• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh NINING PASILA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Oleh NINING PASILA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna melanjutkan penelitian pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

NINING PASILA 105431103117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(2)

ii

(3)
(4)

iv

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nining Pasila Nim : 105431103117

Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Judul Proposal : Efektifitas Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bagi Masyarakat Miskin Yang Terdampak Covid-19 Pada Tahun 2021 Di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Dengan pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 08 Januari 2022 Yang membuat pernyataan

Nining Pasila

(5)

v

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nining Pasila NIM : 105431103117

Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyususnan proposal sampai selesai penyususnan skripsi ini, saya akan menyususun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun) 2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyususnan skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 08 Januri 2022 Yang Membuat Perjanjian

Nining Pasila

(6)

vi

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (An Najm : 39 )

Kupersembahkan karya ini untuk:

Kedua orangtuaku dan semua pihak yang telah

membantu dengan kerendahan hatinya hingga

menjadikan karya ini menjadi berarti dan mewujudkan harapan

(7)

vii

Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. (dibimbing oleh A.Rahim dan Auliah Andika Rukman).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Efektifitas Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bagi Masyarakat Miskin Yang Terdampak Covid-19 Pada Tahun 2021 Di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Penelitian ini dirancang dengan metode kualitatif. Penentuan informan dipilih dengan teknik purposive sampling. jumlah informan dalam penelitian ini sebanayak 14 orang dengan rincian 3 orang Aparat Desa Bontomanai dan 11 orang masyarakat desa Bontomanai penerima (BLT) Tahun 2021. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Proses analisis data melalui tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini yakni Efektivitas bantuan Langsung Tunai bagi masyarakat miskin yang terdampak covid - 19, ketepatan sasaran penerima BLT, Ketepatan waktu penyaluran BLT, dan tepat guna Bantuan Langusng Tunai di desa Bontomanai tahun 2021.

Kata Kunci: Efektivitas BLT Covid-19, Masyarakat Miskin

(8)

viii

Bulukumba Regency. (supervised by A. Rahim and Auliah Andika Rukman).

This study aims to describe the effectiveness of direct cash assistance (BLT) for the Poor Affected by Covid-19 in 2021 in Bontomanai Village, Rilau Ale District, Bulukumba Regency. This study was designed with a qualitative method.

Determination of the informants selected by purposive sampling technique. The number of informants in this study was 14 people with details of 3 Bontomanai Village Officials and 11 Bontomanai Village Community recipients (BLT) in 2021. Data collection was carried out using interview, observation and documentation studies. The data analysis process goes through the stages of data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of this study are the effectiveness of direct cash assistance for the poor affected by covid - 19, accuracy of targeting BLT recipients, timeliness of BLT distribution, and appropriate use of direct cash assistance in Bontomanai village in 2021.

Keywords: BLT Covid-19 And The Poor

(9)

ix

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bagi Masyarakat Miskin Yang Terdampak COVID-19 Pada Tahun 2021 di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba”. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada baginda Rasulullah SAW. Tujuan dibuatnya skripsi ini untuk memenuhi syarat perolehan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) bagi mahasiswa S-1 program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammdiyah Makassar.

Penulis menyusun skripsi ini dengan kemampuan maksimal. Kritik dan saran yang membangun akan penulis terima sebagai bahan perbaikan dan menambah wawasan di kemudian hari. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca umumnya. Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terimakasih ini penulis tujukan kepada:

Ayah, Ibu, dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moril maupun materil, do’a dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bapak Erwin Akib, M.

(10)

x

Muhajir, M.Pd. yang telah memimpin Prodi ini sehingga aktivitas akademik dan non-akademik dapat tetap berjalan. Serta dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP UNISMUH yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang tak ternilai dibangku perkuliahan.

Kepada staf Tata Usaha FKIP UNISMUH, atas segala layanan, administrasi, dan kemahasiswaan sehingga proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Saudaraku Yuyung, Irmawati, Hasra Sanisya, Hasrina Ancu, Nur Lita Bahtiar, Nurul Mawahdah, Kurniawati G., ST Hartina Amin, Lis Majid, Anna Nurauliah dan semua saudaraku yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas segala bantuan dan doanya.

Keluarga Bendum Area, keluarga Wasathiyah, keluarga Justice yang setia memberi semangat dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.

Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih banyak dan hanya Allah yang bisa memberikan balasan untuk semua bantuannya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tiada manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis menantikan kritik dan saran dari para pembaca agar peneliti dapat

(11)

xi

Makassar, 28 Desember 2021

Nining Pasila

NIM. 105431103117

(12)

xii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Manfaat Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 8

1. Efektivitas ... 8

2. Bantuan Langsung Tunai ... 11

3. Masyarakat Miskin Yang Terdampak Covid-19 ... 14

B. Penelitian Relevan ... 21

C. Kerangka Pikir ... 22

(13)

xiii

C. Informan Penelitian ... 25

D. Sumber Data Penelitian ... 25

E. Instrumen Penelitian ... 26

F. Teknik Pengumpulan Data... 27

G. Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 31

B. Deskripsi Informan ... 37

C. Hasil Penelitian ... 41

D. Pembahasan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

xiv

4.1 Struktur Organisasi Kantor Desa Bontomanai ... 36 4.2 Daftar Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa periode 2021..45

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti kita ketahui pada awal tahun 2020, COVID-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Kasus ini diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019 yang menyebutkan adanya kasus kluster pneumonia dengan etimologi yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan terjadi importasi di luar China. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang

Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID19). Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia telah

melaporkan 2 kasus konfirmasi COVID-19. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi.

Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan, melainkan juga pada kondisi sosial dan ekonomi. Dalam jangka pendek, dampaknya pada kesehatan ditunjukkan dengan angka kematian korban di Indonesia yang mencapai 8,9 persen. Pada ekonomi, pandemi ini menyebabkan anjloknya aktivitas perekonomian domestik, yang tidak menutup kemungkinan akan menurunkan kesejahteraan masyarakat. Dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan hanya pada kisaran -0,4 persen hingga 2,3 persen

(16)

menurun signifikan jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai level 5 persen.

Wabah memukul banyak sektor usaha, menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja, dan menurunkan penyerapan tenaga kerja. Jika kondisi ini tidak diantisipasi dengan baik, diperkirakan bisa terjadi ketidakstabilan sosial. Dalam jangka panjang, kesenjangan antarkelompok pendapatan akan melebar, disparitas antarwilayah dan kota-desa akan meningkat, serta berdampak pada terjadinya kemiskinan antargenerasi.

Pandemi Covid-19 menekan perekonomian dari berbagai sudut, tidak terkecuali terhadap perekonomian desa. Untuk saat ini, dampak Covid-19 lebih dirasakan oleh masyarakat di perkotaan. Namun, mengingat pekerja musiman memiliki mobilitas cukup tinggi, dari desa ke kota lalu kembali ke desa, wabah Covid-19 juga bisa merebak di desa. Kegiatan mudik menjelang ramadan dan Idul Fitri pada April dan Mei 2020 ini juga bisa memperluas penyebaran Covid-19 di perdesaan. Dengan sumber daya ekonomi dan sosial yang dimilikinya, terutama Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dan dana desa, desa dapat berkontribusi dalam penanganan Covid-19.

