THE DIFFERENCE OF STUDENTS’ ECONOMICS ACHIEVEMENT BETWEEN THOSE TAUGHT THROUGH COOPERATIVE LEARNING
TYPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) AND THOSE TAUGHT THROUGH TAEM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
ON STUDENTS’ HIGH AND LOW EQ By
Durrul Isnaini
This research aimed at finding out; 1) the interaction between cooperative learning model and EQ towards students’ learning achievement. 2) the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type. 3) the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type on students’ high EQ. 4) the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type on students’low EQ.
The research used experiment method with design and 2 X2 experimental design. The population in this research was all students at the eleventh grade. This research used purposive sampling technique in which two classes were taken as sample (XI IPS A and XI IPS C).The instruments used in this research were test and EQ ability questionnaire.
The findings showed that: (1) there was an interaction between cooperative learning model and EQ towards students’ learning achievement. (2) there was the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type. (3) there was the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type on students’ high EQ. (4) ) there was the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type on students’low EQ.
ABSTRAK
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
DAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA KELOMPOK
SISWA YANG MEMILIKI EQ TINGGI DAN RENDAH
Oleh Durrul Isnaini
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) interaksi model pembelajaran kooperatif dan EQ terhadap prestasi belajar, (2) perbedaan prestasi belajar yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tipe TAI (3) perbedaan prestasi belajar yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ tinggi, dan (4) perbedaan prestasi belajar yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ rendah.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain eksperimen 2 x 2. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI. Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu kelas XI IPS A dan XI IPS C. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) tes dan (2) angket kemampuan EQ. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians (ANAVA) dua jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif dan EQ siswa terhadap prestasi belajar siswa (2) ada perbedaan prestasi belajar yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tipe TAI (3) ada perbedaan peningkatan prestasi belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan STAD dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa yang memiliki EQ tinggi. (4) ada perbedaan peningkatan prestasi belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan STAD dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa yang memiliki EQ rendah.
V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengujian hipotesis maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif dan
kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi belajar siswa.
2. Peningkatan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya
menggunakan kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari kooperatif tipe TAI
tanpa memperhatikan tingkat kecerdasan emosional siswa.
3. Terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar ekonomi antara siswa
yang pembelajarannya menggunakan STAD dengan pembelajaran
kooperatif tipe TAI pada siswa yang memiliki kecerdasan emosional
tinggi. Pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI
untuk siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi.
4. Terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar ekonomi anatar siswa yang pembelajarannya menggunakan STAD dengan pembelajaran
kooperatif tipe TAI pada siswa yang memiliki kecerdasan emosional
lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
STAD untuk siswa yang memiliki kecerdasan emosional rendah.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan hasil temuan penelitian, beberapa implikasi dapat
dikemukan untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi,
implikasi tersebut antara lain:
1. Penggunaan tipe pembelajaran, baik tipe STAD ataupun tipe TAI berkaitan
dengan kecerdasan emosional yang berbeda mampu memberikan sumbangan
yang berarti terhadap prestasi belajar, ini terbukti dengan adanya interaksi
antara kedua tipe pembelajaran terhadap prestasi belajar dengan kecerdasan
emosional siswa. Implikasinya adalah dalam proses pembelajaran harus
diketahui terlebih dahulu kecerdasan emosional siswa oleh siswa. STAD
sebaiknya digunakan pada siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi
dan pembelajaran kooperatif tipe TAI sebaiknya digunakan untuk siswa yang
memiliki kecerdasan emosional rendah.
2. Dari temuan penelitian, prestasi siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada prestasi belajar siswa
yang menggunakan tipe TAI. Implikasinya adalah penggunaan model
pembelajaran harus mengakomodasi semua kecerdasan emosional siswa, baik
kecerdasan emosional tinggi maupun kecerdasan emosional yang rendah.
Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe STAD materi yang disajikan guru
bukan begitu saja diberikan dan diterima siswa tetapi siswa akan bergabung
diberikan oleh guru. Dengan demikian siswa dituntut untuk untuk berfikir
kritis, sistematis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri
dari suatu permasalahan yang dihadapi secara berkelompok. Sedangkan dalam
pembelajaran kooperatif tipe TAI peningkatan prestasinya lebih kecil
dibandingkan dengan kooperatif tipe STAD ini disebabkan karena adanya
perasaan dimanfaatkan bagi kelompok atas dan bagi kelompok bawah adanya
perasaan dalam kelompoknya.
3. Prestasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe TAI untuk siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi.
4. Prestasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk siswa yang memiliki kecerdasan emosional
rendah.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, ada beberapa saran yang dapat
disarankan, sebagai berikut.
1. Pembelajaran kooperatif baik tipe STAD dan TAI sebaiknya digunakan dalam
pembelajaran ekonomi. Selain itu kecerdasan emosional juga merupakan faktor
penting yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar. Oleh karena
itu, sebelum proses pembelajaran dilaksanakan sebaiknya guru perlu
2. Dalam pembelajaran ekonomi sebaiknya guru menggunakan model
pembelajaran kooperatif, terutama kooperatif tipe STAD. Dikarenakan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa tidak hanya dituntut agar
menguasai materi pelajaran akan tetapi bagaimana mereka dapat bekerjasama
dengan orang lain.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pendekatan
pembelajaran teknik jigsaw dan STAD dapat diterapkan serta memberikan
hasil dan perbedaan yang lebih baik lagi pada topik maupun matapelajaran
yang lain dan meningkatkan motivasi belajar yang lebih baik lagi bagi siswa.
4. Guru dapat memvariasikan model pembelajaran TAI melalui pemanfaatan
LKS dengan model lainnya sehingga diperoleh model yang lebih sesuai
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai
pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan
peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta
dilapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Pembelajaran merupakan kegiatan utama pada pendidikan formal. Masalah utama
dalam pembelajaran dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik.
Hal ini tampak dari rerata prestasi belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat
memprihatinkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di MA Al-Fatah Natar
pencapaian prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada kelas XI semester gasal
tergolong rendah karena sebanyak 60, 97% dari 82 siswa atau sebanyak 50 siswa
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65. Siswa yang memiliki nilai
melebihi Standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65 sebanyak 39, 03% dari 82
siswa atau sebanyak 32 siswa. Hal ini bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 Prestasi Belajar Ekonomi Berdasarkan Nilai Semester Siswa Kelas XI IPS Semester Gasal di MA Al-Fatah Natar Tahun Pelajaran 2009/2010
Nilai XI
Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi
Menurut guru ekonomi yang bersangkutan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
adalah 65. Siswa yang telah memperoleh nilai 65 atau lebih dikatakan tuntas atau
lulus, sebaliknya siswa yang memperoleh nilai kurang dari 65 dinyatakan tidak lulus.
Tabel 1.2 Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran Ekonomi Berdasarkan Nilai Semester Pada Siswa Kelas XI IPS Semester Gasal di MA Al-Fatah Tahun Pelajaran 2009/2010
Rentang Nilai Frekuensi (fi) %
65 50 60,97
65 32 39,03
Jumlah 82 100
Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi
Prestasi ini diduga merupakan hasil kondisi pembelajaran yang bersifat konvensional
dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri yaitu bagaimana
sebenarnya belajar itu ( belajar untuk belajar ). Pada pembelajaran ini suasana kelas
guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan
praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi
lain. Dalam hal ini, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami
bagaimana belajar, berfikir dan memotivasi diri sendiri, padahal aspek-aspek tersebut
merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Masalah ini banyak
dijumpai dalam kegiatan pembelajaran di kelas, oleh karena itu, perlu menerapkan
suatu strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar
dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran dikenal berbagai macam model pembelajaran, salah satunya
adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham
konstruktifis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran peserta didik perlu
belajar berpikir, memecahkan masalah dan belajar untuk mengaplikasikan
pengetahuan, konsep, dan keterampilannya kepada peserta didik yang membutuhkan
dan peserta didik merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada anggota
lain dalam kelompoknya. Akantetapi pada kenyataanya pelaksanaan pembelajaraan
ekonomi/akuntansi di MA Al-fatah Natar belum menggunakan model pembelajaran
kooperatif. Selama ini pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan Tanya
Model pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam diantaranya adalah
Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Team Assisted Individualization (TAI). Metode Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan sebuah cara yang bagus untuk
digunakan dalam pembelajaran. Metode STAD merupakan suatu strategi belajar yang
menghendaki siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa yang
kemampuan akademisnya tinggi, sedang dan rendah. Tiap siswa dalam kelompok
memiliki tugas berbeda.
Metode kooperatif lain yang digunakan peneliti adalah Team Assisted
Individualization (TAI). TAI adalah model pembelajaran yang membentuk kelompok
kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berpikir yang berbeda untuk saling
membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Dalam model ini,
diterapkan bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab
kepada siswa yang lemah. Memperhatikan akar permasalahan seperti yang diuraikan
sebelumnya, model TAI tampaknya dapat digunakan untuk memecahkan masalah
tersebut. Ada beberapa alasan perlunya menggunakan model pembelajaran TAI untuk
dikembangkan sebagai variasi model pembelajaran, agar pemahaman konsep dapat
tercapai. Alasan tersebut diantaranya, dapat meningkatkan partisipasi siswa, terutama
pada kelompok kecil, karena siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa
yang lemah. Dengan demikian siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan
dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan
perlu diterapkan sebagai model pembelajaran yaitu tidak ada persaingan antar siswa
atau kelompok, karena bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi
cara berpikir yang berbeda. Senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru,
serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi. Guru
setidaknya menggunakan setengah dari waktunya mengajar dalam kelompok kecil
sehingga akan lebih mudah dalam pemberian bantuan secara individu.
Kedua metode ini mempunyai persamaan yaitu membagi kelas dalam
kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang heterogen. Masing-masing anggota
kelompok dituntut untuk menguasai materi dan mampu menyelesaikan soal yang
diberikan oleh guru. Perbedaannya, dalam TAI digunakan bimbingan antar teman,
yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab kepada siswa yang lemah.
Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh.
Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam
belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan
pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Inteligensi adalah
kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk
mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai
keadaan diri secara kritis dan objektif. Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar
di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang
setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan
siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi
belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan
satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang
mempengaruhi. Menurut Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya
menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor
kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi,
mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan
bekerja sama.
Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat
berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata
pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling
melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar
siswa di sekolah. Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational
intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa .Berdasarkan latar belakang
tersebut penulis terdorong untuk mengadakan suatu penelitian yang akan
membandingkan metode kooperatif STAD dan TAI ditinjau dari EQ siswa terhadap
B. Identifikasi Masalah
Dari paparan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan yang
perlu dikaji adalah sebagai berikut.
1. Tujuan pendidikan belum tercapai.
2. Prestasi belajar ekonomi siswa MA Al-Fatah Natar masih dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal.
3. Guru ekonomi masih menggunakan metode konvensional.
4. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah belum menggunakan pembelajaran
kooperatif.
5. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah belum menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
6. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah belum menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe TAI.
7. Kecerdasan emosional siswa di MA Alfatah belum dijadikan dasar dalam
pembelajaran.
C.Pembatasan Masalah
1. Prestasi belajar ekonomi siswa MA Al-Fatah Natar masih dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal.
2. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah yang dilakukan selama ini belum
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
3. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah yang dilakukan selama ini belum
4. Kecerdasan emosional siswa di MA Alfatah bellum dijadikan dasar dalam
pembelajaran.
D.Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif, dan EQ terhadap
prestasi belajar ekonomi/akuntansi?.
2. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
TAI?.
3. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
TAI pada siswa yang memiliki EQ tinggi ?.
4. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
TAI pada siswa yang memiliki EQ rendah?.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. interaksi antara model pembelajaran kooperatif, dan EQ terhadap prestasi belajar
ekonomi;
2. perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya
3. perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya
menggunakan model; pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa
yang memiliki EQ tinggi; dan
4. perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya
menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa
yang memiliki EQ rendah.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara Teoritis
Hasil penelitian secara teoritis dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan,
khususnya bagi Teknologi Pendidikan dalam kawasan pemanfaatan.
2. Manfaat secara Praktis
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar di kelas
2) Meningkatkan prestasi belajar siswa
3) Memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan model
pembelajaran kooperatif yang diharapkan dapat meningkatkan
pembelajaran ekonomi/akuntansi.
b. Bagi Guru
1) Memiliki gambaran mengenai pembelajaran ekonomi/akuntansi yang
dapat mencari solusi untuk pemecahan masalah tersebut dan dapat
digunakan untuk menyusun program peningkatan efektivitas.
2) memberikan informasi khususnya kepada guru dalam upaya membimbing
dan memotivasi siswa remaja untuk menggali kecerdasan emosional yang
dimilikinya.
c. Bagi Peneliti
Peneliti dapat memperoleh pengalaman secara langsung dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif yang juga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran ekonomi. Penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan
profesionalisme peneliti dan dapat dijadikan bahan rujukan penelitian lebih
lanjut pada waktu mendatang.
d. Bagi Sekolah
Bagi sekolah diharapkan dapat bermanfaat bagi output (lulusan) yang dihasilkan, sehingga menjadi lebih bermutu dan meningkatkan kualitas