC50 value of 311μg/mL and the cytotoxic activity test againts HeLa cells line obtained IC50 value of 1605 μg/mL. From the results of molecular docking test obtained a docking score of -113 for friedilin compounds and -87 for 5-FU drug compounds. So it can be concluded that bandotan herb ethanolic extract has low potential as an antioxidant agent and cytotoxic activity on HeLa cervical cancer cells line.

Key words: Bandotan; HeLa; TLC; cytotoxic; molecular docking ABSTRAK

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa lebih dari 10 juta kanker terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Kanker serviks merupakan lima besar kanker yang sering terjadi pada wanita. Penanganan kanker dengan agen kemoterapi masih menjadi pilihan dalam pengobatan kanker. Namun adanya beberapa efek samping yaitu menurunnya sistem imun dan adanya mekanisme multi drug resistance (MDR) mengakibatkan berkurangnya efikasi dari obat kemoterapi. Beberapa penelitian mulai diarahkan pada pengujian potensi bahan alam sebagai agen kemoprevensi yang potensial sekaligus sebagai agen pendamping kemoterapi. Herba bandotan merupakan salah satu tanaman yang diketahui secara empirik mempunyai khasiat sebagai agen antikanker. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi dari ekstrak

(2)

26 | Volume 11, No. 1 Agustus 2018

etanolik herba bandotan (Ageratum conyzoides L.) sebagai alternatif agen antikanker serviks secara in silico dan in vitro.

Sampel yang digunakan adalah ekstrak etanolik herba bandotan. Uji yang dilakukan adalah uji kandungan kimia, uji antioksidan, uji sitotoksik, dan uji docking molekuler. Uji kandungan kimia dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT), uji antioksidan menggunakan metode DPPH dan uji sitotoksik menggunakan metode MTT assay terhadap sel HeLa dan uji docking molekuler menggunakan software PLANTS.

Dari uji KLT diperoleh hasil bahwa ekstrak etanolik herba bandotan mengandung senyawa golongan flavonoid dengan nilai Rf sebesar 0,4. Dari uji DPPH diperoleh nilai IC50 sebesar 311 µg/mL dan dari uji sitotoksik pada sel HeLa diperoleh nilai IC50 sebesar 1605 µg/mL. Dari hasil uji docking molekuler diperoleh skor docking sebesar -113 untuk senyawa friedilin dan -87 untuk senyawa obat 5-FU. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanolik herba bandotan mempunyai potensi sedang sebagai agen antioksidan dan sitotoksik pada sel kanker serviks HeLa.

Kata kunci : Bandotan; HeLa; KLT; sitotoksik; docking molekuler

PENDAHULUAN

Di negara maju yang telah berhasil membasmi penyakit infeksi, penyakit kanker merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskuler.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa lebih dari 10 juta kanker terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Usaha pengobatan kanker secara intensif telah dilakukan, namun hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat mengatasi perkembangan penyakit kanker secara memuaskan. Hal ini disebabkan salah satunya karena rendahnya selektivitas obat- obatan antikanker yang digunakan ataupun karena patogenesis kanker itu sendiri belum jelas (Bogoriani dkk., 2007). Penanganan kanker dengan agen kemoterapi masih menjadi pilihan dalam pengobatan kanker (King, 2000). Namun adanya beberapa efek samping yaitu menurunnya sistem imun dan adanya mekanisme multi drug resistance (MDR) mengakibatkan berkurangnya efikasi obat kemoterapi (Meiyanto dkk., 2006). Beberapa penelitian mulai diarahkan pada pengujian potensi bahan alam sebagai agen kemoprevensi yang potensial sekaligus sebagai agen pendamping kemoterapi. Hal ini bertujuan untuk menurunkan efek samping agen kemoterapi dan untuk meningkatkan

sensitivitas sel kanker tersebut (Meiyanto, dkk., 2006).

