viii
ABSTRAK
PENGARUH KECEMASAN, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN
BELAJAR SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL TERHADAP
HASIL UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS XII
Studi Kasus SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta
Agustina Dian Fiventi
Universitas Sanata Dharma
2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kecemasan dalam
menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional; (2) pengaruh motivasi
belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional; (3) pengaruh
disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional; (4)
pengaruh kecemasan, motivasi belajar, dan disiplin belajar siswa dalam menghadapi
ujian nasional terhadap hasil ujian nasional.
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta pada bulan April
sampai dengan bulan Juni 2009. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 274 siswa.
Sampel penelitian berjumlah 125 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah sampel
acak proporsional. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product
Moment dan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh negatif dan signifikan
kecemasan dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional (T
hitung=
2,696 > T
tabel= 1,979 pada taraf signifikan 0,05), (2) Ada pengaruh positif dan
signifikan motivasi belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian
nasional (T
hitung= 2,006 > T
tabel= 1,979 pada taraf signifikan 0,05), (3) Ada
pengaruh positif dan signifikan disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional
terhadap hasil ujian nasional (T
hitung= 2,052 > T
tabel= 1,979 pada taraf signifikan
0,05), (4) Ada pengaruh positif dan signifikan kecemasan, motivasi belajar, dan
disiplin belajar siswa dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional
(F
hitung= 3,327 > F
tabel= 2,68 pada taraf signifikan 0,05).
ix
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ANXIETY, LEARNING MOTIVATION, AND
STUDENT’S LEARNING DISCIPLINE IN FACING NATIONAL
EXAMINATION TOWARD THE NATIONAL EXAMINATION RESULT ON
THE STUDENTS OF THE TWELFTH CLASS
A Case Study SMA Negeri 2 Bantul
Agustina Dian Fiventi
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2009
This research aims to find out: (1) the influence of anxiety in facing the
national examination towards the national examination result; (2) the influence of
learning motivation in facing the national examination towards the national
examination result; (3) the influence of student’s learning discipline in facing the
national examination towards the national examination result; (4) the influence of
anxiety, learning motivation, and student’s learning discipline in facing the national
examination toward the national examination result.
This research was conducted in two State Senior High School 2 Bantul
Yogyakarta from April to June 2009. The methods for collecting the data were
questionnaire and documentation. The population in this research was 274 students.
The samples of the research were 125 students. The techniques to take the sample
was random proportional sample. The data analysis techniques were product Moment
correlation and multi regression analysis.
The result of this research shows that: (1) there is a negative and significant
influence of anxiety in facing the national examination towards the national
examination result (T
count= 2,696 > T
table= 1,979 in significant level 0,05), (2) there
is a positive and significant influence of learning motivation in facing the national
examination towards the national examination result (T
count= 2,006 > T
table= 1,979
in significant level 0,05), (3) there is a positive and significant influence of student’s
learning discipline in facing the national examination towards the national
examination result (T
count= 2,052 > T
table= 1,979 in significant level 0,05), (4) there
i
PENGARUH KECEMASAN, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN
BELAJAR SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL TERHADAP
HASIL UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS XII
Studi Kasus SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta
Jl. RA. Kartini Bantul
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh:
SUSI SULASTRI
041334039
Oleh:
AGUSTINA DIAN FIVENTI
041334015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
Kehidupan adalah sebuah perjalanan hidup yang
diberikan oleh Sang Pencipta, tugas kita adalah
menjalaninya dengan sepenuh hati, tulus, dan ikhlas.
Berikan hasil yang terbaik dalam kehidupan ini.
(Bang MAMED)
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Spirit in my live Jesus Christus
Bapak & Ibu tercinta
My Son “ Vendy”
My Husband “ Mas ADI”
Kakak- kakakku
v
MOTTO
Tuhan tidak akan terlambat!
Juga tidak akan lebih cepat
Semuanya……
Dia jadikan indah tepat pada waktunya
“The danger of small mistakes is that those mistakes are not always small.”
Bahayanya kesalahan-kesalahan kecil adalah bahwa kesalahan-kesalahan itu
tidak selalu kecil.
Kesalahan kecil bisa mengakibatkan kesalahan yang lebih besar. Bersamaan
dengan kesalahan itu, persoalannya bisa menjadi besar pula. Maka kesalahan
kecil pun harus segera dibetulkan.
Sukses adalah keberhasilan yang kita capai di dalam menggunakan talenta2
yang telah Tuhan berikan kepada kita. (Rick devos)
viii
ABSTRAK
PENGARUH KECEMASAN, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN
BELAJAR SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL TERHADAP
HASIL UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS XII
Studi Kasus SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta
Agustina Dian Fiventi
Universitas Sanata Dharma
2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kecemasan dalam
menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional; (2) pengaruh motivasi
belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional; (3) pengaruh
disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional; (4)
pengaruh kecemasan, motivasi belajar, dan disiplin belajar siswa dalam menghadapi
ujian nasional terhadap hasil ujian nasional.
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta pada bulan April
sampai dengan bulan Juni 2009. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 274 siswa.
Sampel penelitian berjumlah 125 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah sampel
acak proporsional. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product
Moment dan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh negatif dan signifikan
kecemasan dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional (T
hitung=
2,696 > T
tabel= 1,979 pada taraf signifikan 0,05), (2) Ada pengaruh positif dan
signifikan motivasi belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian
nasional (T
hitung= 2,006 > T
tabel= 1,979 pada taraf signifikan 0,05), (3) Ada
pengaruh positif dan signifikan disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional
terhadap hasil ujian nasional (T
hitung= 2,052 > T
tabel= 1,979 pada taraf signifikan
0,05), (4) Ada pengaruh positif dan signifikan kecemasan, motivasi belajar, dan
disiplin belajar siswa dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional
(F
hitung= 3,327 > F
tabel= 2,68 pada taraf signifikan 0,05).
ix
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ANXIETY, LEARNING MOTIVATION, AND
STUDENT’S LEARNING DISCIPLINE IN FACING NATIONAL
EXAMINATION TOWARD THE NATIONAL EXAMINATION RESULT ON
THE STUDENTS OF THE TWELFTH CLASS
A Case Study SMA Negeri 2 Bantul
Agustina Dian Fiventi
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2009
This research aims to find out: (1) the influence of anxiety in facing the
national examination towards the national examination result; (2) the influence of
learning motivation in facing the national examination towards the national
examination result; (3) the influence of student’s learning discipline in facing the
national examination towards the national examination result; (4) the influence of
anxiety, learning motivation, and student’s learning discipline in facing the national
examination toward the national examination result.
This research was conducted in two State Senior High School 2 Bantul
Yogyakarta from April to June 2009. The methods for collecting the data were
questionnaire and documentation. The population in this research was 274 students.
The samples of the research were 125 students. The techniques to take the sample
was random proportional sample. The data analysis techniques were product Moment
correlation and multi regression analysis.
The result of this research shows that: (1) there is a negative and significant
influence of anxiety in facing the national examination towards the national
examination result (T
count= 2,696 > T
table= 1,979 in significant level 0,05), (2) there
is a positive and significant influence of learning motivation in facing the national
examination towards the national examination result (T
count= 2,006 > T
table= 1,979
in significant level 0,05), (3) there is a positive and significant influence of student’s
learning discipline in facing the national examination towards the national
examination result (T
count= 2,052 > T
table= 1,979 in significant level 0,05), (4) there
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan petunjuk yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Kecemasan, Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar Siswa Dalam
Menghadapi Ujian Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional Pada siswa Kelas XII”.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis
menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
xi
5.
