• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (SQ4R) BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL KELAS IV SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (SQ4R) BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL KELAS IV SD"

Copied!
252
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN

KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

MELALUI SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT,

RECITE, REVIEW (SQ4R) BERBANTUAN MEDIA

AUDIO VISUAL KELAS IV SD

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

FITRIA FATMAWATI

1401411281

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Peneliti yang bertanda tangan di bawah ini. Nama : Fitria Fatmawati

NIM : 1401411281

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) Berbantuan Media Audio Visual Kelas IV SD

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian maupun keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah

Semarang, 16 April 2015

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi atas nama Fitria Fatmawati, NIM 1401411281, berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) Berbantuan Media Audio Visual Kelas IV SD” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Faklutas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Kamis

tanggal : 16 April 2015

Semarang, 25 Maret 2015 Diketahui Oleh,

Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing

Hartati, M.Pd Nuraeni Abbas, M.Pd.

(4)

iv

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi atas nama Fitria Fatmawati, NIM 1401411281, berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) Berbantuan Media Audio Visual Kelas IV SD” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Faklutas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Kamis tanggal : 16 April 2015

Panitia Ujian Skripsi

Ketua Dekan, Sekretaris,

Drs. Moch Ichsan, M.Pd. NIP 19500612198431001 Penguji Utama

Hartati, M.Pd

NIP 19551005 198012 2 001

Penguji I Penguji II

Umar Samadhy, M.Pd. Nuraeni Abbas, M.Pd.

(5)

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan

pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. Al-„Alaq: 3-5)

“Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat”

(HR. Muslim)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim Dengan mengucap rasa syukur atas segala tuntunan Allah SWT dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW karya ini saya persembahkan kepada:

Ibunda Murmini, kedua adik tersayang Noviana Indah Lestari dan Shofa Bagus Achmadi serta keluarga besarku yang senantiasa memberikan limpahan doa, kasih sayang,

dan dukungan untuk meraih cita-cita.

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia

dan berkah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) Berbantuan Media Audio Visual Kelas IV SD”. Skripsi merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan Pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Peneliti mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, Rektor Universitas Negeri Semarang 2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

3. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan dosen penguji utama.

4. Umar Samadhy, M.Pd., Dosen penguji I

5. Nuraeni Abbas, M.Pd., Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam menyusun skripsi.

6. Sri Hartati, M.Pd., Kepala SDN Sekaran 01 Semarang.

7. Bekti Nanda P., S.Pd., guru kelas IV SDN Sekaran 01 Semarang.

Semoga segala bantuan dan motivasi yang diberikan mendapat balasan yang lebih dari Allah SWT Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti, pembaca dan semua pihak.

Semarang, April 2015 Peneliti

(7)

vii

ABSTRAK

Fatmawati, Fitria. 2015. Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) Berbantuan Media Audio Visual Kelas IV SD. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakulas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Nuraeni Abbas, M.Pd.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Namun berdasarkan hasil refleksi terdapat permasalah-an dalam pembelajarpermasalah-an membaca pemahampermasalah-an yaitu proses pembelajarpermasalah-an ypermasalah-ang kurang bervariatif, kurangnya aktivitas siswa dan pada tingkat keberhasilan belajar siswa sebesar 46,15% dengan kriteria sedang. Untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN Sekaran 01 Semarang digunakan model SQ4R berbantuan media audio visual.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan SQ4R berbantuan media audio visual pada proses pembelajaran membaca pe-mahaman, aktivitas siswa, dan keterampilan siswa kelas IV SDN Sekaran 01 Semarang. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah mendeskipsikan proses pembelajaran, meningkatkan aktivitas dan keterampilan siswa dalam pembelajar-an membaca pemahampembelajar-an melalui SQ4R berbantuan media audio visual kelas IV SDN Sekaran 01 Semarang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap penelitian, yaitu perencanaan, pe-laksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sekaran 01 Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non-tes. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) proses pembelajaran pada siklus I sampai siklus III berlangsung dengan sangat baik. 2) aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata skor 19 dengan kategori baik, pada siklus II memperoleh rata-rata skor 22 dengan kategori sangat baik, pada siklus III memperoleh skor 23,9 dengan kategori sangat baik; 3) keterampilan membaca pemahaman siswa pada siklus I memperoleh rata-rata skor 10,9 dengan kategori baik, pada siklus II memperoleh skor 15,4 dengan kategori sangat baik, pada siklus III memperoleh skor 17,7 dengan kategori sangat baik.

Simpulan penelitian ini adalah melalui SQ4R berbantuan audio visual dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Saran dari peneliti adalah agar guru menerapkan SQ4R berbantuan media audio visual pada saat pembelajaran.

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Manfaat Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... 16

2.1.1 Hakikat Bahasa ... 16

2.1.2 Keterampilan Berbahasa ... 18

2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 34

2.2 Kajian Empiris ... 54

2.3 Kerangka Berpikir ... 57

2.4 Hipotesis Tindakan ... 59

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian ... 60

3.2 Variabel Penelitian ... 60

(9)

ix

3.4 Rancangan Penelitian ... 61

3.5 Siklus Penelitian ... 64

3.6 Data dan Cara Pengumpulan Data ... 76

3.7 Teknik Analisis Data ... 79

3.8 Indikator Keberhasilan ... 85

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penerapan SQ4R Berbantuan Media Audio Visual dalam Proses Pembelajaran ... 87

4.1.2 Hasil Penelitian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman melalui SQ4R Berbantuan Media Audio Visual ... 106

4.1.3 Hasil Penelitian Keterampilan Siswa dalam Pembelajaran MembacaPemahaman Siswa melalui SQ4R Berbantuan Media Audio Visual ... 124

4.1.4 Hasil Nontes ... 140

4.1.5 Rekapitulasi Data Prasiklus, Siklus Satu,Siklus Dua dan Siklus Tiga ... 143

4.2 Pembahasan 4.2.1 Penerapan SQ4R Berbantuan Media Audio Visual dalam Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman ... 145

4.2.2 Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman melalui SQ4R Berbantuan Media Audio Visual ... 151

4.2.3 Peningkatan Keterampilan Siswa dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman melalui SQ4R Berbantuan Media Audio Visual ... 157

4.2.4 Implikasi Hasil Penelitian ... 164

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 167

5.2 Saran ... 168

DAFTAR PUSTAKA ... 170

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ... 80

Tabel 3.2 Kategori Penilaian Kualitatif ... 83

Tabel 3.3 Kategori Pelaksanaan Proses Pembelajaran ... 83

Tabel 3.4 Kategori Tingkatan Nilai Aktivitas Siswa ... 84

Tabel 3.5 Ketuntasan Keterampilan Membaca Pemahaman ... 84

Tabel 3.6 Kategori Tingkatan Nilai Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dan Katerampilan Siswa pada Setiap Indikator ... 85

Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus Satu ... 88

Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus Dua ... 94

Tabel 4.3 Data Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus Tiga .... 100

