• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA : studi kasus terhadap pembelajar bipa tingkat menengah di balai bahasa upi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA : studi kasus terhadap pembelajar bipa tingkat menengah di balai bahasa upi."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA

(Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah

di Balai Bahasa UPI)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh Alifah Nurfajrina

1100348

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

(2)

ALIFAH NURFAJRINA NIM 1100348

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA

(Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa

UPI)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Dr. H. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd. NIP 196109101986031004

Pembimbing II,

Ida Widia, M.Pd.

(3)

diketahui

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)
(5)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA

(Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Alifah Nurfajrina 1100348 ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif Melalui Media Lagu Bagi Pembelajar BIPA (Studi Kasus terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)” ini dilatarbelakangi oleh kesulitan menulis yang dialami oleh salah satu pembelajar BIPA pada tingkat menengah 3. Kesulitan menulis yang dialami oleh pembelajar BIPA tersebut umumnya dialami oleh pembelajar BIPA, tetapi menurut teori yang diungkapkan oleh Mulyono (2004,hlm.41) bahwa pembelajar BIPA pada tingkat menengah mampu mengembangkan karangan narasi atau deskripsi. Dari ungkapan tersebut maka timbul pertanyaan mengapa pembelajar pada tingkat menengah 3 tersebut masih kesulitan dalam menulis, lalu faktor apa yang menyebabkan pembelajar tersebut mengalami kesulitan menulis. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan tujuan memahami, mendeskripsikan, dan mencari pemecahan masalah atas kesulitan menulis yang dialami oleh pembelajar tersebut. Selain itu, peneliti mencoba mencari tahu apakah tindakan yang diberikan oleh peneliti dapat berpengaruh terhadap kemampuan menulis pembelajar tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, metode yang digunakan peneliti adalah metode studi kasus yang dipaparkan secara kualitatif. Metode studi kasus digunakan untuk mendapatkan

(6)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA

(Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI) Alifah Nurfajrina

Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Alifahn93@gmail.com

Abstrack

(7)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... ...v

ABSTRACK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF, MEDIA LAGU, PEMBELAJAR BIPA A. Menulis Karangan Deskriptif ... 11

1. Pengertian Menulis... 11

2. Tujuan Menulis ... 12

3. Manfaat Menulis ... 14

4. Karangan Deskriptif ... 15

B. Media Pembelajaran dan Lagu ... 13

1. Pengertian Media ... 19

2. Ciri-ciri Media ... 19

3. Fungsi dan Manfaat Media... 20

4. Macam-macam Media ... 20

(8)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

6. Lagu yang Digunakan Untuk Pembelajaran ... 22

C. Pembelajar BIPA ... 25

1. Pengertian BIPA ... 25

2. Tingkatan BIPA ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Metode Penelitian ... 32

B. Desain Penelitian ... 33

1. Identifikasi Kasus ... 32

2. Identifikasi Masalah ... 33

3. Diagnosis ... 34

4. Prognosis ... 34

5. Tindakan ... 34

6. Evaluasi ... 29

C. Definisi Operasional ... D. Sumber Data ... 34

E. Lokasi Penelitian ... 35

F. Instrumen Penelitian ... 35

1. Pedoman Penilaian Karangan Deskriptif... 35

2. Wawancara ... 39

3. Observasi ... 42

G. Analisis Data ... 47

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripsi Dan Analsis Data ... 48

1. Tahap Identifikasi Kasus ... 52

2. Tahap Identifikasi Masalah a. Hasil Wawancara Terhadap Pengajar ... 52

b. Hasil Wawancara Terhadap Objek Penelitian... 55

c. Hasil Observasi Terhadap Objek Penelitian ... 56

3. Tahap Diagnosis ... 58

4. Tahap Prognosis ... 68

5. Tahap Tindakan ... 69

(9)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

B. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 87

1. Kemampuan Menulis Objek Penelitian Sebelum Tahap Tindakan 88 2. Faktor Penyebab Objek Penelitian Mengalami Kesulitan Menulis 90 3. Kemampuan Menulis Objek Penelitian Setelah Tahap Tindakan .. 91

4. Evaluasi Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif ... 91

5. Media yang digunakan dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif pada Pembelajar BIPA Tingkat Menengah yang kesulitan Menulis ... 93

6. Prosedur Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif Melalui Lagu ... 93

7. Evaluasi Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif Melalui Media Lagu ... 94

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 95

A. Simpulan ... 95

B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 98 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(10)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia karena dengan bahasa manusia dapat mengetahui informasi yang dibutuhkannya. Bahasa muncul dan berkembang karena interaksi antarindividu dalam suatu masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman penggunaan lebih dari satu bahasa sangat diperlukan karena pada zaman modern ini kerjasama antarnegara sering dilakukan seperti kerjasama dalam bidang politik, kesehatan, ekonomi, sosial, dan pendidikan. Bahasa merupakan suatu alat yang penting dalam pergaulan internasional. Bahasa merupakan kunci terjalinnya komunikasi dua arah yang baik, apabila tidak saling memahami dalam bahasa maka komunikasi dan seluruh aktivitas kegiatan tidak akan berjalan dengan baik. Seperti halnya negara Indonesia yang memiliki beragam bahasa, masyarakat yang didukung pemerintah mulai memelajari bahasa asing baik itu memelajari bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Prancis dll.