Bapak S. Widanarto P., S.Pd, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
membantu dan membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.
6.
Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd, M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk
penyelesaian skripsi ini.
7.
Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
8.
Drs. Trisaktiyana, M.Si. selaku Kepala Bappeda Kabupaten Bantul.
9.
Drs. H. Paimin, selaku Kepala SMA Negeri 2 Bantul.
10.
Suhirman, M.Pd. selaku Wakil Kepala Urusan Kurikulum yang telah banyak
membantu penulis pada saat penelitian.
11.
Orangtuaku, Bapak Vicentius Susanto dan Ibu Yasinta Sri Suyati yang telah
memberikan doa, semangat, dukungan materiil, dan dukungan moral buat venti
selama ini.
12.
Bapak Tarmidi dan Ibu Sutinah yang juga telah memberikan semangat dan doa
selama proses disusunnya skripsi ini.
13.
Selamat Riyadi, makasih ya yah' atas dukungan doa, moril dan materilnya.
(tanpa doronganmu belum tentu ibu bisa selesaiin studi)
14.
Si kecil Ishaq Fendi Pradana Putra, yang bisa merubah ibu tambah sabar lagi.
15.
Mas Agus, Mbak Tatik, Valen, Mas Totok, Mbak Naning, Mbak Nana, Mbak
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ... 1
B.
Identifikasi Masalah ... 3
C.
Batasan Masalah ... 4
D.
Rumusan Masalah ... 4
E.
Tujuan Penelitian ... 5
F.
Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teoretik ... 7
1.
Hasil Ujian Nasional ... 7
xiv
3.
Motivasi Belajar ... 19
4.
Disiplin Belajar ... 23
B.
Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 28
C.
Kerangka Berpikir ... 29
1.
Pengaruh Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian
Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 29
2.
Pengaruh Motivasi Belajar Dalam Menghadapi Ujian
Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 30
3.
Pengaruh Disiplin Belajar dalam Menghadapi Ujian
Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 30
4.
Pengaruh Tingkat Kecemasan, Motivasi Belajar, dan
Disiplin Belajar Siswa Dalam Menghadapi Ujian
Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 31
D.
Perumusan Hipotesis ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian ... 33
B.
Tempat dan waktu Penelitian ... 33
C.
Populasi dan Sampel ... 33
1.
Populasi Penelitian ... 33
2.
Sampel Penelitian ... 34
D.
Variable Penelitian dan Pengukuran ... 35
1.
Variabel Penelitian ... 35
2.
Pengukuran Variabel ... 36
E.
Teknik Pengumpulan data ... 37
1.
Teknik Kuesioner ... 37
2.
Teknik Dokumentasi ... 38
F.
Teknik Pengujian instrument ... 38
xv
2.
Pengujian Reliabilitas Kuesioner ... 43
G.
Teknik Analisis Data ... 44
1.
Uji Prasyarat Analisis ... 44
2.
Pengujian Hipotesis Penelitian ... 46
BAB IV GAMBARAN UMUM
A.
Sejarah Berdirinya SMA Negeri 2 Bantul ... 56
B.
Visi dan misi SMA Negeri 2 Bantul ... 58
C.
Tujuan SMA Negeri 2 Bantul ... 59
D.
Strukutur Organisasi Formal SMA Negeri 2 Bantul ... 60
E.
Tenaga Pendidikan dan Karyawan ... 61
F.
Siswa ... 63
G.
Fasilitas ... 64
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data ... 66
1.
Kecemasan ... 66
2.
Motivasi Belajar ... 68
3.
Disiplin Belajar ... 69
4.
Hasil Ujian Nasional ... 70
B.
Uji Prasyaratan Analisis Data ... 71
1.
Uji Normalitas ... 71
2.
Uji Linearitas ... 72
C.
Pengujian Hipotesis ... 73
1.
Pengaruh Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapai
Ujian Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 73
xvi
Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 75
4.
Pengaruh Tingkat Kecemasan, Motyivasi Belajar, dan
Disiplin Belajar Siswa Dalam Menghadapi Ujian
Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 76
D.
Pembahasan ... 79
1.
Pengaruh Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapai Ujian Nasional
Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 79
2.
Pengaruh Motivasi Belajar Dalam Menghadapi Ujian
Nasional Terhjadap Hasil Ujian Nasional ... 80
3.
Pengaruh Disiplin Belajar dalam Menghadapi Ujian
Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 81
4.
Pengaruh Tingkat Kecemasan, Motyivasi Belajar, dan
Disiplin Belajar Siswa Dalam Menghadapi Ujian
Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 82
BAB VI KESIMPULAN SARAN DAN KETERBATASAN
A.
Kesimpulan ... 84
B.
Keterbatasan ... 86
C.
Saran ... 86
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Tingkat Kecemasan ... 39
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Motivasi Belajar ... 41
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Disiplin Belajar ... 42
Tabel 3.4 Instrumen Interprestasi Reliabilitas ... 43
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 44
Tabel 4.1 Tenaga Pendidikan dan Karyawan ... 61
Tabel 4.2 Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 64
Tabel 4.3 Perlengkapan Sekolah ... 64
Tabel 4.4 Perlengkapan Kegiatan Belajar Mengajar ... 65
Tabel 5.1 Penilaian Acuan Patokan (PAP II) ... 66
Tabel 5.2 Interprestasi Tingkat Kecemasan ... 67
Tabel 5.3 Interpretasi Motivasi Belajar ... 68
Tabel 5.4 Interpretasi Disiplin Belajar ... 69
Tabel 5.5 Interpretasi Hasil Ujian Nasional ... 70
Tabel 5.6 Rangkuman Pengujian Normalitas Masing-masing Variabel ... 72
Tabel 5.7 Rangkuman Hasil Uji Linearitas ... 73
Tabel 5.8 Ringkasan Hasil Analisis Regresi ... 78
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Kuesioner ... 91
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 99
Lampiran 3 Daftar Distribusi Frekuensi ... 110
Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas ... 123
Lampiran 5 Normalitas dan Linearitas ... 127
Lampiran 6 Korelasi Product Momen dan Regresi Ganda ... 130
Lampiran 7 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 135
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai suatu organisme, sering mengikuti hukum-hukum
biologi, hukum-hukum alam pikir, rasa keadilan dan sebagainya. Perasaan
atau emosi memegang peranan penting dalam hidup manusia. Semua
gejala emosional seperti rasa takut, marah, cemas, stres, penuh harap, rasa
senang, dan sebagainya dapat mempengaruhi perubahan-perubahan
kondisi fisik seseorang. Perasaan atau emosi dapat memberi pengaruh
fisiologik seperti ketegangan otot, denyut jantung, peredaran darah,
pernafasan dan berfungsinya kelenjar-kelenjar hormon tertentu.
Kondisi-kondisi yang menekan dapat menimbulkan kecemasan.
Contohnya, terdapat pada situasi ketika menghadapi sebuah ujian, seperti
ujian kelulusan, ujian masuk perguruan tinggi dan sebagainya. Juga
terlihat pada situasi persidangan, wawancara pada saat melamar kerja,
perlombaan-perlombaan, seperti lomba nyanyi, lomba pidato, lomba puisi
dan sebagainya.
Berdasarkan keputusan pemerintah peserta Ujian Nasional
dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan dengan nilai rata-rata
minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai
minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25
Dengan standar yang telah ditentukan pemerintah setiap siswa dituntut
untuk dapat mengerjakan soal, sehingga membuat para siswa merasa
tertekan.
