PRINSIP KESELAMATAN KERJA
2
TUJUAN K3
• Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman , sehat
• Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan lancar
SASARAN K3
• Nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Keselamatan (Safety)
1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss)
2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risks)
Kesehatan (Health)
Derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of physiological and psychological well being of the individual)
adalah suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat
dikendalikan ke tingkat yang memadai, dan ini adalah lawan dari bahaya (danger).
Merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi dimana atau kapan muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman atau selamat.
Incident :
Suatu kejadian/peristiwa yang tidak
direncanakan dengan kemungkinan besar
menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan dan dapat merugikan
perusahaaan
Accident :
₰ Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan, dapat terjadi kapan saja dan di mana saja,
₰ rangkaian peristiwa yang terjadi karena berbagai sebab,
₰ mengakibatkan kerugian fisik (luka atau penyakit) terhadap seseorang, rusaknya harta milik
perusahaan, terjadinya gangguan usaha atau setiap kombinasi dari efek tersebut.
“All accidents are incidents, but not all incidents are accidents”
Incident and Accident
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja : kecelakaan yang terjadi ditempat kerja atau dalam hubungannya dengan pekerjaan
Kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan, semenjak ia meninggalkan rumah kediamannya menuju ke tempat pekerjaan, selama jam kerja dan istirahat, maupun sekembalinya dari tempat kerjanya menuju rumah kediamananya dengan melalui jalan yang bisa di tempuh atau wajar
Terjadinya Kecelakaan
Kecelakaan dapat terjadi bila seseorang berada pada paparan bahaya
Hazard + Exposure => Accident
Bahaya + Paparan => Kecelakaan
DANGER
hampir putus
INSIDENT
ACCIDENT
putus
SEJARAH PERKEMBANGAN K3
ZAMAN PURBA
REVOLUSI INDUSTRI
INDUS- TRIALISASI
MANAJEMENERA
ABAD 18 TH 1931
Abad 17 SM Raja Hamurabi (Babilonia)
5 abad kmd Zaman Mosai
Yunani & Romawi
Revolusi listrik & mekanisasi
Revolusi Inggris
Compesation Law (AS)
Indonesia (Pemerintah Hindia Belanda.
Perubahan sistem kerja
Penggunaan tenaga mesin
Pengenalan metode baru pengolahan bahan baku
Pengorganisasian pekerjaan
Muncul penyakit yg berhubungan dgn pemajanan
Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety device dan alat- alat pengaman)
- Heirich (1931), teori domino - Bird and German, teori Loss
Causation Model - ISO, SMK3 dll
KESEHATAN KESELAMATAN
ASSET & LINGKUNGAN
BAHAN ALAT
TENAGA KERJA
PROSES
KECELAKAAN DAPAT TERJADI DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN SIAPA SAJA
Logika terjadinya kecelakaan Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata
rantai sebab-akibat (Domino Squen)
LOSSES INSIDENT
INSIDENT
IMMIDIATE CAUSES BASIC
CAUSES
LACK OF CONTROL
LEMAHNYA
KONTROL SEBAB
DASAR PENYEBAB
LANGSUNG INSIDEN
(Kontak)
PROGRAM TAK SESUAI
STANDAR TAK SESUAI
KEPATUHAN PELAKSANAAN
FAKTOR PERORANGAN
FAKTOR KERJA
PERBUATAN TAK AMAN
&
KONDISI TAK AMAN
<KEJADIAN>
KONTAK DENGAN ENERGI BAHAN/ ZATATAU
KECELAKAAN ATAU KERUSAKAN
YANG TAK DIHARAPKAN
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL Bird & German, 1985
KERUGIAN
LEMAHNYA
KONTROL PENYEBAB KERUGIAN
DASAR PENYEBAB
LANGSUNG INSIDEN
