• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

23 3.1.1 Setting Penelitian

(1) Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Sambeng Kecamatan Todanan Kabupaten Blora semester II tahun ajaran 2012/2013 dengan alasan:

a. Guru kelas 5 SD Negeri Sambeng masih menggunakan metode pembelajaran yang bersifat konvensional dan monoton yang berakibat hasil belajar IPA siswa rendah

b. SD Negeri Sambeng merupakan daerah yang berada di desa yang sebagian besar orang tua siswa bermata pencaharian sebagai petani dengan tingkat pendidikan rendah sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa.

(2) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sambeng Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Waktu pelaksanaan diawali dengan tahap persiapan sampai pelaporan dan dilaksanakan dalam jangka waktu satu semester atau kurang lebih 4 bulan. Dimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan April.

Alasan mendasar penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2013 sampai bulan April 2013, karena hari-hari tersebut merupakan hari-hari efektif dalam kegiatan belajar mengajar pada semester II tahun ajaran 2012/2013.

Pelaksanaan penelitian dimulai dari observasi awal, penyusunan proposal, penyusunan instrumen seperti RPP, lembar observasi, lembar evaluasi dan media yang diperlukan, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan hasil penelitian. Rincian waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut

(2)

Tabel 3.1

Rincian Waktu Penelitian

No Jenis Kegiatan

Januari’13 Febuari’13 Maret’13 April’13 Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Observasi awal dengan

guru sampai penyusunan proposal

2 Penyusunan RPP, penyiapan peralatan dan instrumen

3 Pengumpulan data/pelaksanaan

penelitian yang terdiri dari siklus I dan siklus II

4 Analisis data

5 Penyusunan laporan

3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian

Bardasarkan judul penelitian yaitu upaya peningkatan hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) melalui benda konkret pada siswa kelas 5 SD Negeri Sambeng Kecamatan Todanan Kabupaten Blora tahun ajaran 2012/2013, maka subjek penelitiannya adalah siswa kelas 5 SD Negeri Sambeng tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Latar belakang siswa tersebut 80% berasal dari keluarga kurang mampu orang tua mereka bermata pencaharian sebagai petani.

Siswa kelas 5 SD Negeri Sambeng mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Keaktifan siswa saat mengikuti proses pembelajaran masih rendah.

Siswa masih banyak yang hanya sebatas mencatat dan menerima begitu saja apa yang disampaikan oleh guru. Hasil belajar IPA siswa kelas 5 juga tergolong rendah. Dari 19 siswa pada pra siklus menunjukkan hanya sebesar 26,32% atau sebanyak 5 siswa yang tuntas belajar dengan mendapatkan nilai ≥ 69 kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan sekolah. Siswa yang sudah tuntas ini

(3)

memang sudah memiliki tingkat pemahaman tergolong tinggi. Sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 14 siswa atau 73,68%. Siswa yang tidak tuntas belajar pada umumnya sering tidak memperhatikan penjelasan dari guru, tidak mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh yang diberikan guru, tidak mau bertanya dengan teman atau guru jika mengalami kesulitan, serta kurang memanfaatkan sumber belajar yang ada.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyanto (1997: 4) dalam Mahmud (2011: 199) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan menggunankan tipe PTK kolaboratif yaitu peneliti berkolaborasi dengan guru kelas 5 SD Negeri Sambeng. Peneliti sebagai perancang RPP dan menyiapkan segala keperluan pembelajaran, sedangkan guru yang mengajarkan pada saat pelaksanaan penelitian. Observasi dilakukan oleh guru/teman sejawat dan peneliti.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60). Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan orang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Jadi variabel penelitian merupakan suatu objek penelitian yang akan dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah 1. Variabel bebas (Independen)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen)

(4)

(Sugiyono, 2010: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) (X1) dan benda konkret (X2).

2. Variabel terikat (Dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar IPA (Y).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran CLIS dan penerapan model pambelajaran CLIS oleh guru, tes untuk mengetahui pencapaian hasil belajar IPA yang diperoleh siswa kelas 5, serta dokumentasi untuk memperoleh data hasil belajar IPA siswa.

