• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN RENCANA KERJA TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RANCANGAN RENCANA KERJA TAHUN 2016"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN

RENCANA KERJA TAHUN 2016

KANTOR KETAHANAN PANGAN KABUPATEN PACITAN

Jalan : Letjend R. Suprapto No. 35 Pacitan 63514

Telpon : (0357) 881224, Fax. (0357) 881450

(2)

Penyusunan Rancangan Rencana Kerja (Renja) Kantor Ketahanan Pangan Tahun 2016 berpedoman pada dokumen RPJMD Kabupaten Pacitan dan Renstra Kantor Ketahanan Pangan tahun 2011-2016. Renja tersebut merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Renstra, sehingga mampu menggambarkan rencana capaian kinerja tahunan yang memetakan sasaran, indikator dan targetnya.

Pelaksanaan program dan kegiatan dari tahun ke tahun menunjukkan kinerja yang baik. Pada tahun 2016 ini selain mengoptimalkan program dan kegiatan yang telah berjalan baik pada tahun-tahun sebelumnya, juga telah dirumuskan kegiatan baru untuk mendukung program dan kegiatan yang telah ada. Demikian pula halnya dengan dalam perumusan tujuan, sasaran dan indikator kinerja telah diperbaiki yang disesuaikan dengan isu-isu strategis dan perkembangan situasi di daerah dan nasional mengingat pada tahun 2015 ini telah terjadi pergantian rezim pemerintahan yang baru dari Presiden Susilo Bambang Yudoyono-Budiono ke Presiden Jokowi-Jusuf Kalla, maka Rancangan Renja 2016 ini merupakan estafet terakhir dari perjalanan RPJMD Kabupaten Pacitan dan Renstra Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016. Maka, program dan kegiatan yang dilaksanakan disesuaikan dengan Renstra yang ada.

Dokumen Rancangan Renja ini mencakup seluruh program dan kegiatan Kantor Ketahanan Pangan yang disertai indikator kinerja dari masing-masing kegiatan yang akan dilaksanakan selama tahun 2016. Dengan disusunnya Rancangan Renja Kantor Ketahanan Pangan Tahun 2016 diharapkan mampu mendukung terlaksananya kegiatan secara efisien dan efektif secara berkesinambungan, terukur, terintegrasi dan sinkron antar kegiatan. Rancangan Renja tahun 2016 berfungsi sebagai acuan bagi aparat lingkup Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan dan mitra kerja dalam pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program, kegiatan, dan anggaran untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kemandirian pangan.

Pacitan, - - 2015 KEPALA

KANTOR KETAHANAN PANGAN KABUPATEN PACITAN

Ir. MULYADI, MM Pembina Tingkat I NIP. 19620501 199303 1 006

(3)

Halaman

Sampul Depan i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Daftar Tabel v

Bab I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Landasan Hukum 4

1.3 Maksud dan Tujuan 6

1.4 Sistematika Penulisan 6

Bab II Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu 18

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan

Capaian Renstra SKPD 24

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD 25

2.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi

SKPD 32

2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD 33

2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan

Masyarakat 40

Bab III Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan 42

3.1 Telaahan terhadap kebijakan Nasional dan Provinsi 42 3.1.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional 42 3.1.2 Telaahan terhadap Kebijakan Provinsi 46

3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD 47

3.2.1 Tujuan Renja SKPD 48

3.2.2 Sasaran Renja SKPD 49

3.3 Program dan Kegiatan 50

3.3.1 Faktor-Faktor yang Menjadi Bahan 50

(4)

Bab IV Penutup 57

4.1 Kaidah Pelaksanaan 57

4.2 Tindak Lanjut 58

(5)

Halaman Tabel I.1 Diagram Alir Tahapan Penyusunan renja SKPD

Kabupaten/Kota

3

Tabel II.1 Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja Kantor Ketahanan Pangan dan Pencapaian Renstra Kantor Ketahanan Pangan s/d Tahun 2015 (Tahun Berjalan) Kabupaten Pacitan

19

Tabel II.2 Pencapaian Kinerja Pelayanan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan

26

Tabel II.3 Review terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2016 Kabupaten Pacitan

34

Tabel II.4 Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan Tahun 2016 Kabupaten Pacitan

41

Tabel III.1 Perumusan Tujuan Renja SKPD Tahun 2014 48 Tabel III.2 Perumusan Sasaran Renja SKPD Tahun 2014 49 Tabel III.4 Rumusan Rencana dan Kegiatan SKPD Tahun 2016 dan

Prakiraan Maju Tahun 2017 Kabupaten Pacitan

51

(6)

Rencana Kerja (Renja) pembangunan ketahanan pangan tahun 2016 di kabupaten Pacitan merupakan penjabaran tahun kelima dari RPJMD Kabupaten Pacitan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 yang difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan daerah dan Keputusan Kepala Kantor Ketahanan Pangan Nomor 050/88/408.56/2014 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Kantor Ketahanan Pangan Nomor 050/383/408.56/2011 tentang Penetapan Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pacitan Tahun 2016.

1.1 Latar Belakang

Renja Kantor Ketahanan Pangan Tahun 2016 merupakan dokumen perencanaan kurun waktu satu tahun yang memuat program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, pagu indikatif dan perkiraan anggaran. Renja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ini bertujuan untuk mewujudkan sinkronisasi dan harmonisasi perencanaan ketahanan pangan secara menyeluruh, terpadu, ekonomis, efektif, efisien dan sinergis dengan kebijakan pembangunan jangka menengah nasional, kebijakan jangka menengah provinsi Jawa Timur dan pembangunan jangka menengah kabupaten Pacitan. Renja Kantor Ketahanan Pangan menjadi acuan, arahan kebijakan dan strategi pembangunan ketahanan pangandalam menyusun program dan kegiatan tahun 2016.

Sebagai dokumen rencana tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, maka Renja Kantor Ketahanan Pangan mempunyai arti strategis dalam mendukung penyelenggaraan program pembangunan tahunan pemerintah daerah mengingat beberapa hal sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN

(7)

1. Renja SKPD merupakan dokumen yang secara substansial merupakan penerjemahan dari visi, misi dan program SKPD yang ditetapkan dalam Renstra SKPD.

