• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD UNTUK MENGOPTIMALKAN KERJA SAMA PADA MATERI POKOK PERKALIAN

BILANGAN CACAH DALAM SUB TEMA 2 KELAS III SDN 1 TANJUNG LABU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Pilipo Inzagi NIM: 171134206

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Yang Utama Dari Segalanya

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT Atas karunia rahmat serta kemudahan yang telah Engkau berikan sehingga skripsi yang sederhana ini dapat

terselesaikan. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan pada junjungan besar Nabi Muhammad SAW.

Kedua orangtua tercinta Bapak Syarif dan Ibu Fitria.

Yang telah menjadi orangtua yang telah memberikan segalanya untuk ku mulai dari kasih sayang, dukungan, cinta, dan doa yang tiada mungkin dapat aku balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan.

Dosen Pembimbing Tugas Akhirku

Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing tugas akhir saya, terima kasih banyak pak. Bapak adalah dosen yang saya jadikan panutan.

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma

(5)

v MOTTO

“Barang siapa yang bersungguh- sungguh ia akan berhasil”

“Kerjakanlah urusan duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan laksanakanlah urusan akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok.”

(HR. Ibnu Asakir)

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 09 April 2021 Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Pilipo Inzagi Nomor Mahasiswa : 171134206

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Mengoptimalkan Kerja Sama Pada Materi Pokok Perkalian Bilangan Cacah Dalam Subtema 2 Kelas III

SDN 1 Tanjung Labu

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 09 April 2021 Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD UNTUK MENGOPTIMALKAN KERJA SAMA PADA MATERIPOKOK PERKALIAN

BILANGAN CACAH DALAM SUB TEMA 2 KELAS III SDN 1 TANJUNG LABU

Pilipo Inzagi

Universitas Sanata Dharma 2021

Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang menunjukkan bahwa kurangnya kemampuan guru dalam menyusun RPP menggunakan model kooperatif dan masih rendahnya kemampuan kerja sama siswa kelas III khususnya pembelajaran matematika. Tujuan utama penelitian ini adalah menghasilkan tiga buah produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) untuk mengoptimalkan kerja sama siswa kelas III SDN 1 Tanjung Labu.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian dan pengembangan atau R & D. Peneliti menggunakan penelitian model ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation) terdapat lima langkah yang harus dilakukan menggunakan model ADDIE namun peneliti hanya menggunakan tiga langkah yaitu: (1) analisis (analyze), (2) perancangan (design), (3) pengembangan (development). Tempat penelitian ini adalah SDN 1 Tanjung Labu, subjek penelitian ini adalah guru kelas III SDN 1 Tanjung Labu, dan objek penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Teknik pengumpulan pada penelitian ini adalah wawancara dan terknik analisis data menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif.

Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh empat orang ahli pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Keempat validator memberikan skor rata- rata pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pem, 1, 3 dan 5 dengan skor rata- rata 4,75 dengan kategori “sangat baik” dan dapat diujicobakan secara terbatas.

Kata Kunci: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), kerja sama.

(9)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF A LEARNING IMPLEMENTATION PLAN USING THE STAD COOPERATIVE LEARNING DESIGN TO OPTIMIZE COOPERATION ON THE SUBJECT MATTER OF THE MULTIPLICATION

OF COUNT NUMBERS IN SUB-THEME 2 CLASS III SDN 1 TANJUNG LABU

PILIPO INZAGI

SANATA DHARMA UNIVERSITY 2021

This research was conducted based on a needs analysis which showed that the teacher's lack of ability in preparing lesson plans using a cooperative model and the low level of collaboration between grade III students, especially in mathematics learning.. The main objective of this research is to produce three products of the Learning Implementation Plan using the Student Teams Achievement Division (STAD) learning model to optimize the cooperation of third grade students of SDN 1 Tanjung Labu.

The type of research that researchers use is research and development or R &

D. Researchers use the ADDIE model research (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation), there are five steps that must be done using the ADDIE model, but researchers only use three steps, namely: (1) analysis, (2) design, (3) development. The place of this research is SDN 1 Tanjung Labu, the subjects of this research are students of grade III SDN 1 Tanjung Labu, and the object of this research is the Learning Implementation Plan (RPP) using the STAD type cooperative learning model. The collection technique in this study was interviews and data analysis techniques using qualitative data and quantitative data.

Based on the results of the validation carried out by four experts on the Learning Implementation Plan (RPP) using the Student Teams Achievement Division (STAD) type of cooperative learning model. The four validators gave an average score on the Learning Implementation Plan (RPP) pem, 1, 3 and 5 with an average score of 4.75 in the "very good" category and can be tested on a limited basis.

Keywords: Learning Implementation Plan, Student Teams Achievement Division (STAD) type cooperative learning model, cooperation.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNYA kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benerang ini.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat- syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Kintan Limiansih, S. Pd., M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S. S., M. Pd., selaku Wakil Ketua Program

Studi PGSD.

4. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti selama menyusun skripsi serta memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

5. Zuryati, S. Pd. SD., selaku Kepala Sekolah SDN 1 Tanjung Labu yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD tersebut.

6. Iswandi, S. Pd. SD., selaku guru kelas III SDN 1 Tanjung Labu yang telah membantu peneliti dan memberikan nilai sebagai validator RPP.

7. Cece Jamaludin, S. Pd. SD., selaku validator pakar RPP yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dan melakukan validasi produk.

8. Ari Mia Dwi Anggra Eni, S. Pd. Gr., selaku validator pakar RPP yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dan melakukan validasi produk.

9. Dwi Lestariningsih, S. Pd. Gr., selaku validator pakar RPP yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dan melakukan validasi produk.

(11)

xi

10. Kedua orangtua, tercinta Syarif dan tersayang Fitria yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti- hentinya kepada peneliti.

11. Irana Dewi, yang telah membantu dan memberikan semangat setiap harinya dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Sahabat- sahabat saya Vinsensia Gita, Amelia Ayu, Ilham Akbar, Nyoman Lina Asih, Dian Pratama yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.