KERUGIAN
LEMAHNYA
KONTROL PENYEBAB KERUGIAN
DASAR PENYEBAB
LANGSUNG INSIDEN
INSIDEN
• STRUCK AGAINST menabrak/bentur benda diam/bergerak
• STRUCK BY terpukul/tabrak oleh benda bergerak
• FALL TO jatuh dari tempat yang lebih tinggi
• FALL ON jatuh di tempat yang datar
• CAUGHT IN tusuk, jepit, cubit benda runcing
• CAUGHT ON terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
• CAUGHT BETWEEN terpotong, hancur, remuk
• CONTACT WITH listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
• OVERSTRESS terlalu berat, cepat, tinggi, besar
• EQUIPMENT FAILURE kegagalan mesin, peralatan
• EVIRONMENTAL RELEASE masalah pencemaran
LEMAHNYA
KONTROL PENYEBAB KERUGIAN
DASAR PENYEBAB
LANGSUNG INSIDEN
SEBAB LANGSUNG
PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK
APD KURANG, TIDAK LAYAK
PERALATAN RUSAK
RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
SISTEM PERINGATAN KURANG
BAHAYA KEBAKARAN
KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
KEBISINGAN
TERPAPAR RADIASI
TEMPERATUR EXTRIM
PENERANGAN TIDAK LAYAK
VENTILASI TIDAK LAYAK
LINGKUNGAN TIDAK AMAN
OPERASI TANPA OTORISASI
GAGAL MEMPERINGATKAN
GAGAL MENGAMANKAN
KECEPATAN TIDAK LAYAK
MEMBUAT ALAT PENGAMAN TIDAK BERFUNGSI
PAKAI ALAT RUSAK
PAKAI APD TIDAK LAYAK
PEMUATAN TIDAK LAYAK
PENEMPATAN TIDAK LAYAK
MENGANGKAT TIDAK LAYAK
POSISI TIDAK AMAN
SERVIS ALAT BEROPERASI
BERCANDA, MAIN-MAIN
MABOK ALKOHOL, OBAT
GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
LEMAHNYA
KONTROL PENYEBAB KERUGIAN
DASAR PENYEBAB
LANGSUNG INSIDEN
SEBAB DASAR
PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN
ENGINEERING
PENGADAAN (PURCHASING)
KURANG PERALATAN
MAINTENANCE
STANDAR KERJA
SALAH PAKAI/SALAH MENGGUNAKAN
KEMAMPUAN FISIK ATAU PHISIOLOGI TIDAK LAYAK
KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK
STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI
STRESS MENTAL
KURANG PENGETAHUAN
KURANG KEAHLIAN
MOTIVASI TIDAK LAYAK
LEMAHNYA
KONTROL PENYEBAB KERUGIAN
DASAR PENYEBAB
LANGSUNG INSIDEN
LACK OF CONTROL • PROGRAM TIDAK SESUAI
• STANDARD TIDAK SESUAI
• KEPATUHAN TERHADAP STANDAR
Tindakan yang tidak aman (Unsafe Action)
Kondisi tidak aman (Unsafe Condition)
GOD WILL
Penyebab Kecelakaan
Unsafe Condition
Kondisi tidak aman ....
Suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan, antara lain :
Pengaman yang tidak sempurna
Peralatan kerja yang rusak
Tata kelola (housekeeping) yang jelek
Penerangan yang kurang
Lingkungan kerja dengan paparan B3 atau radiasi
Lingkungan kerja dengan kebisingan tinggi
Tempat kerja yang kotor, licin
Unsafe Condition
Kondisi tidak aman ....
o Ruangan dengan ventilasi yang kurang
o Alat pelindung diri yang tak memenuhi standard o Mesin atau alat kerja yang tak cocok
o Suhu udara yang terlalu panas atau dingin o Tidak adanya tanda peringatan / label
Unsafe action
Tindakan tidak aman...
Tingkah laku/tindakan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan, antara lain :
Mengoperasikan mesin/peralatan yang bukan menjadi tanggung jawabnya
Menggunakan peralatan yang tidak sesuai Bekerja sambil bergurau
Bersikap acuh/masa bodoh Bekerja dalam kondisi mabuk
Unsafe action
Tindakan tidak aman ....
Tidak mentaati prosedur/peraturan Melepaskan alat pengaman
Menjalankan mesin melebihi kecepatan yang ditetapkan
Mengangkat/mengangkut berlebihan Tidak memakai alat pelindung diri
Kerugian Kecelakaan
Kerugian ekonomis
Kerugian non ekonomis
Kerugian bagi Karyawan:
• Kematian, cacat tetap, cedera ringan.