Tabel 4.4 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus Satu ... 107

Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus Dua ... 113

Tabel 4.6 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus Tiga ... 119

Tabel 4.7 Data Hasil Pengamatan Keterampilan Siswa Siklus Satu ... 125

Tabel 4.8 Data Hasil Pengamatan Keterampilan Siswa Siklus Dua ... 130

Tabel 4.9 Data Hasil Pengamatan Keterampilan Siswa Siklus Tiga ... 135

Tabel 4.10 Hasil Evaluasi ... 139

Tabel 4.11 Rekapitulasi Data Prasiklus, Siklus Satu,Siklus Dua, dan Siklus Tiga ... 143

Tabel 4.12 Penerapan SQ4R Berbantuan Media Audio visual dalam Proses Pembelajaran Siklus Satu,Siklus Dua dan Siklus Tiga... 145

Tabel 4.13 Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus Satu,Siklus Dua dan Siklus Tiga ... 151

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... .... 62

Gambar 3.1 Rancangan Tindakan Penelitian Kelas ... .... 65

Gambar 4.1 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus Satu ... .... 96

Gambar 4.2 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus Dua ... .... 102

Gambar 4.3 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus Tiga ... .... 108

Gambar 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus Satu ... .... 115

Gambar 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus Dua ... .... 121

Gambar 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus Tiga ... .... 127

Gambar 4.7 Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Siklus Satu ... .... 133

Gambar 4.8 Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Siklus Dua ... .... 138

Gambar 4.9 Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Siklus Tiga ... .... 143

Gambar 4.10 Hasil Evaluasi ... .... 147

Gambar 4.11 Rekapitulasi Data Prasiklus, Siklus Satu, Siklus Dua, dan Siklus Tiga ... .... 155

Gambar 4.12 Peningkatan Proses Pembelajaran Siklus Satu, Siklus Dua, dan Siklus Tiga ... .... 157

Gambar 4.13 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus Satu, Siklus Dua, dan Siklus Tiga ... .... 163

Gambar 4.14 Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Siklus Satu, Siklus Dua, dan Siklus Tiga ... .... 169

Gambar 1 Dokumentasi Proses Pembelajaran Siklus I ... .... 310

Gambar 2 Dokumentasi Aktivitas Siswa Siklus I ... .... 310

(12)

xii

Gambar 4 Dokumentasi Proses Pembelajaran Siklus II ... .... 312 Gambar 5 Dokumentasi Aktivitas Siswa Siklus II ... .... 312 Gambar 6 Dokumentasi Keterampilan Membaca Pemahaman

Siklus II ... .... 313 Gambar 7 Dokumentasi Proses Pembelajaran Siklus III ... .... 314 Gambar 8 Dokumentasi Aktivitas Siswa Siklus III ... .... 315 Gambar 9 Dokumentasi Keterampilan Membaca Pemahaman

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Kisi- Kisi Instrumen ... 184

Lampiran II Instrumen Penelitian ... 188

Lampiran III Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 219

Lampiran IV Hasil Penelitian ... 282

Lampiran V Catatan Lapangan dan Hasil Wawancara ... 315

Lampiran VI Foto Kegiatan Penelitian ... 325

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

ke-mampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta beranggung jawab (Sisdiknas, 2003:2).

Upaya untuk melaksanakan fungsi pendidikan dilakukan dengan

pe-ngembangan kurikulum yang mengacu pada standar nasional pendidikan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan

Pe-merintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan dalam pasal

6 ayat 1 yang menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,

jujuran; dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

lompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran

ke-warganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi; kelompok mata pelajaran estetika; kelompok mata pelajaran jasmani,

olahraga dan kesehatan (Hidayat, 2013: 95)

Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkakan

(15)

2

dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta

harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual

se-hingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan

ke-masyarakatan sehinga mampu menciptakan kebersamaaan yang harmonis (BSNP,

2006:8). Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kelompok mata pelajaran

estetika.

Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat membantu peserta didik

mengenal dirinya, memahami budayanya dan budaya orang lain. Berbahasa dapat

berupa mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat

dan menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imajinatif. Hal

tersebut sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat

SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar

kompetensi bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

didik yang menggambarkan penguasaan, pengetahuan, keterampilan berbahasa,

dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini

merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal,

regional, nasional, dan global.

Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup kemampuan

ber-bahasa dan bersastra yang meliputi empat aspek, yaitu: (1) keterampilan

me-nyimak/mendengarkan; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca;

(16)

3

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting

di samping tiga keterampilan berbahasa lainnya. Hal tersebut karena membaca

merupakan sarana untuk memperluas pengetahuan. Bekenaan dengan pentingnya

keterampilan membaca bagi peserta didik di sekolah dasar, perlu kita ketahui

tentang pengertian membaca itu sendiri. Bonomo (dalam Somadayo, 2011: 5)

menyatakan bahwa “reading is bringing“ yaitu membaca merupakan suatu proses

memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis.

Senada dengan pendapat Bonomo, Iskandarwassid dan Dadang (2013: 246) juga

menuturkan bahwa membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari

apa yang terulis dalam teks. Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu

kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang

ter-kandung di dalam suatu tulisan.

Walaupun demikian, membaca bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.

Mem-baca merupakan sebuah proses yang bisa dikembangkan dengan menggunakan

teknik-teknik yang sesuai dengan tujuan membaca tersebut. Nurhadi (dalam

Somadayo) menuturkan bahwa membaca adalah suatu proses yang kompleks dan

rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal

dan faktor eksernal pembaca. Faktor internal merupakan faktor intelegensi minat,

sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan sebagainya. Faktor eksternal dapat

berbentuk sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau faktor latar

belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca (Somadayo, 2011: 5).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat merupakan

(17)

4

dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap aspek pembelajaran di sekolah dasar

me-libakan kegiatan membaca. Menurut Rahim (2008: 1) menyatakan bahwa proses

pembelajaran yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Peserta didik

yang gemar membaca akan memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang

akan semakin meningkat kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab

tantangan hidup pada masa-masa mendatang.

Menurut Broughton (dalam Tarigan, 2008: 13), terdapat dua aspek membaca

yaitu, keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan yang bersifat

pe-mahaman. Keterampilan yang bersifat mekanik merupakan aspek dasar yang ada

dalam membaca. Keterampilan yang bersifat mekanik berupa: (1) pengenalan

bentuk huruf; (2) pengenalan unsur-unsur linguistik; (3) pengenalan hubungan

pola ejaan dan bunyi. Sedangkan keterampilan yang bersifat pemahaman

merupa-kan aspek yang lebih tinggi yaitu mencakup: (1) memahami pengertian sederhana;

(2) memahami makna atau signifikasi; (3) evaluasi atau penilaian; (4) kecepatan

membaca yang fleksibel dan mudah yang sesuai dengan keadaan. Sehingga, upaya

mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan membaca, dapat dilakukan

dengan membiasakan diri melakukan aktivitas membaca.

Upaya untuk mencapai tujuan dari aspek yang lebih tinggi yaitu aspek

ke-terampilan yang bersifat pemahaman dapat dilakukan dengan aktivitas membaca

dalam hati. Tarigan (2008: 13) menyatakan bahwa membaca dalam hati terdiri

dari membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca intensif (intensive

(18)

5

Salah satu kegiatan dalam membaca intensif adalah membaca pemahaman.

