• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBUAT ATAU MEMBELI PADA CV.CITRA SARI. Muhammad Fadli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBUAT ATAU MEMBELI PADA CV.CITRA SARI. Muhammad Fadli"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN MEMBUAT ATAU MEMBELI PADA CV.CITRA SARI

Muhammad Fadli 10573 01726 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2015

(2)

MEMBUAT ATAU MEMBELI PADA CV. CITRA SARI

Muhammad Fadli 10573 01726 10

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2015

(3)

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia, dan kesehatan sehingga penulisan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salam dan salawat senantiasa penulis panjatkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai satu-satunya Uswatun Khasanah dalam menjalankan aktvitas keseharian diatas permukaan bumi ini, kepada keluarga beliau, para sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa istiqamah meniti jalan hidup sampai akhir zaman dengan islam sebagai satu- satunya agama yang diridhai Allah Azza Wa Jalla.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, tidak sedikit kendala yang penulis hadapi, namun berkat do’a dan dukungan dari beberapa pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua tercinta, Ayahanda Alm.Basir dan Ibunda Nurhidayati, yang telah mencurahkan cinta, kasih sayang, cucuran keringat dan air mata, dan senantiasa memberian do’a serta pengorbanan tiada henti, yang hingga kapanpun penulis tidak akan dapat membalasnya. Maafkan jika ananda sering menyusahkan, merepotkan serta melukai perasaan Ayahanda dan Ibunda.Semoga keselamatan Dunia dan Akhirat selalu untukmu.

Pada kesempatan yang baik ini penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya, tak lupa penulis sampaikan kepada:

(4)

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail BadollahiSE.,M.Si.,Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Mursalim Sila, SE,. M.Com.Ak., dan Ismail Badollahi, SE., M,.Si.Ak selaku pembimbing I dan II atas segala perhatian dan keikhlasan meluangkan waktu membimbing dan memberikan saran-saran pemikiran serta motivasi kepada penulis

5. Segenap Dosen dan Staf Jurusan Akuntasi Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak mencurahkan tenaga dan pikirannya semasa perkuliahan hingga penyelesain skripsi ini.

6. Pada Pimpinan Cv. Citra Sari, terimakasih yang sebesar-besarnya telah memberika izin sekaligus menyediakan sarana tempat penelitian dan penulis hanturkan pula atas bantuan dan kerja samanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Seluruh saudara-saudara penulis serta keluarga besar yang senantiasa memberikan do’a dan motivasi serta bantuan moril dan finansial kepada penulis selama menuntut ilmu.

8. Seluruh sahabat-sahabatku (Erlan, Sahidin, Nayyub, Unji, Siddik, Amran, Yusran Abu) dan seluruh keluarga besar AK 3 2010 yang selalu memberi

(5)

kesempurnaan, baik dari segi teknik penulisan maupun dari segi isinya.Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menerima saran dan kritikan yang sifatnya positif dari berbagai pihak.Selain itu, penulis juga memohon maaf yang sedalam-dalamnya jika penulis telah banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan, baik dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku, semenjak penulis menginjakkan kaki pertama kali di Universitas Muhammadiyah Makassar hingga penulis menyelesaikan studi.Semua itu adalah murni dari penulis sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan.Adapun mengenai kebaikan penulis, itu semata-mata datangnya dari Allah SWT karena segala kesempurnaan hanyalah milik-Nya.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis memohon ridho semoga segala dukungan serta bantuan semua pihak mendapat pahala yang melimpah disisi Allah SWT, semoga karya ini dapat bermanfaat kepada para pembaca, amin

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penulis

MUHAMMAD FADLI

(6)

ii

Judul skripsi :Analisis biaya diferensial dalam pengambilan keputusan membuat atau membeli pada CV.Citra Sari Makassar

Mahasiswa yang bersangkutan : Nama : Muhammad Fadli NIM : 10573 01726 10 Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Setelah diperiksa dan diteliti, maka skipsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak untuk diujikan.

Makassar, 11 maret, 2014 Disetujui Oleh

Pembimbing I

Mursalim Sila.SE.,M.Com.Ak

Pembimbing II

Ismail Badollahi,SE.,M.Si.,Ak Diketahui,

Dekan Fekon Unismuh Makassar

Dr.H.A.Mahmud Nuhung.Se.Ma NBM : 447 794

Ketua Jurusan Akuntansi

Ismail Badollahi.SE.,M.Si.,Ak NBM: 107 428

(7)

iii

(8)

i

HALAMAN PERSETUJUAN...ii

KATA PENGANTAR………iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL………...V BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Biaya...5

B. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Produk...8

C. Biaya Diferensial...9

D. Proses Pengambilan Keputusan...25

E. Konsep-konsep Biaya Relevan Dalam Pengambilan Keputusan...21

F. Informasi Akuntansi Diferensial Sebagai Alat Pengambilan Keputusan...28

G. Pengambilan Keputusan Membuat Atau Membeli………...29

H. Perencanaan Laba...30

I. Kerangkfikir……….….32

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian...36

(9)

i

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAN……….38

A. Sejarah Singkat Perusahaan………...38

B. Struktur Organisasi Perusahaan……….40

C. Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab……….42

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………56

A. Tinjauan Membeli Atau Memproduksi Sendi……….……….56

B. Biaya-Biaya untuk Memproduksi Botol…. ……….57

C. Analisis Biaya Diferensial………59

D. Haasiln Penelitian Ditinjau Dari Biaya Diferensial…………..…………62

E. Hasil Penelitian Ditinjau Dari Laba Diferensial………...64

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………...68

A. Kesimpulan………68

B. Saran………..68 DAFTAR PUSTAKA

(10)

1 A. Latar Belakang

Seorang Enterpreneur (Pengusaha), manager, maupun Direktur yang memiliki suatu perusahaan dan memiliki berbagai aktifitas-aktifitas operasional dalam menjalankan usahanya tentunya dengan kondisi demikian selalu dihadapkan berbagai masalah dalam aktivitas tersebut.

Aktivitas-aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan mencari laba semaksimal mungkin apapun jenis usahanya. Jasa, dagang maupun industri merupakan berbagai jenis usaha yang umumnya dipraktekkan dikalangan bisnis, dari ketiga jenis usaha tersebut usah industry merupakan usaha yang bersifat “ independen dari segi produk” maksudnya dalam hal menghasilkan produk yang akan dipasarkannya usaha jenis ini membutuhkan kemandirian dalam rangka menghasilkan produk yang akan dipasarkan misalnya usaha cetering yang memproduksi berbagai jenis makanan jadi dengan berbagai bahan

baku sebagai unsur utamanya. Beda halnya perusahaan dagang, ia hanya mengambil barang dari distrtibutor dan produsen kemudian menjual kembali sedang usaha jasa cukup hanya memberikan pelayananan terhadap pelanggan dalam menjalankan usahanya sehingga dengan aktivitas yang lebih sederhana dibandingkan dnegan usaha industri seorang Enterpreneur, Manager, Direktur perusahaan tidaklah begitu sulit dalam pengambilan keputusan.

Efesiensi, Efektifitas, dan Ekonomi merupakan perihal yang mesti diperhatikan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.laba yang maksimal

(11)

merupakan pencapaian yang maksimal dari suatu perusahaan.Jenis usaha industri merupakan jenis usaha yang kegiatannya mengelola bahan baku memproduksinya menjadi bahan setengah jadi dan kemudian menjadi barang jadi yang siap dipasarkan.

Globalisasi Ekonomi dan Resesi Ekonomi dunia yang terjadi saat ini membuat para Manajemen perusahaan perlu berfikir lebih keras dan bertindak lebih agresif lagi dalam hal membendung Globalisasi Ekonomi dan Resesi Ekonomi dunia dikarenakan suka maupun tidak suka usaha indusrti merupakan salah satu komponen ekonomi. makin kuat suatu manajement perusahaan makin kokoh pula usahanya dalam pentas Ekonomi yang yang mengalami krisis saat ini.

