• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM DOKUMENTER TELEVISI MAS KLIWON SURAKSOHARGO TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM DOKUMENTER TELEVISI MAS KLIWON SURAKSOHARGO TUGAS AKHIR"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROGRAM DOKUMENTER TELEVISI

“MAS KLIWON SURAKSOHARGO”

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III

Dimas Aji Afrianto 42150989 Yunita Difani Syafitri 42150961 Riri Andriani Pratami 42150026 Surya Ardiarman 42150196 Hendika Putra Laimadi 42150912

Program Studi Penyiaran Akademi Komunikasi BSI Jakarta

Jakarta 2018

(2)

2

(3)

3

(4)

4

(5)

5

(6)

6

(7)

7

(8)

8

(9)

9

(10)

10

(11)

11

(12)

12

(13)

13

(14)

14

(15)

15

(16)

16

(17)

17

(18)

18

(19)

19

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu. Dimana tugas akhir ini penulis sajikan dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul tugas akhir, yang penulis ambil sebagai berikut,

“Mas Kliwon Suraksohargo”.

Tujuan penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan program Diploma III Akademi Komunikasi BSI Jakarta. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil penelitian (eksperimen), observasi dan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan tugas akhir ini tidak akan lancar.

Oleh, karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Direktur Bina Sarana Informatika.

2. Ketua Program Studi Penyiaran.

3. Bapak Supriyadi, M.Kom selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

4. Ibu Nina Kusumawati, S.PT, M.Si selaku Asisten Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

5. Bapak/Ibu dosen Sekretari Akademi Komunikasi BSI Jakarta yang telah memberikan penulis dengan semua bahan yang diperlukan.

(20)

20

6. Ucapan terima kasih ditujukan kepada keluarga penulis, terutama kedua orang tua, saudara-saudara yang telah membantu dalam mendorong, menyarankan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Sahabat yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Ucapan terima kasih ditujukan kepada teman-teman 42.6A.25 atas waktunya saat kita besama-sama.

Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumya.

Jakarta, 12 Juli 2018 Penulis

Dimas Aji Afrianto

(21)

21

ABSTRAK

DIMAS AJI AFRIANTO (42150989), YUNITA DIFANI SYAFITRI (42150961), RIRI ANDRIANI PRATAMI (42150026), SURYA ARDIARMAN (42150196), HENDIKA PUTRA L (42150912), MAS KLIWON SURAKSOHARGO.

Melalui media televisi dengan membuat sebuah karya dokumenter potret, seorang laki-laki dewasa yang menjadi juru kunci gunung merapi baru setelah menggantikan juru kunci merapi sebelumnya. Juru kunci merapi yang baru tersebut bernama Pak Asih. Hidup di dusun Kinahrejo, desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pak asih yang ternyata adalah anak juru kunci sebelumnya yang meninggal dunia pada saat erupsi gunung merapi pada tahun 2010 silam yaitu Mbah Maridjan. Beliau ditugaskan oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk menjaga kelestarian alam gunung merapi setelah mengikuti test-test yang dilakukan oleh pihak Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Penulis kualitatif-deskriptif, penulis melakukan dengan observasi dan wawancara secara mendalam dan langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan.

Data-data yang terkumpul kemudian dianalisa secara deskriptif dengan menggambarkan hasil penelitian ke dalam bentuk laporan penelitian. Kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan oleh penulis menunjukan bahwa, setiap manusia harus melestarikan dan menjaga alam beserta peninggalannya dengan itulah bentuk berterima kasih kepada sang pencipta.

Kata kunci : Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Mas Kliwon Suraksohargo, Labuhan Gunung Merapi.

(22)

22

ABSTRACT

DIMAS AJI AFRIANTO (42150989), YUNITA DIFANI SYAFITRI (42150961), RIRI ANDRIANI PRATAMI (42150026), SURYA ARDIARMAN (42150196), HENDIKA PUTRA L (42150912), MAS KLIWON SURAKSOHARGO.

Through the television media by making portrait documentary work, an adult male who became the caretaker of the new Mount Merapi after replacing the caretaker of the previous Merapi. The new Merapi interpreter is named Pak Asih. Living in Kinahrejo hamlet, Umbulharjo village, Cangkringan District, Sleman District, Special Region of Yogyakarta. Mr. asih who turned out to be the son of the caretaker who died earlier in the eruption of Mount Merapi in 2010 ago that is Mbah Maridjan.

He was assigned by Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat to preserve the nature of Mount Merapi after following the tests conducted by the palace Ngayogyakarta Hadiningrat. The author is qualitative-descriptive, the author performs with observations and interviews in depth and directly with the parties concerned. The collected data is then analyzed descriptively by describing the research result into the form of research report. The conclusion of the research conducted by the authors shows that, every human must preserve and preserve the nature and its relics with that form of thanking the creator.

Keywords: Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Mas Kliwon Suraksohargo, Labuhan Merapi Mount.

(23)

23 DAFTAR ISI

Lembar Judul Tugas Akhir………i Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir………ii.

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah………...iii Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir………iv Lembar Konsultasi Tugas Akhir………xviii Kata Pengantar………xx Abstraksi………..xxii Daftar Isi……….xxiv Daftar Gambar………xxv Daftar Tabel………xxvi Daftar Lampiran………..xxvii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1. Latar Belakang………. 1

1.2. Kegunaan Program……….. 3 1.2.1. Kegunaan Khalayak……… 3 1.2.2. Kegunaan Praktis……… 3 1.2.3.Kegunaan Akademis……… 4 1.3. Referensi Audio Visual……… 5

BAB II KAJIAN PROGRAM……….. 7

2.1. Kategori Program……… 7 2.2. Format Program……….. 8

2.3. Judul Program……… 12

2.4. Target Audience ………. 12 2.5. Karakteristik Program………. 15

BAB III LAPORAN PRODUKSI……… 18

3.1. Proses Kerja Produser……… 18 3.1.1. Pra Produksi………. 19

3.1.2. Produksi……….. 23

3.1.3. Pasca Produksi……… 24 3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab Produser…. 25 3.1.5. Proses Penciptaan Karya………. 25 3.1.6. Kendala Produksi Dan Solusinya……… 28 3.1.7. Lembar Kerja Produser……….. 30 3.2. Proses Kerja Sutradara………. 49 3.2.1. Pra Produksi……… 50

(24)

24

3.2.2. Produksi……… 51

3.2.3. Pasca Produksi………. 52

3.2.4. Peran dan Tanggung Jawab Sutradara.. 53 3.2.5. Proses Penciptaan Karya……….. 54 3.2.6. Kendala Produksi Dan Solusinya……. 57 3.2.7. Lembar Kerja Sutradara………. 60 3.3. Proses Kerja Penulis Naskah………... 69

3.3.1. Pra Produksi………. 70

3.3.2. Produksi……… 72

3.3.3. Pasca Produksi………. 73

3.3.4. Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah 73 3.3.5. Proses Penciptaan Karya……… 74 3.3.6. Kendala Produksi Dan Solusinya………. 76 3.3.7. Lembar Kerja Penulis Naskah…………... 79 3.4. Proses Kerja Camera Person………. 99 3.4.1. Pra Produksi………. 99 3.4.2. Produksi……….. 100 3.4.3. Pasca Produksi……… 101 3.4.4. Peran dan Tanggung Camera Person…. 102 3.4.5. Proses Penciptaan Karya……… 103 3.4.6. Kendala Produksi Dan Solusinya…….. 105 3.4.7. Lembar Kerja Camera Person……….. 108 3.5. Proses Kerja Editor………. 121 3.5.1. Pra Produksi………. 121 3.5.2. Produksi……… 122 3.5.3. Pasca Produksi………. 124 3.5.4. Peran dan Tanggung Jawab Editor….. 125 3.5.5. Proses Penciptaan Karya………. 126 3.5.6. Kendala Produksi Dan Solusinya…… 127 3.5.7. Lembar Kerja Editor……… 128

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan……… 161 4.2. Saran………. 162

DAFTAR PUSTAKA……… 163 DAFTAR RIWAYAT HIDUP………. 164 SURAT KETERANGAN PKL/RISET……….. 169 LAMPIRAN……… 169

(25)

25

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar I.1 Jogja Archive ... 5 2. Gambar I.2 Indonesia Bagus NET TV ... 6 3. Gambar III.1 Kamera Sony VG30 ... 119 4. Gambar III.2 Laptop Asus ... 128 5. Gambar III.5 Colour Bar ... 129 6. Gambar III.6 Logo BSI ... 129 7. Gambar III.7 Program ID ... 129 8. Gambar III.8 Universal Counting Leader ... 129 9. Gambar III.9 Judul Program ... 130 10. Gambar III.10 Content (isi program) ... 130 11. Gambar III.11 Credit Tittle ... 130 12. Gambar III.12 Copyright ... 130 13. Gambar III.13 Cv Crew... 131 14. Gambar III.14 Behind Scane ... 131

(26)

26

DAFTAR TABEL

1. Tabel II.1 Segmentasi Usia Menurut Biro Pusat Statistik ... 13 2. Tabel II.2 Day Part AGB Nieslen Media Reseach ... 14 3. Tabel III.3 Working Schedule Program Dokumenter Televisi ... 31 4. Tabel III.4 Break Down Budgeting ... 33 5. Tabel III.5 Shooting Schedule ... 40 6. Tabel III.6 Equipment List ... 46 7. Tabel III.7 Call Sheet ... 48 8. Tabel III.8 Outline Naskah ... 64 9. Tabel III.9 Transkip Wawancara ... 88 10. Tabel III.10 Camera Report ... 109 11. Tabel III.11 Spesifikasi Kamera ... 119 12. Tabel III.12 Laporan Editing ... 132

(27)

27

DAFTAR LAMPIRAN

A.1. Struk Pembayaran Homestay, Sewa Kamera ... 169 A.2. Profil Narasumber ... 178 B.1. ...

B.2. ...

C.1. ...

C.1. ...

(28)

28 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Program

Televisi merupakan suatu media komunikasi massa yang dapat menyampaikan pesan jarak jauh. Pesan yang disampaikan berupa audio dan visual. Khalayak sebagai komunikan atau orang yang menerima pesan akan memperoleh informasi dari televisi lewat indera penglihatan dan pendengaran.

Sebagai salah satu bagian komunikasi massa, televisi yang merupakan media berpengaruh dalam pembentukkan sikap dan juga kepribadian dalam diri masyarakat secara luasbaik positif maupun negative. Fred Wibowo (2007:17).

Dari penjelasan di atas penulis ingin menyampaikan pesan melalui media televisi agar khalayak mudah mengerti serta mendapatkan informasi berupa tayangan audio visual yang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat ke arah positif.

Program-program televisi yang ditampilkan dalam siaran televisi pada umumnya memiliki berbagai macam karakteristik, diantaranya program pendidikan, program informasi, program berita, program budaya, dan program hiburan. Ada beberapa kategori yang mengarah pada program berita, dokumenter, program drama, program magazine show, program musik, dan lain-lain.

Program televisi yang penulis pilih untuk menyampaikan pesan melalui media komunikasi elektronik (televisi) adalah program dokumenter.

(29)

29

Menurut Gerzon R Ayawaila (2008) menyimpulkan bahwa dalam dokumenter terdapat keunikan yang tidak ada dalam film cerita, bahasa film dokumenter sering dipinjam oleh film cerita agar meyakinkan penonton bahwa yang diceritakannya adalah nyata, Menjadi dokumenter yaitu melakukan pendekatan faktual.

Penulis tertarik untuk membuat program dokumenter, karena penulis ingin menyampaikan pesan yang bermanfaat dan memiliki keunikan secara realita berdasarkan fakta kepada khalayak, karena saat ini banyak program drama atau sinetron yang memenuhi siaran televisi dengan cerita fiktif yang dapat mempengaruhi pemikiran masyarakat terhadap imajinasi yang ditayangkan.

Program dokumenter memiliki beberapa contoh yang berdasar gaya dan bentuk bertutur menurut Gerzon R Ayawaila (2008:41), antara lain: laporan perjalanan, sejarah, potret atau biografi, perbandingan, kontradiksi, ilmu pengetahuan, nostalgia, rekontruksi, investigasi, association picture story, buku harian, dan dokudrama.

Dari beberapa contoh gaya dan bentuk penyajian dari sebuah program dokumenter yang disampaikan di atas, penulis memilih untuk membuat program dokumenter televisi potret atau biografi.

Dari latar belakang yang sudah di jelaskan di atas penulis ingin menyampaikan pesan melalui media televisi dengan membuat sebuah karya dokumenter biografi, seorang Pengirit Juru Kunci Gunung Merapi. Beliau adalah Asihono anak kandung dari Mbah Maridjan, yang dimana beliau ini mengabdikan diri sebagai Abdi Dalem dan memulai sebagai Pengirit Juru Kunci Gunung Merapi menggantikan orang tua nya yaitu, Mbah Maridjan. Dimana dalam kemasan dokumenter ini akan kami suguhkan kegiatan beliau, awal beliau mengikuti test seleksi menjadi Pengirit Juru

(30)

30

Kunci Gunung Merapi, dan kegiatan beliau selain menjadi Pengirit Juru Kunci Gunung Merapi menjadi salah satu staff di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

1.2. Kegunaan Program

Untuk memberikan informasi berupa documenter televise yang berisi tentang pengulasan Biografi seorang Pengirit Juru Kunci Gunung Merapi berserta budaya turun-temurun yang di lakukan oleh Karaton Ngayogyakarta Hadinigrat.

1.2.1. Kegunaan Khalayak

Untuk memahami proses komunikasi serta memberikan pengetahuan dan juga informasi kepada khalayak, melalui program televisi khususnya program dokumenter.

1.2.2. Kegunaan Praktis

Untuk mengaplikasikan dan membuat karya dokumenter berdasarkan teori yang telah penulis dapatkan selama mempelajari teori komunikasi.

1.2.2.1. Manfaat Praktis

Secara Praktis Tugas Ahkir ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

(31)

31

a) Bagi anggota Tugas Ahkir ini dapat menambah pembelajaran dan pengalaman langsung membuat karya dokumenter televisi ini.

b) Memberikan sumbangan pemikiran bagi tugas ahkir film dokumenter potret/biografi ini sesuai dengan tuntutan masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan dunia penyiaran.

c) Untuk pijakan dan referensi pada tugas akhir selanjutnya yang berhubungan dengan dokumenter televisi potret/biografi serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

1.2.3. Kegunaan Akademis

Untuk mengetahui dan memahami berbagai teori dan konsep komunikasi dalam penyusunan desain produksi program dokumenter televisi.

(32)

32 1.3. Referensi Audio Dan Visual

1. Refrensi Visual

Gambar I. Jogja Archive

Dokumenter televisi Labuhan Karaton Ngayogyakarta Hadinigrat, yang kami jadikan sebagai referensi visual. Terutama dalam mengembangkan gagasan cerita atau tema yang akan kami angkat sebagai documenter televisi.

(33)

33 2. Referensi Audio

Gambar II. Indonesia Bagus NET TV

Dalam program televisi Indonesia Bagus yang ditayangkan di Net Tv kami menonton film dokumenter Bemoskop, film ini juga menggunakan konsep ekspositoty yang mendorong kami sebagai penulis membuat film dokumenter yang menggunakan narasumber sebagai pembicara yang membuat film lebih menarik dan lebih real karena penciptaannya menggunakan data dan fakta yang penulis dapat dari berbagai pihak.

(34)

34

BAB II

KAJIAN PROGRAM

2.1. Kategori Program

Menurut Vane-Gross dalam Morrisan (1994) bahwa ―Menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program‖.

Menurut Supriyadi dkk (2014:23) menyimpulkan bahwa :

Medium tanpa pesan tidak akan sanggup memberikan dampak atau pengaruh bagi audien. Baik secara kognitif maupun efektif. Untuk itu, setiap medium perlu diisi oleh pesan. Di dalam setiap media komunikasi terdapat pesan. Melalui media cetak rangkaian pesan berupa teks tersususn dalam kolom-kolom atau rubrikasi.

Sedangkan di dalam media elektronik (radio dan televisi) pesan-pesan tersebut termuat di dalam program-program.

Menurut pemahaman penulis, media televisi memberikan dampak bagi para penontonnya, melalui program-program yang di tayangkan. Dalam setiap program yang ditayangkan memiliki pesan yang ingin disampaikan, baik pesan itu dapat diterima secara langsung atau tidak langsung.

Melalui program-program yang ditayangkan dalam stasiun televisi, setiap program memiliki beberapa kategori serta mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda-beda dalam menyampaikan pesan, terdapat beberapa kategori yang umum di stasiun televisi, meliputi kategori pendidikan, kategori informasi, kategori program berita, kategori program budaya dan kategori program hiburan. Supriyadi dkk ( 2014b:23).

(35)

35

Menurut Latief dan Utud (2015a:33) ―Memberikan batasan bahwa program informasi adalah program yang bertujuan memberikan tambahan pengetahuan kepada penonton melalui informasi‖.

Penulis memilih program informasi, namun berbeda dengan berita dan talkshow, kami akan memberikan tayangan informasi yang mendalam dengan kemasan berbeda.

2.2. Format Program

Menurut Supriyadi dkk (2014c:24) memberikan batasan bahwa ―Format program adalah suatu pola yang disajikan suatu program dengan ciri dan karakter tertentu‖.

Penulis menyimpulkan bahwa format program merupakan suatu bentuk atau model yang ditampilkan oleh suatu program yang ada dalam siaran televisi, dengan memiliki ciri dan juga karakter penyampaian yang berbeda pada setiap program yang ditayangkan, di mana masing-masing format program memiliki pesan tersendiri yang harus disampaikan pada khalayak.

Menurut Supriyadi dkk (2014d:25) mengatakan bahwa ―Ada beberapa format program yang lazim disajikan televisi, yaitu program berita, program dokumenter, program magazine, program variety show, program talk show, program musik, program kuis dan game show, program komedi, program drama, program animasi, dan lain-lain‖.

Format program yang penulis pilih dalam pembuatan karya tugas akhir ini adalah program dokumenter televisi. Program dokumenter televisi merupakan suatu karya

(36)

36

yang mengusung konsep faktual dan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam kehidupan di masyarakat, dan spontanitas subjek yang ditayangkan bukan suatu rekayasa. Kekuatan riset yang mendalam akan menjadikan format program dokumenter televisi menghasilkan tayangan yang lebih baik. Karya program dokumenter televisi menyampaikan informasi yang bisa diterima oleh masyarakat dalam setiap tayangannya. Selian itu, program dokumenter televisi juga menggunakan narasi, adanya wawancara, serta ilustrasi musik dipakai untuk menunjang gambar visual yang ditampilkan.

Menurut Gerzon R Ayawaila (2008:41) mengemukakan bahwa ―Beberapa contoh yang berdasar gaya dan bentuk bertutur itu, antara lain: laporan perjalanan, sejarah, potret atau biografi, perbandingan, kontradiksi, ilmu pengetahuan, nostalgia, rekontruksi, investigasi, association picture story, buku harian, dan dokudrama‖.

Berikut merupakan pengertian dari masing-masing gaya dan bentuk bertutur pada program dokumenter menurut Ayawaila, sebagai berikut:

1. Laporan perjalanan : Penuturan model laporan perjalanan menjadi ide awal seseorang untuk membuat film nonfiksi. Awalnya, mereka hanya ingin mendokumentasikan pengalaman yang didapat selama melakukan perjalanan jauh.

2. Sejarah : Dokumenter yang pada awalnya dibuat bertujuan untuk propaganda, dan memiliki durasi penayangan yang panjang. Dengan adanya siaran di televisi gaya dan bentuk dokumenter ini dapat direpresentasikan secara utuh, dan dapat ditayangkan secara terperinci karena bisa dibagi dalam beberapa episode. Riset yang kuat serta rencana dan rancangan pra produksi

(37)

37

menjadi tumpuan bagi pembutan dokumenter sejarah, dan juga bekerjasama dengan pakar sejarah untuk memperkuat akurasi kronologi dalam peristiwa sesuai fakata.

3. Potret atau biografi : Merupakan representasi kisah pengalaman hidup seorang tokoh terkenal ataupun anggota masyarakat biasa yang riwayat hidupnya dianggap hebat, menarik, unik, atau menyedihkan. Bentuk potret umumnya berkaitan dengan aspek human interest, sementara isi tuturan bisa merupakan kritik, penghormatan, atau simpati.

4. Perbandingan : Dokumenter ini dapat dikemas ke dalam bentuk dan tema yang bervariasi, selain dapat pula digabungkan dengan bentuk penuturan lainnya, untuk mengetengahkan sebuah perbandingan.

5. Kontradiksi : Dari sisi bentuk maupun isi, tipe kontradiksi memiliki kemiripan dengan tipe perbandingan; hanya saja tipe kontradiksi cenderung lebih kritis dan radikal dalam mengupas permasalahan.

6. Ilmu pengetahuan : Cukup jelas bahwa bentuk dokumenter ini berisi penyampaian informasi mengenai suatu teori, sistem, berdasarkan disiplin ilmu tertentu.

7. Nostalgia : Kisah yang kerap diangkat dalam dokumenter nostalgia ialah kisah kilas balik dan napak tilas para veteran perang Amerika yang kembali mengunjungi Vietnam atau Kamboja. Atau dokumenter mengenai orang Belanda yang dulu pernah tinggal di Indonesia, kini mengunjungi tempat mereka pernah dilahirkan dan dibesarkan.

(38)

38

8. Rekontruksi : Pada umumnya dokumenter bentuk ini dapat ditemui pada dokumenter investigasi dan sejarah, termasuk pula pada film etnografi dan antropologi visual. Dalam tipe ini, pecahan-pecahan atau bagian-bagian peristiwa masa lampau maupun masa kini disusun atau direkontruksi berdasarkan fakta sejarah.

9. Investigasi : Dokumenter investigasi mencoba mengungkap misteri sebuah peristiwa yang belum atau tidak pernah terungkap jelas. Yang dipilih biasanya berupa peristiwa besar yang pernah menjadi berita hangat dalam media massa.

10. Association picture story : Sejumlah pengamat film mengungkapkan bentuk ini merupakan film eksperimen atau film seni. Gabungan gambar, musik, dan suara atmosfer (noise) secara artistic menjadi unsur utama.

11. Buku harian : Dokumenter jenis ini disebut juga diary film. Dari namanya, buku harian, jelas bahwa bentuk penuturannya sama seperti catatan pengalaman hidup sehari-hari dalam buku harian pribadi.

12. Dokudrama : Merupakan bentuk dan gaya bertutur yang memiliki motivasi komersial. Karena itu subjek yang berperan di sini adalah artis film.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai berbagai macam jenis karya dokumenter, penulis memilih dokumenter potret atau biografi dalam program dokumenter televisi yang akan dibuat.

Menurut pemahaman penulis, dokumenter dengan jenis potret atau biografi merupakan dokumenter yang memberikan informasi mengenai riwayat hidup

(39)

39

seseorang pengirit Juru Kunci Merapi beserta proses pengangkatannya dan tradisi- tradisi budaya yang berada di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

2.3. Judul Program

Penulis membuat program dokumenter televisi dengan judul ―Mas Kliwon Suraksohargo‖ dengan alasan dari tiga kata tersebut, yaitu merupakan nama yang diberikan oleh pihak Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat saat narasumber kami diberikan tugas untuk menjadi juru kunci merapi setelah Mbah Maridjan tidak bertugas lagi menjadi juru kunci merapi .

Menurut Supriyadi dkk (2014:27) mengatakan bahwa ―Setiap program yang dibuat sebaiknya memiliki nama atau judul acara yang khas dan unik, yang diselaraskan dengan sasaran pemirsanya.‖

Yang dimaksud disini adalah, seorang programmer harus pintar dan kreatif dalam memilih judul acara, dan judul acara yang mudah diingat serta mampu menarik minat penonton. Judul program yang penulis buat diusahakan agar mudah diingat oleh audien, agar program yang dibuat mudah dikenal.

2.4. Target Audience

Pada sebuah pembuatan program televisi, salah satu yang perlu diperhatikan adalah pemilihan target audien, dan sangat penting untuk menentukan target audien sebagai acuan agar program yang dibuat tepat pada sasaran yang dituju. Namun perlu adanya riset mendalam, karena setiap audien mempunyai selera dan pilihan tayangan yang mereka sukai.

(40)

40

Menurut Morissan (2008:193) menyimpulkan bahwa:

Target audien adalah memilih satu atau beberapa segmen audien yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran program dan promosi. Kadang-kadang targeting disebut juga dengan selecting karena audien harus diseleksi. Perusahan harus memeliki keberanian untuk memfokuskan kegiatannya pada beberapa bagian saja (segmen) audien dan meninggalakan bagian lainnya.

Target audien yang penulis pilih dalam pembuatan program dokumenter televisi yaitu berdasarkan Segmentasi Demografis yang melingkupi usia. Audien di bedakan menurut usia, yaitu anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.

Berikut ini merupakan data tentang segmentasi penonton berdasarkan usia menurut lembaga survei Biro Pusat Statistik Indonesia (BPS).

Tabel II.1

Segmentasi Usia menurut Biro Pusat Statistik

No Kelompok Usia

1 0-14 tahun

2 15-20 tahun

3 20-29 tahun

4 30-39 tahun

5 40+ tahun

Sumber : Morrisan. Manajemen Media Penyiaran (2008:184).

Kelompok usia yang penulis pilih adalah kelompok usia dari 20-29 tahun dan kelompok usia 30-39 tahun.

Pada dokumenter televisi yang penulis buat, penulis memilih menayangkan acara

―Mas Kliwon Suraksohargo‖ pada jam 21.00 WIB. Karena berdasarkan tabel AGB Nielsen Media Research dalam buku Andi Fachrudin (2014:355) memberikan penjelasan mengenai waktu siaran dan ketersidaan audien sebagai berikut:

(41)

41

Tabel II.2

Day Part AGB Nielsen Media Research Tahun 2011

No. Waktu Part Dominan Audien Jumlah

Audien 1 02.00 – 04.59 Early Morning Kls A, B (laki-laki) Sedikit 2 05.00 – 08.59 Morning Time KlsA,B (semua

umur) Tinggi

3 09.00 – 11.59 Day Time Kls C, D, E (anak, wanita)

Cenderung turun 4 12.00 – 15.59 Noon Time Kls C,D, E (anak,

wanita) Menurun

5 16.00 – 16.59 Evening Time KlsA-

E(anak,wanita) Mulai naik 6 17.00 – 18.59 Early Prime Time Kls A-E (semua

umur) Tinggi

7 19.00 – 20.59 Central Prime Time Kls A-B (semua

umur) Tinggi sekali

8 21.00 – 22.29 Late Prime Time Kls A, B (semua

umur) Tinggi

9 22.30 – 23.59 Night Time Kls A,B (laki-laki) Cenderung Turun 10 00.00 – 01.59 Midnight Kls A,B (laki-laki) Turun

Sumber: Hidajanto Djamal & Andi Fachrudin, 2011. Dasar-dasar Penyiaran, hlm 173. Jakarta: Kencana (Prenada Media Group).

Penulis memilih jam 21.00 WIB karena pada jam tersebut program televisi memiliki rating yang tinggi, sehingga kecenderungan penonton untuk menonton program dokumenter yang akan penulis tayangkan lebih banyak. Selain itu penayangannya di malam hari karena pada saat-saat senggang seperti jam 21.00 WIB audien lebih banyak melakukan aktifitas di dalam rumah, sedangkan jika di tayangkan pagi atau siang hari audien lebih banyak melakukan aktifitas di luar rumah.

Penulis menayangkan program dokumenter televisi ―Mas Kliwon Suraksohargo‖

setiap seminggu sekali.

(42)

42

Bagian program yang merencanakan untuk menayangkan program televisi sekali seminggu atau beberapa kali seminggu, berarti berupaya membentuk kebiasaan audien untuk menonton program itu secara rutin. Bagian program harus memiliki misi untuk menciptakan kebiasaan (habit) menonton secara rutin dalam mendorong kebiasaan suatu program. Sedangkan jam tayang program televisi, jika ditayangkan pada hari libur. Audien lebih banyak melakukan aktifitas di luar rumah seperti belanja, liburan dan lain-lain ketimbang di tayangkan pada hari biasa (Morissan, 2008:297).

2.4. Karakteristik Produksi

Dalam memperoduksi sebuah program televisi terdapat karakteristik produksi, karakteristik tersebut bertujuan mempermudah khalayak mengetahui tontonan yang disaksikan disiarkan secara langsung (live) atau melalui proses perekaman (tapping) dan penyuntingan.

―Tapping merupakan kegitan merekam adegan dari naskah menjadi bentuk audio video (AV). Materi hasil rekamannya akan ditayangkan pada warku yang berbeda dengan peristiwanya‖. Latief dan Utud (2015b:152).

Karakteristik produksi dalam program dokumenter televisi yang penulis buat merupakan program tapping (rekaman). Penulis memilih untuk tapping karena program dokumenter televisi merupakan program yang harus melalui proses rekaman terlebih dahulu, dan menggunakan single camera. Gambar diambil dengan teliti dan membutuhkan waktu berhari-hari dan disusun melalui proses editing (penyuntingan

(43)

43

gambar) untuk mendapatkan kejelasan makna dan juga informasi dari gambar visual yang akan ditayangkan sesuai dengan kebutuhan program.

(44)

44

DESKRIPSI PROGRAM

Program yang penulis pilih adakah program dokumenter televisi yang menjelaskan perjalanan seorang juru kunci merapi yaitu Pak Asih atau Mas Kliwon Suraksohargo seorang Pengirit Juru Kunci baru setelah meninggalnya Mbah Maridjan pada tahun 2010. Deskripsi program yang penulis buat yaitu sebagai berikut:

Kategori Program : Informasi Media : Televisi

Judul Program : Mas Kliwon Suraksohargo Durasi Program : 20 Menit

Target Audience : -Umur : a) Remaja ( 20 – 29 tahun ) b) Dewasa ( 30 – 39 tahun )

- Jenis Kelamin : Perempuan dan Laki – laki - SES : Menengah Keatas ( B+)

Karakteristik Program : Taping Record Waktu Tayang : Seminggu sekali

Hari : Sabtu

Pukul : 21:00 – 21:20

Alasan : Alasan penulis menayangkan program Dokumenter Mas Kliwon Suraksohargo pada hari biasa karena pada hari tersebut audien lebih memilih melakukan aktifitas di dalam rumah dan juga pada saat malam hari yaitu di jam 21.00 para audien pada saat esok harinya libur tidak bekerja

(45)

45

atau tidak melakukan aktifitas lebih sering tidur larut malam dan waktu menonton lebih panjang.

(46)

46

BAB III

LAPORAN PRODUKSI

3.1. Proses Kerja Produser

Dalam setiap proses suatu produksi program televisi yang bertanggung jawab dari awal hingga akhir sebuah produksi yaitu seorang produser, bagaimana seorang produser bisa mengkoordinasikan sebuah tim dengan baik sehingga dapat menciptakan karya yang dapat di terima oleh khalayak dengan baik juga. Tidak hanya teknis tetapi juga mengatur keuangan, waktu produksi, tempat produksi, hingga penyuntingan gambar, produser masih berperan dan bertanggung jawab.

Produser adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap semua aspek keuangan dan administrasi didalam suatu produksi film, juga menangani tahap awal perencanaan produksi, produksi, distrubusi, peromosi atau periklanan. Supriyadi dkk (2014e:13)

Setelah melewati berbagai proses mulai dari menentukan tema yang akan di tayangkan dalam program yang akan penulis dan tim buat penulis sebagai produser sebuah program televisi, yaitu program dokumenter televisi yang berjudul ―Mas Kliwon Suraksohargo‖. Program dokumenter yang akan dilaksanakan di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mengenai salah satu subyek yang telah penulis dan tim sepakati yaitu menceritakan tentang juru kunci merapi.

(47)

47

Penulis harus bisa menangani jalanya produksi ini dari awal hingga akhir dengan tersusun dan terencana. Menentukan tema, melakukan riset, mengatur budgeting, membuat proposal, menyepakati sebuah kegiatan hingga memecahkan sebuah masalah dalam produksi, penulis sebagai produser selain melakukan hal-hal tersebut penulis juga memiliki tanggung jawab tentang bagaimana sebuah program ini di buat dengan baik dan penulis juga harus memikirkan bagaimana membuat penonton menyukai program yang di sajikan agar dapat di terima oleh khalayak (penonton). Karena sukses atau tidaknya sebuah program di tentukan oleh penonton.

Latif, Utud (2017c:42).

3.1.1. Pra Produksi

Produksi program dokumenter televisi yang penulis buat ini melewati berbagai proses mulai dari mengumpulkan ide bersama tim, sebuah tim juga di bentuk dengan banyak proses hingga terbentuklah sebuah tim yang di sepakati bersamahingga menentukan tema. Dan akhirnya penulis dan tim sepakat untuk memproduksi sebuah program dokumenter televisi dengan mengambil tema potret/biografi dan judul program ―Mas Kliwon Suraksohargo‖. Dari program ini banyak kegiatan yang penulis lakukan khususnya pada tahap pra produksi.

Menurut Gerzon R Ayawaila (2008:85) Tahapan Pra produksi merupakan tahapan kerja terpenting atau utama dalam setiap produksi film, juga televisi, baik fiksi maupun dokumenter. Produksi film mampu berjalan lancar dan sukses karena berangkat dari persiapan produksi yang mantap. Setiap permasalahan harus

(48)

48

diselesaikan dulu pada tahap pra produksi. Idealnya, pelaksaan pra produksi minimal membutuhkan waktu 2 bulan. Dalam tahap ini segala persoalan administrative maupun kreatif disiapkan. Untuk produksi dokumenter, tahap pra produksi lebih banyak menyita waktu untuk riset.

Tugas produser pada saat pra produksi yaitu membuat perencanaan jadwal produksi, membuat rencana anggaran produksi, mengkoordinasikan semua divisi- divisi produksi, mengebangkan konsep cerita yang akan diproduksi serta memperkirakan cara mengatasi masalah atau kendala yang akan menjadi penghambat jalan produksi nantinya.

Berkenaan dengan tugas produser, setiap produser memiliki cara yang berbeda-beda dalam menerjemahkan idenya sehingga penjadi penuturan suatu alur yang memiliki makna tertentu. Fachruddin (2012c:368).

Dalam proses produksi program televisi tahapan praproduksi ini sangat penting sebab pada tahapan inilah semua harus terlaksana dengan baik dan terperinci, menurut Wibowo (2007b:39) pada tahapan pra produksi meliputi tiga bagian yaitu :

1. Penemuan ide

Tahapan ini dimulai dengan menemukan ide atau gagasan membuat riset dan menulis naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi sebuah naskah.

2. Perencanaan

Pada tahapan perencanaan ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan lokasi dan crew. Selain estimasi

(49)

49

biaya, perencanaan biaya dan rencana alokasi merupakan baagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

3. Persiapan

Di tahapan ini meliputi semua surat-menyurat, melengkapi peralatan yang diperlukan, semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.

Setelah di temukan sebuah ide maka tema dan judul program ditentukan, penulis sebagai produser dituntut untuk bisa membuatnya dalam sebuah karya dengan baik dan tersusun sesuai dengan apa yang diharapkan. Produser menyusun sebuah tim produksi, agar berjalannya dengan baik produser memilih tim produksidengan cermat yang memiliki kemampuan yang baik di bidangnya. Adapun jobdesk yang akan memproduksi program dokumenter televisi ini diantaranya, penulis sebagai produser dan lainnya sutradara, penulis naskah, camera person , dan penyunting gambar.

Riset, kegiatan yang paling penting untuk pembuatan program dokumenter televisi, produser menentukan tanggal riset dan melakukannya bersama tim. Dan riset pun dilakukan di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terhadap subyek yang ada kaitannya dengan tema dan judul program yang penulis buat. Hasil dari riset tersebut penulis bersama tim menemukan subyek yang cocok untuk program yang penulis buat yaitu juru kunci merapi.

(50)

50

Menentukan narasumber, penulis berkoordinasi bersama sutradara dan penulis naskah untuk menentukan yang akan menjadi narasumber dalam program dokumenter televisi yang penulis buat dengan subyek juru kunci merapi.

Hingga memutuskan yang menjadi narasumber diantaranya, Pak Asih sebagai Pengirit Juru Kunci Merapi.

Meeting crew, sebagai produser dari tim produksi ini, penulis selalu mengadakan pertemuan dengan tim produsksi agar saling mengusulkan pendapat dan ide kreatifnya masing-masing dalam teknis dan estetis. Juga bisa terjalinnya kekompakan dalam sebuah tim produksi.

Menentukan budgeting. Pentingnya biaya dalam pembuatan karya untuk menentukan karya ini dibuat atau tidak. Produser membuat tentang rincian biaya mulai dari pra produksi hingga pasca produksi. Adapun anggaran dana yang diperoleh dari semua crew bertotal Rp. 13.480.000 (Tiga Belas Juta Empat Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah.)

Pembuatan shooting schedule, sebagai produser yang bertanggung jawab untuk menentukan waktu produksi, penulis menentukan dan memberikan waktu produksi selama tujuh hari yang dilakukan di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Diantaranya penulis membagi waktu pengambilan gambar, wawancara, sampai istirahat penulis menyusunnya dengan baik.

(51)

51 3.1.2. Produksi

Produksi merupakan tahap eksekusi, dimana hal-hal yang telah direncanakan pada tahap pra-produksi mulai dijalankan. Gambar direkam sesuai dengan ide cerita yang telah dibuat. Editing dilakukan setelah gambar direkam sesuai keperluan, kemudian digabungkan untuk membuat sebuah sekuens gambar sebagai tahapan editing awal.

Setelah proses praproduksi penulis dan timproduksi melanjutkan proses produksi dan didalam sebuah proses produksi program dokumenter televisi ini hal apapun bisa saja terjadi. Di dalam buku Supriyadi dkk (2014:91) pada tahapan produksi penulis selaku produser harus memastikan beberapa hal :

1. Memastikan jalanya produksi dan mengkontrolnya agar berjalan sesuai dengan rencana, penulis sebagai produser akan memastikan berlangsungnya proses produksi dengan baik agar semua sesuai dengan konsep yang telah di rencanakan agar dapat mendapatkan hasil yang sesuai.

2. Selalu berkoordinasi dengan semua anggota tim, penulis selaku produser akan selalu berkomunikasi dengan semua anggota tim agar proses produksi dapat di pastikan berjalan dengan baik.

Pada saat produksi berlangsung penulis memang tidak banyak berperan namun dalam produksi program dokumenter televisi ini penulis sebagai produser harus bisa mengawasi jalannya produksi dan mengantisipasi hal-hal yang tidak

(52)

52

diinginkan agar produksi dapat berjalan dengan baik, penulis akan mempersiapkan segala persiapannya dengan matang pada saat di lokasi shooting mulai dari diskusi sebelum melakukan shooting, mempersiapkan segala keperluan yang di butuhkan pada saat shooting dan selalu berkomunikasi dengan semua tim pada saat berjalannya proses produksi hingga akhir. Karena dalam bukunya Supriyadi dkk (2014:49) menyatakan bahwa ―Produser, orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal hingga akhir produksi dalam memanage produksi‖.

3.1.3. Pasca Produksi

Pasca merupakan tahapan akhir dari proses produksi film dokumenter

ini. Tahap ini merupakan penyelesaian dari perencangan sebuah film. Pada tahap ini dilakukan editing terahkir yakni menggabungkan gambar yang telah direkam saat proses penggambilan gambar sesuai ide cerita, penambahan ilustrasi music, dan memasukan narasi.

―Pasca produksi (post production) adalah proses atau tahaan yang dilalui setelah semua materi dasar program berupa shoot-shot dan unsure pendukung karya sudah selesai‖. Supriyadi dkk (2014:167)

Dalam sebuah proses produksi dokumenter pasca produksi merupakan tahapan akhir dalam satu proses produksi yaitu tahap penyuntingan gambar, penulis selaku produser berperan mengawasi proses editing yang di lakukan oleh penyunting gambar serta surtadara agar dapat sesuai dengan konsep, selain mengawasi proses editing penulis sebagai produser juga memberikan target yang telah di sepakati

(53)

53

kepada penyunting gambar agar dalam proses pasca produksi dapat berjalan baik dan hasilnya dapat di terima oleh khalayak.

3.1.4. Peran dan Tanggungg Jawab Produser

Dalam poduksi program dokumenter televisi ini penulis berperan sebagai produser penulis bertanggung jawab mengenai segala hal dari awal hingga akhir jalannya produksi program televisi yang akan penulis dan tim buat, menurut Supriyadi dkk (2014:56) tugas dan tanggung jawab seorang produser film atau televisi secara umum mempunyai tanggung jawab yang sama, mulai dari pra produksi, produki, hingga paska produksi namun memliki kekhasan tersendiri terlihat dari hasil karya atau jenis produksi yang di hasilkan.

Penulis sebagai produser dalam program dokumenter ―Mas Kliwon Suraksohargo‖ bertanggung jawab mulai dari mencari dan mengumpulkan ide, membentuk tim produksi, menyusun proposal produksi menentukan dan manangani biaya produksi, mencari informasi mengenai penyewaan alat yang akan di gunakan, mempersiapkan alat-alat yang akan di gunakan, selalu berkomunikasi dengan tim mengenai seluruh hal–hal yang akan dan harus di lakukan pada saat produksi hingga akhir produksi.

3.1.5. Proses Penciptaan Karya A. Konsep Kreatif

Dalam produksi program dokumenter televisi yang akan di buat penulis sebagai produser bersama tim telah melakukan riset dan persiapan yang matang,

(54)

54

penulis sebagai produser tentunya menginginkan program dokumenter televisi yang akan di buat ini menjadi suatu tontonan yang mengandung informasi serta edukasi maka dari itu penulis melakukan riset untuk mengumpulkan informasi kemudian dalam proses pengumpulan informasi penulis menemukan narasumber terkait yang kompeten.

Ide cerita dokumenter televisi ini di dapat dari apa yang dilihat dan dengar, bukan berdasarkan suatu khayalan yang sifatnya imajinatif. Untuk mendapatkan ide bagi sebuah produksi dokumenter televisi adalah tidak semudah mencari ide untuk cerita fiksi. Ide tema bagi dokumenter hanya dapat diperoleh dari apa yang dilihat dan didengar.

Program yang penulis pilih adakah program dokumenter televisi yang menjelaskan perjalanan seorang juru kunci merapi yaitu Pak Asih atau Mas Kliwon Suraksohargo seorang juru kunci baru setelah meninggalnya Mbah Maridjan pada tahun 2010.

Penulis beserta tim menyepakati dan menetapkan sebuah tema program dokumenter televisi yang berjudul ―Mas Kliwon Suraksohargo‖ yang mencerita kan tentang perjalanan menjadi juru kunci merapi, yang ingin penulis dan tim buat yaitu ingin menginformasikan kearifan lokal yang masih sangat dijaga dikawasan gunung merapi dimana masyarakat belum sepenuhnya tahu tentang ada nya juru kunci merapi setelah Mbah Maridjan.

(55)

55 B. Konsep Produksi

Dalam suatu produksi program dokumenter televisi terdapat berbagai strategi yang bertujuan memperlancar proses produksi program televisi, proses produksi program di butuhkan seorang yang dapat bertanggung jawab dan mengarahkan suatu proses produksi program televisi. Penulis sebagai produser dalam program dokumenter televisi ini menerapkan sebauh kerjasama tim yang dilandasi dengan sebuah komitmen dan komuniskasi yang baik untuk terciptanya sebuah karya yang baik dan dapat di terima oleh khalayak.

Kebersamaan dalam tim membuat penulis menyadari bahwa sebauh kerjasama dalam timlah yang dapat membantu penulis membuat sebuah produksi program dokuemter televisi ini, meski telah di persiapkan dengan matang dan terperinci hal apapun pasti bisa saja terjadi di dalam proses produksi penulis berkomintmen tidak akan menghindari suatu masalah yang akan terjadi di dalam suatu proses produksi namun mengatasi masalah tersebut dengan komunikasi yang baik dan menyelesaikanya bersama tim.

C. Konsep Teknis

Penulis sebagai produser memastikan segala alat-alat, akomodasi dan konsumsi dalam produksi dokumenter televisi ini berjalan dengan baik. Penulis melakukan penyewaan alat sebelum shooting seperti kamera video, lighting LED, clip on, tripod, memory card dan memastikan seluruh tim dalam keadaan baik pada saat produksi. Menjadwalkan seluruh proses produksi berlangsung dan akan selalu melakukan evaluasi setelah selesai proses produksi.

(56)

56

3.1.6. Kendala Produksi, Produksi, Pasca produksi Dan Solusinya A. Pra Produksi

Kendala : Pada pra produksi, penulis mengalami kendala pada saat penentuan ide karena sebelum di tentukannya ide penulis kesulitan memilih manakah ide yang akan penulis dan tim ambil dalam program dokumenter yang penulis dan tim buat namun setelah melalui beragai perdebatan di dalam tim di temukan satu titik temu yang telah di sepakati oleh penulis dan tim. Kemudian pada tahap riset penulis menuemukan banyak kendala, mulai dari sulitnya bertemu dengan narasumber serta mendapatkan izin dari pemerintahan Kota Yogyakarta.

Solusi : tim langsung menemui dan menanyakan langsung kepada pihak Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat sampai pada akhirnya tim mendapatkan surat izin riset dan produksi film dokumenter ―Mas Kliwon Suraksohargo‖.

Kendala : selanjutkan susahnya mendapatkan kontak dari narasumber

Solusi : mendatangkan langsung narasumber dan sekaligus pengenalan team bersama narasumber agar tidak canngung dalam produksi

B. Produksi

Kendala : Pada tahapan produksi, awalnya penulis tidak menemukan satu kendala apapun, namun pada saat di pertengahan produksi penulis dan tim menemukan sebuah kendala yaitu cuaca pada saat produksi yang kurang bersahabat serta keterbatasan waktu narasumber pada saat produksi,

Solusi : untuk mengambil gambar narasumber dihari berikutnya.

(57)

57 C. Pasca Produksi

Kendala : Di tahapan pasca produksi penulis mengalami kendala pada teknis yang di perlukan untuk penyuntingan gambar yaitu pada laptop yang di gunakan untuk menyuting gambar oleh editor.

Solusi : penulis membeli Laptop sehingga mempermudah segala hal untuk penyuntingan gambar agar menghasilkan gambar yang dapat di tonton oleh khalayak.

Kendala : selanjutnya yaitu dimana team mencari tempat untuk berkumpul untuk pada saat pasca produksi karena antara satu dengan yang lain jarak rumah tidak saling ber dekatan

Solusi : ahkirnya team berunding untuk mendapatkan tempat untuk berkumpul di rumah salah satu team.

(58)

58 BAB III

3.1.7. Lembar Kerja Produser

KONSEP PRODUSER

Pada pembentukan awal dalam tim ini penulis sudah di tunjuk sebagai produser, selaku produser penulis berperan serta bertanggung jawab dari awal hingga terselesaikannya program dokumenter televisi yang berjudul ―Mas Kliwon Suraksohargo‖ ini, penulis selaku produser beserta tim melakukan riset guna mengumpulkan informasi yang cukup melalui narasumber-narasumber yang kompeten sehingga dapat menampilkan tontonan yang memberikan informasi bagi khalayak.

Dalam program dokumenter televisi ini penulis ingin memberikan informasi tentang perjalanan seorang juru kunci merapi yang baru yang baru untuk mengantikan Alm. Mbah Maridjan, penulis ingin agar khalayak mendapatkan informasi maupun inspirasi yang di dapat setelah menonton program dokumenter televisi yang penulis buat.

(59)

59

WORKING SCHEDULE

Production Company : Unique Production Produser : Dimas Aji Afrianto Project Title : Mas Kliwon Suraksohargo Sutradara : Yunita Difani Syafitri

Durasi : 20 menit‖

Tabel III.3 Working Schedule

No Tahap Aktifitas

Tahap Per Minggu

Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 PRA PRODUKSI

Penemuan Ide √

2 Riset data ( internet) √ √ √ √

3 Bimbingan Perdana √

4 Pengembangan Gagasan √ √ √ √

5 Riset ke lokasi √

6 Bimbingan kedua √

(60)

60

7 Membuat Treatment √ √

8 Membuat TOR (Terms Of Reference) √ √

9 Bimbingan ketiga √

10 Membuat perencanaan produksi √ √ √

11 Bimbingan keempat √ √

12 Membuat perjanjian wawancara √

13 PRODUKSI

Briefing √ √

14 Shooting √ √

15 Daily Production Report √ √

16 Evaluasi Produksi √

17 PASCA PRODUKSI

Review hasil produksi √

18 Editing Rought Cut √ √

19 Bimbingan Hasil Karya √

20 Editing fine cut √ √

21 Deadline editing √

22 Bimbingan terakhir √

(61)

61

BREAKDOWN BUDGETING

Production Company : Unique Production Produser : Dimas Aji Afrianto Project Title : Mas Kliwon Suraksohargo Sutradara : Yunita Difani Syafitri

Durasi : 20 menit Penulis Naskah : Riri Andriani Pratami

Tabel III.4 Breakdown Budgeting

NO ITEM UNIT RATE AMOUNT NOTES

Pra Produksi

1 Riset pertama 5 tiket Rp 78.000 x 5

orang Rp. 390.000

2 Penginapan 2 kamar Rp 120.00 x

2room x 4 hari Rp. 960.000

3 Sewa motor 3 motor Rp 50.000 x 3hari

x 3hari Rp 450.000

4 Biaya tak terduga (bensin motor, tiket

masuk, parker)

- - Rp. 200.000

5 Riset kedua 5 tiket Rp 78.000 x 5

orang Rp. 390.000

6 Penginapan 2 kamar Rp 120.00 x

2room x 3 hari Rp. 720.000

(62)

62

7 Sewa motor 3 motor Rp 50.000 x 3hari

x 2hari Rp. 300.00

8

Biaya tak terduga (bensin motor, tiket

masuk, parker)

1 Rp 150.000 Rp. 150.000

9

Print TOR, Treatment, Bimbingan, dll

- - Rp 50.000

Total: Rp. 4.330.000,-

(63)

63 Produksi (Teknis)

1

Kamera Sony VG 30 Include: Batre 2pc,

Charger, Memory Extreme 2pc, Tripod, Card reader

1

Rp. 300.000

x 6hari Rp 1.800.000

SEWA

KOI5 PHOTOGRAPHY

2 Tripod Manfoto 190 1

Rp 40.000 x 6hari

Rp 240.000

SEWA

ZENON YOGYAKARTA 3 Lensa Canon 24-

70mm f/2.8 L USM 1

Rp. 100.000 x 3hari

Rp 300.000

SEWA

ZENON YOGYAKAETA

4

Lensa Canon 70—

200 mm f/2.8 L IS USM

1 Rp.100.000

x3hari Rp.300.000 ZENON YOGYAKARTA

5 Zoom H4N 1 Rp. 50.000 x

3hari Rp. 150.000 SEWA ZENON

YOGYAKARTA

(64)

64 6 Converter sigma 1

Rp 50.000 X 3hari

Rp 150.000

SEWA

KOI5 PHOTOGRAPHY

7 Boom stand 1

Rp. 30.000 x 3hari

Rp. 90.000

SEWA

KOI5 PHOTOGRAPHY

8 Mic Rode NT62 1

Rp. 70.000

x 3hari Rp. 210.000

SEWA

KOI5 PHOTOGRAPHY

9 Slider 1 - - Milik sendiri

10 Tripod kamera

(biasa) 1 - - Milik sendiri

11 Earphone Sennheiser

HD 180 1 Rp. 10.000 x

3hari Rp. 30.000 ZENON YOGYAKARTA

12 TERMINAL T 2 - - Milik Sendiri

(65)

65

13 Kamera DSLR 60 D 1 - - Milik Sendiri

14 Batre AA alkaline 6 Rp. 25.000 Rp. 25.000 BELI

15 Lensa Canon EF 50

mm F/1.2 L USM 1 - - Milik sendiri

Total: Rp 3.295.000,- Produksi (Unit)

1

Transportasi - Tiket

kereta api PP

5 Rp 78.000 x 2 x 5 orang

Rp. 780.000

-

2 Konsumsi 5 Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Selama 7 hari

3 Kontribusi

penginapan 7 Hari

- Rp 60.000 x 2kamar x 7malam - Rp 20.000

x 2kamar x 3 malam

Rp 960.000 -

4

Grab car (Menuju penginapan

dari stasiun lempuyangan)

1 Rp 80.000 Rp 80.000

(66)

66 5

Bingkisan : - Bapak Asih - Ibu mursyani

- KPH Yudahadingrat

Rp 200.000

x 6orang Rp 600.000

Bingkisan berupa

Sembako, baju dan cetak foto untuk kenang- kenangan

Total: Rp 3.620.000,-

(67)

67 Pasca Produksi

1 Kertas A4 80gr 2 rim Rp.

50.000 Rp. 100.000 BELI

2 Tinta - - Rp. 150.000 BELI

3 Soft Cover - - Rp. 50.000 BELI

4 Hard Cover - - Rp. 250.000 BELI

5 DVD + Label - - Rp. 50.000 BELI

6 Listrik (Editing) - - Rp. 100.000 -

Total: Rp. 700.000,-

TOTAL KESELURUHAN: Rp. 13.480.000 (tiga belas juta empat ratus delapam puluh ribu rupiah) Dari total keselurahan dibagi 5 (Anggota) = Rp. 2.696.000,-

(68)

68

SHOOTING SCHEDULE

Production Company : Unique Production Produser : Dimas Aji Afrianto Project Title : Mas Kliwon Suraksohargo Sutradara : Yunita Difani Syafitri

Durasi : 20 menit

Tabel III.5 Shooting Schedule

No Hari dan Tanggal Waktu Pelaksaan Kegiataan

1

Senin, 15 April 2018

06:00 – 07:00 Breafing shooting hari pertama dan pengambilan perlengkapan shooting

2 07:00 – 08:00 Memeriksa Perlengkapan

3 08:00 – 08:30 Perjalanan Ke Lokasi

4 08:30 – 09:00 Cek Peralatan

5 09:00 – 09:30 Makan pagi

6 09:30 – 10:00 Persiapan Shooting di dalam Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat

7 10:00 – 12:00 Shooting

8 12:00 - 12:30 Break

9 12:30 – 13:00 Pengambilan stock shoot

10 13:00 – 14:00 Shooting

11 14:00 – 14:30 Coffe break

12 14:30 – 15:30 Shooting dimulai kembali

(69)

69

13 15:30 – 15:45 Produksi Pertama Selesai

14 15:45 - 16:00 Makan sore

15 16:00 – 16:45 Menuju penginapan

16 17:00 – 18:00 Evaluasi produksi hari pertama dan back up data

17

Selasa, 16 April 2018

05:00 – 06:00 Breafing dan Memeriksa Perlengkapan

18 06:00 – 06:15 Perjalanan Ke Lokasi

19 06:15 – 06:25 Cek peralatan shooting

20 06:25 – 10:00 Shooting di dalam Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat

21 10:00 – 10.30 Break

22 10:30 – 11:15 Menuju lokasi ke kedua di kecamatan cangkringan

23 11:15 – 12:00 Shooting dilokasi ke kedua

24 12:00 – 13:00 Break

(70)

70

25 13:00 – 14:00 Pengambilan stock shoot

26 14:00 – 14:30 Coffee break

27 14:30 – 15:00 Makan siang

28 15:00 – 16:00 Pengambilan stock shoot

29 16:00 – 17:00 Shooting dimulai kembali

30 17:00 - 18:30 Makan malam dan sekaligus memeriksa peralatan kembali

31 18:30 – 19:00 Pengambilan gambar acara wayang dipetilasan Mbah

Marijan

32 19-00 – 20:00 Pengambilan stock shoot malam hari

33 20-00 – 20:15 Acara selesai

34 20:15 – 20:30 Shooting hari ke kedua selesai

35 20:30 – 21:15 Perjalanan menuju menuju penginapan

36 21:15 – 21:45 Evaluasi shooting hari ke dua dan back up data

37 04:00 – 05:00 Breafing dan memeriksa perlengkapan shooting

38 05:00 – 05:45 Perjalanan Ke Lokasi Shooting gunung merapi

39 06:15 – 06:25 Cek Peralatan

40 06:25 – 08:25 Menuju pos srimangati

(71)

71 41

Rabu, 17 April 2018

08:25 – 11:25 Melakukan shooting di sriminganti

42 11:25 – 12:30 Break makan siang

43 12:30 – 13:00 Pengambilan stock shoot

44 13:00 – 14:30 Menuju petilasan Alm. Mbah marijan

45 14:30 – 15:30 Coffe break

46 15:30 – 16:00 Memeriksa peralatan

47 16:00 – 16:15 Shooting hari ketiga selesai

48 16:10 – 17:00 Menuju penginapan

49 17:00 – 18:00 Evaluasi shooting hari ketiga dan backup data

50

Kamis, 17 mei 2018

07:00 – 08:30 Breafing shooting hari keempat dan pengambilan perlengkapan shooting

51 08:30 – 09:00 Menuju karaton ngayogyakarta

52 09:00 – 10:00 Bertemu dengan narasumbuer di karaton ngayogyakarta

53 10:00 – 10:15 Menuju lokasi shooting hari keempat di kediamin

narasumber

54 10:15 – 10:30 Memeriksa peralatan shooting

55 10:30 – 12:00 Shooting hari ke empat dimulai

56 12:00 – 13:00 Break makan siang

57 13:00 – 14:00 Memulai shooting kembali

(72)