Herba bandotan merupakan salah satu tanaman yang diketahui secara empirik mempunyai khasiat sebagai agen antikanker. Di Indonesia tanaman bandotan banyak tumbuh liar dan belum dikenal oleh masyarakat umum sebagai tanaman berkhasiat obat. Penelitian di Indonesia yang mengkaji tanaman ini pun masih sedikit dan menyebabkan tanaman ini kurang tereksploitasi. Secara tradisional daun dan batang herba bandotan dapat digunakan untuk mengobati demam, malaria, radang paru (pneumonia), perdarahan rahim, mual, muntah, dan menurunkan insidensi tumor rahim (Wijayakusuma dkk., 1996). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak kloroform herba bandotan mempunyai efek toksik terhadap larva Artemia salina Leach dengan nilai LC50 sebesar 100,127 μg/ml (Tapatfeto,2000). Suatu senyawa yang bersifat toksik terhadap Arthemia salina Leach dapat dilakukan uji lanjutan berupa uji antibakteri, uji sitotoksik maupun uji antiviral (Meyer, 1982). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa fraksi etanolik herba bandotan mempunyai efek sitotoksik terhadap sel kanker kolon WiDr

(3)

dengan nilai IC50 sebesar 36,8 µg/ml (Fathurohmah, 2012).

Dalam penelitian ini dilakukan skrining awal untuk mengetahui efek sitotoksik ekstrak etanolik herba bandotan terhadap sel kanker serviks HeLa. Dimulai dari ekstraksi serbuk herba bandotan dengan metode maserasi yang kemudian dilanjutkan dengan uji KLT untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanolik herba bandotan dan dilakukan uji antioksidan DPPH untuk mengetahui kekuatan antioksidan dari ekstrak tersebut.

Selanjutnya dilakukan uji untuk mengetahui efektifitas antikanker ekstrak terhadap sel HeLa menggunakan uji sitotoksik MTT assay untuk melihat nilai IC50, ditambah dengan uji in silico untuk menganalisis potensi ikatan antara senyawa aktif pada ekstrak sebagai ligan dengan reseptor Bcl-2 dengan metode docking molekuler menggunakan software PLANTS.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Fitomedisinal FKIK UMY dan laboratorium Parasitologi FK UGM pada bulan Maret – September 2015.

Pembuatan ekstrak etanolik herba bandotan (Ageratum conyzoides L.)

Herba bandotan yang diperoleh sebanyak 6 kg dicuci bersih, ditiriskan kemudian dipotong kecil-kecil dan dikeringkan. Herba yang telah kering ini kemudian dibuat serbuk menggunakan blender dan diayak dengan ayakan no. 100, kemudian dilakukan perhitungan persentase bobot kering terhadap bobot basah.

Serbuk herba bandotan ditimbang sebanyak 500 g dimasukkan ke dalam bejana kemudian dimaserasi dengan 3 L etanol 70%. Proses maserasi dilakukan selama ± 5 hari. Kemudian disaring dan diambil maseratnya. Sisa serbuk hasil penyaringan diremaserasi dengan

menambahkan 1 L etanol 70% selama ± 2 hari. Ekstrak yang didapat dipekatkan dengan rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak kental dan bebas etanol (Voigt, 1994).

Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Ekstrak yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis kromatografi dengan metode kromatografi lapis tipis menggunakan fase diam berupa silika gel GF254 dan fase gerak berupa Etil asetat – Asam asetat glasial – Asam format – air (100:11:11:25 v/v) dengan pembanding berupa flavonoid (rutin dan quersetin) guna mengetahui golongan senyawa flavonoid, sedangkan identifikasi senyawa terpenoid dengan diuapi menggunakan amoniak dan bercak akan berfluoresensi di bawah sinar UV 366 nm.

Uji Antioksidan dengan DPPH

Sejumlah 19,72 mg DPPH ditimbang dan dilarutkan dalam metanol hingga 25 ml.

Sebanyak 10,0 ml larutan DPPH diambil dan ditambahkan metanol hingga volume 100 ml. Larutan sampel disiapkan dengan cara menimbang 10,0 mg sampel dan dilarutkan dengan metanol hingga 10,0 ml. Diperoleh larutan induk sampel dengan kadar 1000 µg/ml. Lima larutan seri kadar dibuat dari larutan tersebut dengan cara memipet sejumlah sampel dan dilarutkan dengan pelarut metanol p.a. Seri kadar ekstrak etanolik herba bandotan sebesar 50; 100;

150; 200; 250; 300 dan 350 µg/ml.

