• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENAWARAN KOPI INDONESIA TAHUN 2001 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENAWARAN KOPI INDONESIA TAHUN 2001 2009"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

TAHUN 2001 - 2009

Di susun oleh :

RIZKY SAPUTRA

F 0107083

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh:

RIZKY SAPUTRA

NIM. F0107083

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

.Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Analisis Penawaran Kopi Indonesia Tahun 2001 – 2009”

dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan syarat mencapai gelar sarjana

Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Dr. Guntur Riyanto, M.Si, selaku dosen pembimbing utama yang telah

memberikan arahan dan masukan kepada penulis.

2. Dr. Evi Gravitiani, M.Si, selaku pembimbing kedua yang telah

memberikan masukan dan dorongan yang berarti.

3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si, selaku kepala jurusan ekonomi

pembangunan.

4. Ibu Azhari Basri beserta keluarga yang telah memberikan semangat dan

motivasi selama penulis mengerjakan skripsi ini.

5. Dhany Firmansyah beserta keluarga yang telah memberikan dukungan dan

dorongan moril.

6. Semua teman – teman EP 2007, Fuad, Rendi, Johan, Philipus, Rurit, Ari,

Andri, Fafa, Anin, Sesil, Nanto, Dino, dan semuanya yang belum dapat

(5)

commit to user

v

terimakasih atas pengalaman yang menyenangkan selama bimbingan.

8. Teman – teman main di Karanganyar, Yosef, Adhi, Adi, Andri, Andika,

dan lain – lain.

9. Mellanie, untuk dukungan dan kesabaran yang tidak pernah ada hentinya.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan dan menghargai setiap kritik dan saran

yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga penulisan skripsi dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, April 2011

Rizky Saputra

(6)
(7)

commit to user

vii TABEL

I. 1. Produksi Kopi 2004 – 2009 ... 3

I. 2. Produksi Kopi Indonesia ... 4

II.1. Penelitian Tentang Ekspor Kopi ... 19

IV.1 Perkembangan Ekspor Indonesia ... 37

IV.2 Ekspor Kopi Indonesia ke Dunia ... 38

IV.3 Nilai Ekspor Kopi Indonesia ... 39

IV.4 Impor Kopi Jepang... 41

IV.5 Impor Kopi Jerman ... 44

IV.6 Impor Kopi Amerika Serikat ... 46

IV.7 Impor Kopi Belgia ... 49

IV.8 Impor Kopi Perancis ... 51

IV.9 Impor Kopi Italia ... 53

IV.10 Impor Kopi Spanyol... 56

IV.11 Impor Kopi Inggris ... 58

IV.12 Hasil Olah Data ... 60

IV.13 Hasil Olah Data ... 60

IV.14 Hasil Olah Data ... 61

IV.15 Uji Multikolinieritas ... 68

IV.16 Uji Klein ... 68

(8)

commit to user

viii GAMBAR

II. 1. Model Berlian Daya Saing Internasional ... 12

II. 2. Kesamaan Harga Faktor Produksi ... 15

II. 3. Kurva Penawaran ... 17

II. 4. Kerangka Pemikiran ... 21

III. 1. Titik Presentase Distribusi T ... 30

III. 2. Titik Presentase Distribusi F ... 32

III. 3. Durbin Watson d Statistik ... 34

IV. 1. Peta Jepang ... 40

IV. 2. Peta Jerman ... 43

IV. 3. Peta Amerika Serikat ... 45

IV. 4. Peta Belgia ... 48

IV. 5. Peta Perancis ... 50

IV. 6. Peta Italia ... 52

IV. 7. Peta Spanyol ... 55

(9)

commit to user

Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat didunia. Produksi kopi Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan trend yang meningkat. Peningkatan tersebut memungkinkan Indonesia untuk meningkatkan ekspor kopinya. Ekspor kopi merupakan salah satu sumber pendapatan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari harga internasional arabika, robusta, gula, teh dan biji coklat terhadap penawaran kopi Indonesia.

Penelitian ini membahas penawaran kopi Indonesia terhadap negara – negara maju, seperti Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Italia dan lain – lain. Peneliti memasukkan variabel harga internasional arabika, harga internasional robusta, harga internasional gula, harga internasional teh dan harga internasional biji coklat sebagai variabel independen. Penelitian ini menggunakan pendekatan data panel, dengan kurun waktu penelitian 2001 – 2009 dan 8 negara tujuan ekspor kopi Indonesia.

Permodelan efek tetap(Fixed Effect Model) merupakan model yang paling

baik untuk digunakan dalam penelitian ini. Penggunaan model efek tetap tersebut memperoleh hasil sebagai berikut: pertama, variabel harga kopi, baik harga internasional kopi arabika dan robusta berpengaruh secara signifikan terhadap penawaran kopi Indonesia. Kedua, variabel harga internasional gula dan teh berpengaruh signifikan terhadap penawaran kopi Indonesia(barang komplementer dan substitusi). Ketiga, biji coklat tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penawaran kopi Indonesia. Keempat, secara bersama – sama seluruh variabel independen berpengaruh terhadap penawaran kopi Indonesia.

Saran yang dapat diajukan adalah: pertama, pemerintah sebaiknya meningkatkan ekspor ketika terjadi kenaikan harga dan memperbaiki kualitas faktor – faktor produksi untuk meningkatkan daya saing internasional kopi Indonesia. Kedua, pemerintah perlu menjalin kerjasama dengan eksportir – eksportir kopi untuk mempertahankan dan memperluas pangsa pasar komoditi kopi Indonesia. Ketiga, pemerintah perlu memberikan insentif pada para produsen agar kerugian yang terjadi karena efek negatif dari perubahan harga tidak berdampak besar bagi para produsen. Keempat, para produsen perlu memanfaatkan dengan baik sarana dan prasarana yang diberikan pemerintah untuk menjaga kualitas dan kuantitas produksi kopi. Kelima, perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh dari barang netral.

(10)

commit to user

(11)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perdagangan internasional berguna untuk memenuhi kebutuhan alokasi

sumber daya langka yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam

negeri(Nopirin, 1995: 1). Suatu negara akan melakukan perdagangan internasional

ketika negara tersebut tidak dapat memproduksi untuk memenuhi permintaan

domestik. Suatu negara akan mengekspor komoditinya apabila negara tersebut

dapat memproduksi suatu komoditi melebihi permintaan domestik atau dapat

memproduksi lebih efisien dari negara lain.

Ekspor dapat meningkatkan pendapatan negara, dan apabila negara

tersebut mengalami defisit neraca pembayaran, maka penerimaan dari ekspor

dapat memperbaiki posisi neraca pembayaran dari negara. Perdagangan

memberikan peluang kepada setiap negara untuk mengekspor barang – barang

yang diproduksi dengan menggunakan sebagian besar sumber daya melimpah

yang dimiliki negara tersebut. Perdagangan internasional memungkinkan setiap

negara melakukan spesialisasi produksi terbatas pada barang – brang tertentu,

sehingga memungkinkan mereka mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi

dengan skala produksi yang besar(Krugman, 1997: 5). Perdagangan internasional

terjadi karena adanya perbedaan sumber daya alam, sumber daya modal, tenaga

kerja, dan teknologi.

Kopi merupakan salah satu komoditi yang diekspor didunia. Kopi menjadi

salah satu komoditi dengan peranan yang cukup besar bagi negara – negara

(12)

commit to user

berkembang, baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai mata pencaharian

bagi rakyatnya. Produksi serta ekspor kopi dunia didominasi oleh negara – negara

berkembang seperti Brazil, Kolombia, Vietnam dan Indonesia. Berdasarkan data

yang dimiliki oleh ICO, keempat negara tersebut tercatat sebagai negara

pengekspor serta produsen kopi terbesar didunia. Hal tersebut juga didukung oleh

permintaan dari pasar internasional dimana keempat negara tersebut mengekspor

hasil komoditi kopinya.

Jenis kopi di dunia ada berbagai macam, tetapi hanya ada 2 jenis yang

paling sering dikonsumsi diantaranya adalah kopi robusta dan arabika. Kedua kopi

tersebut merupakan jenis kopi yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat

didunia. Kopi arabika merupakan kopi asal Ethiopia yang memiliki rasa yang

nikmat dan harga jualnya yang jauh lebih tinggi dari kopi robusta. Kopi arabika

sering digunakan sebagai bahan pembuatan minuman kopi didunia. Kopi luwak

merupakan varietas dari kopi arabika yang hanya ada di Indonesia. Kopi jenis ini

memiliki harga jual tertinggi didunia, hal itu disebabkan karena proses

pembentukan serta rasanya yang unik dan nikmat. Kopi luwak terbentuk didalam

saluran penceraan hewan luwak. Biji kopi yang dimakan oleh luwak dicerna serta

mengalami proses fermentasi oleh bakteri yang terdapat dalam tubuh luwak yang

akhirnya membuat rasa kopi ini sangat unik.

Kopi robusta ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta memiliki

rasa yang lebih pahit dengan kadar kafein yang lebih banyak, serta rasanya yang

tidak senikmat kopi arabika. Kopi robusta disebut sebagai kopi kelas dua.

(13)

commit to user

tanaman asli, melainkan klon – klon unggul hasil persilangan dan seleksi.

Tanaman – tanaman ini memberi hasil yang tinggi dan merupakan salah satu

kunci untuk perkebunan – perkebunan kopi(Putranto, 1978: 129).

Tabel I.1

Produksi Kopi 2004 - 2009

Negara

Produksi Kopi (000 karung)

Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Brazil 39.272 32.944 42.512 36.070 45.992 39.470

Vietnam 14.370 13.842 19.340 16.467 18.500 18.000

Kolombia 11.573 12.564 12.541 12.504 8.664 9.000

Indonesia 7.536 9.159 7.483 7.777 9.350 10.632

Sumber: International Coffee Organization, 2010.

Penawaran suatu barang tergantung oleh berbagai faktor, diantaranya

harga barang itu sendiri, harga barang lain, teknologi, tujuan perusahaan dan lain

sebagainya. Sehingga jika suatu negara dapat meningkatkan penawaran pada

pasar maka negara tersebut memperoleh keuntungan serta keunggulan dalam

mengekspor barang. Salah satu negara pengekspor kopi terbesar didunia adalah

Indonesia. Tabel 1.1 menunjukkan Indonesia sebagai negara terbesar keempat

dunia dalam produksi kopi, dibawah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Tabel

tersebut juga menunjukkan tingkat produksi kopi di Indonesia dalam kurun waktu

6 tahun dan adanya kecenderungan untuk meningkat meskipun ada penurunan

(14)

commit to user

Tabel I.II menunjukkan produksi kopi Indonesia pada tahun 2001 – 2009.

Produksi kopi Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan untuk

meningkat. Produksi yang cenderung untuk meningkat tersebut memberikan

kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan peningatan kuantitas ekspor.

Tabel I.II

Peningkatan produksi tersebut apabila diimbangi dengan kualitas yang

baik akan dapat membantu Indonesia memperluas pangsa pasar kopi. Perluasan

pangsa pasar tersebut akan memudahkan Indonesia untuk meningkatkan ekspor

komoditi kopi. Peningkatan ekspor tersebut dapat menambah devisa negara serta

menyerap tenaga kerja.

Ekspor merupakan salah satu sumber devisa negara Republik Indonesia.

Cadangan devisa dapat meningkat melalui ekspor. Ekspor dapat mendorong

(15)

commit to user

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Ekspor kopi merupakan salah satu sumber pendapatan negara,

2. Sebagai suatu negara pengekspor kopi, Indonesia menempati posisi empat

besar dunia,

3. Produksi kopi Indonesia meningkat dari tahun ke tahun,

4. Ekspor kopi Indonesia diminati banyak negara,

5. Perlu adanya penelitian mengenai ekspor hasil perkebunan yang dapat

dijadikan salah satu acuan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan

dibidang ekspor hasil perkebunan.

Peneliti menganggap ekspor kopi menjadi hal yang layak untuk diteliti,

oleh karena itu peneliti mengambil judul “ Analisis Penawaran Kopi Indonesia

Tahun 2001- 2009 “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai

berikut,

1. Bagaimana pengaruh harga internasional arabika terhadap penawaran kopi

Indonesia tahun 2001 - 2009?

2. Bagaimana pengaruh harga internasional robusta terhadap penawaran kopi

Indonesia tahun 2001 - 2009?

3. Bagaimana pengaruh harga internasional gula terhadap penawaran kopi

Indonesia tahun 2001 - 2009?

4. Bagaimana pengaruh harga internasional teh terhadap penawaran kopi

(16)

commit to user

5. Bagaimana pengaruh harga internasional biji coklat terhadap penawaran kopi

Indonesia tahun 2001 - 2009?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh:

1. Harga internasional arabika terhadap penawaran kopi Indonesia.

2. Harga internasional robusta terhadap penawaran kopi Indonesia.

3. Harga internasional gula terhadap penawaran kopi Indonesia.

4. Harga internasional teh terhadap penawaran kopi Indonesia.

5. Harga internasional biji coklat terhadap penawaran kopi Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah :

Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi Instansi Pemerintah dalam

mengambil kebijakan di bidang ekspor.

2. Bagi Pengusaha atau Produsen :

Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi pengusaha agar dapat

meningkatkan produksi kopi untuk membantu pemerintah dalam

meningkatkan pendapatan dari bidang ekspor.

3. Bagi Masyarakat Akademis :

Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi penelitian mahasiswa

(17)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Ekonomi Internasional

Ilmu ekonomi internasional mempelajari pemenuhan kebutuhan manusia

melalui aktifitas perdagangan internasional. Ilmu ekonomi internasional berusaha

untuk mempelajari bagaimana hubungan ekonomi antar satu negara dengan

negara lain dapat mempengaruhi alokasi sumber daya, baik antara dua negara

tersebut maupun antara beberapa negara(Nopirin, 1995: 1). Cakupan ekonomi

internasional jauh lebih luas jika dibandingkan dengan perdagangan internasional

Perdagangan internasional hanya menitikberatkan pada pertukaran barang dan

jasa. Perdagangan antar negara sering timbul karena adanya perbedaan harga

barang diberbagai negara. Perdagangan antar negara berguna untuk memperoleh

barang demi memenuhi kebutuhan dalam negeri dan untuk megekspor barang

keluar negeri demi memperoleh keuntungan karenanya. Perdagangan

internasional dianggap sebagai suatu akibat dari adanya interaksi antara

permintaan dan penawaran yang bersaing.

Permintaan dan penawaran akan tampak dalam bentuknya yang sudah

dikenal, serta merupakan suatu interaksi dari kemungkinan produksi dan

preferensi konsumen (Lindert dan Kindleberger, 1990: 16). Menurut Halwani

(2002: 17) pada awalnya proses perdagangan internasional merupakan pertukaran

dalam arti perdagangan tenaga kerja dengan barang dan jasa lainnya. Perdagangan

(18)

commit to user

internasional selanjutnya diikuti dengan perdagangan barang dan jasa sekarang

(saat terjadinya transaksi) dengan kompensasi barang dan jasa di kemudian hari.

Perdagangan internasional berkembang hingga pertukaran antar

negara/internasional dengan aset – aset yang mengandung resiko seperti saham,

valas, dan obligasi yang saling menguntungkan kedua belah pihak, bahkan semua

negara yang terkait didalamnya. Perdagangan internasional memungkinkan setiap

negara melakukan diversifikasi atau penganekaragaman kegiatan perdagangan

yang dapat meningkatkan pendapatan mereka. Perdagangan internasional

dianggap perlu bagi negara – negara didunia, diantaranya adalah karena:

a. Keanekaragaman kondisi produksi

Keanekaragaman kondisi produksi dapat mendorong suatu negara

melakukan perdagangan internasional. Keterbatasan kemampuan negara,

terutama berkaitan dengan memproduksi suatu barang akan dapat

diminimalisir dengan adanya perdagangan internasional. Kebutuhan yang

tidak dapat dipenuhi dapat diperoleh melalui perdagangan internasional.

b. Penghematan harga

Peningkatan produksi dapat mengakibatkan produksi mencapai rata – rata

biaya produksi yang rendah. Semakin banyak jumlah produksi, maka

penghematan biaya dapat terjadi, inilah mengapa diperlukannya

perdagangan internasional.

c. Perbedaan selera

Perbedaan selera antar negara dapat menimbulkan keuntungan dalam

(19)

commit to user

diperoleh ketika suatu negara dapat memproduksi sesuatu yang dibutuhkan

negara lain.

2. Teori Klasik

a. Absolute Advantage

Pemikiran Adam Smith ini menerangkan bagaimana perdagangan

internasional dapat menguntungkan kedua belah pihak. Sebagai contoh, suatu

negara dapat memproduksi barang tertentu, misalnya barang X yang mempunyai

keunggulan dalam bidang pengolahan (manufacture) dibandingkan dengan mitra

dagangnya yang mempunyai keunggulan dalam memproduksi barang Y yang

merupakan komoditi pertanian.

Masing – masing negara lebih mengkonsentrasikan produksi mereka pada

barang – barang yang secara mutlak (absolute) mempunyai keunggulan.

Kemudian mengekspor barang tersebut(yang merupakan kelebihan atau surplus

untuk pemenuhan kebutuhan maupun konsumsi dalam negerinya) kepada mitra

dagangnya. Proses inilah yang dijadikan dasar utama dalam perdagangan

internasional(Halwani, 2002: 20).

Teori yang juga dikenal dengan nama teori murni (pure theory)

perdagangan internasional ini menitikberatkan pada besaran variabel riil. Semakin

banyak pekerja yang dipergunakan dalam menghasilkan suatu barang, maka akan

semakin tinggi pula nilai dari suatu barang tersebut. Teori ini menganggap tenaga

kerja bersifat homogen, meskipun hal tersebut tidaklah benar, serta terdapat faktor

– faktor lain selain tenaga kerja yang mempengaruhi nilai suatu barang. Teori

(20)

commit to user

perdagangan secara lebih sederhana. Prinsip dari teori ini tidak dapat dilepaskan

meskipun pada teori – teori selanjutnya tidak dipergunakan lagi.

b. Comparative Advantage

Teori yang dikemukakan oleh J. S Mill ini menerangkan bahwa suatu

negara akan memproduksi barang yang memiliki comparative advantage yang

terbesar lalu kemudian diekspor keluar negeri dan mengimpor barang yang

memiliki biaya yang besar bila diproduksi sendiri oleh negara tersebut. Teori

menyatakan bila nilai tukar yang dipakai dalam perdagangan oleh negara –

negara tersebut sama dengan harga dalam negeri suatu negara, maka keuntungan

perdagangan hanya akan diperoleh oleh salah satu negara saja.

c. Comparative Cost

David Ricardo berpendapat setiap negara akan memiliki keunggulan

komparatif selama rasio harga antar negara berbeda pada saat tidak ada

perdagangan diantara negara tersebut. Sebenarnya teori ini memiliki kesamaan

dengan teori yang dikemukakan oleh J. S Mill, yang membedakan adalah dalam

comparative advantage sejumlah tenaga kerja menghasilkan output yang berbeda

– beda di tiap negaranya. Sedangkan comparative cost, untuk mengasilkan suatu

output dibutuhkan waktu yang beragam antara satu negara dengan negara lain.

Perdagangan yang dilakukan diantara negara – negara tersebut dapat

menghasilkan spesialisasi yang berdampak pada peningkatan efisiensi dalam

produksi. Teori ini juga menyatakan bahwa perdagangan dapat terjadi karena

(21)

commit to user

masing biaya absolut yang diukur dengan masukan(Lindert dan Kindleberger,

1990: 25).

d. Competitive Advantage

Michael E. Porter dalam bukunya yang terkenal, The Competitive

Advantage of Nation mengemukakan tentang tidak adanya korelasi langsung

antara dua faktor produksi(sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya

manusia yang melimpah) yang dimiliki suatu negara, yang dimanfaatkan menjadi

keunggulan daya saing dalam perdagangan internasional(Halwani, 2002: 54).

Banyak negara didunia yang memiliki sumber daya manusia yang

melimpah tetapi memiliki tingkat motivasi bekerja dan prestasi yang rendah,

karena murahnya upah di negara tersebut. Negara – negara seperti Indonesia,

Pakistan, dan India memiliki jumlah tenaga kerja yang besar, tetapi dengan

rendahnya upah di negara – negara tersebut jumlah tenaga kerja tidak dapat

dijadikan keunggulan kompetitif tersendiri jika dibandingkan negara – negara

maju seperti Jepang, Swiss, Jerman. Porter mengatakan bahwa peran pemerintah

merupakan hal yang penting untuk meningkatkan daya saing negara tersebut

selain faktor produksi yang ada.

Porter mengembangkan model yang dikenal sebagai Model Berlian. Model

ini menerangkan empat faktor yang menentukan industri tertentu pada suatu

negara dapat mencapai sukses internasional. Keempat hal tersebut adalah:

1) Keadaan faktor – faktor produksi, seperti tenaga kerja terampil atau

(22)

commit to user

2) Keadaan permintaan dan tuntutan mutu di dalam negeri untuk hasil

industri tertentu.

3) Eksistensi industri terkait dan pendukung yang kompetitif secara

internasional.

4) Strategi perusahaan itu sendiri, struktur dan sistem persaingan antar

perusahaan.

Daya Saing Internasional Strategi Struktur

Persaingan Perusahaan

Permintaan Domestik

Industri Terkait dan Pendukung Sumber

Daya Alam Pemerintah

Akses dan Kesempatan

Sumber : Halwani, 2002 : 59

(23)

commit to user

Industri suatu negara yang sukses dalam skala internasional umumnya

didukung oleh kondisi faktor produksi yang baik, permintaan dan tuntutan mutu

dalam negeri yang tinggi, dan industri hulu atau hilir yang maju, serta persaingan

domestik yang ketat. Keempat faktor tersebut berinteraksi secara positif pada

negara yang sukses dalam meningkatkan daya saing, sehingga keunggulan

kompetitif yang hanya didukung oleh satu atau dua faktor tidak akan dapat

bertahan. Keunggulan kompetitif juga dipengaruhi oleh faktor akses dan

kesempatan(penemuan baru, peningkatan harga, perubahan kurs) dan kebijakan –

kebijakan dari pemerintah. Semakin tinggi tingkat persaingan perusahaan di suatu

negara, maka semakin tinggi tingkat daya saing internasionalnya.

Konsep keunggulan kompetitif yang ditawarkan dapat diciptakan melalui

akumulasi pekerja berketrampilan dan industri tertentu yang bernilai tambah

tinggi. Pengembangan manusia dan penguasaan teknologi menjadi faktor utama

dalam menerapkan konsep keunggulan kompetitif. Penerapan konsep ini akan

memperbesar nilai tambah yang tinggal di dalam negeri(retained value added).

3. Teori Modern

1). Faktor Proporsi

Kaum modern memiliki pandangan yang berbeda dalam menjelaskan

perdagangan internasional. Kaum modern menyatakan perbedaan dalam

opportunity cost suatu negara dengan negara lain karena adanya perbedaan dalam

jumlah faktor produksi yang dimilikinya(Nopirin, 1995: 20). Perdagangan dapat

timbul karena pada suatu negara memiliki tenaga kerja lebih banyak dari negara

(24)

commit to user

tersebut. Heckscher dan Ohlin menjelaskan pola perdagangan tersebut dengan

mengungkapkan secara spesifik tentang perbedaan harga antar negara sebelum

negara – negara melakukan perdagangan diantara mereka. Pada dasarnya ada

beberapa hal yang mempengaruhi perbadaan harga, diantaranya :

a). Perbedaan pada pemerintahan

b). Perbedaan teknologi

c). Adanya keunggulan dalam produksi

d). Perbedaan kebutuhan

Heckscher dan Ohlin meragukan hal – hal tersebut. Mereka memperkirakan kunci

biaya komparatif terletak pada proporsi penggunaan faktor produksi(Lindert dan

Kindleberger, 1990: 33).

2). Kesamaan Harga Faktor Produksi

Teori ini mengungkapkan kesamaan harga faktor produksi yang terjadi

karena adanya perdagangan bebas diantara negara – negara. Kondisi ini dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Upah dan harga kapital di negara A adalah S1 dan R1 dengan kurva

penawaran dan permintaan S dan D1 pada saat sebelum melakukan perdagangan,

sedangkan di negara B adalah S1 dan R1. Upah di negara A lebih rendah tetapi

harga kapital lebih tinggi dari pada negara B. Setelah berdagang produksi barang

A (labor intensive product) bertambah dan barang Y (capital intensive product)

berkurang, sehingga pada negara A permintaan tenaga kerja bertambah dan

permintaan kapital berkurang. Kurva permintaan tenaga kerja bergeser ke D2

(25)

commit to user

L2. Penurunan permintaan kapital ke D2 mengakibatkan harga kapital bergeser

ke R2 dan kapital yang digunakan adalah C2.

Gambar II.2

meningkatnya produksi barang Y, permintaan akan kapital bertambah sehingga

harga juga meningkat. Pada barang X terjadi penurunan produksi sehingga

permintaan tenaga kerja menurun dan harga juga ikut turun. Upah lebih tinggi di

(26)

commit to user

Upah dan kapital akan sama apabila terjadi perdagangan pada kedua negara

tesebut.

4. Teori Penawaran

Hukum penawaran menyatakan menyatakan bahwa semakin tinggi harga

suatu barang, maka semakin banyak jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan

oleh para penjual. Semakin rendah harga suatu barang, maka semakin sedikit

jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan oleh para penjual(Sukirno, 1996 :

86). Faktor yang dapat mempengaruhi penawaran adalah:

1) Harga barang lain

Harga barang lain berpengaruh terhadap penawaran dari suatu barang.

Harga barang lain dibagi menjadi tiga, yaitu :

a). Barang pengganti : barang pengganti merupakan barang yang dapat

menggantikan posisi dari barang lain.

b). Barang komplementer : merupakan barang yang digunakan bersama –

sama barang lain tersebut.

c). Barang netral : barang yang tidak memiliki kaitan dengan barang

lainnya.

2) Biaya untuk memperoleh faktor produksi

Pembayaran kepada faktor – faktor produksi merupakan pengeluaran yang

sangat penting di dalam proses produksi berbagai perusahaan. Kenaikan harga

faktor – faktor produksi akan menaikkan ongkos produksi jika tidak diimbangi

(27)

commit to user

faktor – faktor produksi akan menyebabkan ongkos produksi melebihi hasil

penjualannya dan dapat menimbulkan kerugian.

3) Tujuan dari perusahaan

Tujuan yang berbeda – beda dari setiap perusahaan menimbulkan

pengaruh yang berbeda terhadap penentuan tingkat produksi. Penawaran akan

berubah sifatnya bila terjadi perubahan dalam tujuan yang ingin dicapai

perusahaan(Sukirno, 1996 : 89).

4) Tingkat teknologi

Tingkat teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam

menentukan banyaknya jumlah barang yang akan ditawarkan. Kemajuan

teknologi memberikan dua akibat, yaitu:

a) Produksi dapat ditambah dengan lebih cepat

b) Ongkos produksi semakin murah

Berdasakan dua akibat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kemajuan

teknologi cenderung untuk menimbulkan kenaikan penawaran.

Gambar II.3 Kurva Penawaran

Sumber: Haryono, 2001: 21.

P

S

4

2

(28)

commit to user

Kenaikan harga dapat menyebabkan peningkatan penawaran suatu barang.

Gambar II.3 menggambarkan suatu pola hubungan antara harga barang dan

penawaran barang. Kurva penawaran berslope positif karena hubungan antara

harga dan penawaran bersifat searah, ketika harga naik penawaran meningkat,

ketika harga turun penawaran menurun.

5) Elastisitas

Elastisitas penawaran adalah suatu alat untuk mengukur reaksi penjual

terhadap adanya perubahan harga, hingga seberapa jauh penjual bereaksi terhadap

adanya perubahan harga.(Haryono, 2001: 46). Elastisitas penawaran dapat diukur

dengan persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan per satuan waktu,

dalam hubungannya dengan persentase perubahan harga. Rumus untuk

menghitung elastisitas penawran adalah sebagai berikut:

Dimana:

Ep = elastisitas penawaran

Δ Jx = perubahan jumlah barang x

Jx = jumlah barang x yang ditawarkan

Δ Hx = perubahan harga x

Hx = jumlah harga x

Kurva penawaran memiliki lereng yang positif, maka harga dan jumlah barang

(29)

commit to user

Penawaran akan barang dikatakan “elastis” bila jumlah yang diminta

sangat peka terhadap perubahan harga dan dikatakan “inelastis” bila jumlah yang

diminta kurang peka terhadap perubahan harga. Suatu kurva penawaran dikatakan

(30)

commit to user

C. Kerangka Pemikiran

Teori penawaran menyatakan bahwa penawaran suatu barang akan

dipengaruhi oleh berbagai macam hal, diantaranya harga barang itu sendiri, harga

barang lain, biaya faktor produksi, tujuan perusahaan dan teknologi. Harga barang

lain dibagi menjadi tiga, yaitu harga barang substitusi, harga barang

komplementer dan harga barang netral. Gambar II.4 menunjukkan kerangka

pemikiran peneliti dalam menganalisis pola hubungan antara variabel independen

(31)

commit to user

Variabel – variabel seperti harga internasional kopi arabika, harga

internasional kopi robusta, harga internasional gula, harga internasional teh dan

harga internasional biji coklat berpengaruh terhadap penawaran kopi Indonesia.

D. Hipotesis

1. Diduga harga internasional arabika berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penawaran kopi Indonesia.

2. Diduga harga internasional robusta berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penawaran kopi Indonesia.

3. Diduga harga internasional gula berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

(32)

commit to user

4. Diduga harga internasional teh berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penawaran kopi Indonesia.

5. Diduga harga internasional biji coklat berpengaruh negatif dan signifikan

(33)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka dengan menggunakan

data panel pada tahun 2001 – 2009 untuk menganalisis hubungan variabel yang

mempengaruhi penawaran kopi Indonesia. Dalam penelitian ini dipilih delapan

negara maju sebagai negara tujuan ekspor komoditi kopi. Kedelapan negara

tersebut adalah Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Belgia, Perancis, Italia,

Spanyol, Inggris.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

data runtut waktu dan data silang tempat yang diperoleh dari index mundi dan

trade map selama periode 2001 – 2009. Index Mundi merupakan merupakan data

portal yang mengumpulkan fakta dan statistik dari berbagai sumber dan mengolah

data tersebut. Trade Map dikembangkan oleh International Trade Centre

UNCTAD / WTO (ITC) dengan tujuan untuk memfasilitasi riset pasar strategis,

pemantauan kinerja perdagangan nasional, mengungkapkan keunggulan

komparatif dan kompetitif, mengidentifikasi potensi pasar atau diversifikasi

produk dan merancang dan memprioritaskan program-program pengembangan

perdagangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ekspor kopi

Indonesia, harga internasional arabika, robusta, gula, teh, dan biji coklat.

(34)

commit to user

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu variabel

dependen dan variabel independen.

1. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel –

variabel bebas. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah ekspor

kopi. Dalam penelitian ini kopi merupakan komoditas perkebunan dari

Indonesia yang diekspor ke berbagai negara didunia. Data ekspor kopi yang

digunakan adalah dari tahun 2001 – 2009 yang didapat dari trade

competitiveness map. Satuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah US

dollar.

2. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

dependen atau variabel terikat. Penelitian ini menggunakan lima variabel

independen, diantaranya adalah:

a. Harga Internasional Arabika merupakan harga dari jenis arabika yang

digunakan sebagai standar penjualan kopi jenis ini. Harga internasional

arabika dalam penelitian ini merupakan harga rata – rata per tahun dari

tahun 2001 – 2009 yang diperoleh dari index mundi. Satuan yang

digunakan dalam harga internasional arabika ini adalah US dollar.

b. Harga Internasional Robusta merupakan harga dari jenis robusta yang

digunakan sebagai standar penjualan kopi jenis ini. Harga internasional

robusta dalam penelitian ini merupakan harga rata – rata per tahun dari

tahun 2001 – 2009 yang diperoleh dari index mundi. Satuan yang

(35)

commit to user

c. Harga Internasional Gula merupakan harga dari komoditi gula yang

digunakan sebagai standar penjualan gula secara internasional. Harga

internasional gula dalam penelitian ini merupakan harga rata – rata per

tahun dari tahun 2001 – 2009 yang diperoleh dari index mundi. Satuan

yang digunakan dalam harga internasional gula ini adalah US dollar.

d. Harga Internasional Teh merupakan harga dari komoditi teh yang

digunakan sebagai standar penjualan teh secara internasional. Harga

internasional teh dalam penelitian ini merupakan harga rata – rata per

tahun dari tahun 2001 – 2009 yang diperoleh dari index mundi. Satuan

yang digunakan dalam harga internasional teh ini adalah US dollar.

e. Harga Internasional Biji Coklat merupakan harga dari komoditi biji coklat

yang digunakan sebagai standar penjualan biji coklat secara internasional.

Harga internasional biji coklat dalam penelitian ini merupakan harga rata

– rata per tahun dari tahun 2001 – 2009 yang diperoleh dari index mundi.

Satuan yang digunakan dalam harga internasional teh ini adalah US

dollar.

D. Metode Analisis Data Panel

Data panel atau pooled data adalah kombinasi dari data time series dan

data cross section yang mengakomodasi informasi baik yang terkait dengan

variabel – variabel cross section maupun time series. Metode data panel lebih

tepat digunakan untuk mengatasi kolinieritas diantara variabel - variabel bebas

yang pada akhirnya dapat mengakibatkan tidak tepatnya penaksiran

(36)

commit to user

kekurangan data untuk mewakili variabel yang digunakan dalam penelitian.

Penggunaan data panel dapat mengatasi masalah kekurangan data. Data panel

menggabungkan data cross section dan time series, sehingga jumlah data yang

mewakili variabel dalam penelitian bertambah.

Analisis panel data memiliki tiga pendekatan, yaitu pendekatan Pooled

Least Square(PLS), pendekatan Fixed Effect Model(FEM) dan pendekatan

Random Effect Model(REM). Ketiga pendekatan tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pooled Least Square(PLS)

Pooled Least Square merupakan teknik yang menggabungkan data time

series dengan cross section. Data gabungan ini diperlakukan sebagai satu kesatuan

pengamatan yang digunakan untuk mengestimasi model dengan metode

OLS(Nachrowi, 2006: 311). Pooled Least Square dapat digambarkan dengan

persamaan sebagai berikut:

Yit = α + β Xit + uit ... (3.1)

i = individu t = waktu

N merupakan jumlah unit individu (cross section), dan T adalah jumlah periode

waktu(time series). Dengan menggabungkan atau mengkombinasikan semua data

cross section dan time series dapat meningkatkan derajat kebebasan, sehingga

dapat memberikan hasil yang cenderung lebih baik daripada hanya menggunakan

(37)

commit to user

2. Fixed Effect Model (FEM)

FEM merupakan model yang dibentuk karena adanya variabel – variabel

yang tidak semuanya masuk ke dalam persamaan model yang mengakibatkan

adanya intercept yang tidak konstan(Nachrowi, 2006: 311). Intercept tersebut

berubah untuk setiap individu. Menurut Gujarati(2003: 642) penggunaan Fixed

Effect Model didasarkan pada fakta bahwa meskipun intersep dapat berbeda –

beda pada individu, setiap intersep individu tidak berubah - ubah sepanjang waktu

atau konstan. Secara matematis FEM dapat dinyatakan sebagai berikut:

Yit = αi + Xitβ + uit. ... (3.2)

Persamaan tersebut menunjukkan notasi αi sebagai koefisien dari regresor yang

tidak berubah pada individu atau sepanjang waktu.

3. Random Effect Model (REM)

REM mengasumsikan bahwa intersep dari tiap individu diambila secara

acak dari populasi yang lebih besar dengan nilai rata – rata yang konstan(Gujarati,

2003: 652). Menurut Nachrowi(2006: 315 – 316) perbedaan karakteristik dari

waktu dan individu diakomodasikan ke dalam error dari model. Pembentukan

error pada Random Effect Model ini memiliki dua komponen, yaitu waktu dan

individu. Random Error pada REM peru diurai menjadi error untuk komponen

individu, error komponen waktu dan error gabungan(Nachrowi, 2006: 316).

Persamaan REM diformulasikan sebagai berikut:

Yit = αi + Xit β + uit + εi. ... (3.3)

Yit = αi + Xit β +ωit ... (3.4)

(38)

commit to user

uit = error component dari time series dan cross section

εi = error component dari individu

Error component individu tidak berkorelasi satu dengan yang lainnya, dan tidak

berautokorelasi pada unit cross section dan time series.

Perbedaaan antara Random Effect Model dengan Fixed Effect Model adalah jika

pada REM intersep αi mewakili nilai rata – rata dari semua intersep, dan error

component dari εi mewakili deviasi acak dari nilai rata – rata intersep individu.

Pada FEM tiap unit cross section memiliki nilai intersep sendiri –

sendiri(Gujarati, 2003: 648).

Baltagi dalam Gujarati(2003: 637 – 638) menyatakan bahwa penggunaan

data panel memberikan banyak manfaat bagi dunia statistik dan perkembangan

ilmu ekonomi. Beberapa manfaat penggunaan panel data:

1. Mampu mengontrol heterogenitas individu. Panel data memberi peluang

perlakuan bahwa unit - unit ekonomi yang dianalisis seperti individu, rumah

tangga, perusahaan hingga negara adalah heterogen.

2. Memberi informasi yang lebih banyak, lebih beragam, mengurangi

kolinearitas (collinearity), meningkatkan derajat bebas (degree of freedom)

dan lebih efisien. Dengan menggunakan panel data, penambahan dimensi

cross-section dapat memperkaya keragaman dan informasi pada dua variabel

tersebut (harga dan pendapatan), sehingga akan menghasilkan estimasi yang

lebih akurat.

3. Lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur efek yang tidak dapat

(39)

commit to user

4. Data panel dapat membangun dan menguji model perilaku (behavioral

models) yang lebih kompleks dibanding pure cross section atau data time

series.

5. Panel data lebih cocok untuk pembelajaran dengan perubahan yang dinamis,

karena panel data mempelajari cross section yang berulang – ulang.

Bentuk sederhana dari model regresi yang menunjukkan hubungan antara dua

variabel X dan Y dapat ditulis dengan notasi :

LogYit= β0+ β1 X1it+ β2 X 2it+ β3 X 3it+ β4 X 4it+ β5 X 5it +

u

it ... (3.5)

Dimana:

LogY = Penawaran Kopi Indonesia (US $ thousand)

X1 = Harga Arabika Internasional (US cents/pound)

X2 = Harga Robusta Internasional (US cents/pound)

X3 = Harga Internasional Gula (US cents/pound)

X4 = Harga Internasional Teh (US cents/kilogram)

X5 = Harga Internasional Biji Coklat (Us cents/metric tonne)

u = Error

βo = Intersep

β1…β2 = Koefisien Regresi

i = Cross section

t = Time series (2001 – 2009)

E. Uji Statistik

1. Uji t

Uji Statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

(40)

commit to user

Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (β1) sama

dengan nol, atau:

H0 : β1 = 0

suatu variabel independen bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya adalah (Ha). Parameter suatu

variabel tidak sama dengan nol, atau :

Ha : β1 ≠ 0

variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen(Kuncoro, 2001: 97). Langkah - langkah pengujian t adalah :

a) Hipotesis

H0: β1 = 0

Ha: β1≠ 0

b) Kriteria pengujian

Gambar III. 1

Titik Presentase Distribusi T

Sumber: Gujarati & Porter, 2010 : 152

Keterangan :

k : banyaknya variabel atau banyaknya parameter Daerah diterima

Daerah ditolak Daerah ditolak

(41)

commit to user

n : banyaknya sampel data yang digunakan

Ho : diterima jika

Ho : ditolak jika

Nilai thitung diperoleh dengan rumus :

Β1 : koefisien regresi

Se : standar error koefisien regresi

Bila t hitung > ttabel pada kepercayaan tertentu maka Ho ditolak. Penolakan

terhadap H0 ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh

terhadap variabel dependen. Nilai dari ttabel yang digunakan tergantung dari derajat

kepercayaan dan jumlah dari jumlah observasi.

2. Uji F

Merupakan pengujian bersama-sama variabel independen yang dilakukan

untuk melihat pengaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel

dependen. Langkah-langkah pengujian Uji F adalah :

a. Menyusun formula H0 dan H1

Ho : β0 = β1= β2

(42)

commit to user

b. Kriteria Pengujian

Gambar III.2

Titik Presentase Distribusi F

Sumber: Gujarati & Porter, 2010: L-106.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan nilai Ftabel.

Bila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak yang berarti bahwa variabel independen

secara nyata berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

Rumus F hitung adalah sebagai berikut :

: Koefisien determinasi

: banyaknya observasi

: banyaknya variabel

3. Penjelasan Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap naik turunnya variabel dependen. Atau pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel Daerah diterima

Daerah ditolak

(43)

commit to user

terikat(Kuncoro, 2001: 100). Tingkat ketepatan regresi ditunjukan oleh besarnya

koefisien determinasi (R2) yang besarnya antara 0 < R2 < 1. Koefisien determinasi

0 berarti variabel - variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen. Semakin mendekati 1, maka pengaruh variabel - variabel independen

semakin besar.

F. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik atau penyakit dalam sebuah persamaan

model regresi. Penyimpangan tersebut adalah multikolinieritas, heteroskedastisitas

dan autokorelasi.

1. Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data time series) atau

ruang (seperti dalam data cross sectional). Model regresi linier klasik

mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam disturbansi

atau gangguan. Model klasik mengasumsikan bahwa unsur gangguan yang

berhubungan dengan observasi tidak dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau

gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain yang manapun(Gujarati,

1995: 201). Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan

menggunakan uji Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson tidak dapat digunakan pada

model yang variabel bebasnya mengandung lagged dependent variabel.

(44)

commit to user

maupun negatif. Menurut Kuncoro(2001: 107) keputusan ada tidaknya

autokorelasi adalah:

a. Bila nilai DW lebih besar daripada batas atas (upper bound), maka koefisien

autokorelasi sama dengan nol. Artinya, tidak ada autokorelasi positif.

b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah (lower bound), maka

koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol. Artinya, terdapat autokorelasi

positif.

c. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (upper bound) dan batas bawah

(lower bound), maka tidak dapat disimpulkan.

Gambar III.3 Durbin Watson d Statistik

Sumber: Gujarati, 2003 : 469.

2. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi dalam model regresi linier klasik menyatakan bahwa gangguan

yang muncul dalam fungsi regresi populasi adalah homoskedastik. Artinya,

varians tiap unsur disturbance tergantung pada nilai yang dipilih dari variabel

yang menjelaskan adalah suatu angka konstan yang sama. Heteroskedastisitas

terjadi dalam fungsi regresi yang mempunyai varian berbeda. Konsekuensi jika

(45)

commit to user

terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir OLS tidak efisien

baik dalam sampel kecil maupun besar, tetapi masih tetap tidak bias dan

konsisten.

Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi

yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga OLS tidak efisien baik dalam

sampel besar maupun kecil. Halbert White dalam Kuncoro(2001: 112)

menganjurkan uji heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan menghitung nilai Chi-Square hitung. Nilai Chi-Square tersebut

kemudian dibandingkan dengan nilai χ2 tabel. Rumus untuk menghitung nilai

Chi-Square adalah sebagai berikut:

χ2hitung = n x R2

n = jumlah observasi

R2 = nilai R2

H0 = homoskedastis

Ha = heteroskedastis

Jika nilai χ2 tabel > χ2 hitung, maka tidak terdapat heteroskedastisitas. Jika χ2

tabel< χ2 hitung, maka terdapat heteroskedastisitas.

3. Multikolinieritas

Multikolonieritas menunjukan adanya hubungan linier yang sempurna atau

pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi

(Gujarati, 1995: 157), sehingga jika terdapat multikolinieritas dalam model regresi

maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar, selanjutnya

(46)

commit to user

mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan meregres setiap variabel

independen dengan variabel independen lainnya. Multikolinieritas dapat dilihat

dengan meregres variabel independen satu dengan variabel independen lainnya.

Multikolinieritas terjadi diantara variabel independen apabila terdapat variabel

yang signifikan terhadap variabel yang lainnya. Klein dalam Gujarati &

Porter(2010: 431) mengatakan bahwa multikolinieritas dapat menjadi masalah

hanya jika r2 yang didapat dari regresi penyokong lebih besar dari R2 keseluruhan,

(47)

commit to user

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

1. Perkembangan Perdagangan Luar Negeri Indonesia

Ekspor Indonesia mengalami peningkatan sebesar 23,69 persen pada

Desember 2009 dibanding November 2009 yaitu dari US$ 10.775,4 juta menjadi

US$ 13.328,5 juta. Pada tahun sebelumnya bulan Desember 2008, ekspor

mengalami peningkatan sebesar 49,82 persen. Peningkatan ekspor Desember 2009

disebabkan oleh bertambahnya ekspor nonmigas sebesar 28,30 persen yaitu dari

US$ 8.438,0 juta menjadi US$ 10.826,0 juta.

Tabel IV. 1

Perkembangan Ekspor Indonesia Januari – Desember 2009

Uraian

Nilai FOB(Juta US $) Pertumbuhan Desember

(48)

commit to user

Ekspor migas juga mengalami peningkatan sebesar 7,07 persen dari US$

2.337,4 juta menjadi US$ 2.502,5 juta. Peningkatan ekspor migas disebabkan oleh

meningkatnya ekspor komoditi minyak mentah sebesar 28,62 % menjadi US$

955,7 juta dan ekspor hasil minyak naik sebesar 20,35 persen menjadi US$ 296,3

juta. Ekspor gas turun sebesar 7,24 % menjadi US$ 1.250,5 juta(BPS, 2010: 1).

2. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara pemasok kopi terbesar keempat

didunia. Pendapatan yang diperoleh dari ekspor kopi juga cukup besar, sehingga

ekspor kopi Indonesia ke dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang

cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan yang terjadi dalam nilai ekspor

kopi Indonesia selama tahun 2006 – 2009.

Tabel IV.2

Tabel Ekspor Kopi Indonesia ke Dunia

Sumber: Trade map, Trade Competitiveness Map, 2011.

Pada tahun 2009 Indonesia mengalami penurunan nilai ekspor kopi.

Menurunnya nilai ekspor tersebut disebabkan oleh krisis keuangan dunia dan

cuaca buruk. Kedua faktor tersebut juga mengakibatkan turunnya harga kopi

Indonesia di pasar internasional dan menurunnya produksi kopi nasional.

(49)

commit to user

Amerika Serikat 147.199 198.888 235.102 217.966 249.867 210.542

Jerman 53.739 97.301 98.607 101.873 213.506 151.736

Jepang 66.285 75.867 97.246 107.748 132.693 106.508

Italia 19.871 30.564 37.500 34.014 55.796 59.560

Inggris 8.919 20.386 17.127 19.132 34.806 28.626

Sumber: Trade Map, Trade Competitiveness Map, 2010.

Kopi Indonesia sangat diminati oleh negara – negara didunia, terutama

negara maju. Negara – negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang,

Italia dan Inggris menjadi negara yang mengimpor kopi Indonesia dalam jumlah

yang sangat besar. Dalam tabel IV.3 dapat dilihat perkembangan nilai ekspor kopi

Indonesia ke lima negara maju tersebut. Selama tahun 2004 – 2009 terjadi

peningkatan dari hampir setiap negara maju dalam mengimpor kopi dari

Indonesia.

3. Negara Importir Kopi Indonesia

a). Jepang

Jepang merupakan negara kepulauan yang berada di tepi barat Samudra

Pasifik, negara ini memiliki luas 377.819 km2 dengan Tokyo sebagai ibukotanya.

Negara Jepang meliputi lebih dari seribu pulau kecil dengan empat pulau utama,

yaitu pulau Hokkaido, pulau Honshu, Shikoku dan Kyushu. Letak keempat pulau

utama Jepang ini saling berdekatan sehingga dapat dihubungkan melalui

terowongan, jembatan maupun jalan layang. Jepang mengalami iklim yang

(50)

commit to user

mempengaruhi iklim Hokkaido dan bagian utara Honshu. Dikawasan ini musim

panas berlangsung singkat sedangkan musim dingin berlangsung lebih lama

dengan curah salju yang tinggi.

Bagian selatan pulau Honshu serta Pulau Shikoku dan Kyushu mengalami

musim panas lebih lama dengan udara yang lembab dan hangat. Pada saat musim

dingin kawasan ini lebih sejuk karena terdapat tiupan angin hangat dari Samudra

Pasifik serta pengaruh arus laut hangat Kuroshio yang mengalir dari kawasan

Filipina menuju arah timur laut Jepang(Gifford, 2007: 306).

Gambar IV.1 Peta Jepang

Sumber: Central Intelligence Agency, 2011.

Negara Jepang mampu melakukan swasembada beras meskipun hanya 13

persen lahan daratan Jepang yang cocok untuk ditanami. Beras merupakan

(51)

commit to user

pertanian digunakan untuk menanam padi. Penggunaan teknologi maju dalam

pengolahan sawah dan pemanenan, metode irigasi, serta dukungan pemerintah

merupakan faktor penentu kemajuan sektor pertanian di Jepang(Gifford, 2008:

308). Jepang mulai membangun industrinya pada akhir abad ke-19 dengan

mengadopsi industri dari barat namun tetap mempertahankan budaya dan tradisi

warisan leluhur. Ekonomi Jepang meningkat dengan pesat dengan bantuan dari

pihak asing serta melakukan penghematan. Sejak tahun 1990, Jepang menjadi

negara berteknologi maju dan termakmur kedua didunia. Pemerintah Jepang

sangat melindungi perusahaan dalam negeri, sehingga banyak perusahaan Jepang

yang menjalin kerja sama. Kerja sama tersebut menyulitkan perusahaan asing

dalam menjual produknya di Jepang(Gifford, 2007: 309).

Tabel IV.4

Sumber: Trade Map, Trade Competitiveness Map, 2010.

Jepang merupakan salah satu negara pengimpor kopi Indonesia. Ekspor

kopi Indonesia ke Jepang mangalami peningkatan dari tahun ke tahun, meskipun

(52)

commit to user

efek dari krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008. Meskipun demikian

trend ekspor kopi dari Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan untuk

meningkat di setiap tahunnya.

b). Jerman

Jerman merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga

didunia. Negara Jerman terletak di bagian tengah Benua Eropa dengan populasi

mencapai 82.200.00 jiwa. Wilayah Jerman membentang dari Alpen disebelah

selatan ke garis pantai sebelah utara yang berbatasan dengan Laut Utara dan Laut

Baltik. Negara Jerman memiliki garis perbatasan sepanjang 3.621 km dengan luas

wilayah mencapai 357.021 km2. Jerman berbatasan dengan negara – negara maju

lainnya, seperti Belanda, Belgia, Denmark, Prancis, Swiss dan Republik Ceko.

Bentang alam Jerman bervariasi, mencakup wilayah perbukitan dan

pegunungan yang ditutupi hutan lebat, dataran, danau, dan sungai. Jerman dibagi

menjadi 3 wilayah geografis utama, yaitu:

1). Dataran rendah yang luas di utara memanjang dari perbatasan dengan Belanda

hingga ke perbatasan dengan Polandia. Wilayah ini terdiri dari dataran

berpasir yang ditutupi semak belukar.

2). Dataran tinggi di bagian tengah yang memisahkan Jerman bagian utara dengan

Jerman bagian selatan. Daerah ini terdiri dari sejumlah bukit, pegunungan,

sungai dan lembah.

3). Bagian selatan terdiri dari perbukitan, pegunungan dan lembah yang ditutupi

hutan lebat. Bagian selatan Jerman termasuk dalam rangkaian Pegunungan

(53)

commit to user

Gambar IV. 2 Peta Jerman

Sumber : Central Intelligence Agency, 2011

Kemakmuran dan kekuatan Jerman berpangkal pada pembangunan sektor

industri. Sebagian besar industri manufaktur dan pengolahan berada disebuah kota

bernama Rurh yang terletak di bagian barat negara ini. Kemajuan industri Jerman

memungkinkan negara ini menjadi negara eksportir terbesar kedua didunia.

Seperempat angkatan kerja di Jerman terserap oleh sektor – sektor industri di

Jerman. Kebanyakan sektor industri tersebut merupakan industri pembuatan

barang elektronik rumah tangga dan industri pembuatan mesin – mesin berat

untuk industri. Sejak tahun 1990-an, Jerman merupakan produsen kendaraan

motor ketiga terbesar didunia. Kesuksesan Jerman tersebut tidak diiringi

pengendalian terhadap polusi udara yang ditimbulkan oleh industri – industri di

(54)

commit to user

Sumber: Trade Map, Trade Competitiveness Map, 2010.

Berdasarkan Tabel IV.5, Jerman merupakan negara pengimpor kopi

Indonesia terbesar kedua didunia setelah Amerika Serikat. Tingginya konsumsi

kopi di negara ini menyebabkan negara Jerman mengimpor kopi dari Indonesia

untuk memenuhi permintaan dari dalam negeri, sehingga dari tahun ke tahun

impor kopi negara ini mengalami peningkatan.

c). Amerika Serikat

Amerika Serikat merupakan negara adi kuasa dengan jumlah penduduknya

terbesar ketiga didunia. Amerika Serikat adalah negara pelopor manufaktur dan

memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Ibukota dari Amerika

Serikat adalah Washington DC dengan jumlah penduduk yang terdapat dikota

tersebut mencapai 4.923.000 jiwa. Negara Amerika Serikat merupakan negara

(55)

commit to user

parlemen dan pemerintahannya sendiri yang memegang kekuasaan lokal. Dua

pegunungan besar mendominasi bentang lahan negara Amerika Serikat, di

wilayah barat terdapat pegunungan Rocky dengan puncaknya mencapai 4.000 m.

Gambar IV. 3 Peta Amerika Serikat

Sumber : Central Intelligence Agency, 2011.

Amerika Serikat bagian timur terdapat Pegunungan Appalachia yang

membentang hampir sejajar dengan Samudra Atlantik sejauh 2.400 km. Bagian di

antara kedua pegunungan tersebut merupakan daratan yang sangat luas dan

dilintasi oleh banyak sungai. Sungai Mississippi yang digabung dengan anak

sungainya, Sungai Missouri, merupakan sungai terpanjang ketiga didunia. Di

bagian utara Amerika Serikat berbatasan dengan Kanada, kedua negara ini berbagi

wilayah rangkaian perairan danau yang disebut Danau Besar(Great Lakes) yang

menempati perbatasan kedua negara.

Amerika Serikat kaya akan sumber daya alam seperti logam(timah dan

besi), minyak bumi dan kayu. Seperlima cadangan dari batu bara dunia terdapar di

(56)

commit to user

ini bertanah subur, sehingga dapat digunakan untuk menanam tanaman jagung,

tanaman sereal dalam jumlah besar, dan menjadi tempat menggembala sekitar 100

juta ternak(Gifford, 2007: 64).

Tabel IV.6

Sumber: Trade Map, Trade Competitiveness Map, 2010.

California merupakan negara bagian di Amerika Serikat yang memiliki

penduduk paling banyak dengan jumlah penduduknya mencapai 34 juta jiwa.

Negara bagian di wilayah barat ini banyak di datangi banyak orang karena daya

tarik industri film, musik, hiburan dan berbagai peluang bisnis yang terdapat di

daerah ini. California merupakan salah satu pusat pengembangan komputer dan

teknologi tinggi yang paling besar didunia. Silicon Valley merupakan wilayah

industri yang membentang lebih dari 40 km. Di Silicon Valley terdapat pusat dan

kantor dari berbagai perusahaan komputer terkemuka(Gifford, 2007: 84).

Amerika Serikat merupakan negara yang memiliki kekuatan ekonomi

terbesar didunia sekaligus sebagai negara terbesar pengimpor kopi Indonesia.

(57)

commit to user

permintaan akan kopi dari negara ini. Tingginya permintaan tersebut ditutupi

dengan mengimpor kopi dari seluruh dunia, salah satunya dari Indonesia.

d). Belgia

Belgia merupakan negara yang terletak di sebelah barat Jerman dan

Luxemburg dengan luas wilayah sekitar 30.528 km2. Ibukota negara ini adalah

Brussel dengan populasinya mencapai 1.076.00 jiwa. Daerah bagian utara dari

Belgia memiliki bentang alam yang sama dengan Belanda, yaitu berupa lahan

pantai yang datar, tidak jauh di atas permukaan laut dan dihubungkan melalui

delta, sungai serta kanal. Sebagian besar garis pantai Belgia ditandai dengan

serangkaian bukit pasir raksasa yang memiliki ukuran terbesar di seluruh Eropa.

Pesisir pantai disebelah selatan merupakan dataran tinggi utama yang merupakan

lahan pertanian terbaik di negara ini, sementara wilayah tenggara merupakan

bagian Ardennes, yaitu daerah berbatu dan berhutan lebat dengan ketinggian rata

– rata 460 meter. Sungai utama di Belgia adalah sungai Meuse, yang terhubung

dengan sungai – sungai dan kanal – kanal yang lain.

Letak Belgia sangat strategis, negara ini diapit oleh beberapa negara Eropa

lain seperti Prancis, Luxemburg, Jerman, dan Belanda. Adanya akses ke laut

melalui pelabuhan Antwerpen, membuat sektor perdagangan negara ini

berkembang cukup pesat. Antwerpen merupakan salah satu pelabuhan terbesar di

Eropa, pelabuhan ini terletak sekitar 80 km dari Laut Utara(Gifford, 2007: 166).

Jutaan ton barang diekspor dan diimpor melalui pelabuhan ini setiap tahunnya.

Sektor perdagangan di Belgia meliputi ekspor hasil industri pengolahan logam,

(58)

commit to user

Kebutuhan listrik untuk industri negara ini dipenuhi melalui Pembangkit Listrik

Tenaga Nuklir (PLTN) yang mampu memenuhi dua per tiga kebutuhan negara

Belgia.

Gambar IV. 4 Peta Belgia

Sumber: Central Intelligence Agency, 2011.

Negara Belgia mampu memperoleh pendapatan yang besar meskipun

memiliki bahan baku yang sangat terbatas. Kekurangan bahan baku tersebut

diatasi dengan mengimpor bahan baku dari luar negeri, kemudian bahan baku

tersebut diolah menjadi barang jadi atau setengah jadi, lalu diekspor kembali

dengan harga jual yang jauh lebih tinggi dari harga bahan baku saat diimpor.

Negara Belgia juga merupakan salah satu pengimpor kopi Indonesia.

Meskipun tidak terlalu besar seperti Amerika Serikat dan Jerman, tetapi Belgia

dapat menjadi importir yang potensial bagi Indonesia di masa depan. Hal tersebut

ditunjukkan oleh peningkatan impor kopi Indonesia yang meningkat cukup tinggi

(59)

commit to user

Sumber: Trade Map, Trade Competitiveness Map, 2010.

Bertambah besarnya impor kopi negara tersebut dapat menunjukkan

peningkatan konsumsi dan permintaan kopi yang terjadi di Belgia. Diharapkan

untuk kedepannya negara Belgia dapat berkembang menjadi negara pengimpor

kopi Indonesia terbesar setelah keempat negara yang telah ada.

e). Perancis

Perancis merupakan negara yang memiliki luas wilayah seluas 547.030

km2 dengan ibukota bernama Paris. Enam puluh persen wilayah Perancis terletak

pada ketinggian dibawah 250 meter. Sebagian besar wilayah Perancis terdiri dari

dataran bergelombang, wilayah perbukitan, lembah dan sungai. Bagian barat laut

merupakan wilayah Normandi dan Britani yang lebih berbukit dengan garis pantai

yang menjorok ke daratan. Di barat laut terdapat Vosges, sekumpulan puncak

gunung yang perlahan – lahan membulat selam lebih dari 200 juta tahun. Sebelah

(60)

commit to user

puncaknya mencapai 1.710 meter. Jura dan Vosges terlihat kecil bila

dibandingkan dengan Pegunungan Alpen yang terletak disebelah timur Perancis.

Dataran tinggi diwilayah tengah bagian selatan disebut Massif Sentral,

massif Sentral meliputi 15 persen wilayah Prancis yang terbentuk sejak 300 juta

tahun yang lalu. Pembentukan dataran tinggi ini terhalangi oleh Pegunungan

Alpen yang mulai terbentuk sejak 65 juta tahun yang lalu. Adanya aktivitas

vulkanik yang terjadi 10.000 tahun yang lalu menyisakan bukit – bukit dengan

puncak kerucut yang disebut dengan puys(Gifford, 2007: 175).

Gambar IV.5 Peta Perancis

Sumber: Central Intelligence Agency, 2011

Perancis beriklim sedang tetapi bervariasi dibeberapa bagian wilayah. Di

wilayah barat dan utara, angin dari Samudra Atlantik menyebabkan mendung,

membuat cuaca mudah berubah. Hal ini membantu menurunkan suhu pada musim

(61)

commit to user

Sentral suhu sehari – hari berkisar antara 170 C hingga 200 C pada musim panas.

Hujan sangat bervariasi di Perancis, beberapa daerah diwilayah Perancis bagian

utara menerima curah hujan lebih dari 300 mm, sementara beberapa kawasan

pegunungan menerima curah hujan 1.300 mm setiap tahun(Gifford, 2007: 177).

Tabel IV.8

Sumber: Trade Map, Trade Competitiveness Map, 2010

Perancis telah lama menjadi kekuatan industri sejak Perang Dunia II,

meskipun Perancis terbilang lamban dalam mengembangkan industri.

Pembangunan industri Perancis ditopang oleh adanya sumber daya mineral dalam

jumlah besar, terutama kandungan biji besi yang merupakan salah satu yang

terbesar di Eropa. Perancis merupakan negara yang paling banyak memanfaatkan

energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan listriknya. Sekitar 70% kebutuhan listrik

diperoleh dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Selain itu negara Perancis

merupakan salah satu pusat kemajuan teknik di Eropa. Banyak perusahaan

Perancis berkonsentrasi dalam usaha pembuatan mesin dan alat – alat pertahanan.

Gambar

Gambar II.4
Gambar III. 1
Gambar III.2
Gambar III.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya lahir tahun sembilan belas lima puluh enam, 4 Kalau begitu, Anda berumur lima puluh sembilan tahun, 5 Saya tinggal di Jalan Merdeka nomor empat puluh tujuh. Latihan 9:

Usahakan jangan membawa uang cash dengan nominal besar, selain tidak aman, transaksi belanja dan perbankan di Belanda akan lebih mudah dan praktis dilakukan dengan kartu ATM

Although this study is still in the form an opinion paper; I then dream to conduct a related research specially investigating the probability of using ARALISH

b. Menetapkan program satuan layanan dan satuan kegiatan pendukung setiap kali akan melakukan pelayanan kepada peserta didik. Menetapkan layanan informasi melalui ceramah

CHAPTER III

Sebagai alat pembelajaran sebenarnya komputer bisa dipergunakan oleh guru untuk membantu dalam mengajarkan materi, menanamkan konsep, ketrampilan dan sebagainya

Dari uraian di atas, perlu Anda perhatikan bagaimana tujuan penerapan budaya kerja tersebut diterapkan di kantor Anda? Misalnya Anda ingin membuat sebuah media

Sedangkan pada skenario ke-3, simulasi yang dilakukan pada dasarnya serupa dengan skenario ke-2 hanya saja pada skenario ke-3 ini digunakan hidrograf banjir kawasan