Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat TAHUN 2021
LAPORAN AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
PROVINSI NTB TAHUN 2020
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan Ketertiban Umum, Ketenteraman Masyarakat dan Perlindungan Masyarakat yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah merupakan urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar sesuai ketentuan pasal 11 dan 12 Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, selanjutnya dalam ketentuan pasal 65 ayat 1 diamanatkan bahwa tugas Kepala Daerah diantaranya adalah memelihara Ketenteraman dan Ketertiban Masyarakat (Trantibmas) sehingga teknis operasional pemeliharaan Trantibmas dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dimana tugas pokok dan fungsi Satpol PP adalah membantu Kepala Daerah dalam menegakan Peraturan Daerah dan penyelenggaraan Tibumtranmas serta perlindungan masyarakat. Seiring dengan ditetapkanya Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah tersebut berdampak terjadinya perubahan beberapa kebijakan yang terkait kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan urusan- urusan di bidang pertambangan, pendidikan serta kehutanan yang menjadi urusan Pemerintah Provinsi.
Secara administratif Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 Kabupaten dan 2 Kota dengan 116 wilayah kecamatan dan 1.137 desa/kelurahan. Kabupaten Sumbawa memiliki jumlah wilayah kecamatan terbanyak, yaitu 24 Kecamatan dengan 165 desa/kelurahan, sedangkan Kabupaten Lombok Timur memiliki wilayah administrasi desa/kelurahan terbanyak dengan 254 desa/kelurahan dengan jumlah kecamatan sebanyak 20 kecamatan. Luas wilayah Provinsi NTB mencapai 49.312,19 km² yang terbagi dalam 2 (dua) pulau besar yaitu Pulau Lombok seluas 4.738,70 km² (23,51%) dan Pulau Sumbawa seluas 15.414,5 km² (76,49 %) yang dikelilingi oleh 378 pulau-pulau kecil, dengan penduduk berjumlah 4.955.578 jiwa pada tahun 2017.
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam mengemban tugas menegakan perda dan perkada, menangani setiap gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta melaksanakan perlindungan masyarakat di wilayah NTB, Satpol PP Provinsi NTB pada tahun 2020 memiliki sumber daya yaitu : sumber daya manusia sebanyak 141 orang, sumber daya anggaran sebesar Rp. 16.760.401.007,00,- Sumber daya yang ada tersebut tentu tidak dapat optimal jika dibandingan dengan jangkauan wilayah tugas dan jumlah penduduk serta jumlah Peraturan Daerah yang harus ditegakan sebanyak 35 buah. Langkah- langkah inovasi telah dilakukan dengan membentuk beberapa tim yang beranggotakan Satpol PP lintas kabupaten/kota di NTB dengan tujuan untuk meningkatkan sinergitas dan peran aktif Satpol PP Kab/kota di NTB dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman serta perlindungan masyarakat, salah satu tim yang dibentuk adalah Tim Terpadu penanganan gangguan Tibumtranmas yang beranggotakan unsur-unsur dari internal maupun dari eksternal (TNI, POLRI, BNN Prov.NTB, dan Satpol PP Prov. NTB serta Satpol PP Kab/Kota se NTB) dalam rangka menangani setiap gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat (Tibumtranmas).
B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Capaian Kinerja
• Kedudukan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 12 ayat 1 huruf e , menegaskan bahwa: Urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah meliputi penyelenggaraan Ketertiban Umum, Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat.
Untuk membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Wajib tersebut, dibentuklah Satpol PP (Pasal 255). Selanjutnya mengingat upaya dan langkah pembinaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta
(urusan wajib) Pemerintah Daerah, maka tentu harus dilaksanakan secara efektif, itulah sebabnya eksistensi Sat Pol PP diperkuat melalui Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja.
Mengacu pada ketentuan tersebut, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menjabarkan lagi peran dan fungsi struktur kelembagaan SATPOL PP melalui Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tengggara Barat Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Peraturan Gubernur Nusa Tengggara Barat Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Satuan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
• Tugas Pokok dan Fungsi - Tugas Pokok
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi NTB menyelenggarakan urusan wajib dalam bidang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, berdasarkan kewenangan urusan yang dimiliki tersebut diberikan tugas pokok yaitu :
a. menegakkan Perda dan Perkada;
b. menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman;
c. menyelenggarakan pelindungan masyarakat.
- Fungsi
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut Satuan Polisi Pamong Praja menyelenggarakan fungsi yaitu :
a. penyusunan program penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman serta penyelenggaraan pelindungan masyarakat;
b. pelaksanaan kebijakan penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta penyelenggaraan pelindungan masyarakat;
c. pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman serta penyelenggaraan pelindungan masyarakat dengan in stansi terkait;
d. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum atas pelaksanaan Perda dan Perkada; dan
e. pelaksanaan fungsi lain berdasarkan tugas yang diberikan oleh kepala daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan meliputi :
1. Mengikuti proses penyusunan peraturan perundang-undangan serta kegiatan pembinaan dan penyebarluasan produk hukum daerah.
2. Membantu pengamanan dan pengawalan tamu VVIP termasuk pejabat negara dan tamu negara.
3. Membantu pelaksanaan pengamanan dan penertiban aset yang belum teradministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
4. Membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan pemilihan umum.
5. Membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah.
6. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi tersebut Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai kewenangan dan kewajiban sebagai berikut :
• Wewenang
1. Melakukan tindak penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat, Aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda atau peraturan Kapala Daerah.
2. Menindak warga masyarakat, Aparatur, atau badan hukum yang menggangu ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
3. Fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan masyarakat
4. Melakukan tindak penyelidikan terhadap warga masyarakat,aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Perda atau peraturan Kepala Daerah
5. Melakukan tindak administrasi terhadap warga masyarakat, Aparatur, atau badan yang melakukan pelanggaran atas Perda atau Peraturan Kepala Daerah
• Kewajiban
1. Menjunjung tinggi norma hukum, norma agama dan hak asasi manusia dan norma-norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang dimasyarakat.
2. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu Ketentraman dan Ketertiban umum.
3. Melaporkan kepada Kepolisian Negara atas ditemukannya atau patut diduga adanya tindak pidana.
4. Menyerahkan kepada PPNS atas ditemukannya atau patut diduga adanya pelanggaran terhadap Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.
