• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEORI. 9 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. LANDASAN TEORI. 9 Universitas Kristen Petra"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

2. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Transaksi

Transaksi adalah suatu aktivitas atau kontrak yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang melakukan pertukaran barang atau jasa baik yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung (dengan perantara), yang tercatat untuk menjadi bukti pendukung transaksi tersebut. Menurut artikel yang terdapat pada sebuah blogspot “transaksi adalah suatu peristiwa ekonomi yang mempengaruhi sektor keuangan suatu perusahaan. Peristiwa ekonomi ini akan mempengaruhi susunan perubahan harta, utang, atau modal. Transaksi keuangan dibedakan menjadi sebagai berikut:

1. Menurut pihak yang melakukan, transaksi keuangan dibedakan menjadi:

a) Transaksi intern, adalah peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam lingkup perusahaan tanpa melibatkan pihak luar. Misalnya, penetapan biaya produksi, penetapan pemakaian perlengkapan, dan penetapan piutang tidak tertagih.

b) Transaksi ekstern, adalah peristiwa ekonomi yang dilakukan perusahaan dengan pihak luar. Pada transaksi ini, pihak luar perusahaan ikut terlibat dalam transaksi. Misalnya pembelian peralatan dan pembayaran utang.

2. Menurut sumbernya, transaksi keuangan dibedakan menjadi:

a) Transaksi modal, adalah transaksi yang bisa mempengaruhi perubahan modal perusahaan. Misalnya, setoran modal dan pengambilan pribadi (prive).

b) Transaksi usaha, adalah transaksi yang terjadi berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. Misalnya, pembelian barang, perlengkapan, dan peralatan.” (http://sarahayu9.blogspot.com, 2011).

Salah satu bentuk transaksi adalah transaksi elektronik yang sering dikenal dengan sebutan e-commerce. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 1 ayat (2) “Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan

(2)

dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya.”

2.2 Mekanisme Pembentukan Aplikasi E-commerce dan Server

Berawal dengan mencari lahan yang tepat, stategis, dan dengan harga terjangkau maka kemudian dibangunlah sebuah bangunan disana yang akan digunakan sebagai tempat untuk melakukan transaksi jual beli. Selain dengan membangun sendiri pilihan lainnya adalah menyewa lahan dan juga bangunan yang akan digunakan sebagai tempat memasarkan produk ataupun dengan menitipkan barang kita di toko milik orang lain sehingga konsumen dapat datang dan melakukan transaksi. Hal seperti tersebut merupakan cara yang dapat digunakan untuk mambangun sebuah toko yang akan melakukan perdagangan secara konvensional.

Sama halnya dengan cara membentuk sebuah toko yang akan melakukan perdagangan secara konvensional, cara yang dilakukan untuk membangun toko didalam dunia maya juga demikian, hanya saja dengan media yang berbeda.

Dalam membangun toko didalam dunia maya kita membutuhkan lahan dan bangunan yang sering disebut dengan server yang dapat dimiliki dengan cara dibeli ataupun disewa. Sering kali para pengguna server memilih untuk menyewa dikarenakan space yang diperlukan tidak besar untuk membangun sebuah website yang akan digunakan untuk melakukan perdagangan dalam dunia maya yang kita kenal dengan sebutan e-commerce. Sama seperti dalam membangun toko secara konvensional lahan dan bangunan yang telah dimiliki tidak langsung menjadi sebuah toko, dibutuhkan alamat agar lahan dan bangunan tersebut dapat dikenali oleh konsumen. Begitu juga dengan toko maya ini tidak dapat dikenali tanpa sebuah domain atau alamat.

Didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik Pasal 1, Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet. Dengan memiliki domain atau alamat, belum otomatis toko dalam dunia

(3)

maya tersebut dapat diakses, diperlukan suatu program untuk membuat web yang kemudian dimasukan kedalam server tersebut, kemudian toko di dunia maya ini pun dapat diakses oleh para konsumen. Macam-macam jenis domain disesuaikan dengan kebutuhan para pengguna dan juga letak negara penjual domain tersebut.

Berikut adalah beberapa macam domain yang ada di Indonesia:

.co.id untuk perusahaan

.ac.id untuk akademi setara perguruan tinggi / universitas

.sch.id untuk sekolah

.go.id untuk instansi pemerintah

.mil.id untuk instansi pemerintah

.web.id untuk perorangan atau pribadi

.or.id untuk organisasi

Sebuah server dapat dibuat dengan memiliki infrastruktur yang memadai yaitu sebuah komputer dengan beberapa alat yang diletakan disebuah ruangan yang memiliki suhu rendah (dingin) dan memiliki instalasi yang bagus. Setelah memiliki infrastuktur yang memadai kemudian dilakukan pendaftaran untuk membeli IP Address ke Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP. IP Address ini merupakan deretan angka yang tidak mudah dihapalkan, sehingga dibutuhkan sebuah software yang disebut Domain Name System (DNS) yang akan mengubah deretan angka tersebut menjadi alamat website yang lebih mudah dibaca dan dihapalkan, atau yang sering kita sebut dengan domain.

Setelah mendaftarkan diri untuk membeli IP Address, maka hal berikutnya yang harus dilakukan adalah membeli bandwidth. Harga yang dibayar untuk membeli bandwidth akan disesuaikan dengan besarnya bandwdith yang diinginkan. Bandwidth (disebut juga Data Transfer atau Site Traffic) adalah data yang keluar-masuk atau upload+download ke suatu account. Kita dapat menggambarkan bandwidth seperti lebarnya jalan untuk mengakses alamat dari

(4)

toko yang kita miliki. Semakin besarnya jalan tersebut maka lebih banyak konsumen yang dapat berkunjung ke alamat tersebut dan juga semakin cepat.

