• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PENGUASAAN BOLA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PENGUASAAN BOLA."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PENGUASAAN BOLA

(Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 15 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Ahmad Fuadi Hasan

0906563

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Implementasu Pendekatan Taktis Dalam

Pembelajaran Aktivitas Penguasaan Bola

(PTK di SMPN 15 Bandung)

Oleh

Ahmad Fuadi Hasan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Ahmad Fuadi Hasan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

AHMAD FUADI HASAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PENGUASAAN BOLA

(PTK DI SMPN 15 BANDUNG)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Nuryadi, M.Pd NIP. 197101171998021001

Pembimbing II

Suherman Slamet. M.Pd NIP. 197603062005011010

Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

ABSTRAK

Ahmad Fuadi Hasan. Skripsi ini Berjudul “Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Aktivitas Penguasaan Bola (PTK di SMPN 15 Bandung)”. Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Okahraga FPOK UPI. Pembimbing I: Dr. Nuryadi. M.pd dan Pembimbing II: Suherman Selamet. M.pd.

Pendekatan taktis mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain dengan penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam situasi permainan. Dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahan dalam yaitu, bagaimanakah implementasi pendekatan taktis dalam pembelajaran aktivitas penguasaan bola pada siswa SMPN 15 Bandung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi pendekatan taktis dalam pembelajaran aktivitas penguasaan bola pada siswa , juga untuk mengetahui apakah pendekatan taktis dapat meningkatkan keterampilan teknik dasar sepakbola siswa dan juga penguasaan bola siswa SMPN 15 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 15 Bandung kelas IX H yang berjumlah 40 orang. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, catatan lapangan.

Berpedoman pada data yang didapat dari hasil observasi tentang penguasaan bola yang penulis lakukan, menunjukan bahwa terdapat perkembangan keterampilan siswa dalam melakukan penguasaan bola.

(5)

ABSTRACT

Tactical approach aims to increase students' awareness of the concept of playing. In this study the authors formulate the problem, namely, how the implementation of a tactical approach in learning activities on student possession SMPN 15 Bandung.

The purpose of the study was to determine how the implementation of a tactical approach to learning ball control. The method used in the study is action research. The population is students SMP 15 Bandung class IX H totaling 40 people. The instrument used in this study is the observation sheets, field notes.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

UCAPAN TERIMA KASIH...iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah...6

C. Tujuan Penelitian...6

D. Manfaat penelitian...6

E. Batasan Masalah...7

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Jasmani...8

(7)

C. Pembelajaran Permainan Sepakbola...11

D. Taktik Memelihara Penguasaan Bola...11

E. Pendekatan Taktis...12

F. Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Sepakbola...15

G. Penelitian Tindakan Kelas...19

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...21

B. Lokasi dan Subjek Penelitian...23

C. Metode Penelitian...23

D. Instrumen Penelitian...24

E. Langkah-Langkah Penelitian...24

F. Teknik Pengumpulan Data...27

G. Teknik Analisis Data...28

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi...30

B. Hasil Penelitian...31

(8)

D. Diskusi Temuan...43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...46 B. Saran-Saran...47

DAFTAR

PUSTAKA...49 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia,

karena dengan adanya pendidikan diharapkan manusia dapat mengembangkan

pengetahuan, keterampilan, dan kreativitasnya. Keberhasilan di bidang pendidikan

sangat ditentukan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan

rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia yaitu antara orang yang belajar

disebut peserta didik dan orang yang mengajar disebut guru. Dalam proses

pembelajaran guru akan menghadapi peserta didik yang mempunyai karakteristik

dan kemampuan yang berbeda-beda sehingga seorang guru dalam proses

pembelajaran tidak akan pernah lepas dengan masalah hasil belajar peserta

didiknya, karena hasil belajar merupakan ukuran dari hasil kemampuan peserta

didik dalam menerima pekerjaan di sekolah.

Pendidikan jasmani sering disama artikan dengan olahraga, bahkan disekolah

sekolah peserta didik mengangap mata pelajaran pendidikan jasmani adalah mata

pelajaran olahraga, meskipun olahraga merupakan salah satu bentuk aktivitas

jasmani, tetapi sesungguhnya pendidikan jasmani berbeda dengan olahraga. Hal

ini mungkin disebabkan oleh proses pembelajaran pendidikan jasmani yang mirip

dengan pelatihan kecabangan olahraga, dimana dalam proses pembelajarannya

didominasi oleh kegiatan latihan teknik, atau pendekatan yang digunakan dalam

mengajar adalah pendekatan teknis.

Jika diperhatikan, perkembangan proses pembelajaran pendidikan jasmani

dan kesehatan di sekolah, menunjukan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani

dan selama ini masih dianggap belum merujuk pada pembelajaran. Pada dasarnya

pendidikan jasmani merupakan aktivitas fisik yang dilakukan melalui

pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan segala

(10)

menyeluruh. Menurut Yudha Saputra, dkk (2008 : 40) pendidikan jasmani

merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama

untuk mencapai tujuan. Hal ini sama seperti yang diungkapkan Agus Mahendra

(2008 : 3) Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam

kualitas individu baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Kekurangan dalam

pengajaran pendidikan jasmani dan kesehatan disebabkan oleh tiga faktor, yaitu

pertama guru, kedua jam pelajaran, dan ketiga kurangnya bahan pembelajaran.

Kenyataan dilapangan dalam mengajar, guru masih kurang paham terhadap tujuan

pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, sehingga dapat menunjang

keberhasilan pembelajaran.

Dalam pendidikan jasmani ada tiga aspek yang diupayakan untuk

dikembangkan yaitu: aspek kognitif, aspek afektif, dan psikomotor. Menurut

Abduljabar, (2010:22) menyatakan bahwa:

Dalam kurikulum tujuan pendidikan jasmani adalah untuk menyokong perkembangan aspek kognitif, aspek afektif, dan psikomotor. Namun hal ini sangat bergantung pada bagaimana guru pendidikan jasmani mengorientasikan perkembangan didalam program-program pembelajarannya

Ketiga aspek tersebut diharapkan bisa tercapai oleh siswa dalam pembelajaran

penjas dengan menggunakan permainan. Namun dalam pelaksanaanya tidak

mudah untuk pencapaian tujuan-tujuan yang mencakup tiga aspek tersebut. Guru

harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa untuk

menyesuaikan pembelajaran penjas dengan pendekatan yang membuat siswa tidak

jenuh dan tetap membangkitkan semangat siswa yang ditandai keseriusan siswa

dalam mengikuti pembelajaran penjas.

Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling digemari di

(11)

memiliki daya tarik tersendiri. Sepakbola merupakan permainan beregu yang

dimana regu tersebut membutuhkan sebuah kerjasama yang baik untuk mencapai

tujuan dari permainan itu sendiri yaitu mencetak gol.

Apa itu sepakbola? Sucipto dkk (2000:7) mengatakan bahwa:

Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukuman.

Sepakbola merupakan permainan beregu, dilakukan dengan cara ditendang,

digiring, disundul yang mempunyai tujuan memasukan bola sebanyak banyaknya

ke gawang lawan dan mempertahankan gawang regunya sendiri agar tidak

kemasukan bola.

Permainan sepakbola sudah memasyarkat dan dapat dimainkan oleh setiap

kalangan baik oleh pria, wanita, anak-anak, dewasa, dan bahkan orangtua. Hal ini

dikarenakan sepakbola merupakan permainan yang murah biayanya, masal, dan

dapat dimainkan di suatu lapangan yang memungkinkan bola untuk dimainkan.

Proses pembelajaran permainan sepakbola di SMPN 15 Bandung menunjukan

bahwa ditemukan adanya masalah-masalah, yaitu salah satunya adalah siswa

kurang baik dalam melakukan taktik penguasaan bola. Hal ini disebabkan karena

model pembelajran yang diterapkan oleh guru belum mengarahkan siswa kepada

pembelajaran yang bersifat taktis. Sepakbola merupakan olahraga yang bersifat

invasion game atau permainan saling menyerang, sepakbola merupakan

permainan yang membutuhkan kerja sama kelompok, disamping kemampuan

individu. Untuk itu seorang pesepak bola diwajibkan menguasai taktik penguasaan

bola yang baik agar dapat bermain dengan baik dalam suatu pertandingan. Dalam

(12)

memelihara penguasaan bola. Memelihara penguasaan bola merupakan taktik

yang paling tepat dari sebuah kelompok atau tim sepakbola dalam usahanya

mencetak gol atau mempertahankan gawangnya dari usaha lawan untuk mencetak

gol ke gawang tim itu sendiri. Oleh karena itu apabila salah satu tim dalam sebuah

pertandingan dapat memelihara penguasaan bola lebih lama atau lebih baik dari

pada lawannya, maka peluang untuk mencetak gol dan memenangkan

pertandingan lebih besar daripada tim yang penguasaan bolanya lebih sedikit.

Permainan merupakan salah satu materi Pendidikan Jasmani yang

diselenggarakan di Sekolah. Invasion games atau permainan menyerang, seperti:

sepakbola, merupakan materi permainan yang diajarkan dalam pembelajaran

Pendidikan Jasmani di Sekolah. Proses pembelajaran invansion games dapat

dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan taktik merupakan salah satu

pendekatan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran invasion games.

Pendekatan taktik merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan

pada bermain dan belajar keterampilan teknik dalam situasi bermain.Dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus memegang prinsip yaitu

partisipasi siswa secara maksimal sebagai tujuan dari pendidikan jasmani di

sekolah yang berkaitan dengan kepentingan siswa. Dalam proses mengajar guru

harus menciptakan sesuatu yang menyenangkan bagi siswa yang membuat siswa

dapat aktif bergerak, dengan menggunakan pendekatan taktis siswa diharapkan

dapat memunculkan aktivitas yang terkandung di dalam diri siswa, karena dalam

pendekatan taktis siswa ditempatkan pada situasi bermain seperti yang

diungkapkan oleh Subroto (2010 : 6) menyatakan bahwa: “Tujuan pembelajaran

taktis dalam permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang

konsep bermain dengan penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau

situasi dalam permainan”.

Berdasarkan uraian uraian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui

pendekatan taktis yang mirip dengan permainan yang sesungguhnya, minat dan

kegembiraan siswa akan meningkat, secara khusus bagi siswa yang memiliki

(13)

menekankan pada keterampilan teknik, tetapi yang diutamakan adalah

pengembangan taktis atau pemecahan masalah. Oleh karena itu seorang guru

harus memberikan pengajaran yang interaktif untuk merangsang siswa agar dapat

menyelesaikan permasalahan dalam pembelajarannya tersebut.

Pada pembelajaran pendekatan taktis yang menggunakan strategi

game-drill-game yaitu, guru merencanakan urutan tugas mengajar dalam konteks

pengembangan keterampilan dan taktis siswa yang mengarah pada permainan

yang sebenarnya, sehingga siswa dituntut untuk mampu menyelesaikan masalah

taktik dalam situasi bermain, seperti penguasaan bola. Penggunaan pendekatan

taktis diharapkan mampu menyelesaikan masalah taktik yaitu penguasaan bola

yang timbul dalam pembelajaran aktivitas permainan sepakbola di SMPN 15

Bandung.

Pada umumnya pendekatan yang sering diterapkan dalam pembelajaran

penjas di sekolah-sekolah adalah pendekatan teknis. Berbeda dengan pendekatan

taktis, pendekatan teknis lebih menekankan pada pengulangan-pengulangan

latihan teknik dasar yang sesungguhnya. Melalui pengulangan-pengulangan

latihan tersebut memang dapat meningkatkan penguasaan siswa pada

keterampilan teknik dasar, akan tetapi hal ini dapat mengurangi aktivitas gerak

siswa yang tidak merata terutama bila media pembelajaran yang digunakan sedikit.

Misalnya siswa antri dalam melakukan tugas yang disampaikan guru, hal ini jelas

bertolak belakang dengan tujuan pendidikan jasmani yang seharusnya

memberikan kesempatan pada siswa secara penuh dan merata.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan taktis

merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada situasi bermain untuk

memecahkan masalah yang timbul. Sehingga penulis selaku calon pendidik

merasa perlu menentukan metode, bahan atau media pembelajaran dalam upaya

alternatif-alternatif positif dalam pembelajaran disekolah.

Implementasi pendekatan taktis dalam pembelajaran aktivitas penguasaan

(14)

kesehatan merupakan penopang terwujudnya pembelajaran pendidikan jasmani

dalam rangka menumbuhkan kemampuan siswa sebagai hasil dari proses

pembelajaran. Hal ini juga menjadi motivasi dan keingintahuan penulis apakah

pendekatan taktis dapat di implementasikan dalam pembelajaran aktivitas

penguasaan bola dalam permainan sepakbola siswa SMPN 15 Bandung. Oleh

sebab itu penulis akan meneliti lebih jauh tentang permasalahan tersebut, dan

mengadakan penelitian untuk bahan skripsi yang berjudul Implementasi

Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Aktivitas Penguasaan Bola (PTK di

SMPN 15 Bandung).

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka masalah yang

timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman siswa tentang taktik penguasaan bola dalam

permainan sepakbola.

2. Kurangnya pengalaman pembelajaran taktis siswa dalam proses pembelajaran.

Implementasi Pendekatan Taktis dalam pembelajaran aktivitas penguasaan

bola di SMPN 15 Bandung dapat dikatakan sebagai pendukung pembelajaran

terbaru untuk menumbuh kembangkan pendidikan jasmani dan olahraga.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan diatas, maka

perumusan masalah yang akan ditelusuri dalam penelitian ini adalah bagaimana

implementasi pendekatan taktis dalam pembelajaran aktivitas penguasaan bola di

SMPN 15 Bandung.

C. Tujuan Penelitian

(15)

pembelajaran permain sepakbola di SMPN 15 Bandung. Melalui penelitian

tindakan kelas ini diharapkan dapat ditemukan metode pembelajaran sepakbola

yang efektih dan lebih mudah dipahami.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis, yaitu:

1. Secara Teoritis

a. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti tentang penelitian tindakan

kelas (PTK) khususnya di bidang penjas

b. Informasi dan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya FPOK dalam

kaitannya dengan penerapan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

terhadap siswa.

2. Secara Praktis

a. Dapat digunakan sebagai bahan atau referensi dalam penggunaan pembelajaran

yang sesuai untuk pembelajaran taktik penguasaan bola dalam pembelajaran

aktivitas permainan sepakbola.

b. Sebagai acuan dan variasi dari kegiatan belajar mengajar taktik penguasaan

bola dalam pembelajaran aktivitas permainan sepakbola yang dilakukan oleh guru

kepada siswa.

E. Batasan Masalah

untuk menghindari salah penafsiran yang terlalu luas maka penulis

menbatasi permasalahan sebagai berikut:

(16)

dalam pembelajaran aktivitas penguasaan bola permainan sepakbola.

2. Dalam penelitian ini pembelajaran pendidikan jasmani dibatasi pada materi

sepakbola

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (clasroom action research), yaitu suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2008 :3).

Wiraatmaja (2008 :60) mengemukakan penelitian tindakan adalah kajian

sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok

guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan

refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.secara ringkas

penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat

mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan

dalam praktik pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk proses pengkajian berdaur

(siklus) yang dinyatakan dalam bentuk spiral yang menggambarkan siklus demi

siklus. Dimana setiap siklus terdiri dari empat komponen, yaitu :

1. Perencanaan Penelitian Tindakan

Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan kegiatan dan menetapkan

kelas penelitian, waktu serta cara penelitian, menyiapkan alat observasi untuk

mengamati tindakan yang akan dilaksanakan dikelas, serta menyusun tahap-tahap

tindakan dalam setiap siklus-siklusnya.

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan tindakan-tindakan berdasarkan

perencanaan yang telah disepakati dan direncanakan sebelumnya dengan, pada

kelas penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, peneliti sekaligus melakukan

(18)

3. Refleksi

Pada tahap ini, merefleksi diri dari hasil tindakan yang telah dilakukan guna

mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil dari refleksi tersebut

menjadi pijakan penting untuk tindakan pada siklus selnjutnya.

4. Perencanaan Tindak Lanjut

Refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan dapat

mengatasi masalah yang memicu penyelanggaraan PTK atau belum. Jika hasilnya

belum meningkat, dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki

perencanaan tindakan pada siklus pada siklus berikutnya.

Alur Penelitian PTK

Adaptasi dari model PTK lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis (Wiraatmaja,

2008:62)

Model bagan 1,2 tersebut menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus

kegiatan. Siklus dasar kegiatan terdiri dari mengidentifikasi gagasan umum,

melakukan reconnaissance, menyusun rencana umum, mengembangkan langkah

(19)

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMPN 15 Bandung yang beralamat di

Jl. Dr. Setiabudhi No. 89 Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Bandung.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 15 Bandung. Objek

penelitian ini yaitu kelas VII B yang berjumlah 40 siswa. Peneliti memilih kelas

tersebut sebagai objek penelitian karena menurut guru penjas di SMPN 15

Bandung merupakan salah satu kelas yang kurang aktif dalam proses

pembelajaran, apabila dibandingkan dengan kelas-kelas yang lainnya.

C. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

(Classroom action research), yaitu suatu penelitian yang berbentuk kajian yang

bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam tindakan-tindakan yang dilakukannya, memperbaiki kondisi

dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian reflektif dengan

melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan

praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Hal ini sesuai dengan pendapat

(Hopkins, 1993:44 dalam Wiraatmaja, 2008:11) mengemukakan bahwa:

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, stabil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

D. Instrumen Penelitian

(20)

1. Observasi

Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang terjadi

selama dalam proses tindakan dan perbaikan. Observasi dilakukan untuk

mengetahui proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai

sebuah perbaikan sehimgga menjadi lebih baik.

Peneliti mengamati siswa dalam proses pembelajaran dan mengisi lembar

observasi yang telah dibuat. Adapun keterampilan yang diamati adalah sesuai

dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam memelihara penguasaan bola yaitu

operan pendek dan jauh, mendukung pembawa bola dan kontrol bola.

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan deskripsi tentang proses pembelajaran atau

pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti

sekaligus sebagai guru membuat catatan lapangan sebagai data penelitian.

E. Langkah-Langkah Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan penelitidatang terlebih dahulu ke lokasi

penelitian yaitu SMPN 15 Bandung untuk melihat proses pembelajaran penjas di

di SMPN 15 Bandung, maksud peneliti datang ke lokasi penelitian selin untuk

mengamati proses pembelajaran penjas, juga untuk berkonsultasi kepada guru

penjas di SMPN 15 Bandung tentang penelitian yang akan peneliti laksanakan dan

meminta masukan tentang kelas manakah yang tepat untuk dijadikan objek

penelitian.

Setelah peneliti melaksanakan observasi awal ke lokasi penelitian, maka

langkah selnjutnya peneliti menentukan langkah-langkah siklus penelitian

tindakan diantaranya:

1. Perencanaan Tindakan

a. Peneliti membuat rencan program pembelajaran dengan menggunakan

menggunakan pendekatan taktis, sesuai dengan judul penelitian maka fokus

pembelajarannya yaitu tentang masalah taktik penguasaan bola dalam

pembelajaran aktivitas permainan sepakbola.

(21)

diamati sebagai lembar observasi dan juga menyiapkan format catatan

lapangan yang akan diisi oleh observer

c. Peneliti menentukan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran seperti bola, corong, dan lain-lain

2. Pelaksanaan Tindakan

Setelah rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat, selanjutnya melaksanakan

tindakan tindakan yang sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam

pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru yang melaksanakan

penelitian tindakan. Langkah-langkah peneliti dalam pelaksanaan tindakan adalah

sebagai berikut:

a. Peneliti melaksanakan atau mengimplementasikan perencanaan pembelajaran

yang telah dibuat.

b. Selama proses pembelajaran berlangsumg peneliti mengamati sekaligus

mengisi format observasi yang telah dibuat dan menilai secara objektif sesuai

dengan keterampilan yang ditunjukan siswa.

3. Obervasi atau pengamatan

Pada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti mengamati, dan mengisi

lembar observasi yang telah dibuat dan menilai secara objektif. Langkah-langkah

peneliti untuk mengumpulkan data, teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah sebagai berikut:

a. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer

berada bersama objek yang diteliti. Misalnya, observasi dan skenario

pembelajaran.

b. Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan

tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti. Misalnya,

berupa dokumentasi dan catatan lapangan.

4. Refleksi

Setelah peneliti telah melaksanakan tindakan, melakukan pengamatan,

peneliti mengevaluasi atau merefleksi diri dengan melihat data-data yang telah

dikumpulkan, apakah tindakan yang telah dilaksanakan dapat memecahkan

(22)

maka peneliti melakukan perbaikan untuk proses pembelajaran berikutnya. Dan

berikut ini merupakan siklus penelitian tindakan yang akan dilaksanakan :

Tabel 3.1 Rencana kegiatan Penelitian

Siklus Penelitian Tindakan

SIKLUS I

Perencanaan - Implementsi pendekatan taktis dalam pembelajaran aktivitas penguasaan bola.

Perencanaan tindakan

- Menentukan pokok bahasan.

- Mengembangkan skenario pembelajaran.

- Menyiapkan alat dan sumber belajar.

Pelaksanaan tindakan

Tindakan I

-Fokus pembelajarannya yaitu mengoper dan menerima bola yang datang dengan kaki bagian dalam

-Tujuannya yaitu ketepatan operan pendek,

menggunakan satu sentuhan untuk mengontrol dan mengoper bola. Kerjasama, kecepatan membuat keputusan, menaati peraturan.

-Langkah-langkah pembelajaran

a. Permainan (Game) 3 vs 3, permainan penguasaan bola dengan peraturan apabila sebuah regu melakukan lima operan secara berturut turut maka regu tersebut mendapat poin.

b. Tugas latihan (Drill), berpasangan dua atau tiga orang untuk melakukan passing dan kontrol bola, operan dilakukan dengan kuat dan akurat dengan kaki bagian dalam.

c. Permainan (Game) 3 vs 3, permainan dengan menggunakan gawang kecil, tanpa penjaga gawang. Tujuan, kontrol dan umpan cepat, pasing kuat dan tepat, memasukan ke gawang kecil, maksimum 3 kali

(23)

Tindakan II

-Fokus pembelajarannya yaitu mengoper dan menerima bola yang datang dengan kaki bagian dalam

-Tujuannya yaitu ketepatan operan pendek,

menggunakan satu sentuhan untuk mengontrol dan mengoper bola. Kerjasama, kecepatan membuat keputusan, menaati peraturan.

-Langkah-langkah pembelajaran

a. Permainan (Game) 5 vs 5, permainan penguasaan bola dengan peraturan apabila sebuah regu melakukan operan 10 kali secara berturut turut maka regu tersebut mendapat poin.

b. Tugas latihan (Drill), variasi latihan passing dengan tujuan untuk melatih ketepatan operan dan kontrol bola .

c. Permainan (Game) 5 vs 5, permainan dengan menggunakan gawang kecil, tanpa penjaga gawang. Tujuan, kontrol dan umpan cepat, pasing kuat dan tepat, memasukan ke gawang kecil

Pengamatan - Melakukan observasi dengan memakai format observasi tindakan I, dan II

-Mengamati secara langsung dengan format catatan lapangan tindakan I, dan II

Refleksi - Evaluasi tindakan I dan II

- Mengevaluasi secara total berkaitan dengan proses dan hasil yang dicapai pada tindakan yang telah

dilaksanakan untuk menentukan rencana tindakan dalam siklus berikutnya.

SIKLUS II

Perencanaan tindakan

- Pengembangan program pembelajaran.

- Mengembangkan skenario pembelajaran.

- Menyiapkan alat dan sumber belajar.

(24)

tindakan -Fokus pembelajarannya yaitu mendukung pembawa bola.

-Tujuan: siswa bergerak ke posisi yang tepat untuk menerima bola. Kerjasama, kecepatan membuat keputusan, menaati peraturan.

- Langkah-langkah pembelajaran

a. Permainan (Game), permainan penguasaan bola dengan tujuan akurasi operan. Bergerak ke posisi yang tepat untuk menerima operan. Pembawa bola mencari pendukungnya. Tiga sentuhan untuk setiap pemain, pasing rendah

b. Tugas latihan (Drill), 2 vs 1 dua orang berusaha menguasai bola dan melakukan operan dan mendukung pembawa bola agar bola tidak direbut oleh lawan.

c. Mengulangi permainan awal

Tindakan II

-Fokus pembelajarannya yaitu mendukung pembawa bola.

-Tujuan: siswa bergerak ke posisi yang tepat untuk menerima bola. Kerjasama, kecepatan membuat keputusan, menaati peraturan.

-Langkah-langkah pembelajaran

a. Permainan (Game), permainan 2 vs 2 dengan dua pemain target di garis akhir lapangan. Tujuan, memberikan bola ke pemain target yang bergerak di sepanjang garis akhir lapangan

b. Tugas latihan (Drill), 4 vs 2 dua pemain bertahan berusaha merebut bola, empat pemain berusaha melakukan operan bola 10 kali secara

c. Mengulangi permainan awal dengan menereapkan peraturan 10 kali operan berturut turut, maka

(25)

Pengamatan - Melakukan observasi dengan memakai format observasi tindakan I, dan II

-Mengamati secara langsung dengan format catatan lapangan tindakan I, dan II

Refleksi - Evaluasi tindakan I dan II

- Mengevaluasi secara total berkaitan dengan proses dan hasil yang dicapai pada tindakan yang telah

dilaksanakan.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber data: sumber data penelitian ini adalah siswa SMPN 15 Bandung.

2. Jenis data: jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif yang terdiri dari:

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan proses pembelajaran

c. Catatan lapangan

d. Dokumentasi

1. Cara Pengmbilan Data

a. Data hasil belajar di ambil dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. Data tentang keterampilan siswa dalam proses pembeljaran diambil

menggunakan lembar observasi.

c. Data tentang situasi belajar mengajar dan tentang refleksi dituangkan dalam

catatan lapangan.

d. Data dokumentasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data kualitatif.

Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

(26)

cara menganalisis, mensintesis, menerangkan, dan menyimpulkan.

2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan pengkatagorian dan

pengklasifikasian. Hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan kecendrungan dalam

pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani.

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan setelah melakukan penelitian, peneliti menyimpulkan

beberapa hal yang terkait dengan implementasi pendekatan taktis dalam

pembelajaran aktivitas penguasaan bola. Beberapa hasil tersebut dapat

dideskripsikan sebagai berikut :

1. Dengan implementasi pendekatan taktis siswa perlahan-lahan memahami

konsep permainan sepakbola. Dan hampir seluruh siswa dapat memcahkan

masalah taktik yang terjadi dilapangan.

2. Memperdalam pemahaman bermain dan meningkatkan kemampuan

pemahaman secara efektif dari penampilan dalam satu permainan ke

permainan lainnya.

3. Melalui latihan yang mirip dengan permainan sesungguhnya kegembiraan dan

antusias siswa mengalami perkembangan.

4. Peningkatan pengetahuan taktik, hal ini penting bagi siswa untuk menjaga

konsistensi keberhasilan pelaksanaan keterampilan gerak teknik yang sudah

dimiliki.

5. Dalam dimensi kognitif, siswa dapatt memahami konsep dari permainan

sepakbola dan khususnya tentang penguasaan bola.

6. Dalam dimensi afektif, siswa-siswa menunjukan peningkatan dalam kejasama,

juga mematuhi peraturan yang berlaku dalam sebuah permainan.

7. Dalam dimensi psikomotor, terjadi peningkatan dalam segi teknik dan taktik

dalam permainan sepakbola, siswa lebih baik dalam melakukan pengusaan

bola.

B. Saran-Saran

(28)

membantu meningkatkan proses pembelajaran dan mengatasi hambatan-hambatan

pada kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam mata pelajaran pendidikam

jasmani, di SMPN 15 Bandung, maka penulis mngungkapkan beberapa saran yang

diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut :

1. Guru-guru pendidikan jasmani diharapkan menggunakan metode pendekatan

taktis untuk menerapkan pemahaman pola-pola bermain sepakbola.

2. Para guru pendidikan jasmani diharapkan menggunakan pendekatan taktis

untuk meningkatkan pemahaman taktis siswa dalam permainan sepakbola.

3. Para guru diharapkan dapan memodifikasi sarana prasarana pembelajaran agar

siswa-siswa memiliki kesempatan yang banyak dalam melakukan sebuah

latihan atau melakukan kegiatan yang dinstruksikan oleh guru, dan juga agar

siswa-siswa tidak mengalami kejenuhan dalam proses pembelajaran.

4. Para siswa diharapkan memahami serta menguasai teknik dan taktik

permainan sepakbola yang telah diberikan oleh guru pendidikan jasmani

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

5. Kepada rekan mahasiswa, disarankan untuk kembali menguji model

pembelajaran ini dengan langkah-langkah pembelajaran yang lebih inovatif

agar proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah akan

semakin lebih baik lagi.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Awal, Dimas G, (2009). Proses Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar. Bandung: Skripsi Prodi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional, (2006). Kurukulum 2006. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Griffin, Linda L, Mitchell, S.A & Oslin, J.L. (1997). Teaching Sport Concepts and Skills: A Tactical Games Approach. Champaign, Illinouis: Human Kinetics Publishers, Inc.

Handoko, A. (2008). Sepakbola Tanpa Batas. Yogyakarta: kansius

Hoedaya, Danu. (2001). Esensi Pemelajaran Melalui Pendekatan Taktis. Bandung: Tarsito

Lutan, Rusli, dkk. (1996). Manusia dan Olahraga. ITB dan FPOK/IKIP Bandung.

Mahendra, Agus. (2003). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) (2000). Peraturan Permainan Sepakbola, Jakarta.

Purwadarminta, (1976). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai Pustaka.

Smith, A,.Ball Possession. [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Ball_possessian

Subroto, Toto, dkk (2010). Modul Kuliah Didaktik Metodik Pembelajaran Olahraga Permain, Prodi PJKR Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sucipto, dkk (2000). Sepakbola, Bandung: FPOK.

Suharsimi, Arikunto, (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tarigan, Beltasar. (2001) Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Sepakbola: Konsep dan Metode. Jakarta: Depdiknas.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI Press.

Gambar

TABEL.................................................................................................vii
Tabel 3.1 Rencana kegiatan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

dilingkungan Kantor Kemcnterian Agama Kabupaten Ponorogo, bersama ini kami mohon kepada Kepala Madrasah Swasta untuk menugaskan Bendahara BOS pada lembaga saudara

Penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Sektor Industri Kecil Keripik di Kota Binjai” ini bertujuan guna mengetahui faktor internal yang terdiri dari kekuatan

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemerintah Kota Sukabumi.. Universitas

Pembuatan perangkat keras DC chopper dengan konfigurasi tipe buck, boost, buck dan boost, cuk, dan sepic dibuat secara modular, dimana komponen tidak terpasang langsung

Peningkatan produksi kedelai dapat dilakukan dengan memanfaatan lahan marginal seperti lahan salin melalui pemanfaatan genotipe hasil persilangan antara toleran salin

Perbedaan ini dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi, dimana pada perhitungan perusahaan terdapat banyaknya jumlah produksi lembur yang menyebabkan peningkatan

Demikian Berita Acara Pembuktian Kualifikasi ini dlbuat sebagai acuan penetapan pemenang. Penyedia Barang/Jasa

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir sebagai pra