13. Seluruh teman- teman mahasiswa payung pengembangan RPP yang selalu memberi bantuan dan motivasi kepada peneliti.

14. Diri saya sendiri yang berhasil berjuang hingga titik ini dengan segala rintangan yang telah berhasil dihadapi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 09 April 2021

Penulis

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Batasan Istilah ... 5

BAB II ... 10

LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Karakteristik Kurikulum SD Tahun 2013. ... 10

2. Keterampilan Belajar Abad 21 ... 11

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 13

4. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi/ High Order Thinking Skill (HOTS) ... 22

5. Taksonomi Tujuan Pembelajaran Menurut Bloom... 23

6. Penilaian Autentik ... 25

(13)

xiii

7. Model Pembelajaran Kooperatif ... 27

8. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division ... 29

9. Kerjasama ... 32

10. Pembelajaran Metematika ... 33

11. Sifat Operasi Hitung Bilangan Cacah Untuk Siswa SD Kelas III 33 B. Penelitian yang Relevan ... 36

C. Kerangka Berpikir ... 38

D. Pertanyaan Penelitian ... 41

BAB III ... 42

METODE PENELITIAN ... 42

A. Jenis Penelitian ... 42

B. Setting Penelitian ... 44

C. Prosedur Pengembangan ... 45

D. Uji Coba Terbatas ... 48

E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

F. Teknik Analisis Data ... 53

G. Jadwal Penelitian ... 57

BAB IV ... 58

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil Penelitian ... 58

1. Proses Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)... 58

2. Kualitas Produk yang Dikembangkan ... 69

B. PEMBAHASAN ... 77

1. Langkah- langkah Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 77

2. Kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 80

BAB V ... 84

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Keterbatasan Pengembangan ... 85

(14)

xiv

C. Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA ... 86 LAMPIRAN ... 90

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map……….38

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir………..40

Gambar 3.1 Bagan Langkah- langkah Pengembangan Model ADDIE…….43

Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan………46

Gambar 4.1 Identitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)…………. 62

Gambar 4.2 Perumusan Indikator……….. 62

Gambar 4.3 Tujuan Pembelajaran………...63

Gambar 4.4 Materi Pembelajaran……….. 63

Gambar 4.5 Sumber Belajar………... 64

Gambar 4.6 Media Pembelajaran………... 64

Gambar 4.7 Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran………. 65

Gambar 4.8 Skenario Pembelajaran………... 65

Gambar 4.9 Evaluasi Pembelajaran………... 66

Gambar 4.10 Rancangan Penilaian Autentik………. 66

Gambar 4.11 Lampiran……….. 67

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara……….. 49

Tabel 3.2 Lembar Validasi………. 50

Tabel 3.3 Pedoman Konversi Nilai Skala Lima……….54

Tabel 3.4 Interval Skor………...55

Tabel 3.5 Hasil Konversi Nilai Skala Lima………... 56

Table 3.6 Tindak Lanjut………. 56

Tabel 3.7 Jadwal Penelitian………... 57 Table 4.1 Komentar dan Revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 73 Table 4.2 Rekavitulasi Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 75

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Guru……… ……... 91

Lampiran 2 Rangkuman Hasil Wawancara Guru……….. ……... 92

Lampiran 3 Pernyataan Validasi Produk RPP………... 95

Lampiran 4 Rangkuman Hasil Validasi RPP………. ……... 98

Lampiran 5 Hasil Validasi Guru SD Kelas III………... 99

Lampiran 6 Surat Ijin Wawancara Analisis Kebutuhan……… 107

Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian……….108

Lampiran 8 Surat Ijin Validasi………... 109

Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………. 110

Lampiran 10 Produk RPP Dicetak Terpisah……… 111

Lampiran 11 Program Tahunan………. 111

Lampiran 12 Program Semester………...113

Lampiran 13 Silabus……….. 125

Lampiran 14 Biodata Penulis………. 138

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah, dan (6) spesifikasi produk yang dikembangkan.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan adalah kesadaran yang terencana untuk menciptakan suasana belajar supaya peserta didik dapat dengan aktif mengembangkan potensi yang dimilikinya (Mussana, 2017: 123). Pendidikan tidak terlepas dari adanya kurikulum. Kurikulum terkini yang ada di Indonesia yaitu Kurikulum 2013. Pendidikan di Indonesia telah menerapkan kurikulum 2013 sebanyak 2.598 pada jenjang Sekolah Dasar (Nuh, 2021). Pengembangan kurikulum 2013 hakikatnya termasuk dalam strategi dalam meningkatkan kualitas di dunia pendidikan. Orientasi dari kurikulum 2013 adalah untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Berdasarkan orientasi tersebut, maka Kurikulum 2013 memiliki tema pengembangan untuk menghasilkan generasi yang inventif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan aspek spiritual, sosial, kognitif, dan psikomotorik yang terpadu. Orientasi tersebut menjadi antisipasi untuk menghadapi perkembangan kehidupan dan kemampuan belajar abad 21 (AtTaubany, 2017:3).

Salah satu karakter yang penting untuk dikembangkan adalah karakter kerjasama. Kemampuan kerjasama adalah kemampuan yang dilakukan oleh beberapa siswa untuk saling membantu satu sama lain sehingga tampak kebersamaan dan kekompakan untuk mencapai tujuan bersama (Apriono 2011).

Kriteria kemampuan kerjasama 1) memberi informasi sesame anggota kelompok, 2) dapat menyelesaikan perselisihan yang terjadi, 3) menciptakan suasana kerjasama yang akrab, 4) bertukar ide dan pendapat kepada anggota kelompok, 5) mendukung keputusan kelompok, 6) menghargai masukan dan keahlian anggotalain, 7) berpartisipasi melakukan tugas, 8) menghargai hasil kerja kelompok ( Maasawet, 2011: 21).

(19)

Persiapan guru untuk mencapai pembelajaran yang baik bisa dilihat dari guru yang mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP kurikulum 2013 dirancang dengan mengintegrasikan pada literasi, keterampilan belajar abad 21 (Communicative, Collaborative, Critical Thinking-Problem Solving, dan Creative Thinking), dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Guru yang profesional memanfaatkan penilaian proses belajar dan hasil belajar untuk merancang perbaikan program pembelajaran. Penilaian yang tepat dapat memberikan refleksi mengenai pembelajaran yang dialami peserta didik.

Penyusunan RPP Kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik. Penilaian yang mengarahkan peserta didik untuk menerapkan kompetensi kognitif dan psikomotorik untuk menghadapi segala situasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pengertian dari penilaian autentik (Sani, 2016: 23). Melalui pembuatan RPP ini, guru senantiasa melakukan upaya mempersiapkan generasi abad 21 yang mampu bekerja sama.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD cocok untuk meningkatkan kerjasama dan pengetahuan, dikarenakan model ini menuntut siswa untuk mampu bekerja dalam kelompok yang secara tidak langsung memaksa siswa untuk menghargai pendapat teman atau bekerjasama dalam kelompok sehingga dapat meningkatkan kemampuan kerjasama mereka (Sudirman, 2019: 3). Langkah- langkah pembelajaran STAD yaitu (1) penyajian kelas, (2) menetapkan siswa dalam kelompok, (3) tes dan kuis, (4) skor peningkatan individual, (5) pengakuan kelompok (Sudirman, 2019: 4).