Bahasa asing yang dipelajari merupakan bahasa yang banyak diketahui orang banyak di berbagai dunia atau dengan kata lain bahasa internasional. Bahasa Inggris misalnya, bahasa yang sudah menjadi bahasa internasional, sebagian besar negara di dunia memelajari bahasa Inggris, bahkan Indonesia pun menempatkan bahasa Inggris sebagai bahasa yang wajib dipelajari. Hal itu terlihat dari masuknya pelajaran bahasa Inggris dalam pembelajaran formal sebagai tambahan pelajaran di samping pelajaran pokok. Tidak kalah dengan bahasa Inggris, bahasa Indonesia sudah mulai diperhitungkan di kancah internasional. Pemerintah sudah melakukan upaya untuk menginternasionalkan bahasa Indonesia. Hal tersebut didasari pada banyaknya orang asing yang datang ke Indonesia dengan tujuan tertentu, selain untuk berwisata dan mengenal kebudayaan Indonesia.

(11)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tenggara akan memulai babak perdagangan bebas yang popular dengan singkatan AFTA (ASEAN Free Trade Area). Itu bukan pekerjaan yang mudah karena dampaknya sangat luar biasa, baik secara ekonomi maupun sosial. Karena hal itu, Indonesia perlu membuat strategi dalam memasuki pergaulan dunia, sehingga menguatkan bahasa Internasional adalah salah satu strategi yang harus dilakukan. Begitu pun negara lain yang memelajari bahasa selain bahasa negaranya, yaitu Australia. Menurut informasi dari surat elektronik tersebut negara Australia memelajari bahasa Indonesia sebagai pelajaran pokok. Tujuan utama Australia mengajarkan bahsa Indonesia kepada para siswanya tidak lepas dari target jangka panjang yang sudah dirancang. Australia mengantisipasi ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade

Agreement (AANZFTA). Australia, Malyasia, New Zealand, Brunei,

Myanmar, Singapura, Filipina, Thailand, Laos, Kamboja, dan Vietnam telah meratifikasi AANZFTA pada 2010 lalu. Autralia menilai Indonesia adalah negara penting karena dua hal. Pertama, jumlah penduduk yang besar yang menjadi ‘buyer’ produk barang dan jasa Australia. Kedua, Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi dunia.

(12)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Banyaknya orang asing yang ingin memelajari bahasa Indonesia sebagai keperluan dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial membuka jalan pemerintah membuat pembelajaran untuk orang asing yakni Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Pembelajaran ini dikhususkan bagi orang asing yang ingin memelajari bahasa Indonesia. Saat ini menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tercatat tidak kurang dari 45 lembaga yang telah mengajarkan BIPA, baik di perguruan tinggi maupun di lembaga kursus. Di luar negeri pengajaran BIPA dilakukan oleh sekitar 36 negara di dunia dengan jumlah lembaga tidak kurang dari 130 buah yang terdiri atas perguruan tinggi, pusat-pusat kebudayaan asing, KBRI, dan lembaga-lembaga kursus.

Tingkatan pembelajar asing menurut Common Framework of Reference

(CEFR) yang menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum BIPA, yaitu 1)

pengguna dasar:pemula (A1) dan dasar (A2), dan 2) pengguna independen: menengah (B1) dan menengah (B2) atas, 3) pengguna mahir: lanjut (C1) dan kemahiran (C2). Atau lebih sederhana yaitu tingkat dasar, menengah, dan lanjut.

Pembelajar BIPA tentu saja harus menguasai keterampilan berbahasa seperti menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Salah satu yang penting untuk dipelajari ialah menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (Tarigan,2008,hlm.3). Seorang penulis mengatakan bahwa “menulis dipergunakan, melaporkan/memberitahukan, dan memengaruhi, dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat menurut Morsey (dalam Tarigan,2008,hlm.4).

(13)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggambarkan atau memaparkan sebuah objek dengan jelas dan terperinci serta penggambarannya dapat ditulis secara sederhana, hal itu karena pembelajar BIPA masih menggunakan kalimat yang sederhana dalam komunikasi maupun dalam menulis. Tulisan deskriptif adalah tulisan yang bersifat menyebutkan karakteristik-karakteristik suatu objek secara keseluruhan, jelas, dan sistematis. Tompkins (dalam Zainurrahman,2013,hlm,45) menyebutkan bahwa tulisan deskriptif adalah tulisan yang seolah-olah “melukis sebuah gambar dengan menggunakan kata

-kata.” Dengan kata lain, tulisan deskriptif digunakan oleh penulis untuk

menggambarkan sebuah keadaan atau situasi, karakter objek secara komprehensif, dengan mengandalkan kosakata.

Pembelajar BIPA tidak sedikit yang sudah mahir dalam menyimak, membaca, dan berbicara namun kesulitan dalam menulis. Hal tersebut memang wajar bagi pembelajar BIPA terlebih lagi bagi pembelajar pada tingkat dasar. Namun, kemampuan menulis pada pembelajar tingkat menengah seharusnya lebih baik lagi, sehingga perlu dipertanyakan mengapa pembelajar BIPA pada tingkat menengah yang sudah mahir menyimak, membaca, bahkan lancar berbicara bahasa Indonesia, mengalami kesulitan dalam menulis. Untuk itu pembelajar BIPA khususnya pada tingkat menengah diarahkan dapat menulis minimal karangan deskriptif dengan tujuan untuk lebih menguasai pembelajaran Bahasa Indonesia disamping menguasai Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi.

(14)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

asing. Seharusnya pembelajar BIPA sedikitnya sudah menguasai pembelajaran menulis minimal membuat karangan deskriptif, dengan begitu pembelajar BIPA dapat menggambarkan atau memaparkan sebuah objek baik itu manusia, benda, atau tempat. Beberapa faktor seperti metode atau media pembelajaran yang digunakan pengajar dalam pembelajaran menulis terkesan monoton, tidak banyak media yang menarik seperti menggunakan media audio atau audiovisual. Hal itu menyebabkan kurangnya motivasi pembelajar dalam mengikuti pembelajaran menulis. Sehingga dibutuhkan media yang tepat dalam pembelajaran menulis khususnya menulis karangan deskriptif untuk menambah motivasi belajar pembelajar BIPA.

(15)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahun 2010 pernah dilakukan penelitian skripsi berjudul “Pemanfaatan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Pembelajar BIPA Tingkat Dasar” oleh Nina Rohanita mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian tersebut yaitu rendahnya motivasi pembelajar dalam menulis, pembelajaran menulis di dalam kelas menegangkan dan membosankan, serta keterampilan menulis pembelajar relatif rendah. Karena hal itu digunakan media gambar untuk mengatasi masalah tersebut, dan hasil yang didapat dari penelitian tersebut adalah kesalahan yang paling dominan dalam hal ejaan dan kemampuan mendeskripsikan tulisan masih rendah, saat memanfaatkan media gambar masalah tersebut dapat diatasi serta kemampuan pembelajar dalam menulis karangan deskripsi meningkat dan pembelajar rmerasa termotivasi karena pembelajaran di dalam kelas tidak membosankan.

Penelitian lain pun menunjukkan bahwa pemanfaatan media cukup efektif dalam pembelajaran untuk BIPA, hal itu dapat dilihat pada penelitian skripsi berjudul “Pemanfaatan Media Kartu Kata dalam Upaya Mengurangi

Kesalahan Sintaksis Pada Pembelajar BIPA Tingkat Dasar” oleh mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia Endah Fajarwati pada tahun 2008. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian tersebut adalah masih kurangnya pengetahuan pembelajar BIPA mengenai tata kalimat bahasa Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena struktur pembentuk kalimat bahasa Indonesia yang berbeda dengan bahasa asing, sehingga sering timbulnya kekeliruan tata kalimat yang dilakukan oleh pembelajar BIPA. Hampir sama dengan penelitian skripsi berjudul “Pemanfaatan Media Monopoli Modifikasi dengan Metode Simulasi dalam Pembelajaran Berbicara BIPA tingkat Mahir” oleh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Dhieni Nurfitriani pada tahun 2010. Pada penelitian ini pun ternyata media sangat memengaruhi hasil dari pembelajaran.

(16)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Indonesia tahun 2008. Permasalahan yang diangkat dalam tesis tersebut adalah kesulitan belajar membaca pada anak yang mengalamai disleksia sehingga membutuhkan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan belajar membaca pada anak tersebut. Ternyata setelah proses penelitian yang diberikan tindakan dengan metode yang diujikan, siswa tersebut mengalami peningkatan yang cukup baik dalam pembelajaran membaca.

Berdasarkan ketiga penelitian skripsi yang telah disebutkan dan satu penelitian tesis itu, maka peneliti beranggapan bahwa media yang digunakan sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran, media pembelajaran yang tepat akan membuat tujuan kompetensi dari pembelajaran akan lebih mudah tercapai. Begitu juga dengan masalah kesulitan belajar, ternyata dapat ditanggulangi jika menggunakan cara yang tepat. Untuk itu peneliti memilih judul “PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA” penelitian ini merupakan penelitian studi kasus terhadap pembelajar BIPA yang mengalami kesulitan menulis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini akan berusaha menjawab pertanyaan berikut.

a) Apa saja faktor yang memengaruhi kesulitan menulis pada pembelajar BIPA?

b) Apa saja hambatan yang dihadapi pembelajar BIPA dalam pembelajaran menulis karangan deskriptif menggunakan media lagu?

(17)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, secara khusus peneliti mendeskripsikannya sebagai berikut.

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui manfaat pembelajaran menulis karangan deskriptif menggunakan media lagu.

Tujuan khusus penelitian ini sebagai berikut:

a) mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi kesulitan menulis pada pembelajar BIPA tingkat menengah,

b) mengetahui apa saja hambatan yang dialami pembelajar BIPA tingkat menengah pada saat pembelajaran menulis karangan deskriptif,

c) mengetahui hasil dari pembelajaran menulis karangan deskriptif melalui media lagu bagi pembelajar BIPA.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti khususnya, maupun pihak-pihak lain umumnya. Manfaat tersebut peneliti uraikan sebagai berikut. 1) Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan khususnya pada pembelajar BIPA yang kesulitan dalam menulis.

(18)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Bagi pengajar

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengajar BIPA sebagai alternatif lain metode pembelajaran menulis.

b) Bagi pembelajar

Penelitian ini bermanfaat bagi pembelajar BIPA untuk mengembangkan kemampuan menulis khusunya menulis karangan deskriptif.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Hasil penelitian ini akan dituangkan dalam lima bab yakni bab pertama merupakan pendahuluan, bab kedua membahas mengenai kajian teori, bab ketiga membahas mengenai metode penelitian, bab keempat membahas mengenai hasil temuan, dan bab lima membahas mengenai simpulan dan saran. Untuk lebih lanjut peneliti merinci kelima bab tersebut sebagai berikut. 1. BAB 1 Pendahuluan

Pada bab pertama, dibahas mengenai hal-hal yang mendasari penelitian. Seperti uraian latar belakang masalah, tujuaan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang masalah memaparkan hal yang dianggap penting sehingga penelitian ini perlu dilaksanakan. Selanjutnya permasalahan yang diperoleh diidentifikasi dan diberikan batasan agar terfokus pada variabel penelitian. Selain itu, masalah yang akan diselesaikan dirumuskan sehingga tujuan penelitiannya dapat dirumuskan pula. Pada akhirnya, bab ini memaparkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini.

2. BAB 2 Landasan Teoretis dan Kajian Pustaka

(19)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikaji sebelumnya sehingga dapat digunakan dalam mendukung penelitian dengan terarah. Adapun yang dibahas dalam bab ini yaitu variabel-variabel yang menjadi subjek penelitian. Seperti ihwal menulis meliputi pengertian menulis, tujuan menulis, manfaat menulis, dan menulis karangan deskriptif. Lalu seputar ihwal media pembelajaran dan lagu, pengertian media, fungsi media, macam-macam media, dan pengertian lagu. Kemudian dibahas mengenai pembelajar BIPA, pengertian BIPA dan tingkatan pembelajar BIPA. Selain itu diulas pula mengenai motivasi belajar.

3. BAB 3 Metode Penelitian

Pada bab ketiga, dibahas metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini. Pembahasannya mencakup penelitian jenis apa yang digunakan, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, serta instrumen yang digunakan dalam penelitian.

4. BAB 4 Temuan dan Pembahasan

Pada bab keempat, berisi tentang temuan dan jawaban atas rumusan masalah dengan menggunakan instrumen-instrumen penelitian yang digunakan peneliti. Hasil dari pengumpulan data kemudian diuraikan dengan pembahsan yang dilandasi dengan teori-teori dan instrumen.

5. BAB 5 Simpulan dan Saran

(20)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini peneliti membahas metode penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus. Menurut Mulyana (2002,hlm.195) Metode studi kasus yaitu uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Selanjutnya menurut Lincoln dan Guba dalam Mulyana (2002, hlm.201) mengemukakan keistimewaan penelitian studi kasus sebagai berikut.

1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian etnik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti.

2. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden.

4. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya atau konsistensi factual, tetapi juga kepercayaan (trustworthiness).

5. Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penelitian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.

(21)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi, peneliti merupakan intrumen kunci dalam mengumpulkan data, peneliti harus terjun sendiri ke lapangan secara aktif (Usman & Purnomo Setiady,2008,hlm.78). Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi partisipasi, wawancara, dan dokumentasi.

Studi kasus adalah suatu penelitian sistematis yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas, dan di mana multi sumber bukti dimanfaatkan (Yin,2005,hlm.5). Dalam studi kasus , data kasus hanya berlaku untuk kasus tertentu serta tidak bertujuan untuk digeneralisasikan atau untuk menguji hipotesis tertentu. Lebih memungkinkan data kasus mendalam dan komprehensif dalam mengekspresikam suatu objek penelitian. Wilayah data kasus bisa seluas sebuah negara, provinsi, desa atau hanya beberapa orang bahkan satu orang.

Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Syamsudin, 2009,hlm.175) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Tujuan penggunaan penelitian studi kasus adalah tidak sekedar untuk menjelaskan bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat terjadi. Dengan kata lain, penelitian studi kasus bukan sekedar menjawab pertanyaan tentang ‘apa’objek yang diteliti, tetapi lebih menyeluruh dan komprehensif lagi adalah tentang ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ objek tersebut terjadi dan terbentuk dan dapat dipandang sebagai suatu kasus (Yin,2009).

Penelitian menggunakan metode ini adalah karena peneliti akan meneliti secara mendalam objek penelitian yang mengalami kesulitan menulis. Dengan meneliti lebih dalam mengenai objek penelitian, yakni dengan memerhatikan kondisi dan latar belakang lingkungannya, peneliti berusaha mendapatkan gambaran tentang apa saja yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah kemampuan menulis objek penelitian dengan melibatkan pengajar BIPA untuk mendapatkan masukan, informasi, dan data yang dibutuhkan untuk merancang suatu tindakan pembelajaran menulis sebagai upaya untuk mengurangi kesulitan menulis yang dialami objek penelitian. Untuk mengetahui pembelajaran yang diberikan peneliti memengaruhi kemampuan menulis objek penelitian, maka peneliti memberikan sebuah tes kepada objek penelitian.

(22)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(23)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Inputs Steps

Feedback

(masukan data/informasi) (Tahapan Kegiatan) (Umpan Balik)

Studi pendahuluan

Informasi/data yang di cari

Informasi/data yang dicari

Informasi/data yang dicari

1

Identifikasi Kasus

2

IdentifikasiMasalah

3

Diagnosis

4

Prognosis

5

Tindakan

6

(24)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1 Desain Metode Studi Kasus

(Makmun, 2012:292)

1) Identifikasi kasus

Tahap identifikasi kasus, langkah ini ditujukan ke arah menjawab pertanyaan siapakah individu yang akan menjadi objek penelitian. Individu yang dimaksud ialah individu yang memiliki kesulitan dalam menulis. Tahap ini juga digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis objek penelitian yang mengalami kesulitan menulis. Pada tahap ini data diperoleh dari hasil wawancara terhadap objek penelitian dan pengajar. Adapun teknisnya ialah peneliti melakukan wawancara pertama kali kepada pengajar BIPA yang telah mengajar objek penelitain selama objek penelitian berada pada tingkat menengah. Setelah mendapatkan informasi dari pengajar, peneliti mewawancarai objek penelitian untuk mencocokan data/informasi yang sebelumnya didapat dari pengajar, apakah benar objek penelitian benar-benar mengalami kesulitan menulis.

2) Identifikasi masalah

Tahap identifikasi masalah ditujukan ke arah menjawab pertanyaan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan objek penelitian mengalami kesulitan menulis. Pada tahap ini data diperoleh dari hasil wawancara terhadap objek penelitian. Selain melakukan identifikasi masalah terhadap objek penelitian, peneliti juga melakukan identifikasi masalah terhadap proses pembelajaran menulis yang selama ini dilakukan oleh pengajar BIPA di kelas. Identifiikasi pun dilakukan melalui wawancara dengan pengajar, sehingga dari wawancara tersebut peneliti dapat mengidentifikasi bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan pengajar kepada objek penelitian.

(25)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap ini bertujuan untuk menjawab kesulitan menulis seperti apakah yang dialami oleh objek penelitian. Pada tahap ini data diperoleh melalui tes menulis dan observasi.

4) Prognosis

Tahap ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan apakah masalah yang dialami objek penelitian masih mungkin untuk diatasi, serta adakah alternative pemecahan yang mungkin untuk ditempuh. Bagian pertama dari pertanyaan tersebut dapat dijawab setelah mendapatkan kesimpulan dari tahap identifikasi masalah dan diagnosis tentang jenis permasalahan, kesulitan yang dialami objek penelitian, dan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Berdasarkan pertimbangan berat ringannya permasalahan objek penelitian, barulah peneliti dapat memperkirakan apakah permasalahan itu masih mungkin dipecahkan atau tidak. Pada tahap ini pula peneliti dapat mengetahui apakah objek penelitian hanya mengalami kesulitan menulis yang umum dialami oleh pembelajar BIPA atau memang objek penelitian benar-benar kesulitan dalam menulis.

5) Tindakan

Pada tahap tindakan, hasil dari tahap prognosis menjadi acuan untuk melaksanakan tindakan. Peneliti melakukan tindakan tanpa bantuan pengajar karena saat itu peneliti berperan sebagai tutor/pembimbing. Untuk itu peneliti menggunkan media lagu sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis objek penelitian.

6) Evaluasi

(26)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Definisi Operasional

Definisi operasional sangat penting agar peneliti dan pembaca memiliki persepsi yang sama tentang penelitian yang dilakukan. Peneliti mendefinisikannya sebagai berikut:

1. Media pembelajaran adalah alat atau sarana yang dibutuhkan untuk menunjang pembelajaran agar lebih mudah diterima dan dipahami oleh pembelajar.

2. Media lagu adalah salah satu sarana yang dapat membantu selama proses belajar karena dengan media lagu pembelajar merasakan kondisi yang santai dan rileks. Lagu yang digunakan adalah lagu dengan lirik bahasa Indonesia sederhana.

3. Menulis karangan deskriptif adalah tulisan yang menggambarkan sebuah objek, keadaan atau situasi, dengan jelas melalui kosakata.

4. Pembelajar BIPA tingkat menengah adalah pembelajar asing yang memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang cukup baik.

5. Studi kasus merupakan penelitian mendalam terhadap suatu objek tertentu dengan tujuan untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi.

D. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini ialah objek penelitian yang dipilih peneliti yaitu pembelajar BIPA di Balai Bahasa UPI pada tingkat menengah. Alasan peneliti memilih subjek tersebut karena sesuai dengan kriteria untuk pengambilan data. Objek penelitian ini mengalami kesulitan menulis. Selain itu, sumber data yang lain ialah pengajar BIPA pada tingkat menengah yang menjadi pengajar objek penelitian.

