• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN BUKU TEKS MATEMATIKA SMP/MTs KELAS VII SEMESTER II BERDASARKAN OBJEK KAJIAN MATEMATIKA PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN BUKU TEKS MATEMATIKA SMP/MTs KELAS VII SEMESTER II BERDASARKAN OBJEK KAJIAN MATEMATIKA PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN BUKU TEKS MATEMATIKA SMP/MTs KELAS VII SEMESTER II BERDASARKAN OBJEK KAJIAN

MATEMATIKA PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Problematika Pendidikan Matematika”

Dosen Pengampu : Dr. Budi Usodo, M.Pd.

Disusun Oleh:

Nama : Rahmad Hidayat

Nim : S852202006

Kelas/Semester : A/1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2022

(2)

ii

problematika pendidikan matematika dengan judul “Analisis Kesalahan Buku Teks Matematika Smp/Mts Kelas VII Semester II Berdasarkan Objek Kajian Matematika pada Materi Aritmetika Sosial” ini dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dr. Budi Usodo, M.Pd. pada mata kuliah problematika pendidikan matematika.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang problematika pendidikan matematika dengan proses penyelesaiannya yang dapat menambah wawasan bagi pembaca atau pun penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa terbuka demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, April 2022

Penulis

(3)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...5

C. Manfaat Penulisan Makalah...5

BAB II PEMBAHASAN... 5

1. Hakikat Objek Matematika...5

2. Permasalahan Pada Buku... 6

3. Alternatif Pemecahan Masalah...13

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...20

A. Kesimpulan...20

B. Saran... 20

DAFTAR PUSTAKA... 22

(4)

1

A. Latar Belakang

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terintegrasi. Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan KTSP dikembangkan menjadi kurikulum 2013 berbasis masyarakat tentang tantangan masa depan, persepsi, pengembangan pengetahuan dan pedagogi, kompetensi masa depan, dan fenomena negatif yang muncul. Perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya salah satunya adalah adanya buku siswa dan buku guru yang disediakan oleh pemerintah pusat sebagai sumber belajar wajib di sekolah (Rizkianto, I., & Santosa, R. H., 2017:229).

Pemerintah membagi buku teks menjadi dua, yaitu buku siswa dan buku guru. Buku siswa adalah sebuah buku yang digunakan oleh siswa sebagai pedoman belajar. Sedangkan buku guru adalah buku pegangan yang digunakan guru dalam pembelajaran. Meski buku-buku tersebut sudah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), masih ada kesalahan di dalamnya. Jika ada kesalahan dalam menyajikan objek studi matematika, maka mungkin terjadi kesalahpahaman (Sari, D. P., 2017:264).

Buku menjadi sumber belajar yang dapat membatu dalam memahami materi pembelajaran yang diungkapkan oleh Wardana, M. W., (2020:1) bahwa sumber belajar sangat dibutuhkan untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Salah satu sumber belajar yang banyak digunakan di sekolah adalah buku pelajaran. Buku ajar sangat membantu guru dalam menyampaikan materi, sedangkan bagi siswa, buku ajar sangat membantu siswa dalam menguasai materi dan dapat digunakan untuk belajar mandiri.

(5)

2

Buku siswa menjelaskan tentang pengetahuan yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran, siswa didorong untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber belajar yang tersedia di sekitar mereka. Oleh karena itu, peran guru sangat penting dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan tersedianya kegiatan di buku.

Sebelum menggunakan kelas, tentunya guru diharapkan untuk membaca dan menganalisis buku terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar jika ada ketidaksesuaian atau ketidakakuratan dalam buku tersebut, dapat dilakukan langkah-langkah tindak lanjut secara dini (Rizkianto, I., & Santosa, R. H., 2017:230)

Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari, A. D. dkk., (2021:80) menunjukkan bahwa meskipun buku teks tersebut sudah dinilai baik, kemungkinan besar buku teks tersebut masih kurang. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa terdapat kesalahan penyajian objek matematika dan alternatif perbaikan, namun belum menggunakan buku teks matematika dari penerbit yang berbeda sebagai sumber data yang dianalisis. Hal ini agar guru dan siswa dapat mengetahui jenis-jenis kesalahan yang terdapat pada buku teks matematika dari penerbit yang berbeda, sehingga dapat memilih buku teks matematika yang tepat sebagai bahan pendamping pembelajaran.

Buku yang akan di edarkan sudah melalui verifikasi kelayakan oleh BSNP namun masih terdapat kesalahan dalam buku tersebut. Kesalahan tersebut antara lain adalah penggunaan istilah matematika yang tidak tepat, kesalahan penulisan simbol, kesalahan dalam proses komputasi, dan kesalahan dalam mendefinisikan konsep. Kesalahan pada buku teks matematika berdasarkan kesalahan penelitian pada objek kajian matematika. Menurut Atmaja (2014:2087) matematika menganggap objek matematika bersifat konkret dalam pikiran, atau dengan kata lain objek matematika lebih tepat disebut objek mental atau pikiran. Objek kajian matematika ada empat yaitu fakta, operasi, konsep dan prinsip.

Proses pembelajaran seringkali guru menghadapi beberapa perbedaan pendapat tentang materi pelajaran. Ada perbedaan konsep materi dan ada pula yang berpendapat bahwa tidak semua guru harus menyajikan apa yang ada di

(6)

buku. Guru bisa menggunakan metode dan konsep lain untuk mengajar siswa.

Namun guru juga harus hadir sesuai keinginan yang ada yaitu silabus yang merupakan pedoman dari Kemendiknas. Menurut Rizkianto, I., & Santosa, R. H.

(2017:230-231) menyatakan dalam penelitiannya bahwa guru memaparkan masih banyak ditemukan kesalahan konsep dalam pembelajaran. Kesalahan konsep yang berlanjut akan merusak tatanan konstruksi kognitif siswa tentang matematika.

Karena matematika merupakan ilmu yang terstruktur, kesalahan konsep dalam mempelajarinya akan membuat bangunan ilmu menjadi rapuh. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan konkrit yang dapat membantu guru dan juga siswa dalam mempelajari matematika.

Kesalahan dalam buku biasanya dianggap biasa, tetapi jika tidak diperbaiki lebih teliti, biasanya akan terulang kembali. Jika terjadi kesalahan dalam penyajian objek matematika, maka kemungkinan besar akan menimbulkan pemahaman yang salah terhadap materi matematika tersebut. Penyajian yang menarik dan benar akan memudahkan siswa untuk memahami materi yang disajikan. Kesalahan-kesalahan yang akan dianalisis pada buku matematika ini disajikan pada materi aritmetika sosial. Penyajian dan susunan materi yang tepat akan memudahkan siswa untuk mempelajarinya secara mandiri atau pun di rumah sebelum disampaikan oleh guru di kelas.

Pada perkembangan kehidupan saat ini, sudah banyak perubahan yang terjadi yang berkaitan dengan materi aritmetika sosial, salah satu yang baru kita ketahui bersama bahwa ada kenaikan pajak PPN yang diberlakukan oleh pemerintah. Menurut Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2022) bahwa adanya penyesuaian tarif PPN yang dari awalnya 10% menjadi 11% yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga, pada permasalahan ini langsung berkaitan dengan materi aritmetika sosial yang berhubungan dengan pajak pertambahan nilai (PPN). Proses pengambilan pajak yang sedari dulu kita ketahui bersama hanya 10% dengan naik menjadi 11% akan memberikan perhitungan yang lebih kompleks serta menjadi sebuah perkembangan baru baik pada pengetahuan guru dan siswa serta pada buku teks dan sebagai penambahan acuan materi aritmetika sosial. Perkembangan hal-hal seperti ini akan menjadi sebuah permasalahan yang

(7)

4

akan selalu ada dan selalu memberikan sebuah perubahan yang akan dibutuhkan dan akan mempengaruhi pembelajaran baik oleh guru dan siswa melalui buku teks pelajaran.

Salah satu yang di perhatikan dalam penyajian materi yang mengedepankan permasalahan secara konstekstual yang ada di kehidupan sehari-hari siswa dan berdekatan dengan siswa. Perkembangan dalam kehidupan keseharian sering dekat dengan istilah perdagangan seperti harga pembelian, penjualan, untung atau rugi. Demikian pula ada beberapa istilah diskon atau bonus. Beberapa istilah tersebut merupakan salah satu bentuk materi matematika.

Aritmetika sosial dapat dimaknai sebagai sebuah bagian dari matematika yang membahas perhitungan yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari- hari. Kemampuan dalam koneksi matematis dapat terkait melalui pemahaman yang berkaitan dengan kehidupan sekitar dengan pendekatan yang menekankan pada kognitif siswa melalui kemampuan siswa dalam berpikir matematis. Menurut Karso (2012) materi aritmetika sosial merupakan salah satu materi aljabar pada mata pelajaran matematika kelas VII semester genap yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Materi ini menyangkut kehidupan sosial, terutama penggunaan uang sebagai alatnya. Dalam perkembangan dengan kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah-istilah perdagangan seperti harga pembelian, harga penjualan, untung dan rugi. Demikian pula, istilah rabat (diskon), bruto, neto, tara, dan bonus serta yang lainnya. Istilah-istilah ini merupakan bagian dari matematika yang disebut aritmetika sosial, yaitu membahas terkait perhitungan dalam proses perdagangan dalam kehidupan sehari-hari dengan aspek-aspek nya.

Pada kasus di SMP, khususnya kelas VII, buku-buku matematika yang digunakan harus sesuai dalam menyajikan konsep-konsep matematika. Akan tetapi, penyajiannya objek matematika pada buku teks matematika kelas VII SMP masih kurang tepat. Salah satu buku teks yang digunakan untuk pembelajaran yaitu buku pelajaran matematika Kelas VII Semester 2 SMP/MTs Kurikulum 2013 dalam buku teks tersebut masih ditemukan kesalahan-kesalahan objek matematika pada topik materi aritmetika sosial.

(8)

B. Rumusan Masalah

1. Apa kesalahan objek matematika yang terjadi pada buku matematika untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 2 pada materi aritmetika sosial ?

2. Bagaimana alternatif penyelesaian kesalahan objek matematika dalam buku matematika untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 2 pada materi aritmetika sosial ?

C. Manfaat Penulisan Makalah 1. Manfaat Teoritis

Hasil dari analisis kesalahan buku dari kajian objek matematika ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan memperkaya khasanah kajian dalam sumber ilmu yaitu buku dalam bidang ilmu pendidikan untuk pembelajaran di SMP/Mts pada topik materi aritmetika sosial.

2. Manfaat Praktis a) Bagi Siswa

Diharapkan agar siswa memiliki sikap kritis dalam menyikapi segala sesuatu. Jika menemukan objek matematika yang tidak jelas dan belum tepat, serta kurang dipahami dari dalam buku teks yang dibacanya, hendaknya ia segera menanyakan kepada guru atau ahlinya atau dapat pula dengan mencari dan membandingkannya dengan sumber yang lainnya.

b) Bagi Penulis Buku dan Penerbit

Diharapkan agar analisis ini berguna bagi para penulis buku dan penerbit agar lebih hati-hati dalam proses penyusunan, editing, cetak dan pemeriksaan sebelum buku teks tersebut beredar luas di pasaran. Jika memang terdapat kesalahan, diharapkan agar segera melakukan koreksi dan revisi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terutama yang menyebabkan miskonsepsi bagi para pembacanya.

D. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kesalahan- kesalahan yang ada pada buku matematika siswa SMP/Mts Kelas VII semester 2 pada materi aritmetika sosial pada objek matematika yang meliputi fakta, operasi, konsep dan prinsip.

(9)

5

BAB II PEMBAHASAN

1. Hakikat Objek Matematika

Matematika mempelajari keteraturan, tentang suatu struktur yang terorganisasi, konsep-konsep matematika yang disusun secara hierarki, terstruktur dan sistematis, mulai dari konsep yang paling sederhana sampai dengan konsep yang paling kompleks. Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak, sehingga disebut objek mental, objeknya adalah objek pemikiran (Hasratuddin, H., 2014:31).

Terdapat empat objek kajian matematika, yaitu fakta, operasi, konsep dan prinsip. Fakta adalah konvensi atau pemufakatan dalam matematika yang biasanya dilalui oleh simbol-simbol tertentu. Konsep adalah gagasan abstrak yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan objek. Pengoperasian adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan pengerjaan matematika lainnya. Prinsip adalah objek matematika yang kompleks terdiri dari beberapa fakta dan beberapa konsep yang dimiliki oleh suatu relasi atau pun operasi. Dapat dikatakan bahwa prinsip-prinsip adalah hubungan antara objek dasar matematika (Atmaja, I. M. D., 2014:2807-2808).

Selain itu menurut Mayangsari, A. D., dkk. (2021:81) mengkategorikan objek matematika pada tipe kesalahan buku pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tipe kesalahan berdasarkan objek matematika Nomor Tipe Kesalahan Indikator Kesalahan

1. Fakta 1. Kesalahan penggunaan lambang atau notasi matematika.

2. Kesalahan dalam menggunakan istilah-istilah matematika.

3. Penulisan lambang atau notasi matematika yang tidak lengkap.

(10)

2. Konsep 1. Ketidaktepatan dalam memaknai konsep.

2. Ketidaktepatan penerapan ilustrasi dalam menjelaskan konsep.

3. Pemberian contoh yang tidak sesuai dengan konsep.

4. Ketidaklengkapan menghadirkan istilah atau semesta pembicaraan dalam sebuah definisi.

3. Prinsip 1. Kesalahan dalam mengaitkan dua atau lebih konsep atau fakta dengan konsep.

4. Operasi 1. Kesalahan dalam proses perhitungan.

2. Kesalahan dalam proses mengerjakan.

3. Informasi alur kerja tidak cocok dengan informasi yang diberikan di awal pertanyaan.

2. Permasalahan Pada Buku

Sumber data yang digunakan adalah buku pelajaran matematika Kelas VII Semester 2 SMP/MTs Kurikulum 2013. Buku ini dapat di akses secara global melalui website :https://buku.kemdikbud.go.id/.Materi yang diteliti adalah materi pada bab 6 aritmetika sosial.

Berikut deskripsi buku teks matematika yang diteliti pada penelitian ini:

Judul : Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 2

Penulis : Abdur Rahman As’ari, Mohammad Tohir, Erik Valentino, Zainul Imron, dan Ibnu Taufiq.

Penerbit : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2017

a. Kesalahan Fakta

Gambar 2.1 Kesalahan fakta 1

(11)

7

Pada buku siswa halaman 68 penyelesaian ilustrasi terdapat penggunaan tanda “Rp” yang belum sesuai. Penggunaan simbol terhadap sebuah mata uang, seharusnya menggunakan “Rp” namun terdapat perhitungan yang tidak menggunakan “Rp”.

Gambar 2.2 Kesalahan fakta 2

Pada halaman 68 terkait ringkasan tabel terdapat hal yang belum sesuai. Ketidaklengkapan penulisan simbol atau notasi matematika yaitu “Rp” pada tabel. Pada tabel tersebut tidak dilengkapinya notasi

“Rp” sebagai tanda dalam proses perdagangan.

b. Kesalahan Konsep

Gambar 2.3 Kesalahan konsep 1

Pada halaman 69 terkait alternatif penyelesaian 1 terdapat hal yang belum sesuai. Ketidaklengkapan pemberian syarat atau semesta pembicaraan pada suatu definisi. Pada definisi awal sudah ditentukan

(12)

bersama dalam menentukan persentase keuntungan namun pada tahap alternatif penyelesaian dimunculkan definisi yang lainnya yang belum di tentukan pada awal definisi, hal dapat memicu timbulnya kebingungan terhadap siswa atau pembaca terkait penggunaan rumus yang tepat.

Pada definisi sudah diberikan pemisalan:

PU = Persentase Keuntungan HB = Harga Beli (Modal)

HJ = Harga Jual (Total Pemasukan)

Persentase keuntungan dapat ditentukan dengan rumus:

PU = HJ − HB

HB X100%

Namun pada alternatif penyelesaian 1, diberikan syarat yaitu menentukan keuntungan yaitu : “U”. Pada konsep definisi perhitungan di awal tidak diberikan definisi secara detail.

Gambar 2.4 Kesalahan konsep 2

Pada halaman 69 terkait alternatif penyelesaian 1 terdapat hal yang belum sesuai. Ketidaklengkapan pemberian syarat atau semesta pembicaraan pada suatu definisi. Pada definisi awal sudah ditentukan bersama dalam menentukan persentase kerugian namun pada tahap alternatif penyelesaian dimunculkan definisi yang lainnya yang belum di tentukan pada awal definisi, hal ini dapat memunculkan

(13)

9

ketidakpastian pada siswa dalam menentukan persentase kerugian.

Pada definisi sudah diberikan pemisalan:

PR = Persentase Kerugian HB = Harga Beli (Modal)

HJ = Harga Jual (Total Pemasukan)

Persentase kerugian dapat ditentukan dengan rumus:

PR = HJ − HB

HB X100%

Namun pada alternatif penyelesaian 1, diberikan syarat yaitu menentukan keuntungan yaitu : “R”. Pada konsep definisi perhitungan di awal tidak diberikan definisi secara detail.

Gambar 2.5 Kesalahan konsep 3

Pada halaman 78-79 terkait penggunaan rumus dalam penentuan bunga tunggal. Penulisan kesimpulan yang tidak baku dalam buku tersebut yaitu: ”Ingat, dua rumus di atas sebenarnya sama. Bedanya adalah pada rumus pertama, bunga disajikan dalam tahun, sedangkan pada rumus 2, bunga disajikan dalam bulan”. Hal ini merujuk pada kesalahan konsep di mana ketidaklengkapan pemberian syarat atau semesta pembicaraan pada suatu definisi. Penempatan syarat pada rumus yang diilustrasikan pada materi bunga kurang tepat. Penempatan dilakukan di halaman yang berbeda dan tidak disajikannya definisi utama dalam menentukan bunga tunggal dalam bulan dan bunga tunggal dalam tahun, hal ini akan menimbulkan kebingungan siswa atau pembaca terhadap pola rumus yang digunakan.

(14)

c. Kesalahan Prinsip

Gambar 2.6 Kesalahan prinsip 1

Pada halaman 65 terkait peta konsep yang tidak bersesuaian dengan susunan materi yang disediakan. Kesalahan diagram terdapat pada “Peta Konsep”. Dalam hal ini peta konsep yang disajikan dengan materi tidak urut dan tidak sesuai dalam materi yang akan dipelajari.

Pada susunan materi yang disediakan susunan keuntungan dan kerugian, bunga tunggal, diskon, pajak, dan bruto, neto, tara, sehingga keteraturan dalam materi tidak seusai dalam menyajikan sebuah konsep pada fakta yang akan dipelajari.

Gambar 2.7 Kesalahan prinsip 2

Pada halaman 80 terkait menghubungkan sebuah konsep dengan fakta yang ada di sekitar kehidupan. Kesalahan dalam menghubungkan konsep dengan fakta. Konsep yang diberikan pada materi diskon sangat sedikit sehingga tidak membantu dalam penunjang ke dalam fakta.

Sehingga fakta dapat di tampilkan dari sebuah barang atau hal yang

(15)

11

memiliki diskon. Selain itu, tidak dilengkapinya definisi bersama dalam menentukan sebuah diskon pada sebuah barang atau jasa yang akan diperhitungkan. Pada materi tersebut pembaca di arahkan untuk mengetahui sendiri bahwa dalam sebuah toko atau market terdapat diskon tanpa menampilkan definisi bersama dan sebuah ilustrasi yang dapat membantu pembaca dalam memahami maksud tersebut.

Gambar 2.8 Kesalahan prinsip 3

Pada halaman 87 terkait konsep yang ada di kegiatan 6.3 dengan fakta yang ada di sekitar kita. Kesalahan dalam menghubungkan konsep terhadap fakta dalam penunjang pemahaman materi. Konsep yang diberikan pada materi bruto, neto dan tara sangat terlalu sedikit serta fakta yang diberikan siswa harus mencari fakta dari luar sehingga akan menambah waktu lebih, sehingga perlu penyajian fakta secara langsung atau ilustrasi yang mendukung dalam proses pembelajaran.

d. Kesalahan Pengoperasian

Gambar 2.9 Kesalahan pengoperasian 1

Pada halaman 71 terkait pengoperasian dalam alternatif penyelesaian. Kesalahan ditemukan pada alternatif penyelesaian 1 dan penyelesaian 2. Pada setiap alternatif tersebut pengoperasian persen

(16)

yang dilakukan perhitungan tidak dilakukan secara lengkap. Hal ini seusia dengan teori yang telah dikemukakan bahwa matematika mempelajari keteraturan dan teroganisir sehingga penyelesaian juga harus sesuai dan lengkap. Pada halaman tersebut pengoperasian yang dilakukan yaitu :

Harga Jual = 105% x 4.000.0000

Selain itu juga terdapat kesalahan pengoperasian persen yang ada dalam alternatif ke penyelesaian ke dua yaitu :

Keuntungan = 5% x 4.000.000

Gambar 2.10 Kesalahan pengoperasian 2

Kesalahan juga ditemukan pada halaman 73 terkait pada alternatif penyelesaian 1 dan penyelesaian 2. pada setiap alternatif tersebut persen yang dilakukan perhitungan tidak dilakukan secara lengkap yaitu:

Harga Jual = 105% x 4.000.0000

Selain itu juga terdapat kesalahan pengoperasian persen yang ada dalam alternatif ke penyelesaian ke dua yaitu :

Keuntungan = 5% x 4.000.000

(17)

13

Gambar 2.11 Kesalahan pengoperasian 3

Pada contoh soal pajak di halaman 82, proses perhitungan masih terdapat kesalahan dan alur informasi yang diberikan pada awal pertanyaan dengan proses penyelesaian yang dilakukan tidak sesuai.

Proses penyelesaian yang di sajikan sebagai berikut :

“Seorang menjual suatu barang dengan harga Rp200.000,00 (tanpa pajak). Barang tersebut dibeli oleh seseorang dengan dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%. Sehingga uang yang harus di bayarkan oleh pembeli (termasuk pajak) adalah 100% + 10% × 200.000 = 220.000.”

3. Alternatif Pemecahan Masalah a. Alternatif dari permasalahan fakta

1) Pada buku siswa halaman 68 terdapat kesalahan penyelesaian ilustrasi yang tidak menggunakan simbol matematika yaitu “Rp”. Sehingga alternatif penyelesaiannya sebagai berikut:

“Pada cerita Pak Soso Tukang Bakso besar modal yang dikeluarkan adalah Rp800.000,00. Sedangkan pemasukan yang didapatkan dari hasil berjualan adalah Rp720,000,00 rupiah (didapat dari 8.000 × 90.

Jika kita kurangkan pengeluaran terhadap pemasukan maka didapatkan 720.000 − 800.000 = − 80.000”

2) Pada halaman 68 terkait ringkasan tabel terdapat hal yang belum sesuai.

Ketidaklengkapan penulisan simbol atau notasi matematika yaitu “Rp”

pada tabel. Sehingga alternatif penyelesaian sebagai berikut:

Tabel 2.1 Alternatif permasalahan fakta

Kasus Pemasukan Pengeluaran m-k Keterangan

(18)

b. Alternatif dari permasalahan konsep

1) Pada halaman 69 terkait alternatif penyelesaian 1 terdapat hal yang belum sesuai. Ketidaklengkapan pemberian syarat atau semesta pembicaraan pada suatu definisi. Pada definisi awal sudah ditentukan bersama dalam menentukan persentase keuntungan namun pada tahap alternatif penyelesaian dimunculkan definisi yang lainnya yang belum di tentukan pada awal definisi.

Pada definisi sudah diberikan pemisalan:

PU = Persentase Keuntungan HB = Harga Beli (Modal)

HJ = Harga Jual (Total Pemasukan)

U = Untung

Persentase keuntungan dapat ditentukan dengan rumus:

U = HJ - HB

PU =

HJ−HBHB

x100%

atau

PU =

HBU

x 100%

2) Pada halaman 69 terkait alternatif penyelesaian 1 terdapat hal yang belum sesuai. Ketidaklengkapan pemberian syarat pada suatu definisi.

(m) (k)

Pak Subur Tukang

Bubur Ayam

Rp1.100.000,00 Rp1.000.000 Rp100.000,00 Untung Rp100.000,00

Pak Soso Tukang

Bakso

Rp720.000,00 Rp800.000,00 -Rp80.000,00 Rugi Rp800.000,00

Pak Sarto Tukang

Sate

Rp700.000,00 Rp700.000,00 0 Impas (balik modal)

(19)

15

Pada definisi awal sudah ditentukan bersama dalam menentukan persentase kerugian namun pada tahap alternatif penyelesaian dimunculkan definisi yang lainnya yang belum di tentukan pada awal definisi.

Pada definisi sudah diberikan pemisalan:

PR = Persentase Kerugian HB = Harga Beli (Modal)

HJ = Harga Jual (Total Pemasukan)

R = Rugi

Persentase kerugian dapat ditentukan dengan rumus:

R = HJ - HB

PR = HJ−HBHB x 100% atau

PR =

HBR

x 100%

3) Pada halaman 78-79 terkait penggunaan rumus dalam penentuan bunga tunggal. Penulisan kesimpulan yang tidak baku dalam buku tersebut yaitu: ”Ingat, dua rumus di atas sebenarnya sama. Bedanya adalah pada rumus pertama, bunga disajikan dalam tahun, sedangkan pada rumus 2, bunga disajikan dalam bulan”. Hal ini merujuk pada kesalahan konsep di mana ketidaklengkapan pemberian syarat atau semesta pembicaraan pada suatu definisi. Sehingga alternatif penyelesaian permasalahan sebagai berikut:

c. Alternatif dari permasalahan prinsip

1) Pada halaman 65 terkait peta konsep yang tidak bersesuain dengan susunan materi yang disediakan. Kesalahan diagram terdapat pada

“Peta Konsep”. Dalam hal ini peta konsep yang disajikan dengan materi Bunga dalam tahun :

B = b x M Keterangan : B = Bunga

b = Persentase bunga M = Besar Modal

dan

Bunga dalam bulan : B =121 x b x M Keterangan :

B = Bunga

b = Persentase bunga M = Besar Modal

(20)

tidak urut dan tidak sesuai dalam materi yang akan dipelajari. Sehingga alternatif yang dapat dilakukan sebagai berikut:

Gambar 2.12 Alternatif permasalahan peta konsep 1

Pada susunan materi yang disediakan susunan keuntungan dan kerugian, bunga tunggal, bunga tunggal, diskon, dan bruto, neto, tara, sehingga keteraturan dalam materi sesuai dalam menyajikan sebuah konsep pada fakta yang akan dipelajari.

2) Pada halaman 80 terkait menghubungkan sebuah konsep dengan fakta yang ada di sekitar kehidupan. Konsep yang diberikan pada materi diskon sangat sedikit sehingga tidak membantu dalam penunjang ke dalam fakta. Sehingga fakta dapat di tampilkan dari sebuah barang atau hal yang memiliki diskon. Selain itu tidak diberikan definisi konsep terkait dalam penyelesaian diskon, sehingga alternatif yang dapat di berikan sebagai berikut:

Pada definisi diberikan pemisalan:

Harga = Harga barang

Persen diskon = Persentase diskon yang diberikan Diskon = Harga x persen diskon

Harga setelah diskon = Harga - diskon Sehingga,

Pajak Aritmetika

Sosial

Diskon Bunga Tunggal

Diskon (Potongan) Kerugian

Keuntungan

(21)

17

Diskon = Harga x persen diskon

= 15% x 200.000

= 15

100x 200.000 = 30.000 Harga setelah diskon = Harga - diskon

= 200.000 - 30.000

=170.000

Sehingga harga barang tersebut setelah diskon adalah Rp170.000,00 Pada materi tersebut pembaca juga di arahkan untuk mengetahui sendiri bahwa dalam sebuah toko atau market terdapat diskon tanpa menampilkan sebuah ilustrasi yang dapat membantu pembaca dalam memahami maksud tersebut. Sehingga alternatif yang dapat dilakukan dengan memberikan ilustrasi penunjang pemahaman konsep terhadap fakta sebagai berikut :

Sumber:https://www.cekaja.com

Gambar 2.13 Alternatif permasalahan diskon

3) Pada halaman 87 terkait konsep yang ada di kegiatan 6.3 dengan fakta yang ada di sekitar kita. Kesalahan dalam menghubungkan konsep terhadap fakta dalam penunjang pemahaman materi. Konsep yang diberikan pada materi bruto, neto dan tara sangat terlalu sedikit serta fakta yang diberikan tidak diilustrasikan. Sehingga alternatif yang dapat menunjang pemahaman materi dengan menambah ilustrasi sebagai pendukung sebagai berikut:

(22)

Sumber:https://www.freepik.com

Gambar 2.14 Alternatif permasalahan bruto,neto,tara

d. Alternatif dari permasalahan pengoperasian

1) Pada halaman 71 terkait pengoperasian dalam alternatif penyelesaian.

Kesalahan ditemukan pada alternatif penyelesaian 1 dan penyelesaian 2.

Pada setiap alternatif tersebut pengoperasian persen yang dilakukan perhitungan tidak dilakukan secara lengkap. Pada halaman tersebut pengoperasian yang seharusnya dilakukan sebagai berikut:

Harga Jual = 105% x 4.000.000

=105

100 x 4.000.000

= 1.05 x 4.000.000 = 4.200.000

Selain itu juga terdapat alternatif penyelesian permasalahan ke dua sebagai berikut:

Keuntungan = 5% x 4.000.000

= 5

100 x 4.000.000

= 0.05 x 4.000.000 = 200.000

2) Pada contoh soal pajak di halaman 82, proses perhitungan masih terdapat kesalahan dan alur informasi yang diberikan pada awal pertanyaan dengan proses penyelesaian yang dilakukan tidak sesuai.

Sehingga alternatif dalam permasalahan sebagai berikut:

“Seorang menjual suatu barang dengan harga Rp200.000,00 (tanpa pajak). Barang tersebut dibeli oleh seseorang dengan dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%. Sehingga uang yang harus di bayarkan oleh pembeli (termasuk pajak) adalah”

= +

Bruto Neto Tara

(23)

19

Alternatif Penyelesaian :

Harga barang = Rp200.000,00 PPN = 10%

Pembayaran Pajak = 10% x 200.000

= 10

100x 200.000

= 0.1 x 200.000 = 20.000

Total pembayaran (200.000 + 20.000 = 220.000) sehingga totalnya adalah Rp220.000,00

(24)

20 A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut:

Buku buku matematika untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 2 masih terdapat beberapa permasalahan yang belum sesuai dalam memberikan pembelajaran matematika terkait objek matematika yaitu meliputi fakta, konsep, prinsip dan pengoperasian khususnya pada pada materi aritmetika sosial. Analisis dilakukan dengan mengintegrasikan objek matematika yaitu:

1. Fakta, fakta pada buku teks tersebut masih ditemukannya beberapa kesalahan baik dari kurang lengkapnya notasi-notasi matematika yang seharusnya lengkap sehingga tidak menimbulkan kerancuan pada pemahaman materi.

2. Konsep, konsep yang diberikan masih terindikasi kesalahan terkait ketidaktepatan penerapan ilustrasi dalam menjelaskan konsep serta pemberian contoh yang tidak sesuai dan terdapat ketidaklengkapan menghadirkan istilah pada sebuah pendefinisian pada perhitungan.

3. Prinsip, prinsip yang ada dalam buku teks tersebut masih sangat sedikit di beberapa materi dan tidak adanya ilustrasi yang mendukung dalam memahami sebuah konsep terhadap fakta hal ini berkaitan dengan kesalahan dalam mengaitkan dua atau lebih konsep atau fakta dengan konsep, sehingga dapat memberikan kerancuan dalam memahami sebuah konsep terhadap sebuah fakta yang ada.

4. Pengoperasian, pengoperasian pada buku teks pada materi aritmetika sosial masih terdapat beberapa kesalahan pengerjaan yang belum sesuai dengan struktur dari matematika serta terdapat beberapa alur yang tidak sesuai dengan informasi yang harus dikerjakan.

B. Saran

Saran dalam analisis kesalahan buku dan solusi masalahnya yang telah dikemukakan sebagai berikut:

(25)

21

1. Bagi penulis

Setelah pembuatan makalah ini, diharapkan tim penulis buku lebih teliti dalam proses pembuatan buku sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan di dalam buku. Dengan adanya makalah ini menulis dapat mengetahui letak kesalahan yang ada di dalam buku sehingga dapat direvisi menjadi buku yang lebih baik.

2. Bagi pembaca

Pembaca tidak hanya membaca atau memahami materi yang ada di dalam setiap buku, namun pembaca juga menganalisis buku sehingga pembaca menemukan kesalahan kesalahan dalam setiap buku dan tidak keliru memahami materi yang terjadi kesalahan.

3. Bagi pembuat makalah

Makalah ini dibuat sebagai referensi bagi pembaca dalam pembuatan analisis buku.

(26)

22

Hasratuddin, H. (2014). Pembelajaran Matematika Sekarang dan yang akan Datang Berbasis Karakter. Jurnal Didaktik Matematika, 1(2).

Karso, H. (2012). Aritmetika Sosial Dan Perbandingan. Bandung:Universitas Pendidkan Indonesia.

Mayangsari, A. D., Labulan, P. M., & Rusdiana, R. (2021). Analisis Kesalahan Buku Teks Matematika Kelas Xi Sma/Ma Kurikulum 2013. Jurnal Magister Pendidikan Matematika (JUMADIKA), 3(2), 79-84.

Rizkianto, I., & Santosa, R. H. (2017). Analisis buku matematika siswa SMP Kurikulum 2013. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 229- 236.

Sari, D. P. (2017). Analisis Kesalahan Buku Siswa Matematika Kelas VII SMP/MTs Semester I Kurikulum 2013 Berdasarkan Objek Kajian Matematika dan Alternatif Perbaikannya. Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP) II 2017.

Surakarta: UMS, 263-274.

Wardana, M. W. (2020). Analisis Kelayakan Materi Buku Matematika Kelas Vii Semester 1 Edisi Revisi 2017 Berdasarkan Kriteria Bell. Skripsi. Salatiga:

IAIN Salatiga.

Gambar

Gambar 2.1 Kesalahan fakta 1
Gambar 2.3 Kesalahan konsep 1
Gambar 2.4 Kesalahan konsep 2
Gambar 2.5 Kesalahan konsep 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

kalimat yang diutarakan oleh tokoh hebat tersebut, sudah seharusnya jika modul atau buku pegangan matematika siswa tidak hanya memuat tentang materi, rumus, angka dan

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam artikel ini adalah bagaimana dimensi proses kognitif pada soal buku teks matematika kurikulum 2013 revisi 2017 kelas

5) The teacher and his pupils can find many reasonable questions from a well designed textbook to negotiate, to work together-After they have worked out some