• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Produk

2.1.1 Pengertian Produk

Pengertian produk dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu (Sugondo, 2008: 1215). Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Pelanggan memuaskan kebutuhan dan keinginannya lewat produk. Istilah lain dari produk adalah penawaran atau pemecahan. Produk dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu barang fisik, jasa dan gagasan. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Pelanggan memuaskan kebutuhan dan keinginannya lewat produk. Istilah lain dari produk adalah penawaran atau pemecahan. Produk dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu barang

(2)

11 fisik, jasa dan gagasan (Rivai, 2012: 12). Produk juga mempunyai arti kata barang-barang fisik maupun jasa yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Produk juga mempunyai arti kata barang- barang fisik maupun jasa yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen (Madura, 2001: 393)

Strategi produk menggambarkan tindakan yang digunakan oleh komponen produk dari bauran pemasaran untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan. Sebuah item produk adalah sebuah pemasaran yang paling rendah atau dasar dalam bauran produk ini adalah item tersendiri. Sebuah lini produk adalah jumlah item produk tersendiri yang terkait. Hubungan ini biasanya secara umum. Sebuah bauran produk adalah kumpulan dari lini produk dalam kekuasaan dan kepemilikan perusahaan. Konsistensi bauran produk menunjuk pada kedekatan atau kemiripan lini produk. Dalam bisnis besar komitmen atau seluruh departemen diciptakan untuk tujuan tersebut. Bahkan dalam perusahaan kecil bagaimanapun pengembangan sebuah produk baru memerlukan sebuah proses yang sudah tersusun (Justi, 2001:

353-354).

Berikut ini langkah-langkah penting untuk mengembangkan produk baru: (Madura, 2001: 95-98)

1. Mengembangkan ide baru

Langkah pertama dalam menciptakan produk baru adalah mengembangkasn sebuah ide. Ketika berfokus pada peningkatan produk yang ada, idenya sudah ada dan perusahaan hanya perlu

(3)

12 berusaha untuk membuatnya lebih baik. Ketika mengembangkan produk yang sama sekali baru, metode yang umum adalah mengidentifikasikan kebutuhan atau pilihan konsumen yang tidak terpenuhi oleh produk yang ada. Tujuan terpenting adalah mengembangkan produk yang lebih baik dari produk-produk yang ada untuk memuaskan konsumen.

2. Menilai kelayakan ide produk

Setiap ide untuk produk baru atau pengembangan produk - produk harus dinilai dengan memperkirakan biaya dan keuntungan.

Ide tersebut harus dilaksanakan hanya jika keuntungannya melebihi biayanya.

3. Merancang dan menguji produk

Jika perusahaan yakin jika produk baru layak untuk dilaksanakan, maka harus ditentukan rancangan dan karakteristik lain dari produk tersebut. Produk baru tersebut harus diuji sebelum diimplementasikan secara penuh.

4. Mendistribusikan dan mempromosikan produk

Ketika perusahaan memperkenalkan produk-produk baru atau mengembangkan produk yang ada, mereka menginformasikan kepada konsumen. Produk yang baru atau yang telah diperbaiki kemudian dikenalkan kepada konsumen melalui berbagai tehnik pemasaran.

(4)

13 5. Pengawasan pasca produksi

Setelah produk baru diperkenalkan kepada pasar, maka biaya dan keuntungan aktual harus diukur dan dibandingkan dengan biaya dan keuntungan yang telah diramalkan sebelumnya. Semua manusia memiliki kebutuhan yang beraneka macam, dan kebutuhan ini harus dipenuhi, misalnya aneka kebutuhan akan makanan, pakaian, dan perumahan, dalam istilah populernya kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan, mulai dari bentuk sederhana, sampai bentuk yang mewah, canggih, dan sangat mahal dengan segala perlengkapannya.

2.1.2 Proses Produksi

Banyak dijumpai perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat. Untuk memproduksi barang dan jasa tersebut diperlukan adanya proses produksi. Sebelum membahas mengenai proses produksi, terlebih dahulu akan dibahas arti dari proses yaitu “Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu” (Ahyari, 2002: 65). Sedangkan produksi adalah

“Kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen” (Reksohadiprodjo, 2000: 1).

