• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V HASIL PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan dengan mempersiapkan bahan baku dalam pembuatan sport drink. Persiapan bahan baku yang dipersiapkan yaitu pembuatan tepung pisang kepok. Selain itu, dilakukan identifikasi dosis yang diperlukan pada masing-masing zat gizi, menerjemahkan dosis tersebut kedalam berat bahan makanan, membuat formula untuk memperoleh daftar imbangan yang akan diuji coba serta melakukan seleksi organoleptik awal sehingga diperoleh tiga imbangan terbaik yaitu imbangan tepung pisang kepok (F1) 9 gram, (F2) 10 gram, (F3) 11 gram.

5.1.1. Tepung Pisang Kepok

Pembuatan tepung pisang kepok diawali dengan penyisiran pisang, lalu dikukus selama 10 menit, kemudian pengupasan kulit pisang. Selanjutnya dilakukan proses perajangan dan pengeringan. Tahap terakhir yaitu dilakukan pengayakan dengan menggunakan saringan ukuran 85 mesh.

Tepung pisang kepok yang dihasilkan yaitu berwarna putih kecoklatan dengan adanya butiran hitam, memiliki tekstur halus dan aroma harum. Penampakan tepung pisang kepok dapat dilihat pada gambar 5.1.

(2)

GAMBAR 5.1.

TEPUNG PISANG KEPOK

5.1.2. Identifikasi Zat Gizi dan Formulasi

Tahap penelitian pendahuluan yang selanjutnya yaitu mengindentifikasi zat gizi yang terdapat dalam bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan sport drink. Identifikasi tersebut mengacu persyaratan SNI 01-4452-1998, sport drink harus mengandung gula (minimal 5%), asam sitrat, natrium 800-100 mg/kg (34,8-43,5 meq/L), kalium 125-175 mg/kg (3,2-4,5 meq/L), pH maksimal 4 dan aman dikonsumsi. Setelah dilakukan identifikasi zat gizi kemudian dilakukan konversi zat gizi kedalam berat bahan sport drink. Konversi zat gizi (nilai gizi) sport drink dapat diilhat pada lampiran 2.

Formulasi dilakukan dengan melakukan uji coba pembuatan sport drink dengan tujuan untuk menentukan variasi formulasi tepung pisang kepok pada sport drink yang tepat agar memenuhi syarat natrium dan kalium minuman isotonik. Formulasi dilakukan sebanyak tiga kali. Hasil penelitian pendahuluan yang pertama dilakukan pembuatan sport drink dengan imbangan tepung pisang kepok yaitu (F1) 10 gram, (F2) 11 gram, (F3) 12 gram, gula pasir 60 gram, garam 2,1 gram serta asam sitrat 961,2 mg. Produk yang dihasilkan memiliki konsistensi agak kental, bahan tidak larut sempurna serta warna yang tidak menarik (sangat

(3)

keruh). Studi pendahuluan kedua dilakukan dengan mengubah formulasi serta bahan yaitu imbangan tepung pisang kepok yaitu (F1) 9 gram, (F2) 10 gram, (F3) 11 gram, maltodextrin 70 gram, garam 2,1 gram serta asam sitrat 961,2 mg. Produk yang dihasilkan memiliki konsistensi dan warna yang lebih baik serta semua bahan larut dalam air, namun rasa sport drink asam karena tidak dibantu dengan rasa manis yang sebelumnya ditambahkan dari gula pasir telah diganti menggunakan maltodextrin yang rasanya agak hambar. Studi pendahuluan ketiga dilakukan dengan mengubah formulasi serta bahan yaitu imbangan tepung pisang kepok yaitu (F1) 9 gram, (F2) 10 gram, (F3) 11 gram, maltodextrin 35 gram, gula pasir 35 gram, garam 2,1 gram serta asam sitrat 961,2 mg.

Produk yang dihasikan memiliki konsistensi dan warna yang lebih baik serta rasa yang lebih stabil.

5.2. Nilai pH Sport Drink

Nilai pH diperoleh dari pengukuran konsentrasi ion hidrogen yang ada di dalam larutan dalam bentuk terdisosiasi. Nilai pH menunjukkan derajat keasaman dan kebasaan suatu sampel [52].

Menurut SNI 01-4452-1998 tentang Minuman Isotonik, persyaratan nilai pH minuman isotonik adalah maksimal 4. Hasil pengujian diketahui nilai pH sport drink pisang kepok F1, F2 dan F3 adalah 4.

Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai pH pada masing-masing sport drink sesuai dengan persyaratan yang dianjurkan.

TABEL 5.1.

HASIL PENGUKURAN pH SPORT DRINK

Sampel pH

Formula 1 4

Formula 2 4

Formula 3 4

(4)

5.3. Tingat Kemanisan Gula (% Brix)

Brix merupakan unit pengukur kemanisan gula dalam cairan (liquid). 1% Brix setara dengan 1 gram gula sukrosa dalam 100 gram air. Menurut SNI 01-4452-1998 tentang Minuman Isotonik, persyaratan total gula sebagai sukrosa minimal 5%. Hasil data diperoleh nilai total gula terlarut sport drink pisang kepok melebihi 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kemanisan gula pada masing-masing sport drink pisang kepok sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

TABEL 5.2.

HASIL PENGUKURAN TINGKAT KEMANISAN (% BRIX) SPORT DRINK

Sampel Tingkat Kemanisan (% Brix)

Formula 1 8,93

Formula 2 9,33

Formula 3 9,45

5.4. Hasil Pengujian Sifat Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan kepada 30 panelis agak terlatih menggunakan uji mutu hedonik dengan lima skala. Diperoleh nilai p (0.00) < α (0.05) pada uji normalitas data untuk aspek warna, rasa, aroma dan konsistensi yang berarti data tidak terdistribusi normal, dengan demikian uji statistik yang digunakan untuk keempat aspek diatas adalah uji Kruskal Wallis.

(5)

5.4.1. Hasil Penilaian Warna Sport Drink

Penilaian organoleptik warna dilakukan terhadap 30 panelis agak terlatih dengan metode uji hedonik. Adapun hasilnya dapat dilihat pada gambar 5.2.

GAMBAR 5.2.

SEBARAN PANELIS TERHADAP WARNA SPORT DRINK

Sebagian besar panelis menyatakan warna agak keruh pada seluruh perlakuan yakni F1 (53.3%), F2 (50%) dan F3 (46.7%). Warna yang dikehendaki pada sport drink adalah agak keruh. Diantara ketiga formula tersebut yang paling mendekati kriteria adalah F1 dengan presentase panelis sebesar 53,3%.

Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis, diperoleh hasil p (0.120) > 0.05, yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pada hasil uji warna ketiga formula.

Jernih Agak

Jernih Netral Agak

Keruh Keruh Imbangan F1 6.7% 13.3% 6.7% 53.3% 20%

Imbangan F2 6.7% 13.3% 6.7% 50% 23.3%

Imbangan F3 0% 10% 3.3% 46.7% 40%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Penilaian Panelis terhadap Warna

(6)

5.4.2. Hasil Penilaian Aroma Sport Drink

Penilaian organoleptik aroma dilakukan terhadap 30 panelis agak terlatih dengan metode uji mutu hedonik. Adapun hasilnya dapat dilihat pada gambar 5.3.

GAMBAR 5.3.

SEBARAN PANELIS TERHADAP AROMA SPORT DRINK

Sebagian besar panelis menyatakan aroma pisang ringan pada F1 (30%), F2 (36,7%) dan F3 (30%) serta aroma pisang sangat ringan pada F1 (36.7%). Aroma yang dikehendaki adalah aroma pisang ringan. Diantara ketiga formula yang paling mendekati kriteria adalah F2 dengan presentase panelis sebesar 36.7%.

Aroma Pisang Sangat Ringan

Aroma Pisang Ringan

Netral

Aroma Pisang Kuat

Aroma Pisang Sangat Kuat Imbangan F1 36.7% 30% 10% 13.3% 10%

Imbangan F2 23.3% 36.7% 13.3% 26.7% 0%

Imbangan F3 16.7% 30% 20% 23.3% 10%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

Peniaian Panelis terhadap Aroma

(7)

Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis, diperoleh hasil p (0.304) > 0.05, yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pada hasil uji aroma ketiga formula.

5.4.3. Hasil Penilaian Rasa Sport Drink

Penilaian organoleptik rasa dilakukan terhadap 30 panelis agak terlatih dengan metode uji hedonik. Adapun hasilnya dapat dilihat pada gambar 5.4.

GAMBAR 5.4.

SEBARAN PENILAIAN PANELIS TERHADAP RASA SPORT DRINK

Sebagian panelis menyatakan rasa agak asam pada seluruh perlakuan yakni F1 (50%), F2 (50%) dan F3 (36.7%). Rasa yang dikehendaki adalah rasa agak asam. Diantara ketiga formula tersebut yang paling mendekati kriteria adalah F1 dan F2 dengan presentase sebesar 50%.

Tidak Asam

Agak Tidak Asam

Netral Agak

Asam Asam

Imbangan F1 10% 16.7% 3.3% 50% 20%

Imbangan F2 3.3% 20% 23.3% 50% 3.3%

Imbangan F3 3.3% 20% 30% 36.7% 10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Penilaian Panelis terhadap Rasa

(8)

Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis, diperoleh hasil p (0.358) > 0.05, yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pada hasil uji rasa ketiga formula.

5.4.4. Hasil Penilaian Konsistensi Sport Drink

Penilaian organoleptik konsistensi dilakukan terhadap 30 panelis agak terlatih dengan metode uji mutu hedonik. Adapun hasilnya dapat dilihat pada gambar 5.5.

GAMBAR 5.5.

SEBARAN PENILAIAN PANELIS TERHADAP KONSISTENSI SPORT DRINK

Cair Agak Cair Netral Agak

Kental Kental Imbangan F1 53.3% 13.3% 6.7% 23.3% 3.3%

Imbangan F2 50% 16.7% 10% 23.3% 0%

Imbangan F3 33.3% 23.3% 10% 33.3% 0%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Penialian Panelis terhadap Konsistensi

(9)

Sebagian besar panelis menyatakan konsistensi cair pada F1 (53.3%), F2 (50%) dan F3 (33.3%) serta agak kental pada F3 (33.3%). Konsistensi yang dikehendaki adalah cair. Diantara ketiga formula tersebut yang paling mendekati kriteria adalah F1 dengan presentase sebesar 53.3%.

Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis, diperoleh hasil p (0.387)

> 0.05, yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pada hasil uji konsistensi ketiga formula.

5.5. Hasil Pengujian Kadar Kalium

Uji kalium dilakukan terhadap tiga formula sport drink dengan menggunakan metode Spektofotometri Absorpsi Atom (AAS) sebanyak tiga kali ulangan. Diperoleh nilai p (0.218) > α (0.05) pada uji normalitas data yang berarti data terdistribusi normal. Dengan demikian, uji statistik yang digunakan adalah uji Anova. Hasil pengujian kadar kalium dapat dilihat pada tabel 5.3.

TABEL 5.3.

HASIL PENGUJIAN KADAR KALIUM DALAM 1 L SPORT DRINK Sampel Percobaan

Ke

Hasil Rata-Rata Satuan

F1 1 152.04 152.37 mg/kg

2 152.04

3 153.03

F2 1 154.47 154.44 mg/kg

2 154.40

3 154.47

F3 1 157.32 157.71 mg/kg

2 158.32

3 157.49

(10)

Berdasarkan hasil uji statistik Anova diperoleh hasil p (0.000)

< 0.05 yang berarti ada perbedaan yang bermakna pada hasil uji kalium ketiga formula. Selanjutnya, untuk menguji letak perbedaan antar formula dilakukan uji Tukey dengan hasil sebagai berikut.

TABEL 5.4.

HASIL UJI TUKEY PADA KADAR KALIUM SPORT DRINK

Perlakuan Nilai p Kesimpulan

F1 F2 0.000 Ada perbedaan

F1 F3 0.000 Ada perbedaan

F2 F3 0.000 Ada perbedaan

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh informasi bahwa terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara F1 dan F2, F1 dan F3 serta F2 dan F3 dengan nilai p < α (0.05).

5.6. Hasil Pengujian Kadar Natrium

Uji natrium dilakukan terhadap tiga formula sport drink dengan menggunakan metode Spektofotometri Absorpsi Atom (AAS) sebanyak tiga kali ulangan. Diperoleh nilai p (0.075) > α (0.05) pada uji normalitas data yang berarti data terdistribusi normal, dengan demikian uji statistik yang digunakan adalah uji Anova. Hasil pengujian kadar kalium dapat dilihat pada tabel 5.5.

(11)

TABEL 5.5.

HASIL PENGUJIAN KADAR NATRIUM DALAM 1 L SPORT DRINK Sampel Percobaan

Ke

Hasil Rata-Rata Satuan

F1 1 275 276.33 mg/kg

2 278

3 276

F2 1 328 330 mg/kg

2 330

3 332

F3 1 392 397 mg/kg

2 401

3 398

Berdasarkan hasil uji statistik Anova diperoleh hasil p (0.000) <

0.05 yang berarti ada perbedaan yang bermakna pada hasil uji natrium ketiga formula. Selanjutnya, untuk menguji letak perbedaan antar formula dilakukan uji Tukey dengan hasil sebagai berikut.

TABEL 5.6.

HASIL UJI TUKEY PADA KADAR NATRIUM SPORT DRINK

Perlakuan Nilai p Kesimpulan

F1 F2 0.000 Ada perbedaan

F1 F3 0.000 Ada perbedaan

F2 F3 0.000 Ada perbedaan

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara F1 dan F2, F1 dan F3 serta F2 dan F3 dengan nilai p < α (0.05).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa: (1) usahatani padi memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sehingga dapat menjadi komoditas unggulan di KAPET Batui, (2) peran

Sejalan dengan hal tersebut, uji-t menunjukkan hasil uji beda sebesar 14,20 lebih besar dari ttabel 2,092, sehingga dapat disimpulkan penerapan media video berpengaruh

Objek penelitian ini adalah SMK Muhammadiyah 3 Surakarta dan SMK Muhammadiyah 4 Surakarta, kedua lembaga pendidikan ini sama-sama menjalankan sistem perkaderan

Target program PKM ini adalah sekelompok orang yang produktif secara ekonomi (usaha kecil). Program ini bertujuan untuk mengembangkan komunitas yang mandiri secara

Determinan nyeri ping- gang pada tenaga paramedis usia 22-45 tahun di beberapa rumah sakit di Jakarta adalah riwayat trauma, praktik terhadap pencegahan nyeri pinggang, merokok,

Dengan cara mengguakan air biasa dengan atau tanpa tambahan obat ataupun zat kimia lain. Hal ini dimaksudkan untuk mengeluarkan sperma secara mekanik dari

Dalam rangka penyusunan dokumen Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Demak Tahun 2018 yang diamanatkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 11 Tahun

Katsoff dalam bukunya “Elements of Philosophy” menyatakan bahwa kegiatan filsafat merupakan perenungan, yaitu suatu jenis pemikiran yang meliputi kegiatan meragukan