Pelaksanaan BLT-DD setidaknya dapat diterapkan selama enam bulan dengan target penerima manfaat adalah rumah tangga. Target tersebut relevan ditetapkan mengingat sebagian besar program nasional yang terkait dengan bantuan sosial merujuk pada penerima manfaat di tingkat rumah tangga, seperti Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan NonTunai, dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat/ Bantuan Langsung Tunai.

(17)

Penggunaan dana desa dimasa Pandemi tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Repiblik Indonesia Nomor 40/ PMK.07/ 2020 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/ PMK.07/ 2019 Tentang pengelolaan Dana Desa. Pada pasal 24A menetapkan prioritas penggunaan Dana Desa yaitu BLT Desa.

Ketentuan dan mekanisme pendataan hingga pelaksanaan pemberian BLT DD tercantum dalam Peraturan Menteri Desa Nomor 6 Tahun 2020 yang diterbitkan 14 April 2020 tentang perubahan atas peraturan menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi nomor 11 tahun 2019 tentang prioritas penggunaan dana desa tahun 2020. Peraturan tersebut mengubah Peraturan Menteri Desa Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2020. Pasal 8A dalam aturan itu menetapkan beberapa syarat penerima bantuan, seperti keluarga yang kehilangan mata pencarian atau pekerjaan, belum terdata menerima berbagai bantuan sosial, serta mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun atau kronis.

Sebelumnya, Menteri Desa dan PDTT juga menerbitkan Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap Covid-19 dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa. Dalam peraturan tersebut alokasi bantuan langsung tunai untuk pagu dana desa yang kurang dari Rp 800 juta ditetapkan 25 persen dari dana desa.

Alokasi untuk desa dengan pagu Rp 800 juta-1,2 miliar sebesar 30 persen.

Adapun desa dengan pagu di atas Rp 1,2 miliar mendapat alokasi 35 persen.

Skema ini bisa dikembangkan lebih dari 35 persen apabila dibutuhkan dengan persetujuan pemerintah di daerah.

(18)

Dengan diundangkannya Peraturan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Permendes PDTT) Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020, maka menjadi dasar juridis dan implementatif Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada penduduk miskin di desa. Karenanya, diperlukan kesiapan dan kesigapan pemerintahan desa (gampong) untuk segera mendistribusikan BLT dimaksud secara tertib, adil, dan tepat yaitu tepat sasaran, tepat orang, tepat waktu, tepat proses, dan tepat laporan administrasi.

Waktu penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) juga diatur dalam Permendes Nomor 14 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Permendesa PDTT 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020.

Perubahan ketiga ini mengatur tentang penambahan jangka waktu bantuan langsung tunai Desa. Tentu saja karena perkembangan yang ada dalam menghadapi Pandemi COVID-19 yang berlarut-larut dan berkepanjangan. Dalam peraturan ini mengatur tentang jangka waktu dan besaran pemberian BLT Dana Desa dimana isinya: Masa penyaluran BLT Dana Desa (sembilan) bulan terhitung sejak April 2020; besaran BLT Dana Desa perbulan sebesar Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) per keluarga untuk 3 (tiga) bulan pertama (April, Mei, dan Juni) ; besaran BLT Dana Desa per bulan sebesar Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) per keluarga untuk 3 (tiga) bulan kedua dan seterusnya hingga tahun 2021.

(19)

Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu desa di Indonesia yang masyarakatnya terkena dampak akibat pandemik covid-19, sebagian besar masyarakat di desa ini memiliki pekerjaan petani. Adapun kriteria calon keluarga yang berhak menerima BLT desa adalah keluarga miskin atau tidak mampu yang berdomisili di desa bersangkutan.

Selain itu, harus dipastikan bahwa calon penerima bansos ini tidak termasuk ke dalam penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, dan Kartu Prakerja. Pendataan calon penerima BLT desa, akan mempertimbangkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial (Kemensos).

Sejauh ini pencairan dana bantuan langsung tunai sudah diberikan pemerintah kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba sudah dilaksanakan namun masih menyisakan berbagai permasalahan seperti tidak tepat waktunya dan tidak tepat sasaran penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) kepada Masyarakat yang terdampak Covid-19 Karena tidak tepat waktunya penyaluran BLT terhadap masyarakat sehingga beberapa masyarakat miskin yang terdampak Covid-19 mengambil pinjaman ke tetangganya demi kebutuhan sehari-hari dan adapula untuk kebutuhan berobat. Ketentuan waktu penyaluran BLT ini telah diatur dalam Permendes Nomor 14 Tahun 2020 dimana pada bulan pertama penyaluran yakni (April, Mei, dan Juni) bulan kedua penyaluran yakni (Juli, Agustus, dan September) dan bulan ketiga penyaluran yakni ( Oktober, November, dan Desember). Dan juga adanya penerima dana bantuan yang sebenarnya tidak layak menerima namun menerima, juga sebaliknya ada yang terlihat layak namun tidak

(20)

menerima bisa. Dalam teori Aristoteles mengemukakan mengenai Kedilan distributif Adalah keadilan yang menuntut setiap pihak mendapatkan apa yang menjadi haknya secara proporsional. Keadilan distributif meyakini jika konsep adil akan terjadi apabila tiap pihak secara sama rata mendapatkan haknya.

Demikian halnya dengan pemerataan BLT yang menjadi program Pemerintah selama masa Pandemi ini. Tujuan BLT pada dasarnya untuk menerjemahkan perekonomian masyarakat akibat sebagian mata pencaharian mereka menjadi lumpuh, terutama keluarga dengan ekonomi menengah kebawah. Harapannya adalah BLT ini dapat tersalurkan sebagaimana tujuan awalnya di canangkan program ini. Namun pada kenyataannya hal tersebut berbanding terbalik. Antara harapan dan kenyataan bertolak belakang. Ini menandakan bahwasanya teori distributif masih menjadi tujuan bagi sebahagian Pemerintah.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini di angkat oleh peneliti untuk mengkaji lebih dalam tentang bagaimana efektivitas bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat miskin yang terdampak covid-19 di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai beriukut :

Bagaimana Efektivitas Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bagi Masyarakat Miskin Yang Terkena Dampak Covid-19 Pada Tahun 2021 Di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba?

(21)

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui Efektifitas Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bagi Masyarakat Miskin Yang Terkena Dampak Covid-19 Pada Tahun 2021 Di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang akan melakukan penelitian sejenis tentang Efektivitas Bantuan Langsung Tunai bagi masyarakat miskin yang terkena dampak Covid-19 di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi peneliti tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin yang terkena dampak Covid-19.

b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan serta menambah wawasan masyarakat Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin yang terkena dampak Covid-19.

(22)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Efektivitas

Menurut Gie (dalam Carly Erfly Fernando Maun. 2020:4) Efektivitas adalah sesuatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau seseorang melakukan perbuatan dengan maksud tertentu atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendaki, maka orang tersebut dikatakan efektif.

