• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGADILAN TINGGI MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGADILAN TINGGI MEDAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

P U T U S A N

NOMOR : 54/PID.SUS-ANAK/2017/PT.MDN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana Anak pada peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan seperti tersebut dibawah ini dalam perkara Anak :

1. Nama lengkap : ANAK;

2. Tempat lahir : Lima Puluh;

3. Umur/tanggal lahir : 18 Tahun/16 Oktober 1999;

4. Jenis kelamin : Laki-laki;

5. Kebangsaan : Indonesia;

6. Tempat tinggal : - ;

7. Agama : Islam;

8. Pekerjaan : Ikut orang tua;

Anak ditangkap tanggal 20 Oktober 2017;

Anak ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara oleh:

1. Penyidik, sejak tanggal 21 Oktober 2017 sampai dengan tanggal 27 Oktober 2017;

2. Perpanjangan Penuntut Umum, sejak tanggal 28 Oktober 2017 sampai dengan tanggal 4 November 2017;

3. Penuntut Umum, sejak tanggal 1 November 2017 sampai dengan tanggal 5 November 2017;

4. Hakim, sejak tanggal 2 November 2017 sampai dengan tanggal 11 November 2017;

5. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Kisaran, sejak tanggal 12 November 2017 sampai dengan tanggal 26 November 2017;

6. Penahanan oleh Hakim Pengadilan Tinggi Medan sejak tanggal 21 Nopember 2017 sampai dengan 30 Nopember 2017 ;

7. Perpanjangan oleh Atas Nama Ketua Pengadilan Tinggi Medan sejak tanggal 1 Desember 2017 sampai dengan 15 Desember 2017

Anak didampingi oleh orangtua;

Anak didampingi Penasehat Hukum, 1. Hidayat, SH. 2. Lili Arianto, SH. 3. Edi Priatno, SH. 4. Mahsuri Andayani, SH. 5. Yeni, SH. 6. Sartika Sari, SH., 7. Aulia Fatwa Hasibuan, SH., selaku Penasihat Hukum dari Organisasi Pemberian Bantuan Hukum (OBH) Lembaga Bantuan Hukum Medan (SUMUT)

(2)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

yang beralamat di Jalan Khairil Anwar No.39 Kisaran, Kabupaten Asahan berdasarkan Penetapan Penunjukan Penasihat Hukum Nomor 31/Pid.Sus-Anak/2017/PN.Kis;

Pengadilan Tinggi tersebut ;

Setelah membaca penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 54/PID.SUS-ANAK/2017/PT.MDN tanggal 12 Desember 2017, berikut putusan dan berkas perkara Pengadilan Negeri Kisaran Nomor : 31/Pid.Sus-Anak/2017/PN.Kis tanggal 16 Nopember 2017;

Menimbang, bahwa Anak diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut :

Kesatu:

Bahwa ia Anak, pada hari Senin tanggal tidak ingat bulan Nopember 2015 sekira pukul 15.00 Wib, pada hari dan tanggal tidak ingat bulan Februari 2016 sekira pukul 15.00 Wib dan pada hari dan tanggal tidak ingat bulan April 2017 sekira 15.00 Wib atau setidak-tidaknya dalam bulan Nopember tahun 2015, bulan Februari tahun 2016 dan bulan April tahun 2017, bertempat di Kantin SD Negeri 010106 Kelurahan Lima Puluh Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kisaran yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi korban melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain sebagai perbuatan berlanjut, yang dilakukan oleh Anak dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa pada hari Minggu tanggal tidak ingat bulan Nopember 2015 sekira pukul 10.00 Wib Anak mengirimkan pesan lewat BBM ke saksi korban NATASHA MIRANTI dengan mengatakan “LAGI NGAPAIN” lalu saksi korban membalas BBM Anak dengan menjawab “LAGI DUDUK-DUDUK” setelah itu Anak membalas BBM dengan mengatakan “KIRIM FOTOMU” selanjutnya saksi korban mengirimkan foto wajahnya kemudian Anak menulis di BBM dengan mengatakan “BUKA YANG INI....YANG BUGIL” lalu saksi korban membalas “TIDAK MAU” setelah itu Anak menjawab “KIRIMLAH DULU” dan saksi korban tidak mengirim foto yang diminta oleh Anak kemudian Anak mengirim pesan lewat BBM dengan mengatakan “BESOK KITA JUMPA” lalu saksi korban membalas “MAU NGAPAIN” setelah itu Anak menjawab “DATANG AJALAH KAU...NANTI JUGA TAU” selanjutnya saksi korban membalas BBM dengan mengatakan “DIMANA?” kemudian Anak menjawab