Menurut Richard Lazarus yang dikutip oleh Richki Rahmat
(Kedaulatan Rakyat, 2009:17) bahwa bagaimana peristiwa kehidupan,
dinilai merupakan penentu penting, apakah peristiwa tersebut
menyebabkan stres. Ujian contohnya dapat dipandang sebagai tantangan
atau peristiwa yang sangat penuh stres.
Jika seseorang beranggapan bahwa tuntutan dalam suatu situasi
melebihi kemampuannya, orang tersebut mengalami stres. Ujian akhir
dapat sekedar sebuah tantangan bagi seseorang yang sudah siap
menghadapinya, namun sangat penuh stres bagi seseorang yang merasa
tidak siap menghadapinya. Jika seorang siswa sudah dapat mengatasi
kecemasan terhadap Ujian Nasional yang akan dihadapinya maka rasa
percaya diri itu akan timbul dengan sendirinya, bahwa dia mampu
menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan.
Dengan mendisiplinkan diri misalnya menyusun jadwal belajar
dengan baik setiap harinya dan mematuhi peraturan-peraturan dalam
kegiatan pembelajaran guna untuk mempersiapkan Ujian Nasional
diharapkan mengurangi tekanan yang berat pada saat menjelang ujian
sehingga mampu membuat siswa itu tidak berat. Dan tak lupa melakukan
relaksasi guna meregangkan otot yang kencang dan tegang diharapkan
menghadapi ujian. Membangun sikap disiplin belajar yang baik
diharapkan akan meningkatkan hasil ujian. Tak lupa dengan dukungan dari
berbagai pihak sangat menentukan keberhasilan dalam ujian nasional
karena dengan adanya motivasi dari orang terdekat akan menjadi semangat
untuk meraih keberhasilan.
Dengan adanya persiapan yang matang diharapkan paling tidak
akan mengurangi tingkat stres yang dialami oleh siswa dalam menempuh
Ujian Nasional serta dapat menekan angka ketidaklulusan yang terjadi di
tahun 2009. Sehingga Ujian Nasional sekarang diharapkan mampu
meluluskan banyak siswa. Dan dampaknya akan terlihat bahwa dunia
pendidikan sekarang lebih berhasil dan dapat melahirkan generasi penerus
bangsa yang cerdas dan pandai yang mampu diharapkan menjadi bangsa
yang besar.
Sebaliknya jika kita menunda- nunda dalam belajar atau belajar
(SKS) sistem kebut semalam alias wayangan untuk menghadapi Ujian
Nasional hasilnya pasti tidak maksimal otomatis tidak akan lulus ujian.
Karena ketidaksiapan dalam penguasaan materi yang begitu banyak
mengakibatkan pelajar akan mengalami sters. Jadi dengan semua sudah
dipersiapkan sejak dini mereka akan siap untuk berperang meraih
kemenangan.
Usaha belajar dapat berhasil dan mencapai tujuannya apabila
peserta didik dapat mengatasi kecemasan di dalam dirinya serta mendapat
semangat atau yang dinamakan motivasi. Selain itu juga ada faktor lain
yang memegang peranan penting yaitu disiplin diri dalam belajar. Ketiga
faktor tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam pencapaian hasil ujian
nasional siswa. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Pengaruh kecemasan, motivasi belajar
dan disiplin belajar siswa dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil
ujian nasional pada siswa kelas XII.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah-masalah
yang muncul dalam menghadai Ujian Nasional adalah kecemasan,
motivasi belajar siswa, kedisiplinan belajar siswa, dukungan dari orang
terdekat, persiapan sejak dini,dunia pendidikan, tantangan bagi siswa
dalam menghadapi Ujian Nasional.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang ada serta untuk
memperoleh gambaran dan substansi yang jelas tentang ruang lingkup
penelitian dan kedalaman pembahasan, penelitian ini membatasi
permasalahan pada kecemasan, motivasi belajar, dan disiplin belajar yang
dialami siswa SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta terhadap hasil ujian
nasional.
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
telah dikemukakan di atas, maka permasalahan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan kecemasan dalam
menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional?
2. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar dalam
menghadapi ujian nasioanl terhadap hasil ujian nasional?
3. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan disiplin belajar dalam
mnghadapi ujian terhadap hasil ujian nasional?
4. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan kecemasan, motivasi
belajar, dan disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap
hasil ujian nasional?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kecemasan dalam
menghadapi ujian nasioanl terhadap hasil ujian nasional.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar dalam
menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh disiplin belajar dalam
4. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kecemasan, motivasi belajar,
dan disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil
ujian nasional.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi kepala sekolah dan penilik atau pengawas pendidikan dalam
upaya menyusun srategi peningkatan kualitas pendidikan. Bagi para
guru mata pelajaran yang diunaskan, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan profesionalisme guru
dalam menstransfer ilmunya kepada siswa sehingga proses belajar
mengajar di sekolah dapat berlangsung dengan baik yang akhirnya
tujuan pendidikan tersebut akan tercapai.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
informasi bagi penelitian selanjutnya serta menambah bahan bacaan
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, dalam
menerapkan teori yang diperoleh selama kuliah dengan keadaan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoretik
1. Hasil Ujian Nasional
Ujian Nasional adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar
dan atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan secara nasional. Sejak
tahun pelajaran 2001/2002 Ebtanas digantikan dengan ujian nasional.
Ujian Nasional berlaku untuk SLTP/MTs dan SMA/MA sedangkan pada
jenjang SD/MI berlaku ujian akhir sekolah (UAS) (Pakpahan, 2002).
Ebtanas dengan ujian akhir nasional memang ada kemiripan, yaitu pada
aspek pelaksanaan yang secara bersamaan di seluruh negeri. Perbedaannya
soal ujian nasional dibuat oleh sekolah, tetapi harus mengacu pada silabus
yang sudah diberikan Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dimenti).
Sedangkan Ebtanas memasok soal ujian dari pusat (www.kompas.com).
Ujian nasional merupakan penilaian pada akhir proses
pembelajaran di sekolah. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
sehingga informasi bermakna dalam pengambilan keputusan (Depdikbud,
Hasil Ujian di suatu sekolah akan memberikan informasi tentang
keberhasilan siswa dari tujuan pembelajaran dan menggambarkan
kemampuan siswa yang sebenarnya. Dengan demikian, hasil ujian
nasional dapat digunakan untuk mengetahui efektivitas dan tingkat
pencapaian atau keberhasilan suatu program kegiatan terutama program
pembelajaran (Nitko, 1996 dalam Pakpahan, 2002).
Fungsi ujian nasional adalah sebagai (1) alat pengendali mutu
pendidikan; (2) pendorong peningkatan mutu pendidikan; (3) bahan
pertimbangan dalam menentukan tamat belajar dan predikat prestasi siswa;
(4) bahan pertimbangan dalam seleksi penerimaan siswa baru pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi (Depdiknas, 2001 dalam Pakpahan, 2002).
Sedang ujian nasional bertujuan untuk (1) mengukur pencapaian hasil
belajar siswa; (2) mengukur mutu pendidikan tingkat nasional, provinsi,
kabupaten/kota, dan sekolah; (3) mempertanggungjawabkan
penyelenggaraan pendidikan secara nasional, provinsi, kabupaten/kota,
dan sekolah kepada masyarakat.
