• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMUAN – 7 UUPK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERTEMUAN – 7 UUPK"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN – 7

UUPK

(2)

 Ketidakseimbangan antara produsen dan konsumen  dikompensasi

Kekuatan kapital/modal,

Produsen lebih terorganisasi, konsumen lebih individual,

Produsen diberikan kemudahan-kemudahan oleh pemerintah.

 Caranya: gerakan perlindungan konsumen, perangkat kelembagaan dan

hukum, dan upaya lain supaya konsumen bisa mengkonsumsi dengan lebih aman.

 Hal ini merupakan keharusan, karena perkembangan ekonomi dan industri maju  dampak negatif.

Pendahuluan

(3)

 Perkembangan industri dan gerak modal yang cepat menyebabkan produksi barang dan jasa semakin kompleks.

 Informasi di balik proses industri  salah satu faktor persaingan.

 Hal lain, konsumen golongan bawah mempunyai pilihan yang terbatas hanya untuk barang-barang murah.

 Mekanisme dan transaksi pasar, tidak selalu adil sehingga sering merugikan konsumen.

 Pemerintah masih kurang berperan untuk menjadi wasit dalam mengatasi

mekanisme pasar yang unfair dan cenderung merugikan konsumen.

(4)

 Perkembangan ekonomi dan industrialisasi sangat kuat  konsumen menjadi lemah.

 Untuk itu kekuatan konsumen perlu digalang.

 Dengan kelembagaan yang kuat, produsen diharapkan akan lebih berhati-hati dalam memproduksi barang dan jasa.

 Apabila kepentingan konsumen dilanggar, gerakan konsumen dimungkinkan masuk ke bidang politik ekonomi  menambah bargaining power dengan wakil- wakil politiknya.

(5)

Kesenjangan ekonomi paling merugikan konsumen sebagai salah satu pelaku ekonomi.

Resolusi PBB No. 39/248 Tahun 1985 tentang Perlindungan Konsumen, tanggal 16 April 1985 (No. A/RES/39/248)

The UN Guidelines for Consumer Protection.

UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, tanggal 20 April 1999.

Keikutsertaan Indonesia di WTO Dampak positif,

Dampak negatif.

Kongres Internasional Organization of Consumers Unions (IOCU) ke-14, sekarang Consumers International (CI) memandang perlu menindaklanjuti Resolusi PBB.

(6)

◦Digabungkan dengan Hukum Persaingan dengan nama Antitrust and Consumers Protection.

◦Unfair competition – selalu berpengaruh kepada konsumen.

Hukum Konsumen

(7)

◦ Pelaku usaha mengangkat konsumen, sekaligus melindungi rakyat yakni dengan cara meningkatkan kualitas barangnya dengan harga yang tetap terjangkau.

◦ Perlindungan hukum perdata, pidana, dan administrasi negara (perlindungan yang lebih bersifat tidak langsung, preventif, proaktif).

Prinsip-prinsip Hukum Perlindungan Konsumen

(8)

Let the buyer beware (caveat emptor)

Pelaku usaha dan konsumen seimbang sehingga tidak perlu perlindungan.

The due care theory

Pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk melakukan prinsip kehati-hatian dalam memasyarakatkan produk (barang/ jasa).

The privity of contract

Pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk melindungi konsumen, tetapi hal itu baru dapat dilakukan apabila di antara mereka terjalin suatu hubungan kontraktual.

Prinsip kontrak bukan merupakan syarat

Kontrak bukan merupakan syarat untuk menetapkan eksistensi suatu hubungan hukum.

Kedudukan Konsumen

(9)

◦The right to safe products,

◦The right to be informed about products,

◦The right to definite choice in selecting products,

◦The right to be heard regarding consumer interests.

Hak Konsumen

Empat Hak Dasar Konsumen

(John F. Kennedy)

(10)

The Right to Basic Needs

The right to basic needs means the right to all the goods and services that are needed in our daily life including enough food, clothing, house, health and education.

The Right to Safety

The consumers have the right to be protected from goods, services and manufacturing processes that might expose their health and life to danger.

The Right to be Informed

The right to be informed means that the consumers have the right to obtain accurate and precise facts about the goods and services that they want to consume in order for them to make the right choice. The consumers need to be equipped with enough

information so that they can act in a wise and responsible way.