Kemudian penentuan panjang gelombang maksimum, sebanyak 1000 µl larutan DPPH dan 1000 µl metanol ditambahkan ke dalam tabung ulir 10 ml. Larutan dihomogenkan dengan bantuan vortex dan spektra panjang gelombang larutan tersebut dibaca pada rentang 200-800 nm. Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan melihat nilai absorbansi tertinggi dari spektra panjang gelombang. Penentuan operating time, sampel sebanyak 1000 µl larutan DPPH dan 1000 µl metanol ditambahkan ke dalam tabung ulir 10 ml. Larutan dihomogenkan

(4)

28 | Volume 11, No. 1 Agustus 2018

dengan bantuan vortex. Absorbansi larutan tersebut dibaca pada panjang gelombang maksimum DPPH yang telah diperoleh selama 90 menit. Waktu stabil ditentukan dari absorbansi larutan sampel. Sebanyak 1000 µl larutan DPPH dan 1000 µl metanol ditambahkan ke dalam tabung ulir 10 ml.

Larutan dihomogenkan dengan bantuan vortex. Larutan didiamkan selama operating time (OT) yang diperoleh. Absorbansi sampel dibaca pada panjang gelombang maksimum DPPH, lalu dilakukan penghitungan nilai IC50 sebagai indikator kekuatan antioksidan ekstrak tersebut.

Uji Sitotoksisitas dengan MTT Assay Persiapan Alat

Semua alat yang dipakai dicuci dengan menggunakan sabun dan dikeringkan, kemudian disterilkan dalam autoklaf selama 20 menit pada suhu 121°C dengan tekanan 15 lb lalu dikeringkan dalam oven. Pengerjaan dilakukan secara aseptis dalam Laminar Air Flow Hood (LAF) yang telah disterilisasi dengan sinar UV selama 30 menit, disemprot etanol 70% dan dilap.

Pembuatan Medium

Larutan medium RPMI dibuat dengan melarutkan RPMI dalam aquades, ditambah 2,0 gram NaHCO3 dan 2,0 gram Hepes. Larutan selanjutnya di-stirer sampai homogen kemudian di-buffer dengan HCl encer 1N hingga pH 7,2-7,4 diukur dengan pH meter. Selanjutnya larutan disaring dengan filter polietilensulfon steril 0,2 µm secara aseptis. Media kultur dibuat dengan cara mencampurkan larutan RPMI steril dengan FBS 10%, dan penisilin-streptomisin 1% secara aseptis di dalam LAF.

Thawing sel

Sel HeLa yang inaktif dalam ampul diambil dari tangki nitrogen cair, segera dicairkan pada suhu 37°C, kemudian ampul disemprot dengan etanol 70%. Ampul dibuka dan sel dipindahkan ke dalam tabung konikal steril berisi media kultur.

Suspensi sel disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit, supernatan dibuang, pellet ditambah 1 ml media penumbuh yang mengandung 10%

FBS, resuspensi perlahan hingga homogen, selanjutnya sel ditumbuhkan dalam beberapa tissue culture flask kecil, diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37°C dengan aliran 5% CO2 setelah 24 jam, media diganti dan sel ditumbuhkan lagi hingga konfluen dan jumlahnya cukup untuk penelitian (ATCC, 1992).

Setelah jumlah sel cukup, media dibuang dan sel dicuci koloninya dengan penambahan larutan PBS dan jika perlu resuspensikan perlahan, buang larutan tersebut, tambahkan larutan 1 ml tripsin 2,5% pada sel, namun agar merata ditambah 3 ml larutan PBS, diamkan selama 3-5 menit agar tripsin bekerja dengan baik.

Sel dipindah ke dalam tabung konikal steril dan ditambah PBS sampai volume 10 ml dan disentrifugasi pada 3000 rpm selama 3 menit. Sel dicuci dua kali menggunakan media yang sama dan dihitung jumlah selnya menggunakan haemositometer.

Suspensi sel ditambah jumlah media kultur sehingga diperoleh konsentrasi sel sebesar 5x103 sel/100 µL dan siap digunakan untuk penelitian (Doyle and Griffith, 2000).

Pembuatan Larutan Stok

Ekstrak etanolik herba bandotan dibuat stok dengan kadar 2x105 µg/mL dalam DMSO. Selanjutnya dari larutan stok tersebut dibuat seri konsentrasi dalam media kultur.