Dari rumusan fungsi dan tujuan ujian nasional di atas dapat dilihat
bahwa ada tiga unsur yang berkepentingan dengan hasil ujian nasional
yaitu pemerintah, sekolah, dan siswa. Bagi pemerintah, hasil ujian
nasional berfungsi sebagai alat pengendali dan pendorong mutu
pendidikan. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai gambaran kemampuan
hasil ujian nasional digunakan untuk melihat gambaran hasil belajar atau
kemampuan selama menempuh pendidikan di sekolah.
2. Kecemasan
a. Pengertian Kecemasan
Kartono (1989:118) menyatakan bahwa kecemasan atau
kegelisahan merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan dan
keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus
untuk ketakutan tersebut.
Priest (1991:15) dan Prawirohusodo (1988:167)
menyatakan bahwa kecemasan adalah pengalaman emosi yang dialami
ketika seseorang berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan
akan terjadi, yang datang dari dalam bersifat meningkat dan
dikarenakan oleh berbagai alasan serta situasi yang dihubungkan
dengan suatu ancaman bahaya yang tidak diketahui oleh dirinya.
Kecemasan menimbulkan rasa tidak enak, menggelisahkan dan
menakutkan sehingga membuat seseorang ingin lari dari kenyataan
enggan berbuat sesuatu.
Kecemasan mempunyai segi yang disadari manusia seperti
rasa takut, terkejut, tak berdaya, dan rasa bersalah. Di samping itu
kecemasan juga memiliki segi di luar kesadaran manusia dan tidak
jelas, seperti orang yang merasa takut dan tidak bias menghindari
perasaan maupun hal-hal yang tidak menyenangkan ( Daradjat,
Gunarsa dkk, (1996) menjelaskan bahwa kecemasan
berbeda dengan ketakutan. Pada gejala takut objek atau bahaya yang
ditakuti jelas, nyata. Seperti misalnya takut pada kecoa, kucing,
ondel-ondel, anjing, ular, dan sebagainya. Sedangkan pada kecemasan, objek
atau keadaan (bahaya) yang dikhawatirkan tidak jelas, tidak nyata.
Berdasarkan berbagai pengertian di atas maka konsep
pengertian kecemasan yang akan digunakan dalam penelitian ini, yakni
bahwa kecemasan merupakan pengalaman emosi yang menyakitkan.
Seseorang mengalami kecemasan ketika ia berpikir tentang sesuatu
yang tidak menyenangkan akan terjadi berupa situasi atau bahaya yang
mengancam dirinya. Kecemasan menimbulkan rasa tidak enak, rasa
takut, tak berdaya dan menggelisahkan maka seseorang akan berusaha
untuk menghindarinya. Setiap orang akan mengalami kecemasan dan
rasa takut dalam lingkungan sosial yang muncul karena
memperkirakan adanya penilaian orang lain.
b. Komponen-komponen Reaksi Kecemasan
Beberapa ahli mengemukakan tentang reaksi-reaksi yang akan
muncul ketika seseorang mengalami kecemasan, yaitu :
1) Komponen Fisiologis dari Kecemasan
Haber dan Runyon (1999:159) menyebutnya dimensi
somatis yaitu kecemasan yang dimanifestasikan dalam bentuk
reaksi fisik atau biologis. Mahler (dalam Calhoun dan Acoccella,
kecemasan yang berkaitan dengan reaksi tubuh. Carducci (1998)
menyebutnya bentuk fisiologis kecemasan yaitu bentuk kecemasan
yang mempengaruhi respon tubuh seseorang (The Building of
Butterflies in Your Stomach). Buklew (1980:123) menyebutnya
gejala fisiologis yaitu kecemasan yang berwujud gejala-gejala fisik
terutama dalam fungsi system syaraf. Daradjat (1996:136)
menyebutnya gejala fisik yaitu gejala kecemasan yang bersifat
fisik.
Pada saat seseorang mengalami kecemasan maka tubuhnya
akan segera bereaksi atau merespon dengan terpicunya sistem saraf
simpatik. Sistem saraf simpatik merupakan bagian dari sistem saraf
pusat yang akan mengambil alih ketika seseorang berada dalam
situasi yang mengancam, seperti ketika jantung berdetak dan
tekanan darah meningkat maka sistem saraf simpatik akan memicu
oksigen ke dalam darah sehingga reaksi yang muncul dapat
diredakan. Secara fisik ketika seseorang mengalami kecemasan
akan tampak berkeringat walaupun udara tidak panas, jantung
berdebar lebih cepat, tangan ( ujung-ujung jari) atau kaki terasa
dingin, nafsu makan hilang, mengalami gangguan pencernaan,
perut terasa mual, diare, sering gemetar, kepala pusing, nafas
sesak, mulut dan tenggorokan terasa kering, muka tampak pucat,
mengalami gangguan tidur atau tidur tidak nyenyak, mudah lelah,
tidak dapat santai, dan mudah terkejut.
2) Komponen Kognitif dari Kecemasan
Haber dan Runyon (1999:160) menyebutnya dimensi
kognitif yaitu kecemasan yang dimanifestasikan dalam pikiran
seseorang. Mahler (dalam Calhoun dan Acoccella, 1990:165)
menyebutnya komponen kognitif yaitu reaksi terhadap kecemasan
yang berkaitan dengan kekhawatiran individu terhadap
konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan dialami. Carducci
(1998) menyebutnya bentuk kognitif kecemasan yaitu bentuk
kecemasan yang mempengaruhi proses kognitif seseorang (The
Closing of Your Mind). Buklew (1980:124) menyebutnya gejala
psikologis yaitu kecemasan yang berwujud gejala-gejala kejiwaan.
Daradjat (1996:137) menyebutnya gejala mental yaitu gejala
kecemasan yang bersifat mental.
Pada saat seseorang mengalami kecemasan maka akan
mempengaruhi proses kognitif yang terjadi dalam pikirannya.
Kecemasan menyebabkan terhalangnya kemampuan seseorang
untuk mengingat informasi yang tersimpan dalam memorinya.
Seseorang mengalami kesulitan berpikir, jadi apa yang dipikirkan
dan sudah dipahami sebelumya berubah total menjadi kacau dan
membingungkan. Kecemasan mempengaruhi kemampuan
kekhawatiran terhadap konsekuensi-konsekuensi yang mungkin
akan dialami. Pikiran menjadi buntu atau tertutup. Bila
kekhawatiran meningkat dapat mengganggu kemampuan kognitif
seseorang seperti : sulit berkonsentrasi atau sulit memusatkan
perhatian, tidak mampu mengambil keputusan, pelupa, pikiran
kacau, dan mudah panik.
3) Komponen Emosional dari Kecemasan
Haber dan Runyon (1999:161) menyebutnya dimensi
afektif yaitu kecemasan yang dimanifestasikan melalui emosi.
Mahler (dalam Calhoun dan Acoccella, 1990:167) menyebutnya
komponen emosional yaitu reaksi terhadap kecemasan yang
berkaitan dengan perasaan individu terhadap sesuatu suatu hal
yang dialami secara sadar dan mempunyai ketakutan yang
mendalam.
Ketika seseorang mengalami kecemasan maka akan
mempengaruhi perasaan dan perasaannya menjadi tegang.
Kecemasan menyebabkan seseorang kesulitan untuk mengontrol
perasaanya dan kecemasan itu diungkapkan melalui emosi.
Seseorang mengalami perasaan tegang karena luapan emosi yang
berlebihan. Seseorang jadi cenderung terus menerus merasa
khawatir dan gelisah akan bahaya yang menimpanya, bingung,
menentu, merasa tidak tentram, merasa tidak sanggup
menyelesaikan masalah dan sering mengeluh.
