Intelektium adalah jurnal yang diterbitkan oleh Neolectura, diterbitkan dua kali dalam satu tahun. Intelektium adalah media publikasi ilmiah dalam bentuk makalah konseptual dan penelitian lapangan yang terkait dengan bidang pendidikan. Diharapkan Intelektium dapat menjadi media bagi akademisi dan peneliti untuk menerbitkan
karya ilmiah mereka dan menjadi sumber referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Page | 72
Effectiveness of Online Learning Management through Moodle-based Learning Management System (LMS)
Efektivitas Manajemen Pembelajaran Online melalui Learning Management System (LMS) berbasis Moodle
Windi Megayanti Universitas Indraprasta PGRI
Abstract
This study aims to determine the effectiveness of online learning management through a Moodle- based learning management system (LMS). The method used in this study is the ex post facto method and a survey conducted on 275 students who took online learning using Moodle in the period September 2021 to January 2022. Based on the research conducted, it was found that as many as 119 students stated that online learning management was carried out through Moodle was effective. This is because Moodle is considered very easy to use and the learning flow feels neatly organized so that it does not cause confusion for students when they want to do learning.
In addition, as many as 68 students stated that Moodle is very effective in terms of online learning management because this platform is able to provide features such as scheduled attendance which ensures students must access learning on time and the restrict access feature which requires students to complete previous activities (tasks) to be able to access activities. (tasks) next.
Meanwhile, as many as 76 students still expressed their doubts because in online learning they still had technical problems such as quotas and poor internet networks. The rest stated that Moodle had not been effective due to other technical problems, such as their inadequate tools.
Keywords: education Management; learning management; online learning; learning management system (LMS); Moodle
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas manajemen pembelajaran online melalui learning management system (LMS) berbasis Moodle. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode ex post facto dan survei yang dilakukan kepada 275 mahasiswa yang mengikuti pembelajaran online menggunakan Moodle dalam kurun waktu September 2021 hingga Januari 2022. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa sebanyak 119 mahasiswa menyatakan manajemen pembelajaran online yang dilakukan melalui Moodle terasa efektif. Hal ini karena Moodle dirasa sangat mudah untuk digunakan dan alur pembelajaran terasa tertata rapi sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada mahasiswa saat hendak melakukan pembelajaran.
Selain itu, sebanyak 68 mahasiswa menyatakan bahwa Moodle sangatlah efektif dalam hal manajemen pembelajaran online karena platform ini mampu menyediakan fitur seperti presensi terjadwal yang memastikan mahasiswa harus mengakses pembelajaran tepat waktu serta fitur restrict access yang mengharuskan mahasiswa menyelesaikan kegiatan (task) sebelumnya untuk dapat mengakses kegiatan (task) berikutnya. Sedangkan sebanyak 76 mahasiswa masih menyatakan ragu-ragu karena dalam pembelajaran online mereka masih terkendala teknis seperti kuota dan jaringan internet yang buruk. Sisanya, menyatakan Moodle belum efektif karena kendala teknis lainnya, seperti perangkat mereka yang belum memadai.
Kata kunci: manajemen pendidikan; manajemen pembelajaran; pembelajaran online; learning management system (LMS); Moodle
PENDAHULUAN
Sejak pandemi melanda, pembelajaran jarak jauh menjadi pilihan yang harus dilakukan bagi satuan pendidikan di Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (2021), secara nasional, 99% proses pembelajaran dilakukan
Page | 73
DOI PUBLIKASI https://doi.org/10.37010/int.v3i1 secara jarak jauh. Salah satu metode pembelajaran yang banyak digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh adalan pembelajaran online.
Sayangnya, pelaksanaan pembelajaran online bukanlah tanpa masalah. Masih berdasarkan data yang dirilis oleh Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (2021), diketahui bahwa dari segi pembelajaran terdapat potensi penurunan capaian belajar. Potensi negatif ini dapat berupa kesenjangan capaian belajar. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan akses dan kualitas pembelajaran selama pembelajaran jarak jauh, terutama pada anak dari sosio-ekonomi yang berbeda. Selain itu, potensi learning loss juga bisa saja terjadi jika pembelajaran jarak jauh tidak dimanajemen dengan baik. Untuk itu, manajemen pembelajaran online perlu dilakukan.