Dari uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mengenai proses produksi, yang dimaksud dengan proses produksi

(5)

14 adalah suatu cara, metode maupun teknik bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dapat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan konsumen. Dan dapat dilihat proses produksi merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang atau jasa dapat dilihat pada proses produksi yang merubah barang setengah jadi menjadi barang jadi.

Adapun produksi disini adalah transformasi dari faktor-faktor produksi (bahan mentah, tenaga kerja, modal, serta teknologi) menjadi hasil produksi atau produk. Agar tujuan berproduksi yaitu memperoleh jumlah barang atau produk (termasuk jenis produk), dengan harga dalam waktu serta kualitas yang diharapkan oleh konsumen, maka proses produksi perlu diatur dengan baik.

2.1.3 Jenis-jenis Proses Produksi

Untuk menghasilkan suatu produk dapat dilakukan melalui beberapa cara, metode dan teknik yang berbeda-beda. Walaupun proses produksi sangat banyak, tetapi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

(6)

15 1. Proses produksi terus menerus (Contiunuous process) adalah suatu proses produksi dimana terdapat pola urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi yang dilakukan dari perusahaan yang bersangkutan sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi (Pangestu Subagyo, 2000: 9).

a. Sifat-sifat atau ciri-ciri

1) Produksi yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (produktivitas massa).

2) Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan.

3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi adalah mesinmesin yang bersifat khusus (special purpose

machines).

4) Karyawan tidak perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan otomatis.

5) Apabila terjadi salah satu mesin rusak atau berhenti maka seluruh proses produksi terhenti.

6) Jumlah tenaga kerja tidak perlu banyak karena mesin- mesinnya bersifat khusus.

7) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih sedikit dari proses produksi terputus-putus.

8) Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan menggunakan

(7)

16 tenaga mesin.

b. Kebaikan atau kelebihan proses produksi terus menerus adalah:

1) Dapat diperoleh tingkat biaya produksi per unit yang rendah.

2) Dapat dihasilkan produk atau volume yang cukup besar.

3) Produk yang dihasilkan distandarisir.

4) Dapat dikuranginya pemborosan dari pemakaian tenaga manusia, karena sistem pemindahan bahan baku menggunakan tenaga kerja listrik atau mesin.

5) Biaya tenaga kerja rendah, karena jumlah tenaga kerja sedikit dan tidak memerlukan tenaga ahli.

6) Biaya pemindahan bahan baku lebih rendah, karena jarak antara mesin yang satu dengan yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut degerakkan tenaga mesin.

c. Kekurangan atau kelemahan dari proses produksi terus menerus adalah:

1) Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan produk yang diminta oleh konsumen atau pelanggan.

2) Proses produksi mudah terhenti apabila terjadi kemacetan di suatu tempat atau tingkat proses.

3) Terdapat kesalahan dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan.

(8)

17 2. Proses produksi terputus-putus (Intermitten process) adalah proses produksi dimana terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan sejak bahan baku sampai menjadi produk akhir (Pangestu Subagyo, 2000: 9).

a. Sifat atau ciri - ciri

1) Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil didasar atas pesanan.

2) Mesinnya bersifat umum dan dapat digunakan mengolah Bermacam-macam produk.

3) Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama, dikelompokkan pada temapat yang sama.

4) Karyawan mempunyai keahlian khusus.

5) Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan salah satu mesin atau peralatan.

6) Persediaan bahan mentah banyak.

7) Bahan-bahan yang dipindahkan dengan tenaga manusia.

b. Kebaikan atau kelebihan proses produksi terputus-putus adalah:

1) Mempunyai fleksibelitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk dengan variasi yang cukup besar.

2) Sistem penyusunan peralatan.

(9)

18 3) Jenis atau type mesin yang digunakan bersifat umum

(general purpose machine).

4) Sistem pemindahan yabg tidak menggunakan tenaga mesin tetapi tenaga manusia.

c. Mesin-mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum, maka biasanya dapat diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin-mesinnya, karena harga mesin-mesinnya lebih murah.

d. Proses produksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya kerusakan atau kemacetan di suatu tempat atau tingkat proses.

e. Kekurangan atau kelemahan proses produksi terputus -putus adalah:

1) Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan sangat sukar karena kombinasi urut-urutan pekerjaan yang banyak dalam memproduksi satu macam produk dan dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak karena produksinya berbeda, tergantung pada pemesanannya.

2) Karena pekerjaan scheduling dan routing banyak dan sukar dilakukan, maka pengawasan produksi dalam proses sangat sukar dilakukan.

3) Dibutuhkan investasi yang sangat besar dalam persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses, karena prosesnya

(10)

19 terputusputus dan produk yang dihasilkan tergantung pesanan.

4) Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan sangat tinggi, karena banyak menggunakan tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga ahli dalam pengerjaan produk tersebut (Sukanto Reksohadiprojo dan Indriyo Gitosudarmo, 2000: 89).

Untuk dapat menentukan jenis proses produksi dari suatu perusahaan, maka perlu mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri proses produk. Baik itu proses produksi terus- menerus atau proses produksi terputus-putus.

2.1.4 Pengertian Pengendalian Proses Produksi

Dalam perusahaan semua kegiatan perlu adanya pengendalian.

Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang mengadakan penilaian bila perlu mengadakan koreksi, sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapainya tujuan yang sudah digariskan semula. Sebelum membahas mengenai pengendalian proses produksi, terlebih dahulu akan dibahas arti dari pengendalian yaitu “Pengendalian adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang ditetapkan“ (T. Hani Handoko, 2001: 234).

Sedangkan yang dimaksud dengan proses produksi adalah kegiatan dalam suatu perusahaan yang di arahkan untuk menjamin

(11)

20 kontinuitas dan aktifitas untuk menyelesaikan produk sesuai dengan bentuk dan waktu yang diinginkan dalam batas-batas yang direncanakan. Dengan adanya pengendalian dalam pelaksanaan produksi dari perusahaan dapat membuahkan hasil yang baik.

2.1.5 Sistem Pengendalian Proses Produksi

Sesuai dengan kegiatan dalam suatu perusahaan maka perusahaan harus diarahkan untuk menjamin kontinuitas dan aktivitas kegiatan untuk menyelesaikan produk sesuai dengan bentuk dan waktu yang diinginkan dalam batas-batas yang direncanakan. Untuk memperlancar kegiatan produksi dibutuhkan pengendalian proses produksi, yaitu:

1. Pengendalian proses produksi

Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar diperlukan pengendalian yang baik. Pengendalian proses produksi meliputi kapan produksi dimulai dan kapan produksi diakhiri sehingga harus direncanakan.

2. Pengendalian bahan baku

Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan dibidang produksi. Perusahaan menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak terganggu, maka dengan adanya pengendalian bahan baku diharapkan kegiatan produksi dapat berjalan lancar serta dapat menentukanstandart bahan baku yang baik, mengenai apa yang harus dipesan, berapa banyaknya pesanannya dan kapan pemesanan dilakukan.

(12)

21 3. Pengendalian tenaga kerja

Pengendalian tenaga kerja merupakan salah satu unsur yang penting di dalam pengendalian produksi. Berhasil tidaknya suatu proses produksi akan tergantung kepada kemampuan kerja dan kesungguhan kerja dari para karyawan perusahaan. Sehingga pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan bidang keputusan yang penting dalam hubungannya dengan kuantitas dan kualitas produk.

4. Pengendalian biaya produksi dan perbaikan

Para pengawas bagian produksi setiap saat harus melakukan pengawasan serta membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan keseimbangan antara pekerja, bahan baku dan biaya serta tindakan perbaikan.

5. Pengendalian kualitas

Ada beberapa pengertian pengendalian kualitas menurut para ahli, yaitu:

“Pengendalian kualitas adalah aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan” (Ahyari, 2002: 57).

“Pengendalian kualitas merupakan suatu kebutuhan bagi perusahaan yang menginginkan adanya kemajuan dalam perusahaan dengan standart yang ada” (Subagyo, 2000: 214).

(13)

22

“Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah barang yang rusak” (Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo, 2000: 31 ).

Hal yang bisa dilakukan sejak bahan baku, barang dalam proses, maupun sampai barang jadi. Sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk menentukan tindakan apa yang harus diambil di dalam proses produksi serta usaha untuk memelihara dan mempertahankan mutu yang telah ditetapkan standart kualitasnya.

4.1.6 Fungsi pengendalian proses produksi

“Fungsi pengendalian proses produksi adalah perencanaan, penentuan urutan kerja, penentuan waktu kerja, pemberian perintah kerja, dan tindal lanjut dalam pelaksanaan” (Ahyari 2002: 53).

Macam-macam dari fungsi pengendalian proses produksi, antara lain:

1. Perencanaan produksi

Untuk merencanakan tentang apa dan berapa produk yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam suatu periode yang akan datang. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan produksi adalah adanya optimalisasi produk sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling rendah untuk pelaksanaan suatu proses produksi itu sendiri.

(14)

23 2. Penentuan urutan kerja

Suatu fungsi yang menetukan urutan suatu proses produksi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menetukan urutan kegiatan kerja yang logis, sistematis, dan ekonomis melalui urutan mana bahan baku yang dipersiapkan untuk diproses menjadi produk akhir atau barang jadi.

3. Penentuan waktu kerja

Suatu fungsi yang mentukan waktu kerja kapan pekerjaan proses produksi akan dilaksanakan. Penentuan waktu kerja yang tepat dan jelas akan dapat membantu tercapainya tingkat produktivitas kerja yang tinggi dalam perusahaan.

4. Pemberian perintah kerja

Pemberian perintah kerja memiliki fungsi untuk menyampaikan perintah kepada bagian pengelolaan yang akan dilakukan sesuai dengan urutan pekerjaan yang telah ditentukan.

Pemberian perintah kerja merupakan awal dari pelaksanaan suatu pekerjaan untuk menyelesaikan produk yang ada dalam perusahaan.

5. Tindak lanjut dalam pelaksanaan proses produksi

Fungsi yang menindaklanjuti dalam kegiatan proses produksi. Sebab walaupun urutan kerja dan waktu kerja sudah disusun dengan baik, kemudian diberikan perintah untuk memulai suatu pekerjaan, bukan berarti semua proses produksi dapat berjalan dengan yang diharapkan. Bisa saja terjadi penyimpangan- penyimpangan proses produksi sehingga masih perlu adanya tindak

(15)

24 lanjut dalam proses produksi. Diharapkan dengan adanya tindak lanjut ini penyimpangan-penyimpangan proses produksi, keterlambatan dan berbagai macam hal yang mengganggu kelancaran dalam proses produksi sehingga sebisa mungkin akan dapat diatasi ataupun dihindari.

2.2 Standarisasi Produk

2.2.1 Pengertian Standarisasi

Standarisasi menurut bahasa adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan. Secara etimologi kata standar bisa dipahami sebagai patokan atau sebagai standar baku. Standarisasi juga bisa dikatakan sebagai sesuatu yang digunakan sebagai ukuran, norma, atau model dalam evaluasi komparatif (Oxford Dictionary). Standarisasi dapat dijadikan acuan, untuk melakukan proses kerja agar mencapai hasil yang sudah ditetapkan sebelumnya dan melakukan penilaian.

Salah satu kegiatan standardisasi adalah perumusan standar yang mempunyai tujuan antara lain tersedianya sarana penunjang kebijakan pemerintah dibidang ekonomi, sosial dan budaya, terlindungnya kesehatan, keselamatan dan keamanan konsumen serta kelestarian lingkungan hidup. Standar dapat digunakan untuk mengangkat kemampuan produsen dalam usaha menghasilkan produk bermutu. Pengertian peraturan teknis secara umum di dalam standardisasi adalah peraturan yang mensyaratkan persyaratan teknis baik secara langsung maupun dengan merujuk

(16)

25 atau dengan memasukkan isi suatu standar atau spesifikasi teknis.

Sedangkan standar adalah dokumen tertulis yang berisikan peraturan, pedoman, karakteristik suatu barang dan atau jasa atau proses dan metode yang berlaku umum digunakan secara berulang (BSN, 2010).

Standar ditujukan untuk mencapai tingkat keteraturan optimum dalam konteks tertentu. Prinsip yang dianut dalam menyusun standar sejauh mungkin mengacu kepada standar internasional dimaksudkan agar mendapat pengakuan internasional. Standar bertujuan untuk menciptakan iklim yang baik dan sehat dalam iklim perdagangan. Dengan adanya standar, para produsen dapat berproduksi dengan lebih tenang, karena mereka dapat mengarahkan hasil produksinya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Di samping itu ada perlindungan terhadap kemungkinan persaingan yang tidak jujur, misalnya pembuatan produk yang sejenis tetapi dengan kadar bahan tertentu yang lebih murah atau lebih rendah. Juga para distributor, mereka dapat memilih dagangan sesuai dengan keinginan konsumen dan tidak raguragu mengenai mutu yang diperdagangkan.

Di Indonesia keberadaan Sistem Standardisasi Nasional (SSN) sangat diperlukan untuk mendukung produk nasional dalam menghadapi era perdagangan bebas, guna menjamin terciptanya perdagangan yang adil dan jujur serta menunjang pertumbuhan produk nasional dan perlindungan masyarakat, khususnya dalam

(17)

26 hal keselamatan, keamanan, kesehatan dan fungsi lingkungan hidup. Selain itu, dalam meningkatkan keunggulan kompetitif produk nasional, diperlukan pengembangan prasarana teknis standardisasi yang meliputi metrologi, standar, pengujian, dan penilaian mutu dalam rangka meningkatkan dan menjamin mutu barang atau jasa. Pengembangan prasarana teknis tersebut diusahakan agar manfaatnya dapat lebih dirasakan oleh semua pihak.

Standardisasi dapat digunakan sebagai salah satu alat kebijakan pemerintah dalam menata struktur ekonomi secara lebih baik dan memberikan perlindungan kepada masyarakat. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan standar nasional dengan mutu yang makin meningkat dan dapat memenuhi persyaratan internasional, untuk menunjang tercapainya tujuan strategis, antara lain, peningkatan ekspor barang atau jasa Indonesia, peningkatan daya saing barang dan atau jasa Indonesia terhadap barang atau jasa impor, peningkatan efisiensi nasional, dan menunjang program keterkaitan sektor ekonomi dengan berbagai sektor lainnya.

Dengan demikian diperlukan suatu Sistem Standardisasi Nasional (SSN) yang merupakan tatanan jaringan sarana dan kegiatan standardisasi yang serasi, selaras dan terpadu serta berwawasan nasional dan internasional. Ruang lingkup Sistem Standardisasi Nasional meliputi kelembagaan standardisasi, perumusan standar, penetapan standar, pemberlakuan standar,

(18)

27 penerapan standar, akreditasi, sertifikasi, metrologi, pembinaan dan pengawasan standardisasi, kerja sama, informasi dan dokumentasi, pemasyarakatan, pendidikan dan pelatihan standardisasi serta penelitian dan pengembangan standardisasi.

2.2.2 Mutu Bahan Baku

Ada beberapa pengertian mutu menutut para ahli dalah sebagai berikut:

1. Menutut Jerome S. Ascaro (2007: 75) menyatakan bahwa mutu adalah “Sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang menghasilkan”.

2. Menurut Edward Sallis (2015: 23) mutu adalah “Sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri. Mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting”.

3. Menurut Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2000: 03)

”Mutu atau kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Mutu mencangkup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah”.

Berdasarkan definisi mutu yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan mutu adalah segala yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan, sehingga memberikan kepuasan atas penggunaan suatu produk. Suatu lembaga pendidikan dikatakan berhasil jika “hasil” dari

(19)

28 lembaga pendidikan tersebut mampu memberikan kebutuhan atau kepuasan melebihi yang diharapkan pelanggan baik secara internal maupun eksternal.

Menutut Hanggana (2006: 11) definisi bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu dengan barang jadi. Dalam sebuah perusahaan bahan baku dan bahan penolong memiliki arti yang sangat penting, karena menjadi modal terjadinya proses produksi sampai hasil produksi. Pengelompokan bahan baku dan bahan penolong bertujuan untuk pengendalian bahan dan pembebanan biaya ke harga pokok produksi. Pengendalian bahan diprioritaskan pada bahan yang nilainya relative tinggi yaitu bahan baku.

Menurut Baroto (2002: 52) definisi bahan baku adalah barang-barang yang terwujud seperti tembakau, kertas, plastik ataupun bahan-bahan lainya yang diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari pemasok, atau diolah sendiri oleh perusahaan untuk digunakan perusahaan dalam proses produksinya sendiri.

Dapat disimpulkan berdasarkan pengertian diatas bahwa bahan baku merupakan salah satu unsur yang paling aktif didalam perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah yang kemudian dijual kembali. Sebahagian besar dari sumber-sumber perusahaan-perusahaan juga sering dikaitkan dalam persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam operasi perusahaan pabrik.

Bahan baku adalah bahan yang diolah menjadi produk bahan jadi

(20)

29 dan pemakaian dapat diindentifikasikan secara langsung atau diikuti jejaknya atau merupakan integral dari produk tertentu.

2.2.3 Pengawasan Mutu

Teori mengenai mutu telah berkembang pesat dan beberapa ahli telah mendefinisikan pengertian mutu dalam berbagai interpretasi. Penerapan konsep mutu di bidang pangan dalam arti luas menggunakan penafsiran yang beragam.

Kramer dan Twigg (1983) menyatakan bahwa mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik (warna, tekstur, rasa dan bau). Hal ini digunakan konsumen untuk memilih produk secara total.

Gatchallan (1989) dalam Hubeis (1994) berpendapat bahwa mutu dianggap sebagai derajat penerimaan konsumen terhadap produk yang dikonsumsi berulang (seragam atau konsisten dalam standar dan spesifikasi), terutama sifat organoleptiknya.

Mutu menurut Suharto (1995) dapat didefinisikan sebagai sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pemakai.

Sedangkan Radford (2000) menerangkan bahwa mutu adalah sesuatu yang dikenakan terhadap produk-produk yang diharapkan oleh industri yang berkaitan dengan karakteristik atau grup atau kombinasi dari kombinasi yang membedakan satu hal dari lainnya, atau terhadap barang dari suatu pembuat dari yang dihasilkan pesaingnya, atau satu derajat untuk produk dari suatu

(21)

30 pabrik tertentu terhadap produk lain yang dihasilkan oleh pabrik yang sama.

Feigenbaum (1996) mendefinisikan mutu sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembikinan, dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan–

harapan pelanggan. Pengawasan mutu merupakan program atau kegiatan yang tidak dapat terpisahkan dengan dunia industri, yaitu dunia usaha yang meliputi proses produksi, pengolahan dan pemasaran produk. Industri mempunyai hubungan yang erat sekali dengan pengawasan mutu karena hanya produk hasil industri yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, yaitu masyarakat konsumen. Seperti halnya proses produksi, pengawasan mutu sangat berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Makin modern tingkat industri, makin kompleks ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk menangani mutunya. Demikian pula, semakin maju tingkat kesejahteraan masyarakat, makin besar dan makin kompleks kebutuhan masyarakat terhadap beraneka ragam jenis produk pangan. Oleh karena itu, sistem pengawasan mutu pangan yang kuat dan dinamis diperlukan untuk membina produksi dan perdagangan produk pangan.

Pengawasan mutu merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta manajerial dalam hal penanganan mutu pada proses produksi, perdagangan dan distribusi komoditas. Oleh

(22)

31 karena itu, pengawasan mutu bukan semata-mata masalah penerapan ilmu dan teknologi, melainkan juga terkait dengan bidang-bidang ilmu sosial dan aspek-aspek lain, yaitu kebijaksanaan pemerintah, kehidupan kemasyarakatan, kehidupan ekonomi serta aspek hukum dan perundang-undangan.

Pengawasan mutu mencakup pengertian yang luas, meliputi aspek kebijaksanaan, standardisasi, pengendalian, jaminan mutu, pembinaan mutu dan perundang-undangan (Soekarto, 1990).

Hubeis (1997) menyatakan bahwa pengendalian mutu ditujukan untuk mengurangi kerusakan atau cacat pada hasil produksi berdasarkan penyebab kerusakan tersebut. Hal ini dilakukan melalui perbaikan proses produksi (menyusun batas dan derajat toleransi) yang dimulai dari tahap pengembangan, perencanaan, produksi, pemasaran dan pelayanan hasil produksi dan jasa pada tingkat biaya yang efektif dan optimum untuk memuaskan konsumen (persyaratan mutu) dengan menerapkan standardisasi perusahaan atau industri yang baku. Tiga kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian mutu yaitu, penetapan standar (pengkelasan), penilaian kesesuaian dengan standar (inspeksi dan pengendalian), serta melakukan tindak koreksi (prosedur uji).

Soekarto (1990) menyatakan bahwa pengawasan mutu juga mencakup penilaian, yaitu kegiatan yang dilakukan berdasarkan kemampuan alat indera. Cara ini disebut penilaian inderawi atau organoleptik. Di samping menggunakan analisis mutu berdasarkan

(23)

32 prinsip-prinsip ilmu yang makin canggih, pengawasan mutu dalam industri modern tetap mempertahankan penilaian secara organoleptik.

Pengawasan mutu merupakan program atau kegiatan yang tidak dapat terpisahkan dengan dunia industri, yaitu dunia usaha yang meliputi proses produksi, pengolahan dan pemasaran produk.

Industri mempunyai hubungan yang erat sekali dengan pengawasan mutu karena hanya produk hasil industri yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, yaitu masyarakat konsumen. Seperti halnya proses produksi, pengawasan mutu sangat berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Makin modern tingkat industri, makin kompleks ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk menangani mutunya.

Pengawasan mutu merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta manajerial dalam hal penanganan mutu pada proses produksi, perdagangan dan distribusi komoditas. Oleh karena itu, pengawasan mutu bukan semata-mata masalah penerapan ilmu dan teknologi, melainkan juga terkait dengan bidang-bidang ilmu sosial dan aspek-aspek lain, yaitu kebijaksanaan pemerintah, kehidupan kemasyarakatan, kehidupan ekonomi serta aspek hukum dan perundang-undangan. Pengawasan mutu mencakup pengertian yang luas, meliputi aspek kebijaksanaan, standardisasi, pengendalian, jaminan mutu, pembinaan mutu dan perundang-undangan (Soekarto, 1990).

(24)

33 Semua peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah melalui Kementerian Perdagangan adalah wujud keseriusan pemerintah dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu barang ekspor Indonesia. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia sekaligus meningkatkan volume ekspor Indonesia. Selain daya saing dan peningkatan ekspor, pengawasan mutu barang ekspor juga terkait dengan keamanan produk.

2.3 Rotan

2.3.1 Definisi Rotan

Rotan adalah tumbuhan palm yang merambat, memanjat, dan berduri. Rotan juga dikenal sebagai tumbuhan hutan tropik dan subtropik yang sangat subur pertumbuhannya. Tumbuhan ini merupakan sumber rotan batangan untuk industri furniture rotan.

Kebanyakan rotan batangan yang memasuki perdagangan dunia dikumpulkan dari tanaman yang tumbuh liar di berbagai bagian negara-negara Asia Tenggara. Indonesia memiliki keanekaragaman rotan terbanyak di Asia Tenggara. Rotan merupakan hasil hutan yang paling penting setelah kayu (Dransfield, 1974).

Rotan adalah..sekelompok palma dari..puak..(tribus) Calam eae yang..memiliki..habitus memanjat,terutama Calamus, Daemon orops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika, Asiadan Australasia. Ke dalam puak ini termasuk

(25)

34 pula..marga Salacca (misalnya salak), Metroxylon (misalnya rumbi atau sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai rotan.

Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai..alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas.

2.3.2 Kegunaan Rotan

Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidaklah terlalu banyak. Beberapa yang paling umum diperdagangkan adalah Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, serta Pulut. Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan asalan harus diperlakukan untuk pengawetan dan terlindung dari jamur Blue Stain. Secara garis besar terdapat dua proses pengolahan bahan baku rotan, pemasakan dengan minyak tanah untuk rotan berukuran sedang atau besar dan Pengasapan dengan belerang untuk rotan berukuran kecil.

Selanjutnya rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat Peel (kupasan) atau Sanded Peel,

(26)

35 dipoles atau semi-poles, dibuat core, fitrit atau star..core. Adapun sentra industri kerajinan dan mebel rotan terbesar di indonesia terletak di Cirebon. Pemanfaatan rotan terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku.

Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis atau mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk "Pin Hole".

Batang rotan juga dapat dibuat sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata. Berbagai perguruan pencak silat mengajarkan cara bertarung menggunakan batang rotan. Di beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan dipakai sebagai alat pemukul dalam hukuman cambuk rotanbagi pelaku tindakan kriminal tertentu. Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini berwarna merah dan dikenal di perdagangan sebagai dragon's blood (darah naga). Resin ini dipakai untuk mewarnai biola.…Masyarakat suku..Dayak di Kalimantan..Tengah memanfaatkan batang rotan muda sebagai komponen sayuran.

Agar kegunaan rotan semakin diperkenalkan, bukan semata-mata dipergunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan mebel dan kerajinan.Industri mebel atau kerajinan rotan dalam negeri harus makin menggalakkan pemakaian bahan baku rotan (natural) jangan justru mempopulerkan penggunaan barang substitusi (imitasi) dan rangka aluminium. Agar pemerintah memperluas kebijakan ekspor

(27)

36 rotan dan mengijinkan ekspor rotan dalam bentuk natural washed

& sulphured, karena:

(i) Tidak semua jenis rotan dapat diproses menjadi rotan poles, hati rotan dan kulit rotan.

(ii) Kegunaan rotan species tertentu hanya dalam bentuk tertentu.

Terhentinya ekspor bahan baku rotan secara alamiah saja, tidak perlu diatur dalam target waktu tetapi tergantung kepada daya serap dari industri mebel atau kerajinan dalam negeri. Jika industri dalam negeri sudah dapat menyerap mayoritas produksi rotan, maka dengan sendirinya ekspor akan berkurang.

Pemerintah diharapkan membuat kebijakan yang dapat mendorong pengembangan industri mebel atau kerajinan nasional sehingga industri ini dapat berkembang yang akhirnya dapat menyerap semua produk bahan baku rotan Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Data yang bersumber dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Seputih– Way Sekampung berupa data penggunaan lahan dalam kurun waktu 2001, 2006, dan 2011 disandingkan dengan

Dari penemuan endapan Selo tefra dan ber- dasarkan fakta sejarah bahwa Mpu Sindok telah memerintah pada 928 atau 929 sampai 948, maka kemungkinan letusan Merapi cukup besar waktu itu

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini

(3) Apabila hasil pemeriksaan sebagaimana yang dimaksud ayat (1) pasal ini ternyata menimbulkan gangguan yang membahayakan lingkungan, kepada perusahaan tersebut

Pekerja mendirikan rumah juga harus memperhatikan nyaman dan ketidak nyamanan lingkungan tempat tinggal.Kenyamanan merupakan komponen yang dapat merefleksikan secara

Nilai rata-rata potensi produksi gas diterjemahkan sebagai parameter bagian bahan organik (BO) yang potensial terfermentasi didalam rumen (b) dan laju produksi

Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan penggaruh penggunan strategi Look, Think and Write terhadap pemahaman penulisan dalam paragraf deskriptif pada murid kelas dua

Pola motif awal pada birama 24-26 adalah melodi unison yang dimainkan oleh vibraphone dan kolintang sopran, sedangkan gitar bas memainkan harmoni dengan progresi