C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2016 dan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 50 Tahun 2016, struktur organisasi dan tata kerja SATPOL PP terdiri dari 1 (Satu) Jabatan Eselon II/a bagi Kepala Satuan, 5 (Lima) Jabatan eselon III/a bagi Sekretaris dan Kepala Bidang serta
11 (Sebelas) eselon IV/a bagi Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi, adapun nomenklatur jabatan sebagai berikut :
a. Kepala Satuan;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Subbag Program;
2. Subbag Keuangan;
3. Subbag Umum.
c. Bidang Pembinaan Masyarakat, terdiri dari:
1. Seksi Kewaspadaan Dini;
2. Seksi Bimbingan dan Penyuluhan.
d. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman, terdiri dari:
1. Seksi Operasi dan Pengendalian;
2. Seksi Tibum.
e. Bidang Penegakan Perda, terdiri dari:
1. Seksi Penegakan;
2. Seksi Hubungan Antar Lembaga.
f. Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat, terdiri dari:
1. Seksi Data dan Informasi 2. Seksi Pelatihan dan Mobilitas g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun bagan struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi NTB berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 11 Tahun 2016, sebagai berikut:
Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi NTB
Susunan Kepegawaian
Dalam melaksanakan urusan wajib pemerintahan daerah dibidang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dan dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi, Satpol PP Provinsi Nusa Tenggara Barat didukung dari berbagai tingkatan sumber daya aparatur mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai dengan jenjang pendidikan Pasca Sarjana (S2). Jumlah keseluruhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) posisi sampai dengan Desember 2020 berjumlah 141 orang, terdiri dari PNS berjumlah 140 orang dan PTT sebanyak 1 orang.
Rincian keadaan PNS dan PTT menurut jenjang pendidikan, jenis kelamin tahun 2020 tersaji pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1 Keadaan PNS dan PTT bulan Desember 2020 Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin
Jenjang Pendidikan
Jumlah (Orang)
Persentase Jenjang Pendidikan Terhadap
Jumlah
Jenis Kelamin (Orang)
Persentase Jenis Kelamin Terhadap
Jumlah
PNS PTT
SD 2 - 2 1,42%
Wanita 23 16,31 %
SLTP 5 - 5 3,55%
SLTA 75 1 76 53,90%
DIPLOMA 2 - 2 1,42%
Pria 118 83,69 %
S1 49 - 49 34,75%
S2 7 - 7 4,96%
TOTAL 140 1 141 100,00 % 141 100,00 %
Tabel 1 menunjukan keragaman kemampuan personil Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat berdasarkan jenjang pendidikan, dimana sebagian besar didominasi pada tingkatan jenjang pendidikan SLTA sebanyak 76 orang atau 53,90% dari jumlah personil, dan S1 sebanyak 49 orang atau 34,75% dari jumlah personil, serta sisanya SLTP sebanyak 5 orang ( 3,55%), S2 sebanyak 7 orang (4,96%), Sarjana Muda/D3 sebanyak 2 orang (1,42%) dan yang berpendidikan SD sebanyak 2 orang atau 1,42% dari jumlah keseluruhan personil. Sedangkan sebaran menurut jenis kelamin didominasi oleh pria sebanyak 118 orang atau 83,69% dari jumlah keseluruhan personil dan sisanya berjenis kelamin wanita sebanyak 23 orang atau sebesar 16,31% dari jumlah keseluruhan personil Satpol PP Provinsi NTB.
Kebutuhan personil Satpol PP Provinsi NTB yang ideal setelah dilakukan analisa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Penetapan Jumlah Polisi Pamong Praja, seharusnya sebanyak minimal 300 orang. Sedangkan jumlah PNS yang menduduki jabatan struktural pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat menurut jabatan, golongan dan jenis kelamin berdasarkan tingkatan eselonering, disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 2 Jumlah PNS Yang Menduduki Jabatan Struktural Menurut Jabatan, Pangkat, Golongan dan Jenis Kelamin Tahun 2020
No. Jabatan
Eselon Golongan/Ruang Jenis Kelamin
IIa IIIa IVa Jmlh IV/c IV/b IV/a III/d III/
c Jmlh Pria Wanita
1 Kepala Satuan 1 - - 1 1 - - - - 1 1 -
2 Sekretaris - 1 - 1 - 1 - - - 1 - 1
3 Kepala Bidang - 4 - 4 - 3 - 1 - 4 4 -
4 Kepala Sub Bagian/ Kepala Seksi
- - 11 11 - - 3 8 - 11 9 2
Jumlah 1 5 11 17 1 4 3 9 - 17 14 3
Tabel. 2 menggambarkan bahwa PNS yang menduduki Jabatan Struktural pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat keadaan sampai dengan bulan Desember 2020 berjumlah 17 orang. Dalam upaya meningkatkan produktivitas kinerja dilakukan pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) secara berkelanjutan antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, termasuk Diklat penjenjangan sebagaimana ditampilkan dalam tabel 3.
Tabel.3 Jenis Diklat Penjenjangan Yang Telah Diikuti s/d Desember 2020
No. Jenis Diklat Penjenjangan
Jumlah Yang Telah Mengikuti Diklat
Jumlah Yang Belum
Mengikuti Diklat Ket.
1 Diklatpim IV 10 orang 1 orang
2 Diklatpim III 4 orang 1 orang
3 Diklatpim II 1 orang -
Jumlah 15 orang 2 orang
Pada tabel. 3 tersebut, menggambarkan bahwa jumlah keseluruhan PNS yang menduduki jabatan struktural keadaan sampai dengan bulan Desember 2020 sebanyak 17 orang. Sedangkan pejabat struktural yang belum mengikuti Diklat Penjenjangan sesuai Tingkatan Jabatan sebanyak 2 orang yaitu 1 orang Diklatpim III dan 1 orang Diklatpim IV.
Penugasan dan penempatan anggota Satpol PP Provinsi NTB dalam rangka melaksanakan tugas menegakkan Peraturan Daerah dan menyelenggarakan ketertiban
umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat, sebagaimana ditampilkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel.4 Distribusi Penempatan Personil Satuan Polisi Pamong Praja Tahun 2020
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Pejabat Struktural 17 Orang Jabatan yang ada 17
2 Petugas Piket 39 Orang Piket 1 x 24 jam pada 5 pos pengamanan
3 Regu Sigap 30 Orang Regu perbantuan untuk seluruh kegiatan
3 Petugas Pengamanan dan Pengawalan Gubernur/
Wakil Gubernur
8 Orang Melakukan pengamanan dan pengawalan di lapangan 4 Petugas Pengamanan
Dalam
5 Orang Melakukan pengamanan pada lingkungan ruang kerja Gubernur, Wakil Gubernur, Sekretaris Daerah, Asisten.
5 Petugas Administrasi 42 Orang Melakukan pengadministrasian pada sekretariat dan masing-masing bidang.
J u m l a h 141 Orang D. Masalah dan Isu Strategis yang dihadapi
Masalah yang dihadapi adalah :
1. Kesadaran dan ketaatan masyarakat, aparatur dan Badan Hukum, terhadap Perundang- udangan daerah yang masih kurang.
2. Penertiban asset Pemda yang bermasalah belum optimal
3. Gangguan terhadap ketertiban umum, ketenteraman masyarakat dan konflik sosial masih sering terjadi.
4. Masih rentan dan mudahnya masyarakat terprovokasi oleh isu-isu menyesatkan yang berpotensi memicu konflik
5. Pengamanan Pemilukada, pengurangan resiko bencana dan mobilisasi perbantuan sosial lainnya di masyarakat belum optimal.
6. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia Satpol PP NTB
8. Adanya Refocusing Anggaran akibat Pandemi Covid-19 9. Perencanaan program dan pelaporan kurang terpadu.
10. Pengelolaan Administrasi keuangan kurang tertib.
11. Pengelolaan Administrasi umum dan kepegawaian kurang tertib.
12. Wilayah yang sangat luas dan terdiri dari 2 pulau yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa
Sedangkan isu strategis yang berkembang adalah :
1. Masih terjadinya gangguan tibumtranmas dan konflik sosial ditengah masyarakat.
2. Pelanggaran terhadap produk hukum daerah masih banyak terjadi.
3. Peran Satlinmas di masyarakat belum optimal.
4. Pembinaan masyarakat belum optimal.
5. Belum terselenggaranya secara baik jasa layanan administrasi perkantoran baik perencanaan, umum dan kepegawaian maupun keuangan.
6. Kerjasama dan koordinasi lintas sektor, terutama dengan Satpol PP Kab/Kota dalam penegakkan Perda/Perkada
A. Perencanaan
Pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2020 adalah merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) Satuan Polisi Pamong Praja Prov. NTB Tahun 2019- 2023 yang tertuang dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) tahun 2020, dimana skema alur berfikirnya sebagaimana dituangkan dalam matrik sebagai berikut:
2013
RPJM NTB 2019 -2023
RENCANA STRATEGIS SAT. POL. PP. PROV.NTB
2019 -2023
RENCANA KINERJA TAHUNAN 2020
PENETAPAN KINERJA 2020
KINERJA AKTUAL SAT. POL.PP. PROV. NTB
REALISASI : - KEUANGAN - FISIK
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN (DPA) 2020 BAB II
PERENCANAAN KINERJA
1. Visi dan Misi
Dalam melaksanakan berbagai program dan kegiatan, Satuan Polisi Pamong Praja Prov. NTB telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2019-2023 dan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2020 yang berpedoman pada RPJMD Prov. NTB Tahun 2019-2023. Oleh karena itu, visi dan misi yang dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur NTB terpilih sebagaimana yang dituangkan dalam RPJMD Prov. NTB Tahun 2019-2023.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat 2019-2023 telah menetapkan visi Gubernur dan Wakil Gubernur NTB adalah “ NTB Gemilang “ dengan misi antara lain : a. NTB yang Tangguh dan Mantap
b. NTB yang Bersih dan Melayani c. NTB yang Sehat dan Cerdas d. NTB yang Asri dan Lestari e. NTB yang Sejahtera dan Mandiri f. NTB yang Aman dan Berkah
Berdasarkan pada Misi diatas, maka Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangan melaksanakan Misi ke-6 yaitu NTB yang Aman dan Berkah melalui perwujudan masyarakat madani yang beriman, berkarakter dan penegakan hukum yang berkeadilan.
Penggambaran misi tersebut sesuai dengan tugas Satuan Polisi Pamong Praja yaitu menegakan perda/perkada demi terwujudnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Tenggara Barat 2019-2023, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat secara
terencana melaksanakan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dengan alur sebagai berikut:
Gambar 2 Keterkaitan RPJMD dengan Renstra Satpol PP NTB
2. Tujuan dan Sasaran 2.1. Tujuan
Berdasarkan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019-2023 dan Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019-2023, maka tujuan yang hendak dicapai dalam rangka mewujudkan Misi ke-6 adalah Meningkatnya Penegakan Produk Hukum Daerah.
MISI
1. NTB Tangguh dan Mantap
2. NTB Bersih dan Melayani
3. NTB Sehat dan Cerdas
4. NTB Asri dan Lestari
5. NTB Sejahtera dan Mandiri
6. NTB Aman dan Berkah RPJMD
NTB 2019-2023
V I S I : NTB GEMILANG
TUJUAN OPD
Meningkatnya penegakkan produk hukum daerah
RENSTRA SATPOL PP 2019-2023
2.2. Sasaran
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, sasaran yang hendak dicapai Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Satuan Polisi Pamong Praja Prov. NTB Tahun 2019-2023 adalah :
a. Meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap produk hukum daerah b. Meningkatnya rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Indikator Kinerja Utama, Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 yang memuat pokok-pokok program kerja/kegiatan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum, penegakkan Perda serta Perlindungan Masyarakat yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2020 bersumber dari anggaran APBD Provinsi NTB adalah sebagai berikut :
Tabel 5 : Indikator Kinerja Utama Tahun 2020
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PENJELASAN
FORMULASI PENGUKURAN, TIPE PERHITUNGAN, SUMBER DATA 1. Meningkatnya
Kepatuhan Masyarakat
terhadap Produk Hukum Daerah
Persentase Penanganan Pelanggaran Produk Hukum Daerah
* Formulasi Pengukuran:
Jumlah Penanganan Kasus
x 100%
Jumlah Pelanggaran Kasus
* Tipe Penghitungan:
Setiap Tahun 100%
* Sumber Data:
Satpol PP Prov NTB
* Alasan:
Meningkatkan ketaatan terhadap Produk Hukum Daerah
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran IKU adalah sebagai berikut :
Pada tahun 2020 jumlah kasus pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang terjadi dapat ditangani sesuai ketentuan sehingga setiap tahun akan mencapai realisasi 100% dari target.
B. Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja adalah Suatu Dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program atau kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Tujuan Perjanjian kinerja antara lain :
a) Meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur.
b) Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur
c) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi.
d) Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitroing, evaluasi, dan supervisi atas perkembangan /kemajuan kinerja pemberi amanah.
e) Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
Secara khusus tujuan Perjanjian Kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur serta sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Dengan demikian Perjanjian Kinerja berfungsi sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah, juga sebagai tolok ukur dalam mengevaluasi kinerja aparatur sekaligus sebagai dasar pemberian reward ( penghargaan) dan Punishment (sanksi).
Adapun Perjanjian Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah:
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1 2 3 4
1. Meningkatnya Kepatuhan Masyarakat terhadap Produk Hukum Daerah
Presentase penanganan pelanggaran produk hukum daerah (Perda dan Pergub)
100%
2. Meningkatnya Rasa Aman dan Nyaman Bagi Masyarakat
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran Trantibmas
100%
A. Capaian Kinerja
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 – 2023 menetapkan visi NTB Gemilang yang didukung dengan 6 misi yaitu NTB Tangguh dan Mantap, NTB Bersih dan Melayani, NTB Sehat dan Cerdas, NTB Asri dan Lestari, NTB Sejahtera dan Mandiri, NTB Aman dan Berkah. Sebagai salah satu dari Organisasi Perangkat Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat berkewajiban mendukung suksesnya visi dan misi tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan yaitu Misi NTB Aman dan Berkah demi terwujudnya masyarakat NTB yang Madani.
Dalam rangka mewujudkan masyarakat NTB yang Madani, beberapa OPD Lingkup Pemerintah Provinsi NTB termasuk Satuan Polisi Pamong Praja diharapkan mampu meningkatkan penegakkan produk hukum daerah dengan indikator kinerja yaitu Presentase Penurunan Pelanggaran Produk Hukum Daerah.
Untuk mencapai hal tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagaimana tercantum dalam RPJMD Provinsi NTB Tahun 2019- 2023 memiliki 2 (Dua) sasaran utama yaitu meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap produk hukum daerah dengan indikator kinerja presentase penanganan pelanggaran produk hukum daerah dan meningkatnya rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dengan indikator kinerja tingkat penyelesaian pelanggaran tramtibmas.
Adapun Tingkat capaian target kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi NTB tahun 2020 berdasarkan hasil pengukurannya dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut:
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Indikator Kinerja
2018 2019 2020
Capaian Kinerja Akhir Renstra
(2019-2023) terhadap capaian tahun
2020
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Capaian
Persentase Penanganan Pelanggaran Produk Hukum Daerah
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Dari table diatas menunjukan bahwa realisasi dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2020 sama-sama mencapai 100% sesuai dengan target yang ditentukan karena formulasi yang digunakan yaitu absolut (Jumlah pelanggaran yang diselesaikan dibagi dengan jumlah pelanggaran yang terjadi dikali 100 persen). Dalam rangka mewujudkan sasaran strategis meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap prduk hukum daerah dengan indikator persentase penanganan pelanggaran produk hukum daerah Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat didalam Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019-2023 telah menetapkan 3 (Tiga) program utama dimana pada sasaran ini didukung oleh Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Beberapa sasaran yang hendak dicapai dalam rangka mewujudkan program tersebut antara
lain ; 1) Terlaksananya penanggulangan potensi konflik dan gangguan tibumtran;
2) Terlaksananya Turjawali; 3) Terselenggaranya penindakan pelanggaran produk hukum
daerah; 4) Terlaksananya pengawalan dan pengamanan Pejabat dan Tamu Daerah;
5) Terlaksananya pembinaan dan pengawasan Aparatur; 6) Terbinanya personil Satpol PP dan Satlinmas.
Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Kepatuhan Masyarakat terhadap Produk Hukum Daerah
Indikator Kinerja
2019 2019 2020
Capaian Kinerja Akhir Renstra
(2019-2023) terhadap capaian
tahun 2020
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Capaian
Jumlah kegiatan terpadu 4 kali 4 kali
(100%) 4 kali 4 kali
(100%) 2 kali 2 kali
(100%) 20 6 kali (30 %)
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagaimana telah dibentuk dan diberikan tugas berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, antara lain diberikan tugas untuk menjaga ketentraman dan ketertiban Daerah Nusa Tenggara Barat. Untuk mendukung terciptanya ketentraman dan ketertiban di Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas dan kewajiban untuk mencegah terjadinya potensi konflik yang dapat mengganggu ketertiban dan ketentraman masyarakat.
Potensi konflik di masyarakat dapat terjadi karena adanya berbagai pelanggaran peraturan baik yang dilakukan oleh perorangan maupun organisasi/badan hukum. Bentuk pelanggaran peraturan yang terjadi antara lain adanya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan disembarang tempat dan mengganggu kenyamanan masyarakat. Pemilik warung atau rumah makan yang melakukan aktivitas berjualan tidak sesuai ketentuan seperti berjualan siang hari saat ummat Muslim sedang melaksanakan ibadah puasa juga dapat menimbulkan keresahan dan konflik di tengah-tengah masyarakat.
Ketidaktaatan siswa/siswi sekolah terhadap jam belajar juga sering menimbulkan keresahan bahkan dikhawatirkan terjadinya perkelahian antar perlajar. Para pelajar yang tidak masuk sekolah saat jam belajar seringkali melakukan aktivitas di luar
✓ Sasaran 1.1 : Terlaksananya penanggulangan potensi konflik dan gangguan tibumtran
sekolah yang membuat perasaan tidak nyaman seperti berkumpul di warung-warung pinggir jalan, tempat bermain online, billiyard dan lain sebagainya.