Uji Sitotoksik

Sel dengan kepadatan 5x103 sel/sumuran didistribusikan ke dalam plate 96 sumuran dan diinkubasi selama 48 jam supaya beradaptasi dan menempel di dasar sumuran. Setelah itu media diambil, dicuci PBS kemudian ditambahkan 100 µL media kultur yang mengandung DMSO 0,2% saja (kontrol) atau sampel uji dalam bentuk tunggal (Ekstrak etanolik herba bandotan

(5)

Volume 11, No. 1 Agustus 2018 |29 saja) diinkubasi selama 48 jam. Pada akhir

inkubasi, media kultur yang mengandung sampel dibuang, dicuci dengan 100 µL PBS.

Kemudian ke dalam masing-masing sumuran ditambahkan 100 µL media kultur yang mengandung 5 mg/mL MTT, inkubasi lagi selama 4 jam pada suhu 37°C. Sel yang hidup akan bereaksi dengan MTT membentuk kristal formazan berwarna ungu. Setelah 4 jam, media yang mengandung MTT dibuang, dicuci PBS kemudian ditambahkan larutan stopper SDS dalam HCl 0,1% 200 µL untuk melarutkan kristal formazan. Digoyang di atas shaker selama 10 menit kemudian dibaca dengan dengan ELISA reader pada panjang gelombang 595 nm.

Metode Docking Molekuler

Pertama dilakukan pengunduhan protein Bcl-2 yang akan diposisikan sebagai reseptor melalui website Protein Data Bank (PDB) dengan alamat http://www.pdb.org.

Hasil unduhan divalidasi pada reseptor tersebut dengan ligan asli yang diunduh dari PDB. Tahapan proses validasi meliputi preparasi ligand, ref_ligand.mol2, dan running docking simulation. Parameter validasi berupa nilai RMSD. Nilai RMSD >2 menunjukkan metode ini valid dan dapat digunakan untuk men-docking-kan senyawa 5-fluorourasil (5-FU) yang merupakan obat antikanker sebagai ligan pembanding, dan ligan dari senyawa aktif yang diketahui melalui uji KLT dalam ekstrak etanolik herba bandotan (golongan triterpenoid dan flavonoid) yang diuji. Hasil docking antara senyawa 5-FU dan senyawa aktif dalam ekstrak etanolik herba bandotan dinyatakan dalam skor docking. Semakin besar nilai mutlak skor docking maka senyawa tersebut semakin potensial untuk berikatan dengan reseptor.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi herba Bandotan

Bahan baku simplisia yang digunakan pada penelitian ini dikumpulkan dari daerah Kotagede, Yogyakarta. Herba bandotan basah yang dikumpulkan sebanyak 6 kg dan dilakukan pengeringan didapatkan simplisia kering sebanyak 1,2 kg. Setelah dikeringkan kemudian diserbuk didapatkan 600 gram. Dari 6 kg herba bandotan basah didapatkan ekstrak etanolik seberat 236,7 g.

Hasil Kromatografi Lapis Tipis

Untuk mengetahui adanya senyawa flavonoid pada herba bandotan dilakukan uji pendahuluan (skrining fitokimia) dengan metode kromatografi lapis tipis. Uji pendahuluan ini dilakukan dengan menotolkan ekstrak kental fraksi etanol herba bandotan pada plat silika gel 60F254

yang disertakan dengan standar rutin. Fase gerak yang digunakan adalah etil asetat : asam asetat glasial : asam format : air (100:11:11:25). Plat KLT kemudian diuapkan dengan uap amoniak dan dilihat.

pada sinar UV 254 dan sinar UV 366 nm. Uji kromatografi lapis tipis ini menunjukkan bahwa fraksi etanol herba bandotan positif mengandung senyawa golongan flavonoid dengan nilai Rf 0,4. Hal ini ditunjukkan oleh Gambar 1, di mana nilai Rf tersebut hampir sama dengan nilai Rf standar rutin.