Pada realitasnya, terdapat banyak guru yang kurang menguasai model pembelajaran inovatif untuk mengoptimalkan kemampuan kerjasama yang dimiliki oleh peserta didik, salah satunya dengan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Hal ini ditemukan saat peneliti melakukan wawancara terhadap guru SDN 1 Tanjung Labu. Peneliti melakukan wawancara kepada guru SDN 1 Tanjung Labu pada tanggal 3 September 2020 di depan ruang guru SDN 1 Tanjung Labu. Saat wawancara, peneliti menyimpulkan bahwa guru kurang menguasai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan belum pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kegiatan pembelajaran karena kesulitan untuk mencari permasalahan yang

(20)

disajikan kepada peserta didik. Narasumber juga kurang menguasai pengertian dan indikator kemampuan kerjasama. Guru kelas III memaparkan bahwa masalah utama yang dihadapi dalam penyusunan RPP adalah penggunaan dan penerapan model pembelajaran yang inovatif. Narasumber biasanya hanya menggunakan RPP yang sudah ada di internet yang jarang menekankan pada kemampuan kerjasama.

Hal tersebut berakibat pada kemampuan kerjasama menjadi sedikit terabaikan.

Selain itu, narasumber juga belum pernah menyusun RPP yang berfokus pada materi pokok perkalian bilangan ccah. Bukti diperkuat dengan adanya data berupa daftar nilai PTS (Penilaian Tengah Semester). Pada KD materi pokok perkalian bilangan cacah hanya 7 dari 23 siswa yang berhasil menjawab benar. Berdasarkan data tersebut diperoleh bahwa peserta didik yang mampu bekerjasama sebanyak 30,4% dan yang belum mampu berpikir kritis analisis sebanyak 69,6%. Siswa yang mampu mengerjakan dengan benar pada bagian menganalisis jenis otot, bahkan belum ada separuh (50%) dari jumlah siswa di dalam kelas. Jumlah siswa yang remedial pada Tema 1 ini sebanyak 10 siswa dengan nilai paling rendah sejumlah 30, sehingga guru membutuhkan contoh RPP dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk mengoptimalkan kemampuan kerjasama pada materi pokok perkaian bilangan cacah sebagai inspirasi.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh penulis dengan guru kelas III SDN 1 Tanjung Labu, penulis menyimpulkan bahwa guru membutuhkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kerjasama peserta didik terutama dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu penulis ingin membuat penelitian dengan judul

“Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Mengoptimalkan Kerja Sama Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah Dalam Subtema 2 Pada Siswa Kelas III SDN 1 Tanjung Labu. Pengembangan yang dilakukan oleh penulis diharapkan bisa membantu guru untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lebih beragam untuk pedoman pembelajaran.

(21)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk mengoptimalkan kerjasama pada materi pokok Perkalian Bilangan Cacah Subtema 2 pada siswa kelas III di SD N 1 Tanjung Labu?

2. Bagaimana kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk mengoptimalkan kerjasama pada materi pokok Perkalian Bilangan Cacah Subtema 2 pada siswa kelas III di SD N 1 Tanjung Labu?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk melatih kerjasama siswa pada materi pokok Perkalian Bilangan Cacah Subtema 2 kelas III SDN 1 Tanjung Labu.

2. Untuk mengetahui kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk melatih kerjasama siswa pada materi pokok Perkalian Bilangan Cacah Subtema 2 kelas III SDN 1 Tanjung Labu.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman untuk mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model STAD untuk menigkatkan kerjasama siswa.

2. Bagi Guru

Dapat memperoleh inspirasi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model STAD untuk menigkatkan kerjasama siswa.

3. Bagi Sekolah

Dapat menambah daftar pustaka yang berkaitan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model STAD untuk menigkatkan kerjasama siswa.

(22)

E. Batasan Istilah

1. Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang dibuat oleh guru sebelum melakukan pembelajaran tatap muka dan digunakan untuk satu kali pertemuan atau lebih.

2. Kerjasama adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh beberapa orang atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam tim belajar beranggotakan empat orang atau lebih secara heterogen untuk memecahkan masalah dengan menggunakan langkah- langkah sebagai berikut (1) penyampaian tujuan dan motivasi (2) pembagian kelompok (3) presentasi dari guru (4) kegiatan belajar dalam tim (kerja tim) (5) kuis (evaluasi) (6) penghargaan prestasi tim.

(23)

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Komponen RPP yang disusun lengkap, terdiri dari : a. Identitas RPP terdiri dari :

1) sekolah yaitu nama satuan pendidikan 2) kelas/semester

3) tema 4) subtema

5) pembelajaran ke

6) muatan pelajaran yang terkait 7) alokasi waktu

8) hari/tanggal b. Perumusan Indikator

1) Disusun sesuai dengan Komponen Dasar

2) Disusun dengan menggunakan kata kerja operasional dengan kompetensi yang dapat diamati dan diukur.

3) Rumusan yang sesuai dengan aspek keterampilan.

4) Indikator memuat kemampuan berpikir tingkat tinggi berdasarkan Taksonomi Bloom (HOTS).

c. Perumusan Tujuan Pembelajaran

1) Seluruh tujuan pembelajaran sesuai dengan indikatorkompetensi yang ingin dicapai.

2) Seluruh kata kerja operasional dapat diamati dan diukur 3) Mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

4) Mencakup komponen A, B, C, D (Audience, Behavior, Condition, Degree)

d. Materi Pembelajaran

1) Sesuai dengan seluruh kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai

2) Sesuai dengan tujuan pembelajaran 3) Sesuai dengan karakteristik peserta didik 4) Materi pokok disusun secara sistematis

(24)

5) Memuat fakta, konsep, prinsip, prosedur yang relevan secara lengkap

a) Pemilihan Media Pembelajaran

(1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran (2) Sesuai dengan materi pembelajaran (3) Sesuai dengan karakteristik peserta didik b) Pemilihan Sumber Belajar

(1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran (2) Sesuai dengan materi pembelajaran (3) Sesuai dengan karakteristik peserta didik

(4) Sumber belajar meiliputi bahan cetak, bahan ajar elektronik (digital)

c) Pendekatan, Model, dan Metode

(1) Menggunakan pendekatan saintifik, tematik, dan integratif.

(2) Meodel pembelajaran sesuai dengan sintaks tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

(3) Metode pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

(4) Sesuai dengan karakteristik peserta didik d) Skenario Pembelajaran

(1) Menampilkan apersepsi, motivasi, dan orientasi pada kegiatan pendahuluan.

(2) Memunculkan pendekatan saintifik yaitu 5M (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar, dan Mengkomunikasikan) pada kegiatan inti.

(3) Menggunakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), yang meliputi pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim, kuis/evaluasi, penghargaan atas keberhasilan kelompok.

(25)

(4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pada kegiatan penutup.

(5) Kegiatan pembelajaran dirancang secara sistematis atau keruntutan materi.

(6) Alokasi waktu pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup sesuai cakupan materi.

e) Evaluasi

(1) Aspek penilaian mencakup aspek sikap, pengetahun, dan keterampilan.