Disamping itu pemasangan baliho/spanduk yang tidak sesuai ketentuan dan berbau sara/diskriminasi/ujaran kebencian/provokasi juga seringkali menimbulkan konflik di tengah-tengah masyarakat. Kondisi ini seringkali terjadi pada saat penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah. Selain itu pemasangan atribut partai dan tanda gambar calon yang tidak sesuai ketentuan juga sering menimbulkan keresahan dan potensi konflik sosial.
Untuk mewujudkan terlaksananya penanggulangan potensi konflik dan gangguan tibumtran, Satuan Polisi Pamong Praja Prov. NTB pada tahun 2020 telah melakanakan kegiatan Pencegahan dan penanggulangan potensi konflik dan gangguan keamanan dan ketentraman masyarakat, kegiatan tersebut mengalami penurunan target karena adanya refocusing anggaran namun tetap bisa tercapai. Pada tahun 2020 sebelum refocusing target 4 kali tetapi setelah adanya refocusing target berubah menjadi 2 kali.
Capaian kinerja untuk tahun 2020 terhadap target tahun 2020 mencapai 100%
begitu pula dengan tahun 2018 dan 2019. Selanjutnya jika dibandingkan dengan target akhir Renstra pada Tahun 2023 mencapai 30% hal ini didebabkan karena adanya penurunan target akibat refocusing anggaran
Realisasi pelaksanaan kegiatan tersebut pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :
No Jenis Kegiatan Hasil Keterangan
1 2 3 4
1 Operasi penertiban pelajar SLTA/Sederajat dan SLTP/Sederajat
64 pelajar Pelajar yang terjaring operasi dari jenjang SLP/Sederajat dan SLTA/Sederajat
Pelajar yang terjaring diberikan pembinaan, BAP dan diserahkan kepada sekolah masing-masing.
2 Penertiban PKL yang berjualan diatas bahu jalan (Trotoar)
61 pedagang
Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Pemanfataan Jalan
3 Penertiban Baliho, Spanduk yang melanggar Ruang Milik Jalan
8 Tempat Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Pemanfataan Jalan
Indikator Kinerja
2018 2019 2020
Capaian Kinerja Akhir Renstra
(2019-2023) terhadap capaian tahun
2020
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Capaian
Jumlah kegiatan
TURJAWALI 12 bln
12 bln
(100%) 12 bln 12 bln
(100%) 12 bln 12 bln
(100%) 60 bln 24 bln 40 %
Untuk menjaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, pada tahun 2020 Satuan Polisi Pamong Praja Provisi Nusa Tenggara Barat melaksanakan kegiatan Peningkatan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli (TURJAWALI). Terkait pelaksanaan tugas penjagaan, anggota Satuan Polisi Pamong Praja ditugaskan untuk melakukan piket secara rutin pada obyek-obyek vital daerah yaitu Kantor Gubernur NTB, Pendopo Gubernur, Wakil Gubernur dan Kediaman Sekretaris Daerah NTB.
Untuk melaksanakan tugas ini, telah ditugaskan sebanyak 15 (lima belas) orang anggota setiap hari untuk melaksanakan penjagaan selama 24 jam pada obyek vital daerah tersebut.
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat juga melaksanakan tugas- tugas pengamanan berbagai kegiatan / event daerah seperti upacara-upacara/peringatan hari besar nasional, acara keagamaan, kunjungan kerja pejabat negara (Presiden/Wakil Presiden/Menteri, dan lain sebagainya. Terkait pengamanan obyek vital pada Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan tindakan pengamanan dan pengendalian terhadap para pengunjuk rasa yang melaksanakan unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat. Pengendalian dan pengamanan unjuk rasa dilakukan bersama-sama dengan aparat Kepolisian.
Pelaksanaan tugas pengawalan dilaksanakan secara melekat terhadap Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, sedangkan untuk tamu VIP Daerah
✓ Sasaran 1.2 : Terlaksananya TURJAWALI
dilakukan oleh Kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja turut serta membantu pelaksanaan tugas pengawalan tersebut.
Demi menjamin rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sehari - hari dan lebih mengetahui secara langsung situasi wilayah, maka Satuan Polisi Pamong Praja NTB menugaskan anggota untuk melaksanakan tugas patroli yang dibentuk dalam beberapa regu.
Mengingat beban tugas dan resiko tugas yang dibebankan kepada Satuan Polisi Pamong Praja, maka Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan insentif tambahan khusus kepada anggota Satuan Polisi Pamong Praja diluar dari Tunjangan Kinerja Daerah (TKD). Setiap anggota Satuan Polisi Pamong Praja mendapatkan insentif yang disebut dengan TURJAWALI dengan besaran yang ditetapkan secara proporsional berdaasarkan Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat.
Adapun jumlah pelaksanaan tugas penjagaan/pengamanan unjuk rasa/
demonstrasi dan patroli yang dilaksanakan pada tahun 2020 adalah 20 kali Pengamanan Unjuk Rasa/Demonstrasi dan patroli dilakukan setiap hari dalam rangka pemantauan wilayah serta memberikan himbauan kepada seluruh masyarakat terkait covid-19.
Capaian kinerja untuk tahun 2020 terhadap target tahun 2020 mencapai 100%
begitu pula dengan tahun 2018 dan 2019. Selanjutnya jika dibandingkan dengan target akhir Renstra pada Tahun 2023 mencapai 40% sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Indikator Kinerja
2018 2019 2020
Capaian Kinerja Akhir Renstra
(2019-2023) terhadap capaian
tahun 2020
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Capaian
✓ Sasaran 1.3 : Terselenggaranya penindakan pelanggaran produk hukum daerah
Pada indikator Frekwensi Operasi Yustisi telah dilaksanakan kegiatan operasi yustiisi penegakan produk hukum daerah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pengawasan, pencegahan dan pemberantasan cukai rokok/tembakau illegal di Wilayah Provinsi NTB yang dari bulan Maret s.d April 2020 oleh Tim Terpadu dari OPD Lingkup Pemprov NTB dan Instansi terkait. Adapun hasil dari pelaksanaan kegiatan yaitu berhasil diamankan selama 1 (satu) tahun berhasil diamankan 24 bungkus tembakau iris tanpa pita cukai. Pada Kegiatan Operasi Yustisi Penegakan Produk Hukum Daerah Terjadi Refocusing Anggaran sehingga targetnya berubah dari 9 kali ( Dokumen ) menjadi 3 kali ( Dokumen ).
Capaian kinerja untuk tahun 2020 terhadap target tahun 2020 mencapai 100%
begitu pula dengan tahun 2018 dan 2019. Selanjutnya jika dibandingkan dengan target akhir Renstra pada Tahun 2023 mencapai 18,18% dimana awalnya pada tahun 2020 diterget sebanyak 9 kali namun dengan adanya refocusing anggaran target diturunkan menjadi 3 kali sehingga capaian akhir renstra pada tahun 2020 yang seharus 14 kali (31%) menjadi 8 kali (18.18%).
Indikator Kinerja
2019 2019 2020
Capaian Kinerja Akhir Renstra
(2019-2023) terhadap capaian tahun
2020
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Capaian
Jumlah pengamanan, pengawalan pejabat dan tamu serta kegiatan Pemda di Kab/Kota
10 Kab/
Kota
10 Kab/
Kota (100%)
10 Kab/
Kota
10 Kab/
Kota (100%)
10 Kab/
Kota
10 Kab/
Kota (100%)
10 Kab/
Kota
10 Kab/
Kota (100%)
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat telah diamanatkan oleh Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah salah satunya adalah melaksanakan tugas pengawalan melekat kepada pejabat daerah yaitu Guberrnur dan Wakil Gubernur. Untuk mendukung pelaksanaan tugas tersebut, pada tahun 2020 telah dilaksanakan kegiatan pengamanan/pengawalan pejabat (Gubernur/Wakil Gubernur),
✓ Sasaran 1.4 : Terlaksananya pengawalan dan pengamanan pejabat dan tamu daerah
Tamu VIP/Tamu Pemda ke Kabupaten/Kota se-Nusa Tenggara Barat. Dalam melaksanakan tugas pengawalan, telah ditugaskan sebanyak 8 (delapan ) orang anggota Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat yang melaksanakan tugas pengawalan melekat setiap hari (24 jam) dan setiap aktivitas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Terkait pengamanan terhadap tamu VIP Pemerintah Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja melaksanakan tugas pengawalan untuk mendukung tugas Kepolisian.
Karena pada prinsipnya pengawalan tamu VIP Daerah melekat pada tugas dan fungsi aparat Kepolisian.
Disamping tugas pengawalan, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat melaksanakan tugas-tugas pengamanan terkait pelaksanaan kegiatan- kegiatan, baik kegiatan daerah, nasional maupun internasional yang dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat, Adapun jumlah pelaksanaan kegiatan pengamanan event baik kegiatan daerah, nasional maupun internasional selama tahun 2020 sebanyak 283 kali/lokasi.
Capaian kinerja pada indikator ini setiap tahun akan mencapai 100 persen karena target yang digunakan adalah 10 kabupaten/kota begitu pula dengan target dan realisasi akhir renstra akan tetap mencapai 100% (persen).
Indikator Kinerja
2018 2019 2020
Capaian Kinerja Akhir Renstra
(2019-2023) terhadap capaian
tahun 2020
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Capaian
Jumlah kegiatan
pengawasan Aparatur 4 kali
4 kali
(100%) 12 kali 12 kali
(100%) 3 kali 3 kali
(100%) 60 kali 15 kali (25 %)
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan
✓ Sasaran 1.5 : Terlaksananya pembinaan dan pengawasan Aparatur
(business prosess) dan sumber daya manusia aparatur. Satpol PP Prov. NTB sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Gubernur NTB Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas- Dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat tugas yang diberikan antara lain melakukan pengawasan terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Oleh karena itu, untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Satuan Polisi Pamong Praja Prov. NTB pada tahun 2020 melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan terhadap Aparatur Lingkup Pemereintah Prov. NTB. Kegiatan ini diarahkan untuk meningkatkan disiplin Apratur khususnya dalam rangka mematuhi disiplin jam kerja. Kegiatan ini dilakukan bersinergi dengan Badan Kepegawaian Daerah Prov. NTB, serta Inspektorat Provinsi NTB melalui kegiatan-kegiatan inspeksi mendadak (SIDAK) terpadu, disamping itu SIDAK dilakukan pula secara mandiri oleh internal Satpol PP Prov. NTB . Tujuan utama yang ingin dicapai adalah pembinaan dan pengawasan para ASN di Prov. NTB berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 3 tahun 2008 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Berdasarkan Prestasi Kerja Kepada PNS dan CPNS lingkup Pemerintah Provinsi NTB. Karena adanya Refocusing anggaran dan Adanya wabah Pandemi Covid-19 maka Sebagian Aparatur Sipil Negara (ASN) di pekerjakan dirumah (WFH) untuk mencegah/meminimalisir penyebaran penyakit Covid-19 tersebut.
Capaian kinerja untuk tahun 2020 terhadap target tahun 2020 mencapai 100%
begitu pula dengan tahun 2018 dan 2019. pada sasaran ini terget awal sebanyak 12 kali namun karena adanya refocusing anggaran maka tergetnya diturunkan menjadi 3 kali sehingga capaian kinerja akhir renstra (2019-2023) terhadap capaian tahun 2020 sebesar 25%.
