• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nomor : 346-A/BPR-CJP/V/2021 Kupang, 22 Mei 2021 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Laporan Tata Kelola BPR Tahun 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Nomor : 346-A/BPR-CJP/V/2021 Kupang, 22 Mei 2021 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Laporan Tata Kelola BPR Tahun 2020"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

CHRISTA JAYA Perdana

Jl.Frans Seda, Kel.Fatululi, Kota Kupang

Telp. (0380) 8555.100 - 8555.055, E-mail: [email protected]

Nomor : 346-A/BPR-CJP/V/2021 Kupang, 22 Mei 2021 Lampiran : 1 (satu) berkas

Perihal : Laporan Tata Kelola BPR Tahun 2020

Kepada Yth.

Kepala DPD Perbarindo KOMP. PATRA II No. 46 Jl. Jendral Ahmad Yani - Bypass Cempaka Putih, Jakartra Pusat 10510 Di -

Tempat

Dengan hormat,

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 dan Surat Edaran OJK Nomor 8/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat, bersama ini kami sampaikan Laporan Self Assessment Tata Kelola PT BPR Christa Jaya Perdana Tahun 2020.

Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

PT. Bank Perkreditan Rakyat CHRISTA JAYA Perdana

Wilson Liyanto,SE Direktur Utama

(3)

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2020

PT. BPR CHRISTA JAYA Perdana

Jl.Frans Seda No.16, Kel.Fatululi, Kota Kupang Telp. (0380) 8555055, 08113982323 E-mail: [email protected]

BPR CHRISTA JAYA

(4)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 1

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PT. BPR CHRISTA JAYA PERDANA

A. PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016 Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik menjadi perhatian dan prioritas bagi BPR dalam menjalankan seluruh aktivitas bisnis dan aktivitas operasional Bank. Penerapan pelaksanaan Tata Kelola di BPR dilakukan dengan tetap berfokus pada 5 (lima) aspek Good Corporate Governance (GCG) yaitu :

1. Transparansi (transparancy) yang berarti keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.

a. Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan mudah diperbandingkan, serta mudah diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan oleh Bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia Bank sesuai Undang-Undang yang berlaku.

b. Kebijakan Bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan dan yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.

2. Akuntabilitas (accountability) yang berarti kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ/personil Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.

a. Bank menetapkan sasaran usaha dan strategi untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada stakeholder.

b. Bank menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing karyawan atau organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memastikan terdapatnya check and balance dalam pengelolaan Bank.

3. Pertanggungjawaban (responsibility) yang berarti kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang terkait dengan

(5)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 2

Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ataupun aturan lainnya yang mengatur prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat sebagai wujud pertanggungjawaban untuk menjaga kelangsungan usahanya.

a. Bank harus berpegang pada prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Bank harus berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundangan dan kebijakan internal yang telah ditetapkan.

c. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (warga negara perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial.

4. Independensi (independency) yang berarti pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak internal maupun eksternal.

a. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak, serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).

b. Bank setiap mengambil keputusan dilakukan secara objektif serta bebas dari tekanan dari pihak manapun.

5. Kewajaran (fairness) yang berarti keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

a. Bank harus memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).

b. Bank membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan serta menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank.

1) Dasar-Dasar Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan :

Pelaksanaan Tata Kelola di PT. BPR Christa Jaya Perdana mengacu pada beberapa ketentuan yang berlaku antara lain :

a. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan Rakyat

c. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat

(6)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 3

d. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat

e. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 24/SEOJK.03/2020 tentang Perubahan atas SEOJK no 5/SEOJK.03/2016 Penerapan Tata Kelola BPR

2) Komitmen dan Tujuan Penerapan Tata Kelola PT. BPR Christa Jaya Perdana : Bagi PT. BPR Chrsita Jaya Perdana penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik dan benar bukan sekedar memenuhi peraturan perundang-undangan tetapi merupakan elemen fundamental. Manajemen meyakini bahwa dengan pengelolaan Tata Kelola yang baik dan benar akan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Komitmen ini didukung penuh oleh seluruh jajaran Manajemen dan seluruh Karyawan/i PT. BPR Chrsita Jaya Perdana.

Komitmen PT. BPR Chrsita Jaya Perdana untuk mengimplementasikan Penerapan Tata Kelola bertujuan untuk :

a. Meningkatkan kesungguhan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, indepedensi, kewajaran, dan kehati-hatian dalam pengelolaan Bank.

b. Meningkatkan kinerja Bank, Efisiensi dan Pelayanan kepada Stakeholder.

c. Menarik dan menjaga minat dan kepercayaan Nasabah.