(2) Evaluasi sesuai dengan seluruh tujuan/indikator pembelajaran Komponen penilaian mencakup ; kisi-kisi, tes/soal, kunci jawaban, instrumen sikap, instrumen keterampilan, dan rubrik penskoran.

(3) Merencakan atau memberikan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan lebih, dan merencanakan/memberikan remedial bagi peserta didik yang memiliki kemampuan kurang, serta menyediakan bahan ajar untuk kegiatan pengayaan dan remedial f) Rancangan Penilaian Autentik

(1) Bentuk, teknik, dan instrumen yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.

(2) Bentuk, teknik, dan instrumen yang sesuai dengan penilaian sikap.

(3) Bentuk, teknik, dan instrumen yang sesuai dengan penilaian pengetahuan.

(4) Bentuk, teknik, dan instrumen yang sesuai dengan penilaian keterampilan

(26)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan (1) kajian pustaka, (2) hasil penelitian relevan, (3) kerangka berpikir, dan (4) pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

1. Karakteristik Kurikulum SD Tahun 2013.

Kurikulum SD 2013 merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi analitis peserta didik di Indonesia dalam menghadapi tuntutan abad 21 yang membutuhkan generasi dengan kemampuan berpikir dengan kompleks (Asfiati, 2016: 42). Secara umum, tujuan pendidikan nasional telah menunjukkan bahwa kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis sebagai dasar untuk mengoptimalkan potensi peserta didik yang berkualitas. Sebagai penyempurnaan dari kurikulum 2006, kurikulum 2013 lebih mengacu pada pembangunan karakter.

Kurikulum-kurikulum sebelumnya memiliki karakter yang berbeda dengan kurikulum 2013. Suhendra (2019: 150) memaparkan karakteristik kurikulum 2013 dengan mengacu pada Permendikbud RI No.

67 Tahun 2013, bahwa kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Pengembangan kognitif dan psikomotorik yang dikembangkan secara seimbang.

2) Masyarakat sebagai sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk memperoleh pengalaman belajar yang dipelajari di sekolah untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

3) Mengembangkan dan menerapkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan di sekolah maupun masyarakat.

4) Menyediakan waktu untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(27)

5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk KI yang diperinci ke dalam KD.

6) Pencapaian kompetensi yang dinyatakan dalam KI terorganisasi dalam KD dan proses pembelajaran.

7) KD dikembangkan dengan prinsip accumulate, reinforced dan enriched.

Berdasarkan karakteristik di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik utama dalam kurikulum 2013, yaitu: 1) peserta didik memiliki keseimbangan antara ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik, 2) pembelajaran berbasis pada kehidupan masyarakat, 3) KI (Kompetensi Inti) dirincikan dalam KD (Kompetensi Dasar).

2. Keterampilan Belajar Abad 21

Abad ke 21 adalah abad yang baru yang penuh harapan dan juga ancaman. Penuh pengharapan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dibandingkan dengan empat abad sebelumnya, sehingga manusia dapat memperoleh kemudahan dan memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya (Yani dan Mamat, 2018: 41).

Tuntutan dunia masa depan menuntut anak untuk memiliki kecakapan berpikir dan belajar kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan pemecahan masalah, kecakapan berpikir kritis, kolaborasi, kecakapan berkomunikasi, dan kecakapan kreatifitas (Hosnan, 2014: 87).

Model pembelajaran diharapkan dikembangkan untuk era kekinian/abad 21 adalah sebagai berikut (Hosnan, 2014: 87).

a. Communication Skill

Model ini siswa dituntut untuk memiliki banyak pemahaman dalam memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia.

Siswa diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman- temannya maupun ketika menyelesaikan masalah dari gurunya.

b. Collaboration Skill

Siswa menunjukan kemampuannya dalam kerjasama kelompok dan kepemimpinan, berdaptasi dalam berbagai peran dan tanggung jawab,

(28)

bekerja secara produktif dengan cara lain, menempatkan empati pada tempatnya menghormati perspektif berbeda. Siswa juga menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibilitas secara pribadi, pada tempat belajar dan hubungan masyarakat, menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain.

c. Critical Thinking And Problem Solving Skill

Pada model ini siswa berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi antar sistem. Siswa juga menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menelesaikan permasalahan yang di hadapinya dengan mandiri, siswa juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisis dan menyelesaikan masalah.

d. Creativity and Innovation Skill

Model dan metode serta keterampilan yang akan digunakan dalam pembelajaran masa kini dituntut untuk lebih bersifat multimodel dan multimetode dan real world proble, sehingga model pembelajaran berbasis proyek lebih banyak dituntut. Proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa serta meninggalkan perlakuan yang bersifat menyamakan semua siswa, tetapi lebih bersifat individual. Kecakapan yang bersifat multi intelegensi menuntut guru untuk mampu mengakomodasi semua perbedaan yang dimiliki siswa. Pembelajaran yang kompetitif bergeser menjadi pembelajaran yang kolaboratif.

Kondisi anak sekarang adalah digital native, sedangkan guru masih bersifat digital immigatif.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan abad 21 menuntut siswa memiliki berbagai macam kecakapan dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi, dan berkreativitas.

Penelitian ini berfokus untuk mengoptimalkan kerja sama.

(29)

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

a. Konsep Dasar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Secara istilah, perencanaan pembelajaran disusun dari dua kata, yaitu kata “perencanaan” dan “pembelajaran”. Perencanaan adalah rangkaian langkah kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan pembelajaran adalah pengalaman belajar untuk peserta didik yang dilakukan oleh pendidik guna membimbing dan mengarahkan peserta didik (Ratumanan dan Rosmiati, 2019: 22).

Prastowo (2015: 35) mengemukakan bahwa perencanaan adalah langkah yang dibuat agar kegiatan dapat berjalan dengan baik, memperkecil kemungkinan melakukan kesalahan guna memenuhi suatu tujuan, sedangkan pembelajaran adalah proses untuk mengkondisikan peserta didik dalam belajar.

RPP menurut Permendikbud RI No. 81a Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum dan Lampiran IV dipaparkan, bahwa

“Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus” (Prastowo, 2015: 36).

Perencanaan pembelajaran adalah rangkaian tindakan yang dilakukan dalam suatu pengembangan program pendidikan dalam bentuk yang serasi dan dapat dipercaya (Ratumanan dan Rosmiati, 2019: 23).

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpukan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rancanganyang dibuat oleh guru sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.

b. Komponen RPP

Menurut Ratumanan dan Rosmiati (2019: 245), RPP setidaknya mengandung sembilan (9) komponen, antara lain:

a) Identitas, meliputi satuan pendidikan dan kelas, mata pelajaran atau tema/subtema, kelas/semester, dan alokasi waktu atau pertemuan ke –.