2. Renja SKPD merupakan acuan SKPD untuk memasukkan program/ kegiatan ke dalam KUA dan PPAS dan perencanaan program/kegiatan yang dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) tahun 2016.

3. Renja SKPD merupakan salah satu instrumen untuk evaluasi pelaksanaan program/kegiatan SKPD yaitu untuk mengetahui sejauh mana capaian kinerja yang tercantum dalam Rencana Kinerja Tahunan.

Mengingatarti strategis dokumen Renja SKPD dalam mendukung penyelenggaraan program pembangunan tahunan pemerintah daerah, maka tahapan penyusunan dan penetapannya berpedoman pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yaitu :

1. Disusun berdasarkan evaluasi pelaksanaan Renja tahun sebelumnya dan mengacu RKPD tahun berkenaan.

2. Program dalam Renja harus sesuai dengan program prioritas sebagaimana tercantum dalam misi RPJMD.

3. Program/kegiatan dalam Renja SKPD harus selaras dengan program/kegiatan yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan dalam forum Musrenbang.

4. Program/kegiatan dalam Renja dilengkapi dengan indikator kinerja keluaran (output), indikator kinerja hasil (outcome) dan dilengkapi dengan pendanaan yang menunjukkan perkiraan maju.

(8)

Tabel I.1

Diagram Alir Tahapan Penyusunan Renja SKPD Kabupaten/Kota

(9)

1.2 Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

9. Peraturan Presiden RI Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan;

10. Peraturan Presiden RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.46/10/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

(10)

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota;

15. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah;

16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor: 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Timur 2009 – 2014;

17. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 71 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal Provinsi Jawa Timur;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokok- Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 21 tahun 2007 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pacitan tahun 2005-2025;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan tahun 2011-2016;

23. Peraturan Bupati Pacitan Nomor 66 tahun 2007 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kantor Ketahanan Pangan;

24. Peraturan Bupati Pacitan Nomor 9 tahun 2010 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya

(11)

25. Peraturan Bupati Pacitan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016;

26. Keputusan Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan Nomor 050/88/408.56/2014 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan Nomor 050/383/408.56/2011 tentang Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Renja ini adalah sebagai panduan dalam mengevaluasi pelaksanaan program/kegiatan tahun 2015 dan perencanaan program/kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan tahun 2016 dan prakiraan maju tahun 2017.

Sedangkan tujuan disusunnya Renja adalah untuk memasukkan program/kegiatan yang ada di dalam Renja ke dalam Kebijakan Umum dan Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara tahun 2016.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika Renja Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan tahun 2016 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan rancangan Renja SKPD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.

1.1 Latar Belakang

Mengemukakan pengertian ringkas tentang Renja SKPD, proses penyusunan Renja SKPD, keterkaitan antara Renja SKPD dengan dokumen RKPD, Renstra SKPD, dengan Renja K/L dan Renja Provinsi serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD.

1.2 Landasan Hukum

Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah,

(12)

peraturan daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang SOTK, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD.

1.3 Maksud dan Tujuan

Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renja SKPD.

1.4 Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD

Bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu (tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja SKPD sudah disahkan.

Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya.

Review hasil evaluasi evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu, dan realisasi Renstra SKPD mengacu pada hasil laporan kinerja tahunan SKPD dan/atau realisasi APBD untuk SKPD yang bersangkutan.

Pokok-pokok materi yang disajikan dalam bab ini, antara lain:

1. Realisasi program/kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil/keluaran yang direncanakan;

2. Realisasi program/kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil/keluaran yang direncanakan;

3. Realisasi program/kegiatan yang melebihi target kinerja

(13)

4. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya, terpenuhinya atau melebihi target kinerja program/kegiatan;

5. Implikasi yang timbul terhadap target capaian program Renstra SKPD; dan

6. Kebijakan/tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut.

Bahan penulisan yang perlu disajikan dalam BAB II ini, mengacu hasil kerja (review hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dan pencapaian kinerja Renstra SKPD).

Tabel yang perlu disajikan sesuai dengan format tabel sebagai berikut:

(14)

Tabel...(nomor table sesuai dengan kebutuhan) Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD dan

Pencapaian Renstra SKPD s/d Tahun …. (tahun berjalan) Kabupaten Pacitan

Nama SKPD : ... Lembar : ...

Kode

Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan

Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(outcomes)/

Kegiatan (output)

Target Kinerja Capaian Program

(Renstra SKPD) Tahun ...

Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan Keluaran Kegiatan s/d dengan tahun (n-

3)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan Tahun Lalu (n-2)

Target program dan

kegiatan (Renja SKPD

tahun n-1)

Perkiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPD s/d tahun berjalan

Target Renja SKPD tahun

(n-2)

Realisasi Renja SKPD

tahun (n-2)

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi Capaian Program dan Kegiatan

s/d tahun berjalan (tahun n-1)

Tingkat Capaian Realisasi Target

Renstra (%)

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9) 11=(10/4)

1 Urusan ...

1 01 Bidang Urusan ...

1 01 01 Program ...

1 01 01 01 Kegiatan...

1 01 01 02 Kegiatan...

1 01 01 03 Dst….

1 01 02 Program ...

1 01 02 01 Kegiatan...

(15)

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM, maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.

Jenis indikator yang dikaji, disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD, serta ketentuan peraturan perundang- undangan yang terkait dengan kinerja pelayanan.

Jika SKPD yang bersangkutan belum mempunyai tolok ukur dan indikator kinerja yang akan diuji, maka setiap SKPD perlu terlebih dahulu menjelaskan apa dan bagaimana cara menentukan tolok ukur kinerja dan indikator kinerja pelayanan masing-masing sesuai tugas pokok dan fungsi, serta norma dan standar pelayanan SKPD yang bersangkutan.

Pada pembahasan sub bab ini perlu disajikan tabel analisis pencapaian kinerja pelayanan SKPD (Analisis kinerja pelayanan SKPD), yang disesuaikan menurut SKPD masing-masing, dengan format sebagai berikut:

Tabel ...(nomor tabel sesuai dengan kebutuhan) Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD …………

Kabupaten Pacitan

No Indikator SPM/standar nasional IKK

Target Renstra SKPD Realisasi

Capaian Proyeksi

Catatan Analisis Tahun

....