3.4.1 Observasi

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Nana Sudjana, 2010: 84). Observasi ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran CLIS dan penerapan model pembelajaran CLIS oleh guru. Kisi-kisi dalam pembuatan lembar observasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Model Pembelajaran CLIS

No Aspek Indikator Item

soal 1 Pra Pembelajaran (1) Menempati tempat duduk masing-

masing

(2) Kesiapan siswa menerima pelajaran

1 2 2 Kegiatan Awal (3) Menjawab salam dengan tegas

(4) Mampu menjawab apersepsi dari guru (5) Memperhatikan dengan seksama

tujuan pembelajaran yang akan dicapai

3 4 5

(5)

No Aspek Indikator Item soal 2 Kegiatan Inti Eksplorasi

(6) Mendengarkan penjelasan dari guru (7) Memberikan pendapat saat diberi

kesempatan oleh guru (8) Berkelompok dengan teman Elaborasi

(9) Menggunakan benda konkret untuk percobaan

(10) Memperhatikan cara melakukan percobaan

(11) Melakukan percobaan/pengamatan (12) Menjaga ketertiban saat proses

percobaan berlangsung

(13) Mengerjakan lembar kerja siswa (14) Berdiskusi dengan teman dalam

kelompok Konfirmasi

(15) Mempresentasikan hasil diskusi (16) Bertanya jika mengalami kesulitan (17) Memberikan pendapat presentasi

kelompok lain

(18) Memperhatikan contoh penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari

6 7 8 9 10 11 12 13 14

15 16 17 18 3 Kegiatan Akhir (19) Terlibat aktif dalam membuat

kesimpulan untuk mendapatkan pemantapan materi

(20) Mengerjakan evaluasi dengan sungguh-sungguh

19

20

Jumlah 20

Tabel 3.3

Kisi-kisi Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran CLIS

No Aspek Indikator Item

soal

1 Pra pembelajaran

(1) Kelengkapan dan kesesuaian media dengan materi

(2) Kesiapan guru dalam mengajar (3) Mengatur tempat duduk siswa

1 2 3 2 Melakukan kegiatan

awal

(4) Membuka pelajaran dengan doa dan mengucapkan salam

4

(6)

(5) Menyampaikan motivasi dan apersepsi sesuai dengan materi

(6) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

5 6 2 Melakukan kegiatan

inti pembelajaran

Eksplorasi

(7) Mengajukan pertanyaan tentang sifat- sifat cahaya

(8) Menjelaskan tentang materi cahaya (9) Membagi siswa menjadi dalam

kelompok Elaborasi

(10) Menggunakan benda konkret untuk percobaan

(11) Menjelaskan cara melakukan percobaan

(12) Membimbing siswa melakukan percobaan/pengamatan

(13) Membagikan lembar kerja siswa (14) Mengamati kegiatan siswa Konfirmasi

(15) Memberikan penguatan atas hasil diskusi siswa

(16) Memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami siswa

(17) Memberi contoh aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

17 3 Melakukan kegiatan

penutup

(18) Melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari oleh siswa untuk

memantapkan gagasan awal siswa (19) Menutup pembelajaran dengan

menyampaikan pokok materi untuk pertemuan selanjutnya

(20) Melakukan refleksi dan tindak lanjut

18

19

20

Jumlah 20

3.4.2 Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharsimi Arikunto, 2007: 53). Soal tes yang digunakam peneliti untuk mengukur tingkat hasil belajar IPA siswa kelas 5 yaitu tes tertulis bentuk pilihan ganda. Kisi-kisi pembuatan soal tes antara lain sebagai berikut:

(7)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Soal Tes IPA Siklus I Materi Cahaya dan Sifat-sifatnya No. Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomor

Soal 1. 6. Menerapkan

sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.