Efektivitas dapat juga dikatakan sebagai suatu pencapaian dalam mengukur tingkat keberhasilan pada suatu hal. Dalam hal ini efektivitas juga dapat dikatakan sebagai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya sehingga tepat sasaran. Makmur (2010:7) dalam bukunya menjelaskan bahwa efektivitas dapat diukur dari beberapa hal yaitu :

1. Ketepatan penentuan waktu.

Dalam mengukur efektivitas pada suatu hal yang sedang dilaksanakan maka ketepatan waktu sangat berperang penting. Ketepatan waktu dalam menjalankan suatu kegiatan yang sedang direncanakan akan berpengaruh pada tingkat kualitasnya.

2. Ketepatan perhitungan biaya

Dalam menjalankan suatu kegiatan maka ketepatan biaya merupakan hal penting yang memerlukan suatu ketepatan dalam memperhitungkannya

(23)

sehingga memungkinkan kegiatan itu dapat berjalan dengan apa yang di harapakan.

3. Ketepatan dalam pengukuran

Suatu ketepatan dalam pengukuran dimaksudkan sebagai sesuatu yang perlu dipertimbangkan sebelumnya, sehingga apa yang ingin di capai dapat terealisasikan dan berjalan dengan apa yang diharapkan. Hal ini untuk menghindari suatu kekurangan atau kendala-kendala yang mungkin muncul pada proses pelaksanaannyahal

4. Ketapatan dalam menentukan pilihan

Ketepatan dalam menentukan pilihan pada suatu kegiatan yang dilakukan diharapkan dapat menjadi suatu pondasi awal dalam keberhasilan untuk mencapai tujuan karna dalam menetukan pilihan dibutukan proses yang sangat penting untuk mencapai suatu keefektifitasan.

5. Ketepatan berfikir dapat menentukan efektifitas dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Ketepatan berfikir dimaksudkan sebagai bagaimana kita dalam merancang hingga pada pelaksanaannya sehingga apa yang ingin kita capai dapat terarah dan sesuai pada apa yang di harapkan.

6. Ketepatan dalam melakukan perintah

Ketepatan melakukan perintah merupakan aktivitas organisasi atau individu yang mempunyai kemampuan memberikan perintah dengan jelas dan mudah dipahami dan jika perintah yang diberikan tidak dapat

(24)

dipahami maka pelaksanaan perintah tersebut akan mengalami kegagalan dan pada akhirnya tidak efektif.

7. Ketepatan dalam menetukan tujuan

Dalam merancang seuatru hal kita harus menetukan terlebih dahulu apa tujuan yang ingin kita capai dari pengadaan kegiatan itu sehingga tepat sasaran dan akan menunjang efektivitas pelaksanaan kegiatan tersebut.

8. Ketepatan sasaran

Ketepatan sasaran dapat diartikan bahwa apa yang yang di rancang dan ingin tercapai sehingga suatu proses pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan terarah sehingga menetukan keberhasilan aktivitas individu atau organisasi dalam mencapai tujuan.

Pada suatu proses pelaksanaan kegiatan atau hal-hal yang berkaitan dalam hal ini, maka dalam proses pelaksanaannya hingga pada hasil yang di sajikan, kata efektivitas tidak akan lepas dalam pembicaraan ini. Karena apabila dari proses hingga hasil memberikan suatu perubahan yang menunjang atau sesuai dengan harapan maka kegiatan tersebut dapat dikatakan efektif dan tepat sasaran.

Sedangkan sebaliknya apabila mulai dari proses hingga pada hasil tidak memberikan suatu hal yang di harapkan maka kegiatan tersebut dapat dikatan tidak efektif. Oleh karena itu mulai dari rancangan, sasaran, ketepatan, dan proses pelaksanaan harus di susun sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan suatu efektivitas dari hasil yang di harapkan.

(25)

2. Bantuan Langsung Tunai

Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah bantuan yang diberikan oleh pemerintah berupa uang tunai yang diberikan kepada masyarakat miskin yang terkena dampak COVID-19 .

Menurut Wynandin Imawan (2008:8) Program bantuan langsung tunai merupakan salah satu prograam pemerintah dalam hal penanggulangan kemiskinan dari program pemerintah lainnya, penanggulangan kemiskinan terbagi atas tiga, program bantuan langsung tunai masuk dalam klaster I, yaitu program bantuan dan perlindungan sosial. Adapun yang termasuk dalam klaster I, yaitu: Program beras miskin (Raskin), Program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), dan Program bea siswa.

Program bantuan langsung tunai (BLT) merupakan sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang memiliki tujuan dan alasan tertentu. Program tersebut muncul sebagai manifestasi adanya tindakan dari pemerintah yang berisikan nilai-nilai tertentu, yang ditujukan untuk memecahkan persoalan publik dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Persoalan publik yang dimaksud adalah persoalan kemiskinan.

Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau dikenal juga dengan sebutan transfer tunai dapat juga diartikan sebagai pemberian bantuan yang berbentuk uang tunai terhadap kelompok yang termasuk kurang mampu dan yang rentan untuk jatuh kembali menjadi miskin tanpa adanya (Institut Bank Dunia: 2006).

(26)

Dalam jurnal (Nuniek Dewi Pramanik, 2020) pemerintah menetapkan sejumlah syarat bagi masyarakat yang ingin mendapatkan bantuan Langsung tunai tersebut. Rincian pentingnya adalah:

1. Calon penerima adalah masyarakat yang masuk dalam pendataan RT/RW dan berada di desa. Jadi masyarakat yang termasuk calon penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah masyarakat yang sudah didata sebelumnya oleh RT/RW setempat yang berada di Desa.

2. Calon penerima adalah mereka yang kehilangan mata pencarian di tengah pandemi corona. Karena adanya pandemi Covid-19 masyarakat banyak kehilangan mata pencaharian oleh karena itu pihak pemerintah desa melakukan pendataan terhadap masyarakat yang terdampak Covid-19 salah satunya kehilangan pekerjaan, maka masyarakat tersebut berhak mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

3. Calon penerima tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial (bansos) lain dari pemerintah pusat. Ini berarti calon penerima BLT dari Dana Desa tidak menerima Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Paket Sembako, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) hingga Kartu Prakerja. Jadi masyarakat yang menerima Bantuan Langsung Tunai tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial lainnya sehingga dia termasuk memenuhi syarat dalam penerimaan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

4. Jika calon penerima tidak mendapatkan bansos dari program lain, tetapi belum terdaftar oleh RT/RW, maka bisa langsung menginformasikannya ke aparat desa. Ketika Masyarakat yang tidak termasuk dalam pendataan Penerima

(27)

Bantuan Langsung Tunai (BLT) maka bisa lamgsung menghadap ke aparat desa ketika merasa memenuhi syarat dalam penerimaan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

5. Jika calon penerima memenuhi syarat, tetapi tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Penduduk (KTP), tetap bisa mendapat bantuan tanpa harus membuat KTP lebih dulu. Tapi, penerima harus berdomisili di desa tersebut dan menulis alamat lengkapnya.

Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan, karena adanya Bantuan Langsung Tunai (BLT) bisa meringankan beban masyarakat khususnya masyarakat miskin yang terkena dampak pandemi Covid-19.

Carly Erfly Fernando Maun (2020:6) Secara umum kemiskinan adalah bilamana masyarakat berada pada suatu kondisi yang serba terbatas, baik dalam aksesibilitas pada faktor produksi, peluang/kesempatan berusaha, pendidikan, fasilitas hidup lainnya.

Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dilatar belakangi upaya mempertahankan tingkat konsumsi Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai akibat adanya pandemic yang berdampak akan perekonomian masyarakat terutama masyarakat miskin yng terkena dampak. Tujuan BLT adalah :

1. Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.

2. Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi.

3. Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama.

(28)

Manfaat program bantuan langsung tunai (BLT) ini adalah membantu masyarakat miskin untuk tetap memenuhi kebutuhan hariaanya. Terutama pada masa pandemi Covid-19 dimana masyarakat banyak yang terkena dampak Covid-19 salah satunya pada sektor ekonomi, banyaknya masyarakat yang menjadi korban Pemutusan hubungan kerja (PHK).

Tentunya peran pemerintah sangat diperlukan dalam suatu perekonomian . Peran yang diharapkan adalah sebuah peran positif yang berupa kewajiban moral untuk membantu mewujudkan kesejahteraan semua orang dengan menjamin keseimbangan antara kepentingan privat dan sosial; memelihara roda perekonomian pada jalur yang benar.

3. Masyarakat Miskin Yang Terdampak Covid-19

Masyarakat adalah kumpulan manusia yang membentuk suatu kelompok yang hidup bersama-sama dan saling membantu satu sama lain dalam hubungannya atau saling berinteraksi. Jadi Masyarakat adalah bentuk pengelompokkan manusia yang menunjukkan aktivitas-aktivitas bersama yang tampak dalam interaksi diantara anggota-anggota kelompok tersebut, dimana kebutuhan-kebutuhan anggota kelompok hanya dapat dipenuhi dengan jalan berinteraksi dengan individu-individu lainnya.

Koentjaraningrat (2009: 115-118) dalam bukunya menjelaskan bahawa Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling

(29)

berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi.

Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu:

1) Interaksi antar warga-warganya 2) Adat istiadat

3) Kontinuitas waktu

4) Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga

Masyarakat dapat juga dikatakan manusia yang hidup bersama, hidup bersama dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan pergaulan dan keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan hubungan.

Adapun Soerjono Soekanto (1986: 27) mengemukakan bahwa ciri-ciri kehidupan masyarakat adalah:

1. Manusia yang hidup bersama-sama sekurang-kurangnya terdiri dari dua orang individu

2. Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama 3. Menyadari kehidupan mereka merupakan satu kesatuan

4. Merupakan sistem bersama yang menimbulkan kebudayaan sebagai akibat dari perasaan saling terkait antara satu dengan lainnya.

Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi

(30)

ketidakmampuan ini ditandai den gan rendahnya kemampuan pendapat untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan.

Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar pendidikan.

Safri Miradj, Sumarno (2014:102) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa kemiskinan adalah permasalahan mendasar yang terjadi pada seseorang, maka harus diselesaikan. Penanggulangan kemiskinan harus dilakukan secara sinergis dan sistematis agar seluruh masyarakat dapat menikmati kehidupan yang bermartabat. Persoalan kemiskinan bukan hanya berdimensi pada aspek ekonomi semata, tetapi juga pada dimensi sosial, budaya, politik, pendidikan, bahkan juga sampai pada tingkat ideologi. Secara umum kondisi kemiskinan tersebut ditandai oleh kerentanan, ketidakberdayaan, keterisolasian, dan ketidakmampuan untuk menyampaikan kebutuhan dan aspirasinya.

Pada dasarnya kemiskinan yang senantiasa diidentifikasikan dengan taraf hidup yang rendah, dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana penghidupan penduduk ditandai oleh serba kekurangan akan kebutuhan pokok. Menurut Widodo (1997) menjelaskan bahwa konsep kebutuhan dasar selalu dikaitkan dengan kemiskinan karena masalah kemiskinan merupakan obsesi bangsa dan persoalan amat mendasar yang harus ditangani penduduk miskin umumnya tidak berpenghasilan cukup, bahkan tidak berpenghasilan sama sekali. Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya pada kegiatan ekonomi sehingga tertinggal dari masyarakat lainnya.

(31)

Menurut Syami (dalam Cica Sartika 2016:108) menjelaskan bahwa kemiskinan dapat diartikan bahwa suatu keadaan dimana seseorang keluarga atau anggota masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara wajar sebagaimana anggota masyarakat lain pada umumnya.

Penduduk miskin umumnya berada pada daerah pedesaan, hal ini didukung oleh pendapatan yang dikemukakan oleh Hans Dieter dan Suwardi (1982) mengatakan bahwa kemiskinan yang ada di kampung dapat digolongkan baik kemiskinan tempat tinggal maupun kemiskinan penduduk. Kemiskinan tempat tinggal kondisinya sebagai tempat tidak teratur sedangkan kemiskinan penduduk karena ditinjau dari segi social dan ekonominya sangat rendah termasuk penyediaan air dan listrik beserta prasarana yang minim.

Faktor-faktor penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (1997) antara lain : a. Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.

b. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi atau karena keturunan.

c. Miskin muncul karena akibat perbedaan akses dalam modal.

(32)

Selama ini banyak program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah seperti, pemberian bantuan, beras raskin, asuransi kesehatan keluarga miskin (Askeskin), dan bantuan langsung tunai (BLT) ataupun dengan nama lain yang saat ini menjadi trend adalah bantuan langsung tunai (BLSM). Pada kondisi saat ini pemerintah sangat berperan penting

Dalam Jurnalnya (Liviana dkk 2020:42) World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov) adalah virus yang

menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut COVID-19.

Virus Corona menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-Cov) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-Cov). Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu; Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19, Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19 dan Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan.

COVID-19 yang terus menerus menyebar luas semakin memperpnjang kecemasan masyarakat terutama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat banyak yang tidak lagi bekerja atau berdagang. Masyarakat yang bekerja secara informal

(33)

dengan pendapatan harian dan pendapatan tidak pasti juga mengalami penurunan pendapatan yang relatif rendah. Penurunan pendapatan akan membuat konsumsi di masyarakat yang bekerja di sektor informal juga menurun. Hal ini akan mendorong kontraksi di sisi perminatan agregat.

Penyebaran virus corona yang luas dan cepat membuat pemerintah bereaksi dengan membatasi mobilitas dan interaksi masyarakat. Pabrik dan kantor ditutup, sekolah diliburkan, restoran tidak menerima makan-minum di tempat, dan sebagainya. Segala aktivitas yang membuat orang berkumpul menjadi tabu. Di satu sisi, social distancing ini berhasil menyelamatkan nyawa.

Terbukti kasus baru semakin menunjukkan tren penurunan. Namun di sisi lain, social distancing membuat ekonomi menjadi mati suri. Akibatnya, jutaan orang kehilangan pekerjaan, jadi 'korban' Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Gelombang PHK menjadi momok baru di dunia selain virus yang menyerang itu sendiri.