Tarigan (2008: 58) berpendapat bahwa membaca pemahaman merupakan jenis

membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma

ke-sastraan (literaly standards), resensi kritis (criical review), drama tulis (printed

drama), pola-pola fiksi (patterns of fiction). Lebih lanjut, Gilet dan Temple (dalam Somadayo, 2011: 8) menyatakan bahwa membaca pemahaman adalah

suatu proses atau kegiatan yang mengacu pada aktivitas yang bersifat mental

maupun fisik yang melibatkan tiga hal pokok, yaitu: (1) pengetahuan yang telah

dipunyai oleh pembaca (prior knowledge); (2) pengetahuan tentang strukur teks

(knowledge of text structure) dan (3) kegiatan menemukan makna (active search

for informations). Sehingga dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah suatu kegiatan menghubungkan informasi baru dengan informasi lama

untuk mendapatkan pengetahuan baru.

Menurut Tarigan (dalam Somadayo, 2008: 12) menyatakan bahwa tujuan

utama membaca pemahaman adalah untuk mencari jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang disediakan oleh pembaca berdasarkan pada teks bacaan.

Pernyataan tersebut tidak terlepas dari tujuan membaca utama itu sendiri yaitu

untuk mencari serta memperoleh informasi, mencangkup isi, serta memahami

makna bacaan.

Burns dan kawan-kawan (dalam Rahim, 2008: 1) menyatakan bahwa peserta

didik yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi

untuk belajar. Menurut laporan Bank Dunia No. 16369-IND dan, dan Studi IEA

(19)

6

2011 di Asia Timur, Indonesia bedara pada posisi terendah untuk tingkat

mem-baca anak-anak. Hasil studi PIRLS (Progress in International Reading Literacy

Study) tahun 2011 dalam bidang membaca pada anak-anak di seluruh dunia di bawah koordinasi IEA (The International Association for the Evaluation of

Edu-cational Achievement) yang diikuti 45 negara/ negara bagian, baik berasal dari negara maju maupun dari negara berkembang, hasilnya memperlihatkan bahwa

peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke 41 dengan skor 482 di bawah

skor rata-rata yaitu 500 (OECD, 2011). Hal tersebut membuktikan bahwa

ke-terampilan membaca masih sulit untuk dikuasai siswa.

Permasalahan mengenai keterampilan membaca ini juga ditemukan di SDN

Sekaran 01. Berdasarkan data hasil belajar siswa pada pembelajaran membaca

pe-mahaman di kelas IV, sebanyak 21 siswa mendapakan nilai di bawah KKM yaitu

66 dan 18 siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Tingkat keberhasilan belajar

siswa sebesar 46,15% dengan kriteria sedang. Skor terendah yang didapat siswa

adalah 20 sedangkan skor tertingginya adalah 95. Pelaksanaan proses

pem-belajaran kurang bervariatif sehingga menyebabkan kurangnya aktivitas siswa

dalam pembelajaran membaca pemahaman.

Berdasarkan permasalahan dan data yang diperoleh, peneliti bersama

ko-laborator memutuskan untuk memperbaiki tingkat keterampilan membaca

pe-mahaman siswa. Peneliti bersama kolaborator menetapkan alternatif tindakan

untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dengan

(20)

7

Ortlieb (2013. 6(2): 146) menyatakan bahwa, dibutuhkan adanya strategi

yang mendukung kemampuan membaca yang menetapkan pengalaman membaca

yang bermakna, dimana hal tersebut merupakan hal yang terpenting untuk

me-numbuh kembangkan kemampuan membaca. Model SQ4R merupakan cara

membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu dengan

menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama dan cermat

(Suardani, dkk., 2013). Langkah-langkah model : (1) survey dengan mencermati

teks bacaan dan mencatat serta menandai kata kunci; (2) question dengan mem-buat pertanyaan (mengapa, bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi

bahan ajar); (3) read dengan membaca teks dan cari jawabannya. (4) recite dengan mempertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama); (5)

review, dengan cara meninjau ulang menyeluruh; (6) reflect, yaitu aktivitas mem-berikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang

relevan (Shoimin, 2014: 190).

Terdapat beberapa kelebihan model SQ4R yaitu: (1) dengan adanya tahap survei pada awal pembelajaran, hal ini membangkitkan rasa ingin tahu siswa

tentang materi yang akan dipelajari sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa dalam belajar; (2) siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan dan

mencoba menemukan jawaban dari pertanyaan pertanyaannya sendiri dengan

melakukan kegiatan membaca. Dengan demikian, dapat mendorong siswa berpikir

kritis, aktif, dalam belajar dan pembelajaran yang bermakna; (3) materi yang

dipelajari siswa melekat untuk periode waktu yang lebih lama (Shoimin, 2014:

(21)

8

Kegiatan membaca bagi siswa sering kali dianggap sebagai kegiatan yang

membosankan. Oleh karena itu untuk menunjang model pembelajaran tersebut,

peneliti memutuskan untuk menggunakan media audio visual. Menurut Anitah

(2007: 6.30) sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi antara

audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar. Penggunaan media

audio visual dapat mengoptimalkan penyajian bahan ajar kepada siswa. Selain itu

media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas

guru sehingga memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh dari

media audio visual antara lain, video atau televisi, program slide sound dalam Ms.

Power Point dan CD ineraktif. Lebih lanjut menurut Arsyad (2014: 146), gabungan slide (film bingkai) dengan sound (audio) dapat digunakan pada ber-bagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna

menginformasi-kan atau mendorong lahirnya respon emosional (motivasi) peserta didik. Media

audio visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah power point dan video.

Hasil penelitian yang memperkuat kegiatan penelitian dengan menggunakan

model SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ruhyat pada tahun 2013, mahasiswa Universitas Pendidikan

Indonesia dengan judul penelitian “Penerapan Teknik Speed Reading dalam Metode SQ4R untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks di Kelas V SDN Bojongjati Kecamatan

Jatinunggal Kabupatn Sumedang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan dalam membaca pemahaman pada pembelajaran siklus I sampai

(22)

9

orang (63%), pada siklus II jumlah siswa yang dinyatakan tuntas adalah 15 orang

(79%), dan pada siklus III jumlah siswa yang dinyatakan tuntas adalah 18 orang

(95%). Peningkatan hasil belajar dari siklus I sampai siklus III adalah 32%. Begitu

pula pada penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Suardani dan kawan-kawan

yang dilakukan pada tahun 2013 dengan judul penelitian “Pengaruh Model

Pembelajaran SQ4R terhadap Keterampilan membaca dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia Siswa Kelas V SD Gugus I Denpasar Selatan”. Menunjukkan hasil

bahwa ada perbedaan ketrampilan membaca pada pembelajaran bahasa Indonesia

yang signifikan antara siswa yang melaksanakan model pembelajaran SQ4R dengan siswa yang me-laksanakan model pembelajaran konvensional. Nilai

rata-rata keterampilan mem-baca yang dibelajarkan dengan menerapkan model

pembelajaran SQ4R lebih tinggi dari siswa yang yang menggunakan model konvensional yaitu 81,48. Sedangkan rata-rata nilai siswa yang melaksanakan

model konvensional adalah 75,84. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran SQ4R berpengaruh posiif terhadap keterampilan membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD Gugus I Denpasar

Selatan tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian lain juga dilakukan oleh Faizah

pada tahun 2014, mahasiswa Universitas Muhamadiyah Sumatera Barat dengan

judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media

Audio Visual Siswa Kelas V SD Negeri 15 Tanah Hitam Padangpanjang”. Hasil

penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai pada siklus I sampai

siklus ke II. Pada siklus I tercatat rata-rata nilai menunjukkan hasil 55,19 dan pada

(23)

10

menunjukkan bahwa media audio visual dapat meningkatkan pengeahuan siswa

tentang aspek rima pada proses pembelajaran menulis puisi.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan mengkaji

permasalahan tersebut dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul

“Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Survey, Question,

Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) Berbantuan Media Audio Visual Kelas IV SD”.