Adapun Jumlah Pelanggaran Disiplin Aparatur Pemerintah Provinsi NTB Tahun 2020 :
No Uraian Tahun
2017 2018 2019 2020 1 Pelanggaran Disiplin Aparatur 1 kasus 3 kasus 4 kasus 2 kasus
2 Penanganan Pelanggaran Disiplin Aparatur
1 kasus 3 kasus 4 kasus 2 kasus
Adapun jumlah Indispliner aparatur Pemerintah Prov. NTB tahun 2017- 2020
No Uraian Tahun
2017 2018 2019 2020
1 Indisipliner 134 orang 672 org 830 org 171 org
Indikator Kinerja
2018 2019 2020
Capaian Kinerja Akhir Renstra
(2019-2023) terhadap capaian
tahun 2020
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Capaian
Jumlah personil yang mengikuti gelar pasukan
600 orang
600 orang (100%)
600 orang
600 orang (100%)
600 orang
600 orang (100%)
3.000 orang
1200 orang (40 %)
Dalam rangka mempersiapkan personil Satpol PP dan Satlinmas menghadapi berbagai tugas dan fungsi, perlu adanya kesiapan fisik dan mental dari seluruh personil.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dilaksanakan kegiatan peningkatan pembinaan personil aparat praja wibawa. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri RI kepada Gubernur NTB Nomor 003.3/9376/SJ tanggal 13 september 2020, tentang Tuan Rumah Pelaksanaan upacara peringatan Hari Ulang Tahun Satpol PP ke - 70 dan HUT ke - 58 Satlinmas Tingkat Nasional yang diadakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sekaligus Hari Ulang Tahun SatpolPP Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat yang diselenggarakan di Kota Mataram.
Tema peringatan Hari Ulang Tahun SatpolPP ke 70- dan HUT ke-58 Satlinmas Tingkat Nasional yang diadakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah “ Peningkatan Profesionalisme Satuan Polisi Pamong Praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat Menuju Indonesia Maju”.
Berbagai kegiatan dilaksanakan pada acara tersebut disamping Puncak Acara
✓ Sasaran 1.6 : Terbinanya personil Satpol PP dan Satlinmas
Upacara, Zero Waste ( Bersih-bersih ) Pantai Melase -Batu Bolong, Donor Darah, Pameran dan Bazar UMKM serta Jamuan Makan Malam di Pendopo Walikota Mataram. Peserta Kegiatan tersebut melibatkan berbagai unsur antara lain Satpol PP Provinsi seluruh Indonesia, Satpol PP Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia, Satpol PP dan Satlinmas Kabupaten dan Kota se Nusa Tenggara Barat, TNI, POLRI, OPD Lingkup Provinsi NTB.
Disamping melaksanakan kegiatan HUT Satpol PP dan Satlinmas, biasanya idilaksanakan juga kegiatan pembinaan kesemaptaan jasmani personil Satpol PP demi menjamin daya tahan tubuh dan kesehatan setiap anggota. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain aerobik dan senam serta kegiatan outbond namun dengan adanya Pandemi Covid-19 serta dilakukannya Refocussing Anggaran kegiatan tersebut ditiadakan.
Capaian kinerja untuk tahun 2020 terhadap target tahun 2020 mencapai 100%
begitu pula dengan tahun 2018 dan 2019. Selanjutnya jika dibandingkan dengan capaian kinerja akhir renstra (2019-2023) terhadap capaian tahun 2020 sebesar 40%
dan sesuai dengan terget yang telah ditetapkan.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja
2018 2019 2020
Capaian Kinerja Akhir Renstra
(2019-2023) terhadap capaian tahun
2020
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Capaian
Tingkat Penyelesaian
Pelanggaran Trantibmas 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Dari table diatas menunjukan bahwa realisasi dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2020 sama-sama mencapai 100% sesuai dengan target yang ditentukan. Dalam rangka mewujudkan sasaran strategis meningkatnya Rasa Aman dan Nyaman bagi Masyarakat
Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Rasa Aman dan Nyaman bagi Masyarakat
dengan indikator Tingkat Penyelesaian Pelanggaran Trantibmas, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat didalam Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019-2023 telah menetapkan 3 (tiga) program utama dimana pada sasaran ini didukung oleh 2 (dua) Program yaitu Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan dengan formulasi jumlah anggota linmas yang terlatih dibagi dengan jumlah anggota linmas dikali 100 persen dan Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) dengan formulasi jumlah pelanggaran K3 yang diselesaiakn dibagi dengan jumlah pelanggaran K3 yang terjadi dikali 100 persen.
Berbagai kegiatan dengan sasaran dan indikator telah dilaksanakan pada tahun 2020 oleh Satuan Polisi Pamong Praja Prov. NTB guna mendukung pencapaian visi, misi dan program yang telah ditetapkan. Oleh karena itu diperlukan adanya pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dimaksud. Pertanggungjawaban kinerja yang tepat, jelas dan terukur sebagai media untuk mengetahui keberhasilan/kegagalan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi NTB sesuai rencana kinerja dan penetapan kinerja Tahun 2020. Tingkat capaian kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi NTB tahun 2020 berdasarkan hasil pengukurannya dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut :
Indikator Kinerja
2018 2019 2020
Capaian Kinerja Akhir Renstra
(2019-2023) terhadap capaian tahun
2020
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Capaian
Jumlah masyarakat yang mengikuti gelar pasukan Satlinmas
500 orang
500 orang (100%)
400 orang
400 orang
(100%) 0 0 2.500
orang
400 orang (16 %)
Perlindungan Masyarakat adalah suatu keadaan dinamis dimana warga
✓ Sasaran 2.1 : Terbinanya anggota masyarakat yang berperan dalam perlindungan masyarakat
melaksanakan kegiatan penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat bahwa kewenangan merekrut dan membentuk Satuan Perlindungan Masyarakat (Petugas LINMAS) diberikan kepada pemerintah desa/kelurahan (pasal 1 angka 3) yang beranggotakan paling sedikit 10 (sepuluh) orang dimana Kepala Desa/Kepala Kelurahan atau sebutan lainnya secara ex- officio sebagai kepala satuan perlindungan masyarakat di wilayahnya. Mengacu pada Permendagri Nomor 84 Tahun 2014 tersebut jumlah ideal petugas LINMAS di NTB adalah minimal 10 orang di setiap desa/kelurahan dikalikan 1.173 desa yang ada atau sebanyak minimal 11.730 orang. Namun sampai dengan tahun 2020 jumlah petugas Linmas baru terpenuhi sebanyak 8.375 orang dari kebutuhan sebanyak 11.730 orang atau baru dapat terpenuhi sebanyak 71,39 %.