(27)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti memilih Balai Bahasa UPI sebagai tempat penelitian, karena berdasarkan pengalaman peneliti yang sebelumnya pernah melakukan observasi di Balai Bahasa UPI cukup terbuka dalam memberikan sebuah informasi. Sumber atau materi ajarnya pun tidak sulit ditemukan berupa pembelajaran yang diperoleh dalam keseharian pembelajar, seperti dari menonton film dan TV lalu dikembangkan menjadi sebuah pembelajaran yang menarik. Dengan demikian peneliti dapat berkreasi dalam pembelajaran untuk menerapkan media lagu dalam pembelajaran menulis karangan deskriptif, tetapi tetap memperhatikan kondisi pembelajar. Berdasarkan hal itu peneliti merasa terfasilitasi untuk meneliti pembelajar BIPA di Balai Bahasa UPI. F. Instrumen Penelitian

Pada tahap diagnosis, peneliti melakukan tes kepada objek penelitian berupa menulis sebuah karangan deskriptif. Teknisnya yaitu peneliti memberikan sebuah lirik lagu yang berisi sebuah pengalaman dari tokoh yang ada pada lirik lagu tersebut. Setelah itu objek penelitian diminta untuk mendeskripsikan isi dari lirik tersebut. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui jenis kesulitan menulis apa yang dialami oleh objek penelitian, apakah masih dapat diberi tindakan dengan diberi pembelajaran atau memang harus menlibatkan ahli (seperti ahli terapis) untuk menanganinya.

1. Pedoman Penilaian Karangan Deskriptif

(28)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Pedoman Penilaian Karangan Deskriptif

No. Aspek yang Dinilai Bobot

1.

Kebahasaan A. Ejaan B. Diksi C. Koherensi D. Kohesi

2 2 2 2

2. Cara penggambaran

1

3.

Tata Tulis

A. Penulisan Huruf B. Penulisan Kata

C. Penulisan Tanda Baca

2 2 2

(Diadaptasi dari Sitio, D. 2008, hlm. 37)

Kriteria Penilaian 1) Kebahasaan

a. Ejaan

2 (76% - 100%) = Pengunaan ejaan sudah sesuai dengan EYD. 1 (41% - 75%) = Pengunaan ejaan kurang sesuai dengan EYD. 0 (0% - 40 %) = Pengunaan ejaan tidak sesuai dengan EYD. b. Diksi

(29)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 (76% - 100%) = Adanya hubungan yang logis antara kalimat yang satu dengan yang lainnya.

1 (41% - 75%) = Sebagian kalimat memiliki hubungan yang logis, sebagian lagi tidak memiliki hubungan yang logis.

0 (0% - 40 %) = Tidak ada hubungan yang logis antara kalimat yang satu dengan yang lainnya.

d. Paragraf (Kohesi)

2 (76% - 100%) = Adanya hubungan yang logis antara paragraf dengan topik.

1 (41% - 75%) = Sebagian paragraf memiliki hubungan yang logis, sebagian lagi tidak memiliki hubungan yang logis dengan topik.

0 (0% - 40 %) = Tidak ada hubungan yang logis antara paragraf dengan topik.

2) Cara penggambaran/Pelukisan

1 = Karangan deskripsi sudah ditulis dengan melibatkan banyak indera. Misalnya, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasa.

0 = Tidak melibatkan indra. 3) Tata Tulis

a. Penulisan Huruf

2 (76% - 100%) = Penulisan huruf sudah sesuai dengan EYD. 1 (41% - 75%) = Penulisan huruf kurang sesuai dengan EYD.

0 (0% - 40 %) = Penulisan huruf tidak sesuai dengan EYD b. Penulisan Kata

(30)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0 (0% - 40 %) = Penulisan kata tidak sesuai dengan EYD. c. Penulisan Tanda Baca

2 (76% - 100%) = Penulisan tanda baca sudah sesuai dengan EYD. 1 (41% - 75%) = Penulisan tanda baca kurang sesuai dengan EYD.

0 (0% - 40 %) = Penulisan tanda baca tidak sesuai dengan EYD.

Setelah dilakukan tes dapat dilihat kemampuan objek penelitian dalam menulis karangan deskriptif. Selama kegiatan pendeskripsian, proses mengamati kondisi objek penelitian terus dilakukan. Proses mengamati dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan peneliti mengenai kondisi objek penelitian di lapangan saat proses pembelajaran. Berikut ini kisi-kisi instrumen wawancara dan observasi.

2. Pedoman Wawancara

(31)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

[image:31.595.111.523.110.730.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Pengajar BIPA

No. Aspek yang ingin digali Pertanyaan

1. 1. Profil pembelajar

a. Kemampuan berbicara bahasa Indonesia

b. Kemampuan akademik pembelajar

c. Kesulitan pembelajar dalam pembelajaran di kelas

d. Hal-hal yang tidak disukai oleh pembelajar saat pembelajaran.

1. Pertanyaan tentang profil pembelajar.

a. Bagaimana

kemampuan berbicara bahasa Indonesia pada pembelajar, apakah sudah lancar atau masih terbata-bata? b. Bagaimana

kemampuan menulis pembelajar?

c. Kesulitan apa yang biasanya dialami pembelajar saat menulis?

d. Apakah ada hal-hal yang tidak disukai pembelajar saat proses pembelajaran?

2. 2. Proses pembelajaran menulis a. Metode pembelajaran yang

digunakan

b. Media pembelajaran yang digunakan

c. Bahan ajar yang digunakan

2. Pertanyaan tentang proses pembelajaran menulis. a. Metode pembelajaran

apa yang selama ini digunakan?

(32)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bahan aja apa yang digunakan?

3. Penanganan yang dilakukan pengajar pada pembelajar yang kesulitan menulis.

Apakah pembelajar

[image:32.595.111.516.84.298.2]

mengalami kesulitan saat menulis? Jika ya, upaya apa yang telah dilakukan?

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Pembelajar BIPA

No. Aspek yang ingin digali Pertanyaan

1. 1. Profil pembelajar

a. Identitas pembelajar

1. Pertanyaan tentang profil pembelajar a. Siapakan nama

lengkap Anda dan

apa nama

panggilan

Indonesia Anda? b. Berasal dari

manakah Anda? c. Apa tujuan Anda

datang ke

Indonesia?

d. Dimanakah Anda tinggal?

(33)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

senang tinggal di sini?

2,. Kemampuan akademik pembelajar 2. Pertanyaan tentang akademik pembelajar a. Apakah Anda

mampu berbicara bahasa Indonesia dengan lancar? b. Apakah Anda

lancar membaca teks berbahasa Indonesia?

c. Apakah Anda mahir menulis teks berbahasa

Indonesia?

d. Apakah Anda mengalami

kesulitan saat menulis? Jika ya, sebutkan faktor yang membuat Anda mengalami kesulitan menulis?

3. Kondisi pembelajar 3. Pertanyaan tentang

kondisi pembelajar a. Apakah Anda

(34)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Apakah Anda cepat bosan belajar?

c. Bagaimana

pembelajaran di kelas dengan metode dan media yang diberikan pengajar?

d. Adakah hal yang

tidak Anda

senangi saat proses pembelajaran, jika ada sebutkan dan bagaimana anda menyikapinya?

3. Pedoman Observasi

[image:34.595.109.520.85.416.2]

Observasi digunakan untuk mengetahui sikap dan kondisi pembelajar pada saat proses penelitian berlangsung. Berikut adalah kisi-kisi instrumen observasi.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Observasi Pembelajar BIPA

No. Aspek Instrumen Keterangan Deskripsi

Ya Tidak

1. Sikap 1. Menunjukkan

sikap antusias terhadap

pembelajaran. 2. Menyukai lagu

(35)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperdengarkan. 3. Melakukan

gerakan yang berlebihan. 4. Sering

mengganti posisi duduk.

5. Terlihat bermalas-malasan. 6. Terlihat

mengantuk.

2. Kondisi 1. Penggunaan

bahasa Indonesia sangat terbatas. 2. Rendahnya

keterampilan menulis.

(36)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lagu ke-1

(Lagu yang digunakan pada tahap diagnosis)

Kereta Malam (Perjalanan) Pencipta : Franklin Hubert Sahilatua

Penyanyi : Jane Maureen Sahilatua

Dengan kereta malam

Ku pulang sendiri

Mengikuti rasa rindu

Pada kampung halamanku

Pada Ayah yang menunggu

Pada Ibu yang mengasihiku

Duduk di hadapanku seorang Ibu

Dengan wajah sendu

Sendu kelabu

Penuh rasa haru ia menatapku

Penuh rasa haru ia menatapku

Seakan ingin memeluk diriku

(37)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Anak gadisnya yang telah tiada

Karena sakit dan tak terobati

Yang wajahnya mirip denganku

Lagu ke-2

(Lagu yang digunakan pada tahap tindakan dan evaluasi)

Jangan Menangis Ibu

Pak,di mana kah Pak?

Saya ingin sekolah

Sementara anak lainnya sudah kelas 5

Aku selalu membantu Ibu

Seperti yang kau pesankan dulu

Sementara ku tak tahu di mana kau berada lama meninggalkan kita

Bu, sudah lah bu, jangan menangis

Tangismu hanyalah kan menambah beban

Pasti ku bantu sekuat tangan mu

Meski harus mencari uang di simpang jalan

Berdebu kehujanan

Siang malam panas dan kedinginan

(38)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Aku tak bisa mendengar ibu berduka

Aku tak bisa mendengar ibu terluka

Aku tak bisa merasakan ibu tersiksa

Ku hanya bisa rasakan kesedihan yang ibu rasakan

Lagu ke-2

(Lagu yang digunakan pada tahap tindakan dan evaluasi)

Betapa

Penyanyi: Sheila On 7

Seminggu setelah engkau pergi teman silih berganti menghiburku

Berkata semua teratasi dan terus sembunyi di balik senyum palsuku

Dengar dirinya tak sendiri lagi

Reff:

Betapa hancurnya

Hati dan jiwaku

Setahun setelah engkau pergi ku masih sendiri sembunyi di balik senyum palsuku

dengar dirimu tak sendiri lagi

Reff:

Betapa hancurnya

Hati dan Jiwaku

(39)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Analisis Data

Data yang terkumpul secara keseluruhan diklasifikasikan dan dianalisis berdasarkan masalah penelitian. Teknik analisis data tersebut adalah sebagai berikut:

a. mendeskripsikan dan menganalisis data hasil tes menulis, observasi, dan hasil wawancara untuk mengetahui profil kemampuan menulis objek penelitian yang kesulitan menulis sebelum diberikan pembelajaran menulis karangan deskriptif melalui media lagu.

b. mendeskripsikan dan menganalisis data hasil tes menulis, observasi, dan hasil wawancara untuk mengetahui faktor-faktor dan hambatan apa saja yang menyebabkan objek penelitian mengalami kesulitan menulis.

(40)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti membahas simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian pada pembelajar BIPA tingkat menengah 3 yang mengalami kesulitan menulis. Adapun simpulan dan saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut. A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, berikut peneliti kemukakan simpulannya.

1. Kesalahan menulis yang dialami objek penelitian ada pada kebahasaan yang meliputi ejaan, diksi, koherensi, dan kohesi. Serta pada tata tulis, meliputi penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca. Untuk aspek deskripsi berupa cara penggambaran sudah baik karena penginderaan melibatkan pendengaran dan perasaan, namun pengembangan karangan deskripsinya masih terbatas.

2. Faktor penyebab kesulitan menulis yang dialami objek penelitian antara lain karena kurangnya motivasi yang ada pada diri objek penelitian, serta perilaku yang tidak menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran menulis.

3. Tidak adanya motivasi dalam diri objek penelitian dan perilaku yang tidak menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran menulis menjadi penghambat bagi objek penelitian untuk mahir dalam menulis. Serta struktur tata bahasa Indonesia yang sulit menyebabkan objek penelitian enggan menulis.

(41)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajar BIPA tingkat menengah 3 yang mengalami kesulitan menulis. Berikut peneliti kemukakan beberapa saran.

1. Perlu adanya tindakan dan penanganan yang tepat terhadap kasus pembelajar BIPA tingkat menengah 3 yang mengalami kesulitan menulis sesuai dengan kebutuhannya.

2. Perlu adanya pengetahuan yang lebih luas terkait dengan kesulitan menulis dan upaya penanganannya. Hal tersebut bertujuan agar kesulitan menulis yang dialami pembelajar BIPA tingkat menengah 3 dapat teratasi dengan baik. 3. Perlu adanya tindak lanjut pembelajaran terhadap objek penelitian dalam

menangani kesulitan menulis.

(42)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S. dkk. (1998). Pembinaan kemampuan menulis bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

AR, Symasudin & Damaianti, V.S (2011). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Badan Bahasa Kemendikbud. (2013). Info Bipa [Online]. Diakses dari http://badanbahasa.kemendikbud.go.id/lamanbahasa/info_bipa

Daewoo, 1412. (2013). Pengertian lirik lagu [Online]. Diakses dari http//:daemoo.blogspot.com/2012/01/pengertian-lirik-lagu.html?m=1.2013 Depertemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia edisi

keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fajarwanti, E. (2008) “Pemanfaatan Media Kartu Kata dalam Upaya

Mengurangi Kesalahan Sintaksis Pada Pembelajar BIPA Tingkat Dasar”.

(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Finoza, L. (2007). Komposisi bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi

Husnaini, U. dan Purnomo. (2006). Metodologi penelitian sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara

Muliastuti,L. Dasar-dasar pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing. Jakarta: FBS Universitas Negeri Jakarta

Makmun, A. Syamsudin. (2012). Psikologi kependidikan: PT Remaja Rosdakarya Mulyana,D. (2002). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Pemetaan pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia untuk penutur asing standar

The Common Framework of Reference (CEFR)

Rohanita,N. (2010). “Pemanfaatan Media Gambar untuk Meningkatkan

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Pembelajar BIPA Tingkat

(43)

Alifah Nurfajrina, 2015

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA (Studi Kasus Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Menengah di Balai Bahasa UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurfitriani, Dhieni. (2010). “Pemanfaatan Media Monopoli Modifikasi dengan Metode Simulasi dalam Pembelajaran Berbicara BIPA tingkat Mahir”. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Robert K. Yin. (2005). Studi kasus desain dan metode. Jakarta: Rajawali Pers Rahma, R. (2008) “Pembelajaran Membaca dengan Metode Gillingham Berbasis

Neuro-Linguistic Programming (NLP) Pada Anak Disleksia”. (Tesis). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sardiman,A. (2007). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Grafindo. Sitio, D. (2008). “Efektivitas penggunaan media tayang si bolang trans7 dalam

pembelajaran menulis karangan deskripsi”. (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Suprihatiningrum,J. (2001). Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.

Syam, A. (2014). Bahasa inggris tak Ok Indonesia bisa KO [Online] diakses dari http://www.kompasiana.com/ahmadsyam/bahasa-inggris-tak-ok-indonesia-bisa-ko-54f7b6c8a33311747a8b4bea

Tarigan, H. G. (2008). Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (1994). Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Windrawan, P. (2014). Ciri tulisan narasi deskripsi eksposisi dan argumentasi

[Online]. Diakses dari

http://multimediabersatu.wordpress.com/20/10/11/14/ciri-tulisan,narasi-deskripsi-eksposisi-dan-argumentasi/

Zainurrahman. (2013). Menulis dari teori hingga praktik (Penawar racun

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Pengajar BIPA
Tabel 3.3
Tabel 3.4

Referensi

Dokumen terkait