ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM
MATERI SEL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
oleh:
Winda Septiana Trinanda
1106445
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
LEMBAR HAK CIPTA
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM
MATERI SEL
Oleh:
Winda Septiana Trinanda
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
©Winda Septiana Trinanda
Universitas Pendidikan Indonesia
2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM
MATERI SEL
Oleh:
WINDA SEPTIANA TRINANDA NIM 1106445
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I,
Dr. Bambang Supriatno, M.Si. NIP. 196305211988031002
Pembimbing II,
Dr. Hj. Siti Sriyati, M.Si. NIP. 196409281989012001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Biologi,
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
ABSTRAK
Analisis Struktur dan Kemungkinan Kemunculan Tingkat Kognitif pada Desain Kegiatan Laboratorium Materi Sel
Winda Septiana Trinanda
Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) disebut juga Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur (kelengkapan dan kualitas) DKL berdasarkan diagram Vee dan mendeskripsikan hasil eksekusi. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan kemunculan tingkat kognitif berdasarkan taksonomi Bloom revisi pada DKL materi sel jenjang SMP dan SMA serta kesesuaiannya dengan kurikulum. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah DKL materi sel SMP dan SMA yang digunakan sekolah Negeri kota Bandung. Jumlah DKL yang digunakan pada penelitian ini, yakni 16 DKL materi sel SMP dan SMA. Hasil dari penelitian ini adalah hampir semua DKL tidak memunculkan komponen diagram Vee dengan lengkap. Jumlah skor diagram Vee yang paling rendah pada DKL adalah 9. Jumlah skor diagram Vee yang paling tinggi pada DKL adalah 15 dari total skor maksimal diagram Vee adalah 18. Secara keseluruhan prosedur pada DKL dapat dieksekusi dan memunculkan fakta. Tingkat kognitif yang paling dominan muncul pada DKL ialah prosedural C1. Tingkat kognitif paling tinggi pada DKL SMP adalah C2, sedangkan pada DKL SMA adalah C3. Kualitas DKL yang digunakan tidak sempurna dan tidak dapat membantu pembentukkan pengetahuan dengan baik. Kemungkinan kemunculan tingkat kognitif pada DKL SMP dan SMA masih berada pada tingkatan rendah. Secara keseluran DKL materi sel SMP dan SMA ini sejalan dengan kurikulum KTSP 2006 dan kurikulum 2013.
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi
ABSTRACT
Analysis of The Structure and The Emergence of Possibility in Cognitive Level on The Design of The Cell Material Laboratory Activities
Winda Septiana Trinanda
Design Activity Laboratory (DKL) is often called as the Student Worksheet Practicum (LKS). The aim of this study are; to determine the structure (completeness and quality) of DKL based on Vee diagram and to describe the results of execution. In addition, this study aims to determine the possibility of the cognitive level based on Bloom's taxonomy revision which stated on DKL of cell material in junior and senior high school as well as its compliance with the curriculum. Population and samples which used in this study is DKL of Cell Material that used in junior and senior high school in Bandung. The amount of DKL of Cell Material which used in this research is 16 DKLs of cell material in junior and senior high school. The result from this study are almost DKL doesn’t show up about component Vee diagram with completely. The total score which is lowest based on Vee diagram is 9. The total score which is highest Vee diagram is 15 from Vee diagram total maximum score is 18. Overall, procedures of DKL can be executed and showing facts. The most dominant cognitive level appears in DKL is procedural C1. The highest of cognitive level in DKL for junior high school level is C2, while in DKL for senior high school level is C3. Overall, the quality of DKLs which are used is not perfect and not all of them have been able to help develop knowledge. The possibility of the emergence of the cognitive level in junior and senior high school’s DKLs are still at a low level. DKL of cell material in junior and high school curriculum are align with the curriculum of 2006 and 2013.
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
ABSTRAK ...v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
C. Batasan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II STRUKTUR DIAGRAM VEE DAN TINGKAT KOGNITIF BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL JENJANG SMP DAN SMA ... 9
A. Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) ... 9
B. Struktur DKL Berdasarkan Diagram Vee ... 12
C. Tingkat Kognitif ... 19
D. Analisis Kurikulum dan Materi Sel ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Definisi Operasional ... 32
B. Desain Penelitian ... 33
C. Populasi dan Sampel ... 34
D. Instrumen Penelitian ... 35
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
F. Pengumpulan Data ... 39
G. Analisis Data ... 40
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Temuan ... 41
B. Pembahasan ... 50
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 79
A. Simpulan ... 79
B. Implikasi dan Rekomendasi ... 80
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rubrik skor komponen pertanyaan fokus ... 14
Tabel 2.2 Rubrik skor komponen objek/peristiwa ... 15
Tabel 2.3 Rubrik skor komponen teori/prinsip/konsep ... 17
Tabel 2.4 Rubrik skor komponen catatan/transformasi ... 18
Tabel 2.5 Rubrik skor komponen klaim pengetahuan ... 19
Tabel 2.6 Penjabaran jenis dimensi pengetahuan taksonomi Bloom revisi ... 20
Tabel 2.7 Tingkatan dimensi proses kognitif taksonomi Bloom revisi ... 21
Tabel 2.8 Analisis kurikulum KTSP 2006 dan 2013 SMP kelas VII ... 23
Tabel 2.9 Analisis kurikulum KTSP 2006 dan 2013 SMA kelas XI ... 24
Tabel 2.10 Persamaan sel tumbuhan dan sel hewan ... 29
Tabel 2.11 Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan ... 30
Tabel 3.1 Penetapan skor pertanyaan fokus diagram Vee ... 35
Tabel 3.2 Penetapan skor objek/peristiwa diagram Vee ... 35
Tabel 3.3 Penetapan skor teori, prinsip, konsep diagram Vee ... 36
Tabel 3.4 Penetapan skor catatan/transformasi diagram Vee ... 36
Tabel 3.5 Penetapan skor klaim pengetahuan diagram Vee ... 36
Tabel 3.6 Indikator keberadaan komponen diagram Vee pada DKL ... 36
Tabel 3.7 Validasi instrumen ... 37
Tabel 3.8 Data yang dihasilkan ... 39
Tabel 4.1 Hasil eksekusi DKL materi sel SMP... 43
Tabel 4.2 Hasil eksekusi DKL materi sel SMA ... 44
Tabel 4.3 Keberadaan komponen diagram Vee pada DKL materi sel SMP ... 44
Tabel 4.4 Keberadaan komponen diagram Vee pada DKL materi sel SMA ... 45
Tabel 4.5 Skor tiap komponen DKL berdasarkan rubrik diagram Vee pada materi sel jenjang SMP ... 46
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
Tabel 4.7 Kemungkinan kemunculan tingkat kognitif pada DKL materi sel
jenjang SMP ... 48
Tabel 4.8 Kemungkinan kemunculan tingkat kognitif pada DKL materi sel
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diaram Vee ... 13
Gambar 2.2 (a). Sel prokariotik bakteri Escherichia coli. (b). Bagian-bagian sel prokariotik ... 26
Gambar 2.3 Sel hewan ... 28
Gambar 2.4 Sel tumbuhan ... 28
Bagan 3.1 Alur penelitian ... 38
Bagan 3.2 Alur penelitian secara lebih rinci ... 39
Gambar 4.1 DKL P5 ... 42
Gambar 4.2 Tujuan DKL P1 ... 51
Gambar 4.3 Pertanyaan fokus DKL A4 ... 51
Gambar 4.4 DKL P2 ... 52
Gambar 4.5 Langkah kerja DKL P7 ... 53
Gambar 4.6 Langkah kerja DKL A3 ... 53
Gambar 4.7 Langkah kerja DKL A1 ... 54
Gambar 4.8 DKL P1 ... 55
Gambar 4.9 Penampang melintang Rhoeo discolor ... 56
Gambar 4.10 Pertanyaan pengarah DKL P3 ... 57
Gambar 4.11 Instruksi pada langkah kerja DKL P1 ... 59
Gambar 4.12 Perintah menyimpulkan pada DKL P1... 59
Gambar 4.13 Persentase kemunculan komponen diagram Vee pada DKL materi sel SMP dan SMA ... 60
Gambar 4.14 Tujuan DKL A5 ... 66
Gambar 4.15 Tujuan DKL P4 ... 66
Gambar 4.16 Tabel pada DKL P10 ... 67
Gambar 4.17 Landasan teori dan pertanyaan pengarah DKL P3 ... 68
Gambar 4.18 Cara kerja DKL A2 ... 68
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii
Gambar 4.20 Pertanyaan pengarah DKL A6 ... 70
Gambar 4.21 Pertanyaan pengarah DKL P7 ... 71
Gambar 4.22 Rata-rata skor komponen diagram Vee pada DKL materi
sel jenjang SMP dan SMA ... 71
Gambar 4.23 Perbandingan rata-rata jumlah skor DKL materi sel jenjang
SMP dan SMA ... 74
Gambar 4.24 Jumlah kemunculan proses berpikir pada DKL sel jenjang
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ... 84
Lampiran 1.2 Surat Ijin Penggunaan Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI ... 85
Lampiran 2.1 Instrumen Penelitian ... 86
Lampiran 2.2 Rubrik Instrumen Penelitian ... 87
Lampiran 3 Desain Kegiatan Laboratorium yang digunakan ... 94
Lampiran 4.1 Hasil Eksekusi ... 124
Lampiran 4.2 Hasil Analisis ... 131
Lampiran 5 Data Olahan Hasil Penelitian ... 187
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan kepada siswa, mulai dari SD hingga SMA. Salah satu mata pelajaran
dibidang IPA atau sains adalah biologi. Mata pelajaran biologi ini merupakan
salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kegiatan praktikum untuk lebih
memahami konsep yang ada. Selain itu, pembelajaran biologi juga perlu adanya
kegiatan yang mampu melibatkan peserta didik dalam mengembangkan
pengalaman belajarnya (learning to do), sehingga mereka dapat memaknai
pengetahuan yang didapat (learning to know) (Supriatno, 2009).
Supriatno (2009) menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan praktikum ini
menuntut kegiatan yang berpusat pada siswa, sehingga pelaksanaan praktikum
merupakan implementasi teori belajar konstruktivisme. Konstruktivisme ini
merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk membangun
pengetahuannya sendiri dan menghendaki pembelajaran yang berpusat pada
siswa, berpusat pada masalah, berpusat pada aktivitas, bersifat interdisipliner
(terpadu) dan kontekstual (Rusman & Dewi L, dalam Ruhimat 2012). Dari
pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa hakikat dari praktikum ialah
mengkonstruk pengetahuan.
Saat ini kurikulum yang digunakan di sekolah adalah kurikulum KTSP 2006
dan kurikulum 2013. Pada kurikulum 2006 standar proses ditekankan pada proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kurikulum 2013 standar proses
ditekankan pada pendekatan ilmiah (scientific approach). Kurikulum KTSP 2006
dan kurikulum 2013 memiliki kesamaan, yakni menuntut siswa untuk
mendapatkan pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajarannya agar dapat
mengembangkan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Sudargo
(2009), model pembelajaran berbasis praktikum dapat mengembangkan
kemampuan kognitif, afektif, psikomotor dalam memahami suatu fenomena
biologi. Sehingga praktikum juga merupakan salah satu pembelajaran yang dapat
2
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ada kepercayaan luas bahwa praktikum adalah bagian penting dan integral dari
pendidikan sains di sekolah (Toplis & Allen, 2011). Menurut Muchtar &
Simalango, (2008) dalam kaitannya dengan belajar, kegiatan praktikum akan
membantu siswa untuk memahami konsep-konsep dan memberikan pengalaman
yang nyata dalam usaha menciptakan pengetahuan yang baru.
Widodo & Ramdhaningsih (2006), juga menyatakan bahwa kegiatan praktikum
ini juga dibutuhkan untuk membangkitkan motivasi, berkembangnya keterampilan
sains, dan menumbuhkan sikap ilmiah. Hal ini didukung oleh pernyataan Millar
(2004) yang menyebutkan bahwa kerja praktek laboratorium atau praktikum
merupakan suatu aktivitas belajar dan mengajar yang melibatkan siswa dalam
kegiatan observasi, manipulasi objek dan bahan-bahan (material). Dalam kegiatan
observasi, manipulasi objek dan bahan-bahan (material) ini dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar, juga mengembangkan keterampilan sains dan sikap
ilmiah. Woolnough & Allsop dalam Rustaman, et al. (2003) menyatakan alasan
mengenai pentingnya kegiatan praktikum IPA, yakni: 1. Membangkitkan motivasi
belajar IPA; 2. Mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen; 3.
Wahana belajar pendekatan ilmiah; dan 4. Menunjang materi pelajaran.
Pada jurnal Abrahams & Millar (2008) mengemukakan pula tentang tujuan dari
praktikum bagi siswa bahwa
In the context of practical work, there is a substantial difference in learning demand between tasks in which the primary aim is that students should see an event or phenomenon or become able to manipulate a piece of equipment, and tasks where the aim is that students develop an understanding of certain theoretical ideas or models that might account for what is observed. (hlm. 1966).
Dalam kutipan tersebut menjelaskan bahwa tujuan praktikum ialah agar siswa
dapat melihat suatu peristiwa/fenomena atau mampu memanipulasi sebuah
peralatan dan juga agar siswa mengembangkan pemahaman tentang ide-ide
teoritis tertentu atau model yang mungkin bisa menjelaskan apa yang diamati.
Praktikum ini menghasilkan fakta-fakta objek atau fenomena yang muncul dan
kemudian ditransformasikan menjadi konsep yang sesuai dengan apa yang
diinterpretasi (Novak & Gowin, 1984). Menurut Supriatno (2013), fakta adalah
suatu kondisi yang objektif dari objek/fenomena yang akan menjadi dasar untuk
3
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
disimpulkan bahwa hakikat dari kegiatan praktikum juga memunculkan fakta dan
membentuk pengetahuan berdasarkan fakta.
Praktikum yang berpusat pada siswa ini memerlukan suatu arahan yang jelas
dalam melakukan kegiatan praktikum dan tidak terlepas dari media ajar yang
digunakan untuk membantu kelangsungan kegiatan praktikum. Selain itu juga,
menurut Supriatno (2013) kualitas proses dan produk pembelajaran untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan tergantung pada desain kegiatan yang
dikembangkannya. Sehingga kelancaran atau ketercapaian tujuan pada suatu
kegiatan laboratorium ditentukan oleh Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) atau
petunjuk praktikum yang sering dikenal sebagai LKS praktikum (Lembar Kerja
Siswa Praktikum). Menurut Rustaman & Wulan (2007) pun sama halnya dengan
yang dinyatakan Supriatno (2013), media ajar untuk membantu kegiatan
praktikum salah satunya, yakni Lembar Kerja Siswa (LKS) praktikum atau bisa
juga disebut sebagai Desain Kegiatan Laboratorium (DKL).
Menurut Darusman (dalam Depdiknas, 2008:17) DKL ini merupakan lembaran
yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan yang
terprogram, yakni kegiatan praktikum. Desain Kegiatan Laboratorium ini didesain
untuk membantu mengembangkan pola pikir siswa dalam penyelesaian masalah,
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar, membentuk interaksi yang
efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa
dalam peningkatan prestasi belajar (Supriatno,2013). Abrahams & Millar (2008)
pun menyatakan tentang fungsi DKL atau kerangka kerja bahwa
We also think that the use of this framework could help teachers to make more focused evaluations of the effectiveness of their own current practice, perhaps stimulating review and revision of some of the practical activities
they use in ways that could significantly increase their ‘payoff’ in terms of
student learning. (hlm. 1967).
Dalam kutipan tersebut dinyatakan bahwa kerangka kerja atau DKL ini
bermanfaat bagi guru sehingga dapat melakukan evaluasi yang lebih fokus yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika dilakukan oleh siswa. Namun, pada
kenyataannya seringkali DKL yang beredar memiliki banyak masalah sebagai
penuntun dalam kegiatan praktikum yang menyebabkan kegiatan praktikum atau
4
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tujuan yang harus dicapai. Supriatno (2009) dalam penelitiannya menyebutkan
bahwa hanya 24% dari DKL dapat dikerjakan dengan hasil sesuai dengan
prosedur dan tuntas dari segi analisis data dan penarikan kesimpulan, sisanya
yaitu sebesar 76% bermasalah dalam hal: 1. Langkah kerja tidak teratur; 2.
Prosedur sulit dikerjakan dan tidak konsisten; 3. Tabel data kaku dan
menimbulkan miskonsepsi; dan 4. Memerlukan waktu yang lama dalam hal
menjalankan kegiatan.
Selain itu, menurut Supriatno (2013) berdasarkan studi lapangannya
menemukan juga bahwa DKL yang beredar di lapangan memiliki permasalahan
yaitu: 1. Tujuan praktikum lebih banyak menekankan aspek kognitif daripada
aspek psikomotor; 2. Sebagian besar menggunakan pendekatan deduktif dengan
model ekspositori; 3. Prosedur praktikum meskipun rinci, beberapa di antaranya
tidak terstruktur dan perintahnya membingungkan sehingga menimbulkan
penafsiran ganda; serta 4. Pemilihan materi tidak mempertimbangkan esensi,
kesesuaian, kedalaman dan kompleksitasnya. Dari permasalahan-permasalahan
tersebut, dapat dikatakan bahwa kualitas DKL di lapangan rendah.
Berdasarkan hasil temuan permasalahan-permasalahan DKL tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang didapat oleh siswa pun tidak terstruktur
atau tidak mencapai tujuan dari dilakukannya praktikum tersebut. Berkaitan
dengan hakikat praktikum yang membentuk pengetahuan, maka terdapat
langkah-langkah yang terstruktur dan membentuk suatu pola untuk membentuk
pengetahuan. Struktur pembentuk pengetahuan tersebut dapat dilihat dengan
menggunakan Diagram Vee yang dikembangkan oleh Novak & Gowin (1984).
Diagram Vee ini memiliki rubrik skor pada setiap komponennya. Oleh karena itu,
untuk mengetahui kualitas dari DKL ini dapat mengacu pada diagram Vee dan
rubrik diagram Vee karena sudah memiliki struktur yang jelas dan sudah
tervalidasi.
Apabila dikaitkan dengan praktikum yang harus sesuai dengan kurikulum
terutama pada kompetensi dasar yang harus dicapai, maka perangkat
pembelajarannya harus mengacu pada kompetensi dasar kurikulum. Perangkat
pembelajaran dalam kegiatan praktikum adalah Desain Kegiatan Laboratorium
5
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dicapai oleh siswa dalam bentuk kata kerja operasional. Sehingga dalam kegiatan
praktikum ini, guru dapat mengarahkan siswanya untuk melakukan proses
kognitif yang dituntut dalam kurikulum yang digunakan dengan mencantumkan
arahan tersebut pada DKL dalam bentuk kata kerja operasional. Kata kerja
operasional ini mengacu pada taksonomi Bloom revisi, sama halnya dalam sistem
pendidikan nasional yang juga merumuskan tujuan, baik tujuan pembelajaran
ataupun kompetensi dasar dalam kurikulum dengan menggunakan Taksonomi
Bloom revisi yang dikembangkan oleh Anderson & Krathwohl tahun 2001
(Gunawan & Palupi, 2008). Oleh karena itu, perlu dilakukannya analisis tingkat
kognitif yang tercantum pada DKL dalam bentuk kata kerja operasional
berdasarkan taksonomi Bloom revisi untuk melihat kesesuaiannya dengan
kurikulum.
Pada taksonomi Bloom terdapat 2 dimensi, yakni dimensi pengetahuan dan
dimensi proses kognitif. Menurut Anderson & Krathwohl (2001 : 46), dimensi
pengetahuan terdiri dari 4 jenis, yakni: 1. Pengetahuan faktual; 2. Pengetahuan
konseptual; 3. Pengetahuan prosedual; 4. Pengetahuan metakognitif. Dimensi
proses kognitif terdapat 6 jenis, yakni C1 mengingat, C2 memahami, C3
menerapkan, C4 menganalisis, C5 menilai, C6 mengevaluasi. Taksonomi Bloom
revisi ini digunakan untuk mengetahui atau mengukur tingkat kognitif dalam
sebuah pembelajaran, salah satunya ialah pada kegiatan praktikum. Proses
kognitif tersebut akan tersebar di dalam DKL, yakni pada tujuan, langkah kerja
dan pada pertanyaan pengarahnya. Pada DKL materi apapun proses kognitif ini
harus tercantum pada DKL dalam bentuk kata kerja operasional. Contohnya, pada
materi sel.
Materi sel ini temasuk materi cukup abstrak. Materi sel ini terdapat pada
jenjang SMP dan SMA sesuai dengan kompetensi dasar yang terdapat pada
kurikulum yang digunakan di sekolah. Materi sel ini merupakan salah satu materi
yang cukup sulit dipahami oleh siswa sehingga dibutuhkan pembelajaran
praktikum. Namun pada kenyataannya kegiatan praktikum mengenai sel ini
memiliki kemungkinan yang relatif besar bermasalah dengan fakta dan komponen
6
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan paparan tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan
analisis terkait struktur DKL yang meliputi kelengkapan dan kualitas DKL yang
mengacu pada diagram Vee, rubrik diagram Vee serta indikator keberadaan
komponen diagram Vee. Ketika menganalisis terkait struktur DKL dibutuhkan
kegiatan eksekusi DKL sehingga pada penelitian ini akan dianalisis hasil eksekusi
dari DKL tersebut. Kegiatan eksekusi ini merupakan kegiatan uji coba langkah
kerja tanpa ada pertimbangan lagi. Selain itu, dianalisis pula terkait kemungkinan
kemunculan tingkat kognitif pada DKL berdasarkan taksonomi Bloom revisi
dengan materi sel jenjang SMP dan SMA untuk mengetahui perbandingan antara
kedua jenjang tersebut juga kesesuaiannya dengan kurikulum.
B.Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah yang dapat dibentuk dari latar belakang yang telah
dikemukakan pada penelitian ini adalah, “Bagaimana struktur dan kemungkinan
kemunculan tingkat kognitif pada Desain Kegiatan Laboratorium materi sel?”
Adapun pertanyaan penelitian yang dapat dikembangkan untuk memudahkan
penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana hasil eksekusi terkait struktur Desain Kegiatan Laboratorium
materi sel jenjang SMP dan SMA?
2. Bagaimana kelengkapan komponen diagram Vee pada Desain Kegiatan
Laboratorium materi sel jenjang SMP dan SMA?
3. Bagaimana kualitas Desain Kegiatan Laboratorium materi sel jenjang SMP dan
SMA dilihat dari skor rubrik diagram Vee?
4. Bagaimana kemungkinan kemunculan tingkat berpikir berdasarkan taksonomi
Bloom revisi pada Desain Kegiatan Laboratorium materi sel jenjang SMP dan
SMA serta kesesuaiannya dengan kurikulum?
C.Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini ialah:
1. Analisis struktur yang dimaksud adalah mengidentifikasi kelengkapan
komponen-komponen diagram Vee pada DKL, dan mengidentifikasi kualitas
7
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diagram Vee yang dianalisis pada DKL yakni pertanyaan fokus, objek/event,
teori, konsep, prinsip, catatan/transformasi, klaim pengetahuan.
2. Kemungkinan kemunculan tingkat kognitif pada penelitian ini merupakan
kemungkinan kemunculan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif
berdasarkan taksonomi Bloom revisi yang diidentifikasi pada bagian tujuan,
langkah kerja dan pertanyaan pengarah dalam DKL.
3. Desain Kegiatan Laboratorium yang menjadi objek penelitian diambil dari
buku paket, buku penerbit atau DKL buatan guru yang digunakan di SMP dan
SMA Negeri di kota Bandung.
4. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah materi sel. Pada jenjang SMP
dan SMA materi sel yang pembelajarannya menggunakan kegiatan praktikum
adalah mengenai struktur dan fungsi sel.
D.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui bagaimana
struktur dan kemungkinan kemunculan tingkat kognitif pada Desain Kegiatan
Laboratorium materi sel. Adapun tujuan penelitian yang secara khusus akan
dijabarkan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan hasil eksekusi terkait struktur Desain Kegiatan Laboratorium
materi sel jenjang SMP dan SMA.
2. Mendeskripsikan kelengkapan komponen diagram Vee pada Desain Kegiatan
Laboratorium materi sel jenjang SMP dan SMA.
3. Mendeskripsikan kualitas Desain Kegiatan Laboratorium materi sel jenjang
SMP dan SMA dilihat dari skor rubrik diagram Vee.
4. Mendeskripsikan kemungkinan kemunculan tingkat kognitif pada Desain
Kegiatan Laboratorium materi sel jenjang SMP dan SMA berdasarkan
taksonomi Bloom revisi serta kesesuaiannya dengan kurikulum.
E.Manfaat Penelitian
1. Mendapatkan dan memberikan informasi serta gambaran secara umum
mengenai kondisi komponen Desain Kegiatan Laboratorium atau DKL,
8
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Laboratorium Biologi di Bandung sehingga dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam menggunakan DKL pada pembelajaran Biologi.
2. Memberikan referensi bagi guru dalam menyusun dan mengembangkan Desain
Kegiatan Laboratorium yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penelitian ini terdapat lima bab, sistematika penulisan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Dalam Bab I memuat tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah
penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur
organisasi skripsi.
2. Bab II Kajian Pustaka
Dalam Bab II menjelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan
Desain Kegiatan Laboratorium (DKL), komponen diagram Vee, tingkat kognitif
berdasarkan taksonomi Bloom revisi, dan analisis kurikulum serta materi sel.
3. Bab III Metode Penelitian
Dalam Bab III menjelaskan tentang metode penelitian yang memuat definisi
operasional, desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian,
prosedur penelitian, pengumpulan data dan analisis data.
4. Bab IV Temuan dan Pembahasan
Dalam Bab IV ini memuat penjelasan mengenai pemaparan data atau hasil
penelitian yang dilakukan dan pemaparan pembahasan tentang hasil penelitian
yang telah dilakukan.
5. Bab V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi
Dalam Bab V menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan
pembahasan juga menjelaskan implikasi dan rekomendasi bagi penelitian
selanjutnya dan pembuat DKL yang dilihat dari hasil penelitian yang telah
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Definisi Operasional
1. Desain Kegiatan Laboratorium (DKL)
Desain Kegiatan Laboratorium merupakan suatu pedoman atau petunjuk untuk
melakukan suatu kegiatan praktikum. Desain Kegiatan Laboratorium ini berfungsi
untuk memudahkan praktikan dalam melakukan kegiatan praktikum, membantu
mencapai tujuan praktikum yang diinginkan dan membantu membimbing untuk
mendapatkan konsep yang sesuai. Desain Kegiatan Laboratorium di sekolah
biasanya dikenal sebagai Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum.
Lembaran-lembaran ini berisi petunjuk, langkah-langkah, tuntunan pertanyaan dan
pengertian agar siswa dapat memperluas serta memperdalam pemahamannya
terhadap materi yang dipelajari ketika melakukan kegiatan praktikum di
laboratorium. Pada penelitian ini, DKL yang digunakan bersumber dari buku
paket biologi, DKL buatan guru, dan DKL dari penerbit yang sedang digunakan di
sekolah jenjang SMP dan SMA dengan materi sel.
2. Analisis struktur DKL
Analisis struktur DKL merupakan kegiatan melakukan analisis mengenai
struktur Desain Kegiatan Laboratorium atau disingkat DKL. Analisis struktur ini
mengacu pada diagram Vee karena pada diagram Vee memiliki struktur yang
jelas, sudah valid dan komponen-komponen pada diagram Vee ini penting
keberadaannya. Analisis struktur ini mencakup analisis komponen-komponen
diagram Vee yang muncul pada DKL dengan tujuan untuk mengetahui
kelengkapan komponen diagram Vee pada DKL dan mengetahui kualitas DKL
dengan menggunakan rubrik diagram Vee. Proses menganalisis ini dilakukan
dengan mengeksekusi langkah-langkah, mencermati tujuan, prosedur, instruksi,
dan pertanyaan yang ada pada DKL. Kegiatan eksekusi ini merupakan kegiatan
uji coba langkah kerja tanpa ada pertimbangan lagi. Diagram Vee, rubrik diagram
Vee serta indikator keberadaan komponen diagram Vee digunakan untuk
mengetahui kelengkapan komponen diagram Vee pada DKL dan kualitas DKL
33
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
munculnya pertanyaan fokus, objek/event, teori, konsep dan prinsip,
catatan/transformasi, dan klaim pengetahuan. Selain kemunculannya, dianalisis
pula hasil eksekusi dan skor dari komponen-komponen tersebut berdasarkan
rubrik diagram Vee.
3. Kemungkinan kemunculan tingkat kognitif
Analisis kemungkinan kemunculan tingkat kognitif merupakan kegiatan
melakukan analisis mengenai dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif
yang muncul pada DKL. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kemungkinan kemunculan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif
berdasarkan taksonomi Bloom revisi pada DKL yang digunakan di
sekolah-sekolah kota Bandung. Kemungkinan kemunculan tingkat kognitif dapat dilihat
dari kata kerja operasional yang tercantum pada DKL. Kata kerja operasional
tersebut tercantum dalam tujuan, langkah kerja, dan pertanyaan pengarah yang
ada pada DKL. Sehingga bagian tujuan, langkah kerja dan pertanyaan pengarah
dianalisis, lalu dipetakan sesuai dengan pemetaan taksonomi Bloom revisi.
Setelah dipetakan, data ditabulasi sehingga dapat terlihat kemungkinan
kemunculan tingkat kognitif. Setelah terlihat kemungkinan kemunculan tingkat
kognitif maka mulai dilihat kesesuaian dengan kurikulum KTSP 2006 dan
kurikulum 2013.
B.Desain penelitian
Penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
jenis data yang akan didapat berupa data kuantitatif dan kualitatif. Deskriptif
analitik merupakan metode yang bertujuan mendeskripsikan atau memberikan
gambaran terhadap suatu objek penelitian yang diteliti melalui sampel atau data
yang telah terkumpul dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiono,
2009).
Pada penelitian ini dianalisis komponen diagram Vee yang terdapat pada DKL
materi sel jenjang SMP dan SMA. Setelah sebelumnya DKL di eksekusi, dicatat
hasil eksekusinya dan dianalisis menggunakan diagram Vee, rubrik diagram Vee
serta indikator keberadaan komponen diagram Vee. Tujuan dilakukan analisis
34
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komponen diagram Vee untuk mengetahui kelengkapan komponen diagram Vee
pada DKL dan kualitas DKL. Selain itu, pada penelitian ini dianalisis pula
kemungkinan kemunculan tingkat kognitif pada DKL dengan menganalisis bagian
tujuan, langkah kerja, dan pertanyaan pengarah pada DKL lalu dipetakan ke
dalam pengetahuan taksonomi Bloom revisi (dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif). Setelah dipetakan, dilihat pula kesesuaiannya dengan kurikulum
yang digunakan, yakni kurikulum KTSP 2006 dan kurikulum 2013. Desain
Kegiatan Laboratorium yang digunakan bersumber dari buku paket, DKL buatan
guru atau DKL penerbit yang sedang digunakan di SMP dan SMA kota Bandung
dengan materi sel.
C.Populasi dan sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah DKL Biologi SMP dan
SMA yang digunakan di sekolah SMP dan SMA Negeri kota Bandung dengan
materi yang sama yang terdapat pada kedua jenjang tersebut yakni materi sel.
Desain Kegiatan Laboratorium yang digunakan bersumber dari buku paket, buku
penerbit (biasa dikenal LKS praktikum) atau DKL buatan guru yang digunakan.
Dalam penelitian ini, menggunakan DKL materi sel yang berhasil dikumpulkan
dari sejumlah SMP dan SMA Negeri di Kota Bandung. Desain Kegiatan
Laboratorium yang terkumpul sebanyak 23 DKL materi sel SMP dan SMA.
Setelah DKL dikumpulkan, diketahui bahwa terdapat DKL yang sama yang
digunakan oleh sekolah yang berbeda dan terdapat DKL (LKS) yang tidak
memenuhi kriteria DKL. Jumlah keseluruhan DKL yang digunakan adalah 16
DKL materi sel. Desain Kegiatan Laboratorium bersumber dari buku paket, buku
penerbit atau DKL buatan guru sesuai dengan penggunaan di sekolah. Semua
DKL yang didapat dikode dengan pengkodean P untuk DKL SMP, sedangkan A
untuk DKL SMA. Pengkodean dengan huruf P dan A ini berdasarkan jenjang dan
huruf terakhir dari SMP dan SMA. Komponen yang akan diteliti pada DKL ialah
35
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D.Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa rubrik. Rubrik yang
digunakan ada 3, yakni diagram Vee dan rubrik diagram Vee yang diambil dari
buku Novak & Gowin (1984); rubrik indikator keberadaan komponen diagram
Vee; dan rubrik pemetaan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif
berdasarkan taksonomi Bloom revisi yang diambil dari Anderson & Kratwohl
(2001). Diagram Vee dan rubrik diagram Vee yang diambil dari buku Novak &
Gowin sudah tervalidasi. Rubrik pemetaan dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif taksonomi Bloom revisi serta rubrik indikator keberadaan
komponen diagram Vee harus dijudgement.
Diagram Vee dan rubrik diagram Vee yang digunakan dapat dilihat pada Tabel
2.1 sampai Tabel 2.5 atau pada Tabel 3.1 sampai Tabel 3.5. Rubrik indikator
keberadaan komponen diagram Vee yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Diagram Vee, rubrik diagram Vee, dan rubrik indikator keberadaan komponen
diagram Vee digunakan untuk melihat bagaimana kelengkapan komponen
diagram Vee pada DKL dan kualitas DKL yang digunakan, dilihat dari pertanyaan
fokus, objek atau fenomena/event, teori, prinsip dan konsep, catatan atau
transformasi dan klaim pengetahuan.
Tabel 3.1. Penetapan skor pertanyaan fokus diagram Vee.
Skor Indikator
0 Tidak ada pertanyaan fokus yang teridentifikasi
1 Sebuah pertanyaan teridentifikasi, namun tidak fokus pada objek dan peristiwa besar atau sisi konseptual dari Vee.
2
Pertanyaan fokus teridentifikasi; termasuk konsep, tetapi tidak menyarankan objek atau peristiwa besar ATAU objek yang salah dan peristiwa diidentifikasi dalam kegiatan laboratorium lain.
3 Pertanyaan fokus yang jelas teridentifikasi; termasuk konsep yang akan digunakan dan menunjukkan peristiwa besar dan objek yang menyertainya.
Tabel 3.2. Penetapan skor objek/peristiwa diagram Vee.
Skor Indikator
0 Tidak ada objek atau peristiwa teridentifikasi.
1
Peristiwa utama atau objek teridentifikasi dan konsisten dengan pertanyaan fokus, ATAU peristiwa dan objek teridentifikasi, tetapi tidak konsisten dengan pertanyaan fokus.
2 Peristiwa utama dengan objek yang menyertai teridentifikasi, dan konsisten dengan pertanyaan fokus.
36
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3. Penetapan skor teori, prinsip, konsep diagram Vee.
Skor Indikator
0 Tidak ada sisi konseptual diidentifikasi.
1 Beberapa konsep diidentifikasi, tetapi tanpa prinsip dan teori, ATAU Prinsip yang ditulis adalah klaim pengetahuan yang dicari di kegiatan laboratorium.
2 Konsep dan setidaknya satu jenis prinsip (konseptual dan metodologikal) ATAU konsep dan teori yang relevan diidentifikasi.
3 Konsep dan dua jenis prinsip diidentifikasi, ATAU konsep, salah satu jenis prinsip, dan teori yang relevan diidentifikasi.
4 Konsep, dua jenis prinsip, dan teori yang relevan diidentifikasi
Tabel 3.4. Penetapan skor catatan/transformasi diagram Vee.
Skor Indikator
0 Tidak ada catatan atau transformasi diidentifikasi.
1 Catatan diidentifikasi, tetapi tidak sesuai dengan pertanyaan atau fokus peristiwa besar.
2 Catatan ATAU transformasi diidentifikasi, tetapi tidak keduanya.
3 Catatan diidentifikasi untuk peristiwa besar; transformasi yang tidak konsisten dengan maksud pertanyaan fokus.
4 Rekaman diidentifikasi untuk peristiwa besar; transformasi yang konsisten dengan pertanyaan fokus dan tingkat kelas dan kemampuan siswa.
Tabel 3.5. Penetapan skor klaim pengetahuan diagram Vee.
Skor Indikator
0 Tidak ada klaim pengetahuan diidentifikasi. 1 Klaim tidak berhubungan dengan sisi kiri dari Vee.
2 Klaim pengetahuan mencakup konsep yang digunakan dalam konteks yang tidak tepat ATAU generalisasi yang tidak konsisten dengan catatan dan transformasi.
3 Pengetahuan klaim meliputi konsep dari pertanyaan fokus dan berasal dari catatan dan transformasi.
4 Sama seperti di atas, tetapi klaim pengetahuan mengarah ke fokus baru pertanyaan.
Tabel 3.6. Indikator keberadaan komponen diagram Vee pada DKL.
Aspek yang dilihat Penilaian Indikator
Pertanyaan fokus Ya Apabila masalah yang akan dikaji tersirat dalam tujuan, maupun tersurat pada rumusan masalah. Tidak Apabila tidak terdapat masalah yang akan dikaji
tersirat dalam tujuan, maupun tersurat pada rumusan masalah.
Objek/event Ya Apabila dalam tujuan DKL terdapat objek/event yang akan diteliti atau faktanya muncul
Tidak Apabila dalam tujuan DKL tidak terdapat objek/event yang akan diteliti atau faktanya tidak muncul
Teori Ya Apabila dalam DKL terdapat teori yang tertulis baik dalam penjelasan dasar teori, maupun tersirat pada pertanyaan pengarah pada DKL
37
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baik dalam penjelasan dasar teori, maupun tersirat pada pertanyaan pengarah pada DKL
Aspek yang dilihat Penilaian Indikator
Konsep Ya Apabila tersurat dalam tujuan DKL maupun penjelasan dasar teori atau tersirat pada pertanyaan pengarah DKL
Tidak Apabila tidak tersurat dalam tujuan DKL maupun penjelasan dasar teori atau tersirat pada pertanyaan pengarah DKL
Prinsip Ya Apabila dalam DKL terdapat prinsip yang tertulis baik dalam penjelasan dasar teori, langkah kerja maupun pertanyaan pengarah pada DKL Tidak Apabila dalam DKL tidak terdapat prinsip yang
tertulis baik dalam penjelasan dasar teori, langkah kerja maupun pertanyaan pengarah pada DKL Catatan Ya Apabila terdapat perintah mencatat atau terdapat
tempat yang disediakan untuk mencatat Tidak Apabila tidak terdapat perintah mencatat atau
terdapat tempat yang disediakan untuk mencatat Transformasi Ya Apabila terdapat perintah untuk mengubah suatu
bentuk ke bentuk lain
Tidak Apabila tidak terdapat perintah untuk mengubah suatu bentuk ke bentuk lain
Klaim pengetahuan Ya Apabila terdapat arahan untuk menyimpulkan baik dalam bentuk perintah maupun pertanyaan pengarah Tidak Apabila tidak terdapat arahan untuk menyimpulkan
baik dalam bentuk perintah maupun pertanyaan pengarah
Rubrik proses kognitif berdasarkan taksonomi Bloom dapat dilihat pada Tabel
2.6 dan Tabel 2.7. Rubrik pemetaan dimensi pengetahuan dan dimensi proses
kognitif berdasarkan taksonomi Bloom revisi digunakan untuk mengetahui
kemungkinan kemunculan tingkat kognitif (dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif) yang muncul dalam tujuan, langkah kerja dan pertanyaan
pengarah pada DKL yang diuji atau digunakan. Setelah itu, datanya digunakan
untuk dilihat kesesuaiannya dengan kurikulum KTSP 2006 dan kurikulum 2013.
Adapun instrumen yang digunakan dengan sumber data dan keterangan validasi
instrumen pada penelitian ini dalam bentuk Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Validasi instrumen.
Instrumen yang digunakan Sumber data Validasi instrumen Diagram Vee dan Rubrik
diagram Vee
Desain Kegiatan Laboratorium
38
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rubrik indikator keberadaan diagram Vee
Desain Kegiatan Laboratorium
Hasil judgement
Instrumen yang digunakan Sumber data Validasi instrumen Rubrik pemetaan dimensi
pengetahuan dan dimensi proses berdasarkan kognitif
taksonomi Bloom revisi
Desain Kegiatan Laboratorium
Hasil judgement
E.Prosedur penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk pembuatan skripsi ini
bermula dari dilakukannya studi literatur, perumusan ide dan masalah, pembuatan
proposal, melakukan seminar proposal, perbaikan atau revisi proposal yang telah
diseminarkan, penyusunan instrumen penelitian, judgement instrumen penelitian,
revisi instrumen penelitian, pengambilan data penelitian, analisis data hasil
penelitian, membuat kesimpulan dari hasil penelitian dikaitkan dengan teori yang
ada, hingga pembuatan laporan dalam bentuk skripsi. Adapun alur penelitian yang
disajikan dalam bentuk bagan sebagai berikut.
Bagan 3.1. Alur penelitian.
Selain prosedur penelitian yang secara umum dilakukan oleh peneliti, adapula
prosedur penelitian yang secara khusus atau lebih rinci atau lebih fokus pada
proses mendapatkan hasil penelitian yang dilakukan pada penelitian ini yang
dapat dilihat pada Bagan 3.2. Studi literatur Perumusan ide dan
39
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.2. Alur penelitian secara lebih rinci.
F. Pengumpulan data
Pada penelitian ini dibutuhkan jenis data berupa data kualitatif. Secara teknis,
teknik pengumpulan data dilakukan pertama kali dengan mengumpulkan DKL
biologi SMP dan SMA yang bersumber dari buku paket, buku penerbit atau
buatan guru yang digunakan di sekolah SMP dan SMA kota Bandung. Desain
Kegiatan Laboratorium yang sudah dipilih kemudian diuji coba di laboratorium
untuk mengetahui hasil eksekusi dan objek/peristiwa yang muncul. Setelah
dieksekusi, dilakukan analisis struktur dan objek/peristiwa menggunakan
instrumen yang digunakan. Setelah semua instrumen telah digunakan untuk
masing-masing DKL, dilakukan analisis dari semua data hasil penelitian yang
didapat. Adapun tabel data yang dihasilkan dari instrumen yang digunakan beserta
aspek yang diteliti yang dapat dijawab oleh instrumen yang digunakan tersebut.
Tabel 3.8. Data yang dihasilkan.
Aspek yang diteliti Data Instrumen
Kelengkapan komponen diagram Vee pada Desain Kegiatan Laboratorium materi sel jenjang SMP dan SMA.
Data tabulasi dari komponen Diagram Vee pada DKL dan hasil uji coba setiap DKL yang dianalisis.
Indikator keberadaan komponen diagram Vee.
Analisis SK, KD, KI, KD biologi SMP dan SMA berdasarkan kurikulum KTSP 2006
dan kurikulum 2013
Studi kepustakaan tentang desain kegiatan laboratorium, diagram Vee, dimensi pengetahuan
dan dimensi proses kognitif berdasarkan taksonomi Bloom revisi
Studi kepustakaan materi sel jenjang SMP
dan SMA
Penyusunan instrumen penelitian dan pengumpulan DKL biologi materi sel SMP dan SMA kota Bandung Judgement instrumen penelitian Perbaikan instrumen penelitian Pengujian DKL
biologi SMP dan SMA dengan materi
40
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek yang diteliti Data Instrumen
Kualitas Desain Kegiatan Laboratorium materi sel jenjang SMP dan SMA dilihat dari skor rubrik diagram Vee.
Nilai-nilai dari komponen Diagram Vee pada DKL dan hasil uji coba setiap DKL yang dianalisis.
Diagram Vee dan rubrik penilaian diagram Vee.
Hasil eksekusi Desain Kegiatan Laboratorium materi sel jenjang SMP dan SMA
Catatan hasil eksekusi Tabel hasil eksekusi
Kemungkinan kemunculan tingkat kognitif pada Desain Kegiatan Laboratorium materi sel jenjang SMP dan SMA serta kesesuaiannya dengan kurikulum.
Data tabulasi pemetaan DKL dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif taksonomi Bloom revisi.
Rubrik pemetaan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif taksonomi Bloom revisi.
G.Analisis data
Setelah data dikumpulkan melalui ujicoba DKL dan dianalisis sesuai dengan
rubrik yang telah dibuat, maka analisis data dilakukan dengan cara induktif yang
bermula dari fakta empiris berdasarkan hasil penilaian instrumen yang digunakan.
Data yang dihasilkan dari instrumen yang digunakan berupa data tabulasi. Data
tabulasi dari kelengkapan komponen Diagram Vee pada DKL akan dijumlahkan
dan dipersentasekan kemunculan setiap komponennya. Nilai-nilai dari komponen
Diagram Vee yang didapatkan oleh DKL akan dirata-ratakan. Data tabulasi
pemetaan DKL dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif taksonomi
Bloom revisi akan dijumlahkan. Akhirnya, data yang terbentuk berupa data
jumlah, rata-rata, persentase serta catatan hasil eksekusi yang akan di analisis
dengan menggunakan analisis deskriptif, dengan mendeskripsikan hasil perolehan
tabulasi yang ada. Kesimpulan hasil akhir dari analisis data adalah kelengkapan
komponen diagram Vee pada DKL, kualitas DKL berdasarkan rubrik diagram
Vee, hasil eksekusi DKL, dan kemungkinan kemunculan tingkat kognitif pada
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
79 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
Berdasarkan hasil analisis DKL materi sel jenjang SMP dan SMA dan
pembahasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan menjadi empat poin.
Pertama mengenai hasil eksekusi DKL materi sel jenjang SMP dan SMA.
Secara keseluruhan prosedur DKL dapat dieksekusi dan memunculkan fakta.
Akan tetapi, terdapat beberapa temuan lainnya dari hasil eksekusi, yakni terdapat
beberapa DKL yang tujuannya masih kurang fokus, ada bahan yang sulit dicari,
ada alat yang tidak digunakan pada langkah kerja, terdapat prosedur yang kurang
tepat atau ada prosedur yang terlewat.
Kedua mengenai kelengkapan komponen diagram Vee pada DKL materi sel
jenjang SMP dan SMA. Pada DKL materi sel jenjang SMP dan SMA tidak
memunculkan komponen diagram Vee secara lengkap. Jika dilihat ideal atau
tidaknya suatu DKL berdasarkan kelengkapan komponen diagram Vee menurut
Novak & Gowin (1984), maka hampir semua DKL materi sel jenjang SMP
maupun jenjang SMA kurang ideal, karena komponen diagram Vee yang
dimunculkan tidak lengkap dalam suatu DKL. Berdasarkan hasil penelitian, hanya
terdapat 1 DKL yang mengikuti struktur diagram Vee secara lengkap, yakni DKL
A5.
Ketiga mengenai kualitas DKL materi sel jenjang SMP dan SMA berdasarkan
rubrik diagram Vee. Baik pada DKL materi sel jenjang SMP maupun SMA,
kualitas DKL yang digunakan tidak sempurna dan tidak dapat membantu
pembentukkan pengetahuan dengan baik karena memiliki jumlah skor kurang dari
total nilai sempurna, yakni 18.
Keempat mengenai kemungkinan kemunculan tingkat kognitif pada DKL
materi sel jenjang SMP dan SMA serta kesesuaiannya dengan kurikulum.
Kemungkinan kemunculan tingkat kognitif baik pada DKL SMP maupun DKL
SMA masih berada pada tingkatan rendah, yakni C2. Hanya pada DKL SMA
80
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi sel pada jenjang SMP dan SMA ini sejalan dengan kurikulum KTSP 2006
dan kurikulum 2013.
B.Implikasi dan Rekomendasi
Adanya penelitian struktur dan kemungkinan kemunculan tingkat kognitif pada
DKL materi sel diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru dalam menyusun
dan mengembangkan DKL yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu juga
dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menggunakan DKL dalam
pembelajaran. Sehingga kualitas DKL yang digunakan nantinya berkualitas
sempurna, dapat membantu pembentukkan pengetahuan dengan baik dan sesuai
dengan kurikulum yang digunakan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai analisis Desain Kegiatan
Laboratorium (DKL), peneliti memberikan rekomendasi bagi pembuat DKL dan
penelitian selanjutnya. Berikut rekomendasi peneliti untuk pembuat DKL
selanjutnya:
1. Sebaiknya struktur yang digunakan lebih mengacu kepada diagram Vee, agar
DKL menunjang pembentukkan pengetahuan yang lebih sistematis.
2. Sebelum pembuatan DKL, lebih baik menganalisis kurikulumnya terlebih
dahulu sehingga DKL dapat menunjang ketercapaian kompetensi dasar dari
kurikulum yang digunakan.
Selain rekomendasi untuk pembuat DKL, ada pula rekomendasi peneliti terkait
penelitian ini sebagai berikut:
1. Sebaiknya penelitian yang dilakukan tidak hanya dieksekusi oleh peneliti
namun dieksekusi pula oleh siswa atau melibatkan siswa dalam penelitiannya.
2. Sebaiknya penelitian yang dilakukan tidak hanya menggunakan DKL yang
langkah kerjanya diberikan oleh guru dalam bentuk tulisan, namun digunakan
pula dengan tipe DKL yang berbeda.
3. Perlu dilakukan pula kegiatan wawancara kepada siswa untuk benar-benar
mengetahui sampai dimana pengetahuan siswa, dan pendapat siswa mengenai
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
81
DAFTAR PUSTAKA
Abrahams, I. & Reiss, M. (2012). Practical work: Its effectiveness in primary and secondary schools in England. Journal of Research in Science Teaching, 49 (8), 1035-1055.
Abrahams, I., & Millar, R. (2008). Do practical work really work? A study of the effectiveness of practical work as a teaching and learning method in school science. International Journal of Science Education, 30(14), hlm. 1945–1969.
Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: a revision of bloom’s taxonomy of educational of objectives (Rev. ed). New York: Addison Wesley.
Aryulina, D, et al. (2007). Biologi SMA Dan MA Untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Calais. (2009). The vee diagram as a problem solving strategy: Content area reading/writing implications. National Forum Teacher Education Journal. 19(3), 1-8.
Campbell, et al. (2002). Biologi Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Dahar, R. W. (1988). Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Standar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Depdiknas.
Gowin & Alvarez. (2005). The Art Of Educating With V Diagrams. New York: Cambridge University Press.
Gunawan I. & Palupi A. R. (2008). Taksonomi Bloom-revisi ranah kognitif: kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran dan penilaian. Lampung: UNILA
Hegarty-Hazel, E. (1986). Lab work SET: Research information for teachers, number one. Canberra: Australian Council for Education Research.
Krathwohl, D. R., (2002). A revision of Bloom’s taxonomy: an overview. College of Education, 41(4), hlm -.
Kurnadi K, A. (2009). Dasar-dasar Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia. Bandung: Bio UPI.
82
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Millar, R. (2004). The role of practical work in the teaching and learning of science. Washington, DC. National Academi of Science.
Muchtar, Z & Simalango, A. N. (2008). Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi. Jurnal pendidikan matematika dan sains. 3, (1), 29-34.
Novak, J. D., & Gowin, D. B. (1984). Learning How To Learn. New York: Cambridge University Press.
Ruhimat, T, Dr. M.Pd, et al. (2012). Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Rustaman, A & Wulan, A.R. (2007). Strategi pembelajaran biologi. Bandung: Universitas Terbuka.
Rustaman, N. Y, et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: JICA.
Solihat, L. S. (2011). Analisis Penerapan Metakognitif Pada DKL Alat Indera Di SMA Dengan Menggunakan Diagram Vee. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.
Sudargo, F. (2009). Pembelajaran Biologi Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keterampilan Proses Siswa
SMA. [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195107261978
032-FRANSISCA_SUDARGO/ARTIKEL_HK_09_FRANSISCA/ARTIKEL_HIBAH _KOMPETITIF.pdf [12 juni 2015].
Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Supriatno, B. (2009). Uji langkah kerja laboratorium biologi sekolah. Proceeding Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Biologi: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA-UPI.
Supriatno, B. (2013). Pengembangan program perkuliahan pengembangan praktikum biologi sekolah berbasis ANCORB untuk mengembangkan kemampuan merancang dan mengembangkan desain kegiatan laboratorium. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
83
Winda Septiana Trinanda, 2015
ANALISIS STRUKTUR DAN KEMUNGKINAN KEMUNCULAN TINGKAT KOGNITIF PADA DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM MATERI SEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Widodo, A. & Ramdhaningsih, V. (2006). Analisis Kegiatan Praktikum Biologi dengan Menggunakan Video. Metalogika. 9(2), hlm. 146-158.
Widodo, A. (2005). Taksonomi Tujuan Pembelajaran. Didaktis. 4(2), hlm. 61-69.