• Tidak ada hasil yang ditemukan

LINK AND MATCH KETENAGAKERJAAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LINK AND MATCH KETENAGAKERJAAN 1"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LINK AND MATCH KETENAGAKERJAAN 1

(2)

LINK AND MATCH KETENAGAKERJAAN 3

(3)

LINK AND MATCH KETENAGAKERJAAN 3

(4)

KATA PENGANTAR

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sampai saat ini tetap fokus melakukan langkah- langkah strategis, transformatif dan inovatif untuk mengatasi masalah dan tantangan di sektor ketenagakerjaan melalui Sembilan Lompatan Kemnaker. Salah satu dari sembilan lompatan tersebut adalah Link and Match Ketenagakerjaan yang memiliki keterkaitan dan kesepadanan antara kompetensi yang dimiliki serta pencari kerja yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

Pusat Data dan Teknologi Informasi Ketenagakerjaan menyusun sebuah booklet ketenagakerjaan dengan tema Link and Match Ketenagakerjaan yang menyajikan data dan informasi mengenai upaya Kemnaker dalam mengimplementasikan program Link and Match Ketenagakerjaan yang diharapkan dapat membangun integrasi pelatihan, sertifikasi, dan penempatan tenaga kerja dalam sebuah bisnis proses utuh dan efektif untuk mempertemukan pencari kerja dengan permintaan pasar kerja secara lebih menyeluruh.

Tim Penyusun

Pengarah : Drs. Bambang Satrio Lelono, M.A Penanggung Jawab : Dr. Mohammad Mustafa

Sarinanto, M.Eng Koordinator : Fidia Arifdianty, SH Editor : Sumantri Wibowo, S.Kom

Nikhen Pratiwi Sekar Tanjung, S.Si, M.Si Penyusun : Nikhen Pratiwi Sekar Tanjung, S.Si, M.Si

Devi Mariana Rania, S.Kom Rina Irania Aminarsih, S.Kom Marisa Limun

Layout : Nikhen Pratiwi Sekar Tanjung, S.Si, M.Si Devi Mariana Rania, S.Kom

Rina Irania Aminarsih, S.Kom

Diterbitkan oleh :

Pusat Data dan Teknologi Informasi Ketenagakerjaan Oktober 2021

(5)

KATA PENGANTAR

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sampai saat ini tetap fokus melakukan langkah- langkah strategis, transformatif dan inovatif untuk mengatasi masalah dan tantangan di sektor ketenagakerjaan melalui Sembilan Lompatan Kemnaker. Salah satu dari sembilan lompatan tersebut adalah Link and Match Ketenagakerjaan yang memiliki keterkaitan dan kesepadanan antara kompetensi yang dimiliki serta pencari kerja yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

Pusat Data dan Teknologi Informasi Ketenagakerjaan menyusun sebuah booklet ketenagakerjaan dengan tema Link and Match Ketenagakerjaan yang menyajikan data dan informasi mengenai upaya Kemnaker dalam mengimplementasikan program Link and Match Ketenagakerjaan yang diharapkan dapat membangun integrasi pelatihan, sertifikasi, dan penempatan tenaga kerja dalam sebuah bisnis proses utuh dan efektif untuk mempertemukan pencari kerja dengan permintaan pasar kerja secara lebih menyeluruh.

Tim Penyusun

Pengarah : Drs. Bambang Satrio Lelono, M.A Penanggung Jawab : Dr. Mohammad Mustafa

Sarinanto, M.Eng Koordinator : Fidia Arifdianty, SH Editor : Sumantri Wibowo, S.Kom

Nikhen Pratiwi Sekar Tanjung, S.Si, M.Si Penyusun : Nikhen Pratiwi Sekar Tanjung, S.Si, M.Si

Devi Mariana Rania, S.Kom Rina Irania Aminarsih, S.Kom Marisa Limun

Layout : Nikhen Pratiwi Sekar Tanjung, S.Si, M.Si Devi Mariana Rania, S.Kom

Rina Irania Aminarsih, S.Kom

Diterbitkan oleh :

Pusat Data dan Teknologi Informasi Ketenagakerjaan Oktober 2021

(6)

Daftar Isi

Tim penyusun

ii

Kata Pengantar iii

Daftar isi v

Kondisi Ketenagakerjaan di Indonesia dan

Tantangan Pelatihan Vokasi 1 Ekosistem Pelatihan Vokasi 11 Capaian Kinerja Pelatihan Vokasi 23 Perusahaan Mitra Balai Latihan Kerja 29 Semoga booklet ini dapat memberikan

informasi yang bermanfaat kepada pengguna data ketenagakerjaan baik itu pihak pemerintah, swasta, para stakeholder dan masyarakat umum.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan booklet ini. Kritik dan saran untuk perbaikan ke depannya kami terima dengan tangan terbuka.

Kepala Pusat

Data dan Teknologi Informasi Ketenagakerjaan,

Dr. Mohammad Mustafa Sarinanto, M.Eng NIP 19680502 198801 1 001

 Kemitraan dengan DuDi diperlukan untuk memastikan penyelenggaraan pelatihan vokasi berbasis demand industri, sehingga dapat memaksimalkan penyerapan lulusan pelatihan di pasar kerja.

 Konsep Link and Match antara lembaga pendidikan dan dunia kerja dianggap ideal yang memungkinkan terjadi komunikasi dan kerjasama antara dunia pendidikan dengan DUDI dalam menyiapkan lulusan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi lulusan.

 Karena itu, idealnya, ada tiga komponen yang harus bergerak simultan untuk menyukseskan program Link and Match yaitu dunia pendidikan, dunia kerja (perusahaan), dan pemerintah.

(7)

Daftar Isi

Tim penyusun

ii

Kata Pengantar iii

Daftar isi v

Kondisi Ketenagakerjaan di Indonesia dan

Tantangan Pelatihan Vokasi 1 Ekosistem Pelatihan Vokasi 11 Capaian Kinerja Pelatihan Vokasi 23 Perusahaan Mitra Balai Latihan Kerja 29 Semoga booklet ini dapat memberikan

informasi yang bermanfaat kepada pengguna data ketenagakerjaan baik itu pihak pemerintah, swasta, para stakeholder dan masyarakat umum.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan booklet ini. Kritik dan saran untuk perbaikan ke depannya kami terima dengan tangan terbuka.

Kepala Pusat

Data dan Teknologi Informasi Ketenagakerjaan,

Dr. Mohammad Mustafa Sarinanto, M.Eng NIP 19680502 198801 1 001

 Kemitraan dengan DuDi diperlukan untuk memastikan penyelenggaraan pelatihan vokasi berbasis demand industri, sehingga dapat memaksimalkan penyerapan lulusan pelatihan di pasar kerja.

 Konsep Link and Match antara lembaga pendidikan dan dunia kerja dianggap ideal yang memungkinkan terjadi komunikasi dan kerjasama antara dunia pendidikan dengan DUDI dalam menyiapkan lulusan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi lulusan.

 Karena itu, idealnya, ada tiga komponen yang harus bergerak simultan untuk menyukseskan program Link and Match yaitu dunia pendidikan, dunia kerja (perusahaan), dan pemerintah.

(8)

K

KO ON ND DIIS SII K KEET TEEN NA AG GA AK KEER RJJA AA AN N D DII IIN ND DO ON NEES SIIA A D DA AN N T TA AN NT TA AN NG GA AN N

P

PEELLA AT TIIH HA AN N V VO OK KA AS SII

Mengutip dari Pidato Kenegaraan Peringatan HUT RI yang ke-76 di Rapat Paripurna MPR/DPR/DPD tanggal 16 Desember 2021, Indonesia harus bisa memanfaatkan bonus demografi dan harus menyiapkan SDM yang produktif, inovatif dan berdaya saing global. Untuk mewujudkan hal ini dapat kita lihat kondisi ketenagakerjaan di Indonesia dan tantangan di sektor ketenagakerjaan, sebagai berikut:

• Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) periode Februari 2021 tercatat bahwa Penduduk Usia Kerja di Indonesia pada periode ini sebanyak 205, 26 juta orang.

• Pada periode yang sama, jumlah Angkatan Kerja (AK) di Indonesia pada periode ini adalah 139,81 juta orang.

(9)

K

KO ON ND DIIS SII K KEET TEEN NA AG GA AK KEER RJJA AA AN N D DII IIN ND DO ON NEES SIIA A D DA AN N T TA AN NT TA AN NG GA AN N

P

PEELLA AT TIIH HA AN N V VO OK KA AS SII

Mengutip dari Pidato Kenegaraan Peringatan HUT RI yang ke-76 di Rapat Paripurna MPR/DPR/DPD tanggal 16 Desember 2021, Indonesia harus bisa memanfaatkan bonus demografi dan harus menyiapkan SDM yang produktif, inovatif dan berdaya saing global. Untuk mewujudkan hal ini dapat kita lihat kondisi ketenagakerjaan di Indonesia dan tantangan di sektor ketenagakerjaan, sebagai berikut:

• Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) periode Februari 2021 tercatat bahwa Penduduk Usia Kerja di Indonesia pada periode ini sebanyak 205, 26 juta orang.

• Pada periode yang sama, jumlah Angkatan Kerja (AK) di Indonesia pada periode ini adalah 139,81 juta orang.

(10)

• Angkatan kerja merupakan penduduk yang masuk ke dalam usia kerja (15 tahun ke atas) yang aktif melakukan pekerjaan/usaha atau sedang mencari pekerjaan.

• Jumlah pengangguran terbuka sebanyak 8,75 juta orang.

• Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 6,26 persen. Jumlah pada periode ini meningkat sekitar 1,27 persen dibandingkan tingkat pengangguran terbuka pada periode Februari tahun 2020.

• Kondisi ketenagakerjaan ini menjadi salah satu tantangan di dunia ketenagakerjaan.

• Sekitar 31,92 persen termasuk Bukan Angkatan Kerja dan

sekitar 68,08 persen termasuk Angkatan Kerja (atau disebut juga dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/

TPAK).

(11)

• Angkatan kerja merupakan penduduk yang masuk ke dalam usia kerja (15 tahun ke atas) yang aktif melakukan pekerjaan/usaha atau sedang mencari pekerjaan.

• Jumlah pengangguran terbuka sebanyak 8,75 juta orang.

• Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 6,26 persen. Jumlah pada periode ini meningkat sekitar 1,27 persen dibandingkan tingkat pengangguran terbuka pada periode Februari tahun 2020.

• Kondisi ketenagakerjaan ini menjadi salah satu tantangan di dunia ketenagakerjaan.

• Sekitar 31,92 persen termasuk Bukan Angkatan Kerja dan

sekitar 68,08 persen termasuk Angkatan Kerja (atau disebut juga dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/

TPAK).

(12)

• Pemerintah memiliki kewenangan untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki tingkat produktivitas dan nilai jual yang tinggi untuk dapat bersaing di dalam pasar kerja.

• Tantangan lain di sektor ketenagakerjaan yaitu kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia masih rendah.

• Salah satu solusinya adalah pelatihan vokasi untuk meningkatkan kompetensi SDM.

• Pelatihan vokasi diselenggarakan di Balai Latihan Kerja (BLK) maupun lembaga pelatihan kerja.

• Lulusan pelatihan vokasi diharapkan dapat memenuhi kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri dengan kompetensi tertentu yang dimiliki.

T

TA AN NT TA AN NG GA AN N K

KE ET TE EN NA AG GA AK KE ER RJ JA AA AN N

(13)

• Pemerintah memiliki kewenangan untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki tingkat produktivitas dan nilai jual yang tinggi untuk dapat bersaing di dalam pasar kerja.

• Tantangan lain di sektor ketenagakerjaan yaitu kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia masih rendah.

• Salah satu solusinya adalah pelatihan vokasi untuk meningkatkan kompetensi SDM.

• Pelatihan vokasi diselenggarakan di Balai Latihan Kerja (BLK) maupun lembaga pelatihan kerja.

• Lulusan pelatihan vokasi diharapkan dapat memenuhi kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri dengan kompetensi tertentu yang dimiliki.

T

TA AN NT TA AN NG GA AN N K

KE ET TE EN NA AG GA AK KE ER RJ JA AA AN N

(14)

• Kementerian Ketenagakerjaan memiliki program 9 (sembilan) Lompatan Besar yang bertujuan untuk mewujudkan kondisi ketenagakerjaan yang lebih kondusif, efektif, efisien dan

produktif.

• Transformasi Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai

lompatan besar pertama dimaksudkan untuk memperkuat pelatihan vokasi sebagai program unggulan untuk

meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.

• Menyikapi tuntutan pasar kerja yang sangat dinamis, Kementerian Ketenagakerjaan melakukan beberapa terobosan dalam rangka mendorong peningkatan kualitas pelatihan vokasi. Dimana salah satunya adalah Transformasi Balai Latihan Kerja (BLK).

(15)

• Kementerian Ketenagakerjaan memiliki program 9 (sembilan) Lompatan Besar yang bertujuan untuk mewujudkan kondisi ketenagakerjaan yang lebih kondusif, efektif, efisien dan

produktif.

• Transformasi Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai

lompatan besar pertama dimaksudkan untuk memperkuat pelatihan vokasi sebagai program unggulan untuk

meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.

• Menyikapi tuntutan pasar kerja yang sangat dinamis, Kementerian Ketenagakerjaan melakukan beberapa terobosan dalam rangka mendorong peningkatan kualitas pelatihan vokasi. Dimana salah satunya adalah Transformasi Balai Latihan Kerja (BLK).

(16)

• Ada tiga hal yang menjadi fokus Kemnaker untuk pengembangan pelatihan vokasi kedepannya, yaitu:

1. Transformasi Balai Latihan Kerja (BLK):

✓ Mendorong 6R (reformasi kelembagaan, redesain substansi pelatihan, revolusi SDM, revitalisasi fasilitas dan sarana prasarana, rebranding BLK, dan relationship) di BLK milik pemerintah pusat dan daerah;

✓ Minimal 1 (satu) BLK UPTP di setiap provinsi.

2. Ekosistem pelatihan vokasi:

Mengembangkan ekosistem pelatihan vokasi yang terintegrasi dengan ekosistem digital SIAPkerja dan Satu Data Ketenagakerjaan (SDK).

3. Link and Match:

Mengembangkan pelatihan vokasi yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Pasar Kerja.

(17)

• Ada tiga hal yang menjadi fokus Kemnaker untuk pengembangan pelatihan vokasi kedepannya, yaitu:

1. Transformasi Balai Latihan Kerja (BLK):

✓ Mendorong 6R (reformasi kelembagaan, redesain substansi pelatihan, revolusi SDM, revitalisasi fasilitas dan sarana prasarana, rebranding BLK, dan relationship) di BLK milik pemerintah pusat dan daerah;

✓ Minimal 1 (satu) BLK UPTP di setiap provinsi.

2. Ekosistem pelatihan vokasi:

Mengembangkan ekosistem pelatihan vokasi yang terintegrasi dengan ekosistem digital SIAPkerja dan Satu Data Ketenagakerjaan (SDK).

3. Link and Match:

Mengembangkan pelatihan vokasi yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Pasar Kerja.

(18)

EEK KO OS SIIS ST TEEM M P

PEELLA AT TIIH HA AN N V VO OK KA AS SII

A. Pengembangan Kompetensi SDM

Pemerintah Indonesia saat ini sedang bekerja keras untuk mewujudkan Indonesia yang unggul, berbudaya, dan menguasai IPTEK, sehingga dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, maka ekonomi Indonesia diharapkan dapat tumbuh maju dan berkelanjutan, pembangunan semakin merata dan inklusif, serta Indonesia dapat menjadi negara yang semakin demokratis, kuat, dan bersih.

Pelatihan vokasi menjadi solusi rendahnya daya saing angkatan kerja dan pengangguran pada era digitalisasi & mismatch lapangan pekerjaan pada masa recovery ekonomi.

(19)

EEK KO OS SIIS ST TEEM M P

PEELLA AT TIIH HA AN N V VO OK KA AS SII

A. Pengembangan Kompetensi SDM

Pemerintah Indonesia saat ini sedang bekerja keras untuk mewujudkan Indonesia yang unggul, berbudaya, dan menguasai IPTEK, sehingga dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, maka ekonomi Indonesia diharapkan dapat tumbuh maju dan berkelanjutan, pembangunan semakin merata dan inklusif, serta Indonesia dapat menjadi negara yang semakin demokratis, kuat, dan bersih.

Pelatihan vokasi menjadi solusi rendahnya daya saing angkatan kerja dan pengangguran pada era digitalisasi & mismatch lapangan pekerjaan pada masa recovery ekonomi.

(20)

Pelatihan vokasi menjadi salah satu solusi yang dilakukan Kemnaker untuk menjawab tiga tantangan tersebut. Pelatihan pada Balai Latihan Kerja (BLK) menggiatkan program Triple Skilling yakni skilling, up- skilling, dan re-skilling.

Triple Skilling Pelatihan Vokasi

Skilling bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada para lulusan pendidikan formal atau yang belum memiliki keterampilan untuk bisa masuk ke pasar kerja.

Up-skilling bertujuan untuk meningkatkan keterampilan atau kompentensi kepada tenaga kerja yang sudah bekerja untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi atau untuk menyesuaikan dengan tuntutan teknologi baru di tempat kerja.

Re-skilling bertujuan untuk menyesuaikan dengan tuntutan kompetensi di tempat kerja yang baru bagi tenaga kerja yang berpindah pekerjaan, ter-PHK, atau terdampak otomasi.

Keunggulan Pelatihan Vokasi:

1. Durasi relatif singkat.

2. Input peserta tidak terbatas usia tertentu (longlife learning).

3. Inklusif berlaku untuk semua kalangan.

4. Berorientasi penempatan kerja, kewirausahaan, &

peningkatan produktivitas.

5. Fleksibilitas program pelatihan terhadap perubahan dunia kerja.

6. SDM pengajar adalah praktisi.

7. Program pelatihan yang to the point terhadap kompetensi yang dibutuhkan.

8. Dapat dikombinasikan program social safety net lain, (misal: Kartu Prakerja, Kartu Indonesia Pintar, Program Keluarga Harapan, Program BPJS Ketenagakerjaan, dan lain-lain).

9. Engage Dunia Usaha dan Dunia Industri.

(21)

Pelatihan vokasi menjadi salah satu solusi yang dilakukan Kemnaker untuk menjawab tiga tantangan tersebut. Pelatihan pada Balai Latihan Kerja (BLK) menggiatkan program Triple Skilling yakni skilling, up- skilling, dan re-skilling.

Triple Skilling Pelatihan Vokasi

Skilling bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada para lulusan pendidikan formal atau yang belum memiliki keterampilan untuk bisa masuk ke pasar kerja.

Up-skilling bertujuan untuk meningkatkan keterampilan atau kompentensi kepada tenaga kerja yang sudah bekerja untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi atau untuk menyesuaikan dengan tuntutan teknologi baru di tempat kerja.

Re-skilling bertujuan untuk menyesuaikan dengan tuntutan kompetensi di tempat kerja yang baru bagi tenaga kerja yang berpindah pekerjaan, ter-PHK, atau terdampak otomasi.

Keunggulan Pelatihan Vokasi:

1. Durasi relatif singkat.

2. Input peserta tidak terbatas usia tertentu (longlife learning).

3. Inklusif berlaku untuk semua kalangan.

4. Berorientasi penempatan kerja, kewirausahaan, &

peningkatan produktivitas.

5. Fleksibilitas program pelatihan terhadap perubahan dunia kerja.

6. SDM pengajar adalah praktisi.

7. Program pelatihan yang to the point terhadap kompetensi yang dibutuhkan.

8. Dapat dikombinasikan program social safety net lain, (misal: Kartu Prakerja, Kartu Indonesia Pintar, Program Keluarga Harapan, Program BPJS Ketenagakerjaan, dan lain-lain).

9. Engage Dunia Usaha dan Dunia Industri.

(22)
(23)
(24)

B. Dukungan BLK dan LSP

Balai Latihan Kerja (BLK) adalah tempat diselenggarakannya proses pelatihan kerja bagi peserta pelatihan sehingga mampu dan menguasai suatu jenis dan tingkat kompetensi kerja tertentu untuk membekali dirinya dalam memasuki pasar kerja dan/atau usaha mandiri maupun sebagai tempat pelatihan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah Lembaga pelaksana pengembangan Standar Kompetensi, Sertifikasi Kompetensi dan pelaksana akreditasi unit-unit Tempat Uji Kompetensi pada suatu bidang profesi dan memiliki tanggung jawab teknis dan administrasi atas implementasi, pembinaan dan pengembangan standar kompetensi dan sertifikasi kompetensi maupun LSP terkait.

(25)

B. Dukungan BLK dan LSP

Balai Latihan Kerja (BLK) adalah tempat diselenggarakannya proses pelatihan kerja bagi peserta pelatihan sehingga mampu dan menguasai suatu jenis dan tingkat kompetensi kerja tertentu untuk membekali dirinya dalam memasuki pasar kerja dan/atau usaha mandiri maupun sebagai tempat pelatihan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah Lembaga pelaksana pengembangan Standar Kompetensi, Sertifikasi Kompetensi dan pelaksana akreditasi unit-unit Tempat Uji Kompetensi pada suatu bidang profesi dan memiliki tanggung jawab teknis dan administrasi atas implementasi, pembinaan dan pengembangan standar kompetensi dan sertifikasi kompetensi maupun LSP terkait.

(26)

• Dengan tugas pokok dalam bidang pelatihan tenaga kerja, Balai Latihan Kerja di seluruh Indonesia menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan sistem 3in1.

C. Sebaran Kios 3in1

• Kios 3in1 merupakan layanan yang disediakan Kementerian Ketenagakerjaan, yaitu sentra pelayanan informasi yang mengintegrasikan pelatihan, sertifikasi, dan penempatan dalam suatu wadah koordinasi terpadu.

• Dengan adanya fasilitas ini diharapkan masyarakat memiliki kemudahan untuk mengikuti pelatihan, sertifikasi, dan mendapatkan pekerjaan (penempatan).

• Selain itu, instansi/perusahaan pun dapat mencari dan memperoleh tenaga kerja terampil sesuai dengan yang diperlukan melalui fasilitas 3in1 ini.

• Konsep yang digunakan dalam Kios 3in1 adalah sistem pengembangan SDM atau tenaga kerja dengan memanfaatkan perangkat lunak atau sistem teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dengan pihak lain baik masyarakat, dunia usaha, maupun antar instansi pemerintah.

(27)

• Dengan tugas pokok dalam bidang pelatihan tenaga kerja, Balai Latihan Kerja di seluruh Indonesia menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan sistem 3in1.

C. Sebaran Kios 3in1

• Kios 3in1 merupakan layanan yang disediakan Kementerian Ketenagakerjaan, yaitu sentra pelayanan informasi yang mengintegrasikan pelatihan, sertifikasi, dan penempatan dalam suatu wadah koordinasi terpadu.

• Dengan adanya fasilitas ini diharapkan masyarakat memiliki kemudahan untuk mengikuti pelatihan, sertifikasi, dan mendapatkan pekerjaan (penempatan).

• Selain itu, instansi/perusahaan pun dapat mencari dan memperoleh tenaga kerja terampil sesuai dengan yang diperlukan melalui fasilitas 3in1 ini.

• Konsep yang digunakan dalam Kios 3in1 adalah sistem pengembangan SDM atau tenaga kerja dengan memanfaatkan perangkat lunak atau sistem teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dengan pihak lain baik masyarakat, dunia usaha, maupun antar instansi pemerintah.

(28)

D. Pelatihan Vokasi dalam Ekosistem SIAPkerja

• Ekosistem Pelatihan Vokasi di Kemnaker menjadi bagian yang terintegrasi dalam ekosistem digital ketenagakerjaan.

• Sistem Informasi Ketenagakerjaan (Sisnaker) yang selanjutnya dikenal dengan Sistem Informasi dan Pelayanan Ketenagakerjaan (SIAPkerja) merupakan platform ekosistem super ketenagakerjaan yang dapat membantu stakeholders dalam mengakses layanan - layanan dan informasi ketenagakerjaan termasuk pelayanan pelatihan vokasi dan akses Informasi Pasar Kerja (IPK).

(29)

D. Pelatihan Vokasi dalam Ekosistem SIAPkerja

• Ekosistem Pelatihan Vokasi di Kemnaker menjadi bagian yang terintegrasi dalam ekosistem digital ketenagakerjaan.

• Sistem Informasi Ketenagakerjaan (Sisnaker) yang selanjutnya dikenal dengan Sistem Informasi dan Pelayanan Ketenagakerjaan (SIAPkerja) merupakan platform ekosistem super ketenagakerjaan yang dapat membantu stakeholders dalam mengakses layanan - layanan dan informasi ketenagakerjaan termasuk pelayanan pelatihan vokasi dan akses Informasi Pasar Kerja (IPK).

(30)

C

Ca ap pa aiia an n K Kiin neer rjja a P

Peella at tiih ha an n V Vo ok ka as sii

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus berupaya meningkatkan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia melalui pelatihan dan pendidikan vokasi. Hal ini dilakukan untuk menyiapkan angkatan kerja kompeten dan berdaya saing tinggi untuk memenangkan kompetisi global.

• Layanan utama dalam SIAPkerja meliputi:

Layanan peningkatan keahlian melalui pelatihan.

Layanan informasi lowongan pekerjaan, proyek lepas dan informasi seputar karir.

Layanan pelaksanaan sertifikasi profesi.

Layanan untuk memfasilitasi tenaga kerja mandiri dalam rangka program perluasan kesempatan kerja.

(31)

C

Ca ap pa aiia an n K Kiin neer rjja a P

Peella at tiih ha an n V Vo ok ka as sii

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus berupaya meningkatkan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia melalui pelatihan dan pendidikan vokasi. Hal ini dilakukan untuk menyiapkan angkatan kerja kompeten dan berdaya saing tinggi untuk memenangkan kompetisi global.

• Layanan utama dalam SIAPkerja meliputi:

Layanan peningkatan keahlian melalui pelatihan.

Layanan informasi lowongan pekerjaan, proyek lepas dan informasi seputar karir.

Layanan pelaksanaan sertifikasi profesi.

Layanan untuk memfasilitasi tenaga kerja mandiri dalam rangka program perluasan kesempatan kerja.

(32)

Lompatan kedua dari program Sembilan Lompatan Kemnaker yaitu Link and Match Ketenagakerjaan dimana arah dan kebijakannya adalah membangun integrasi pelatihan, sertifikasi dan penempatan tenaga kerja dalam sebuah bisnis proses yang utuh dan efektif untuk mempertemukan pencari kerja dengan peserta pasar kerja.

Kompetensi dan produktivitas angkatan kerja merupakan kunci kesuksesan pembangunan ekonomi suatu bangsa. Oleh karena itu, pembangunan sistem vokasi yang fokus pada 70 persen praktek kerja lapangan dan 30 persen teori sesuai kebutuhan pasar kerja. Apalagi di era Revolusi Industri 4.0 saat ini, pasar kerja semakin dinamis. Kolaborasi menjadi kunci dalam menyiapkan sistem vokasi yang adaptif terhadap perkembangan kebutuhan pasar kerja.

(33)

Lompatan kedua dari program Sembilan Lompatan Kemnaker yaitu Link and Match Ketenagakerjaan dimana arah dan kebijakannya adalah membangun integrasi pelatihan, sertifikasi dan penempatan tenaga kerja dalam sebuah bisnis proses yang utuh dan efektif untuk mempertemukan pencari kerja dengan peserta pasar kerja.

Kompetensi dan produktivitas angkatan kerja merupakan kunci kesuksesan pembangunan ekonomi suatu bangsa. Oleh karena itu, pembangunan sistem vokasi yang fokus pada 70 persen praktek kerja lapangan dan 30 persen teori sesuai kebutuhan pasar kerja. Apalagi di era Revolusi Industri 4.0 saat ini, pasar kerja semakin dinamis. Kolaborasi menjadi kunci dalam menyiapkan sistem vokasi yang adaptif terhadap perkembangan kebutuhan pasar kerja.

(34)

Tenaga kerja tersertifikasi:

• Jumlah tenaga kerja tersertifikasi tahun 2011- 2020 sebanyak 3.896.913 orang.

• Selama 10 tahun tersebut terjadi peningkatan yang signifikan pada tahun 2018 ke tahun 2019 yaitu sekitar 48,06 persen menjadi 911.152 orang.

• Kembali mengalami penurunan pada tahun 2020 dikarenakan kondisi pandemi Covid-19 yang mengakibatkan hampir semua aktivitas begitu terbatas.

(35)

Tenaga kerja tersertifikasi:

• Jumlah tenaga kerja tersertifikasi tahun 2011- 2020 sebanyak 3.896.913 orang.

• Selama 10 tahun tersebut terjadi peningkatan yang signifikan pada tahun 2018 ke tahun 2019 yaitu sekitar 48,06 persen menjadi 911.152 orang.

• Kembali mengalami penurunan pada tahun 2020 dikarenakan kondisi pandemi Covid-19 yang mengakibatkan hampir semua aktivitas begitu terbatas.

(36)

P

PEER RU US SA AH HA AA AN N M MIIT TR RA A B

BA ALLA AII LLA AT TIIH HA AN N K KEER RJJA A

• Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong satuan pendidikan vokasi meningkatkan kolaborasi dengan DUDI guna memperkuat produktivitas sumber daya manusia Indonesia.

• DUDI merupakan Dunia Usaha Dunia Industri.

Dunia Usaha berkaitan dengan berbagai usaha yang melibatkan fungsi-fungsi sosial dan ekonomi.

Dunia Industri, merupakan jenis aktivitas pekerjaan yang berkaitan dengan produk suatu bahan atau benda.

• Kemitraan merupakan bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan, saling membutuhkan dan menguntungkan kedua belah pihak dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha

• Hal tersebut sangat berdampak pada tingkat produktifitas tenaga kerja dan beberapa program kerja yang berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia/pekerja.

(37)

P

PEER RU US SA AH HA AA AN N M MIIT TR RA A B

BA ALLA AII LLA AT TIIH HA AN N K KEER RJJA A

• Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong satuan pendidikan vokasi meningkatkan kolaborasi dengan DUDI guna memperkuat produktivitas sumber daya manusia Indonesia.

• DUDI merupakan Dunia Usaha Dunia Industri.

Dunia Usaha berkaitan dengan berbagai usaha yang melibatkan fungsi-fungsi sosial dan ekonomi.

Dunia Industri, merupakan jenis aktivitas pekerjaan yang berkaitan dengan produk suatu bahan atau benda.

• Kemitraan merupakan bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan, saling membutuhkan dan menguntungkan kedua belah pihak dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha

• Hal tersebut sangat berdampak pada tingkat produktifitas tenaga kerja dan beberapa program kerja yang berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia/pekerja.

(38)

• Kemitraan dengan DuDi diperlukan untuk memastikan penyelenggaraan pelatihan vokasi berbasis demand industri, sehingga dapat memaksimalkan penyerapan lulusan pelatihan di pasar kerja.

Konsep Link and Match antara lembaga pendidikan dan dunia kerja dianggap ideal yang memungkinkan terjadi komunikasi dan kerjasama antara dunia pendidikan dengan DUDI dalam menyiapkan lulusan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi lulusan.

• Karena itu, idealnya, ada tiga komponen yang harus bergerak simultan untuk menyukseskan program Link and Match yaitu dunia pendidikan, dunia kerja (perusahaan), dan pemerintah.

tertentu sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik.

• Pembangunan dan peningkatan kemitraan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) merupakan kebutuhan mutlak bagi sekolah kejuruan dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

• Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian atau kejuruan, yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program belajar melalui kegiatan bekerja langsung pada bidang pekerjaan yang relevan, terarah untuk mencapai penguasaan kemampuan keahlian tertentu.

Konsep Link and Match adalah sebuah konsep keterkaitan dan kesepadanan antara dunia pendidikan dengan dunis usaha atau dunia industri (DUDI).

(39)

• Kemitraan dengan DuDi diperlukan untuk memastikan penyelenggaraan pelatihan vokasi berbasis demand industri, sehingga dapat memaksimalkan penyerapan lulusan pelatihan di pasar kerja.

Konsep Link and Match antara lembaga pendidikan dan dunia kerja dianggap ideal yang memungkinkan terjadi komunikasi dan kerjasama antara dunia pendidikan dengan DUDI dalam menyiapkan lulusan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi lulusan.

• Karena itu, idealnya, ada tiga komponen yang harus bergerak simultan untuk menyukseskan program Link and Match yaitu dunia pendidikan, dunia kerja (perusahaan), dan pemerintah.

tertentu sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik.

• Pembangunan dan peningkatan kemitraan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) merupakan kebutuhan mutlak bagi sekolah kejuruan dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

• Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian atau kejuruan, yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program belajar melalui kegiatan bekerja langsung pada bidang pekerjaan yang relevan, terarah untuk mencapai penguasaan kemampuan keahlian tertentu.

Konsep Link and Match adalah sebuah konsep keterkaitan dan kesepadanan antara dunia pendidikan dengan dunis usaha atau dunia industri (DUDI).

(40)

• Dunia pendidikan dan dunia usaha atau industri saling menjalin hubungan kerjasama dalam menyiapkan lulusan dan menyediakan lapangan pekerjaan, sementara pihak pemerintah membuat regulasi atau kebijakan yang dapat menjamin kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia usaha atau industri yang saling menguntungkan.

• Kemitraan dengan DUDI dilakukan dalam rangka untuk:

✓ Penyusunan Standar Kompetensi Kerja

✓ Program Pelatihan

✓ Skema Sertifikasi

• Saat ini sebanyak 1.618 perusahaan telah menjadi mitra BLK.

• Mitra DUDI BLK dalam kategori lima besar terdiri dari sektor:

1. Manufaktur;

2. Pariwisata;

3. Otomotif;

4. Bisnis dan Manajemen; dan 5. Garmen Apparel.

(41)

• Dunia pendidikan dan dunia usaha atau industri saling menjalin hubungan kerjasama dalam menyiapkan lulusan dan menyediakan lapangan pekerjaan, sementara pihak pemerintah membuat regulasi atau kebijakan yang dapat menjamin kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia usaha atau industri yang saling menguntungkan.

• Kemitraan dengan DUDI dilakukan dalam rangka untuk:

✓ Penyusunan Standar Kompetensi Kerja

✓ Program Pelatihan

✓ Skema Sertifikasi

• Saat ini sebanyak 1.618 perusahaan telah menjadi mitra BLK.

• Mitra DUDI BLK dalam kategori lima besar terdiri dari sektor:

1. Manufaktur;

2. Pariwisata;

3. Otomotif;

4. Bisnis dan Manajemen; dan 5. Garmen Apparel.

(42)

• Pemerintah berharap lebih banyak industri berkontribusi mendukung pendidikan vokasi.

Hal ini diyakini akan memperkuat penawaran tenaga kerja terampil di Tanah Air sesuai arah tujuan memiliki SDM unggul.

(43)

• Pemerintah berharap lebih banyak industri berkontribusi mendukung pendidikan vokasi.

Hal ini diyakini akan memperkuat penawaran tenaga kerja terampil di Tanah Air sesuai arah tujuan memiliki SDM unggul.

Referensi

Dokumen terkait

Tesis ini berjudul “Pengembangan Model Kerja Sama Link and Match Untuk Meningkatkan Kesiapan Kerja Bagi Lulusan SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kota Semarang”,

Hasil penelitian diprediksikan bahwa model bimbingan karier di Perguruan Tinggi melalui pemberian life skills dan link and match layak untuk membimbing mahasiswa dalam

SIG adalah sistem teknologi informasi berbasis komputer yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan data spasial, yaitu data

Sesuai dengan tahapan penelitian, maka dihasilkan luaran sebagai berikut: (1) Model Link and Match dengan pendekatan Competency based Training pada pembelajaran Tata Graha di SMK,

PENGEMBANGAN PELATIHAN LINK AND MATCH KONSENTRASI KEAHLIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK PADA SMK TRITECH INFORMATIKA MEDAN Dedi Leman 1, Cindy Paramitha Lubis 2, Frans Ikorasaki3

CONCLUSION Based on the results of the analysis and discussion related to the Link and Match Strategy of Human Resources for Islamic Banking Department Vocational Schools with the

Supervision of the link and match partnership program in the Fashion Design Expertise Program at SMK Negeri 6 Semarang was carried out through three forms of activities, namely

Hasil tes keterampilan terhadap seberapa ketercapaian siswasesuai program link and match dengan dunia usaha/industri dari responden 69 siswa kelas XII tahun 2020/2021 ada 61 siswa yang