Upaya-upaya pemenuhan kebutuhan ideal anggota Satlinmas di NTB berdasarkan Permendagri Nomor 84 Tahun 2014 tersebut oleh Pemerintah Provinsi melalui Satpol PP Provinsi NTB telah dilakukan dengan mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota agar memfasilitasi pemerintah desa/kelurahan untuk membentuk Satlinmas di wilayahnya masing-masing, disamping itu Satpol PP Provinsi NTB memfasilitasi sarana dan prasarana penunjang tugas operasional berupa pengadaan pakaian seragam LINMAS serta melakukan pembinaan-pembinaan kepada seluruh anggota Satlinmas di NTB melalui kegiatan gelar pasukan sekaligus pembinaan dalam rangka peningkatan keterampilan-keterampilan yang melibatkan stakeholder lainnya (TNI, POLRI, Pemkab/Pemkot).
Untuk mendukung pencapaian sasaran dan indikator kinerja tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2020 melaksanakan
kegiatan pengendalian keamanan lingkungan. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan di 10 Kabupaten/Kota lingkup Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tetapi
dengan Adanya Pandemi Covid-19 serta Adanya Refocusing Anggaran maka kegiatan Gelar Pasukan Linmas di 10 Kabupaten/Kota ditiadakan, padahal kegiatan ini sangat
penting mengigat di Provinsi NTB akan menggelar Pemilukada secara serentak di 7 Kabupaten/Kota.
Capaian kinerja untuk tahun 2020 terhadap target tahun 2020 mencapai 0% jika dibandingkan dengan dengan tahun 2018 dan 2019. Selanjutnya jika dibandingkan dengan capaian kinerja akhir renstra (2019-2023) terhadap capaian tahun 2020 sebesar 16%. Capaian kinerja akhir tahun (2019-2023) tidak sesuai dengan terget yang telah ditetapkan karena adanya refocusing anggaran.
Indikator Kinerja
2018 2019 2020
Capaian Kinerja Akhir Renstra
(2019-2023) terhadap capaian tahun
2020
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Capaian
Jumlah masyarakat yang ikut berpartisipasi (Kirab Pataka)
600 orang
600 orang (100%)
600 orang
600 orang (100%)
0 0 3.000
orang
600 orang (20 %)
Kirab Pataka Lambang Daerah NTB adalah sebuah proses/rangkaian perjalanan lambing-lambang daerah NTB menuju dan melewati seluruh wilayah Kabupaten dan Kota se NTB yang merupakan rangkaian kegiatan utama pada puncak peringatan HUT Provinsi NTB yang ke 62 pada tahun 2020. Namun kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan karena adanya pandemi Covid-19.
Capaian kinerja untuk tahun 2020 terhadap target tahun 2020 mencapai 0% jika dibandingkan dengan dengan tahun 2018 dan 2019 yang mencapai 100%. Selanjutnya jika dibandingkan dengan capaian kinerja akhir renstra (2019-2023) terhadap capaian tahun 2020 sebesar 20%. Capaian kinerja akhir tahun (2019-2023) tidak sesuai dengan terget yang telah ditetapkan karena adanya refocusing anggaran.
✓ Sasaran 2.2: Tercapainya peningkatan partisipasi masyarakat
Indikator Kinerja
2018 2019 2020
Capaian Kinerja Akhir Renstra
(2019-2023) terhadap capaian
tahun 2020
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Capaian
Jumlah laporan/
jumlah orang 1 dok
1 dok
(100%) 1 dok 1 dok
(100%) 0 Dok 0 Dok 5 Dok 1 dok ( 20 % )
Penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, menjaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat yang menjadi tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana dimanatkan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, tentu saja memerlukan dukungan dan kerjasama dengan pihakterkait lainnya. Oleh karena itu, dalam melaksanakan tugas tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan koordinasi, sinkronisasi, komunikasi dan sinergitas dengan pihak- pihak terkait seperti TNI, Kepolisian, BNN dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota sereta insansi terkait lainnya. Untuk menciptakan hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan rapat koordinasi bersama pihak-pihak terkait. Tetapi Karena Adanya Pandemi Covid-19 dan Adanya Refocusing Anggaran maka kegiatan tersebut tidak dilaksanakan. Capaian kinerja tahun 2020 sebesar 0% dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2018 dan 2019, sedang capaian terhadap akhir renstra (2019-2023) sebesar 20%, capaian tersebut tidak sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan di Renstra.
✓ Sasaran 2.3 : Terlaksananya kerjasama antar lembaga dalam pencegahan tindak kejahatan
Indikator Kinerja
2018 2019 2020
Capaian Kinerja Akhir Renstra
(2019-2023) terhadap capaian tahun
2020
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Capaian
Jumlah kegiatan operasi
PEKAT 4 kali
4 kali
(100%) 4 kali 4 kali
(100%) 2 kali 2 kali
(100 %) 28 kali 6 kali (21,42%)
Penanganan penyakit masyarakat disamping kegiatan yang berkaitan dengan premanisme juga dilakukan penanganan terhadap kegiatan-kegiatan prostitusi baik terbuka maupun terselubung di tempat-tempat seperti hotel-hotel, tempat kos-kos (persewaan rumah tinggal) dan lain sebagainya. Untuk mengatasi berbagai permasalahan terkait dengan Penyakit Masyarakat (PEKAT), Satuan Polisi Pamong Praja Prov. NTB melaksanakan kegiatan operasi wibawa pemberantasan penyakit masyarakat (PEKAT). Kegiatan ini melibatkan unsur-unsur TNI, POLRI, BNN, POL PP Prov. dan POL PP Kab/Kota di NTB namun dengan adanya pandemi covid-19 kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan secara maksimal.
Target awal dari kegiatan ini sebanyak 4 kali namun dengan adanya refocusing anggaran terget tersebut diturunkan menjadi 2 kali dan capain kinerja tahun 2020 terhadap terget 2020 tetap mencapai 100% sedangkan capaian terget akhir renstra (2019-2023) terhadap terget 2020 sebesar 21,42%.
Berdasarkan hasil operasi PEKAT yang diselenggarakan pada tahun 2020, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Jenis Pelanggaran Status / Jumlah
Keterangan Swasta ASN Pljr/Mhs
1 2 3 4 5 6
1 Prostitusi/Asusila Nihil Nihil Nihil Melanggar : Perda NTB No. 10 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perdagangan Orang Perda NTB No. 8
✓ Sasaran 2.4 : Terlaksananya operasi pekat