(thn n-2) Tahun

....

(thn n- 1)

Tahun ....

(tnn n) Tahun

....

(thn n+1) Tahun

....

(thn n-2) Tahun

....

(thn n- 1)

Tahun ....

(tnn n)

Tahun ....

(thn n+1)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

(16)

No Indikator SPM/standar nasional IKK

Target Renstra SKPD Realisasi

Capaian Proyeksi

Catatan Analisis Tahun

....

(thn n-2) Tahun

....

(thn n- 1)

Tahun ....

(tnn n) Tahun

....

(thn n+1) Tahun

....

(thn n-2) Tahun

....

(thn n- 1)

Tahun ....

(tnn n)

Tahun ....

(thn n+1)

2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD Berisikan uraian mengenai:

1. Sejauhmana tingkat kinerja pelayanan SKPD dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan SKPD;

Khusus provinsi, uraikan mengenai koordinasi dan sinergi program antara SKPD provinsi dengan SKPD kabupaten/kota serta dengan kementerian dan lembaga di tingkat pusat dalam rangka pencapaian kinerja pembangunan;

2. Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi SKPD;

3. Dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi kepala daerah, terhadap capaian program nasional/internasional, seperti SPM dan MDGs (Millenium DevelopmnetGoals);

4. Tantangan dan peluang dalam meningkatkan pelayanan SKPD dan

5. Formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan catatan yang strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program dan kegiatan prioritas tahun yang direncanakan.

(17)

2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD Berisikan uraian mengenai:

1. Proses yang dilakukan yaitu membandingkan antara rancangan awal RKPD dengan hasil analisis kebutuhan;

2. Penjelasan mengenai alasan proses tersebut dilakukan;

3. Penjelasan temuan-temuan setelah proses tersebut dan catatan penting terhadap perbedaan dengan rancangan awal RKPD, misalnya: terdapat rumusan program dan kegiatan baru yang tidak terdapat di rancangan awal RKPD, atau program dan kegiatan cocok namun besarannya berbeda; dan

4. Lampirkan tabel berikut, yaitu dari hasil pengerjaan (telaahan terhadap rancangan awal RKPD).

Tabel ...(nomor sesuaikan kebutuhan) Review terhadap Rancangan Awal RKPD tahun ………

Kabupaten Pacitan

Nama SKPD : ………. Lembar…….dari………

Rancangan Awal RKPD Hasil Analisis Kebutuhan

Catatan Penting No Program/

Kegiatan Lokasi Indikat

or kinerja

Target capaian

Pagu indikatif (Rp.000)

Program/

Kegiatan Lokasi Indikator kinerja

Target capaian

Kebutuhan Dana (Rp.000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

(18)

2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Dalam bagian ini diuraikan hasil kajian terhadap program/kegiatan yang diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat terkait langsung dengan pelayanan provinsi, LSM, asosiasi-asosiasi, perguruan tinggi maupun dari SKPD kabupaten/kota yang langsung ditujukan kepada SKPD Provinsi maupun berdasarkan hasil pengumpulan informasi SKPD provinsi dari penelitian lapangan dan pengamatan pelaksanaan musrenbang kabupaten/kota (bila sudah dilakukan).

Deskripsi yang perlu disajikan dalam subbab ini, antara lain:

1. Penjelasan tentang proses bagaimana usulan program/kegiatan usulan pemangku kepentingan tersebut diperoleh;

2. Penjelasan kesesuaian usulan tersebut dikaitkan dengan isu-isu penting penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD;

3. Sajikan tabel berikut yang diperoleh dari hasil pengerjaan (penelaahan usulan program dan kegiatan masyarakat), yaitu sebagai berikut :

Tabel ...(nomor sesuaikan kebutuhan)

Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan Tahun …….

Kabupaten Pacitan

Nama SKPD : …….

No Program/Kegiatan Lokasi Indikator Kinerja

Besaran/

Volume Catatan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

(19)

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi

Telaahan terhadap kebijakan nasional dan sebagaimana dimaksud, yaitu penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.

3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD

Perumusan tujuan dan sasaran didasarkan atas rumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Renstra SKPD.

Deskripsi untuk mengisi sub-bab ini, mengacu pada perumusan tujuan dan sasaran Renja SKPD.

3.3 Program dan Kegiatan

Berisikan penjelasan mengenai:

a. Faktor-faktor yang menjadi bahan petimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan.

Misal:

 Pencapaian visi dan misi kepala daerah

 Pencapaian MDGs

 Pengentasan kemiskinan

 Pencapaian SPM

 Pendayagunaan potensi ekonomi daerah

 Pengembangan daerah terisolir

 Dsb.

b. Uraian garis besar mengenai rekapitulasi program dan kegiatan, antara lain meliputi:

 Jumlah program dan jumlah kegiatan.

 Sifat penyebaran lokasi program dan kegiatan (apa saja yang tersebar ke berbagai kawasan dan apa saja yang terfokus pada kawasan atau kelompok masyarakat tertentu).

(20)

 Total kebutuhan dana/pagu indikatif yang dirinci menurut sumber pendanaannya.

c. Penjelasan jika rumusan program dan kegiatan tidak sesuai dengan rancangan awal RKPD, baik jenis program/kegiatan, pagu indikatif, maupun kombinasi keduanya.

d. Tabel rencana program dan kegiatan berdasarkan hasil pengerjaan pada bagian perumusan program dan kegiatan yaitu sebagai berikut:

(21)

Tabel ... (nomor sesuaikan kebutuhan)

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun ……….

dan Prakiraan Maju Tahun……….

Kabupaten Pacitan

Nama SKPD : ………. lembar ……dari …....

Kode

Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program

/Kegiatan

Rencana Tahun ... (Tahun Rencana)

Catatan Penting

Prakiraan Maju Rencana Tahun ...

Lokasi

Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Sumber Dana

Target Capaian

Kinerja Kebutuhan Dana/

Pagu Indikatif

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

(22)

BAB IV PENUTUP

Berisikan uraian penutup berupa :

a. Catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan.

b. Kaidah-kaidah pelaksanaan.

c. Rencana tindak lanjut.

Pada bagian lembar terakhir dicantumkan tempat dan tanggal dokumen, nama SKPD dan nama dan tanda tangan kepala SKPD, serta cap pemerintah daerah yang bersangkutan.

(23)

Bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu yaitu tahun 2014(tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan yaitu tahun 2015 (tahun n-1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja SKPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya.

Review hasil evaluasi evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu, dan realisasi Renstra SKPD mengacu pada hasil laporan kinerja tahunan SKPD dan/atau realisasi APBD untuk SKPD yang bersangkutan.

Pokok-pokok materi yang disajikan dalam bab ini, antara lain:

1. Realisasi program/kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil/keluaran yang direncanakan;

2. Realisasi program/kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil/keluaran yang direncanakan;

3. Realisasi program/kegiatan yang melebihi target kinerja hasil/keluaran yang direncanakan;

4. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya, terpenuhinya atau melebihi target kinerja program/kegiatan;

5. Implikasi yang timbul terhadap target capaian program Renstra SKPD; dan

6. Kebijakan/tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut.

Rekapan review hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dan pencapaian kinerja Renstra SKPD seperti ditampilkan dalam tabel II.1 di bawah ini.

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

(24)

Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja Kantor Ketahanan Pangan dan Pencapaian Renstra Kantor Ketahanan Pangan s/d Tahun 2015 (Tahun Berjalan)

Kabupaten Pacitan

Nama SKPD : Kantor Ketahanan Pangan

Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcomes)/Kegiatan (Output)

Target Kinerja Capaian Program (Renstra SKPD) Tahun

2016

Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan Keluaran Kegiatan s/d

tahun 2013 (n-3)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan Tahun Lalu

(n-2)

Target Program Kegiatandan (Renja tahun 2015SKPD

(n-1)

Perkiraan Realisasi Capaian Renstra SKPD s/d Tahun

Berjalan

Target Renja SKPDtahun 2014 (n-

2)

Realisasi Renja SKPDtahun 2014 (n-

2)

Tingkat Realisasi

(%)

Realisasi Capaian Program dan Kegiatan s/d Tahun Berjalan yaitu 2015 (n-1)

Tingkat Capaian Realisasi Target Renstra (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 =

(7/6)*100 9 10 = (5+7+9) 11 =

(10/4)*100

1 Urusan Wajib

1 2

1 0

1 Bidang Urusan

Ketahanan Pangan

1 2

1 0

1 0

1 Program Pelayanan Tingkat pemenuhan

kebutuhan Administrasi

Perkantoran dasar operasional

SKPD

(%) 100 100 100 100 100,00 100 100 100,00

1 2

1 0

1 0

1 1

9 Peningkatan dan Outcome :

Pengelolaan Administrasi Terpenuhinya

Perkantoran administrasi

perkantoran

(25)

Output :

Meningkatnya kinerja karyawan

dan pelayanan pada masyarakat

(%) 100 100 100 100 100,00 100 100 100,00

1 2

1 0

1 0

6 Program Peningkatan % tertib laporan akuntabilitas Pengembangan Sistem kinerja pemerintah

Pelaporan Capaian (%) 100 100 100 100 100,00 100 100 100,00

Kinerja dan Keuangan

1 2

1 0

1 0

6 0

9 Monitoring Evaluasi

LAKIP Outcome :

dan Penilaian Mandiri Meningkatnya

akuntabilitas kinerja 100 100 100 100 100,00 100 100 100,00

Output :

Terpenuhinya laporan capaian kinerja dan

keuangan (dokumen) 37 25 6 6 100,00 6 37 100,00

2 2

1 0

1 1

6 Program Peningkatan 1 Ketersediaan energi dan

Ketahanan Pangan protein per kapita (%) 100 131,02 100 130,18 130,18 100 132,00 132,00

(Pertanian/Perkebunan)

2 Penanganan daerah rawan

pangan (%) 84 50 76 70 92,11 80 80 100,00

3 Penguatan cadangan pangan

(%) 65 45,13 50 64,30 128,60 60 65 100,00

4 Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses

pangan daerah (%) 94,44 79,01 86,42 88,20 102,06 91,36 91,36 100,00

(26)

5 Stabilitas harga dan pasokan

pangan (%) 92,53 79,80 92,43 83,24 90,06 92,48 83,24 90,01

6 Pencapaian skor Pola Pangan

Harapan (%)

a. PPH konsumsi 73,96 73,89 73,58 79,60 108,18 73,77 79,80 107,90

b. PPH ketersediaan 95,00 85,22 91,96 88,88 96,65 95,00 89,00 93,68

7 Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan

(%) 84,00 84,21 76,00 85,00 111,84 80,00 85,00 106,25

2 2

1 0

1 1

6 0

1 Penanganan Daerah Outcomes :

Rawan Pangan Penanganan daerah

rawan

pangan (%) 84 50 76 70 92,11 80 80 100,00

Output :

1 Jumlah dokumen data SKPG

(dokumen) 3 1 1 1 100,00 1 3 100,00

2 Jumlah desa yang diberi

bansos pangan (desa) 4 0 2 3 150,00 1 4 100,00

3 Jumlah desa yang dibina

(desa) 31 0 13 13 100,00 18 31 100,00

2 2

1 0

1 1

6 0

2 Penyusunan Data Base Outcomes :

Potensi Produksi Pangan Ketersediaan informasi pasokan, harga dan

(27)

Output :

Jumlah dokumen data

pangan (dokumen) 22 9 3 3 100,00 5 17 77,27

2 2

1 0

1 1

6 1

8 Pengembangan lumbung Outcomes :

pangan desa Penguatan cadangan

pangan

(%) 65 45,13 50 64,30 128,60 60 65 100,00

Output : Jumlah desa yang dibina

(desa) 135 81 27 32 118,52 27 140 103,70

2 2

1 0

1 1

6 2

2 Peningkatan Mutu dan Outcomes :

Keamanan Pangan 1 Pencapaian skor Pola Pangan

Harapan (%)

a. PPH konsumsi 73,96 73,89 73,58 79,60 108,18 73,77 79,80 107,90

b. PPH ketersediaan 95,00 85,22 91,96 88,88 96,65 95,00 89,00 93,68

2 Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan

(%) 85,00 84,21 80,00 85,00 106,25 84,00 84,00 100,00

Output : 1 Terlaksananya

sosialisasi konsumsi pangan 3

BA (orang) 50 30 10 10 100,00 10 50 100,00

2 Terlaksananya Lomba Cipta

Menu (kali) 11 5 2 2 100,00 2 9 81,82

3 Jumlah siswa sasaran

PMTAS 2.300 700 500 500 100,00 500 1.700 73,91

(siswa)

4 Jumlah dokumen data PPH

konsumsi (dokumen) 5 3 1 0 0,00 1 4 80,00

(28)

2 1 1 6 6 Kawasan Outcomes : Rumah Pangan Lestari Ketersediaan energi

dan

protein per kapita (%) 100 131,02 100 130,18 130,18 100 132,00 132,00

Output : Jumlah desa yang

diberdayakan (desa) 43 12 12 12 100,00 13 37 86,05

2 2

1 0

1 1

6 3

8 Fasilitasi Dewan Outcomes :

Ketahanan Pangan Penanganan daerah

rawan

pangan (%) 84 50 60 70 0,00 70 70 83,33

Output :

Terlaksananya rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan

(kali) 8 1 3 3 100,00 2 6 75,00

2 2

1 0

1 1

6 3

9 Pembangunan Gudang

Cadangan Outcomes :

Pangan pemerintah dan

Sarana Penguatan cadangan

pangan

Pendukung (%) 65 45,13 50 64,30 128,60 60 65 100,00

Output : Tersedianya sarana pendukung gudang cadangan

pangan 1 0 0 0 0,00 1 1 100,00

(paket)

2 2

1 0

1 1

6 Pengisian cadangan

pangan Outcomes :

pemerintah kabupaten Penguatan cadangan pangan

(%) 65 45,13 50 64,30 128,60 60 65 100,00

(29)

pangan

pemerintah kabupaten danfasilitas pendukung

(Ton) 65 0 0 0 0,00 65 65 100,00

(30)

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun lalu dan Capaian Renstra SKPD Review dan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan tahun sebelumnya diperlukan untuk mendapatkan informasi dan masukan tentang keberhasilan program/kegiatan berikut keberhasilan dan kendala yang dihadapi. Berdasarkan hasil review dan evaluasi terhadap program/kegiatan maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Terdapat 3 (tiga) program umum di setiap SKPD yaitu (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; (2) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

 Terdapat 1 (satu) program utama bidang urusan ketahanan pangan yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan).

Terdapat 3 (tiga) SKPD yang menyelenggarakan program ini yaitu Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan dan Kantor Ketahanan Pangan, namun kegiatan berbeda di setiap SKPD sesuai SPM dan tupoksi.

 Kinerja Program dan kegiatan Pelayanan Administrasi Perkantoran telah memenuhi target per tahun.

 Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan baru dilaksanakan pada tahun 2013. Capaian kinerja program pada tahun 2014 cukup baik dan mencapai target.

 Hingga tahun 2015 Kantor Ketahanan Pangan belum pernah menyelenggarakan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

 Program utama yang diselenggarakan Kantor Ketahanan Pangan adalah Program Peningkatan Ketahanan Pangan sesuai RPJMD dan Renstra Perubahan SKPD 2011-2016.

Indikator kinerja program (outcomes) seperti ditampilkan dalam tabel II.1 adalah indikator yang telah direvisi yang disesuaikan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan untuk Kabupaten/Kota. Realisasi indikator kinerja program seperti dalam tabel II.1 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Terpenuhinya administrasi perkantoran

Indikator ini sebelumnya telah ada. Realisasi indikator ini cukup baik dantelah telah mencapai target setiap tahunnya.

2. Terpenuhinya sarana dan prasarana aparatur

Indikator ini merupakan indikator baru yang ditambahkan untuk mendukung tupoksi dan meningkatkan pelayanan SKPD.

3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD

Indikator ini merupakan indikator baru yang ditambahkan untuk mengukur kinerja SKPD dalam pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

4. Tersedianya kecukupan energi dan protein per kapita

Indikator ini merupakan indikator baru hasil revisi untuk menyesuaikan dengan SPM dan mempertajam hasil kegiatan yang dilaksanakan SKPD sesuai

(31)

5. Jumlah desa rawan pangan yang ditangani

Indikator ini merupakan indikator baru yang ditambahkan untuk mengukur hasil dari kegiatan yang dilaksanakan SKPD.

6. Desa yang memiliki lumbung pangan

Indikator ini merupakan indikator baru yang ditambahkan untuk mengukur hasil dari kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Desa.

7. Meningkatnya cadangan pangan pemerintah kabupaten

Indikator ini merupakan indikator baru yang ditambahkan untuk mengukur hasil dari kegiatan yang dilaksanakan SKPD untuk memenuhi SPM.

8. Meningkatnya skor PPH

Indikator ini sebelumnya telah ada, namun mengalami revisi dalam nomenklaturnya untuk memperjelas hasil yang dimaksud.

9. Penyelesaian laporan data pangan

Indikator ini sebelumnya telah ada, namun mengalami revisi dalam nomenkaturnya untuk memperjelas hasil yang dimaksud dan menyesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan SKPD sesuai SPM.

10. Peningkatan kompetensi Dewan Ketahanan Pangan

Indikator ini merupakan indikator baru yang ditambahkan untuk mengukur hasil kegiatan yang mendukung tupoksi SKPD. Dewan Ketahanan Pangan adalah lembaga yang bertugas dalam penyusunan rekomendasi kebijakan pembangunan ketahanan pangan yang anggotanya terdiri dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholders). Realisasi indikator per tahun cukup baik dan telah mencapai target. Meskipun indikator bersifat kualitatif namun kinerjanya konkrit dan terukur.

Hasil evaluasi pelaksanaan program/kegiatan sangat penting agar tidak terjadi kesalahan berikutnya sehingga program/kegiatan yang direncanakan pada tahun selanjutnya akan lebih akurat, ekonomis, efektif dan efisien.

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Bagian ini mengkaji tentang capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan dalam SPM dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) sesuai dengan PP Nomor 6 tahun 2008. Analisis kinerja pelayanan SKPD sebagaimana ditampilkan dalam tabel di bawah ini. Indikator tersebut merupakan indikator makro yang dituangkan dalam indikator kinerja daerah (Bab (9 RPJMD).

(32)

Pencapaian Kinerja Pelayanan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan

NO Indikator SPM/standar

nasional IKK

Target Renstra SKPD Realisasi

Capaian Proyeksi

CatatanAnalisis Tahun 2014

(thn n-2)

Tahun 2015 (thn n-1)

Tahun 2016 (tnn n)

Tahun 2017 (thn n+1)

Tahun 2014 (thn n-2)

Tahun 2015 (thn n-1)

Tahun 2016 (tnn n)

Tahun 2017 (thn n+1)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 Ketersediaan energi dan

protein per kapita 90% 100,00 100,00 100,00 100,00 130,18 132,27 135,22 136,74

Ketersediaan energi dan protein telah melebihi standar ketersediaan energi (2.200 kkal/kap/hari) dan protein (57 gram/kap/hari) Prediksi realisasi capaian dari tahun 2014 hingga 2017 naik 2% per tahun

2 Penguatan cadangan pangan

pemerintah 60% 50,00 60,00 65,00 75,00 64,30 76,20 88,70 100,00

Cadangan pangan pemerintah daerah dihitung dari ketersediaan cadangan pangan (beras) yang ada di masyarakat sperti di petani, pedagang dan bulog.

Realisasi cadangan pangan pemerintah daerah per tahun tercapai 64,3% sesuai target.

Pada tahun 2016 direncanakan untuk membenahi pengisian gudang cadangan pangan sebagai bentuk cadangan pangan pemerintah daerah untuk menangani bencana alam, 100 ton ekuivalen beras.

3

Ketersediaan informasi

pasokan, harga dan akses 90% 86,42 91,36 94,44 97,34 88,20 94,23 98,64 100,00

Informasi keadaan pasokan, harga dan akses pangan di setiap wilayah kecamatan merupakan bentuk pelayanan publik dan transparansi pemerintah

(33)

NO Indikator SPM/standar

nasional IKK

Target Renstra SKPD Realisasi

Capaian Proyeksi

CatatanAnalisis Tahun 2014

(thn n-2)

Tahun 2015 (thn n-1)

Tahun 2016 (tnn n)

Tahun 2017 (thn n+1)

Tahun 2014 (thn n-2)

Tahun 2015 (thn n-1)

Tahun 2016 (tnn n)

Tahun 2017 (thn n+1)

kinerja dilakukan per tahun secara bertahap agar tidak terulang kesalahan yang sama.

4 Stabilitas harga dan pasokan

pangan 90% 92,43 92,48 92,53 92,58 95,5 95,76 96,13 96,38

Pengaturan stabilitas harga dan pasokan merupakan tanggung jawab pemerintah.

Namun hal ini cukup berat dilakukan karena melibatkan banyak pihak dan cukup rumit.

Kinerjapelayanan per tahun cukup baik, memenuhi target Renstra yaitu 95,5%..

Hal ini menunjukkan harga dan pasokan pangan cukup stabil. Meskipun ada gejolak kenaikan harga dan penurunan kapasitas pasokan namun hal ini tidak mempengaruhi kestabilan harga dan pasokan secara umum. Gejolak kenaikan harga hanya terjadi pada saat-saat tertentu yaitu pada saat menjelang hari besar keagamaan dan nasional.

5 Skor pola pangan harapan 90% 96,80 100 100 100 88,88 90,16 92,28 94,32

Indikator kinerja pelayanan tidak mampu mencapai target. Menurut target nasional, skor PPH akan dicapai 90% dari 95 yaitu 85,5 maksimal sampai tahun 2015. Namun hal ini sulit dilakukan karena memerlukan waktu lama dan proses untuk mengubah perilaku dan pola konsumsi penduduk. Pola konsumsi terkait tingkat ekonomi, kebiasaan, selera, mindset, gaya hidup dan

ketersediaan pangan.

Dalam upaya mempercepat

(34)

NO Indikator SPM/standar

nasional IKK

Target Renstra SKPD

Capaian Proyeksi

CatatanAnalisis Tahun 2014

(thn n-2)

Tahun 2015 (thn n-1)

Tahun 2016 (tnn n)

Tahun 2017 (thn n+1)

Tahun 2014 (thn n-2)

Tahun 2015 (thn n-1)

Tahun 2016 (tnn n)

Tahun 2017 (thn n+1)

akan dilakukan perbaikan dan peningkatan kegiatan.

6 Pengawasan dan pembinaan

keamanan pangan 80% 80,00 84,00 90,24 92,38 85,00 86,58 88,12 89,73

Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan dilakukan dengan memantau produk pangan olahan skala rumah tangga dan pabrik yang ada di pasaran.

7 Penanganan daerah rawan

pangan 60% 60,00 70,00 100 100 70,00 90,00 100 100

Penanganan daerah rawan pangan berupa pemberian bansos kepada desa yang dinyatakan rawan pangan menurut Peta Kerentanan dan Kerawanan Pangan 2007

8 Regulasi ketahanan pangan

Ada/tidak peraturan tentang

ketahanan pangan dalm bentuk perda, perkada, dsb

ada ada ada ada ada ada ada ada

Kinerja pemerintah kabupaten cukup baik dalam menghasilkan peraturan- peraturan daerah, bupati maupun keputusan kepala SKPD dalam hal ketahanan pangan.

Namun hal ini dirasakan masih kurang karena dalam beberapa hal strategis tidak segera dibuatkan payung hukum, misalnya regulasi tentang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan dan penetapannya dalam RTRW.

9 Ketersediaan pangan utama

Ketersediaan

beras setahun 100.578 101.546 102.513 105.588 112.930,00 118.576,50 124.505,33 130.730,59

Pendukung tercapainya indikator adalah peningkatan produktivitas tanaman padi dan penambahan areal luas panen. Yang perlu

(35)

NO Indikator SPM/standar

nasional IKK

Target Renstra SKPD Realisasi

Capaian Proyeksi

CatatanAnalisis Tahun 2014

(thn n-2)

Tahun 2015 (thn n-1)

Tahun 2016 (tnn n)

Tahun 2017 (thn n+1)

Tahun 2014 (thn n-2)

Tahun 2015 (thn n-1)

Tahun 2016 (tnn n)

Tahun 2017 (thn n+1)

OPT dan gagal panen.

Prediksi peningkatan per tahun sebesar 3% dihitung dari angka produksi

(36)

Indikator sesuai SPM bidang ketahanan pangan (Permentan Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota meliputi :

1. Ketersediaan energi dan protein per kapita.

Ketersediaan energi dan protein per tahun telah melebihi target. Hal ini terus akan dipertahankan dan diperbaiki ke depannya dengan dukungan kegiatan yang terarah. Kegiatan yang mendukung capaian indikator adalah Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan setiap rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan pangan dari optimalisasi lahan pekarangan. Kegiatan ini baru dilaksanakan pada tahun 2013 dengan menumbuhkan dan membina 12 desa.

2. Penguatan cadangan pangan.

Penguatan cadangan pangan dilakukan di tingkat kabupaten dan masyarakat.

Penguatan cadangan pangan di tingkat kabupaten setara dengan 100 ton beras untuk mengantisipasi bencana alam selama 3 bulan. Indikator kinerja per tahun telah tercapai dengan adanya cadangan pangan di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. Namun hal ini tidak didukung oleh sarana dan prasarana (gudang) sehingga pada tahun 2014, diusulkan untuk pembangunan gudang cadangan pangan kabupaten. Sedangkan penguatan cadangan pangan di masyarakat dilakukan dengan pembinaan dan pengembangan lumbung pangan masyarakat.

Kegiatan yang mendukung tercapainya indikator adalah (a) Pengembangan lumbung pangan desa; (b) Pembangunan/rehabilitasi gudang cadangan pangan kabupaten dan (c) Pengembangan cadangan pangan daerah.

Pengembangan lumbung pangan desa baru dilaksanakan pada tahun 2012, sedangkan kegiatan pembangunan/rehabilitasi gudang cadangan pangan kabupaten menjadi usulan Renja 2014 sedangkan pengembangan cadangan pangan daerah akan diusulkan dalam Renja Perubahan 2014.

3. Ketersediaan informasi harga, pasokan dan akses pangan di daerah

Ketersediaan informasi harga, pasokan dan akses pangan menyangkut kemampuan SKPD untuk menyajikan data dan analisis perkembangan harga, pasokan dan akses pangan. Perkembangan realisasi indikator kinerja ini cukup baik dari tahun ke tahun.

Kegiatan yang mendukung tercapainya indikator adalah Penyusunan dan Analisa Data Pangan yang di dalamnya menghasilkan output 4 jenis data yaitu data NBM, harga pangan, pasokan pangan dan akses pangan.

4. Stabilitas harga dan pasokan pangan

Realisasi indikator kinerja stabilitas harga dan pasokan mampu melebihi target. Faktor pembatas SKPD dalam mencapai target adalah SKPD tidak mampu mengintervensi agar harga dan pasokan pangan di daerah agar tetap stabil (normal) disebabkan oleh gejolak harga dan pasokan pangan dipengaruhi oleh berbagai faktor di luar kendali SKPD. Dalam hal ini SKPD hanya mampu memantau, mendata dan menganalisis data.

Kegiatan yang mendukung tercapainya indikator adalah Penyusunan dan

(37)

keakuratan dan ketepatan waktu dan analisisnya.

5. Skor Pola Pangan Harapan

Skor Pola Pangan Harapan menggambarkan kuantitas dan kualitas jenis pangan yang dikonsumsi oleh penduduk dalam kurun waktu tertentu di suatu wilayah. Target pencapaian indikator setiap tahun adalah 95 sampai dengan tahun 2016 yang dicapai secara bertahap setiap tahunnya. Realisasi indikator tidaklah mudah untuk dilakukan karena terkait dengan perilaku dan gaya hidup penduduk.

Namun berbagai upaya untuk mengubah perilaku dan gaya hidup telah ditempuh yaitu dengan kegiatan sosialisasi, promosi, pelatihan dan pembinaan kepada masyarakat. Kegiatan yang mendukung pencapaian skor pola pangan harapan adalah Pemasyarakatan Gerakan Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang dan Aman, Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan dan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah.

Pemasyarakatan gerakan konsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman dan Pemberian makanan tambahan anak sekolah telah dilakukan sejak tahun 2011. Kemudian sejak tahun 2014 nomer klatur kegiatan diganti menjadi Meningkatan Mutu dan Keamanan Pangan yang sub kegiatannya bimtek pangan olahan, apresiasi keamanan pangan, survey keamanan pangan, PMTAS, pameran dan lomba cipta menu. Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan diusulkan dalam Renja 2015, melalui survey konsumsi pangan. Dengan adanya data konsumsi penduduk maka akan berguna sebagai baseline perencanaan pangan wilayah di Pacitan selama 3 tahun.

6. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan

Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan diperlukan untuk memperbaiki pola konsumsi, edukasi, membatasi perdagangan makanan minuman yang mengandung bahan tambahan berbahaya dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Perkembangan realisasi indikator kinerja per tahun cukup baik karena telah melebihi target. Namun pelaksanaan di lapangan masih memerlukan penyempurnaan agar tindakan pengawasan dan pembinaan lebih terpadu antar SKPD terkait agar mampu menekan beredarnya pangan berbahaya di masyarakat dan tepat sasaran. Kegiatan yang mendukung tercapainya indikator adalah Pemasyarakatan Gerakan Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang dan Aman. Kegiatan ini mendukung 2 indikator sekaligus yaitu skor pola pangan harapan dan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan.

7. Penanganan daerah rawan pangan

Dasar penghitungan capaian indikator penanganan daerah rawan pangan adalah desa rawan pangan yang ditangani menurut Peta Kerentanan dan Kerawanan Pangan tahun 2007 di Pacitan dalam bentuk pemberian program kegiatan dan paket bantuan bahan pangan di daerah rawan pangan tersebut. Realisasi indikator dari tahun 2013 hingga 2014 cukup baik dan mencapai target per tahunnya. Program Kegiatan tersebut adalah Pengembangan Desa Mandiri Pangan, Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi dan Penanganan Daerah Rawan Pangan, Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Kawasan Rumah Pangan Lestari.

(38)

2.3 Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD

Dalam penyusunan sebuah dokumen perencanaan pembangunan, setelah dilakukan analisis mengenai kinerja dan evaluasi program/kegiatan yang dilakukan dan proyeksi capaian target pada tahun berikutnya, maka pembahasan akan dilanjutkan dengan perumusan isu-isu strategis yang mempengaruhi proses pembangunan daerah yang berkenaan dengan tupoksi SKPD yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil evaluasi, maka indikator kinerja program secara keseluruhan perlu ditingkatkan dengan dukungan program dan kegiatan yang sesuai.

Capaian kinerja pelayanan bidang ketahanan pangan secara umum baik yaitu pada indikator :

a. Ketersediaan energi dan protein per kapita b. Penguatan cadangan pangan

c. Stabilitas harga dan pasokan pangan

d. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan e. Ketersediaan pangan utama

Sedangkan capaian kinerja yang kurang adalah :

a. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah b. Skor pola pangan harapan

c. Penanganan daerah rawan pangan d. Regulasi ketahanan pangan

Dalam upaya melanjutkan pembangunan ketahanan pangan yang mengarah pada kemandirian pangan, masih banyak permasalahan yang dihadapi dari aspek ketersediaan, distribusi, konsumsi pangan serta kelembagaan dan manajemen ketahanan pangan. Beberapa permasalahan tersebut adalah :

a. Penguasaan teknologi oleh petani pangan yang rendah yang disebabkan oleh rendahnya SDM maupun keterbatasan dalam mengakses informasi dan teknologi pertanian.

b. Terbatasnya akses petani untuk layanan permodalan terutama untuk penyediaan pupuk, benih dan obat-obatan.

c. Luas lahan pertanian yang sempit dan mendapat tekanan terus-menerus untuk terkonversi/ beralihfungsi.

d. Kebutuhan pangan semakin tinggi namun upaya peningkatan dan pembiayaan hanya terfokus pada 5 komoditas yaitu padi, jagung, kedelai, daging sapi dan gula.

e. Pacitan belum mampu memenuhi pangan dari produksi dalam daerah, sebagian besar komoditas pangan seperti daging ayam, telur, sayur, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan danumbi-umbian masih harus dipasok dari luar.

f. Upaya masyarakat untuk menciptakan kemandirian pangan dengan optimalisasi pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi masih belum optimal, belum berkelanjutan karena tergantung dari bantuan pihak luar (SKPD terkait).

g. Harga beberapa komoditas pangan yang naik menyebabkan menurunnya

(39)

a. Belum tersedianya peta rawan pangan untuk desa-desa di kabupaten Pacitan.

b. Beredarnya bahan tambahan pangan berbahaya dan makanan minuman yang mengandung bahan tambahan berbahaya di masyarakat ditambah dengan kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat (produsen, penjual, konsumen) terhadap bahaya yang mengancam kesehatan.

c. Pola konsumsi pangan masyarakat yang belum baik, didominasi oleh beras dan terigu, kurang mengkonsumsi daging, telur, ikan (Pangan Hewani) sehingga skor 88,88% dengan konsumsi pangan hewani masih rendah yaitu 13,3% dari ideal 24%pada tahun 2014.

2.4 Review terhadap rancangan awal RKPD

Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal mempengaruhi orientasi perencanaan pembangunan daerah sehingga sistem perencanaan pembangunan daerah yang semula bersifat sektoral berubah menjadi lebih bersifat regional. Rencana awal RKPD memperhatikan potensi dan karakteristik khusus daerah dan merupakan terjemahan rencana pembangunan nasional yang bersifat makro sehingga tetap dapat dikoordinasikan dengan baik.

Rancangan awal RKPD bidang urusan ketahanan pangan memperhatikan rambu-rambu standar pelayanan minimal bidang ketahanan pangan yang dijabarkan dalam program/kegiatan yang mendukung tercapainya indikator kinerja pelayanan bidang ketahanan pangan di kabupaten. Perumusan program/kegiatan strategis dalam rancangan awal RKPD diutamakan untuk mendukung tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM), visi misi pembangunan daerah dan visi misi SKPD.

Dalam tabel di bawah ini dijelaskan tentang telaahan terhadap rancangan awal RKPD dan hasil analisis kebutuhan SKPD.

Gambar

Tabel .......(nomor tabel sesuai dengan kebutuhan) Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD …………
Tabel ......(nomor sesuaikan kebutuhan) Review terhadap Rancangan Awal RKPD tahun ………
Tabel III.1
Tabel III.2
+2

Referensi

Dokumen terkait

 pembentukan Berdasarkan Keputusan Lurah/Kepala Desa Jumlah pengurus 24 orang.. Alamat kantor

1) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,

Variabel-variabel yang terletak pada kuadran I memiliki nilai positif dari kedua dimensi, sehingga dapat dikatakan menjadi variabel yang menjadi keunggulan produk susu “DAU

tukang pemel kelapa sawit selaku aktor untuk bisa bertahan hidup dengan melakukan berbagai strategi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Aktor dipandang sebagai seseorang

Bagi Penyedia Jasa atau Pemilik Kapal yang sedang menjalani pemeriksaan oleh instansi yang terkait, antara lain pihak kepolisian, TNI, Bea Cukai, Perpajakan, atas

Kegiatan ajudikasi dalam pendaftaran tanah adalah untuk pendaftaran tanah yang pertama sekali merupakan prosedur khusus yang prosesnya dilakukan pada pemberian

Kebijakan tarif penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yaitu Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 105/PMK.05/2015 Tentang Cara Pelaksaanaan Imbal

Secara umum proses pembuatan kitin-kitosan meliputi empat tahap; yaitu demineralisasi bertujuan untuk mengurangi kadar mineral dengan mengunakan asam konsentrasi