6.1. Mendes kripsikan sifat-sifat cahaya

1. Menyebutkan sumber cahaya dalam kehidupan sehari-hari

1, 2, 3, 4, 8

2. Membuktikan sifat cahaya dapat merambat lurus

5, 6, 7, 9, 19

3. Mendemonstrasikan sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, gelap)

10, 11, 12, 20

4. Membuktikan sifat cahaya dapat dipantulkan

13, 15, 16,17, 18 5. Menyebutkan contoh benda

yang menggunakan cermin (cekung, cembung)

14

Jumlah 20

Tabel 3.5

Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar IPA Siklus II Materi Cahaya dan Sifat-sifatnya No. Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomor

Soal 1. 6. Menerapka

n sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.

6.1. Mendes kripsikan sifat-sifat cahaya

1. Membuktikan sifat cahaya dapat dibiaskan

1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 14 2. Membuktikan sifat cahaya

dapat diuraikan

6, 8, 12, 13

3. Menyebutkan contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari

9, 15

Jumlah 15

(8)

3.4.3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 231) dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data hasil belajar IPA siswa.

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 173). Analisis validitas bertujuan mengkaji kesahihan alat ukur atau soal dalam menilai apa yang seharusnya diukur atau mengkaji ketepatan soal tes sebagai alat ukur (Sudjana, 2010: 149). Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,2 (Tukiran dan Hidayati, 2011: 135). Untuk mengetahui validitas instrument peneliti menggunakan analisis SPSS 19 for windows. Soal yang digunakan untuk uji validitas ada 50 soal dan yang valid ada 43 soal yang akan digunakan dalam penelitian siklus I dan siklus II. Siklus I menggunakan 20 soal dan siklus II menggunakan 15 soal.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Tukiran dan Hidayati, 2011: 135).

Uji reliabilitas penelitian menggunakan teknik Alpha (George and Mallery, 1995) dalam Minarti (2008), dengan kriteria sebagai berikut :

α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima

(9)

0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus α > 0,9 : reliabilitas memuaskan

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam penngumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Selain uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen yang akan digunakan dalam penelitian juga dilakukan uji tingkat kesukaran soal. Menurut Sudjana (2010: 137) cara untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N =banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan

Kriteria yang diunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut atau sebaliknya. Kriteria indeks kesulitan soal tersebut adalah:

0 – 0.30 = soal kategori sukar 0.31- 0.70 = soal kategori sedang 0.71- 1.00 = soal kategori mudah

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengolah data nilai tes hasil belajar IPA. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa.

3.6.1 Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa

Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) melalui benda konkret yang berpedoman pada lembar observasi

(10)

aktivitas siswa. Lembar observasi terdiri dari 20 pernyataan. Penskoran lembar observasi disajikan dalam tabel 3.6 sebagai berikut

Tabel 3.6

Penskoran Lembar Observasi Aktivitas Siswa Aspek yang

Diamati

Jumlah Item

Skor

Jumlah Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Pra

pembelajaran 2 1 2 3 4 8

Kegiatan Awal 3 1 2 3 4 12

Kegiatan Inti 13 1 2 3 4 52

Kegiatan

Akhir 2 1 2 3 4 8

Skor maksimal 80

Persentase diperoleh dari skor pada lembar observasi dikualifikasikan untuk menentukan seberapa baik aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) melalui benda konkret.

Untuk setiap siklus presentase diperoleh dari rata-rata presentase aktivitas siswa pada setiap pertemuan.

Presentase =

Hasil data observasi aktivitas siswa dianalisis dengan pedoman kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.7

Kriteria Aktivitas Siswa

Presentase Skor Kriteria

75% - 100% 60-80 Sangat Baik

50% - 74,99% 40-59 Baik

(11)

25% - 49.99% 20-39 Cukup

0% - 24,99% < 19 Kurang

3.6.2 Analisis Data Observasi Kinerja Guru

Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) melalui benda konkret yang berpedoman pada lembar observasi kinerja guru. Lembar observasi terdiri dari 20 pernyataan. Penskoran lembar observasi disajikan dalam tabel 3.8 sebagai berikut

Tabel 3.8

Penskoran Lembar Observasi Kinerja Guru Aspek yang

Diamati

Jumlah Item

Skor

Jumlah Kurang Cukup Baik Sangat

Baik Pra

pembelajaran 3 1 2 3 4 12

Kegiatan Awal 3 1 2 3 4 12

Kegiatan Inti 11 1 2 3 4 44

Kegiatan

Akhir 3 1 2 3 4 12

Skor maksimal 80

Persentase diperoleh dari skor pada lembar observasi dikualifikasikan untuk menentukan seberapa baik kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) melalui benda konkret. Untuk setiap siklus presentase diperoleh dari rata-rata presentase kinerja guru pada tiap pertemuan.

Presentase =

(12)

Hasil data observasi kinerja guru dianalisis dengan pedoman kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.9

Kriteria Kinerja Guru

Presentase Skor Kriteria

75% - 100% 60-80 Sangat Baik

50% - 74,99% 40-59 Baik

25% - 49.99% 20-39 Cukup

0% - 24,99% < 19 Kurang

3.6.3 Analisis Data Nilai Tes Hasil Belajar IPA

Hasil tes siswa dianalisis untuk menentukan peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA siswa. Peningkatan ketuntasan mengikuti ketentuan sekolah bahwa siswa dinyatakan tuntas dalam setiap tes jika nilai yang diperoleh ≥ 69. Maka dalam penelitian ini juga menggunakan ketentuan yang ditetapkan sekolah, untuk menentukan persen (%) ketuntasan siswa dengan menggunakan perhitungan persen (%) yaitu sebagai berikut :

Presentase ketuntasan =

3.7 Indikator Kinerja

Dalam penelitian ini sebagai patokan keberhasilan bagi peneliti pada pembelajaran IPA kelas 5 dengan menggunakan model pembelajaran CLIS melalui benda konkret yaitu kriteria keberhasilannya 80% dari seluruh siswa kelas 5 SD Negeri Sambeng telah mencapai atau melebihi KKM ≥ 69.

(13)

3.8 Prosedur Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan, siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan dan tiap pertemuan 70 menit. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Tukiran Taniredja (2010: 24) model Kemmis dan Mc

Taggart pada hakikatnya berupa perangkat-

perangkat atau untaian- untaian dengan satu

perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi, yang keempatnya merupakan

satu siklus (Depdiknas, 1999:21). Model

Kemmis dan Mc Taggart dapat

digambarkan sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc Taggart (Tukiran Taniredja, 2010: 24)

Tahap-tahap perencanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Permintaan izin

Permintaan izin kepada kepala SD Negeri Sambeng Kecamatan Todanan.

(14)

2. Observasi dan wawancara

Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang SD Negeri Sambeng secara keseluruhan dan keadaan proses belajar mengajar mata pelajaran IPA. Kegiatan wawancara dilakukan dengan guru kelas 5 untuk mengetahui proses pembelajaran IPA di kelas 5 tentang aktivitas siswa dan hasil belajar IPA yang diperoleh siswa.

3. Identifikasi masalah

Pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri Sambeng masih didominasi oleh guru, sehingga siswa kurang aktif saat proses pembelajaran. Guru masih banyak memberikan ceramah dan siswa hanya mendengar dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Siswa sering berbicara dengan teman saat guru sedang menjelaskan materi, siswa kurang sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas dari guru, ini berakibat hasil belajar IPA siswa kelas 5 masih rendah di bawah KKM ≥ 69.

4. Menyusun rencana penelitian

Tahap ini peneliti menyusun serangkaian kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran CLIS melalui benda konkret pada setiap siklus tindakan kelas.

3.9 Rencana Tindakan 3.9.1 Siklus I

1. Tahap Perencanaan

a. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai model pembelajaran CLIS

c. Menyiapkan benda-benda yang akan digunakan dalam pembelajaran d. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan

lembar observasi penerapan model pembelajaran CLIS.

(15)

e. Membuat soal tes siklus I untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa 2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari 3 pertemuan yaitu sebagai berikut:

a. Pertemuan pertama

Langkah-langkah pembelajarannya adalah:

(1) Kegiatan Awal

a) Guru menyiapkan peralatan pembelajaran

b) Guru membuka pelajaran dengan doa dan mengucapkan salam c) Guru menyampaikan motivasi dan apersepsi tentang sifat cahaya d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai (2) Kegiatan Inti

Eksplorasi

a) Guru mengajukan pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya b) Melalui tanya jawab guru menjelaskan tentang materi cahaya c) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggota 3-4

siswa Elaborasi

a) Guru menggunakan benda konkret untuk percobaan b) Guru menjelaskan cara melakukan percobaan

c) Guru membimbing siswa melakukan percobaan/pengamatan sifat cahaya dapat merambat lurus dan menembus benda bening

d) Guru membagikan lembar kerja siswa e) Guru mengamati kegiatan siswa

f) Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas Konfirmasi

a) Guru memberikan penguatan atas hasil diskusi siswa

b) Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami siswa

c) Guru memberi contoh aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari (3) Kegiatan Akhir

(16)

a) Guru melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari oleh siswa untuk memantapkan gagasan awal siswa b) Guru menutup pembelajaran dengan menyampaikan pokok materi

untuk pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam b. Pertemuan kedua

Langkah-langkah pembelajarannya adalah:

(1) Kegiatan Awal

a) Guru menyiapkan peralatan pembelajaran

b) Guru membuka pelajaran dengan doa dan mengucapkan salam c) Guru menyampaikan motivasi dan apersepsi tentang sifat cahaya d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai (2) Kegiatan Inti

Eksplorasi

a) Guru mengajukan pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya b) Melalui tanya jawab guru menjelaskan tentang materi cahaya c) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggota 3-4

siswa Elaborasi

a) Guru menggunakan benda konkret untuk percobaan b) Guru menjelaskan cara melakukan percobaan

c) Guru membimbing siswa melakukan percobaan/pengamatan sifat cahaya dapat dipantulkan

d) Guru membagikan lembar kerja siswa e) Guru mengamati kegiatan siswa

f) Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas Konfirmasi

a) Guru memberikan penguatan atas hasil diskusi siswa

b) Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami siswa

c) Guru memberi contoh aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari (3) Kegiatan Penutup

(17)

a) Guru melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari oleh siswa untuk memantapkan gagasan awal siswa b) Guru menutup pembelajaran dengan menyampaikan materi untuk

pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam c. Pertemuan ketiga

a) Guru memberikan soal tes kepada siswa

b) Guru bersama siswa membahas soal tes yang telah dikerjakan siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa.

3. Observasi

Observasi/pengamatan dilakukan oleh observer dan peneliti bersamaan dengan pelaksanaan tindakan sehingga observer dapat menganalisis proses kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa saat mengikuti proses pembelajaran dan mengamati penerapan model pembelajaran CLIS melalui benda konkret.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan untuk melihat kembali apakah tindakan yang dilaksanakan dapat menghasilkan perbaikan pembelajaran sesuai tujuan yang diinginkan. Refleksi dilakukan untuk menganalisis temuan berupa hambatan atau kekurangan yang dijumpai selama pelaksanaan siklus I dan sebagai masukan suklus II.

3.9.2 Siklus II 1. Perencanaan

a. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan merumuskan kembali masalah yang muncul pada siklus I

b. Membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran CLIS

c. Menyiapkan bahan-bahan untuk percobaan

(18)

d. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan lembar observasi penerapan model pembelajaran CLIS

e. Membuat soal tes siklus II untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa.

2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II terdiri dari 2 pertemuan yaitu sebagai berikut:

a. Pertemuan pertama

Langkah-langkah pembelajarannya adalah:

(1) Kegiatan Awal

a. Guru menyiapkan pembelajaran

b. Guru membuka pelajaran dengan doa dan mengucapkan salam c. Guru menyampaikan motivasi dan apersepsi tentang sifat cahaya d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai (2) Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru mengajukan pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya b. Melalui tanya jawab guru menjelaskan tentang materi cahaya c. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggota 3-4

siswa Elaborasi

a. Guru menggunakan benda konkret untuk percobaan b. Guru menjelaskan cara melakukan percobaan

c. Guru membimbing siswa melakukan percobaan/pengamatan sifat cahaya dapat merambat lurus dan menembus benda bening

d. Guru membagikan lembar kerja siswa e. Guru mengamati kegiatan siswa

f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas Konfirmasi

a. Guru memberikan penguatan atas hasil diskusi siswa

(19)

b. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami siswa

c. Guru memberi contoh aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari (3) Kegiatan Akhir

a. Guru melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari oleh siswa untuk memantapkan gagasan awal siswa b. Guru menutup pembelajaran dengan menyampaikan pokok materi

untuk pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam

b. Pertemuan kedua

Langkah-langkah pembelajarannya adalah:

(1) Kegiatan Awal

a. Guru menyiapkan pembelajaran

b. Guru membuka pelajaran dengan doa dan mengucapkan salam c. Guru menyampaikan motivasi dan apersepsi tentang sifat cahaya d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai (2) Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru mengajukan pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya b. Melalui tanya jawab guru menjelaskan tentang materi cahaya c. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggota 3-4

siswa Elaborasi

a. Guru menggunakan benda konkret untuk percobaan b. Guru menjelaskan cara melakukan percobaan

c. Guru membimbing siswa melakukan percobaan/pengamatan sifat cahaya dapat dipantulkan

d. Guru membagikan lembar kerja siswa e. Guru mengamati kegiatan siswa

f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

(20)

Konfirmasi

a. Guru memberikan penguatan atas hasil diskusi siswa

b. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami siswa

c. Guru memberi contoh aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari (3) Kegiatan Penutup

a. Guru melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari oleh siswa untuk memantapkan gagasan awal siswa b. Guru memberikan soal tes kepada siswa

c. Guru bersama siswa membahas soal tes yang telah dikerjakan siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa.

3. Observasi

Peneliti mengamati jalannya pembelajaran siklus II dan mencatat temuan yang terjadi kemudian mengisi lembar observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan penerapan model pembelajaran CLIS.

4. Refleksi

Data-data yang terkumpul dalam lembar observasi maupun data nilai hasil tes dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Hasil dianalisis apakah setiap tahapan sudah menunjukkan peningkatan atau belum. Setelah semua data dianalisis peneliti membuat laporan penelitian.

Gambar

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc Taggart (Tukiran Taniredja, 2010: 24)

Referensi

Dokumen terkait

Dari proses pembentukan suara pada teknik bernyanyi lagu daerah di SMP Negeri 12 Yogyakarta mendapat tanggapan yang positif karena pengajar merasa memperoleh ilmu pengetahuan

Berfungsi mengatur dan mengendalikan kegiatan bagian pelayanan keperawatan sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit Roemani menuju terwujudnya pelayanan keperawatan yang prima.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan bubur pepaya dan bubur terung belanda berpengaruh nyata terhadap nilai total padatan terlarut selai yang

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

Sistem Informasi BKD Single Window yang disingkat menjadi BSW adalah sebuah aplikasi pendataan pegawai terpadu berbasis web yang bertujuan untuk memudahkan mendata pegawai

ProducƟ on (Ton) Rerata Produksi/ Yield (Kg/Ha) Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja (TK) TBM/ Immature TM/ Mature TTM/TR/ Damaged Jumlah/ Total 1. JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA

Analisis data di hitung dan di analisis dengan uji hipotesis, yaitu untuk mengetahui pengaruh masing-masing antara budaya perusahaan dan lingkungan kerja terhadap

Model fluida mosaik mengusulkan bahwa protein integral membran memiliki gugus R asam amino yang bersifat hidrofobik pada permukaan protein yang akan