Rosadi (2021) dalam paparannya menyampaikan bahwa setidaknya terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran online, yaitu interaksi, aksesibilitas, dan manajemen waktu. Interaksi terkait bagaimana hubungan antara pendidik dan peserta didik dapat terjalin dengan baik dari segi komunikasi dan hubungan pembelajaran baik secara syncronous maupun asyncronous. Aksesibilitas mempertimbangkan bagaimana keteraksesan media dan materi pembelajaran. Semakin mudah diakses maka akan semakin baik, tentu saja dengan pertimbangan kemudahan dan efisiensi keteraksesan tersebut. Manajemen waktu berkaitan dengan ketaatan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Hal ini menitikberatkan agar jangan sampai pelaksanaan pembelajaran terjadi di luar atau bahkan melebihi jadwal pembelajaran yang sudah ditetapkan, karena tidak jarang, pelaksanaan pembelajaran online malah menyita waktu peserta didik selama seharian penuh yang membuat mereka menjadi stres dan depresi (Kartika, 2020). Untuk itu, diperlukan sebuah learning management system (LMS) yang mampu memanajemen pembelajaran meskipun dilakukan secara online.
Moodle merupakan salah satu platform learning management system (LMS) popular yang banyak digunakan oleh satuan pendidikan. Moodle telah digunakan oleh 197 juta pengguna dari 238 negara, bahkan di Indonesia, diketahui sebanyak 4.466 situs pembelajaran berbasis Moodle (Iconews, 2020). Program SPADA dari Kemdikbud juga menggunakan Moodle sebagai platformnya. Selain itu, beberapa universitas besar seperti Universitas Syiah Kuala, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, Universitas Almuslim Aceh, Universitas Palangka Raya, Universitas Jember, Universitas Negeri Padang juga menggunakan Moodle sebagai platform pembelajaran online mereka (eCampuz, 2021). Hal ini membuktikan bahwa penggunaan Moodle sudah popular di kalangan satuan pendidikan.
Akan tetapi, terkait efektivitas manajemen pembelajaran online melalui learning management system (LMS) berbasis Moodle sepertinya perlu untuk diteliti. Hal ini mengingat bahwa dalam pembelajaran, kita perlu mempertimbangkan media pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk itu, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektivitas manajemen pembelajaran online melalui learning management system (LMS) berbasis Moodle.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode ex post facto dan survei.
Penelitian dilakukan kepada 275 mahasiswa yang mengikuti pembelajaran online menggunakan Moodle sebagai platform pembelajaran online mereka. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu September 2021 hingga Januari 2022.
Scan barcode untuk mengunjungi OJS kami DOI UNTUK ARTIKEL INI
https://doi.org/10.37010/int.v3i1.717
74 | PageHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment) merupakan e- learning software berbasis website yang dapat digunakan untuk keperluan belajar mengajar yang dikembangkan oleh Martin Dougiamas, seorang lulusan ilmu komputer dan pendidikan, yang ingin membuat sebuah platform pembelajaran yang bersifat open source atau dapat diakses dan digunakan secara gratis. Platform ini dirancang untuk pendidik, peserta didik, dan administrator dengan satu sistem yang aman dan terintegrasi. Moodle menyediakan ruang kelas digital bagi peserta didik untuk mengakses materi atau segala hal yang berhubungan dengan pembelajaran.