1.2.

RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

1.2.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) berbantuan media audio visual dalam proses pembelajaran membaca pemahaman kelas IV SDN Sekaran 01 Semarang ?

2. Bagaimanakah model pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) berbantuan media audio visual, dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman kelas IV SDN Sekaran 01

Semarang ?

3. Bagaimanakah model pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect, Recite,

(24)

11 1.2.2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, peneliti bekerja sama dengan

kolaborator menetapkan alternatif pemecahan masalah yaitu dengan

me-laksanakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model SQ4R ber-bantuan media audio visual. Langkah-langkah pemecahan masalah antara lain.

Sintak SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect,

Recite, Review) (Shoimin, 2014: 191)

Sintak Media Audio Visual

(Kustandi, 2013: 105)

Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Pemahaman melalui SQ4R Berbantuan Media Audio

Visual 1. Survey, dengan

me-ninjau bacaan dari gambar-gambar dan judul.

1. Sajikan konsep-konsep dan gagasan-gagasan satu per satu. 2. Gunakan bidang pe-nayangan di layar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam me-nyampaikan pesan materi pelajaran. 3. Susunlah unsur-unsur

gambar dan atur hubungan antara unsur-unsur itu. 4. Pilih slide yang

berkualitas. 5. Perhatikan musik. 6. Gunakan efek suara

asli untuk memberi-kan bayangan realis-me dalam penyajian. 7. Jangan terlalu banyak

narasi.

8. Gunakan lebih dari satu suara dalam narasi.

1. Menyiapkan media audio visual dan bahan ajar untuk mengajar.

2. Siswa mengkondisikan diri dengan berbaris sebelum masuk kelas.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model SQ4R, dan pemberian apresepsi serta motivasi. 4. Siswa duduk sesuai

ke-lompoknya masing-masing. 5. Siswa memperhatikan

pen-jelasan guru.

(25)

12 Sintak SQ4R (Survey,

Question, Read, Reflect, Recite, Review) (Shoimin, 2014: 191)

Sintak Media Audio Visual

(Kustandi, 2013: 105)

Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Pemahaman melalui SQ4R Berbantuan Media Audio

Visual 2. Question, dengan

membuat pertanyaan (siapa, dimana, me-ngapa, bagaimana, kapan, berapa) tentang bahan bacaan (materi ajar) ber-dasarkan peninjauan.

7. Siswa membuat daftar per-tanyaan yang relevan tentang topik bacaan. (question)

8. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kata-kata sulit yang akan ditemukan dalam bacaan.

3. Read, dengan mem-baca teks dan men-cari jawaban dari pertanyaan yang telah disusun.

9. Siswa membaca teks bacaan dalam hati. (read)

10.Siswa membaca bacaan dengan menandai bagian-bagian teks yang dianggap penting. (read)

11.Siswa mencari jawaban atas pertanyaan dan kalimat utama yang terdapat pada bacan. (read)

4. Reflect, dengan aktivitas memberikan informasi yang ber-kaitan dengan ke-hidupan sehari-hari dan menghubungkan informasi tersebut dengan bacaan.

(26)

13 Sintak SQ4R (Survey,

Question, Read, Reflect, Recite, Review) (Shoimin, 2014: 191)

Sintak Media Audio Visual

(Kustandi, 2013: 105)

Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Pemahaman melalui SQ4R Berbantuan Media Audio

Visual 5. Recite, dengan

mengkomunikasikan setiap jawaban yang telah ditemukan dan membuat inti sari bacaan.

13.Siswa menjawab pertanyaan yang telah disusun tanpa membuka buku. (recite) 14.Siswa membuat inti sari

bacaan dengan diskusi kelompok. (recite)

15.Siswa perwakilan kelompok membaca inti sari bacaan di depan kelas.

6. Review, dengan cara membaca kembali bacaan dan menem-ukan kosa kata sulit.

16.Siswa mencari kata-kata sulit.

17.Siswa menyampaikan kata-kata sulit yang ditemukan. 18.siswa bersama-sama dengan

guru membahas arti dari kata-kata sulit yang ditemu-kan siswa dari bacaan. 19.Siswa membaca kembali

bahan bacaan dan meninjau ulang pertanyaan dan jawab-an secara singkat. (review)

1.3.

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1) Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) berbantuan media audio visualdalam proses pembelajaran membaca pemahaman di kelas IV SDN Sekaran 01 Semarang.

2) Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman

(27)

14

Recite, Review (SQ4R) berbantuan media audio visual di kelas IV SDN Sekaran 01 Semarang.

3) Meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran

membaca pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) berbantuan media audio visual di kelas IV SDN Sekaran 01 Semarang.

1.4.

MANFAAT PENELITIAN

Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat

praktis.

1.4.1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti dan mendukung teori

kognitivisme dan teori kontruktivisme untuk dijadikan dasar dalam

penelitian-penelitian berikutnya tentang peningkatan keterampilan membaca pemahaman.

1.4.2. Manfaat Praktik

1.4.2.1. Bagi Siswa

Melalui penerapan model SQ4R berbantuan media audio visual, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang bervariasi dan bermakna, sehingga dapat

meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat

(28)

15 1.4.2.2. Bagi guru

Penerapan model SQ4R berbantuan media audio visual dalam pembelajaran dapat memberikan wawasan dan pengalaman baru bagi guru tentang model

pembelajaran inovaif, sehingga guru termotivasi untuk menggunakannya dan

mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik dan bermakna.

1.4.2.3. Bagi sekolah

Penerapan model SQ4R berbantuan media audio visual dapat menambah

pe-ngetahuan guru-guru di SDN Sekaran 01 Semarang tentang pembelajaran inovatif,

sehingga dapat memberikan kontribusi positif dalam perbaikan pembelajaran dan

(29)

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. KAJIAN TEORI

2.1.1. Hakikat Bahasa

Pada hakikanya manusia sudah mengenal bahasa sejak dahulu kala. Manusia

menggunakan ujaran-ujaran atau bunyi-bunyi yang disusun secara teratur

se-hingga membentuk bahasa yang menimbulkan makna tertentu.

Bahasa tidak dapat dipisahkan dari manusia dan mengikuti dirinya dalam

se-tiap kegiatannya. Mulai dari pagi hingga malam hari ketika beristirahat, manusia

tidak akan pernah terlepas dari pemakaian/ penggunaan bahasa (Ngalimun dan

Alfulaila, 2014: 115).