(3)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

“DI SD” lalu saksi korban membalas BBM dengan mengatakan “SD DIMANA?” setelah itu Anak menjawab “SD DI BELAKANG MAN ITU LOH, PULANG SEKOLAH YA” (SD tersebut berada di belakang sekolah saksi korban) kemudian saksi korban menjawab “IA” dan keesokkan harinya pada hari Senin bulan Nopember 2015 sekira pukul 14.30 Wib yang mana saat itu saksi korban pulang sekolah dan Anak mengirimkan pesan lewat BBM dengan mengatakan “AYOLAH PULANG SEKOLAH NANTI” kemudian saksi korban membalas BBM dengan mengatakan “KEMANA?” lalu Anak menjawab BBM dengan mengatakan “YANG AKU BILANG SEMALAM....KE SD” setelah itu saksi korban menjawab “IA NANTI AKU KESANA” selanjutnya Anak membalas BBM dengan mengatakan “JANGAN BAWA KAWANMU DAN JANGAN BILANG-BILANG SAMA KAWANMU KALAU KITA KETEMU DISANA” kemudian saksi korban membalas “KENAPA RUPANYA KALAU AKU BAWA KAWAN” dan Anak membalas “UDAHLAH KITA BERDUA AJA LOH“ lalu saksi korban membalas “ YA UDAH” setelah itu Anak membalas “KAU DULUAN KESANA NANTI AKU NYUSUL KESANA, NANTI KAU MENUNGGU DIKANTIN YANG ADA DISANA” lalu saksi korban membalas “IA“ setelah itu BBM terputus kemudian pada pukul 15.00 Wib saksi korbanpun pergi menuju SD Kelurahan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara tepatnya di belakang sekolah MAN Lima Puluh setelah sampai di sana saksi korban langsung menunggu Anak di kantin SD tersebut dan lima belas menit kemudian Anak datang dengan mengendarai sepeda motor kemudian Anak duduk di kursi kantin tersebut selanjutnya Anak mengatakan “SINI DUDUK DEKAT AKU” kemudian saksi korban mendekatinya sambil berkata “NGAPAINLAH KITA DISINI” lalu Anak menjawab “SUDAHLAH TENANG AJA” selanjutnya saksi korban duduk disamping Anak kemudian Anak langsung menarik tangan saksi korban dan Anak menyuruh saksi korban untuk memegang alat kelaminnya, yang mana saat itu Anak telah membuka celananya dan tangan saksi korban ditarik oleh Anak untuk memegang alat kelaminnya hingga akhirnya tangan saksi korban memegang alat kelaminnya selanjutnya Anak memegang alat kelamin saksi korban akan tetapi saat itu saksi korban memukul tangan Anak selanjutnya Anak memegang kedua tangan saksi korban dengan kuat, yang mana saat itu saksi korban tidak bisa menggerakkan kedua tangannya kemudian Anak meremas-remas payudara saksi korban dan saat itu saksi korban mengatakan “SAKIT … APANYA YANG KAU BUAT INI” lalu Anak menjawab “TAPI ENAKKAN” kemudian saksi korban menjawab “SUDAHLAH AKU MAU PULANG” selanjutnya Anak mencium bibir saksi korban dan tidak lama kemudian Anak menyuruh saksi

(4)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

korban untuk mengisap alat kelaminnya akan tetapi saksi korban tidak mau namun Anak tetap memaksa saksi korban dengan menarik kepala saksi korban dan mengarahkan kepala saksi korban ke alat kelaminnya karena kepala saksi korban terus ditekan akhirnya saksi korban mengisap alat kelaminnya setelah itu Anak menyuruh saksi korban untuk berbaring di kursi kayu yang ada dikantin tersebut dan awalnya saksi korban mengatakan “UNTUK APA AKU TIDUR DISITU” lalu Anak mengatakan “SUDAH TIDUR AJALAH” karena ia memaksa terus akhirnya saksi korban berbaring di atas kursi kayu tersebut setelah itu Anak membuka celana dalam saksi korban dan mengangkat rok saksi korban ke atas selanjutnya Anak memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin saksi korban yang mana saat itu alat kelamin saksi korban terasa sakit dan saksi korban mengatakan “ADUH SAKIT” akan tetap Anak hanya diam saja dan Anak menggoyang-goyangkan pantatnya naik dan turun hingga alat kelamin Anak mengeluarkan cairan putih (sperma) dan saat itu Anak membuang spermanya di atas tanah setelah itu saksi korban kembali memakai celana dalam dan begitu juga dengan Anak kembali memakai celananya selanjutnya saksi korban meminta Anak untuk mengantar saksi korban sampai simpang akan tetapi Anak tidak mau dan saat itu saksi korban merasa kesal kemudian Anak mengatakan “TERIMA KASIH YA” dan saksi korban hanya diam saja kemudian saksi korban langsung pergi pulang kemudian yang kedua kalinya dilakukan pada bulan Februari 2016 sekira pukul 15.00 Wib Anak kembali mengajak saksi korban bertemu di tempat yang sama yaitu di Kantin Sekolah Dasar Kelurahan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara dan setelah saksi korban bertemu dengan Anak kemudian Anak menyuruh saksi korban untuk membuka celana dalam saksi korban akan tetapi saksi korban tidak mau, selanjutnya Anak yang langsung membuka celana dalam saksi korban kemudian saksi korban mengatakan “APANYA YANG KAU BUAT INI ?” lalu Anak menjawab “SUDAH KAU DIAM SAJA, TIDURLAH KAU” sambil ia menolak tubuh saksi korban agar tertidur dan setelah saksi korban terlentang di atas kursi kantin tersebut Anak menjilati alat kelamin saksi korban dan tidak lama kemudian Anak membuka celana dalam dan luarnya sampai lutut selanjutnya kedua paha saksi korban dilebarkan oleh Anak selanjutnya kedua tangan saksi korban dipegang oleh Anak lalu Anak memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin saksi korban dan saat itu alat kelamin saksi korban masih terasa sakit sambil mengatakan “ SUDAHLAH SAKIT” lalu Anak menjawab “DIAM AJA, JANGAN RIBUT NANTI ADA YANG DENGAR” kemudian Anak menggoyang-goyangkan pantatnya naik dan turun

(5)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

tidak lama kemudian saksi korban langsung mendorong tubuh Anak (karena saksi korban takut Anak mengeluarkan spermanya ke dalam alat kelamin saksi korban) dan setelah alat kelamin Anak dikeluarkan dari alat kelamin saksi korban kemudian saksi korban langsung memakai kembali celana dalam saksi korban lalu Anak kembali merayu saksi korban untuk melakukan persetubuhan tersebut akan tetapi saksi korban tidak mau hingga akhirnya Anak mengocok alat kelaminnya sampai alat kelaminnya mengeluarkan cairan putih (sperma) setelah selesai Anak mengatakan “TERIMA KASIH” kemudian Anak langsung pergi meninggalkan saksi korban sedangkan saksi korban langsung pulang kerumah dan ketiga kalinya dilakukan pada bulan April 2017 sekira pukul 15.00 Wib yang mana saat itu saksi korban pulang sekolah kemudian Anak mengirimkan pesan lewat BBM kepada saksi korban dengan tujuan mengajak saksi korban untuk bertemu di kantin SD setelah itu saksi korban dan Anak bertemu di kantin SD selanjutnya Anak menyuruh saksi korban mengisap alat kelaminnya dan saksi korban langsung mengisap

alat kelaminnya dan tidak lama kemudian Anak mengatakan

“DEK…DEK…DAH MAU NEMBAK” lalu Anak menyuruh saksi korban untuk membuka celana saksi korban dan berbaring di atas kursi kayu dan saksi korbanpun mengikuti perkataan Anak setelah itu Anak memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin saksi korban dan menggoyang-goyangkan pantatnya naik dan turun sekitar 5 menit kemudian Anak melepaskan alat kelaminnya dari dalam alat kelamin saksi korban dan mengeluarkan spermanya ke tanah dan setelah selesai Anak dan saksi korban masing-masing memakai kembali celana setelah itu Anak dan saksi korban pulang ke rumah masing-masing yang mana sebelum Anak melakukan persetubuhan terhadap saksi korban terlebih dahulu dilakukan dengan memaksa saksi korban dengan cara memegang kuat kedua tangan saksi korban dimana maksud dan tujuan Anak melakukan persetubuhan terhadap saksi korban adalah untuk melampiaskan nafsu seksualnya dan akibat perbuatan Anak, saksi korban mengalami trauma dan rasa sakit pada alat kelaminnya pada saat saksi korban akan membuang air kecil, hal ini sesuai dengan Surat Visum Et Repertum Nomor: 347/VER/X/2017 tertanggal 16 Oktober 2017 atas nama NATASHA MIRANTI yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Rouli RD Situmorang, Dokter Jaga di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi, yang menyatakan Hasil pemeriksaan yaitu :

HASIL PEMERIKSAAN LUAR

o Kepala dan leher : Tidak dijumpai kelainan.

(6)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

o Perut dan pinggang : Tidak dijumpai kelainan.

o Anggota gerak Atas : Tidak dijumpai kelainan.

o Anggota gerak Bawah : Tidak dijumpai kelainan.

o Alat Kelamin : - Bibir kemaluan besar tidak ada kelainan.

- Bibir kemaluan kecil tidak ada kelainan. - Liang Senggama tidak ada kelainan.

- Selaput dara robek sampai dasar pada jam 1, 5, 7, 9, 11.

- Sisa sperma tidak dijumpai. - Pendarahan tidak dijumpai. - Plano test Negatif (-).

Kesimpulan : Selaput dara robek diduga akibat masuknya benda tumpul atau sejenisnya.

Perbuatan Anak sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai dengan Pasal 76 D Jo. Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP Jo. Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak;

ATAU; Kedua:

Bahwa ia Anak, pada hari Senin tanggal tidak ingat bulan Nopember 2015 sekira pukul 15.00 Wib, pada hari dan tanggal tidak ingat bulan Februari 2016 sekira pukul 15.00 Wib dan pada hari dan tanggal tidak ingat bulan April 2017 sekira 15.00 Wib atau setidak-tidaknya dalam bulan Nopember tahun 2015, bulan Februari tahun 2016 dan bulan April tahun 2017, bertempat di Kantin SD Negeri 010106 Kelurahan Lima Puluh Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kisaran yang berwenang memeriksa dan mengadili

perkaranya, dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian

kebohongan, atau membujuk Anak yaitu saksi korban melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain sebagai perbuatan berlanjut, yang dilakukan oleh Anak dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa pada hari Minggu tanggal tidak ingat bulan Nopember 2015 sekira pukul 10.00 Wib Anak mengirimkan pesan lewat BBM ke saksi korban dengan mengatakan “LAGI NGAPAIN” lalu saksi korban membalas BBM Anak dengan menjawab “LAGI DUDUK-DUDUK” setelah itu Anak membalas BBM dengan mengatakan “KIRIM FOTOMU” selanjutnya saksi korban

(7)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

mengirimkan foto wajahnya kemudian Anak menulis di BBM dengan mengatakan “BUKA YANG INI....YANG BUGIL” lalu saksi korban membalas “TIDAK MAU” setelah itu Anak menjawab “KIRIMLAH DULU” dan saksi korban tidak mengirim foto yang diminta oleh Anak kemudian Anak mengirim pesan lewat BBM dengan mengatakan “BESOK KITA JUMPA” lalu saksi korban membalas “MAU NGAPAIN” setelah itu Anak menjawab “DATANG AJALAH KAU...NANTI JUGA TAU” selanjutnya saksi korban membalas BBM dengan mengatakan “DIMANA?” kemudian Anak menjawab “DI SD” lalu saksi korban membalas BBM dengan mengatakan “SD DIMANA?” setelah itu Anak menjawab “SD DI BELAKANG MAN ITU LOH, PULANG SEKOLAH YA” (SD tersebut berada di belakang sekolah saksi korban) kemudian saksi korban menjawab “IA” dan keesokkan harinya pada hari Senin bulan Nopember 2015 sekira pukul 14.30 Wib yang mana saat itu saksi korban pulang sekolah dan Anak mengirimkan pesan lewat BBM dengan mengatakan “AYOLAH PULANG SEKOLAH NANTI” kemudian saksi korban membalas BBM dengan mengatakan “KEMANA?” lalu Anak menjawab BBM dengan mengatakan “YANG AKU BILANG SEMALAM....KE SD” setelah itu saksi korban menjawab “IA NANTI AKU KESANA” selanjutnya Anak membalas BBM dengan mengatakan “JANGAN BAWA KAWANMU DAN JANGAN BILANG-BILANG SAMA KAWANMU KALAU KITA KETEMU DISANA” kemudian saksi korban membalas “KENAPA RUPANYA KALAU AKU BAWA KAWAN” dan Anak DANIL ADHITYA Alias DANIL membalas “UDAHLAH KITA BERDUA AJA LOH“ lalu saksi korban membalas “ YA UDAH” setelah itu Anak membalas “KAU DULUAN KESANA NANTI AKU NYUSUL KESANA, NANTI KAU MENUNGGU DIKANTIN YANG ADA DISANA” lalu saksi korban membalas “IA“ setelah itu BBM terputus kemudian pada pukul 15.00 Wib saksi korbanpun pergi menuju SD Kelurahan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara tepatnya di belakang sekolah MAN Lima Puluh setelah sampai di sana saksi korban langsung menunggu Anak di kantin SD tersebut dan lima belas menit kemudian Anak datang dengan mengendarai sepeda motor kemudian Anak duduk di kursi kantin tersebut selanjutnya Anak mengatakan “SINI DUDUK DEKAT AKU” kemudian saksi korban mendekatinya sambil berkata “NGAPAINLAH KITA DISINI” lalu Anak menjawab “SUDAHLAH TENANG AJA” selanjutnya saksi korban duduk disamping Anak kemudian Anak langsung menarik tangan saksi korban dan Anak menyuruh saksi korban untuk memegang alat kelaminnya, yang mana saat itu Anak telah membuka celananya dan tangan saksi korban ditarik oleh Anak untuk memegang alat kelaminnya hingga akhirnya tangan saksi korban

(8)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

memegang alat kelaminnya selanjutnya Anak memegang alat kelamin saksi korban akan tetapi saat itu saksi korban memukul tangan Anak selanjutnya Anak memegang kedua tangan saksi korban dengan kuat, yang mana saat itu saksi korban tidak bisa menggerakkan kedua tangannya kemudian Anak meremas-remas payudara saksi korban dan saat itu saksi korban mengatakan “SAKIT … APANYA YANG KAU BUAT INI” lalu Anak menjawab “TAPI ENAKKAN” kemudian saksi korban menjawab “SUDAHLAH AKU MAU PULANG” selanjutnya Anak mencium bibir saksi korban dan tidak lama kemudian Anak menyuruh saksi korban untuk mengisap alat kelaminnya akan tetapi saksi korban tidak mau namun Anak tetap memaksa saksi korban dengan menarik kepala saksi korban dan mengarahkan kepala saksi korban ke alat kelaminnya karena kepala saksi korban terus ditekan akhirnya saksi korban mengisap alat kelaminnya setelah itu Anak menyuruh saksi korban untuk berbaring di kursi kayu yang ada dikantin tersebut dan awalnya saksi korban mengatakan “UNTUK APA AKU TIDUR DISITU” lalu Anak mengatakan “SUDAH TIDUR AJALAH” karena ia memaksa terus akhirnya saksi korban berbaring di atas kursi kayu tersebut setelah itu Anak membuka celana dalam saksi korban dan mengangkat rok saksi korban ke atas selanjutnya Anak memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin saksi korban yang mana saat itu alat kelamin saksi korban terasa sakit dan saksi korban mengatakan “ADUH SAKIT” akan tetap Anak hanya diam saja dan Anak menggoyang-goyangkan pantatnya naik dan turun hingga alat kelamin Anak mengeluarkan cairan putih (sperma) dan saat itu Anak membuang spermanya di atas tanah setelah itu saksi korban kembali memakai celana dalam dan begitu juga dengan Anak kembali memakai celananya selanjutnya saksi korban meminta Anak untuk mengantar saksi korban sampai simpang akan tetapi Anak tidak mau dan saat itu saksi korban merasa kesal kemudian Anak mengatakan “TERIMA KASIH YA” dan saksi korban hanya diam saja kemudian saksi korban langsung pergi pulang kemudian yang kedua kalinya dilakukan pada bulan Februari 2016 sekira pukul 15.00 Wib Anak kembali mengajak saksi korban bertemu di tempat yang sama yaitu di Kantin Sekolah Dasar Kelurahan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara dan setelah saksi korban bertemu dengan Anak kemudian Anak menyuruh saksi korban untuk membuka celana dalam saksi korban akan tetapi saksi korban tidak mau, selanjutnya Anak yang langsung membuka celana dalam saksi korban kemudian saksi korban mengatakan “APANYA YANG KAU BUAT INI ?” lalu Anak menjawab “SUDAH KAU DIAM SAJA, TIDURLAH KAU” sambil ia menolak tubuh saksi korban agar tertidur dan setelah saksi korban terlentang

(9)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

di atas kursi kantin tersebut Anak menjilati alat kelamin saksi korban dan tidak lama kemudian Anak membuka celana dalam dan luarnya sampai lutut selanjutnya kedua paha saksi korban dilebarkan oleh Anak selanjutnya kedua tangan saksi korban dipegang oleh Anak, lalu Anak memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin saksi korban dan saat itu alat kelamin saksi korban masih terasa sakit sambil mengatakan “ SUDAHLAH SAKIT” lalu Anak menjawab “DIAM AJA, JANGAN RIBUT NANTI ADA YANG DENGAR” kemudian Anak menggoyang-goyangkan pantatnya naik dan turun tidak lama kemudian saksi korban langsung mendorong tubuh Anak (karena saksi korban takut Anak mengeluarkan spermanya ke dalam alat kelamin saksi korban) dan setelah alat kelamin Anak dikeluarkan dari alat kelamin saksi korban kemudian saksi korban langsung memakai kembali celana dalam saksi korban lalu Anak kembali merayu saksi korban untuk melakukan persetubuhan tersebut akan tetapi saksi korban tidak mau hingga akhirnya Anak mengocok alat kelaminnya sampai alat kelaminnya mengeluarkan cairan putih (sperma) setelah selesai Anak mengatakan “TERIMA KASIH” kemudian Anak langsung pergi meninggalkan saksi korban sedangkan saksi korban langsung pulang kerumah dan ketiga kalinya dilakukan pada bulan April 2017 sekira pukul 15.00 Wib yang mana saat itu saksi korban pulang sekolah kemudian Anak mengirimkan pesan lewat BBM kepada saksi korban dengan tujuan mengajak saksi korban untuk bertemu di kantin SD setelah itu saksi korban dan Anak bertemu di kantin SD selanjutnya menyuruh saksi korban mengisap alat kelaminnya dan saksi korban langsung mengisap alat kelaminnya dan tidak lama kemudian Anak mengatakan “DEK…DEK…DAH MAU NEMBAK” lalu Anak menyuruh saksi korban untuk membuka celana saksi korban dan berbaring di atas kursi kayu dan saksi korbanpun mengikuti perkataan Anak setelah itu Anak memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin saksi korban dan menggoyang-goyangkan pantatnya naik dan turun sekitar 5 menit kemudian Anak melepaskan alat kelaminnya dari dalam alat kelamin saksi korban dan mengeluarkan spermanya ke tanah dan setelah selesai Anak dan saksi korban masing-masing memakai kembali celana setelah itu Anak dan saksi korban pulang ke rumah masing-masing yang mana sebelum Anak melakukan persetubuhan dengan saksi korban terlebih dahulu Anak merayu saksi korban dengan mengatakan Anak sayang pada saksi korban dimana maksud dan tujuan Anak melakukan persetubuhan terhadap saksi korban adalah untuk melampiaskan nafsu seksualnya dan akibat perbuatan Anak, saksi korban mengalami trauma dan rasa sakit pada alat kelaminnya pada saat saksi korban akan membuang air kecil, hal ini

(10)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

sesuai dengan Surat Visum Et Repertum Nomor: 347/VER/X/2017 tertanggal 16 Oktober 2017 atas nama yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Rouli RD Situmorang, Dokter Jaga di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi, yang menyatakan Hasil pemeriksaan yaitu :

HASIL PEMERIKSAAN LUAR

o Kepala dan leher : Tidak dijumpai kelainan.

o Dada dan punggung : Tidak dijumpai kelainan

o Perut dan pinggang : Tidak dijumpai kelainan.

o Anggota gerak Atas : Tidak dijumpai kelainan.

o Anggota gerak Bawah : Tidak dijumpai kelainan.

o Alat Kelamin : - Bibir kemaluan besar tidak ada kelainan.

- Bibir kemaluan kecil tidak ada kelainan. - Liang Senggama tidak ada kelainan.

- Selaput dara robek sampai dasar pada jam 1, 5, 7, 9, 11.

- Sisa sperma tidak dijumpai. - Pendarahan tidak dijumpai. - Plano test Negatif (-).

Kesimpulan : Selaput dara robek diduga akibat masuknya benda tumpul atau sejenisnya.

Perbuatan Anak sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai dengan Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP Jo. Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak;

Menimbang, bahwa setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:

1. Menyatakan Anak bersalah melakukan tindak pidana "Melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya secara berlanjut” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 76 D Jo. Pasal 81 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP Jo. UU RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dalam dakwaan Alternatif Kesatu;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Anak dengan pidana penjara selama 8 (delapan) tahun, dikurangi selama Anak ditangkap dan ditahan ditambah dengan Denda sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) diganti

(11)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

dengan Pelatihan Kerja selama 3 (tiga) bulan dan dengan perintah Anak tetap ditahan;

3. Menyatakan barang bukti berupa :

 1 (satu) potong kemeja putih, 1 (satu) potong rok panjang berwarna

abu-abu, 1 (satu) potong celana dalam berwarna abu-abu dan 1 (satu) potong BH berwarna hitam masing-masing dikembalikan kepada yang berhak yaitu NATASHA MIRANTI;

4. Menetapkan agar Anak membayar biaya perkara sebesar Rp5.000,-(lima ribu rupiah);

Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor: 31/Pid.Sus–Anak/2017/PN.Kis tanggal 16 Nopember 2017, yang amarnya sebagai berikut:

1. Menyatakan Anak telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya terus menerus sebagai perbuatan yang dilanjutkan sebagaimana dalam dakwaan alternatif kesatu;

2. Menjatuhkan pidana kepada Anak oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 (dua) Tahun dan pelatihan kerja selama 3 (tiga) bulan;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Anak dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan Anak tetap ditahan; 5. Menetapkan barang bukti berupa:

- 1 (satu) potong kemeja putih;

- 1 (satu) potong rok panjang warna abu-abu;

- 1 (satu) potong celana dalam berwarna abu-abu;

- 1 (satu) potong BH berwarna hitam;

Dikembalikan kepada Anak korban Natasha Miranti;

6. Membebankan kepada Anak membayar biaya perkara sejumlah Rp2.000,00 (dua ribu rupiah);

Menimbang, bahwa Akta permintaan banding Nomor.

7/Akta.Pid/2017/PN.Kis yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Kisaran, bahwa pada tanggal 21 Nopember 2017. Penuntut Umum telah mengajukan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor :31/Pid.Sus-Anak/2017/PN.Kis tanggal 16 Nopember 2017 :

(12)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Menimbang, bahwa Akta pemberitahuan permintaan banding yang dibuat oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Kisaran, bahwa pada tanggal 27 Nopember 2017 pernyataan banding oleh Penuntut Umum telah diberitahukan kepada Penasihat Hukum Anak ;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah mengajukan memori banding tertanggal 23 Nopember 2017 dan didaftakan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kisaran pada tanggal 23 Nopember 2017, dan memori banding tersebut telah diserahkan kepada Penasihat Hukum Anak pada tanggal 29 Nopember 2017;

Menimbang, bahwa Penasihat Hukum Anak telah mengajukan kontra memori banding tertanggal Desember 2017 dan didaftakan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kisaran pada tanggal 4 Desember 2017, dan kontra memori banding tersebut telah diserahkan kepada Penuntut Umum pada tanggal 7 Desember 2017;

Menimbang, bahwa Surat Pemberitahuan untuk mempelajari berkas yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Kisaran ditujukan kepada Penasihat Hukum Anak pada tanggal 4 Desember 2017 dan kepada Penuntut Umum pada tanggal 7 Desember 2017, untuk mempelajari berkas perkara selama 7 (tujuh) hari sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan;

Menimbang, bahwa permintaan banding dari Penuntut Umum diajukan dalam tenggang waktu dan menurut cara-cara serta syarat-syarat yang ditentukan dalam undang-undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah mengajukan memori banding tertanggal 23 Nopember 2017 terhadap putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor: 31/Pid.Sus-Anak/2017/PN Kis tanggal 16 Nopember 2017, yang pada pokoknya mengemukakan keberatan sebagai berikut :

− Menyatakan Anak bersalah melakukan tindak pidana “Melakukan

Kekerasan atau ancaman Kekerasan, Memaksa Anak melakukan Persetubuhan dengannya secara berlanjut” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 76 D Jo. Pasal 81 ayat (1) Undang-undang RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP Jo. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dalam dakwaan Alternatif Kesatu;

(13)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

− Menjatuhkan pidana terhadap Anak dengan pidana penjara selama 8

(delapan) Tahun dikurangi selama Anak ditangkap dan ditahan ditambah

dengan Pelatihan Kerja selama 3 (tiga) Bulan dan dengan perintah Anak

tetap ditahan

Menimbang, bahwa Penasihat Hukum Anak telah mengajukan kontra memori banding tertanggal Desember 2017 terhadap putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor: 31/Pid.Sus-Anak/2017/PN Kis tanggal 16 Nopember 2017, yang pada pokoknya mengemukakan keberatan sebagai berikut :

1. Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 1 April 1975 Nomor 1272.K/Sip/1973, yang amar pertimbangan hukumnya antara lain berbunyi : “ Memori banding dan Kontra Memori banding yang berisikan hal-hal yang telah dikemukakan dalam persidangan pengadilan tingkat pertama tidak perlu dipertimbangkan dan harus dikesampingkan oleh Pengadilan Tinggi ”;

2. Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 12 Nopember 1974 Nomor 762.K/Sip/1972, yang amar pertimbangan hukumnya antara lain berbunyi : “ Karena keberatan diajukan oleh pembanding asal tercantum dalam Memori bandingnya pada pokonya hanya mengulangi apa yang terajdi dipersidangan pengadilan tingkat pertama dan keberatan –keberatan mana ternyata tidak menguatkan dalil-dalil pembanding Tergugat asal, maka pembanding-pembanding asal harus tetap dinyatakan sebagai pihak yang kalah”;

3. Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 2 Februari 1972 Nomor 321.K/Sip/1971, yang amar pertimbangan hukumnya antara lain berbunyi : Memori Banding yang diajukan oleh pembanding yang tidak memuat hal-hal yang baru harus dikesampingkan “. Bahwa dengan demikian, alasan-alasan yang dikemukan pembanding dalam memori bandingnya tidak dapat dipertimbangkan dan harus dikesampingkan ;

Bahwa oleh karena uraian argumentasi hukum Pembanding tidak beralasan dan disamping itu seluruh uraian yang terdapat dalam Memori Banding sama dengan uraian yang terdapat dalam dakwaan dan tuntutan dari Pemohon Banding, dan atau uraian atau argumentasi hukum yang dijelaskan ditingkat pertama atau ditingkat Pengadilan Negeri Kisaran sama dengan uraian Memori Banding yang di mohonkan Pembanding, maka sudah pantas dan wajar apabila Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan untuk menolak Memori Banding dari Pembanding ;

I. Bahwa keberatan dalam Memori Banding Saudara Jaksa Penuntut Umum pada point 2 (dua) juga sangat tidak beralasan dan tidak relevan, sebab

(14)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Hakim dalam mengambil putusan berasaskan kebebasan dan independensi

dalam memutus perkara, dimana Hakim mempunyai wewenang untuk memutus sesuai fakta persidangan dan keyakinannya memberikan pemidanaan melebihi maupun di bawah tuntutan Jaksa Penuntut Umum jika dirasa adil dan rasional, oleh karena itu mengenai hukuman yang dijatuhkan kepada seseorang Terdakwa adalah bergantung pada penilaian/keyakinan Hakim. Dengan demikian Putusan Hakim Pengadilan Negeri Kisaran dalam Reg. Perkara No. 31/Pid.Sus.Anak /2017/PN-Kis tertanggal 16 November 2017 tidak bertentangan dengan ketentuan UU. No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, dimana “ Hakim bukanlah sekedar corong undang-undang (la bouche de la loi), Hakim juga pemberi makna melalui penemuan hukum atau kontruksi hukum sehingga dalam menegakakan hukum Hakim harus berusaha membuat putusannya adil dan berkeadilan yang hidup dalam masyarakat;

II. Bahwa keberatan dalam Memori Banding Saudara Jaksa Penutut umum

pada point 3 (tiga) , sangat-sangat terlalu berat dan bertentangan dengan

UU.RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU.RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU HAM;-

Dimana tuntutan Saudara Jaksa Penuntut Umum sangat berat bagi seorang anak yang tersangkut hukum, karena berdasarkan ketentuan UU RI Perlindungan Anak hukuman yang dapat dijatuhkan kepada anak setengah dari orang dewasa, dengan menuntut anak dengan pidana penjara selama 8 (delapan) tahun dan pelatihan kerja selama 6 (enam) bulan, yang dapat membunuh masa depan anak untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, bila dilihat dari segi fisikologis dan ketentuan yang terdapat pada Undang-Undang Perlindungan Anak, selain daripada itu hukum sifatnya bukanlah untuk balas dendam akan tetapi untuk mendidik seseorang menjadi lebih baik dimana kondisi psikis anak yg telah berbuat kejahatan juga sangat labil, sebab anak yang masih dibawah umur sifatnya masih labil dan mudah terpengaruh oleh lingkungan, dan apabila putusan majelis memerintahkan Anak harus menjalani hukuman di rumah tahanan maka anak tersebut sifatnya akan lebih jahat lagi, sebab rumah tahanan dipenuhi orang yang jahat-jahat, apabila salah dalam menanganinya, anak tersebut justru akan tumbuh menjadi orang yang tidak baik, sebab rumah tahanan tidak dapat menjamin mendidik prilaku anak yang masih dibawah umur tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik;

Bahwa oleh karena itu putusan Pengadilan Pengadilan Negeri Kisaran dalam Reg. Perkara No. 31/Pid.Sus.Anak/2017/PN-Kis tertanggal 16 November

(15)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

2017 sudah sangat tepat dan telah memenuhi rasa keadilan di tengah-tengah masyarakat;

Berdasarkan alasan-alasan sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, dengan segala kerendahan hati memohon kehadapan Yang Mulia Hakim Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini pada pemeriksaan di tingkat Banding kiranya berkenan untuk mengambil suatu putusan hukum yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

1. Menerima Kontra Memori Banding dari Terbanding tersebut ;

2. Menolak Memori Banding dari Pemohon Banding ;

3. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Kisaran dalam Reg. Perkara No.

31/Pid.Sus.Anak/2017/PN-Kis, tertanggal 16 November 2017 tersebut ; ATAU, bilamana Majelis Hakim Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili

perkara ini pada pemeriksaan di tingkat Banding berpendapat lain dengan Termohon Banding, dalam peradilan yang baik (ingoede van justitie) mohon kiranya diputus dengan putusan yang seringan-ringannya dan seadil-adilnya sesuai dengan rasa keadilan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat .

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding mempelajari keseluruhan berkas perkara yang meliputi surat dakwaan, berita acara persidangan, keterangan saksi – saksi dan salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor:31/Pid.Sus-Anak/2017/PN.Kis tanggal 16 Nopember 2017, dan serta surat – surat yang berhubungan dengan perkara ini, Majelis Hakim Tingkat Banding pada dasarnya sependapat dengan pertimbangan hukum Hakim Anak Tingkat Pertama yang berkesimpulan , bahwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa Anak bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan Jaksa dalam surat dakwaanya tersebut ;

Menimbang, bahwa karena pertimbangan hukum Hakim Anak Tingkat Pertama telah tepat dan benar, maka Hakim Anak Tingkat Banding mengambil alih sebagai dasar pertimbangan Hakim Anak Tingkat Banding sendiri dalam memeriksa dan memutus perkara ini ditingkat banding ;

Menimbang, bahwa Hakim Anak Tingkat Banding sependapat dengan pertimbangan Hakim Anak Tingkat Pertama tersebut baik mengenai kualifikasi tindak pidana yang dilakukan oleh Anak maupun tentang pidana percobaan yang dijatuhkan kepada Anak, menurut Hakim Anak Tingkat Banding telah mencerminkan rasa keadilan bagi masyarakat ;

(16)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Menimbang, bahwa hukuman yang dijatuhkan kepada Anak bukanlah bermaksud sebagai suatu pembalasan terhadap apa yang telah diperbuatnya, akan tetapi jauh lebih penting adalah sebagai instropeksi bagi diri Anak agar tidak berbuat tindak pidana lagi dan dapat memperbaiki diri di kemudian hari ;

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan

sebagaimana telah disebutkan diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor:31/Pid.Sus-Anak/2017/PN.Kis tanggal 16 Nopember 2017 harus dipertahankan dan dikuatkan;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Anak telah dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

Menimbang, bahwa oleh karena dalam pemeriksaan perkara ini Anak didalam tahanan, maka Anak ditetapkan tetap dalam tahanan;

Menimbang, bahwa oleh karena Anak tetap dinyatakan bersalah dan dipidana, maka berdasarkan Pasal 222 KUHAP kepada Anak harus pula dibebani untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan;

Memperhatikan, Pasal 76 D jo. Pasal 81 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP jo. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11

Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1981 tentang KUHAP, Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan ketentuan lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I

1. Menerima permintaan banding dari Penuntut Umum;

2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 31/Pid.Sus-Anak/2017/PN.Kis, tanggal 16 Nopember 2017, yang dimintakan banding tersebut;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Anak dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan Anak tetap ditahan;

5. Membebankan untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding sebesar Rp. 2.500,00.- ( dua ribu lima ratus rupiah);

(17)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Demikian di putuskan pada hari ini Rabu tanggal 13 Desember 2017

oleh Hakim Anak Tingkat Banding ERWAN MUNAWAR, SH., MH pada

Pengadilan Tinggi Medan berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 54/PID.SUS-ANAK/2017/PT.MDN tanggal 12 Desember 2017, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu

juga serta dibantu oleh PITER MANIK, SH Panitera Pengganti pada

Pengadilan Tinggi Medan tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum maupun Anak;

Panitera Pengganti, Hakim Tinggi Anak,

ttd ttd

Referensi

Dokumen terkait

Dampak lain dari adanya pandemi Covid-19 ini di antaranya adalah pengurangan tenaga kerja pada sektor industri pariwisata yang berakibat pada menurunnya

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 185 ayat (1) huruf a dan huruf d Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Tahap teknik analisis data meliputi: (1) menganalisis data yang menunjukkan kepercayaan masyarakat pesisir dan makna simbol yang terdapat dalam novel dengan

Pada pemeriksaan objektif warna gingiva sudah sama dengan gingiva sekitarnya, tidak sakit saat palpasi dan pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulut serta

— Elakkan daripada memotong makanan yang beku atau terlalu keras (sebagai contoh, tulang), kerana ini boleh menyebabkan hujung pisau bengkok atau ketajaman mata pisau akan

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga karya tesis berbentuk laporan penelitian dengan judul “Implementasi

Saya senang sekali bahwa lewat pembangunan pasar swalayan, akan ada lebih banyak kesempatan kerja untuk anggota desa kita, khususnya kaum remaja. Walaupun begitu, saya juga sadar

Penulis telah melakukakan observasi objek penelitian yang berkaitan dengan usaha produk lokal di Bandung khususnya makanan Wajit Cililin yang berada di Bandung