digilib.uns.ac.id
27
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Menurut Priyono, pendekatan yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah pendekatan deduktif (Priyono, 2016). Pendekatan deduktif merupakan pendekatan dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga kemudian dapat dirumuskan hipotesis (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini, pendekatan dilakukan dengan menentukan variabel dari teori – teori yang telah tersedia, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan yakni tingkat kesiapan Kampung Cibunut sebagai kampung kreatif berwawasan lingkungan.
Penelitian kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dengan tujuan untuk menguji teori atau hipotesis yang telah ditentukan di awal (Sugiyono, 2018). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena desain survei telah ditentukan di awal dari hasil penggalian teori dan juga karena tujuan penelitian adalah untuk melihat kesiapan kampung kreatif berwawasan lingkungan dari teori – teori yang telah tersedia.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bersifat menguji teori yang telah ada sebelumnya. Pada penelitian ini teknik analisis yang digunakan merupakan Analytical
Herarchy Process (AHP) yang merupakan teknik analisis untuk penelitian kuantitaifdan kualitatif. Penggunaan AHP dilakukan untuk menentukan bobot pada kriteria.
Selain itu, dilakukan pula analisis skoring untuk mengidentifikasi kondisi eksisting dari setiap variabel yang ada di Kampung Cibunut. Kedua analisis ini dapat dilakukan secara bersamaan, dikarenakan tidak berhubungan satu dengan yang lainnya. Hasil dari analisis skoring dan AHP kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis kesiapan untuk mengetahui tingkat kesiapan dari Kampung Cibunut sebagai kampung kreatif berwawasan lingkungan.
3.2 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian meliputi proses penelitian mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyusunan
a Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan di awal penelitian dengan melakukan penentuan
topik dan isu untuk gambaran umum awal, eksplorasi teori dari jurnal, dan
digilib.uns.ac.id
28
menentukan variabel dari hasil eksplorasi teori yang sebelumnya telah dilakukan.
b Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai dengan pengumpulan data dan melakukan hasil analisis. Pengumpulan data dilakukan untuk mencari data yang sesuai, baik dari survei sekunder maupun primer, di Kampung Cibunut. Teknik analisis yang digunakan merupakan teknik AHP dan analisis skoring untuk menilai tingkat kesiapan Kampung Cibunut sebagai kampung kreatif berwawasan lingkungan.
c Tahap Penyusunan
Yang terakhir adalah penyusunan penelitian, dokumen penelitian mencakup tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
Tabel 3. 1 Kerangka penelitian Menentukan tema, topik, judul berdasarkan isu
Tahap Persiapan Merumuskan latar belakang penelitian
Menentukan rumusan masalah
Menyusun variabel dari hasil eksplorasi teori
Merumuskan latar belakang penelitian Pengumpulan data
Tahap Pelaksanaan Kompilasi Data
Analisis data
Membuat kesimpulan dan rekomendasi
Tahap Penyusunan Penyusunan laporan penelitian
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2018 3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian memuat variabel, subvariabel, parameter, dan indikator
yang akan diteliti. Indikator yang digunakan dibagi menjadi 3. Variabel yang
digunakan adalah ekonomi kreatif, komunitas kreatif, dan lingkungan kreatif. Untuk
lebih lanjut dijeaskan dalam tabel 3.2.
digilib.uns.ac.id
27
Tabel 3. 2 Operasional Variabel
Variabel Subvariabel Parameter
Indikator
Teori Tidak Siap
(1)
Cukup Siap (2)
Siap (3) Ekonomi
kreatif berwawasan lingkungan
Proses produksi berwawasan lingkungan
Dalam proses produksi telah menggunakan energi alternatif dan efisien
Tidak
menggunakan energi alternatif
Sebagian proses produksi menggunakan energi alternatif
Seluruh proses menggunakan energi alternatif
Kementerian PUPR, 2017