Pemerintah Republik indonesia saat ini sudah banyak sekali melakukan langkah dan upaya penanganan COVID-19 baik dari sektor ekonomi, sektor kesehatan, sektor sosial dan berbagai sektor lainnya. Seperti yang dijelaskan pada laman resmi Kementrian Luar Negeri berikut upaya upaya yang telah dilakukan pemerintah sejauh ini untuk pencegahan dan penanganan COVID-19 diIndonesia:

1. Pemerintah Indonesia telah membentuk dan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC) di wilayah otoritas pintu masuk negara di bandara/pelabuhan/Pos Lintas Batas Darat Negara (PLBDN). Tim dapat

(34)

terdiri atas petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Imigrasi, Bea Cukai, Karantina Hewan dan unit lain yang relevan di wilayah otoritas pintu masuk negara yang memiliki kompetensi yang diperlukan dalam pencegahan importasi penyakit.

2. Tim bertugas melakukan pengawasan alat angkut, orang, barang, dan lingkungan di pintu masuk negara. Menyediakan ruang wawancara, ruang observasi, dan ruang karantina untuk penumpang.

3. Dalam menghadapi situasi pandemik COVID-19, sejak tanggal 18 Januari 2020 Indonesia telah melakukan pemeriksaan kesehatan di sekitar 135 titik di bandar udara, di darat dan pelabuhan, dengan menggunakan alat pemindai suhu tubuh bagi siapa pun yang memasuki wilayah Indonesia, sesuai regulasi kesehatan internasional.

Pemerintah Indonesia juga telah mengerahkan personil tambahan di bandar udara serta meningkatkan kesiagaan rumah sakit.

4. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah melakukan tiga langkah pencegahan masuknya virus Corona ke wilayah Indonesia, yaitu:

a. Menerbitkan Surat Edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota, RS Rujukan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan masuknya penyakit ini

b. Menempatkan 135 thermal scanner di seluruh bandar udara di Indonesia terutama yang mempunyai penerbangan langsung ke Tiongkok

(35)

c. Memberikan health alert card dan Komunikasi, informasi, danEdukasi (KIE) pada penumpang

5. Kementerian Kesehatan juga telah menunjuk sedikitnya 100 Rumah Sakit rujukan, yang sebelmnya dipakai pada kasus flu burung. Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan 21 kapsul evakuasi (meja dorong isolasi pasien) terkait penyebaran virus corona sebagai bentuk tindak pencegahaan.

6. Kementerian Kesehatan telah mengembangkan pedoman kesiapsiagaan mengacu pada pedoman sementara yang disusun oleh WHO, menyusun panduan bagaimana mengurangi risiko terjangkit Covid, seperti mencuci tangan dan menjauhi orang-orang yang sakit dan memastikan langkah yang tepat telah diambil. Langkah-langkah tersebut baik sebagai suatu bentuk pencegahan dan antisipasi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui terdapat cukup banyak upaya pemerintah dalam menangani pandemi ini. Selain itu pemerintah juga memberikan bantuan pada sektor ekonomi. Saat ini pemerintah memiliki berbagai program jaring pengaman sosial untuk memitigasi dampak pandemi COVID-19 terhadap kehidupan masyarakat.

Salah satunya Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan kepada masyarakat miskin yang terkena dampak Covid-19.

B. Penelitian Relevan

Hasil penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(36)

1. Implementasi Permendes Nomor 6 Tahun 2020 Dalam proiritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 di Desa Jambeyan, Widiarseno, Dandung, 2021 2. Pendampingan Pengawalan Blt-Dd Terkait Kebijakan Permendesa Nomor 6

Tahun 2020 Di Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli, Fitriyah Astri, 2020 3. Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Bagi Masyarakat Miskin

Terkena Dampak Covid-19 di Desa Talaitad Kecamatan Suluun Tarer an Kabupaten Minahasa Selatan, Carly Erfly Fernando Maun, 2020

4. Analisis Efektifitas Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura, (Nugroho Kusuma, 2016)

5. Dampak Bantuan Langsung Tunai Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Maccini Baji Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, (Harwidiansyah,2011) 6. Dampak Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (Blt) Terhadap Masyarakat

Miskin Di Desa Perawang Barat Kecamatan Tualang Kabupaten Siak, Dian Marini, 2015

7. Dampak Bantuan Langsung Tunai Dan Investasi Sumberdaya Manusia Terhadap Ekonomi Rumah Tangga Sekitar Hutan Pinus Di Desa Samagede, S.

Andy Cahyono, 2010.

C. Kerangka Pikir

Program Bantuan langsung tunai (BLT) diatur dalam Permendes nomor 06 tahun 2020 tentang perubahan Permendesa nomor 11 tahun 2019 tentang prioritas penggunaan dana desa tahun 2020 sebagai mana diatur pada pasal 8A ayat (3) yang menerima BLT-Dana Desa merupakan keluarga yang kehilangan

(37)

mata pencaharian atau pekerjaan, belum terdata menerima Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan kartu pra kerja, serta yang mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun/kronis. Tujuan BLT yaitu Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi, Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama. Manfaat program bantuan langsung tunai (BLT) ini adalah membantu masyarakat miskin untuk tetap memenuhi kebutuhan hariaanya. Terutama pada masa pandemi Covid-19 dimana masyarakat banyak yang terkena dampak Covid-19 salah satunya pada sektor ekonomi, banyaknya masyarakat yang menjadi korban Pemutusan hubungan kerja (PHK). Adanya Program bantuan langsung tunai untuk membantu masyarakat miskin yang terkena dampak pandemi Covid-19.

(38)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang datanya berupa kata-kata yang diolah menjadi deskripsi. Menurut Kirk dan Miller ( dalam Albi Anggito:

2018) mendefinisikan bahwa penelitian penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung pengamatan pada manusia bak dalam pengawasannya maupun pada peristilahannya. Hal tersebut mengidentifikasi hal-hal yang relavan dengan makna baik dalam beragamnya keadaan dunia keberagaman manusia , beragam tindakan, beragam kepercayaan dan minat dengan berfokus pada perbedaan bentuk-bentuk hal yang menimbulkan perbedaan makna.

Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif menggambarkan subjek atau objek penelitian yang berupa suatu lembaga, masyarakat, atau orang berdasarkan fakta-fakta sehingga lebih mudah untuk dianalisis menggunakan pendekatan deskriptif dalam penelitian ini.

Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena untuk mengkaji efektivitas bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat miskin yang terkena dampak Covid-19 di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Dengan menggunakan metode deskriptif sebagai penggambaran subjek atau objek pada suatu bentuk penelitian yang disusun berdasarkan fakta yang ada dilapangan berdasarkan data yang didapat dari hasil penelitian.

(39)

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini di lakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Dengan waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan terhitung mulai bulan September sampai dengan bulan November C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah terdiri dari 2 yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan yang telah ditentukan oleh penulis.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh penulis sebagai data pendukung dalam suatu penelitian seperti berupa buku, jurnal, dan data lain yang secara tidak langsung sebagai sebuah referensi dalam suatu penelitian.