B. TRANSPARANSI PENERAPAN TATA KELOLA

Laporan Penerapan Pelaksanaan Tata Kelola di PT. BPR Christa Jaya Perdana disusun seiring dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat. Berikut Pokok-Pokok Laporan Penerapan Tata Kelola selama Tahun 2020 :

1) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi;

2) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris;

3) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Komite;

4) Penanganan Benturan Kepentingan;

5) Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern;

6) Batas Maksimum Pemberian Kredit;

7) Rencana Strategis BPR;

8) Hasil Penilaian Self Assesment atas Penerapan Tata Kelola;

(7)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 4

9) Kepemilikan Saham Anggota Direksi;

10) Hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga Anggota Direksi dengan Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi Lain dan/atau Pemegang Saham BPR;

11) Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris;

12) Hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga Anggota Dewan Komisaris dengan Anggota Dewan Komisaris Lain, Anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR;

13) Paket Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris

14) Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah;

15) Frekuensi Rapat Dewan Komisaris;

16) Jumlah Penyimpangan Intern yang terjadi dan Upaya Penyelesaian oleh BPR;

17) Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian oleh BPR;

18) Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan;

19) Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik Lingkungan, baik nominal maupun penerima dana.

1) PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

Direksi PT. BPR Christa Jaya Perdana telah diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar Perseroan dan/atau Keputusan RUPS.

Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam menjalankan tugasnya, Direksi diberi wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai Anggaran Dasar yang berpedoman pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

(8)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 5

a. Jumlah dan Komposisi Direksi :

Direksi pada Tahun 2020 terdiri dari 3 (tiga) orang, yang dimana Bank telah menemukan calon yang sesuai dengan criteria yang diinginkan.

Direksi pada saat diangkat telah memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan, antara lain mempunyai akhlak dan moral yang baik, tidak pernah dinyatakan pailit, tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana, serta memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman di bidang perbankan. Direksi telah dinyatakan Lulus fit and proper test sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Susunan Direksi PT. BPR Christa Jaya Perdana :

Keputusan RUPS No. 5 tanggal 16 Nov 2020 SUSUNAN DIREKSI

PT BPR CHRISTA JAYA PERDANA - MASA KERJA 2020 S/D 2025

No Nama Jabatan Masa Jabatan Domisili Keterangan

1 Wilson Liyanto, S.E Direktur Utama 11 Nov 2020 s/d 11 Nov 2025 Kupang

Keputusan RUPS No. 5 tanggal 16 Nov 2020 2 Ricky Richard Musa Manafe, S.E Direktur Kredit 11 Nov 2020 s/d

11 Nov 2025 Kupang Keputusan RUPS No. 5 tanggal 16 Nov 2020 3 Rosa A. M. Atasoge, S.E Direktur Kepatuhan 11 Nov 2020 s/d

11 Nov 2025 Kupang

b. Kriteria Anggota Direksi :

Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang-perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Integritas, yang paling kurang mencakup:

1) Cakap dalam melakukan perbuatan hukum dan dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan;

2) Tidak pernah dinyatakan pailit atau;

3) Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan;

4) Memiliki akhlak dan moral yang baik;

5) Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(9)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 6

6) Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat;

7) Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test); dan

8) Memiliki komitmen untuk tidak melakukan dan/atau mengulangi perbuatan dan/atau tindakan tertentu, bagi calon anggota Direksi atau calon anggota Dewan Komisaris yang pernah memiliki predikat tidak lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan dan telah menjalani sanksi.

2. Kompetensi, yang paling kurang mencakup :

1) Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya;

2) Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan; dan

3) Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Perseroan.

3. Memiliki reputasi keuangan yang baik dengan tidak memiliki kredit macet.

4. Memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Perbankan, peraturan perundang-undangan lainnya dan Anggaran Dasar Perseroan.

5. Antara para anggota Direksi, dan antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris tidak boleh ada hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat kedua, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda (menantu atau ipar).

c. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan :

Direksi sebagai pengurus Bank diharuskan memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan serta memperoleh predikat lulus dalam penilaian kemampuan dan kepatutan yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercantum dalam POJK Nomor 27/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan (fit and proper test).

(10)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 7

Direksi telah mengikuti fit and proper test yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan memperoleh predikat kelulusan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini :

d. Rangkap Jabatan Direksi :

Sesuai POJK Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, setiap anggota Direksi dilarang untuk rangkap jabatan pada Bank dan/atau perusahaan lain, kecuali sebagai pengurus asosiasi industri BPR dan/atau lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan kompetensi sumber daya manusia BPR dan sepanjang tidak mengganggu pelaksanaan tugas sebagai anggota Direksi BPR.

Anggota Direksi PT. BPR Christa Jaya Perdana tidak memiliki rangkap jabatan diluar yang diperkenankan oleh peraturan yang berlaku dan dapat menimbulkan benturan kepentingan yang dilarang dalam peraturan perundang-undangan.

e. Tugas dan Tanggungjawab Direksi :

Direksi telah melaksanakan Tugas dan tanggung jawabnya sesuai kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar BPR, antara lain :

1. Bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR.

2. Mengelola BPR sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar BPR dan peraturan perundang-undangan.

(11)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 8

3. Menerapkan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

4. Menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksanakan:

1) Fungsi Audit Intern

2) Fungsi Managemen Risiko 3) Fungsi Kepatuhan

5. Menindaklanjuti temuan Audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.

6. Memastikan terpenuhinya jumlah sumber daya manusia yang memadai, antara lain dengan adanya:

1) pemisahan tugas dan tanggung jawab antara satuan atau unit kerja yang menangani pembukuan, operasional, dan kegiatan penunjang operasional; dan

2) penunjukan pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern, dan independen terhadap unit kerja lain.

7. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

8. Mengungkapkan kebijakan BPR yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai.

9. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. Anggota Direksi telah melakukan pembelajaran secara berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya;

(12)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 9

f. Training dan/atau Seminar yang diikuti Direksi

(13)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 10

4) PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris untuk PT. BPR Christa Jaya Perdana diangkat oleh RUPS untuk melakukan pengawasan serta memberikan nasihat kepada Direksi terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab BPR. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah untuk memastikan kelangsungan usaha BPR dan memastikan bahwa Direksi menjalankan tugas dengan itikad baik untuk kepentingan PT. BPR Christa Jaya Perdana, serta pemangku kepentingan lainnya (stakeholders).

a. Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris

Jumlah Anggota Komisaris PT. BPR Christa Jaya Perdana posisi Desember 2020 sebanyak 2 (dua) orang, yaitu sebagai berikut :

2 Lanny M. Tadu, S.E Komisaris 11 Nov 2020 s/d 11

Nov 2025 Kupang Keputusan RUPS No. 5 tanggal 16 Nov 2020 1 Christofel Liyanto, S.E Komisaris Utama 11 Nov 2020 s/d 11

Nov 2025 Kupang Keputusan RUPS No. 5 tanggal 16 Nov 2020

No Nama Jabatan Masa Jabatan Domisili Keterangan

(14)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 11

b. Kriteria Anggota Dewan Komisaris :

Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang memenuhi persyaratan pada saat diangkat dan selama menjabat :

1. Mempunyai akhlak, moral dan integritas yang baik 2. Cakap melakukan perbuatan hukum

3. Dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat:

1) Tidak pernah dinyatakan pailit;

2) Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit;

3) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.

4. Dewan Komisaris harus Memiliki komitmen untuk memenuhi peraturan perundang-undangan dan memiliki kemampuan dan/atau keahlian yang memadai di bidang lain yang dibutuhkan BPR.

5. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat.

6. Mayoritas anggota Dewan Komisaris dilarang saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.

7. Anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, reputasi keuangan, dan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan sesuai dengan ketentuan Otoritas Perbankan mengenai hal tersebut.

8. Setiap usulan pengangkatan, pemberhentian dan/atau penggantian anggota Direksi oleh Dewan Komisaris harus diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pengangkatan Komisaris oleh RUPS baru efektif setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau regulator lainnya sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

(15)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 12

9. Dewan Komisaris harus memiliki kombinasi kemahiran, pengetahuan dan pengalaman bisnis, dan pemahaman terhadap wilayah operasi BPR, termasuk kemampuan untuk melakukan pengawasan atas usaha BPR, dalam upaya memastikan efektifitas dan kompetensi Dewan Komisaris meliputi, bidang perbankan, asuransi, akuntansi, keuangan, hukum, kemampuan strategis, pemahaman bisnis, pengalaman manajerial, dan penguasaan ketentuan yang berlaku.

10. Mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif BPR atau pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan BPR yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen tidak dapat menjadi Komisaris Independen pada BPR sebelum menjalani masa tunggu selama 1 (satu) tahun. Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi mantan Direksi atau Pejabat Eksekutif yang melakukan fungsi pengawasan.

11. Disamping itu, Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Bukan merupakan orang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan atau mengawasi kegiatan BPR dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir.

2) Tidak mempunyai saham, baik langsung maupun tidak langsung pada BPR.

3) Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan BPR, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pemegang Saham Pengendali BPR.

4) Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha BPR.

5) Tidak menerima pendapatan dan/atau fasilitas lain selain penghasilan yang ditetapkan RUPS yang dapat mempengaruhi independensinya.

c. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan :

Dewan Komisaris sebagai pengurus Bank diharuskan memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan serta memperoleh predikat lulus dalam penilaian kemampuan dan kepatutan yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercantum

(16)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 13

dalam POJK Nomor 27/POJK.03/2016 tentang penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak utama Lembaga Jasa Keuangan.

Setiap anggota Dewan Komisaris telah mengikuti fit and proper test yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa keuangan dan memperoleh predikat lulus sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini :

d. Rangkap Jabatan Dewan Komisaris :

Anggota Dewan Komisaris hanya dapat merangkap jabatan sebagai :

1. Anggota Dewan Komisaris hanya dapat mempunyai 2 (dua) rangkap jabatan lain sebagai Anggota Dewan Komisaris pada BPR dan/atau Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

2. Anggota dewan Komisaris dilarang rangkap jabatan sebagai anggota Direksi atau Pejabat eksekutif pada BPR, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dan/atau Bank umum.