72

58 14:00 – 14:15 Shooting selesai dan menuju karaton ngayogyakarta

59 14:15 – 16:00 Mengambil stock shoot didaerah Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat

60 16:00 – 17:00 Coffee break

61 17:00 – 17:15 Menuju penginapan

62 17:15 – 18:00 Evaluasi shooting hari ke empat dan back up data

63 06:00 – 07:00 Breafing shooting hari ke lima

64 07:30 – 08:00 Persiapan melakukan shooting di kampus narasumber

65 08:00 – 09:30 Shooting hari ke 5 di mulai

66 09:30 – 10:00 Coffee break

67 10:00 – 11:00 Pengambilan stock shoot ditempat kerja narasumber

68 11:00 - 13:00 Break makan siang

69 13:00 – 15:00 Pengambilan stock shoot dikawasan gunung merapi

70 15:00 – 15:15 Shooting hari ke lima selesai

71 15:15 – 16:00 Menuju penginapan

72 16:00 – 17:00 Evaluasi shooting hari ke lima dan back up data

(73)

73

73 05:00 – 06:00 Breafing dan memeriksa peralatan shooting

74 06:00 – 07:00 Menuju lokasi shooting hari ke enam di kediaman

narasumber yaitu pak Asih

75 07:00 – 07-15 Memeriksa peralatan shooting

76 07:15 – 09:00 Melakukan shooting hari keenam

77 09:00 – 09:30 Coffee break

78 09:30 – 12:00 Shooting dimulai kembali

79 12:00 – 13:00 Makan siang

80 13:00 – 15:00 Shooting dimulai kembali

81 15:00 – 16:00 Pengambilan stock shoot dikawasan petilasan dan gunung merapi

82 16:00 – 16:15 Shooting hari ke enam selesai

83 16:15 – 17:00 Coffee break bersama narasumber

84 17:00 – 18:00 Makan sore

85 18:00 – 19:00 Pengechekan alat shooting ke enam

86 19:00 -19:45 Menuju penginapan

87 19:45 – 20:30 Evaluasi shooting hari ke enam dan back up data

(74)

74

EQUIPMENT LIST

Production Company : Unique Production Produser : Dimas Aji Afrianto Project Title : Mas Kliwon Suraksohargo Sutradara : Yunita Difani Syafitri

Durasi : 20 menit

Tabel III.6 Equipment List

NO NAMA SERI JUMLAH KETERANGAN

1 Kamera Sony VG30 1 SEWA

2 Tripod Manfoto 190 1 SEWA

3 Lensa Canon 24-70mm f/2.8 L USM 1 SEWA

4 Lensa Canon 70-200mm f/2.8 L IS USM 1 SEWA

5 Zoom H4N 1 SEWA

6 Converter Stigma - 1 SEWA

7 Boom Stand - 1 SEWA

8 Mic Rode NT26 1 SEWA

9 Slider - 1 MILIK SENDIRI

10 Tripod Kamera - 1 MILIK SENDIRI

11 Earphone Shennheiser HD 180 1 SEWA

(75)

75

12 Terminal T - 1 MILIK SENDIRI

13 Kamera DSLR 60D 1 MILIK SENDIRI

14 Baterai AA Alkaline 6 BELI

15 Lensa Canon EF50mm f/1.2 L USM 1 SEWA

(76)

76

CALL SHEET

Production Company : Unique Production Produser : Dimas.A.

Project Title : Mas Kliwon Suraksohargo Director : Yunita

Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Riri A

Tabel III.7 Call Sheet

No Nama Jabatan No Telpon

1 Dimas Aji Afrianto Produser 0895-8033-05989 2 Yunita Difani Safitri Sutradara 0896-5022-5085 3 Riri Andriani Pratami Penulis Naskah 0813-1499-2150 4 Surya Ardiarman Penata Kamera (cameramen) 0896-2433-2748 5 Hendika Putra L Penyunting gambar ( editor) 0822-2704-7219

6 Pak Asih Narasumber 0821-3394-5881

7

KPH.

Yudahadiningrat

Narasumber 0812-4129-4441

8 Murniasih Narasumber 0821-3394-5881

(77)

77 3.2. Proses Kerja Sutradara

Sutradara adalah orang yang bertanggung jawab atas semua hasil karya baik secara artistik maupun teknik sinematik. Dia juga harus mampu menjadi leader untuk kru yang lainnya. Sutradara harus mampu mentransformasikan gagasannya, agar tujuan atau pesan yang ingin disampaikan bisa dipahami oleh penontonnya. Supriyadi dkk (2014:50)

Seorang sutradara secara teknis memiliki tanggung jawab untuk keseluruhan, mulai dari pra produksi hingga pasca produksi. Untuk membuat program dokumenter, sutradara berpedoman akan pentingnya suatu realita dengan mengemasnya secara subjektif dalam dokumenter televisi, karena itu program dokumenter yang berjudul

“MAS KLIWON SURAKSOHARGO” sutradara mengarahkan narasumber dapat bercerita biografi tentang pengirit Juru Kunci Merapi yaitu Pak Asih, pengganti pengirit Juru Kunci Merapi sebelumnya yaitu Alm. Mbah Maridjan.

Dokumenter itu melihat sesuatu di sekitar kita, sesuatu yang tak terlihat atau memang tidak mau kita lihat‖. Fajar Nugroho (2007:47)

Sutradara berharap dokumenter televisi dengan judul “MAS KLIWON SURAKSOHARGO” dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Sutradara tidak mengarahkan kepada narasumber, tetapi narasumber yang bercerita tanpa mengurangi kejadian nyatanya. Untuk masalah teknis sutradara mengarahkan pengambilan gambar yang menarik untuk ditonton, seperti aktivitas-aktivitas narasumber yang ada

(78)

78

di kawasan Gunung Merapi secara keseluruhan. Sutradara juga membuat gambar- gambar tersebut digabungkan menjadi video dan ditambahkan audio agar terdengar tidak monoton.

3.2.1 Pra Produksi

Pra produksi dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi 4:2008) yang artinya Pra adalah suatu tahapan awal sebelum memasuki tahapan selanjutnya yaitu tahapan produksi dan sedangkan untuk Produksi artinya suatu proses atau mengeluarkan hasil yang memuaskan dari pembuatan film.

Tahap pra produksi sutradara harus dapat menentukan tema dan konsep yang akan dirundingkan kepada tim agar sesuai dengan konsep yang sudah disepakati bersama seperti tema yang akan diangkat “MAS KLIWON SURAKSOHARGO” . Setelah menentukan tema dan konsep seorang sutradara wajib membuat Director Treatment. Director Treatment adalah catatan-catatan sutradara kepada konsep acara yang terdiri konsep, ide, hunting, dan rundown (Video, Audio, Durasi).

Sutradara harus memikirkan apa dan bagaimana pesan itu disampaikan. Yang artinya gaya, bentuk, serta struktur seperti apa yang akan dipakai nantinya ketika akan membuat dokumenter. Supriyadi dkk (2014:45)

Hal-hal yang seperti sinematik, penampilan pemeran, kredibilitas, dan kontinuitas harus diperhatikan oleh sutradara, maksud dari sinematik adalah sutradara harus memahami tata cara menjadi sutradara dan sutradara juga menampilkan

Gambar

Gambar I. Jogja Archive
Gambar II. Indonesia Bagus NET TV
Tabel II.1
Tabel II.2
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tunas Nusantara merupakan program TV dokumenter dengan genre Dokudrama yang akan memberikan informasi mengenai kondisi pendidikan di Indonesia melalui sudut pandang

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas izin dari-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir karya dokumenter yang berjudul Karya Film Dokumenter Penerapan

Program dokumenter laporan perjalanan “Pulang Kampung” yang berdurasi 24 menit ini dan di bagi menjadi 4 segmen pembahasan adalah sebuah program yang membahas tentang

Dari kutipan di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa editor pada saat proses produksi tidak memiliki banyak tugas dan tanggung jawab, tetapi dalam proses ini penulis sebagai

Manfaat yang diharapkan dari penciptaan karya film dokumenter potret “Anak Koin” ini yaitu: Mengenalkan profesi anak koin yang ada di pelabuhan Bakauheni