ET]BUNGATI DEPRESI SEGMEN ST PADA SADAPAN aVR DENGAI\ KE.IN)IAN KARDIOVASKT]I"AR MAYOR SELAMA
PERAWATAN DIRTJIUAE SAKIT PADA INT'ARK IIIIOKARI) AKUT ELEVASI SEGMEN ST INTERIOR DI RT]MAH SAKIT EAJI
ADAM MALIK MEDAN
TESIS PROTESI
Oleh
AGUSTINA
NIM: 11711500
lliniffiffitlfru
16002130
z_
I ."r--:i
i.r,., i/.
}. r. r\ii
LJSii, kto4ql f,,1 Erzt! \ult
,.- q ldrL
DEPARIEMEN KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKUI"AR FAKTJLTAS KEDOKTERAN
UMVERSITAS SIJMATERA IITARA
MEDAIY 2016
i
)i"r\
S
I @
3
3o
UL
KT
HI]BI]NGAI{ DEPRESI SEGMEN ST PADA SADAPAN AVR DENGAI{ KEJADIAN KARDIOVASKULAR MAYOR SELAMA
PERAWATA}I DI RUMAH SAKIT PADA II\TFARKMIOKARI) AKTIT ELEVASI SEGMEN ST INFERIOR DI RUMAII SAKIT IIA.II
AI'AMMALIKMEI}AN
TESIS PROT'ESI
Oleh
AGUSTINA
NIM: 1171,15002
PEMBIMBING:
l.Prof. dr. HARRIS HASAII
Sp.PD, SpJP(K)
2.
dr. REFLI IIASAII
Sp.PD' Sp. JP(K)
DEPARTEMEN KARDIOLOGI DA}i KEDOKTERA}[ VASKULAR T.AKULTAS KEDOKTERAN
UNIYERSITASSTII.IYTA*TERAUTARA MEDAN
2016
PERAWATAII DI RIJMAH SAKIT PADA INFARK MIOKARI) AKUT ELEVASI SEGMEN ST INT'ERIORDI RUMAH SAIilT
IIA.II ADAM MALII( MEDAI{
TESIS PROFESI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah (SpJP) dalam Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular
Pada Fakutas Kedolteran Universitas Sumatera Utara
OIeh
AGUSTINA
NIM: 117115002
DEPARTEMEN KARDIOLOGI DAI\ KEDOKTERAN VASKT]LAR I'AKULTAS KEDOKTERA}I
I]NIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2016
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Registrasi Program Studi
Pembimbing
I
Prof. dr. Harris Hasan. SpPD. Sp.JP(K) NrP. 19560405198303 1004
:
HubunganDepresi
SegmenST
Pada SadapanaVR
Dengan Kejadian KardiovaskularMayor
Selama PerawatanDi
Rumah Sakit Pada Infark MiokardAkut
Elevasi Segmen ST InferiorDi
Rumah Sakit Haji Adam
Malik
Medan:
Agustina: 1l7ll5002
:
Kardiologi dan Kedokteran VaskularMenyetujui
Pembimbing
II
dr. Refli D S
NrP.196 10403 1987091001
Mengetahui / Mengesahkan
Ketua Program Studi/
SMF Ilmu Penyakit Jantung
FK-USU/
RSUPHAM
MedanDR. dr.
Zulfrlri MukhrarlpJl (K)
Ketua Departemen/
SMF Ilmu Penyakit JantLug FK-USU / RSUP
HAM
MedanProf. dr. A.
Afif
S - SoA(K)- SoJP(K) NIP. 19s6r0261983121001 NrP. 1950041619771 l 1001I
HALAMAN PER}TYATAAI\I ORISINALITAS
HI]BI]NGAI{ DEPRESI SEGMEN STPADA SADAPAIT AVR DENGAI\ KEJADIAFI KARDIOVASKULAR MAYOR SELAMA PERAWATA}T DI RUMAII SAKIT PADA IFIFARI(
IVIIOKARD AKUT ELEVASI SEGMEN ST INFERIORDI RI]MAH SAKIT HAJI ADAM MALIKMEI}A]\I
TESIS
Dengan
ini
saya menyatakan bahwa dalam tesisini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesa{anaandi
suatu perguruantinggi
dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang digunakan sebagai acuan refercnsi dan telah disebutkan dalan daftar pustaka
I{edan, Juli 2016
Agustina
ll
tl1
UCAPAN TERIMA KASITI
Puji
dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telph memberikan segala berkat,hiknat,
dan bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis profesiini.
Tesis profesi
ini
dibuat untuk memenuhi persyamtan dan merupakan tugas akhir Program Pendidikan Spesialis Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera UtaralRSUP H.AdamMalik
Medan.Pada kesempatan
ini
perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucaparr terima kasih yang sebesar-besamya kepada :1.
Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedoktgran Universitas SumatemUtar4 dan
KetuaTKP
PPDS Fakultas Kedoktepan Universitas SumateraUtara yang telah
memberikan kesempatanuntuk
mengikuti Prograrn Pendidikao Spesialis Ilmu Penyakit Jartung dan Pembuluh Darah di Fakulras Kedokteran Universitas Sumatera Utara-2. Prof.dr. Abdullah Afif Siregar, Sp.A(K), SpJP(K), selaku
Ketua DepartemenIlmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUPH.Adam Malik
Medandi saat penulis
melalcukanpenelitian yang telah memberikan
penuliskesempatan
wrtuk
mengikuti Program Pendidikan SpesialisIlmu
Penyakit Jantung dan Pembuluh darahdi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatem Utara.3.
Prof.dr.Harris Hasan,Sp.PD,SpJP(K)
dan dr.Refli Hasan, 8p.PD,Sp.JP(K), sebagai pembimbingpenulis
dalam penyusunantesis profesi ini
yangdengan
penuh
kesabaranmembimbing,
mengkoreksidan
memberikan masukan-masukan berharga kepadapenulis
sehinggatufisan ini
dapatdiselesaikan.
4.
Dr.dr.Zulfrkri Mukhtar, SpJP(K)
dan dr.NizamZikri
Akbar SpJP(K) selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris ProgramStudi
PPDSIlmu
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan masukan yang berharga dalar4 penulisan tesist1l1
111
Sp.Jp(K); prof. dr.
SutomoKasiman, Sp.PD,
Sp.JP;prof. dr. AMullah Afif
Siregar, Sp.A(K)
, Sp.JP(K);Prof. dr. Haris Hasarl Sp.pD, Sp.Jp (K); DR. dr. Zulfikri
Mukhtar, Sp.JP(K);
dr. Nora CHutajulq
Sp.Jp(K); dr.
Ipfanuddin Nyak Kaoy, Sp.JP(K);
dr.P.Mani(
Sp.Jp(K);
dr.Refli Hasan, Sp.pD, Sp.Jp(K);
dr.Amran
Lubis,
Sp.JP(K); dr.Nizam Akbar,
Sp.Jp(K); dr.Zainal
Safri, Sp.PD, Sp.JP;dr. Andre
pasha Keraren, Sp.Jp(K); dr. Andika
Sitepu, Sp.JP(K);
dr.AnggiaC
Lubis, Sp.Jp;
dr.Cut AFrrfaAndm,
Sp.Jp;dr. AIi
Nafiah, Sp.JP ; dr.Andi Khairul,
SpJp, dr.Abdul Halim
Raynaldo, Sp.Jp;dr.Hilfan Ade
PutmLubis,
Sp.Jp;dr.yuke
Sarastri, SpJp;dr.
Teuku BobIlaykal,
SpJP dan guru-guru lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu, yang telah banyak memberikaa masukan selama
mengikutiProgram Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu penyakit Jantung dan pembuluh Damh.
Direknrr RSIIP H. Adam
Malit
Medan yang telah memberikan kesempatan, 1'*;1itasdan
suasanakerja yang baik
sehinggapenulis {apat
mengikutiProgram Pendidikan Spesialis Ilmu Jantung dan pembuluh Darah.