Anggota Dewan Komisaris PT. BPR Christa Jaya Perdana tidak memiliki rangkap jabatan di luar yang diperkenankan oleh peraturan yang berlaku dan dapat menimbulkan benturan kepentingan yang dilarang dalam peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

e. Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris :

Dewan Komisaris telah melaksanakan Tugas dan tanggung jawabnya sesuai kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar BPR, antara lain :

(17)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 14

1. Memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi.

3. Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada point 2, Dewan Komisaris wajib mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

4. Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada point 2, Dewan Komisaris dilarang ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan operasional BPR, kecuali terkait dengan :

1) penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana ketentuan yang mengatur mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR; dan 2) hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

5. Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.

6. Memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan :

1) pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan; dan/atau

2) keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR.

f. Training dan/atau Seminar yang diikuti Dewan Komisaris

(18)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 15

3) KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI KOMITE

Berdasarkan POJK Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan rakyat, Direksi pada BPR dengan modal inti kurang dari Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) tidak wajib membentuk Fungsi Komite tetapi wajib menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksanakan :

1. Fungsi Audit Internal 2. Fungsi Manajemen Risiko 3. Fungsi Kepatuhan

Dalam rangka Penerapan Tata Kelola, Direksi telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani Fungsi-fungsi yang ada atas rekomendasi Dewan Komisaris, yaitu sebagai berikut :

a. Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat Eksekutif Fungsi Audit Intern 1. Membantu tugas Direktur dan Dewan Komisaris dalam melakukan

pengawasan operasional BPR yang mencakup perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit;

2. Membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya paling sedikit dengan cara pemeriksaan langsung dan analisis dokumen;

3. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana; dan

4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkatan manajemen.

5. Menyampaikan laporan kepada Direktur dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.

Independensi Pejabat Eksekutif Fungsi Audit Internal

Pejabat Eksekutif Fungsi Audit Internal berasal dari pihak internal tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuan bertindak independen.

(19)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 16

b. Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat Eksekutif Fungsi Manajemen Risiko

1. Memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko;

2. Mengembangkan prosedur dan alat untuk identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko;

3. Mendesain dan menerapkan perangkat yang dibutuhkan dalam penerapan Manajemen Risiko;

4. Memantau implementasi kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko yang direkomendasikan oleh Komite Manajemen Risiko dan yang telah disetujui oleh Direksi;

5. Memantau posisi/eksposur Risiko secara keseluruhan, maupun per Risiko termasuk pemantauan kepatuhan terhadap toleransi Risiko dan limit yang ditetapkan;

6. Melakukan stress testing guna mengetahui dampak dari implementasi kebijakan dan strategi Manajemen Risiko terhadap portofolio atau kinerja Bank secara keseluruhan;

7. Mengkaji usulan aktivitas dan/atau produk baru yang dikembangkan oleh suatu unit tertentu Bank. Pengkajian difokuskan terutama pada aspek kemampuan Bank untuk mengelola aktivitas dan atau produk baru termasuk kelengkapan sistem dan prosedur yang digunakan serta dampaknya terhadap eksposur Risiko Bank secara keseluruhan;

8. Memberikan rekomendasi kepada satuan kerja bisnis dan/atau kepada Komite Manajemen Risiko terkait penerapan Manajemen Risiko antara lain mengenai besaran atau maksimum eksposur Risiko yang dapat dipelihara Bank;

9. Mengevaluasi akurasi dan validitas data yang digunakan oleh Bank untuk mengukur Risiko bagi Bank yang menggunakan model untuk keperluan intern;

10. Menyusun dan menyampaikan laporan profil Risiko kepada Direktur Utama, Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan, dan Komite Manajemen Risiko secara berkala atau paling kurang secara triwulanan.

(20)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 17

Frekuensi laporan harus ditingkatkan apabila kondisi pasar berubah dengan cepat.

11. Melaksanakan kaji ulang secara berkala dengan frekuensi yang disesuaikan kebutuhan Bank, untuk memastikan :

a. kecukupan kerangka Manajemen Risiko;

b. keakuratan metodologi penilaian Risiko; dan c. kecukupan sistem informasi

12. Satuan kerja bisnis wajib menyampaikan laporan atau informasi mengenai eksposur Risiko yang dikelola satuan kerja yang bersangkutan kepada Satuan Kerja Manajemen Risiko secara berkala.

Tanggung jawab :

1. Bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Kepatuhan.

2. Bertanggung jawab dalam menyelenggarakan Sistem Manajemen Risiko yang efektif dan berkesinambungan bagi Bank.

3. Bertanggung jawab atas pelaksanaan prinsip-prinsip Manajemen Risiko Bank dalam menjalankan operasional perbankan sehari-hari.