Ruh sebuah usah indusrti adalah bagaimana usaha industri tersebut mampu memproduksi produk yang unggul di pasaran. Tampa hal ini, usaha bagaikan usaha manisia yang ingin hidup tampa Ruh. Usaha industri sebagaimana kita ulas pada paragraph sebelumnya dimana setiap usahanya dalam menghsilkan produk perlu melewati beberapa tahapan mengumpulkan bahan baku,memprosesnya menjadi bahan setengah jadi keudian merfempungkan menjadi barang jadi dan karena hal inilah yang dimaksud pada awal paragraph usah indutri mengalami berbagai masalah, adanya berbagai masalah ini tentunya akan berimplikasi logids dalam hal pengambilan keputusan misalnya dalam hal ini seorang pengusaha mendapatkan pesanan yang berkelebihan dari pelaggan, masalah yang dihadapi oleh Manajement perusahaan apakah ia harus menerima atau menolak pesanan tersebut. Dalam hal ini seorang Enterpreneur, Manager maupun Direktur dituntut

(12)

segera mengambil keputusan yang sifatnya singkat.Hal inilah yang biasa disebut dalam dinia Akuntansi Keputusan jangka pendek.

Pengambilan keputusan melibatkan imformasi, dalam hal ini informasi kualitatif mapun informasi kuantitatif sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Namun informasi kualitatif lebih sukar untuk diprediksi maka untuk langkah awal dalam pengambilan keputusan,pihak manajemen akan melihat pada informasi kuantitatif.

Salah satu sumber yang menghasilkan informasi kuantitatif adalah akuntansi biaya. Salah satu informasi kuantitatif yang dihasilkan oleh akuntansi biaya yang dapat membantu manajemen dalam memutuskan apakah akan membuat atau membeli dari pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang adalah biaya deferrensial. Biaya deferensial memungkinkan manajemen perusahaan memiliki dasar untuk dipertanggung jawabkan dalam hal pengambilan keputusan, karena biaya deferensial membandingkan informasi masa yang akan datang yang berbeda untuk setiap alternatif.

Biaya diferensial sebaiknya dipertimbangkan ketika sesuatu keputusan melibatkan perubahan dalam output (barang jadi). Dalam memproduksi sebuah produk dalam jumlah yang tidak seperti biasanya hal ini melibatkan biaya diferensial. Analisis biaya diferensial dapat mengindikasikan kemungkinan untuk menjual produk tambahan dengan harga dibawa rata-rata per unit sekarang.

Tambahan bisnis akan menguntungkan selama biaya melebihi biaya diferensial untuk memproduksi dan menjual produk tambahan.Dengan adanya analisis biaya

(13)

diferensial ini permasalahan diatas dapat dijawab dengan berbagai alternative keputusan yang tepat.

Dalam bidang bisnis, untuk bisa bertahan dan bahkan bisa menjadi pemimpin besar (market leading) selain produk harus bersifat diferensiasi atau memeliki keunikan yang membedakan dengan produk yang lain (misalnya dalam desain, kualitas dan pelayanan), produk dijual dalam segmen yang telah ditetapkan secara jelas juga selalu memimpin dalam hal biaya ( lower cost).

Gagasan yang terakhir itu adalah bahwa perusahaan herus mampu menekan biaya produksi seefisien mungkin, bukan berarti perusahaan harus melakukan rasionalisasi atau mengurangi gaji pegawainya tetapi lebih diarahkan kepada bagaimana setiap keputusan dilakukan secara optimal, seperti keputusan untuk menentukan jumlah persediaan yang paling ekonomis, atau keputusan untuk membuat sendiri atau membeli dari perusahaan lain atau keputusan untuk menambah kapasitas produksi tidak. Dengan demikian keputusan yang optimal dapat dikatan keputusan yang dapat memberikan berbagai alternative yang hasilnya memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dalam bidang bisnis slah satu cara untuk mendapatkan keputusan yang optimal adalah melalui analisis biaya diferensial.

CV. Citra Sari Buah Makassar adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industry yaitu pengelolaan buah markisa yang berlokasi di Makassar dan telah memperoleh aspek legalitas berupa surat ijin tempat usaha (SITU), surat ijin usaha perdagangan, tanda daftar perusahaan (TDP) dan daftar industry (TDI).

Dalam menjalankan usahanya CV.Citra Sari tidak terlepas dari berbagai macam

(14)

masalah dan persaingan bisnis yang semakin meningkat. Masalah yang dialami oleh perusahaan tidak terlepas dari adanya aktifitas yang dilakukan perusaaan dan semakin meningkatnya persaingan bisnis. Masalah yang dialami oleh perusahaan, misalnya, terkait dengan pengambilan keputusan memproduksi sendiri atau membeli dari perusahaan lain. Dengan adanya masalah ini, maka diperlukan ketegasan dan kecerdasan dari seorang manejer dalam mengambil keputusan karna akan berdampak pada kemajuan perusahaan dan juga berpengaruh pada laba yang dihasilkan dan bedampak pada kelangsuangan sebuah perusahaan.

Daftar biaya diferensial perusahaan selama tiga tahun terakhir:

Tabel.1.1

Totaal Biaya Diferfensial Tahun 2011-2012 dan 2013

No Tahun Biaya diferensial Presentase

(%)

1 2011 Rp. 99.519.000 20%

2 2012 Rp. 100.872.000 25 %

3 2013 Rp. 109.986.700 30%

Sumber: Data yang telah diolah

Dengan demikian melihat adanya usaha CV. Citra Sari yang mengalami aktifitas dan permasalahan diatas maka penulis berinisiatif melakukan penelitian pada usaha tersebut guna membei solusi akan permasalahannya. Konsekuensi logis dari penelitian tersebut maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan

(15)

judul: “ Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan Membuat Atau Membeli Pada Usaha CV. Citra Sari”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : ‘’Apakah biaya diferensial berfungsi dalam pengambilan keputusan membut atau membeli botol pada uasaha CV. Citra Sari‘’.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah pokok di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : Untum memperoleh gambaran yang jelas mengenai fungsi biaya diferensial dalam pengambilan keputusan jangka pendek manajemen.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Manfaat Teoritis

1. Diharapkan dapat memberikan alternative sumbangan pemikiran dan kontribusi pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.

2. Sebagai referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dalam penyelesaian studi

(16)

b. Manfaat praktis

1. Melalui pelitian ini diharapkan pimpinan perusahaan memiliki pengetahuan tetang pengawasan dan pengendalian kualitas hasil produksi.

2. Menjadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan lain dalam membuat kebijakan

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Biaya

Aktivitas dalam mengelola perusahaan, diperlukan biaya yang sistematik dan komprehensif serta data analisis biaya, informasi ini dapat membantu manajemen menetapkan sasaran laba perusahaan. Disamping menetapkan target masing-masing departement yang menjadi pedoman manajemen menengah dan operasi menuju sasaran akhir, mengevaluasi keefektivan rencana, mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan dalam bentuk tanggung jawab yang spesifik dan menganalisis serta memutuskan pengadaan penyesuaian dan perbaikan agar seluruh organisasi tetap bergerak maju secara seimbang menuju tujuan yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan tanggung jawab, perencanaan tanggung jawab dan pengendalian biaya menjadi tanggung jawab manajer, membutuhkan informasi tentang biaya, kebutuhan informasi biaya dari sudut pandang akuntansi, paling sering berkaitan dengan biaya-biaya operasional seperti biaya produksi, biaya pemasaran, biaya administrasi dan lain-lain. Pengetahuan mengenai biaya-biaya dapat memuat perbedaan yang signifikan dalam keberhasilan keuangan sebuah perusahaan. Entitas-entitas yang sangat memahami dan mengendalikan biaya- biaya, biasanya dapat membantu perusahaan maju dan berkelanjutan.

Konsep biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda, merupakan konsep yang paling penting dalam pembahasan akuntansi manajemen. Selain itu masih

8

(18)

banyak konsep biaya yang harus dipahami secara tepat agar apabila diterapkan akan sesuai dengan tujuannya.

Manajemen perlu untuk menerapkan biaya yang tepat agar bisa digunakan untuk membantu proses perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan organisasi. Ketidak tepatan atau penyalah tafsiran biaya, bisa mengakibatkan pengambilan keputusan menjadi kurang tepat.

Terdapat berbagai macam pegertian biaya yang masing-masing berbeda, karena itu jarang perbedaan persepsi, sekaligus bagi mereka senantiasa menyadari sepenuhnya betapa pentingnya arti biaya tersebut dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Interpretasi yang berbeda-beda ini menyanngkut tiga hal, yang dapat dipakai dalam perumusan definisi biaya secara umum yaitu banyak barang-barang yang dipakai, keterkaitan pemakaian dan penilaian barang-barang untuk mecapai hasil tertentu.

Mulyadi (2005:8) Mengemukakan pendapatnya mengenai biaya diferensial,”Mengorbangkan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mecapai tujuan tertentu.

