commit to user
i
TAHUN 2001 - 2009
Di susun oleh :
RIZKY SAPUTRA
F 0107083
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh:
RIZKY SAPUTRA
NIM. F0107083
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv
.Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Analisis Penawaran Kopi Indonesia Tahun 2001 – 2009”
dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan syarat mencapai gelar sarjana
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Dr. Guntur Riyanto, M.Si, selaku dosen pembimbing utama yang telah
memberikan arahan dan masukan kepada penulis.
2. Dr. Evi Gravitiani, M.Si, selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan masukan dan dorongan yang berarti.
3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si, selaku kepala jurusan ekonomi
pembangunan.
4. Ibu Azhari Basri beserta keluarga yang telah memberikan semangat dan
motivasi selama penulis mengerjakan skripsi ini.
5. Dhany Firmansyah beserta keluarga yang telah memberikan dukungan dan
dorongan moril.
6. Semua teman – teman EP 2007, Fuad, Rendi, Johan, Philipus, Rurit, Ari,
Andri, Fafa, Anin, Sesil, Nanto, Dino, dan semuanya yang belum dapat
commit to user
v
terimakasih atas pengalaman yang menyenangkan selama bimbingan.
8. Teman – teman main di Karanganyar, Yosef, Adhi, Adi, Andri, Andika,
dan lain – lain.
9. Mellanie, untuk dukungan dan kesabaran yang tidak pernah ada hentinya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan dan menghargai setiap kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga penulisan skripsi dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, April 2011
Rizky Saputra
commit to user
vii TABEL
I. 1. Produksi Kopi 2004 – 2009 ... 3
I. 2. Produksi Kopi Indonesia ... 4
II.1. Penelitian Tentang Ekspor Kopi ... 19
IV.1 Perkembangan Ekspor Indonesia ... 37
IV.2 Ekspor Kopi Indonesia ke Dunia ... 38
IV.3 Nilai Ekspor Kopi Indonesia ... 39
IV.4 Impor Kopi Jepang... 41
IV.5 Impor Kopi Jerman ... 44
IV.6 Impor Kopi Amerika Serikat ... 46
IV.7 Impor Kopi Belgia ... 49
IV.8 Impor Kopi Perancis ... 51
IV.9 Impor Kopi Italia ... 53
IV.10 Impor Kopi Spanyol... 56
IV.11 Impor Kopi Inggris ... 58
IV.12 Hasil Olah Data ... 60
IV.13 Hasil Olah Data ... 60
IV.14 Hasil Olah Data ... 61
IV.15 Uji Multikolinieritas ... 68
IV.16 Uji Klein ... 68
commit to user
viii GAMBAR
II. 1. Model Berlian Daya Saing Internasional ... 12
II. 2. Kesamaan Harga Faktor Produksi ... 15
II. 3. Kurva Penawaran ... 17
II. 4. Kerangka Pemikiran ... 21
III. 1. Titik Presentase Distribusi T ... 30
III. 2. Titik Presentase Distribusi F ... 32
III. 3. Durbin Watson d Statistik ... 34
IV. 1. Peta Jepang ... 40
IV. 2. Peta Jerman ... 43
IV. 3. Peta Amerika Serikat ... 45
IV. 4. Peta Belgia ... 48
IV. 5. Peta Perancis ... 50
IV. 6. Peta Italia ... 52
IV. 7. Peta Spanyol ... 55
commit to user
Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat didunia. Produksi kopi Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan trend yang meningkat. Peningkatan tersebut memungkinkan Indonesia untuk meningkatkan ekspor kopinya. Ekspor kopi merupakan salah satu sumber pendapatan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari harga internasional arabika, robusta, gula, teh dan biji coklat terhadap penawaran kopi Indonesia.
Penelitian ini membahas penawaran kopi Indonesia terhadap negara – negara maju, seperti Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Italia dan lain – lain. Peneliti memasukkan variabel harga internasional arabika, harga internasional robusta, harga internasional gula, harga internasional teh dan harga internasional biji coklat sebagai variabel independen. Penelitian ini menggunakan pendekatan data panel, dengan kurun waktu penelitian 2001 – 2009 dan 8 negara tujuan ekspor kopi Indonesia.
Permodelan efek tetap(Fixed Effect Model) merupakan model yang paling
baik untuk digunakan dalam penelitian ini. Penggunaan model efek tetap tersebut memperoleh hasil sebagai berikut: pertama, variabel harga kopi, baik harga internasional kopi arabika dan robusta berpengaruh secara signifikan terhadap penawaran kopi Indonesia. Kedua, variabel harga internasional gula dan teh berpengaruh signifikan terhadap penawaran kopi Indonesia(barang komplementer dan substitusi). Ketiga, biji coklat tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penawaran kopi Indonesia. Keempat, secara bersama – sama seluruh variabel independen berpengaruh terhadap penawaran kopi Indonesia.
Saran yang dapat diajukan adalah: pertama, pemerintah sebaiknya meningkatkan ekspor ketika terjadi kenaikan harga dan memperbaiki kualitas faktor – faktor produksi untuk meningkatkan daya saing internasional kopi Indonesia. Kedua, pemerintah perlu menjalin kerjasama dengan eksportir – eksportir kopi untuk mempertahankan dan memperluas pangsa pasar komoditi kopi Indonesia. Ketiga, pemerintah perlu memberikan insentif pada para produsen agar kerugian yang terjadi karena efek negatif dari perubahan harga tidak berdampak besar bagi para produsen. Keempat, para produsen perlu memanfaatkan dengan baik sarana dan prasarana yang diberikan pemerintah untuk menjaga kualitas dan kuantitas produksi kopi. Kelima, perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh dari barang netral.
commit to user
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perdagangan internasional berguna untuk memenuhi kebutuhan alokasi
sumber daya langka yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam
negeri(Nopirin, 1995: 1). Suatu negara akan melakukan perdagangan internasional
ketika negara tersebut tidak dapat memproduksi untuk memenuhi permintaan
domestik. Suatu negara akan mengekspor komoditinya apabila negara tersebut
dapat memproduksi suatu komoditi melebihi permintaan domestik atau dapat
memproduksi lebih efisien dari negara lain.
Ekspor dapat meningkatkan pendapatan negara, dan apabila negara
tersebut mengalami defisit neraca pembayaran, maka penerimaan dari ekspor
dapat memperbaiki posisi neraca pembayaran dari negara. Perdagangan
memberikan peluang kepada setiap negara untuk mengekspor barang – barang
yang diproduksi dengan menggunakan sebagian besar sumber daya melimpah
yang dimiliki negara tersebut. Perdagangan internasional memungkinkan setiap
negara melakukan spesialisasi produksi terbatas pada barang – brang tertentu,
sehingga memungkinkan mereka mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi
dengan skala produksi yang besar(Krugman, 1997: 5). Perdagangan internasional
terjadi karena adanya perbedaan sumber daya alam, sumber daya modal, tenaga
kerja, dan teknologi.
Kopi merupakan salah satu komoditi yang diekspor didunia. Kopi menjadi
salah satu komoditi dengan peranan yang cukup besar bagi negara – negara
commit to user
berkembang, baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai mata pencaharian
bagi rakyatnya. Produksi serta ekspor kopi dunia didominasi oleh negara – negara
berkembang seperti Brazil, Kolombia, Vietnam dan Indonesia. Berdasarkan data
yang dimiliki oleh ICO, keempat negara tersebut tercatat sebagai negara
pengekspor serta produsen kopi terbesar didunia. Hal tersebut juga didukung oleh
permintaan dari pasar internasional dimana keempat negara tersebut mengekspor
hasil komoditi kopinya.