4. Pemantauan pelaksanaan kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko yang telah disetujui oleh Direksi;

5. Pemantauan posisi Risiko secara keseluruhan, per jenis Risiko, dan per jenis aktivitas fungsional;

6. Pengkajian usulan penerbitan produk dan/atau pelaksanaan aktivitas baru;

7. Penyampaian rekomendasi kepada satuan kerja atau pegawai yang menangani fungsi operasional dan Komite Manajemen Risiko, sesuai kewenangan yang dimiliki;

8. Penyusunan dan penyampaian laporan profil Risiko secara berkala kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko;

9. Menyampaikan informasi secara tertulis mengenai Risiko yang terkait dengan produk dan aktivitas baru;

10. Menyusun dan menyampaikan laporan rencana tindak kepada Otoritas Jasa Keuangan;

(21)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 18

11. Menyampaikan Laporan profil Risiko setiap semester kepada Otoritas Jasa Keuangan;

12. Menyampaikan laporan produk dan aktivitas baru kepada Otoritas Jasa Keuangan, yang terdiri atas :

a. Laporan rencana penerbitan produk dan pelaksanaan aktivitas baru;

dan

b. Laporan realisasi penerbitan produk dan pelaksanaan aktivitas baru 13. Menyampaikan laporan profil Risiko lain kepada Otoritas Jasa Keuangan

dalam hal terdapat kondisi yang berpotensi menimbulkan kerugian yang signifikan terhadap kondisi keuangan BPR;

c. Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat Eksekutif Fungsi Kepatuhan

1. Memantau dan memahami setiap perkembangan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan dengan kegiatan usaha BPR;

2. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh unit kerja terkait mengenai peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkini dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan;

3. Memastikan bahwa masing-masing unit kerja sudah melakukan penyesuaian ketentuan intern dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan;

4. Memberikan konsultansi kepada unit kerja atau pegawai BPR mengenai kepatuhan terhadap peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain;

5. Memberikan rekomendasi untuk produk, aktivitas, dan transaksi BPR sesuai peraturan perundang-undangan;

6. Memastikan penerapan prosedur kepatuhan pada setiap unit kerja BPR;

7. Melakukan koordinasi dan memberikan rekomendasi kepada Satuan Kerja Audit Intern atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern terkait pelanggaran kepatuhan yang dilakukan oleh pegawai BPR;

8. Melaporkan pelaksanaan fungsi kepatuhan dan adanya pelanggaran terhadap kepatuhan kepada anggota Direksi yang membawahi fungsi kepatuhan;

(22)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 19

9. Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian terhadap risiko kepatuhan dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat, berkoordinasi dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko atau Pejabat Eksekutif yang menangani Manajemen Risiko;

10. Menganalisis, mengevaluasi, dan menilai risiko kepatuhan yang berhubungan dengan kegiatan usaha BPR;

11. Mengevaluasi prosedur pemantauan dan mengembangkannya secara efektif dan efisien;

12. Melakukan pengkinian pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan;

13. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank dan membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank pada setiap jenjang organisasi;

14. Melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan OJK dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

15. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan;

16. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Direktur Kepatuhan.

Tanggung Jawab : :

1. Bertanggungjawab untuk memantau setiap perkembangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangandan Peraturan Perundang-undangan lain yang relevan dengan kegiatan usaha BPR;

2. Bertanggungjawab dalam menyelenggarakan Sistem Kepatuhan Intern yang efektif dan berkesinambungan bagi Bank;

3. Bertanggungjawab atas kepatuhan Bank dalam menjalankan operasional perbankan sehari-hari;

4. Bertanggungjawab membuat Laporan Pokok Pokok Pelaksanaan tugas fungsi Kepatuhan;

(23)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 20

5. Bertanggungjawab membuat Laporan Khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lainnya; dan

6. Bertanggungjawab membuat Laporan penggantian sementara jabatan Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

4) PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

5) PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERMASUK SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Dalam penerapan Managemen Risiko PT. BPR Christa Jaya Perdana menjalankan kebijakan untuk meminimalkan risiko dengan mengidentifikasi dan mengelola Risiko secara terukur. Manajemen risiko dalam hal ini mencakup Pengawasan Aktif Manajemen dalam penerapan Sistem dan Prosedur, Penetapan Limit Transaksi, Pemanfaatan Sistem Informasi, dan Sistem Pengendalian Internal.

Sejalan dengan itu selama Tahun 2020 PT. BPR Christa Jaya Perdana telah melakukan pengendalian risiko khususnya terkait :

a. Risiko Kredit :

 Memantau progress dari suatu aplikasi kredit

 Menganalisa secara cermat aplikasi kredit yang diajukan termasuk memanfaatkan penggunaan pusat data SLIK (Sistim Layanan Informasi Kredit)

 Melakukan pengikatan jaminan secara notarial

 Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk penyelesaian kredit bermasalah khususnya untuk kredit yang dikategorikan macet

b. Risiko Likuiditas :

Menerapkan sistem kendali kebutuhan likuiditas bank secara harian untuk pelayanan kredit maupun simpanan sedemikian sehingga risiko likuiditas terjamin dengan tetap terjadi optimalisasi penggunaan dana. Kondisi ini terjadi dengan :

 pengaturan due date schedule untuk penempatan dana antar bank

 kerja sama antar bank dan komitmen para pemegang saham untuk menghandle kebutuhan mendesak

c. Risiko Operasional :

Tidak ada

(24)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 21

 Menerapkan kebijakan pengendalian dengan pembatasan transaksi secara berjenjang

 Peningkatan pengawasan internal secara efektif dan optimal

6) BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT

PT. BPR Christa Jaya Perdana telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang tertulis tentang penyediaan dana, baik kepada pihak terkait maupun kepada debitur besar, dengan berpedoman kepada Ketentuan dan Regulasi tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) sesuai POJK Nomor 49/POJK.03/2017. Sesuai dengan Laporan Keuangan posisi Desember Tahun 2020 Hasil Audit disebutkan bahwa jumlah Modal sebesar Rp. 34,8 Milyar, sehingga Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) adalah sebagai berikut : a. Pihak Terkait dengan bank adalah sebesar 10% dari jumlah modal adalah

BMPK maksimal sebesar Rp. 3.4 Milyar.

b. Pihak Tidak Terkait dengan bank (Individu) adalah sebesar 20% dari jumlah modal adalah BMPK maksimal sebesar Rp. 6.9 Milyar.

c. Peminjam group/kelompok adalah sebesar 30% dari jumlah modal adalah BMPK maksimal sebesar Rp. 10.4 Milyar.

BMPK Sesuai dengan 3 (tiga) kriteria tersebut diatas posisi 31 Desember 2020 tidak melanggar BMPK.

7) RENCANA STRATEGIS BPR

Sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Bank Tahun 2020 maka strategi dan Kebijakan Manajemen mencakup :

1) Bidang Penghimpunan Dana :

a. Melakukan promosi terutama word of mouth.

b. Memberikan suku bunga yang bersaing dan menarik.

c. Memberikan pelayanan yang ramah dan memberikan fasilitas-fasilitas yang menarik, antar jemput uang tunai kepada nasabah deposan yang memiliki transaksi yang besar serta hadiah-hadiah untuk nasabah potensial.

d. Mendapatkan komitmen Pemegang Saham/pihak terkait untuk menempatkan dana pada Bank dalam bentuk Deposito dan Tabungan.

(25)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 22

e. Meningkatkan pangsa pasar produk tabungan pada daerah operasi.

f. Menambah tenaga-tenaga Funding Officer untuk menjual produk Tabungan dan Deposito.

g. Mengadakan acara Customer Gathering dengan para nasabah dalam upaya lebih mempererat hubungan dan kerjasama sekaligus sebagai ajang promosi produk unggulan Bank.

2) Bidang Penyaluran Kredit :

PT. BPR Christa Jaya Perdana tetap berkomitmen untuk memajukan perekonomian masyarakat ekonomi menengah ke bawah pada sektor perdagangan, pertanian, peternakan, jasa angkutan (jual beli mobil baru dan bekas) serta sektor lainnya di wilayah Kupang dan sekitarnya. Sejalan dengan itu strategi di bidang penyaluran kredit adalah :

a. Fokus pada peningkatan penyaluran kredit mikro, kecil, menengah dan melakukan ekspansi pada kelompok usaha baru dengan mengemas produk kredit agar lebih menarik.

b. Memberikan jaminan akses terus menerus terhadap debitur lama (loyal customer) dengan kualitas bagus.

c. Mendorong pembayaran kembali kredit secara tepat waktu dengan insentif, pelayanan yang baik dan memuaskan serta pembayaran yang disesuaikan dengan kemampuan debitur.

3) Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM):

Dalam mengisi Struktur Organisasi yang ada sesuai dengan perkembangan usahanya, PT. BPR Christa Jaya Perdana senantiasa berupaya memiliki SDM yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas moral yang baik.

Terkait hal ini maka upaya yang dilakukan adalah :

a. Melakukan proses rekrutmen karyawan baru yang lebih berkualitas untuk memperkuat SDM yang ada.

b. Meningkatkan kesejahteraan karyawan secara bertahap sesuai kemampuan Bank dalam hal pemberian gaji dan tunjangan serta fasilitas lainnya.

(26)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 23

c. Melakukan usaha pengembangan SDM dengan mengikut-sertakan karyawan SDM yang ada dalam pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya dalam operasional bank, seperti pada tabel dibawah ini.

(27)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 24

4) Bidang Manajemen dan Pelayanan :

Terkait peningkatan Kinerja Bank secara keseluruhan guna tercapainya Rencana Kerja yang ditetapkan telah dilakukan :

a. Perbaikan dan pengembangan operasional Bank dengan lebih efektif dan efisien (efisiensi kerja) secara menyeluruh guna mencapai target perolehan Laba.

b. Berupaya melakukan penyaluran Kredit dengan lebih berhati-hati.

c. Memperkuat pengawasan Kredit dan penagihannya guna menekan NPL dengan lebih mengoptimalkan Kinerja Team Penagihan & TPKB (Tim Penanganan Kredit Bermasalah).