2.1.1.1. Pengertian Bahasa

Bahasa disebut juga ujaran, karena media bahasa yang terpenting adalah

bunyi. Beliau juga mengemukakan bahwa tidak semua ujaran atau bunyi yang

di-hasilkan alat ucap manusia dapat dikatakan bahasa. Ujaran manusia dapat

dikata-kan sebagai bahasa apabila ujaran tersebut mengandung makna, atau apabila dua

orang manusia atau lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti

yang serupa (Faisal dan kawan-kawan, 2009: 3-4).

Keraf (dalam Ngalimun dan Alfulaila, 2014: 115) meyatakan bahwa bahasa

merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa simbol bunyi

(30)

17

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa

ada-lah suatu bunyi atau ujaran yang memiliki makna yang digunakan masyarakat

untuk berkomunikasi.

2.1.1.2. Fungsi Bahasa

Bahasa bersifat manusiawi karena berfungsi selama manusia

memanfaatkan-nya, dan juga bahasa bersifat komunikatif karena fungsi utama bahasa adalah

se-bagai alat komunikasi atau alat perhubungan antara anggota-anggota masyarakat

(Faisal dan kawan-kawan, 2009: 5). Lebih jelas tentang fungsi bahasa adalah

sebagai berikut:

(1) bahasa resmi kenegaraan, dalam hal ini bahasa Indonesia dipergunakan

dalam administrasi kenegaraan, upacara atau peristiwa kenegaraan, komunikasi

timbal balik antara pemerinah dengan masyarakat.

(2) Bahasa pengantar dunia pendidikan. Sebagai bahasa pengantar, bahasa

Indonesia dipergunakan di lembaga-lembaga pendidikan baik formal atau

non-formal, dari tingkat aman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

(3) Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan

pem-bangunan nasional sera kepentingan pemerintah. Dalam hubungannya dengan

fungsi ini, bahasa Indonesia tidak hana dipakai sebagai alat komunikasi timbal

balik antara pemerintah dengan masyarakat luas atau antar suku, tetapi juga

se-bagai alat per-hubungan di dalam masyarakat yang keadaaan sosial budaya dan

bahasanya sama.

(4) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam

(31)

18

membina serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga

ia memiliki identitasnya sendiri, yang membedakannya dengan bahasa daerah.

Lebih lanjut, bahasa Indonesia juga digunakan untuk pengembangan ilmu

pe-ngetahuan dan teknologi modern, baik dalam bentuk penyajian pelajaran,

penulis-an buku atau penerjemahpenulis-an, dilakukpenulis-an dalam bahasa Indonesia (Faisal dkk., 2009:

8).

Jadi menurut peneliti, fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi, keinginan, gagasan maupun

emosi kepada orang lain atau masyarakat.

2.1.2. Keterampilan Berbahasa

2.1.2.1. Hakikat Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa (language art, language skill) dalam kurikulum

sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu.

(1) Keterampilan Menyimak/ Mendengarkan

Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang

bersifat represif. Pada waktu proses pembelajaran, keterampilan ini jelas

mendo-minasi aktivitas belajar siswa daripada keterampilan yang lain. Namun,

keteram-pilan ini baru diakui sebagai komponen utama dal pembelajaran berbahasa pada

tahun 1970 (TPS) dari James Asher, The Natural Approach, dan Silent Period. Ketiga teori ini menyatakan bahwa menyimak bukanlah suatu kegiatan satu arah.

Langkah pertama dari kegiatan keterampilan menyimak ialah proses psikomotorik

untuk menerima gelombang suara melalui telinga dan mengirimkan

(32)

19

proses interaktif ketika otak bereaksi terhadap impuls-impuls tadi untuk

me-ngirimkan sejumlah mekanisme kognitif dan efektif yang berbeda

(Iskandarwas-sid dan Sunendar, 2013: 227). Tarigan (2008: 31), menjelaskan bahwa menyimak

adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh

perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpreasi untuk memperoleh informasi,

menangkap ini atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah

di-sampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Tujuan menyimak

dapat dirumuskan sebagai berikut:

(1) mendapatkan informasi, data, dan fakta;

(2) membedakan bunyi-bunyi bahasa;

(3) mendapatkan model lafal, tekanan kata, pemenggalan kalimat, intonasi

kalimat, dan pola dasar klaimat yang baik;

(4) memperlancar komunikasi; dan

(5) menunjang keterampilan berbicara dan membaca (Ngalimun dan Alfulaila,

2014: 16-17).

Menurut lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun

2006 dijelaskan bahwa keterampilan menyimak meliputi memahami wacana lisan

berbentuk perintah, penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, deskripsi

berbagai peristiwa dan benda di sekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng,

puisi, cerita, drama, pantun dan cerita rakyat.

(2) Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan

(33)

20

perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Seperti halnya keterampilan

nyimak, keterampilan berbicara menduduki empat utama dalam memberi dan

me-nerima informasi serta memajukan hidup dalam peradaban dunia modern

(Iskandarwassid dan Sunendar, 2013: 241). Menurut Tarigan (2008: 3) berbicara

adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak,

yang didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah

ke-mampuan berbicara atau berujar dipelajari. Pembelajaran berbicara pada

tahap-tahap awal sekolah dasar sangat penting untuk diajarkan, daripada di kelas tinggi.

Adapun tuju-an pembelajaran berbicara di kelas awal/ kelas rendah dapat

di-rumuskan sebagai berikut:

1) berbicara melahirkan buah pikiran dan perasaan sendiri dengan bahasa yang

sederhana, sopan dan jelas;

2) melatih anak melahirkan pikiran, perasaan dan kemauannya dengan bahasa

sederhana yang baik dan benar;

3) siswa mampu mengungkapkan kata dengan lafal yang benar;

4) siswa mampu mengucapkan atau mengatakan kalimat dengan intonasi yang

wajar dan sesuai dengan konteksnya; dan

5) siswa mampu berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang lain secara

lisan (Ngalimun dan Alfulaila, 2014: 25).

Menurut lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun

2006, keterampilan menyimak meliputi: menggunakan wacana lisan untuk

me-ngunggkapkan pikiran, perasaa, dan informasi dalam kegiatan perkenalan, tegur

(34)

des-21

kripsi peristiwa dan benda di sekitar, memberi petunjuk, deklamasi, cerita,

pelapo-ran hasil pengamatan, pemahaman isi buku dan berbaai karya sastra untuk anak

berbentuk dongeng, pantun, drama, dan puisi.

(3) Keterampilan Menulis

Akivitas menulis merupakan suau bentuk manifestasi kemampuan dan

kete-rampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajaran bahasa setelah

kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca (Iskandarwassid dan Dadang

Sunendar, 2013: 248). Pada awalnya, anak mulai dengan menggambar, kemudian

menulis dengan membuat corat-coret tak beraturan, barulah mem-buat

bentuk-bentuk huruf. Kata-kata yang dikenalnya dengan baik, termasuk na-ma dirinya

dapat membantu anak dalam belajar mengenal huruf yang berbeda dan

melambangkan bunyi-bunyi yang berbeda (Ngalimun dan Alfulaila, 2014: 37).

Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan

ke-terampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah

kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca (Iskandarwassid dan

Sunendar, 2013: 248).