(30)

b) KI dan KD KI merupakan kepanjangan dari Kompetensi Inti yang di dalamnya mengandung pengkategorian kompetensi pembelajaran dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Sedangkan KD merupakan kepanjangan dari Kompetensi Dasar yang di dalamnya memuat kemampuan yang spesifik pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta muatan pelajaran yang terkait.

c) Indikator pencapaian kompetensi Indikator merupakan parameter pencapaian yang diturunkan dari kompetensi dasar dan mengharapkan perubahan perilaku yang dapat diukur yang meliputi aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.

d) Tujuan pembelajaran Tujuan dirumuskan berdasarkan KD dengan mengacu pada indikator yang disusun menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur yang meliputi aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.

e) Materi pembelajaran Pengetahuan faktual, konseptual, prinsip, dan prosedural dicantumkan sesuai rumusan indikator.

f) Metode pembelajaran Suasana belajar dan pembelajaran yang interaktif dan kondusif dapat terwujud dengan adanya metode yang digunakan dengan tepat agar peserta didik dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

g) Media dan sumber belajar Media dapat memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran dan peserta didik dalam menyerap materi. Sumber belajar bisa didapatkan dari buku atau media cetak elektronik, lingkungan sekitar, dan sebagainya.

h) Kegiatan pembelajaran Kegiatan diuraikan secara terperinci pada setiap langkahlangklah sesuai dengan metode yang ditetapkan.

i) Penilaian hasil belajar Penilaian meliputi instrument, rubrik penilaian, dan pedoman penilaian.

(31)

c. Hal Yang Mendasari Penyusunan RPP

Pada umumnya, terdapat 5 (lima) hal yang mendasari penyusunan perencanaan pembelajaran kunci yang harus dicermati oleh seorang pendidik menurut Ratumanan dan Rosmiati (2019: 25), yaitu:

a) Karakter peserta didik Pengaruh kondisi fisik, psikis, dan pengetahuan awal sangat berpengaruh pada kesiapan peserta didik untuk belajar.

b) Kompetensi yang diharapkan Kompetensi atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh peserta didik setelah terlaksananya pembelajaran.

c) Materi pembelajaran Penyampaian materi dan pendalaman materi (pengayaan) dilakukan dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat dikuasai oleh peserta didik.

d) Model/pendekatan/strategi/metode pembelajaran Ketercapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan tergantung bagaimana cara penyampaian dan langkah yang digunakan.

e) Evaluasi proses dan hasil belajar Keberhasilan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan dapat diukur melalui evaluasi dan memberikan hasil belajar selama pembelajaran dan dapat mengukur keefektivitasan rencana pembelajaran yang telah dirancang.

d. Fungsi RPP

Adanya perencanaan pembelajaran dapat dikatakan bahwa artinya 50% suatu proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan memuaskan. Perencanaan pembelajaran memuat gambaran atas segala hal yang akan dilakukan saat kegiatan pembelajaran secara detail, seperti hal yang harus dilakukan, benda apa yang dibawa dan digunakan, serta bagaimana cara pendidik menciptakan kondisi lingkungan peserta didik untuk belajar (Prastowo, 2015: 46).

Sanjaya (2015: 35-37) memaparkan terdapat delapan fungsi pembelajaran, yaitu fungsi kreatif, fungsi inovatif, fungsi selektif,

(32)

fungsi komunikatif, fungsi prediktif, fungsi akurasi, fungsi pencapaian tujuan dan fungsi kontrol. Penjelasannya sebagai berikut:

a) Fungsi kreatif Pembelajaran yang terencana dengan matang dapat memberikan respon yang mengungkapkan permasalahan. Dengan perencanaan pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kualitas kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran secara kreatif.

b) Fungsi inovatif Sebuah pembaruan dapat dilaksanakan jika pendidik benar-benar memahami sistematika perencanaan pembelajaran, sehingga pendidik bisa menganalisis ketidakseimbangan antara harapan dan kenyataan.

c) Fungsi selektif Pencapaian suatu tujuan didasarkan pada pemilihan strategi yang tepat. Strategi ini meliputi pemilihan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui perencanaan pembelajaran ini, pendidik dapat memilah dan memilih materi apa yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran.

d) Fungsi komunikatif Adanya perencanaan pembelajaran dapat mengungkapkan tujuan maupun hasil yang ingin dicapai, dan langkah kegiatan yang ingin dilakukan tanpa menjelaskan secara verbal kepada orang lain meliputi guru, siswa, kepala sekolah, orangtua siswa, bahkan masyarakat.

e) Fungsi prediktif Pendidik memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi, strategi untuk mengatasi kesulitan tersebut, dan hasil yang akan diperoleh saat menyusun perencanaan secara tepat dan sistematis

f) Fungsi akurasi Tanpa adanya perencanaan, pendidik akan merasa kesulitan membagi waktu untuk menentukan kriteria keberhasilan pada suatu materi pembelajaran dalam waktu yang terbatas.

Ketidaksesuaian waktu dengan materi yang akan disampaikan akan berdampak buruk pada keberlangsungan penyampaian materi berikutnya. Melalui perencanaan pembelajaran ini pendidik

(33)

dapat mengukur setiap waktu yang diperlukan untuk menyampaikan materi secara efektif.

g) Fungsi pencapaian tujuan Keseimbangan antara penyampaian tujuan pembelajaran dan pembentukan karakter peserta didik harus diutamakan. Pentingnya pembelajaran bukan hanya hasil yang diperoleh, namun juga proses belajarnya.

h) Fungsi kontrol Keberhasilan siswa dapat dikontrol melalui perencanaan. Dari perencanaan tersebut, pendidik dapat memonitor sejauh mana materi dapat dipahami dan yang belum dipahami peserta didik. Perencanaan ini nantinya berfungsi sebagai tindak lanjut untuk mengembangkan program pembelajaran berikutnya.

Dari uraian di atas dapat dimaknai bahwa perencanaan memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang tepat sasaran pada keberhasilan tujuan pembelajaran dengan berbagai pertimbangan dan persiapan yang sangat matang. Meskipun begitu, terdapat faktor x yang dapat mempengaruhi kondisi di luar kendali pendidik, seperti kondisi peserta didik, ketersediaan sarana, dan ketersediaan sumber daya. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran sebaiknya disusun dengan mempertimbangkan beberapa faktor di atas agar tujuan dari pembelajaran yang sudah terencana dapat tercapai dengan optimal.

e. Manfaat RPP

Adanya perencanaan pembelajaran dapat memberikan pedoman atau pandangan yang jelas kepada seorang pendidik dalam melaksanakan pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Berdasarkan fungsi-fungsi yang telah dipaparkan di atas, dapat dilihat ada banyak manfaat perencanaan pembelajaran. Manfaat pembelajaran menurut Ratumanan dan Rosmiati (2019: 29-30), antara lain sebagai berikut:

a) Untuk memberikan petunjuk bagi pendidik dalam mengelola pembelajaran yang sangat berpeluang tujuan tersebut dapat