(28)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 25

8) HASIL PENILAIAN SELF ASSESMENT ATAS PENERAPAN TATA KELOLA Berdasarkan Hasil Self Assesment posisi Tahun 2020, PT. BPR Christa Jaya Perdana memperoleh Nilai Komposit 2,91 atau predikat “Cukup Baik” dimana rincian masing-masing faktor serta Nilai Komposit Hasil Self Assesment sebagai berikut :

9) KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI

Direksi PT. BPR Christa Jaya Perdana tidak memiliki saham di PT. BPR Christa Jaya Perdana maupun di Perusahaan lainnya :

(29)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 26

10) HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BPR

Seluruh Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dengan anggota Direksi lainnya, tetapi salah satu Direksi memiliki hubungan keuangan dengan anggota Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham dan juga memiliki hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham tetapi tidak memiliki hubungan keluarga dengan Direksi lainnya sebagaimana tersaji pada tabel dibawah ini :

11) KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS;

Sampai dengan tahun 2020, kepemilikan Saham Dewan Komisaris PT. BPR Christa Jaya Perdana dan Perusahaan Lainnya sebagaimana tersaji dalam tabel sebagai berikut :

12) HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAIN, ANGGOTA DIREKSI DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BPR :

(30)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 27

13) PAKET KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

Berikut adalah informasi mengenai jumlah remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun 2020 :

14) RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH

Yang dimaksud dengan gaji adalah Hak Pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari BPR kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya.

Berikut adalah Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah :

(31)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 28

15) FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS

Rapat Dewan Komisaris yang diselenggarakan selama Tahun 2020 adalah sebanyak 4 kali, dengan tingkat kehadiran di setiap rapat adalah sebanyak 4 kali (selalu dihadiri).

1. CHRISTOFEL LIYANTO, S.E 2. LANNY M. TADU, SE NO NAMA PESERTA RAPAT

KEHADIRAN PADA RAPAT DEWAN

KOMISARIS

KEHADIRAN PADA RAPAT DEWAN KOMISARIS DAN

DIREKSI

4 KALI 4 KALI

16) JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN YANG TERJADI DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR

Penyimpangan internal (Internal Fraud) adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh Pengurus, Pegawai Tetap dan Pegawai Tidak Tetap terkait proses kerja dan kegiatan Operasional PT. BPR Christa Jaya Perdana.

(32)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 29

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan PT. BPR Christa Jaya Perdana dan telah dituangkan dalam Tabel bahwa selama periode tahun 2020 jumlah penyimpangan internal (Internal fraud) tidak ada.

17) JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR

Permasalahan Hukum merupakan perkara perdata dan pidana yang dihadapi oleh PT. BPR Christa Jaya Perdana selama periode tahun laporan dan telah diajukan melalui proses peradilan.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh PT. BPR Christa Jaya Perdana sebagaimana dapat dilihat pada tabel di atas jumlah total permasalahan hukum yang dihadapi oleh PT. BPR Christa Jaya Perdana selama periode tahun 2020 adalah 6 (Enam) kasus Perdata yang terdiri dari 5 (Lima) kasus perdata yang telah mendapat kekuatan hukum tetap dan 1 (Satu) kasus perdata yang sedang dalam proses proses penyelesaian di Pengadilan. Dan 2 (Dua) kasus pidana yang masih dalam proses penyelesaian.

18) TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN

- - - - -

- - - - -

- - - - -

KETERANGAN NAMA DAN JABATAN

PIHAK YANG MEMILIKI BENTURAN KEPENTINGAN

NAMA DAN JABATAN PENGAMBIL KEPUTUSAN

JENIS TRANSAKSI

NILAI TRANSAKSI

Berdasarkan hasil evaluasi PT. BPR Christa Jaya Perdana pada tahun 2020 tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Dalam hal ini transaksi yang berpotensi terjadi benturan kepentingan.

(33)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 30

19) PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK LINGKUNGAN, BAIK NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA

(34)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 31

C. KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESMENT) PENERAPAN TATA KELOLA BPR

(35)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 32

D. PENUTUP

Demikian Laporan Penerapan Tata Kelola PT. BPR Christa Jaya Perdana tahun 2020 untuk periode penilaian 31 Desember 2020 yang disusun sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor. 4/POJK.03/2015 dan disempurnakan dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016 perihal Penerapan Tata Kelola Bagi BPR, yang telah mengungkapkan aspek Transparansi Penerapan Tata Kelola dan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola sesuai dengan periode penilaian 31 Desember 2020. Sehingga dengan disusunnya Laporan Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih jelas kepada Stakeholder sebagai bentuk Pelaksanaan Prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Independensi, Pertanggungjawaban Dan Kewajaran BPR.

Kupang, 22 Mei 2021

PT. BPR CHRISTA JAYA PERDANA

Rosa A. M. Atasoge, SE Direktur Kepatuhan Wilson Liyanto, SE

Direktur Utama

Ricky R. M. Manafe, SE Direktur Kredit

(36)

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR 2020

PT BPR Christa Jaya Perdana Page 33

LAMPIRAN

(37)

B (2)

V

2) V

3) V

4)

5) V

6) V

b x 2

7)

8)

9)

10)

V

V

V Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S) : 6

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata Kelola (S):

50%

Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat,

terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. Ya

Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

Direksi hanya memberikan kuasa khusus jika berhalangan hadir kepada Pejabat Eksekutif

No Kriteria/Indikator Skala Penerapan

Keterangan SB (1) CB (3) KB (4) TB

KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota / kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

1)

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

-

Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuh kan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan / atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

Ya Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan

keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan / atau anggota Dewan Komisaris.

V

Ya, Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di Kota Kupang

Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan).

Ya

Salah satu anggota direksi memiliki hubungan dengan Komisaris Utama namun tidak memiliki saham dalam

Bank

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Ya

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing- masing Skala Penerapan Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

Dalam mengambil keputusan Direksi selalu meminta pandangan Manager, Kepala Bagian dan berkoordinasi

dengan Komisaris Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat

strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

Masih ada hasil temuan yg masih berulang

V

Jumlah Direksi Bank ada 3 Orang, dan salah satu Direktur menjabat sebagai Direktur yang menjalankan

fungsi Kepatuhan

1/14

(38)

B (2)

No Kriteria/Indikator Skala Penerapan

Keterangan SB (1) CB (3) KB (4) TB

11) V

12) V

13) V

14)

b x 2

15) V

16)

17)

18)

19) V

b x 2 V V c x 3 d x 4

V

Pengetahuan, keahlian dan kemampuan anggota Direksi serta seluruh pegawai sudah cukup baik dalam

meningkatkan kinerja BPR

a x 1 c x 3 d x 4 e x 5

V

Direksi selalu melakukan sharing, pembinaan, dan tukar pikiran terkait dengan masalah Perusahaan yang dihadapi

Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati- hatian.

Direksi selalu melakukan cek ricek dalam memutuskan suatu kebijakan

Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan / atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan / atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

Direksi bekerja secara Profesional

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Direksi telah memiliki Pedoman Tata Tertib Anggota Direksi

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 Hasil perkalian untuk masing- masing Skala Penerapan

e x 5 Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib

kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.

Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

pemegang saham melalui RUPS. Ya

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P): 8 Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata Kelola (P):

40%

Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.

Bank menyampaikan melalui Asosiasi BPR (SIP), dan salah satu Media Majalah Ekonomi Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan

kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders .

Disampaikan secara umum melalui rapat bersama pegawai

Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.

Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan cukup baik Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai

mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian.

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola (H): 10%

Penjumlahan S + P + H

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H): 5 Hasil perkalian untuk masing- masing Skala Penerapan Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Total Penilaian Faktor 1

Dikalikan dengan bobot Faktor 1: 20% CJP=Bobot B (Modal Inti<Rp.50M & Aset ≥Rp.10M)

2/14

(39)

B (2)

No Kriteria/Indikator Skala Penerapan

Keterangan SB (1) CB (3) KB (4) TB

2) V

3)

4) V

5)

6)

7) V

8)

9)

b x 2

10)

11)

V V

V

Ya Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan

Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.

Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah

anggota Direksi sesuai ketentuan. Ya

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.

V 1)

-

Terdapat 2 (dua) Komisaris Bank, yaitu Komisaris dan Komisaris Utama

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.

Dewan Komisaris sudah kompeten dan telah disahkan melalui RUPS

Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.

BPR memiliki Komisaris Independen:

a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.

b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.

Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

Ya

Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1

-

c x 3 Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk

pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.

Dewan Komisaris telah memiliki Pedoman Tata Tertib Anggota Komisaris

Komisaris Utama masih memiliki hubungan keluarga dengan salah satu anggota Direksi namun anggota Direksi

tersebut tidak memiliki saham di Bank

e x 5 Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan

keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

Hasil perkalian untuk masing- masing Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 9

Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata Kelola (S):

50%

Ya

Ya V

V

V

d x 4 V

3/14

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi Audit Ekstern sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 48/POJK.03/2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan

Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi Audit Ekstern sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 48/POJK.03/2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan

Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi Audit Ekstern sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 48/POJK.03/2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan

Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi Audit Ekstern sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 48/POJK.03/2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan

Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi Audit Ekstern sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 48/POJK.03/2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan

Terkait Ketentuan POJK No.04/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR, dalam hal ini terkait penerapan Fungsi Kepatuhan, BPR Harta Swadiri telah menunjuk Direksi

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan NO.4/POJK.03/2015 tentang penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat pada pasal 24 ayat 1 menyebutkan bahwa

Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.4/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 perihal Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Surat