D. Informan Penelitian

Informan memiliki peran yang sangat penting dalam proses pelaksanaan penelititian sebagai sumber data yang di butuhkan penulis. Adapun yang menjadi indorman dalam penelitian ini adalah

1. Kepala Desa dan aparat pemerintah Desa Bontomanai

Dalam pengumpulan data yang menjadi informan penelitian ini adalah kepala desa dan aparat pemerintah Desa Bontomanai sebagai informan utama dalam mendapat informasi yang lebih jelas tentang efektivitas Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin yang terkena

(40)

dampak Covid-19 di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

2. Masyarakat Desa Bontomanai yang mendapat / menerima BLT berjumlah 5 orang.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan suatu alat bantu yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan. Instrument penelitian sangat penting di miliki dalam melakukan suatu penelitian sehingga data yang di peroleh itu lebih akurat dan relevan berdasarkan pada pokok permasalahan yang sedang dikaji.

Adapun yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah sebuah pedoman terperinci yang didalamnya memuat tentang langkah-langkah yang dilakukan saat observasi dilapangan mulai dari merumuskan masalah, kerangka teori untuk menjabarkan perilaku yang akan diobservasi, prosedur dan teknik perekaman, kriteria analisis hingga interpretasi.

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara adalah alat yang digunakan dalam melakukan wawancara yang digunakan untuk bagaiamana dapat memperoleh informasi dan informan yang berupada daftar pertanyaan sehingga alur daripada wawancara yang dilakukan dapat terarah dan maksimal.

3. Alat/ bahan dokumentasi

Alat/bahan dokumentasi adalah benda yang dipakai dalam

(41)

mempermudah mengerjakan suatu penelitian. Penggunaan alat/ bahan dokumntasi sangan penting dalam proses pengumpulan data di lapangan.

Dalam melakukan penelitian digunakan Handphone untuk merekam wawancara, kamera yang berfungsi untuk mendokumentasikan proses wawancara atau hal-hal yang di anggap penting serta alat tulis untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam proses wawancara.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan metode sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah proses pengumpulan data dengan meminta keterangan secara langsung kepada informan mengenai keterangan atau pendapat yang di ketahuinya mengani suatu pokok permasalahan. Dalam pengumpulan data dengan metode wawancara sebelumnya peneliti membuatkan sebuah daftar pertanyaan yang berisi pokok-pokok permasalahan yang akan dipertanyakan yang kemudian akan menjadi data pendukung dalam proses penelitian

b. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara turun ke lapangan demi memperoleh data secara langsung. Observasi dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Dalam hal ini yang diobservasi adalah Kepala dan aparat pemerintah Desa Bontomanai serta masyarakat Desa Bontomanai. Observasi di lakukan

(42)

guna membuktikan dari data yang telah diperoleh dari hasil wawancara.

Hal ini pennting dilakukan untuk bagaiamana peneliti dapat menilai secara langsung tentang hal-hal yang dianggap penting.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses pengumpulan informasi atau bukti yang di ambil saat melakukan penelitian di lokasi. Dokumentasi sangat penting di lakukan sebagai data penunjang dalam penelitian, adapaun yang termasuk dalam dokumetasi adalah berupa gambar, dokumen-dokumen penting serta hal-hal lain yang dapat menunjang proses penelitian.

Dari data yang diperoleh secara keseluruhan kemudian disusun secara deskriptif kualitatif, dalam proses penyususnanya dengan menjelaskan, mengurai, dan menggambarkan sesuai dengan data yang ada sesuai permasalahn mengenai efektivitas Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin yang terkena dampak Covid-19 di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit yang simple,mendeskripsikan dan menyusunnya agar mudah dipahami oleh diri sendiri ataupun orang lain.

(43)

Dalam peneitian ini teknik analisis data yang diguanakan adalah menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan menggunakan data yang telah di peroleh. Menurut Umar Sidiq dan Moh. Miftachul Chori (2019: 42-46) dalam bukunya menjelaskan tentang tahap analisis datanya adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai dengan menelaah seluruh data tersedia dari berbagai sumber yang ada mengenai efektivitas Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin yang terkena dampak Covid-19 di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba yang di dapat melalui penumpulan data dari wawancara, observasi dan dokumentasi yang disusun secara sistemetis agar mudah di pahami.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, atau memilih data-data yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting serta dicari tema dan polanya untuk selanjutnya di masukkan pada proses penyajian data. Reduksi data adalah proses penyederhanaan, penggolongan serta memilah data yang telah diperoleh dari informan melalui hasil wawancara, observasi dan dokumentasi di lokasi Desa Bontomanai sehingga menghasilkan data yang bermakna dan memudahkan dalam penarikan kesimpulan.

3. Penyajian Data

Proses penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk yang berbeda-beda hal ini untuk dilakukan demi mempermudah peneliti dalam menyajikan suatu data yang mudah dimengerti. Dalam penyajiannya dapat berupa

(44)

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sebagainya. Penyajian data merupakan proses disaat semua data yang telah diperoleh di susun dengan mendeskripsikannya yang di susun secara sistematis dari hasil pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah melalui tahap reduksi data sehingga data yang di susun mudah untuk dipahami.

4. Verifikasi/Penarikan kesimpulan

Verivikasi/Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara yang dapat berubah sejalan dengan berjalannnya waktu dengan temuan bukti-bukti yang lebih kuat. Penarikan kesimpulan adalah tahap terakhir dari analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan dari hasil reduksi data dan penyajian data yang disusun dari hasil penelitin yang dilakukan.

(45)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba Desa Bontomanai merupakan desa yang dulunya memiliki kawasan yang luas.

Namun seiring berjalannya waktu, Desa Bontomanai mengalami pemekaran dengan terjadinya pembentukan beberapa desa baru yaitu Desa Batu Karopa, Bulu Lohe, Topanda, Tanah Harapan, dan Desa Bontomanai sendiri. Desa Bontomanai dulunya dipimpin oleh Bapak Muh. Saleh dan merupakan orang pertama yang menjadi kepala Desa Bontomanai.

2. Letak Geografis Desa Bontomanai

Secara kewilayahan, Kabupaten Bulukumba berada pada kondidi empat dimensi, yakni dataran tinggi pada kaki gunung Bawakaraeng Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Kabupaten Bulukumba terletak diujung bagian selatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan industri perahu pinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba 1. 145, 67 km2 dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar 153 Km. Secara Geografis letak Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5°20” sampai 5°40” Lintang Selatan dan 119°50” sampai 120°28” Bujur Timur.

