• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Beban Kerja Waktu pada Operator UKM Maketees Konfeksi Menggunakan Metode Work Sampling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis Beban Kerja Waktu pada Operator UKM Maketees Konfeksi Menggunakan Metode Work Sampling"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ER 27

Analisis Beban Kerja Waktu pada Operator UKM Maketees Konfeksi Menggunakan

Metode Work Sampling

1st Faisal Ibrahim

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta, Indonesia faisal.ibrahim47@gmail.com

2nd Fariza Halidatsani Azhra

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta, Indonesia farizazhra@gmail.com

Abstrak—Efektivitas dan efisiensi merupakan suatu hal yang krusial yang dapat mempengaruhi produktivitas suatu industri.

Salah satu cara untuk dapat mengoptimalkan produktivitas adalah dengan mengefisiensikan sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Dalam mengefisiensikan sumber daya manusia dapat melalui analisis beban kerja pekerja. Pada penelitian ini peneliti akan meneliti UKM Maketees Konfeksi yang masih memiliki kendala ketidaksesuaian beban kerja yang diterima pekerjanya. Maka dari itu, untuk mengevaluasi dan memperbaiki beban kerja akan dilakukan pengukuran beban kerja dengan metode work sampling. Adapun tujuan dari penelitian dan penggunaan metode ini adalah mengetahui performance level, rating factor, allowance operator, waktu normal dan waktu baku serta beban kerja operator. Adapun hasil yang didapatkan adalah rating factor senilai 1,14, allowance senilai 17,5%, waktu normal senilai 33.95 menit/unit, waktu baku senilai 41,147 menit/unit, total waktu baku senilai 905,234 menit dan beban kerja waktu senilai 0,013. Berdasarkan hasil tersebut maka rekomendasi yang diberikan adalah administrative control dikarenakan waktu bekerja termasuk ke dalam kategori underload.

Kata Kunci—beban kerja, work sampling, UKM Konfeksi.

I. PENDAHULUAN

Industri di Indonesia memegang peranan penting dalam perekonomian, salah satunya yaitu pada sektor fashion. Industri fashion memiliki kontribusi pendapatan yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi disuatu daerah tertentu [1]. Ditengah berkembangnya industri fashion secara pesat, perusahaan harus mampu bersaing di dunia usaha agar dapat memaksimalkan keuntungan [2].

Salah satu cara menghadapi persaingan di dunia usaha adalah dengan upaya pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Dengan efektivitas, efisiensi dan produktivitas, perusahaan dapat menemukan bagaimana cara mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan dapat mendukung target yang ingin dicapai oleh perusahaan [3]. Optimalisasi yang sering dilakukan perusahaan adalah efisiensi sumber daya manusia terkait dengan analisis beban kerja yang harus dilakukan dengan berbagai cara [4]. Sumber daya manusia menjadi faktor yang berpengaruh dalam proses produksi industri fashion, termasuk di UKM Maketees Konfeksi.

Pada UKM Maketees Konfeksi masih terdapat kendala dalam memenuhi permintaan pelanggan karena target yang ditetapkan seringkali tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Hal ini dikarenakan penentuan waktu kerja standar yang kurang tepat serta belum adanya pengukuran waktu standar yang dilakukan sehingga belum diketahui apakah kebutuhan waktu dari pekerja underload, effective, normal atau overload. Misalnya untuk operator penjahitan masih terdapat waktu menganggur cukup banyak yang menyebabkan penyelesaian penjahitan membutuhkan waktu lama. Maka dari itu, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut perlu dilakukan pengukuran beban kerja dengan metode work sampling. Metode ini bertujuan untuk mengetahui beban kerja waktu yang dibutuhkan oleh pekerja dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pekerja [5].

Penelitian ini bertujuan untuk memberi informasi kepada pemilik UKM Maketees Konfeksi berupa performance level, rating factor dan allowance operator. Kemudian, untuk mengetahui waktu normal dan waktu baku dari pekerjaan sebagai operator serta beban kerja yang diterima operator. Selain itu, penelitian ini juga memberikan rekomendasi untuk operator agar UKM Maketees Konfeksi dapat mencapai produktivitas yang optimal.

II. METODE A. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah UKM Maketees Konfeksi yang beralamat di Jl. Kaliurang Km.14. Sedangkan, objek penelitian ini adalah rincian pekerjaan dari operator. Nantinya, rincian pekerjaan operator akan diberi kode. Sebagai contoh, operator jahit memiliki 4 tugas yaitu memotong benang, memasukan benang ke jarum, memasang jarum ke mesin, dan menjahit bahan. Maka, kode yang diberikan secara berurutan adalah R1, R2, R3 dan R4. Objek penelitian inilah yang akan diamati dan dikategorikan kegiatan produktif atau idle.

Dalam penelitian ini akan dilakukan selama 2 siklus yaitu selama 2 hari kerja. Dimana jam kerja UKM Maketees Konfeksi dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.

(2)

ER 28 B. Alur Penelitian

Alur penelitian pada penelitian ini adalah yang pertama mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada UKM Maketees Konfeksi. Kedua, melakukan studi literatur untuk menentukan metode pengambilan data dan olah data yang tepat.

Ketiga, mengambil data menggunakan metode yang dipilih yaitu work sampling. Keempat, melakukan pengolahan data.

Kelima, memaparkan hasil dan melakukan pembahasan.

Terakhir, menarik sebuah kesimpulan dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan atas permasalahan yang terjadi.

Gambar 1. Alur penelitian.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Terdapat beberapa langkah kerja untuk melakukan analisis beban kerja waktu dengan metode work sampling yaitu yang pertama mendata informasi responden dan rincian tugasnya.

Kedua, mengambil data dan menghitung rekapitulasi. Ketiga, menghitung performance level. Keempat, menguji kecukupan dan keseragaman data. Kelima, menghitung rating factor dan allowance. Keenam, menghitung waktu normal, waktu baku, dan total waktu baku. Terakhir, menghitung beban kerja waktu.

Adapun langkah kerja tersebut dijabarkan secara lebih detail pada bagian di bawah ini.

A. Informasi Operator:

a) Jenis Kelamin : Pria

b) Umur : 25 Tahun

c) Posisi : Penjahit

d) Rician Kerja & Kode :

a. Menyetrika bagian kerah dan lengan (R1) b. Menjahit baju (R2)

c. Mengobras jahitan (R3)

d. Mengantar barang ke proses selanjutnya (R4) B. Data Rekapitulasi

Dalam menentukan waktu kunjungan, biasanya satu hari kerja dibagi kedalam satuan-satuan waktu yang besarnya ditentukan oleh pengukur. Waktu kunjungan peneliti harus melebihi 50% dari total jam kerja yang ada sehingga pada penelitian ini diambil 2/3 dari total jam kerja.

Dalam penelitian ini interval waktu pengamatan yaitu setiap 5 menit sekali sehingga terdapat 12 observasi dalam 1 jam.

Dalam 1 hari terdapat 7 jam kerja efektif.

Jumlah Observasi = (2/3) x Total observasi dalam 1 jam x jam

kerja [6]. (1)

= (2/3) x 12 x 7 = 56 kali observasi

Jumlah observasi minimal 56 kali. Waktu kunjungan tidak boleh pada saat-saat tertentu yang kita ketahui dan dalam keadaan tidak bekerja, misalnya jam-jam istirahat atau hari libur, dimana tidak ada kegiatan secara resmi [7].

C. Data Rekapitulasi Total

Setelah melakukan observasi dengan mengisi lembar observasi work sampling, selanjutnya melakukan rekapitulasi total. Adapun perhitungan rekapitulasi total disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.

TABEL I.DATA REKAPITULASI TOTAL

Elemen

Pengamatan

Jumlah Day

1

Day 2

Produktif 50 54 104

Idle 16 12 28

Jumlah

Pengamatan 66 66 132

Output 10 12 22

Pengambilan data dengan metode work sampling dilakukan selama 2 siklus atau 2 hari kerja. Selama pengambilan data tersebut diperoleh total produktif (tally productive) sebesar 104 dan total menganggur (tally idle) sebesar 28. Sehingga, jika diakumulasikan didapatkan jumlah data sebesar 132.

D. Performance Level

Setelah melakukan rekapitulasi, langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan performance level. Berikut adalah perhitungan performance level.

PL= x 100%

a) Performance Level (%Produktif) Hari ke-1:

= x 100%

= x 100% = 75.75 % Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Pengambilan Data (Metode Work Sampling)

Pengolahan Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai Mulai

(2)

(3)

ER 29 b) Performance Level (%Produktif) Hari ke-2:

= x 100%

= x 100% = 81.81 %

c) Performance Level (%Produktif) Seluruhnya:

= x 100%

= x 100% = 78.78 %

Dari perhitungan performance level seluruhnya diperoleh sebesar 78,78%. Artinya, operator dikategorikan produktif selama waktu kerja.

E. Uji Kecukupan dan Keseragaman Data

Setelah menghitung performance level, langkah berikutnya adalah uji kecukupan data dan uji keseragaman data. Pada uji kecukupan data, dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

N' = (3)

P = (4)

P = 0,7878 Keterangan

N’ = ukuran sampel k = tingkat kepercayaan p = persentase sibuk/produktif s = derajat ketelitian

Tingkat kepercayaan yang digunakan sebesar 95% sehingga nilai k =1,96 ≈ 2. Sedangkan untuk derajat ketelitian (s) adalah 5% atau dalam desimal yaitu 0,05 . Berikut perhitungan dan kriteria uji kecukupan data:

= 0.001671 ≈ 0.002

Dapat dilihat bahwa hasil dari perhitungan yaitu N’ < N atau 0.002 < 120, maka data tersebut dinyatakan cukup.

Pada uji keseragaman data, bermaksud untuk menguji keseragaman observasi selama hari pertama dengan hari kedua, sehingga dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

BKA = p + 2

BKB = p – 2

Berikut perhitungan dan kriteria uji keseragaman data:

BKA = 0,7878 + 2 = 0,86

BKB = 0,7878 - 2 = 0,72

Setelah didapatkan BKA dan BKB, langkah berikutnya adalah membuat grafik untuk melihat apakah data tersebut seragam (homogen) atau tidak. Adapun grafik uji keseragaman data tersebut dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.

Gambar 2. Grafik uji keseragaman.

Berdasarkan Gambar 2. Operator tidak ada yang melebihi BKA maupun BKB sehingga data tersebut seragam (homogen).

Dari kedua uji ini menunjukkan bahwa data pengukuran dinyatakan cukup dengan tingkat ketelitian 5% dan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini dibuktikan dengan N’(Nteoritis) <

Npengamatan Kemudian, data pengukuran ini juga dinyatakan seragam (homogen). Hal ini dibuktikan dengan nilai P yang tidak melebihi BKA dan BKB. Sehingga, data dapat dinyatakan siap untuk diolah menjadi waktu normal dan waktu baku.

F. Rating Factor dan Allowance

Setelah menguji kecukupan dan keseragaman data selesai, langkah selanjutnya adalah menghitung rating factor dan allowance. Adapun perhitungan tersebut sebagai berikut:

Exellent Skill (B2) = +0,08 Good Effort (C1) = +0,05 Average Condition (D) = +0,00 Good Consistency (C) = +0,01

B2 + C1 + D +C = 0,14

Maka, nilai rating factor = 1 + 0,14 = 1,14 (5)

(6)

(4)

ER 30 TABEL II.ALLOWANCE OPERATOR

Faktor Keterangan Allowance (%)

Tenaga Dapat diabaikan 3

Sikap Kerja Duduk 0,5

Gerak Kerja Normal 0

Kelelahan Mata

Pandangan terus menerus dan pencahayaan

baik

6,75

Suhu Ruang Normal 2,5

Keadaan Atmosfer Cukup 2,5

Keadaan Lingkungan

Keadaan yang

luar biasa 10

Kelonggaran

Kebutuhan Pribadi Laki-laki 1,25

Total Allowance 17,5

Dalam menghitung waktu normal, diperlukan rating factor yang ditentukan berdasarkan skill operator saat bekerja, usaha operator (effort) dalam menjalankan pekerjaannya, kondisi kerja dan lingkungan kerja (condition), serta konsistensi operator dalam bekerja konstan (consistency). Untuk kategori skill, operator tergolong dalam kategori excellent skill karena operator tersebut terlihat cocok dengan pekerjaannya sehingga dalam bekerja tidak ada keraguan dalam melakukan rincian kerja. Kemudian, untuk kategori effort, tergolong dalam kategori good effort karena operator mengerahkan usaha yang efektif dengan kecepatan dan kualitas pelayanan yang baik dan stabil, sehingga dapat diamati menghasilkan jahitan yang rapi di setiap detailnya. Selanjutnya, untuk kategori condition, lingkungan kerja operator dikategorikan ke dalam average condition karena ruang kerja tergolong sempit, keadaan yang kurang rapi (tidak tertata) dan cukup bising, sehingga dapat mengurangi kinerja operator. Terakhir, untuk kategori consistency, termasuk ke dalam kategori good consistency karena operator telah memiliki ritme kerja tetapi tidak selalu stabil, dikarenakan factor condition. Sehingga, hasil penentuan rating factor yang didapatkan sebesar 1.14. Sedangkan, nilai allowance berdasarkan perhitungan pada tabel 2 adalah sebesar 17,5%. Allowance ini didapatkan berdasarkan pengamatan saat operator bekerja dengan table allowance ILO.

G. Waktu Normal, Waktu Baku, dan Total Waktu Baku Setelah menghitung rating factor dan allowance, berikutnya adalah menghitung waktu normal, waktu baku dan total waktu baku. Adapun perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:

Waktu Normal= (Total Waktu Pengukuran x Performance Level x Rating Factor (%)) / (Total Produk yang dihasilkan

dalam pengamatan) (7)

WN = ((2 x 7 x 60) x 0,78 x1,14)/22

= 33.95 menit/unit

Waktu Baku= Waktu Normal x 100/(100-allowance) (8) WB = 33.95 x 100/82.5

= 41.147 menit/unit

Total Waktu Baku= Waktu Baku x Total Produk TWB = 41.147 x 22

= 905.234 menit

Dari perhitungan tersebut, diperoleh waktu normal sebesar 33,95 menit/unit. Kemudian, waktu baku (standar) sebesar 41,147 menit/unit. Waktu baku (standar) ini dipengaruhi oleh allowance. Sehingga diperolehlah total waktu baku sebesar 905,234 menit.

H. Beban Kerja Waktu

TABEL III. KATEGORI BEBAN KERJA WAKTU

Nilai Keterangan

<1 Underload

1 Effective

1-1,3 Normal (Disarankan Lembur)

>1,3 Overload

Untuk mengetahui operator jahit UKM Maketess Konfeksi pada kategori underload, effective, normal atau overload, perlu dilakukan perhitungan beban kerja waktu. adapun perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:

= (10)

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh beban kerja waktu sebesar 0,013. Artinya beban kerja waktu operator termasuk kedalam kategori underload, karena waktu menganggur pekerja cukup banyak sehingga pembagian tugas antara pekerja yang satu dengan yang lain kemungkinan tidak seimbang atau berat sebelah. Maka, rekomendasi yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil tersebut adalah berupa administrative control, bisa dengan job redesign atau job rotation. Namun job redesign atau job rotation belum dapat dijelaskan secara rinci karena diperlukan penelitian lebih lanjut untuk beban kerja operator yang lain.