(6)

30 | Volume 11, No. 1 Agustus 2018

Gambar 1. Profil KLT fraksi etanol herba bandotan. (A) sinar UV 254; (B) UV 366 setelah diuapi dengan uap amoniak, P1 : Pembanding Quersetin, P2 : Pembanding Rutin, S : Sampel ekstrak etanol herba bandotan

Tabel 1. Profil Kromatografi Lapis Tipis ekstrak etanol herba bandotan

No bercak Rf Warna Bercak

UV 254 nm UV 366 nm

1 0,4 Peredaman Flouresensi biru

2 0,78 Peredaman Flouresensi biru

3 0,8 Peredaman Flouresensi biru

4 0,5 Peredaman Flouresensi biru

Hasil Uji Antioksidan Metode DPPH Agen kemopreventif ditunjukkan dengan adanya mekanisme antioksidan, penetralan dan ekskresi senyawa karsinogenik atau melalui peningkatan kemampuan DNA repair (Beliveau and Gingras, 2007; Katiyar et al., 2007; Surh et al., 2005; Walaszek et al., 2004). Menurut beberapa penelitian, suatu senyawa dapat digolongkan sebagai agen kemopreventif dikarenakan adanya mekanisme dalam penghambatan proses transformasi, proliferasi dan invasi dari sel kanker (Agarwal et al., 1999). Mekanisme kemopreventif pada antioksidan terjadi pada fase inisiasi. Pada fase ini antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas yang terdapat pada senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik seperti radikal oksigen, peroksida, dan super peroksida (Gordon, 1990). Senyawa radikal bebas ini berpotensi merusak DNA sehingga

mengacaukan sistem info genetik dan berlanjut pada pembentukan sel kanker.

Semakin besar konsentrasi bahan uji maka absorbansi yang terbaca semakin kecil, yang berarti aktivitas bahan uji dalam menangkap radikal DPPH semakin besar.

Absorbansi yang terukur merupakan absorbansi sisa DPPH yang tidak bereaksi dengan larutan uji. Nilai absorbansi yang diperoleh digunakan untuk menghitung persentase inhibisi. Nilai Absorbansi dan persen inhibisi serapan DPPH pada penelitian tertera pada Tabel 2.

Dari hasil regresi linier dapat dihitung nilai IC50 fraksi etanol herba bandotan memiliki nilai IC50 sebesar 311,067 μg/mL. Menurut Mardawati, et al.

(2008) hasil uji aktivitas antioksidan terlihat bahwa fraksi etanol herba bandotan memiliki aktivitas antioksidan dengan kategori lemah karena nilai IC50 > 200 μg/mL.

S P1 P1

(

1

P 1

P 2 3

4 2

S

(

P 2 P 1 S

3

1 4 2

(7)

Hasil Uji Sitotoksik MTT Assay

Uji MTT merupakan salah satu metode pada uji sitotoksik. Prinsip dasar MTT assay adalah mengukur aktivitas seluler berdasarkan aktivitas enzim suksinat dehidrogenase mitokondria sel untuk mereduksi garam methylthiazol tetrazolium

(MTT). Dari hasil pengujian, nilai absorbansi dari masing-masing dosis digunakan untuk menghitung besarnya persen (%) hidup sel dari setiap dosis. Dari hasil tersebut dihitung nilai IC50 menggunakan persamaan regresi linier untuk mengetahui potensi sitotoksisitasnya.

Tabel 2. Hasil uji aktivitas antioksidan fraksi etanol herba bandotan Konsentrasi

(µg/ml) Rata-rata

Absorbansi Aktivitas antioksidan

± SD Persamaan

50 0.955 11.61 ± 0.0000 y = 0,0015x + 0,0334

100 0.876 18.84 ± 0.0013

150 0.807 25.22 ± 0.0012 R = 0,9916

200 0.743 31.19 ± 0.0019

250 0.672 37.81 ± 0.0000 IC50 = 311,067 µg/mL

300 0.552 48.77 ± 0.0019

350 0.472 56.22 ± 0.0000

Tabel 3. Persen hidup sel HeLa dengan perlakuan ekstrak etanol herba bandotan

Replikasi Persen Hidup Sel HeLa (%)

