• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA KEBENCANAAN GEOLOGI JULI DESEMBER 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BERITA KEBENCANAAN GEOLOGI JULI DESEMBER 2020"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA KEBENCANAAN GEOLOGI JULI – DESEMBER 2020

Annisa Prastanti 1, Merry C. Natalia 1 , Yukni Arifianti 1

1 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Pendahuluan

Bagian dari zona Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang rawan akan bencana letusan gunung api, gempa bumi dan tsunami, serta zona rentan terjadinya gerakan tanah. Beberapa potensi kebencanaan tersebut dapat bersifat merusak dan menimbulkan kerugian bagi manusia, baik berupa harta maupun jiwa. Namun kondisi geografis ini juga menyebabkan Indonesia memiliki tanah yang subur, keanekaragaman hayati, serta memiliki potensi energi tenaga panas bumi yang besar.

Salah satu tugas utama dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di bawah Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) yaitu melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi sehingga kerugian baik materil maupun korban jiwa dapat diminimalisir.

Pada periode bulan Juli – Desember 2020 terdapat 6 gunungapi yang mengalami erupsi, tercatat 3898 gempa bumi baik yang terasa ataupun tidak dengan magnitudo berkisar antara 1.2 – 7.1. Kejadian gerakan tanah merupakan perulangan dan terjadi setiap musim hujan.

Periode Juli - Desember merupakan musim penghujan yang memiliki curah hujan yang tinggi, pada periode ini tercatat 517 kejadian gerakan tanah di Indonesia yang mengakibatkan 156 korban jiwa, 138 orang terluka dan ribuan rumah dan bangunan rusak. Berita kebencanaan geologi ini memberikan ringkasan dan tinjauan terkait kejadian bencana geologi di Indonesia dalam periode bulan Juli – Desember pada tahun 2020.

Gunungapi

Pada bulan Juli - Desember 2020 terdapat 4 (empat) gunungapi dengan tingkat aktivitas Level III (SIAGA), yaitu Gunung Ili Lewotolok, Gunung Karangetang, Gunung Merapi, serta Gunung Sinabung. Selain itu 16 (enam belas) gunungapi berada pada tingkat aktivitas Level II (WASPADA), yaitu Gunung Agung, Gunung Anak Krakatau, Gunung Banda Api, Gunung Bromo, Gunung Dukono, Gunung Gamalama, Gunung Gamkonora, Gunung Ibu, Gunung Kerinci, Gunung Lokon, Gunung Merapi, Gunung Rinjani, Gunung Rokatenda, Gunung Sangeangapi, Gunung Semeru, dan Gunung Soputan. Beberapa gunungapi diantaranya mengalami erupsi, yaitu Gunung Dukono, Gunung Ibu, Gunung Ili Lewotolok, Gunung Raung, Gunung Semeru, serta Gunung Sinabung.

Gunung Dukono, Maluku Utara

Sepanjang periode bulan Juli hingga Desember 2020, Gempa Letusan di Gunung Dukono mencapai 143 kali dengan Amplitudo maksimum mencapai 34 mm dengan durasi waktu maksimum mencapai 82,22 detik. Tinggi kolom abu Gunung Dukono berkisar antara 50 – 900 meter dengan dominasi asap berwarna putih hingga kelabu. Dominasi gempa di Gunung Dukono pada periode ini adalah Gempa Tektonik Jauh yang mencapai 291 kali dengan Amplitudo maksimum 34 mm dan durasi waktu mencapai 239,86 detik. VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 25 Desember 2020, pukul 17:00:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 1729 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak.

(2)

Gambar 1. Erupsi Gunung Dukono tanggal 3 Juli 2020 (Sumber : Magma Indonesia, PVMBG)

Gunung Ibu, Maluku Utara

Pada periode bulan Juli hingga Desember 2020, Gunung Ibu tercatat mengalami gempa Letusan sebanyak 13.491 kali dengan amplitudo maksimum 35 mm dengan durasi waktu maksimum 85 detik. Setiap hari Gunung Ibu mengalami erupsi, baik yang terlihat secara visual maupun yang terekam oleh seismograf dengan jumlah erupsi maksimum sebanyak 111 kejadian/hari. Selain gempa Letusan, Gunung Ibu juga tercatat banyak mengalami Gempa Hembusan yang mencapai 12.700 kali dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi waktu mencapai 180 detik. Pada akhir periode, gempa Hembusan mulai menurun dan gempa Guguran mulai mendominasi dengan jumlah kegempaan maksimum yang terekam sebanyak 253 kejadian/hari. VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 19 Desember 2020, pukul 18:32:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 1725 m di atas permukaan laut atau sekitar 400 m di atas puncak. Rekomendasi jarak aman yang dikeluarkan oleh PVMBG untuk masyarakat sekitar Gunung Ibu dan juga untuk pengunjung/wisatawan adalah 2 km dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah

Gambar 2. Erupsi Gunung Ibu tanggal 29 Agustus 2020 (Sumber : Magma Indonesia, PVMBG)

Gunung Ili Lewotolok, Nusa Tenggara Timur

Seismometer Pos Pengamatan G. Ili Lewotolok merekam gempa tremor tidak menerus pada tanggal 26 November 2020 sekitar jam 19.43 WITA dan kemudian pada tanggal 27 November 2020 pukul 05:57 WITA terjadi erupsi dengan kolom abu berwarna kelabu hingga hitam tinggi 500 m di atas puncak (± 1.923 m di atas permukaan laut) dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Hingga bulan Desember 2020 telah terekam erupsi sebanyak 957 kali dengan amplitudo maksimum sebesar 35 mm dan durasi waktu 600 detik. VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 29 November 2020, pukul 10:00:00 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 5423 m di atas permukaan laut atau sekitar 400 m di atas puncak. Hingga saat ini aktivitas G. Ili Lewotolok masih berfluktuasi dan belum menunjukkan adanya penurunan.

(3)

Gambar 3. Erupsi Gunung Ili Lewotolok tanggal 29 November 2020. (Sumber : Magma Indonesia, PVMBG)

Gunung Raung, Jawa Timur

Gempa Hembusan Gunung Raung mulai mengalami peningkatan pada tanggal 16 Juli 2020 yang kemudian diikuti oleh kemunculan gempa Tremor dan Letusan yang disertai dengan perubahan tinggi dan warna kolom hembusan gas/abu. Sejak tanggal 17 Juli 2020 tingkat aktivitas Gunung Raung dinaikkan menjadi Level II (Waspada). Pada periode Juli hingga Desember 2020 terekam 648 kali erupsi dengan amplitudo maksimum 21 mm dengan durasi maksimum 370 detik. Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 2 Oktober 2020 sebanyak 9 kali erupsi dengan amplitudo 4 - 11 mm dan lama gempa 48 – 70 detik. Kolom abu teramati berwarna kelabu tinggi 200 m. Sejak saat itu kegempaan secara berangsur menurun dan pada tanggal 27 November 2020 pukul 09.00 WIB tingkat aktivitas Gunung Raung diturunkan menjadi Level I (Normal). VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 16 Juli 2020, pukul 15:49:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3532 m di atas permukaan laut atau sekitar 200 m di atas puncak.

Gambar 4. Erupsi Gunung Raung tanggal 1 Oktober 2020 (Sumber : Magma Indonesia, PVMBG)

Gunung Semeru, Jawa Timur

Sepanjang Juli hingga Desember 2020 Gunung Semeru mengalami erupsi eksplosif dan efusif yang tidak menerus, menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batu pijar di sekitar kawah puncak. Gempa letusan yang terekam 6.584 kali dengan amplitudo maksimum mencapai 24 mm dan durasi waktu maksimum mencapai 285 detik.

Pada tanggal 30 November 2020 teramati 1 kali Awan Panas Letusan dengan jarak luncur 11.000 meter dari puncak, terekam pada seismograf dengan amplitudo 25 mm dan lama gempa 10080 detik. Awan Panas Guguran sesekali teramati dengan jarak luncur 1.000 – 3.500 meter dari puncak, arah luncuran ke arah tenggara. Pada periode ini terekam 535 kali gempa guguran dengan amplitudo 1-25 mm dan lama gempa 2-1001 detik. VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 23 Desember 2020, pukul 15:46:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 4176 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak.

(4)

Gambar 5. Visual Gunung Semeru pada tanggal 8 Desember 2020 (Sumber : Magma Indonesia, PVMBG)

Gunung Sinabung, Sumatera Utara

Pada tanggal 7 Agustus 2020 terjadi peningkatan gempa vulkanik pada Gunung Sinabung dan pada tanggal 8 Agustus 2020 pukul 01.58 WIB terekam satu kali gempa Letusan dengan amplitudo maksimum 120 mm dan lama gempa 1 jam 44 detik. Hingga Desember 2020 telah terekam 38 kali gempa Letusan yang teramati dengan tinggi 400 – 5.000 meter dari puncak, kolom abu letusan berwarna kelabu dan amplitudo maksimum 120 mm dengan lama gempa 62 – 3.644 detik. Teramati 2 kali Awan Panas Letusan dengan jarak luncur 1000-1500 meter dari puncak, dan arah luncuran ke arah timur hingga tenggara. Tercatat 28 kali gempa Awan Panas Guguran dengan amplitudo 90 - 120 mm dan lama gempa 114 - 374 detik,

beberapa teramati dengan jarak luncur 1000- 2500 meter dari puncak, dan arah luncuran ke arah timur hingga tenggara. Gempa Guguran mendominasi pada periode ini dengan jumlah 4.288 kejadian, guguran teramati dengan jarak luncur 20-1.500 meter dari puncak, dan arah luncuran ke arah timur, tenggara hingga selatan.

Letusan terakhir terjadi pada tanggal 13 Desember 2020 pukul 12:40:00 WIB dengan VONA terkirim kode warna ORANGE. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2.960 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak. Hingga saat ini kegempaan masih berfluktuatif dan didominasi oleh gempa Guguran yang maksimum mencapai hingga 109 kejadian/hari.

Gambar 6. Gunung Sinabung tanggal 14 Agustus 2020 terekam tremor menerus disertai dengan abu vulkanik (Sumber : Magma Indonesia, PVMBG)

(5)

Gempa Bumi dan Tsunami

Berdasarkan katalog gempa bumi BMKG, di Indonesia setidaknya telah terjadi 3.898 gempa bumi dengan magnitudo berkisar antara 1.2 – 7.1 selama periode Juli - Desember 2020.

Sebaran kejadian gempa bumi di Indonesia selama periode ini ditampilkan pada Gambar 8.

Kejadian gempa bumi merusak di Indonesia selama periode ini adalah sebanyak 7 kejadian (Tabel 1). Kejadian gempa bumi tersebut mengakibatkan kurang lebih 5 orang mengalami luka ringan dan ratusan rumah rusak ringan hingga berat. Empat kejadian gempa bumi

merusak ini disebabkan oleh aktifitas patahan aktif dan tiga sisanya disebabkan oleh aktivitas zona subduksi.

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa gempa dengan magnitudo kecil namun dengan kedalaman dangkal, dekat dengan pemukiman dan bersumber dari patahan aktif juga dapat menimbulkan bencana seperti yang terjadi di Sukabumi (Jawa Barat) dan Brebes (Jawa Tengah). Dampak gempa bumi merusak di Indonesia dari bulan Juli – Desember 2020 bisa dilihat pada Tabel 1.

Gambar 8. Sebaran kejadian gempa bumi di Indonesia periode Juli-Desember 2020 (Sumber: Katalog BMKG)

(6)

Gambar 9. Beberapa dampak gempa bumi di Ciamis, Jawa Barat berupa kerusakan bangunan (Kurnia, 2020)

Tabel 1. Gempa bumi merusak di Indonesia periode Juli - Desember 2020

Nama Gempa Tanggal Pusat Gempa

Kedlm (km)

Magni- tudo

Intensitas

(MMI) Dampak Gempa

Bengkulu, Bengkulu

19 Agustus 2020

4.5°LS –

100.91°BT 10

6.9 IV

1 rumah rusak sedang di Kecamatan Amen, Kabupaten Lebong rusak

sedang.

Pidie, Aceh 20 Agustus 2020

4.92°LU –

96.12°BT 10 5 IV

Kerusakan ringan pada pos pengamatan gunungapi Peut Sague di

Kecamatan Mane, Kab.Pidie.

Sukabumi, Jawa Barat

4 September 2020

7.11°LS –

106.93°BT 4 3.3 IV

1 rumah ambruk di Kecamatan Warudoyong,

Kota Sukabumi.

Talaud, Sulawesi Utara

9 September 2020

4°LU –

126.72°BT 10 5.4 IV

2 orang luka-luka dan sebanyak 27 rumah serta

4 rumah ibadah mengalami kerusakan

ringan.

Buton Selatan, Sulawesi Tenggara

9 Oktober 2020

6.02°LS –

122.58°BT 10 5.4 V

Sebanyak 2 bangunan rusak ringan di Kabupaten

Buton Selatan.

Ciamis, Jawa Barat 25 Oktober 2020

8.32°LS –

107.87°BT 10 5.9 V

3 orang mengalami luka ringan dan 65 rumah mengalami kerusakan

ringan hingga berat.

Brebes, Jawa 11

Sebanyak 23 rumah dan 2 unit fasilitas umum di

(7)

Gerakan Tanah

Pola bencana gerakan tanah di Indonesia sebagian besar berulang dan terjadi pada musim hujan atau antara bulan Oktober sampai Juni untuk setiap tahunnya. Pada periode Juli - Desember 2020 ini, bencana gerakan tanah besar terjadi di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan berupa aliran bahan rombakan/banjir bandang yang mengakibatkan 38 orang meninggal dunia dan 2827 unit rumah rusak (Gambar 10). Kejadian lain yang cukup signifikan dan menjadi berita nasional adalah gerakan tanah pada jalur jalan provinsi di

Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat yang mengakibatkan 20 unit rumah tertimbun dan 180 jiwa mengungsi (Gambar 11). Selama periode Juli - Desember 2020, terjadi 517 kejadian gerakan tanah di Indonesia yang mengakibatkan 156 korban jiwa, 138 orang terluka dan lebih dari 1493 orang mengungsi (Grafik 1). Pulau Jawa adalah pulau yang paling rentan terhadap bencana gerakan tanah di Indonesia, sebanyak 40% kejadian gerakan tanah terjadi di Pulau Jawa.

Grafik 1. Grafik kejadian gerakan tanah (atas) dan korban jiwa (bawah) untuk setiap provinsi di Indonesia dalam periode Juli - Desember 2020.

(8)

Gambar 10. Kenampakan gerakan tanah di hulu (foto kiri) dan material jenis aliran bahan rombakan/banjir bandang di hilir sungai (foto kanan) dari udara di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan yang

terjadi pada hari Senin, 13 Juli 2020, pukul 21.00 WITA (PVMBG, 2020).

Gambar 11. Gerakan tanah di Kp. Sawah Jeruk, Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat yang material nya menimbun pemukiman dan badan jalan, mengakibatkan terputusnya jalan provinsi yang menghubungkan Talegong-Cisewu pada tanggal 3 Desember 2020, sekitar pukul 07.00

WIB (PVMBG, 2020).

(9)

Daftar Pustaka

Kurnia, N., 2020. Laporan Tanggap Darurat Gempabumi di Kabupaten Ciamis. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung.

PVMBG, 2020. Laporan Pemeriksaan Gerakan Tanah di Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Desember 2020. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung.

Belum dipublikasikan.

PVMBG, 2020. Laporan Singkat Pemeriksaan Gerakan Tanah Dan Banjir Bandang di Kecamatan Masamba dan Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, Agustus 2020.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung. Belum dipublikasikan.

Daftar Laporan Letusan Gunung Api. 2020.

Diakses tanggal 26 – 28 Agustus 2020.

https://magma.esdm.go.id/chambers/v1/g unungapi/ven/filter?source=all&gununga pi=all&start=2020-07-01&end=2020-12- 27. Magma Indonesia, PVMBG.

Evaluasi Gunungapi. 2020. Diakses tanggal 26

– 28 Desember 2020.

https://magma.esdm.go.id/chambers/v1/g unungapi/evaluasi. Magma Indonesia, PVMBG.

Katalog gempabumi. 2020. Diakses tanggal 25

– 27 Desember 2020.

http://www.bmkg.go.id/. BMKG.

Press Realease Gunung Api. 2020. Diakses tanggal 26 – 28 Agustus 2020.

https://magma.esdm.go.id/chambers/v1/p ress. Magma Indonesia, PVMBG.

Gambar

Gambar 2. Erupsi Gunung Ibu tanggal 29 Agustus  2020 (Sumber : Magma Indonesia, PVMBG)
Gambar 4. Erupsi Gunung Raung tanggal 1 Oktober  2020 (Sumber : Magma Indonesia, PVMBG)
Gambar  6.  Gunung  Sinabung  tanggal  14  Agustus  2020  terekam  tremor  menerus  disertai  dengan  abu  vulkanik (Sumber : Magma Indonesia, PVMBG)
Gambar 8. Sebaran kejadian gempa bumi di Indonesia periode Juli-Desember  2020  (Sumber: Katalog BMKG)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Persentase dari waktu yang digunakan selama dalam pertandingan selama 3 (tiga) ronde adalah 10% untuk gebrakan (waktu kerja), 65% untuk recovery antar fight, dan 25%

Hasil dari produksi biogas ini digunakan masyarakat sebagai bahan bakar alternatif pengganti gas LPG untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari – hari dan sehingga dapat

Bromo dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga) dengan terekamnya gempa Tremor Vulkanik menerus dengan amplitudo maksimum mencapai 30 mm.. Status tersebut tidak

BAB IV Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi Sebelumnya... Saran atau Rekomendasi ... Tindak Lanjut Hasil Monev .... Istilah tindak lanjut dalam system

Walaupun kecepatan pertumbuhan isolat SpR17 lebih tinggi dibandingkan dengan isolat SpR3 (Tabel 1), namun hasil perhitungan konsentrasi Cr yang direduksi dan potensi reduksi Cr(VI)

28.. Penelitian mengenai Analisis Hubungan Kelembagaan antara Eksekutif dan Legislatif dalam proses penyusunan dan penetapan APBD Kota Semarang tahun 2016 ini menggunakan

Penelitian ini ditujukan untuk dapat melihat peranan program COOP dalam sebagai media yang digunakan dalam membangun sumber daya manusia yang disiapkan dengan serangkaian

yang dimulai dari tingkat Desa hingga tingkat Nasional. a) Angkatan Perintis (abad 13-19 M) Seni menulis halus Arab yang populer dengan khat atau kaligrafi sudah dikenal