(34)

tercapai dan peserta didik dapat memiliki kompetensi yang diharapkan dengan cara yang tersistematis dan terorganisir dengan baik.

b) Untuk mengasah keprofesionalitasan pendidik agar lebih kreatif dan reflektif saat memilih strategi, pendekatan, model, atau metode yang tepat untuk menyampaikan suatu materi pembelajaran yang relevan dengan peserta didik.

c) Untuk melakukan proses evaluasi selama dan setelah pembelajaran berlangsung.

d) Untuk memetakan materi dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan supaya tidak terjadi pembahasan materi yang ganda atau berulang-ulang.

e) Untuk menjamin daya guna yang tepat berupa penggunaan media, bahan ajar, dan alat evaluasi yang hanya dibutuhkan pada saat pembelajaran berlangsung, serta pengalokasian waktu yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

Manfaat perencanaan pembelajaran yang lain juga diungkapkan oleh Prastowo (49: 2015), yaitu:

a) Terhindar dari keberhasilan dari “keberuntungan” Perencanaan yang matang akan menghasilkan tujuan, strategi, sumber belajar, dan hasil belajar yang optimal. Sedangkan, perencanaan yang bersifat seadanya akan menghasilkan hasil belajar yang kurang optimal, karena ketidaktepatan antara tujuan, strategi, dan sumber belajar yang digunakan.

b) Alat pemecahaan masalah Perencanaan pembelajaran memudahkan pendidik untuk mengantisipasi kemungkinan di luar rencana yang akan terjadi. Jika perencanaan tersebut dirancang dengan matang akan dapat memprediksi kesulitan yang akan dialami oleh peserta didik maupun pendidik saat proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, saat menemukan kesulitan pendidik bisa langsung mengambil tindakan yang tepat.

(35)

c) Pemanfaatan sumber belajar yang tepat Di era teknologi ini, tentunya sangat mudah untuk mengakses sumber belajar dari mana saja. Perencanaan pembelajaran memudahkan pendidik untuk menentukan sumber belajar yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Peserta didik juga tidak akan mengalami kesulitan untuk memilih sumber belajar yang sesuai.

d) Pembelajaran berlangsung secara sistematis Berkaitan dengan poin nomor satu, bahwa pembelajaran yang sistematis tidak akan berlangsung seadanya dan tanpa tujuan yang jelas. Setiap tahap dirancang agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dari beberapa uraian di atas, dapat diambil pengertian bahwa manfaat RPP antara lain: (1) pembelajaran dapat berlangsung secara sistematis, (2) mengasah keprofesionalitasan pendidik, (3) memberikan kemudahan untuk memetakan materi, tujuan, dan sumber belajar yang tepat, (4) melakukan evaluasi dan pemecahan masalah, serta (5) pemanfaatan media, bahan ajar, dan alat evaluasi secara efisien.

f. Karakteristik RPP SD Kurikulum 2013

Perencanaan pembelajaran dapat dilihat dengan jelas bahwa perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis dengan pendekatan sistem. Pendekatan sistem memperhatikan berbagai komponen pembelajaran seperti kondisi peserta didik, pendidik, sumber daya, metode, model, kurikulum, sarana dan prasarana, dan sebagainya. Perubahan peserta didik adalah tujuan yang ingin dicapai secara bertahap (Ratumanan & Rosmiati, 2019:

22).

Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat empat (4) karakteristik perencanaan pembelajaran antara lain:

a) Sistematis

b) Pendekatan sistem c) Bertahap

d) Perubahan peserta didik

(36)

g. Indikator pembelajaran 1) Pengertian Indikator

Pembelajaran Indikator adalah suatu tanda keberhasilan peserta didik dalam mencapai KD yang diharapkan (Supriyatna dan Asriani, 2019: 29). “Tanda” tersebut dibutuhkan oleh pendidik untuk mengetahui sejauh mana atau seberapa dalam peserta didik memiliki kompetensi yang diajarkan. Pencapaian KD tersebut ditandai oleh adanya perubahan perilaku meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Para ahli menyatakan bahwa indikator yang baik adalah indikator yang harus bisa diamati dan bisa diukur. Artinya, indikator pembelajaran adalah kemampuan peserta didik yang dapat diamati dan diukur (observable) (Prastowo, 2015: 162).

2) Fungsi Indikator Pembelajaran

Supriyatna dan Asriani (2019: 30) memaparkan bahwa indikator memiliki kedudukan untuk mengukur tercapainya kompetensi yang fungsinya sebagai berikut:

a) Pedoman pengembangan materi pembelajaran Materi pembelajaran wajib disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai sesuai dengan karakteristik muatan pelajaran, keahlian, kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.

b) Pedoman pendesainan kegiatan pembelajaran Desain kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai, karena indikator dapat memberikan pandangan mengenai kegiatan pembelajaran yang efektif guna mencapai kompetensi yang diharapkan.

c) Pedoman pengembangan bahan ajar Pengembangan dan pemilihan bahan ajar harus disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai, sehingga dapat menunjang pencapaian kompetensi peserta didik dengan maksimal.

(37)

d) Pedoman rancangan dan pelaksanaan penilaian hasil belajar Rancangan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan indikator, karen indikator bertindak sebagai pedoman untuk merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi hasil belajar peserta didik, serta menentukan jenis penelitiannya sesuai dengan tuntutan KI dan KD.

3) Prinsip Rumusan Indikator

Prinsip-prinsip yang harus ditekankan dalam perumusan indikator menurut Supriyatna dan Asriani (2019: 33), yaitu:

a) Teramati Rumusan indikator harus menggambarkan bahwa perilaku peserta didik dapat diamati, disaksikan, dan observasi oleh pendidik.

b) Terukur Rumusan indikator harus terukur tingkat ketercapaian kompetensinya. Misalnya, dalam kemampuan

“menyebutkan”, maka yang menjadi ukuran adalah tepat tidaknya apa yang disebutkan, atau seberapa banyak yang disebutkan.

c) Dapat dicapai Indikator harus bisa dicapai oleh peserta didik.

Sebagai contoh, pendidik merumuskan indikator membedakan warna tertentu yang sangat tidak mungkin dicapai oleh anak berkebutuhan khusus yang tuna netra. Hal itu bukan indikator yang dapat dicapai oleh peserta didik dengan keterbatasan.

Oleh karena itu, pendidik perlu merumuskan indikator dengan memperhatikan karakteristik dan kondisi peserta didik

d) Semua ranah terwakilkan Indikator yang baik mewakili satu ranah kemampuan tertentu, meliputi ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik.

e) Banyaknya indikator penanda kompetensi Dalam setiap KD, pendidik perlu merancang indikator sebanyak-banyaknya untuk memastikan bahwa peserta didik dapat menguasai kompetensi yang ingin dicapai. Lebih banyak indikator, maka

(38)

lebih mudah memastikan peserta didik memiliki kemampuan yang ditunjukkan.

f) Kelengkapan rumusan Rumusan indikator setidaknya mencakup empat komponen pokok, yaitu:

(1) siapa yang diharapkan mencapai hasil belajar,

(2) hasil belajar yang bagaimana yang diharapkan untuk mencapai hasil belajar,

(3) dalam kondisi yang bagaimana hasil belajar itu dapat ditampilkan, dan

(4) seberapa jauh hasil belajar itu bisa dicapai.

4. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi/ High Order Thinking Skill (HOTS)

HOTS merupakan suatu proses berpikir anak didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari beberapa konsep dan metode kognitif serta taksonomi pembelajaran seperti metode Problem Solving (Saputra, 2016: 91). Menurut Gunawan dalam (Anugrah, 2012:

171) menyatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) adalah berpikir yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk memanifulasi ide- ide atau informasi yang baru dengan menggunakan cara tertentu yang memberikan mereka pengetahuan baru atau pengertian baru.

Berdasarkan pembahasan pengertian keterampilan berpikir tingkat tinggi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menggabungkan informasi yang baru didapat dengan informasi yang telah didapat dari pengetahuan sebelumnya berdasarkan dengan ingatan serta mengembangkan informasi yang baru didapat untuk mendapatkan pengetahuan baru yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang sulit. RPP yang penulis kembangkan berusaha untuk mencapai indikator HOTS.

(39)

5. Taksonomi Tujuan Pembelajaran Menurut Bloom

Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan level yang terdiri dari: Calldwel, 2008 dalam (Basuki, Ismet dan Hariyanto, 2014: 12-15) a. Pengetahuan (Knowedge)

Berisi kemampuan yang digunakan untuk mengenali dan mengingat istilah, definisi, fakta- fakta, gagasan, pola, urutan, metodelogi, prinsip dasar, dan mengingat data serta informasi lain.

b. Pemahaman (Comprehension)

Peserta didik memahami makna, translasi, membuat interpolasi dan melakukan penafsiran pembelajaran dan mampu menyatakan masalah menggunakan bahasanya sendiri.

c. Aplikasi (Aplication)

Siswa mampu untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan lain- lain dalam kondisi pembelajaran. Sesuatu yang didapatkan akan mampu siswa terapkan dalam dunia baru.

d. Analisis (Analysis)

Kemampuan siswa untuk menganalisis informasi yang masuk dan melakukan pembagian atau menstrukturkan informasi sesuai dengan bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, mampu mengenali faktor penyebab dan akibat dari skenario. Mampu membedakan antara fakta dan simpulan.

e. Sintetis (Synthesis)

Siswa bisa menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang tidak terlihat sebelumnya, mampu mengenali data atau informasi untuk menghasikan informasi yang dibutuhkan.

f. Evaluasi (Evauation)

Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodelogi, prosedur kerja dan lain- lain, menggunakan kriteria yang sesuai untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.

(40)

Revisi yang dilakukan oleh Lorin Anderson dan Krathwoll pada tahun 2001 pada Taksonomi Bloom dalam tataran high order thinking skills, sehingga menjadi:

a. Mengingat (Remembering)

Mampu mengingat bahan- bahan yang baru saja dipelajari.

b. Memahami (Understanding)

Mampu memahami makna, translasi, interpolasi, penafsiran bahan ajar, dan masalah.

c. Menerapkan (Applying)

Mampu menerapkan gagasan, prosedur, metode, teori, dan lain- lain ketika proses pembelajaran. Mampu menerapkan apa yang dipelajari di dalam suasana yang baru atau ketika bekerja.

d. Menganalisis (Analysing)

Mampu untuk menganalisis informasi yang masuk dan melakukan pembagian atau menstrukturkan informasi sesuai dengan bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, mampu mengenali faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit.

e. Menilai (Evaluating)

Mampu memberikan penilaian terhadap solusi, memberikan peniaian terhadap solusi, gagasan, metodelogi, prosedur kerja dan lain- lain, menggunakan kriteria yang sesuai untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.

f. Menciptakan (Creating)

Menempatkan unsur- unsur bersama- sama untuk membentuk suatu keseluruhan yang koheren dan berfungsi, mengorganisasikan kembali unsur- unsur menjadi satu pola baru atau struktur baru melalui membangkitkan, merencanakan, atau menghasikan sesuatu.

Setelah melihat revisi di atas, dapat disimpulkan bahwa berubahnya sintesis menjadi menciptakan (kreasi). Hal ini sesuai dengan semangat pembelajaran yang mementingkan keaktifan siswa dalam mengerjakan sesuatu.

(41)

6. Penilaian Autentik

Penilaian autentik merupakan bentuk penilaian yang melibatkan peserta didik dalam persoalan yang berguna atau pertanyaan penting sehingga peserta didik harus menggunakan pengetahuan untuk menunjukkan kinerja secara efektif dan kreatif. Grant Wiggins dalam (Sani, 2016: 23).

Menurut Muclish dalam (Hosman, 2014: 387) Penilaian autentik merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. Gambaran perkembangan pengalaman belajar siswa perlu diketahui oleh guru setiap saat agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran yang benar.

Penilaian otentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan (Hosnan, 2014: 387).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan oleh guru meliputi semua aspek hasil belajar secara keseluruhan sesuai dengan proses belajar siswa.

Garis besar penilaian autentik yaitu: Hargreaves dkk, dalam (Abdul Majid, 2001: 63-68).

1. Penilaian Proyek

Penilaian proyek (projectassesment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/ waktu tertentu. Ada tiga hal yang harus menjadi perhatian khusus dari guru pada penilaian proyek yaitu:

a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik.

(42)

c. Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek.

2. Penilaian Kinerja

Penilaian kerja sebisa mungkin harus melibatkan peserta didik, khususnya dalam aspek- aspek yang akan dinilai. Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja:

a. Daftar cek (chekist)

Berguna untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur- unsur tertentu dari indikator atau sub indikator yang seharusnya harus muncul pada suatu peristiwa atau tindakan.

b. Catatan anekdot/ narasi (anecdotal/ narative records)

Digunakan dengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang telah dilakukan oleh masing- masing peserta didik selama proses tindakan berlangsung.

c. Skala penilaian (rating scale)

Biasanya digunakan dengan skala numerik berikut predikatnya.

Misalnya: 5= sangat baik, 4= baik, 3= cukup, 2= kurang, 1= sangat kurang.

d. Memori atau ingatan (memory approach)

Biasanya digunakan oleh guru dengan cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tidak membuat catatan.

Penilaian kinerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus, pertama langkah- langkah kinerja yang harus dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja nyata untuk suatu atau beberapa kompetensi tertentu. Kedua, kelengkapan dan ketepatan aspek kinerja yang dinilai. Ketiga, kemampuan- kemampuan khusus yang harus dimiliki peserta didik untuk menyelesaikan tugas- tugas pembelajaran.