(46)

Gambar 4.1

Desa Bontomanai terletak di kacamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan dan termasuk salah satu desa diantara 13 desa dan 1 kelurahandi Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba dengan batas - batas desa sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Bululohe, Kecamatan Rilau Ale Sebelah Timur : Desa Lonrong, Kecamatan Ujung Loe Sebelah Selatan : Desa Topanda, Kecamatan Rilau Ale Sebelah Barat : Desa Anrang, Kecamatan Rilau Ale

Kondisi Geografis Desa Bontomanai yaitu terdiri dari beberapa daratan, yaitu hutan, sawah dan perkebunan. Yaitu pada bagian barat perbatasan dengan desa Anrang, pada perbatasan tersebut yaitu perbatasan dengan hutan lindung. Pada perbatasan sebelah timur sebelah perbatasan dengan desa Lonrong, pada perbatasan tersebut yaitu perbatasan dengan persawahan. Perbatasan bagian utara perbatasan dengan desa Bulolohe pada perbatasan tersebut dibatasi dengan sungai

(47)

Balantieng. Dan perbatasan bagian selatan yaitu perbatasan dengan desa Topanda dan pada perbatasan tersebut yaitu perbatasan dengan perkebunan cengkeh dan sebagian kecil ada pemukiman masyarakat.

Luas Wilayah Desa Bonomanai : 10, 40 KM2, serta dimana yang kita ketahui bahwa Curah Hujan di desa Bontomanai 2, 500 MM dengan Suhu rata- rata perhari 19 - 24 C. Desa Bontomanai berada diketinggian 900MDL dari permukaan laut dan wilayahnya merupakan daerah dataran tinggi. Jarak dari Kota Kecamatan Rilau Ale + 7 km dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan Roda Dua, atau kendaraan lainnya dengan waktu tempuh + 15 Menit.

Sedangkan jarak Desa Bontomanai ke Kota Bulukumba + 15 Km, dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan Roda Empat dan Kedaraan Roda Dua, atau kendaraan lainnya dengan waktu tempuh + 30 Menit dan jarak Desa Bontomanai ke Ibu Kota Provinsi + 160 Km, dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan Roda Empat dan Roda Dua, atau kendaraan lainnya dengan waktu tempuh + 3 Jam. Desa ini memiliki tingkat kemiringan tanah yakni 45 Derajat, dan tingkat erosii tanah dan banjir Ringan sebesar 123 Ha/M, dan Erosi Tanah dan Banjir Berat 90 Ha/ M. Luas tanah erosi dan Banjir 213 Ha/M.

3. Visi dan Misi Desa a. Visi

Visi adalah suatu gambaran ideal tentang keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan Visi Desa Bontomanai dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan pihak - pihak yang berkepentingan didesa seperti pemerintah Desa, BPD, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), tokoh masyarakat, tokoh agama,

(48)

tokoh perempuan, tokoh pemuda dan masyarakat desa pada umumnya.

Berdasarkan hasil musyawarah bersama maka ditetapkan Visi Desa Bontomanai adalah:

“ MEMBANGUN SUMBER DAYA MANUSIA DAN POTENSI ALAM MENUJU MASYARAKAT YANG SEJAHTERA DAN MANDIRI”

b. Misi

Selain penyusunan Visi juga ditetapkan misi- misi yang memuat sesuatu peryataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar Visi Desa dapat tercapai.

Pernyataan visi ini dijabarkan kedalam misi agar dapat dioperasionalkan dan dikerjakan, adapun Misi Desa Bontomanai adalah:

1) Membangun Sumber Daya Manusia

Dalam membangun sumber daya manusia adalah faktor pertama dan utama dalam mencapai suatu keberhasilan, dan oleh karenanya saya programkan:

a) Kepedulian akan terciptanya masyarakat yang sehat dan tangguh.

b) Kepedulian/perhatian pada sektor keagamaan melalui peningkatan dan pembinaan lembaga keagamaan yang ada dan memotivasi masyarakat untuk senantiasa memakmurkan sarana ibadah yang telah tersedia c) Mendorong masyarakat untuk senantiasa mengikuti dan pelatihan d) Menciptakan suasana yang aman, damai, dan tertib.

2) Potensi alam Desa Bontomanai yang meliputi sektor pertanian dan perkebunan dan sektor perkembangan yang juga memungkinkan untuk secara baik.

(49)

Melalui sektor tersebut diatas saya telah merencanakan suatu program yang sifatnya berpihak terhadap masyarakat melalui program produktivitas pertanian antara lain:

a) Melalui penyuluhan terhadap masyarakat dengan melibatkan instansi terkait dalam hal pola dan pemeliharaan tanaman.

b) Pemberdayaan kelompok P3A dengan tujuan mengantisipasi timbulnya permasalahan air yang dapat berdampak negatif.

c) Membina dan mengarahkan masyarakat untuk senantiasa mengikuti jadwal tanam pada setiap musim.

d) Mengadakan monitoring terhadap petani pada tiap - tiap kelompok untuk mengantisipasi keluhan dan kebutuhan yang diperlakukan.

3) Sektor perkebunan.

Untuk sektor perkebunan dimana wilayah Desa Bontomanai berbagai macam hasil perkebunan yang merupakan andalan dan kebutuhan oleh para pengusaha dan oleh karenanya saya programkan: Melakukan kerjasama dengan instalasi terkait dalam hal penyakit/hama tanaman yang menyerang.

a) Melakukan pencegahan terhadap para pengusaha dalam hal permainan harga produksi masyarakat yang berakibat merugikan masyarakat.

4) Sektor pertambangan

Desa Bontomanai terdapat wilayah pertambangan yang apabila dikelolah dengan baik akan tercipta nilai tambah untuk kehidupan masyarakat dalam sektor ini saya akan membina serta mengarahkan masyarakat untuk menggali potensi ini dengan prinsip tetap menjaga dan melindungi hal yang dapat merusak alam yang berpotensi menimbulkan bencana alam.

(50)

5) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana ini adalah faktor penunjang yang sangat memberi manfaat bagi kelancaran roda perekonomian masyarakat,oleh karenanya saya berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan;

a) Pembenahan/perbaikan jalan yang telah ada,

b) Perintisan jalan tani yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat 6) Hal yang lain akan saya lakukan adalah melanjutkan program yang telah

direncanakan melalui hasil musrembang yang tertuang dalam RPJM desa yang disetujui dan dirumuskan oleh lembaga yang ada di Desa Bontomanai.

4. Struktur Organisasi Kantor Desa Bontomanai

Tabel 4.1 Kepala Desa

Lukman

Sekretaris Desa Ridwan

KAUR Keuangan

KAUR Tata Usaha KAUR

Perencanaan Rismawati

Ridwan, S. KOM

Muh.

Irham Muh. Irham

KASI Kesejahteraan

KASI Pelayanan KASI

Pemerintahan

Syafran Z

Bahtiar Diana Fitri Syafran Z

Bahtiar

Kepala Dusun Macinna

Kepala Dusun Masowani

Kepala Dusun Bontomanai

Kepala Dusun Bontosumange

Kepala Dusun Macinna

Akral Masrah Arifin Akbar M. Nur,

S.Pd

H.A.

Syarifuddin Rusdi Ramli

(51)

Berdasarkan tabel 4.1 dilihat dari segi administratif, desa Bontomanai terdiri dari 5 Dusun yang dipimpin oleh kepala desa, disamping itu kepala desa dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh beberapa perangkat desa seperti sekretaris desa, Kasi Kesejahteraan, Kasi Pemerintahan, Kasi Pelayanan, Kaur Keuangan, Kaur Perencanaan, Kaur Tata Usaha.

