• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INOVASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INOVASI"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

Pemuliaan

Tanaman Hutan

Volume 13 No. 2, Desember 2019

J urnal J urnal

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INOVASI

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN

ISSN (E): 2527-8665

(2)

JURNAL PEMULIAAN TANAMAN HUTAN

Volume 13 No. 2, Desember 2019

Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan adalah media resmi publikasi ilmiah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Jurnal ini menerima dan mempublikasikan tulisan hasil penelitian yang berhubungan dengan bioscience seperti silvikultur/budidaya, perbenihan, pemuliaan, genetika, bioteknologi, hama/penyakit, fisiologi dan konservasi genetik dengan frekuensi terbit dua kali setahun, Juni dan Desember.

Susunan Dewan Penyunting (Editorial Board) Penanggung jawab (Insured Editor):

Dr. Nur Sumedi, S.Pi., MP.

Ketua Dewan Penyunting (Editor in Chief):

Dr. Ir. Anto Rimbawanto, M. Agr.

Redaktur (Managing Editors):

Retisa Mutiaradevi, S.Kom., M.CA Rinto Hidayat, S. Hut.

Penyunting/Editor Bagian (Section Editors):

Dr. Istiana Prihartini, S.Si, M.Si Fithry Ardhany, S. Hut., M. Sc.

Sumardi, S. Hut, M.Sc Rinto Hidayat, S.Hut.

Endang Dwi Lestariningsih, S. IP.

Uki Maharani Pamukti, S. Kom., M.Eng.

Maya Retnasari, A. Md.

Penyunting/Editor Draft Naskah Final (Proofreaders):

Dr. Ir. Anto Rimbawanto, M. Agr.

Dr. Ir. Arif Nirsatmanto, M. Sc.

Fithry Ardhany, S. Hut., M. Sc.

Retisa Mutiaradevi, S.Kom., M.CA Rinto Hidayat, S.Hut.

Penyunting/Editor Tata Letak (Layout Editors):

Uki Maharani Pamukti, S.Kom., M. Eng.

Administrasi laman e-journal (Web Admin) Uki Maharani Pamukti, S. Kom., M.Eng.

Endang Dwi Lestariningsih, S. IP.

Maya Retnasari, A. Md.

Sekretariat Redaksi (Secretariat) Fithry Ardhany, S. Hut., M. Sc.

Endang Dwi Lestariningsih, S. IP.

Uki Maharani Pamukti, S. Kom., M.Eng.

M. Nurdin Asfandi, A. Md.

Maya Retnasari, A. Md.

Diterbitkan oleh:

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alamat:

Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15,

Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Indonesia - 55582

Telp. +62-274 895954, 896080;

Fax. +62-274 896080 email: breeding@biotifor.or.id

Cover : Daun Timoho Oleh : Dewi Sartika, S.Kom

(3)

JURNAL PEMULIAAN TANAMAN HUTAN

Volume 13 No. 2, Desember 2019

Penyunting (Editors):

Dr. Ir. Anto Rimbawanto, M. Agr.

Genetika Molekuler, BBPPBPTH, Indonesia

Prof. Dr. Ir. Suryo Hardiwinoto, M. Agr. Sc.

Silvikultur,

Universitas Gadjah Mada, Indonesia Prof. Dr. Ir. Muh. Restu, M. P.

Genetika dan Pemuliaan Hutan, Universitas Hassanudin, Indonesia Dr. Ir. Arif Nirsatmanto, M. Sc.

Pemuliaan Tanaman Hutan, BBPPBPTH, Indonesia Dr. Ir. Budi Tjahjono

Proteksi Tanaman/Phytopatology, PT. Arara Abadi, Indonesia

Dr. Ir. Eko Bhakti Hardiyanto Pemuliaan Tanaman Hutan,

Universitas Gadjah Mada, Indonesia Dr. Sapto Indrioko, S. Hut., M. P.

Bioteknologi Hutan, Pemuliaan Pohon, Genetika Hutan,

Universitas Gadjah Mada, Indonesia Ir. Arif Wibowo, M.Agr

Mikologi

Universitas Gadjah Mada, Indonesia ILG. Nurtjahjaningsih, S.Si, M.Sc, Ph.D Genetika

BBPPBPTH, Indonesia

Dr. Noor Khomsah Kartikawati, S.Hut., M.P.

Genetika

BBPPBPTH, Indonesia

Mitra Bestari (Reviewers):

Prof. Dr. Mohammad Na'iem, M. Agr. Sc. Pemuliaan Tanaman Hutan,

Universitas Gadjah Mada, Indonesia Prof. Dr. Ir. H. Djoko Marsono Konservasi Sumber Daya Hutan, Universitas Gadjah Mada, Indonesia Prof. Dr. Ir. Susamto, M. Sc.

Proteksi Tanaman,

Universitas Gadjah Mada, Indonesia Prof. Dr. Ir. Sumardi, M. For. Sc.

Perlindungan Hutan dan Kesehatan Hutan, Institut Pertanian (INSTIPER) Yogyakarta, Indonesia

Dr. Ir. Arif Nirsatmanto, M. Sc.

Pemuliaan Tanaman Hutan, BBPPBPTH, Indonesia Dr. Ir. Eny Faridah, M. Sc.

Fisiologi Pohon dan Biologi Molekuler, Universitas Gadjah Mada, Indonesia

Prof. Dr. Ir. Budi Leksono, M.P.

Pemuliaan Tanaman Hutan, BBPPBPTH, Indonesia Dr. Anto Rimbawanto Genetika Molekuler BBPPBPTH, Indonesia Dr. Ir. Taryono, M. Sc.

Bioteknologi Tanaman,

Universitas Gadjah Mada, Indonesia Dr. Ir. Supriyanto, DEA

Pemuliaan Tanaman,

Institut Pertanian Bogor, Indonesia Dr. Ir. Sumarwoto P. S., M. P.

Teknologi Benih dan Produksi Tanaman, Universitas Pembangunan Nasional, Indonesia

(4)
(5)

ISSN (P) : 1693-7147 ISSN (E) : 2527-8665

JURNAL PEMULIAAN TANAMAN HUTAN Volume 13 No. 2, Desember 2019

1. FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) YANG BERASOSIASI DENGAN Durio zibethinus L. DI KABUPATEN MANOKWARI, PAPUA BARAT, INDONESIA

Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) associated with Durio zibethinus L. in Manokwari Regency, West Papua, Indonesia

Suharno, Verena Agustini, Rosye H.R. Tanjung dan Supeni Sufaati ... 61 – 69 2. KEMAMPUAN BERAKAR SETEK PUCUK DARI BEBERAPA KLON Pinus

merkusii KANDIDAT BOCOR GETAH

Rooting ability from shoot cutting of high resin yielder clones of Pinus merkusii

Gunawan Nugrahanto, Mochamad Naiem, Sapto Indrioko, Eny Faridah dan

Widiyatno ... 71 - 83 3. ASOSIASI VEGETASI TANAMAN RAMBATAN KETAK (Lygodium circinatum

(Burm.)Sw.) di KPHL RINJANI BARAT, PULAU LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

Vegetation association of host plants as climbing plant of Ketak (Lygodium circinatum (Burm.)Sw.) in KPHL Rinjani Barat, Lombok Island, West Nusa Tenggara

Endah Wahyuningsih, Eny Faridah, Budiadi dan Atus Syahbudin ... 85 - 94 4. PENGARUH PEMUPUKAN DAN PEMANGKASAN TANAMAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS DAUN MURBEI DI KOTA TOMOHON, SULAWESI UTARA

The effect of fertilization and trimming on the leaves productivity of mulberry in Tomohon City, North Sulawesi

Lis Nurrani, Supratman Tabba dan Andi Wildah ... 95 – 103 5. KANDUNGAN ANTINUTRISI, LOGAM BERAT DAN CEMARAN BIOLOGIS

TEPUNG BUAH Sonneratia spp DAN Rhizophora mucronata DARI POPULASI HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN KUPANG

Antinutrient, heavy metal and biological contaminant content from fruit fluor of Sonneratia spp and Rhizophora mucronata grown in population of mangrove forest in Kupang

Ermi E.Koeslulat dan Sigit B.Prabawa ... 105 – 116 6. PENGENDALIAN SERANGAN RAYAP TANAH PADA BEBAK GEWANG

MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET ALAMI EKSTRAK TUBA (Derris elliptica)

Control of soil termite attacks on the gewang midribs using a natural preservatives from tuba (Derris elliptica) extract

Sigit B. Prabawa, Ermi E.Koeslulat dan W O Muliastuty ... 117 - 122 7. PENGARUH POHON INDUK DAN BAHAN STEK TERHADAP

PERTUMBUHAN STEK CABANG POHON TIMOHO (Kleinhovia hospita L) Effect of mother trees and cuttings material on the growth of timoho (Kleinhovia hospita L.) stem cuttings

Lukman Hakim, Yuliah dan Hamdan Adma Adinugraha ... 123 – 130

(6)

Provision services of biodiversity on Kaliwu agroforest system

Gerson N. Njurumana ... 131 – 140

(7)

ISSN (P): 1693-7147 | ISSN (E): 2527-8665 Volume 13 No. 2, Desember 2019

Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh dicopy tanpa ijin dan biaya UDC/ODC 630*181.351

Suharno, Verena Agustini, Rosye H.R. Tanjung dan Supeni Sufaati

FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) YANG BERASOSIASI DENGAN Durio zibethinus DI KABUPATEN MANOKWARI, PAPUA BARAT, INDONESIA

Arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) associated with Durio zibethinus L. in Manokwari Regency, West Papua, Indonesia

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 61 – 69

Arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) is a symbiosis between fungi and plants. This association is mutualism, AMF contributes to increased plant growth while fungi obtain energy sources from plant assimilation. The purpose of this study was to determine the association of AMF with durian plants (Durio zibethinus) in Manokwari, West Papua. The survey was conducted in 10 villages located in 4 districts known as the center for producing durian.

Observation of the presence of AMF spores in the plant's rhizosphere was carried out by the wet sieving method. Furthermore, to find out the association between the two symbionts is done by observing AMF colonization in plant roots. The types of AMF found in the plant's rhizosphere are morphologically identified based on spore characteristics. The results showed that durian was associated with AMF. The percentage of AMF colonization ranged from 39.29 to 80.00%, while the number of spores was 112-336 spores per 100 grams of soil sample. Based on the spore morphological characteristics, AMF found is dominated by the genus Glomus, Scutellospora, and Acaulospora.

Keywords: symbiosis, mutualism, wet sieving method, spore

UDC/ODC 630*311

Gunawan Nugrahanto, Mohammad Naiem, Sapto Indrioko, Eny Faridah dan Widiyatno

KEMAMPUAN BERAKAR SETEK PUCUK DARI BEBERAPA TANAMAN INDUK Pinus merkusii KANDIDAT BOCOR GETAH

Rooting ability of Pinus merkusii with high resin yield from shoot cutting

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 71 – 83

This study aims to examine the rooting ability of 24 clones of Pinus merkusii with high resin yield. The explants were propagated by shoot cutting that produced callus. The variables of root cuttings ability were root percentage, cutting height growth, number and length of primary roots, number and length of secondary roots, root volume, root biomass, and shoot-root ratio. The study was carried out in a Completely Randomized Design with treatments of 14 clones from hedge orchard (called as pkp clone hereafter) and 10 clones from a progeny trial (called as ppt clone hereafter) with 4 treeplots and 4 replications. The results showed that clones' origin had caused differences in root percentage, length of primary roots, number and length of secondary roots, and shoot-root ratio (P value <0.05). Clones originated from hedge orchard were always significantly better. Almost all clones from hedge orchard have a good rooted ability (>70%).

Meanwhile, the clones from the progeny trial showed better height growth.

Keywords: vegetative propagation, origin of clones, productivity, hedge orchard, progeny trial

(8)

ASOSIASI VEGETASI TANAMAN

RAMBATAN KETAK (Lygodium circinatum (Burm.)Sw.) di KPHL RINJANI BARAT, PULAU LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

Vegetation association of host plants as climbing plant of Ketak (Lygodium circinatum (Burm.)Sw.) in KPHL Rinjani Barat, Lombok Island, West Nusa Tenggara

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 85 - 94

Ketak (Lygodium circinatum (Burm.) Sw. is a fern plant and its growth requires other plants as a host plant for climbing of tendrils to get light. Information of vegetation association of host plant is needed, due to it is considered to have an influence on growth and productivity. This data and information is important to develop a strategy of ketak for cultivation and conservation. This research was aimed to determine vegetation association of ketak host plant in its habitat. The study applied purposive systematic sampling by survey technique based on altitude i.e. 0- 249, 250-499 and 500-750 m asl. There are 10 of observation plot with dimension of 20 m x 20 m. In each plot, an analysis of vegetation association of ketak host plant to determine association between species, type of interaction and index of association between species of ketak host plant. The results showed that vegetation association of ketak host plants in each altitude classification which had a positive and strong association were 14 pairs species in altitude of 0-249 m asl, and 8 pairs species in altitude 250 – 499 m asl, and also in altitude 500 – 750 m asl had 15 pairs species. Altitude 500 - 750 m asl, shows the association of vegetation with the highest combination of species pairs.