Tujuan menulis antara lain yaitu: a) untuk memberitahukan atau mengajar

di-sebut wacana informatif; b) untuk meyakinkan atau mendesak didi-sebut wacana

persuasif; c) untuk menghibur atau menyenangkan atau mengandung tujuan

estetik disebut tulisan literer; d) mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat

atau berapi-api disebut wacana ekspresif (Tarigan, 2008: 24-25).

Terdapat dua teknik menulis yang efektif dan sangat menyenangkan yaitu

(35)

22

cara menulis pemikiran-pemikiran yang saling berkaitan dan secepatnya

me-nuangkan di atas kertas, tanpa memperimbangkan kebenaran atau nilainya.

Se-dangkan fast writting atau menulis cepat, dilakukan dengan menggunakan timer sebagai pengatur waktu, misalnya 5 menit untuk memulai kemudian menuliskan

topik dan terus menulis hingga waktu habis. Hal ini berarti bahwa dalam waktu 5

menit, kita harus menulis secepat mungkin dan tidak terhenti untuk

mengumpul-kan gagasan, membentuk kalimat, memeriksa tata bahasa, mengulangi, atau

men-coret sesuatu sehingga kita mampu untuk mengambil inti dari tulisan tersebut

(Hamid, 2013: 162-164).

Jadi dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa

yang diunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tersurat.

Ke-terampilan menulis membutuhkan latihan secara eratur agar dapat menghasilkan

tulisan yang baik dan dapat dipahami.

(4) Keterampilan Membaca

Membaca adalah kegiatan berbahasa yang secara aktif menyerap informasi

atau pesan yang disampaikan melalui media tulis seperti buku, artikel, modul,

surat kabar, atau media tulis lainnya (Yunus dan kawan-kawan, 2008: 5).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 menjelaskan

bahwa keterampilan membaca meliputi: menggunakan berbagai jenis membaca

untuk memahami wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbaai karya sastra

untuk anak ber-bentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama.

Membaca pada dasarnya adalah sesuatu yang menyenangkan. Akan tetapi

(36)

23

menemukan kegagalan. Untuk itu siswa harus diberi motivasi dalam berlatih

membaca. Hal itu berhubungan dengan keterampilan membaca yang tidak

di-peroleh secara mendadak. Keterampilan membaca didi-peroleh melalui belajar, tahap

demi tahap dan terus menerus (Harjanti, 2012: 16-17).

Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan satu sama lain.

Keterampilan berbahasa diperoleh melalui suatu urutan yang teratur.

Keterampil-an berbahasa yKeterampil-ang dipelajari pertama kali adalah menyimak atau mendengarkKeterampil-an

yang diikuti dengan keterampilan berbicara. Keterampilan menyimak atau

men-dengarkan dan berbicara dipelajari sebelum masuk sekolah. Setelah itu diikuti

dengan keterampilan membaca dan keterampilan menulis yang dipelajari di

sekolah (Tarigan, 2008: 1).

Berdarsarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan

berbahasa terdiri atas empat bidang yaitu keterampilan menyimak atau

men-dengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan

mem-baca. Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan dan saling

mempengaruhi antara satu keterampilan dengan keterampilan yang lain.

2.1.2.2. Keterampilan Membaca

2.1.2.2.1. Hakikat Membaca

Membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami

arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis. Selain itu, membaca juga

merupakan suatu proses ang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media

(37)

24

Iskandarwassid dan Sunendar (2013: 246) juga menyatakan bahwa membaca

me-rupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks.

Lebih lanjut Hodgson (dalam Tarigan, 2008: 7) menambahkan, bahwa membaca

merupakan suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan

suatu kesatuan akan terlibat dalm suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata

secara individual akan dapat diketahui.

Crawley dan Mountain menjelaskan bahwa membaca pada hakikatnya adalah

suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan

tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan

meta-kognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses menerjemahkan

simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir,

baca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi,

baca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa akivitas

mem-baca kata-kata dengan menggunakan kamus (Rahim, 2008: 2). Dari beberapa

pendapat yang telah dipaparkan para ahli, peneliti menyimpilkan bahwa membaca

adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mmperoleh makna atau arti dari

se-buah tulisan sesuai dengan yang ingin disampaikan oleh penulis.

2.1.2.2.2. Tujuan Membaca

Kegiatan membaca memiliki tujuan utama yaiu untuk memperoleh informasi

dari sebuah bacaan. Anderson (dalam Tarigan, 2008: 9-11) mengemukakan

be-berapa tujuan membaca yaitu: a) membaca untuk memperoleh perincian-princian

atau fakta-fakta (reading for details or facts); b) membaca untuk memperoleh

(38)

25

susunan, oranisasi cerita (reading for sequence or organization); d) membaca

untuk menyimpulkan, membaca referensi (reading for inference); e) membaca

untuk mengklasifikasi (reading to classify); f) membaca untuk mengevaluasi

(reading to evaluate); g) membaca untuk memperbandingkan atau

memper-tentangkan (reading to compare or contrast).

Iskandarwassid dan Dadang (2013: 289) juga mengemukakan tujuan umum

dari keterampilan membaca, yaiu: 1) mengenali naskah tulisan suatu bahasa; 2)

memaknai dan menggunakan kosakata asing; 3) memahami informasi yang

di-nyatakan secara eksplisit dan implisit; 4) memahami makna konseptual; 5)

me-mahami nilai komunikatif dari suatu kalimat; 6) meme-mahami hubungan dalam

kalimat, antar kalimat, antarparagraf; 7) menginterpretasi bacaan; 8)

meng-identifikasi informasi penting dalam wacana; 9) membedakan antara gagasan

utama dan gagasan penunjang; 10) menentukan hal-hal penting untuk dijadikan

rangkuman; 11) skimming; 12) scanning untuk mendapatkan informasi yang di-butuhkan.

Berdasarkan dari pendapat para ahli, peneliti berpendapat bahwa tujuan utama

dari membaca adalah untuk mencari informasi dan memahami isi dari sebuah

tulisan yang merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

2.1.2.2.3. Jenis-Jenis Membaca

Secara garis besar membaca dibedakan menjadi dua yaitu membaca nyaring

(39)

26 (1) Membaca Nyaring

Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat

bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau

pen-dengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan

pe-ngarang. Dalam membaca nyaring, selain penglihatan dan ingatan yang aktif turut

juga ingatan pendengaran dan ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot di

dalam tubuh (Tarigan, 2008: 23).

Berhubungan dengan pendapat Tarigan, Harris dan sipay (dalam Rahim,

2008: 124) mengemukakan bahwa, membaca bersuara/ nyaring

mengkontribusi-kan seluruh perkembangan anak dalam banyak cara, di antaranya sebagai berikut:

(1) membaca nyaring memberikan guru suatu cara yang tepat dan valid untuk

mengevaluasi kemajuan keterampilan membaca yang utama khususnya

pe-menggalan kata, frasa, dan untuk menemukan kebutuhan pengajaran yang

spesifik; (2) membaca nyaring memberikan latihan berkomunikasi lisan untuk

pembaca dan bagi yang mendengarkan unuk meningkatkan keterampilan

me-nyimaknya; (3) membaca nyaring juga dapat melatih siswa untuk

mendramatisasi-kan ceritadan memamermendramatisasi-kan pelaku yang terdapat dalam cerita; (4) membaca

nyaring menyediakan suatu media di mana guru dengan bimbingan yang

bijak-sana, dapat bekerja untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri, terutama

lagi dengan anak yang pemalu.