Sama halnya dengan bandwidth, semakin besar bandwidth yang kita miliki maka semakin cepat dalam mengakses alamat server tersebut dan memungkinkan semakin banyak konsumen yang dapat mengaksesnya.

2.3 Pengertian Internet, Web Hosting dan E-commerce

Dalam membuat perusahaan e-commerce dapat beroperasi diperlukan beberapa hal dan beberapa tahapan. Tahapan awal sebelum mengoprasikan aplikasi e-commerce dibutuhkan space (hosting) untuk menjadi tempat untuk menyimpan dan meletakan suatu website, penyewaan space tersebut biasanya dilakukan dengan menyewa space atas server pada perusahaan hosting. Setelah itu langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah membeli domain untuk memberikan alamat pada space (hosting) yang sudah disewa, setelah itu membuat program untuk membuat suatu website. Setelah memiliki website langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat layout beserta dengan desainnya lalu membuat coding. Tahapan terakhir sebelum aplikasi e-cemmerce siap beroperasi adalah melakukan pengecekan agar aplikasi e-commerce ini dapat diakses dan digunakan dengan baik. Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3 Skema pembuatan aplikasi e-commerce

Sumber: http://supono.wordpress.com

(5)

2.3.1 Pengertian Internet

Internet adalah suatu penghubung pengguna komputer yang satu dengan pengguna komputer yang lain dimanapun mereka berada yang memungkinkan setiap penggunannya untuk berkomunikasi dan bertukar informasi. Sering juga internet diartikan sebagai jaringan komputer di seluruh dunia yang berisikan informasi dan sebagai sarana komunikasi data yang berupa suara, gambar, video dan juga teks. Informasi ini dibuat oleh penyelenggara atau pemilik jaringan komputer atau dibuat pemilik informasi yang menitipkan informasinya kepada penyedia layanan internet.

Internet merupakan sistem global jaringan komputer yang berhubungan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP / IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Ini adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari jutaan jaringan pribadi, umum, akademik, bisnis, dan jaringan pemerintah, dari lokal ke lingkup global, yang dihubungkan oleh sebuah kode yang luas dari teknologi jaringan elektronik, nirkabel dan optik. Internet juga dapat didefinisikan sebagai interkoneksi seluruh dunia komputer dan jaringan komputer yang memfasilitasi sharing atau pertukaran informasi di antara pengguna.

Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran (decentralization) informasi dan data secara ekstrim.

Perkembangan Internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet. Transaksi melalui Internet ini dikenal dengan nama e-commerce. Sampai saat ini internet merupakan infrastruktur yang ideal untuk menjalankan e-commerce, sehingga istilah e- commerce pun menjadi identik dengan menjalankan bisnis di internet.

(6)

2.3.2 Pengertian Web Hosting

Perusahaan hosting (website hosting) adalah perusahaan yang menyediakan server untuk disewakan sesuai dengan kebutuhan para penyewa untuk meletakan aplikasi web agar dapat diakses seluruh orang dengan menggunakan jaringan internet. Salah satu transaksi web hosting adalah menyewakan space atas server pada perusahaan lain.

Menurut bali orange communications yang merupakan salah satu perusahaan penyedia server untuk disewakan, web hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat menyimpan berbagai data, file-file, gambar, video, data email, statistik, database dan lain sebagainya yang akan ditampilkan di website. Besarnya data yang bisa diletakkan tergantung dari besarnya space yang disewa/dipunyai, semakin besar space semakin besar pula data yang dapat diletakkan dan ditampilkan dalam website. Pengguna akan memperoleh kontrol panel yang terproteksi dengan username dan password untuk administrasi website nya. Besarnya hosting ditentukan ruangan harddisk dengan ukuran MB (Mega Byte) atau GB (Giga Byte). Lama penyewaan web hosting rata- rata dihitung per tahun. Penyewaan space untuk hosting dapat dilakukan dari perusahaan-perusahaan penyedia jasa web hosting yang banyak dijumpai baik di Indonesia maupun Luar Negeri. Lokasi peletakan pusat data (datacenter) web hosting bermacam-macam. Ada yang di Jakarta, Singapore, Inggris, Amerika, dan lain-lain dengan harga sewa bervariasi.

2.3.3 Pengertian e-commerce

Electronic Commerce (e-commerce) adalah proses transaksi pembelian dan penjualan produk, jasa dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan komputer. E-commerce juga mengandung pengertian sebagai penyebaran, pemasaran jasa, melalui sistem elektronik seperti internet atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer data elektronik, sistem manajemen inventory otomatis dan sistem pengumpulan data otomatis.

Astera Primanto Bhakti (2002), staf KPP Badora Kalibata, mendefinisikan e-commerce adalah suatu transaksi yang meliputi pertukaran

(7)

barang dan jasa antara dua pihak atau lebih dengan menggunakan alat dan teknik elektronika. E-commerce adalah suatu produk dari perkembangan teknologi dan bisnis modern yang mulai menjauhi prinsip-prinsip bisnis konvensional.

Sementara itu Kalakota dan Whinston (1999) mendefinisikan e- commerce dari beberapa perspektif, yaitu:

1. Dari perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman informasi, produk/jasa, atau pembayaran melalui jaringan telepon, atau jalur komunikasi lainnya;

2. Dari perspektif proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi bisnis dan work flow;

3. Dari perspektif pelayanan, e-commerce adalah alat yang digunakan untuk mengurangi biaya dalam pemesanan dan pengiriman barang; dan

4. Dari perspektif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk menjual dan membeli produk serta informasi melalui internet dan jaringan jasa online lainnya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa e-commerce adalah proses transaksi baik barang maupun jasa yang menggunakan teknologi sebagai media menjalankan transaksi tersebut, dalam hal ini menggunakan internet.