62,5 µg/mL 125 µg/mL 250 µg/mL 500 µg/mL 1000 µg/mL

1 121,15 127,68 124,79 106,32 76,93

2 118,89 129.56 121,27 107,08 78,06

3 126,93 124,79 125,80 109,30 80,95

Rata – rata 122,32 127,34 123,95 107,57 78,65

SD 4,146 2,403 2,378 1,548 2,073

Gambar 2. Pengaruh ekstrak herba bandotan terhadap viabilitas sel HeLa

Dari Gambar 2, terlihat peningkatan kematian sel di setiap peningkatan konsentrasi. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Febriansah et al., (2012) yang menyatakan bahwa meningkatnya konsentrasi ekstrak maka persentase kematian sel akan meningkat pula. Dari persamaan regresi di atas dapat dihitung nilai IC50 fraksi etanol

herba bandotan memiliki nilai IC50 sebesar 1605 µg/mL. Menurut Weerapreeyakul, et al. (2012) ekstrak etanol herba bandotan yang memiliki nilai IC50 sebesar 1605 µg/mL, mempunyai aktivitas sitotoksik yang tergolong kurang toksik terhadap sel kanker serviks HeLa karena nilai IC50 lebih dari 100 µg/mL. Adapun efek paparan fraksi etanol

(8)

32 | Volume 11, No. 1 Agustus 2018

herba bandotan terhadap sel HeLa dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 menunjukkan efek paparan fraksi etanol herba bandotan terhadap sel kanker serviks HeLa. Morfologi sel kanker pada dosis 62,5 µg/mL tidak jauh berbeda dengan kontrol sel. Sel berbentuk bulat, bening, besar, bergerombol dan tidak lisis. Persen hidup sel HeLa pada dosis tersebut juga tinggi yaitu 122%. Terlihat jelas sel-sel yang lisis dan mengkerut pada dosis 500 µg/mL.

Pada dosis ini sebagian besar sel HeLa mati yang ditandai dengan persen hidup yang semakin menurun yaitu 107%.

Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba bandotan mempunyai efek sitotoksik terhadap sel kanker serviks HeLa yang lemah, dimana kriteria suatu senyawa dapat digunakan sebagai agen kemopreventif yaitu memiliki nilai IC50 ≤ 100 µg/mL (Meiyanto et al., 2006).

Gambar 3. Efek paparan fraksi etanol herba bandotan terhadap sel kanker serviks HeLa (a) Kontrol sel; (b) 250 µg/mL; (c) 500 µg/mL; (d) 1000 µg/mL; () sel hidup; () sel mati

Tabel 4. Score docking ligand dengan protein Bcl-2

Ligand Score Docking

Native ligand -101,2

Friedilin -113,6

5-FU -87,9

Hasil Molecular Docking

Analisis molekuler docking dilakukan antara protein Bcl-2 dan senyawa friedilin yang merupakan senyawa aktif dalam herba bandotan yang termasuk dalam golongan flavonoid dan juga obat pembanding yaitu 5-FU. Hasil molekuler docking dapat dilihat pada tabel 4 yaitu skor dari masing-masing senyawa terhadap protein reseptor yaitu Bcl-2. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa friedilin memiliki skor lebih besar dari pada native ligand dan juga obat 5-FU. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa friedilin yang terkandung dalam ekstrak etanolik herba bandotan dapat menghambat ekspresi dari protein Bcl-2 pada sel kanker.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanolik herba bandotan mempunyai potensi yang kurang baik sebagai agen antioksidan dan agen khemopreventif pada sel kanker serviks HeLa.

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, B., Bhendwal, S., Halmas, B., Moss, S.F., Ramey, W.G., and Holt, R.R. 1999.

Lovastatin Augments Apoptosis Induced by Chemotherapeutic Agents in Colon Cancer Cells, Clin Cancer Res. 5(8): 2223- 2229.

A B C D

(9)

ATCC (American Type Cultere Collection).

1992. Catalogue of Cell Lines and Hybridomas. 7th American type collection.

Beliveau R., Gingras D. 2007. Role of Nutrition in Preventing Cancer. Can. Fam.

Phys. 53: 1905–1911

Bogoriani N.W., Santi S.R., Asih I.A.R.A..

2007. Isolasi Senyawa Sitotoksis dari Daun Andong (Cordyline Terminalis Kunth). Jurusan Kimia FMIP Universitas Airlangga. Bukit Jimbaran.