Jenis kopi di dunia ada berbagai macam, tetapi hanya ada 2 jenis yang
paling sering dikonsumsi diantaranya adalah kopi robusta dan arabika. Kedua kopi
tersebut merupakan jenis kopi yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat
didunia. Kopi arabika merupakan kopi asal Ethiopia yang memiliki rasa yang
nikmat dan harga jualnya yang jauh lebih tinggi dari kopi robusta. Kopi arabika
sering digunakan sebagai bahan pembuatan minuman kopi didunia. Kopi luwak
merupakan varietas dari kopi arabika yang hanya ada di Indonesia. Kopi jenis ini
memiliki harga jual tertinggi didunia, hal itu disebabkan karena proses
pembentukan serta rasanya yang unik dan nikmat. Kopi luwak terbentuk didalam
saluran penceraan hewan luwak. Biji kopi yang dimakan oleh luwak dicerna serta
mengalami proses fermentasi oleh bakteri yang terdapat dalam tubuh luwak yang
akhirnya membuat rasa kopi ini sangat unik.
Kopi robusta ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta memiliki
rasa yang lebih pahit dengan kadar kafein yang lebih banyak, serta rasanya yang
tidak senikmat kopi arabika. Kopi robusta disebut sebagai kopi kelas dua.
commit to user
tanaman asli, melainkan klon – klon unggul hasil persilangan dan seleksi.
Tanaman – tanaman ini memberi hasil yang tinggi dan merupakan salah satu
kunci untuk perkebunan – perkebunan kopi(Putranto, 1978: 129).
Tabel I.1
Produksi Kopi 2004 - 2009
Negara
Produksi Kopi (000 karung)
Tahun
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Brazil 39.272 32.944 42.512 36.070 45.992 39.470
Vietnam 14.370 13.842 19.340 16.467 18.500 18.000
Kolombia 11.573 12.564 12.541 12.504 8.664 9.000
Indonesia 7.536 9.159 7.483 7.777 9.350 10.632
Sumber: International Coffee Organization, 2010.
Penawaran suatu barang tergantung oleh berbagai faktor, diantaranya
harga barang itu sendiri, harga barang lain, teknologi, tujuan perusahaan dan lain
sebagainya. Sehingga jika suatu negara dapat meningkatkan penawaran pada
pasar maka negara tersebut memperoleh keuntungan serta keunggulan dalam
mengekspor barang. Salah satu negara pengekspor kopi terbesar didunia adalah
Indonesia. Tabel 1.1 menunjukkan Indonesia sebagai negara terbesar keempat
dunia dalam produksi kopi, dibawah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Tabel
tersebut juga menunjukkan tingkat produksi kopi di Indonesia dalam kurun waktu
6 tahun dan adanya kecenderungan untuk meningkat meskipun ada penurunan
commit to user
Tabel I.II menunjukkan produksi kopi Indonesia pada tahun 2001 – 2009.
Produksi kopi Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan untuk
meningkat. Produksi yang cenderung untuk meningkat tersebut memberikan
kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan peningatan kuantitas ekspor.
Tabel I.II
Peningkatan produksi tersebut apabila diimbangi dengan kualitas yang
baik akan dapat membantu Indonesia memperluas pangsa pasar kopi. Perluasan
pangsa pasar tersebut akan memudahkan Indonesia untuk meningkatkan ekspor
komoditi kopi. Peningkatan ekspor tersebut dapat menambah devisa negara serta
menyerap tenaga kerja.
Ekspor merupakan salah satu sumber devisa negara Republik Indonesia.
Cadangan devisa dapat meningkat melalui ekspor. Ekspor dapat mendorong
commit to user
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Ekspor kopi merupakan salah satu sumber pendapatan negara,
2. Sebagai suatu negara pengekspor kopi, Indonesia menempati posisi empat
besar dunia,
3. Produksi kopi Indonesia meningkat dari tahun ke tahun,
4. Ekspor kopi Indonesia diminati banyak negara,
5. Perlu adanya penelitian mengenai ekspor hasil perkebunan yang dapat
dijadikan salah satu acuan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan
dibidang ekspor hasil perkebunan.
Peneliti menganggap ekspor kopi menjadi hal yang layak untuk diteliti,
oleh karena itu peneliti mengambil judul “ Analisis Penawaran Kopi Indonesia
Tahun 2001- 2009 “.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai
berikut,
1. Bagaimana pengaruh harga internasional arabika terhadap penawaran kopi
Indonesia tahun 2001 - 2009?
2. Bagaimana pengaruh harga internasional robusta terhadap penawaran kopi
Indonesia tahun 2001 - 2009?
3. Bagaimana pengaruh harga internasional gula terhadap penawaran kopi
Indonesia tahun 2001 - 2009?
4. Bagaimana pengaruh harga internasional teh terhadap penawaran kopi
commit to user
5. Bagaimana pengaruh harga internasional biji coklat terhadap penawaran kopi
Indonesia tahun 2001 - 2009?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh:
1. Harga internasional arabika terhadap penawaran kopi Indonesia.
2. Harga internasional robusta terhadap penawaran kopi Indonesia.
3. Harga internasional gula terhadap penawaran kopi Indonesia.
4. Harga internasional teh terhadap penawaran kopi Indonesia.
5. Harga internasional biji coklat terhadap penawaran kopi Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah :
Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi Instansi Pemerintah dalam
mengambil kebijakan di bidang ekspor.
2. Bagi Pengusaha atau Produsen :
Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi pengusaha agar dapat
meningkatkan produksi kopi untuk membantu pemerintah dalam
meningkatkan pendapatan dari bidang ekspor.
3. Bagi Masyarakat Akademis :
Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi penelitian mahasiswa
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Ekonomi Internasional
Ilmu ekonomi internasional mempelajari pemenuhan kebutuhan manusia
melalui aktifitas perdagangan internasional. Ilmu ekonomi internasional berusaha
untuk mempelajari bagaimana hubungan ekonomi antar satu negara dengan
negara lain dapat mempengaruhi alokasi sumber daya, baik antara dua negara
tersebut maupun antara beberapa negara(Nopirin, 1995: 1). Cakupan ekonomi
internasional jauh lebih luas jika dibandingkan dengan perdagangan internasional
Perdagangan internasional hanya menitikberatkan pada pertukaran barang dan
jasa. Perdagangan antar negara sering timbul karena adanya perbedaan harga
barang diberbagai negara. Perdagangan antar negara berguna untuk memperoleh
barang demi memenuhi kebutuhan dalam negeri dan untuk megekspor barang
keluar negeri demi memperoleh keuntungan karenanya. Perdagangan
internasional dianggap sebagai suatu akibat dari adanya interaksi antara
permintaan dan penawaran yang bersaing.
Permintaan dan penawaran akan tampak dalam bentuknya yang sudah
dikenal, serta merupakan suatu interaksi dari kemungkinan produksi dan
preferensi konsumen (Lindert dan Kindleberger, 1990: 16). Menurut Halwani
(2002: 17) pada awalnya proses perdagangan internasional merupakan pertukaran
dalam arti perdagangan tenaga kerja dengan barang dan jasa lainnya. Perdagangan
commit to user
internasional selanjutnya diikuti dengan perdagangan barang dan jasa sekarang
(saat terjadinya transaksi) dengan kompensasi barang dan jasa di kemudian hari.
Perdagangan internasional berkembang hingga pertukaran antar
negara/internasional dengan aset – aset yang mengandung resiko seperti saham,
valas, dan obligasi yang saling menguntungkan kedua belah pihak, bahkan semua
negara yang terkait didalamnya. Perdagangan internasional memungkinkan setiap
negara melakukan diversifikasi atau penganekaragaman kegiatan perdagangan
yang dapat meningkatkan pendapatan mereka. Perdagangan internasional
dianggap perlu bagi negara – negara didunia, diantaranya adalah karena:
a. Keanekaragaman kondisi produksi
Keanekaragaman kondisi produksi dapat mendorong suatu negara
melakukan perdagangan internasional. Keterbatasan kemampuan negara,
terutama berkaitan dengan memproduksi suatu barang akan dapat
diminimalisir dengan adanya perdagangan internasional. Kebutuhan yang
tidak dapat dipenuhi dapat diperoleh melalui perdagangan internasional.
b. Penghematan harga
Peningkatan produksi dapat mengakibatkan produksi mencapai rata – rata
biaya produksi yang rendah. Semakin banyak jumlah produksi, maka
penghematan biaya dapat terjadi, inilah mengapa diperlukannya
perdagangan internasional.
c. Perbedaan selera
Perbedaan selera antar negara dapat menimbulkan keuntungan dalam
commit to user
diperoleh ketika suatu negara dapat memproduksi sesuatu yang dibutuhkan
negara lain.
2. Teori Klasik
a. Absolute Advantage
Pemikiran Adam Smith ini menerangkan bagaimana perdagangan
internasional dapat menguntungkan kedua belah pihak. Sebagai contoh, suatu
negara dapat memproduksi barang tertentu, misalnya barang X yang mempunyai
keunggulan dalam bidang pengolahan (manufacture) dibandingkan dengan mitra
dagangnya yang mempunyai keunggulan dalam memproduksi barang Y yang
merupakan komoditi pertanian.
Masing – masing negara lebih mengkonsentrasikan produksi mereka pada
barang – barang yang secara mutlak (absolute) mempunyai keunggulan.
Kemudian mengekspor barang tersebut(yang merupakan kelebihan atau surplus
untuk pemenuhan kebutuhan maupun konsumsi dalam negerinya) kepada mitra
dagangnya. Proses inilah yang dijadikan dasar utama dalam perdagangan
internasional(Halwani, 2002: 20).
Teori yang juga dikenal dengan nama teori murni (pure theory)
perdagangan internasional ini menitikberatkan pada besaran variabel riil. Semakin
banyak pekerja yang dipergunakan dalam menghasilkan suatu barang, maka akan
semakin tinggi pula nilai dari suatu barang tersebut. Teori ini menganggap tenaga
kerja bersifat homogen, meskipun hal tersebut tidaklah benar, serta terdapat faktor
– faktor lain selain tenaga kerja yang mempengaruhi nilai suatu barang. Teori
commit to user
perdagangan secara lebih sederhana. Prinsip dari teori ini tidak dapat dilepaskan
meskipun pada teori – teori selanjutnya tidak dipergunakan lagi.
b. Comparative Advantage
Teori yang dikemukakan oleh J. S Mill ini menerangkan bahwa suatu
negara akan memproduksi barang yang memiliki comparative advantage yang
terbesar lalu kemudian diekspor keluar negeri dan mengimpor barang yang
memiliki biaya yang besar bila diproduksi sendiri oleh negara tersebut. Teori
menyatakan bila nilai tukar yang dipakai dalam perdagangan oleh negara –
negara tersebut sama dengan harga dalam negeri suatu negara, maka keuntungan
perdagangan hanya akan diperoleh oleh salah satu negara saja.
c. Comparative Cost
David Ricardo berpendapat setiap negara akan memiliki keunggulan
komparatif selama rasio harga antar negara berbeda pada saat tidak ada
perdagangan diantara negara tersebut. Sebenarnya teori ini memiliki kesamaan
dengan teori yang dikemukakan oleh J. S Mill, yang membedakan adalah dalam
comparative advantage sejumlah tenaga kerja menghasilkan output yang berbeda
– beda di tiap negaranya. Sedangkan comparative cost, untuk mengasilkan suatu
output dibutuhkan waktu yang beragam antara satu negara dengan negara lain.
Perdagangan yang dilakukan diantara negara – negara tersebut dapat
menghasilkan spesialisasi yang berdampak pada peningkatan efisiensi dalam
produksi. Teori ini juga menyatakan bahwa perdagangan dapat terjadi karena
commit to user
masing biaya absolut yang diukur dengan masukan(Lindert dan Kindleberger,
1990: 25).
d. Competitive Advantage
Michael E. Porter dalam bukunya yang terkenal, The Competitive
Advantage of Nation mengemukakan tentang tidak adanya korelasi langsung
antara dua faktor produksi(sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya
manusia yang melimpah) yang dimiliki suatu negara, yang dimanfaatkan menjadi
keunggulan daya saing dalam perdagangan internasional(Halwani, 2002: 54).
Banyak negara didunia yang memiliki sumber daya manusia yang
melimpah tetapi memiliki tingkat motivasi bekerja dan prestasi yang rendah,
karena murahnya upah di negara tersebut. Negara – negara seperti Indonesia,
Pakistan, dan India memiliki jumlah tenaga kerja yang besar, tetapi dengan
rendahnya upah di negara – negara tersebut jumlah tenaga kerja tidak dapat
dijadikan keunggulan kompetitif tersendiri jika dibandingkan negara – negara
maju seperti Jepang, Swiss, Jerman. Porter mengatakan bahwa peran pemerintah
merupakan hal yang penting untuk meningkatkan daya saing negara tersebut
selain faktor produksi yang ada.
Porter mengembangkan model yang dikenal sebagai Model Berlian. Model
ini menerangkan empat faktor yang menentukan industri tertentu pada suatu
negara dapat mencapai sukses internasional. Keempat hal tersebut adalah:
1) Keadaan faktor – faktor produksi, seperti tenaga kerja terampil atau
commit to user
2) Keadaan permintaan dan tuntutan mutu di dalam negeri untuk hasil
industri tertentu.
3) Eksistensi industri terkait dan pendukung yang kompetitif secara
internasional.
4) Strategi perusahaan itu sendiri, struktur dan sistem persaingan antar
perusahaan.
Daya Saing Internasional Strategi Struktur
Persaingan Perusahaan
Permintaan Domestik
Industri Terkait dan Pendukung Sumber
Daya Alam Pemerintah
Akses dan Kesempatan
Sumber : Halwani, 2002 : 59
commit to user
Industri suatu negara yang sukses dalam skala internasional umumnya
didukung oleh kondisi faktor produksi yang baik, permintaan dan tuntutan mutu
dalam negeri yang tinggi, dan industri hulu atau hilir yang maju, serta persaingan
domestik yang ketat. Keempat faktor tersebut berinteraksi secara positif pada
negara yang sukses dalam meningkatkan daya saing, sehingga keunggulan
kompetitif yang hanya didukung oleh satu atau dua faktor tidak akan dapat
bertahan. Keunggulan kompetitif juga dipengaruhi oleh faktor akses dan
kesempatan(penemuan baru, peningkatan harga, perubahan kurs) dan kebijakan –
kebijakan dari pemerintah. Semakin tinggi tingkat persaingan perusahaan di suatu
negara, maka semakin tinggi tingkat daya saing internasionalnya.
Konsep keunggulan kompetitif yang ditawarkan dapat diciptakan melalui
akumulasi pekerja berketrampilan dan industri tertentu yang bernilai tambah
tinggi. Pengembangan manusia dan penguasaan teknologi menjadi faktor utama
dalam menerapkan konsep keunggulan kompetitif. Penerapan konsep ini akan
memperbesar nilai tambah yang tinggal di dalam negeri(retained value added).
3. Teori Modern
1). Faktor Proporsi
Kaum modern memiliki pandangan yang berbeda dalam menjelaskan
perdagangan internasional. Kaum modern menyatakan perbedaan dalam
opportunity cost suatu negara dengan negara lain karena adanya perbedaan dalam
jumlah faktor produksi yang dimilikinya(Nopirin, 1995: 20). Perdagangan dapat
timbul karena pada suatu negara memiliki tenaga kerja lebih banyak dari negara
commit to user
tersebut. Heckscher dan Ohlin menjelaskan pola perdagangan tersebut dengan
mengungkapkan secara spesifik tentang perbedaan harga antar negara sebelum
negara – negara melakukan perdagangan diantara mereka. Pada dasarnya ada
beberapa hal yang mempengaruhi perbadaan harga, diantaranya :
a). Perbedaan pada pemerintahan
b). Perbedaan teknologi
c). Adanya keunggulan dalam produksi
d). Perbedaan kebutuhan
Heckscher dan Ohlin meragukan hal – hal tersebut. Mereka memperkirakan kunci
biaya komparatif terletak pada proporsi penggunaan faktor produksi(Lindert dan
Kindleberger, 1990: 33).
2). Kesamaan Harga Faktor Produksi
Teori ini mengungkapkan kesamaan harga faktor produksi yang terjadi
karena adanya perdagangan bebas diantara negara – negara. Kondisi ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Upah dan harga kapital di negara A adalah S1 dan R1 dengan kurva
penawaran dan permintaan S dan D1 pada saat sebelum melakukan perdagangan,
sedangkan di negara B adalah S1 dan R1. Upah di negara A lebih rendah tetapi
harga kapital lebih tinggi dari pada negara B. Setelah berdagang produksi barang
A (labor intensive product) bertambah dan barang Y (capital intensive product)
berkurang, sehingga pada negara A permintaan tenaga kerja bertambah dan
permintaan kapital berkurang. Kurva permintaan tenaga kerja bergeser ke D2
commit to user
L2. Penurunan permintaan kapital ke D2 mengakibatkan harga kapital bergeser
ke R2 dan kapital yang digunakan adalah C2.
Gambar II.2
meningkatnya produksi barang Y, permintaan akan kapital bertambah sehingga
harga juga meningkat. Pada barang X terjadi penurunan produksi sehingga
permintaan tenaga kerja menurun dan harga juga ikut turun. Upah lebih tinggi di
commit to user
Upah dan kapital akan sama apabila terjadi perdagangan pada kedua negara
tesebut.
4. Teori Penawaran
Hukum penawaran menyatakan menyatakan bahwa semakin tinggi harga
suatu barang, maka semakin banyak jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan
oleh para penjual. Semakin rendah harga suatu barang, maka semakin sedikit
jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan oleh para penjual(Sukirno, 1996 :
86). Faktor yang dapat mempengaruhi penawaran adalah:
1) Harga barang lain
Harga barang lain berpengaruh terhadap penawaran dari suatu barang.
Harga barang lain dibagi menjadi tiga, yaitu :
a). Barang pengganti : barang pengganti merupakan barang yang dapat
menggantikan posisi dari barang lain.
b). Barang komplementer : merupakan barang yang digunakan bersama –
sama barang lain tersebut.
c). Barang netral : barang yang tidak memiliki kaitan dengan barang
lainnya.
2) Biaya untuk memperoleh faktor produksi
Pembayaran kepada faktor – faktor produksi merupakan pengeluaran yang
sangat penting di dalam proses produksi berbagai perusahaan. Kenaikan harga
faktor – faktor produksi akan menaikkan ongkos produksi jika tidak diimbangi
commit to user
faktor – faktor produksi akan menyebabkan ongkos produksi melebihi hasil
penjualannya dan dapat menimbulkan kerugian.
3) Tujuan dari perusahaan
Tujuan yang berbeda – beda dari setiap perusahaan menimbulkan
pengaruh yang berbeda terhadap penentuan tingkat produksi. Penawaran akan
berubah sifatnya bila terjadi perubahan dalam tujuan yang ingin dicapai
perusahaan(Sukirno, 1996 : 89).
4) Tingkat teknologi
Tingkat teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam
menentukan banyaknya jumlah barang yang akan ditawarkan. Kemajuan
teknologi memberikan dua akibat, yaitu:
a) Produksi dapat ditambah dengan lebih cepat
b) Ongkos produksi semakin murah
Berdasakan dua akibat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kemajuan
teknologi cenderung untuk menimbulkan kenaikan penawaran.
Gambar II.3 Kurva Penawaran
Sumber: Haryono, 2001: 21.
P
S
4
2
commit to user
Kenaikan harga dapat menyebabkan peningkatan penawaran suatu barang.
Gambar II.3 menggambarkan suatu pola hubungan antara harga barang dan
penawaran barang. Kurva penawaran berslope positif karena hubungan antara
harga dan penawaran bersifat searah, ketika harga naik penawaran meningkat,
ketika harga turun penawaran menurun.
5) Elastisitas
Elastisitas penawaran adalah suatu alat untuk mengukur reaksi penjual
terhadap adanya perubahan harga, hingga seberapa jauh penjual bereaksi terhadap
adanya perubahan harga.(Haryono, 2001: 46). Elastisitas penawaran dapat diukur
dengan persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan per satuan waktu,
dalam hubungannya dengan persentase perubahan harga. Rumus untuk
menghitung elastisitas penawran adalah sebagai berikut:
Dimana:
Ep = elastisitas penawaran
Δ Jx = perubahan jumlah barang x
Jx = jumlah barang x yang ditawarkan
Δ Hx = perubahan harga x
Hx = jumlah harga x
Kurva penawaran memiliki lereng yang positif, maka harga dan jumlah barang
commit to user
Penawaran akan barang dikatakan “elastis” bila jumlah yang diminta
sangat peka terhadap perubahan harga dan dikatakan “inelastis” bila jumlah yang
diminta kurang peka terhadap perubahan harga. Suatu kurva penawaran dikatakan
commit to user
C. Kerangka Pemikiran
Teori penawaran menyatakan bahwa penawaran suatu barang akan
dipengaruhi oleh berbagai macam hal, diantaranya harga barang itu sendiri, harga
barang lain, biaya faktor produksi, tujuan perusahaan dan teknologi. Harga barang
lain dibagi menjadi tiga, yaitu harga barang substitusi, harga barang
komplementer dan harga barang netral. Gambar II.4 menunjukkan kerangka
pemikiran peneliti dalam menganalisis pola hubungan antara variabel independen
commit to user
Variabel – variabel seperti harga internasional kopi arabika, harga
internasional kopi robusta, harga internasional gula, harga internasional teh dan
harga internasional biji coklat berpengaruh terhadap penawaran kopi Indonesia.
D. Hipotesis
1. Diduga harga internasional arabika berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penawaran kopi Indonesia.
2. Diduga harga internasional robusta berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penawaran kopi Indonesia.
3. Diduga harga internasional gula berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
commit to user
4. Diduga harga internasional teh berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penawaran kopi Indonesia.
5. Diduga harga internasional biji coklat berpengaruh negatif dan signifikan
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka dengan menggunakan
data panel pada tahun 2001 – 2009 untuk menganalisis hubungan variabel yang
mempengaruhi penawaran kopi Indonesia. Dalam penelitian ini dipilih delapan
negara maju sebagai negara tujuan ekspor komoditi kopi. Kedelapan negara
tersebut adalah Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Belgia, Perancis, Italia,
Spanyol, Inggris.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data runtut waktu dan data silang tempat yang diperoleh dari index mundi dan
trade map selama periode 2001 – 2009. Index Mundi merupakan merupakan data
portal yang mengumpulkan fakta dan statistik dari berbagai sumber dan mengolah
data tersebut. Trade Map dikembangkan oleh International Trade Centre
UNCTAD / WTO (ITC) dengan tujuan untuk memfasilitasi riset pasar strategis,
pemantauan kinerja perdagangan nasional, mengungkapkan keunggulan
komparatif dan kompetitif, mengidentifikasi potensi pasar atau diversifikasi
produk dan merancang dan memprioritaskan program-program pengembangan
perdagangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ekspor kopi
Indonesia, harga internasional arabika, robusta, gula, teh, dan biji coklat.
commit to user
C. Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu variabel
dependen dan variabel independen.
1. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel –
variabel bebas. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah ekspor
kopi. Dalam penelitian ini kopi merupakan komoditas perkebunan dari
Indonesia yang diekspor ke berbagai negara didunia. Data ekspor kopi yang
digunakan adalah dari tahun 2001 – 2009 yang didapat dari trade
competitiveness map. Satuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah US
dollar.
2. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
dependen atau variabel terikat. Penelitian ini menggunakan lima variabel
independen, diantaranya adalah:
a. Harga Internasional Arabika merupakan harga dari jenis arabika yang
digunakan sebagai standar penjualan kopi jenis ini. Harga internasional
arabika dalam penelitian ini merupakan harga rata – rata per tahun dari
tahun 2001 – 2009 yang diperoleh dari index mundi. Satuan yang
digunakan dalam harga internasional arabika ini adalah US dollar.
b. Harga Internasional Robusta merupakan harga dari jenis robusta yang
digunakan sebagai standar penjualan kopi jenis ini. Harga internasional
robusta dalam penelitian ini merupakan harga rata – rata per tahun dari
tahun 2001 – 2009 yang diperoleh dari index mundi. Satuan yang
commit to user
c. Harga Internasional Gula merupakan harga dari komoditi gula yang
digunakan sebagai standar penjualan gula secara internasional. Harga
internasional gula dalam penelitian ini merupakan harga rata – rata per
tahun dari tahun 2001 – 2009 yang diperoleh dari index mundi. Satuan
yang digunakan dalam harga internasional gula ini adalah US dollar.
d. Harga Internasional Teh merupakan harga dari komoditi teh yang
digunakan sebagai standar penjualan teh secara internasional. Harga
internasional teh dalam penelitian ini merupakan harga rata – rata per
tahun dari tahun 2001 – 2009 yang diperoleh dari index mundi. Satuan
yang digunakan dalam harga internasional teh ini adalah US dollar.
e. Harga Internasional Biji Coklat merupakan harga dari komoditi biji coklat
yang digunakan sebagai standar penjualan biji coklat secara internasional.
Harga internasional biji coklat dalam penelitian ini merupakan harga rata
– rata per tahun dari tahun 2001 – 2009 yang diperoleh dari index mundi.
Satuan yang digunakan dalam harga internasional teh ini adalah US
dollar.
D. Metode Analisis Data Panel
Data panel atau pooled data adalah kombinasi dari data time series dan
data cross section yang mengakomodasi informasi baik yang terkait dengan
variabel – variabel cross section maupun time series. Metode data panel lebih
tepat digunakan untuk mengatasi kolinieritas diantara variabel - variabel bebas
yang pada akhirnya dapat mengakibatkan tidak tepatnya penaksiran
commit to user
kekurangan data untuk mewakili variabel yang digunakan dalam penelitian.
Penggunaan data panel dapat mengatasi masalah kekurangan data. Data panel
menggabungkan data cross section dan time series, sehingga jumlah data yang
mewakili variabel dalam penelitian bertambah.
Analisis panel data memiliki tiga pendekatan, yaitu pendekatan Pooled
Least Square(PLS), pendekatan Fixed Effect Model(FEM) dan pendekatan
Random Effect Model(REM). Ketiga pendekatan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pooled Least Square(PLS)
Pooled Least Square merupakan teknik yang menggabungkan data time
series dengan cross section. Data gabungan ini diperlakukan sebagai satu kesatuan
pengamatan yang digunakan untuk mengestimasi model dengan metode
OLS(Nachrowi, 2006: 311). Pooled Least Square dapat digambarkan dengan
persamaan sebagai berikut:
Yit = α + β Xit + uit ... (3.1)
i = individu t = waktu
N merupakan jumlah unit individu (cross section), dan T adalah jumlah periode
waktu(time series). Dengan menggabungkan atau mengkombinasikan semua data
cross section dan time series dapat meningkatkan derajat kebebasan, sehingga
dapat memberikan hasil yang cenderung lebih baik daripada hanya menggunakan
commit to user
2. Fixed Effect Model (FEM)
FEM merupakan model yang dibentuk karena adanya variabel – variabel
yang tidak semuanya masuk ke dalam persamaan model yang mengakibatkan
adanya intercept yang tidak konstan(Nachrowi, 2006: 311). Intercept tersebut
berubah untuk setiap individu. Menurut Gujarati(2003: 642) penggunaan Fixed
Effect Model didasarkan pada fakta bahwa meskipun intersep dapat berbeda –
beda pada individu, setiap intersep individu tidak berubah - ubah sepanjang waktu
atau konstan. Secara matematis FEM dapat dinyatakan sebagai berikut:
Yit = αi + Xitβ + uit. ... (3.2)
Persamaan tersebut menunjukkan notasi αi sebagai koefisien dari regresor yang
tidak berubah pada individu atau sepanjang waktu.
3. Random Effect Model (REM)
REM mengasumsikan bahwa intersep dari tiap individu diambila secara
acak dari populasi yang lebih besar dengan nilai rata – rata yang konstan(Gujarati,
2003: 652). Menurut Nachrowi(2006: 315 – 316) perbedaan karakteristik dari
waktu dan individu diakomodasikan ke dalam error dari model. Pembentukan
error pada Random Effect Model ini memiliki dua komponen, yaitu waktu dan
individu. Random Error pada REM peru diurai menjadi error untuk komponen
individu, error komponen waktu dan error gabungan(Nachrowi, 2006: 316).
Persamaan REM diformulasikan sebagai berikut:
Yit = αi + Xit β + uit + εi. ... (3.3)
Yit = αi + Xit β +ωit ... (3.4)
commit to user
uit = error component dari time series dan cross section
εi = error component dari individu
Error component individu tidak berkorelasi satu dengan yang lainnya, dan tidak
berautokorelasi pada unit cross section dan time series.
Perbedaaan antara Random Effect Model dengan Fixed Effect Model adalah jika
pada REM intersep αi mewakili nilai rata – rata dari semua intersep, dan error
component dari εi mewakili deviasi acak dari nilai rata – rata intersep individu.
Pada FEM tiap unit cross section memiliki nilai intersep sendiri –
sendiri(Gujarati, 2003: 648).
Baltagi dalam Gujarati(2003: 637 – 638) menyatakan bahwa penggunaan
data panel memberikan banyak manfaat bagi dunia statistik dan perkembangan
ilmu ekonomi. Beberapa manfaat penggunaan panel data:
1. Mampu mengontrol heterogenitas individu. Panel data memberi peluang
perlakuan bahwa unit - unit ekonomi yang dianalisis seperti individu, rumah
tangga, perusahaan hingga negara adalah heterogen.
2. Memberi informasi yang lebih banyak, lebih beragam, mengurangi
kolinearitas (collinearity), meningkatkan derajat bebas (degree of freedom)
dan lebih efisien. Dengan menggunakan panel data, penambahan dimensi
cross-section dapat memperkaya keragaman dan informasi pada dua variabel
tersebut (harga dan pendapatan), sehingga akan menghasilkan estimasi yang
lebih akurat.
3. Lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur efek yang tidak dapat
commit to user
4. Data panel dapat membangun dan menguji model perilaku (behavioral
models) yang lebih kompleks dibanding pure cross section atau data time
series.
5. Panel data lebih cocok untuk pembelajaran dengan perubahan yang dinamis,
karena panel data mempelajari cross section yang berulang – ulang.
Bentuk sederhana dari model regresi yang menunjukkan hubungan antara dua
variabel X dan Y dapat ditulis dengan notasi :
LogYit= β0+ β1 X1it+ β2 X 2it+ β3 X 3it+ β4 X 4it+ β5 X 5it +
u
it ... (3.5)Dimana:
LogY = Penawaran Kopi Indonesia (US $ thousand)
X1 = Harga Arabika Internasional (US cents/pound)
X2 = Harga Robusta Internasional (US cents/pound)
X3 = Harga Internasional Gula (US cents/pound)
X4 = Harga Internasional Teh (US cents/kilogram)
X5 = Harga Internasional Biji Coklat (Us cents/metric tonne)
u = Error
βo = Intersep
β1…β2 = Koefisien Regresi
i = Cross section
t = Time series (2001 – 2009)
E. Uji Statistik
1. Uji t
Uji Statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
commit to user
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (β1) sama
dengan nol, atau:
H0 : β1 = 0
suatu variabel independen bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya adalah (Ha). Parameter suatu
variabel tidak sama dengan nol, atau :
Ha : β1 ≠ 0
variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen(Kuncoro, 2001: 97). Langkah - langkah pengujian t adalah :
a) Hipotesis
H0: β1 = 0
Ha: β1≠ 0
b) Kriteria pengujian
Gambar III. 1
Titik Presentase Distribusi T
Sumber: Gujarati & Porter, 2010 : 152
Keterangan :
k : banyaknya variabel atau banyaknya parameter Daerah diterima
Daerah ditolak Daerah ditolak
commit to user
n : banyaknya sampel data yang digunakan
Ho : diterima jika
Ho : ditolak jika
Nilai thitung diperoleh dengan rumus :
Β1 : koefisien regresi
Se : standar error koefisien regresi
Bila t hitung > ttabel pada kepercayaan tertentu maka Ho ditolak. Penolakan
terhadap H0 ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh
terhadap variabel dependen. Nilai dari ttabel yang digunakan tergantung dari derajat
kepercayaan dan jumlah dari jumlah observasi.
2. Uji F
Merupakan pengujian bersama-sama variabel independen yang dilakukan
untuk melihat pengaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel
dependen. Langkah-langkah pengujian Uji F adalah :
a. Menyusun formula H0 dan H1
Ho : β0 = β1= β2
commit to user
b. Kriteria Pengujian
Gambar III.2
Titik Presentase Distribusi F
Sumber: Gujarati & Porter, 2010: L-106.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan nilai Ftabel.
Bila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak yang berarti bahwa variabel independen
secara nyata berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama.
Rumus F hitung adalah sebagai berikut :
: Koefisien determinasi
: banyaknya observasi
: banyaknya variabel
3. Penjelasan Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap naik turunnya variabel dependen. Atau pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel Daerah diterima
Daerah ditolak
commit to user
terikat(Kuncoro, 2001: 100). Tingkat ketepatan regresi ditunjukan oleh besarnya
koefisien determinasi (R2) yang besarnya antara 0 < R2 < 1. Koefisien determinasi
0 berarti variabel - variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Semakin mendekati 1, maka pengaruh variabel - variabel independen
semakin besar.
F. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik atau penyakit dalam sebuah persamaan
model regresi. Penyimpangan tersebut adalah multikolinieritas, heteroskedastisitas
dan autokorelasi.
1. Uji Autokorelasi
Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data time series) atau
ruang (seperti dalam data cross sectional). Model regresi linier klasik
mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam disturbansi
atau gangguan. Model klasik mengasumsikan bahwa unsur gangguan yang
berhubungan dengan observasi tidak dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau
gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain yang manapun(Gujarati,
1995: 201). Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan
menggunakan uji Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson tidak dapat digunakan pada
model yang variabel bebasnya mengandung lagged dependent variabel.
commit to user
maupun negatif. Menurut Kuncoro(2001: 107) keputusan ada tidaknya
autokorelasi adalah:
a. Bila nilai DW lebih besar daripada batas atas (upper bound), maka koefisien
autokorelasi sama dengan nol. Artinya, tidak ada autokorelasi positif.
b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah (lower bound), maka
koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol. Artinya, terdapat autokorelasi
positif.
c. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (upper bound) dan batas bawah
(lower bound), maka tidak dapat disimpulkan.
Gambar III.3 Durbin Watson d Statistik
Sumber: Gujarati, 2003 : 469.
2. Uji Heteroskedastisitas
Asumsi dalam model regresi linier klasik menyatakan bahwa gangguan
yang muncul dalam fungsi regresi populasi adalah homoskedastik. Artinya,
varians tiap unsur disturbance tergantung pada nilai yang dipilih dari variabel
yang menjelaskan adalah suatu angka konstan yang sama. Heteroskedastisitas
terjadi dalam fungsi regresi yang mempunyai varian berbeda. Konsekuensi jika
commit to user
terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir OLS tidak efisien
baik dalam sampel kecil maupun besar, tetapi masih tetap tidak bias dan
konsisten.
Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi
yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga OLS tidak efisien baik dalam
sampel besar maupun kecil. Halbert White dalam Kuncoro(2001: 112)
menganjurkan uji heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan menghitung nilai Chi-Square hitung. Nilai Chi-Square tersebut
kemudian dibandingkan dengan nilai χ2 tabel. Rumus untuk menghitung nilai
Chi-Square adalah sebagai berikut:
χ2hitung = n x R2
n = jumlah observasi
R2 = nilai R2
H0 = homoskedastis
Ha = heteroskedastis
Jika nilai χ2 tabel > χ2 hitung, maka tidak terdapat heteroskedastisitas. Jika χ2
tabel< χ2 hitung, maka terdapat heteroskedastisitas.
3. Multikolinieritas
Multikolonieritas menunjukan adanya hubungan linier yang sempurna atau
pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi
(Gujarati, 1995: 157), sehingga jika terdapat multikolinieritas dalam model regresi
maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar, selanjutnya
commit to user
mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan meregres setiap variabel
independen dengan variabel independen lainnya. Multikolinieritas dapat dilihat
dengan meregres variabel independen satu dengan variabel independen lainnya.
Multikolinieritas terjadi diantara variabel independen apabila terdapat variabel
yang signifikan terhadap variabel yang lainnya. Klein dalam Gujarati &
Porter(2010: 431) mengatakan bahwa multikolinieritas dapat menjadi masalah
hanya jika r2 yang didapat dari regresi penyokong lebih besar dari R2 keseluruhan,
commit to user
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif
1. Perkembangan Perdagangan Luar Negeri Indonesia
Ekspor Indonesia mengalami peningkatan sebesar 23,69 persen pada
Desember 2009 dibanding November 2009 yaitu dari US$ 10.775,4 juta menjadi
US$ 13.328,5 juta. Pada tahun sebelumnya bulan Desember 2008, ekspor
mengalami peningkatan sebesar 49,82 persen. Peningkatan ekspor Desember 2009
disebabkan oleh bertambahnya ekspor nonmigas sebesar 28,30 persen yaitu dari
US$ 8.438,0 juta menjadi US$ 10.826,0 juta.
Tabel IV. 1
Perkembangan Ekspor Indonesia Januari – Desember 2009
Uraian
Nilai FOB(Juta US $) Pertumbuhan Desember
commit to user
Ekspor migas juga mengalami peningkatan sebesar 7,07 persen dari US$
2.337,4 juta menjadi US$ 2.502,5 juta. Peningkatan ekspor migas disebabkan oleh
meningkatnya ekspor komoditi minyak mentah sebesar 28,62 % menjadi US$
955,7 juta dan ekspor hasil minyak naik sebesar 20,35 persen menjadi US$ 296,3
juta. Ekspor gas turun sebesar 7,24 % menjadi US$ 1.250,5 juta(BPS, 2010: 1).
2. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara pemasok kopi terbesar keempat
didunia. Pendapatan yang diperoleh dari ekspor kopi juga cukup besar, sehingga
ekspor kopi Indonesia ke dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan yang terjadi dalam nilai ekspor
kopi Indonesia selama tahun 2006 – 2009.
Tabel IV.2
Tabel Ekspor Kopi Indonesia ke Dunia
Sumber: Trade map, Trade Competitiveness Map, 2011.
Pada tahun 2009 Indonesia mengalami penurunan nilai ekspor kopi.
Menurunnya nilai ekspor tersebut disebabkan oleh krisis keuangan dunia dan
cuaca buruk. Kedua faktor tersebut juga mengakibatkan turunnya harga kopi
Indonesia di pasar internasional dan menurunnya produksi kopi nasional.
commit to user
Amerika Serikat 147.199 198.888 235.102 217.966 249.867 210.542
Jerman 53.739 97.301 98.607 101.873 213.506 151.736
Jepang 66.285 75.867 97.246 107.748 132.693 106.508
Italia 19.871 30.564 37.500 34.014 55.796 59.560
Inggris 8.919 20.386 17.127 19.132 34.806 28.626
Sumber: Trade Map, Trade Competitiveness Map, 2010.
Kopi Indonesia sangat diminati oleh negara – negara didunia, terutama
negara maju. Negara – negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang,
Italia dan Inggris menjadi negara yang mengimpor kopi Indonesia dalam jumlah
yang sangat besar. Dalam tabel IV.3 dapat dilihat perkembangan nilai ekspor kopi
Indonesia ke lima negara maju tersebut. Selama tahun 2004 – 2009 terjadi
peningkatan dari hampir setiap negara maju dalam mengimpor kopi dari
Indonesia.
3. Negara Importir Kopi Indonesia
a). Jepang
Jepang merupakan negara kepulauan yang berada di tepi barat Samudra
Pasifik, negara ini memiliki luas 377.819 km2 dengan Tokyo sebagai ibukotanya.
Negara Jepang meliputi lebih dari seribu pulau kecil dengan empat pulau utama,
yaitu pulau Hokkaido, pulau Honshu, Shikoku dan Kyushu. Letak keempat pulau
utama Jepang ini saling berdekatan sehingga dapat dihubungkan melalui
terowongan, jembatan maupun jalan layang. Jepang mengalami iklim yang
commit to user
mempengaruhi iklim Hokkaido dan bagian utara Honshu. Dikawasan ini musim
panas berlangsung singkat sedangkan musim dingin berlangsung lebih lama
dengan curah salju yang tinggi.
Bagian selatan pulau Honshu serta Pulau Shikoku dan Kyushu mengalami
musim panas lebih lama dengan udara yang lembab dan hangat. Pada saat musim
dingin kawasan ini lebih sejuk karena terdapat tiupan angin hangat dari Samudra
Pasifik serta pengaruh arus laut hangat Kuroshio yang mengalir dari kawasan
Filipina menuju arah timur laut Jepang(Gifford, 2007: 306).
Gambar IV.1 Peta Jepang
Sumber: Central Intelligence Agency, 2011.
Negara Jepang mampu melakukan swasembada beras meskipun hanya 13
persen lahan daratan Jepang yang cocok untuk ditanami. Beras merupakan
commit to user
pertanian digunakan untuk menanam padi. Penggunaan teknologi maju dalam
pengolahan sawah dan pemanenan, metode irigasi, serta dukungan pemerintah
merupakan faktor penentu kemajuan sektor pertanian di Jepang(Gifford, 2008:
308). Jepang mulai membangun industrinya pada akhir abad ke-19 dengan
mengadopsi industri dari barat namun tetap mempertahankan budaya dan tradisi
warisan leluhur. Ekonomi Jepang meningkat dengan pesat dengan bantuan dari
pihak asing serta melakukan penghematan. Sejak tahun 1990, Jepang menjadi
negara berteknologi maju dan termakmur kedua didunia. Pemerintah Jepang
sangat melindungi perusahaan dalam negeri, sehingga banyak perusahaan Jepang
yang menjalin kerja sama. Kerja sama tersebut menyulitkan perusahaan asing
dalam menjual produknya di Jepang(Gifford, 2007: 309).
Tabel IV.4
Sumber: Trade Map, Trade Competitiveness Map, 2010.
Jepang merupakan salah satu negara pengimpor kopi Indonesia. Ekspor
kopi Indonesia ke Jepang mangalami peningkatan dari tahun ke tahun, meskipun
commit to user
efek dari krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008. Meskipun demikian
trend ekspor kopi dari Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan untuk
meningkat di setiap tahunnya.
b). Jerman
Jerman merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga
didunia. Negara Jerman terletak di bagian tengah Benua Eropa dengan populasi
mencapai 82.200.00 jiwa. Wilayah Jerman membentang dari Alpen disebelah
selatan ke garis pantai sebelah utara yang berbatasan dengan Laut Utara dan Laut
Baltik. Negara Jerman memiliki garis perbatasan sepanjang 3.621 km dengan luas
wilayah mencapai 357.021 km2. Jerman berbatasan dengan negara – negara maju
lainnya, seperti Belanda, Belgia, Denmark, Prancis, Swiss dan Republik Ceko.
Bentang alam Jerman bervariasi, mencakup wilayah perbukitan dan
pegunungan yang ditutupi hutan lebat, dataran, danau, dan sungai. Jerman dibagi
menjadi 3 wilayah geografis utama, yaitu:
1). Dataran rendah yang luas di utara memanjang dari perbatasan dengan Belanda
hingga ke perbatasan dengan Polandia. Wilayah ini terdiri dari dataran
berpasir yang ditutupi semak belukar.
2). Dataran tinggi di bagian tengah yang memisahkan Jerman bagian utara dengan
Jerman bagian selatan. Daerah ini terdiri dari sejumlah bukit, pegunungan,
sungai dan lembah.
3). Bagian selatan terdiri dari perbukitan, pegunungan dan lembah yang ditutupi
hutan lebat. Bagian selatan Jerman termasuk dalam rangkaian Pegunungan
commit to user
Gambar IV. 2 Peta Jerman
Sumber : Central Intelligence Agency, 2011
Kemakmuran dan kekuatan Jerman berpangkal pada pembangunan sektor
industri. Sebagian besar industri manufaktur dan pengolahan berada disebuah kota
bernama Rurh yang terletak di bagian barat negara ini. Kemajuan industri Jerman
memungkinkan negara ini menjadi negara eksportir terbesar kedua didunia.
Seperempat angkatan kerja di Jerman terserap oleh sektor – sektor industri di
Jerman. Kebanyakan sektor industri tersebut merupakan industri pembuatan
barang elektronik rumah tangga dan industri pembuatan mesin – mesin berat
untuk industri. Sejak tahun 1990-an, Jerman merupakan produsen kendaraan
motor ketiga terbesar didunia. Kesuksesan Jerman tersebut tidak diiringi
pengendalian terhadap polusi udara yang ditimbulkan oleh industri – industri di
commit to user
Sumber: Trade Map, Trade Competitiveness Map, 2010.
Berdasarkan Tabel IV.5, Jerman merupakan negara pengimpor kopi
Indonesia terbesar kedua didunia setelah Amerika Serikat. Tingginya konsumsi
kopi di negara ini menyebabkan negara Jerman mengimpor kopi dari Indonesia
untuk memenuhi permintaan dari dalam negeri, sehingga dari tahun ke tahun
impor kopi negara ini mengalami peningkatan.
c). Amerika Serikat
Amerika Serikat merupakan negara adi kuasa dengan jumlah penduduknya
terbesar ketiga didunia. Amerika Serikat adalah negara pelopor manufaktur dan
memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Ibukota dari Amerika
Serikat adalah Washington DC dengan jumlah penduduk yang terdapat dikota
tersebut mencapai 4.923.000 jiwa. Negara Amerika Serikat merupakan negara
commit to user
parlemen dan pemerintahannya sendiri yang memegang kekuasaan lokal. Dua
pegunungan besar mendominasi bentang lahan negara Amerika Serikat, di
wilayah barat terdapat pegunungan Rocky dengan puncaknya mencapai 4.000 m.
Gambar IV. 3 Peta Amerika Serikat
Sumber : Central Intelligence Agency, 2011.
Amerika Serikat bagian timur terdapat Pegunungan Appalachia yang
membentang hampir sejajar dengan Samudra Atlantik sejauh 2.400 km. Bagian di
antara kedua pegunungan tersebut merupakan daratan yang sangat luas dan
dilintasi oleh banyak sungai. Sungai Mississippi yang digabung dengan anak
sungainya, Sungai Missouri, merupakan sungai terpanjang ketiga didunia. Di
bagian utara Amerika Serikat berbatasan dengan Kanada, kedua negara ini berbagi
wilayah rangkaian perairan danau yang disebut Danau Besar(Great Lakes) yang
menempati perbatasan kedua negara.
Amerika Serikat kaya akan sumber daya alam seperti logam(timah dan
besi), minyak bumi dan kayu. Seperlima cadangan dari batu bara dunia terdapar di
commit to user
ini bertanah subur, sehingga dapat digunakan untuk menanam tanaman jagung,
tanaman sereal dalam jumlah besar, dan menjadi tempat menggembala sekitar 100
juta ternak(Gifford, 2007: 64).
Tabel IV.6
Sumber: Trade Map, Trade Competitiveness Map, 2010.
California merupakan negara bagian di Amerika Serikat yang memiliki
penduduk paling banyak dengan jumlah penduduknya mencapai 34 juta jiwa.
Negara bagian di wilayah barat ini banyak di datangi banyak orang karena daya
tarik industri film, musik, hiburan dan berbagai peluang bisnis yang terdapat di
daerah ini. California merupakan salah satu pusat pengembangan komputer dan
teknologi tinggi yang paling besar didunia. Silicon Valley merupakan wilayah
industri yang membentang lebih dari 40 km. Di Silicon Valley terdapat pusat dan
kantor dari berbagai perusahaan komputer terkemuka(Gifford, 2007: 84).
Amerika Serikat merupakan negara yang memiliki kekuatan ekonomi
terbesar didunia sekaligus sebagai negara terbesar pengimpor kopi Indonesia.
commit to user
permintaan akan kopi dari negara ini. Tingginya permintaan tersebut ditutupi
dengan mengimpor kopi dari seluruh dunia, salah satunya dari Indonesia.
d). Belgia
Belgia merupakan negara yang terletak di sebelah barat Jerman dan
Luxemburg dengan luas wilayah sekitar 30.528 km2. Ibukota negara ini adalah
Brussel dengan populasinya mencapai 1.076.00 jiwa. Daerah bagian utara dari
Belgia memiliki bentang alam yang sama dengan Belanda, yaitu berupa lahan
pantai yang datar, tidak jauh di atas permukaan laut dan dihubungkan melalui
delta, sungai serta kanal. Sebagian besar garis pantai Belgia ditandai dengan
serangkaian bukit pasir raksasa yang memiliki ukuran terbesar di seluruh Eropa.
Pesisir pantai disebelah selatan merupakan dataran tinggi utama yang merupakan
lahan pertanian terbaik di negara ini, sementara wilayah tenggara merupakan
bagian Ardennes, yaitu daerah berbatu dan berhutan lebat dengan ketinggian rata
– rata 460 meter. Sungai utama di Belgia adalah sungai Meuse, yang terhubung
dengan sungai – sungai dan kanal – kanal yang lain.
Letak Belgia sangat strategis, negara ini diapit oleh beberapa negara Eropa
lain seperti Prancis, Luxemburg, Jerman, dan Belanda. Adanya akses ke laut
melalui pelabuhan Antwerpen, membuat sektor perdagangan negara ini
berkembang cukup pesat. Antwerpen merupakan salah satu pelabuhan terbesar di
Eropa, pelabuhan ini terletak sekitar 80 km dari Laut Utara(Gifford, 2007: 166).
Jutaan ton barang diekspor dan diimpor melalui pelabuhan ini setiap tahunnya.
Sektor perdagangan di Belgia meliputi ekspor hasil industri pengolahan logam,
commit to user
Kebutuhan listrik untuk industri negara ini dipenuhi melalui Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) yang mampu memenuhi dua per tiga kebutuhan negara
Belgia.
Gambar IV. 4 Peta Belgia
Sumber: Central Intelligence Agency, 2011.
Negara Belgia mampu memperoleh pendapatan yang besar meskipun
memiliki bahan baku yang sangat terbatas. Kekurangan bahan baku tersebut
diatasi dengan mengimpor bahan baku dari luar negeri, kemudian bahan baku
tersebut diolah menjadi barang jadi atau setengah jadi, lalu diekspor kembali
dengan harga jual yang jauh lebih tinggi dari harga bahan baku saat diimpor.
Negara Belgia juga merupakan salah satu pengimpor kopi Indonesia.
Meskipun tidak terlalu besar seperti Amerika Serikat dan Jerman, tetapi Belgia
dapat menjadi importir yang potensial bagi Indonesia di masa depan. Hal tersebut
ditunjukkan oleh peningkatan impor kopi Indonesia yang meningkat cukup tinggi
commit to user
Sumber: Trade Map, Trade Competitiveness Map, 2010.
Bertambah besarnya impor kopi negara tersebut dapat menunjukkan
peningkatan konsumsi dan permintaan kopi yang terjadi di Belgia. Diharapkan
untuk kedepannya negara Belgia dapat berkembang menjadi negara pengimpor
kopi Indonesia terbesar setelah keempat negara yang telah ada.
e). Perancis
Perancis merupakan negara yang memiliki luas wilayah seluas 547.030
km2 dengan ibukota bernama Paris. Enam puluh persen wilayah Perancis terletak
pada ketinggian dibawah 250 meter. Sebagian besar wilayah Perancis terdiri dari
dataran bergelombang, wilayah perbukitan, lembah dan sungai. Bagian barat laut
merupakan wilayah Normandi dan Britani yang lebih berbukit dengan garis pantai
yang menjorok ke daratan. Di barat laut terdapat Vosges, sekumpulan puncak
gunung yang perlahan – lahan membulat selam lebih dari 200 juta tahun. Sebelah
commit to user
puncaknya mencapai 1.710 meter. Jura dan Vosges terlihat kecil bila
dibandingkan dengan Pegunungan Alpen yang terletak disebelah timur Perancis.
Dataran tinggi diwilayah tengah bagian selatan disebut Massif Sentral,
massif Sentral meliputi 15 persen wilayah Prancis yang terbentuk sejak 300 juta
tahun yang lalu. Pembentukan dataran tinggi ini terhalangi oleh Pegunungan
Alpen yang mulai terbentuk sejak 65 juta tahun yang lalu. Adanya aktivitas
vulkanik yang terjadi 10.000 tahun yang lalu menyisakan bukit – bukit dengan
puncak kerucut yang disebut dengan puys(Gifford, 2007: 175).
Gambar IV.5 Peta Perancis
Sumber: Central Intelligence Agency, 2011
Perancis beriklim sedang tetapi bervariasi dibeberapa bagian wilayah. Di
wilayah barat dan utara, angin dari Samudra Atlantik menyebabkan mendung,
membuat cuaca mudah berubah. Hal ini membantu menurunkan suhu pada musim
commit to user
Sentral suhu sehari – hari berkisar antara 170 C hingga 200 C pada musim panas.
Hujan sangat bervariasi di Perancis, beberapa daerah diwilayah Perancis bagian
utara menerima curah hujan lebih dari 300 mm, sementara beberapa kawasan
pegunungan menerima curah hujan 1.300 mm setiap tahun(Gifford, 2007: 177).
Tabel IV.8
Sumber: Trade Map, Trade Competitiveness Map, 2010
Perancis telah lama menjadi kekuatan industri sejak Perang Dunia II,
meskipun Perancis terbilang lamban dalam mengembangkan industri.
Pembangunan industri Perancis ditopang oleh adanya sumber daya mineral dalam
jumlah besar, terutama kandungan biji besi yang merupakan salah satu yang
terbesar di Eropa. Perancis merupakan negara yang paling banyak memanfaatkan
energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan listriknya. Sekitar 70% kebutuhan listrik
diperoleh dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Selain itu negara Perancis
merupakan salah satu pusat kemajuan teknik di Eropa. Banyak perusahaan
Perancis berkonsentrasi dalam usaha pembuatan mesin dan alat – alat pertahanan.