Keywords: positive association, altitude

classification, species pairs combination, fern plant

PEMANGKASAN TANAMAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DAUN MURBEI DI KOTA TOMOHON, SULAWESI UTARA

The effect of fertilization and trimming on the productivity of mulberry leaves in Tomohon City, North Sulawesi

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 95 – 103

Mulberry is remain the only important feed determined the productivity of cocoons on silkworm cultivation. Development of hybrid mulberry that contain high nutrition is very important because their nutritional value is the most influences key factor toward the quality and quantity of cocoons and silk.

This study aimed to determine the effect of fertilization and trimming on the leaves productivity of three species of mulberry in a demonstration plot in Rurukan village, Tomohon city, North Sulawesi. This study used a completely randomized design with a factorial research design of three species of mulberry leaves (SULI 01, M.cathayana dan M.kanva) with three types of fertilizer (Taikam, Petroganik dan Kandang) to determine the effect of fertilizing. Two species of mulberry (M.cathayana dan M.kanva) with three different trimming heights (30 cm. 45 cm dan 60 cm from the ground) to determine the effect of trimming techniques. The source of mulberry genetic material comes from The Forest Productivity Research and Development Center in Bogor. The parameters measured include diameter growth, height and leaves production. The results showed that in general the fertilization aplication had no effect on leaves productivity in all species of mulberry tested.

Application of Taikam fertilizer and manure only affects the growth of diameter and height of mulberry plant. The trimming treatment has an influence on leaves productivity. The highest leaf production resulted by M.kanva (639.61 gr) on high trimming 45 cm, on the other side the highest leaf production of M.cathayana on high trimming 60 cm from the ground (482.40 gr).

Keywords: SULI 01, fertilizer, M.cathayana,

M.kanva, fertilizer, growth, leaves weight

(9)

KANDUNGAN ANTINUTRISI, LOGAM BERAT DAN CEMARAN BIOLOGIS TEPUNG BUAH Sonneratia spp DAN Rhizophora mucronata DARI POPULASI HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN KUPANG

Antinutrient, heavy metal and biological contaminant content of Sonneratia spp and Rhizophora mucronata fruit flour from mangrove population growth in Kupang District

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 105 – 116

Mangrove degradation tend to increase due to excessive human activity such as land conversion, wood extraction for construction and fuel wood and nonmetallic extraction. The utilization of fruit of mangroves-in certain limits- can be an alternative way to convert the destructive utilization into more environmentally friendly one. This study aims to determine three types of flour i.e Sonneratia spp fruit flesh flour (SFFF), Rhizophora mucronata fruit skin flour (RSFF) ; and Rhizophora fruit flesh flour (RFFF). Since the utilization of SFFF is more developed in community than RSFF and RFFF, the SFFF is examined more than the two next. The analysis was conducted at the Laboratory of Center for Agro-Based Industry and Laboratory of Study Center for Biopharmaca, Bogor Agricultural Institute. The examination of SFFF covered antinutrient content (tannin and cyanide acid (HCN)), heavy metal (Pb, Mn, Cu, Hg and As) and biological contaminants (total plate count, Escherichia coli, Bacillus cereus, Salmonella sp, mold and yeast). The examination of RSFF and RFFF covered only tannin as antinutrient and Pb, Mn, Cu, Hg and As as heavy metals. The results showed that SFFF met the SNI Standards for tannin, HCN, Hg, As, E.coli, B. cereus, Salmonella sp, molds and yeasts while the Cu and Mn did not. RSFF and RFFF met the standards for tannin, Hg and As, while Pb, Cu dan Mn content did not. These content may be reduced by increasing the soaking and boiling time.

Keywords: fruit of mangrove, tannin, HCN, Pb, boiling

Muliastuty

PENGENDALIAN SERANGAN RAYAP TANAH PADA BEBAK GEWANG MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET ALAMI EKSTRAK TUBA (Derris elliptica)

Control of soil termite attacks on the gewang midribs using a natural preservatives from tuba (Derris elliptica) extract

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2020, p. 117 – 122

People from East Nusa Tenggara generally use gewang midribs for walls and ceilings. However this midribs contains ingredients that can be attacked by organisms such as soil termites. To overcome this, preservation action is needed. Conventional preservatives commonly contain ingredients that are less environmentally friendly, expensive and not easily available. Therefore, it is necessary to find a natural preservative from the species more suitable for people. The purpose of this study was to obtain data about the effect of the concentration of natural preservatives from Tuba extract on the gewang midribs. Tuba extract was obtained through the maceration using methanol. Preservation was carried out by soaking the Gewang midribs samples in to tuba extract solution with the consentration (gr/liter) of 0 (control), 4, 9, 16, 25 and 36 for 24 hours at room temperature. The effectiveness of preservatives was done using soil termites test. The results showed that tuba extract had a very significant effect on decreasing the weight of the sample and increasing the quality of gewang midribs from class IV to II. It is recommended that preserving gewang midribs can use tuba extract with a concentration at least of 4 gr/liter of water.

Keywords: Derris elliptica, tuba extract, gewang midrib, preservation

(10)

PENGARUH POHON INDUK DAN BAHAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK CABANG TIMOHO (Kleinhovia hospita L) Effect of mother trees and cuttings material on the growth of Timoho (Kleinhovia hospita L.)

stemcuttings

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 123 – 130

Timoho (Kleinhovia hospita L) is a rare plant that has high economic and cultural value for the Javanese people, especially in Yogyakarta. Timoho wood has a beautiful pattern called pelet and is used as a raw material for keris sheath. In Yogyakarta, timoho trees are difficult to find, currently, so that plant propagation in a generative way also has difficulty due to scarcity of seeds. Therefore, it is necessary to conduct timoho propagation research through vegetative methods. The purpose of this study was to determine the origin of stem cuttings to the success of timoho stem cuttings. Stem cuttings come from three timoho trees in the Arboretum of the Center for Forest Biotechnology and Tree Improvement Yogyakarta. The research method used a factorial experimental design using 3 mother trees and 3 stem parts (base, middle and end). The parameters observed were percentage of shoots, number of shoots, length of shoots, and number of leaves. The results showed the percentage of live cuttings varied from 10.9-60.0%, number of shoots 1- 7 pieces, number of leaves 3-26 strands and length of shoots 2.00-17.7 cm. The mother tree has a significant effect on the percentage of sprouts and shoot length, while the cuttings material has a significant effect on the length of shoots at the cuttings measurements of the age of 2 months since planted in polybags.

Keywords: rare plant, propagation, vegetative methods, factorial design

SISTEM AGROFOREST KALIWU Provision services of biodiversity on Kaliwu agroforest system

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 131 – 140

Biodiversity plays a strategic role in the socio- economic system of a community, through the supply of essential services for humans and ecosystems.

Diverse services encourage people to manage the ecosystem of the environment. For instance, the Kaliwu agroforests are a multi-species dryland farm developed by the community on Sumba Island for various services providing such as food production.

However, data and information on food crop biodiversity in Kaliwu, and its contribution to food ingredients are not yet known. Therefore, this study aims to analyze the food plant biodiversity and its contribution to meeting household needs. Data were obtained through field observations, and interviews were conducted on 70 household units in Kaliwu, Central Sumba Regency. The data and information were descriptively-qualitatively analyzed. The result showed that the biodiversity of food source plants consists of 12 types of cassava groups and 46 types of fruit. Each farmer has several biodiversities composed of different food plants, determined by their decisions.

The variation in the contribution of food to per capita needs, such as cassava contributes 35-41%, while fruits range from 55-81%. Kaliwu plays a significant role in supporting biodiversity conservation and in meeting food needs. Therefore, the drive to empower Kaliwu as an alternative to building community-based food security is needed to provide added value.

Keywords: food, fruits, local communities

(11)

ISSN (P): 1693-7147 | ISSN (E): 2527-8665 Volume 13 No.2, Juni 2019

Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh dicopy tanpa ijin dan biaya UDC/ODC 630*181.351

Suharno, Verena Agustini, Rosye H.R. Tanjung dan Supeni Sufaati

FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) YANG BERASOSIASI DENGAN Durio zibethinus DI KABUPATEN MANOKWARI, PAPUA BARAT, INDONESIA

Arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) associated with Durio zibethinus L. in Manokwari Regency, West Papua, Indonesia

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 61 – 69

Fungi mikoriza arbuskula (FMA) merupakan simbiosis antara fungi dan tumbuhan. Asosiasi ini bersifat mutualisme, FMA berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan tanaman sedangkan fungi memperoleh sumber energi dari hasil asimilasi tumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asosiasi FMA dengan tanaman durian (Durio zibethinus) yang ada di Manokwari, Papua Barat. Survei dilakukan di 10 kampung yang terdapat di dalam 4 distrik yang dikenal sebagai pusat penghasil durian. Pengamatan keberadaan spora FMA di rizosfer tanaman dilakukan dengan metode wet sieving. Selanjutnya, untuk mengetahui asosiasi antara kedua simbion dilakukan dengan mengamati kolonisasi FMA di dalam akar tanaman. Jenis-jenis FMA yang ditemukan di rizosfer tanaman diidentifikasi secara morfologi berdasarkan atas ciri spora. Hasil penelitian menunjukkan bahwa durian berasosiasi dengan FMA. Persen kolonisasi FMA berkisar antara 39,29–80,00%, sedangkan jumlah spora antara 112–336 spora per 100 gram sampel tanah. Berdasarkan atas ciri morfologi spora, FMA yang ditemukan didominasi oleh genus Glomus, Scutellospora, dan Acaulospora..

Kata kunci: simbiosis, mutualisme, metode wet sieving, spora

UDC/ODC 630*311

Gunawan Nugrahanto, Mohammad Naiem, Sapto Indrioko, Eny Faridah dan Widiyatno

KEMAMPUAN BERAKAR SETEK PUCUK DARI BEBERAPA TANAMAN INDUK Pinus merkusii KANDIDAT BOCOR GETAH Rooting ability of Pinus merkusii with high resin yield from shoot cutting

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 71 - 83

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berakar dari 24 klon Pinus merkusii yang memiliki produksi getah tinggi.Teknik perbanyakan vegetatif dalam penelitian ini menggunakan teknik setek pucuk berkalus.

Pengamatan kemampuan berakar setek pucuk meliputi variabel persen berakar, pertambahan tinggi setek, jumlah dan panjang akar primer, jumlah dan panjang akar sekunder, volume akar, biomassa akar dan rasio pucuk-akar. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan berupa 14 tanaman induk kebun pangkas (selanjutnya disebut klon Pkp) dan 10 tanaman induk uji keturunan (selanjutnya disebut klon Ppt) dengan 4 treeplot dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan tanaman induk berpengaruh terhadap persen berakar, panjang akar primer, jumlah dan panjang akar sekunder, serta rasio pucuk-akar (P value < 0,05). Klon-klon yang berasal dari tanaman induk kebun pangkas selalu lebih baik secara signifikan. Hampir semua tanaman induk kebun pangkas mempunyai kemampuan berakar >70%.

Sementara itu, klon dari uji keturunan menunjukkan pertambahan tinggi yang lebih baik.

Kata kunci: perbanyakan vegetatif, asal klon, produktivitas, kebun pangkas, uji keturunan

(12)

ASOSIASI VEGETASI TANAMAN

RAMBATAN KETAK (Lygodium circinatum (Burm.)Sw.) di KPHL RINJANI BARAT, PULAU LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

Vegetation association of host plants as climbing plant of Ketak (Lygodium circinatum (Burm.)Sw.) in KPHL Rinjani Barat, Lombok Island, West Nusa Tenggara

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 85 - 94

Ketak (Lygodium circinatum (Burm.) Sw. merupakan tumbuhan paku yang selama pertumbuhannya memerlukan tanaman lain sebagai rambatan bagi sulurnya untuk mendapatkan cahaya. Informasi tentang asosiasi vegetasi jenis tanaman rambatan ketak diperlukan, karena diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas ketak. Data dan informasi tersebut diperlukan untuk menyusun strategi pengembangan budidaya dan konservasi jenis ketak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui asosiasi vegetasi tanaman rambatan ketak pada habitatnya.

Metode penelitian menggunakan pendekatan purposive systematic sampling dengan teknik survei.

Sampling didasarkan pada klasifikasi ketinggian tempat, yaitu: 0-249, 250-499 dan 500-750 m dpl.

Pada masing-masing ketinggian dibuat 10 petak ukur berukuran 20 m x 20 m. Pada setiap petak ukur dilakukan analisis asosiasi vegetasi tanaman rambatan ketak untuk mengetahui asosiasi antar spesies, tipe interaksi dan indeks asosiasi antar spesies tanaman rambatan ketak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asosiasi vegetasi tanaman rambatan ketak pada setiap klasifikasi ketinggian tempat yang memiliki asosiasi positif dan asosiasi kuat terdapat 14 kombinasi jenis pasangan pada ketinggian 0 – 249 m dpl, dan terdapat 8 kombinasi jenis pasangan pada ketinggian 250 – 499 m dpl, serta 15 kombinasi jenis pasangan pada ketinggian 500 – 750 m dpl. Ketinggian 500 – 750 m dpl, menunjukkan asosiasi vegetasi dengan kombinasi jenis pasangan tertinggi.

Kata kunci : asosiasi positif, klasifikasi ketinggian, kombinasi jenis pasangan, tumbuhan paku

PEMANGKASAN TANAMAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DAUN MURBEI DI KOTA TOMOHON, SULAWESI UTARA

The effect of fertilization and trimming on the productivity of mulberry leaves in Tomohon City, North Sulawesi

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 95 – 103

Hingga saat ini murbei masih menjadi satu-satunya pakan penting yang menentukan produktivitas kokon dalam budidaya serikultur ulat sutera. Pengembangan murbei unggul, khususnya jenis hibrid, yang mengandung nutrisi tinggi sangat penting dilakukan mengingat nilai gizi murbei merupakan faktor kunci yang paling berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas kokon dan benang sutera. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemupukan dan pemangkasan terhadap produktivitas daun tiga jenis murbei di demplot kebun uji coba di Kelurahan Rurukan, Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan desain penelitian faktorial dari tiga jenis daun murbei (SULI 01, M.cathayana dan M.kanva) dengan tiga jenis pupuk (Taikam, Petroganik dan Kandang) untuk mengetahui pengaruh pemupukan. Dua jenis daun murbei (M.cathayana dan M.kanva) dengan 3 tinggi pangkasan yang berbeda (30 cm. 45 cm dan 60 cm dari permukaan tanah) untuk mengetahui pengaruh teknik pemangkasan. Sumber materi genetik murbei berasal dari Pusat Litbang Produktivitas Hutan Bogor. Parameter yang diukur meliputi pertumbuhan diameter, tinggi tanaman, dan produksi daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum perlakuan pemupukan tidak memberikan pengaruh terhadap produktivitas daun pada semua jenis murbei yang diuji. Aplikasi pupuk Taikam dan kandang hanya mempengaruhi pertumbuhan diameter dan tinggi tanaman murbei. Perlakuan pemangkasan tanaman memberikan pengaruh terhadap produksi daun. Bobot daun tertinggi sebesar 639,61 gram dihasilkan jenis M.kanva pada tinggi pangkasan 45 cm, sedangkan M.cathayana menghasilkan bobot daun paling tinggi sebesar 482,40 gram pada pangkasan 60 cm dari permukaan tanah.

Kata kunci: SULI 01, M.cathayana, M.kanva, pupuk, pertumbuhan, bobot daun

(13)

KANDUNGAN ANTINUTRISI, LOGAM BERAT DAN CEMARAN BIOLOGIS TEPUNG BUAH Sonneratia spp DAN Rhizophora mucronata DARI POPULASI HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN KUPANG

Antinutrient, heavy metal and biological contaminant content of Sonneratia spp and Rhizophora mucronata fruit flour from mangrove population growth in Kupang District

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 105 – 116

Degradasi mangrove cenderung meningkat akibat aktivitas manusia yang berlebihan seperti konversi lahan, ekstraksi kayu untuk konstruksi dan kayu bakar dan kegiatan tambang non logam. Pemanfaatan buah mangrove dalam batas tertentu dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengubah pemanfaatan yang merusak menjadi lebih ramah lingkungan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tiga jenis tepung yaitu tepung daging buah Sonneratia spp (SFFF), tepung kulit buah Rhizophora mucronata (RSFF); dan tepung daging buah Rhizophora (RFFF).

Karena pemanfaatan SFFF lebih berkembang di masyarakat daripada RSFF dan RFFF, SFFF diteliti lebih dari dua berikutnya. Analisis dilakukan di Laboratorium Balai Besar Industri Agro dan Laboratorium Balai Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor. Pemeriksaan SFFF meliputi kandungan antinutrien (tanin dan asam sianida (HCN)), logam berat (Pb, Mn, Cu, Hg dan As) dan kontaminan mikroba (angka lempeng total, Escherichia coli, Bacillus cereus, Salmonella sp, kapang dan ragi). Pemeriksaan RSFF dan RFFF hanya mencakup tanin sebagai antinutrien dan Pb, Mn, Cu, Hg dan As sebagai logam berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SFFF memenuhi Standar SNI untuk tannin, HCN, Hg, As, E.coli, B.

cereus, Salmonella sp, kapang dan khamir sedangkan Cu dan Mn tidak. RSFF dan RFFF memenuhi standar tannin, Hg dan As, sedangkan kandungan Pb, Cu dan Mn tidak. Kandungan yang melebihi ini diduga dapat dikurangi dengan meningkatkan waktu perendaman dan perebusan.

Kata kunci: buah mangrove, tanin, HCN, Pb, perebusan

Muliastuty

PENGENDALIAN SERANGAN RAYAP TANAH PADA BEBAK GEWANG MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET ALAMI EKSTRAK TUBA (Derris elliptica)

Control of soil termite attacks on the gewang midribs using a natural preservatives from tuba (Derris elliptica) extract

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2020, p. 117 – 122

Masyarakat Nusa Tenggara Timur umumnya menggunakan bebak gewang untuk dinding dan plafon. Bebak ini mengandung bahan yang disukai oleh organisme seperti rayap tanah. Untuk mengatasi hal ini diperlukan tindakan pengawetan. Pengawetan konvensional umumnya mengandung bahan yang kurang ramah terhadap lingkungan, mahal dan tidak mudah diperoleh. Karena itu perlu mencari pengawet alami dari jenis tanaman yang sesuai untuk digunakan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai pengaruh konsentrasi pengawet alami dari ekstrak tumbuhan Tuba (Derris elliptica) yang diaplikasikan pada bebak gewang. Ekstrak tuba diperoleh melalui proses ekstraksi menggunakan methanol. Pengawetan dilakukan dengan merendamkan bebak gewang dalam larutan ekstrak tuba dengan konsentrasi (gr/liter) berturut-turut sebesar: 0 (kontrol), 4, 9, 16, 25 dan 36 selama 24 jam pada suhu ruang.

Keefektifan dari pengawet diuji dengan menggunakan uji rayap tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tuba berpengaruh nyata terhadap penurunan bobot contoh uji dan terhadap peningkatan kualitas bebak gewang yang diawetkan dari klas kualitas IV meningkat menjadi klas kualitas II. Direkomendasikan untuk mengawetkan bebak gewang dapat digunakan ekstrak tuba dengan konsentrasi minimal 4 gr/liter air.

Kata kunci: Derris elliptica, ekstrak tuba, pelepah gewang, konsentrasi pengawet

(14)

PENGARUH POHON INDUK DAN BAHAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK CABANG TIMOHO (Kleinhovia hospita L) Effect of mother trees and cuttings material on the growth of Timoho (Kleinhovia hospita L.)

stemcuttings

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 123 – 130

Timoho (Kleinhovia hospita L) adalah jenis tanaman langka yang memiliki nilai ekonomi dan budaya yang tinggi bagi masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta.

Kayu timoho memiliki corak indah yang disebut pelet dan digunakan sebagai bahan baku sarung keris. Saat ini di Yogyakarta, pohon timoho semakin sulit dijumpai, sehingga perbanyakan tanaman secara generatif mengalami kendala kelangkaan benih. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian perbanyakan pohon timoho secara vegetatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pohon induk dan asal bahan stek terhadap pertumbuhan stek cabang timoho. Materi stek cabang dikoleksi dari tiga pohon induk timoho yang tumbuh di arboretum Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan meliputi tiga tipe bagian cabang asal bahan stek, yaitu pangkal, tengah dan ujung. Metode penelitian menggunakan rancangan percobaan faktorial dengan menggunakan 3 pohon induk dan 3 taraf bagian cabang (pangkal, tengah, dan ujung). Parameter yang diamati adalah persentase hidup stek, jumlah tunas, panjang tunas, dan jumlah daun. Hasil penelitian menunjukkan persentase hidup stek bervariasi antara 10,9-60,0%, jumlah tunas 1-7 buah, jumlah daun 3-26 helai dan panjang tunas 2,0- 17,7 cm. Pohon induk berpengaruh nyata terhadap persentase bertunas dan panjang tunas, sedangkan tipe asal bahan stek berpengaruh nyata pada panjang tunas pada pengukuran stek umur 2 bulan sejak ditanam di polibag.

Kata kunci: tanaman langka, perbanyakan, metode vegetatif, rancangan faktorial

SISTEM AGROFOREST KALIWU Provision services of biodiversity on Kaliwu agroforest system

J. Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019, p. 131 – 140

Biodiversitas berperan strategis secara sosial- ekonomi melalui jasa penyediaan untuk manusia dan ekosistemnya. Jasa penyediaan yang beranekaragam mendorong manusia melakukan pengelolaannya pada lingkungan binaan seperti agroforest Kaliwu. Kaliwu merupakan usahatani lahan kering berbasis multi- spesies yang dikembangkan masyarakat di pulau Sumba untuk aneka jasa penyediaan, salah satunya pangan. Data dan informasi biodiversitas tanaman pangan pada Kaliwu, dan kontribusinya terhadap pemenuhan bahan pangan di masyarakat belum diketahui. Pemahaman biodiversitas tanaman pangan pada Kaliwu dan kontribusinya terhadap pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga diperlukan.

Observasi lapangan dan wawancara dilakukan terhadap 70 unit rumah tangga pengelola Kaliwu di Kabupaten Sumba Tengah. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Hasil analisis menunjukkan biodiversitas tanaman sumber bahan pangan pada Kaliwu bervariasi, terdiri dari 12 jenis kelompok ubi-ubian, dan 46 jenis kelompok buah-buahan. Setiap petani memiliki jumlah biodiversitas jenis tanaman pangan yang berbeda, ditentukan pilihan dan keputusan petani dalam pengembangannya. Keputusan tersebut mempengaruhi terjadinya variasi kontribusi bahan pangan ubi-ubian berkisar 35-41%, dan buah-buahan berkisar 55-81% terhadap kebutuhan perkapita.

Merujuk pada variasi spesies dan nilai kontribusinya, Kaliwu memiliki peran signifikan mendukung konservasi biodiversitas dan pemenuhan kebutuhan bahan pangan. Dorongan melakukan pemberdayaan potensi Kaliwu sebagai salah satu alternatif membangun ketahanan pangan berbasis masyarakat diperlukan. Hal ini untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kemandirian serta ketahanan pangan di masyarakat.

Kata kunci: makanan, buah, komunitas lokal

(15)

Dewan Redaksi Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. Mohammad Na'iem, M. Agr. Sc. (Pemuliaan Tanaman Hutan, UGM) 2. Prof. Dr. Ir. Budi Leksono, MP (Pemuliaan Tanaman Hutan, BBPPBPTH) 3. Dr. Ir. Taryono, M. Sc. (Bioteknologi Tanaman, UGM)

4. Dr. Ir. Anto Rimbawanto, M.Agr (Genetika Molekuler, BBPPBPTH) 5. Dr. Ir. Arif Nirsatmanto, M.Sc (Pemuliaan Tanaman Hutan, BBPPBPTH)

Selaku mitra bebestari (Peer reviewers) atas telaah dan saran terhadap isi naskah yang dimuat pada Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Volume 13 No. 2, Desember 2019.

(16)
(17)

FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) YANG BERASOSIASI DENGAN Durio zibethinus DI KABUPATEN MANOKWARI, PAPUA BARAT, INDONESIA Arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) associated with Durio zibethinus L. in Manokwari

Regency, West Papua, Indonesia

Suharno¹, Verena Agustini², Rosye H.R. Tanjung² dan Supeni Sufaati²

¹Kontributor Utama ¹˒²Universitas Cenderawasih, Jayapura Jl. Kamp Wolker, Perumnas 3 Waena, Jayapura, Papua, Indonesia

email penulis korespondensi: harn774@yahoo.com

Tanggal diterima: 14 Agustus 2019, Tanggal direvisi:16 Agustus 2019, Disetujui terbit: 21 November 2019

ABSTRACT

Arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) is a symbiosis between fungi and plants. This association is mutualism, AMF contributes to increased plant growth while fungi obtain energy sources from plant assimilation. The purpose of this study was to determine the association of AMF with durian plants (Durio zibethinus) in Manokwari, West Papua. The survey was conducted in 10 villages located in 4 districts known as the center for producing durian. Observation of the presence of AMF spores in the plant's rhizosphere was carried out by the wet sieving method. Furthermore, to find out the association between the two symbionts is done by observing AMF colonization in plant roots. The types of AMF found in the plant's rhizosphere are morphologically identified based on spore characteristics. The results showed that durian was associated with AMF. The percentage of AMF colonization ranged from 39.29 to 80.00%, while the number of spores was 112-336 spores per 100 grams of soil sample. Based on the spore morphological characteristics, AMF found is dominated by the genus Glomus, Scutellospora, and Acaulospora.

Keywords: symbiosis, mutualism, wet sieving method, spore

ABSTRAK

Fungi mikoriza arbuskula (FMA) merupakan simbiosis antara fungi dan tumbuhan. Asosiasi ini bersifat mutualisme, FMA berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan tanaman sedangkan fungi memperoleh sumber energi dari hasil asimilasi tumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asosiasi FMA dengan tanaman durian (Durio zibethinus) yang ada di Manokwari, Papua Barat. Survei dilakukan di 10 kampung yang terdapat di dalam 4 distrik yang dikenal sebagai pusat penghasil durian. Pengamatan keberadaan spora FMA di rizosfer tanaman dilakukan dengan metode wet sieving. Selanjutnya, untuk mengetahui asosiasi antara kedua simbion dilakukan dengan mengamati kolonisasi FMA di dalam akar tanaman. Jenis-jenis FMA yang ditemukan di rizosfer tanaman diidentifikasi secara morfologi berdasarkan atas ciri spora. Hasil penelitian menunjukkan bahwa durian berasosiasi dengan FMA. Persen kolonisasi FMA berkisar antara 39,29–80,00%, sedangkan jumlah spora antara 112–336 spora per 100 gram sampel tanah. Berdasarkan atas ciri morfologi spora, FMA yang ditemukan didominasi oleh genus Glomus, Scutellospora, dan Acaulospora.

Kata kunci: simbiosis, mutualisme, metode wet sieving, spora

I. PENDAHULUAN

Durian (Durio zibethinus L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang dimanfaatkan buahnya oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber pangan. Tumbuhan ini endemik di kawasan Asia Tenggara (Orwa, Mutua, Kindt, Jamnadass, & Anthony, 2009; Teh et al., 2017).

Penyebarannya sangat luas, selain di Indonesia banyak ditemukan di Thailand, Myanmar, India dan Pakistan. Di Indonesia, durian merupakan salah satu buah komoditas ekspor karena

mempunyai nilai ekonomi tinggi dan selalu meningkat dari tahun ke tahun (Ruwaida, Supriyadi, & Parjanto, 2009). Tanaman ini dapat tumbuh baik pada ketinggian 300-800 m dpl, suhu rata-rata tahunan 22oC, rata-rata curah hujan tahunan sekitar 1500-2000 mm (Brown, 1997; Oehl, Sieverding, Palenzuela, Ineichen, &

da Silva, 2011). Secara fisiologi, tumbuhan mampu tumbuh dan berkembang dengan lebih baik apabila dapat berasosiasi dengan organisme lain melalui simbiosis mutualisme. Salah satu

(18)

diantara bentuk simbiosis ini adalah fungi mikoriza arbuskula (FMA). FMA merupakan salah satu kelompok mikoriza yang tergolong terbesar anggota dan simbiosisnya pada sebagian besar kelompok tumbuhan vaskular (Smith & Read, 2008; Suharno, Sufaati, Agustini, & Tanjung, 2018; Wang & Shi, 2008).

Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis yang bersifat mutualistis (saling menguntungkan) antara fungi dan tanaman yang terkolonisasi mikoriza. Asosiasi ini melibatkan akar tumbuhan dengan kelompok fungi yang tergolong dalam filum baru yakni Glomeromycota (Schubler, Schwarzott, &

Walker, 2001). Simbiosis ini berperan penting dalam siklus hara dan serapannya oleh akar tanaman (Smith & Read, 2008; Souza, 2015).

Mikoriza mempunyai kemampuan untuk berasosiasi dengan 80-90% jenis tanaman (pertanian, kehutanan dan perkebunan) termasuk tumbuhan alami (Giovannetti, Avio, Fortuna, Pallegrino, Sbrana, & Strani, 2006;

Siddiqui & Pichtel, 2008; Suharno, Kasiamdari, Soetarto, & Sancayaningsih, 2016), tumbuhan halofit, hidrofit, dan xerofit (Khan, 2005) dan membantu dalam meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara (terutama fosfor) pada beberapa lahan marginal (Mahmoudi, Cruz, Mahdhi, Mars, & Caeiro, 2019; Smith & Read, 2008; Suharno, Soetarto, Sancayaningsih, &

Kasiamdari, 2017). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asosiasi FMA pada tumbuhan durian (Durio zibethinus) di Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Keberadaan dan keragaman jenis FMA ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pembenihan tanaman durian sehingga mampu meningkatkan kualitas bibit.

II. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Pengambilan sampel dilakukan di 4 (empat) distrik, yakni di Distrik Manokwari Utara, Warmare, Prafi

Mulya, dan Masni. Keempat lokasi tersebut dipilih karena saat ini populasi durian terbesar di Kabupaten Manokwari (Gambar 1; Tabel 1).

Pengambilan sampel lapangan dilakukan pada bulan April 2018, sedangkan aktivitas di laboratorium dikerjakan pada bulan Juni–Juli 2019.

Untuk mengetahui asosiasi FMA pada tumbuhan durian, dilakuan dengan cara mengamati keberadaan infeksi atau kolonisasi pada sistem perakaran tumbuhan. Keberadaan keragaman FMA dapat dilakukan dengan ekstraksi spora di rizosfer tanaman. Kedua parameter ini merupakan standar yang harus dilakukan untuk pengamatan keberadaan FMA pada rizosfer tanaman (Brundrett, Bougher, Dell, Grove, & Malajczuk, 1996; Vierheilig, Schweiger, & Brundrett, 2005).

B. Pengamatan kolonisaasi FMA

Kolonisasi FMA dapat dilakukan dengan cara mengamati akar tanaman durian.

Keberadaan FMA nampak jika ditemukan karakteristik kolonisasi FMA pada sistem perakaran tanaman, yakni hifa intraradikal, hifa ekstraradikal, vesikula, arbuskula, dan spora intraradikal (Brundrett, Bougher, Dell, Grove, &

Malajczuk, 1996; Suharno Sufaati, Agustini, &

Tanjung, 2018). Akar tanaman dibersihkan dengan bantuan air mengalir, kemudian difiksasi dengan larutan FAA selama 2 jam.

Akar dicuci dengan air dan selanjutnya direndam pada larutan KOH 10% selama 24 jam. Apabila sudah dibersihkan kembali dengan air, selanjutnya direndam dengan larutan HCl 1% selama 24 jam. Pembersihan dilakukan kembali dengan bantuan air, dan langkah selanjutnya adalah pewarnaan. Pewarnaan dilakukan menggunakan larutan tryphane blue (0,05% dalam larutan laktogliserol) selama 24 jam (Vierheilig Schweiger, & Brundrett, 2005).

Perhitungan persentase kolonisasi FMA dilakukan dengan metode slide (Kormanik &

McGraw, 1984; Brundrett, Bougher, Dell, Grove, & Malajczuk, 1996; Sun & Tang, 2012).

(19)

Gambar 1. Lokasi penelitian di Kabupaten Manokwari, Papua Barat C. Ekstraksi dan Identifikasi Jenis FMA

Untuk mengetahui keberadaan FMA dapat pula dilakukan dengan mengisolasi spora dari rizosfer tanaman. Sebanyak 1,5 kg tanah dari rizosfer tanaman durian diambil dan dilakukan homogenisasi. Tanah dapat diambil dari rizosfer individu tanaman yang sama dan dilakukan komposit dan digunakan untuk ekstraksi spora (Suharno, Sufaati, Agustini, &

Tanjung, 2018).

Sebanyak 1 kg tanah digunakan untuk analisis karakteristik fisika-kimia tanah, sedangkan sebagian lagi digunakan untuk ekstraksi spora. Ekstraksi spora FMA dilakukan dengan metode wet sieving menggunakan teknik sentrifugasi sukrosa (Vierheilig, Schweiger, &

Brundrett, 2005). Sebanyak 100 gram sampel tanah disaring menggunakan penyaring bertingkat berukuran 250 μm, 100 μm, dan 30 μm. Untuk memisahkan spora dengan material lain dilakukan sentrifugasi pada kecepatan 2.500 rpm selama 10 menit dengan penambahan sukrosa.

Pengamatan spora dapat dilakukan dengan bantuan mikroskop, dan dilakukan

pemisahan terhadap spora yang memiliki karakteristik sama. Karakteristik spora yang diamati antara lain adalah bentuk spora, warna spora, karakteristik lekatan hifa pada spora, dinding spora, dan reaksi spora terhadap larutan Melzer’s. Karakter tersebut mengacu pada standar yang dilakukan oleh Schenck dan Perez (1990) dan Brundrett, Bougher, Dell, Grove, &

Malajczuk (1996).

D. Analisis Data

Sampel tanah dianalisis sifat fisika-kimia tanah di Laboratorium Tanah, SEAMEO- Biotrop, Bogor. Data hasil pengamatan dilakukan secara kualitatif. Data ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keberadaan FMA di rizosfer tanaman

durian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman durian berasosiasi dengan FMA. Hal ini diketahui dari hasil pengamatan ditemukan FMA di rizosfer tanaman.

(20)

Tabel 1. Lokasi penelitian dan kondisi lingkungan No Kecamatan

(distrik)

Kampung (kode sampel)

Titik koordinat Ketinggian (m asl)

Suhu (oC) 1. Manokwari Utara Amban

(AMB-01.DZ)

S: 00o59’19.0”

E: 133o58’42.3”

68 29

2. Warmare Gueintuy

(GUE-01.DZ)

S: 00o59’19.0”

E: 133o58’42.3”

201 30

Warmare 1 (WAR-01.DZ)

S: 00o59’19.0”

E: 133o58’42.3”

199 30

Dindey (DIN-01.DZ)

S: 00o58’29.3”

E: 133o56’39.1”

138 26

Subsay (SUB-01.DZ)

S: 00o57’48.3”

E: 133o53’41.7”

181 28

3. Prafi Prafi Mulya

(MUL-01.DZ)

S: 00o54’00.4”

E: 133o53’42.8”

109 30

Desay (DES-01.DZ)

S: 00o54’22.5”

E: 133o53’02.9”

104 28

Udapi Hilir (UDA-01.DZ)

S: 00o53’31.6”

E: 133o50’20.0”

80 30

Aimasi (AIM-01.DZ)

S: 00o52’34.2”

E: 133o49’06.9”

90 29

4. Masni Macuan

(MAC-01.DZ)

S: 00o51’44.2”

E: 133o47’05.4”

57 31

Asosiasi ini didukung adanya struktur FMA yang terbentuk di dalam akar tanaman durian (D. zibethinus). Spora ditemukan dengan

jumlah beragam di Kabupaten Manokwari, khususnya di kawasan dominan ditemukan tanaman durian.

Tabel 2. Jumlah spora FMA pada rizosfer tumbuhan durian (D. zibethinus)

No Kode sampel Jumlah spora

(100 g sampel tanah)

1. AIM-01.DZ 336

2. AMB-01.DZ 221

3. DES-01.DZ 117

4. DIN-01.DZ 238

5. GUE-01.DZ 248

6. MAC-02.DZ 210

7. MUL-02.DZ 272

8. SUB-01.DZ 280

9. UDA-01.DZ 264

10. WAR-01.DZ 112

Jumlah 2298

Rerata 229,8

Hasil pengamatan setiap 100 gram sampel tanah yang diamati, ditemukan berkisar antara 112–336, dengan rata–rata 229,8 spora (Tabel 2). Jumlah terendah berasal dari sampel yang diambil di Kampung Warmare I

(WAR-01.DZ) yakni 112, sedangkan spora terbanyak berasal dari Kampung Aimasi (AIM-01.DZ), yakni 336 spora per 100 g sampel tanah.

Gambar

Gambar 1. Lokasi penelitian di Kabupaten Manokwari, Papua Barat  C.  Ekstraksi dan Identifikasi Jenis FMA
Tabel 1. Lokasi penelitian dan kondisi lingkungan  No  Kecamatan
Gambar 1. Sumber tanaman setek pucuk dari tanaman (A) kebun pangkas dan (B) uji keturunan  Perlakuan yang diujikan dalam penelitian
Gambar 2. Tahapan pembuatan setek pucuk berkalus  a)  Pemilihan bahan setek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memasukkan Faktor 1, Faktor 2, dan Faktor 3 sebagai variabel independen dan memasukkan variabel kejahatan yang dilaporkan di tiap propinsi sebagai variabel dependen

Usaha penggilingan daging di Kabupaten Seruyan berada pada kuadran pertama yaitu memiliki sejumlah kekuatan yang besar dan peluang-peluang besar impresif yang

Beliau mengatakan sendiri kepada saya, ‘Ketika saya ingin mengajukan satu pertanyaan yang dapat mempermalukan Maulwi Muhammad Husain Sahib, Hadhrat Masih Mau’ud as

Dalam menangani setiap pekerjaan perancangan baik itu proyek yang besar ataupun kecil, sederhana maupun kompleks, hal pertama yang harus dilakukan adalah

Pengaruh pemupukan P sangat dipengaruhi oleh inokulasi FMA, terlihat bahwa perlakuan pemupukan pada tanaman yang diinokulasi FMA menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding

Didalam kehidupan bermasyarakat yang heterogen memang tidak mudah untuk menerapkan antara dimana kebebasan berekspresi seorang jurnalis dituntut untuk mencari

1) Pengujian Hipotesis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Akuntabilitas Keuangan. Nilai signifikan variabel Sistem Akuntansi Daerah sebesar

Pada butir 4.1 dijelaskan mengenai gaya pemotongan yang terjadi dan pada butir 4.3 dijelaskan mengenai analisis 'metoda elemen hingga' dengan menggunakan NISA. 4.1