2.4 Jenis-Jenis Transaksi E-commerce

Dalam OECD Taxation and Electronic Commerce: Implementing The Ottawa Taxation Framework Conditions, 2001, hal. 164, transaksi e-commerce dapat dikelompokan kedalam 28 kategori yang memiliki karakteristik yang berbeda. Transaksi tersebut antara lain:

Electronic Order Processing of Tangible Products (Proses Pemesanan Secara Elektronik atas Barang Berwujud), yaitu pelanggan memilih item dari katalog online barang berwujud dan barang elektronik lain langsung dari penyedia komersial, tidak ada biaya terpisah untuk pelanggan saat menggunakan katalog online. Kemudian produk secara fisik dikirim ke pelanggan oleh operator umum.

Electronic Ordering and Downloading of Digital Products (Pemesanan Secara Elektronik dan Download Produk Digital), yaitu pelanggan memilih

(8)

item di katalog online dari software atau produk digital lainnya dan produk elektronik lainnya langsung dari penyedia komersial. tidak ada biaya terpisah untuk pelanggan untuk menggunakan katalog online. produk digital akan di download ke hard disk pelanggan atau non-sementara media.

Electronic Ordering and Downloading of Digital Products for Purpose of Commercial Exploitation of The Copyright (Pemesanan Secara Elektronik dan Download Produk Digital untuk Tujuan Eksploitasi Komersial Atas Hak Cipta), yaitu pelanggan memilih item dari katalog online dari software atau produk digital lainnya dan produk elektronik lainnya langsung dari penyedia komersial, tidak ada biaya terpisah untuk pelanggan untuk menggunakan katalog online. produk digital download ke hard disk pelanggan atau non- sementara media. Pelanggan memperoleh hak untuk mengeksploitasi secara komersial hak cipta dalam produk digital (contoh: sebuah penerbit buku gambar berhak cipta untuk dimasukkan pada sampul sebuah buku bahwa itu adalah memproduksi).

Update and Add-Ons (Pembaharuan dan Mengkoniksikan), yaitu penyedia software atau produk digital lainnya setuju untuk menyediakan update dan mengkoneksikan produk digital. tidak ada kesepakatan untuk memproduksi atau mengkoneksikan khusus untuk diberikan kepelanggan.

Limited Duration Software and Other Digital Information Licenses (Lisensi Untuk Perangkat Lunak Dengan Durasi Terbatas dan Informasi Digital Lainnya), yaitu pelanggan menerima hak untuk menggunakan perangkat lunak atau produk digital lainnya untuk jangka waktu yang kurang dari masa manfaat dari produk, baik download secara elektronik atau disampaikan pada media nyata seperti CD. Semua salinan dari produk digital yang dihapus atau sudah habis jangka waktunya tidak dapat digunakan saat penghentian lisensi.

Single Use Software or Other Digital Product (Perangkat Lunak dan Produk Digital Lainnya Dengan Pemakaian Tunggal), yaitu pelanggan menerima hak untuk menggunakan software atau yang lain dalam pemakaian tunggal produk digital, produk dapat di download atau digunakan jarak jauh (contoh:

penggunaan perangkat lunak yang tersimpan di server jauh). Pelanggan tidak

(9)

menerima hak untuk membuat salinan dari produk digital selain yang diperlukan untuk menggunakan produk digital untuk digunakan.

Application Hosting Separate License (Hosting Aplikasi Dengan Lisensi Terpisah), yaitu pengguna memiliki lisensi perpetual untuk menggunakan produk perangkat lunak. Pengguna masuk ke dalam kontrak dengan entitas host dimana oleh entitas host, beban salinan perangkat lunak pada server yang dimiliki dan dioperasikan oleh host. Host menyediakan aplikasi teknis jarak jauh, aplikasi dijalankan baik di komputer pelanggan setelah di download ke RAM atau jarak jauh pada server host. Jenis pengaturan bisa diterapkan, misalnya untuk manajemen keuangan, pengendalian persediaan, manajemen sumber daya manusia atau perusahaan lainnya yang memiliki aplikasi manajemen sumber daya perangkat lunak.

Application Hosting Bundled Contract (Hosting Aplikasi Dengan Kontrak Terpadu), yaitu untuk biaya, tunggal dibundel, pengguna masuk ke dalam suatu kontrak di mana oleh penyedia, yang juga pemilik copyrigth, memungkinkan akses ke satu atau lebih aplikasi perangkat lunak, host perangkat lunak aplikasi pada server yang dimiliki dan dioperasikan oleh host, dan menyediakan dukungan teknis untuk perangkat keras dan perangkat lunak. Pengguna dapat mengakses, mengeksekusi, dan mengoperasikan aplikasi perangkat lunak jarak jauh. Aplikasi dijalankan baik di komputer pelanggan setelah di download ke RAM atau remote pada server host.

Kontrak dapat diperpanjang dengan biaya tambahan.

Application Service Provider (Penyedia Jasa Aplikasi), yaitu provider memperoleh lisensi untuk menggunakan aplikasi perangkat lunak dalam bidang penyedia jasa menjadi penyedia jasa layanan aplikasi. Provider membuat tersedia untuk akses pelanggan ke sebuah aplikasi perangkat lunak host pada server komputer yang dimiliki dan dioperasikan oleh penyedia.

Perangkat lunak secara otomatis merupakan fungsi back-officement bisnis tertentu bagi pelanggan. Misalnya, perangkat lunak mungkin pencari otomatis, pemesanan, pembayaran, dan pengiriman barang atau jasa yang digunakan dalam bisnis pelanggan seperti perlengkapan kantor atau pengaturan perjalanan. Pelanggan tidak memiliki hak untuk menyalin

(10)

perangkat lunak atau menggunakan perangkat lunak lain dari pada server penyedia, dan tidak memiliki kepemilikan atau kendali salinan perangkat lunak

Application Service Provider License Fees (Biaya Untuk Lisensi Penyedia Jasa Aplikasi), yaitu dalam contoh, ASP membayar penyedia aplikasi perangkat lunak sejumlah biaya yang merupakan persentase dari pendapatan yang dikumpulkan dari pelanggan, jangka waktu untuk kontrak selama satu tahun.