4) Komponen Perilaku dari Kecemasan
Haber dan Runyon (1999:163) menyebutnya dimensi
motoris yaitu kecemasan yang dimanifestasikan dalam bentuk
tingkah laku seseorang. Carducci (1998) menyebutnya bentuk
perilaku kecemasan yaitu bentuk kecemasan yang mempengaruhi
perilaku seseorang (Fumbling, Fighting or Fleeing).
Ketika seseorang mengalami kecemasan maka akan terjadi
perubahan pada perilakunya. Kecemasan mempengaruhi perilaku,
seseorang menjadi ragu-ragu dalam bertindak dan melarikan diri.
Komponen perilaku dari kecemasan merupakan tanda-tanda umum
yang bisa dikenali oleh orang lain. Dibagi dalam 3 kategori respon,
yaitu :
a) Gangguan terhadap Kelancaran Perilaku
Ketika seseorang mengalami kecemasan maka akan terjadi
perubahan perilaku, dari gerak-gerik yang biasanya lancar
menjadi kaku, aneh dan canggung. Seseorang menjadi gemetar,
menggigit bibir, menjentik-jentik kuku, meremas-remas jari,
gelisah dengan penampilannya seperti : rambut dan pakainnya,
terjadi perubahan nada suara, ragu-ragu, rendah diri dan hilang
b) Menghadapi Kecemasan (Fight Reaction Pattern)
Ketika mengalami kecemasan maka seseorang akan
menghadapinya yaitu dengan melakukan serangan balik
terhadap rasa cemasnya. Seseorang akan menghadapi
kecemasan itu dengan mencari berbagai solusi yang sekiranya
mampu meringankan bahkan mengatasi kecemasan tersebut
sepenuhnya.
c) Menghindari kecemasan (FlightReaction Pattern)
Ketika mengalami kecemasan, seseorang dapat juga memilih
untuk menghindari bahkan melarikan diri dari rasa cemas (dari
kenyataan) tersebut dengan mencari peralihan yang berbeda
sekali dari situasi yang dihadapi. Situasi tersebut berlangsung
beberapa saat saja dan kecemasan belum tentu teratasi.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka konsep
komponen reaksi kecemasan yang akan digunakan dalam
penelitian ini yakni bahwa reaksi kecemasan termanifestasi
menjadi 4 komponen, yaitu komponen fisiologis, komponen
kognitif, komponen emosional dan komponen perilaku. Setiap
komponen tersebut memiliki indikator-indikator yang
menggambarkan reaksi-reaksi yang akan muncul ketika seseorang
mengalami kecemasan. Setiap orang akan merespon kecemasan
c. Jenis-jenis Kecemasan
Carducci (1998:98) mengemukakan beberapa tipe dari
kecemasan. Terdapat tipe-tipe kecemasan yang didasarkan pada
batasan tertentu, yaitu dalam batasan normal dan batasan abnormal.
Apabila dalam batasan abnormal, hal tersebut sudah merupakan
gangguan kecemasan (anxiety disorder) dan merupakan tipe
kecemasan yang sangat berbahaya bagi seseorang. Namun apabila
dalam batasan normal terdapat tipe kecemasan yang sudah dikenal
bahkan kemungkinan setiap orang pernah mengalaminya dalam
batasan normal ynag berbeda-beda frekuensi dan intensitasnya, tipe
kecemasan tersebut adalah :
1) Kecemasan sebagai suatu keadaan / State Anxiety
Keadaan cemas merupakan perubahan emosional sesaat
atau sementara yang dialami seseorang ketika berhadapan dengan
situasi yang mengancam. Keadaan cemas ini terjadi sesuai dengan
situasi, intensitas dan dapat berubah-ubah setiap waktu dan dipicu
oleh stimulus yang jelas, seperti ketika seseorang merasa gelisah
atau khawatir. Batasan kecemasan ini bervariasi dari satu situasi ke
situasi yang lain karena ini merupakan keadaan tegang yang
sementara saja.
2) Kecemasan sebagai suatu sifat / Trait Anxiety
Sifat cemas merupakan karakter seseorang, ketika
dikarenakan adanya perbedaan individual dalam kecenderungan
seseorang untuk merasakan bermacam-macam situasi yang
mengancam dan meresponnya dengan reaksi cemas. Seseorang
akan cenderung merespon situasi dengan reaksi cemas yang lebih
kuat. Seseorang merasa bahwa setiap situasi merupakan serangan
kecemasan dan merespon dengan kadar atau tingkat cemas yang
lebih besar lagi, jadi seseorang akan “selalu merasa cemas”.
3) Gangguan kecemasan / Anxiety Disorder
Gangguan kecemasan merupakan kecemasan dalam batasan
abnormal karena seseorang mengalami serangan panik dalam
frekuensi dan intensitas yang lebih kuat dan ekstrim. Gangguan ini
menyebabkan seseorang harus menjalani terapi-terapi tertentu
untuk mengatasi gangguannya ini.
Berdasarkan uraian di atas maka konsep jenis-jenis
kecemasan yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni bahwa
jenis kecemasan masih dalam batasan normal. Hal ini dikarenakan
setiap orang memiliki kemungkinan pernah mengalami kecemasan
walau dalam frekuensi dan intensitas yang berbeda-beda.
d. Sebab-sebab Kecemasan
Gunarsa (1996) menyimpulkan sebab-sebab kecemasan
1) Tuntutan sosial berlebihan yang belum atau tidak dapat dipenuhi
oleh seseorang. Tuntutan ini merupakan perasaan subjektif yang
mungkin belum tentu dirasakan orang lain.
2) Adanya standar keberhasilan yang terlalu tinggi bagi kemampuan
yang dimiliki seseorang, sehingga menimbulkan rasa rendah diri.
3) Individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau keadaan
yang tidak diharapkan atau diperkirakan sebelumnya.
4) Adanya pola berpikir dan persepsi negatif terhadap situasi atau diri
sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, konsep penyebab kecemasan
yang akan digunakan dalam penelitian yakni penyebab kecemasan
dapat dibagi menjadi 2 yaitu : kecemasan yang disebabkan adanya
faktor dari luar diri seseorang berupa tuntutan dan standar dari orang
lain, dan kecemasan yang disebabkan oleh faktor dari dalam diri
seseorang seperti seseorang yang kurang siap menghadapi situasi tidak
terduga, pola berpikir dan persepsi negatif dalam pikiran seseorang.
Berdasarkan berbagai uraian sub judul di atas, dapat
disimpulkan konsep kecemasan yang digunakan pada penelitian ini,
adalah kecemasan merupakan pengalaman emosi yang menyakitkan.
Reaksi seseorang ketika merasakan adanya sesuatu yang tidak
menyenangkan akan mengancam dan menimpa dirinya. Setiap orang
akan merespon kecemasan dengan cara yang berbeda-beda yaitu
beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu : faktor eksternal berupa
tuntutan sosial yang berlebihan, standar yang terlalu tinggi, evaluasi
interpersonal dari lingkungan sosial terhadap diri seseorang yang
disampaikan secata nyata, dan faktor internal berupa ketidaksiapan
untuk menghadapi sesuatu yang tidak terduga dan adanya pola pikir
serta persepsi negatif terhadap situasi atau diri sendiri. Kecemasan
dapat dialami sebagai perasaan sesaat atau sementara, juga dapat
dialami sebagai suatu sifat karena seseorang selalu merasa cemas.