Sedangkan, Thomas Samaran (2010:103), Mendefenisikan biaya sebagai barikut: Pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan organisasi, termasuk harga pokok yang dikorbangkan dalam usaha untuk memperoleh penghasilan.

Wedilestariningtyas, (2012:2), Biaya adalah sebagai alat tukar pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Beban dapat didefenisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang dan jasa, yang kemudian akan

(19)

dibandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah.

Berdasarkan defenisi yang dikemukakan diatas, terdapat empat unsur pokok yaitu:

a. Biaya merupakan sumber ekonomi b. Diukur dalam satuan uang

c. Yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu

Berdasarkan defefnisi-defenisi diatas maka dapat diakumulasi data biaya untuk keperluan penillaian persedian dan untuk penyusunan laporan-lapaoran keuangan diamana data jenis ini bersumber pada catatan dan buku-buku perusahaan. Beban dalam arti luas termasuk semua biaya sudah habis masa berlakunya yang dapat dikurangkan dari pendapatan”.

Klasifikasi biaya yang paling umum digunakan pada hubungan biaya sebagai berikut:

1. Produk ( satu lot,batch,atau unit dari suatu barang jadi atau jasa) 2. volume produksi

3. Departemen , proses, pusat biaya, ( cost center) atau sibdivisi lain dari manufaktur.

4. Periode akuntansi

5. Suatu keputusan, tindakan atau evalusi

(20)

B. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Produk

Proses klasifikasi biaya dan beban dapat tali biaya operasi terdiri dari dimulai dengan menghubungkan biaya ketahap yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Dalam lingkungan manufaktur, total biaya operasi terdiri atas dua elemen, yaitu biaya manufaktur dan biaya komersial. Biaya manufaktur disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik didefenisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya yaitu bahan baku. Tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, keduanya disebut biaya konversi.

Menurut Bustami (2006:4) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau mungkin akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan dalam neraca, contohnya persediaan bahan baku:

1. Persediaan produk dalam proses 2. Persediaan produk selesai

3. Suplies atau aktiva yang belum dipakai

Menurut Mulyadi (2012:8) biaya adalah pengorbanan ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemngkinan akan terjadi utuk tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok dalam defenisi biaya diatas:

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2. Diukur dalam satuan uang

3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu

(21)

Dalam dunia bisnis, semua aktifitas bisnis dapat diukur dalam satuan uang yang lazim disebut biaya. Aktivitas itu merupakan pengorbanan waktu, dan pikiran, material untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan bisnis adalah laba, oleh sebab itu semua aktivitas harus diperhitungkan secara benefit cost rasio (perhitungan keuntungan dan pengorbanan).

Berdasarkan defenisi yang dikemukakan di atas biaya adalah pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan laba dan jasa, pengorbanan mungkin diukur dalam kas, aktiva yang ditransfer, jasa yang diberikan dan lain-lain.

C. Biaya Diferensial

Setip perusahaan berorientasi untuk mencapai tujuan, secara ideal, perusahaan akan mengoptimalakan penggunaaan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan tertentu. Namun hal itu tadak mudak terutama bagi perusahaan yang memiliki skala besar. Manajemen sebagai pihak pengelola perusahaan berperan penting dalam memanfaatkan potensi dan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Dalam mengelola suatu perusahaan, manajemen dituntut selalu mengambil keputusan-keputusan yang tepat supaya perusahaan yang bersangkutan dapat beroperasi dengan efektif dan efisien. Untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat, diperlukan informasi yang tepat pula. Salah satu informasi yang tepat adalah informasi mengenai biya diferensial.

(22)

1. Pengertian biaya diferensial

Biaya diferensial seringkali disebut dengan biaya marginal atau biaya tambahan (incremental). Istilah biaya marginal digunakan secara luas oleh ahli- ahli ekonomi. Sedangkan para insinyur umumnya berbicara mengenai biaya tambahan yang dikeluarkan apabila proyek atau suatu pelaksanaan pekerjaan diper;luas diluar tujuan yang telah ditetapakan semula.

Menurut Carter dan Usry (2005:310) menyatakan biaya diferernsial adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menyelesaikan suatu usulan proyek atau memperluas aktivitas yang telah dilakukan.

Menurut Mulyadi (2012:118) biaya diferernsial adalah biya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau terpengaruh oleh sutu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternative. Oleh karna itu biaya tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan.

Sunarto (2005:60) Mendefebnisikan biaya diferensial sebagai berikut:

“Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang mdiperkirakan akan berbeda atau terpengaruh oleh pengambilan keputusan diantara berbaagai alternatif.

Hendra S. Raharjaputra (2011:112) Mengemukakan pendapatnya mengenai biaya diferensial. “Biaya diferensial adalah selisih biaya antara alternative yang satu dengan yang lain”.

Samryn ( 2005:279) Mendefenisikan biaya deferfensial sebagai berikut:

(23)

“Biaya diferensial adalah perbedaan atau selisih biaya antara dua alternative atau lebih”

Dari defenisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa biaya diferensial merupakan selisih biaya antara alternatif-alternatif yang ada. Adanya alternatif-alternatif ini membuat biaya diferensial selalu berhubungan dengan situasi tertentu, yaitu masa yang akan datang bukan masa yang lalu. Jadi bisa dikatakan bahwa biaya diferensial merupakan biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai alternatif.

Dalam melakukan analisis terhadap biaya diferensial, pihak manajemen perusahaan harus memperhatikan tingkat kegitan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pebrik. Kapasitas merupakan besaran tatap dari pabrik dan mesin serta jumlah personalia, dimanajemen mempercayakan dirinya dan dengan hal-hal tersebut manajemen berharap untuk menjalankan perusahaan. Kapasitas sering dikaitkan dengan volume. Volume merupakan ukuran kegiatan perusahaan.

2. Manfaat biaya diferensial dalam pengambilan keputusan

Carter Usry (2005:313) mengemukakan pendapatnya mengenai masalah- masalah yang dapat diselesaikan dalam pengambilan keputusan khusus yaitu sebagai berikut:

a. Menerima atau menolak pesana pelanggan b. Mengurangi harga dari suatu pesanan khusus

(24)

c. Mengevaluasi alternatif buat atau bali

d. Memperluas, menutup atau menghentikan produk dari produk tertentu

e. Meningkatkan, memotong atau menghentikan produksi dari produk tertentu.

Penjelasan mengenai manfaat biaya diferensial dalam pengambilan keputusan yaitu:

a. Menerima atau menolak pesanan

Manfaat biaya diferensial dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan-pesanan tertentu adalah untuk menentukan perbedaan antara biaya produksi output sekarang yang lebih kecil dengan output yang direncanakan yang lebih besar. Jika kapasitas yang tersedia tidak digunakan sepenuhnya, maka anlisis biaya diferensial dapat menunjukkan kemungkinan untuk menjual output tambahan pada angka yang lebih renda dari perunit rata-rata yang ada. Jadi menerima pesanan tambahan dapat diterima sejauh biaya variabel dapat ditutup, karna setiap konstribusi untuk menutup biaya tetap dari laba yang diperlukan.

Pada umumnya perusahaan membangun produknya dengan kasitas yang mampu memenuhi permintaan pasar tinggi beberapa tahun yang akan datang.

Apabila perusahaan membangun dengan kapasitas hanya mampu memenuhi permintaan sekarang, hal ini makan berakibat dilakukannya ekspansi pabrik secara terus menerus. Biasanya perusahaan memiliki kapasitas menganggur yang mendorong manajemen puncak untuk mempertimbangkan mpenetapan harga jual

(25)

dibawa harga jual normal. Tentu saja harga jualnya diterapkan oleh mperusahaan khusus yang tidak berdampak pada penjualan regular.

b. Mengurangi harga dari suatu pesanan khusus

Manfaat biaya diferensil dalam pengambilan keputusan menurunkan harga jual dari suatu pesanan khusus adalah untuk membantu manajemen dalam menentukan pada harga berapa perusahaan itu dapat dikurangi agar dapat bersaing dengan produk-produk yang sejenis pada suatu pasar yang bersaing

c. Mengevaluasi alternatif buat atau bali

Manfaat biaya diferensial dalam pengambilan keputusan membuat atau membeli komponen suku cadang atau pruduk tertentu adalah untuk manfaat secara maksimal sumber daya prodoktif dan keuangan perusahaan. Masalah yang seringkali timbul adalah kemungkinan penggunaan peralatan yang menganggur, ruangan yang tak terpakai dan bahkan buruh menganggur.

d. Memperluas, menutup, atau menghilangkan suatu pasilitas

Manfaat biaya diferensial dalam pengambilan keputusan memperluas atau menutup fasilitas adalah untuk menentukan produk atau jasa yang dijual dapat menutup biaya variabel dan memberikan kontribusi melalui penutupan biaya tetap. Penutupan suatu fasilitas tidak menghapuskan semua biaya. Penyusutan, bunga, pajak kekayaan, dan asuransi berlangsung terus, walaupun dalam keadaan

(26)

aktif sepenuhnya. Sebaliknya jika operasi dilanjutkan, maka biaya-biaya tertentu yang berhubungan dengan penutupan fasilitas itu dapat dihemat.

e. Miningkatkan, memotong, atau menghentikan produksi dari produk tertentu.

