• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, dimana desain penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk menjabarkan pengaruh variabel antara pemahaman pajak, kualitas pelayanan pajak dan sistem perpajakan. Penelitian ini dilakukan di Kota Batu, khususnya kepada wajib pajak pelaku UMKM, yaitu yang terdaftar di KPP Pratama Kota Batu dan memiliki NPWP sebagai korespondensi dengan cara menyebarkan kuesioner kepada masing-masing Wajib Pajak pelaku UMKM atau yang telah ditetapkan sebagai korespondensi.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini berada dalam lingkup Kota Batu. Objek penelitian meliputi Wajib Pajak Pelaku UMKM yakni yang terdaftar di KPP Kota Batu dan memiliki NPWP sebagai korespondensi (pengisian kuesioner). Adapun Kriteria Sampel yaitu :

1. UMKM yang terdaftar pada KPP Pratama Batu tahun 2020

2. UMKM dimana perhitungan pajaknya menggunakan self assessment system 3. UMKM berupa sektor industri pengolahan dan perdagangan

UMKM mampu menunjukkan keuntungan yang relatif besar sehingga mampu bersaing di era globalisasi saat ini, akan tetapi belum sejalan dengan tingkat kepatuhannya sebagai wajib pajak dalam melaksanakan perpajakannya sebagai subjek pajak, banyak ditemukan wajib pajak UMKM yang lari dari kewajiban perpajakannya (Rosi, 2018). Hal ini dibuktikan oleh

(2)

perbandingan jumlah UMKM yang ada di Kota Batu dengan jumlah UMKM yang terdaftar pada KPP Pratama Kota Batu, banyak UMKM yang belum terdaftar pada KPP Pratama Kota Batu. Dengan kriteria diatas, jumlah minimum sampel pada penelitian ini adalah 299 UMKM dari kedua sektor UMKM yang berada di Kota Batu, yaitu sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan.

Jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, yaitu : n = N

1+N(e)2

Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

E = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (5%)

C. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer berupa kuesioner. Dimana data yang diperoleh langsung dari objek penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai sumber informasi yang dicari. Dalam pengukurannya, peneliti menggunakan instrumen-instrumen pertanyaan dalam kuesioner yang telah dikembangkan dalam penelitian terdahulu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kegiatan survey yang akan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada korespondensi yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini kuesioner menggunakan skala likert dengan empat

(3)

(4) pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Setuju (S) diberi nilai 3, Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4.

E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pemahaman pajak, Kualitas Pelayanan dan Sistem Perpajakan sebagai Variabel Independen dan Kepatuhan Wajib Pajak sebagai Variabel Dependen dengan pengukuran variabel menggunakan Skala Likert.

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Pada penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah :

a. Pemahaman pajak, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pemahaman adalah proses, pembuatan, cara memahami atau menanamkan. Dengan ini dapat di tarik kesimpulan bahwa pemahaman pajak adalah suatu proses memahami apa itu pajak.

Pemahaman Pajak meliputi mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) secara baik dan benar.

Demikian harus adanya pemahaman terkait pengisian SPT, besar jumlah pajak terutang dapat dihitung sesuai dengan ketentuan perpajakan, pembayaran atau penyetoran tepat waktu dan melaporkan besarnya pajak terutang ditempat wajib pajak terdaftar (Ekawati, 2008:2 dalam (Ananda et al, 2015)).

Indikator pemahaman wajib pajak dapat dilihat dari beberapa kriteria berikut : 1. Mengetahui dan berusaha memahami Undang-Undang perpajakan 2. Mengetahui dan mengerti terkait hak dan kewajiban sebagai Wajib Pajak

3. Mengetahui dan mengerti terkait proses perhitungan pajak, pembayaran pajak, dan pelaporan pajak

4. Mengetahui dan mengerti terkait dengan PTKP, PKP, dan tarif pajak

(4)

5. Mengetahui dan mengerti peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh petugas pajak (Amin & Ahmad, 2019)

b. Kualitas pelayanan, Kualitas Pelayanan Pajak adalah suatu kemampuan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam bentuk pelayanan pajak yang optimal kepada wajib pajak, sehingga wajib pajak merasa puas akan pelayanan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) (Putri

& Setiawan, 2017).

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Kualitas pelayanan pajak disarankan untuk di teliti agar mengetahui tingkat baik buruknya Kantor Pelayanan Pajak dalam melayani dan memberi kemudahan wajib pajak dalam melakukan kegiatan perpajakannya, karena semakin baik proses pelayanan pajak yang dilakukan, maka semakin besar wajib pajak yang puas dalam membayar pajak dan mengurangi jumlah ketidakpatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (purnamasari et al, 2015 dan Mahardika et al, 2015 dalam (Amin & Ahmad, 2019)) Kualitas Pelayanan Pajak dapat diukur melalui beberapa indikator, yaitu :

1. Pelayanan yang bersifat nyata

a. Petugas pelayanan memanfaatkan fasilitas teknologi yang ada secara optimal b. Sikap petugas pelayanan terpadu

2. Keterampilan dan Kecakapan Petugas

a. Petugas dapat diandalkan dalam menangani permasalahan wajib pajak

b. Petugas akurat dalam menjalankan peraturan perpajakan, juga memberikan kepastian waktu saat memberi pelayanan

3. Responsiveness (Ketersediaan dalam membantu wajib pajak)

(5)

a. Petugas selalu bersedia membantu dan tanggap dalam mengutarakan informasi perpajakan kepada wajib pajak

b. Petugas cepat dalam memberikan respon atas pernyataan wajib pajak 4. Assurance (Tingkat kepatuhan dan keramahan)

a. Petugas melihatkan sikap adil dalam memberi pelayanan, tanpa memandang golongan wajib pajak

b. Petugas memberi informasi dengan jelas kepada wajib pajak 5. Kepedulian terhadap wajib pajak

a. Petugas mampu membangun komunikasi dan menciptakan rasa percaya kepada wajib pajak

b. Petugas mudah dihubungi melalui media komunikasi

c. Sistem perpajakan, dimana sistem perjakan ini adalah suatu mekanisme perpajakan yang digunakan untuk mengatur hak dan kewajiban wajib pajak dalam memenuhi kegiatan perpajakan masing-masing wajib pajak.

Sistem perpajakan ini sangat penting dalam untuk meningkatkan pembangunan Negara. Menteri Keuangan mengungkapkan bahwa penguatan mobilisasi sumber daya domestik tidak hanya mengenai meningkatkan penerimaan negara bagi pemerintah, namun sistem perpajakan yang didesain dengan baik dapat meningkatkan inklusivitas, mendorong pemerintah yang baik, meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja, pemerataan kesejahteraan serta meningkatkan keadilan sosial (Kemenkeu, 2017).

Menurut (Putri et al., 2019) sistem perpajakan dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu :

1. Memudahkan wajib pajak dalam menyampaikan SPT

(6)

2. Dapat memudahkan wajib pajak dalam menghitung kewajiban perpajakannya dengan cepat dan akurat

3. Adanya validasi pengisian SPT

4. Adanya pengurangan kertas, hingga menjadi ramah lingkungan 5. Mudah dipelajari dan di pahami

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah :

a. Kepatuhan Wajib Pajak, Kepatuhan wajib pajak merupakan suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakan dan melaksanakan semua hak-hak perpajakannya.

Variabel Kepatuhan Wajib Pajak pada penelitian ini diukur menggunakan beberapa kriteria yang telah ditetapkan pada Peraturan Manteri Keuangan Nomor 192/PMK.03/2007, yaitu:

1. Wajib pajak tepat waktu dalam penyampaian SPT dalam 3 (tiga) tahun terakhir 2. Tidak memiliki tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan yang

telah mendapatkan ijin mengangsur atau menunda pembayaran pajak 3. Tidak pernah melakukan tindak pidana

4. Memahami dan menaati peraturan perpajakan (Amin & Ahmad, 2019).

F. Teknik Analisis Data

Analisis menggunakan Analisis Regresi berganda, dimana melalui proses sebagai berikut:

1. Menyebarkan kuesioner penelitian dan wawancara pada responden 2. Melakukan olah data di microsoft excel untuk skoring

(7)

3. Melakukan uji asumsi klasik sebagai syarat untuk melakukan uji Regresi berganda 4. Melakukan uji regresi berganda dengan menggunakan SPSS

5. Menganalisis hasil regresi untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara satu variabel independen dan variabel dependen.

G. Metode Analisis Data 1. Uji Validitas dan Realibitas

Uji validitas dipergunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner, dimana suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk mengemukakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011 dalam (Amin & Ahmad, 2019)).

Uji Realibitas adalah alat ukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel (Ghozali, 2011 dalam (Amin & Ahmad, 2019)). Suatu kuesioner dikatakan handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

2. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif menggambarkan ukuran-ukuran numerik yang penting bagi data sampel. Statistik deskriptif ini juga berfungsi untuk menggambarkan profil data sampel yang meliputi mean, maksimum, minimum, range dan standar deviasi.

3. Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik sebelum melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Uji Normalitas Data

(8)

Uji normalitas data dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui apakah didalam model regresi, kedua variabel (variabel independen dan variabel dependen) memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

b. Uji Heteroskedasitas

Uji Heteroskedasitas dalam penelitian ini berfungsi untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual antar pengamatan satu dengan lainnya.

c. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dalam penelitian ini berfungsi untuk menguji apakah dalam model regresi diketahui adanya kolerasi antar variabel independen yang ada.

d. Uji Statistik

Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan untuk menguji pengaruh pemahaman perpajakan, kualitas pelayanan pajak dan sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini adalah Analisis linier berganda (multiple regression analysis).

Untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini akan digunakan persamaan regresi, yaitu :

Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Keterangan :

Y’ = Variabel Dependen

X1, X2, X3 =Variabel Independen a = Konstanta

b = Koevisien Regresi

(9)

4. Uji Hipotesis

a. Uji F (Pengujian Menyeluruh)

Uji Statistik F ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas atau independen yang dimasukkan memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau dependen (Ghozali, 2011 dalam (Amin & Ahmad, 2019)).

Ketentuan yang digunakan dalam Uji F ini adalah :

1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikasi (Sig.<0,05), maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah tepat.

2. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikasi (Sig.>0,05), maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat.

3. Membandingkan nilai F hasil perhitungan sebanding dengan nilai F hasil tabel. Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka model penelitian sudah tepat.

b. Uji t (Pengujian Parsial)

Uji Statistik t ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen atau penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011 dalam (Amin & Ahmad, 2019)). Uji t ini dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansi t masing-masing variabel yang terdapat pada output hasil regresi menggunakan SPSS. Jika nilai probabilitas signifikansi t lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi

(10)

Koefisien Determinasi (R2) ini adalah pengujian untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan 1 (0 < x < 1).

1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat sangat terbatas.

Nilai R2 yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variabel- variabel dependen (Ghozali, 2011 dalam (Amin & Ahmad, 2019)).

Referensi

Dokumen terkait

Siswa terlihat sopan pada setiap orang yang datang di sekolah, dengan bertanya “ Ibu dari mana? Mau ngapain?” dan cepat menerima orang baru. Siswa juga

Oleh karena itu ada kecenderungan untuk dokter gigi untuk menambahkan lebih banyak cairan untuk memberikan konsistensi yang lebih basah dengan efek yang merugikan pada

Seluruh hasil pengukuran oil and grease telah memenuhi NAB yang terdapat pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 52 Tahun 2014, yaitu 10 mg/L. (5) TSS dapat dipengaruhi

Hal ini tentunya dapat memberikan manfaat ganda bagi pemerintah daerah dimana selain dapat mengatasi keterbatasan dana pembangunan, juga dapat membuat masyarakat

Informasi yang diperoleh berupa informasi harga saham perusahaan sub sektor konstruksi bangunan dengan periode 7 hari sebelum peristiwa terpilihnya Jokowi dalam

 Deskripsi Modul : Membuat laporan hasil pemeriksaan merupakan salah satu modul untuk membekali seorang Ahli Pengawas Konstruksi Bangunan Gedung (Construction

Rancangan penelitian yang digunakan adalah pendekatan metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Struktur kategori digunakan untuk memudahkan penelitian analisis data dalam pemberitaan yang mengandung kalimat dengan tema unsur budaya lokal pada tayangan