• Masalah kejiwaan yang diakibatkan oleh cacat tetap, kerusakan anggota tubuh atau kehilangan harta
benda.
• Kesedihan dan penderitaan keluarga.
• Beban masa depan.
28
Kerugian bagi perusahaan
• Biaya pengobatan dan pertolongan pertama.
• Biaya ganti rugi / kompensasi.
• Kerusakan peralatan produksi & material.
• Kelambatan produksi (kerugian waktu & penurunan produktivitas).
• Upah yang dibayarkan selama korban tidak berproduksi.
• Upah waktu hilang dari orang yang terlibat.
• Turunnya produktivitas setelah sikorban bekerja kembali.
• Biaya recruitment pegawai baru.
• Biaya pelatihan sampai karyawan baru memiliki kemampuan berproduksi yang sama dengan korban.
• Biaya-biaya administrasi yang timbul.
• Berkurangnya kepercayaan masyarakat.
• Turunnya moral karyawan lainnya.
• Naiknya biaya / premi asuransi.
29
$
1
$
5
HINGGA $50
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
KERUSAKAN PROPERTI (BIAYA YANG TAK DIASURANSIKAN)
$
1
HINGGA $3
BIAYA LAIN YANG TAK DIASURANSIKAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
•Kerusakan gangguan
•Kerusakan peralatan dan perkakas
•Kerusakan produk dan material
•Terlambat dan ganguan produksi
•Biaya legal hukum
•Pengeluaran biaya untuk penyediaan fasilitas dan peralatan gawat darurat
•Sewa peralatan
•Waktu untuk penyelidikan
•Gaji terus dibayar untuk waktu yang hilang
•Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau biaya melatih
•Upah lembur
•Ekstra waktu untuk kerja administrasi
•Berkurangnya hasil produksi akibat dari sikorban
•Hilangnya bisnis dan nama baik
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
PRINSIP DASAR PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
1.MENEMUKAN FAKTA/MASALAH
Identifikasi Bahaya
2.ANALISIS
Penilaian Resiko pemeringkatan resiko
3.PEMILIHAN / PENETAPAN ALTERNATIF / PEMECAHAN
Mengendalikan resiko
4.PELAKSANAAN
Tindakan
5.PENGAWASAN
Sejauh mana pelaksanaan tdk menyimpang dari rencana
Bahaya di tempat kerja
MEKANIK DAN STRUKTUR MEKANIK DAN STRUKTUR BAHAYA LISTRIK
MESIN DAN ALAT BANTU TRANSPORTASI
BERJALAN DAN BEKERJA PADA PERMUKAAN PANAS DAN IKLIM KERJA
BAHAYA TEKANAN RADIASI
GETARAN DAN KEBISINGAN PENANGANAN BAHAN
KEBAKARAN DAN PEMADAMAN PELEDAKAN DAN BAHAN PELEDAK BAHAYA BAHAN KIMIA/BERACUN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
BAHAYA BAHAN-BAHAN BIO
Adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengenal dan memperkirakan adanya bahaya pada suatu system.
Upaya ini dilakukan melalui
mendiagnose dan menemukan bahaya pada bagian dari suatu system dan
akibat yang akan ditimbulkan.
Untuk mengetahui adanya bahaya pada suatu system
Untuk mengetahui potensi bahaya baik akibat maupun frekuensinya.
Untuk mengetahui lokasi bahaya.
Untuk mengetahui bahwa bahaya tertentu telah diberi perlindungan
Untuk analisa lebih lanjut
Mengidentifikasi seluruh proses/area yang ada dalam segala kegiatan.
Mengidentifikasi sebanyak mungkin aspek K-3 pada setiap proses/area yg telah diidentifikasi sebelumnya.