The Right to Choose

The consumers are entitled to have freedom in buying or assuring that the goods and services that they need are obtained through the right channels, based on the right

price. In the case of monopoly, the consumers need to obtain guarantee over the quality of the goods and services at a reasonable price.

The Rights of the Consumer

(11)

The Right to be Heard

This means the right to advocate consumers' interest with a view to their receiving full and sympathetic consideration in the formulation and execution of economic and other policies.

The Right of Redress

The right of redress means the consumers have the right to a fair settlement of just claims.

The Right for Consumer Education

The consumers have the right to acquire the knowledge and skills necessary to be an informed consumers.

The Right to a Healthy Environment

This means the right to a physical environment that will enhance the quality of

life.

(12)

◦Hak untuk memperoleh kebutuhan pokok “the right to satisfaction of basic needs”.

◦ Pangan, papan, sandang, kesehatan, dan pendidikan.

Contoh: Hak atas Kebutuhan Pokok

(13)

Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan keamanannya,

Promosi dan perlindungan kepentingan ekonomi sosial konsumen,

Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberikan kemampuan mereka melakukan pelatihan yang tepat sesuai kehendak dan kebutuhan pribadi,

Pendidikan konsumen,

Tersedianya upaya ganti rugi yang efektif,

Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen atau organisasi lainnya yang relevan dan memberikan kesempatan kepada organisasi tersebut untuk menyuarakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan mereka.

UN Guidelines:

Kepentingan-kepentingan Konsumen

(14)

Bab I Ketentuan Umum

Bab II Asas dan Tujuan

Bab III Hak dan Kewajiban

Bab IV Perbuatan yang Dilarang bagi Pelaku Usaha

Bab V Ketentuan Pencantuman Klausua Baku

Bab VI Tanggung Jawab Pelaku Usaha

Bab VII Pembinaan dan Pengawasan

Bab VIII Badan Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat

Bab IX Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat

Bab X Penyelesaian Sengketa

Bab XI Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Bab XII Penyidikan

Bab XIII Sanksi

Bab XIV Ketentuan Peralihan

Bab XV Ketentuan Penutup

UUPK Anatomi (15 bab, 65 pasal)

(15)

◦“Setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun

makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”.

UUPK Konsumen

(16)

 “Setiap perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum

maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam

berbagai bidang ekonomi”.

 Produsen pabrikan, rekanan, agen, distributor, serta jaringan-jaringan yang melaksanakan fungsi pendistribusian dan pemasaran barang dan/atau jasa

kepada masyarakat luas selaku pemakai dan/atau penggunaan barang dan/atau jasa.

UUPK Pelaku usaha

(17)

Hak konsumen

Pasal 4

9 butir

Kewajiban konsumen

Pasal 5

Hak pelaku usaha

Pasal 6

Kewajiban pelaku usaha

Pasal 7

UUPK Hak & Kewajiban

(18)

 Penerapan asas beban pembuktian terbalik dalam hukum pidana –

Pembuktian terhadap ada/tidaknya unsur kesalahan dalam kasus pidana, merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha (Pasal 22 UUPK).

Isu HAM pelaku usaha dalam posisi pihak yang bersalah >< presumption of innocence.

Dinilai fair bagi konsumen karena pelaku uaha mempunyai akses yang lebih besar atas produk dan proses dari barang dan/atau jasa yang

dihasilkan.

UUPK

(19)

Definisi barang

“Setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat

diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen”.

Di Eropa

Dikecualikan:

Agricultural product (apabila produk hasil pertanian langsung dikonsumsi, tidak termasuk dalam product liability karena tidak mengalami proses awal),

Hunting product (sda),

Fishery product (sda).

UUPK Barang

(20)

◦“Setiap layanan yang berbentuk

pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan

oleh konsumen”.

UUPK Jasa

(21)

◦Pertanggungjawaban pidana korporasi

◦Hak gugat lembaga konsumen

◦Gugatan kepentingan kelompok

◦Beban pembuktian terbalik

UUPK Hal-hal baru

(22)

• Subjek tindak pidana dalam UUPK adalah pelaku usaha

• Penjelasan Pasal 1 angka 3: Pelaku usaha

Perusahaan, Korporasi, BUMN, Koperasi, Importir, Pedagang, Distributor.

UUPK Pertanggungjawaban Pidana Korporasi

(23)

◦ LK a.n. konsumen dapat mengajukan gugatan atas

pelanggaran yang dilakukan pelaku usaha yang merugikan kepentingan konsumen (Pasal 46 ayat (1) huruf c).

LK mempunyai hak gugat (legal standing to sue) kepada pelaku usaha, lepas ada atau tidak ada surat kuasa dari konsumen yang dirugikan.

UUPK Hak Gugat Lembaga Konsumen

(24)

 Terhadap sengketa konsumen yang melibatkan konsumen dalam jumlah

besar/massal, padahal inti persoalan menyangkut hal yang sama, konsumen dapat mengajukan gugatan kepentingan kelompok (class action) kepada pelaku usaha (Pasal 46 ayat (1) huruf b).

 Gugatan kepada pelaku usaha cukup diwakili beberapa konsumen dan apabila gugatan dimenangkan dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, konsumen lain yang tidak ikut menggugat dapat langsung menuntut ganti rugi berdasarkan putusan pengadilan tersebut.

UUPK Gugatan Kepentingan Kelompok

(25)

• Pasal 123 HIR (Hukum Acara Perdata)

– Untuk mengajukan gugatan ganti rugi, korban harus membuat surat kuasa khusus kepada pengacara untuk

selanjutnya mengajukan gugatan perdata ke PN setempat.

– Apabila korban ratusan, surat kuasa khusus tersebut sulit.

– Hanya korban yang menggugat yang akan memperoleh ganti rugi apabila gugatannya berhasil.

Class Action

(26)

• Gugatan perwakilan kelompok.

• Sifat massal.

• Untuk kasus yang sama, cukup diwakili beberapa korban menuntut secara perdata ke pengadilan.

• Untuk putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap pihak korban dimenangkan, korban lain yang tidak mengajukan gugatan dapat

meminta ganti rugi tanpa harus mengajukan gugatan baru.

Class Action

(27)

◦ Biasanya apabila menggugat, konsumen harus

membuktikan bahwa produsen melakukan kesalahan yang menimbulkan kerugian di pihak konsumen.

◦ Dari perspektif konsumen akan lebih adil apabila beban pembuktian ada pada produsen: produsen harus

membuktikan bahwa produsen telah melakukan proses produksi sesuai dengan prosedur yang ada.

UUPK Beban Pembuktian Terbalik

(28)

◦Contoh: kasus biskuit beracun

◦Apabila konsumen yang harus membuktikan, konsumen kesulitan karena awam tentang

proses produksi makanan ybs – secara teknis bukanlah hal yang mudah/sederhana.

UUPK Beban pembuktian terbalik

(29)

Sekian……..

Terima kasih……

Referensi

Dokumen terkait

business-to-business-to-consumer (B2B2C): model EC dimana suatu perusahaan menjual produk atau jasa kepada perusahaan lain yang memiliki konsumennya sendiri.

Kepala sekolah juga harus mampu memotivasi guru untuk melaksanakan program PPST guna mendorong guru untuk menerapkan seni budaya serta metode belajar dengan melihat

If the minimum and maximum attribute are omitted then the validator only ensures that the value is numeric. Minimum – The minimum acceptable

Bagaimana mungkin mereka hanya terikat hubungan personal (saling kenal karena sering bertemu di pasar Lubok Antu) akan tetapi toke Malaysia itu sudah menaruh

Pelaksanaan Triase di mulai sejak pasien masuk ke puskesmas pekauman dan pasien dengan atau tanpa gangguan kesadaran yang disertai penyulit akan di arahkan ke

Adapun definisi yang diberikan terhadap OCB adalah extra role performance, yaitu perilaku bermanfaat yang dilakukan atas kemauan karyawan sendiri, terlepas dari

Berdasarkan pelaksanaan strategi penyampaian pembelajaran seni tari kompetensi ekspresi (berkarya tari) pada kelas XI di SMA Negeri 1 Geger sudah berjalan dengan baik,

Sesuai dengan ketentuan yang telah disebutkan dalam Pasal 7 Undang-undang Perlindungan Konsumen (selanjutnya disingkat UUPK), maka pelaku usaha yang tidak memenuhi