(2) Membaca dalam Hati

Membaca dalam hati memberikan kesempatan kepada siswa untuk

(40)

mem-27

berikan kesempatan kepada guru untuk mengamati reaksi dan kebiasaan membaca

siswa (Rahim, 2008: 121).

Membaca dalam hati mengutamakan ingatan visual (visual memory) yang

melibatkan pengaktifan organ mata dan ingatan.Tujuan utama membaca dalam

hati adalah untuk memperoleh informasi dari sebuah bacaan atau wacana. Secara

umum membaca dalam hai dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Tujuan uama membaca

ekstensif adalah untuk memahami isi bacaan yang penting-penting dengan cepat

sehingga dengan demikian membaca secara efisien dapat terlaksana. Membaca

ekstensif meliputi: 1) membaca survey, yaitu membaca dengan meneliti bahan

bacaan; 2) membaca sekilas, yaitu membaca dengan cepat untuk mendapatkan

in-formasi; 3) membaca dangkal, yaitu membaca yang bertujuan untuk mendapatkan

pemahaman yang bersifat dangkal atau hana bersifat luaran saja (Tarigan, 2008:

13).

b. Membaca Intensif

Membaca intensif merupakan jenis membaca yang bertujuan untuk

me-ngetahui dan memahami bacaan secara mandalam. Membaca intensif dibagi

men-jadi dua yaitu membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi

bertujuan untuk mengetahui dan menelaah isi dari teks secara mendalam.

Mem-baca telaah bahasa meliputi: memMem-baca teliti, memMem-baca pemahaman, memMem-baca

kritis, dan membaca ide-ide. Membaca telaah bahasa dibedakan menjadi dua yaitu

(41)

28

Dari uraian di atas, dapat kita ketahui tentang beberapa jenis membaca, yaitu

membaca nyaring dan membaca dalam hati. Pada dasarnya segala jenis membaca

tersebut bertujuan untuk mengetahui dan memahami isi teks bacaan. Keterampilan

membaca perlu diajarkan kepada siswa sejak dini agar mereka memiliki

ke-mampuan membaca yang baik. Pada penelitian difokuskan pada membaca

pe-mahaman yang merupakan bagian dari membaca intensif.

2.1.2.3. Membaca Pemahaman

2.1.2.3.1. Pengertian Membaca Pemahaman

Zidat dan Djoudi (2011, 8(1): 3) menyatakan bahwa “Reading comprehension can be defined as the level of understanding of a passage or text. It can be improved by: Training the ability to self assesses comprehension, actively test comprehension using questionnaires, and by improving met cognition”. Hal

ter-sebut berarti bahwa membaca pemahaman dapat didefinisikan sebagai tingkat

me-mahami suatu bagian atau keseluruhan teks. Untuk meningkatkan kemampuan

membaca pemahaman dapat dilakukan dengan melakukan latihan diri dalam

me-nilai pemahaman, aktif menguji pemahamn dengan menggunakan kuesioner, dan

memperbaiki aspek kognitif.

Membaca pemahaman merupakan jenis bacaan yang bertujuan untuk

me-mahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis dan pola-pola

fiksi (Tarigan, 2008: 58). Selanjutnya Somadayo (2011: 10) mengungkapkan

bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang

secara aktif melibatkan pe-ngetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh

(42)

29

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa membaca

pe-mahaman adalah proses membaca yang dilakukan dengan teliti untuk memahami

isi bacaan dan menghubungkanya dengan pengetahuan yang telah dimiliki

se-hingga mendapat pemahaman yang baik. Dalam membaca pmahaman harus

di-perhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan membaca pemahaman agar

dapat berjalan secara maksimal.

2.1.2.3.2. Tujuan Membaca Pemahaman

Tujuan utama membaca pemahaman adalah memperoleh pemahaman.

Ke-mampuan yang harus dimiliki seseorang agar dapat memahami bacaan secara

baik.

1) Kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan yang digunakan penulis.

2) Kemampuan menangkap makna tersurat dan makna tersirat.

3) Kemampuan membuat simpulan.

Semua aspek kemampuan membaca tersebut dapat dimiliki oleh seseorang

yang memiliki tingkat kemampuan membaca tinggi. Namun tingkat

pemahaman-nya tentu saja terbatas. Artipemahaman-nya mereka belum dapat menangkap maksud persis

sama dengan yang dimaksud oleh penulis (Somadayo, 2011: 11).

Pada penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas IV SDN Sekaran 01

Semarang yang memang merupakan kelas tinggi. Siswa kelas IV memliki

ke-mampuan membaca yang lebih tinggi dari kelas I, II dan III.

2.1.2.3.3. Proses Membaca Pemahaman

Kegiatan membaca dapat dilakukan atas dua bagian yaitu proses membaca

(43)

30

yang sering dilakukan oleh pembaca dalam berkomunikasi secara aktif untuk

menghasilkan produk membaca. Sembilan produk membaca tersebut dapat

di-paparkan sebagai berikut:

(1) sensori, atau mengamati simbol-simbol tulisan,

(2) perseptual atau menginterpretasi apa yang diamati,

(3) sequential atau mengikuti urutan yang bersifat linier baris kata yang tertulis, (4) eksperiential atau menghubungkan kata-kata dan maknanya dengan

pengetahuan yang dipunyai,

(5) thinking atau membuat inferensi dan evaluasi materi yang dibaca,

(6) learning atau mengingat apa yang dipelajari sebelumnya, dan memasuki gagasan serta fakta-fakta baru,

(7) association atau membangun sosial,

(8) afective atau menyikapi secara personal tugas membaca, dan

(9) constructive atau mengumpulkan serta menata semua tanggapan sehingga dapat memahami semua materi yang dibaca (Somadayo, 2011: 15).

Dalam penelitian ini proses membaca pemahaman menggunakan model

SQ4R namun tetap tidak mengurangi esesnsi membaca pemahaman itu sendiri yaitu membaca secara mendalam dengan memperhatikan produk membaca seperti

yang dipaparkan di atas.

2.1.2.3.4. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman

Siadi pada tahun 2013 berpendapat bahwa, dengan bekal kemampuan

mem-baca, anak akan memperoleh pengetahuan, serta mempermudah pola pikir untuk

(44)

31

informasi dengan terampil dalam teks dengan pengetahuan sebelumnya tentang

topik. Sebaliknya, pembaca yang tidak baik mungkin terlampau menekankan

simbol-simbol dalam teks atau terlampau pengetahuan sebelumnya tentang topik

(Somadayo, 2011: 17).

Brown (dalam Somadayo, 2011: 16) menambahkan bahwa prinsip utama

pembaca yang baik adalah pembaca yang berpartisipasi aktif dalam proses

mem-baca.