Identifikasi K3 dilakukan pada suatu proses kerja baik pada kondisi NORMAL , ABNORMAL , EMERGENCY dan
MAINTENANCE
KATAGORI BESARNYA BAHAYA
Untuk membantu proses identifikasi bahaya dapat dikategorikan, sbb :
Mechanical
Electrical
Radiation
Chemical
Fire and explosion
DAFTAR POTENSI BAHAYA
Terpleset / Jatuh
Jatuh dari ketinggian
Kejatuhan benda asing
Ruang untuk kepala yang kurang
Bahaya dari Mesin
Bahaya dari Kendaraan
Kebakaran & Ledakan
Zat yang terhirup
Zat yg mencederai Mata
Zat yg melukai kulit
Bahaya listrik
Radiasi
Getaran
Bising
Pencahayaan
Lingkungan terlalu Panas
Kegiatan Kontraktor
Huru hara
KUNCI MENGIDENTIFIKASI RISIKO
Apakah dibutuhkan penelitian mendalam pada risiko tertentu ?
Apakah lingkup penelitian ?
Apakah sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ?
Apakah informasi yang diperoleh dapat dipercaya ?
Kapan, kenapa, dimana, bagaimana kemungkinan terjadinya risiko & siapa tenaga yang dilibatkan.
Apakah Sumber & akibat masing - masing risiko ?
Apakah banyak waktu yg terbuang, biaya dan gangguan pemakai masing - masing risik ?
Apakah pengawasan yang ada dapat mengurangi risiko ?
Unsur kegiatan, produksi, jasa sebuah organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan.
Contoh Aspek K3 :
Ceceran Oli
Limbah Padat
Debu
Bau
Thiner
Bising
Getaran, dll
Contoh Dampak K3 :
Terpeleset
Kontaminasi tanah
Pencemaran Air
Pencemaran Udara
Kebakaran
Penurunan pendengaran
Tersengat listrik
Ledakan, dll
Katagori Penilaian Bahaya dan Risiko : KESERIUSAN TERJADI ( Severity )
•(Insignificant) : Cedera hanya memerlukan pengobatan P3K.
•(Minor) : Cedera memerlukan perawatan medis, tetapi tetap masuk kerja .
•(Moderate) : Cedera memerlukan perawatan medis, tetapi tidak dapat masuk kerja.
•(Major) : Cedera yang SERIUS ( mengakibatkan cacat anggota atau sebagian anggota tubuh)
•(Catastrophic) : Menimbulkan KORBAN JIWA
TINGKAT BAHAYA ( RISK LEVEL )
•N (Negligible) : Tidak memerlukan tindakan khusus ( 1-5 )
•L (Low Risk) : Pemantauan untuk memastikan tindakan pengendalian telah berjalan dengan baik . ( 6-10 )
•M (Moderate) : Perlukan perhatian dan tambahan Prosedur /WI. ( 11–15 )
•H (High Risk) : Perlu mendapatkan perhatian pihak Manajemen dan tindakan perbaikkan (16-20)
•E (Extreme) : Perlu segera dilakukan tindakan perbaikkan ( 21-25 )
HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO
Eliminasi
Subtitusi
Rekayasa Teknis
Rekayasa Administrasi
Alat Pelindung Diri
ELIMINASI
Eliminasi adalah tahap pertama, Eliminasi adalah
menghilangkan sumber dari bahaya. Menghilangkan sumber bahaya dilakukan dengan meniadakan atau menghilangkan peralatan atau pekerjaan yang menjadi sumber dari bahaya. Cara
ini adalah cara yang sangat aman karena dapat menekan resiko ketingkat yang paling aman. Tetapi sering kali tidak dapat dilakukan karena peralatan atau pekerjaan tersebut biasanya
merupakan bagian dari proses pekerjaan.
SUBTITUSI
Tahap kedua adalah SUBTITUSI, subtitusi adalah penggantian bahan, proses, tata cara
ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui disain sistem ataupun
desain ulang.
ENGINEERING CONTROL
Tahap ketiga yaitu engineering control atau pemisahan bahaya dengan pekerja serta untuk
mencegah terjadinya kesalahan manusia.
Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan. Biasanya mesin
atau sumber bahaya tersebut dimodifikasi sedemikian rupa agar potensi bahaya menjadi
berkurang atau hilang sama sekali.
