10
INFOZ+ EDISI 10 TH VI JANUARI-FEBRUARI 2011fokus
Di�l. Ing. Z�lkili Nas��ion
Konsultan PT Sintegral Mutu Utama
ISO (International Organization for Standardization) adalah lembaga internasional
semacam IMF di bidang keuangan, atau WHO
di sektor kesehatan. Sedang ISO sendiri adalah lembaga yang concern di bidang standardisasi yang didirikan pada tahun 1947. Hingga kini sudah melahirkan kurang lebih sekitar 25 ribu standardisasi. Tetapi tak semuanya dikenal luas, hanya ada beberapa ISO yang dikenal. Salah satu ISO yang paling populer adalah ISO 9001 yang merupakan standard manajemen mutu, selain itu ISO 14000 yang mengukur standar menejemen lingkungan, serta ISO 2000 tentang pangan. Ketiganya adalah ISO-ISO yang paling dikenal.
Lahirnya ISO bermula untuk memudahkan lalu lintas perdagangan dan ekonomi internasional yang bersifat lintas negara dan benua. Sebab masing–masing negara ternyata memiliki badan standardisasi sendiri-sendiri. Indonesia misalnya kini memiliki SNI (Standar Nasional Indoensia), begitu juga negara lain seperti Jepang yang memiliki JIS. Dalam lingkup global seperti sekarang jika masing-masing negara menerapkan sistemnya masing-masing akan menyulitkan sistem perdagangan di level internasional. Misalnya negara-negara Asia yang ingin menjualnya produknya ke Eropa akan terkendala dengan birokrasi standardisasi, begitu juga sebaliknya.
Dengan standarisasi global acuan yang terkait
dengan mutu menjadi seragam. Meski begitu
standarisasi mutu yang diadakan oleh ISO sifatnya sukarela tidak mandatori, artinya
tidak ada aturan atau UU yang mengatur
sebuah perusahaan harus mengadopsi ISO.
Salah satu tujuan ISO adalah menghasilkan produk yang berkualitas. MakaMaka untuk untuk mendapatkan produk yang baik dibutuhkan sistem yang bagus, terstruktur rapi dan baik. Dalam konteks ini produk sebuah organisasi pengelola zakat adalah program, setelah itu
harus membuat laporan-laporan. �Untuk
bisa menghasilkan program yang baik perlu
ada sistem yang baik,� ujar Zulkili. Dengan
mengadopsi ISO diharapkan kinerja mereka akan baik pula. Karena sistem menejemen ISOKarena sistem menejemen ISO ini berstandar internasional.
Dengan begitu para pemberi zakat dan donatur dan donatur
akan lebih percaya bahwa lembaga yang sudah
ber-ISO adalah lembaga yang betul-betul berkelas internasional. Dengan demikian selain meningkatkan kinerja, organisasiorganisasi zakat yang ber-ISO juga bisa meningkatkanyang ber-ISO juga bisa meningkatkanber-ISO juga bisa meningkatkan
kepercayaan masyarakat (donatur). Apalagi belakangan ini makin banyak bermunculan
lembaga-lembaga zakat. Belum lagi peristiwa
bencana yang makin sering melanda sehingga
banyak orang tergerak menyumbang. Kalau lembaga itu sudah dikenal memiliki sistem yang baik, apalagi telah mengadopsi standar internasional maka orang-orang pastinya lebih banyak memilih lembaga yang sudah ber-ISO. Berbeda dengan organisasi yangBerbeda dengan organisasi yang masih menerapkan sistem kekeluargaan atau sistem konvensional lainnya. Boleh dikatakan ISO bisa meningkatkan marketing image.
Meski ISO pada umumnya diterapkan untuk perusahaan yang proit oriented seperti perusahaan, tetapi beberapa ISO seperti ISO 9001 dibuat dengan model yang generik sehingga bisa diterapkan oleh organisasi manapun, jenis apapun, baik swasta maupun
pemerintah, berorientasi proit ataupun
non provit. Kebanyakan perusahaan yangKebanyakan perusahaan yang menerapkan ISO semula hanya mereka yang bergerak di perusahaan manufaktur, tetapi lambat laun perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti rumah sakit, pendidikan
bahkan layanan sosial pun merasa perlu untuk meng-ISO-kan diri. Termasuk di dalamnya dalamnyadalamnya adalah organisasi zakat yang sudah mulaiorganisasi zakat yang sudah mulai zakat yang sudah mulai menerapkan sistem ini.
Memang dalam implementasi ISO, pada, pada pada
lembaga non provit acapkali pada awalnya sering kesulitan mendeinisikan produk
lembaganya seperti yang pernah terjadi pada sebuah OPZ di Jakarta, karena produknya, karena produknya
berbeda dengan perusahaan yang proit yang out put produksinya berupa isik seperti kertas,
bahan baku, material dan sebagainya sehingga tujuannya pun adalah untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Begitu pula dengan lembaga zakat ternyata ada benangmerahharusngmerahharusg merah harus bisa memuaskan pelanggannya yaitu pemberiggannya yaitu pemberigannya yaitu pemberi zakat (muzaki) dan mustahik. ”Ilustrasinya dan mustahik. ”Ilustrasinya. ”Ilustrasinya”IlustrasinyaIlustrasinya sederhana, misalnya saja sebuah lembaga zakat memiliki program membangun sekolah, dengan ISO maka akan bisa diukur bagaimana agar gurunya berkualitas, kompetensinya baik, kurikulumnya terakreditasi, murid-murid berprestasi dan sebagainya,” tambahnya.,” tambahnya. Karena semuanya memerlukan sistem yang baik. Jadi sistem yang baik diperlukan oleh
lembaga mana saja, tak terkecuali lembaga
zakat.
Adan�a Kendala
Selama ini memang masih ada beberapa kendala klasik yang sering menghantui diberlakukannya ISO. Kebanyakan memangKebanyakan memang berasal dari komitmen top management yang masih rendah. Di samping itu persepsi dari ISO 9001 yang harus menyediakan sekian banyak dokumen hingga 200 item di antaranya harus ada kegiatan audit internal, metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, musti ada koreksi jika ada masalah, melakukan seleksi dan evaluasi, harus ada program training dan evaluasi hasil training, punya job
description masing-masing divisi. sehingga
acapkai dianggap terlalu over birokrasi.
Segala sesuatunya harus melalui mekanisme
pencatatan. Selain itu karena hal tersebut acapkali ada hal antara maksud ISO dengan
implementasi berlawanan. (M)