Manfaat biaya diferensial dalam pengambilan keputusan meningkatkan, mengulangi atau menghentikan suatu produk adalah untuk mengidentifikasi produk yang harus dihentikan tepat pada waktunya karena produksi tersebut tidak menghasilkan laba atau laba yang dihasilkan kurang memadai. Dan sebaliknya apabila produk tersebut menghasilkan laba yang memadai, maka produk tersebut akan ditingkatkan melalui tindakan perbaikan yang tepat.

Sunarto (2005:70) Mengemukakan pendapatnya mengenai masalah- masalah yang dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan khusus yaitu:

a. membeli atau membuat sendiri

b. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk

c. Menghentikan atau melanjutkan memmproduksi suatu produk tertentu d. Menerima atau menolak pesanan khusus

Penjelasan mengenai manfaat biaya diferensial dalam pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Membeli atau Membuat

Keputusan membuat atau membeli dihadapi oleh manajemen perusahaan terutama perusahaan yang pruduknya sendiri dari beberapa komponen dan memproduksi beberapa jenis produk. Salah satu pemicu timbulnya pertimbangan

(27)

membuat atau membeli adalah penawaran harga dari pemasok luar untuk suatu produk yangberada dibawa biaya produksi produk tersebut.Pertimbangan membuat atau membeli dapat juga timbul sebagai akibat adanya taksiran penghematan biaya jika suatu komponen atau produk yang sebelumnya dibeli dari pemasok luar direncanakan akan dibuat sendiri oleh perusahaan.

b. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk

Manajemen perusahaan seringkali dihaapkan pada pilihan menjual produk tertentu pada konmdisinya yang sekarang atau memproses lebih lanjut menjadi produk lain yang lebih tinggi harga jualnya. Imformasi akuntansi diferensial yang dibutuhkan oleh manajemen adalah pendapataan diferensial dengan biaya diferensial jika alternative lebih lanjut dipilih.

c. Menghentikan atau melanjutkan produksi m-produk tertentu

Dalam perusahaan yang lebih dari satu macam departemen penghasil laba, adakalanya manajemen puncak menghadapi masalah pada salah satu produknaya atau departemen mengalami kerugian yang diperkirakan akan berlangsung terus.

Menghadapi masalah ini menajemen perlu mempertimbangkan keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan produksi produk tertentu yang mengalamikerugian tersebut.

d. Menerima atau menolak pesanan khusus

Pada umumnya perusahaan membangun pruduknya dengan kapasitas yang mampu memenuhi permintaan pasar tinggi beberapa tahun yang akan datang.

(28)

Aapabila perusahaan hanya membangun dengan kapasitas yang hanya mampu memenuhi permintaan sekarang. Hal ini akan berakibat dilakukannya ekspansi pabrik secara ters menerus. Biasanya perusahaan memiliki kapasitas yang mengangur yang mendorong manajemen puncak untuk mempertimbangkan menetapkan harga jual dibawa harga jua;m normal. Tentu saja penetapan hargan jualnya diterapkan pada perusahaan khusus yang tidak berdamapak pada penjualan yang regular.

3. Kapasitas dan sejenisnya

Dalam melakukan analisis terhadap biaya diferensial, pihak manajemen perusahaan juga harus memperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik. Kapasitas merupakan suatu sasaran tepat dari pabrik dan mesin serta jumlah personalia dimana manajemen mempercayakan dirinya dan dengan hal-hal tersebut manajemen berharap untuk menjalankan perusahaan. Kapasitas sering dikaitkan dengan volume. Volume merupakan kegiatan perusahaan. Dalam kapasitas tersebut manajemen mencoba uintuk mencapai jumlah volume yang menghasilkan penggunaan terbaik dari kapasitas yang ada.

Menurut Mulyadi (2012:12) ada tiga jenis kapasitas yaitu:

a. Kapasitas praktis

Kapasitas praktis adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian- kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern

(29)

perusahaan. Sedangkan kapasitas toeritis adalah kapasitas pabrik atau suatu departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu.

b. Kapsitas normal

Kapasitas normal adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang.

c. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan

Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai ditahun yang akan datang. Penentuan biaya overhead pabrik pada dasarnya adalah penaksiran biaya overhead pabrik sesungguhnya dimasa yang akan datang, dan menurut pendekatan jangka pendek. Hal ini dapat dilakukan apabila tarif tersebut dibuat atas dasar tingkat kapasitas sesungguhnya yang diharapkan. Sedangkan penentuan biaya overhead pabrik atas dasar kapasitas pabrik atau kapasitas normal merupakan pendekatan jangka panjang, yang menghubungkan tingkat kegiatan perusahaan dengan kapsasitas fisik pabrik dan tidak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan penjualan yang bersifat sementara.

4. Prilaku biaya

Pemahaman bagaimana biaya-biaya dapat berubah menurut perubahan- perubahan aktivitas bisnis sangatlah bermanfaat bagi manajer jika volume penjualan meningkat, maka manajemen manaksir biaya keluaran yang menanjak tinggi, untuk membuat estimasi seperti itu, manajemen perusahaan perlu

(30)

mengetahui biaya yang terlibat dan bagaimana biaya tersebut berprilaku manakala aktifitas berubah. Prilaku biaya berarti bagaimana biaya bereaksi terhadap perubahan yang berlangsung pada tingkat aktivitas bisnis, dimana pemahaman mengenai biaya merupakan kunci dari sebuah keputusan dalam sebuah perusahaan. Manajer-manajer yang memahami bagaimana biaya berprilaku akan lebih mampu berprediksi berapa besarnya biaya pada berbagai situai operasi bisnis.

Menurut Mulyadi (2005:465) pada umumnya pola prilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total biaya dengan perubahan volume kegiatan.

Berdasarkan prilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya tetap, biaya variable, dan biaya semi variable.

Menurut Bustami (2006:7) bahwa: “Prilaku biaya dapat diartikan sebagai perubahan biaya terjadi akibat adanya perubahan bisnis”.

Priaku biaya sangat penting bagi dalam organisasi dalam beberapa pengambilan keputusan. Manajer yang handal harus mampu memahami tentang prilaku biaya dengan baik sehingga mampu mengambil keputusan secara tepat dan akurat. Manajer yang tidak mampu memahami prilaku biaya dengan baik tentu akan mengalami kendala dalam pengambilan keputusan, terutama keputusan yang berhubungan dengan produk, perencanaan, pengendalian biaya, dan mengevaluasi kerja.

Pada umumnya dikenal dua prilaku biaya, yakni biaya tetap dan biaya variable dan juga dikenal pula prilaku biaya lainnya, yakni biaya campuran atau

(31)

biaya semi variable. Srtuktur biaya sangatlah signifikan dalam hal proses pengambilan keputusan yang dapat dipengaruhi oleh jumlah relatif biaya tetap atau biaya variable yang ada dalam perusahaan.

1. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang secara total jumlahnya tetap, bagaimanapun perubahan tingkat aktivitas. Biaya tetap dalam periode, jumlahnya tetap (tidak mengalami perubahan). Konsekwensinya, walaupun tingkat aktifitas turun atau naik, maka jumlah biaya tetap secara total selalu sama, kecuali dipengaruhi oleh faktor eksternal, misalnya perubahan harga. Biaya sewa merupakan contoh yang tepat, kalau perusahaan menyewa sebuah mesin seharga Rp. 10.000.000,00 per bulan, maka jumlah biaya sewa akan tetap sebesar Rp. 10.000.000,00 walaupun perusahaan memproduksi 100 unit maupun 10 unit dalam satu bulan. Menurut kenyataan, walaupun biaya tetap secara total tidak dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, namun menimbulkan kesulitan dalam menentukan biaya tetap per unit produksi, karna biaya tetap per unit akan tergantung jumlah produk yang dihasilkan, saat produksi naik, maka biaya tetap per unit rata-rata akan turun karena biaya tetap dibedakan pada seluruh produk yang dihasilkan, sebaliknya, saat jumlah produksi turun, maka biaya tetap per unit rata-rata akan naik.

Secara singkat karakteristik biaya tetap dapat diuraikan satu persatu.

a. Secara total jumlahnya tetap dalam waktu yang relevan, tidak dipengaruhi oleh perubahan tingkat aktivitas.

(32)

b. Secara unit berubah-ubah, dalam arti bahwa biaya tetap per unit akan turun tingkat aktivitas naik, sebaliknya biaya per unit akan naik apabila tingkat aktivitasnya turun.

c. Pembebasan terhadap suatu objek yang dibiayai menggunakan keputusan manajemen atau periode alokasi tertentu.

d. Pengawasan terjadinya atau penggunaannya menjadi tanggung jawab (terkendali) bagi manajemen puncak.

2. Biaya Variabel

Setiap aktivitas mempnyai input dan output, dimana input aktivitas adalah sumber daya yang dikomsusi oleh aktivitas untuk memproduksi outputnya. Input aktivitas adalah faktor yang memungkinkan aktivitas dilaksanakan dan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori seperti material, energy, labor and capital, sedangkan output aktivitas adalah hasil atau produk dari aktivitas tersebut.

Prilaku biaya menjelaskan biaya-biaya atau input aktivitas berubah dalam kaitannya dengan perubahan output aktivitas.

Biaya variable adalah biaya yang secara total dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan tingkat aktivitas output secara proporsional atau sebanding.

Misalnya biaya bahan baku yang digunakan dalam satu periode akan berubah secara total sesui dengan jumlah barang yang diproduksi (output aktivitas).

Biaya variabel secara total naik turun sesui dengan perubahan aktivitas, namun biaya variable per unit selalu konstan (tetap). Banyak contoh variable dalam satu perusahaan, misalnya untuk perusahaan pengelolaan, biaya variable terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan berapa

(33)

biaya overhead pabrik. Biaya vaariabel pada perusahaan perdagangan meliputi harga pokok yang dijual, komisi salesman dan biaya penagihan.

Biaya akan dikatakan viriabel apabila biaya tersebut dihubungkan dengan sesuatu yang dibiayai, dimana sesuatu yang dibiayai itu merupakan dasar aktivitas yaitu suatu kegiatan yang menjadi faktor penyebab atau yang mempengaruhi biaya variable. Dua faktor yang pada umumnya digunakan sebagai dasar aktivitas yaitu unit yang akan diproduksi dan unit yang terjual, namun sebenarnya masih banyak dasar aktivitas yang lain yang dapat digunakan.

Secara singkat karasteristik biaya variable adalah sebagai berikut:

a. Secara total berubah-ubah sesuai, sebanding langsung atau proporsional dengan perubahan tingkat aktivitas.

b. Mudah dan praktis untuk dibebaskan secara teliti pada obyek yang dibiayai dengan cara yang secara ekonomis maenguntungkan.

c. Secara unit akan tetap konstan (jumlahnya tetap) walaupun tingkat aktivitasnya berubah-ubah.

3. Biaya semi variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang mengandung unsur-unsur biaya variabel dan tetap. Biaya semi viriabel terjadi karena hubungan jumlah biaya dengan basis aktivitas serta memiliki unsur yang konstan (tetap) terhadap volume aktivitas. Sebagian dari biaya campuran ini berubah seiring dengan volume atau pemakaian dan sebagian lagi berprilaku tetap selama periode tertentu. Contoh biaya campuran adalah biaya telepon dan gaji wiraniaga. Sebagian dari biaya telepon yang harus dibayar pelanggan berprilaku tetap yakni biaya abonemen,

(34)

sedangkan lainnya berprilaku variabel karna tergantung pada banyaknya pemakaian pulsa telepon. Umur biaya tetap dan campuran menunjukkan biaya minimal untuk memproleh jasa, sedangkan unsur variabelnya berasal dari perubahan aktivitas.

Karasteristik biaya semi bariabel adalah sebagai berikut:

a. Biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume biaya kegiatan atau kapasitas, semakin tinggi volume kegiatan semakin besar biaya dan semakin rendah volume kegiatan semakin kecil biayanya, tetapi tingkat perubahan tersebut tidak sebanding dengan tingkat perubahan volume kegiatan.

b. Biaya satuan atau unit cost biaya semi variabel akan semakin kecil dengan semakin tingginya volume kegiatan dan sebaliknya biaya per unit akan semakin besar dengan semakin rendahnya volume kegiatan.

4. Pemisahan biaya semi variabel

Biaya semi variabel harus dipisahkan antara unsur atau komponen tetap dan komponen variabel untuk tujuan perencanaan dan pengawasan maupun untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan biaya. Secara umum ada tiga pendekatan dalam menentukan pola prilaku biaya tersebut, menurut Bustami (2009:12) yaitu:

a. Pendekatan intuisi, merupakan pendekatan yang didasarkan intuisi manajemen. Intiusi tersebut biasa didasari atas surat-surat keputusan, kontrak-kontrak kerja dengan pihak lain dan sebagainya.

(35)

b. Pendekatan analisis engimeering merupakan pendekatan yang didasarkan pada hubungan fisik antara masukan input dengan keluaran atau output.

c. Pendekatan analisis data biaya masa lalu dengan metode-metode yaitu metode titik tertinggi dan terendah, metode kuadrat terkecil dan metode biaya cadangan.

D. Proses pengambilan keputusan

Salah satu tugas yang sering dilakukan oleh manajer adalah mengambil keputusan. Dalam melakukan tugas ini, seorang manajer dihadapkan pada beberapa alternatif, manajer tersebut harus memilih alternatif terbaik diantara semua alternatif. Biaya merupakan salah satu faktor utama yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Informasi mengenai biaya merupakan salah satu informasi internal ataupun eksternal yang bersifat financial dan sangat penting bagi manajemen dalam mengelola perusahaan. Pengambiln keputusan khusus merupakan salah satu tujuan dari akuntansi biaya.

Mulyadi (2005:7-8) menyatakan pendapatnya mengenai mengenai tujuan akuntansi biaya yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan harga pokok produk 2. Pengendalian biaya

3. Pengambilan keputusan

Untuk tujuan pengambilan keputusan khusus, akuntansi biaya berkaitan dengan informasi biaya dan pendapatan di masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus selalu

(36)

berhubungan dengan informasi yang akan datang. Akuntansi biaya masa yang akan datang (future cost) . Informasi biaya ini tidak dicatat dalam catatan akuntasi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan.

Suatu keputusan tentunya menyangkut pada masa yang akan datang, bukan masa lain, sehinga dalam hal ini biaya historis bukanlah biaya yang relevan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu biaya biasa dikatakan relevan terhadap pengambilan keputusan jika memiliki tiga aspek yaitu:

1. Merupakan biaya masa yang akan datang 2. Berbeda untuk tiap elternatif yang ada

3. Bila terdapat perbedaan waktu dari pengeluaran uang ( cash out flow).

Maka nilai uang tersebut harus disesuikan dengan penggunaan suatu discount factor

Proses pengambilan keputusan menurut Ahmad (2011:47) terdiri dari langkah-langkah:

a. Penentuan masalah.

b. Mengenal dengan baik kemungkinan atau alternatif-alternatif yang ada.

c. Menetapkan data dan biaya yang relevan dengan keputsan yang akan diambil dan masalahnya.

d. Mengevaluasi data.

e. Mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif.

f. Keputusan dan alasan diambilnya

(37)

E. Konsep-konsep biaya relevan dalam pengambilan keputusan

Agar manajemen memiliki data biaya berguna dan mempunyai arti untuk analisis biaya dan laba, beberapa konsep ini dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan, untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam pengambilan keputusan, akuntansi biaya mengembangkan konsep informasi untuk pengambilan keputusan seperti:

1. Biaya Relevan (relevan cost)

Dalam kamus, istilah relevan didefenisikan sebagai “bersangkutan dengan, atau dapat diterapkan secara layak pada kasus yang ada, suatu sifat yang cenderung untuk membuktikan atau tidak membukktikan hal-hal yang dipersoalkan, bersangkut paut.”Penerapan defenisi pada tujuan-tujuan akuntansi biaya menunjukkan bahwa tidak ada angka biaya dan konsep tunggal yang sesuai dengan semua permintaan, tidakan ada keputusan manajemen.

Horngren (2006:8) mendefefnisikan biaya relevan untuk pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut: relevan cost are those expected future cost that differ among alternative course of action.

2. Biaya kesempatan (opportunity cost)

Biaya kesempatan adalah tambahan laba yang hilang akibat memilih alternatif lainnya. Biasanya biaya kesempatan ini tidak tercatat dalam catatan akuntansi. Walaupun demikian biaya kesempatan ini hendaknya diklasifikasikan sebagai biaya untuk pengambilan keputusan.

3. Biaya yang diperhitungkan(imputed cost)

(38)

Dipandang dari sgi pengambilan keputusan tertentu, imputed cost sering kali harus diperhitungkan untuk perbandingan analisis biaya. Karena imputed cost sebenarnya tidak terjadi maka biaya tersebut tidak memerlukan pengeluaran kas dan tidak akan dicatat dalam akuntansi perusahaan.

4. Biaya pengeluaran kas (out of focket cost)

Biaya pengeluaran kas adalah biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sebagai akibat dari keputusan manajemen.

F. Informasi Akuntansi Diferensial Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Informasi akuntansi diferensial merupakan informasi akuntansi yang dihubungkan dengan pemilihan alternative dan memiliki unsur pokok yaitu merupakan informasi yang akan dating dan alternative yang dihadapi oleh pengambilan keputusan. Elemen informasi diferensial terdiri dari biaya, pendapatan, dan aktiva.Diantara alemen tersebut yang relative sulit pengukurannya adalah biaya diferensial

Elemen imformasi biaya diferfensial terdiri dari biaya, penddapatan, dan aktiva. Diantara elemen tersebut yang relative sulit pengukurannya adalah biaya diferfensial.

Menurut Mulyadi (2005:117) mengemukakan bahwa biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai alternatif

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya diferensial merupakan biaya yang harus dikeluarkan dan biasanya belum terjadi (future cost) sebagai akibat terjadinya perubahan volume produksi dan volume penjualan.

(39)

G. Pengambilan Keputusan Membuat atau Membeli

Langkah awal dalam mengelola suatu perusahaan adalah di tetapkan sebagai tujuan/goals tertentu. Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan mencari laba yang memadai. Hal ini menyaebabkan banyak pihak manajemen perusahaan berusaha mencari solusi dalam meningkatkan laba perusahaan. Salah satunya adalah dengan mengefektifkan dan mengefisienkan sumber daya yang ada dalam perusahaan. Dalam usahanya dalam meningkatkan laba perusahaan, pihak manajemen dihadapkan pada beberapa alternatif dalam pengambilan keputusan khusus. Salah satu alternatifnya adalah keputusan memproduksi sendiri atau membeli produk tertentu.

Pentingnya masalah keputusan membuat sendiri atau membeli dibuktikan dengan fakta bahwa hampir semua perusahaan pabrikasi dalam kegiatan operasinya ada kalanya harus mengambil keputusan semacam ini. Pilihan untuk apakah memproduksi sendiri suatu barang atau membeli dari pihak ketiga dapat diterapkan pada beragam perusahaan yang luas yang kerap kali menjadi faktor penentu utama atas profitaabilitas dan bagi kesehatan keuangan perusahaan.

Masalah yang sering muncul dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan membuat atau membeli adalah kemungkinan menggunakan peralatan yang meganggur, ruangan yang takterpakai dan bahkan buruh yang menganggur.

Dalam kondisi ini, manajer cenderung untuk melakukan perhitungan

(40)

kemungkinan untuk menjual output tambahan dengan harga dibawa rata-rata per unit sekarang.

Seorang akuntan menyajikan suatu laporan yang membandingkan biaya untuk membuat barang- barang tersebut dengan harga penjual. Laporan itu harus menyajikan biaya diferensial dan barang tersebut termasuk bagian biaya tetap yang ada dan angka laba yang menempatkan total biaya dasar yang sebanding.

Anggaran juga harus ditetapkan kembali guna menunjukkan pengaruh pada total biaya dan biaya tetap yang ada dialokasikan pada produk tambahan.

Semua telah biaya dengan biaya diferensial saja dan tidak ada alokasi dari overhead tetap atau laba akan menunjukkan kemungkinan penghematan biaya dalam jangka pendek. Dalam prakteknya, hal ini lebih menguntungkan untuk membuat barang tersebut dalam sebagian besar kasus. Namun jika manajemen diminta untuk menjual barang tersebut pada harga diferensial, mungkin tidak akan mau berbuat demikian, karena dalam waktu panjang, biaya penuh harus ditutupi dan laba yang layak harus dicapai.

H. Perencanaan Laba

Perusahaan akan menetapkan kebijakannya secara tepat sehingga dapat tercapai efisiensi dan efektifitas dalam proses produksinya. Salah satu kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan adalah melakukan perencanaan laba. Istilah

“perencanaan laba” dan “penganggaran”(budgeting) dapat dipandang sebagai istilah yang sinonim.

Menurut Supriono (2005:409) mendefenisikan perencanaan laba sebagai berikut:

(41)

Perencanaan laba merupakan suatu rencana kerja disusun secara sistematis yang dinyatakan dalam bentuk proyeksi perhitungan rugi-laba, kas, modal kerja, dan neraca yang berlaku untuk periode tertentu dimasa yang akan datang’’.

Menurut Garison (2007:4) pengertian anggaran adalah rencana terperincitentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatuperiode aktu tertentu”.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa suatu perencanaan laba atau anggaran mempunyai empat unsur yaitu:

1. Rencana adalah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan datang yang dilakukan di waktu yang akan datang.

2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada bagian kegiatan perusahaan yang beraneka ragam.

4. Jangka waktu tertentu yang akan datang yang menunjukkan bahwa anggaran berlaku untuk masa yang akan datang.

Dalam melakukan perencanaan laba, semua tingkat manajemen harus terlibat, baik dalam penyusunan programnya maupun penghubungannya kedalam satu unit homogeny. Perencanaan laba yang baik dan cermat tidak hanya dapat membantu karja sama para karyawan, memperjelas kebijakan perusahaan, dan merealisasikan rencana saja akan tetapi juga dapat menciptakan keselarasan yang

(42)

lebih baik dalam perusahaan dan keseriusan tujuan antar manajer dengan bawahannya.

Dalam melakukan perencanaan laba, perusahaan harus menetapkan sasaran dari yang diinginkan dalam menetapkan sasaran laba, pihak-pihak manajemen harus mampertimbangkan faktor-faktor berikut:

a. Laba atau rugi yang diakibatkan oleh suatu jumlah volume penjualan tertentu.

b. Volume penjualan yang harus dicapai untuk menutup seluruh biaya yang terpakai, untuk menghasilkan laba yang memadai guna memenuhi kebutuhan perusahaan dimasa yang akan datang.

c. Titik pulang pokok (Break Event Point).

d. Volume penjualan yang dihasilkan oleh kapasitas operasi pada saat ini.

e. Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran laba.

f. Hasil pengambalian atas modal yang digunakan.

Dalam menetapkan sasaran dan laba, pihak manajer harus mempertimbangkan apakah laba yang diinginkan oleh perusahan bersifat jangka panjang atau jangka pendek. Jadi sasaran dari suatu laba itu harus sejalan dengan sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Ada dua sasaran dari suatu laba berdasarkan jangka waktunya yaitu:

1. Perencanaan laba jangka panjang (long range profit planning)

Dunia usaha ssemakin menyadari perlunya mengembangkan perencanaan laba atau ramalan jangka panjang. Dalam ramalan jangka panjang, manajer berusaha untuk menemukan arah jalan perusahaannya yang paling mungkin.

(43)

Perencanaan jangka panjang tidak akan menghilangkan resiko, karena mengambil resiko merupakan suatu hal yang hakiki dari kegiatan ekonomi. Satu hasil akhir dari perencanaan jangka panjang yang berhasil adalah kemampuan untuk memikul resiko yang lebih besar, yang merupakan landasan pokok unit untuk mengembangkan kemampuan kewirausahaan.

Kecenderungan besar dan faktor-faktor ekonomi, inflasi, pertambahan penduduk, pengeluaran komsumsi perorangan dan angka-angka indeks dari produksi industri merupakan landasan bagi perencanaan jangka panjang.

2. Perencanaan laba jangkan pendek (short rnge profit planning)

Rencana jangka panjang dari pihak manajemen hanya dapat dicapai dengan keberhasilan laba jangka panjang, dan ini memerlukan adanya pertumbuhan dan tingkat laba yang cukup tinggi dan stabil. Walaupun begitu, rencana jangka panjang dengan segala perhitungan laba yang diharapkan perkembangannya haruslah dimasukkan kedalam perencanaan laba untuk waktu yang lebih pendek.

Kendati satu tahun merupakan jangka perencanaan yang lazim, perencanaan laba jangka pendek dapat mencakup suatu jangka waktu, enam atau dua belas bulan, tergantung pada sifat perubahannya.

Beberapa organisasi menggunakan anggaran berlanjut, dimana setiap kali ditambahkan satu bulan atau satu triwulan yang akan datang setelah satu bulan atau satu triwulan yang dilalui, dan anggaran untuk setiap periode yang besangkutan diperbaiki dan dimutakhirkan sesuai dengan kebutuhan saat itu.

Perusahaan ini memaksa pihak manajemen untuk selalu memperhatikan rencana jangka pendek mereka.

(44)

I. Kerangka Pikir

Dengan semakin meningkatnya persaingan dan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, perusahaan menganalisis masalah ini. Dalam membuat keputusan mengenai masalah ini, manajer harus dapat menganalisis dan mempertimbangkan dengan matang antara harga beli per unit produk dengan biaya produksi per unit. Sehingga diperlukan data-data yang menyajikan biaya diferensial dari produk tersebut termasuk bagian biaya tetap yang ada dan angka laba yang menempatkan total biaya atas dasar sebanding. Anggaran juga harus ditetapakan kembali guna menunjukkan pengaruh pada total biaya dan total laba.

Oleh karena itu alternatif untuk memproduksi atau membeli dari luar merupakan faktor penentuan utama atas probabilitas dan penting artinya bagi perusahaan.

Keputusan pemilihan altrnatif diambil berdasarkan hasil akhir perhitungan positif bagi perusahaan mendapat laba diferensial, sehingga alternatif memproses lebih lanjut lebih menguntungkan daripada menjual langsung. Demikian juga rugi diferensial sehingga menjual langsung lebih menguntungkan dari pada memproses lebih lanjut..

(45)

Kerangka Fikir:

Biaya Diferensial

Membeli Membuat

Analisis Data CV. Citra Sari

Alternatif

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian yaitu memperoleh jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dalam laporan penelitian ini, maka penulis memilih objek penelitian yaitu CV. Citra Sari yang terletak di jl. manuruki Makassar.

Adapun waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu kurang lebih dua bulan

B. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian kepustakaan (library research) adalah penelitian dilakukan dengan cara membaca literatur dan buku-buku yang dapat digunakan sebagai landasan teoritis untuk mendukung penulisan ini.

2. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, serta mengadakan wawancara dengan pimpinan maupun karyawan perusahaan agar diperoleh informasi yang relevan.

C. Jenis Dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada,

(47)

pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung.

D. Metode Analisis

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis kuantitatif adalah melakukan analisis diferensial, yaitu menentukan kenaikan dan penurunan pendapatan, biaya dan maginal laba dari masalah yang dihadapi oleh perusahaan yaitu, pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif antara membuat atau mebeli dari luar perusahaaan. Metode analisis ini membandingkan antara biaya diferensial dan pendapatan diferensial. Biaya diferensial adalah jumlah kenaikan atau penurunan biaya yang diharapkan tejadi dari suatu tindakan tertentu kalau dibandingkan dengan alternatif yang lain. Sedangkan pendapatan diferensial adalah jumlah kenaikan atau penurunan pendapatan yang diharapkan tejadi karna suatu tindakan tertentu dibandingkan dengan suatu alternatif yang lain.

(48)

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Sejarah singkat Perusahaan

Perusahaan minuman ringan CV. Sari Buah Makassar adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pengelolaan markisa, yang berlokasi di Makassar dan telah memperoleh aspek legalitas berupa surat ijin tempat usaha (SITU), sutar ijin usaha perdagangan, tanda daftar perusahaan (TDP) dan tanda daftar industry (TDI)bela

Sebelum mendirikan CV.Citra Sari Makassar H.Muh.Siri selaku pimpinana perusahaan yang sebelunnya berusaha sebagai pedagang barang pecah belah kebutuhan rumah tangga di Pasar Sentral Makassadan di Pasar Daya di Makassar,sekitar tahun 1968 sampai tahun 1994.Namun penjualan barang pecah belah tidak bertahan dan mengalami kerugiaan setelah pasar Daya terbakar disusul terjadinya krisis ekonomi yang membuat daya beli masyarakat turun dan akhirnya banyak usaha di tutup.

Selanjutnya H.Muh.Siri membuka usaha pembuatan minuman markisa pada tahun 1996, pembuatan minuman markisa merupakan skala kecil yang umumnta beliau pelajari dari suatu kegiatan penyuluhan dari instansi pemerintah.

Adapun beberapa yang menjadi dasar pertimbangan sehingga pimpinan CV.Citra Sari memutuskan mengelolah markisa menjadi minuman yang khas adalah sebagai berikut:

(49)

1. Markisa berada di dua tempat yaitu Brastagi dan Malino

2. Bahan baku yang terdapat di Malino dan di Cikoro Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa

3. Mendapat dukungan dari Fakultas Farmasi dan bias dapatkan formula dari Balai Pom Makassar

4. Pasar masih bias menyerap produk markisa karena sejak dulu orang Sulaawesi suka minuman markisa

5. Kandungan buah vitamin C,dan antioksida untpuk menunda penuaan dini

6. Markisa hanya tumbuh pada daerah ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut dengan demikian jika meminum markisa merupakan obat untuk melawan hawa dingin dan jika diminum pada daerah dataran rendah (kota) terasa segar

7. Modal yang diperlukan tidak banyak karena jika produk laku maka bias membeli bahan baku lagi.

Tahun 1997 perusahaan tersebut sudah memiliki izin Depdeks dan pada tahun 1998 mengalami perkembangan pesat sehingga memutuskan untuk mendirikan tempat produksi berukuran 10 × 10 meter, dan saat ini telah berubah menjadi pabrik yang cukup presentatif untuk mengolah markisa dan memiliki karyawan kurang lebih 10 orang dan karyawan tetap sebanyak 20 orang .

Sejak tahun 2003 dimulailah memproduksi sirup markisa secara mekanis untuk memenuhi permintaan yang cukup banyak ,dan pada tahun 2007- 2008 telah mendapat bantuan mesin-mesin dari Dinas Perindang Kota Makassar,

(50)

disamping itu ada juga mesin-mesin yang dirancang dengan sendirinya dan bantuan mesin dari pemerintah sehinnga mesin tersebut bias efaktif beroperasi.

Adapun mesin antara lain :

1. Pemisah biji dan kapasitas1 ton/4 jam 2. Mesin potong buah

3. Mesin pengeruk buah

4. Mesin pengisian botol dengan kapasitas 1.000 botol/ jam 5. Conveyer (ban berjalan)

6. Sementara dalam penyelesaian mesin pembuat markisa tampa pengawat.

Demikian pula dalam halnya dengan sistem pengendalian persediaan bahan baku yang tepat, belum didapatkan suatu pola untuk dijadikan pedoman. Oleh karenanya, perusahaan CV.Citra Sari Makassar berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan penelitian-penelitian guna guna mendapatkan suatu sistim pengendalian persediaan bahan baku yang efektif.

B. Struktur Organisasi

Sebagaimana diketahui bersama bahwa setiap perusahaan mempunyai suatu struktur organisasi, dimana struktur ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai tugas dan kewajiban bagi para pekerja dan manajer dalam perusahaan.

Perusahaan pengelolaan buah markisa berdasarkan dengan struktur organisasi ini terdiri komponen-komponen :

(51)

1. Pimpinan/wakil pimpinan

2. Bagian Produksi 3. Bagian Pemasaran 4. Bagian Keuangan

7. Bagian Ekspor/Bagian Unsur Luar

GAMBAR.1.1

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Pimpinan H.M.Siri

Penagihan Imran

Kabag. Produksi Firmansyah Kabag.Keuangan

Nurul Linsayani

Kabag.Pemasaran Ihsan Perwakilan Manajemen M.Irwan

Adm/PersonaliaA ulia

PembelianH.