Administration Control
• Pengendalian Administrasi adalah pengendalian dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan
mematuhi, memiliki kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman.
• Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar operasi baku (SOP), pelatihan,
pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal istirahat, investigasi dll.
PPE (Personal Protective Equipment)
Tahap terakhir adalah penggunaan PPE atau APD (Alat Pelindung Diri),
Metode ini dilakukan sebagai pelengkap atau langkah terakhir dari hirarki pengendalian.
Tujuannya adalah Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik, meningkatkan
efektivitas dan produktivitas kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman.
1. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
• Pengawasan & pemantauan pelaksanaan K3 2. STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan K3
3. INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih memenuhi ketentuan & persyaratan K3
4. RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS & STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan bidang K3 sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi
LANGKAH-LANGKAH MENCEGAH KECELAKAAN
Menurut ILO ( International Larbour Organization )
5. PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi TK 6. PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3
• Bukan melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi- sanksi
7. ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan pencegahan kec dgn pembayaran premi yg lebih rendah terhdp peusahaan yang memenuhi syarat K3
8. PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA
• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3 di tempat kerja
Prinsip K3
• Bekerja dengan aman dan selamat merupakan persyaratan utama dalam bekerja
• Semua kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah
• K3 adalah tanggung jawab seluruh karyawan
• Manajemen Lini memiliki tanggung jawab untuk
mensupervisi dan melatih semua pekerja dalam area tanggungjawabnya untuk bekerja dengan aman
• Semua bentuk paparan energi atau lainnya dapat dikurangi sampai batas tertentu.
• Mencegah kecelakaan dan terjadinya nyaris celaka di tempat kerja berperan dalam keberhasilan suatu kegiatan usaha
• Kesadaran K3 adalah sikap waspada terhadap apa yang sedang di kerjakan dan apa yang sedang terjadi di sekitar pekerja
52
MOTTO PERLU
Satu menit untuk menulis konsep keselamatan
Satu jam untuk melaksanakan pertemuan keselamatan Satu minggu merencanakan program keselamatan
Satu bulan untuk menerapkannya di tempat kerja
Satu tahun untuk mendapatkan penghargaan keselamatan Sepanjang hidup untuk membudayakan kerja selamat
NAMUN HANYA MEMERLUKAN
Waktu sesaat untuk menghancurkan itu semua dengan KECELAKAAN
ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )
Pertanyaan
%
Mengapa kita memakai APD?%
Apa tujuan pemakaian APD?%
Apa saja dasar pemilihan APD?%
Apa saja keterbatasan APD?%
Apa saja jenis-jenis APD?%
APD apa yang kita perlukan di tempat kerja?55
PEMILIHAN ALAT PELINDUNG DIRI
I. DAPAT MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP BAHAYA YANG DIHADAPI OLEH PEKERJA
II. MEMENUHI STANDARD III. UKURAN YANG SESUAI
IV. BENTUK DAN WARNA MENARIK V. BERATNYA SERINGAN MUNGKIN
VI. TIDAK MENIMBULKAN BAHAYA TAMBAHAN VII. TIDAK MEMBATASI GERAK SI PEMAKAI
VIII.SUKU CADANGNYA MUDAH DIDAPAT
56
Peringatan :
Apabila kita sudah memakai alat pelindung diri yang sesuai, kita masih dituntut untuk selalu berhati-hati karena alat pelindung diri yang kita pakai mempunyai keterbatasan.
57
KETERBATASAN
ALAT PELINDUNG DIRI
a. Terbatas daerah yang dilindungi
b. Terbatas kemampuannya
c. Terbatas jenis bahaya yang dilindungi
d. Terbatas waktu pemakaiannya
58
JENIS ALAT
PELINDUNG DIRI
1. ALAT PELINDUNG KEPALA 2. ALAT PELINDUNG
PERNAFASAN
3. ALAT PELINDUNG TELINGA 4. ALAT PELINDUNG MATA
DAN MUKA
5. ALAT PELINDUNG BADAN 6. ALAT PELINDUNG
ANGGOTA BADAN
7. ALAT PENCEGAH JATUH 8. ALAT PENCEGAH
TENGGELAM
59
60
Alat pelindung diri yang berfungsi untuk melindungi tempurung / batok kepala dari benturan atau jatuhan benda – benda keras, dan mengurangi kejutan listrik bila kepala terpapar dekat penghantar listrik
61
1. ALAT PELINDUNG KEPALA ( SAFETY HELMET )
Pakailah selalu Safety Helmet pada area dengan tanda wajib memakai pelindung
kepala
Berdasarkan standar ANSI Z89.1 (2003) safety Head diklasifikasikan menjadi dua type, antara lain:
Type 1 : untuk menanggulangi resiko bahaya dari atas
Type 2 : untuk menanggulangi resiko bahaya dari atas sekaligus dari samping
Selain itu Safety head juga digolongkan menjadi beberapa kelas, yaitu kelas G,E, dan C yang didasarkan pada hubungan dengan kelistrikan.
Kelas E (Electrical) untuk mengurangi resiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 20.000 Volt.
Test dengan tegangan 20,000V AC, 60 Hertz selama 3 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 9 mill ampere
Kelas G (General) untuk mengurangi resiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 2.200 Volt.
Test dengan tegangan 2, 200V AC, 60 Hertz selama 1 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 3 mill ampere.
Kelas C (Conductive) untuk safety head yang tidak dapat digunakan melindungi dari bahaya kelistrikan
Sedangkan menurut ANSI Z89.1 1969 Terdapat
• kelas A untuk limited voltage protection
• kelas C untuk no voltage protection
• kelas D untuk limited voltage protection, untuk fire fighter service
62
PENGELOMPOKAN HELM SAFETY
63
PENGUJIAN SAFETY HELMET
64
1. Uji kekuatan :
Helmet dipasang pada kepala buatan kemudian besi dijatuhkan yang dapat memberi benturan 4 – 8 kg, lekukan yang terjadi tidak boleh melebihi jarak antara helmet dengan anyaman penyangga.
2. Uji kekakuan
Tepi helmet ditekan dengan gaya 90 N selama 8 – 10 detik, lekukan tidak boleh melebihi 5 mm.
1. Purifying respirator
Orang yg memakai alat ini, udara pernafasannya diambil dari hasil proses pemurnian udara lingkungan yang
terkontaminasi.
Cara kerja alat ini dibagi tiga : a. Secara kimia / chemical
B. Secara mekanik / mechanical C. Kombinasi / combination
65
2. aLat PeLinDUng PernaFaSan
( reSPiratOrY PrOteCtiOn eQUiPMent )
2. Supplying Respirator
Orang yang memakai alat ini udara
pernafasannya disuplai dari luar sehingga
relatif tidak terpengaruh oleh kondisi
udara lingkungan yang dihadapi.
Jenis ini ada dua type :
1. Air line
2. SCBA ( self contained breathing apparatus )
66
2. aLat PeLinDUng PernaFaSan
Respiratory Protection
67
Respirator tidak sesuai dengan kumis dan jenggot panjang
68
ALAT INI DIGUNAKAN UNTUK MERENDAM SUARA YANG TIDAK
DIKEHENDAKI / BISING.
ALAT INI ADA DUA JENIS : a. EAR PLUG lebih murah,
disposable, NRR cukup tinggi, kadang-kadang susah
berbicara dengan si pemakai.
b. EAR MUFF lebih mahal, lebih tahan lama, NRR lebih tinggi daripada ear plug
69
3. aLat PeLinDUng teLinga
70
Ear plug
ear muff
Dasar Perlindungan Telinga
1. Kebisingan menyebabkan
berkurangnya pendengaran bila
terpapar pada kebisingan >90 dBA 2. Perlindungan telinga harus
dilakukan bila paparan >85dBA
3. Apabila tingkat kebisingan semakin tinggi maka waktu paparan makin singkat
71
Tingkat kebisingan dan waktu
72
Kebisingan (dBA)
• 90• 92
• 95• 100
• 105
• 110
• 115
Paparan (Jam)
• 8• 6
• 4• 2
• 1• 0.5
• 0.25
a. SINAR INFRA MERAH ATAU SINAR ULTRA VIOLET PADA PEKERJAAN PENGELASAN / SPECTROS.
b. BUTIRAN KERAS PADA PEKERJAAN LOGAM
c. BUTIRAN DEBU ATAU BUTIRAN PADAT LAINNYA.