Web site Hosting (Hosting Situs), yaitu provider menawarkan ruang pada server untuk host situs web. penyedia tidak mendapatkan hak-hak dalam hak cipta yang diciptakan oleh pengembang konten situs web. Pemilik hak cipta di situs jarak jauh dapat memanipulasi situs, termasuk memodifikasi konten pada situs. penyedia dikompensasi oleh biaya berdasarkan berlalunya waktu.

Software Maintenance (Pemeliharaan Perangkat Lunak), yaitu pemeliharaan perangkat lunak dimana kontrak biasanya merupakan pembaruan perangkat lunak bersama dengan dukungan teknis. Biaya tahunan tunggal dibebankan untuk kedua update dan dukungan teknik. Dalam kebanyakan kasus, objek utama dari kontrak adalah pembaruan perangkat lunak.

Data Warehousing (Gudang Data), yaitu pelanggan dapat menyimpan data pada komputer yang merupakan komputer server yang dimiliki dan dioperasikan oleh penyedia. Pelanggan dapat mengakses, meng-upload, mengambil, dan memanipulasi data dari jarak jauh. Tidak ada perangkat lunak berlisensi ke pelanggan dibawah transaksi ini, sebagai contoh jika menjadi pengecer yang menyimpan catatan persediaan pada hardware penyedia dan orang-orang di meja pesanan pelanggan jarak jauh mengakses informasi ini untuk memungkinkan mereka untuk menentukan apakah pesanan bisa diisi dari saham saat ini.

Customer Support Over Computer Network (Dukungan Pelanggan Melalui Jaringan Komputer), yaitu provider menyediakan untuk pelanggan dengan dukungan teknis online, termasuk saran instalasi dan pemecahan masalah informasi. Dukungan ini dapat mengambil dalam bentuk dokumentasi teknis

(11)

online, database pemecahan masalah, dan komunikasi (contoh: email) dengan teknis manusia.

Data Retrieval (Data Retrieval), yaitu penyedia membuat repositori informasi yang tersedia bagi pelanggan untuk mencari dan mengambil data. Nilai pokok kepada pelanggan adalah kemampuan untuk mencari dan mengekstrak data item tertentu dari antara kumpulan besar data tersedia secara luas.

Delivery of Exclusive or Other High-Value Data (Penyampaian Data Esklusif atau Data Bernilai Tinggi), yaitu seperti pada contoh sebelumnya, provider membuat sebuah repositori informasi yang tersedia untuk pelanggan. Dalam kasus ini, bagaimanapun, data bernilai lebih besar kepada pelanggan daripada sarana mencari dan mengambilnya. Penyedia menambahkan nilai yang signifikan dalam hal konten (contoh: menambahkan analisis data mentah) tetapi produk yang dihasilkan tidak siap untuk pelanggan tertentu dan tidak ada kewajiban untuk menjaga kerahasiaan isinya adalah dikenakan pada pelanggan. Contoh produk tersebut mungkin termasuk industri khusus atau laporan investasi. Laporan tersebut baik dikirim secara elektronik ke pelanggan atau yang dibuat tersedia untuk pembelian dan download dari katalog online atau indeks.

Advertising (Periklanan), yaitu pengiklan membayar untuk iklan mereka disebarluaskan kepada pemilik situs web tertentu. Yang disebut "iklan banner" adalah gambar grafis kecil tertanam di halaman web, yang ketika diklik oleh pengguna akan memuat halaman web ditentukan oleh pemasang iklan. Tarif iklan yang paling sering ditentukan dalam hal biaya per seribu

"jejak" (jumlah kali iklan ditampilkan kepada pengguna), meskipun harga mungkin juga harus didasarkan pada jumlah "click-through" (jumlah kali iklan diklik oleh pengguna).

Electronic Asses to Profesional Advice (Akses Elektronik Kepada Saran Profesional), yaitu penyedia jasa konsultan, pengacara, dokter atau profesional lainnya menyarankan pelanggan melalui e-mail, konferensi video, atau sarana komunikasi terpencil lainnya.

(12)

Technical Information (Informasi Teknis), yaitu pelanggan disediakan dengan informasi teknis tentang suatu produk atau proses (deskripsi narasi dan diagram dari proses manufaktur rahasia).

Information Delivery (Penyampaian Informasi), yaitu penyedia elektronik mengirim data ke pelanggan secara berkala sesuai dengan preferensi pribadi mereka. Nilai pokok kepada pelanggan adalah kenyamanan menerima informasi secara luas tersedia dalam format custom-packeged disesuaikan dengan kebutuhan khusus mereka.

Acces to an Interactive Website (Akses Kepada Situs Interaktif), yaitu penyedia membuat tersedia untuk pelanggan situs web yang menampilkan konten digital, termasuk informasi, musik, video, permainan, dan aktivitas (apakah dikembangkan atau tidak dikembangkan atau dimiliki oleh provider), pelanggan membayar biaya periodik tetap untuk akses ke situs. Nilai utama dari situs untuk pelanggan berinteraksi dengan situs saat online sebagai lawan untuk mendapatkan produk atau jasa dari situs.

Online Shopping Portals (Portal Belanja Online), yaitu operator situs web host katalog elektronik dari beberapa pedagang di komputer server. Pengguna website dapat memilih produk dari katalog ini dan memesan secara online.

Operator situs tidak memiliki hubungan kontrak dengan pembeli itu hanya mentranmisikan perintah untuk para pedagang, yang bertanggung jawab untuk menerima dan memenuhi pesanan. Para pedagang membayar komisi operator website sama dengan persentase dari order yang dilakukan melalui situs.

