• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. PEMBAHASAN

2. Kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Berdasarkan hasil validasi oleh keempat ahli, produk RPP memperoleh rerata 4,75 yang menunjukkan bahwa kualitas RPP yang dikembangkan termasuk ke dalam kategori “sangat baik”. Kualitas termasuk dalam kategori “sangat baik”, karena produk RPP yang dikembangkan telah memenuhi syarat untuk menjadi RPP yang baik. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ratumanan dan Rosmiati (2019: 245), bahwa RPP yang baik adalah RPP yang memenuhi unsur, sebagai berikut: (1) identitas RPP, (2) KI dan KD, (3) indikator pencapaian kompetensi, (4) tujuan pembelajaran, (5) materi pembelajaran, (6) metode pembelajaran, (7) media dan sumber belajar, (8) kegiatan pembelajaran, (9) penilaian hasil belajar, dan (10) rancangan penilaian autentik.

Berdasarkan penelitian relevan milik Ni made Sunilawati, Nyoman Dantes, I Made Candiasa (2013) yang melakukan Penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Numerik Siswa Kelas IV SD.

Peneitian milik Ni made Sunilawati, Nyoman Dantes, dan I Made Candiasa menggunakan salah satu model pembelajaran yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Pada penelitian ini model pembelajaran STAD digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis model pembelajaran STAD digunakan untuk mengoptimalkan kerjasama.

Meskipun antara penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan penulis

memiliki persamaan namun ada beberapa hal penting yang membedakan antara penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu:

(1) perbedaan antara variabel yang dikembangkan, (2) penelitian yang dilakukan menggunakan anak kelas IV sebagai subjek, (3) jenis penelitian tidak menggunakan peneitian R&D, (4) produk yang dikembangkan bukan RPP.

Selain itu penelitian relevan milik Siti Masita (2015), yang berjudul Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pada Materi Usaha Dan Energi Berbasis Problem Based Learning memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) namun peneitian kami memiliki perbedaan dalam penggunaan model pembelajaran yang digunakan. Selain itu juga masih terdapat beberapa hal lagi yang membedakan dengan penelitianyang akan saya lakukan yaitu (1) materi yang digunakan dalam pengembangan adalah mata pelajaran Fisika, (2) model pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, (3) serta variabel yang akan dikembangkan adalah kerjasama antara peserta didik.

Terakhir penelitian relevan yang dilakukan oleh Martha Khalistyawati dan Muhyadi (2015) yang berjudul Pengaruh Model STAD dan JIGSAW Terhadap Karakter Kerjasama, Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kognitif. Tujuan dari penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan saya lakukan yaitu untuk mengetahui model pembeajaran STAD mengoptimalkan kerjasama. Walaupun memiliki kesamaan untuk mengoptimalkan kerjasama penelitian yang dilakukan oleh Martha Khalistyawati dan Muhyadi memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu (1) penelitian ini menggunakan dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran PBL dan STAD, (2) karakter yang dikembangkan bermacam- macam yaitu kerjasama, berpikir kritis dan hasil belajar, (3) penelitian ini tidak menghasikan Rencana Peaksanaan Pembelajaran (RPP), (4) pada penelitian ini juga bukan menggunakan jenis penelitian R&D.

Sesuai dengan hasil pemaparan para ahli dan penelitian terdahulu yang relevan penulis telah mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan kerjasama peserta didik terutama pada mata pelajaran matematika. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh penulis divalidasi oleh pakar/ ahli dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dirancang memiliki spesifikasi produk, sebagai berikut: (1) identitas RPP, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) materi pembelajaran, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media pembelajaran, (7) pendekatan, model, metode, (8) skenario pembelajaran, (9) evaluasi, dan (10) rancangan penilaian autentik. Hal tersebut sudah sesuai dengan kelengkapan komponen RPP yang baik menurut Ratumanan dan Rosmiati (2019: 245). RPP yang disusun juga mengandung indikator dan tujuan yang sesuai. Indikator memuat empat komponen pokok yang telah sesuai dengan teori dari Supriyatna dan Asriani (2019: 33), yaitu: (1) siapa yang diharapkan mencapai hasil belajar, (2) hasil belajar yang bagaimana yang diharapkan untuk mencapai hasil belajar, (3) dalam kondisi yang bagaimana hasil belajar itu dapat ditampilkan, dan (4) seberapa jauh hasil belajar itu bisa dicapai. Tujuan pembelajaran yang disusun telah memenuhi empat komponen yang wajib ada dalam perumusan tujuan, yaitu unsur A = Audience, B = Behavior, C = Condition, dan D = Degree.

Perumusan tujuan pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan perumusan tujuan menurut Hamzah B. Uno (dalam Iriani dan Ramadhan, 2019: 8283), yaitu (1) A = Audience, yaitu peserta didik, (2) B = Behavior, misalnya

“menganalisis”, (3) C = Condition, misalnya dengan mengamati gambar, membaca teks, dan menganalisis isi video, (4) D = Degree, misalnya dituliskan dalam angka dan keterangan “dengan benar” atau “dengan baik”. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dirancang untuk satu hari penuh atau satu kali pertemuan pada setiap pembelajarannya. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan memperhatikan kelengkapan lampiran meliputi: lampiran penilaian, lembar evaluasi, rubrik penilaian kemampuan kerja sama pada soal evaluasi, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), lembar refleksi, dan lembar pengayaan.

RPP ini menggunakan salah satu model pembelajaran kooperatif, yaitu model STAD (Student Teams Achivement Division). Pemilihan model pembelajaran ini didasari pada hasil analisis kebutuhan yang menunjukkan bahwa kemampuan kerja sama peserta didik pada materi pokok perkalian bilangan cacah pada subtema 2 kelas III SDN 1 Tanjung Labu kurang optimal.

Sesuai dengan spesifikasi RPP di atas, peneliti merancang lembar validasi untuk diberikan kepada validator RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dikembangkan oleh peneliti divalidasi oleh empat ahli, yaitu dua guru dari SDN 1 Tanjung Labu yang sudah tersertifikasi dan dua Guru alumni PPG Sanata Dharma.

Produk final dari penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model STAD untuk mengoptimalkan kemampuan kerja sama pada materi pokok perkaian bilangan cacah dalam subtema 2 kelas III SDN 1 Tanjung Labu yang dikemas dalam bentuk buku yang terdiri 141 halaman. RPP ini bahkan telah divalidasi oleh guru kelas III dan mendapat respon yang positif dan memberikan feedback yang membangun. RPP yang telah dikembangkan memiliki kualitas “sangat baik” dengan skor rerata 4,75 dan telah memenuhi sepuluh komponen RPP yang baik menurut Ratumanan dan Rosmiati (2019: 245).

84 BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan (1) kesimpulan, (2) keterbatasan pengembangan, dan (3) saran.

Dokumen terkait