B. Deskripsi Informan Penelitian

Informan (subjek) dalam penelitin ini sebanyak 10 orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Desa. 1 orang Sekretaris Desa, 1 Orang Aparat Desa dan juga Masyarakat Desa Bontomanai yang menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) berjumlah 7 orang. Berikut ini profil dari masing - masing responden.

1. Informan I, dengan inisial LK, Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Informan pertama sekaligus informan utama dalam penelitian ini adalah seorang laki-laki yang memiliki perawakan badan kurus dan berkulit sawo matang. LK merupakan Kepala Desa Bontomanai.

2. Informan II dengan inisial RD, Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Informan kedua dalam penelitian ini adalah seorang laki-laki yang memiliki kulit sawo matang, badan cukup berisi, dan berjenggot. RD merupakan Sekretaris Desa di kantor desa Botomanai.

3. Informan III, dengan inisial ZF,Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

(52)

Informan ketiga dalam penelitian ini adalah seorang laki-laki yang memiliki perwakan badan kurus, kulit sawo matang, dan suara agak serak. ZF merupakan salah satu aparat kantor desa Bontomanai sekaligus KASI Kesejahteraan dan KASI Pelayanan.

4. Informan IV, dengan inisial I, Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Informan keempat dalam penelitian ini adalah seorang perempuan yang memiliki ukuran badan yang cukup pendek, memiliki kulit yang agak gelap dan juga sedikit kurus. I merupakan salah satu masyarakat desa Bontomanai yang menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) di tahun 2020 dan tahun 2021.

5. Informan V, dengan inisial H, Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Informan kelima dalam penelitian ini adalah seorang perempuan yang memiliki badan agak bungkuk, kulit sedikit putih dan juga kulit yang cukup keriput. H meupakan salah satu masyarakat desa Botomanai yang menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) ditahun 2020.

6. Informan VI, dengan inisial B, Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Informan keenam dalam penelitian ini adalah seorang laki-laki yang memiliki rambut putih, badan tinggi dan juga memiliki kulit yang cukup gelap. S merupakan seorang petani dan juga salah satu masyarakat desa Bontomanai yang menerima Bantuan Langusung Tunai (BLT) I tahun 2020.

(53)

7. Informan VII, dengan inisial M, Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Informan ketujuh dalam penelitian ini adalah seorang perempuan yang memiliki perawakan badan yang pendek sedikit bungkuk dan memiliki kulit sawo matang. M merupakan salah satu masyarakat desa Bontomanai yang menerima Bantuan Langsug Tunai (BLT) tahun 2020 dan 2021.

8. Informan VIII, dengan inisial R, Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba..

Informan kedelapan dalam penelitian ini adalah seorang laki-laki yang memiliki perawakan badan yang terbilang cukup pendek dan juga cukup tinggi, memiliki kulit sawo matang. R ini merupakan masyarakat desa Bontomanai yang menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2020.

9. Informan IX, dengan inisial N, Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Informan kesembilan dalam penelitian ini adalah seorang perempuan yang memiliki perawakan badan yang cukup tinggi dan menggunakan togkat saat berjalan, memiliki kulit cukup putih. N ini merupakan masyarakat desa Bontomanai yang menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2020.

10. Informan X, dengan inisial D, Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Informan kesepuluh dalam penelitian ini adalah seorang perempuan yang memiliki perawakan badan yang cukup pendek dan juga menggunakan tongkat saat berjalan, memiliki kulit sawo matang, D ini merupakan

(54)

masyarakat desa Bontomanai yang menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2021.

11. Informan XI, dengan inisial HA, Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Informan kesebelas dalam penelitian ini adalah seorang perempuan yang memiliki perawakan badan yang cukup tinggi dan juga muka yang agak lanjong memiliki kulit sawo matang. HA ini merupakan masyarakat Desa Bontomanai yang menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Tahun 2021.

12. Informan XII, Dengan Inisial MU, Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Informan keduabelas pada penelitian ini adalah seorang perempuan yang memiliki kulit sawo matang dan perawakan badan yang cukup kecil

merupakan ibu rumah tangga dan merupakan masyarakat Desa Bontomanai yang mnerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Tahun 2021.

13. Informan XIII, Dengan Inisial DR, Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Informan ketigabelas pada penelitian ini adalah seorang perempuan yang merupakan ibu rumah tangga yang memiliki perawakan badan cukup tinggi dan kulit sawo matang merupakan masyarakat Desa Bontomanai yang menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Tahun 2021.

14. Informan XIV, Dengan Inisial NU, Wawancara dilakukan di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba

(55)

Informan Ke- empat belas pada penelitian ini adalah seorang perempuan memiliki kulit sawo matang dan badan yang uckup berisi dan perawakan badan yang cukup tinggi, NU ini merupakan masyarakat Desa Bontomanai yang menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2021.

C. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini saya melaksanakan langsung observasi dan wawancara langsung terkait Efektifitas Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin Yang Terpapar Dampak Covid-19 Di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba, mengajukan setiap pertanyaan dan diwajibkan untuk dijawab sesuai dengan fakta dilapangan.

Efektivitas Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bagi Masyarakat Miskin Yang Terkena Dampak Covid-19 Di Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

A. Kondisi Pandemi Covid-19 di Desa Bontomanai Kec. Rilau Ale Kab.Bulukumba

Rasio penyebaran atau angka reproduksi (RO) terhadap virus Covid-19 Kabupaten Bulukumba belum berada di bawah 1. Namun, tetap ada sedikit penurunan angka penularan dari bulan sebelumnya yang mencapai angka tertinggi di atas 100 kasus. Penurunan sekira 40 sampai 60 kasus per hari yang berdasarkan pada kejadian, bukan harian. Ini karena terkadang dilaporkan terdapat 40 kasus, namun kemudian besoknya naik menjadi 90 kasus.

Gambar

Tabel 4.1  Kepala Desa Lukman  Sekretaris Desa Ridwan KAUR Keuangan  KAUR  Tata UsahaKAUR Perencanaan Rismawati Ridwan,   S

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu yang paling mempengaruhi dari pada jumlah denyut nadi adalah berat badan dimana berat badan sangat berperan penting dalam jumlah denyut nadi, karna kebanyakan

nampung larutan yang menetes dari benda kerja saat selesai dilakukan proses pelapisan maupun pencucian, tidak memilih produk yang akan dilapis sehingga banyak produk

Media pembelajaran ini dirancang agar dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam mempelajari materi sistem koordinat; (2) rancang bangun media pembelajaran sistem

Bahwa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Biak-Papua sebagai Lembaga pendidikan tinggi yang telah mendapat kepercayaan dari masyarakat, dipandang perlu disusun

Bahan bakar nuklir yang telah selesai digunakan untuk menghasilkan energi dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ( PL TN) akan dikeluarkan dari reaktor nuklir dan menjadi bahan

1) Dr. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan dan juga Sebagai Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan ijin

Akan tetapi lebar strip kertas tidak dapat dibuat sekecil mungkin (terutama untuk diameter tabung yang besar), karena akan mengakibatkan lamanya waktu produksi (karena

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan