• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUAL BELI ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DROPSHIPPING MENURUT SUDUT PANDANG AKAD JUAL BELI ISLAM (Studi Kasus Pada Forum Kaskus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JUAL BELI ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DROPSHIPPING MENURUT SUDUT PANDANG AKAD JUAL BELI ISLAM (Studi Kasus Pada Forum Kaskus)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Copyright ©2020, Falah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol. 1, No. 1 Juli 2020 14

E-ISSN: 2774-3292

Volume 1, Nomor 1, Juli 2020

JUAL BELI ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DROPSHIPPING MENURUT SUDUT PANDANG AKAD JUAL

BELI ISLAM (Studi Kasus Pada Forum Kaskus)

SELLING ONLINE BUY BY USING THE DROPSHIPPING SYSTEM ACCORDING TO THE ISLAMIC BUYING ANGLE (Case Study at Kaskus Forum)

BADRUN

Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Ma’arif Way kanan

Jl. Veteran No. 03 Bhakti Negara Kec. Baradatu Kab. Way Kanan Lampung, Indonesia E-Mail : [email protected]

Article Info ABSTRACT

Article History Received : -2020 Revised : -2020 Accepted : -2020

This study aims to examine the dropshipping system for buying and selling online (at the Kaskus forum). Regarding the advantages and disadvantages of the dropshipping system and its fiqh review. The higher level of technology and its use, now buying and selling online does not need to have to be face to face, with the internet, buying and selling becomes instant. Humans no longer need to go to the market or to shop to find the goods they want. By using an internet connection, ordering goods, making payments until the goods ordered arrived in front of the house can be done easily. Here the author emphasizes how this dropshipping system can be an opportunity for the community, especially for students who want to do business online without being bound by time and space and even capital.

This research is a type of qualitative research. Emphasizing the quality or characteristics of the data experienced in accordance with descriptive understanding. Data collection by observation as an online buying and selling, then by studying the literature from various articles, books, news and literature that are seen as representing and related to the object of research. With the comparative analysis method, what happens in the field will be compared with the contract and fiqh law.

The results showed that the online buying and selling system with the dropshipping system had similarities with the greeting agreement scheme and the wakalah contract. Dropshipping is a form of muamalah that is allowed.

Keywords: Buying and selling online,

dropshipping, buying and selling forums jakarta group wholesale, fiqh buying and selling online

Latar Belakang

Di zaman dengan berkembang nya tekhnologi ini, tanpa disadarai semua lapisan masyarakat merasakan dampaknya, dengan teknologi yang ada saat ini sangatlah memberikan kemudahan bagi setiap manusia dalam segala bidang, sebagai contoh bagi para pelaku usaha dalam bidang perniagaan atau jual belibaik makro maupun mikro. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan dapat terlepas dalam kegiatan jual beli untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan hal itu juga sudah dilakukan oleh para pendahulu kita jauh sebelum teknologi berkembang pesat seperti saat ini.

Dengan teknologi semua aktivitas kita dapat berubah menjadi lebih praktis, seperti kita dapat mengakses apapun yang kita mau dari manapun kita berada. Salah satu bentuk nyata

(2)

Copyright ©2020, Falah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol. 1, No. 1 Juli 2020 15

kemajuan teknologi adalah dengan adanya internet. Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk tahun 1970-an dan disebut Arpanet yaitu komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, selanjutnya jaringan ini diperbaharui dan dikembangkan dan menjadi tulang punggung terbentuknya internet sekarang.1

Internet memberikan berbagai fasilitas bagi penggunanya, salah satunya adalah fasilitas sebagai tempat jual beli. Fasilitas ini dapat digunakan sebagai ladang untuk berbisnis, bagi pebisnis online internet merupakan tempat untuk mencari keuntungan berupa materi, caranya?

tentu dengan mengoptimalkan kegunaan dari internet itu sendiri.

Namun secara umum pemanfaatan interrnet masih jauh dari optimal. Terlebih di Indonesia, jangan kaget kalau ada pengusaha Indonesia yang belum pernah bersentuhan dengan komputer apalagi internet. Pengusaha yang bisa tetap bertahan adalah yang berani menghadapi perubahan dengan mengambil keuntungan dari perubahan itu sendiri.2

Melihat berbagai macam kegunaan internet, salah satu yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk berbisnis online adalah fungsi atau kegunaan internet sebagai media jual beli.

Dewasa ini pihak pedagang maupun pihak pembeli tidak harus bertemu secara langsung atau kontak fisik (face to face) dalam melakukan jual beli. Kebanyakan pelaku bisnis online adalah anak muda, seperti dikutip dari okezone.com “Belakangan ini bisnis online kian menjamur di Tanah Air. Hal ini tak lepas dari jumlah pengguna internet yang terus meningkat.

Saat ini pelaku bisnis online lebuh cenderung lebih meningkat dan menjadi tren masa kini karena tidak memerlukan biaya yang besar. Selain itu, saat ini masyarakat juga memiliki minat yang tinggi untuk melakukan belanja melalui online.

Media online dan sosial media yang merata digunakan oleh setiap lapisan masyarakat akan memudahkan masyarakat untuk mengenal produk anda. Tidak memerlukan media iklan lagi, tanpa batasan wilayah, kota bahkan negara dapat melihat produk jualan Anda dengan cepat.3

Salah satu alternatif dalam internet marketing yang belakangan ini sedang booming adalah jual beli online dengan menggunakan sistem dropship. Masalah- masalah yang ditakuti seperti ketiadaan waktu ataupun modal bisa diakali dengan cara ini.

Dropshipping merupakan penjualan produk yang memungkinkan dropshipper menjual barang ke pelanggan dengan bermodalkan foto dari supplier/toko (tanpa harus menyetok

1 Agoeng Noegroho, Teknologi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.2.

2 Arto Soebiantoro, Merek Indonesia Harus Bisa, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013), h.15.

3 https://finata.id/ide-bisnis-online/ artikel diakses pada 2 Juni 2020

(3)

Copyright ©2020, Falah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol. 1, No. 1 Juli 2020 16

barang) dan menjual dengan harga yang ditentutkan oleh dropshipper atau kesepakatan harga bersama antara supplier dengan dropshipper.4

Jika dilihat secara sekilas, tentu menjadi hal yang agak sulit dimengerti bagi mereka yang baru mengenal istilah tersebut. Namun sesungguhnya, pada praktiknya ini adalah hal yang mudah untuk dilakukan. Gampangnya, dropshipping adalah menjual barang milik supplier atas seizin supplier kepada pembeli dengan bermodalkan komputer dan koneksi internet.

Melakukan jual beli tidaklah boleh dilakukan dengan asal-asalan, karena pada hakikatnya dalam jual beli ada nilai tolong menolong antara orang yang membutuhkan barang dengan orang yang membutuhkan uang, maka dari itu dalam jual beli harus saling menguntungkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh ada pihak yang dirugikan.

Dalam islam konsep jual beli dijelaskan dalam fiqh muamalah. Pengertian muamalah dalam arti luas adalah aturan aturan hukum Allah untuk mengatur manusia dalam kaitanya dengan urusan duniawi dan definisi pengertian muamalah arti sempit adalah aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam kaitannya dengan cara memperoleh dan mengembangkan harta benda.5

Menurut sebagian besar ulama mengatakan bahwa salah satu rukun dan syarat sah nya jual beli adalah adanya ijab dan qobul dimana dalam ijab dan qobul itu dilakukan ketika dalam satu majelis atau kedua belah pihak yang melakukan jual beli bertemu dalam satu tempat tersebut. Sebenarnya syarat sah jual beli online sudah terpenuhi selama barang atau objek akad yang diperjual belikan tidak bertentangan secara syar’i (halal), maka transaksi jual beli itu diperbolehkan dalam islam. Namun yang menjadi fenomena adalah ketika transaksi itu dilakukan tidak dalam satu majelis atau tempat untuk bertransaksi antara kedua belah pihak, dimana nantinya akan menimbulkan hukum lain dari diperbolehkannya jual beli tersebut menimbulkan perdebatan dikalangan ulama dimana nantinya akan mempengaruhi hukum jual beli online dengan sistem dropshipping ini dalam sudut pandang hukum Islam.

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode diskriptif analitif, yaitu penelitian yang dimaksdukan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.6

4 Ahmad Syafii, Step By Step Bisnis Dropshipping dan Reseller, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013), h.2.

5 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.1.

6 Suharsimi Arikunto, Management Penelitian, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2005), h.234.

(4)

Copyright ©2020, Falah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol. 1, No. 1 Juli 2020 17

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan menggali atau membangun satu proporsi atau menjelaskan makna dibalik realita. Peneliti berpijak dari realita atau peristiwa yang berlangsung dilapangan.7 Penelitian metode kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif, mengenai kata-kata lisan maupun tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.8

Penelitian kualitatif juga merupakan penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata atau lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang-orang yang berkompeten dibidangnya. Adapun sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah : 1) Data Primer yang dimaksud dengan data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang dilakukan oleh peneliti.9 Data primer diperoleh langsung dari objek penelitian yaitu narasumber sebagai member dalam forum jakarta grosir group sekaligus pelaku jual beli online dengan menggunakan sistem dropshipping. Dan juga data primer yang digunakan oleh penulis adalah referensi-referensi kepustakaan yang berkaitan dengan jual beli online dalam islam. 2) Data Sekunder, data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.10

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1) Studi Pustaka (Library Research), Studi pustaka yang dilakukan antara lain melalui beberapa buku dan literatur yang dipandang mewakili (resprentatif) dan berkaitan (relevan) dengan objek penelitian. Objek penelitian yang dimaksud adalah jual beli online dengan menggunakan sistem

“dropshipping” sebagai salah satu alternatif untuk berbisnis. 2) Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati langsung terhadap objek penelitian. Observasi juga merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.11Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung terhadap suatu situs yang melakukan jual beli online. 3) Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan permasalahan tertentu dengan tanya jawab secara langsung yang bebas dan terbuka.12 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung dengan salah seorang pelaku dropshippin. 4) Studi

7 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h.

82

8 Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 166

9 Husain Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, cet.VI, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h.42

10 Ibid.,h.42.

11 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metedologi Penelitian Sosial, , Cet.4 (Jakarta:

Bumi Aksara, 2003), h.54.

12 Lexy J.Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, h.234

(5)

Copyright ©2020, Falah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol. 1, No. 1 Juli 2020 18

Dokumentasi. Pengumpulan data diambil dari dokumentasi-dokumentasi yang penulis dapatkan selama observasi. Mendapatkan data yang diperlukan, mengumpulkan dan mempelajari dipandang mewakili (representatif), relevan dan berhubungan dengan objek penelitian.

Kerangka Teori dan Pembahasan

Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan al-bai’ yang berarti menjual, mengganti, atau menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Lafadz al-bai’ dalam bahasa arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yakni kata asy-syira’ (beli). Dengan demikian, kata al- bai‟ berarti jual sekaligus juga berarti beli.3

Dapat diambil garis besarnya bahwa jual beli adalah terjadinya pertukaran suatu barang dengan barang lainnya diantara dua pihak, yang nilainya sukarela sesuai dengan perjanjian diantara kedua pihak tersebut, dibenarkan menurut syar’a dan disepakati bersama. Atau pemindahan hak dan kepemilikan dari satu pihak kepada pihak lain yang bisa dilakukan dengan cara pertukaran barang (barter) maupun pemindahan dengan alat ganti yang disesuaikan.

Dasar hukum jual beli terdapat dalam beberapa ayat al-qur’an diantaranya

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama- suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (An-Nisa : 29)

Jual beli adalah merupakan suatu akad, dan dapat dikatakan sah apabila telah memenuhi rukun dan syarat jual beli. Akad ialah ikatan kata antara penjual dan pembeli. Jual beli belum dapat dikatan sah apabila ijab dan qabul belum dilakukan, karena ijab qabul menunjukkan kerelaan(keridhaan) diantara kedua belah pihak.

Menurut jumhur ulama, rukum jual beli itu ada empat, yaitu sebagai berikut : 1) Orang yang berakad (penjual dan pembeli). 2) Sighat (lafaz ijab dan qabul). 3) Ada barang yang dibeli.

4) Ada nilai tukar pengganti barang. Menurut Mazhab Hanafi, orang yang berakad, barang yang dibeli, dan nilai tukar barang(1,3,4) diatas, termasuk syarat jual beli bukan rukun. Dalam bertransaksi itu diperlukan rukun-rukun. Adapun rukun jual beli ada tiga, yaitu akad(ijab qabul), orang yang berakad(penjual dan pembeli), dan ma’kud alaih (objek akad).5

Permasalahan yang terjadi saat ini adalah bagaimana sistem jual beli online menggunakan sistem dropshiping dalam kacamata hukum islam. Berikut akan dijelaskan gambaran terkait jual beli online dengan sistem dropshiping dalam forum kaskus. KASKUS adalah forum diskusi & jual beli terbesar di Indonesia. KASKUS adalah rumah bagi siapa saja untuk menemukan segala hal yang mereka butuhkan. Jutaan orang menggunakan KASKUS

(6)

Copyright ©2020, Falah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol. 1, No. 1 Juli 2020 19

untuk mencari informasi, pengetahuan, bergabung dengan komunitas baru, hingga jual beli segala jenis barang dan jasa dengan harga terbaik.

KASKUS terbagi kedalam dua jenis forum yaitu Forum & Forum Jual Beli (FJB).

Forum adalah tempat untuk mendiskusikan segala hal. FJB adalah tempat untuk bertransaksi jual beli segala macam produk. Forum diskusi KASKUS kerap memberitakan informasi yang tidak bisa ditemukan di portal-portal berita lain. FJB KASKUS juga terbukti sebagai tempat paling lengkap untuk menemukan segala macam produk & jasa.

Dapat dikatakan bahwa KASKUS merupakan perantara bagi supplier yang ingin mencari dropshipper dan para user KASKUS lainnya yang ingin menjadi seorang dropshipper.

Sama halnya seperti menjual barang diatas, para supplier pun mengiklankan barang dagangannya dengan cara menjelaskan secara rinci tentang barang yang akan dijual, kemudian membuka kesempatan bagi orang lain untuk menjual kembali barang dagangannya dengan membuka sistem re-seller ataupun sistem dropshipping. Sedangkan para user KASKUS lainnya yang ingin menjadi seorang dropshipper dapat menghubungi para supplier yang membuka kesempatan untuk “memanjangkan tangan” barang dagangannya tersebut.

Fenomena keanoniman penjual online ini kemudian berkembang menjadi sebuah tren bisnis yang dikenal dengan nama dropshipping. Dropshipping mirip dengan metode penjualan eceran. Uniknya, si pengecer tidak perlu menyimpan atau memiliki produk secara fisik.

Pengecer menjalin kerjasama bisnis dengan perorangan atau perusahaan grosir (wholesaler/supplier), yang merupakan pemasok dari produk yang dijual oleh si pengecer.

Seluruh permintaan produk yang didapat dari pembeli diteruskan kepada perusahaan grosir.

Pihak perusahaan grosir inilah yang nantinya akan mengirimkan pesanan kepada pembeli.

Hal menarik dari tren dropshipping ini adalah ketidaktahuan calon pembeli bahwa ia sedang bertransaksi online dengan pengecer yang sebenarnya tidak memegang produk secara fisik. Transaksi semacam ini hanya mungkin terjadi di bisnis dunia maya.

Seorang dropshipper alias pelaku bisnis dropshipping hanyalah menyebarluaskan informasi produk kepada sebanyak-banyaknya orang. Ketika dropshipper mendapatkan pembeli, ia akan meneruskan pesanan kepada wholesaler/supplier. Dropshipper hanya menawarkan produk kepada pembeli, tanpa perlu perlu menyetok produk sama sekali. Menjadi seorang dropshipper bukan berarti kita bisa langsung membayangkan keuntungan yang berlimpah didepan mata kita, karena menjadi seorang dropshipper tidak semudah seperti yang dibayangkan atau diceritakan. Kita tidak akan tahu jika kita tidak memulainya sendiri.

Skema Dropshiping, Dalam FJB (Forum Jual Beli) KASKUS terdapat banyak supplier yang menyediakan sistem dropshipping, diantara banyaknya supplier tersebut maka harus

(7)

Copyright ©2020, Falah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol. 1, No. 1 Juli 2020 20

diteliti dan dicermati supplier manakah yang dapat dijadikan sebagai objek untuk memulai bisnis dropshipping ini. Dalam KASKUS, sebuah akun dapat dinilai sebagai akun yang “baik”

dan akun yang “buruk”. Akun yang memiliki reputasi baik dapat dilihat dengan ciri kotak berwarna hijau dibawah akun tersebut, biasa disebut dengan bar. Sedangkan akun yang buruk memiliki ciri kotak berwarna merah dibawah akun tersebut. warna hijau dan merah ini merupakan reputasi yang diberikan oleh member lain kepada sebuah akun untuk menandakan akun tersebut baik atau tidaknya.

Kekurangan Jual Beli Online dengan Sistem Dropshipping, Kehadiran sistem dropshipping dalam dunia jual beli online memang membawa “angin segar” bagi para pebisnis online yang hendak menekuni dunia ini namun tanpa memiliki modal yang cukup. Dengan segala kelebihan dan potensi yang dimilikinya, sistem dropshipping ini masih memiliki beberapa kekurangannya, yaitu: 1) Bagi dropshipper, dalam sistem dropshipping ini harus benar-benar mencari supplier yang bagus. Karena jika tidak, dapat terjadi masalah seperti, suppiler tidak mengirimkan barang pesanan dari si dropshipper, yang akhirnya nama baik dropshipper yang menjadi taruhan dan juga dapat menjadi kerugian finansial bagi si dropshipper itu sendiri. 2) Dalam sistem ini pembeli tidak dapat melakukan COD (Cash On Delivery) dalam pembayarannya, yaitu bertemuya penjual dan pembeli secara langsung, karena penjual tidak memegang barang dagangannya yang memang barang tersebut ada di pihak supplier. 3) Layaknya jual beli online, dalam sistem ini rentan terhadap tindak penipuan. Jual beli online tidak dapat melihat langsung siapa penjual ataupun pembelinya, dan terkadang barang yang ditampilkan berupa foto oleh seorang dropshipper tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan barang yang diterima oleh customer. Hal ini memang murni kesalahan dari supplier, namun secara tidak langsung dropshipper yang akan dicari oleh customernya untuk penggantian barang yang tidak sesuai tersebut.

Jual beli online tentu tidak terlepas dari aksi penipuan, tidak bertemunya penjual dengan pembeli secara langsung menimbulkan celah bagi tindak penipuan ataupun wanprestasi untuk dapat terjadi pada setiap transaksinya. Dalam FJB (Forum Jual Beli) KASKUS, untuk menghindari tindak penipuan tersebut, dapat menggunakan jasa pihak ketiga yang biasa disebut REKBER (Rekening Bersama). Pihak ketiga ini merupakan perantara antara penjual dan pembeli dimana dana dari pembeli akan masuk ke dalam rekening rekber terlebih dahulu, tidak langsung masuk ke dalam rekening si penjual. Kemudian pihak rekber akan mengkonfirmasikan kepada pihak penjual bahwa dana dari pihak pembeli sudah masuk kedalam rekening rekber, kemudian pihak rekber akan memberitahu pihak penjual untuk segera mengirimkan barang yang dibeli oleh pihak pembeli. Lalu, ketika barang sampai ditangan pihak pembeli, maka pihak pembeli akan memberitahu pihak rekber bahwa barang telah diterima oleh pihak pembeli dalam

(8)

Copyright ©2020, Falah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol. 1, No. 1 Juli 2020 21

keadaan baik, setelah itu barulah pihak rekber akan mencairkan dana dari pihak pembeli ke pihak penjual. Dengan menggunakan jasa rekber ini maka transaksi bisa dipastikan aman sehingga tidak terjadi kerugian pada pihak manapun.

Komparasi antara akad salam dan juga akad wakalah dengan sistem dropshipping ini memiliki kesamaan. Baik itu alur dan pihak-pihak yang berperan. Bila dalam akad salam biasanya yang menjadi objek jual beli adalah berupa bahan- bahan hasil bumi seperti dari pertanian, maka dalam dropshipping ini mencakup hal yang lebih luas dalam objek jual belinya, seperti barang hasil pabrik yang berupa sepatu.

Sesuai dengan rukun dan syarat sah salam yang berlaku, sistem dropshipping ini pun bisa dinilai sah. Rukun salam lengkap dengan transaksinya, syarat sahnya pun telah dipenuhi oleh sistem dropshipping. Sesuai kaidah usul fikih, bahwa hukum asal dalam semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Diluar barang yang diperjualbelikan, sistem dropshipping ini adalah boleh.

Sedangkan dalam akad wakalah, sistem dropshipping ini memiliki kesamaan dalam menentukan posisi dimana dropshipper yang merupakan pewakil barang dari supplier yang mewakilkan barang. Dengan memahami beberapa kelemahan dari sistem dropshipping maka sebelum memulai bisnis online dengan sistem dropshipping ini, tentu para pelaku bisnis akan dapat mencari solusi-solusi dari kelemahan tersebut sehingga bisa mengurangi nilai kelemahan dari sistem ini. Ditambah dengan memperhatikan dan menanamkan prinsip syariah didalamnya sudah tentu hal ini akan membuat para pelaku bisnis online yang beragama Islam menjadi tidak meragukan hukum halal dan haramnya lagi, sehingga dimasa mendatang dengan sistem ini akan dapat menggalakkan para wirausahawan-wirausahawan muda untuk dapat menjalankan usahanya tanpa harus terbentur modal berupa uang.

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online Sistem Dropshipping

Dalam melakukan transaksi jual beli, tentunya harus diperhatikan rukun maupun syaratnya, agar transaksi tersebut menjadi halal hukumnya. Begitupun dengan transaksi jual beli online, tanpa memperhatikan rukun dan syarat, maka ditakutkan transaksi jual beli online tersebut menjadi haram hukumnya. Untuk melihat akad apakah yang digunakan dalam sistem dropshipping ini, penulis mengacu lebih jauh kepada akad salam dan akad wakalah. Pada prinsipnya konsep salam diperuntukkan bagi transaksi jual beli barang yang belum diproduksi, dengan kata lain, salam adalah pemesanan barang yang spesifikasinya sudah disepakati dan harganya dibayar secara tunai di depan (advance payment), sementara penyerahan barang yang

(9)

Copyright ©2020, Falah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol. 1, No. 1 Juli 2020 22

dipesan dilakukan kemudian.13

Sedangkan wakalah, pada prinsipnya adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua. Dalam hal- hal yang diwakilkan (dalam hal ini pihak kedua) hanya melaksanakan sesuatu sebatas kuasa atau wewenang yang diberikan oleh pihak pertama, namun apabila kuasa itu telah dilaksanakan sesuai yang disyaratkan, maka semua resiko dan tanggung jawab atas dilaksanakan perintah tersebut sepenuhnya menjadi pihak pertama atau pemberi kuasa.

Untuk memudahkan dalam memahami konsep akad salam dan wakalah dalam transaksi online sistem dropshipping, berikut penulis berikan gambaran simulasi transaksi dropshipping ini pada pasar online FJB KASKUS dengan sistem dropshipping.

Ruchdi ingin mencari supplier sepatu dengan brand converse untuk kemudian ia jual kembali, lalu ia melakukan browsing di KASKUS untuk mencari supplier dengan harga jual termurah dan juga dapat dipercaya. Kemudian ia menemukan lapak dari “Soshi K-Shop” yang menjual sepatu dengan brand converse tersebut dengan membuka sistem dropshipping.

Selanjutnya Ruchdi menghubungi “Soshi K-Shop”untuk meminta pricelist dari barang yang dijualnya sekaligus ketentuan dan syarat menjadi dropshipper. Setelah memenuhi persyaratan dan ketentuan menjadi dropshipper, maka “Soshi K- Shop” memberikan pricelist lengkap tentang barang dagangannya berikut foto- fotonya. Terjadilah kesepakatan “Soshi K-Shop”

sebagai supplier dengan Ruchdi sebagai dropshipper tentang ketetapan harga jual. Setelah itu, Ruchdi mulai memasarkan produknya di KASKUS dengan melampirkan foto-foto yang diberikan “Soshi K-Shop” dan menjualnya dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya untuk menjaga persaingan harga pasar.

Pada tahap selanjutnya lagi, ada customer yang menghubungi Ruchdi untuk membeli sepatu converse tersebut, setelah deal dengan customernya dan customernya mentransfer sejumlah uang kepada Ruchdi, kemudian Ruchdi menghubungi “Soshi K-Shop” selaku supplier untuk mengirimkan barang tersebut ke alamat customer yang memesan kepada Ruchdi.

Dikirimlah barang pesanan tersebut oleh “Soshi K-Shop” kepada customernya Ruchdi dengan mengatasnamakan Ruchdi sebagai pengirim barang tersebut, sehingga ketika barang tersebut sampai ketangan customer, maka yang customer tahu adalah bahwa Ruchdi lah sebagai penjual yang mengirim barang tersebut.

Dari simulasi diatas, penulis mencoba menggambarkan skema dropshipping dengan memasukkan pihak-pihak yang terlibat, kemudian membandingkannya dengan skema akad

13 Irma Devita Purnamasari & Suswinarno, Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer Akad Syariah, cet.1, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2011), h.56.

(10)

Copyright ©2020, Falah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol. 1, No. 1 Juli 2020 23

salam dan juga akad wakalah untuk menemukan persamaan dan perbedaannya. Selanjutnya menelaah syarat dan rukun akad salam dan wakalah apakah terdapat dalam skema dropshipping. Dengan demikian maka akan diketahui apakah akad salam dan wakalah nya sah atau tidak. Implementasi akad Salam dalam Jual Beli Online Sistem Dropshipping, Akad salam merupakan salah satu jenis bentuk jual beli yang diperbolehkan dalam Islam. Transaksi salam akan sah apabila memenuhi rukun dan syaratnya. Dalam akad salam, dropshipper bertindak sebagai penjual (tangan kedua) dimana penjual pertama adalah supplier. Namun tidak terdapat akad salam antara supplier dengan dropshipper. Akad salam terdapat ketika terjadi transaksi antara dropshipper dengan customer (konsumen), dimana konsumen melakukan pembayaran terlebih dahulu kepada dropshipper atas barang yang ingin dibeli, kemudian dropshipper memesankan barang yang diinginkan oleh konsumen tersebut kepada supplier sesuai dengan kriteria pesanan si konsumen.

Implementasi akad salam yang telah disesuaikan dengan simulasi transaksi dropshipping adalah sebagai berikut: 1) Muslam (Pembeli) Pembeli, dalam akad salam harus cakap hukum dan tidak ingkar janji atas transaksi yang telah disepakati. 2) Muslam ilaih (Penjual) Penjual merupakan pihak yang menyediakan barang. Penjual disyaratkan harus cakap hukum dan tidak boleh ingkar janji. 3) Hasil produksi/barang yang diserahkan (muslam fihi).

Hasil produksi merupakan objek barang yang akan diserahkan oleh penjual sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam akad. Hasil produksi tidak termasuk dalam katageri barang yang dilarang (barang najis, haram, samar/tidak jelas/syubhat) atau barang yang dapat menimbulkan kemudaratan. 4) Harga Harga disepakati pada saat awal akad antara pembeli dan penjual, dan pembayarannya dilakukan pada saat awal kontrak. Harga barang harus ditulis jelas dalam kontrak, serta tidak boleh berubah selama masa akad.

Implementasi akad wakalah dalam jual beli online dengan sistem dropshiping, Berbeda dengan akad salam yang orientasinya merupakan akad jual beli untuk mencari profit. Akad wakalah merupakan akad yang bersifat tabarru’, yang orientasinya tidak mencari profit, melainkan tolong menolong dengan mengharapkan balasan dari Allah SWT. Namun dalam pengembangannya, akad wakalah ini bisa juga tidak hanya sekedar bersifat tabarru’, namun dapat juga mengambil fee di dalamnya. Akad ini disebut wakalah bil ujroh. Transaksi wakalah akan sah apabila memenuhi rukun dan syaratnya. Implementasinya dalam simulasi trasaksi dropshipping adalah sebagai berikut: 1) Orang yang mewakilkan (muwakkil), syarat bagi orang yang mewakilkan adalah dia berstatus sebagai pemilik urusan/benda dan menguasainya serta dapat bertindak terhadap harta tersebut dengan dirinya sendiri. Jika muwakkil itu bukan pemiliknya atau bukan orang yang ahli maka batal. 2) Wakil (orang yang mewakili), syarat bagi orang yang mewakili adalah orang yang berakal. Jika ia idiot, gila, belum dewasa maka batal.

(11)

Copyright ©2020, Falah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol. 1, No. 1 Juli 2020 24

Orang yang sudah berstatus sebagai wakil tidak boleh berwakil kepada orang lain kecuali atas seizin dari muwakkil pertama atau karena terpaksa seperti pekerjaan yang diwakilkan terlalu banyak sehingga ia tidak dapat mengerjakannya sendiri maka boleh berwakil kepada orang lain.14 3) Muwakkal fih (sesuatu yang diwakilkan), syaratnya: a) Menerima penggantian, maksudnya boleh diwakilkan pada orang lain untuk mengerjakannya, maka tidaklah sah mewakilkan untuk mengerjakannya shalat, puasa, dan membaca ayat Alquran, karena hal ini tidak bisa diwakilkan. b) Pekerjaan itu dimiliki oleh muwakkil sewaktu akad wakalah. Oleh karena itu, tidak sah berwakil menjual sesuatu yang dimilikinya. c) Diketahui dengan jelas, maka batal mewakilkan sesuatu yang masih samar, seperti sesorang berkata, “aku jadikan engkau sebagai wakilku untuk mengawinkan salah seorang anakku”. 4) Shigat, yaitu lafaz mewakilkan, shigat diucapkan dari yang berwakil sebagai simbol keridhaannya untuk mewakilkan, dan wakil menerimanya.15

Hasil Penelitian

Berdasarkan teori dan pembahasan serta analisis penulis maka hasil penelitian yang didapatkan adalah, 1) Skema jual beli online dengan sistem dropshipping memiliki kesamaan dengan akad ba’i as-salam. Dalam skema dropshipping terdapat muslam (pembeli), muslam ilaih (penjual), muslim fiihi (obbjek barang) dan juga sighat (ijab dan qabul) didalamnya. Fee yang didapat dari dropshipper berasal dari perjanjian nilai harga jual antara dropshipper dengan supplier. 2) Sistem dropshipping ini juga memiliki kesamaan dengan akad wakalah. Dimana dalam sistem dropshipping ini terdapat supplier yang mewakilkan suatu benda/barang kepada dropshipper yang dapat dikatakan sebagai agen dari supplier tersebut. 3) Sistem dropshipping dalam jual beli online, memenuhi rukun dan syarat sah yang berlaku dalam hukum fikih. Melihat dari proses dan skema sistem dropshipping , jual beli online dengan sistem dropshipping ini adalah bentuk yang diperbolehkan.

Daftar Pustaka

Agoeng Noegroho. 2010. Teknologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Ahmad Syafii. 2013. Step By Step Bisnis Dropshipping dan Reseller. Jakarta: PT Elex Media Komputindo,

Arto Soebiantoro. 2013. Merek Indonesia Harus Bisa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Bagong Suyanto. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Burhan Bungin. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Hendi Suhendi. 2002. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Husain Umar. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. cet.VI. Jakarta: PT. Raja

14 Abdul Rahman, Ghazaly, dkk. Fiqh Mualamat, h.189.

15 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat, h.234.

(12)

Copyright ©2020, Falah: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Vol. 1, No. 1 Juli 2020 25

Grafindo Persada,

Irma Devita Purnamasari & Suswinarno. 2011. Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer Akad Syariah. cet.1. Bandung: PT Mizan Pustaka,

Suharsimi Arikunto. 2005. Management Penelitian, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Referensi

Dokumen terkait

(3) pengaruh secara simultan antara pemberian hadiah dan keaktifan menjawab pertanyaan terhadap hasil belajar IPS materi peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

Meskipun belum wajib, kedua instrumen ini sangat bermanfaat dalam membantu mengidentifikasi risiko yang dapat ditimbulkan oleh perusahaan, dan bagaimana perusahaan

Berbeda dengan tahun 2014, pola luas panen pada tahun 2014 dari triwulan I menuju triwulan II mengalami penurunan kemudian mengalami peningkatan pada triwulan

Artinya, doa-doa atau mantra merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia terutama bagi pelaku magi pada saat melakukan upacara keagamaan, hal tersebut akan

Memetakan kecenderungan sentimen pesan dalam komentar yang disampaikan oleh netizen di unggahan akun Lambe Turah, mayoritas netizen cenderung lebih banyak memberikan

Bahwa mereka yang namanya tercantum dalam Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Pariaman, dipandang cakap dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai Tim Kerja

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik final meliputi: 1) proses pengembangan Buku Ajar Guru berbasis pendekatan saintifik pada Mata

13 ISNAINI ROSMAYANI 14 LIANA SUKMAWATI 15 MUHAMMAD AMIN 16 MUHAMMAD HALILUDDIN 17 MARWAN ALI 18 MARIANAH 19 NURUL WAHIDAH 20 NURMAYANTI 21 NURHAINI 22 NURHASANAH 23 RETNO ASRI