Keempat, fokus utama dari kinerja yang akan dinilai, khususnya

(43)

indikator essensial yang diamati. Kelima, urutan dari kemampuan atau keterampilan yang akan diamati pada peserta didik.

3. Penilaian portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dunia nyata. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan peserta didik.

4. Jurnal

Jurnal merupakan tulisan yang dibuat siswa untuk menunjukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau didapatkan selama proses pembelajaran.

5. Penilaian tertulis

Penilaian tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Ada 2 bentuk soal tertulis yaitu sebagai berikut:

a. Soal dengan memilih jawaban 1) Pilihan ganda

2) Dua pilihan (benar atau salah) 3) Menjodohkan

b. Soal dengan menyuplai jawaban.

1) Isian atau melengkapi 2) Jawaban singkat 3) Soal uraian.

7. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan proses pembelajaran kelompok, proses pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya

(44)

sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota- anggota yang lain (Miftahul Huda, 2012: 29). Cooperative Learning diartikan sebagai suatu kelompok kecil yang terdiri dari peserta didik yang heterogen, yang bekerja sama untuk saling membantu satu sama lain dalam belajar (Haryanto dan M. Khairudin, 2014: 37).

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara keseluruhan belajar secara kelompok dimana setiap peserta didik diberikan tanggung jawab untuk dapat berinteraksi dengan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Pembelajaran kooperatif dapat berguna untuk meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat-manfaat besar (Miftahul Huda, 2012: 66).

Manfaat dari pembelajaran kooperatif tersebut antara lain:

a. Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi.

b. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar.

c. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa lebih peduli pada teman- temannya dan diantara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang positif (interpedensi positif) untuk proses belajar mereka nanti.

d. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda-beda.

1) Ciri- ciri Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Rusman (2011:207), Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Pembelajaran secara tim

b) Didasarkan pada manajemen kooperatif c) Kemauan untuk bekerjasama

d) Keterampilan bekerjasama

(45)

8. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Slavin dalam Rusman (2011: 213), model STAD merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti dan sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam pelajaran matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Teknik dan banyak subjek lainnya pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat sampai enam orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Hal terpenting dari pembelajaran menggunakan model pembelajarann ini yaitu kerjasama antar kelompok dimana siswa yang lebih tau mengajari siswa yang belum tau.

STAD dinilai dapat mengatasi permasalahan pembelajaran di kelas. Ide utama pembelajaran metode STAD adalah untuk memotivasi siswa agar saling membantu dalam memahami sebuah materi pelajaran dan saling membantu dalam menyelesaikan masalah.

Guru memberikan materi pelajaran dan anggota kelompok memastikan bahwa setiap individu dalam kelompok dapat menguasai materi tersebut. Setelah setiap kelompok memastikan anggotanya dapat menguasai materi maka guru memberikan kuis perseorangan tentang materi tersebut dan tidak boleh saling membantu antar anggota. Nilai hasil kuis siswa dibandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya kemudian diberi hadiah berdasarkan seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai.

Nilai setiap anggota kemudian dijumlah untuk mendapatkan nilai kelompok dan kelompok yang mencapai nilai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah yang lain (Rusman, 2011:

213-214).

(46)

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang bisa digunakan untuk memberikan motivasi kepada siswa dan menuntun siswa untuk bekerjasama dalam kelompok untuk memecahkan masalah.

b. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Rusman (2011: 215) menyatakan langkah-langkah Student Team Achievement Divisions (STAD) terdiri dari enam langkah yaitu (1) Penyampaian tujuan dan motivasi (2) Pembagian Kelompok (3) Prensentasi dari guru (4) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim) (5) Kuis (evaluasi) (6) Penghargaan prestasi tim. Langkah-langkah ini diuraikan sebagai berikut:

1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Menyampaiakan tujuan pelajaran yang ingin dicapai siswa pada pembelajaran/kompetensi pada pertemuan yang akan berlangsung dan memotivasi siswa untuk belajar.

2) Pembagian Kelompok

Siswa dalam satu kelas dibagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5-6 siswa yang dipilih secara heterogen (keragaman) baik dalam prestasi, jenis kelamin, suku atau etnik.

3) Presentasi dari Guru

Guru menyampaikan materi pelajaran di kelas, menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif.

4) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. Guru menyiapakan lembar kerja sebagai pedoman kerja kelompok. Siswa belajar secara berkelompok dan saling membantu sehingga semua anggota menguasai materi. Selama siswa belajar dalam kelompok

(47)

guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.

5) Kuis (Evaluasi)

Setelah guru melakukan presentasi dan kerja tim siswa, guru mengevaluasi hasil belajar siswa melalui pemberian kuis mengenai materi yang diberikan ke siswa. Para siswa mengerjakan kuis secara individual. Para siswa tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis. Setiap siswa bertanggungjawab secara individual untuk memahami materinya. Skor perolehan individu didata dan diarsipkan, yang akan digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok.

6) Penghargaan Prestasi Tim

Setelah guru memberikan kuis guru menghitung hasil yang didapat oleh setiap peserta didik. Kemudian memberikan penghargaan kepada tim yang memiliki perolehan nilai yang paling tinggi sebagai bentuk apresiasi.

c. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut (Roestiyah, 2001: 17) yaitu:

1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

2) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.

3) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.

4) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.

5) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam berdiskusi.

6) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghormati, menghargai kelemahan- kelemahan temannya, dan menghargai pendapat orang lain.

Referensi

Dokumen terkait

Tulisan ini membahas analisis return dan resiko saham–saham syariah yang selalu masuk dalam JII pasca krisis global 2008 (Januari 2009 – 30 Desember 2010), alat analisis

Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat individual, sosialis yang memberikan hampir semua tanggungjawab kepada warganya serta

Analisis ini dilakukan bertujuan untuk melihat penurunan intensitas serta kualitas file image terhadap file pesan yang akan disisipkan ke dalamnya, jika menggunakan 2 bit

Kecepatan Pengadukan Terhadap Kemampuan Adsorpsi 23 Gambar 4.1 Proses Pencucian Adsorben Pasir Putih 26 Gambar 4.2 Proses Pencucian Adsorben Pasir Putih 27 Gambar 4.3

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Wahyu Purnama 2014 Universitas

Formulir BOS 04 (Tertanggal Hari Senin, 4 Januari 2016) Beserta Fotokopi buku rekening BOS satu lembar.. Demi lancarnya proses pencairan mohon hadir tepat waktu dan

Eksperimen Metode Asistensi Untuk Meningkatkan Kualitas Gambar Mata Diklat Mengatur Tata Letak Gambar Manual Dan Layout Di Smk Negeri 6 Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis Forst) terhadap pemberian media penahan air yaitu spons. Penelitian ini menggunakan