• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA KELOMPOK SISWA YANG MEMILIKI EQ TINGGI DAN RENDAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA KELOMPOK SISWA YANG MEMILIKI EQ TINGGI DAN RENDAH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

THE DIFFERENCE OF STUDENTS’ ECONOMICS ACHIEVEMENT BETWEEN THOSE TAUGHT THROUGH COOPERATIVE LEARNING

TYPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) AND THOSE TAUGHT THROUGH TAEM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

ON STUDENTS’ HIGH AND LOW EQ By

Durrul Isnaini

This research aimed at finding out; 1) the interaction between cooperative learning model and EQ towards students’ learning achievement. 2) the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type. 3) the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type on students’ high EQ. 4) the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type on students’low EQ.

The research used experiment method with design and 2 X2 experimental design. The population in this research was all students at the eleventh grade. This research used purposive sampling technique in which two classes were taken as sample (XI IPS A and XI IPS C).The instruments used in this research were test and EQ ability questionnaire.

The findings showed that: (1) there was an interaction between cooperative learning model and EQ towards students’ learning achievement. (2) there was the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type. (3) there was the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type on students’ high EQ. (4) ) there was the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type on students’low EQ.

(2)

ABSTRAK

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

DAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA KELOMPOK

SISWA YANG MEMILIKI EQ TINGGI DAN RENDAH

Oleh Durrul Isnaini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) interaksi model pembelajaran kooperatif dan EQ terhadap prestasi belajar, (2) perbedaan prestasi belajar yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tipe TAI (3) perbedaan prestasi belajar yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ tinggi, dan (4) perbedaan prestasi belajar yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ rendah.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain eksperimen 2 x 2. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI. Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu kelas XI IPS A dan XI IPS C. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) tes dan (2) angket kemampuan EQ. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians (ANAVA) dua jalur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif dan EQ siswa terhadap prestasi belajar siswa (2) ada perbedaan prestasi belajar yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tipe TAI (3) ada perbedaan peningkatan prestasi belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan STAD dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa yang memiliki EQ tinggi. (4) ada perbedaan peningkatan prestasi belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan STAD dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa yang memiliki EQ rendah.

(3)

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengujian hipotesis maka dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif dan

kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi belajar siswa.

2. Peningkatan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya

menggunakan kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari kooperatif tipe TAI

tanpa memperhatikan tingkat kecerdasan emosional siswa.

3. Terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar ekonomi antara siswa

yang pembelajarannya menggunakan STAD dengan pembelajaran

kooperatif tipe TAI pada siswa yang memiliki kecerdasan emosional

tinggi. Pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD

lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI

untuk siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi.

4. Terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar ekonomi anatar siswa yang pembelajarannya menggunakan STAD dengan pembelajaran

kooperatif tipe TAI pada siswa yang memiliki kecerdasan emosional

(4)

lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

STAD untuk siswa yang memiliki kecerdasan emosional rendah.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan hasil temuan penelitian, beberapa implikasi dapat

dikemukan untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi,

implikasi tersebut antara lain:

1. Penggunaan tipe pembelajaran, baik tipe STAD ataupun tipe TAI berkaitan

dengan kecerdasan emosional yang berbeda mampu memberikan sumbangan

yang berarti terhadap prestasi belajar, ini terbukti dengan adanya interaksi

antara kedua tipe pembelajaran terhadap prestasi belajar dengan kecerdasan

emosional siswa. Implikasinya adalah dalam proses pembelajaran harus

diketahui terlebih dahulu kecerdasan emosional siswa oleh siswa. STAD

sebaiknya digunakan pada siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi

dan pembelajaran kooperatif tipe TAI sebaiknya digunakan untuk siswa yang

memiliki kecerdasan emosional rendah.

2. Dari temuan penelitian, prestasi siswa yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada prestasi belajar siswa

yang menggunakan tipe TAI. Implikasinya adalah penggunaan model

pembelajaran harus mengakomodasi semua kecerdasan emosional siswa, baik

kecerdasan emosional tinggi maupun kecerdasan emosional yang rendah.

Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe STAD materi yang disajikan guru

bukan begitu saja diberikan dan diterima siswa tetapi siswa akan bergabung

(5)

diberikan oleh guru. Dengan demikian siswa dituntut untuk untuk berfikir

kritis, sistematis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri

dari suatu permasalahan yang dihadapi secara berkelompok. Sedangkan dalam

pembelajaran kooperatif tipe TAI peningkatan prestasinya lebih kecil

dibandingkan dengan kooperatif tipe STAD ini disebabkan karena adanya

perasaan dimanfaatkan bagi kelompok atas dan bagi kelompok bawah adanya

perasaan dalam kelompoknya.

3. Prestasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe TAI untuk siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi.

4. Prestasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe STAD untuk siswa yang memiliki kecerdasan emosional

rendah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, ada beberapa saran yang dapat

disarankan, sebagai berikut.

1. Pembelajaran kooperatif baik tipe STAD dan TAI sebaiknya digunakan dalam

pembelajaran ekonomi. Selain itu kecerdasan emosional juga merupakan faktor

penting yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar. Oleh karena

itu, sebelum proses pembelajaran dilaksanakan sebaiknya guru perlu

(6)

2. Dalam pembelajaran ekonomi sebaiknya guru menggunakan model

pembelajaran kooperatif, terutama kooperatif tipe STAD. Dikarenakan dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa tidak hanya dituntut agar

menguasai materi pelajaran akan tetapi bagaimana mereka dapat bekerjasama

dengan orang lain.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pendekatan

pembelajaran teknik jigsaw dan STAD dapat diterapkan serta memberikan

hasil dan perbedaan yang lebih baik lagi pada topik maupun matapelajaran

yang lain dan meningkatkan motivasi belajar yang lebih baik lagi bagi siswa.

4. Guru dapat memvariasikan model pembelajaran TAI melalui pemanfaatan

LKS dengan model lainnya sehingga diperoleh model yang lebih sesuai

(7)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai

pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan

peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta

dilapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Pembelajaran merupakan kegiatan utama pada pendidikan formal. Masalah utama

dalam pembelajaran dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik.

Hal ini tampak dari rerata prestasi belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat

memprihatinkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di MA Al-Fatah Natar

(8)

pencapaian prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada kelas XI semester gasal

tergolong rendah karena sebanyak 60, 97% dari 82 siswa atau sebanyak 50 siswa

belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65. Siswa yang memiliki nilai

melebihi Standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65 sebanyak 39, 03% dari 82

siswa atau sebanyak 32 siswa. Hal ini bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Prestasi Belajar Ekonomi Berdasarkan Nilai Semester Siswa Kelas XI IPS Semester Gasal di MA Al-Fatah Natar Tahun Pelajaran 2009/2010

Nilai XI

Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi

Menurut guru ekonomi yang bersangkutan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

adalah 65. Siswa yang telah memperoleh nilai 65 atau lebih dikatakan tuntas atau

lulus, sebaliknya siswa yang memperoleh nilai kurang dari 65 dinyatakan tidak lulus.

Tabel 1.2 Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran Ekonomi Berdasarkan Nilai Semester Pada Siswa Kelas XI IPS Semester Gasal di MA Al-Fatah Tahun Pelajaran 2009/2010

Rentang Nilai Frekuensi (fi) %

65 50 60,97

65 32 39,03

Jumlah 82 100

Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi

Prestasi ini diduga merupakan hasil kondisi pembelajaran yang bersifat konvensional

dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri yaitu bagaimana

sebenarnya belajar itu ( belajar untuk belajar ). Pada pembelajaran ini suasana kelas

(9)

guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan

praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi

lain. Dalam hal ini, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami

bagaimana belajar, berfikir dan memotivasi diri sendiri, padahal aspek-aspek tersebut

merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Masalah ini banyak

dijumpai dalam kegiatan pembelajaran di kelas, oleh karena itu, perlu menerapkan

suatu strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar

dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran dikenal berbagai macam model pembelajaran, salah satunya

adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham

konstruktifis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah

peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.

Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran peserta didik perlu

belajar berpikir, memecahkan masalah dan belajar untuk mengaplikasikan

pengetahuan, konsep, dan keterampilannya kepada peserta didik yang membutuhkan

dan peserta didik merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada anggota

lain dalam kelompoknya. Akantetapi pada kenyataanya pelaksanaan pembelajaraan

ekonomi/akuntansi di MA Al-fatah Natar belum menggunakan model pembelajaran

kooperatif. Selama ini pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan Tanya

(10)

Model pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam diantaranya adalah

Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Team Assisted Individualization (TAI). Metode Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan sebuah cara yang bagus untuk

digunakan dalam pembelajaran. Metode STAD merupakan suatu strategi belajar yang

menghendaki siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa yang

kemampuan akademisnya tinggi, sedang dan rendah. Tiap siswa dalam kelompok

memiliki tugas berbeda.

Metode kooperatif lain yang digunakan peneliti adalah Team Assisted

Individualization (TAI). TAI adalah model pembelajaran yang membentuk kelompok

kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berpikir yang berbeda untuk saling

membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Dalam model ini,

diterapkan bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab

kepada siswa yang lemah. Memperhatikan akar permasalahan seperti yang diuraikan

sebelumnya, model TAI tampaknya dapat digunakan untuk memecahkan masalah

tersebut. Ada beberapa alasan perlunya menggunakan model pembelajaran TAI untuk

dikembangkan sebagai variasi model pembelajaran, agar pemahaman konsep dapat

tercapai. Alasan tersebut diantaranya, dapat meningkatkan partisipasi siswa, terutama

pada kelompok kecil, karena siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa

yang lemah. Dengan demikian siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan

dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan

(11)

perlu diterapkan sebagai model pembelajaran yaitu tidak ada persaingan antar siswa

atau kelompok, karena bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi

cara berpikir yang berbeda. Senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru,

serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi. Guru

setidaknya menggunakan setengah dari waktunya mengajar dalam kelompok kecil

sehingga akan lebih mudah dalam pemberian bantuan secara individu.

Kedua metode ini mempunyai persamaan yaitu membagi kelas dalam

kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang heterogen. Masing-masing anggota

kelompok dituntut untuk menguasai materi dan mampu menyelesaikan soal yang

diberikan oleh guru. Perbedaannya, dalam TAI digunakan bimbingan antar teman,

yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab kepada siswa yang lemah.

Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh.

Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam

belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan

pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Inteligensi adalah

kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk

mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai

keadaan diri secara kritis dan objektif. Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar

di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang

setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan

(12)

siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi

belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan

satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang

mempengaruhi. Menurut Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya

menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor

kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi,

mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan

bekerja sama.

Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat

berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata

pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling

melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar

siswa di sekolah. Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational

intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa .Berdasarkan latar belakang

tersebut penulis terdorong untuk mengadakan suatu penelitian yang akan

membandingkan metode kooperatif STAD dan TAI ditinjau dari EQ siswa terhadap

(13)

B. Identifikasi Masalah

Dari paparan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan yang

perlu dikaji adalah sebagai berikut.

1. Tujuan pendidikan belum tercapai.

2. Prestasi belajar ekonomi siswa MA Al-Fatah Natar masih dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal.

3. Guru ekonomi masih menggunakan metode konvensional.

4. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah belum menggunakan pembelajaran

kooperatif.

5. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah belum menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

6. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah belum menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe TAI.

7. Kecerdasan emosional siswa di MA Alfatah belum dijadikan dasar dalam

pembelajaran.

C.Pembatasan Masalah

1. Prestasi belajar ekonomi siswa MA Al-Fatah Natar masih dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal.

2. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah yang dilakukan selama ini belum

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah yang dilakukan selama ini belum

(14)

4. Kecerdasan emosional siswa di MA Alfatah bellum dijadikan dasar dalam

pembelajaran.

D.Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif, dan EQ terhadap

prestasi belajar ekonomi/akuntansi?.

2. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

TAI?.

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

TAI pada siswa yang memiliki EQ tinggi ?.

4. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

TAI pada siswa yang memiliki EQ rendah?.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. interaksi antara model pembelajaran kooperatif, dan EQ terhadap prestasi belajar

ekonomi;

2. perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya

(15)

3. perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya

menggunakan model; pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa

yang memiliki EQ tinggi; dan

4. perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya

menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa

yang memiliki EQ rendah.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara Teoritis

Hasil penelitian secara teoritis dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan,

khususnya bagi Teknologi Pendidikan dalam kawasan pemanfaatan.

2. Manfaat secara Praktis

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar di kelas

2) Meningkatkan prestasi belajar siswa

3) Memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan model

pembelajaran kooperatif yang diharapkan dapat meningkatkan

pembelajaran ekonomi/akuntansi.

b. Bagi Guru

1) Memiliki gambaran mengenai pembelajaran ekonomi/akuntansi yang

(16)

dapat mencari solusi untuk pemecahan masalah tersebut dan dapat

digunakan untuk menyusun program peningkatan efektivitas.

2) memberikan informasi khususnya kepada guru dalam upaya membimbing

dan memotivasi siswa remaja untuk menggali kecerdasan emosional yang

dimilikinya.

c. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengalaman secara langsung dalam menerapkan

model pembelajaran kooperatif yang juga dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran ekonomi. Penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan

profesionalisme peneliti dan dapat dijadikan bahan rujukan penelitian lebih

lanjut pada waktu mendatang.

d. Bagi Sekolah

Bagi sekolah diharapkan dapat bermanfaat bagi output (lulusan) yang dihasilkan, sehingga menjadi lebih bermutu dan meningkatkan kualitas

Gambar

Tabel 1.2  Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran  Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

Reok, maka dengan ini kami mengundang saudara/I untuk melakukan Pembuktian Kualifikasi terhadap Dokumen Penawaran saudara yang akan dilaksanakan pada :. Adapun kelengkapan

Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi reforming unit dipisahkan dahulu di unit purification, karbon dioksida yang telah dipisahkan dikirm sebagai

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya tuntutan baik dari publik sebagai pengguna jasa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah, maupun dari dalam organisasi

Setiap pemanfaatan ruang diwajibkan mengacu pada rencana pengembangan sistem pusat pelayanan yang telah ditetapkan; Pada pusat pelayanan kota, kegiatan berskala kota

Untuk membantu dalam menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang akan

Jika jumlah yang direalisasi terhadap penjualan Kolateral atau mana-mana bahagian daripadanya atau sebaliknya selaras dengan peruntukan Fasal 10 tidak mencukupi

Ketiadaan pengaturan perlindungan warga negara yang menolak mengikuti wajib militer karena alasan keyakinan dan hati nurani ( conscientious objection )

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat telah pecah dan tidak ada harapan akan hidup