• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM DOKUMENTER TELEVISI PANTI SOSIAL KARYA WANITA TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM DOKUMENTER TELEVISI PANTI SOSIAL KARYA WANITA TUGAS AKHIR"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

“PANTI SOSIAL KARYA WANITA”

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III

Kamellia Kosasih Yonathan

42151018

Novi Isnawati

42150594

Della Oktavia Safitri

42150620

Icha Khairunisa

42150379

Alinda Febiana

42151006

Program Studi Penyiaran Akademi Bina Sarana Informatika

Jakarta 2018

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

xxi

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dimana tugas akhir ini penulis sajikan dalam bentuk buku yang sederhana serta karya audio visual. Adapun judul tugas akhir, yang penulis ambil sebagai berikut, Program Dokumenter Televisi “ Panti Sosial Karya Wanita ”

Tujuan penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan program Diploma III Akademi Komunikasi BSI Jakarta. Bahan karya audio visual serta tulisan diambil berdasarkan hasil riset (penelitian), observasi dan beberapa sumber literatur yang mendukung tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan tugas akhir ini tidak akan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Direktur Akademi Komunikasi BSI Jakarta.

2. Ketua Program Studi Penyiaran Akademi Komunikasi BSI Jakarta. 3. Bapak Jaka Atmaja S.kom MM selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir. 4. Bapak Nicko Ardi Wibowo selaku Asisten Dosen Pembimbing Tugas

Akhir

5. Ucapan terimakasih ditunjukan kepada keluarga penulis, terutama kepada kedua orangtua, saudara-saudara yang telah sangat membantu dalam mendorong, menyarankan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

(22)

xxii

7. Ucapan terimakasih ditunjukan kepada teman-teman seangkatan atas waktunya saat kita bersama-sama.

Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khusunya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

Jakarta, 07 Mei 2018

(23)

xxiii

Televisi saat ini masih menulis menjadi media-media informasi dan hiburan bagi masyarakat indonesia. Keberadaan televisi dan program-programnya memiliki nilai tersendiri untuk para penonton. Nilai-nilai ini bisa di lihat dari program tayangannya yang ada sebagian mengandung unsur nilai pendidikan, nilai informasi atau nilai hiburan. Program-program tayangan televisi dikemas dengan berbagai macam format yang diantaranya, program Non-drama (Talkshow, magazine, future, cerita, dokumenter) dan program Drama (Ftv, Sinetron, dan Sitkom). Berbagai jenis program itu dapat dikelompokan mendjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: 1) Program Informasi (berita) dan 2). Program Hiburan (entertaiment), jenis kategori program dibagi menjadi tiga bagian yaitu program edukasi, hiburan dan informasi. Dalam pengertiannya edukasi adalah pendidikan, menurut penulis bahwa program yang penulis buat ada unsur-unsur mendidik. Sedangkan hiburan adalah segala sesuatu baik yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku yang dapat menjadi penghibur hati yang susah atau sedih. Selanjutnya kategori informasi, informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) maka jelas program ini memberikan informasi untuk para penonton dalam program “Panti Sosial Karya Wanita” dan penulis memilih kategori program informasi. Dan dalam sebuah program yang baik pasti ditangani oleh orang-orang yang bekerja keras dengan baik, karena itu sebuah produksi memerlukan pembagian tugas yang sangat rinci dengan tanggung jawab yang jelas, sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar berkat dukungan tim yang rapih dan efisien. Didalam produksi “Panti Sosial Karya Wanita” ini memerlukan suatu anggota untuk menjalin kerjasama yang baik seperti produser, sutradara, penulis naskah, kameramen dan editor agar bisa mencangkup biaya untuk mendukung dari kebutuhan produksi ini seperti peralatan yaitu ( Kamera, tripod, clip on, dan juga kebutuhan alat editing). Dan juga lembar kerja yang nantinya dibutuhkan dalam proses produksi ini. Inilah dokumenter dengan mengedepankan unsur fakta (factual), peristiwa yang terjadi (actual) dan memiliki makna (esensi) bagi lingkungan yang dikemas secara benar.

Kata Kunci: Program, Dokumenter, Infromasi, Panti Sosial Karya Wanita, Televisi,

(24)

xxiv

Television is still a medium of information and entertaiment for the people of. Indonesia The existence of television and it’s programs has it’s own value for the audience. These values can be viewed from the program impressions that there partly contain elements of education value, value information or entertaiment value. Television programs are packed with a variety of formats including. Non-drama programs (Talkshow, magazines, future, stories, documentaries) and Non-drama programs (Ftv, soap operas, sitcoms). Various type of programs that can be grouped into two major parts by type, namely: 1) information program (news) and 2) entertaiment program, type of program category is divided into three parts namely educational program, entertaiment and information. In terms of education is education, according to the autors that the program that the authors make there are elements of educating. While entertaiment is all things good in the form of words, places, objects, behaviors that can be a hard heart entertainer or sad. Next category information, information is message (speech or expression), then clearly this program provides information for the audience in the program “Panti Sosial Karya Wanita” and the author selects the information program category. And in a good program it is definitely worth the effort of the hard working people, to a production needs a very detailed divisions of tasks with clear responsibilities, so that the work can run smoothly thanks to the support of a neat and efficient. In production “Panti Sosial Karya Wanita”. This requires a member to establish good cooperation such as producer, director, scriptwriter, cameraman, and editor and in order to cover the cost to support from this production needs such as equipment (Camera, tripod, clip on and need of editing tools). And also worksheets that will be needed in this production process. This is a documentary by highlighting facts elements (factual), events that actual (occur) and have meaning (essensi) for the encironment that is packed correctly. Because in the process of making a program entitled “Panti Sosial Karya Wanita” requires good coordination

Keywords: Documentary, Program, information, Panti Sosial Karya Wanita, Television

(25)

xxv

Lembar Judul Tugas Akhir ... i Lembar Pernyataan Keaslian Tugas ... ii Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ... iii Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir ... iv Lembar Konsultasi Tugas Akhir ... vi Kata Pengantar ... xi Abstrak ... xiii Abstract ... xiv Daftar Isi ... xx Daftar Tabel ... xxii Daftar Gambar. ... xxiii BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Program. ... 1 1.2. Kegunaan Program

1.2.1. Kegunaan Khalayak. ... 5 1.2.2. Kegunaan Praktisi. ... 6 1.2.3. Kegunaan Akademis. ... 6 1.3. Referensi Audio dan Visual... 6 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Kategori Program. ... 8 2.2. Format Program. ... 13 2.3. Judul Program. ... 14 2.4. Target Audience. ... 15 2.5. Karakteristik Produksi. ... 19 BAB III LAPORAN PRODUKSI

3.1. Proses Kerja Produser

3.1.1. Pra Produksi. ... 22 3.1.2. Produksi. ... 25 3.1.3. Pasca Produksi. ... 28 3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab. ... 29 3.1.5. Proses Penciptaan Karya. ... 32 3.1.6. Kendala dan Solusi. ... 33 3.1.7. Lembar Kerja Produser. ... 34 3.2. Proses Kerja Sutradara

3.2.1. Pra Produksi. ... 42 3.2.2. Produksi. ... 46 3.2.3. Pasca Produksi. ... 47 3.2.4. Peran dan Tanggung Jawab. ... 48

(26)

xxvi

3.3. Proses Kerja Penulis Naskah

3.3.1. Pra Produksi. ... 57 3.3.2. Produksi. ... 59 3.3.3. Pasca Produksi. ... 60 3.3.4. Peran dan Tanggung Jawab. ... 61 3.3.5. Proses Penciptaan Karya. ... 63 3.3.6. Kendala dan Solusi. ... 64 3.3.7. Lembar Kerja Penulis Naskah. ... 65 3.4. Proses Kerja Penata Kamera

3.4.1. Pra Produksi. ... 84 3.4.2. Produksi. ... 85 3.4.3. Pasca Produksi. ... 86 3.4.4. Peran dan Tanggung Jawab. ... 87 3.4.5. Proses Penciptaan Karya. ... 89 3.4.6. Kendala dan Solusi. ... 92 3.4.7. Lembar Kerja Penata Kamera. ... 92 3.5. Proses Kerja Penyuting Gambar

3.5.1. Pra Produksi. ... 106 3.5.2. Produksi. ... 107 3.5.3. Pasca Produksi. ... 108 3.5.4. Peran dan Tanggung Jawab. ... 109 3.5.5. Proses Penciptaan Karya. ... 110 3.5.6. Kendala dan Solusi. ... 112 3.5.7. Lembar Kerja Editor. ... 113 BAB IV PENUTUP

1.1 Kesimpulan. ... 131 1.2 Kritik dan Saran. ... 132 DAFTAR PUSTAKA. ... 133 CV CREW. ... 134 LAMPIRAN. ... 139

(27)

xxvii

Tabel II.1 Data Usia Target Audiens. ... 16 Tabel II.2 Status Ekonomi Sosial. ... 18 Tabel III.1 Working Schedule. ... 35 Tabel III.2 Shooting Schedule. ... 37 Tabel III.3 Equipment Schedule ... 39 Tabel III.4 Breakdown Budget. ... 40 Tabel III.5 Director Treatment. ... 53 Tabel III.6 Outline Video. ... 55 Tabel III.7 Transkrip Wawancara. ... 71 Tabel III.8 Naskah VO ... ... 81 Tabel III.9 List Alat ... ... 91 Tabel III.10 Camera Report . ... 93 Tabel III.11 Laporan Editing ... 114 Tabel III.12 Continuity Report ... 127 Tabel III.13 Spesifikasi Editing ... 128

(28)

1

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Spesifikasi Kamera. ... 102 Gambar III.2 Bars and Tone... 129 Gambar III.3 Logo BSI ... 129 Gambar III.4 Countinity leader. ... 130 Gambar III.5 Judul Program. ... 130

(29)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Program

Dunia broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat, bahwa era sekarang ini sebagai the age of television. Televisi telah menjadi kotak ajaib yang membius para penghuni gubuk-gubuk reyot masyarakat di dunia ketiga. Televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan masyarakat harus tetap terpaku hampir kira-kira 6 jam sehari didepan layar kaca. Industri pertelevisian di indonesia berkembang dengan sangat cepat. Oleh karena itu, banyak stasiun televisi yang berusaha untuk menarik minat penonton atau pemirsa televisi dengan berbagai cara seperti membuat sebuah tayangan program televisi yang kreatif.

Televisi adalah media yang paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat. Sajian dalam bentuk gambar bergerak (visual) dilengkapi dengan suara (audio) membuat pesan lebih mudah dipahami dan didukung dengan konten program yang ditayangkan yang mudah diakses oleh masyarakat luas.

Hal itu karena televisi memiliki sistem informasi yang disebarkan melalui satelit, sehingga dapat menjangkau masyarakat disegala penjuru dengan berbagai lapisan usia dan strata ekonomi.

(30)

Menurut Latief dan Utud (2015:49) ”Tujuan suatu program siaran secara umum, yaitu memberikan hiburan, informasi, dan pendidikan kepada penonton secara khusus setiap program yang diproduksi memiliki tujuan sendiri-sendiri sesuai sasaran yang hendak dicapai”.

Televisi ditinjau dari fungsi dan peranannya ditengah-tengah masyarakat sebagai salah satu media yang potensial, terutama dalam mendidik masyarakat, disamping juga memberikan hasil-hasil perubahan yang diinginkan dari pendapat, kelakuan dengan nilai-nilai bagi kepentingan generasi yang akan datang.

Sebagai fungsi hiburan penerangan serta pendidikan pada dasarnya televisi mempunyai kekuatan sebagai media informasi (penerangan). Walaupun acara siaran itu disajikan untuk hiburan dan pendidikan akan tetapi didalam kedua unsur tersebut sudah terkandung informasi.

Menurut Supriyadi, dkk (2014:32) menyimpulkan bahwa:

Didalam program televisi terdapat beragam format. Salah satunya format program dokumenter (documenter). Melalui media televisi, dokumenter dikenal sebagai program dokumenter. Karya film dokumenter menjadi salah satu cara menyampaikan fakta dengan mengemasnya secara subjektif. Ini menjadi sarana pilihan film maker untuk menyampaikan motif komunikasinya kepada publik atau pemirsa.

Penulis memilih program televisi nondrama khususnya Dokumenter sebagai tugas akhir, karena program dokumenter dapat disimpulkan secara umum merupakan program informasi yang mendepankan unsur faktual (fakta) dan peristiwa yang terjadi (aktual) yang memiliki makna (esensi) bagi lingkungan disajikan dari hasil kreatifitas yang dikemas dengan menarik untuk masyarakat. Program acara kami yang berformat Dokumenter dengan judul Panti Sosial Karya

(31)

Wanita memberikan informasi serta edukasi kepada penonton seputar kehidupan wanita pekerja malam.

Didalam kehidupan masyarakat tentunya tidak akan terlepas dari konflik lingkungan sekitar baik masalah sosial, ekonomi, budaya maupun karena adanya pengaruh dari luar lingkungan. Pada setiap konflik dimasyarakat memiliki latar belakang dan dampak bagi kehidupan masyarakat sendiri, yang akan dirasakan dalam rasa jangka pendek maupun panjang, namun terkadang nilai dari konflik tersebut tidak dirasakan oleh khalayak.

Setiap format program memiliki keunggulan tersendiri. Yang salah satunya adalah format dokumenter, format ditelevisi masih belum banyak ditayangkan hanya sebagian televisi saja yang menayangkan program tersebut seperti NET TV dengan program Lentera Indonesia, Metro TV dengan program Cendekia.

Program dokumenter memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan program-program tv lainnya, dan program dokumenter mengupas suatu kualitas peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia secara faktual. Berbagai fakta dihadirkan oleh dokumenter dengan cara menyajikan data-data melalui pernyataan narasumber yang paham betul peristiwa yang dibahas. Selain itu disajikan data pendukung lapangan sesuai dengan peristiwa yang terjadi.

Tuna susila merupakan satu permasalahan sosial di Indonesia yang belum mendapatkan perhatian secara serius sehingga mereka terjerumus pada keterpurukan yang melanggar aturan, norma agama, nilai-nilai di masyarakat yang efeknya sangat merugikan dirinya, keluarga, masyarakat. Pekerja seks komersial atau Wanita Tuna Susila adalah wanita yang mempunyai kebiasaan melakukan

(32)

hubungan kelamin diluar perkawinan, baik dengan imbalas jasa ataupun tidak. Prostitusi atau pelacuran pada hakekatnya adalah perilaku seks yang berganti-ganti pasangan, dapat dilakukan oleh pria maupun wanita. Alasan utama dari terjunnya seseorang pada praktek prostitusi adalah masalah ekonomi, karena pendidikan yang terbatas serta perilaku demoralisasi mereka melihat prostitusi sebagai salah satu pekerjaan sekaligus profesi yang sangat menjanjikan untuk memperoleh banyak uang. Faktor yang paling menentukan keterlibatan seseorang dalam praktek prostitusi adalah tekanan ekonomi. Dalam era pembangunan yang melaju pesat menuju negara industri, persaingan untuk memperoleh penghidupan yang baik sangat banyak ditentukan oleh tingkat pendidikan sesorang. Daya saing seseorang dengan pendidikan tinggi tentunya lebih kuat daripada mereka yang berpendidikan rendah disamping lahan pekerjaan yang semakin terbatas.

Motivasi menjadi PSK, tentu banyak faktornya, misalnya karena himpitan ekonomi, tidak memiliki keterampilan dan keahlian, dijebak oleh tipuan agen tenaga kerja, dan ada pula yang melakukannya secara tidak terpaksa/keinginan sendiri untuk mencari pasangan yang sesuai dengan kriterianya.

Masalah Tuna Susila merupakan masalah yang kompleks dan multi dimensional sehingga memerlukan penanganan secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan atas dasar kerja sama berbagai disiplin ilmu dan profesi seperti pekerja sosial, dokter, psikolog, tokoh agama serta profesi lainnya. Selain itu kerja sama antar instansi terkait baik pemerintah maupun swasta di tingkat pusat maupun daerah dengan ditunjang oleh organisasi sosial masyarakat. Kementrian sosial RI melalui Direktorat Rehabilitas Sosial Tuna Sosial memiliki kepedulian permasalahan tuna susila, khususnya melalui upaya penyelenggaraan rehabilitasi

(33)

sosial melalui sistem panti dan non panti. Tujuannya agar mereka dapat kembali kekehidupan normal dan tidak kembali melakukan praktek-praktek asusila seperti sebelumnya.

Sesuai Peraturan MenteriSosial RI Nomor 106/HUK/2009tentang organisasi dan panti sosial dilingkungan departemen sosial. Panti Sosial mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial agar mampu berperan aktif, berkehidupan dalam masyarakat, rujukan regional, pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi serta koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Panti Sosial Karya Wanita mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitatif, promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi para wanita tuna susila agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan pengembangan standar pelayanan dan rujukan.

1.2. Kegunaan Program

1.2.1. Kegunaan Khalayak

Dalam pembuatan program dokumenter berjudul PSKW (Panti Sosial Karya Wanita) ini, tim bermaksud untuk memberikan suatu karya audio visual. Hasil karya ini dibuat bertujuan untuk menambah sudut pandang baru kepada khalayak tentang pekerja seks komersial. Program ini dibuat juga bertujuan agar dapat memberikan inspirasi

(34)

terhadap penonton dan memberikan informasi yang lebih luas kepada penonton tentang pekerja seks komersial yang mungkin selama ini belum banyak di ketahui oleh para khalayak. Program ini diharapkan bisa membuat khalayak tau bahwa pekerja seks komersial juga mendapatkan perhatian dari pemerintah

1.2.2. Kegunaan Praktis

Karya dokumenter ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi dan pengetahuan kepada organisasi atau tim peniliti yang sedang melakukan riset didalam bidang dokumenter ataupun dalam bidang lainnya mengenai wanita susila dan pernanan penting pemerintah dalam mengatasi masalah wanita susila yang belum banyak diketahui oleh khalayak umum, dengan adanya karya dokumenter ini untuk memberikan informasi serta pengetahuan bagi audiens.

1.2.3. Kegunaan Akademis

Secara akademis diharapkan karya dokumenter ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa atau pelajar yang ingin menggarap sebuah karya dokumenter TV. Karya ini dapat dijadikan sebagai acuan terhadap pengembangan ataupun pembuatan dalam karya yang sama.

1.3. Referensi Audio Visual

Dalam penulisan Tugas Akhir penulis menggunakan beberapa referensi, adapun beberapa pengumpulan referensi untuk tugas akhir ini adalah:

(35)

1.3.1 Lentera Indonesia

Lentera Indonesia adalah program dokumenter di NET, program yang berdurasi 30 menit ini menyuguhkan kisah-kisah pengalaman nyata para anak muda yang rela melepaskan peluang karir dan kamapan kehidupan kota besar untuk mengabdi di pelosok tanah air.

Prinsip dasar yang dipakai program ini adalah prinsip dokumenter dimana peristiwa-peristiwa yang disajikan merupakan realita apa adanya.

Alasan: Lentera Indonesia adalah sebuah program dokumenter tv yang di angkat dari kisah-kisah nyata yang ada disekitar. Inilah yang menjadi sebuah acuan bagi penulis untuk menjadikan referensi didalam program dokumenter tv yang sedang penulis sajikan.

1.3.2 Cendekia

Cendekia adalah program dokumenter yang menyajikan kisah humanis tentang dunia pendidikan indonesia yang tayang di Metro TV.

Alasan: Cendekia adalah sebuah program dokumenter tv yang menyajikan kisah humanis tentang dunia pendidikan di indonesia.

Menurut penulis kesimpulan dari pembahasan BAB 1 adalah:

Dunia penyiaran dan pertelevisian mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat luas. Semakin berkembangnya teknologi semakin membuat dunia penyiaran dan pertelevisian semakin diminati oleh masyarakat. Karena dari sebuah program pertelevisian yang disiarkan dapat menerima informasi, hiburan dan pendidikan. Pertelevisian memiliki peran yang potensial dikalangan masyarakat.

(36)

BAB II

KAJIAN PROGRAM

2.1. Kategori Program

Program hiburan terbagi dua, yaitu program drama dan non drama. Pemisah ini dapat dilihat dalam teknik pelaksaan produksi dan penyajian materinya beberapa stasiun televisi pun memisahkan bagian drama dan non drama dengan perkembangan kreatifitas industri program televisi, program hiburan non drama dan drama seperti juga dengan program informasi dan hiburan tidak berdiri sendiri, tetapi dapat berada didunia karakter program tersebut, karena sifat yang menghibur.

Program informasi adalah program yang bertujuan memberikan tambahan pengetahuan kepada penonton melalui informasi. Program informasi kemudian dibagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, game show, dan pertunjukan. Oleh sebab itu penulis akan menjelaskan kategori program yang akan dipilih oleh penulis.

Menurut Morissan (2013:210) mengemukakan: “program merupakan segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audience-nya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas”.

(37)

Penjelasan kategori program menurut Irwanto dkk (2014:23) mengatakan: Program-program yang disajikan melalui media televisi memiliki karateristiknya. Secara kategorial karateristiknya, merujuk dari kriteria UNESCO (United Nations Educational, Scientifi and Cultural Organization), Program terbagi dalam lima bagian, yaitu program Pendidikan, program informasi, program berita, program budaya, dan program hiburan. Ketiga kategori tersebut bisa menunjuk pada program berita, documenter, program drama, program magazine show, program music, animasi, dan lain-lain.

Melalui kutipan di atas disimpulkan bahwa program televisi terbagi dalam lima kategori yaitu, program Pendidikan, program informasi, program berita, program budaya, dan program hiburan. Untuk itu penulis menyimpulkan bahwa program dokumenter Panti Sosial Karya Wanita termasuk ke dalam kategori informasi dan edukasi karena program ini akan menginformasikan banyak hal mengenai hal-hal yang belum diketahui masyarakat pada umumnya tentang wanita pekerja malam.

Di dalam program televisi terdapat beragam format. Salah satunya format program dokumenter (documenter) Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkup kehidupan lingkungan hidup dan situasi nyata.

Menurut Gerzon R.Ayawaila (2014:324) Dalam dokumenter terkandung unsur factual dan nilai, biarpun banyak catatan foto atau materi lain yang berisi rekaman peristiwa dan kejadian-kejadian nyata tidak semua materi itu memiliki nilai dokumenter. Dalam hal ini, penentu kriteria materi itu bermakna atau tidak bertolak dari pandangan lingkungan itu sendiri.

Dalam dokumenter menurut Gerzon R.Ayawaila terdapat 11 jenis dokumenter yaitu:

(38)

Pada awalnya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog atau etnhography. Namun dalam perkembangannya bisa membahas banyak hal dari yang paling penting hingga hal kecil sesuai dengan pesan dan gaya yang dibuat. Istilah lain yang sering digunakan untuk dokumenter ini adalah Travelogue, trafel film, trafel dokumentary dan adventures film.

2. Dokumenter sejarah

Dokumenter juga bisa menceritakan sejarah perjuangan suatu bangsa, berisi perjuangan tokoh-tokoh pahlawan untuk mengenang berdirinya suatu negara yang mengalami proses perlawanan menjadi negara yang merdeka. Dokumenter genre sangat kental aspek referential meaningnya (makna yang sangat tergantung pada referensi peristiwanya). Adapun tiga hal yang penting dalam dokumenter sejarah adalah waktu peristiwa, lokasi sejarah, dan tokoh pelaku sejarah tersebut.

3. Dokumenter potret atau biography

Sesuai dengan namanya jenis ini lebih berkaitan dengan sosok seorang. Mereka yang diangkat menjadi tema utama biasanya seseorang yang dikenal luas di dunia, atau masyarakat tertentu, atau seseorang yang biasa namun memiliki kehebatan, keunikan, ataupun aspek lain yang menarik. 4. Dokumenter perbandingan atau kontradiksi

Dokumenter ini mengetengahkan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang atau sesuatu yang bersifat budaya perilaku dan peradaban suatu bangsa. Cerita mengemukakan objek perbedaan suatu situasi atau kondisi dari suatu objek atau subjek dengan yang lainnya.

(39)

5. Dokumenter ilmu pengetahuan

Film ini berisi penyampaian informasi mengenai teori, sistem, berdasarkan disiplin ilmu tertentu, kemasannya bisa film edukasi (jika ditunjukan untuk publik khusunya) atau film intruksional jika ditunjukan untuk publik umum dan luas.

6. Dokumenter nostalgia

Dokumenter yang mengisahkan kilas balik dan napak tilas, misalnya napak tilas tentang amerika, veteran perang vietnam. Dikemas dengan menggunakan penuturan perbandingan (perbandingan sekarang dan masa lampau).

7. Dokumenter rekontruksi

Pecahan atau bagian peristiwa masa lampau maupun masa kini disusun atau direkontruksi berdasarkan fakta sejarah. Dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang peristiwa yang terjadi secara utuh. 8. Dokumenter investigasi

Dokumenter ini dikemas untuk mengungkapkan misteri sebuah peristiwa yang belum atau tidak pernah terungkap dengan jelas. Peristiwa yang besar pernah menjadi berita hangat media massa diseluruh dunia, disebut juga dokumenter jurnalistik. Jenis dokumenter ini kepanjangan dari investigasi jurnalistik. Tetapi yang membedakan dengan investigasi report (laporan investigasi harus aktual). Biasanya aspek visualnya yang tetap ditonjolkan. Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui lebih dalam, baik diketahui oleh publik ataupun tidak.

(40)

Jenis dokumenter ini dipengaruhi oleh film ekperimental. Sesuai dengan namanya film ini mengandalkan gambar-gambar yang tidak berhubungan namun ketika disatukan dengan editing, maka makna yang muncul dapat ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk dibenak mereka.

10. Dokumenter buku harian

Merupakan dokumenter yang mengkombinasikan laporan perjalanan dengan nostalgia kejayaan masa lalu, jalan cerita mencantumkan secara lengkap dan jelas tanggal kejadian, lokasi, dan karakter sangat subjektif, seperti halnya buku harian.

11. Dokumenter drama

Dokumenter drama adalah genre dokumenter dimana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Film dokumenter drama merupakan peristiwa yang pernah terjadi direkontruksi ulang dengan kemasan yang baru. Merekontruksi peristiwa tersebut sebagai rujukan kebenaran atau potret seseorang (biopic atau biografi picture).

Dalam pembuatan program dokumenter televisi PSKW (Panti sosial karya wanita) penulis menggunakan metode narasi dan wawancara untuk lebih menjelaskan sejarah yang ada di Panti sosial karya wanita, lalu menggunakan kamera dan audio yang mudah dibawa dan tidak menggunakan teknik drama maupun aktor didalam sebuah peristiwa namun pada karya ini yang merupakan program televisi penulis menggabungkan metode dokumenter dengan unsur program dokumenter televisi.

(41)

Dalam program ini penulis menggarap sebuah Panti Sosial yaitu Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Sosial RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, sehari-hari secara fungsional dibina oleh Direktur Pelayanan Rehabilitasi Tuna Sosial. Panti Sosial dipimpin oleh seorang Kepala.

Panti Sosial mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial agar mampu berperan aktif, berkehidupan dalam masyarakat, rujukan regional, pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi serta koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Panti Sosial Karya Wanita mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitatif, promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi para wanita tuna susila agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan pengembangan standar pelayanan dan rujukan

2.2. Format Program

Ada beberapa format program yang lazim disajikan televisi, yaitu program berita, program dokumenter, program magazine show, program variety show, program talkshow, program musik, program kuis dan game show, program komedi, program drama, program animasi, dll. Dalam bab selanjutnya program tersebut secara detail akan diurai dan dibahas. Program yang dimaksud adalah program dokumenter

(42)

Format acara sangatlah penting untuk menentukan selera penonton. Format acara non-drama adalah sebuah format acara yang banyak terdiri dari variety show, talk show, music quiz, game show.

Menurut Supriyadi, dkk (2014:24) menyimpulkan bahwa:

Format program adalah suatu pola yang disajikan suatu program dengan ciri dan karakter tertentu. Ada beberapa format program yang lazim yang disajikan televisi, yaitu program berita, program dokumenter, program magazine show, program musik, program variety show, program talk show, program kuis dan game show, program komedi, program drama, program animasi, dan program lain-lain. Program-program tersebut secara detailnya akan diurai dan dibahas.

Melalui kutipan di atas disimpulkan bahwa tujuan penentuan format program adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lain disuatu lokasi siaran.

Dalam banyaknya format acara non-drama penulis memilih format program dokumenter, dikarenakan penyajian yang berlangsung secara fakta tanpa dibuat-buat dan menyajikan informasi-informasi tentang PSKW (Panti sosial karya wanita).

2.3. Judul Program

Memilih satu nama bagi suatu program merupakan kegiatan yang penting ditinjau dari perspektif promosi karena nama program berfungsi menyampaikan atribut dan makna. Dalam memilih nama program, pengelola program harus memilih nama yang dapat menginformasikan konsep program dan dapat membantu menempatkan atau memposisikan program bersangkutan dan pada saat yang sama juga menciptakan image bagi program itu.

Menurut Latief dan Utud (2015:66) “berbagai macam cara dilakukan untuk membangun image stasiun, diantaranya dengan menayangkan tagline atau motto stasiun.”

(43)

Dengan melihat sebuah judul program, audien dapat menggambarkan isi dari program tersebut. Judul juga bisa mengisi latar belakang dari materi program sebelum materi ditayangkan, karena itu pemberian judul yang khas dan singkat sangat berpengaruh dalam kesan pertama sebab menyangkut keseluruhan program.

Menurut Supriyadi, M.Kom dkk (2014:27) “setiap program yang dibuat sebaiknya memiliki nama atau judul acara yang khas dan unik, yang diselaraskan dengan sasaran pemirsanya.”

Pembuatan program dokumenter ini, penulis bersama tim sepakat memilih judul “Panti Sosial Karya Wanita” sebagai judul program.

Alasan penulis dan tim memberi judul Panti Sosial Karya Wanita adalah karna tim mengangkat sebuah film yang menceritakan PSKW (Panti Sosial Karya Wanita) yang menampung Wanita Tuna Susila.

2.4. Target Audience

Setelah melakukan perancangan program media perlu membuat target audien (targeting) yang akan menjadi fokus dalam melayani audien dengan memuaskan kebutuhan yang dituju.

Segmentasi diperlukan agar stasiun penyiaran dapat melayani audiens secara lebih baik, melakukan komunikasi yang lebih persuasif dan yang terpenting adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan audiens yang dituju. Untuk mempromosikan suatu program misalnya, praktisi penyiaran harus tau siapa yang akan menjadi audiensnya.

Definisi target audien menurut Morissan (2013:193) “Target audien adalah memilih satu atau beberapa segment yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan

(44)

pemasaran program dan promosi. Perusahaan harus memilih keberanian untuk memfokuskan kegiatannya pada beberapa bagian saja (segment) audien dan meninggalkan bagian lain.

1. Analisa Target Usia

Menurut Morissan (2011:181) Biasanya audien dibedakan menurut usia, yaitu anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Tetapi pembagian ini masih dianggap terlalu luas. Misalnya, kelompok usia dewasa memiliki bentang usia yang cukup luas sehingga perlu dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Program sering kali menggunakan segmentasi usia ini dalam menjangkau audien yang diinginkan sehingga kita mengetahui program untuk audien anak-anak, remaja, muda, dewasa, dan Orang Tua .

Table II.1

Data Usia Target Audience No Kelompok Usia 1. 0-14 tahun 2. 15-20 tahun 3. 20-29 tahun 4. 30-39 tahun 5. 40+ tahun Sumber : Morissan (2013,184)

(45)

Dari pernyataan diatas, penulis menyimpulkan program nondrama dokumenter “Panti Sosial Karya Wanita” target usianya adalah remaja dan muda yaitu umur 15-20 tahun dan 20-29 tahun.

2. Analisa Target Penonton

Setiap program acara televisi pasti memiliki target penonton yang berbeda-beda. Ada yang bisa disaksikan semua orang, ada juga yang hanya membuat program khusus untuk wanita atau pun pria saja. Semua itu tergantung dengan konsep ataupun konten program yang akan disiarkan.

Menurut Morissan (2011:184) Banyak sekali produk yang menggunakan pendekatan jenis kelamin ini dalam pemasarannya. Ada satu merek produk yang ditujukan hanya kepada wanita saja atau hanya kepada pria,masing-masing memiliki strategi promosi yang berbeda. Isi media massa memengaruhi siapa yang akan menggunakan media itu. Program televisi tertentu seperti program olahraga biasanya disukai konsumen laki-laki,infotainment disukai wanita. Selain itu, ada program sinetron (wanita), program memasak (wanita), program berita (laki-laki), dan seterusnya.

Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa program non drama televisi dokumenter “Panti Sosial Karya Wanita” ini ditujukan untuk kalangan pria dan wanita.

3. Status Ekonomi Sosial

Produk yang dibeli seseorang biasanya erat hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh rumah tangga orang tersebut. Selera atau konsumsi seseorang sangat dipengaruhi oleh kelas sosial yang ditempatinya termasuk selera terhadap program yang ditonton atau didengarnya dari media penyiaran. Pendapatan seseorang akan menentukan dikelas sosial mana dia berada dan kedudukan seseorang dalam kelas sosial akan memengaruhi kemampuannya berakses kepada sumber-sumber daya dan

(46)

kecenderungannya dalam menggunakan media. Pendapatan seseorang memengaruhi terhadap apa yang dibacanya atau apa yang ditontonnya. Menurut Lloyd Warner dalam Morissan (2011:186), kelas sosial dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu :

Tabel II.2

Status Ekonomi Sosial Kelas Sosial

Kelas atas (A+)

Kelas atas bagian bawah (A)

Kelas menengah atas (B+)

Kelas menengah bawah (B)

Kelas bawah bagian atas (C+)

Kelas bawah bagian bawah (C)

Sumber : Morissan,2011:186

Masing-masing kelas tersebut memiliki karakter berbeda-beda,yang memengaruhi cara pandang dan cara membelanjakan uangnya. Mereka yang mendiami kelas-kelas tersebut pun berbeda karakternya menurut lama barunya mereka berada dikelasnya masing-masing. Mereka yang baru saja memasuki kelas menengah (berasal dari kelas bawah) akan memiliki kebiasaan membelanjakan uang yang berbeda dengan mereka yang sudah mapan secara turun-temurun dalam kelas itu.

Melalui kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam program non drama televisi dokumenter “Panti Sosial Karya Wanita” ini penulis memilih status ekonomi kelas menengah bawah (B), dikarenakan isi program penulis mengenai informasi sosial sehingga memberikan pengetahuan dan mudah

(47)

untuk dipahami kelompok tersebut. Berada di wilayah Indonesia terutama provinsi Jawa. Personalitas dan gaya hidup audien dari program dokumenter ialah yang bersikap ramah, agresif, responsif, inisiatif, kompetitif, serta setiap orang yang memiliki pengalaman dan tantangan dalam hidup.

2.5. Karakteristik Produksi

Karakteristik produksi terdiri dari beberapa bagian yaitu taping (rekaman) merupakan kegiatan merekam adegan dari naskah menjadi bentuk audio visual (AV). Materi hasil rekamannya akan ditayangkan pada waktu yang berbeda dengan peristiwanya. Misalnya rekaman dilakukan pada minggu lalu, ditayangkan minggu ini atau rekaman dilakukan pada pagi harinya dan disiarkan pada malam hari.

Menurut Djamal dan Fachrudin (2015:25) mengatakan bahwa:

Live On Tape merupakan produksi yang berlangsung tanpa henti sampai akhir program seperti format live, namun sebelum ditayangkan akan dilakukan proses editing hanya dalam hal khusus (insert editing). Program direkam pembagian (segment) kemudia program akan ditayangkan segera dilain waktu

Sedangkan menurut Latief & Utud (2017:258) menyimpulkan bahwa:

Produksi program siaran dilakukan dengan dua cara, yaitu sistem siaran langsung (live) dan sistem rekaman (taping). Dimaksud siaran langsung adalah segala bentuk program siaran yang ditayangkan tanpa penundaan dengan peristiwanya. Adapun siaran rekaman adalah program siaran yang ditayangkan pada waktu berbeda dengan peristiwanya.

Karakter program Dokumenter TV yang penulis gunakan adalah taping (rekaman) yang akan disiarkan akhir pekan, pada hari sabtu pukul 13.00-13.30 yakni saat kebanyakan orang sedang beristirahat dan berkumpul bersama keluarga untuk menonton TV bersama dan bertukar pikiran.

(48)

Latief & Utud (2015:152) mengatakan bahwa “Sedangkan Live On Tape adalah program yang direkam secara utuh dengan konsep siaran langsung menggunakan beberapa kamera dan direkam terus menerus menggunakan VT melalui visitor mixer, hasilnya akan diedit sebelum disiarkan.”

(49)

BAB III

LAPORAN PRODUKSI

Sebuah program yang baik pasti ditangani oleh orang-orang yang bekerja keras dengan baik, menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan tidak terlepas dari bantuan penata camera. Sebagus-bagusnya konsep program apabila tidak didukung oleh sistem kerabat kerja (crew) yang baik maka program tersebut tidak akan berhasil.

Tak akan mungkin sebuah program berhasil baik. Kerabat kerja yang baik mutlak diperlukan dalam sebuah produksi. Masing-masing kerabat kerja harus profesional dalam bidangnya dan mampu bertanggung jawab sungguh-sungguh pada tugasnya”.

Dalam produksi program TV seluruh crew harus bisa bekerja sama sesuai dengan bidang masing-masing dalam menerjemahkan visi Sutradara terhadap skenario. Kemampuan dalam menerjemahkan visi tersebut merupakan kunci keberhasilan pembuatan sebuah program TV. Karena itu, sebuah organisasi produksi memerlukan pembagian tugas yang sangat rinci dengan tanggung jawab yang jelas, sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar berkat dukungan organisasi yang rapih dan efisien.

Daftar anggota kerabat kerja beserta lembar tugas masing-masing diperlukan untuk mengontrol sebuah pekerjaan sehingga jika ada hambatan segera diketahui dimana dan siapa yang akan bertanggung jawab.

(50)

Produser mempunyai otoritas membentuk tim kerja juga menggerakan departemen produksi sebuah produksi program TV. Namun adanya peran produser, bukan berarti tim kerja yang lain tidak mempunyai fungsi kontrol. Mereka bisa menanyakan dan mempertimbangkan apa yang produser gunakan dalam mengambil keputusan. Sehingga tim kerja yang lain dapat mengkontrol kerja produser sekaligus menentukan keputusan bersama yang lebih tepat.

Menurut Supriyadi, dkk (2014:13) mengatakan bahwa “Produser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap semua aspek keuangan dan administrasi di dalam suatu produksi film, juga menangani tahap awal perencanaan produksi, distribusi, promosi atau periklanan.

Dengan disimpulkan secara umum bahwa produser adalah orang yang bertanggung jawab atas hasil akhir proses pengerjaan program, serta orang-orang yang terlibat di dalamnya sesuai tujuan yang diterapkan bersama, dan tugas seorang produser adalah menentukan gagasan dan konsep program yang diinginkan oleh pemirsa.

3.1.1. Pra Produksi

Pra produksi bagi produser adalah waktu dimana produser sedang melakukan sejumlah persiapan pembuatan program TV, diantaranya meliputi penulisan naskah skenario, menentukan jadwal pengambilan gambar, mencari lokasi, menyusun anggaran biaya, mengurus perizinan, menentukan kru produksi, serta mengurus penyewaan pralatan produksi yang akan digunakan. Tahapan pra produksi adalah seorang produser aktif mengumpulkan tim produksi (crew) untuk mengadakan rapat dan membahas seluruh kesiapan untuk produksi dari mulai rapat diskusi

(51)

dengan penulis dan sutradara, mengenai ide cerita serta riset lapangan dan berdiskusi dengan penata camera mengenai equipment yang akan digunakan, dengan adanya ini penulis sebagai produser membangun mood sejak tahap ini untuk proses shooting sampai ke tahap akhir dieditor.

Saat awal merencanakan suatu program TV, produser harus menemukan materi program yang bagus yang akan dibuat. Produser juga harus memperhatikan materi yang akan di produksi, apakah terkandala masalah hak dan pihak lain sebut saja seperti karakter atau musik yang digunakan harus original dan jika tidak original harus mendapat legalitas dari pihak terkait.

Menurut Supriyadi, dkk (2014:86) mengatakan bahwa:

Pada fase pra produksi produser, penulis naskah dan sutradara tetap fokus pada triangel sistem untuk mematangkan konsep dan desai produksi, ketiganya memegang peran utama dalam produksi. Sesuai peran dan tanggung jawab ketiganya saling berelaborasi untuk menterjemahkan ide dan mendelegasikan ide tersebut kepada semua anggota tim yang terlibat.

Penentuan konsep ide merupakan realisasi dari pemikiran dasar dan gagasan awal yang bertujuan untuk menuangkan ke dalam audio visual, berupa ide awal, tema yang akan diangkat. Pada tahap ini ditentukan sasaran judul, target audience, perkiraan biaya dan rencana kerja.

Berpikir tentang produksi televisi bagi seorang produser profesional, berarti mengembangkan gagasan sebagai materi produksi itu, selain menghibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai, dan memiliki makna, saat pra produksi tugas seorang produser adalah membuat perencanaan jadwal produksi dan membuat rencana anggaran saat produksi. Segala bentuk kegiatan yang dilakukan sebelum masa produksi seperti

(52)

menentukan ide, pematangan konsep, hingga persiapan teknis serta koordinasi tim (crew) sangat penting bagi sebuah program.

Menurut Latief & Utud (2015:124) menyimpulkan bahwa “Produser adalah pimpinan produksi yang mengoordinasikan kepada seluruh kegiatan pelaksanaan sejak pra produksi, produksi, pasca produksi. Seorang produser harus memiliki kemampuan dan selera yang baik, karna ditangan produser suatu program bisa baik dan tidak.

Berawal dari konsep yang matang dan persiapan yang maksimal maka berpengaruh pada keberhasilan program, terlebih dengan program dokumenter yang bergantung pada hasil riset sebelum tahap produksi menentukan kualitas dokumenter yang cukup signifikan karena dokumenter mengandung data informasi yang faktual.

Menurut Latief & Utud (2017:3) menyimpulkan bahwa “Produser hanya sebuah kata, tetapi dalam dunia broadcasting dan film kata produser terkandung makna kuat, daya tarik, dan pengaruhnya pada pengembangan karir dan nasib pekerja dan pelaku seni. Bahkan produser menjadi magnet bagi mereka yang ingin membangun karir didunia hiburan (entertaiment).

Melakukan riset, baik riset kepustakaan maupun riset lapangan mengenai tema yang dipilih, menghubungi pribadi-pribadi penting yang berkaitan dengan tema yang akan digarap, dan meminta penjelasan secara rinci yang menyangkut permasalahan tersebut, maka setelah itu membuat tesis dan kerangka pemikiran.

Perihal perizinan, terutama lokasi shooting tidak boleh diabaikan karena akan berakibat fatal. Jika saat produksi bergulir tidak mendapatkan izin untuk pengambilan gambar di lokasi tentu saja waktu produksi menjadi terhambat. Penulis selaku produser dan tim, melakukan survey lokaasi yang sesuai dengan naskah, mempelajari atau mengakses tentang lokasi yang bersangkutan guna mendapatkan informasi seperti waktu untuk mencapai

(53)

lokasi dan rute jalan yang dapat mempermudah dan mengurangi kendala disaat produksi berlangsung. Selanjutnya penulis mengajukan surat permohonan izin lokasi kepada pihak terkait.

Setelah konsep dan penentuan tanggal produksi sudah disepakati, produser berkoordinasi dengan tim untuk mempersiapkan segala kebutuhan terutama pada perisapan alat, transportasi, akomodasi dan konsumsi yang sudah termasuk dalam biaya tetap.

3.1.2. Produksi

Salah satu atau seluruh anggota tim produksi mengeksekusi desain produksi yang telah dibuat sebelumnya, ini berarti langkah awal memasuki masa produksi, yakni mengubah ide dan gagasan menjadi bentuk pesan baik gambar maupun suara yang bermakna guna untuk dinikmati oleh audience dalam bentuk sajian acara.

Sebagai seorang produser, penulis mempunyai peran besar dalam departemen produksi, semua dikarenakan sejak pra produksi penulis sudah menyusun anggaran yang harus dikeluarkan sejak awal pra produksi hingga akhir pasca produksi atau editing.

Lancarnya proses tahapan produksi tercermin dari desain poduksi yang dibuat pada pra produksi. Biasanya semakin detail desain produksi yang dibuat semakin mempermudah tim untuk melakukan produksi, memasuki masa produksi, produser kembali memegang peran penting, produser wajib untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan produksi berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Baik dari segi waktu, maupun dari segi biaya. Ketika terjadi sesuatu diluar rencana yang

(54)

mengganggu proses berjalannya produksi, maka produserlah yang bertugas mencari jalan keluarnya dengan dibantu dengan tim lain yang terlibat saat produksi.

Menurut Latief & Utud (2017:17) menyimpulkan bahwa “Pada tahap produksi, produser tetap terlibat sebagai leader. Meskipun ada pengarah acara (PD=Program Director) yang bertugas menerjemahkan naskah dalam perspektif pemikirannya, namun lebih bertanggung jawab pada penyajian visual saja dengan sentuhan artistik. Kadang PD pada saat rekaman gambar hanya fungsi sebatas menerjemahkan konsep menjadi AV atau sebagai swicherman saja. Pra produksi dan pasca produksi dikerjakan produser dan tim lainnya.

Berdasarkan pengertian produksi yang dikemukakan diatas, maka penulis menyatakan bahwa sebagai produser penulis mengawasi berjalannya proses produksi agara hasil akhir produksi tidak keluar dari konsep yang sudah ditentukan sejak awal.

Semua yang telah dipersiapkan pada tahap pra produksi akan dieksekusi. Dilakukan proses pengambilan gambar, suara serta elemen-elemen yang nantinya diperlukan untuk membangun sebuah film.

Selama proses produksi produser dibantu oleh sutradara merealisasikan treatment yang sudah dibuat, serta mengawasi jalannya produksi sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah disepakati, mengingatkan akan kondisi kesehatan tim dan selalu berkoordinasi atas kesiapan dan kelengkapan alat operational.

1. Konsumsi

Produser bertanggung jawab atas hasil program serta seluruh tim yang bertugas, dalam hal pengerjaan. Konsumsi berupa makanan dan minuman sangat diperlukan sebagai sumber energi. Pada tahap produksi penulis menyiapkan alokasi dana khusus untuk konsumsi.

(55)

2. Kondisi kesehatan tim

Dalam proses produksi, jarak dan waktu yang terkadang tidak bisa di prediksi karena menyangkut kesediaan narasumber, maka terpaksa dalam cuaca sedang turun hujan tim harus tetap berangkat menuju lokasi, untuk meminimalisir kesehatan tim menurun maka penulis selalu mengingatkan atas kondisi badan tim dan menyiapkan obat diperlukan. 3. Tim schedule

Dikarenakan waktu yang terbatas, jalannya produksi yang diselenggarakan dalam waktu yang sudah disepakati, produser berusaha mencapai semua tujuan mengurangi resiko kurangnya keterangan narasumber, stock shoot maupun data-data penting. Maka segala upaya dilakukan untuk menjaga time schedule setidaknya diawal aktivitas sesuai dengan rencana, yaitu dengan cara segera mengatur jadwal ulang jika ada salah satu yang berhalangan digantikan dengan agenda berikutnya yang memungkinkan untuk dikerjakan terlebih dahulu. Memaksimalkan masa produksi juga merupakan upaya mencegahnya pemborosan anggaran.

Dalam proses produksi menurut penulis seorang produser yang harus diperhatikan adalah konsumsi, transportasi, akomodasi dan komunikasi dengan crew agar tidak terjadi kesalahan pada saat jalannya produksi.

(56)

Ketika shooting selesai bukan berarti pekerjaan selesai, menjadi seorang produser tidaklah mudah proses selanjutnya sudah menanti yaitu pasca produksi. Dalam tahapan ini seorang produser biasanya sudah memilih editor sebelum shooting dimulai. Beberapa banyak shoot yang belum tersusun harus dirapihkan menjadi satu kesatuan cerita oleh seorang editor atu penyunting gambar. Sebelum melakukan proses editing editor harus memaparkan dan menjabarkan konsep editing kepada produser dan sutrdara.

Pada saat proses pasca produksi ini produser harus memantau proses edit agar tidak keluar dari jalur konflik yang telah dibuat oleh penulis naskah dan persetujuan anggota. Produser juga dapat membantu apabila terjadi suatu masalah terhadap proses editing. Setelah tahap produksi produser berserta tim produksi mereview hasil liputan dan memeriksa kelengkapan konten yang dibutuhkan, setelah itu melakukan koordinasi terhadap tim editor dan sutradara untuk mengatur susunan fakta agar peristiwa itu lebih bermaksa (essensial). Hasil editing akan di review dan jika terdapat kekurangan maka dilakukan revisi.

Tahap ini merupakan suatu tahap dari proses pembuatan program TV. Tahap ini dilakukan setelah tahap produksi program TV dilakukan. Pada tahap ini terdapat aktifitas seperti pengeditan program TV, pemberian efek khusus, pengoreksian warna, hingga pemberian suara dan musik latar. Produser dalam pasca produksi kesehariannya lebih berperan sebagai pendamping sutradara. Karena penyuntingan adalah proses kerja yang panjang antara studradara dan editor.

(57)

Menurut Latief & Utud (2015:155) mengatakan bahwa “Pasca produksi (postproduction) adalah tahapan akhir dari proses produksi program sebelum on air. Dalam tahapan pasca produksi program yang sudah di rekam harus melalui beberapa proses, diantaranya editing offline, online, insert graphic, narasa, effect visual, dan audio serta mixing.

Seorang produser akan menjadi produser pasca produksi dalam kesehariannya lebih berperan sebagai pendamping sutradara, karena penyuntingan adalah proses kerja yang panjang antara sutradara dan editor. Interprestasi dan teknik editing itulah yang nantinya memberi unsur dramatik pada subjek-subjek dalam dokumenter tersebut.

Disinilah penulis sebagai produser berperan penting untuk menjadi penengah antara editor dengan sutradara, untuk mendapatkan kualitas berdasarkan orientasi benar dan indah serta memenuhi kriteria dan kebijakan yang ada pada intinya.

3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab Produser

Menjadi seorang produser sangat memegang tanggung jawab yang besar. Segala sesuatunya harus diperhitungkan dengan matang, sebagai produser juga berusaha agar semua ketentuan dan kriteria yang harus dimiliki seorang produser juga ada didalam diri penulis. Semaksimal mungkin penulis bertindak sebagaimana mestinya seorang produser bertindak.

Menurut Supriyadi dkk (2014:49) mengatakan bahwa “Produser adalah orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal hingga akhir produksi dalam memanage produksi”.

(58)

Saya selaku produser ikut membantu menemukan ide cerita, menyusun perancangan design produksi, mencari lokasi shooting dan mengurus perizinan lokasi, serta menyediakan sarana dan prasarana penunjang shooting, mengumpulkan dana untuk proses produksi dari setiap personal tim, mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan yang terjadi selama masa pra produksi, produksi dan pasca produksi berlangsung. Serta bertanggung jawab atas seluruh hasil produksi baik dari segi dana maupun hasil akhir produksi

Pada proses program dokumenter televisi ini, produser memiliki peran dan tanggung jawab diantaranya:

1. Pra Produksi

a. Mengembangkan gagasan materi produksi.

b. Menganalisis dan menyeleksi materi mana yang diperlukan.

c. Mengembangkan tema yang akan digarap berdasar ide-ide yang sudah didiskusikan dan ditentukan berdasarkan hasil brainstorming, riset serta diskusi dengan pembimbing dan asisten pembimbing. d. Perencanaan biaya produksi (budgeting).

e. Berkoordinasi dengan pihak terkait seperti narasumber dan pemilik dokumentasi untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.

f. Mengatur izin tempat shooting kepada pemerintah atau tokoh setempat.

g. Produser dapat mengatur tim dan memberi semangat kepada seluruh crew agar bisa berjalan dengan baik.

(59)

h. Dapat berkoordinasi dengan penulis naskah, kameramen, sutradara, dan editor dalam persiapan materi maupun alat

2. Produksi

a. Mengawasi jalannya produksi sesuai tanggal dan perrencanaan yang telat disepakati.

b. Mengawasi kualitas jalannya produksi sesuai dengan treatment yang sudah dibuat untuk pengambilan gambar dan narasumber. c. Mengecek kondisi dan kelengkapan peralatan yang dipakai untuk

shooting.

d. Memastikan semua peralatan lengkap dan dalam kondisi sangat baik.

e. Selalu berkoordinasi dengan sutradara, kameramen, dan penulis naskah.

f. Menghimbau tim untuk segera menyiapkan dan memasang semua peralatan yang ada sesuai dengan susunan kegiatan yang sudah disepakati.

g. Memantau keamanan dan kondisi kesehatan tim dari awal hingga akhir proses shooting.

h. Mengingatkan terus keadaan kesehatan tim agar tidak terjadi keinginan yang tidak terjadi dan terus bersemangat dalam melakukan proses produksi.

3. Pasca Produksi

(60)

b. Memastikan hasil take shoot sesuai dengan konsep awal, dan selalu mengamankan hasil rekaman di beberapa tempat seperti laptop dan hardisk eksternal.

c. Mereview hasil liputan yang sudah diambil sebelum masuk ke proses editing.

d. Melakukan koordinasi terhadap editor dan penulis naskah.

e. Menyampaikan laporan keuangan produksi kepada seluruh anggota (crew).

Seorang produser mempunyai andil yang sangat besar dalam terbentuknya suatu team produksi. Selain itu seorang produser juga harus mengontrol secara teliti kerja team produksi demi lancarnya program acara yang telah direncanakan.

3.1.5. Proses Penciptaan Karya 1. Konsep Kreatif

Pada saat menentukan sebuah ide atau tema untuk program dokumenter yang penulis buat, banyak pertimbangan dan perombakan berkali-kali untuk konsep dan judul program. Penulis bersama tim produksi menentukan dan mengembangkan sebuah bentuk format program dokumenter yang bertemakan pendidikan dan informasi yakni tentang sebuah Tuna Susila yang masih menjadi permasalahan di Indonesia. Semua itu penulis sajikan berdasarkan konsep yang sudah disepakati bersama oleh tim produksi.

(61)

2. Konsep Produksi

Dalam produksi, penulis akan menyerahkan sepenuhnya kepada sutradara untuk memimpin jalannya produksi dibantu oleh kameramen dan penulis naskah serta tim support lain. Biarpun begitu, penulis tetap akan mengawasi dan memantau perkembangan produksi program ini setiap harinya agar program ini tidak keluar garis merah yang sudah ditentukan oleh tim pada awal pembentukan produksi ini.

3. Konsep Teknis

Sebagai produser harus memahami peralatan apa saja yang akan digunakan pada saat produksi. Itulah mengapa pada tahap pra produksi seorang produser harus membuat equipment list agar sutradara serta tim lain mengetahui apa saja alat-alat yang akan dipakai dalam masa produksi. ada pun kamera yang akan digunakan adalah kamera Sony vg30. kamera tersebut sudah termasuk kamera berkualitas baik untuk sebuah produksi videografi (film).

3.1.6. Kendala Produksi dan Solusinya

Kendala adalah halangan rintangan dengan keadaan yang membatasi, menghalangi atau mencegah sasaran , dalam hal ini kendala yang dibahas adalah kendala saat masa produksi itu berlansung, dimana ada kendala pasti disitu ada solusi yang bisa menyelesaikan kendala tersebut, ini lah beberapa kendala yang dialami oleh penulis pada saat masa poduksi.

(62)

Kendala yang dialami saat produksi adalah pengurusan perizinan setempat karna sebelum atau saat produksi harus diawasi oleh pengawas setempat dan dalam segi teknis kondisi cuaca yang tak menentu yang mengakibatkan terganggunya schedule yang telah dibuat.

Solusi yang diambil adalah melakukan pendekatan terhadap pengawas pembimbing setempat untuk mendapatkan perizinan tempat dan perizinan wawancara saat sesi wawancara dengan narasumber.

Kendala kedua penulis mendapatkan kendala seperti cuaca yang tidak mendukung saat proses produksi berlangsung dikarenakan hujan yang cukup deras sedangkan pada saat itu sedang diadakannya upacara hari kartini atau moment penting yang Cuma ada setiap satu tahun sekali.

Solusi untuk kendala kedua penulis memilih untuk melanjutkan produksi saat hujan dengan menggunakan peralatan yang safety seperti pasung dan plastik wrap untuk melindungin penata kamera saat mengambil gambar dan melindungi kamera dari terkenanya air hujan saat proses pengambilan film sedang berlangsung.

3.1.7. Lembar Kerja Produser

1. Konsep produser 2. Working Schedule 3. Shooting Schedule 4. Equptment List 5. Breakdown Budget

(63)

Tabel III.1. Working Schedule

4. 5. 6.

Produksi : Edelweis Production Produser : Kamellia Judul Karya : “Panti Sosial Karya Wanita” Sutradara : Novi Durasi : 20 menit

No Tah ap

Aktifitas Target per Minggu

Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 P R A P R O D U K S I Pembagian Jobdesk 2 Penemuan Ide Cerita

3 Bimbingan Perdana

4 Pengajuan Konsep

5 Menentukan Jadwal Riset

6 Riset

No Tah ap

Aktifitas

Target per Minggu

April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 P R O D U K S I Shooting 1 2 Shooting 2 3 Shooting 3 AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA

(64)

No Tah ap

Aktifitas Target per Minggu

April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 P A S C A P R O D U K S I

Briefing Crew Pasca Produksi

2 Pembuatan Lembar Kerja Masing-Masing Divisi 3 Pembuatan Karya Kasar

4 Review Gambar

5

(65)

Tabel III.2. Shooting Schedule

Produksi : Edelweis Production Producer : Kamellia Kosasih Y Judul Karya : “Panti Sosial Karya Wanita” Sutradara: Novi Isnawati Durasi : 20 menit

Lokasi : Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya

Day Hari Dan Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan 1 Senin, 23 April 2018 06.00 - 06.30 Sarapan 06.30 - 07.00 Brifing + Doa 07.00 - 07.30 Menyiapkan Equiptment 07.30 - 08.00 Berangkat Ke lokasi (panti) 08.00 - 09.00 Produksi Pengambilan Video Upacara

Memperingati Hari Kartini 09.00 - 12.30 Produksi + Pengambilan Stock Shoot

12.30 - 13.30 Isoma

13.30 - 15.00 Pengambilan Stock Shoot

15.00 Break Day 1

Lokasi : Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya

Day Hari Dan Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan 2 Selasa, 24 April 2018 08.00 - 09.00 Sarapan 09.00 - 09.20 Brifing + Doa 09.20 - 10.00 Menyiapkan Equiptment 10.00 - 10.15 Berangkat Ke lokasi (panti)

10.15 - 12.30 Produksi Pengambilan Stock Shoot Segmen1 full

12.30 - 13.15 Isoma

13.15 - 16.00 Next Produksi Segment 1

16.00 - 16.30 Isoma

16.30 - 17.30 Next Produksi Segment 1

17.30 Break Day 2

AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA

(66)

Lokasi : Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya

Day Hari Dan Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan 3 Kamis, 26 April 2018 08.00 - 09.00 Sarapan 09.00 - 09.20 Brifing + Doa 09.20 - 10.00 Menyiapkan Equiptment 10.00 - 10.15 Berangkat Ke lokasi (panti)

10.15 - 12.30 Produksi Pengambilan Stock Shoot konten + Establish

12.30 - 13.15 Isoma

13.15 - 16.00 Mengambil Stock Shot Konten

16.00 - 16.30 Isoma

(67)

Tabel III.3. Equipment List

Produksi : Edelweis Production Producer : Kamellia Kosasih Y Judul Karya : “Panti Sosial Karya Wanita” Sutradara: Novi Isnawati Durasi : 20 menit

No Nama Seri Jumlah Keterangan

1 Kamera Sony VG30 1 Sewa

2 Tripod Bowl 50 mm 1 Sewa

3 Memori External 64

GB Extreme Pro 2 Milik Sendiri

4 Battery Pack Sony 3 Sewa

5 Video Mic Rode 1 Sewa

6 Clip On Senheiser 1 Sewa

7 LED Feloni 15 Inc 1 Sewa

8 Battery Pack Alkaline 1 Dust Beli

9 Headphone/Headset - 1 Milik Sendiri

10 Hardisk 1 Terra - 1 Milik Teman

11 PC - 1 Milik Sendiri

12 Audio External - 1 Milik Teman

AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA

(68)

Tabel III.4. Breakdown Budgeting

Breakdown Budget

Produksi : Edelweis Production Producer : Kamellia Kosasih Judul Karya : “Panti Sosial Karya Wanita” Sutradara : Novi Isnawati Durasi : 20 menit

No Item Unit Rate Amount Notes

Pra Produksi

1 perlengkapan Identitas 1 Rp. 15.000 Beli Topeng

2 Foto Copy Naskah 1 Rp. 2.000

3 Parcel Make Up 1 Rp. 87.000 Untuk PM

4 Kertas HVS 1 rim 1 Rp. 51.500 5 Tinta canon 1 Rp. 203.000 6 Aksesoris Kebutuhan Parcel 9 Rp. 18.000 Total : Rp. 376.500 Produksi 7 Sewa Alat 4 Rp. 950.000 Rp. 3.800.000

8 Transportasi Rp. 35.000 Taxi Online

9 Konsumsi Rp. 109.000 Konsumsi Satpam Dan Crew Rp. 100.000 Konsumsi Crew Rp. 20.000 Rp. 100.000 Konsumsi Crew Rp. 100.000 Konsumsi Crew Rp. 50.000 Membeli Kue PM Rp. 50.000 Kue Untuk Pembimbing PSKW 10

Parcel Buah Untuk Kepala

PSKW Rp. 150.000 Total : Rp. 4.514.500 Pasca Produksi 11 Editing Rp. 700.000 12 Dispro Rp. 1000.000 13 Konsumsi Editing Rp. 330.000

14 Biaya Tak Terduga Rp. 100.000

Total: Rp. 2.130.000

Total keseluruhan : Rp. 7.021.000 AKADEMI KOMUNIKASI

BINA SARANA INFORMATIKA BREAKDOWN BUDGETING

(69)

3.2. Proses Kerja Sutradara

Sutradara Televisi adalah sebutan bagi seseorang yang mempunyai profesi menyutradarai program acara televisi baik untuk drama ataupun non drama, dalam produksi single ataupun multi-camera.

Sutradara Televisi adalah seseorang yang menyutradarai program acara televisi yang terlibat dalam proses kreatif dari pra hingga pasca produksi, baik untuk drama maupun non drama dengan lokasi studio (indoor) maupun alam (outdoor), dan menggunakan sistem produksi single maupun multicamera.

Sutradara mempunyai profesi menyelenggarakan produksi, mulai dari menganalisis naskah, mengkreasikan rekayasa artistik, memindahkan bahan tulisan ke dalam bahasa visual, memimpin kerabat kerja televisi di berbagai bidang atau profesi, seperti penata kamera, penata lampu, dan lain-lain, hingga menjadi tontonan yang berbobot dan dapat dinikmati.

Menurut Naratama (2013:15) mengatakan bahwa “Sutradara tidak sekedar memproduksi program acara yang sudah disiapkan oleh orang lain, tetapi dia harus membuat karya yang bersifat analitis, artistik, akademis, dan organisator.”

Karna seorang sutradara memiliki imajinasi bahkan jalan ceritanya sediri agar mencapai suatu klimax dalam sebuah program TV yang dia buat, dan mengexplor lebih jauh naskah yang di buat oleh penulis naskah agar hasilnya lebih sampai pada penikmat program TV.

Sutradara Televisi dan pengarah acara pada program televisi memang sangat berpengaruh, keduanya sama-sama memimpin program namun

(70)

perbedaan yang sangat tercermin antara sutradara televisi dan pengarah acara yaitu dari job description, yaitu seorang sutradara berperan melakukan penciptaan karya seni audio visual, sedangkan seorang pengarah acara televisi berperan melakukan liputan audio visual atas momentum sebuah acara. Dari semua ini, kita dapat melihat bahwa profesi sutradara televisi lahir untuk menciptakan karya-karya. Acara televisi dengan format drama dan nondrama. Atau dalam bahasa sastra, dikenal sebagai fiksi dan nonfiksi, semuanya dikemas melalui proses produksi yang panjang dan kompleks.

Sutradara akan terlibat mulai dari awal pembuatan ide visual seperti penulisan naskah, penentuan pemain hingga ke urusan rekayasa artistik yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan keindahan karya seni itu sendiri.

Adapun pada saat produksi dan pasca produksi, keterlibatan dan peranan sutradara menjadi sangat tinggi. Ditangan sutradaralah, pertanggungjawaban atas karya audio visual dipertaruhkan.

3.2.1. Pra Produksi

Tahap pra produksi merupakan tahapan kerja terpenting atau utama dalam setiap produksi film baik fiksi maupun dokumenter. Produksi program TV mampu berjalan lancar dan sukses karna persiapan saat pra produksi.

Menurut Andi Fachrudin (2011:10) mengatakan bahwa “Pra produksi adalah tahap paling penting dalam sebuah produksi televisi, yaitu merupakan semua tahapan persiapan sebelum sebuah produksi di

(71)

mulai. Makin baik sebuah perencanaan produksi, maka akan memudahkan proses produksi televisi.”

Maka tanpa adanya pra produksi semua jalan nya pembuatan program TV hingga proses editing tidak akan sesuai dengan perencanaan, sehingga dari awal hingga akhri tidak akan sesuai dengan apa yang sudah ada di naskah.Pra produksi dilakukan dengan melalui sejumlah tahapan diantaranya :

1. Meeting Bersama Crew Produksi

Sutradara berdiskusi dengan penata kamera atau D.O.P (Director of Photography). Komposisi, angle, camera movement, didiskusikan secara detail. Namun beberapa sutradara terkadang mengoperasikan sendiri kameranya, semisal sutradara Rudy Soedjarwo dalam beberapa filmnya.

2. Riset dan treatment

Penangalan shooting dilakukan setelah sutradara sudah membuat treatment dari hasil riset dan melihat Term of Reference (TOR) yang telah dibuat oleh penulis naskah. Dalam hal ini sutradara sudah menemukan alur cerita setidaknya untuk acuan saat produksi, meskipun naskah akhir dapat saja berubah di proses editing.

3. Penetapan ide cerita

Kreatifitas dan imajinasi ialah salah satu kemampuan memilih antara mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dirangkai dalam suatu cerita. Penggalian pemahaman dan pengetahuan yang berupa poin-poin penting yang sebelumnya telah didapat dari hasil riset

(72)

selama ini. Hal ini dapat menjadikan bahan untuk di telusuri dan mendapatkan hal-hal menarik untuk mengemas fakta yang telah ada. penelususran imajinasi, bagaimana suatu masalah dapat timbul dan terselesaikan dari benturan poin-poin dan kepentingan yang sudah ada atau potensial terjadi. Sebelum membuat cerita program, kita harus menentukan tujuan program. Apakah hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan program lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan, maka semua detail cerita dan pembuatan program akan terlihat dan akan lebih mudah dalam pengerjaanya. Jika perlu diadakan observasi dan pengumpulan data dan faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel di internet, atau bertanya langsung kepada sumbernya.

4. Pembuatan Naskah

Pembuatan naskah dalam hal ini ialah memungkinkan pesan informasi dapat disampaikan dengan baik secara visual, sebagaimana disini kita akan membuat sejumlah program video juga sebagai media menyampaikan pesan komunikasi. Prinsip-prinsip umum dibawah ini kelak akan dibahas lagi secara produk video di bagian ragam produksi. Empat aspek penting dalam penulisan naskah adalah a. Konsep Cerita

Gambar

Gambar III.1 Spesifikasi Kamera. ................................................................
Table II.1
Tabel II.2
Tabel III.1. Working Schedule  4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian ini, maka penulis berkesimpulan bahwa Progran Bimbingan Keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita Kota Palangka Raya Provinsi

Skripsi yang berjudul METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP PENYANDANG MASALAH TUNA SUSILA DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA PSKW MULYA JAYA JAKARTA.. Telah

Bab IV Aktivitas Dakwah dalam Pembinaan Mantan WTS di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya Jakarta Barat yang terdiri dari, aktifitas dakwah dalam

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana rehabilitasi sosial yang diberikan terhadap klien dalam hal ini korban kekerasan ataupun mantan tuna susila di Panti Sosial Karya

Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama Surakarta menjadi salah satu bentuk kepedulian untuk mengubah Wanita Tuna Susila yang melanggar norma di masyarakat

menjadi karya acuan objek yang diambil adalah pekerja tebu laki-laki sedangkan untuk pembuatan karya fotografi dokumenter ini adalah pekerja wanita tembakau dan hasil foto

Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian ini, maka penulis berkesimpulan bahwa Progran Bimbingan Keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita Kota Palangka Raya Provinsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses interaksi sosial perempuan bermasalah kekerasan dalam rumah tangga dengan petugas di UPTD Panti Sosial Karya Wanita “Harapan