Moodle didesain dan dikembangkan berdasarkan prinsip social construction pedagogy dengan empat konsep utama, yaitu constructivism, constructionism, social constructivism, dan connected and separate. Constructivism menghendaki masyarakat untuk dapat secara aktif membangun pengetahuan baru sebagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan kata lain, segala hal yang dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, atau disentuh, dapat menjadi pengetahuan baru untuk masyarakat itu sendiri. Constructionism menekankan pada belajar akan sangat efektif jika sesuatu dialami sendiri oleh orang tersebut (experience). Dengan kata lain, seseorang akan lebih memahami suatu hal dengan menjelaskannya kepada orang lain menggunakan kata-katanya sendiri. Social constructivism merupakan perluasan dari constructivism ke ranah sosial dalam sebuah kelompok masyarakat. Perluasan ini kemudian membangun pengetahuan (knowledge) baru untuk satu sama lain, membangun suatu budaya, hingga membagi arti (meaning). Sedangkan connected and separate terdiri dari tiga perilaku, yaitu perilaku terpisah (separate behavior), terhubung (connected), dan membangun (constructed). Perilaku terpisah adalah ketika seseorang mempertahankan ide masing-masing guna mencari celah ide lawan. Kemudian perilaku terhubung lebih menekankan pendekatan empati dengan menerima secara subjektif, mencoba mendengar dan mengerti dari sudut pandang orang lain. Sedangkan perilaku membangun adalah seseorang yang memilih di antara dua perilaku sebelumnya secara tepat untuk situasi saat ini. Berdasarkan prinsip tersebut, Moodle menawarkan alat (tools) yang berpusat pada pendidik dan lingkungan belajar yang kolaboratif dengan memadukan mengajar dan belajar.
Fitur-fitur yang ada pada Moodle memungkinkan pendidik untuk mendesain ruang belajar virtual mereka sebaik mungkin. Jika mengacu pada program pembelajaran yang di setiap pembelajaran mengharuskan adanya kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, maka hal ini dapat diakomodasi oleh fitur yang terdapat pada Moodle. Misal, pada kegiatan pendahuluan, pendidik dapat memberikan presensi yang durasinya dapat diatur sesuai dengan jadwal atau kesepakatan pembelajaran. Presensi dapat diatur secara otomatis untuk merekam kehadiran peserta didik sesuai waktu yang ditentukan. Selanjutnya, dengan menggunakan metode restrict access, pendidik dapat mengatur agar peserta didik hanya dapat mengakses kegiatan berikutnya jika kegiatan sebelumnya telah diselesaikan. Sebagai contoh, pada bagian pendahuluan, setelah presensi, pendidik biasa melakukan refleksi materi sebelumnya atau sekadar memberikan pre- test sebelum masuk ke kegiatan inti. Hal ini dapat diakomodasi dengan fitur quiz yang bisa diatur hanya dapat diakses setelah presensi selesai diinput. Selain itu, fitur quiz ini juga dapat diatur berapa poin yang harus dicapai oleh peserta didik agar bisa melewati kegiatan ini dan dapat mengakses kegiatan berikutnya.
Begitu juga selanjutnya, pada kegiatan inti, pendidik dapat memberikan penjelasan materi baik berupa rekaman audio maupun audio-visual dari materi yang dibahas. Setelah kegiatan inti, pada kegiatan penutup dapat dilakukan post-test untuk mengukur pemahaman
Page | 75
DOI PUBLIKASI https://doi.org/10.37010/int.v3i1 peserta didik dalam bentuk penugasan ataupun diskusi. Berikut adalah gambar contoh manajemen pembelajaran online yang dilakukan melalui Moodle.
Gambar 1. Manajemen pembelajaran online melalui Moodle
Setelah beberapa kali melakukan pembelajaran yang dimanajemen dengan konstruksi seperti gambar di atas, peneliti kemudian melakukan survei guna mengukur efektivitas pembelajaran online melalui learning management system (LMS) berbasis Moodle. Adapun rekapitulasi hasil surveinya ialah sebagai berikut.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Survei Efektivitas Pembelajaran Online melalui Learning Management System (LMS) berbasis Moodle.
No. Hasil Survei Jumlah
1. Tidak Efektif 4
2. Belum Efektif 8
3. Ragu-Ragu 76
4. Efektif 119
5. Sangat Efektif 68
Total 275
Sumber: Diolah (2022)
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa sebanyak 4 mahasiswa menyatakan bahwa pembelajaran online melalui learning management system (LMS) berbasis Moodle tidak efektif. Setelah dilakukan survei yang mendalam, alasannya ialah karena mereka mengalami kendala dalam memahami penggunaan Moodle. Karena media pembelajaran yang digunakan tidak seperti biasanya, maka mereka tidak ingin menggunakan platform tersebut.
Dalam hal ini, bisa dikatakan bahwa mereka menganggap Moodle tidak efektif karena menolak untuk menggunakannya.
Scan barcode untuk mengunjungi OJS kami DOI UNTUK ARTIKEL INI
https://doi.org/10.37010/int.v3i1.717
76 | PageSelanjutnya, sebanyak 8 mahasiswa menyatakan bahwa pembelajaran online melalui learning management system (LMS) berbasis Moodle belum efektif. Setelah dilakukan survei yang mendalam, alasannya ialah karena mereka mengalami kendala dalam mengakses platform Moodle. Kendala ini rata-rata disebabkan oleh kendala teknis seperti jaringan internet yang tidak stabil dan kuota internet yang terbatas. Dalam hal ini, bisa dikatakan bahwa mereka menganggap Moodle belum efektif karena adanya kendala aksesibilitas ke platform Moodle itu sendiri.
Sebanyak 76 mahasiswa masih ragu untuk menyatakan bahwa pembelajaran online melalui learning management system (LMS) berbasis Moodle dikatakan efektif. Setelah dilakukan survei yang mendalam, alasannya ialah karena pembelajaran online yang dilakukan melalui learning management system (LMS) berbasis Moodle sebagian besar tidak dilakukan secara synchronous. Akibatnya, mahasiswa merasa tidak terbimbing dan tidak mampu memahami pembelajaran dengan baik. Dalam hal ini, bisa dikatakan bahwa mereka masih ragu bahwa pembelajaran online melalui learning management system (LMS) berbasis Moodle dikatakan efektif karena mereka belum memiliki kemandirian belajar dan pembelajaran yang efektif bagi mereka adalah pembelajaran secara synchronous.
Selanjutnya, sebanyak 119 mahasiswa menyatakan bahwa pembelajaran online melalui learning management system (LMS) berbasis Moodle sudah efektif. Setelah dilakukan survei yang mendalam, alasannya ialah karena Moodle dirasa sangat mudah untuk digunakan dan alur pembelajaran terasa tertata rapi sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada mahasiswa saat hendak melakukan pembelajaran. Dalam hal ini, bisa dikatakan bahwa mereka menganggap Moodle sudah efektif karena penyajian bahan dan materi pembelajaran tertata dengan baik sehingga tidak menimbulkan kebingungan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Kemudian sebanyak 68 mahasiswa menyatakan bahwa pembelajaran online melalui learning management system (LMS) berbasis Moodle sangat efektif. Setelah dilakukan survei yang mendalam, alasannya ialah karena platform ini mampu menyediakan fitur presensi terjadwal yang memastikan mahasiswa harus mengakses pembelajaran tepat waktu serta fitur restrict access yang mengharuskan mahasiswa menyelesaikan kegiatan (task) sebelumnya untuk dapat mengakses kegiatan (task) berikutnya. Dalam hal ini, bisa dikatakan bahwa mereka menganggap Moodle sangat efektif karena meski pembelajaran sebagian besar dilakukan secara asynchronous namun adanya fitur yang mampu mengotomatisasi manajemen pembelajaran secara online membuat pembelajaran di ruang virtual menjadi tetap tersistem dan terkondisikan dengan baik.
Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa sebanyak 119 (43,3%) mahasiswa menyatakan manajemen pembelajaran online yang dilakukan melalui Moodle terasa efektif. Hal ini karena Moodle dirasa sangat mudah untuk digunakan dan alur pembelajaran terasa tertata rapi sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada mahasiswa saat hendak melakukan pembelajaran. Selain itu, sebanyak 68 (24,7%) mahasiswa menyatakan bahwa Moodle sangatlah efektif dalam hal manajemen pembelajaran online karena platform ini mampu menyediakan fitur seperti presensi terjadwal yang memastikan mahasiswa harus mengakses pembelajaran tepat waktu serta fitur restrict access yang mengharuskan mahasiswa menyelesaikan kegiatan (task) sebelumnya untuk dapat mengakses kegiatan (task) berikutnya. Sedangkan sebanyak 76 (27,6%) mahasiswa masih menyatakan ragu-ragu karena mereka belum memiliki kemandirian belajar dan pembelajaran yang efektif bagi mereka adalah pembelajaran secara synchronous. Sisanya sebanyak 4,4%, menyatakan Moodle belum dan tidak efektif karena kendala aksesibilitas dan penolakan dari mahasiswa penggunanya.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran online melalui learning management system (LMS) berbasis Moodle dapat dikatakan efektif. Pemilihan
Page | 77
DOI PUBLIKASI https://doi.org/10.37010/int.v3i1 platform Moodle, selain mendukung pembelajaran juga mampu meningkatkan motivasi dan minat peserta didik. Hal ini sesuai dengan penelitian Wicaksana (2020) yang menyatakan adanya minat positif untuk mengikuti perkuliahan dengan menggunakan Moodle. Mayoritas mahasiswa berperan aktif dalam mengikuti perkuliahan tersebut. Selain itu, penelitian dari Purba (2021) juga menguatkan bahwa penggunaan platform Moodle dapat menjaga serta mempertahankan mutu pembelajaran sesuai dengan acuan yang ditetapkan. Seluruh proses aktivitas pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan serta ditargetkan.
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui sebanyak 68% mahasiswa menyatakan bahwa learning management system (LMS) berbasis Moodle efektif dalam memanajemen pembelajaran online. Meski masih ada 27,6% mahasiswa yang meragukan keefektifan platform ini, keraguan ini ternyata bersumber dari masalah kemandirian belajar mereka. Sedangkan sisanya (4,4%), menyatakan bahwa Moodle belum/tidak efektif dikarenakan kendala aksesibilitas dan penolakan dari penggunanya. Berdasarkan temuan ini, maka terlihat potensi peningkatan efektivitas penggunaan Moodle dalam memanajemen pembelajaran online jika sebelum penerapan penggunaan Moodle dilakukan tahap pra-implementasi seperti mengedukasi pengguna dalam pembelajaran asynchronous dan memotivasi bahwa digitalisasi pembelajaran sudah mutlak dilakukan demi peningkatan kualitas dan kompetensi pendidikan di Indonesia. Untuk itu, diperlukan dukungan berbagai pihak dalam meningkatkan efektivitas manajemen pembelajaran online melalui learning management system (LMS) berbasis Moodle.
DAFTAR PUSTAKA
Campuz. (2021, Desember). E-Learning Moodle, LMS Gratis dengan Fitur Mumpuni.
Retrieved from Ecampus.com: https://blog.ecampuz.com/aplikasi-online-class- menggunakan-moodle/
Iconews. (2020, Mei). Inovasi di kala Pandemi, Moodlecloud.id – Learning Management System for Indonesia. Retrieved from Icon+news:
https://iconews.iconpln.co.id/inovasi-di-kala-pandemi-moodlecloud-id-learning- management-system-for-indonesia/
Kartika, R. (2020, Desember 23). Analisis Faktor Munculnya Gejala Stres pada Mahasiswa Akibat Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19.
doi:10.31234/osf.io/nqesb
Purba, R. A. (2021). Efektivitas Pemanfaatan Media E-Learning dengan Moodle Dalam Menjaga Mutu Pembelajaran Saat Belajar dari Rumah. Jurnal Penjaminan Mutu, 7(2), 188-194.
Rosadi, N. (2021). Problematika Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19.
Education and Economics Science Meet (Duconomics Sci-meet) 1. 1, pp. 8-14.
Jakarta: Universitas Indraprasta PGRI.
https://doi.org/10.37010/duconomics.v1.5300
Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana. (2021, Agustus 3). DATA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI COVID-19.
Retrieved Februari 23, 2022, from https://spab.kemdikbud.go.id/wp-
content/uploads/2021/08/210804-Data-Pembelajaran-di-Masa-Covid-19_ok.pdf
Scan barcode untuk mengunjungi OJS kami DOI UNTUK ARTIKEL INI