• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kecemasan, motivasi belajar, dan disiplin belajar siswa dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional pada siswa kelas XII : studi kasus SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta Jl. RA. Kartini Bantul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kecemasan, motivasi belajar, dan disiplin belajar siswa dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional pada siswa kelas XII : studi kasus SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta Jl. RA. Kartini Bantul."

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

PENGARUH KECEMASAN, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN

BELAJAR SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL TERHADAP

HASIL UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS XII

Studi Kasus SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta

Agustina Dian Fiventi

Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kecemasan dalam

menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional; (2) pengaruh motivasi

belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional; (3) pengaruh

disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional; (4)

pengaruh kecemasan, motivasi belajar, dan disiplin belajar siswa dalam menghadapi

ujian nasional terhadap hasil ujian nasional.

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta pada bulan April

sampai dengan bulan Juni 2009. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 274 siswa.

Sampel penelitian berjumlah 125 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah sampel

acak proporsional. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product

Moment dan analisis regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh negatif dan signifikan

kecemasan dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional (T

hitung

=

2,696 > T

tabel

= 1,979 pada taraf signifikan 0,05), (2) Ada pengaruh positif dan

signifikan motivasi belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian

nasional (T

hitung

= 2,006 > T

tabel

= 1,979 pada taraf signifikan 0,05), (3) Ada

pengaruh positif dan signifikan disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional

terhadap hasil ujian nasional (T

hitung

= 2,052 > T

tabel

= 1,979 pada taraf signifikan

0,05), (4) Ada pengaruh positif dan signifikan kecemasan, motivasi belajar, dan

disiplin belajar siswa dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional

(F

hitung

= 3,327 > F

tabel

= 2,68 pada taraf signifikan 0,05).

(2)

ix

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ANXIETY, LEARNING MOTIVATION, AND

STUDENT’S LEARNING DISCIPLINE IN FACING NATIONAL

EXAMINATION TOWARD THE NATIONAL EXAMINATION RESULT ON

THE STUDENTS OF THE TWELFTH CLASS

A Case Study SMA Negeri 2 Bantul

Agustina Dian Fiventi

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2009

This research aims to find out: (1) the influence of anxiety in facing the

national examination towards the national examination result; (2) the influence of

learning motivation in facing the national examination towards the national

examination result; (3) the influence of student’s learning discipline in facing the

national examination towards the national examination result; (4) the influence of

anxiety, learning motivation, and student’s learning discipline in facing the national

examination toward the national examination result.

This research was conducted in two State Senior High School 2 Bantul

Yogyakarta from April to June 2009. The methods for collecting the data were

questionnaire and documentation. The population in this research was 274 students.

The samples of the research were 125 students. The techniques to take the sample

was random proportional sample. The data analysis techniques were product Moment

correlation and multi regression analysis.

The result of this research shows that: (1) there is a negative and significant

influence of anxiety in facing the national examination towards the national

examination result (T

count

= 2,696 > T

table

= 1,979 in significant level 0,05), (2) there

is a positive and significant influence of learning motivation in facing the national

examination towards the national examination result (T

count

= 2,006 > T

table

= 1,979

in significant level 0,05), (3) there is a positive and significant influence of student’s

learning discipline in facing the national examination towards the national

examination result (T

count

= 2,052 > T

table

= 1,979 in significant level 0,05), (4) there

(3)

i

PENGARUH KECEMASAN, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN

BELAJAR SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL TERHADAP

HASIL UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS XII

Studi Kasus SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta

Jl. RA. Kartini Bantul

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh:

SUSI SULASTRI

041334039

Oleh:

AGUSTINA DIAN FIVENTI

041334015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Kehidupan adalah sebuah perjalanan hidup yang

diberikan oleh Sang Pencipta, tugas kita adalah

menjalaninya dengan sepenuh hati, tulus, dan ikhlas.

Berikan hasil yang terbaik dalam kehidupan ini.

(Bang MAMED)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Spirit in my live Jesus Christus

Bapak & Ibu tercinta

My Son “ Vendy”

My Husband “ Mas ADI”

Kakak- kakakku

(7)

v

MOTTO

Tuhan tidak akan terlambat!

Juga tidak akan lebih cepat

Semuanya……

Dia jadikan indah tepat pada waktunya

“The danger of small mistakes is that those mistakes are not always small.”

Bahayanya kesalahan-kesalahan kecil adalah bahwa kesalahan-kesalahan itu

tidak selalu kecil.

Kesalahan kecil bisa mengakibatkan kesalahan yang lebih besar. Bersamaan

dengan kesalahan itu, persoalannya bisa menjadi besar pula. Maka kesalahan

kecil pun harus segera dibetulkan.

Sukses adalah keberhasilan yang kita capai di dalam menggunakan talenta2

yang telah Tuhan berikan kepada kita. (Rick devos)

(8)
(9)
(10)

viii

ABSTRAK

PENGARUH KECEMASAN, MOTIVASI BELAJAR, DAN DISIPLIN

BELAJAR SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL TERHADAP

HASIL UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS XII

Studi Kasus SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta

Agustina Dian Fiventi

Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kecemasan dalam

menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional; (2) pengaruh motivasi

belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional; (3) pengaruh

disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional; (4)

pengaruh kecemasan, motivasi belajar, dan disiplin belajar siswa dalam menghadapi

ujian nasional terhadap hasil ujian nasional.

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta pada bulan April

sampai dengan bulan Juni 2009. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 274 siswa.

Sampel penelitian berjumlah 125 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah sampel

acak proporsional. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product

Moment dan analisis regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh negatif dan signifikan

kecemasan dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional (T

hitung

=

2,696 > T

tabel

= 1,979 pada taraf signifikan 0,05), (2) Ada pengaruh positif dan

signifikan motivasi belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian

nasional (T

hitung

= 2,006 > T

tabel

= 1,979 pada taraf signifikan 0,05), (3) Ada

pengaruh positif dan signifikan disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional

terhadap hasil ujian nasional (T

hitung

= 2,052 > T

tabel

= 1,979 pada taraf signifikan

0,05), (4) Ada pengaruh positif dan signifikan kecemasan, motivasi belajar, dan

disiplin belajar siswa dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional

(F

hitung

= 3,327 > F

tabel

= 2,68 pada taraf signifikan 0,05).

(11)

ix

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ANXIETY, LEARNING MOTIVATION, AND

STUDENT’S LEARNING DISCIPLINE IN FACING NATIONAL

EXAMINATION TOWARD THE NATIONAL EXAMINATION RESULT ON

THE STUDENTS OF THE TWELFTH CLASS

A Case Study SMA Negeri 2 Bantul

Agustina Dian Fiventi

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2009

This research aims to find out: (1) the influence of anxiety in facing the

national examination towards the national examination result; (2) the influence of

learning motivation in facing the national examination towards the national

examination result; (3) the influence of student’s learning discipline in facing the

national examination towards the national examination result; (4) the influence of

anxiety, learning motivation, and student’s learning discipline in facing the national

examination toward the national examination result.

This research was conducted in two State Senior High School 2 Bantul

Yogyakarta from April to June 2009. The methods for collecting the data were

questionnaire and documentation. The population in this research was 274 students.

The samples of the research were 125 students. The techniques to take the sample

was random proportional sample. The data analysis techniques were product Moment

correlation and multi regression analysis.

The result of this research shows that: (1) there is a negative and significant

influence of anxiety in facing the national examination towards the national

examination result (T

count

= 2,696 > T

table

= 1,979 in significant level 0,05), (2) there

is a positive and significant influence of learning motivation in facing the national

examination towards the national examination result (T

count

= 2,006 > T

table

= 1,979

in significant level 0,05), (3) there is a positive and significant influence of student’s

learning discipline in facing the national examination towards the national

examination result (T

count

= 2,052 > T

table

= 1,979 in significant level 0,05), (4) there

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan petunjuk yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Kecemasan, Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar Siswa Dalam

Menghadapi Ujian Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional Pada siswa Kelas XII”.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis

menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3.

Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

(13)

xi

5.

Bapak S. Widanarto P., S.Pd, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

membantu dan membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.

6.

Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd, M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk

penyelesaian skripsi ini.

7.

Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

8.

Drs. Trisaktiyana, M.Si. selaku Kepala Bappeda Kabupaten Bantul.

9.

Drs. H. Paimin, selaku Kepala SMA Negeri 2 Bantul.

10.

Suhirman, M.Pd. selaku Wakil Kepala Urusan Kurikulum yang telah banyak

membantu penulis pada saat penelitian.

11.

Orangtuaku, Bapak Vicentius Susanto dan Ibu Yasinta Sri Suyati yang telah

memberikan doa, semangat, dukungan materiil, dan dukungan moral buat venti

selama ini.

12.

Bapak Tarmidi dan Ibu Sutinah yang juga telah memberikan semangat dan doa

selama proses disusunnya skripsi ini.

13.

Selamat Riyadi, makasih ya yah' atas dukungan doa, moril dan materilnya.

(tanpa doronganmu belum tentu ibu bisa selesaiin studi)

14.

Si kecil Ishaq Fendi Pradana Putra, yang bisa merubah ibu tambah sabar lagi.

15.

Mas Agus, Mbak Tatik, Valen, Mas Totok, Mbak Naning, Mbak Nana, Mbak

(14)
(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Identifikasi Masalah ... 3

C.

Batasan Masalah ... 4

D.

Rumusan Masalah ... 4

E.

Tujuan Penelitian ... 5

F.

Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Tinjauan Teoretik ... 7

1.

Hasil Ujian Nasional ... 7

(16)

xiv

3.

Motivasi Belajar ... 19

4.

Disiplin Belajar ... 23

B.

Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

C.

Kerangka Berpikir ... 29

1.

Pengaruh Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian

Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 29

2.

Pengaruh Motivasi Belajar Dalam Menghadapi Ujian

Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 30

3.

Pengaruh Disiplin Belajar dalam Menghadapi Ujian

Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 30

4.

Pengaruh Tingkat Kecemasan, Motivasi Belajar, dan

Disiplin Belajar Siswa Dalam Menghadapi Ujian

Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 31

D.

Perumusan Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian ... 33

B.

Tempat dan waktu Penelitian ... 33

C.

Populasi dan Sampel ... 33

1.

Populasi Penelitian ... 33

2.

Sampel Penelitian ... 34

D.

Variable Penelitian dan Pengukuran ... 35

1.

Variabel Penelitian ... 35

2.

Pengukuran Variabel ... 36

E.

Teknik Pengumpulan data ... 37

1.

Teknik Kuesioner ... 37

2.

Teknik Dokumentasi ... 38

F.

Teknik Pengujian instrument ... 38

(17)

xv

2.

Pengujian Reliabilitas Kuesioner ... 43

G.

Teknik Analisis Data ... 44

1.

Uji Prasyarat Analisis ... 44

2.

Pengujian Hipotesis Penelitian ... 46

BAB IV GAMBARAN UMUM

A.

Sejarah Berdirinya SMA Negeri 2 Bantul ... 56

B.

Visi dan misi SMA Negeri 2 Bantul ... 58

C.

Tujuan SMA Negeri 2 Bantul ... 59

D.

Strukutur Organisasi Formal SMA Negeri 2 Bantul ... 60

E.

Tenaga Pendidikan dan Karyawan ... 61

F.

Siswa ... 63

G.

Fasilitas ... 64

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.

Deskripsi Data ... 66

1.

Kecemasan ... 66

2.

Motivasi Belajar ... 68

3.

Disiplin Belajar ... 69

4.

Hasil Ujian Nasional ... 70

B.

Uji Prasyaratan Analisis Data ... 71

1.

Uji Normalitas ... 71

2.

Uji Linearitas ... 72

C.

Pengujian Hipotesis ... 73

1.

Pengaruh Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapai

Ujian Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 73

(18)

xvi

Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 75

4.

Pengaruh Tingkat Kecemasan, Motyivasi Belajar, dan

Disiplin Belajar Siswa Dalam Menghadapi Ujian

Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 76

D.

Pembahasan ... 79

1.

Pengaruh Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapai Ujian Nasional

Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 79

2.

Pengaruh Motivasi Belajar Dalam Menghadapi Ujian

Nasional Terhjadap Hasil Ujian Nasional ... 80

3.

Pengaruh Disiplin Belajar dalam Menghadapi Ujian

Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 81

4.

Pengaruh Tingkat Kecemasan, Motyivasi Belajar, dan

Disiplin Belajar Siswa Dalam Menghadapi Ujian

Nasional Terhadap Hasil Ujian Nasional ... 82

BAB VI KESIMPULAN SARAN DAN KETERBATASAN

A.

Kesimpulan ... 84

B.

Keterbatasan ... 86

C.

Saran ... 86

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Tingkat Kecemasan ... 39

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Motivasi Belajar ... 41

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Disiplin Belajar ... 42

Tabel 3.4 Instrumen Interprestasi Reliabilitas ... 43

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 44

Tabel 4.1 Tenaga Pendidikan dan Karyawan ... 61

Tabel 4.2 Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 64

Tabel 4.3 Perlengkapan Sekolah ... 64

Tabel 4.4 Perlengkapan Kegiatan Belajar Mengajar ... 65

Tabel 5.1 Penilaian Acuan Patokan (PAP II) ... 66

Tabel 5.2 Interprestasi Tingkat Kecemasan ... 67

Tabel 5.3 Interpretasi Motivasi Belajar ... 68

Tabel 5.4 Interpretasi Disiplin Belajar ... 69

Tabel 5.5 Interpretasi Hasil Ujian Nasional ... 70

Tabel 5.6 Rangkuman Pengujian Normalitas Masing-masing Variabel ... 72

Tabel 5.7 Rangkuman Hasil Uji Linearitas ... 73

Tabel 5.8 Ringkasan Hasil Analisis Regresi ... 78

(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Kuesioner ... 91

Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 99

Lampiran 3 Daftar Distribusi Frekuensi ... 110

Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas ... 123

Lampiran 5 Normalitas dan Linearitas ... 127

Lampiran 6 Korelasi Product Momen dan Regresi Ganda ... 130

Lampiran 7 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 135

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai suatu organisme, sering mengikuti hukum-hukum

biologi, hukum-hukum alam pikir, rasa keadilan dan sebagainya. Perasaan

atau emosi memegang peranan penting dalam hidup manusia. Semua

gejala emosional seperti rasa takut, marah, cemas, stres, penuh harap, rasa

senang, dan sebagainya dapat mempengaruhi perubahan-perubahan

kondisi fisik seseorang. Perasaan atau emosi dapat memberi pengaruh

fisiologik seperti ketegangan otot, denyut jantung, peredaran darah,

pernafasan dan berfungsinya kelenjar-kelenjar hormon tertentu.

Kondisi-kondisi yang menekan dapat menimbulkan kecemasan.

Contohnya, terdapat pada situasi ketika menghadapi sebuah ujian, seperti

ujian kelulusan, ujian masuk perguruan tinggi dan sebagainya. Juga

terlihat pada situasi persidangan, wawancara pada saat melamar kerja,

perlombaan-perlombaan, seperti lomba nyanyi, lomba pidato, lomba puisi

dan sebagainya.

Berdasarkan keputusan pemerintah peserta Ujian Nasional

dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan dengan nilai rata-rata

minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai

minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25

(23)

Dengan standar yang telah ditentukan pemerintah setiap siswa dituntut

untuk dapat mengerjakan soal, sehingga membuat para siswa merasa

tertekan.

Menurut Richard Lazarus yang dikutip oleh Richki Rahmat

(Kedaulatan Rakyat, 2009:17) bahwa bagaimana peristiwa kehidupan,

dinilai merupakan penentu penting, apakah peristiwa tersebut

menyebabkan stres. Ujian contohnya dapat dipandang sebagai tantangan

atau peristiwa yang sangat penuh stres.

Jika seseorang beranggapan bahwa tuntutan dalam suatu situasi

melebihi kemampuannya, orang tersebut mengalami stres. Ujian akhir

dapat sekedar sebuah tantangan bagi seseorang yang sudah siap

menghadapinya, namun sangat penuh stres bagi seseorang yang merasa

tidak siap menghadapinya. Jika seorang siswa sudah dapat mengatasi

kecemasan terhadap Ujian Nasional yang akan dihadapinya maka rasa

percaya diri itu akan timbul dengan sendirinya, bahwa dia mampu

menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan.

Dengan mendisiplinkan diri misalnya menyusun jadwal belajar

dengan baik setiap harinya dan mematuhi peraturan-peraturan dalam

kegiatan pembelajaran guna untuk mempersiapkan Ujian Nasional

diharapkan mengurangi tekanan yang berat pada saat menjelang ujian

sehingga mampu membuat siswa itu tidak berat. Dan tak lupa melakukan

relaksasi guna meregangkan otot yang kencang dan tegang diharapkan

(24)

menghadapi ujian. Membangun sikap disiplin belajar yang baik

diharapkan akan meningkatkan hasil ujian. Tak lupa dengan dukungan dari

berbagai pihak sangat menentukan keberhasilan dalam ujian nasional

karena dengan adanya motivasi dari orang terdekat akan menjadi semangat

untuk meraih keberhasilan.

Dengan adanya persiapan yang matang diharapkan paling tidak

akan mengurangi tingkat stres yang dialami oleh siswa dalam menempuh

Ujian Nasional serta dapat menekan angka ketidaklulusan yang terjadi di

tahun 2009. Sehingga Ujian Nasional sekarang diharapkan mampu

meluluskan banyak siswa. Dan dampaknya akan terlihat bahwa dunia

pendidikan sekarang lebih berhasil dan dapat melahirkan generasi penerus

bangsa yang cerdas dan pandai yang mampu diharapkan menjadi bangsa

yang besar.

Sebaliknya jika kita menunda- nunda dalam belajar atau belajar

(SKS) sistem kebut semalam alias wayangan untuk menghadapi Ujian

Nasional hasilnya pasti tidak maksimal otomatis tidak akan lulus ujian.

Karena ketidaksiapan dalam penguasaan materi yang begitu banyak

mengakibatkan pelajar akan mengalami sters. Jadi dengan semua sudah

dipersiapkan sejak dini mereka akan siap untuk berperang meraih

kemenangan.

Usaha belajar dapat berhasil dan mencapai tujuannya apabila

peserta didik dapat mengatasi kecemasan di dalam dirinya serta mendapat

(25)

semangat atau yang dinamakan motivasi. Selain itu juga ada faktor lain

yang memegang peranan penting yaitu disiplin diri dalam belajar. Ketiga

faktor tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam pencapaian hasil ujian

nasional siswa. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “Pengaruh kecemasan, motivasi belajar

dan disiplin belajar siswa dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil

ujian nasional pada siswa kelas XII.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah-masalah

yang muncul dalam menghadai Ujian Nasional adalah kecemasan,

motivasi belajar siswa, kedisiplinan belajar siswa, dukungan dari orang

terdekat, persiapan sejak dini,dunia pendidikan, tantangan bagi siswa

dalam menghadapi Ujian Nasional.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang ada serta untuk

memperoleh gambaran dan substansi yang jelas tentang ruang lingkup

penelitian dan kedalaman pembahasan, penelitian ini membatasi

permasalahan pada kecemasan, motivasi belajar, dan disiplin belajar yang

dialami siswa SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta terhadap hasil ujian

nasional.

(26)

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang

telah dikemukakan di atas, maka permasalahan ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan kecemasan dalam

menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional?

2. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar dalam

menghadapi ujian nasioanl terhadap hasil ujian nasional?

3. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan disiplin belajar dalam

mnghadapi ujian terhadap hasil ujian nasional?

4. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan kecemasan, motivasi

belajar, dan disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap

hasil ujian nasional?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kecemasan dalam

menghadapi ujian nasioanl terhadap hasil ujian nasional.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar dalam

menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh disiplin belajar dalam

(27)

4. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kecemasan, motivasi belajar,

dan disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil

ujian nasional.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

bagi kepala sekolah dan penilik atau pengawas pendidikan dalam

upaya menyusun srategi peningkatan kualitas pendidikan. Bagi para

guru mata pelajaran yang diunaskan, hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan profesionalisme guru

dalam menstransfer ilmunya kepada siswa sehingga proses belajar

mengajar di sekolah dapat berlangsung dengan baik yang akhirnya

tujuan pendidikan tersebut akan tercapai.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

informasi bagi penelitian selanjutnya serta menambah bahan bacaan

bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, dalam

menerapkan teori yang diperoleh selama kuliah dengan keadaan

(28)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoretik

1. Hasil Ujian Nasional

Ujian Nasional adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar

dan atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan secara nasional. Sejak

tahun pelajaran 2001/2002 Ebtanas digantikan dengan ujian nasional.

Ujian Nasional berlaku untuk SLTP/MTs dan SMA/MA sedangkan pada

jenjang SD/MI berlaku ujian akhir sekolah (UAS) (Pakpahan, 2002).

Ebtanas dengan ujian akhir nasional memang ada kemiripan, yaitu pada

aspek pelaksanaan yang secara bersamaan di seluruh negeri. Perbedaannya

soal ujian nasional dibuat oleh sekolah, tetapi harus mengacu pada silabus

yang sudah diberikan Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dimenti).

Sedangkan Ebtanas memasok soal ujian dari pusat (www.kompas.com).

Ujian nasional merupakan penilaian pada akhir proses

pembelajaran di sekolah. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk

memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil

belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan

sehingga informasi bermakna dalam pengambilan keputusan (Depdikbud,

(29)

Hasil Ujian di suatu sekolah akan memberikan informasi tentang

keberhasilan siswa dari tujuan pembelajaran dan menggambarkan

kemampuan siswa yang sebenarnya. Dengan demikian, hasil ujian

nasional dapat digunakan untuk mengetahui efektivitas dan tingkat

pencapaian atau keberhasilan suatu program kegiatan terutama program

pembelajaran (Nitko, 1996 dalam Pakpahan, 2002).

Fungsi ujian nasional adalah sebagai (1) alat pengendali mutu

pendidikan; (2) pendorong peningkatan mutu pendidikan; (3) bahan

pertimbangan dalam menentukan tamat belajar dan predikat prestasi siswa;

(4) bahan pertimbangan dalam seleksi penerimaan siswa baru pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi (Depdiknas, 2001 dalam Pakpahan, 2002).

Sedang ujian nasional bertujuan untuk (1) mengukur pencapaian hasil

belajar siswa; (2) mengukur mutu pendidikan tingkat nasional, provinsi,

kabupaten/kota, dan sekolah; (3) mempertanggungjawabkan

penyelenggaraan pendidikan secara nasional, provinsi, kabupaten/kota,

dan sekolah kepada masyarakat.

Dari rumusan fungsi dan tujuan ujian nasional di atas dapat dilihat

bahwa ada tiga unsur yang berkepentingan dengan hasil ujian nasional

yaitu pemerintah, sekolah, dan siswa. Bagi pemerintah, hasil ujian

nasional berfungsi sebagai alat pengendali dan pendorong mutu

pendidikan. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai gambaran kemampuan

(30)

hasil ujian nasional digunakan untuk melihat gambaran hasil belajar atau

kemampuan selama menempuh pendidikan di sekolah.

2. Kecemasan

a. Pengertian Kecemasan

Kartono (1989:118) menyatakan bahwa kecemasan atau

kegelisahan merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan dan

keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus

untuk ketakutan tersebut.

Priest (1991:15) dan Prawirohusodo (1988:167)

menyatakan bahwa kecemasan adalah pengalaman emosi yang dialami

ketika seseorang berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan

akan terjadi, yang datang dari dalam bersifat meningkat dan

dikarenakan oleh berbagai alasan serta situasi yang dihubungkan

dengan suatu ancaman bahaya yang tidak diketahui oleh dirinya.

Kecemasan menimbulkan rasa tidak enak, menggelisahkan dan

menakutkan sehingga membuat seseorang ingin lari dari kenyataan

enggan berbuat sesuatu.

Kecemasan mempunyai segi yang disadari manusia seperti

rasa takut, terkejut, tak berdaya, dan rasa bersalah. Di samping itu

kecemasan juga memiliki segi di luar kesadaran manusia dan tidak

jelas, seperti orang yang merasa takut dan tidak bias menghindari

perasaan maupun hal-hal yang tidak menyenangkan ( Daradjat,

(31)

Gunarsa dkk, (1996) menjelaskan bahwa kecemasan

berbeda dengan ketakutan. Pada gejala takut objek atau bahaya yang

ditakuti jelas, nyata. Seperti misalnya takut pada kecoa, kucing,

ondel-ondel, anjing, ular, dan sebagainya. Sedangkan pada kecemasan, objek

atau keadaan (bahaya) yang dikhawatirkan tidak jelas, tidak nyata.

Berdasarkan berbagai pengertian di atas maka konsep

pengertian kecemasan yang akan digunakan dalam penelitian ini, yakni

bahwa kecemasan merupakan pengalaman emosi yang menyakitkan.

Seseorang mengalami kecemasan ketika ia berpikir tentang sesuatu

yang tidak menyenangkan akan terjadi berupa situasi atau bahaya yang

mengancam dirinya. Kecemasan menimbulkan rasa tidak enak, rasa

takut, tak berdaya dan menggelisahkan maka seseorang akan berusaha

untuk menghindarinya. Setiap orang akan mengalami kecemasan dan

rasa takut dalam lingkungan sosial yang muncul karena

memperkirakan adanya penilaian orang lain.

b. Komponen-komponen Reaksi Kecemasan

Beberapa ahli mengemukakan tentang reaksi-reaksi yang akan

muncul ketika seseorang mengalami kecemasan, yaitu :

1) Komponen Fisiologis dari Kecemasan

Haber dan Runyon (1999:159) menyebutnya dimensi

somatis yaitu kecemasan yang dimanifestasikan dalam bentuk

reaksi fisik atau biologis. Mahler (dalam Calhoun dan Acoccella,

(32)

kecemasan yang berkaitan dengan reaksi tubuh. Carducci (1998)

menyebutnya bentuk fisiologis kecemasan yaitu bentuk kecemasan

yang mempengaruhi respon tubuh seseorang (The Building of

Butterflies in Your Stomach). Buklew (1980:123) menyebutnya

gejala fisiologis yaitu kecemasan yang berwujud gejala-gejala fisik

terutama dalam fungsi system syaraf. Daradjat (1996:136)

menyebutnya gejala fisik yaitu gejala kecemasan yang bersifat

fisik.

Pada saat seseorang mengalami kecemasan maka tubuhnya

akan segera bereaksi atau merespon dengan terpicunya sistem saraf

simpatik. Sistem saraf simpatik merupakan bagian dari sistem saraf

pusat yang akan mengambil alih ketika seseorang berada dalam

situasi yang mengancam, seperti ketika jantung berdetak dan

tekanan darah meningkat maka sistem saraf simpatik akan memicu

oksigen ke dalam darah sehingga reaksi yang muncul dapat

diredakan. Secara fisik ketika seseorang mengalami kecemasan

akan tampak berkeringat walaupun udara tidak panas, jantung

berdebar lebih cepat, tangan ( ujung-ujung jari) atau kaki terasa

dingin, nafsu makan hilang, mengalami gangguan pencernaan,

perut terasa mual, diare, sering gemetar, kepala pusing, nafas

sesak, mulut dan tenggorokan terasa kering, muka tampak pucat,

(33)

mengalami gangguan tidur atau tidur tidak nyenyak, mudah lelah,

tidak dapat santai, dan mudah terkejut.

2) Komponen Kognitif dari Kecemasan

Haber dan Runyon (1999:160) menyebutnya dimensi

kognitif yaitu kecemasan yang dimanifestasikan dalam pikiran

seseorang. Mahler (dalam Calhoun dan Acoccella, 1990:165)

menyebutnya komponen kognitif yaitu reaksi terhadap kecemasan

yang berkaitan dengan kekhawatiran individu terhadap

konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan dialami. Carducci

(1998) menyebutnya bentuk kognitif kecemasan yaitu bentuk

kecemasan yang mempengaruhi proses kognitif seseorang (The

Closing of Your Mind). Buklew (1980:124) menyebutnya gejala

psikologis yaitu kecemasan yang berwujud gejala-gejala kejiwaan.

Daradjat (1996:137) menyebutnya gejala mental yaitu gejala

kecemasan yang bersifat mental.

Pada saat seseorang mengalami kecemasan maka akan

mempengaruhi proses kognitif yang terjadi dalam pikirannya.

Kecemasan menyebabkan terhalangnya kemampuan seseorang

untuk mengingat informasi yang tersimpan dalam memorinya.

Seseorang mengalami kesulitan berpikir, jadi apa yang dipikirkan

dan sudah dipahami sebelumya berubah total menjadi kacau dan

membingungkan. Kecemasan mempengaruhi kemampuan

(34)

kekhawatiran terhadap konsekuensi-konsekuensi yang mungkin

akan dialami. Pikiran menjadi buntu atau tertutup. Bila

kekhawatiran meningkat dapat mengganggu kemampuan kognitif

seseorang seperti : sulit berkonsentrasi atau sulit memusatkan

perhatian, tidak mampu mengambil keputusan, pelupa, pikiran

kacau, dan mudah panik.

3) Komponen Emosional dari Kecemasan

Haber dan Runyon (1999:161) menyebutnya dimensi

afektif yaitu kecemasan yang dimanifestasikan melalui emosi.

Mahler (dalam Calhoun dan Acoccella, 1990:167) menyebutnya

komponen emosional yaitu reaksi terhadap kecemasan yang

berkaitan dengan perasaan individu terhadap sesuatu suatu hal

yang dialami secara sadar dan mempunyai ketakutan yang

mendalam.

Ketika seseorang mengalami kecemasan maka akan

mempengaruhi perasaan dan perasaannya menjadi tegang.

Kecemasan menyebabkan seseorang kesulitan untuk mengontrol

perasaanya dan kecemasan itu diungkapkan melalui emosi.

Seseorang mengalami perasaan tegang karena luapan emosi yang

berlebihan. Seseorang jadi cenderung terus menerus merasa

khawatir dan gelisah akan bahaya yang menimpanya, bingung,

(35)

menentu, merasa tidak tentram, merasa tidak sanggup

menyelesaikan masalah dan sering mengeluh.

4) Komponen Perilaku dari Kecemasan

Haber dan Runyon (1999:163) menyebutnya dimensi

motoris yaitu kecemasan yang dimanifestasikan dalam bentuk

tingkah laku seseorang. Carducci (1998) menyebutnya bentuk

perilaku kecemasan yaitu bentuk kecemasan yang mempengaruhi

perilaku seseorang (Fumbling, Fighting or Fleeing).

Ketika seseorang mengalami kecemasan maka akan terjadi

perubahan pada perilakunya. Kecemasan mempengaruhi perilaku,

seseorang menjadi ragu-ragu dalam bertindak dan melarikan diri.

Komponen perilaku dari kecemasan merupakan tanda-tanda umum

yang bisa dikenali oleh orang lain. Dibagi dalam 3 kategori respon,

yaitu :

a) Gangguan terhadap Kelancaran Perilaku

Ketika seseorang mengalami kecemasan maka akan terjadi

perubahan perilaku, dari gerak-gerik yang biasanya lancar

menjadi kaku, aneh dan canggung. Seseorang menjadi gemetar,

menggigit bibir, menjentik-jentik kuku, meremas-remas jari,

gelisah dengan penampilannya seperti : rambut dan pakainnya,

terjadi perubahan nada suara, ragu-ragu, rendah diri dan hilang

(36)

b) Menghadapi Kecemasan (Fight Reaction Pattern)

Ketika mengalami kecemasan maka seseorang akan

menghadapinya yaitu dengan melakukan serangan balik

terhadap rasa cemasnya. Seseorang akan menghadapi

kecemasan itu dengan mencari berbagai solusi yang sekiranya

mampu meringankan bahkan mengatasi kecemasan tersebut

sepenuhnya.

c) Menghindari kecemasan (FlightReaction Pattern)

Ketika mengalami kecemasan, seseorang dapat juga memilih

untuk menghindari bahkan melarikan diri dari rasa cemas (dari

kenyataan) tersebut dengan mencari peralihan yang berbeda

sekali dari situasi yang dihadapi. Situasi tersebut berlangsung

beberapa saat saja dan kecemasan belum tentu teratasi.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka konsep

komponen reaksi kecemasan yang akan digunakan dalam

penelitian ini yakni bahwa reaksi kecemasan termanifestasi

menjadi 4 komponen, yaitu komponen fisiologis, komponen

kognitif, komponen emosional dan komponen perilaku. Setiap

komponen tersebut memiliki indikator-indikator yang

menggambarkan reaksi-reaksi yang akan muncul ketika seseorang

mengalami kecemasan. Setiap orang akan merespon kecemasan

(37)

c. Jenis-jenis Kecemasan

Carducci (1998:98) mengemukakan beberapa tipe dari

kecemasan. Terdapat tipe-tipe kecemasan yang didasarkan pada

batasan tertentu, yaitu dalam batasan normal dan batasan abnormal.

Apabila dalam batasan abnormal, hal tersebut sudah merupakan

gangguan kecemasan (anxiety disorder) dan merupakan tipe

kecemasan yang sangat berbahaya bagi seseorang. Namun apabila

dalam batasan normal terdapat tipe kecemasan yang sudah dikenal

bahkan kemungkinan setiap orang pernah mengalaminya dalam

batasan normal ynag berbeda-beda frekuensi dan intensitasnya, tipe

kecemasan tersebut adalah :

1) Kecemasan sebagai suatu keadaan / State Anxiety

Keadaan cemas merupakan perubahan emosional sesaat

atau sementara yang dialami seseorang ketika berhadapan dengan

situasi yang mengancam. Keadaan cemas ini terjadi sesuai dengan

situasi, intensitas dan dapat berubah-ubah setiap waktu dan dipicu

oleh stimulus yang jelas, seperti ketika seseorang merasa gelisah

atau khawatir. Batasan kecemasan ini bervariasi dari satu situasi ke

situasi yang lain karena ini merupakan keadaan tegang yang

sementara saja.

2) Kecemasan sebagai suatu sifat / Trait Anxiety

Sifat cemas merupakan karakter seseorang, ketika

(38)

dikarenakan adanya perbedaan individual dalam kecenderungan

seseorang untuk merasakan bermacam-macam situasi yang

mengancam dan meresponnya dengan reaksi cemas. Seseorang

akan cenderung merespon situasi dengan reaksi cemas yang lebih

kuat. Seseorang merasa bahwa setiap situasi merupakan serangan

kecemasan dan merespon dengan kadar atau tingkat cemas yang

lebih besar lagi, jadi seseorang akan “selalu merasa cemas”.

3) Gangguan kecemasan / Anxiety Disorder

Gangguan kecemasan merupakan kecemasan dalam batasan

abnormal karena seseorang mengalami serangan panik dalam

frekuensi dan intensitas yang lebih kuat dan ekstrim. Gangguan ini

menyebabkan seseorang harus menjalani terapi-terapi tertentu

untuk mengatasi gangguannya ini.

Berdasarkan uraian di atas maka konsep jenis-jenis

kecemasan yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni bahwa

jenis kecemasan masih dalam batasan normal. Hal ini dikarenakan

setiap orang memiliki kemungkinan pernah mengalami kecemasan

walau dalam frekuensi dan intensitas yang berbeda-beda.

d. Sebab-sebab Kecemasan

Gunarsa (1996) menyimpulkan sebab-sebab kecemasan

(39)

1) Tuntutan sosial berlebihan yang belum atau tidak dapat dipenuhi

oleh seseorang. Tuntutan ini merupakan perasaan subjektif yang

mungkin belum tentu dirasakan orang lain.

2) Adanya standar keberhasilan yang terlalu tinggi bagi kemampuan

yang dimiliki seseorang, sehingga menimbulkan rasa rendah diri.

3) Individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau keadaan

yang tidak diharapkan atau diperkirakan sebelumnya.

4) Adanya pola berpikir dan persepsi negatif terhadap situasi atau diri

sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, konsep penyebab kecemasan

yang akan digunakan dalam penelitian yakni penyebab kecemasan

dapat dibagi menjadi 2 yaitu : kecemasan yang disebabkan adanya

faktor dari luar diri seseorang berupa tuntutan dan standar dari orang

lain, dan kecemasan yang disebabkan oleh faktor dari dalam diri

seseorang seperti seseorang yang kurang siap menghadapi situasi tidak

terduga, pola berpikir dan persepsi negatif dalam pikiran seseorang.

Berdasarkan berbagai uraian sub judul di atas, dapat

disimpulkan konsep kecemasan yang digunakan pada penelitian ini,

adalah kecemasan merupakan pengalaman emosi yang menyakitkan.

Reaksi seseorang ketika merasakan adanya sesuatu yang tidak

menyenangkan akan mengancam dan menimpa dirinya. Setiap orang

akan merespon kecemasan dengan cara yang berbeda-beda yaitu

(40)

beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu : faktor eksternal berupa

tuntutan sosial yang berlebihan, standar yang terlalu tinggi, evaluasi

interpersonal dari lingkungan sosial terhadap diri seseorang yang

disampaikan secata nyata, dan faktor internal berupa ketidaksiapan

untuk menghadapi sesuatu yang tidak terduga dan adanya pola pikir

serta persepsi negatif terhadap situasi atau diri sendiri. Kecemasan

dapat dialami sebagai perasaan sesaat atau sementara, juga dapat

dialami sebagai suatu sifat karena seseorang selalu merasa cemas.

Kecemasan memiliki beberapa komponen yaitu : komponen fisiologis,

kognitif, emosional, dan perilaku dengan indikatornya masing-masing.

3. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan gaya penggerak psikis

di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin

kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan

belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel, 2004:169).

Motivasi juga dipandang sebagai dorongan mental yang

menggunakan dan menjauhkan perilaku manusia termasuk perilaku

belajar (Dimyati dan Modjono, 1990).

Motivasi adalah keadaan psikologis dalam diri pribadi

seseorang yang mendorong individu untuk melakukan

(41)

Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah segala sesuatu

yang mendorong individu untuk melakukan tindakan kearah tujuan

tertentu.

b. Dua Bentuk Motivasi Belajar

Motivasi belajar terbagi atas dua bentuk, yaitu:

1) Motivasi ekstrinsik

Motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak

berkaitan degan aktivitas belajar. Misalnya anak rajin belajar untuk

memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tua.

2) Motivasi Intrinsik

Bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dan

diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak

berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya anak belajar karena

ingin mengetahui seluk-beluk suatu masalah

selengkap-lengkapnya.

Siswa yang bermotivasi intrinsik mempunyai tujuan:

menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli

dalam bidang studi tertentu, dan lain sebagainya. Satu-satunya

jalan menuju ke tujuan yang ingindicapai ialah belajar; tanpa

belajar, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang

(42)

ini berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik, dan

sebagainya.

Siswa yang bermotivasi ekstrinsik juga mempunyai suatu

tujuan, tetapi tujuannya lain dari menjadi orang yang

berpengetahuan, dan lain sebagainya. Kegiatan belajar dilakukan

untuk mencapai tujuan itu, tetapi sebernarnya tidak mutlak perlu

belajar untuk mencapai tujuan; dengan kata lain kegiatan belajar

dan tujuan yang akan dicapai tidak mutlak; yang satu dapat

dilepaskan dari yang lain. Misalnya untuk memperoleh pujian dari

orang tua, siswa dapat melakukan berbagai kegiatan, bukan hanya

kegiatan belajar.

c. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Ada beberapa unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:

1) Cita-cita/aspirasi pembelajar

Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau

aspirasi tertentu di dalam hidupnya, termasuk pembelajar. Cita-cita

atau aspirasi ini senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan.

2) Kemampuan pembelajar

Kemampuan manusia satu dengan yang lainnya tidaklah

sama. Menuntut seseorang sebagaimana orang lain dari bingkai

penglihatan demikian tentulah tidak dibenarkan. Sebab, orang yang

memiliki kemampuan rendah akan mengalami kesulitan untuk

(43)

3) Kondisi pembelajar

Kondisi pembelajar dapat dibedakan atas kondisi fisiknya

dan kondisi psikologisnya. Dua macam kondisi ini, fisik dan

psikologis, umumnya saling mempengaruhi satu sama lain. Jiwa

yang sehat terdapat pula tubuh yang sehat dalam realitasnya juga

berlaku kebalikannya. Bila seseorang kondisi psikologisnya tidak

sehat, bias berpengaruh terhadap ketahanan dan kesehatan fisiknya.

4) Kondisi lingkungan belajar

Dalam lingkungan yang kompetitif untuk belajar, seseorang

yang menghuni lingkungan tersebut akan terbawa serta untuk

belajar sebagaimana orang lain. Ia, secara sadar ataukah tidak,

terekayasa untuk belajar. Jika pada lingkungan tersebut belajar

sudah menjadi budaya atau sebutlah “ kebiasan”, maka para

penghuni lingkungan tersebut bias terbawa ke dalam budaya

belajar.

5) Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran

Unsur-unsur dinamis pembelajaran turut mempengaruhi

motivasi belajar pembelajar. Unsur-unsur dinamis belajar

pembelajaran tersebut meliputi hal-hal sebagi berikut :

a. Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar.

b. Bahan belajar dan upaya penyediaannya.

c. Alat Bantu belajar dan upaya penyediaannya.

(44)

e. Kondisi subjek belajar dan upaya penyiapan dan

peneguhannya.

6) Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar

Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga

berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya

dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga

bergairah belajar. Guru yang sungghu-sungghu dalam

membelajarkan pembelajar, menjadikan tingginya motivasi belajar

pembelajar. Pada guru yang demikian, umumnya mempersiapkan

diri dengan matang dan senantiasa memberikan yang terbaru dan

terbaik kepada para pembelajar. Oleh karena yang diberikan

tersebut menarik, terbaik dan mungkin terbaru, maka tingkat

aktualitasnya sangat tinggi di mata pembelajar. Sebagai akibatnya,

hal-hal yang disajikan oleh guru menjadi menarik di mata

pembelajar. Menariknya hal-hal yang diberikan ini bias menjadi

tingginya motivasi pembelajar.

4. Disiplin Belajar

a) Definisi Disiplin

Disiplin merupakan keterikatan seseorang baik secara langsung

maupun tidak langsung untuk mentaati norma-norma tertentu yang ada

di lingkungan masyarakat. Secara khusus disiplin adalah usaha yang

sungguh-sungguh dengan melalui latihan-latihan dan kemauan dari

(45)

anak-anak untuk berbuat positif dan berbuat yang menguntungkan.

Sebagai contoh adalah siswa mematuhi gurunya untuk mengerjakan

pekerjaan rumah, mematuhi peraturan yang ada di sekolah, dan

sebagainya.

b) Fungsi Disiplin.

Disiplin memang sangat perlu bukan saja di sekolah, tetapi

dalam semua hal dan dalam semua kegiatan dan lebih-lebih dalam

kegiatan belajar. Orang berbuat disiplin juga dikatakan belajar, yaitu

belajar mematuhi aturan yang ditetapkan. Karena terbiasa melatih diri

berdisiplin, akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang selalu melekat

pada diri pribadi siswa itu sendiri, yang akhirnya dapat berkembang

dan dapat dipergunakan di lingkungan tempat tinggal mereka.

Menurut Ansabel seperti dikutif Arysa (1991:22-37), disiplin

mempunyai berbagai fungsi yang sangat penting tehadap

perkembangan kepribadian anak. Disebutkan bahwa ada empat fungsi

pokok yang terdapat dalam disiplin yaitu:

1) Sebagai fungsi dari internalisasi.

2) Sebagai fungsi dari sosialisasi.

3) Sebagai fungsi kemasakan kepribadian.

(46)

Dari fungsi-fungsi disiplin yang sudah disebutkan diatas

dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1) Untuk kelancaran proses belajar mengajar

Dengan berdisiplin anak merasa aman dan tidak merasa

terganggu oleh teman, dan ini berarti mereka menyadari bahwa

berhasil tidaknya disiplin adalah untuk mereka sendiri.

2)Mendidik dan melatih siswa dalam hidup bermasyarakat/

sosialisasi.

Dengan disiplin anak akan terlatih mengikuti dan

melaksanakan norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat.

3)Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan waktu

sebaik-baiknya untuk belajar maupun kegiatan lainnya.

Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antar

yang satu dengan yang lainnya akan timbul perasaan aman dalam

kehidupannya.

c) Unsur Disiplin

Menurut Edwin (1997:17) ada empat unsur disiplin yaitu

peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistensi. Peraturan yang

dimaksudkan bahwa dalam disiplin ada norma-norma, aturan yang

harus ditaati seseorang. Hukuman dimasudkan jika seseorang

melanggar suatu aturan, maka ia akan mendapatkan hukuman.

Hukuman dapat berupa fisik, non fisik, membayar denda dan

(47)

melaksanakan tindakan yang benar, maka kepadanya diberikan

penghargaan yang tidak harus berupa denda, tetapi dapat berupa

ucapan terima kasih, senyuman, pujian, dan lain sebagainya.

Konsistensi berkait dengan tingkat keajegan dalam memberikan

hukuman dan penghargaan.

Untuk mendapatkan sesuatu hasil yang baik diperlukan

disiplin dan keteraturan secara kontinyu. Untuk dapat mencapai hasil

belajar yang baik, seorang pelajar perlu merencanakan terlebih dahulu

dengan sistematika yang baik tentang apa yang akan dipelajari.

Menurut Gie (1982:82) bahwa dalam usaha apapun juga

keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk

memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan

pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar barulah seorang

pelajar akan mempunyai cara belajar yang baik.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Disiplin Belajar.

Pada umumnya ternyata tidak semua pelajar mampu

menjalankan disiplin yang baik meskipun pelajar itu sendiri sudah

berusaha dengan mambuat jadwal atau rencana sendiri. Hal ini

disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Faktor Intern (Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar itu

sendiri) yang meliputi:

(48)

Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan,

misalnya pelajar yang menunda pekerjaan sehingga

pekerjaannya menumpuk dan semakin banyak.

b)Kesehatan

Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi kedisiplinan. Orang yang tidak sehat akan

sulit untuk mentaati apa yang sudah direncanakan,

sebaiknya orang yang sehat akan lebih mudah menepati

segala sesuatu yang direncanakan.

c) Minat

Seseorang yang mempunyai segala kegiatan, maka

kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih tinggi

dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai apa

yang dilaksanakan.

2) Faktor Ekstern meliputi:

a) Peralatan

Faktor ini dapat mempengaruhi disiplin seseorang,

sebagai contoh pelajar yang memiliki peralatan lengkap

dalam belajar, lebih memiliki jiwa disiplin dibandingkan

dengan pelajar yang mempunyai peralatan yang kurang

(49)

b)Ligkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat besar

pengaruhnya dalam membantu meningkatkan disiplin

belajar. Dalam lingkungan keluarga peranan orang tua

sangat membantu sedangkan dalam lingkungan sekolah

adalah guru dan teman sekolahnya, yang lebih besar

pengaruhnya adalah peran dari teman-temannya. Meskipun

guru berusaha memotivasi belajar, tetapi jika temannya

tidak mendukung maka disiplin yang ditawarkan belum

tentu berhasil.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Nur Hery Muhtarom (2006), dalam penelitiannya yang berjudul “

Pengaruh Kecemasan dan Motivasi Belajar Dalam Menghadapi Ujian

Nasional Terhadap Hasil Kelulusan Ujian Nasional” (r² = 0,541, p = 0,001).

Hal ini berarti semakin rendah kecemasan dan motivasi belajar semakin tinggi

dalam menghadapi ujian nasional maka semakin tinggi hasil kelulusan ujian

nasional, sebaliknya semakin tinggi kecemasan dan motivasi belajar semakin

rendah dalam menghadapi ujian nasional maka hasil kelulusan ujian nasional

akan semakin rendah.

Hasil penelitian Ani Sulistyowati (2005), yang berjudul “Pengaruh

Kecemasan Saat Menghadapi Ujian Dengan Prestasi Belajar Siswa” (r² =

(50)

dipengaruhi oleh kecemasan yang dialami siswa saat akan mnghadapi Ujian

Nasional. Sehingga dapat dikatakan semakin rendah kecemasan maka nilai

ujian yang diperoleh semakin tinggi begitu pula jika kecemasan semakin

tinggi maka nilai ujian yang diperoleh semakin rendah (Sulistyowati, 2005)

Berdasarkan dua hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa

dengan adanya kecemasan dapat mempengaruhi hasil Ujian Nasional. Selain

itu Motivasi dan disiplin belajar juga sangat mempengaruhi hasil Ujian

Nasional. Sebagai seorang siswa maka mereka perlu mengatasi hal tersebut

agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan. Jadi kecemasan, motivasi

belajar dan disiplin belajar dapat mempengaruhi hasil Ujian Nasional.

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh kecemasan dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil

ujian nasional

Dari beberapa konsep yang ada dapat dilihat bahwa kecemasan

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor psikologi dan faktor

konstitusi. Dari kecemasan diduga akan mempengaruhi prestasi belajar

dan berpengaruh pada quality of life dari masing-masing individu.

Menurut Gunarsa (1996), makin lama kecemasan berlangsung dan

makin tinggi intensitasnya, maka makin abnormal kondisi orang tersebut.

Jika seseorang yang sudah belajar dengan tekun, berlatih dengan giat,

tidak mengalami gangguan fisik apapun tetapi ia merasa cemas akan

(51)

kecemasannya itu tidak sepadan dengan keadaan yang ada. Hal tersebut

dianggap tidak normal.

2. Pengaruh motivasi belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil

ujian nasional

Motivasi belajar siswa akan berpengaruh terhadap hasil ujian

nasional. Dengan adanya motivasi, seorang siswa akan terpacu untuk lebih

belajar giat sehingga akan membawa hasil yang lebih baik. Menurut,

Mudjiono (1999:35), motivasi merupakan dorongan mental yang

menggerakkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Memotivasi

dirinya sendiri dalam menghadapi tantangan yang akan dihadapinya.

Motivasi yang baik adalah menjalankan ujian nasional dengan baik dan

mendapatkan hasil ujian nasional yang maksimal.

Motivasi belajar yang tinggi pada umumnya mempunyai hasil

belajar yang tinggi pula, karena keterlibatan dan aktivitas yang tinggi

dalam belajar. Siswa yang motivasi belajarnya tinggi akan cenderung

menguasai pelajaran yang mereka pelajari sehingga hasil yang diraih

meningkat pula. Maka siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi

terhadap hasil ujian nasional akan mendapat nilai yang baik.

3. Pengaruh disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil

ujian nasional

Dengan adanya disiplin belajar dan keteraturan secara kontinyu

(52)

hasil belajar yang baik, seorang pelajar perlu merencanakan terlebih dulu

dengan sistematika yang baik tentang apa yang akan dipelajari.

Menurut Gie (1982:82) bahwa dalam usaha apapun juga

keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh

hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan

pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar barulah seorang pelajar akan

mempunyai cara belajar yang baik. Mendisiplinkan diri akan sangat

berpengaruh terhadap hasil ujian nasional yang didapat, yaitu dengan

mematuhi peraturan-peraturan dalam kegiatan pembelajaran. Membangun

sikap disiplin belajar yang baik diharapkan akan mendapatkan hasil ujian

nasional yang memuaskan.

4. Pengaruh kecemasan, motivasi belajar, dan disiplin belajar siswa dalam

menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional

Semakin optimal peserta didik dalam belajar maka akan

mendapatkan hasil yang maksimal. Usaha belajar dapat berhasil dan

mencapai tujuannya apabila peserta didik dapat mengatasi kecemasan di

dalam dirinya serta mendapat dukungan, dengan adanya dukungan maka

peserta didik mempunyai semangat atau yang dinamakan motivasi. Selain

itu juga ada faktor lain yang memegang peranan penting yaitu disiplin diri

dalam belajar. Ketiga faktor tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam

pencapaian belajar siswa.

Dengan adanya persiapan yang matang menjadi percaya diri dalam

(53)

dapat terlibat dan aktif dalam belajar, dengan disertai kedisiplinan belajar

yang tinggi akan mempengaruhi dan meningkatkan hasil belajarnya.

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan yang masih lemah, karenanya masih

harus diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kecemasan dalam menghadapi

ujian nasional terhadap hasil ujian nasional.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar dalam

menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan disiplin belajar dalam

menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional.

4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kecemasan, motivasi belajar, dan

disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian

(54)

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan digunakan adalah studi

kasus tentang pengaruh kecemasan, motivasi belajar, dan disiplin belajar siswa

dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional pada siswa

kelas XII jurusan IPA dan IPS SMA Negeri 2 Bantul.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Bantul, Jl. RA. Kartini Bantul.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2009.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peniliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2006:55). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa- siswi kelas XII

(55)

2. Sampel

Menurut Ferguson (Consuelo, 1993: 160) sampel merupakan

beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Dalam

penelitian ini, sampel diperoleh dengan menggunakan teknik pengambilan

sampel acak proporsional.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 125 siswa. Sampel

penelitian dengan jumlah 125 siswa diperoleh dengan perhitungan sebagai

berikut:

Kelas XII IPA 1 = 39/274 X 125 siswa = 17,79 siswa.

Kelas XII IPA 2 = 37/274 X 125 siswa = 16,88 siswa.

Kelas XII IPA 3 = 39/274 X 125 siswa = 17,79 siswa.

Kelas XII IPS 1 = 40/274 X 125 siswa = 18,25 siswa.

Kelas XII IPS 2 = 39/274 X 125 siswa = 17,79 siswa.

Kelas XII IPS 3 = 40/274 X 125 siswa = 18,25 siswa.

Kelas XII IPS 4 = 40/274 X 125 siswa = 18,25 siswa.

Hasil perhitungan di atas dibulatkan, sehingga sampel yang

diambil dari kelas XII IPA 1 sebanyak 18 siswa, kelas XII IPA 2

sebanyak 17 siswa, kelas XII IPA 3 sebanyak 18, kelas XII IPS 1

sebanyak 18 siswa, kelas XII IPS 2 sebanyak 18 siswa, kelas XII IPS 3

sebanyak 18 siswa, dan untuk kelas XII IPS 4 sebanyak 18 siswa. Jadi

(56)

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:96), variabel adalah objek

penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Variabel yang diteliti meliputi :

a. Variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel akibat atau variabel

yang dipengaruhi. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

adalah hasil ujian nasional, yang dinyatakan (Y). Hasil Ujian Nasional

merupakan informasi tentang keberhasilan siswa dari tujuan

pembelajaran dan menggambarkan kemampuan siswa yang

sebenarnya, dan dapat digunakan untuk mengetahui efektivitas dan

tingkat pencapaian atau keberhasilan suatu program kegiatan terutama

program pembelajaran.

b. Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang

mempengaruhi atau variabel penyebab. Dalam penelitian ini, yang

menjadi variabel bebas adalah :

1) Kecemasan, yang dinyatakan dalam X1

Kecemasan merupakan pengalaman emosi yang

menyakitkan, seseorang mengalami kecemasan ketika ia berpikir

tentang sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi berupa

(57)

2) Motivasi belajar, yang dinyatakan dalam X2

Motivasi adalah keadaan psikologis dalam diri pribadi

seseorang yang mendorong individu untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

3) Disiplin belajar, yang dinyatakan dalam X3

Disiplin adalah usaha yang sungguh-sungguh dengan

melalui latihan-latihan dan kemauan dari anak untuk belajar, orang

berbuat disiplin juga dikatakan belajar yaitu belajar mematuhi

peraturan yang ditetapkan.

3. Pengukuran variabel

Pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah :

a. Untuk variabel independent

Untuk mengukur variabel kecemasan, motivasi, dan disiplin belajar

digunakan skala likert. Di dalam kuesioner setiap pertanyaan

mempunyai lima kemungkinan jawaban, yaitu sangat setuju (SS),

setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju

(STS). Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban pada

pertanyaan-pertanyaan yang bersifat positif adalah :

Sangat setuju diberi skor 5

Setuju diberi skor 4

Ragu-ragu diberi skor 3

Tidak setuju diberi skor 2

(58)

Sebaliknya untuk alternatif jawaban pada pertanyaan-pertanyaan yang

bersifat negatif adalah :

Sangat setuju diberi skor 1

Setuju diberi skor 2

Ragu-ragu diberi skor 3

Tidak setuju diberi skor 4

Sangat tidak setuju diberi skor 5

Besarnya bobot atau skor yang diperoleh responden sesuai dengan

jawaban yang diberikan.

b. Untuk variabel dependen

Untuk mengukur variabel terikat yaitu hasil Ujian Nasional didasarkan

pada nilai Ujian Nasional tahun ajaran 2008/209.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Kuesioner

Teknik kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan

menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada

responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya.

Kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan megedarkan pertanyaan

kepada para siswa yang dijadikan responden. Daftar pertanyaan

dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kecemasan, motivasi belajar

dan disiplin belajar dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian

(59)

2. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi ini digunakan untuk mengungkap data yang bersifat

khusus, yang diyakini kebenarannya dan sesuai dengan peristiwa yang

terjadi. Data diperoleh dari pihak yang berwenang. Dokumentasi

digunakan untuk mencari data tentang gambaran umum, data mengenai

hasil Ujian Nasional untuk siswa kelas XII SMA Negeri 2 Bantul.

F. Teknik Pengujian Instrumen

1. Pengujian kesahihan (validitas) kuesioner

Validitas instrumen adalah taraf dimana suatu instrumen mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995 : 242). Suatu

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak

diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara

tepat. Uji validitas instrumen dalam penelitian ini akan dilakukan di

SMA Negeri 1 Bantul dengan menyebar 30 buah kuesioner.

Dalam menguji kesahihan (validitas) butir-butir kuesioner

diperlukan teknik tertentu antara lain statistik korelasi moment tangkar,

statistik korelasi pilah, dan statistik uji-t. Adapun untuk menganalisis

data atau butir-butir kuesioner ini digunakan perhitungan korelasi

product moment dari Karl Pearson dengan rumus : (Suharsimi,

1993:138)

( )( )

( )

{

N x2 x 2

}

{

N y2

( )

y 2

}

, y

x xy N Rxy

∑ − ∑ ∑

− ∑

(60)

keterangan :

ƒ N = total responden

ƒ

y = total nilai responden

ƒ

x = total nilai x.

Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan korelasi

dengan taraf signifikansi 5%. Apabila hasil pengukuran r ≥ 5% maka item

tersebut dinyatakan tidak valid. Untuk korelasi yang diperoleh dari hasil

perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen

yang diukur. Selanjutnya harga koefisien korelasi ini dibandingkan dengan

harga r korelasi product moment pada tabel. Jika r hitung > r tabel, maka butir

soal tersebut dapat dikatakan valid. Dalam pelaksanaan perhitungan uji

validitas item pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program

SPSS 12 (Statistical Product and Service Solution).(lampiran 4)

Uji validitas dilakukan pada sembilan belas (19) butir pertanyaan

variabel kecemasan. Hasil pengujian validitas terhadap 19 item disajikan

[image:60.612.94.513.151.711.2]

dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Kecemasan

Butir No. Nilai r hitung Nilai r tabel Status

1 0,536 0,361 Valid

2 0,585 0,361 Valid

3 0,531 0,361 Valid

4 0,534 0,361 Valid

(61)

6 0,535 0,361 Valid

7 0,545 0,361 Valid

8 0,717 0,361 Valid

9 0,727 0,361 Valid

10 0,389 0,361 Valid

11 0,457 0,361 Valid

12 0,468 0,361 Valid

13 0,462 0,361 Valid

14 0,712 0,361 Valid

15 0,700 0,361 Valid

16 0,596 0,361 Valid

17 0,513 0,361 Valid

18 0,424 0,361 Valid

19 0,782 0,361 Valid

Sumber : Data sebelum penelitian

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertany

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Formal SMA Negeri 2 Bantul ................................
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Untuk Variabel  Kecemasan
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Untuk Variabel  Motivasi Belajar
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dapat meningkatkan aspek – aspek loyalitas kerja seperti membentuk sikap tanggung jawab karyawan, meningkatkan kualitas sikap kerja didalam perusahaan,

Sulfur oksida ( berasal proses pembakaran kendaraan bermotor yang terdapat didaerah pettarani dimana kelembaban udara juga mempengaruhi kecepatan perubahan (

Implementasi Model Pembelajaran CPS Menggunakan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Bangun Ruang pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri

Penelitian ini akan diuji mengenai kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan, dalam hal ini dilakukan untuk mengetahui mengetahui pengaruh auditor

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan

Gagasan mengenai benda sangat berkaitan dengan konsep anak tentang ruang dan waktu yang juga belum terakomodasi dengan baik. Struktur ruang dan waktu belum jelas dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan dan leverage terhadap kualitas pelaporan keuangan pada perusahaan jasa

Skripsi Uber Alles Mahasiswa Mesin .... Mochammad