Kecemasan memiliki beberapa komponen yaitu : komponen fisiologis,
kognitif, emosional, dan perilaku dengan indikatornya masing-masing.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan gaya penggerak psikis
di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel, 2004:169).
Motivasi juga dipandang sebagai dorongan mental yang
menggunakan dan menjauhkan perilaku manusia termasuk perilaku
belajar (Dimyati dan Modjono, 1990).
Motivasi adalah keadaan psikologis dalam diri pribadi
seseorang yang mendorong individu untuk melakukan
Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah segala sesuatu
yang mendorong individu untuk melakukan tindakan kearah tujuan
tertentu.
b. Dua Bentuk Motivasi Belajar
Motivasi belajar terbagi atas dua bentuk, yaitu:
1) Motivasi ekstrinsik
Motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak
berkaitan degan aktivitas belajar. Misalnya anak rajin belajar untuk
memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tua.
2) Motivasi Intrinsik
Bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya anak belajar karena
ingin mengetahui seluk-beluk suatu masalah
selengkap-lengkapnya.
Siswa yang bermotivasi intrinsik mempunyai tujuan:
menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli
dalam bidang studi tertentu, dan lain sebagainya. Satu-satunya
jalan menuju ke tujuan yang ingindicapai ialah belajar; tanpa
belajar, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang
ini berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik, dan
sebagainya.
Siswa yang bermotivasi ekstrinsik juga mempunyai suatu
tujuan, tetapi tujuannya lain dari menjadi orang yang
berpengetahuan, dan lain sebagainya. Kegiatan belajar dilakukan
untuk mencapai tujuan itu, tetapi sebernarnya tidak mutlak perlu
belajar untuk mencapai tujuan; dengan kata lain kegiatan belajar
dan tujuan yang akan dicapai tidak mutlak; yang satu dapat
dilepaskan dari yang lain. Misalnya untuk memperoleh pujian dari
orang tua, siswa dapat melakukan berbagai kegiatan, bukan hanya
kegiatan belajar.
c. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Ada beberapa unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
1) Cita-cita/aspirasi pembelajar
Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau
aspirasi tertentu di dalam hidupnya, termasuk pembelajar. Cita-cita
atau aspirasi ini senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan.
2) Kemampuan pembelajar
Kemampuan manusia satu dengan yang lainnya tidaklah
sama. Menuntut seseorang sebagaimana orang lain dari bingkai
penglihatan demikian tentulah tidak dibenarkan. Sebab, orang yang
memiliki kemampuan rendah akan mengalami kesulitan untuk
3) Kondisi pembelajar
Kondisi pembelajar dapat dibedakan atas kondisi fisiknya
dan kondisi psikologisnya. Dua macam kondisi ini, fisik dan
psikologis, umumnya saling mempengaruhi satu sama lain. Jiwa
yang sehat terdapat pula tubuh yang sehat dalam realitasnya juga
berlaku kebalikannya. Bila seseorang kondisi psikologisnya tidak
sehat, bias berpengaruh terhadap ketahanan dan kesehatan fisiknya.
4) Kondisi lingkungan belajar
Dalam lingkungan yang kompetitif untuk belajar, seseorang
yang menghuni lingkungan tersebut akan terbawa serta untuk
belajar sebagaimana orang lain. Ia, secara sadar ataukah tidak,
terekayasa untuk belajar. Jika pada lingkungan tersebut belajar
sudah menjadi budaya atau sebutlah “ kebiasan”, maka para
penghuni lingkungan tersebut bias terbawa ke dalam budaya
belajar.
5) Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran
Unsur-unsur dinamis pembelajaran turut mempengaruhi
motivasi belajar pembelajar. Unsur-unsur dinamis belajar
pembelajaran tersebut meliputi hal-hal sebagi berikut :
a. Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar.
b. Bahan belajar dan upaya penyediaannya.
c. Alat Bantu belajar dan upaya penyediaannya.
e. Kondisi subjek belajar dan upaya penyiapan dan
peneguhannya.
6) Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar
Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga
berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya
dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga
bergairah belajar. Guru yang sungghu-sungghu dalam
membelajarkan pembelajar, menjadikan tingginya motivasi belajar
pembelajar. Pada guru yang demikian, umumnya mempersiapkan
diri dengan matang dan senantiasa memberikan yang terbaru dan
terbaik kepada para pembelajar. Oleh karena yang diberikan
tersebut menarik, terbaik dan mungkin terbaru, maka tingkat
aktualitasnya sangat tinggi di mata pembelajar. Sebagai akibatnya,
hal-hal yang disajikan oleh guru menjadi menarik di mata
pembelajar. Menariknya hal-hal yang diberikan ini bias menjadi
tingginya motivasi pembelajar.
4. Disiplin Belajar
a) Definisi Disiplin
Disiplin merupakan keterikatan seseorang baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mentaati norma-norma tertentu yang ada
di lingkungan masyarakat. Secara khusus disiplin adalah usaha yang
sungguh-sungguh dengan melalui latihan-latihan dan kemauan dari
anak-anak untuk berbuat positif dan berbuat yang menguntungkan.
Sebagai contoh adalah siswa mematuhi gurunya untuk mengerjakan
pekerjaan rumah, mematuhi peraturan yang ada di sekolah, dan
sebagainya.
b) Fungsi Disiplin.
Disiplin memang sangat perlu bukan saja di sekolah, tetapi
dalam semua hal dan dalam semua kegiatan dan lebih-lebih dalam
kegiatan belajar. Orang berbuat disiplin juga dikatakan belajar, yaitu
belajar mematuhi aturan yang ditetapkan. Karena terbiasa melatih diri
berdisiplin, akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang selalu melekat
pada diri pribadi siswa itu sendiri, yang akhirnya dapat berkembang
dan dapat dipergunakan di lingkungan tempat tinggal mereka.
Menurut Ansabel seperti dikutif Arysa (1991:22-37), disiplin
mempunyai berbagai fungsi yang sangat penting tehadap
perkembangan kepribadian anak. Disebutkan bahwa ada empat fungsi
pokok yang terdapat dalam disiplin yaitu:
1) Sebagai fungsi dari internalisasi.
2) Sebagai fungsi dari sosialisasi.
3) Sebagai fungsi kemasakan kepribadian.
Dari fungsi-fungsi disiplin yang sudah disebutkan diatas
dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1) Untuk kelancaran proses belajar mengajar
Dengan berdisiplin anak merasa aman dan tidak merasa
terganggu oleh teman, dan ini berarti mereka menyadari bahwa
berhasil tidaknya disiplin adalah untuk mereka sendiri.
2)Mendidik dan melatih siswa dalam hidup bermasyarakat/
sosialisasi.
Dengan disiplin anak akan terlatih mengikuti dan
melaksanakan norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat.
3)Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan waktu
sebaik-baiknya untuk belajar maupun kegiatan lainnya.
Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antar
yang satu dengan yang lainnya akan timbul perasaan aman dalam
kehidupannya.
c) Unsur Disiplin
Menurut Edwin (1997:17) ada empat unsur disiplin yaitu
peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistensi. Peraturan yang
dimaksudkan bahwa dalam disiplin ada norma-norma, aturan yang
harus ditaati seseorang. Hukuman dimasudkan jika seseorang
melanggar suatu aturan, maka ia akan mendapatkan hukuman.
Hukuman dapat berupa fisik, non fisik, membayar denda dan
melaksanakan tindakan yang benar, maka kepadanya diberikan
penghargaan yang tidak harus berupa denda, tetapi dapat berupa
ucapan terima kasih, senyuman, pujian, dan lain sebagainya.
Konsistensi berkait dengan tingkat keajegan dalam memberikan
hukuman dan penghargaan.
Untuk mendapatkan sesuatu hasil yang baik diperlukan
disiplin dan keteraturan secara kontinyu. Untuk dapat mencapai hasil
belajar yang baik, seorang pelajar perlu merencanakan terlebih dahulu
dengan sistematika yang baik tentang apa yang akan dipelajari.
Menurut Gie (1982:82) bahwa dalam usaha apapun juga
keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk
memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan
pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar barulah seorang
pelajar akan mempunyai cara belajar yang baik.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Disiplin Belajar.
Pada umumnya ternyata tidak semua pelajar mampu
menjalankan disiplin yang baik meskipun pelajar itu sendiri sudah
berusaha dengan mambuat jadwal atau rencana sendiri. Hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1) Faktor Intern (Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar itu
sendiri) yang meliputi:
Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan,
misalnya pelajar yang menunda pekerjaan sehingga
pekerjaannya menumpuk dan semakin banyak.
b)Kesehatan
Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi kedisiplinan. Orang yang tidak sehat akan
sulit untuk mentaati apa yang sudah direncanakan,
sebaiknya orang yang sehat akan lebih mudah menepati
segala sesuatu yang direncanakan.
c) Minat
Seseorang yang mempunyai segala kegiatan, maka
kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih tinggi
dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai apa
yang dilaksanakan.
2) Faktor Ekstern meliputi:
a) Peralatan
Faktor ini dapat mempengaruhi disiplin seseorang,
sebagai contoh pelajar yang memiliki peralatan lengkap
dalam belajar, lebih memiliki jiwa disiplin dibandingkan
dengan pelajar yang mempunyai peralatan yang kurang
b)Ligkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat besar
pengaruhnya dalam membantu meningkatkan disiplin
belajar. Dalam lingkungan keluarga peranan orang tua
sangat membantu sedangkan dalam lingkungan sekolah
adalah guru dan teman sekolahnya, yang lebih besar
pengaruhnya adalah peran dari teman-temannya. Meskipun
guru berusaha memotivasi belajar, tetapi jika temannya
tidak mendukung maka disiplin yang ditawarkan belum
tentu berhasil.
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Nur Hery Muhtarom (2006), dalam penelitiannya yang berjudul “
Pengaruh Kecemasan dan Motivasi Belajar Dalam Menghadapi Ujian
Nasional Terhadap Hasil Kelulusan Ujian Nasional” (r² = 0,541, p = 0,001).
Hal ini berarti semakin rendah kecemasan dan motivasi belajar semakin tinggi
dalam menghadapi ujian nasional maka semakin tinggi hasil kelulusan ujian
nasional, sebaliknya semakin tinggi kecemasan dan motivasi belajar semakin
rendah dalam menghadapi ujian nasional maka hasil kelulusan ujian nasional
akan semakin rendah.
Hasil penelitian Ani Sulistyowati (2005), yang berjudul “Pengaruh
Kecemasan Saat Menghadapi Ujian Dengan Prestasi Belajar Siswa” (r² =
dipengaruhi oleh kecemasan yang dialami siswa saat akan mnghadapi Ujian
Nasional. Sehingga dapat dikatakan semakin rendah kecemasan maka nilai
ujian yang diperoleh semakin tinggi begitu pula jika kecemasan semakin
tinggi maka nilai ujian yang diperoleh semakin rendah (Sulistyowati, 2005)
Berdasarkan dua hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa
dengan adanya kecemasan dapat mempengaruhi hasil Ujian Nasional. Selain
itu Motivasi dan disiplin belajar juga sangat mempengaruhi hasil Ujian
Nasional. Sebagai seorang siswa maka mereka perlu mengatasi hal tersebut
agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan. Jadi kecemasan, motivasi
belajar dan disiplin belajar dapat mempengaruhi hasil Ujian Nasional.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh kecemasan dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil
ujian nasional
Dari beberapa konsep yang ada dapat dilihat bahwa kecemasan
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor psikologi dan faktor
konstitusi. Dari kecemasan diduga akan mempengaruhi prestasi belajar
dan berpengaruh pada quality of life dari masing-masing individu.
Menurut Gunarsa (1996), makin lama kecemasan berlangsung dan
makin tinggi intensitasnya, maka makin abnormal kondisi orang tersebut.
Jika seseorang yang sudah belajar dengan tekun, berlatih dengan giat,
tidak mengalami gangguan fisik apapun tetapi ia merasa cemas akan
kecemasannya itu tidak sepadan dengan keadaan yang ada. Hal tersebut
dianggap tidak normal.
2. Pengaruh motivasi belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil
ujian nasional
Motivasi belajar siswa akan berpengaruh terhadap hasil ujian
nasional. Dengan adanya motivasi, seorang siswa akan terpacu untuk lebih
belajar giat sehingga akan membawa hasil yang lebih baik. Menurut,
Mudjiono (1999:35), motivasi merupakan dorongan mental yang
menggerakkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Memotivasi
dirinya sendiri dalam menghadapi tantangan yang akan dihadapinya.
Motivasi yang baik adalah menjalankan ujian nasional dengan baik dan
mendapatkan hasil ujian nasional yang maksimal.
Motivasi belajar yang tinggi pada umumnya mempunyai hasil
belajar yang tinggi pula, karena keterlibatan dan aktivitas yang tinggi
dalam belajar. Siswa yang motivasi belajarnya tinggi akan cenderung
menguasai pelajaran yang mereka pelajari sehingga hasil yang diraih
meningkat pula. Maka siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi
terhadap hasil ujian nasional akan mendapat nilai yang baik.
3. Pengaruh disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil
ujian nasional
Dengan adanya disiplin belajar dan keteraturan secara kontinyu
hasil belajar yang baik, seorang pelajar perlu merencanakan terlebih dulu
dengan sistematika yang baik tentang apa yang akan dipelajari.
Menurut Gie (1982:82) bahwa dalam usaha apapun juga
keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh
hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan
pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar barulah seorang pelajar akan
mempunyai cara belajar yang baik. Mendisiplinkan diri akan sangat
berpengaruh terhadap hasil ujian nasional yang didapat, yaitu dengan
mematuhi peraturan-peraturan dalam kegiatan pembelajaran. Membangun
sikap disiplin belajar yang baik diharapkan akan mendapatkan hasil ujian
nasional yang memuaskan.
4. Pengaruh kecemasan, motivasi belajar, dan disiplin belajar siswa dalam
menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional
Semakin optimal peserta didik dalam belajar maka akan
mendapatkan hasil yang maksimal. Usaha belajar dapat berhasil dan
mencapai tujuannya apabila peserta didik dapat mengatasi kecemasan di
dalam dirinya serta mendapat dukungan, dengan adanya dukungan maka
peserta didik mempunyai semangat atau yang dinamakan motivasi. Selain
itu juga ada faktor lain yang memegang peranan penting yaitu disiplin diri
dalam belajar. Ketiga faktor tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam
pencapaian belajar siswa.
Dengan adanya persiapan yang matang menjadi percaya diri dalam
dapat terlibat dan aktif dalam belajar, dengan disertai kedisiplinan belajar
yang tinggi akan mempengaruhi dan meningkatkan hasil belajarnya.
D. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan yang masih lemah, karenanya masih
harus diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kecemasan dalam menghadapi
ujian nasional terhadap hasil ujian nasional.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar dalam
menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan disiplin belajar dalam
menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional.
4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kecemasan, motivasi belajar, dan
disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan digunakan adalah studi
kasus tentang pengaruh kecemasan, motivasi belajar, dan disiplin belajar siswa
dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional pada siswa
kelas XII jurusan IPA dan IPS SMA Negeri 2 Bantul.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Bantul, Jl. RA. Kartini Bantul.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2009.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peniliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2006:55). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa- siswi kelas XII
2. Sampel
Menurut Ferguson (Consuelo, 1993: 160) sampel merupakan
beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Dalam
penelitian ini, sampel diperoleh dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel acak proporsional.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 125 siswa. Sampel
penelitian dengan jumlah 125 siswa diperoleh dengan perhitungan sebagai
berikut:
Kelas XII IPA 1 = 39/274 X 125 siswa = 17,79 siswa.
Kelas XII IPA 2 = 37/274 X 125 siswa = 16,88 siswa.
Kelas XII IPA 3 = 39/274 X 125 siswa = 17,79 siswa.
Kelas XII IPS 1 = 40/274 X 125 siswa = 18,25 siswa.
Kelas XII IPS 2 = 39/274 X 125 siswa = 17,79 siswa.
Kelas XII IPS 3 = 40/274 X 125 siswa = 18,25 siswa.
Kelas XII IPS 4 = 40/274 X 125 siswa = 18,25 siswa.
Hasil perhitungan di atas dibulatkan, sehingga sampel yang
diambil dari kelas XII IPA 1 sebanyak 18 siswa, kelas XII IPA 2
sebanyak 17 siswa, kelas XII IPA 3 sebanyak 18, kelas XII IPS 1
sebanyak 18 siswa, kelas XII IPS 2 sebanyak 18 siswa, kelas XII IPS 3
sebanyak 18 siswa, dan untuk kelas XII IPS 4 sebanyak 18 siswa. Jadi
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:96), variabel adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Variabel yang diteliti meliputi :
a. Variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel akibat atau variabel
yang dipengaruhi. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah hasil ujian nasional, yang dinyatakan (Y). Hasil Ujian Nasional
merupakan informasi tentang keberhasilan siswa dari tujuan
pembelajaran dan menggambarkan kemampuan siswa yang
sebenarnya, dan dapat digunakan untuk mengetahui efektivitas dan
tingkat pencapaian atau keberhasilan suatu program kegiatan terutama
program pembelajaran.
b. Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang
mempengaruhi atau variabel penyebab. Dalam penelitian ini, yang
menjadi variabel bebas adalah :
1) Kecemasan, yang dinyatakan dalam X1
Kecemasan merupakan pengalaman emosi yang
menyakitkan, seseorang mengalami kecemasan ketika ia berpikir
tentang sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi berupa
2) Motivasi belajar, yang dinyatakan dalam X2
Motivasi adalah keadaan psikologis dalam diri pribadi
seseorang yang mendorong individu untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
3) Disiplin belajar, yang dinyatakan dalam X3
Disiplin adalah usaha yang sungguh-sungguh dengan
melalui latihan-latihan dan kemauan dari anak untuk belajar, orang
berbuat disiplin juga dikatakan belajar yaitu belajar mematuhi
peraturan yang ditetapkan.
3. Pengukuran variabel
Pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah :
a. Untuk variabel independent
Untuk mengukur variabel kecemasan, motivasi, dan disiplin belajar
digunakan skala likert. Di dalam kuesioner setiap pertanyaan
mempunyai lima kemungkinan jawaban, yaitu sangat setuju (SS),
setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju
(STS). Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban pada
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat positif adalah :
Sangat setuju diberi skor 5
Setuju diberi skor 4
Ragu-ragu diberi skor 3
Tidak setuju diberi skor 2
Sebaliknya untuk alternatif jawaban pada pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat negatif adalah :
Sangat setuju diberi skor 1
Setuju diberi skor 2
Ragu-ragu diberi skor 3
Tidak setuju diberi skor 4
Sangat tidak setuju diberi skor 5
Besarnya bobot atau skor yang diperoleh responden sesuai dengan
jawaban yang diberikan.
b. Untuk variabel dependen
Untuk mengukur variabel terikat yaitu hasil Ujian Nasional didasarkan
pada nilai Ujian Nasional tahun ajaran 2008/209.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Kuesioner
Teknik kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan
menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya.
Kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan megedarkan pertanyaan
kepada para siswa yang dijadikan responden. Daftar pertanyaan
dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kecemasan, motivasi belajar
dan disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian
2. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi ini digunakan untuk mengungkap data yang bersifat
khusus, yang diyakini kebenarannya dan sesuai dengan peristiwa yang
terjadi. Data diperoleh dari pihak yang berwenang. Dokumentasi
digunakan untuk mencari data tentang gambaran umum, data mengenai
hasil Ujian Nasional untuk siswa kelas XII SMA Negeri 2 Bantul.
F. Teknik Pengujian Instrumen
1. Pengujian kesahihan (validitas) kuesioner
Validitas instrumen adalah taraf dimana suatu instrumen mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995 : 242). Suatu
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak
diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat. Uji validitas instrumen dalam penelitian ini akan dilakukan di
SMA Negeri 1 Bantul dengan menyebar 30 buah kuesioner.
Dalam menguji kesahihan (validitas) butir-butir kuesioner
diperlukan teknik tertentu antara lain statistik korelasi moment tangkar,
statistik korelasi pilah, dan statistik uji-t. Adapun untuk menganalisis
data atau butir-butir kuesioner ini digunakan perhitungan korelasi
product moment dari Karl Pearson dengan rumus : (Suharsimi,
1993:138)
( )( )
( )
{
N x2 x 2}
{
N y2( )
y 2}
, yx xy N Rxy
∑ − ∑ ∑
− ∑
keterangan :
N = total responden
∑
y = total nilai responden
∑
x = total nilai x.Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan korelasi
dengan taraf signifikansi 5%. Apabila hasil pengukuran r ≥ 5% maka item
tersebut dinyatakan tidak valid. Untuk korelasi yang diperoleh dari hasil
perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen
yang diukur. Selanjutnya harga koefisien korelasi ini dibandingkan dengan
harga r korelasi product moment pada tabel. Jika r hitung > r tabel, maka butir
soal tersebut dapat dikatakan valid. Dalam pelaksanaan perhitungan uji
validitas item pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program
SPSS 12 (Statistical Product and Service Solution).(lampiran 4)
Uji validitas dilakukan pada sembilan belas (19) butir pertanyaan
variabel kecemasan. Hasil pengujian validitas terhadap 19 item disajikan
[image:60.612.94.513.151.711.2]dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Kecemasan
Butir No. Nilai r hitung Nilai r tabel Status
1 0,536 0,361 Valid
2 0,585 0,361 Valid
3 0,531 0,361 Valid
4 0,534 0,361 Valid
6 0,535 0,361 Valid
7 0,545 0,361 Valid
8 0,717 0,361 Valid
9 0,727 0,361 Valid
10 0,389 0,361 Valid
11 0,457 0,361 Valid
12 0,468 0,361 Valid
13 0,462 0,361 Valid
14 0,712 0,361 Valid
15 0,700 0,361 Valid
16 0,596 0,361 Valid
17 0,513 0,361 Valid
18 0,424 0,361 Valid
19 0,782 0,361 Valid
Sumber : Data sebelum penelitian
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertany