• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGADILAN TINGGI MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGADILAN TINGGI MEDAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 1 dari 14 halaman Putusan Nomor 42/PID.SUS-ANAK/2016/PT.MDN.

P U T U S A N

Nomor : 42/PID.SUS.ANAK/2016/PT.MDN.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana Khusus Anak dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan seperti tersebut dibawah ini dalam perkara Anak :

Nama Lengkap : Pelaku Anak. Tempat lahir : Kampung Sejati.

Umur / tanggal lahir : 13 Tahun / 13 Nopember 2002. Jenis Kelamin : Laki-laki.

Kebangsaan : Indonesia. Tempat Tinggal : Rantau Prapat Agama : Kristen.

Pekerjaan : Pelajar.

Pendidikan : Pelajar Kelas IV SD.

Anak tidak ditahan :

Anak dipersidangan didampingi oleh Penasihat Hukumnya yaitu : Sdr. JACKSON OKTARYO NABABAN, SH, Advokat / Penasihat Hukum yang berkantor di Puri Kampung Baru Blok D No. 23 Rantauprapat Kec Rantau Selatan Kab. Labuhan Batu, yang dihunjuk oleh Hakim secara prodeo sesuai dengan Penetapan Nomor : 13/Pen.Pid/2016/PN-RAP tanggal 02 Juni 2016, Penetapan mana setelah dibacakan lalu dilampirkan dalam berkas perkara a quo ;

Pengadilan Tinggi tersebut ;

Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang bersangkutan serta turunan Putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat telah menjatuhkan putusan tanggal 03 Oktober 2016, Nomor 13/Pid.Sus-Anak/2016/PN Rap,dalam perkara Anak tersebut diatas; Menimbang, bahwa Anak telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan Nomor Reg. Perkara : PDM- 161/RP-RAP/05/2016 : tanggal 24 Mei 2016 yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :

(2)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 2 dari 14 halaman Putusan Nomor 42/PID.SUS-ANAK/2016/PT.MDN. Bahwa ia Pelaku Anak, pada hari Sabtu tanggal 30 Januari 2016 sekira pukul 16.00 wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Januari tahun 2016 bertempat diareal kebun sawit di Rantau Prapat atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Rantauprapat, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Rantau Prapat, “Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud daam Pasal 76 D, Setiap Orang dilarang melakukan Kekerasan atau ancaman Kekerasan memaksa Anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain”, perbuatan tersebut dilakukan Anak dengan cara sebagai berikut :

• Bahwa Anak Korban (IS), berusia 12 Tahun dan 2 Bulan, lahir pada tanggal 13 Juni 2003 sesuai dengan Surat Pendidion (Surat Keterangan Baptis) Nomor : 01/2604/SB/2004 yang membaptiskan Pendeta Pdt. M. Manik SmTh dan Guru Jemaat St. H. Sirait.

• Bahwa pada hari Sabtu tanggal 30 Januari 2016 sekira pukul 16.00 wib di Rantau Prapat ketika Anak Korban (IS) sedang berada diareal kebun sawit di Dusun VII Kampung Sejati Desa Bandar Selamat Kec. Aek Kuo Kab. Labuhan Batu Utara mencari berondolan sawit, dan pada saat hendak pulang Anak korban (IS) bertemu dengan Pelaku Anak dan langsung membujuk rayu Anak korban (IS) dengan mengatakan “Eta Main Annon Hu Lean Di Ho Rp. 5.000,- (Lima ribu rupiah) (ayo bersetubuh nanti ku kasih kau 5000)”, dan dijawab Anak korban (IS) “Ndang Olo Au (nggak mau aku)”, kemudian Pelaku Anak berkata “Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)”, dan dijawab Anak korban (IS) “Ngak Mau Aku (sambil Anak korban (IS) berlari ketakutan)”, kemudian Pelaku Anak mengejar Anak korban (IS) dan ketika Anak korban (IS) berhasil ditangkap Pelaku Anak langsung memukul bagian badan/ punggung belakang Anak korban (IS) sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenaga kuat sehingga Anak korban (IS) kesakitan dan terjatuh, dan setelah terjatuh Pelaku Anak langsung membuka celana pendek dan celana dalam Anak korban (IS) hingga terlepas, kemudian Pelaku Anak membuka celananya hingga batas lutut dan mengeluarkan batang kemaluannya yang sudah tegang dan besar kemudian Pelaku Anak merenggangkan kedua kaki Anak korban (IS) dan Pelaku Anak langsung memasukkan batang kemaluan (burung)nya kedalam lubang kemaluan/ Vagina Anak korban (IS) dan anak korban (IS) kesakitan dan mengatakan “Uda La Itu Sakit”, namun Pelaku Anak tidak

(3)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 3 dari 14 halaman Putusan Nomor 42/PID.SUS-ANAK/2016/PT.MDN. perduli dan tetap memasukkan kelaminnya ke Vagina anak korban (IS) lalu Pelaku Anak menggoyang-goyangkan diatas tubuh Anak korban (IS) lalu Pelaku Anak mencabut batang kemaluannya dan mengocokkannya mengeluarkan cairan atau sperma dan membuangnya ditanah, kemudian Anak korban (IS) mendengar anak saksi Romasta Br Simanjuntak memanggil-manggil nama Anak korban (IS) dan Anak korban (IS) dan Pelaku Anak masing-masing cepat-cepat memakai celana, kemudian Pelaku Anak langsung pergi meninggalkan Anak korban (IS) dan Anak korban (IS) juga langsung pulang, dan sesampainya dirumah anak saksi Romasta Br Simanjuntak mendekati Anak korban (IS) dan berkata “Marhalet Kau Kan Sama Si Ucok (main kau kan ama si ucok?)” dan dijawab Anak korban (IS) “Ia..dipaksanya aku”, lalu dijawab anak saksi Rosmata Br Simanjuntak “Ku Kasi Tau Kau Sama Mamak”, dan Anak korban (IS) ketakutan.

• Akibat perbuatan Pelaku Anak, saksi Anak Korban (IS) menderita mengalami luka sebagaimana dijelaskan dalam Visum Et Repertum dari Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat No. 445/1006/RM-RSUD/2016 tertanggal 03 Februari 2016 yang di buat dan ditandatangani oleh dr. H. Ainal Syah Putra, SpOG (selaku Dokter Spesialis Obgyn pada RSUD Kabupaten Labuhanbatu), melakukan pemeriksaan terhadap :

Nama : Anak Korban (IS);

Umur : Dusun 7 Kap. Sejati, 06 Nopember 2003; Agama : Kristen;

Kewarganegaraan : Indonesia; Alamat : Rantau Prapat Jenis Kelamin : Perempuan; Pekerjaan : Pelajar; PEMERIKSAAN LOKAL

• Kepala : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Leher : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Dada : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Perut : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Paha : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Kemaluan : dijumpai luka robek pada selaput dara

diposisi pukul 01.00 dan 05.00, 07.00, 10.00 dan 12.oo dengan dasar kemerahan.

(4)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 4 dari 14 halaman Putusan Nomor 42/PID.SUS-ANAK/2016/PT.MDN. Kesimpulan : berdasarkan keadaan tersebut diatas adalah Selaput dara tidak utuh lagi.

Perbuatan Anak tersebut diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat (1) Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang R.I. No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo UU RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Atau Kedua

Bahwa ia Pelaku Anak, pada hari Sabtu tanggal 30 Januari 2016 sekira pukul 16.00 wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Januari tahun 2016 bertempat diareal kebun sawit di Rantau Prapat atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Rantauprapat, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Rantau Prapat, “Dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain”, perbuatan tersebut dilakukan Anak dengan cara sebagai berikut :

• Bahwa Anak Korban (IS), berusia 12 Tahun dan 2 Bulan, lahir pada tanggal 13 Juni 2003 sesuai dengan Surat Pendidion (Surat Keterangan Baptis) Nomor : 01/2604/SB/2004 yang membaptiskan Pendeta Pdt. M. Manik SmTh dan Guru Jemaat St. H. Sirait.

• Bahwa pada hari Sabtu tanggal 30 Januari 2016 sekira pukul 16.00 Wib di Rantau Prapat ketika Anak Korban (IS) sedang berada diareal kebun sawit di Dusun VII Kampung Sejati Desa Bandar Selamat Kec. Aek Kuo Kab. Labuhan Batu Utara mencari berondolan sawit, dan pada saat hendak pulang Anak korban (IS) bertemu dengan Pelaku Anak dan langsung membujuk rayu Anak korban (IS) dengan mengatakan “Eta Main Annon Hu Lean Di Ho Rp. 5.000,- (Lima ribu rupiah) (ayo bersetubuh nanti ku kasih kau 5000)”, dan dijawab Anak korban (IS) “Ndang Olo Au (nggak mau aku)”, kemudian Pelaku Anak berkata “Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)”, dan dijawab Anak korban (IS) “Ngak Mau Aku (sambil Anak korban (IS) berlari ketakutan)”, kemudian Pelaku Anak mengejar Anak korban (IS) dan ketika Anak korban (IS) berhasil ditangkap Pelaku Anak langsung memukul bagian badan/ punggung belakang Anak korban (IS) sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenaga kuat sehingga Anak korban

(5)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 5 dari 14 halaman Putusan Nomor 42/PID.SUS-ANAK/2016/PT.MDN. (IS) kesakitan dan terjatuh, dan setelah terjatuh Pelaku Anak langsung membuka celana pendek dan celana dalam Anak korban (IS) hingga terlepas, kemudian Pelaku Anak membuka celananya hingga batas lutut dan mengeluarkan batang kemaluannya yang sudah tegang dan besar kemudian Pelaku Anak merenggangkan kedua kaki Anak korban (IS) dan Pelaku Anak langsung memasukkan batang kemaluan (burung)nya kedalam lubang kemaluan/ Vagina Anak korban (IS) dan anak korban (IS) kesakitan dan mengatakan “Uda La Itu Sakit”, namun Pelaku Anak tidak perduli dan tetap memasukkan kelaminnya ke Vagina anak korban (IS) lalu Pelaku Anak menggoyang-goyangkan diatas tubuh Anak korban (IS) lalu Pelaku Anak mencabut batang kemaluannya dan mengocokkannya mengeluarkan cairan atau sperma dan membuangnya ditanah, kemudian Anak korban (IS) mendengar anak saksi Romasta Br Simanjuntak memanggil-manggil nama Anak korban (IS) dan Anak korban (IS) dan Pelaku Anak masing-masing cepat-cepat memakai celana, kemudian Pelaku Anak langsung pergi meninggalkan Anak korban (IS) dan Anak korban (IS) juga langsung pulang, dan sesampainya dirumah anak saksi Romasta Br Simanjuntak mendekati Anak korban (IS) dan berkata “Marhalet Kau Kan Sama Si Ucok (main kau kan ama si ucok?)” dan dijawab Anak korban (IS) “Ia..dipaksanya Aku”, lalu dijawab anak saksi Rosmata Br Simanjuntak “Ku Kasi Tau Kau Sama Mamak”, dan Anak korban (IS) ketakutan.

• Akibat perbuatan Pelaku Anak, saksi Anak Korban (IS) menderita mengalami luka sebagaimana dijelaskan dalam Visum Et Repertum dari Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat No. 445/1006/RM-RSUD/2016 tertanggal 03 Februari 2016 yang di buat dan ditandatangani oleh dr. H. Ainal Syah Putra, SpOG (selaku Dokter Spesialis Obgyn pada RSUD Kabupaten Labuhanbatu), melakukan pemeriksaan terhadap :

Nama : Anak Korban (IS);

Umur : Dusun 7 Kap. Sejati, 06 Nopember 2003; Agama : Kristen;

Kewarganegaraan : Indonesia; Alamat : Rantau Prapat; Jenis Kelamin : Perempuan; Pekerjaan : Pelajar; PEMERIKSAAN LOKAL

(6)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 6 dari 14 halaman Putusan Nomor 42/PID.SUS-ANAK/2016/PT.MDN. • Kepala : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Leher : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Dada : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Perut : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Paha : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Kemaluan : dijumpai luka robek pada selaput dara

diposisi pukul 01.00 dan 05.00, 07.00, 10.00 dan 12.oo dengan dasar kemerahan.

Kesimpulan : berdasarkan keadaan tersebut diatas adalah Selaput dara tidak utuh lagi.

Perbuatan Anak tersebut diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat (2) Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang R.I. No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo UU RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Atau Ketiga

Bahwa ia Pelaku Anak, pada hari Sabtu tanggal 30 Januari 2016 sekira pukul 16.00 wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Januari tahun 2016 bertempat diareal kebun sawit di Rantau Prapat atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Rantauprapat, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Rantau Prapat, “Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 E “Setiap Orang dilarang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul” perbuatan tersebut dilakukan Anak dengan cara sebagai berikut:

• Bahwa Anak Korban (IS), berusia 12 Tahun dan 2 Bulan, lahir pada tanggal 13 Juni 2003 sesuai dengan Surat Pendidion (Surat Keterangan Baptis) Nomor : 01/2604/SB/2004 yang membaptiskan Pendeta Pdt. M. Manik SmTh dan Guru Jemaat St. H. Sirait.

• Bahwa pada hari Sabtu tanggal 30 Januari 2016 sekira pukul 16.00 Wib di Rantau Prapat ketika Anak Korban (IS) sedang berada diareal kebun sawit di Dusun VII Kampung Sejati Desa Bandar Selamat Kec. Aek Kuo Kab. Labuhan Batu Utara mencari berondolan sawit,

(7)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 7 dari 14 halaman Putusan Nomor 42/PID.SUS-ANAK/2016/PT.MDN. dan pada saat hendak pulang Anak korban (IS) bertemu dengan Pelaku Anak dan langsung membujuk rayu Anak korban (IS) dengan mengatakan “Eta Main Annon Hu Lean Di Ho Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) (ayo bersetubuh nanti ku kasih kau 5000)”, dan dijawab Anak korban (IS) “Ndang Olo Au (nggak mau aku)”, kemudian Pelaku Anak berkata “Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)”, dan dijawab Anak korban (IS) “Ngak Mau Aku (sambil Anak korban (IS) berlari ketakutan)”, kemudian Pelaku Anak mengejar Anak korban (IS) dan ketika Anak korban (IS) berhasil ditangkap Pelaku Anak langsung memukul bagian badan/ punggung belakang Anak korban (IS) sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenaga kuat sehingga Anak korban (IS) kesakitan dan terjatuh, dan setelah terjatuh Pelaku Anak langsung membuka celana pendek dan celana dalam Anak korban (IS) hingga terlepas, kemudian Pelaku Anak membuka celananya hingga batas lutut dan mengeluarkan batang kemaluannya yang sudah tegang dan besar kemudian Pelaku Anak merenggangkan kedua kaki Anak korban (IS) dan Pelaku Anak langsung memasukkan batang kemaluan (burung)nya kedalam lubang kemaluan/ Vagina Anak korban (IS) dan anak korban (IS) kesakitan dan mengatakan “Uda La Itu Sakit”, namun Pelaku Anak tidak perduli dan tetap memasukkan kelaminnya ke Vagina anak korban (IS) lalu Pelaku Anak menggoyang-goyangkan diatas tubuh Anak korban (IS) lalu Pelaku Anak mencabut batang kemaluannya dan mengocokkannya mengeluarkan cairan atau sperma dan membuangnya ditanah, kemudian Anak korban (IS) mendengar anak saksi Romasta Br Simanjuntak memanggil-manggil nama Anak korban (IS) dan Anak korban (IS) dan Pelaku Anak masing-masing cepat-cepat memakai celana, kemudian Pelaku Anak langsung pergi meninggalkan Anak korban (IS) dan Anak korban (IS) juga langsung pulang, dan sesampainya dirumah anak saksi Romasta Br Simanjuntak mendekati Anak korban (IS) dan berkata “Marhalet Kau Kan Sama Si Ucok (main kau kan ama si ucok?)” dan dijawab Anak korban (IS) “Ia..dipaksanya aku”, lalu dijawab anak saksi Rosmata Br Simanjuntak “Ku Kasi Tau Kau Sama Mamak”, dan Anak korban (IS) ketakutan.

• Akibat perbuatan Pelaku Anak, saksi Anak Korban (IS) menderita mengalami luka sebagaimana dijelaskan dalam Visum Et Repertum dari Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat No. 445/1006/RM-RSUD/2016 tertanggal 03

(8)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 8 dari 14 halaman Putusan Nomor 42/PID.SUS-ANAK/2016/PT.MDN. Februari 2016 yang di buat dan ditandatangani oleh dr. H. Ainal Syah Putra, SpOG (selaku Dokter Spesialis Obgyn pada RSUD Kabupaten Labuhanbatu), melakukan pemeriksaan terhadap :

Nama : Anak Korban (IS);

Umur : Dusun 7 Kap. Sejati, 06 Nopember 2003; Agama : Kristen;

Kewarganegaraan : Indonesia; Alamat : Rantau Prapat Jenis Kelamin : Perempuan; Pekerjaan : Pelajar; PEMERIKSAAN LOKAL

• Kepala : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Leher : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Dada : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Perut : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Paha : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. • Kemaluan : dijumpai luka robek pada selaput dara

diposisi pukul 01.00 dan 05.00, 07.00, 10.00 dan 12.oo dengan dasar kemerahan.

Kesimpulan : berdasarkan keadaan tersebut diatas adalah Selaput dara tidak utuh lagi.

Perbuatan Anak tersebut diatur dan diancam pidana dalam Pasal 82 ayat (1) Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang R.I. No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo UU RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak;

Menimbang, bahwa Anak anak telah dituntut Penuntut Umum dengan tuntutan pidana (requisitoir) yang dibacakan di persidangan tanggal 26 Juli 2016 pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :

1. Menyatakan Pelaku Anak, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya” sebagaimana diatur dan diancam dalam dakwaan Pertama Pasal 81 Ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU RI No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Jo UU RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak;

(9)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 9 dari 14 halaman Putusan Nomor 42/PID.SUS-ANAK/2016/PT.MDN.

2. Menjatuhkan pidana terhadap Pelaku Anak dengan pidana penjara selama 4 (Empat) Tahun dan Denda sebesar Rp 100.000.000,- (Seratus juta rupiah) Subsidiair 6 (Enam) Bulan pelatihan kerja; 3. Menyatakan barang bukti berupa :

• 1 (Satu) buah baju kaos berwarna coklat dengan tulisan “feeling” lengan pendek dan berkantong garis-garis;

• 1 (Satu) buah celana pendek berwarna abu-abu yang telah putar bercorak bola-bola kecil;

Dikembalikan kepada Anak korban (IS);

4. Menetapkan agar Anak membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (Lima ribu rupiah);

Menimbang, bahwa Anak secara lisan di persidangan pada tanggal 15 Agustus 2016 memohon kepada Hakim agar Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini mengembalikan Anak kepada Orang Tua, Wali, atau Orang Tua Asuh, yang mana Anak juga mengajukan permohonan secara lisan dengan alasan Anak merasa bersalah dan menyesali perbuatannya serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi dikemudian hari;

Menimbang, bahwa berdasarkan atas tuntutan tersebut, Pengadilan Negeri Rantau Prapat telah menjatuhkan putusan tanggal 3 Oktober 2016, Nomor 13/Pid.Sus-Anak/2016/PN Rap, yang amarnya berbunyi sebagai berikut

1. Menyatakan Pelaku Anak, tersebut diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Melakukan Kekerasan memaksa Anak untuk bersetubuh dengannya” sebagaimana dalam dakwaan Pertama Penuntut Umum;

2. Menjatuhkan tindakan kepada anak berupa “Dikembalikan kepada orang tuanya” ;

3. Menetapkan barang bukti berupa :

• 1 (Satu) buah baju kaos berwarna coklat dengan tulisan “feeling” lengan pendek dan berkantong garis-garis;

• 1 (Satu) buah celana pendek berwarna abu-abu yang telah pudar bercorak bola-bola kecil;

Dikembalikan kepada Anak korban (IS);

4. Membebankan biaya perkara kepada Anak sebesar Rp. 5.000,- (Lima ribu rupiah);

(10)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 10 dari 14 halaman Putusan Nomor 42/PID.SUS-ANAK/2016/PT.MDN. Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut Jaksa Penuntut Umum telah menyatakan Banding dihadapan Panitera Pengadilan Negeri Rantau Prapat pada tanggal 7 Oktober 2016 sebagaimana ternyata dari akta permintaan Banding Nomor : 4/Akta Pid/2016/PN.RAP dan permintaan banding tersebut telah diberitahukan dengan cara seksama kepada Penasehat hukum Anak pada tanggal 12 Oktober 2016 ;

Menimbang, bahwa kepada Jaksa Pernuntut Umum Kejaksaan Negeri Rantau Prapat dan Anak telah diberikan kesempatan untuk mempelajari berkas perkara Pengadilan Negeri Rantau Prapat tanggal 03 Oktober 2016, Nomor 13/Pid.Sus-Anak/2016/PN Rap, dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari sejak tanggal 8 November 2016.

Menimbang, bahwa permintaan akan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh Jaksa Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan cara serta syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima ;

Menimbang, bahwa setelah Hakim Pengadilan Tinggi Medan memeriksa dan mempelajari dengan seksama berkas perkara, salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat tanggal 3 Oktober 2016, Nomor 13/Pid.Sus-Anak/2016/PN.Rap, beserta surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara ini, Hakim Pengadilan Tinggi Medan berpendapat bahwa pertimbangan hukum dan Putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat tersebut telah tepat dan benar menurut hukum, sehingga dengan mengambil alih alasan dan pertimbangan hukum Hakim Tingkat Pertama dan menjadikannya sebagai alasan dan pertimbangan hukum Hakim Tingkat Banding sendiri didalam memutus perkara ini, dengan tambahan pertimbangan sebagai berikut;

Menimbang, bahwa khususnya mengenai penjatuhan tindakan terhadap anak, Hakim Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa penjatuhan tindakan tersebut oleh Pengadilan Tingkat Pertama telah tepat, namun demikian perlu tambahan pertimbangan dengan mempertimbangkan ketentuan dalam pasal 69 ayat 2 Undang Undang

(11)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 11 dari 14 halaman Putusan Nomor 42/PID.SUS-ANAK/2016/PT.MDN. Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak, menentukan bahwa Anak yang belum berusia 14 (empat belas) tahun hanya dapat dikenai tindakan. Pelaku Anak sesuai dengan fakta dipersidangan dalam hal ini masih berumur 13 tahun, oleh karenanya sesuai dengan ketentuan tersebut diatas, maka kepada anak hanya dapat dikenakan tindakan sebagaimana telah diputus oleh Pengadilan Tingkat Pertama, dengan demikian selain asas perlindungan kepada anak sebagaimana diatur dalam ketentuan Undang-undang tentang Perlindungan Anak juga dipertimbangkan berdasarkan ketentuan dalam Undang-undang Sistem Peradilan Anak sebagai diatas ;

Menimbang, bahwa demikian juga tentang tuntuan Jaksa Penuntut Umum khususnya mengenai pidana kumulatif antara pidana penjara dan denda, yang oleh Jaksa Penuntut Umum selain tuntutan pidana penjara selama 4 tahun juga di tuntut membayar denda sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah), sesuai dengan ketentuan pasal 71 ayat 3 UU No. 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak, menentukan : Apabila dalam hukum materil diancam pidana kumulatif berupa penjara dan denda, pidana denda diganti dengan pelatihan kerja. dengan demikian tuntutan dengan kepada anak semestinya diganti dengan denda, dengan demikian tuntutan Jaksa dalam perkara ini juga tepat, dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas Hakim Pengadilan Tingkat Banding berpendapat bahwa putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat yang dimintakan banding tersebut sudah tepat dan dapat dikuatkan ;

Menimbang, bahwa oleh karena Anak telah dinyatakan bersalah dan dikenai tindakan, maka kepadanya harus dibebani untuk membayar biaya perkara pada kedua tingkat peradilan yang dalam tingkat banding sebagaimana akan disebutkan dalam amar putusan ini ;

Memperhatikan, Pasal 81 ayat (1) Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang R.I. No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 69 dan 71 Undang Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, KUHAP serta ketetnuan hukum lainnya yang berhubungan dengan perkara ini.-

(12)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Halaman 12 dari 14 halaman Putusan Nomor 42/PID.SUS-ANAK/2016/PT.MDN. 1. Menerima permohonan banding dari Jaksa Penuntut Umum

Kejaksaan Negeri Rantau Prapat ;

2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat

tanggal 3 Oktober 2016, Nomor

13/Pid.Sus-Anak/2016/PN.Rap, yang dimintakan banding tersebut ;

3. Membebankan biaya perkara kepada anak pada kedua tingkat pengadilan, yang pada tingkat banding sejumlah Rp. 2.500.- (dua ribu lima ratus rupiah) ;

Demikian diputuskan oleh Hakim Pengadilan Tinggi Medan, pada hari Senin tanggal 5 Desember 2016, oleh BINSAR SIREGAR, SH. MHum. sebagai Hakim Tunggal berdasarkan penetapan Atas nama Ketua Pengadilan Tinggi Medan, Wakil Ketua Nomor 42/ PID.SUS.ANAK/2016/PT.MDN, tanggal 30 November 2016 untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding, putusan tersebut diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 13 Desember 2016, oleh Hakim tersebut dengan dibantu oleh MARTHIN A.P. SINAGA, SH. Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan tersebut, tanpa dihadiri Jaksa Penuntut Umum dan Anak maupun Penasehat Hukumnya;

Panitera Pengganti ; Hakim ;

Ttd Ttd

MARTHIN A.P. SINAGA, SH. BINSAR SIREGAR, SH.MHum.

u n t u k S a l i n a n S e s u a i A s l i n y a An. PANITERA PENGADILAN TINGGI MEDAN W a k i l Panitera

HAMONANGAN RAMBE,SH.MH. NIP : 19610901 198303 1 00

Referensi

Dokumen terkait

Ansietas merupakan salah satu emosi yang subjektif tanpa ada objek yang spesifik sehingga orang merasakan suatu perasaan was-was (khawatir) seolah-olah ada sesuatu

Gambar II-1 Arsitektur web service………II-2 Gambar III-1 Arsitektur aplikasi event calendar………...III-2 Gambar III-2 Use-case aplikasi event calendar...III-7 Gambar III-3

Data dari hasil penelitian yang dilakukan , diketahui bahwa responden yang memiliki keinginan besar untuk keluar dari pekerjaannya adalah karyawan yang memiliki komitmen

28 Nama Seminar: Jurusan Biologi FMIPA UNNES Standar: Lokal, Tanggal: 14 Maret 2005 Peran: Peserta. 29 Nama Seminar: Biologi dan Akuakultur Berkelanjutan Standar:

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa istihsan adalah salah satu upaya melalui pemikiran yang mendalam untuk menetapkan hukum pada suatu peristiwa baru

Kelompok yang berfungsi efektif dalam lingkungan sosial menurut Sumardjo (2003), mempunyai gejala-gejala sebagai berikut (1) keanggotaan dan aktivitas kelompok lebih

Hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan keselamatan kerja dengan kewaspadaan terhadap kecelakaan kerja pada karyawan bagian pengisian LPG PT.Pertamina