• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN MENULIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN MENULIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN MENULIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V Semester 2 Sekolah Dasar Negeri 2 Cibogo Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Rizki Nisa Ikhsani

NIM 1003482

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014

(2)

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERBICARA DAN MENULIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V Semester 2 Sekolah Dasar Negeri 2 Cibogo Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh Rizki Nisa Ikhsani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rizki Nisa Ikhsani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR DIAGRAM ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Definisi Operasional ...

i ii iii v vii viii ix x 1 1 5 5 5 7 BAB II PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERBICARA DAN MENULIS SISWA

PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ... A. Model Cooperative Learning Tipe Kancing Gemerincing ... B. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... C. Kemampuan Berbicara dan Menulis ... D. Penelitian yang Relevan ... E. Kerangka Berpikir ...

9 9 12 13 22 22 BAB III METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian ... B.Pendekatan Penelitian ... C.Desain Penelitian ...

(5)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Lokasi dan Waktu Penelitian ... E. Subjek Penelitian ... F. Prosedur Penelitian ... G.Instrumen Penelitian ... H.Analisis dan Interpretasi Data ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus ... 1. Siklus I ... 2. Siklus II ... 3. Siklus III ... B. Pembahasan ... BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN ... B. REKOMENDASI ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

26 27 27 31 32

38 38 56 74 91

(6)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Format Penilaian Berbicara Siswa ... 3.2 Deskripsi Skala Nilai (Berbicara) ... 3.3 Format Penilaian Menulis Siswa ... 3.4 Deskripsi Skala Nilai (Menulis) ... 3.5 Arti Skala ... 3.6 Pedoman Kategori Keberhasilan ... 4.1 Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dalam Kemampuan

Berbicara ... 4.3 Catatan Lapangan Siklus I ... 4.4 Analisis Kemampuan Berbicara Siklus I ... 4.5 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Menulis Siswa Siklus I ... 4.6 Analisis Kemampuan Menulis Siklus I ... 4.7 Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II dalam Kemampuan Berbicara ... 4.9 Catatan Lapangan Siklus II... 4.10 Analisis Kemampuan Berbicara Siklus II ... 4.11 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Menulis Siswa Siklus II ... 4.12 Analisis Kemampuan Menulis Siklus II ... 4.13 Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 4.14 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III dalam Kemampuan

Berbicara ... 4.15 Analisis Kemampuan Berbicara Siklus III ... 4.16 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Menulis Siswa Siklus III ... 4.17 Analisis Kemampuan Menulis Siklus III ...

(7)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Presentase Perbandingan Pencapaian KKM Siswa

pada Siklus I, II, dan III ... 4.2 Perbandingan Kategori Keberhasilan Siswa

dalam Pembelajaran Berbicara ... 4.3 Perbandingan Kategori Keberhasilan Siswa

dalam Pembelajaran Menulis ... 92

93

(8)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Kerucut Pengalaman Dale ... 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart ...

(9)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I - Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II - Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Lampiran B

- Catatan Lapangan

- Lembar Observasi Aktivitas Guru - Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lampiran C

- Hasil Pembelajaran Menulis Siswa Siklus I - Hasil Pembelajaran Menulis Siswa Siklus II - Hasil Pembelajaran Menulis Siswa Siklus III Lampiran D (Foto Kegiatan Pembelajaran Saat Penelitian) Lampiran E

- Surat Keputusan Dosen Pembimbing

(10)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN MENULIS SISWA

PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap siswa Kelas V Semester 2 Sekolah Dasar Negeri 2 Cibogo Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Rizki Nisa Ikhsani 1003482

Penelitian ini dilatarbelakangi karena siswa memiliki permasalahan dalam mengungkapkan ide dan gagasannya secara lisan maupun tulisan. Dalam pembelajaran berbicara, siswa belum berani untuk mengemukakan ide dan gagasan dengan alasan tidak percaya diri disebabkan masih ada teman yang lebih pintar darinya yang mampu mengungkapkan ide dan gagasannya dengan benar, siswa kurang diberi rangsangan, kesulitan memunculkan ide dan gagasan dalam menulis, serta siswa belum terampil dalam menggunakan pilihan kata dan tanda baca yang tepat. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis yaitu dengan menerapkan model cooperative learning tipe kancing gemerincing. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan penerapan model cooperative learning tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa, (2) mendeskripsikan peningkatan kemampuan berbicara dan menulis melalui penerapan model cooperative learning tipe kancing gemerincing. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Perencanaan pembelajaran diawali dengan membuat RPP serta instrumen penilaian. Pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah model cooperative learning tipe kancing gemerincing, setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide dan gagasannya. Namun tentu saja ada kendala yang dialami ketika pembelajaran, yaitu kemampuan awal siswa mengenai penggunaan ejaan masih sangat rendah sehingga guru harus mengulangi penjelasan tentang ejaan dan tanda baca, serta penggunaan media pembelajaran yang harus dipertimbangkan kembali agar siswa kondusif ketika pembelajaran. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, pada pembelajaran berbicara siklus I sebesar 52% siswa telah mencapai KKM. Pada siklus II meningkat menjadi 88% dan siklus III kembali meningkat menjadi 96%. Sedangkan dalam pembelajaran menulis, 56% siswa telah mencapai KKM pada siklus I, 88% pada siklus II, dan meningkat pada siklus III menjadi 92%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam berbicara dan menulis pada pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat setelah dilakukan penerapan model cooperative learning tipe kancing gemerincing. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan kepada para guru untuk menerapkan penerapan model cooperative learning tipe kancing gemerincing.

(11)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan, yang diciptakan untuk

mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku,

budaya, dan bahasa. Dengan menggunakan bahasa Indonesia, setiap orang

yang berasal dari daerah yang berbeda dapat saling memahami satu sama lain,

karena berkomunikasi menggunakan satu bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Jika

bahasa Indonesia tidak ada, sudah pasti kita menggunakan bahasa daerah

masing-masing. Bahasa Indonesia selain sebagai pemersatu, juga sebagai salah

satu budaya Indonesia yang merupakan identitas bangsa.

Bahasa Indonesia mulai diajarkan sejak dini di sekolah-sekolah formal di

Indonesia. Tentu saja hal ini merupakan upaya wajib untuk mempertahankan

bahasa Indonesia sebagai warisan bangsa. Secara politik para pengajar bahasa

Indonesia sudah diuntungkan. Kedudukan para pengajar bahasa Indonesia

secara Undang-undang sudah dilindungi oleh negara. Intinya, selama bangsa

Indonesia masih menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi maka para

pengajar bahasa Indonesia kedudukannya sudah terjamin. Namun, yang

menjadi persoalannya adalah apakah dengan terjaminnya lantas para pengajar

bahasa Indonesia hanya mengambil zona aman saja. Dengan adanya jaminan

tersebut, seyogianya para pengajar bahasa Indonesia merasa tertantang

melakukan perbaikan-perbaikan dalam kualitas pengajaran.

Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana

pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis, serta

mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan pendidikan

(Depdiknas, 2006). Sangat jarang di antara kita yang mendengar bahwa siswa

sangat menunggu-nunggu pembelajaran bahasa Indonesia. Malah yang terjadi

siswa merasa bahwa pembelajaran bahasa Indonesia sangat membosankan.

(12)

2

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran berlangsung kebanyakan di antara mereka melamun dan

melakukan kegiatan-kegiatan yang menyibukkan dirinya sendiri.

Hasil penelitian The Association For Childhood Education International

Amerika Serikat menyebutkan, bermain adalah alat utama untuk

perkembangan imajinasi, kecerdasan, bahasa, dan kemampuan motorik

(perceptual motor) pada bayi dan anak-anak kecil (Resmini, 2007, hlm. 243).

Dalam hal ini, guru sebagai pendidik harus memahami cara untuk memotivasi

siswa agar tidak jenuh dalam belajar.

Gambar 1.1

Kerucut Pengalaman Dale

Berdasarkan kerucut pengalaman Dale (Sumiati dan Asra, 2009, hlm.

175), pengalaman belajar 70% diperoleh dari dramatized experience, yaitu

pengalaman yang diperoleh melalui permainan (permainan pembelajaran).

Tahapan perkembangan bahasa individu dilihat dari perkembangan umur

kronologis menurut Asrori (2009: 143) dibedakan ke dalam tahap-tahap berikut

ini:

1. Tahap pralinguistik atau meraban (0,3 – 1 tahun), anak mengeluarkan

bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif.

2. Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1 – 1,8 tahun), satu kata yang

(13)

3

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencakup aspek intelektual maupun emosional sebagai cara untuk

menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu.

3. Tahap kalimat dua kata (1,8 – 2 tahun), anak mulai memiliki banyak

kemungkinan untuk menyatakan kemauannya dalam berkomunikasi

dengan menggunakan “kalimat dua kata”.

4. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2 – 5 tahun), anak mulai

mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat bertambah, ucapan semakin

kompleks, dan menggunakan kata jamak.

5. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5 – 10 tahun), anak semakin

mampu mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih kompleks serta

mampu melibatkan gabungan-gabungan kalimat sederhana dengan

komplementasi, relativasi, dan konjungsi.

6. Tahap kompetensi lengkap (11 tahun – dewasa), akhir masa kanak-kanak,

memasuki masa remaja dan dewasa, perbendaharaan kata terus meningkat,

gaya bahasa mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam

berkomunikasi.

Berdasarkan paparan di atas, usia siswa kelas V SD memasuki tahap

perkembangan berbahasa kompetensi lengkap, dimana anak seharusnya lancar

dan fasih dalam berkomunikasi.

Berdasarkan hasil observasi dan pre-test yang dilakukan, pembelajaran di

kelas V semester 2 SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat dalam berbicara dan menulis pada pembelajaran Bahasa Indonesia masih

terdapat siswa yang belum berani mengungkapkan ide-ide dan gagasannya

dalam bentuk lisan dan tulisan. Siswa yang berani berbicara untuk

mengungkapkan ide dan gagasan hanya 10%. Hal ini dikarenakan siswa dalam

pembelajaran berbicara belum berani untuk mengemukakan ide dan

gagasannya dengan alasan tidak percaya diri atau minder disebabkan masih

ada teman yang lebih pintar darinya yang mampu mengungkapkan ide dan

gagasannya dengan benar. Faktor inilah yang membuat siswa kelas V semester

(14)

4

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ide dan gagasannya ketika pembelajaran. Ide-ide dan gagasan siswa dalam

kegiatan menulis juga terlihat masih kurang. Hal ini disebabkan siswa kurang

diberi rangsangan, kesulitan memunculkan ide dan gagasan dalam menulis,

serta siswa belum terampil dalam menggunakan pilihan kata dan tanda baca

yang tepat sehingga 76% siswa kelas V semester 2 SDN 2 Cibogo terlihat

kurang mahir dalam menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Pembelajaran konvensional yang dilakukan guru menjadi salah satu faktor

yang membuat siswa merasa jenuh dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,

sehingga belum mampu membuat siswa aktif.

Dalam cooperative learning, siswa dituntut untuk belajar bersama siswa

lainnya dengan konsep we sink or swim together. Dalam kenyataannya, sering

kali ada satu siswa yang dominan dan banyak bicara, namun ada yang pasif dan

menyerahkan semuanya pada rekannya yang lebih dominan sehingga

pemerataan tanggung jawab dalam kelompok tidak tercapai. Ralph W. Tyler

(Sumiati dan Asra, 2009, hlm. 174) menyatakan bahwa untuk tujuan yang

hendak dicapai siswa harus mempunyai pengalaman belajar yang memberi

kesempatan kepadanya untuk mempraktikkan jenis perilaku yang dimaksudkan

dalam tujuan. Dengan demikian, penulis termotivasi untuk melaksanakan

penelitian dengan menggunakan model cooperative learning tipe Kancing

Gemerincing karena dalam tipe ini, setiap anggota kelompok belajar memiliki

kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi mereka dalam kegiatan

kelompok. Model cooperative learning tipe Kancing Gemerincing dapat

digunakan untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering

mewarnai kerja kelompok (Lie, 2008, hlm. 63).

Berbagai penelitian mengenai pembelajaran berbicara telah dilakukan,

(15)

5

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan alasan tersebut, penulis termotivasi untuk melaksanakan

Penelitian Tindakan Kelas terhadap siswa Kelas V Semester 2 Sekolah Dasar

Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun

Ajaran 2013/2014 dengan judul “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe

Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara dan Menulis Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia”.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan penerapan model cooperative learning tipe

Kancing Gemerincing dalam meningkatkan kemampuan berbicara dan

menulis siswa kelas V SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten

Bandung Barat?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan berbicara dan menulis melalui

penerapan model cooperative learning tipe Kancing Gemerincing terhadap

siswa kelas V SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan penerapan model cooperative learning tipe Kancing

Gemerincing dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa

kelas V SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan berbicara dan menulis melalui

penerapan model cooperative learning tipe Kancing Gemerincing terhadap

siswa kelas V SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat.

(16)

6

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak terkait seperti berikut:

1. Siswa

a. Meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam kegiatan diskusi

kelompok pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penggunaan

model cooperative learning tipe Kancing Gemerincing.

b. Meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam penyusunan laporan

pengamatan yang termasuk ke dalam karangan argumentasi pada

pembelajaran Bahasa Indonesia.

c. Meningkatkan kerjasama sesama siswa karena cooperative learning

memandang siswa sebagai makhluk sosial.

d. Meningkatkan rasa ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran

Bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran berbicara dan

menulis.

2. Guru

a. Model ini bisa dijadikan sebagai salah satu model pada pembelajaran

Bahasa Indonesia yang dapat dilaksanakan di kelas, khususnya dalam

pembelajaran berbicara dan menulis dalam pembuatan laporan

pengamatan.

b. Memberikan pengetahuan mengenai penerapan model cooperative

learning tipe Kancing Gemerincing yang dapat menjadi wahana baru

untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran.

c. Memotivasi guru agar dapat menciptakan suasana belajar yang menarik

dan menyenangkan dengan menggunakan model cooperative learning

tipe Kancing Gemerincing.

(17)

7

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan

gambaran dalam menerapkan kebijakan mengenai model cooperative

learning tipe Kancing Gemerincing sehingga dapat diterapkan oleh guru

yang lain agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

4. Peneliti

Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan ilmu

pengetahuan dan gambaran mengenai model cooperative learning tipe

Kancing Gemerincing untuk penelitian selanjutnya yang digunakan

sebagai bahan referensi.

5. Pembaca

Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan

wawasan baru mengenal model cooperative learning tipe Kancing

Gemerincing dan implementasinya dalam pembelajaran sehingga dapat

menumbuhkan minat tulis pada siswa.

E.Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan multi tafsir mengenai

istilah-istilah kunci dalam penelitian ini, maka akan diijelaskan sebagai berikut.

1. Model Cooperative Learning Tipe Kancing Gemerincing

Model pembelajaran cooperative learning tipe Kancing

Gemerincing merupakan model pembelajaran yang memberikan

kesempatan yang sama kepada masing-masing anggota kelompok untuk

memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan anggota

yang lain. Dilaksanakan dengan cara berkelompok 4-5 orang tiap

kelompok. Dalam hal ini siswa di dalam kelompoknya menanggapi suatu

persoalan secara bergiliran dengan kesempatan yang sama masing-masing

(18)

8

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kemampuan Berbicara dan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia

Kemampuan berbicara dan menulis dalam pembelajaran bahasa

Indonesia adalah kesanggupan siswa untuk mengucapkan kata-kata dan

menuangkannya dalam suatu lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa dalam mengekspresikan gagasan dan

perasaannya pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa

Indonesia SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

berkomunikasi dengan baik agar dapat menumbuhkan apresiasi siswa

terhadap hasil karya sastra Indonesia.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul ”Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara dan Menulis Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia” yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

(19)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang metode penelitian, pendekatan

penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, dan analisis dan interpretasi data.

A.Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Mulyasa (2009, hlm. 89) adalah untuk memperoleh landasan dalam mempertimbangkan suatu prosedur kerja, khususnya prosedur pembelajaran; menjamin cara kerja dalam pendidikan yang efektif dan efisien, memperoleh fakta-fakta tentang berbagai masalah pendidikan, dan menghindarkan situasi yang dapat merusak, serta meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran.

PTK merupakan bagian dari penelitian yang bersifat kualitatif. Menurut Wiriaatmadja (2005, hlm. 4) bahwa PTK merupakan bentuk kajian inkuiri yang termasuk kualitatif dalam penelitian emansipatoris tindakan sebagai studi mikro untuk membangun ekspresi konkret dan praktis dalam sebuah perubahan dunia sosial atau pendidikan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja para praktisinya.

B.Pendekatan Penelitian

Karena penelitian ini menggunakan pengukuran dan observasi serta deskripsi dalam pembahasannya, maka penelitian ini dapat dikatakan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

(20)

25

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan pengukuran dan observasi, menggunakan eksperimen dan survei yang memerlukan data statistika (Fizari, 2009).

C.Desain Penelitian

Model PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Tahapan-tahapan lazim yang digunakan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan reflektif (reflecting), dengan tahap pelaksanaan dan pengamatan dilakukan dalam jangka waktu yang bersamaan (Wiriaatmadja, 2005, hlm. 66).

Langkah-langkah pada model spiral menurut Kemmis dan Taggart dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan tindakan (planning) yaitu rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan tingkah laku dan sikap sosial sebagai solusi.

2. Pelaksanaan tindakan (acting) yaitu apa yang akan dilaksanakan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan

3. Pengamatan (observing) yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksakan.

4. Refleksi (reflecting) yaitu mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan.

(21)

26

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Waters, 2013)

D.Lokasi dan Waktu Penelitian

(22)

27

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaannya, peneliti sudah dapat beradaptasi dengan siswa, guru, dan lingkungan sekolah sehingga cukup memudahkan dalam melakukan penelitian. Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan model cooperative learning tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2014 dengan melakukan observasi langsung terhadap siswa kelas V. Selain melakukan observasi, peneliti juga melakukan kegiatan pembelajaran bersama siswa kelas V sehingga dapat menemukan masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

E.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V semester genap SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2013/2014. Subjek yang ditetapkan berjumlah 25 orang, dengan jumlah laki-laki 15 orang dan perempuan 10 orang. Siswa kelas V SD Negeri 2 Cibogo memiliki latar belakang yang heterogen, ada yang berasal dari keluarga bermata pencaharian petani, pedagang, TNI dan POLRI.

Pemilihan subjek penelitian ini dikarenakan peneliti menemukan masalah pada siswa kelas V SD Negeri 2 Cibogo bahwa rata-rata siswa senang berbicara dengan aktif, namun ketika pembelajaran berlangsung dan guru memberikan kesempatan untuk berbicara, hanya segelintir siswa yang berani mengungkapkan ide dan gagasannya. Hal ini dikarenakan siswa tidak percaya diri atau minder disebabkan mereka berfikir masih ada teman yang lebih pintar darinya yang mampu mengungkapkan ide dan gagasannya dengan benar.

Dalam pembelajaran menulis, siswa terlihat kurang mahir dikarenakan kurangnya rangsangan dalam memunculkan ide dan gagasan dan kurangnya perhatian dalam penggunaan ejaan dan tanda baca.

(23)

28

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Siklus I dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (3x35 menit), siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (3x35 menit), dan siklus III pun dirancang untuk 2 kali pertemuan (3x35 menit). Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat kesepakatan dengan guru (rekan sejawat) sebagai observer dan memberikan penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus dilakukan observer.

2) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

3) Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu menanggapi persoalan yang diberikan.

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia Kelas V dengan menerapkan model cooperative learning tipe Kancing Gemerincing.

5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

6) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes siklus I. 7) Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

2) Melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V dengan menerapkan model cooperative learning tipe Kancing Gemerincing. 3) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai kemampuan

(24)

29

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Mencatat dan mendokumentasikan semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

5) Diskusi dengan observer untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran.

2) Observer mengisi lembar pengamatan. d. Tahap Refleksi

Peneliti melakukan analisis dari data yang dikumpulkan pada siklus I. Setelah hasil belajar siswa dan pengamatan observer dikaji, pada siklus II peneliti mengulang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I. Temuan pada tahap refleksi siklus I digunakan untuk memperbaiki RPP dan pembelajaran siklus II.

Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Melakukan perbaikan dari kelemahan pada siklus I untuk dijadikan perbaikan pada siklus II

2) Membuat RPP dengan memperhatikan refleksi pada siklus I. 3) Menyiapkan media, alat peraga, dan sumber pembelajaran. 4) Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS. 5) Menyiapkan instrumen siklus II.

6) Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan

(25)

30

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran berbicara dalam menanggapi suatu persoalan dan menulis laporan pengamatan.

2) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data kemampuan berbicara dan menulis siswa.

3) Mencatat dan merekan semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan pada lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer mencatat dan mendokumentasikan aktivitas belajar siswa. 2) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II

ini sudah sesuai dengan yang diharapkan. d. Refleksi

Peneliti melakukan analisis dari data yang dikumpulkan pada siklus II. Setelah hasil belajar siswa dan pengamatan observer dikaji, pada siklus III peneliti mengulang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II. Temuan pada tahap refleksi siklus II digunakan untuk memperbaiki RPP dan pembelajaran siklus III.

Siklus III

a. Tahap Perencanaan

1) Melakukan perbaikan dari kelemahan pada siklus II untuk dijadikan perbaikan pada siklus III.

2) Membuat RPP dengan memperhatikan refleksi pada siklus II. 3) Menyiapkan media, alat peraga, dan sumber pembelajaran. 4) Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS. 5) Menyiapkan instrumen siklus III.

(26)

31

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus III sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan dari siklus II. Diharapkan pada siklus III siswa sudah lebih menguasai pembelajaran berbicara dalam menanggapi suatu persoalan dan menulis tanggapan.

2) Melakukan tes siklus III untuk mendapatkan data kemampuan berbicara dan menulis siswa

3) Mencatat dan mendokumentasikan aktivitas belajar yang terjadi pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan pada lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer mencatat dan mendokumentasikan aktivitas belajar siswa. 2) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II

ini sudah sesuai dengan yang diharapkan. d. Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus III, kemampuan berbicara dan menulis siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat.

G.Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran digunakan sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe kancing gemerincing.

(27)

32

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar kegiatan siswa digunakan sebagai acuan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2. Instrumen Pengumpulan Data a. Pedoman Observasi

Pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati kegiatan guru dan siswa memiliki tujuan untuk memperoleh data aktivitas kegiatan guru dan aktivitas kegiatan siswa pada saat pembelajaran.

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang peneliti/observer lihat, dengar, dan alami pada saat tindakan penelitian dilaksanakan dengan tujuan memperoleh data mengenai aktivitas siswa yang berhubungan dengan model pembelajaran cooperative learning tipe kancing gemerincing.

c. Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2008 hlm. 53). Instrumen tes dalam penelitian ini berupa lembar kerja siswa dalam pembelajaran untuk mengetahui kemampuan berbicara dan menulis siswa.

H.Analisis dan Interpretasi Data

Dalam pelaksanaan analisis data, disusun rambu-rambu analisis proses peningkatan kemampuan berbicara dan menulis siswa dengan penerapan model cooperative learning tipe kancing gemerincing. Rambu-rambu analisis proses tersebut dilakukan berkaitan dengan pembelajaran berbicara dan menulis dengan memperhatikan faktor-faktor kebahasaan siswa.

Kriteria kentuntasan minimal siswa di SDN 2 Cibogo Kabupaten Bandung Barat untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 68, dan siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai KKM yang ditetapkan. Ketuntasan

(28)

33

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

klasikal tercapai apabila 75% dari seluruh siswa memperoleh nilai minimal 68 maka kelas itu dikatakan tuntas. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan ketuntasan klasikal adalah:

KK = x 100% (KTSP, 2007, hlm. 382)

Keterangan: KK = Ketuntasan Klasikal JT = Jumlah siswa yang tuntas JS = Jumlah siswa seluruhnya

Berikut ini adalah rambu-rambu analisis proses pembelajaran berbicara dan menulis siswa yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Format Penilaian Berbicara Siswa

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja Bobot

1 2 3 4 5

1. Keruntutan penyampaian gagasan 4

2. Pemahaman 4

3. Ketepatan kata 4

4. Tata Bahasa 4

5. Kelancaran 4

Jumlah skor:

Sumber diadaptasi dari Nurgiantoro (2010, hlm. 420) dengan modifikasi penulis sendiri.

Setiap penilaian aspek dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan kemudian dijumlahkan keseluruhannya, maka didapatkan nilai untuk kemampuan berbicara siswa.

Tabel 3.2

Deskripsi Skala Nilai (Berbicara) 1. Keruntutan

penyampaian gagasan

5 Gagasan diungkapkan dengan jelas, tertata dengan baik, urutan logis, relevan dengan persoalan yang diberikan.

(29)

34

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Gagasan diungkapkan dengan kurang lancar, ide utama terlihat, relevan dengan persoalan yang diberikan.

2 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar, gagasan kacau, urutan tidak logis.

1 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar, tidak terorganisir, ide utama tidak terlihat.

2. Pemahaman 5 Memahami segala sesuatu dalam persoalan yang diberikan.

4 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan, tanpa pengulangan dan penjelasan.

3 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan, namun kadang-kadang perlu pengulangan dan penjelasan.

2 Memahami persoalan yang diberikan, namun dengan pengulangan dan penjelasan.

1 Memahami sedikit persoalan yang diberikan. 3. Ketepatan kata 5 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian

gagasan, kata yang digunakan selalu baku, sesuai dengan tema.

4 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian gagasan, tidak terdapat kata tak baku.

3 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian gagasan, terdapat sedikit kata tak baku.

2 Pemilihan kosakata sering tidak tepat dan keterbatasan penguasaannya menghambat dalam penyampaian gagasan.

1 Penggunaan kosakata tidak tepat dalam penyampaian gagasan.

4. Tata bahasa 5 Tidak lebih dari dua kesalahan selama penyampaian gagasan.

4 Sedikit terjadi kesalahan tetapi bukan dalam penggunaan pola.

3 Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan pola, tetapi tidak mengganggu penyampaian gagasan.

2 Sering terjadi kesalahan dalam pola tertentu karena kurang cermat.

1 Penggunaan tata bahasa hampir selalu tidak tepat. 5. Kelancaran 5 Penyampaian gagasan lancar dan halus.

4 Penyampaian gagasan kadang-kadang masih ragu. 3 Penyampaian gagasan sering tampak ragu,

kalimat tidak lengkap.

(30)

35

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:30.595.107.517.161.319.2]

1 Penyampaian gagasan selalu terhenti dan terputus-putus.

Tabel 3.3

Format Penilaian Menulis Siswa

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja Bobot

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian isi paragraf 4

2. Ketepatan logika urutan karangan 4

3. Ketepatan makna keseluruhan karangan 4

4. Kerapian tulisan 4

5. Ejaan dan tanda baca 4

Jumlah skor:

Setiap penilaian aspek dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan kemudian dijumlahkan keseluruhannya, maka didapatkan nilai untuk kemampuan menulis siswa.

Tabel 3.4

Deskripsi Skala Nilai (Menulis) 1. Kesesuaian isi

paragraf

5 Menanggapi suatu persoalan, ditulis sesuai tema, dan disusun secara sistematis.

4 Menanggapi suatu persoalan, ditulis sesuai tema, tetapi tidak disusun secara sistematis.

3 Menanggapi suatu persoalan, tidak ditulis sesuai tema, dan disusun secara sistematis.

2 Menanggapi suatu persoalan, tidak ditulis sesuai tema, dan tidak disusun secara sistematis.

1 Tidak menanggapi suatu persoalan, ditulis sesuai tema, tidak disusun secara sistematis.

2. Ketepatan logika urutan karangan

5 Pengembangan tulisan yang berupa tanggapan relevan dengan persoalan yang diberikan.

4 Pengembangan tulisan yang berupa tanggapan cukup relevan dengan persoalan yang diberikan 3 Pengembangan tulisan yang berupa tanggapan

masuk akal, namun belum cukup relevan dengan persoalan yang diberikan.

[image:30.595.107.522.454.736.2]
(31)

36

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan.

1 Pengembangan tulisan yang berupa tanggapan tidak masuk akal, tidak relevan dengan persoalan yang diberikan.

3. Ketepatan makna keseluruhan karangan

5 Kesesuaian tanggapan dengan makna sangat sesuai.

4 Pengembangan tanggapan sesuai dengan makna dan dapat dipahami pembaca.

3 Makna yang terkandung dalam tulisan yang berupa tanggapan dapat dipahami, namun hanya sedikit.

2 Tidak terdapat makna dalam tulisan yang berupa tanggapan, namun cerita dapat dipahami.

1 Tidak terdapat makna dalam tulisan yang berupa tanggapan, cerita tidak dapat dipahami.

4. Kerapian tulisan 5 Menguasai aturan penulisan. 4 Terdapat beberapa kesalahan ejaan.

3 Kadang-kadang terjadi kesalahan penulisan, namun tidak mengaburkan makna.

2 Sering terjadi kesalahan penulisan, makna membingungkan.

1 Tidak menguasai aturan penulisan, tulisan tidak terbaca.

5. Ejaan dan tanda baca

5 Menggunakan ejaan dengan benar serta menggunakan huruf kapital, tanda titik, dan tanda koma dengan tepat.

4 Menggunakan ejaan dengan benar serta menggunakan huruf kapital dan tanda titik dengan tepat, tetapi belum dapat menggunakan tanda koma dengan tepat.

3 Menggunakan ejaan dengan benar serta menggunakan huruf kapital dengan tepat, tetapi belum dapat menggunakan tanda titik, dan tanda koma dengan tepat, atau belum menggunakan huruf kapital dengan tepat namun tanda titik dan koma tepat.

2 Menggunakan ejaan dengan benar, tetapi belum dapat menggunakan huruf kapital, tanda titik, dan tanda koma dengan tepat.

[image:31.595.107.522.112.706.2]

1 Belum dapat menggunakan ejaan dengan benar serta belum dapat menggunakan huruf kapital, tanda titik, dan tanda koma dengan tepat.

(32)

37

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arti Skala

1 SK Sangat Kurang

2 K Kurang

3 C Cukup

4 B Baik

[image:32.595.130.509.133.241.2]

5 SB Sangat Baik

Tabel 3.6

Pedoman Kategori Keberhasilan

NILAI KATEGORI

91≤ A ≤ 100 Sangat Baik

76 ≤ B ≤ 90 Baik

56 ≤ C ≤ 75 Cukup

41 ≤ D ≤ 55 Kurang

0 ≤ E ≤ 40 Sangat Kurang

Adapun rumus perhitungan persentase yang digunakan dari Santoso (2005, hlm. 57) dan penganalisaan dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu analisis berikut:

P = Keterangan:

P = persentase,

(33)

38

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

(34)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan rekomendasi atau saran bagi guru, siswa, dan untuk peneliti selanjutnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan model cooperative learning tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa kelas V SD Negeri 2 Cibogo, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia telah berlangsung dengan baik, karena menggunakan penerapan model cooperative learning tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa kelas V SD Negeri 2 Cibogo sesuai dengan perencanaan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah model cooperative learning tipe kancing gemerincing. Namun tentu saja ada kendala yang dialami ketika pembelajaran, yaitu kemampuan awal siswa mengenai penggunaan ejaan masih sangat rendah, penggunaan media pembelajaran yang harus dipertimbangkan kembali agar siswa kondusif ketika pembelajaran. Hal tersebut dijadikan refleksi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Dalam penerapan model cooperative learning tipe kancing gemerincing, setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan gagasannya dengan porsi yang sama, sehingga dalam pembelajaran, siswa berani mengemukakan ide dan gagasannya dan terangsang untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan setelah mengungkapkannya secara lisan.

(35)

96

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tipe kancing gemerincing. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan pembelajaran berbicara dan hasil tulisan siswa yang mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hasil rata-rata nilai pembelajaran berbicara siswa siklus I sebesar 70,2 dengan presentase siswa yang mencapai KKM 56%; rata-rata nilai pembelajaran berbicara siswa siklus II sebesar 74,4 dengan presentase siswa yang mencapai KKM 88%; dan rata-rata nilai pembelajaran berbicara siswa siklus III sebesar 78,56 dengan presentase siswa yang mencapai KKM 96%. Sedangkan hasil rata-rata nilai pembelajaran menulis siswa siklus I sebesar 66,72 dengan presentase siswa yang mencapai KKM 56%; siklus II sebesar 74,24 dengan presentase siswa yang mencapai KKM 92%; siklus III sebesar 78,08 dengan presentase siswa yang mencapai KKM 92%. Aspek yang dinilai mengacu pada rambu-rambu penilaian berbicara dan menulis.

B.Rekomendasi

1. Bagi guru SD, penerapan model cooperative learning tipe kancing gemerincing perlu dijadikan model alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa. Dengan model ini, guru dapat meningkatkan aktivitas siswa, menumbuhkan minat dan motovasi dalam pembelajaran berbicara dan menulis. Karena dengan model cooperative learning tipe kancing gemerincing, siswa dapat mengemukakan ide dan gagasannya di hadapan teman-temannya dengan kesempatan yang sama. 2. Bagi siswa, dapat menggunakan model cooperative learning tipe kancing

gemerincing untuk kegiatan pembelajaran berbicara dan menulis agar setiap siswa dapat mengemukakan ide dan gagasannya dengan kesempatan yang sama.

(36)

97

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, M. (2009). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Cahyani, I. dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di

Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Huda, M. (2011). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.

Isjoni. (2007). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Karyana, E. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Menggunakan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dalam Melengkapi Cerita Rumpang. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Mulyasa, H. E. (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda.

Resmini, N. dan Juanda, D. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS.

Tarigan, H. G. (1981). Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.

Zulela. (2012). Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar. Bandung: Rosda.

Santoso, S. (2005). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Elek Media Komputindo.

(37)

98

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumiati dan Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Surotobi, A. (2010). Pengertian Kancing Gemerincing. [Online]. Tersedia:

http://www.buatskripsi.com/2010/11/pengertian-kancing-gemerincing-talking.html. [7 Juli 2014].

Waters dan Adam. (2010). Action Research in Education. [Online]. Tersedia:

(38)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II. Observasi Aktivitas Guru

Diisi oleh observer dengan menuliskan tanda centang pada kolom Keterlaksanaan sesuai apa yang terjadi dan menuliskan deskripsi kegiatan guru pada kolom Deskripsi.

No Aspek yang diamati Keterlaksanaan Deskripsi

Ya Tidak 1. Kegiatan Awal

Apersepsi

a. Mengkoordinasikan siswa untuk berdoa bersama.

b. Mengecek kehadiran siswa.

c. Memotivasi siswa untuk belajar.

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. ... ... ... ... ... ... ... ... ... 2. Kegiatan Inti

Eksplorasi a. Merangsang

pengetahuan siswa tentang suatu

persoalan yang terjadi. b. Memberi kesempatan

siswa untuk menjawab dan mengemukakan pendapatnya dengan bahasa sendiri. Elaborasi

a. Menjelaskan materi mengenai menulis puisi.

b. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan tanya jawab mengenai materi yang baru saja dijelaskan.

c. Membacakan cerita bergambar untuk diberi tanggapan. d. Memberi tugas yang

(39)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu learning tipe kancing

gemerincing.

e. Menjelaskan tata cara model cooperative learning tipe kancing gemerincing.

f. Memberi kesempatan siswa untuk

mengungkapkan gagasannya dalam kelompok.

g. Memberi kesempatan siswa untuk mengerjakan tugas individu berupa menulis tanggapan berdasarkan cerita bergambar.

h. Membimbing siswa untuk mengerjakan tugasnya.

i. Membimbing siswa untuk mengoreksi tulisannya dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca. Konfirmasi

a. Melakukan tanya jawab jika ada yang belum dimengerti siswa.

b. Memberikan penguatan dalam pembelajaran. c. Melakukan refleksi

terhadap kegiatan pembelajaran. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 3. Kegiatan Akhir

a. Menugaskan siswa untuk membuat puisi sesuai cerita

bergambar sebagai evaluasi.

(40)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu siswa untuk berdoa

sebelum pulang.

...

III. Observasi Aktivitas Siswa

Diisi oleh observer dengan menuliskan tanda centang pada kolom Keterlaksanaan sesuai apa yang terjadi dan menuliskan deskripsi kegiatan siswa pada kolom Deskripsi.

No Aspek yang diamati Keterlaksanaan Deskripsi

Ya Tidak 1. Kegiatan Awal

Apersepsi

a. Berdoa bersama. b. Siswa dicek

kehadirannya. c. Siswa termotivasi

untuk belajar. d. Mendengarkan penyampaian tujuan pembelajaran. ... ... ... ... ... ... ... ... ... 2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Dirangsang penge-tahuannya tentang suatu persoalan yang terjadi.

b. Diberi kesempatan untuk menjawab dan mengemukakan pendapat dengan bahasa sendiri. Elaborasi a. Memperhatikan penjelasan materi mengenai menulis puisi.

b. Diberi kesempatan

(41)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk melakukan

tanya jawab mengenai materi yang baru saja dijelaskan.

c. Mendengarkan cerita bergambar untuk menulis tanggapan. d. Menerima tugas yang

harus diselesaikan dengan menggunakan model cooperative learning tipe kancing gemerincing.

e. Memperhatikan penjelasan tata cara model cooperative learning tipe kancing gemerincing.

f. Diberi kesempatan untuk

mengungkapkan gagasannya dalam kelompok.

g. Diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas individu berupa menulis tanggapan berdasarkan cerita bergambar.

h. Dibimbing oleh guru untuk mengerjakan tugasnya.

i. Dibimbing oleh guru untuk mengoreksi tulisannya dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca. Konfirmasi

(42)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. ... 3. Kegiatan Akhir

a. Membuat puisi sesuai cerita bergambar sebagai evaluasi evaluasi.

b. Menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. c. Berdoa sebelum

pulang.

... ... ... ... ... ... ... ... ... Bandung, Mei 2014

Observer

(43)

Rizki Nisa Ikhsani, 2014

Penerapan model cooperative learning Tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis siswa Pada pembelajaran bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi Aktivitas Guru dan Siswa terhadap Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Kancing Gemerincing Siklus III

Nama Guru : Rizki Nisa Ikhsani Waktu Observasi : ... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : V

Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama.

8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.

I. Temuan Esensial

Diisi oleh observer berhubungan dengan KBM.

Gambar

Tabel
Gambar 1.1
Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Waters, 2013)
Tabel 3.1
+4

Referensi

Dokumen terkait

profil kompetensi profesional antar guru berdasarkan lamanya jam mengajar. 85) “dalam penelitian ex post facto data.. dikumpulkan setelah semua ke jadian yang

Tugas dan tanggung jawab marketing and sales manager adalah sebagai berikut:.. Merencanakan dan menentukan strategi penjualan

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG!. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan akseptor KB yang baik tentang hakekat program KB akan memengaruhi mereka dalam memilih metode/alat kontrasepsi yang akan

[r]

akal manusia”. Dalam pengertian di atas etika ditekankan pada arti niai-nilai dan norma- norma etis yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam

online dan menggunakan struk parkir sehingga transaksi dapat dilakukan secara offline karena pada kartu cerdas tanpa kontak sudah ditanamkan IC memori yang

NEWS READER : MISS UNIVERSE AKAN TAMPIL DALAM SENDRATARI KISAH RORO JONGGRANG.. MISS UNIVERS DAN