M.Siri Penjualan

Imran Teknisi Mesin

Iwan Quality control/

Gudang AA.Amru

(52)

C. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

pimpinan dan wakil pimpinan beserta stafnya dari masing-masing bagian, berikut ini akan diuraikan sebagai berikut :

1. Pimpinan dan Wakil Pimpinan

Bertanggung jawab penuh atas perkembangan perusahaan, oleh karena itu merupakan pengambil keputusan (Decision Making) bagi setiap kebijaksanaan yang ditempuh dalam perusahaan itu.Pimpinan dan wakilnya tidak langsung terjun ke dalam pengelolaan, dan proses produksi, dan produksi tersebut, karena semua tugas sudah dibagi-bagikan kepada masing-masing bagian.

Pimpinan dan Wakil ini mempunyai fungsi utama, antara lain:

a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari

b. Mempunyai wewenang dalam penentuan terhadap buruh harian untuk diberhentikan.

c. Bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan.

2. Bagian Produksi

Bahagian ini berfungsi untuk mengadakan sorter atau pemilihan/pemisahan terhadap bahan baku yang memenuhi syarat untuk bisa dipakai dan yang tidak memenuhi syarat dadiproses ataukah seharusnya dibuang. Bahagian ini dapat pula berfungsi untuk pengadaan barang-barang yang siap untuk di proses atau dipasarkan. Bahagian ini mempunyai tugas yaitu :

(53)

a. Mensortir/memisahkan barang-barang yang baru diterima b. Membersihkan bahan baku ang akan di proses.

c. Mengklasifikasikan bahan baku yang baru dating

d. Bertanggung jawab dalam proses produksi serta melakukan pengawasan terhadap jalannya proses serta produksi serta hasil akhir.

3. Bagian Pembelian

Pada bagian pembelian ini bertanggung jawab terhadap kelancaran transaksi pembelian dari timbulnya surat perintah pembelian sampai dengan barang-barang yang dibeli.Adapun tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:

a. Memesang barang-barang sesuai dengan jadwal kebutuhan nya tetapi berpedoman kepada biaya-biaya yang minimum

b. Membuat dan mengirim beberapa surat permintaan dan penawaran harga kepada suplier untuk pembelian bahan baku.

c. Mengikuti perkembangan permintaan barang-barang dihubungkan dengan jumlah yang sebenarnya dibutuhkan, memperhatikan kapan kebutuhan itu dipenuhi.

d. Terus berusaha mencari sumber barang baru dan meneliti secara ekonomis suplier yang ada sekarang.

4. Bagian Pemasaran

Bahagian ini berfungsi menjalankan kegiatan pemasaran sari buah, mengantar produksi pada agen-agen serta berusaha dalam meningkatkan volume pemasaran dan market share bagi markisa.

(54)

a. Bagian pemasaran bertanggung jawab terhadap kelancaran transaksi penjualan dari timbulnya suatu order sampai penyerahan uang hasil pemasaran kepada kasir perusahaan termasuk dalam hal ini, sebagai berikut Menyelenggarakan administrasi keuangan yang baik.

b. Mengawasi kelancaran distributor barang-branag yang diperlukan langganan.

c. Menyiapkan administrasi dan fisik dari stock barang- barang yang akan dipasarkan.

d. Menyiapkan planning penjualan secara harian maupun jangka panjang.

5. Bagian Keuangan

Bahagian ini mengurus atau bertanggung jawab atas segala hal yang mempunyai kaitan dengan keuangan perusahaan, baik pengeluaran maupun pendapatan yang diperoleh perusahaan.

Bagian keuangan ini bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur.

Dan mempunyai fungsi, sebagai berikut :

a. Mengadakan policy, pengurusan dalam bidang keuangan, dan administrasi, personalia untuk kelancaran jalannya perusahaan.

b. Menyusun laporan berkala mengenai bidangnya untuk disarahkan kepad.Direktur mengenai hal-hal yang tidak dapat diputuskannya sendiri untuk mendapatkan keputusan.

c. Mengkoodinir tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan dalam distributor keuaMenyusun anggaran Direktrat keuangan dan anggaran rutin.

(55)

d. Bertanggung jawab dan nelaporkan kepada Direktur.

6. Bagian Ekspor/Bagian Urusan Luar

Bahagian ini mempunyai peranan untuk mengurus penerimaan produksi bila ada pesanan yang diterima dari luar daerah, dengan demikian bagian ini hanya berfungsi secara temporer, artinya bahagian ini menjalankan fungsi bila ada pesanan yang diterima

Bagian perdagangan umum bertanggung jawab terhadap kelancaran transaksi penjualan dari timbulnya suatu order sampai penyerahan uang hasil penjualan kepada kasir, hal ini termasuk antara lain:

a. Penyelenggaraan administrasi keuangan yang baik.

b. Mengawasi administrasi kelancaran distribusi dan fisik dari stock barang-barang yang akan dipasarkan.

c. Menyiapkan planning penjualan secara harian maupun jangka panjang.

D. Visi dan Misi CV.Citra Sari terhadap IKM

Visi :

1. Menghasilkan produk olahan markisa yang berkualitas

2. Diversifikasi produk antara lain Duodol Markisa,Selai Markisa dan Markisa bubuk

3. Membuka lapangan kerja seluas-luasnya.

Misi :

(56)

1. Mengoptimalkan sumber daya manusia agar mampu menghasilkan mesin produksi

2. Mengoptimalkan peran petani untuk menghasilkan buah markisa yang berkualitas

3. Melakukan penelitian/eksperimen agar bias menghasilkan produk- produk dari olahan buah markisa

E. Komitmen terhadap IKM:

Maju bersama untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar,meningkatkan semangat sesame pelaku usaha.

1. Motivasi/factor pendorong yang menjadikan pelopor bagi IKM

Dalam mengembangkan produk, organisasi dan Manajemen, pwerusahaan lebih mendahulukan permintaan pasar dan melihat perkembangan zaman, sesuai visi dan misi perusahaan yang terus mengembangkan produk yang dihasilkan yang awalnya tahun 2000 baru menghasilkan sirup dan tahun 2011 ini sudah mengembangkan dodol markisa.

Awalnya perusahaan membeli bahan baku di pasar,tetapi sekarang ini sudah mengadakan kerja sama dengan kelompok tani,sehinnga bahan baku markisa selalu sedia,begitu pula dengan pencucian botol dan packingberupa keranjang telah melatih masyarakat sekitar, sehingga penyerapan tenaga diharpkan mengurangi tingkat pengangguran dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat di sekitar perusahaan dan petani di desa Cikoro kecamatan Tompobulu Kabupaten

Gambar

TABEL 1.3.Kalkulasi Pemakaian Biaya Overhead Pabrik Tetap…..59 TABEL 1.4.Kalkulasi Penggunaan Botol…………………………...60 TABEL 1.5.Kalkulasi Pembelian Botol……..………………….…...61 TABEL 1.6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tujuan penelitian secara garis besar adalah untuk mengetahui penerapan analisis biaya diferensial yang digunakan perusahaan dalam pengambilan keputusan menerima

Universitas Kristen Maranatha a. Jadi selisih laba yang diperoleh perusahaan adalah sebesar x – Rp19.851.500 dan diketahui laba lebih besar diterima jika perusahaan

Biaya diferensial mempunyai hubungan dengan biaya peluang, dimana biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya diantara sejumlah alternatif pilihan yang dapat

Hasil penelitian mengenai pengambilan keputusan taktis dalam membeli atau memproduksi sendiri menggunakan biaya diferensial menunjukkan bahwa alternatif memproduksi sendiri botol

Yaitu metode yang menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikannya pada data-data yang sudah ada, berupa tabel perhitungan biaya produksi untuk mengetahui perbandingan biaya

Saran kepada manajemen perusahaan adalah sebaiknya perusahaan menerapkan biaya relevan dalam pengambilan keputusan membuat sendiri atau membeli produk setengah jadi

Hasil penelitian dapat disimpulkan Peran dari akuntansi diferensial dalam pengambilan keputusan jangka pendek, dimana pihak perusahaan membuat sendiri bahan baku

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan biaya diferensial oleh pihak manajemen perusahaan merupakan alternatif yang baik dalam pengambilan keputusan pesanan khusus dalam hal