Online Anctions (Lelang Online), yaitu penyedia menampilkan banyak item untuk pembelian melalui lelang. Pengguna membeli barang-barang langsung dari pemilik barang, bukan dari perusahaan yang mengoperasikan situs.

Vendor penyedia mengkompensasi dengan persentase dari harga penjualan atau biaya tetap.

Sales Referral Program (Program Referensi Penjualan), yaitu sebuah penyedia online membayar komisi penjualan kepada operator dari sebuah situs web penjualan mengacu mengarah ke operator. Operator situs akan mendaftar satu atau lebih produk penyedia di website operator. Jika pengguna

(13)

mengklik salah satu produk ini, pengguna akan mengambil halaman web dari situs penyedia dari produk yang dapat dibeli. Ketika link pada halaman web digunakan operator, operator dapat mengidentifikasi sumber memimpin penjualan dan akan membayar operator komisi persentase jika pengguna membeli produk.

Content Acquisition Transactions (Transaksi Pembelian Content), yaitu operator situs membayar berbagai penyedia konten berita, informasi, dan konten online lainnya dalam rangka untuk menarik pengguna ke situs.

Alternatif lain, operator situs web dapat menyewa penyedia konten untuk membuat konten baru khusus untuk situs web.

Streamed (Real Time) Web-Based Broadcasting (Siaran Langsung Berbasis Web), yaitu pengguna mengakses database konten audio hak cipta dan / atau materi visual, penyiar menerima pendapatan langganan atau iklan.

Carriage Fees (Biaya Carriage), yaitu membayar penyedia konten situs web tertentu atau operator jaringan dalam rangka untuk memiliki isinya ditampilkan oleh operator situs atau jaringan.

Subscription to a Web Site Allowing The Downloading The Digital Product (Pemesanan Download dari pihak Ketiga), yaitu penyedia membuat tersedia untuk pelanggan situs web yang menampilkan konten digital berhak cipta (contoh: musik). Kemudian pelanggan membayar biaya periodik tetap untuk akses ke situs tidak seperti Acces to an Interactive Website (Akses Kepada Situs Interaktif), nilai utama dari situs untuk pelanggan adalah kemungkinan untuk men-download produk digital.

Dari 28 kategori yang dapat digolongkan menjadi transaksi e-commerce, penulis hanya membahas mengenai Web site Hosting (Hosting Situs) dikarenakan merupakan sewa-menyewa server.

2.5 Proses Timbulnya Penghasilan dan Saat Terutangnya Penghasilan Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal

(14)

dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa.

Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi tertentu.

Menurut Suwardjono (1989), ada dua konsep yang sangat erat hubunganya dengan masalah proses pendapatan yaitu pembentukan pendapatan (earning process) dan proses realisasi pendapatan (realization process). Proses pembentukan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya pendapatan.

Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi. Sedangkan proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas kontrak penjualan. Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum ada proses penghimpunan pendapatan. Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian yaitu, kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya dan pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal.

Pernyataan ini mengidentifikasikan keadaan yang memenuhi kriteria tersebut agar pendapatan dapat diakui.

(15)

2.6 Pengertian Sewa, Jasa, dan Royalti 2.6.1 Pengertian Sewa

Menurut Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE-35/PJ/2010 tentang Pengertian Sewa dan Penghasilan Lain Sehubungan dengan Penggunaan Harta, Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Dan Jasa Konsultan Sebagaimana Dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf C Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dalam pasal 2 berbunyi ‘Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta sebagaimana dimaksud dalam butir 1 huruf a merupakan penghasilan yang diterima atau diperoleh sehubungan dengan kesepakatan untuk memberikan hak menggunakan harta selama jangka waktu tertentu baik dengan perjanjian tertulis maupun tidak tertulis sehingga harta tersebut hanya dapat digunakan oleh penerima hak selama jangka waktu yang telah disepakati’. Sehingga dapat disimpulkan dalam Surat Edaran tersebut pengertian sewa adalah penggunaan hak atas suatu harta dalam jangka waktu yang telah disepakati.

Macam-macam jenis sewa yang ada antara lain adalah sewa guna usaha atau yang sering dikenal dengan sebutan leasing. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 30, ‘Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama’. Sewa guna usaha dibedakan menjadi empat yaitu sebagai berikut:

 Sewa guna usaha pembiayaan adalah sewa yang memiliki karakteristik penyewa yang memilih barang yang hendak disewa dari penyedia barang dan penyedia barang atau penyewa adalah pihak yang menyediakan dana untuk pengadaan barang yang akan disewa tersebut.

 Sewa-menyewa biasa adalah pihak yang menyewakan membeli barang modal yang hendak disewakan dan kemudian pihak yang ingin menyewa akan langsung menyewa barang yang diinginkan.

(16)

 Sewa guna usaha penjualan dapat diartikan dengan pembiyaan sewa guna usaha secara langsung karena seluruh harga termasuk laba yang dihitung oleh pabrik atau penyalur yang merupakan perusahaan sewa guna usaha tersebut.

Laveraged lease adalah sewa guna usaha yang melibatkan paling tidak tiga pihak yaitu penyewa guna usaha, perusahaan sewa guna usaha, dan kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar dari transaksi sewa guna usaha tersebut.

Harta adalah benda baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud yang dimiliki oleh orang pribadi maupun badan yang dapat mendatangkan manfaat di masa depan. Dalam sebuah artikel yang ditulis dalam organisasi.org komunitas dan perpustakaan online Indonesia dijelaskan mengenai beberapa macam harta menurut akuntansi.

Harta Lancar / Aktiva Lancar / Current Assets

Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun.

Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas, emas batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan lain sebagainya.

Harta Investasi / Aktiva Investasi / Investment Assets

Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk mendapatkan keuntungan. Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain.

Harta Tak Berwujud / Intangible Assets

Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Contoh : Merek dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill, dan lain sebagainya.

Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets

Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya permanen kepemilikannya. Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain.

Harta Lainnya / Other Assets

(17)

Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar. Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah, dan lain-lain.

Melihat dari beberapa macam sewa menurut PSAK dan juga Undang- Undang, serta dengan melihat juga jenis-jenis harta, maka sewa-menyewa space atas server pada perusahaan hosting dapat dikategorikan sebagai sewa-menyewa biasa atas harta tidak berwujud.

2.6.2 Pengertian Jasa

Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati (2005) ”Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya”. Sedangkan pengertian jasa menurut kamus besar bahasa Indonesia

“jasa adalah perbuatan yang baik atau berguna dan bernilai bagi orang lain, negara, instansi; perbuatan yang memberikan segala sesuatu yang diperlukan orang lain; layanan; service; aktivitas, kemudahan, manfaat yang dapat dijual kepada orang lain (konsumen) yang menggunakan atau menikmatinya”.

Tjiptono (2004) mengutarakan ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya.

1. Intangibility (tidak berwujud), jasa bebeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan diteriman konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.

(18)

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan), barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah), jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.

4. Perishability (tidak tahan lama), jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.

5. Lack of Ownership, merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbagan dan pendidikan).

2.6.3 Pengertian Royalti

Definisi "royalti" berdasarkan Undang-Undang PPh (penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf h) adalah imbalan sehubungan sengan penggunaan: hak atas harta tak berwujud, hak atas harta berwujud, dan Informasi. Pada dasarnya royalti adalah imbalan sebagai pengganti penggunaan atas hak, sehingga kepemilikan hak tersebut tetap pada penemunya/pemilik. Menurut kamus besar bahasa Indonesia Royalti adalah uang jasa yang dibayar oleh penerbit kepada pengarang untuk setiap buku yang diterbitkan; bagian produksi atau penghasilan yang dibayarkan kepada orang yang mempunyai hak memberi izin pengusahaan (eksplorasi) minyak; uang jasa yang dibayarkan oleh orang (perusahaan) atas barang yang diproduksinya kepada orang (perusahaan) yang mempunyai hak paten atas barang

(19)

tersebut. Salah satu bentuk transaksi atau penggunaan hak yang dikenakan royalti adalah transaksi atas penggunaan hak cipta.

Hak cipta/copyright yang memiliki lambang internasional: © adalah hak eksklusif yang dimiliki oleh pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil ciptaan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan “hak untuk menyalin suatu ciptaan”. Hak cipta tersebut memungkinkan pemegang hak cipta untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan yang diciptakan. Pada umumnya, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas. Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau “ciptaan”. Ciptaan tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya, film, karya-karya koreografis (tari, balet, dan sebagainya), komposisi musik, rekaman suara, lukisan, gambar, patung, foto, perangkat lunak komputer, siaran radio dan televisi, dan (dalam yurisdiksi tertentu) desain industri.

Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual, namun hak cipta berbeda dengan hak kekayaan intelektual lainnya (seperti paten, yang memberikan hak monopoli atas penggunaan invensi), karena hak cipta bukan merupakan hak monopoli untuk melakukan sesuatu, melainkan hak untuk mencegah orang lain yang melakukannya.

2.7 Aspek Pajak Penghasilan Atas Transaksi E-commerce

Pajak Penghasilan atas e-commerce adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan atau badan hukum lainnya yang diperoleh atau diterima dalam transaksi e-commerce. Pajak penghasilan bisa diberlakukan progresif, proporsional, atau regresif.

2.7.1 Subjek Pajak Penghasilan

Dalam Pasal 2 Undang-Undang Pajak Penghasilan yang termasuk subjek Pajak Penghasilan adalah :

1. orang pribadi;

2. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak;

3. badan; dan

4. bentuk usaha tetap.

(20)

Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris. Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.

Yang dimaksud dengan badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

Bentuk usaha tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa:

a. tempat kedudukan manajemen;

b. cabang perusahaan;

c. kantor perwakilan;

d. gedung kantor;

e. pabrik;

f. bengkel;

g. gudang;

h. ruang untuk promosi dan penjualan;

i. pertambangan dan penggalian sumber alam;

j. wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;

k. perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan,atau kehutanan;

l. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;

(21)

m. pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan;

n. orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas;

o. agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia; dan

p. komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

Badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah merupakan subjek pajak tanpa memperhatikan nama dan bentuknya sehingga setiap unit tertentu dari badan Pemerintah, misalnya lembaga, badan, dan sebagainya yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan merupakan subjek pajak.

Dalam pengertian perkumpulan termasuk pula asosiasi, persatuan, perhimpunan, atau ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama.

Subjek pajak juga dibedakan menjadi dua, yaitu subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri. Subjek pajak dalam negeri adalah :

a. orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia;

b. badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

1. pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan;

2. pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

(22)

3. penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; dan

4. pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara;

dan

c. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

Sedangkan subjek pajak luar negeri adalah :

a. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; dan

b. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Dengan mengetahui beberapa subjek pajak yang dijelaskan oleh undang- undang nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, maka untuk membatasi penelitian skripsi ini subjek pajak yang akan dibahas adalah orang pribadi yang merupakan penduduk dan memiliki server yang berada didalam Indonesia dan juga orang pribadi di luar Indonesia yang memperoleh penghasilan dari Indonesia.

Selain itu dalam penelitian ini juga memungkinkan timbulnya BUT sebagai subjek pajak yang akan dibahas.

Dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 2 ayat (5) yang mengatur mengenai bentuk apa saja yang dapat dikategorikan sebagai BUT, terdapat satu pengertian yang mendekati dengan bentuk server sehingga pengertian ini dirasa perlu untuk dibahas secara mendetail. Dalam hal ini mengacu pada bagian (P) yang berbunyi “komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet”.

(23)

Secara umum komputer dapat diartikan sebagai alat yang dapat membantu manusia untuk menyelesaikan pekerjaannya, yang merupakan perangkat elektronik yang dapat dipakai untuk mengolah data dengan perantaraan sekumpulan program dan mampu memberikan informasi dari hasil pengolahan tersebut. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 1 ayat (14) menjelaskan bahwa

“komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan penyimpanan”, dan dalam ayat (8) dijelaskan bahwa “Agen Elektronik adalah perangkat dari suatu sistem elektronik yang dibuat untuk melakukan suatu tindakan terhadap suatu informasi elektronik tertentu secara otomatis yang diselenggarakan oleh orang”.

Sedangkan yang dimaksud dengan peralatan otomatis adalah suatu alat yang diletakan disuatu tempat yang secara otomatis dapat bekerja tanpa membutuhkan campur tangan manusia.

2.7.2 Objek Pajak Penghasilan

Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1), objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

Dalam Pasal 4 Undang-Undang Pajak Penghasilan ini dibedakan menjadi tiga hal penggolongan, yaitu:

1. Penghasilan yang merupakan objek pajak, meliputi:

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini;

b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;

c. laba usaha;

d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:

(24)

1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;

2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;

3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun;

4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan; dan

5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan;

e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak;

f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang;

g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;

h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak;

i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;

k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;

l. keuntungan selisih kurs mata uang asing;

(25)

m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;

n. premi asuransi;

o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;

p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak;

q. penghasilan dari usaha berbasis syariah;

r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan s. surplus Bank Indonesia.

2. Penghasilan yang merupakan objek pajak final, meliputi :

a. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

b. penghasilan berupa hadiah undian;

c. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;

d. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan; dan

e. penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

3. Penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak, meliputi :

a. 1 bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima

(26)

sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; dan

a. 2 harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan,

sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan;

b. warisan;

c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;

d. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15;

e. pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;

f. dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:

1. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

2. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor;

(27)

g. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;

h. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;

i. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;

j. dihapus;

k. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:

1. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan

2. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;

l. beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

m. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan

n. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

(28)

Dalam penulisan skripsi ini agar dapat terarah, objek pajak yang akan diteliti adalah penghasilan yang diperoleh pemilik server dari perusahaan hosting yang dimiliki dan terletak didalam maupun luar Indonesia dalam transaksi sewa- menyewa space atas server pada perusahaan hosting, baik yang disewa oleh Wajib Pajak Dalam Negeri, maupun Wajib Pajak Luar Negeri.

2.7.3 Asas Pemungutan Pajak

Untuk dapat mencapai tujuan dari pemungutan pajak, Adam Smith (1723-1790) dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang terkenal "The Four Maxims" mengemukakan tentang asas pemungutan pajak, sebagai berikut:

 Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan):

pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap wajib pajak.

 Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum.

 Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau asas kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak (saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah.

 Asas Efficiency (asas efisien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.

Selain dari asas pemungutan pajak diatas, didalam Perpajakan yang ada di Indonesia juga diatur mengenai asas yuridiksi pemungutan pajak yang dibahas dalam buku Perpajakan Pendekatan Komprehensif karya Soemarso S.R (2007) yang meliputi:

 Asas Tempat Tinggal beranggapan bahwa pajak (penghasilan) akan dikenakan terhadap Wajib Pajak yang bertempat tinggal di negara pemungut pajak. Ini berarti termasuk orang asing yang bertempat tinggal di negara tersebut. Untuk

(29)

penetapan pajaknya, semua penghasilan, tanpa mempedulikan dari mana sumbernya akan dikenakan pajak.

 Asas Kebangsaan menghubungkan pengenaan pajak dengan kebangsaan Wajib Pajak. Dalam asas ini, tempat tinggal orang yang bersangkutan tidak diperhatikan.

 Asas Sumber mengatur mengenai pajak dikenakan oleh negara di mana sumber penghasilan berasal. Asas ini tidak memperhatikan kebangsaan maupun tempat tinggal Wajib Pajak.

worldwide income yaitu penghasilan yang didapatkan oleh Wajib Pajak Dalam Negeri yang berasal dari mana pun akan menjadi dasar dalam penghitungan pajak terutang di Indonesia. Prinsip worldwide income ini terdapat dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (1) yang berbunyi ‘yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun’.

2.7.4 Pajak Penghasilan atas Sewa-Menyewa Space atas Server pada Perusahaan Hosting

Penghasilan dalam e-commerce yang mungkin timbul akibat adanya sewa-menyewa space atas server pada perusahaan hosting yang terletak di Indonesia, antara lain adalah penghasilan sewa, royalti, jasa, dan juga penghasilan dari diluar negeri. Selain itu, penghasilan yang mungkin muncul jika server yang disewakan terletak diluar Indonesia adalah penghasilan yang dibayarkan kepada Wajib Pajak luar negeri dan juga BUT. Penghasilan atas jasa dapat timbul jika selain menyewakan space, perusahaan hosting juga menyediakan jasa pembuatan desain web.

Dalam hal penghasilan yang mungkin diterima dalam sewa-menyewa space atas server pada perusahaan hosting yang dimiliki dan terletak di Indonesia, yang disewa oleh wajib pajak dalam negeri, hal tersebut mengacu kepada dua jenis penghasilan yaitu sewa dan juga royalti. Dalam Pasal 23 ayat (1) bagian C,

(30)

sewa yang dimaksud adalah sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. Pengertian harta jika dilihat secara luas mencakup harta berwujud dan harta tidak berwujud, sehingga harta dapat disimpulkan bahwa harta yang dimaksud dalam transaksi sewa-menyewa server adalah harta tidak berwujud. Menurut Ditjen Pajak yang tertulis dalam VIVA news “definisi harta adalah, barang kekayaan yang berhasil dikumpulkan sampai titik waktu tertentu".

Sedangkan menurut akuntansi, Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas / equities yang dapat mendatangkan manfaat di masa depan. Harta tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Selain itu, dalam Pasal 23 bagian A diatur juga mengenai royalti yang merupakan salah satu penghasilan yang harus dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15%. Royalti adalah suatu jumlah yang harus dibayarkan atas penggunaan atau hak menggunakan suatu aset tak berwujud.

Dalam hal penghasilan yang bisa timbul dan diterima dalam sewa- menyewa space atas server pada perusahaan hosting yang dimiliki dan terletak di Indonesia, yang disewa oleh wajib pajak luar negeri, hal tersebut mengacu kepada penghasilan luar negeri yang merupakan pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri yang diatur dalam Pasal 24. PPh Pasal 24 berisi sebagai berikut.

1. Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang berdasarkan Undang-undang ini dalam tahun pajak yang sama.

2. Besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan Undang-undang ini.

3. Dalam menghitung batas jumlah pajak yang boleh dikreditkan, sumber penghasilan ditentukan sebagai berikut:

a. penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya serta keuntungan dari pengalihan saham dan sekuritas lainnya adalah negara tempat badan yang

(31)

menerbitkan saham atau sekuritas tersebut didirikan atau bertempat kedudukan;

b. penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta gerak adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti, atau sewa tersebut bertempat kedudukan atau berada;

c. penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak gerak adalah negara tempat harta tersebut terletak;

d. penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani imbalan tersebut bertempat kedudukan atau berada;

e. penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap tersebut menjalankan usaha atau melakukan kegiatan;

f. penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan adalah negara tempat lokasi penambangan berada;

g. keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap berada; dan

h. keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap berada.

4. Penentuan sumber penghasilan selain penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menggunakan prinsip yang sama dengan prinsip yang dimaksud pada ayat tersebut.

5. Apabila pajak atas penghasilan dari luar negeri yang dikreditkan ternyata kemudian dikurangkan atau dikembalikan, maka pajak yang terutang menurut Undang-undang ini harus ditambah dengan jumlah tersebut pada tahun pengurangan atau pengembalian itu dilakukan.

6. Ketentuan mengenai pelaksanaan pengkreditan pajak atas penghasilan dari luar negeri diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Penghasilan yang mungkin timbul jika server terletak diluar Indonesia mengacu kepada penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima atau diperoleh wajib pajak luar negeri yang diatur dalam Pasal 26. Selain mungkin

(32)

dikenakan PPh Pasal 26, penghasilan yang mungkin diterima dalam sewa- menyewa space atas server pada perusahaan hosting yang dimiliki dan terletak diluar Indonesia, yang disewa oleh wajib pajak dalam negeri adalah timbulnya Bentuk Usaha Tetap (BUT). Dalam OECD Model, ketentuan mengenai BUT dalam transaksi e-commerce telah diatur dalam Commentary on article 5 yang mempertanyakan apakah hanya penggunaan peralatan komputer yang terkait dalam transaksi e-commerce yang dapat menimbulkan suatu BUT atau tidak yang tertulis dalam Clarification On The Application Of The Permanent Establishment Definition In E-Commerce: Changes To The Commentary On The Model Tax Convention On Article 5.

"Electronic commerce

42.1 There has been some discussion as to whether the mere use in electronic commerce operations of computer equipment in a country could constitute a permanent establishment. That question raises a number of issues in relation to the provisions of the Article.

Dalam pembahasan paragraph ini, akan mencoba membahas mengenai operasi perdagangan elektronik dari peralatan komputer di suatu negara dapat merupakan sebuah Bentuk Usaha Tetap (BUT).

42.2 Whilst a location where automated equipment is operated by an enterprise may constitute a permanent establishment in the country where it is situated (see below), a distinction needs to be made between computer equipment, which may be set up at a location so as to constitute a permanent establishment under certain circumstances, and the data and software which is used by, or stored on, that equipment. For instance, an Internet web site, which is a combination of software and electronic data, does not in itself constitute tangible property. It therefore does not have a location that can constitute a “place of business” as there is no “facility such as premises or, in certain instances, machinery or equipment” (see paragraph 2 above) as far as the software and data constituting that web site is concerned. On the other hand, the server on which the web site is stored and through which it is accessible is a piece of equipment having a physical

Referensi

Dokumen terkait

/ Ketrampilan LANSIA SEJAHTERA BIMBINGAN 1.. Tahapan pelaksanaan dilakukan oleh masing-masing seksi sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawab serta kewenangan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel yang diteliti yaitu usia, riwayat hipertensi, aktivitas fisik dan tingkat pendidikan tidak menun- jukkan adanya

Sistem proteksi disebut juga sebagai alat pengaman adalah suatu alat yang berfungsi melindungi atau mengamankan suatu sistem penyaluran tenaga listrik dengan

Angka (19) : Diisi Direktur Jenderal apabila pemeriksaan lapangan dilakukan oleh Kantor Wilayah/KPU, atau diisi Direktur Jenderal dan Kepala Kantor Wilayah/KPU yang

Dimana hakim dalam menjatuhkan putusan pidana kepada terdakwa didasari oleh pertimbangan yuridis yang didasarkan pada Pasal 185 ayat (7) KUHAP, bahwa keterangan saksi yang

Watts (2003) juga menyatakan hal yang sama bahwa konservatisme merupakan salah satu karakteristik yang sangat penting dalam mengurangi biaya keagenan dan meningkatkan kualitas

Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan aplikasi mobile phone berbasis Android dengan menerapkan metode Wiener estimation untuk menduga nilai reflektan berdasarkan

Park and Ride diharapkan dapat menyediakan tempat yang cukup luas dan baik untuk menampung kendaraan pribadi, mengurangi kendaraan yang masuk ke Kota karena