Dalam proses produksi telah mampu mengelola air dengan penggunaan air bekas pakai,
penampungan air hujan, peningkatan daya serap air ke tanah
Tidak terdapat upaya
pengelolaan air
Terdapat 1-2 upaya
pengelolaan air
Terdapat >2 upaya
pengelolaan air
Kementerian PUPR, 2017
Dalam proses produksi pengelolaan sampah dan limbah dengan prinsip 3R
Tidak ada upaya pengelolaan sampah/ limbah
Penerapan 1-2 prinsip 3R
Menerapkan prinsip 3R
Kementerian PUPR, 2017
Proses distribusi Aksesibilitas
pendistribusian barang mudah
Kondisi transportasi buruk dan jarak tergolong jauh (aksesibilitas rendah)
Kondisi
transportasi baik namun jarak tergolong jauh atau kondisi transportasi buruk namun transportasi tergolong baik (aksesibilitas mengengah)
Kondisi
transportasi baik dan jarak tergolong dekat (aksesibilitas baik)
Matsyuri, 2017; Tamin, 1997
Identitas lokal berwawasan lingkungan
Identitas lokal berwawasan lingkungan
Simbol atau kebudayaan yang mencerminkan berwawasan lingkungan (ketersediaan RTH,
Tidak terdapat identitas lokal yang
berwawasan
Terdapat identitas lokal yang memuat 1-2 komponen
Terdapat identitas lokal yang memuat >2 komponen
Matsyuri, 2017;
Kementerian PUPR, 2017
digilib.uns.ac.id
28 Variabel Subvariabel Parameter
Indikator
Teori Tidak Siap
(1)
Cukup Siap (2)
Siap (3) pengelolaan air,
pengunaan energi alternatif atau efisiensi energi, pengelolaan sampah)
lingkungan berwawasan lingkungan
berwawasan lingkungan
Kereagaman bakat berwawasan lingkungan
Kemampuan masyarakat dalam pengelolaan kualitas RTH
Masyarakat mampu berperan dalam pengelolaan kualitas RTH
Tidak ada masyarakat yang mampu
1% -50%
masyarakat mampu
>50%
masyarakat mampu
Kementerian PUPR, 2017
Kemampuan masyarakat dalam penggunaan energi secara efisien
Masyarakat mampu berperan dalam dalam efisiensi energi
berwawasan lingkungan
Tidak ada masyarakat yang mampu
1% -50%
masyarakat mampu
>50%
masyarakat mampu
Kementerian PUPR, 2017
Kemampuan masyarakat dalam
pengelolaan air berwawasan lingkungan
Masyarakat mampu berperan dalam pengelolaan air berawawasan lingkungan
Tidak ada masyarakat yang mampu
1% -50%
masyarakat mampu
>50%
masyarakat mampu
Kementerian PUPR, 2017
Kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sampah/ limbah berwawasan lingkungan
Masyarakat mampu berperan dalam pengelolaan sapah/
limbah berwawasan lingkungan
Tidak ada masyarakat yang mampu
1% -50%
masyarakat mampu
>50%
masyarakat mampu
Kementerian PUPR, 2017
Kelembagaan Kegiatan pengembangan kemampuan
Rencana rutin kegiatan training/ sosialisasi pengelolaan kualitas
Tidak ada training/
sosialisasi
Ada training/
sosialisasi dan tidak rutin
Ada training/
sosialisasi rutin
Landry; 2008
digilib.uns.ac.id
29 Variabel Subvariabel Parameter
Indikator
Teori Tidak Siap
(1)
Cukup Siap (2)
Siap (3) masyarakat RTH
Rencana rutin training/
sosialisasi penggunaan energi secara efisien
Tidak ada training/
sosialisasi
Ada training/
sosialisasi dan tidak rutin
Ada training/
sosialisasi rutin
Landry; 2008
Rencana rutin training/
sosialisasi pengelolaan air berwawasan lingkungan
Tidak ada training/
sosialisasi
Ada training/
sosialisasi dan tidak rutin
Ada training/
sosialisasi rutin
Landry; 2008
Rencana rutin training/
sosialisasi pengelolaan sampah/ limbah
berwawasan lingkungan
Tidak ada training/
sosialisasi
Ada training/
sosialisasi dan tidak rutin
Ada training/
sosialisasi rutin
Landry; 2008
Kepemimpinan rencana pemimpin dalam pengelolaan kualitas RTH
Tidak ada rencana
Terdapat Rencana namun Belum Jelas Pelaksanaannya
Terdapat Rencana yang Pelaksanaannya Jelas
Landry, 2008
Rencana pemimpin dalam penggunaan energi secara efisien
Tidak ada rencana
Terdapat Rencana namun Belum Jelas Pelaksanaannya
Terdapat Rencana yang Pelaksanaannya Jelas
Landry, 2008
Rencana pemimpin dalam pengelolaan air berwawasan lingkungan
Tidak ada rencana
Terdapat Rencana namun Belum Jelas Pelaksanaannya
Terdapat Rencana yang Pelaksanaannya Jelas
Landry, 2008
Rencana pemimpin dalam pengelolaan sampah berwawasan lingkungan
Tidak ada rencana
Terdapat Rencana namun Belum Jelas Pelaksanaannya
Terdapat Rencana yang Pelaksanaannya Jelas
Landry, 2008
Kerja sama Adanya kerja sama dalam pemenuhan dan pengelolaan RTH (pemerintah, swasta,
Tidak ada kerja sama
Kerja sama 1-2 stakeholder
Kerjasama >2 stakeholder
Landry, 2008
digilib.uns.ac.id
30 Variabel Subvariabel Parameter
Indikator
Teori Tidak Siap
(1)
Cukup Siap (2)
Siap (3) sukarelawan)
Adanya kerja sama dalam penggunaan energi berwawasan lingkungan (pemerintah, swasta, sukarelawan)
Tidak ada kerja sama
Kerja sama 1-2 stakeholder
Kerjasama >2 stakeholder
Landry, 2008
Adanya kerja sama dalam pengelolaan air berwawasan lingkungan (pemerintah, swasta, sukarelawan)
Tidak ada kerja sama
Kerja sama 1-2 stakeholder
Kerjasama >2 stakeholder
Landry, 2008
Adanya kerja sama dalam pengelolaan sampah/ limbah
berwawasan lingkungan (pemerintah, swasta, sukarelawan)
Tidak ada kerja sama
Kerja sama 1-2 stakeholder
Kerjasama >2 stakeholder
Landry, 2008
Infrastruktur berwawasan lingkungan
Infrastruktur berwawasan lingkungan
Ketersediaan RTH minimal 30% dari luas kawasan
Tidak ada RTH RTH 1-15% RTH >15% Kementerian PUPR, 2017
Ketersediaan penggunaan energi alternatif dan penurunan penggunaan energi tak terbarukan
Tidak ada upaya penurunan penggunaan energi tak terbarukan dan tidak
menggunakan energi alternatif
Ada upaya penurunan penggunaan energi tak terbarukan
Ada upaya penurunan penggunaan energi tak terbarukan dan penggunaan energi alternatif
Kementerian PUPR, 2017
Ketersediaan dan pengelolaan air dengan penggunaan air bekas pakai, penampungan air
Tidak terdapat upaya
pengelolaan air
Terdapat 1-2 upaya
pengelolaan air
Terdapat >3 upaya
pengelolaan air
Kementerian PUPR, 2017
digilib.uns.ac.id
31 Variabel Subvariabel Parameter
Indikator
Teori Tidak Siap
(1)
Cukup Siap (2)
Siap (3) hujan, peningkatan daya
serap air ke tanah Ketersediaan
pengelolaan sampah/
limbah dengan prinsip 3R
Tidak ada upaya pengelolaan sampah/ limbah
Penerapan 1-2 prinsip 3R
Menerapkan prinsip 3R
Kementerian PUPR, 2017
Ketersediaan transportasi
berkelanjutan dengan dijangkau transportasi umum, pedestrian, dan jalur sepeda
Tidak dijangkau transportasi berkelanjutan
Terdapat 1-2 upaya penerapan transportasi berkelanjutan
Terdapat >2 upaya penerapan transportasi berkelanjutan
Kementerian PUPR, 2017
Penggunaan tranportasi umum
Tidak ada masyarakat yang
menggunakan
1% -50%
masyarakat menggunakan tranportasi umum
>50%
masyarakat menggunakan tranportsai umum
Aminah, 2007
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2018
digilib.uns.ac.id
32
Indikator menggunkan skala 1, 2, dan 3 dimana angka 1 berarti tidak siap, angka 2 berarti cukup siap, dan angka 3 berarti siap. Parameter yang digunakan merupakan penjabaran dari subvariabel dan variabel yang berada di dua kolom pertama.
3.4 Kebutuhan Data
Kebutuhan data meliputi data – data yang digunakan untuk analisis dalam penelitian ini. Kebutuhan data dalam penelitian kesiapan Kampung Cibunut sebagai kampung kreatif berwawasan lingkungan dijelaskan dalam tabel 3.3 dan 3.4.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Kualitas dalam mengumpulkan data berkaitan dengan ketepatan cara – cara yang digunakan dalam mengumpulkan data (Sugiyono, 2018). Sumber data dibagi menjadi sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer meliputi observasi, wawancara, dan kuesioner. Sedangkan sumber sekunder didapatkan secara tidak langsung yakni melalui perantara ataupun dokumen. Menurut Sugiyono, teknik pengumpuan data primer dapat dilakukan dengan (Sugiyono, 2018) :
a Interview (Wawancara)
Teknik wawancara dilakukan apabila dibutuhkan data – data yang lebih
mendalam dari responden yang bersangkutan.wawancara sendiri terbagi
menjadi dua, yakni terstruktur dan tidak terstruktur. Penelitian ini mengunakan
wawancara terstruktur yang pertanyaannya telah disiapkan terlebih dahulu oleh
peneliti. Wawancara ini ditujukan kepada Ketua Komunitas Orang Hebat
Sadar Lingkungan (OHDarling) selaku pemimpin dalam kegiatan berwawasan
lingkungan yang berada di Kampung Cibunut.
digilib.uns.ac.id
33
Tabel 3. 3 Kebutuhan data analisis AHP
Data Bentuk Data Sumber Data
Teknik Pengumpulan
Data
Data tingkat kepentingan setiap variabel Skor Aktor Kunci Kuesioner
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2018 Tabel 3. 4 Kebutuhan data analisis skoring
Variabel Subvariabel Data Bentuk Data Unit Data Sumber Data
Teknik pengumpulan
Data Ekonomi
kreatif berwawasan lingkungan
Proses produksi berwawasan lingkungan
Dalam proses produksi telah menggunakan energi alternatif dan efisien
Deskripsi Kegiatan ekonomi
Pelaku ekonomi kreatif
Wawancara
Dalam proses produksi telah mampu mengelola air secara berwawasan lingkungan
Deskripsi Kegiatan ekonomi
Pelaku ekonomi kreatif
Wawancara
Dalam proses produksi
pengelolaan sampah dan imbah berwawasan lingkungan
Deskripsi Kegiatan ekonomi
Pelaku ekonomi kreatif
Wawancara
Proses distribusi Aksesibilitas pendistribusian barang
Deskripsi Kegiatan ekonomi
Pelaku ekonomi kreatif
Wawancara Persebaran pelaku ekonomi
kreatif
Peta Kegiatan
ekonomi
Ketua RW Studi dokumen, wawancara Jumlah pelaku ekonomi kreatif Tabel Kegiatan
ekonomi
Ketua RW Studi dokumen, wawancara Identitas lokal
berwawasan lingkungan
Identitas lokal berwawasan lingkungan
Data persebaran identitas lokal Peta Kawasan penelitian
Lapangan, Ketua RW
Observasi, studi dokumen Keragaman
bakat berwawasan
Kemampuan masyarakat dalam pengelolaan kualitas
Tingkat kemampuan
masyarakat dalam pengelolaan kualitas RTH
Skor Kawasan
penelitian
Masyarakat Kampung Cibunut
Kuesioner
digilib.uns.ac.id
34
Variabel Subvariabel Data Bentuk Data Unit Data Sumber Data
Teknik pengumpulan
Data lingkungan RTH
Kemampuan masyarakat dalam penggunaan energi secara efisien
Tingkat kemampuan masyarakat dalam efisiensi energi berwawasan lingkungan
Skor Kawasan
penelitian
Masyarakat Kampung Cibunut
Kuesioner
Kemampuan masyarakat dalam pengelolaan air berwawasan lingkungan
Tingkat kemampuan
masyarakat dalam pengelolaan air berawawasan lingkungan
Skor Kawasan
penelitian
Masyarakat Kampung Cibunut
Kuesioner
Kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sampah/
limbah berwawasan lingkungan
Tingkat kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sapah/
limbah berwawasan lingkungan
Skor Kawasan
penelitian
Masyarakat Kampung Cibunut
Kuesioner
Kelembagaan Kegiatan pengembangan kemampuan masyarakat
Rencana rutin kegiatan training/
sosialisasi pengelolaan kualitas RTH
Deskripsi Kawasan penelitian
Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Wawancara
Rencana rutin training/
sosialisasi penggunaan energi secara efisien
Deskripsi Kawasan penelitian
Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Wawancara
Rencana rutin training/
sosialisasi pengelolaan air berwawasan lingkungan
Deskripsi Kawasan penelitian
Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Wawancara
Rencana rutin training/
sosialisasi pengelolaan sampah/
limbah berwawasan lingkungan
Deskripsi Kawasan penelitian
Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Wawancara
Kepemimpinan Rencana pemimpin dalam pengelolaan kualitas RTH
Deskripsi Kawasan penelitian
Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Wawancara
Rencana pemimpin dalam penggunaan energi secara
Deskripsi Kawasan penelitian
Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar
Wawancara
digilib.uns.ac.id
35
Variabel Subvariabel Data Bentuk Data Unit Data Sumber Data
Teknik pengumpulan
Data
efisien Lingkungan
Rencana pemimpin dalam pengelolaan air berwawasan lingkungan
Deskripsi Kawasan penelitian
Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Wawancara
Rencana pemimpin dalam pengelolaan sampah berwawasan lingkungan
Deskripsi Kawasan penelitian
Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Wawancara
Kerja sama Adanya kerja sama dalam pemenuhan dan pengelolaan RTH
Deskripsi Kawasan penelitian
Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Wawancara
Adanya kerja sama dalam penggunaan energi berwawasan lingkungan
Deskripsi Kawasan penelitian
Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Wawancara
Adanya kerja sama dalam pengelolaan air berwawasan lingkungan
Deskripsi Kawasan penelitian
Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Wawancara
Adanya kerja sama dalam pengelolaan sampah/ limbah berwawasan lingkungan
Deskripsi Kawasan penelitian
Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Wawancara
Infrastruktur berwawasan lingkungan
Infrastruktur berwawasan lingkungan
Ketersediaan dan kualitas RTH Deskripsi Kawasan penelitian
Lapangan, Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Observasi, wawancara
Ketersediaan penggunaan energi alternatif dan efisien
Deskripsi Kawasan penelitian
Lapangan, Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Observasi, wawancara
Ketersediaan dan kualitas pengelolaan air berwawasan lingkungan
Deskripsi Kawasan penelitian
Lapangan, Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Observasi, wawancara
Ketersediaan dan kualitas Deskripsi Kawasan Lapangan, Ketua Observasi,
digilib.uns.ac.id
36
Variabel Subvariabel Data Bentuk Data Unit Data Sumber Data
Teknik pengumpulan
Data pengelolaan sampah
berwawasan lingkungan
penelitian Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
wawancara
Ketersediaan dan kualitas transportasi berkelanjutan yang menjangkau kawasan
Deskripsi Kawasan penelitian
Lapangan, Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Observasi, wawancara
Penggunaan transportasi berkelanjutan
Skor Kawasan
penelitian
Masyarakat Kampung Cibunut
Kuesioner Persebaran infrastruktur
berwawasan lingkungan
Peta Kawasan
penelitian
Lapangan, Ketua Organisasi Orang Hebat Sadar Lingkungan
Observasi, Studi Dokumen
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2018
digilib.uns.ac.id
10
b Kuesioner (Angket)
Kuesioner dilakukan dengan memberikan seperangkat pertanyaan singkat tertulis kepada responden. Kuesioner dapat diberikan secara langsung kepada responden, dapat pula diberikan secara tidak langsung seperti melalui internet maupun pos.
Pada penelitian ini kuesioner ditujukan pada stakeholder terkait, yakni masyarakat, ketua RW, DLHK Kota Bandung, Komunitas OHDarling, Karang Taruna RW 7, GSSI, dan Komunitas Mural Bandung. Kuesioner ini berkaitan dengan kondisi komponen kampung kreatif berwawasan lingkungan berdasarkan para stakeholder tersebut. Selain itu, kuesioner juga digunakan untuk mencari data kemampuan masyarakat dalam hal berwawasan lingkungan serta penggunaan transportasi berkelanjutan.
c Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang lebih spesifik dibandingkan wawancara dan kuesioner. Observasi tidak hanya berfokus pada orang, namun juga objek – objek alam lainnya. Teknik ini biasa digunakan untuk mendapatkan data berupa perilaku manusia, proses kerja, dan gejala – gejala alam. Penelitian ini menggunakan observasi untuk melihat kondisi fisik berupa infrastruktur secara langsung.
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang akan ditarik kesimpulannya (Indrawan & Yaniawati, 2014). Sampel sendiri adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh seluruh populasi yang bisa menggambarkan populasi tersebut. Untuk mempermudah penelitian jika data yang dibutuhkan dalam populasi besar, maka digunakanlah teknik sampling tersebut. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling karena dibutuhkan ahli tertentu dalam menentukan sampling dalam AHP dan juga dalam mengetahui kondisi komponen kampung kreatif berwawasan lingkungan di kawasan, sehingga harus memiliki narasumber yang sudah tau kawasan. Purposive sampling sendiri adalah teknik sampling yang dalam penentuan sampelnya menggunakan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018).
Reed dalam Kadir mengatakan bahwa pemetaan stakeholder diperlukan untuk melihat
digilib.uns.ac.id
11
kepentingan (interest) dan pengaruh (power) (Kadir, Awang, Purwanto, &
Poedjiraharjoe, 2013). Penilaian peran kepentingan dan pengaruh stakeholder menggunakan tabel indikator berikut :
Tabel 3. 5 Skor kriteria kepentingan dan pegaruh stakeholder
Skor Kriteria
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Cukup tinggi
2 Kurang tinggi
1 Rendah
Sumber : Roslinda dalam Ichsan, Soekmadi, Adiwibowo, & Kusmana, 2017 Dengan skor kriteria di atas, maka dibuatlah tabel identifikasi kepentingan dan pengaruh stakeholder dalam Kampung Cibunut sebagai Kreatif Berwawasan Lingkungan.
Tabel 3. 6 Tupoksi serta tingkat kepentingan dan pengaruh dari stakeholder
Stakeholder Tupoksi dan Keterangan Tingkat Kepentingan
Tingkat Pengaruh
terhadap Kampung
Cibunut Masyarakat Sebagai pelaku utama yang berperan
dalam adanya perubahan dari kampung kumuh menjadi kampung kreatif berwawasan lingkungan
5 5
Ketua RW Sebagai pemimpin dan pelaku utama yang berperan dalam gerakan wawasan lingkungan yang mengubah kampung kmuh menjadi kampung kreatif berwawasan lingkungan
5 5
Dinas Lingkungan
Hidup dan
Kebersihan Kota Bandung
Sebagai dinas yang menunjuk Kampung Cibunut dalam prioritas program kawasan bebas sampah karena Kampung Cibunut merupakan kawasan kumuh dekat bantaran sungai
5 5
Pemerintah Kota Bandung
Sebagai instansi yang meresmikan Kampung Cibunut sebagai Kampung Kreatif Berwawasan Lingkungan dan memiliki target 30 kampung kreatif
4 2
Komunitas Orang Hebat Sadar Lingkungan
Sebagai organisasi di dalam kawasan yang dibentuk DLHK dan Ketua RW serta berperan dalam
5 4
digilib.uns.ac.id
12
Stakeholder Tupoksi dan Keterangan Tingkat Kepentingan
Tingkat Pengaruh
terhadap Kampung
Cibunut kegiatan berwawasan lingkungan
Karang Taruna RW 07
Sebagai organisasi kepemudaan di dalam kawasan yang berperan dalam kegiatan kreatif mural dan publikasi kawasan melalui sosial media
5 4
Generasi
Semangat dan Selalu Ikhlas (GSSI)
Sebagai komunitas sukarelawan yang digandeng DLHK sebagai fasilitator pengembangan kawasan bebas sampah
4 4
Pelaku ekonomi kreatif
Sebagai salah satu komponen
pembentuk kampung kreatif 3 4
Ikatan Alumni
SMAN 3
Bandung
CSR dalam pembuatan mural
kawasan 3 2
Ikatan Alumni ITB 1983
CSR dalam pembuatan mural
kawasan 3 2
Azkonobel Decorative Paints
CSR dalam pembuatan mural
kawasan berupa cat 3 2
Komunitas Mural Bandung
Sukarelawan dalam membimbing
pembuatan mural 3 2
Dinas Pariwisata Kota Bandung
Sebagai dinas yang baru akan turut berperan dalam pengembangan Kampug Cibunut sebagai daya tarik wisata
4 1
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pertahanan, dan Pertamanan
Sebagai dinas yang berperan dalam pengadaan tanaman yang berada di
kawasan 4 2
Kantor Kelurahan Sebagai instansi yang menangani seluruh urusan administrasi di Kelurahan Kebon Pisang
3 2
Kantor Kecamatan
Sebagai instansi yang menangani seluruh urusan administrasi di Kecamatan Sumur Bandung
3 2
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2018
.
Setelah melakukan identifikasi, kemudian dilakukan pemetaan stakeholder.
Klasifikasi stakeholder meliputi (Reed dalam Kadir, Awang, Purwanto, &
Poedjiraharjoe, 2013) :
digilib.uns.ac.id
13
a Subject memiliki kapasitas yang rendah dalam mencapai tujuannya, namun memiliki pengaruh pada stakeholder lainnya
b Key players memiliki tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh yang tinggi serta sebaiknya dilibatkan secara aktif
c Crowd memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang rendah. Pelibatan crowd ini perlu pertimbangan karena tujuan mereka berubah seiring berjalannya waktu.
d Context setter memiliki tingkat kepentingan rendah dan tingkat pengaruh yang tinggi. Context setter bersifat pasif namun hubungan dengan stakeholder tersebut tetap harus dibina.
Tabel 3. 7 Pemetaan stakeholder Tingkat Pengaruh
1 2 3 4 5
Tingkat Kepentingan
1 2
3
IKA SMAN 3 IKA ITB 83
Azkonobel Decorative Paints Komunitas Mural Bandung
Pelaku ekonomi kreatif
4
Dinas Pariwisata
Pemkot Bandung DP3KP Kelurahan Kecamatan
GSSI OHDarling Karang Taruna RW 7
5 Masyarakat
Ketua RW DLHK Kota Bandung
Ket : Key Players Context Setter
Subject Crowd
digilib.uns.ac.id
14
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2018
Berdasarkan pemetaan stakeholder, aktor kunci yang paling penting dan berpengaruh adalah masyarakat, Ketua RW, DLHK Kota Bandung, Komunitas OHDarling, Karang Taruna RW 7, pelaku ekonomi kreatif, dan GSSI. Jumlah sampel yang dibutuhkan dari setiap stakeholder dijabarkan dalam tabel berikut :
Tabel 3. 8 Jumlah sampel
Stakeholder Jumlah Sampel
Masyarakat 2
Ketua RW 1
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota
Bandung 1
Komunitas OHDarling 1
Karang Taruna RW 07 1
Generasi Semangat dan Selalu Ikhlas (GSSI) 1
Pelaku ekonomi kreatif 2
Jumlah 9
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2018
Sampel untuk masyarakat adalah 2 karena jumlah masyarakat tergolong paling tinggi dibandingkan stakeholder lain. Sampel DLHK Kota Bandung diambil 1 orang pada bidang terkait. Sampel pada organisasi kawasan diambil masing – masing 1. Sampel untuk pelaku ekonomi kreatif adalah 2, sesuai dengan ketersediaan kegiatan ekonomi kreatif di kawasan, yakni industri rumah tanga kerupuk dan kue.Sampel GSSI ditujukan pada satu pelaku yang paling banyak berpartisipasi dalam kegiatan.
Untuk analisis skoring, data didapatkan dari hasil observasi, wawancara, dan kuesioner.
Sampel untuk wawancara adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 9 Narasumber wawancara
Data Narasumber
- Kegiatan pengembangan masyarakat
- Kepemimpinan - Kerja sama
Ketua Komunitas Orang Hebat Sadar Lingkungan
- Proses produksi - Pross distribusi
Pelaku Ekonomi Kreatif
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2018
digilib.uns.ac.id
15
Sedangkan kuesioner ditujukan kepada masyarakat untuk mengetahui kemampuan masyarakat dalam hal berwawasan lingkungan dan juga penggunaan transportasi berkelanjutan.
Penentuan sampel ini menggunakan rumus dari Slovin, yakni (Indrawan & Yaniawati, 2014) : n = N/ N (d)² + 1
di mana, n= sampel N= populasi
d= nilai presisi
Jumlah penduduk di Kampung Cibunut sekitar 1600 jiwa dengan jumlah KK adalah 550.
Kegiatan berwawasan lingkungan di Kampung Cibunut mayoritas dilakukan perrumah, oleh karenanya digunakan populasi berupa jumlah KK, sehingga :
n= 550/ 550 (0,1)²+1 = 84.6 (~85)
Jadi, jumlah responden untuk kuesioner yang berkaitan dengan data kemampuan masyarakat dan penggunaan transportasi berkelanjutan adalah minimal 85 responden.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data meliputi teknik – teknik yang digunakan untuk mengolah data sehingga dapat memberikan kesimpulan. Teknik analisis yang digunakan adalah
analytical hierarchy process untuk menentukan bobot kriteria, analisis skoring kriteriasesuai kondisi lapangan, dan analisis kesiapan untuk menilai tingkat kesiapan kawasan.
a Analisis Skoring Kriteria
Analisis skoring dilakukan untuk mengidentifikasi setiap komponen yang ada
dalam kawasan penelitian. Pembobotan pada setiap kriteria dilihat dari hasil
analisis AHP yang telah dilakukan sebelumnya. Indikator pada tabel variabel
operasional. Perhitungan skor dilakukan untuk setiap subvariabel, kemudian skor
tersebut dijumlahkan dan dirata – ratakan, sehingga didapatkan skor untuk setiap
variabel.
digilib.uns.ac.id
16
Tabel 3. 10 Ilustrasi tabel kompilasi data kuesioner keragaman bakat dalam pengelolaan RTH
Aspek Komponen Indikator Jumlah
Masyarakat Total
Pengelolaan RTH Membersihkan taman Tidak T1
85 Ya, tapi tidak rutin Y1
Ya, secara rutin Y2
Pemeliharaan tanaman Tidak T2
85 Ya, tapi tidak rutin Y3
Ya, secara rutin Y4
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2018
Perhitungan persentase keragaman bakat untuk setiap subvariabel dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :
Persentase subvariabel keragaman bakat =
Tabel 3. 11 Ilustrasi tabel perhitungan skoring untuk variabel keragaman bakat berwawasan lingkungan
Subvariabel
Tidak ada masyarakat yang mampu
(1)
1% - 50%
masyarakat mampu
(2)
>50%
masyarakat mampu
(3) Pengelolaan RTH
Efisiensi energi Pengelolaan air
Pengelolaan sampah/limbah
Total [Jumlah total skor dari setiap subvariabel]
Rata – Rata [Skor untuk variabel keragaman bakat berwawasan lingkungan]
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2018
Kemudian skor dari setiap variabel dikumpulkan dalam satu tabel agar mudah dipahami.
Ilustrasi dari tabel tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 12 Skoring kesiapan komponen Kampung Cibunut
Variabel Skor Keterangan
Ekonomi kreatif berwawasan lingkungan
digilib.uns.ac.id
17
Variabel Skor Keterangan
Identitas lokal berwawasan lingkungan Keragaman bakat berwawasan
lingkungan Kelembagaan
Infrastruktur berwawasan lingkungan
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2019
Analisis skoring menggunakan tiga kategori tingkat kesiapan untuk setiap variabelnya. Tingkat kesiapan setiap variabel dari hasil analisis skoring menggunakan rata – rata dari perhitungan skor setiap variabel. Untuk perhitungan setiap indikatornya adalah sebagai berikut :
Banyak kelas = 1+3,33logn
Dimana, n adalah banyak kelas dalam penelitian
Banyak kelas = 1+3,33log3 = 2,59 dibulatkan ke atas menjadi 3.
Analisis skoring menggunakan skor antara 1 hingga 3, sehingga nilai rata – rata terbesar adalah 3.
Interval =
Interval =
= 0.7
Jadi, nilai kesiapan pada analisis skoring setiap variabel berdasarkan hasil rata – rata skor adalah :
Tidak siap
= 1 – 1.7
Cukup siap
= 1.8 – 2.5
Siap
= 2.6 – 3
b Analytical Hierarchy Process (AHP)
Teknik analisis data AHP digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dengan multikriteria dan biasa digunakan dalam penentuan prioritas (Muataali, 2015). Teknik AHP digunakan untuk menentukan bobot dari setiap kriteria yang digunakan. Menurut Saaty dalam Mutaali, langkah – langkah dalam melakukan AHP adalah (Muataali, 2015) :
1) Identifikasi sistem untuk memahami permasalahan.
digilib.uns.ac.id
18
2) Penyusunan struktur hierarki secara menyeluruh dengan tingkat atas berupa fokus penelitian.
3) Perbandingan berpasangan dengan nilai skala prioritas adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 13 Nilai skala prioritas Peringkat
kepentingan Definisi
1 Kedua elemen sama penting
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang satunya
5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lain
7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya
Sumber : Saaty dalam Mutaali, 2015
4) Dibuat matriks pendapat individu untuk setiap stakeholder.
Tabel 3. 14 Ilustrasi matriks antar variabel Ekonom
i kreatif
Identitas Lokal Berwawasa n
Lingkungan
Kemampua n
Masyarakat
Kelembagaa n
Infrastruktu r
Berwawasa n
Lingkungan Ekonomi
kreatif 1 1/A 1/B 1/C 1/D
Identitas Lokal Berwawasa n
Lingkungan
A 1
Keragaman bakat berwawasa n
lingkungan
B 1
Kelebagaan C 1
Infrastruktu r
berwawasa n
lingkungan
D 1
Sumber : Analisis Peneliti, 2018
digilib.uns.ac.id
19
5) Pengelolaan dengan perkalian baris, perhitungan vektor prioritas (eigen vector), perhitungan akar ciri (eigen value), dan perhitungan consistency
ratio (CR). Eigen vector didapat dengan menormalisasikan nilai padasetiap kolom matriks sehingga dapat dilihat prioritas. Eigen value digunakan untuk menghitung consistency index (CI).
CI = (λ max – n)/ (n – 1) Dimana, λ max = eigen value
n = jumlah kriteria
CI kemudian digunakan untuk menghitung Consistency Ratio (CR). CR diperlukan untuk melihat konsistensi jawaban dari responden dengan syarat jika nilai CR < 0,1 maka dianggap konsisten.
CR = CI / IR Dimana, CI = Consistency Indeks
IR = dilihat dari tabel indeks konsistensi random c Analisis Kesiapan
Analisis ini dilakukan dari hasil skoring kriteria kampung kreatif berwawasan lingkungan yang telah dilakukan sebelumnya dan juga bobot dari setiap variabel di AHP. Perhitungan dapat dilihat pada ilustrasi tabel berikut :
Tabel ilustrasi perhitungan analisis kesiapan
Variabel Bobot Skor Tingkat
Kesiapan Ekonomi kreatif berwawasan
lingkungan [Hasil AHP] [Hasil Skoring] [Bobot x Skor]
Identitas lokal berwawasan
lingkungan [Hasil AHP] [Hasil Skoring] [Bobot x Skor]
Keragaman bakat
berwawasan lingkungan [Hasil AHP] [Hasil Skoring] [Bobot x Skor]
Kelembagaan
[Hasil AHP] [Hasil Skoring] [Bobot x Skor]
Infrastruktur berwawasan
lingkungan [Hasil AHP] [Hasil Skoring] [Bobot x Skor]
Total
digilib.uns.ac.id
20
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2018
Proses AHP menggunakan indikator variabel berjumlah 3, sehingga nilai terbesar adalah 3 karena setelah normalisasi, nilai tertinggi setiap variabel adalah 1.
Interval =
Interval =
= 0.7
Jadi, nilai kesiapan pada penelitian ini adalah :
1 – 1.7
= Kampung Cibunut tergolong tidak siap sebagai kampung kreatif berwawasan lingkungan
1.8 – 2.5
= Kampung Cibunut tergolong cukup siap sebagai kampung kreatif berwawasan lingkungan
2.6 – 3
= Kampung Cibunut tergolong siap sebagai kampung kreatif berwawasan lingkungan
3.8 Kerangka Analisis
digilib.uns.ac.id
21
Gambar 3. 1 Kerangka analisis Sumber : Analisis Peneliti, 2018