73
ALAT PELINDUNG MATA ( GOGGLES ) BERFUNGSI UNTUK MELINDUNGI MATA DARI :
4. aLat PeLinDUng Mata Dan MUKa
Eye Protection
74
GOOGLES
Goggles melindungi mata dengan karateristik terpasang dekat wajah dan mengitari area mata. APD ini melindungi lebih baik jika terjadi kecelakaan seperti percikan cairan, uap logam uap, serbuk dan debu agar tetap aman dan kecelakaan dapat diminimalkan.
Face shield memberikan perlindungan wajah
menyeluruh dan sering digunakan pada operasi peleburan logam, percikan bahan kimia atau partikel
yang melayang. Peralatan ini hanya melindungi wajah
sehingga pemakaian safety glasses pengaman harus
dikombinasi.
PELINDUNG MUKA ( FACE SHIELD )
76
Alat pelindung wajah yang lain adalah welding helmets (topeng las) berfungsi memberikan perlindungan pada wajah dan mata.
Welding Helmets digunakan pada proses pengelasan yang berfungsi sebagai pelindung sekunder untuk melindungi diri dari UV, panas dan tubrukan.
PELINDUNG MUKA ( FACE SHIELD )
77
1. Appron dari bahan kulit, digunakan untuk melindungi badan dari bahan- bahan panas pada pengelasan atau pengecoran logam
2. Appron dari bahan PVC, untuk melindungi badan dari bahan kimia pada pekerjaan laboratorium atau instalasi pencampuran tel
3. Appron dari bahan Pb, untuk melindungi badan dari bahaya radiasi
78
5. aLat PeLinDUng BaDan
79
80
6. aLat PeLinDUng anggOta BaDan
1. SARUNG TANGAN (GLOVES), DIGUNAKAN UNTUK MELINDUNGI JARI TANGAN SAMPAI BATAS DIBAWAH SIKU TERHADAP BAHAYA :
•DARI KULIT A. Bahaya panas
•DARI PB B. BAHAYA RADIASI MENGION
•DARI PVC C. BAHAYA BAHAN KIMIA
D. BAHAYA BAHAN KIMIA
E. BAHAYA BAHAN KIMIA
F. BAHAYA BAHAN KIMIA
DARI KARET
DARI KATUN DARI KULIT
2.
Alat pelindung lengan
81
Seperti pada sarung tangan, alat ini terbuat dari beraneka macam bahan yang sesuai dengan bahaya yang
dilindungi
gLOVeS
82
aLat PeLinDUng KaKi ( SaFetY ShOeS )
Sepatu keselamatan kerja dipergunakan melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda berat, percikan cairan dan tertusuk oleh benda-benda tajam.
Pelindung kaki harus memenuhi standar ANSI dengan syarat :
a. Sepatu berujung baja tahan tubrukan, penetrasi, tekanan, dll.
b. Sepatu dengan sol anti gelincir dan non-skid.
c. Tahan kimia (karet, vinil, plastik jahitan sintesis untuk menolak penetrasi kimia) Anti-statis, tahan suhu tinggi, pelindung listrik dan kedap air.
83
Alat pelindung kaki
84
1. SABUK KESELAMATAN (SAFETY BELT) ,
BERFUNGSI UNTUK MELINDUNGI SI PEMAKAI DARI KEMUNGKINAN JATUH DARI SUATU KETINGGIAN , DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN 2 M ATAU LEBIH DARI LANTAI KERJA.
2. SABUK UNTUK PENOLONG, DIGUNAKAN UNTUK MENOLONG KORBAN PADA SUATU KETINGGIAN.
3. Life-Safety Harness
7. aLat PenCegah JatUh
86
Full Body Harness
Alat pencegah tenggelam (life jacket ) berfungsi untuk melindungi pemakai dari kemungkinan bahaya tenggelam pada pekerjaan diatas air
87
8.aLat PenCegah tenggeLaM