Teman-teman seangkatan
penulis dr. Hadi Zulkamain, dr.Ary
Agung Permana,dr.Yuri Savihi yang telah menjadi teman berbagi
selama menjalani pendidikandan
memberikan dukunganmoril paupun
tenaga dalam penulisan tesisini.
Seluruh rekan sejawat pes9r12 PPDS Departernen Ilmu peny+kit Jantung dan Pembuluh Darah
FK
USU/RSUp.H.AdamMalik
Medan, rerutama kepada dr.Jaya Suganti, dr.Kartika KabarL dr. DikaAshrinda
dan dJ.Marwan Nasri selama stasedi CVCU telah
membantudalam
pengumpuJan sampelp€nelitian serta dokter ppDS ruangan (dr.Mirhan, dr.Vitri,
dr.Safti,dr.Farid4 dr.Cindy) yang
telah membantu dalam pemantauanklinis
dan kelengkapan data pasien sehingga tulisanini
dapat diselesaikan.Teman-teman Trickers Group: dr.Denio Ridjab, dr.Hadi
Zulkamai4 dr.yuri Savitri, dr.Joy W PurbA dr. Arfian Amin Nst, dr.
Sanny Silaban, dr.Syaifullah yang telah memberikan semangal kepada penulis
untuk menyelesaikantesis profesi ini, menjadi teman belajar dan
teman sepeduangan selama menyelesaikanujian-ujian akhir dan tahap
akhir pendidikan spesialisasi di bagian kardiologi.6.
7
8
9
lv
10.
Para perawatCVCU, RIC, dafl Cath Lab, Ahmad Syaf i ,
Zulkamain,Nanda serta Pak Tri dari Rekam Medis yang telah
membantuterselenggaranya penelitian
ini.
1
l.
Orang tua penulis, ibunda DorrisMerry
Purba telah memberikan dukunganmoril
dan materi, bimbingan dan nasehat, serta doa yang hrlus agar penulis tetap sabar dan tegar menjalani pendidikan sarnpai selesai.12. Mertua p€nulis, Harlen
SiahaanBA dan Nurdini
Saragih,yang
telah memberikan duktrnganmoril
dan materi, semangat dan nasehat serta doa yang tulus kepada penulis agar dapat menyelesaikan pendidikan.13. Abang
danadik
kandung penulis, Frans Dorrnan Sianturi, ST, Tonovic Sianturi, SP,Novika
Sianturi, SS beserta seluruh keluarga besar penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatq yang telah memborikan dukungan moril dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan.14. Teristimeua
kepada suami penulis, F.Hans Siahaan,ST dan
anak-anakperrulis Marvel
Siahaandan Matthew Pascal
SiahaarUyang
selalu mendampingi dengan penuh kesabaran, cinta dan kasih saygng dalam sukadan duka serta telah
memberikanmotivasi,
semangatdan doa
dalarn penyelesaian tesis dan pendidikan spesialisasiini.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih membalas semua jasa dan budi baik
mereka yang telah
membantupenulis dalam
menyelesaikanpenelitian
ini.Akhirnya penulis mengharapkan agar penelitian dan tulisan
ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.Medan,
Juli]016
dr.Agustina
ABSTRAK
Latar Belakrng.
PadaInfark Miokard
Elevasi SegmenST (IMAEST)
inferior, sadapanaVR
sering padaEKG
seringdiabaika4
sehingga mapfaatnya secara klinis masih belum jelas.Tujuan.
Penelitianini menilai
antara depresi segnenST di
sadapanaVR
padaEKG
saat masukrumah sakit dfl
Kejadian KardiovaskularMayor (KKvM)
pada pasien IMAEST inferior.Metode.
Penelitianrctrospektif ini melibatkan 105
pasien denganIMAEST inferior.
Berdasarkan penilaian depresi segrren ST (DST)di
sadapan aVR pada pemeriksaanEKG
saat masuk RS, pasiar dibagi dalam duakelompol
kelompokI:
DST >1mm
(41 pasien) dan kelompokII:
tidak ada DST (64 pasien). Semua pasien dipantau secaraklinis
selama perawatandi
rumah sakituntuk
menilai adanya kemalian, syok kardiogenik, gagal janhmg dan aritrnia.Hasil.
Empat puluh dua (40%) pada pasien denganIMAEST
inferior mengalamiKKvM
selama perawatandi RS.
InsidenKKvM
ditemukanlelih tinggi
pada kelompokI
dibandingkan kelompokll
(59,5%dn
40,5Y.,p
<0,001), walaupun hanya syok kardiogenik (RO: 2897;lJ(95%
1,065-7,879, p=
0,033) dan aritnnia maligna (RO: 3169,IK 95y,
1,219-8,240,p0,015)
yang menunjqkkan hubrmgan yang signifikan berdasarkan pengelompokan depresi segmen ST{i
sadapalaVR
Hasil analisis mutivariat menunjukkan bahwa DST
di
sadapan aVR berhubungan dengan peningkatanrisiko KKvM di
rumah sakit pada pasien dpngan IMAEST inferior (RO: 3,102;IK
95% 1,061-9,073,p0,039).
Kesimpulan.
Terdapat hubungan antara depresi segmenST (DST) di
sadapanaVR dan
KKvM.
DSTdi
sadapan aVR dapat menjadi prediktor inflependen unhrk risikoKKvM
selama perawatan di RS pada pasien dengan IMAEST inferior.Kata
kunci.MA
inferior, aVR, depresi ST,KKvM
v1l
ABSTRACT
Background. ln inferior
ST Elevation Myocardial Infarction (STEMD, the ECG leadaVR is
frequentlyipored,
and thereforeits clinical
signifrcance remains unclear.Aim.
This study examined the relationship between ST-segrnen depressionin
lead aVR on ECGs obtained at hospital admission and Mayor Adverse Cardiovascular Events (MACE) in patients with inferior STEMI.Methods.
This retrospective studyinvolved
105 patientswith inferior
STEMI.According
to
ST-segrnen depressionin
leadaVR on
admission ECG, palients were divided intwo
groups, groupI
: ST segnen depression>l
mm 41 patients) and groupII: no
ST segmen depression (64 patients).All
patients were followedup during their hospital stay for
death, cardiogenicshoch
heartfailure
and arrhy'thmias.Results. Forty two (40%)
among patientswith inferior STEMI
experiencedMACE
during hospitalization. The incidence of MACE wasfomd
higher in group I than grouplI
(59,5 % and 40.5 %, p<0.001), eventhoughonly
cardiogenic shock (OR:2,897; 95YoCI:
1,065-7 ,879,p:0,033)
and arrhythmia rates ( OR:3,169: 95%Cl:1,219-8,240,
p0,015) which were
statisticallysignificant
apcordingto
ST segmen depression in lead aVR among patientswith
inferior STEJvII. Mutivariate analysis showedthat
ST segmen depressionin
leadaVR
were associatedwith
increased risk
of
in-hospitalMACE in
patientswith inferior
STEMI(OR
3,102 95%Ct
1,061-9,073, p=0,039).Conclusion. There was relationship
betweenthe
presencepf ST
segrnen depressionin
leadaVR
and in-hospitalMACE. ST
segtrren depressionin
lead aVR can be an independent predictor forMACE
during hospitaliz2tion in patients with inferior STEMI.Keywords. inferior STEMI,aVR" ST depression,
MACE
DAFTARISI
Halaman
BAB I
PETTDAHTILUAN1.
I
Latar Belakang-...1.2 Pertanyaan Penelitian...
1.3 Hipotesis Penelitian ...
1.4 Tujuan Penelitian
1-5 Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAF{ PUSTAKA
2.1 Definisi dan Klasifikasi Sindrom Koroner Akut...-...6
2.2 Patogenesis Infark
Miokud Akut
... ...72.3 Kriteria
diagnosis...-...
..,. ...,...82.5
IMAEST inferior...
...112.6 Mekanisme elektrofisiologi pada
injuri
miokard... 122.7 Sadapan aVR pada
IMAEST inferior...
...182.7.1 Vektor
injuri
(VektorST).
... '....182.7 .2
Maknaklinis
deviasi segmen ST di sadapan aVR padaIMAEST inferior...
...:...222.7.3 Depresi segmen ST (DST) pada sadapan aVR dan f,ejadian kardiovaskular mayor (KKvM)... 23
2.8 Kerangka Teori... 2s I 4 4 5 5 ...26
lx
3.3 Populasi dan Sampel ...
3.5 Kriteria Inklusi dan Ekslusi...
3.6. Erika Penelitian
3.7. Cara kerja dan
AIur
Penelitian .3.8.
Identifikasi Variabel3.9.
Definisi OperasionalBAB IV HASIL PENELITIAN
4.l .Karakteristik Subyek
Pene1itian..,...
...34 4.2. Karekteristik Subyek Penelitian Berdasarkan HasilEkokardiografi.
...,..374.3. Karakteristik Subyek Penelitian Berdasarkan Hasil
Angiografi
Koroner...
...-.17 4.4. Hubungan DST di sadapan aVR dan KKVM...,...'...3827 27 28 29 29
3l 3l
4.4.1. Hubungan DST di aVR dan Mortalitas...
4.3.2. Hubungan DST di aVR dan Syok Kardiogenik 4.3.3. Hubungan DST di aVR dan Aritrnia Maligna
4.3.4. Hubungan DST di aVR dan Gagal Jantung Akut...,...'...
.38 39 .40 42 4.3.5. Hubungan DST di aVR dan
KKvM.
434.5. Analisis Bivariat Faktor Risiko Terhadap
KKvM 4.6
Analisis Multivariat Faktor Risiko TerhadapKKvM
BABVI
PENUTUP6.1 Kesimpulan
6.2 Keterbatasan Penelitian...
44 46
5l
53 6.3 Saran... s3
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
2.1
Diagram anatomi sirkulasikoroner
...,...92.2
Penampang melintang venhikel dengan infark subendokardial daninfark transmural
...132.3 IMA
inferior dengan elevasi ST di sadapanII, [I,
dan aVF..,...132.4
Berbagai gambaran jaringan pada keadaan normal, iskemia,injuri
dannekrosis...
-...-142.5
Vektorinjuri
subendokardirmr dan subepikardium...-... ...,...162.6
Diagramilusrasi
deviasi segmen ST di aVR. 182.7
EKG pada IMAEST inferior dengan oklusi LCx nondominaq... ...192.8.
EKG padaIMAEST
inferior dengan oklusi RCA proksimalt9
2.9 2.10 2.11 2.12
2.13
EKG pada pasien dengan oklusi RCA distal domiran... 20 EKG pada IMAEST inferior dengan oklusi PDA... ...,....20 EKG pada pasien dengan oklusi ostial RCA...,21 EKG pada pasien IMAEST inferiot dengan oklusi
LCx dominan...
,,,,,,,,,,22Diagramkenngl<a
teori...
...-...-...252.14
Diagram Kerangka Konsep 263.1 Alur
Penelitian .294.1
Grafik histogram hubrmgan DST aVR dan Mortalitas... ,...394.2
Grafik histogram hubungan DST di aVR dan Syok Kardiogenik...404.3
Grafik histogram hubungan DST di aVR danAritmia
malignq.4t 4.4
Grafrk histogram hubungan DST di aVR dan Gagal Jantung Akut... 424.5
Grafik histogram hubungan DST di aVR dan KKvM... ... 43xl
DAFTARTABEL
No. Judul Halaman
2.1
Manifestasi EKG pada kejadianIMA
tanpaLVH
dan LBB8...'...'...92.2
AnatomiKoroner...
...'.'...1 1 4.1 Karakteristik klinis subyek pene1ittan.,...
...'...'...364.2. Karakteristik fraksi ejeksi... 4.3 IGrakteristik lesi koroner berdasarkan hasil angiografi koroner... 4.4. Hubungan DST di aVR dan Mortalitas... 4.5. Hubungan DST aVR dan Syok Kardiogenik...'.. 4.6. Hubungan DST di aVR dan
tuitmia
Maligra...'...414.7
Hubungan DST di aVR dan Gagal JantungAkuL
...424.8. Hubungan DST di aVR dan
KKvM...
...'...434.9.
Uji
Bivariat Faktor Risiko terhadapKKvM.,...
...444. 10 Regresi Logistik Faktor Risiko Terjadinya
KKvM
...47 .373',1
38 40
SINGKATAN
DAX'TAR
SINGKATA]\ DA}i LAMBANG
NAMA
: Angina Pektoris Tidak Stabil
: Atrioventicular
: augmented Voltage Right arm : Creatinine phosphokinase : Depresi se gnen ST
: Diastolic Transmembrane potentiol
: Ejection Fraction
: Elektrokardiogram : Elevasi segrnen ST : Infark Miokard
Akut
: Infark Miokard Akut Non Elevasi ST : Infark Miokard Akut Elevasi ST : Intervensi Koroner Perkutan : Infarct Related
Artery
: Kejadian Kardiovaskular Mayor
: Lefi Bundle Branch Block
: Left Anterior descending : Left CircumJlex artery
:
Left
Ventricle: Multivessel disease
: Posterior Descending
Artery
: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia
: Penyakit Jantwrg Koroner
: Posterolateral branch
:
Right CoronaryArtery
:
Right Ventricle: Rumah Sakit Haji Adam
Malik
: Sindrom Koroner
Akut
APTSAV aVR
CPK DST DTP EFEKG
ESTIMA IMANEST IMAEST IKP IRA I(KvM LBBB LAD LCx LV MVD PDA
PERKIPJK PLB RCA RV
RSHAM
SKA
xt11
STEMI TAP
wHo
LAMBANG
IK
RO SB
Za zp
: ST elevation il4yot:ardial Infarction : Transmembrane Actioh Potential : World Health Organization
n p
%
: besm sampel : tingkat kemaknaan : lebih besm
: lebih kecil
: lebih besar atau sama dengan : lebih kecil atau sama dengan : persenlase
: derajat
:
positif
: negatif
: interval kepercayaan
: rasio odds : simpangan baku
:
nilai baku alpha =1,96: nilai
bakubeta:0,84
+1.1
Latar
BelakangPenyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian utama
di dunia
Data dari studi epidemiologi oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 memrnjukkan sekitar 17,3 juta penduduk dunia pada tahun 2008 mcninggal akibat penyakit kardiovaskular. Jumlahini
merepresentasikan 3ff/odai
sgluruh kgrratian global. Sebanyak 7,3 jtl/la orang yang meninggal akibat penyakit kardiovaskular disebabkan oleh penyakit jantung koroner (WHO, 2013).Infark miokardium akut
dengan elevasi segmenST (IMAEST)
adalah salah satudari
spektrum sindrom koronerakut (SKA)
dengan angka kejadian berkisar 27%o sampar47%. Shtdi Global
Registryof Acute Coronary
Erents (GRACE) tahun 2001 menunjukkan kejadian IMAEST adalah sebqnyak27%
deri seluruh penderitainfark
miokardakut
(Eagledklq 2002).
Sementara data dari EuropeanHeart
Society-Acute Coronary SyndromeII
(EHS-ACSII)
mencatat sektlar 47%o penderitaIMA pada tahun 2004
didiagnosis denganIMAEST
(Mandelzweig, 2006).Infark
miokardakut (IMA)
adalah penyakityang
sering mengakibatkan masalah serius dalam hal mortalitas, morbiditas, dan juga biaya sosial.IMA
selalu menjadi masalah kesehatan yang potensial karena komplikasi yqng mengancarnjiwa.
Aterosklerosis koroner belperan penting sebagai substrat yang mendasari dalam kebanyakan penderita.Infark
miokard diakibatkandari
iskemia miokard yangkonis
yangpaling
sering dicetuskanoklusi
trombus koroner pada daerah terbentuknya plak aterosklerosis sebelumnya (Boersma dkk, 2003).Insiden
IMAEST inferior
sering dibandingkan denganIMAEST
anterior.Pada umumnya
IMAEST inferior memiliki risiko yang
rendah dibandingkan denganIMAEST
anterior. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa IMAESTI
.)
inferior
memiliki
hasil luaran klinis jangka pendek dan janglra parjang yanglebih
baik dibandingkan denganIMA
anterior (Nienhuis dkk, 2009). Angka mortalitasIMAEST inferior
pada era sebelumtrombolitik
berkisarll7o,
mEnunrn menjadi 3,5o/o-9/o pada eratrombolitik
dimanakira.kira
separuh dari kejqdiar padaIMA anterior (Behar,
1993;Jim,2009).Sekitar 30% penderita IMAEST inferior
mengalami komplikasi selama perawatan di rumah sakit dan berhqbungan dengan prognosis yang buruk (Kuktadkt
2012).IMAEST inferior
disebabkanoleh oklusi
padaright caronary attery (RCA) atau lefi circumflex artery (LCx) dan mortalitas serta
morbiditasditentukan oleh lokasi oklusi @erger, I990;Bimbaurrl 2002).
Kejadian kardiovaskularyang
seringtimbul
selarna perawatranrumah
sakit pada pasienIMA inferior dapat
berupahipotensi, bmdikardi, blok atriovetrtikular (AV)
derajat 3 (blokAV
total), henti jantung, takikardi araufibrilasi
ventrikel. PasienIMAEST inferior
dengan keterlibatanRCA
sering mengalami hasil luaran yang bun:k oleh karena gangguan irama dan konduksi atau infark ventrfkel kanan yang bersamaan(Zehender, 1993; Almansori, 2015). Namun, oklusi LCx
padaIMAEST inferior juga
dapat memberikanhasil
luamnklinis
yangburuk
dan berkaitan denganinfark
yang luas @asoul, 2007;Chen,201l).
Pada penelitian Chendkk
dilaporkan bahwa padaII\4AEST
:mferior dengan kptedibatanLCx
dijumpai angka kejadian gagal jantung, syok kardiogenik dan mortalitas dalam 30 hari yang lebih tinggi dibandingkan dengan RCA (Chen,201l).
Elektrokardiogram
(EKG) 12
sadapan merupakan alat pemeriksaan yang penting dalam mendiagnosa dan stratifikasirisiko
padaIMA.
EKG memberikan informasi diagnostik dan progrrostik secara langsung dalam penat4laksanaanIMA
(Haque M, 2014). EKG bermanfaat dalam mengidentifikasi lokasi infark miokard, bahkan dapat memberikan informasi yang lebih banyak
meliputi
luas infark dan progrrosis penderitaIMA
(Zimetbaum,2003). EKG 12
sadappnklasik
telah diperluas dengan menggunakan sadapan prekordial kanan (sadapan V3R-V6R)dan
sadapanposterior ry7-V9) untuk
membantu diagnosisinfark
miokard ventrikel kanan dan posterior. PadaEKG
12 sadapan, semua sadapan kecuali aVRdinilai
dalam mendiagnosis adanyainfarlg
luas dan lokasiIMA.
Sadapan aVR sering diabaikan karena dianggap kurang memberikan inforrnasi yang bermanfaat.Namun, dalam
menilai EKG
pada penatalaksanaanIMA,
elevqsi atau depresi segmenST di
sadapanaVR
seringdijumpai.
Senaratnedkk
melaporkan bahwa depresi segmen ST (DST) pada sadapan aVR lebih sering dijumpai pada pasien denganIMAEST inferior
daripadaIMAEST
arlterior (20,6Yovs 5,8%, p<0,05) (Senaratne, 2003).Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara
pST di
sadapanaVR
pada saat masukdan luas infark
padaIMAEST inferior. Menown
dkkmeneliti
173 pasien denganEST Z 0,1 mV
pada sadapaninversi aVR
(-aVR) berhubungan dengan ukuraninfark
yanglebih luas
sebagaimana digambarkan denganlevel
puncak enzim creatininekzase
(Menowndklq
2000). Penelitian oleh Kosuge dkkdi
Jepang padaIMAEST inferior menunj,tkkal
bahura depresi segrnenST
pada sadapanaVR juga
berhubungan dengan eangguanperfiBi
miokard secam signiflkan. Depresi segmen STdi
sadapanaVR
padaIMAEST
inferior menggambarkan iskemia transmural yang meluas ke dinding inferolateral dan apikal dan karena itu berhubungan dengan ukuran infark yang lebih besar dan gangguan reperfirsi miokard (Kosuge,2005).Kanei
dkk
melaporkan bahwa depresi segmen ST>
0,1mV di
sadapan aVR berhubungan dengan ukuran infark besar yangditu{ukkan
oleh level puncak creatine kinase pada pasien denganIMAEST inferior
yang disebabkan oleh RCA oklusi tetapi tidak dijumpaipada
pasienIMAEST
inferior yang drsebabkan olehLCX
oklusi. Mereka menganggap bahwa oklusi akut RCA dengap oklusi cabang posterolateral besar dapat menyebabkaniskemia
transmuralyang
meluas kedinding inferolateral dan apikal, dan
mengakibatkandepresi
segrnenST
di sadapan aVRdan
berhubungan dengan ukuraninfark
yanglebih
besar (Kanei 2010).Bukli ini
menunjukkan bahwapada IMAEST inferior
ypng disebabkan oleh oklusi RCA, depresi segnen STdi
sadapan aVR berhubung4n dengan RCA cabang posterolateral besaryang
akan mengakibatkanIMA
yangluas . Nilai progrostik
yang penting dariDST di
sadapan aVR padaIMAEST
inferior perlu ditentukan melalui penelitian lebihlanjut
(Tamura, 2014).Penelitian belakangan
ini
melaporkanbahwa tingkat mortalitas,
syok kardiogenik danKKvM
dijumpai lebihthggi
pada pasien dengan deviasi segrnen ST dibandingkan dengan pasien tanpa perubahan segmen ST @ll4mmady,2013).4
Hal ini didukwrg juga dengan penelitian sebelumnya oleh Kukla yang menyatakan bahwa perubahan segnren
ST di
sadapanaVR didapati hamfir
separuhdari IMAEST inferior
dan depresi segnren STlebih
sering dijumEai daripada elevasi ST. Adanya perubahan segmenST
berhubungan dengan prognosis yanglebih buruk selama perawatan di rumah sakit, dan perubahan tersebut tidak
berhubungan denganjenis
terapi reperf,rsi yang dilakukan( Kukla dkk,
2012).Pada penelitian tersebut,
pxien
dengan depresi ST pada sadapan aVR mengalami kejadian mortalitaslebih tinggi
(16,5%vslYQ, KKvM
tatal QTVpvs3,2y,),
danfibrilasi
ventrik el(l2,lYovs
4,8%) dibandingkan pasien tanpa perubahan segmenST t
<0,001). Penelitianyang dilakukan oleh
Salemdkk juga
menunjukkan depresi segmenST di
sadapanaVR
memprediksiarteri culprit LCx
dengan sensitivitas dan spesifisitas yangtinggi
dan berhubungan dengan ukuraninfark
yang lebih luas dan hasil luaranklinis di
rumah sakityang
lebih buruk (Salem, 2014).Implikasi klinis dari depresi segmen ST pada sadapan aVR pada
IMAEST inferior
masih belumjelas.
Data yangtersedia
insidensi perubahansegrnen
ST
pada sadapan aVR pasien denganIMAEST inferior
masih sedikit, begitujuga
halnya dengannilai prognostik dari
perubahan segmenST
pada sadapan tersebut. Berdasarkanhal-hal
teisebut, penelitianini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara depresi segmen ST padaIMAEST inferior
dengan kejadian kardiovaskulm mayor(KKvM)
selama perawatan di rumqh sakit.1.2 Pertanyaan Pen
elitien
Apakah terdapat hubungan antara depresi segmen ST pa(a sadapan aVR dengan kejadian kardiovaskular
mayor
selama perawatandi rupah
sakit pada pada IMAEST inferior?1.3 Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan antara depresi segmen
ST
pada sadapan aVR dengan kejadian kardiovaskular mayor selama perawatandi
rumah sakil padaIMAEST
inferior.1.4
Tujuan
Penelitian1.4.1
TujuanUmumMengetahui hubungan antara
depresi
segmenST pada
sadapan aVR dengafl kejadian kardiovaskular mayor(KKvM)
selama perawatan di rumah sakit pada penderita IMAESTirferior
1.4.2. Tujuan khusus
Mengetahui gambaran
depresi
seomenST pada
sadapanaVR
untukmemprediksi kejadian kanliovaskular mayor
(KKvM)
serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhiKKvM
selama perawatandi
rumahsakit
padaIMAEST
inferior.1.5.
Manfaat
PenelifianHasil
penelitianini
diharapkan akan memberikanmufaat ilmiah
untuk mengoptimalisasi peranan elektrokardiografr melalui penilaim depresi segmen STpada
sadapanaVR untuk stratifikasi risiko dan
penanganan pasien dengan IMAEST inferior.V*<nVy
D5r6 E<zw) wl sCI-u kFL
BAB II
TINJAUAI\IPUSTAKA
yk- g L.oLb
2.1.
Definisi
danKlasifikasi
SindromaKoroner Akut
sindroma koroner akut (sKA) adalah istilah yang dig,nakan ,ntuk
mendeskripsikan gejala yang disebabkan oleh iskemia miokard 4kut,
SKA
yang menyebabkan nekrosis selmiokard
disebut denganinfark
miokard akut(IMA)
(Thygensen dkk"2Ol2; Bender dkh 20ll: Anhan, 2012). Ktasifftasi SKA meliputi infark miokard
akut elevasi segmensr (IMA Esr)
alausz
segrnentelevation myocardial infarction (srEMI), infark miokard akut non
erevasi segmenST IMA NESD
atali hon ST segment elevation nyocaTdial infarction (NSTEMD, dan angina pekr,oris ridak stabil(Aprs)
atau anstabre angina pectoris(uAP)
(PERKr,2015).Diagnosis
IMAEST
ditegakkan apabiladijumpai nyeri
dada khas infark, elevasi segmen ST yang p€rsisten atau dijumpaitefi
bundte brachblock
Q-BBB) yang dianggap baru, peningkatanerzim jantung
serial akibat nekrosis miokard(CKMB
dantroponin)
serta d{iumpai abnomralitaswa
motio4 regional pada pemeriksaan ekokmdiografi (Van de Werf, 200g).SKA
yangtidak
disertai dengan elevasi segrnen ST digolopgkan ke dalamAPTS dan IMA NEST. Apabila dijumpai
peninekaran enzimjantung,
makapenderita digolongkan ke dalam IMA NEST, namun jika tidak
dijumpai peningkatan enzim jantung maka penderita digorongkan ke daramAprs (van
deWerf, 2008; Antrnan, 2008).
6
2.2.
PatogenesisInfark Moksrd Akut
Patogenesis dasar
IMA
adalahdiawali
dengan proses pembentukanplak
aterosklerosis, kemudiantet'adi
rupturplak
yaogdiikuti
oleh rospon hombosis@ender dkk, 2011).
2.2.1.
Pembentukrn plak
aterosklerosisPembentukan plak aterosklerosis pada dinding arteri koroner disebut
juga
aterogenesis
terjadi
dalam waktu yang berlangsung lama (20-30 tahun sebelumtimbul
presentasiklinis
SKA). Beberapa faktor risiko seperti hiperkolesterolemi4 merokok, hipertensi, diabetes mellitus dalam jangka panjang akap menyebabkan kerusakan endotel arteri koroner (Antman, 2008 ; Bender, 20 I I ; Libby, 200 I ).Aterogenesis merupakan
hasil
interaksidari
berbagaikopponen
seperti elemendaratl dinding
pernbuluh darah, perubehandiran
darahdan
inllamasi.Pada
keadaannormal, molekul low density liPoprotein (LDL) tidak
dapd melewati endotel, namrm dengan adanya disfirngsi endotelLDL
dapat melewati lapisan dinding pembuluh darah.Molehrl LDL
akan menarik malaofag ke dalam dinding pembuluh darah, kemudianLDL
akandiikat
oleh pembuluh darah danmembertt* foan
cell. Foamcell
yang terbentukini
dinarnakan/a@ streak dan lama kelamaan akan terakunulasi membentuk plak aterosklerosis (Libby, 2005).2.2.2.
Ruptur plak
aterosklerosisPembentukan plak aterosklerosis pada arteri koroner secarp bertahap akan menyebabkan obstruksi alirah darah pada arteri koroner. Gangguan aliran darah koroner
akibat ruphr plak
aterosklerosis menyebabkan pembentukan trombus yang sifatnya dinamis dan meningkatkan derajat obstruksi koroner secara akut dan menyebabkan terjadinya SKA (Libby, 2005).2.2,3 Respon trombosis
Ruptur plak aterosklerosis akan menyebabkan trombosis melalui beberapa cara. Pertam4 kolagen pada
matriks
selular akan terekspos dan menyebabkan8
aktivasi platelet. Kedua tissue
factor
yarrg diproduksi matrofag dqn sel otot polos akan mengaktivasi kaskade koagulasi (Libby, 200 I )2. 3.
Kriteria diaposis
Semua pasien dengan keluhan nyeri dada atau keluhan lain yang mengarah kepada kondisi iskemia hanrs menjelani pemeriksaan
EKG
12 s4dapan sesegera mungkin sesampainyadi
ruang gawatdanrat.
$6!agai tambalun-, sadapan V3R danV4R,
serta sadapanV7-V9
sebaiknya direkam pada semua pasien dengan perubahanEKG
yang mengarah kepada iskemia dindinginferior.
Semenrara itrq sadapanV7-V9 juga
harus direkam pada semua pasien angina yang mempunyai EKG awal nondiagnostik. RekamanEKG
sebisa mungkin dibuat dalaml0
menit sejak kedatangan pasiendi
ruang gawat darurat. PemeriksaanEKG
sebaiknya diulang setiap kelrrhan aneitra timbul kembali (PERKI, 2015).Penilaiau elevasi ST dilakukar pada J point dan ditemukan pada2 scd.apaa
yang
bersebelahan.Nilai
ambang elevasi segmenST untuk
diagnosis STEMIuntuk pria
dan perempuan pada sebagian besar sadapan adalah 0,1mV.
Pada sadapan V1-V3nilai
ambang untuk diagnostik beragam, bergantung pada usia danjoris
kelamin.Nilai
ambang elevasi segmen STdi
sadapanVl-V3
pada pria usia 240 tatrrm adalah >0,2 mV,padayia
usia <40tallrn
adalah >0,25 mV. Sedangkan pada perempuannilai
ambang elevasi segrnen ST di leadVl-3
tanpa memandangusia
adalah >0,15mV
(Tabel 2.1).Bagi
pria danwanit4 nilai
arnbang elevasi segrnen STdi
sadapanV3R
danV4R
addah >0,05mV,
kecualipria
usia <30 tahunnilai
ambang >0,1mV
dianggap lebih tepat.Nilai
ambang di sadapan V7-V9
adalah >0,05mV ()0.1 mV
pada pria usia<
40 tahun) .Deppsi
segmen ST yang resiprokal, sadapan yang bethadapm dengan permukaan tubuh segmen ST elevasi, dapat dijumpai pada pasienSTEMI
kecualijika STEMI
terjadidi
mid- anterior (elevasi di V3-V6) (PERKI, 2015; Thygensen dkk,2012).Tabel 2, 1. Mamfestasi EKG pada kejadian
IMA
tanpaLYH
dan LBBB (Thygensen dkk,20t2)
2.4. Anatomi Koroner
Miokatdrum
mendapatsuplai
(pasokan)darah dan tiga
cabang arteri koroner, meskipun ada beberapavariasi
dalamjumlah,
asal, percabangan dan distribusi arteri koroner. Suplai aliran damh untuk ventrikelkid
terutama berasal dari cabang arteri koroner left anterior descending(LAD)
sebesar50%,
sisanya adalah berasal da.ri right coronary urtery @CA) danartei
lefi circumflex (LCx).Selain
itu,
sebagiandari ventrikel
kanandisuplai oleh RCA
(Gambar 2.1).Perlunya terapi reperfusi
dini
sangat ditentukan oleh sebcrapa dekat daerah yang tnengalamioklusi
denganasal arteri koroner, yang
menyebabkan iskemia miokard (Baltazaq 2009).1'r' ;{r;1.r,rrr rlii,r fi,Fr(.r'/rr.l
r.r: r!. i {; rritr,, t_1,-,lr
I
,\
\
t
I
*too
fi' :!
!;{.
.\ -J
(
Gambar 2.1. Diagram anatomi sirkulasi koroner
(A)
kanan dan (B)kiri
(Fuster V dkk ,2012) .New ST elevetion at the J pinc in two configuoqr leads wirh dre cut-pointsr )0.1 mV in all leads orher than lads
Vr-\
where thefcllowing cut points app$,.-20.2 mV in rnen ),() yeaE: >0.25 mV in men
<,10 years. or )O 15 mV in rrcmen,
New horizootal or down.sloping ST d€pression )0.05 mV in rvro condEuous leads and/orT irwersircn )0. I mV in two contiguous leads wirh prominenr R \fl'&e or R/S ratio > l.
t*t
end T
xlt t chrr;gt
l0
Setiap cabang
arteri
koroner memberikan suplai darahke lokasi
yang spesifik pada daerah jantung (Tabel 2.1). Distribusi dari tiga cabang utama arteri koroner pada miokardium (Thejanandandk(
2013) :l.
Lefi anteriordescending(LAD)
LAD berjalan
sepanjangalur interventrikular anterior
me'nuju apeks jantnng. Cabang utamaLAD
adalah cabang septum dan diagonal.
Cabng-cabangseptum muncul dari LAD dan melewati ke dalam
septum interventrikular.Cabang-cabang
diagonal dari LAD melewati sisi
anterolateraldari
jantung.Variasi dapat dijumpai dalam hal
jumlah
dan ukuran dari cabang diagonal. Pada kebanyakanindividu
(80plo),LAD terletak di
sekitar apeks dariventikel kiri
sampai sepanjang sisi
diafiapa dari
ventrikelkiri.
Pada pasienlainny4
ujungLAD
terletak pada atau sebelurn apeks janhmg. Pada pasienini, ventrikel kiri
bagian apikal disuplai
oleh
cabang posterior descending artery (FD/*) dari RCA dan LC:L yang lebih besar dan lebih panjang dari biasanya,2.
Leficiramflex
artery(LCx)
LCx berjalan
sepanjangjalur atrioventikular kiri menuju jalur
interventrikular
inferior. LCx
adalah arteri koroner yangdominan
pana 15%kasus dan memberi pasokan pada
PDA kiri
dari ujung distalLCx
tersebut. Pada pasienlainny4
disralLCx
bervariasi dalam ukuran dan panjang, tergantung darijumlah
cabang posterolateral yang disuplai olehRCA
distal. Cabang utama dariLCx
adalah obtuse marginal(OM),
yang jumlahnya bervariasi dari satu sarnpaitiga
cabang dan memberi pasokan padadinding
bebas(free
walQ lateral dari ventrikelkiri.
3. Right coronary artery
(RC/t)
RCA
berasaldari sinus aorta anterior kanan melintasi
separdangjalur
atrioventrikularkanan
menuju bagian distal.Konus
arteri munculdari
ostium koroner kanan dan biasarrya merupakan cabang pertama dari RCA. Cabang keduadari RCA
biasanyaarteri
nodussinoatrial (SA branch).
Pembuluh darahini
muncul dariRCA
pada sekitar 60% kasus, dan dari arteriLCx
kurangdai
40%kasus,
dan dari
keduaarteri
dengan suplai darah ganda pada kasus lainnya.Bagian
mid RCA
biasanya bercabang menjadi satu atau beberapa sahangacutl
marginal branches yarg mernasok dinding anterior ventrikel kanan. Bagian distalRCA
terbagi menjadiInsterior
descendingartery (PDA) dan
satu ataulebih
cabang po s te r o lat er al br anc h (PLB).
Arteri koroner dominan
Sirlfltasi
dominan kanan didefinisikan apabila RCA memberi pasokan ke PDA dan sedikitnya ke satu cabang posterolateral. Jenisini
dijumpai pada sekitar 85% kasus.RCA
non dominan dijumpai pada sekitar 15% kasus. Sebagian dari pasienmerniliki
sirkulasi dominankid
dimana distalLCX memhi
pasokan kePDA kiri
dan cabang postemlateralkiri.
Pada keadaanitil, RCA
sangatkecil, ujungnya berakhir
sebelurn mencapaibagian distal, dan tidak
memberikan pasokan darahke
miokardium ventrikelkiri.
Pasien lainnyamemiliki
sirkulasi kodominan atau seimbaog yangdidefaisikan
apabilaRCA
memberikan pasokan ke PDA dan arteriLCX
memberi pasokan ke semua cabang posterolateral.Tabel 2.1 Anatomi Koroner ( Thejanandan, 2013)
Lefl anterior dscending artery
The left antuiu artery zuppLies anterior, antuoeptal or ant€Idaterdl wall of the LV (leads V I -V6, I, and aW)
Rrgh t cororary artery
The right coronary artery supplies the inferior wall(leads II, III and a\T)and often the posterolateral wall ofthe LV
$peciallads V7-V9), Tln right cororary arkry is the mly artery lhat supplies lhe right ventrictlar free wall(special leadsV3RtoV6R)
Left ciromflex artuy
The ld circumflex artery upplia the anterolateral (lads I, aVI" V5 and V6]and the post€rolateral (leads V7-V9) walls of
the LV In Itr/o- 15% ofpatrents, it suppii€s the inferior wall ofthe LV LV=leflvenEicle
2.5 IMAEST Inferior
IMAEST inferior
disebabkanoleh oklusi RCA
(pada 80o/o kasus) atauarteri LCx
(pada20%
kasus)dan
pada pemeriksaanEKG dijumpai
adanya gambaran elevasi segmen ST pada sadapanII, ilI,
aVF ( Birbaum, 2003;Zhotg-
qurr' 2010;
Aknansori, 2010). Berdasarkan perubahanEKG
pada segrnen ST,12
berbagar algoritma telah
diteliti
untuk memprediksi artericulprit
padaIMAEST
inferior(Nair,20l2:
Bapns@ 2004,Fiol,
2004). Secara umum, pada kasus oklusiRCA,
vektor ST yang diakibatkarinjuri
miokard akan lebih mengarah ke bawah daripada ke belakang dan lebih mengarah ke kanan daripada kekiri.
Sebaliknya pada kasusoklusi
LCx nondomina& vektor ST menuju ke bawalu lebih dominanke
posteriordan lebih
mengarahke kiri
daripadake
kanan @imbaum, 2003:Zimetbaurn, 2003; Zhong-qun, 2010).
Insidensi
IMAEST
inferiordijumpai
sek;;rtat 40yo-50yo dari seluruh kasusIMAEST dan umumnya memiliki prognosis yang lebih baik
dibandingkanIMAEST
anterior.Angka
mortalitas selama perawatandi
rumahsakit
berkisarllo/o
paAaera pra-trombolitik menurun menjadi sekitat
3,5o/o-9yopada
eratombolitik yang
menrpakan separuh daripada kejadianIMA anterior
(Salem,20 I
4).
Mortalitas dan morbiditas padaIMA
inferior ditentukan oleh lokasi oklusi.Pasien dengan IMAEST inferior yang diakibatkan oklusi RCA
umutnnyamemiliki proposis yang lebih buruk
dibandingkan denganoklusi arteri LCx
terutamabila
melibatkaninfark ventrikel
kanalr secara betsarnean-Meskipm
demikiaq prop.osis yang buruk juga dapat dijumpai pada kasus oklusi proksimalLCx
dominan @ayes de Luna, 2007).2.6
Mekanfume elektrofisiologi padainjuil miokerd
Dinding ventikel kiri terdiri dari lapisan luar (epikmdium
atau subepikardium) dan lapisan dalam (subendokardium) (Gambar 2.2). Perbedaanini
penting diketahui karena iskemia miokardium dapat terbatas hanya pada lapisan dalam (iskemia subendokardium) atau meliputi seluruh dinding ventrikel (iskemia transmural) (Goldbreger, 20 I 3).Elevasi
segrnenST (EST) pada IMA terjadi karena
adanya daerah miokardium yang sedang mengalami proses kerusakan atau menuju kematian seldan
sering disebut sebagai arusinjuri. Hal Ini
biasanyamuncul
padainfark
transmual
yang melibatkan seluruh ketebalan dinding ventrikel dan berlawanan dengan infark yang melibatkan ketebalan parsial (Goldbreger, 2013)..=E 'o92
<l)
I U)
LU
q
E
't, o
8=
AE a.g
Left
ventricular
charnberTransmural infarction
Gambar 2.2.Penampang melintang ventrikel yang menunj ukkan perbedaan antara infark subendokardial (melibatkan setengah lapisan dalam dinding ventrikel) dan infark transmural (melibatkan keseluruhan atau hampir seluruh dinding ventrikel) (Goldberger, 2013)
,r50 -30
a
I
o
+!m
It
Gambar 2.3.
IMA
inferior menunjukkan gambaran elevasi STdi
sadapanII, III,
dan aVF, Terlihat veklor kekuatan arus
injuri menuju ke II, III,
dan aVF dan menjauhi sadapan resiprokal dan aVL, dan sadapan prekordial yangdiwakili
olehV3. EKG
menunjukkan deviasi negatrf pada sadapan resiprokal yang disebut depresi ST resiprokal (Foster, 2007).l
t4
Elevasi ST merupakan defleksi segmen ke atas pada EKG, sehingga secara jelas arah
injuri
pada dinding miokardium yang mengalamiinfark
menglusilkan kekuatan vektor yang serupa dengan gelombangT
yaitu menuju ke arah sadapan yang memrnjnkknn elevasi ST, Dengan katalai4
al:lah arusinjuri
menyebar dari endokardiumke
epikardium. Pada Gambar2.3, terlihat vektor
kekuatan arusinjud pada dinding inferior
mengarahke
sadapanII, III, dan aVF
dan menghasilkan elevasi pada sadapan tersebut (Foster, 2007).I
2 3 4(A)
(B)
ll
(c)
(Dl H;$',f,5*
0
-100
Lh--*,h..,.-,N-su-+
--- S{Dondocardral TAP
(E) s,ocD,crod rAP
@w l%
www
El€drca)%
Caflcelleco
clnrc€lEcG'l^ 4- Jr.-.. J\
Pathologml
(G) tm"e5 Pdholcor(alalleraton
l.loamal ullrastrqcl,Jre
Ee?Elsrbte atlerdron
a(ara!0n
Gambar 2.4 Berbagai gambaran jaringan pada keadaan normal, iskemia,
injuri
dan nekrosis (dari14) (A)
dan @). Perubahan muatanlistrik
dan ion (C), morfologiTAP dan level DTP (D), TAP
subendokardialdan TAP
subepikardial (E), gambaranEKG (F),
gambaranpatologis akibat keterlibatan
subepikardial(transmural) (G).
Jaringannekrotik
adalah daerah yangtidak
dapat dieksitasi(tidak
menghasilkanTAP)
sebagaimana depolarisasidiastolik
yang dihasilkan(Bayes de Luna, 2008)
Gambaran elektrokardiografi pada
injuri
ditandai dengan deviasi segrnen ST. Perubahanini terjadi
pada kasus iskemiayang'aktif
danterjadi
sebagai konsekuensi dari adanya lransmembrane actionpotential
(TAP) yang berkualitas rcndah(low quality) yang
dihasilkan pada daerahiskemia
Gambmaninjuri
(perubahan segmenST) telihat pada
daerahmiokard di mana
perubahandepolarisasi
diastolik
atau diastolic tar*membranepotential
@TP) jelas terjadisebagai akibat dari penurunan pasokatr darah yang signifikan. Hal ini
menyebabkan pembentukan
"low quality"
transmembrane action potential(TAP)
pada daerah
injuri
yang digambarkan sebagai depresi atau elevasi segmen ST pada EKG (Gambar 2.4) @ayes deLuna
2008).Berdasarkan respon membran sel, daerah yang
mengalani
iskemia yangsipifikan
dan persisten akan menrmjukkan depolarisasi diastolik yang nyata dan mengakibatkan terbentuknya'low qulity' TAP (
slower upstroke, lan, voltage, area yang lebih kecil) pada daerah tersebul Bila depolarisasidiastotk
terjadi pada daerahsubendokardid , pada EKG tampak
gambarandepresi
segmen ST(gambaran
EKG dari injuri
subendokardial) danbila ifljud terjadi
pada daerahzupepikmdial (haflsmural), akan dijumpai
gambaranelevasi segmen
ST.Perubahan pada segmen ST
ini
mungkin dapat dijelaskan oleh duateori
@ayesde
Lun4 2008):
I
.
Teori penjunl alran transmembrane action potential (T AP surunation)EKG yang norrral dapat dijelaskan sebagai hasil dari TAP
zubendokardiurn
ditambah TAP
supepikardial.Teori ini juga
menjelaskanterjadinya elevasi dan depresi segnen ST pada injuri subepikardial
dan subendokardial.Gambar 2.5 menunjukkan bagaimana penjumlahan
TAP
dengan kualitaslemah pada daerah injud
(subendokardialpada injuri
subendokardial dan subepikardial padainjuri
subepikardial-hansmural) ditambahTAP
dariLV
pada saat istirahal hanya mengruangi beberapa bagiandari TAP
pada daerah yang bebasinjuri.
Akibatnya, halini
memungkinkan tampak gambaran depresi segmen ST padainjuri
subendokardial (Gambar 2.5A) atau elevasi segmen ST padainjuri
subepikardial (Gambar 2.5B). Elevasi atau depresi segmen ST akan menjadi lebih atau knrangsignifftan
berdasarkan"poor-quality" TAP yang
dihasilkan oleh daerah yang mengalami injuri.16
E
-4 N L--.
& 1...-
2e"
G GN
i\
J-L
c
Garnbar
2.5. Teori
hasiljumlah TAP
subendokardialdan
supepikardial padaEKG
normat(A)
dan perubahan segmen ST padainjuri
subendokardial(B)
dan subepikardial (C) (Bayes de LunaA" 2008)2.
Teori vektori4iuri
Menurut teori'vektor injuri,
pada keadaaninjuri
terutama padazolia
zubendokardial pada akhir depolarisasi (awal sistol) zolnra yang mengalami
injuri
akan menjadi bermuatan kurang negatif dan akibatnya, aruslistik
terjadi dari zona yang bermuatanlebih
negatif(zora
yang kurang mengalami iskemia ataunorrral )
ke zona yang bermuatan kurang negatif ataurelatif posilif
(zona yanginjuri).
Halini
akan menghasilkan vektorinjuri
yang memiliki muatanyang relatif positif fturang negatif) dan terlihat
sebagai elevasi atau depresi segmenST.
Secara eksperimentalbila injuri terjadi di
daerah subendokardial, vektor injuri yang menuju ke daerahinjud
akan menghasilkan depresi segrnen ST selamasistol
pada elektrodaprekordial,
segera setelah kompleks QRS. S/ape segmenST ini
akan menunm selama fase keduadari sistol
saatsel
miokard megalami repolarisasi. Padainjuri
subepikardial,vektor injuri
menghasilkanelevasi
segmenST
dengan fenomena yang sama, dan slope segmen ST juga menunm selama fase kedua dari sistol (Gambar 2.6)N
1
2
+ +
A
BH- A
+
Gambar
2.6
Vektorinjuri
zubendokardial(A)
dan subepikardial(B)
secara eksperimental(I)
atauklinis
Gnjwi transmural) (2) @ayes de LunaA,
2008).Secara umum gambaran elevasi ST berhubungan dengan oklusi
total
dan akutdi
arteri koroner epikardial pada pasien tanpa iskemia sebelumnya- Dalam halini
adanya iskemia yang sigrrifikan dan persisten mengakibatkan keterlibatan transmural secara homogen pada semua dinding venhikel dandijunpai
gambaran elevasi segmen ST, seperti padainjuri
subepikardial .Gambaranini
dapat terlihat karena ada dearah lain yang lebih mengalamiinjuri
di epikardial dan juga karena elekhodayang terletak lebih
dekatke epikardial lebih
merekam keterlibatan subepikardial. Bahkan, karena kedekatan rekaman elekhodake
subepikardial,vektor injuri
berhadapan langsung denganepikardial dan
akibafirya tampak gambaran elevasi segnen ST (Bayes deLun4
2008).2.7. Sadapan aVR pada
IMAEST inferior
2.7.1
Vektor injuri (Vektor
ST)Berdasarkan hubungan antara sadapan-sadapan ekshemitas,
sifat
dari berbagai bentuk gelombang pada sadapan-sadapan ini, termasuk segmen ST dapat digambarkan segera oleh satu vektor tunggal.Vektor ST
telahterbukti
sangat bermanfaat dalam menjelaskan sifat segmen ST pada iskemia atau infark miokard (vektor iskemia ataui4iuri)
(Gorgels, 2004).b-
+t8
VR -150'
.10 =rlvl-
o'
Il2() 6()'
ill
9()It
avts
Gambar
2.6
Diagrarn ilustrasi deviasi segr,en STdi
aVR menggunakan sistem heksasial pada bidangfrontal.
Depresi segmenST di aVR
akanmuncul bila vellor
ST berada antara sudut +120" dan -60", menjauhi sadapan aVR. Segmen ST isoelektrisdi aVR
akan dijumpaibila
vektor berada pada sudut +1200 atau 600, dan ESTdi
aVR dijumpaibila
vektor menuju ke hemisegnen antara +1200 dan -60o dengan arah menghad4F ke aVR (Zrong-qurU20l.0).Sadapan
a\R
(augmented VoltageRight arm),
merupakan salah satu sadapanuripolar
ekstremilasyang
diperkuat yang memberikan inforrnasi dari bagian kanan atasjantun&
termasukjalur
kefuar (outflow tracr)venhikel
kanan dan bagian basal septum interventrikular. Deviasi segmenST di
sadapan aVR ditentukan oleh arah dan ukur4ndari vektor
ST pada bidangfrontal
(Gambar 2.6.). Depresi segrnen ST (DST)di
sadapan aVR akan dijumpaibila
vektor ST berada antara sudut +1200 dan -60", me4iauhi sadapan aVR (Gambar 2.7-2,10).Segmen ST isoelektris di aVR akan dijumpai bila vektor berada pada sudut +120o atau 60", dan elevasi segrnen ST @ST)
di
aVR dijumpai bila vektor menuju ke hemisegrnen antarasudut +120" dan -60o
denganarah
berhadapan dengan sadapan aVR (Garnbar 2.11-2.12) (Zhong-qun, 201 0).:rl ]a
lv
n!'l
v-< R
; -
\r.lR0\il-
.r\r1R
*-,.r-
V3R
1i5R
v.l V4
'-F
IJ
\,6
NI II
l.-
v5
a1'F
VI
V2avR
.v a-
lI1
.l
IGambar 2.7.EKG pada
IMAEST
inferior dengan oklusiLCx
nondominan: Vektor ST berada pada sudut*60",
EST di sadapanII
Iebih tinggi daripada diIII,
DST di aVR lebih dalam dariaVL,
dijumpai DSTdi V3R
sampaiV5R
danVl
sampai V4. Tanda panah menunjukkan arah vektor ST pada bidang frontal dan transversal (Zhong-+uu 2010).v6
aVIi ^n
-Y",-VlR
vt
r+\
,t4*-vl
v.] v4,\
Gambar.2.8.
EKG
padaIMAEST inferior
dengan oklusiRCA
proksimal sampai cabang RV: Arah vektor ST betada antara sudut +120" dan +90". EST diIII
lebihtinggi
dariII.
DSTdi aVL
lebih dalam dari aVR, dijumpai EST diV1-V5R
danv4-V6.
Tanda panah yangpendek
menunjukkan arah vektor ST dari RV, tanda panah yang panjang menunjukkan arah veLlordari LV
pada bidang transversal (Zhong-qun, 2010).)--
Iti5 J\t
.lt
20
- J^
(" \J
avR avL
I
v5R
^1/-
v4R^L-'.
1?R"V6
v5 I
m
ItF^
v1 v2
nVR
t^
la\T
+
Gambar
2.9. EKG
padapasien
denganoklusi RCA distal
dominan tanpa keterlibatan cabangRV, veltor
ST berada pada sudut +90" , drjurnpat besar DST yang sama padaaVL
dan aVR, EST yang samadi II
danII,
DST diV3R
sampai V5R dan diVl
sampai V4 (Zhong-qun, 2010).l-
- cl-.',-'t
alT
I\'( R
i
btp1ffi"'
\'.r aVI
\ k%
'\\.f
l1
!'_\ --,' I
._l- -_t
!l _l l
{
tIGambar 2.10. EKG pada
IMAEST inferior
dengan oklusiPDA
padaRCA
distal.Vektor
ST berada pada sudut +90o, menunjukkan besat DST yang samadi
aVR danaVL,
EST yang samadi II
danIII. Tidak
ada vektor yang terbenhrk pada bidang transversal karena oklusi hanya padaPDA.
Terpisahdari
bagian inferior septum interventrikular, dindingRv
danLV tidak
mengalami iskemia. Kondisiini menghasilkan veklor
segmenST
tegaklurus
terhadap bidang transversal sehingga tidak ada atau sedikit perubahan segmen ST pada sadapan prekordial kanan dankiri
(Zhong-qun, 2010).Di
sisilain,
besar DSTdi
aVR ditentukan oleh dua faktor. Pertama, arah vektor ST secam aktual. DSTdi aVR
akan menjadi lebih besar bila veklor lebih berlawanan terhadap sadapanaVR dan lebih kecil bila
mendekati arah sudut +120" atau-60'.
Faktor kedua yang mempengaruhi besarDST di aVR
adalahv4 {
\,3
I
ukuan
vektor ST yang dite,ntukan oleh derajat iskemia. PadaIMAEST
inferior, veklorST
ke bawah(inferior),
biasanya antara sudut+124"
darr +30".Oleh karena
itu
padaEKG dijumpai
garnbaranDST di
sadapanaVR.
Sadapan aVR menuujukkan perubabanEKG
yang dipergaruhi oleh kondisi patologis pada sisi kanan atas jantung, seperti padajalur
keltlrrr (outJlow rracr.) ventrikel kanan dan bagtan basal septum(Gorgels,200l).
Penyebab ESTdi
aVR adalah iskemia hansmural pada daerahini,
dimana dipasok oleh cabang septum pertama yang besar(Dl)
dariLAD
sendiri maupun olehDl
dan cabang konus RCA yang besar secara bersamaan (Zhong-qun 2010).Eichofer
dan Curzen melaporkanEST
di sadapanVl
sampaiV3
dan aVR pada pasien denganoklusi
cabang konus yang disebabkan oleh implantasi stentp&a
RCA proksimal @ichhofer, 2005). Gambar 2.11 menunjukkanEKG
pada pasien denganIMAEST
i.mferior daninfark RV
yang diakibatkan oklusi ostialRCA. RCA memiliki
konus danPDA
yang besar.Gambaran EKG menunjukkan EST di sadapan
aVR
--Y-"- avR
--L.^
o$L
.tr( fi
L--H
1,,B
.' t tl
v [;1
,.*/'
'i",, I
r'++.' Y,h
lI
II---fn
aVF-.+.\-
Gambar.2.ll.
EKG pada pasien dengan oklusi ostialRCA
dengan cabang konus danPDA
besar.Arah vektor ST
berada pada sudut*1200
dan +150,EST
di[,III,aVF, aV\
V3R sampai V5R danVl
sampaiV3.
Tidak dijumpai vektor STLV
pada bidang transversal karena infarkRV
yang domina (Zhong-qun,2010).Penelitian sebelumlya menunjukkan bahwa 80% pasien dengan