IV. KESIMPULAN

Pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa metode work sampling dapat digunakan untuk mengetahui presentase waktu produktif (performance level) operator jahit UKM Maketees Konfeksi sebesar 78,78%. Kemudian, rating factor senilai 1,14 dan allowance operator sebesar 17,5%. Selain itu, juga diketahui waktu normal sebesar 33,95 menit/unit, waktu baku sebesar 41,147 menit/unit, dan total waktu baku sebesar 905,234 menit serta beban kerja waktu sebesar 0,013 yang artinya operator jahit mengalami beban kerja dalam kategori underload. Berdasarkan hasil tersebut, rekomendasi yang diberikan adalah administrative control, bisa dengan job redesign atau job rotation. Misalkan dengan mengalihkan tugas dari operator yang sibuk atau beban kerjanya overload ke pekerja yang beban kerjanya underload. Akan tetapi (9)

(5)

ER 31 perancangan job redesign maupun job rotation yang lebih rinci

belum dapat dijelaskan pada penelitian ini karena perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi dengan memperhatikan beban kerja dari operator lainnya. Harapannya rekomendasi ini dapat diterima dan membantu UKM Maketees Konfeksi dan UKM-UKM sejenis lainnya yang menghadapi permasalahan serupa.

DAFTAR PUSTAKA

[1] F. Hartomo, "Identifikasi Pengaruh Industri Fashion Terhadap Tingkat Pendapatan di Kecamatan Banjarsari Surakarta," Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2016.

[2] Jono, "Pengukuran Beban Kerja Tenaga Kerja dengan Metode Work Sampling," Spektrum Industri, vol. 13, no. 2, pp. 115-228, 2015.

[3] R. Arsi and P. S.G., "Analisis Beban Kerja Untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan Dan Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasar Pada Job Description," Jurnal Teknik ITS, vol. 1, no. 1, pp. 526-529, 2012.

[4] W. Widiasih and H. Nuha, "Workload Analysis Using Work Sampling and NASA-TLX for Employee of Private University in Surabaya," Jurnal Ilmiah Teknik Industri, vol. 18, no. 2, pp. 134-141, 2019.

[5] D. T. Cahyaningrum, N. Siswanto and H. Firmanto, "Penentuan Tenaga Kerja Optimal pada Packaging Kopi dengan Menggunakan Analisis Beban Kerja Metode Work Sampling," Jurnal Ilmiah INOVASI, vol. 21, no. 1, pp. 46-49, 2021.

[6] L. D. K. d. Ergonomi, Work Sampling, Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2018.

[7] R. M. Barners, Motion and Time Study. Design and Measurement of Work, Wiley, 1980.

Gambar

Gambar 1. Alur penelitian.
Gambar 2. Grafik uji keseragaman.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa proses hal penting yang dilakukan dalam pra pengolahan data citra antara lain koreksi geometric, koreksi nilai digital, pemotongan data citra sesuai lokasi

S impulan dari penelitian peng- embangan ini adalah: (1) penelitian ini menghasilkan produk berupa lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi fluida statis;

Variabel yang akan dianalisis meliputi variabel dependen yaitu responden yang menderita penyakit asma dan variabel independen yang diduga kuat memiliki hubungan dengan penyakit

[r]

- dalam APT, return sekuritas dipengaruhi berbagai macam faktor yang bisa menjadi sumber risiko (tidak hanya beta saja).. ABRITAGE PRICING

Ruang lingkup Kegiatan Penguatan Sentra KI adalah pemberian insentif sejumlah dana yang meliputi biaya honorarium kepanitiaan, fasilitasi, identifikasi kekayaan intelektual

Bupati/Walikota wajib mencantumkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dalam izin pembuangan  air  limbah  domestik  bagi  usaha  dan  atau 

Sehingga dapat dipahami bahwa spiritual entrepreneurship dalam jiwa perawat sangatlah penting sekali, karena seorang entrepreneurship harus memiliki spiritual yang