2.1.2.3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Membaca Pemahaman Faktor yang paling berpengaruh dalam proses membaca pmahaman berasal

dari individu yang melakukan kegiatan membaca pemahaman. Menurut Lamb dan

Amol, faktor-faktor yang mempengaruhi proses membaca pemahaman antara lain:

1) faktor lingkungan, meliputi: latar belakang dan pengalaman siswa serta sosial

ekonomi; 2) faktor intelektual, meliputi: metode mengajar guru, dan prosedur,

kemampuan guru dan siswa; 3) faktor psikologis, meliputi: motivasi, minat, dan

kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri; 4) faktor fisiologis, meliputi:

kesehatan fisik, dan pertimbangan neurologis (Somadayo, 2011: 28).

Beberapa penelitian memperlihatkan banyak faktor yang mempengaruhi

ke-berhasilan membaca. McLaughlin & Allen (dalam Rahim, 2008: 3-4)

me-ngemukakan bahwa prinsip-prinsip yang dapat mempengaruhi pemahaman dalam

membaca, antara lain.

1) Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.

2) Keseimbangan kemahiraksaan adalah kerangka kerja kurikulum yang

(45)

32

3) Guru membaca yang profesional mempengaruhi belajar siswa.

4) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif

dalam proses membaca.

5) Membaca hendakna terjadi dalam konteks yan bermakna.

6) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada

berbagai tingkat kelas.

7) Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman

mem-baca.

8) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.

9) Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.

10) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca

pemaham-an.

Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan adanya keterkaitan antara

pe-ngetahuan tentang kosa kata dengan membaca pemahaman. Kosa kata memiliki

kontribusi yang unik pada kemampuan membaca pemahaman yaitu menjadi salah

satu prediktor terbaik dari membaca pemahaman di kalangan anak-anak usia

seko-lah di SD, SMP, dan SMA dan tingkat perguruan tinggi. Seperti yang

diungkap-kan oleh Mokhtari dan Niederhauser dalam International Electronic Journal of Elementary Education (IEJEE) pada tahun 2013, bahwa:

(46)

33

Sehingga, berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

penge-tahuan tentang kosa kata merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

ke-terampilan membaca pemahaman. Semakin banyak kosa kata yang diketahui

siswa, maka tingkat pemahamannya akan semakin baik.

2.1.2.3.6. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Pemahaman

Harjanti pada tahun 2012 berpendapat bahwa aktivitas membaca yang tepat

untuk memperoleh keterampilan membaca pemahaman adalah dengan membaca

dalam hati. Menurut Somadayo (2011: 33), proses pelaksanaan pembelajaran

membaca pemahaman melipui tiga tahapan, yaitu tahap prabaca, tahap baca dan

tahap pasca baca. Berikut ini dijelaskan berbagai kegiatan yang dilakukan dalam

ketiga tahap-an tersebut.

(1) Tahap Prabaca

Burns dkk. (dalam Rahim 2008: 99) mengemukakan bahwa kegiatan prabaca

adalah kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegiaan

membaca. Dalam kegiatan prabaca guru mengarahkan perhatian pada pengaktifan

skemata siswa yang berhubungan dengan topik bacaan. Menurut Mulyati (2009:

5.10) kegiatan prabaca akan memberikan pemahaman awal mengenai bahan

bacaan yang akan dibaca.

(2) Tahap saat baca

Menurut Abidin, beberapa kegiatan yang bisa dilakukan saat kegiatan

mem-baca antara lain: 1) menemukan inti gagasan; 2) mengidentifikasi kata kunci; 3)

mengutip bacaan; 4) menjaring data; 5) mengisi format isi bacaan; 6) merespon

(47)

34

prediksi; 10) menjaring kata sulit; 11) menguji opini, dan lain-lain (Wulandari,

2013: 21).

(3) Kegiatan pascabaca

Strategi yang dapat digunakan pada tahap pascabaca adalah belajar

me-ngembangkan bahan bacaan pengajaran, memberikan pertanyaan, menceritakan

kembali dan presentasi visual (Rahim, 2008: 105).

2.1.3. Pembelajaran Bahasa Indonesia

2.1.3.1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya

ke-sastraan manusia Indonesia (BSNP, 2006: 317)

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa, sehingga

jenis pengajaran yang dapat dilakukan adalah melalui pengajaran aktivitas. Seperti

yang dinyatakan oleh Hamalik (2011: 172) bahwa dengan menggunakan

pe-ngajaran aktivitas, siswa memperoleh pengeahuan, pemahaman, dan aspek-aspek

tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk

hidup di masyarakat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan keterampilan membaca

pemahaman dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat hal-hal penting yang

harus diperhatikan yaitu peran aktif siswa dalam pembelajaran dan keterampilan

(48)

35 2.1.3.2. Aktivitas Siswa

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan

belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Aktivitas adalah segala kegiatan

yang dilaksanakan baik secara fisik maupun non fisik seperti intelektual,

emosi-onal maupun mental yang terjadi selama proses belajar mengajar. Aktivitas siswa

selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan

siswa untuk belajar. Dierich (dalam Hamalik, 2011: 172-173) membagi kegiatan

belajar siswa menjadi 8 kelompok, yaitu:

a. Kegiatan-kegiatan visual (visual activities)

Meliputi: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,

demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.

b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities)

Meliputi: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu

ke-jadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,

ber-wawancara, diskusi.

c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities)

Meliputi: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau

diskusi kelompok, mendengarkn suatu permainan instrument musik,

mendengar-kan siaran radio.

d. Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities)

Meliputi: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan

(49)

36

e. Kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities)

Meliputi: menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.

f. Kegiatan-kegitan motorik (motor activities)

Meliputi: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,

membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun.

g. Kegiatan-kegiatan mental (mental activities)

Meliputi: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis

faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.

h. Kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities)

Meliputi: minat, membedakan, berani, merasa bosan, gembira bersemangat,

bergairah, berani, tenang dan gugup.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas

siswa adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa selama proses belajar

me-ngajar. Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran akan menimbulkan perubahan

perilaku belajar pada diri siswa secara progresif. Aktivitas siswa yang terarah

akan menjadikan pembelajaran semakin berkualitas. Aktivitas siswa ini juga

di-dukung keterampilan guru yang professional yang sama-sama akan berpengaruh

pada hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Aktivitas siswa

dalam penelitian ini yang difokuskan dalam pembelaja-ran membaca pe

Gambar

gambar-gambar
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Tahapan PTK
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Cerita Anak Melalui Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (Sq3r) D i Kelas V Sdn 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung

Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (Sq3r) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Universitas

kemampuan membaca pemahaman yang lebih baik antara metode pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R) atau metode pembelajaran

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya pengeruh strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) terhadap kemahiran membaca cerpen

Penelitian ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Efektif melalui Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas VII E SMP N 1

Pada tindakan siklus I juga masih ditemui kekurangan dalam pelaksanaan yak- ni: (1) pembelajaran belum sesuai dengan langkah strategi SQ4R; (2) guru belum

Hasil penelian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan metode preview, question, read, reflect, recite, dan review (PQ4R) terhadap aktivitas

Volume 3, Number 1, February 2022, pages 12-21 E-ISSN 2721-1916 Improving Students’ Intensive Reading Ability by Using Survey- Question-Read-Review-Recite-Reflect Method Ryu Chun