• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP KESELAMATAN KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PRINSIP KESELAMATAN KERJA"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP KESELAMATAN KERJA

(2)

2

TUJUAN K3

Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman , sehat

Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien

Menjamin proses produksi berjalan lancar

SASARAN K3

Nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja

(3)

Keselamatan (Safety)

1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risks)

(4)

Kesehatan (Health)

Derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of physiological and psychological well being of the individual)

(5)

adalah suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat

dikendalikan ke tingkat yang memadai, dan ini adalah lawan dari bahaya (danger).

(6)

Merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi dimana atau kapan muncul sumber bahaya.

Danger adalah lawan dari aman atau selamat.

(7)

Incident :

Suatu kejadian/peristiwa yang tidak

direncanakan dengan kemungkinan besar

menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan dan dapat merugikan

perusahaaan

(8)

Accident :

₰ Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan, dapat terjadi kapan saja dan di mana saja,

₰ rangkaian peristiwa yang terjadi karena berbagai sebab,

₰ mengakibatkan kerugian fisik (luka atau penyakit) terhadap seseorang, rusaknya harta milik

perusahaan, terjadinya gangguan usaha atau setiap kombinasi dari efek tersebut.

(9)

“All accidents are incidents, but not all incidents are accidents”

Incident and Accident

(10)

Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja : kecelakaan yang terjadi ditempat kerja atau dalam hubungannya dengan pekerjaan

Kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan, semenjak ia meninggalkan rumah kediamannya menuju ke tempat pekerjaan, selama jam kerja dan istirahat, maupun sekembalinya dari tempat kerjanya menuju rumah kediamananya dengan melalui jalan yang bisa di tempuh atau wajar

(11)

Terjadinya Kecelakaan

Kecelakaan dapat terjadi bila seseorang berada pada paparan bahaya

Hazard + Exposure => Accident

Bahaya + Paparan => Kecelakaan

(12)

DANGER

hampir putus

INSIDENT

ACCIDENT

putus

(13)

SEJARAH PERKEMBANGAN K3

ZAMAN PURBA

REVOLUSI INDUSTRI

INDUS- TRIALISASI

MANAJEMENERA

ABAD 18 TH 1931

Abad 17 SM  Raja Hamurabi (Babilonia)

5 abad kmd  Zaman Mosai

Yunani & Romawi

Revolusi listrik & mekanisasi

Revolusi Inggris

Compesation Law (AS)

Indonesia (Pemerintah Hindia Belanda.

Perubahan sistem kerja

Penggunaan tenaga mesin

Pengenalan metode baru pengolahan bahan baku

Pengorganisasian pekerjaan

Muncul penyakit yg berhubungan dgn pemajanan

Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety device dan alat- alat pengaman)

- Heirich (1931), teori domino - Bird and German, teori Loss

Causation Model - ISO, SMK3 dll

(14)

KESEHATAN KESELAMATAN

ASSET & LINGKUNGAN

BAHAN ALAT

TENAGA KERJA

PROSES

KECELAKAAN DAPAT TERJADI DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN SIAPA SAJA

(15)

Logika terjadinya kecelakaan Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata

rantai sebab-akibat (Domino Squen)

LOSSES INSIDENT

INSIDENT

IMMIDIATE CAUSES BASIC

CAUSES

LACK OF CONTROL

(16)

LEMAHNYA

KONTROL SEBAB

DASAR PENYEBAB

LANGSUNG INSIDEN

(Kontak)

PROGRAM TAK SESUAI

STANDAR TAK SESUAI

KEPATUHAN PELAKSANAAN

FAKTOR PERORANGAN

FAKTOR KERJA

PERBUATAN TAK AMAN

&

KONDISI TAK AMAN

<KEJADIAN>

KONTAK DENGAN ENERGI BAHAN/ ZATATAU

KECELAKAAN ATAU KERUSAKAN

YANG TAK DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL Bird & German, 1985

KERUGIAN

(17)

LEMAHNYA

KONTROL PENYEBAB KERUGIAN

DASAR PENYEBAB

LANGSUNG INSIDEN

KERUGIAN

(18)

LEMAHNYA

KONTROL PENYEBAB KERUGIAN

DASAR PENYEBAB

LANGSUNG INSIDEN

INSIDEN

• STRUCK AGAINST ฀ menabrak/bentur benda diam/bergerak

• STRUCK BY ฀ terpukul/tabrak oleh benda bergerak

• FALL TO ฀ jatuh dari tempat yang lebih tinggi

• FALL ON ฀ jatuh di tempat yang datar

• CAUGHT IN ฀ tusuk, jepit, cubit benda runcing

• CAUGHT ON ฀ terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar

• CAUGHT BETWEEN ฀ terpotong, hancur, remuk

• CONTACT WITH ฀ listrik, kimia, radiasi, panas, dingin

• OVERSTRESS ฀ terlalu berat, cepat, tinggi, besar

• EQUIPMENT FAILURE ฀ kegagalan mesin, peralatan

• EVIRONMENTAL RELEASE ฀ masalah pencemaran

(19)

LEMAHNYA

KONTROL PENYEBAB KERUGIAN

DASAR PENYEBAB

LANGSUNG INSIDEN

SEBAB LANGSUNG

฀ PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK

฀ APD KURANG, TIDAK LAYAK

฀ PERALATAN RUSAK

฀ RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS

฀ SISTEM PERINGATAN KURANG

฀ BAHAYA KEBAKARAN

฀ KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG

฀ KEBISINGAN

฀ TERPAPAR RADIASI

฀ TEMPERATUR EXTRIM

฀ PENERANGAN TIDAK LAYAK

฀ VENTILASI TIDAK LAYAK

฀ LINGKUNGAN TIDAK AMAN

฀ OPERASI TANPA OTORISASI

฀ GAGAL MEMPERINGATKAN

฀ GAGAL MENGAMANKAN

฀ KECEPATAN TIDAK LAYAK

฀ MEMBUAT ALAT PENGAMAN TIDAK BERFUNGSI

฀ PAKAI ALAT RUSAK

฀ PAKAI APD TIDAK LAYAK

฀ PEMUATAN TIDAK LAYAK

฀ PENEMPATAN TIDAK LAYAK

฀ MENGANGKAT TIDAK LAYAK

฀ POSISI TIDAK AMAN

฀ SERVIS ALAT BEROPERASI

฀ BERCANDA, MAIN-MAIN

฀ MABOK ALKOHOL, OBAT

฀ GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR

(20)

LEMAHNYA

KONTROL PENYEBAB KERUGIAN

DASAR PENYEBAB

LANGSUNG INSIDEN

SEBAB DASAR

฀ PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN

฀ ENGINEERING

฀ PENGADAAN (PURCHASING)

฀ KURANG PERALATAN

฀ MAINTENANCE

฀ STANDAR KERJA

฀ SALAH PAKAI/SALAH MENGGUNAKAN

฀ KEMAMPUAN FISIK ATAU PHISIOLOGI TIDAK LAYAK

฀ KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK

฀ STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI

฀ STRESS MENTAL

฀ KURANG PENGETAHUAN

฀ KURANG KEAHLIAN

฀ MOTIVASI TIDAK LAYAK

(21)

LEMAHNYA

KONTROL PENYEBAB KERUGIAN

DASAR PENYEBAB

LANGSUNG INSIDEN

LACK OF CONTROL PROGRAM TIDAK SESUAI

STANDARD TIDAK SESUAI

KEPATUHAN TERHADAP STANDAR

(22)

 Tindakan yang tidak aman (Unsafe Action)

 Kondisi tidak aman (Unsafe Condition)

 GOD WILL

Penyebab Kecelakaan

(23)

Unsafe Condition

Kondisi tidak aman ....

Suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan, antara lain :

Pengaman yang tidak sempurna

Peralatan kerja yang rusak

Tata kelola (housekeeping) yang jelek

Penerangan yang kurang

Lingkungan kerja dengan paparan B3 atau radiasi

Lingkungan kerja dengan kebisingan tinggi

Tempat kerja yang kotor, licin

(24)

Unsafe Condition

Kondisi tidak aman ....

o Ruangan dengan ventilasi yang kurang

o Alat pelindung diri yang tak memenuhi standard o Mesin atau alat kerja yang tak cocok

o Suhu udara yang terlalu panas atau dingin o Tidak adanya tanda peringatan / label

(25)

Unsafe action

Tindakan tidak aman...

Tingkah laku/tindakan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan, antara lain :

Mengoperasikan mesin/peralatan yang bukan menjadi tanggung jawabnya

Menggunakan peralatan yang tidak sesuai Bekerja sambil bergurau

Bersikap acuh/masa bodoh Bekerja dalam kondisi mabuk

(26)

Unsafe action

Tindakan tidak aman ....

Tidak mentaati prosedur/peraturan Melepaskan alat pengaman

Menjalankan mesin melebihi kecepatan yang ditetapkan

Mengangkat/mengangkut berlebihan Tidak memakai alat pelindung diri

(27)

Kerugian Kecelakaan

 Kerugian ekonomis

 Kerugian non ekonomis

(28)

Kerugian bagi Karyawan:

• Kematian, cacat tetap, cedera ringan.

• Masalah kejiwaan yang diakibatkan oleh cacat tetap, kerusakan anggota tubuh atau kehilangan harta

benda.

• Kesedihan dan penderitaan keluarga.

• Beban masa depan.

28

(29)

Kerugian bagi perusahaan

• Biaya pengobatan dan pertolongan pertama.

• Biaya ganti rugi / kompensasi.

• Kerusakan peralatan produksi & material.

• Kelambatan produksi (kerugian waktu & penurunan produktivitas).

• Upah yang dibayarkan selama korban tidak berproduksi.

• Upah waktu hilang dari orang yang terlibat.

• Turunnya produktivitas setelah sikorban bekerja kembali.

• Biaya recruitment pegawai baru.

• Biaya pelatihan sampai karyawan baru memiliki kemampuan berproduksi yang sama dengan korban.

• Biaya-biaya administrasi yang timbul.

• Berkurangnya kepercayaan masyarakat.

• Turunnya moral karyawan lainnya.

• Naiknya biaya / premi asuransi.

29

(30)

$

1

$

5

HINGGA $

50

BIAYA DALAM PEMBUKUAN:

KERUSAKAN PROPERTI (BIAYA YANG TAK DIASURANSIKAN)

$

1

HINGGA $

3

BIAYA LAIN YANG TAK DIASURANSIKAN

BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT

• Pengobatan/ Perawatan

• Gaji (Biaya Diasuransikan)

•Kerusakan gangguan

•Kerusakan peralatan dan perkakas

•Kerusakan produk dan material

•Terlambat dan ganguan produksi

•Biaya legal hukum

•Pengeluaran biaya untuk penyediaan fasilitas dan peralatan gawat darurat

•Sewa peralatan

•Waktu untuk penyelidikan

•Gaji terus dibayar untuk waktu yang hilang

•Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau biaya melatih

•Upah lembur

•Ekstra waktu untuk kerja administrasi

•Berkurangnya hasil produksi akibat dari sikorban

•Hilangnya bisnis dan nama baik

GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN

(31)

PRINSIP DASAR PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

1.MENEMUKAN FAKTA/MASALAH

Identifikasi Bahaya

2.ANALISIS

Penilaian Resiko  pemeringkatan resiko

3.PEMILIHAN / PENETAPAN ALTERNATIF / PEMECAHAN

Mengendalikan resiko

4.PELAKSANAAN

Tindakan

5.PENGAWASAN

Sejauh mana pelaksanaan  tdk menyimpang dari rencana

(32)

Bahaya di tempat kerja

MEKANIK DAN STRUKTUR MEKANIK DAN STRUKTUR BAHAYA LISTRIK

MESIN DAN ALAT BANTU TRANSPORTASI

BERJALAN DAN BEKERJA PADA PERMUKAAN PANAS DAN IKLIM KERJA

BAHAYA TEKANAN RADIASI

GETARAN DAN KEBISINGAN PENANGANAN BAHAN

KEBAKARAN DAN PEMADAMAN PELEDAKAN DAN BAHAN PELEDAK BAHAYA BAHAN KIMIA/BERACUN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA

BAHAYA BAHAN-BAHAN BIO

(33)

Adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengenal dan memperkirakan adanya bahaya pada suatu system.

Upaya ini dilakukan melalui

mendiagnose dan menemukan bahaya pada bagian dari suatu system dan

akibat yang akan ditimbulkan.

(34)

Untuk mengetahui adanya bahaya pada suatu system

Untuk mengetahui potensi bahaya baik akibat maupun frekuensinya.

Untuk mengetahui lokasi bahaya.

Untuk mengetahui bahwa bahaya tertentu telah diberi perlindungan

Untuk analisa lebih lanjut

(35)

Mengidentifikasi seluruh proses/area yang ada dalam segala kegiatan.

Mengidentifikasi sebanyak mungkin aspek K-3 pada setiap proses/area yg telah diidentifikasi sebelumnya.

Identifikasi K3 dilakukan pada suatu proses kerja baik pada kondisi NORMAL , ABNORMAL , EMERGENCY dan

MAINTENANCE

(36)

KATAGORI BESARNYA BAHAYA

 Untuk membantu proses identifikasi bahaya dapat dikategorikan, sbb :

฀ Mechanical

฀ Electrical

฀ Radiation

฀ Chemical

฀ Fire and explosion

(37)

DAFTAR POTENSI BAHAYA

Terpleset / Jatuh

Jatuh dari ketinggian

Kejatuhan benda asing

Ruang untuk kepala yang kurang

Bahaya dari Mesin

Bahaya dari Kendaraan

Kebakaran & Ledakan

Zat yang terhirup

Zat yg mencederai Mata

 Zat yg melukai kulit

 Bahaya listrik

 Radiasi

 Getaran

 Bising

 Pencahayaan

 Lingkungan terlalu Panas

 Kegiatan Kontraktor

 Huru hara

(38)

KUNCI MENGIDENTIFIKASI RISIKO

Apakah dibutuhkan penelitian mendalam pada risiko tertentu ?

Apakah lingkup penelitian ?

Apakah sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ?

Apakah informasi yang diperoleh dapat dipercaya ?

Kapan, kenapa, dimana, bagaimana kemungkinan terjadinya risiko & siapa tenaga yang dilibatkan.

Apakah Sumber & akibat masing - masing risiko ?

Apakah banyak waktu yg terbuang, biaya dan gangguan pemakai masing - masing risik ?

Apakah pengawasan yang ada dapat mengurangi risiko ?

(39)

Unsur kegiatan, produksi, jasa sebuah organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan.

Contoh Aspek K3 :

 Ceceran Oli

 Limbah Padat

 Debu

 Bau

 Thiner

 Bising

 Getaran, dll

Contoh Dampak K3 :

 Terpeleset

 Kontaminasi tanah

 Pencemaran Air

 Pencemaran Udara

 Kebakaran

 Penurunan pendengaran

 Tersengat listrik

 Ledakan, dll

(40)
(41)
(42)

Katagori Penilaian Bahaya dan Risiko : KESERIUSAN TERJADI ( Severity )

(Insignificant) : Cedera hanya memerlukan pengobatan P3K.

(Minor) : Cedera memerlukan perawatan medis, tetapi tetap masuk kerja .

(Moderate) : Cedera memerlukan perawatan medis, tetapi tidak dapat masuk kerja.

(Major) : Cedera yang SERIUS ( mengakibatkan cacat anggota atau sebagian anggota tubuh)

(Catastrophic) : Menimbulkan KORBAN JIWA

(43)

TINGKAT BAHAYA ( RISK LEVEL )

•N (Negligible) : Tidak memerlukan tindakan khusus ( 1-5 )

•L (Low Risk) : Pemantauan untuk memastikan tindakan pengendalian telah berjalan dengan baik . ( 6-10 )

•M (Moderate) : Perlukan perhatian dan tambahan Prosedur /WI. ( 11–15 )

•H (High Risk) : Perlu mendapatkan perhatian pihak Manajemen dan tindakan perbaikkan (16-20)

•E (Extreme) : Perlu segera dilakukan tindakan perbaikkan ( 21-25 )

(44)

HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO

Eliminasi

Subtitusi

Rekayasa Teknis

Rekayasa Administrasi

Alat Pelindung Diri

(45)

ELIMINASI

Eliminasi adalah tahap pertama, Eliminasi adalah

menghilangkan sumber dari bahaya. Menghilangkan sumber bahaya dilakukan dengan meniadakan atau menghilangkan peralatan atau pekerjaan yang menjadi sumber dari bahaya. Cara

ini adalah cara yang sangat aman karena dapat menekan resiko ketingkat yang paling aman. Tetapi sering kali tidak dapat dilakukan karena peralatan atau pekerjaan tersebut biasanya

merupakan bagian dari proses pekerjaan.

(46)

SUBTITUSI

Tahap kedua adalah SUBTITUSI, subtitusi adalah penggantian bahan, proses, tata cara

ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui disain sistem ataupun

desain ulang.

(47)

ENGINEERING CONTROL

Tahap ketiga yaitu engineering control atau pemisahan bahaya dengan pekerja serta untuk

mencegah terjadinya kesalahan manusia.

Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan. Biasanya mesin

atau sumber bahaya tersebut dimodifikasi sedemikian rupa agar potensi bahaya menjadi

berkurang atau hilang sama sekali.

(48)

Administration Control

• Pengendalian Administrasi adalah pengendalian dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan

mematuhi, memiliki kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman.

• Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar operasi baku (SOP), pelatihan,

pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal istirahat, investigasi dll.

(49)

PPE (Personal Protective Equipment)

Tahap terakhir adalah penggunaan PPE atau APD (Alat Pelindung Diri),

Metode ini dilakukan sebagai pelengkap atau langkah terakhir dari hirarki pengendalian.

Tujuannya adalah Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik, meningkatkan

efektivitas dan produktivitas kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman.

(50)

1. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi

Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa

Pengawasan & pemantauan pelaksanaan K3 2. STANDARISASI

Standar K3 maju akan menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan K3

3. INSPEKSI / PEMERIKSAAN

Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih memenuhi ketentuan & persyaratan K3

4. RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS & STATISTIK

Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan bidang K3 sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi

LANGKAH-LANGKAH MENCEGAH KECELAKAAN

Menurut ILO ( International Larbour Organization )

(51)

5. PENDIDIKAN & LATIHAN

Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &

ketrampilan K3 bagi TK 6. PERSUASI

Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3

Bukan melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi- sanksi

7. ASURANSI

Insentif finansial utk meningkatkan pencegahan kec dgn pembayaran premi yg lebih rendah terhdp peusahaan yang memenuhi syarat K3

8. PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA

Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3 di tempat kerja

(52)

Prinsip K3

• Bekerja dengan aman dan selamat merupakan persyaratan utama dalam bekerja

• Semua kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah

• K3 adalah tanggung jawab seluruh karyawan

• Manajemen Lini memiliki tanggung jawab untuk

mensupervisi dan melatih semua pekerja dalam area tanggungjawabnya untuk bekerja dengan aman

• Semua bentuk paparan energi atau lainnya dapat dikurangi sampai batas tertentu.

• Mencegah kecelakaan dan terjadinya nyaris celaka di tempat kerja berperan dalam keberhasilan suatu kegiatan usaha

• Kesadaran K3 adalah sikap waspada terhadap apa yang sedang di kerjakan dan apa yang sedang terjadi di sekitar pekerja

52

(53)

MOTTO PERLU

Satu menit untuk menulis konsep keselamatan

Satu jam untuk melaksanakan pertemuan keselamatan Satu minggu merencanakan program keselamatan

Satu bulan untuk menerapkannya di tempat kerja

Satu tahun untuk mendapatkan penghargaan keselamatan Sepanjang hidup untuk membudayakan kerja selamat

NAMUN HANYA MEMERLUKAN

Waktu sesaat untuk menghancurkan itu semua dengan KECELAKAAN

(54)

ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )

(55)

Pertanyaan

%

Mengapa kita memakai APD?

%

Apa tujuan pemakaian APD?

%

Apa saja dasar pemilihan APD?

%

Apa saja keterbatasan APD?

%

Apa saja jenis-jenis APD?

%

APD apa yang kita perlukan di tempat kerja?

55

(56)

PEMILIHAN ALAT PELINDUNG DIRI

I. DAPAT MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP BAHAYA YANG DIHADAPI OLEH PEKERJA

II. MEMENUHI STANDARD III. UKURAN YANG SESUAI

IV. BENTUK DAN WARNA MENARIK V. BERATNYA SERINGAN MUNGKIN

VI. TIDAK MENIMBULKAN BAHAYA TAMBAHAN VII. TIDAK MEMBATASI GERAK SI PEMAKAI

VIII.SUKU CADANGNYA MUDAH DIDAPAT

56

(57)

Peringatan :

Apabila kita sudah memakai alat pelindung diri yang sesuai, kita masih dituntut untuk selalu berhati-hati karena alat pelindung diri yang kita pakai mempunyai keterbatasan.

57

(58)

KETERBATASAN

ALAT PELINDUNG DIRI

a. Terbatas daerah yang dilindungi

b. Terbatas kemampuannya

c. Terbatas jenis bahaya yang dilindungi

d. Terbatas waktu pemakaiannya

58

(59)

JENIS ALAT

PELINDUNG DIRI

1. ALAT PELINDUNG KEPALA 2. ALAT PELINDUNG

PERNAFASAN

3. ALAT PELINDUNG TELINGA 4. ALAT PELINDUNG MATA

DAN MUKA

5. ALAT PELINDUNG BADAN 6. ALAT PELINDUNG

ANGGOTA BADAN

7. ALAT PENCEGAH JATUH 8. ALAT PENCEGAH

TENGGELAM

59

(60)

60

(61)

Alat pelindung diri yang berfungsi untuk melindungi tempurung / batok kepala dari benturan atau jatuhan benda – benda keras, dan mengurangi kejutan listrik bila kepala terpapar dekat penghantar listrik

61

1. ALAT PELINDUNG KEPALA ( SAFETY HELMET )

Pakailah selalu Safety Helmet pada area dengan tanda wajib memakai pelindung

kepala

(62)

Berdasarkan standar ANSI Z89.1 (2003) safety Head diklasifikasikan menjadi dua type, antara lain:

Type 1 : untuk menanggulangi resiko bahaya dari atas

Type 2 : untuk menanggulangi resiko bahaya dari atas sekaligus dari samping

Selain itu Safety head juga digolongkan menjadi beberapa kelas, yaitu kelas G,E, dan C yang didasarkan pada hubungan dengan kelistrikan.

Kelas E (Electrical) untuk mengurangi resiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 20.000 Volt.

Test dengan tegangan 20,000V AC, 60 Hertz selama 3 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 9 mill ampere

Kelas G (General) untuk mengurangi resiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 2.200 Volt.

Test dengan tegangan 2, 200V AC, 60 Hertz selama 1 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 3 mill ampere.

Kelas C (Conductive) untuk safety head yang tidak dapat digunakan melindungi dari bahaya kelistrikan

Sedangkan menurut ANSI Z89.1 1969 Terdapat

• kelas A untuk limited voltage protection

• kelas C untuk no voltage protection

• kelas D untuk limited voltage protection, untuk fire fighter service

62

PENGELOMPOKAN HELM SAFETY

(63)

63

(64)

PENGUJIAN SAFETY HELMET

64

1. Uji kekuatan :

Helmet dipasang pada kepala buatan kemudian besi dijatuhkan yang dapat memberi benturan 4 – 8 kg, lekukan yang terjadi tidak boleh melebihi jarak antara helmet dengan anyaman penyangga.

2. Uji kekakuan

Tepi helmet ditekan dengan gaya 90 N selama 8 – 10 detik, lekukan tidak boleh melebihi 5 mm.

(65)

1. Purifying respirator

Orang yg memakai alat ini, udara pernafasannya diambil dari hasil proses pemurnian udara lingkungan yang

terkontaminasi.

Cara kerja alat ini dibagi tiga : a. Secara kimia / chemical

B. Secara mekanik / mechanical C. Kombinasi / combination

65

2. aLat PeLinDUng PernaFaSan

( reSPiratOrY PrOteCtiOn eQUiPMent )

(66)

2. Supplying Respirator

Orang yang memakai alat ini udara

pernafasannya disuplai dari luar sehingga

relatif tidak terpengaruh oleh kondisi

udara lingkungan yang dihadapi.

Jenis ini ada dua type :

1. Air line

2. SCBA ( self contained breathing apparatus )

66

2. aLat PeLinDUng PernaFaSan

(67)

Respiratory Protection

67

(68)

Respirator tidak sesuai dengan kumis dan jenggot panjang

68

(69)

ALAT INI DIGUNAKAN UNTUK MERENDAM SUARA YANG TIDAK

DIKEHENDAKI / BISING.

ALAT INI ADA DUA JENIS : a. EAR PLUG lebih murah,

disposable, NRR cukup tinggi, kadang-kadang susah

berbicara dengan si pemakai.

b. EAR MUFF lebih mahal, lebih tahan lama, NRR lebih tinggi daripada ear plug

69

3. aLat PeLinDUng teLinga

(70)

70

Ear plug

ear muff

(71)

Dasar Perlindungan Telinga

1. Kebisingan menyebabkan

berkurangnya pendengaran bila

terpapar pada kebisingan >90 dBA 2. Perlindungan telinga harus

dilakukan bila paparan >85dBA

3. Apabila tingkat kebisingan semakin tinggi maka waktu paparan makin singkat

71

(72)

Tingkat kebisingan dan waktu

72

Kebisingan (dBA)

• 90• 92

• 95• 100

• 105

• 110

• 115

Paparan (Jam)

• 8• 6

• 4• 2

• 1• 0.5

• 0.25

(73)

a. SINAR INFRA MERAH ATAU SINAR ULTRA VIOLET PADA PEKERJAAN PENGELASAN / SPECTROS.

b. BUTIRAN KERAS PADA PEKERJAAN LOGAM

c. BUTIRAN DEBU ATAU BUTIRAN PADAT LAINNYA.

73

ALAT PELINDUNG MATA ( GOGGLES ) BERFUNGSI UNTUK MELINDUNGI MATA DARI :

4. aLat PeLinDUng Mata Dan MUKa

(74)

Eye Protection

74

(75)

GOOGLES

Goggles melindungi mata dengan karateristik terpasang dekat wajah dan mengitari area mata. APD ini melindungi lebih baik jika terjadi kecelakaan seperti percikan cairan, uap logam uap, serbuk dan debu agar tetap aman dan kecelakaan dapat diminimalkan.

(76)

Face shield memberikan perlindungan wajah

menyeluruh dan sering digunakan pada operasi peleburan logam, percikan bahan kimia atau partikel

yang melayang. Peralatan ini hanya melindungi wajah

sehingga pemakaian safety glasses pengaman harus

dikombinasi.

PELINDUNG MUKA ( FACE SHIELD )

76

(77)

Alat pelindung wajah yang lain adalah welding helmets (topeng las) berfungsi memberikan perlindungan pada wajah dan mata.

Welding Helmets digunakan pada proses pengelasan yang berfungsi sebagai pelindung sekunder untuk melindungi diri dari UV, panas dan tubrukan.

PELINDUNG MUKA ( FACE SHIELD )

77

(78)

1. Appron dari bahan kulit, digunakan untuk melindungi badan dari bahan- bahan panas pada pengelasan atau pengecoran logam

2. Appron dari bahan PVC, untuk melindungi badan dari bahan kimia pada pekerjaan laboratorium atau instalasi pencampuran tel

3. Appron dari bahan Pb, untuk melindungi badan dari bahaya radiasi

78

5. aLat PeLinDUng BaDan

(79)

79

(80)

80

6. aLat PeLinDUng anggOta BaDan

1. SARUNG TANGAN (GLOVES), DIGUNAKAN UNTUK MELINDUNGI JARI TANGAN SAMPAI BATAS DIBAWAH SIKU TERHADAP BAHAYA :

DARI KULIT A. Bahaya panas

DARI PB B. BAHAYA RADIASI MENGION

DARI PVC C. BAHAYA BAHAN KIMIA

D. BAHAYA BAHAN KIMIA

E. BAHAYA BAHAN KIMIA

F. BAHAYA BAHAN KIMIA

DARI KARET

DARI KATUN DARI KULIT

(81)

2.

Alat pelindung lengan

81

Seperti pada sarung tangan, alat ini terbuat dari beraneka macam bahan yang sesuai dengan bahaya yang

dilindungi

(82)

gLOVeS

82

(83)

aLat PeLinDUng KaKi ( SaFetY ShOeS )

Sepatu keselamatan kerja dipergunakan melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda berat, percikan cairan dan tertusuk oleh benda-benda tajam.

Pelindung kaki harus memenuhi standar ANSI dengan syarat :

a. Sepatu berujung baja tahan tubrukan, penetrasi, tekanan, dll.

b. Sepatu dengan sol anti gelincir dan non-skid.

c. Tahan kimia (karet, vinil, plastik jahitan sintesis untuk menolak penetrasi kimia) Anti-statis, tahan suhu tinggi, pelindung listrik dan kedap air.

83

(84)

Alat pelindung kaki

84

(85)

1. SABUK KESELAMATAN (SAFETY BELT) ,

BERFUNGSI UNTUK MELINDUNGI SI PEMAKAI DARI KEMUNGKINAN JATUH DARI SUATU KETINGGIAN , DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN 2 M ATAU LEBIH DARI LANTAI KERJA.

2. SABUK UNTUK PENOLONG, DIGUNAKAN UNTUK MENOLONG KORBAN PADA SUATU KETINGGIAN.

3. Life-Safety Harness

7. aLat PenCegah JatUh

(86)

86

Full Body Harness

(87)

Alat pencegah tenggelam (life jacket ) berfungsi untuk melindungi pemakai dari kemungkinan bahaya tenggelam pada pekerjaan diatas air

87

8.aLat PenCegah tenggeLaM

(88)

ALAT PELINDUNG DIRI

Referensi

Dokumen terkait

(15) Dalam hal perjalanan dinas yang dilakukan berdasarkan atas undangan, dimana akomodasi dan konsumsi ditanggung atau disediakan oleh pihak pengundang/penyelenggara kegiatan,

Sebagai contoh bila Y berasal dari data sensus atau survey, dapat saja ada bagian dari populasi yang tidak tercacah.. Memang ada faktor yang bersifat acak,

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu telah dan sedang melakukan upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, antara lain membentuk badan promosi

Jika melihat pada ciri-ciri Negara hukum yang disampaikan oleh Albert Venn Dicey tersebut, maka Indonesia sebagai Negara hukum sesuai dengan Pasal 1 ayat (3)

Dalam pabrik FJL adalah salah satu bagian dari perusahaan perum perhutani yang sangat memberi keuntungan, karena bahan baku yang digunakan dalam pembuatan FJL adalah bahan baku

a. Mengidentifikasi biaya ke dalam berbagai aktivitas, meliputi: gaji, layanan pendidikan, bahan, pemeliharaan sarana, penyusutan gedung, penyusutan peralatan,

pengaruh terhadap warna, aroma dan rasa.Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan level 4% susu skim dan masa inkubasi 18 jam pada suhu ruang memberikan hasil yang paling

Ketika gas mendeteksi adanya gas yang bocor maka akan memberikan data yang akan diolah oleh rangkaian pengkondisi sinyal yang kemudian menjadi inputan data pada