Doyle, A., Griffiths, J.B. 2000. Cell and Tissue Culture for Medical Research. John Willey and Sons Ltd : New York

Fathurahmah, Fitrianisa, F., Ridwan, M., Aditya, D.P..2012. Kajian Secara in-Silico dan in-Vitro Ekstrak Etanolik Herba Bandotan sebagai Antikanker Kolon yang Potensial dan Murah. Jurusan Farmasi FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Febriansah, R., Desy Bintang, Dwi Susilo Hardika, Dita Prabaningrum, Dzilqi Bustanul Hadi, Nur Oktafiyani. 2012.

Kajian secara in Vitro Ekstrak Etanolik Buah Morinda citrifolia L. sebagai Agen Khemopreventif Kanker Payudara yang Potensial. Mutiara Medika. 12(3): 155- 162.

Gordon, M.H. 1990. The Mechanism of the Antioxidant Action in Vitro in: Food Antioxidants, Hudson BJF (Ed.). London, Elsevier. pp. 1-18.

Katiyar, S., Elmets, Ca.A., and Katiyar S.K., 2007. Green Tea and Skin Cancer : Photoimmunology, Angiogenesis and DNA Repair. J Nutr Biochem, 18: 287-296 King, S.B. 2000. Cancer Biology. Pearson

Education : London

Meiyanto, E., Supardjan, Muhammad D., dan Dewi A. 2006. Efek Antipoliferatif Pentagamavunon-0 Terhadap Sel Kanker Serviks T47D. Jurnal Kedokteran Yarsi 14l.

Meyer, F., Putnam, Jacobsen N., dan Mc.

Laughlin. 1982. Brine Shrimp; A Convenient General Bioassay for Active Lant Constituents. Plant Medica. 45.

Surh, Y.J., Kundu JK, Na HK, Lee JS. 2005.

Redox-sensitive Transcription Factors as Prime Targets for Chemoprevention with Anti-inflammatory and Antioxidative Phytochemicals. J. Nutr. 135:2993S–

3001S

Tapatfeto, M.K. 2009. Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Daun dan Batang Muda Tanaman Babadotan (Ageratum conyzoides L.) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test. Skripsi. Universitas Surabaya.

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh Soewardi.

Gajah Mada University Press.

Walaszek, Z., M. Hanausek and T.J. Slaga, 2004. Mechanism of Chemoprevention.

Chest. 125 (suppl 5): 128S-133S.

Weerapreeyakul, N., Apiyada Nonpunya, Sahapat Barusrux,Thaweesak Thitimetha roch and Bungorn Sripanidkulchai. 2012.

Evaluation of the Anticancer Potential of Six Herbs Against a Hepatoma Cell Line.

Chinese Medicine. 7:15.

https://doi.org/10.1186/1749-8546-7- 15

Wijayakusuma, H., S. Dalimartha & A.S.

Wirian. 1996. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Gramedia. Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Profil Kromatografi Lapis Tipis ekstrak etanol herba bandotan
Tabel 2. Hasil uji aktivitas antioksidan fraksi etanol herba bandotan  Konsentrasi
Gambar  3  menunjukkan  efek  paparan  fraksi  etanol  herba  bandotan  terhadap sel kanker serviks HeLa

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan sistem penunjang keputusan metode TOPSIS untuk mencari karyawan terbaik, program dapat menentukan secara otomatis karyawan terbaik berdasarkan data –

Objek dalam penelitian ini adalah nilai-nilai religius dalam novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy, Sumber data yang di pakai menggunakan sumber data

Langkah-langkah yang dapat dilakukan orang tua dalam pengasuhan anak di era digital sebagai berikut : (a) Menciptakan hubungan yang baik dengan anak melalui

Dalam memastikan ujian yang dijalankan sesuai untuk mengukur tahap ketinggian rejaman bagi pemain yang berposisi perejam dalam sepak takraw, pengkaji telah membuat satu ujian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan bahan b-panel dapat menunjang perancangan fasad bangunan yaitu dalam aspek fungsional sebagai dinding dapat dibuat bukaan, dapat

Venyttelyn tarkoituksena on valmistaa keho ja lihakset tulevaan rasitukseen sekä palauttaa ra- sittuneet lihakset oikein kohdistetuilla ja rauhallisilla venytyksillä

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan thesis ini. Ternyata doa memang dapat mengubah

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran penggunaan pilihan kata (diksi) dan gaya bahasa semiotik dalam album keseimbangan karya Iwan Fals berdasarkan