• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK

KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12

SEMARANG

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada departemen Pendidikan Kewarganegaraan

OLEH

Ria Yuni Lestari

NIM. 1302966

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK

KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA N 12 SEMARANG

Oleh

Ria Yuni Lestari

S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia 2014

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

© Ria Yuni Lestari 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

(4)

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

(5)

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul:

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Mengembangkan

Keterampilan dan Watak Kewarganegaraan Peserta Didik di SMA Negeri 12

Semarang, beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri.Saya

tidak melakukan penjiplakan ataupun pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2015 Yang membuat pernyataan

(6)

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Lestari, Ria Yuni (1302966). Implementasi kegiatan ekstrakurikuler dalam

mengembangkan keterampilan dan watak kewarganegaraan peserta didik di SMA Negeri 12 Semarang.

Penelitian ini membahas mengenai implementasi kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan keterampilan dan watak kewarganegaraan peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran program ekstrakurikuler dalam mengembangkan keterampilan dan watak kewarganegaraan, proses kegiatan ekstrakurikuler, penilaian dalam kegiatan ekstrakurikuler, serta hambatan yang terjadi dan upaya yang dilakukan dalam mengembangkan keterampilan dan watak kewarganegaraan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Temuan penelitian: 1). Program ekstrakurikuler dalam mengembangkan keterampilan dan watak kewarganegaraan peserta didik antara lain kegiatan paskibra, karya ilmiah, jurnalistik dan kerohanian islam. Keterampilan kewarganegaraan yang dikembangkan meliputi berkomunikasi secara baik dan cerdas sesama anggota, menganalisis masalah, mengambil keputusan, berorganisasi, berpartisipasi di dalam lingkungan sekolah, berkomunikasi, membangun kerjasama, berlomba, menentang pelecehan, memberikan dukungan, meningkatkan kemampuan pribadi dan kelompok serta menaati peraturan, sedangkan untuk watak kewarganegaraan yang dikembangkan meliputi kesopanan, menghormati hak individu orang lain, patuh kepada hukum, jujur, membuka pikiran, berpikir kritis, negosiasi dan kompromi, gigih, belas kasih, patriotisme, keberanian, toleransi, 2). Proses kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan keterampilan dan watak kewarganegaraan meliputi ektrakurikuler paskibra yang mengadakan kegiatan pengambilan sabuk, karya ilmiah dalam menuis karya ilmiah dan lomba, jurnalistik dalam menyiapkan majalah sekolah serta kerohanian islam dalam kegiatan ekstrakurikuler sehari-hari dan acara-acara peringatan hari besar keagamaan, 3). Penilaian yang dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler dilakukan secara kualitatif serta dimasukan ke dalam nilai rapor, dan 4). Kendala yang terjadi dalam implementasi kegiatan ekstrakuriler meliputi kendala internal yaitu minat peserta didik dan kemampuan para pembina menyusun program dan kurang menguasai ekstrakurikuler yang dibina, dan kendala eksternal yaitu pembiayaan dan prasarana yang kurang mendukung. Rekomendasi penelitian ini adalah bahwasanya sekolah harus memperhatikan dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler agar lebih baik untuk mendukung pengembangan keterampilan dan watak kewarganegaraan peserta didik.

(7)

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Lestari, Ria Yuni (1302966). The implementation of extracurricular activities in

developing the civic skills and civic disposition of students of SMAN 12 Semarang.

This study discusses the implementation of extracurricular activities in developing civic skills and civic disposition of students. The purpose of this study is to obtain an overview program of the ciivic skills and civic disposition developed in the extracurricular activities, the process of extra-curricular activity, the barriers that occur and the efforts made to develop the skills and characters of citizenship. The approach used in this study is qualitative approach with case study method. The collecting of the data is by using observation, interview. The findings of the study are: 1) Extracurricular program are , KIR (Youth Scientific Work), journalism, and ROHIS (Islamic spirituality) and civic skills developed include well and smart communicating among the members, analyzing problem, making decision, organizing, participating in school environment, communicating, establishing cooperation, competing, fighting abuse, giving support, enhancing the ability of individuals and groups as well as complying with regulations. The vivic disposition developed include courtesy, respecting the rights of other individuals, obeying the law, mind opening, critical thinking, negotiating and compromising, persistent, compassion, patriotism, courage, tolerance, 2) The process of extracurricular activities in developing the skills and characters of citizenship include the Paskibra extracurricular which holds a belt retrieval, the KIR extracurricular activity in writing scientific works and participating competitions, the journalism extracurricular in preparing school magazine, and ROHIS extracurricular in daily activities and in commemoration religious holiday events, 3) evaluation extracurricular program with qualitatif method, and 4) The barriers that occur in the implementation of extracurricular activities include internal barriers which are the students’ interests itself and the extracurricular builders’ ability in drawing up programs and lack of control of the scouted extracurricular knowledge. The external barriers include the financing and lack of supporting infrastructures. The recommendation of this study is that the school needs to pay attention and implement the extracurricular well in order to be better to support the development of the civic skills and civic disposition of the students.

(8)

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN DEPAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

1. Tujuan Umum... 9

2. Tujuan Khusus ... 10

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 10

E. Definisi Operasional ... 11

F. Struktur Organisasi Tesis ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Ekstrakurikuler ... 16

1. Definisi Ekstrakurikuler ... 16

2. Landasan Hukum Kegiatan Ekstrakurikuler ... 18

3. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiata Ekstrakurikuler ... 19

4. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler ... 22

5. Fungsi dan Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler ... 24

B. Nilai-Nilai Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ... 27

1. Tujuan Pendidiikan Kewarganegaraan ... 27

2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 28

3. Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan ... 39

4. Hubungan Ekstrakurikuler dengan Pendidikan Kewarganegaraan .. 30

C. Kecakapan Kewarganegaraan ... 34

1. Definisi Kecakapan Kewarganegaraan ... 34

2. Indikator Kecakapan Kewarganegaraan ... 35

D. Watak Kewarganegaraan ... 37

1. Definisi Watak Kewarganegaraan ... 40

2. Indikator Watak Kewarganegaraan ... 40

(9)

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

A. Desain Penelitian ... 50

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 52

1. Partisiapan Penelitian ... 52

2. Tempat Penelitian ... 53

C. Tekhnik pengumpulan Data ... 55

D. Tekhnik Analisis Data ... 57

E. Isue Etik ... 60

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 62

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 62

1. Gambaran Fisik Sekolah ... 62

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 64

3. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 65

4. Struktur Organisasi SMA N 12 Semarang ... 66

5. Prestasi ... 67

B. Hasil penelitian ... 69

1. Program kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan keterampilan dan Watak Kewarganegaraan ... 69

2. Proses kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan keterampilan dan Watak Kewarganegaraan ... 117

3. Penilaian dalam kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan keterampilan dan Watak Kewarganegaraan ... 123

4. Kendala dan Upaya ... 127

C. Pembahasan penelitian ... 131

1. Keterampilan Kewarganegaraan dan Ekstrakurikuler ... 131

2. Proses kegiatan ekstrakurikuler ... 143

3. Penilaian kegiatan Ekstrakurikuler ... 149

4. Kendala dan Upaya dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ... 154

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 163

A. Kesimpulan ... 163

1. Kesimpulan Umum ... 163

2. Kesimpulan Khusus ... 164

B. Implikasi ... 165

C. Rekomendasi ... 166

(10)

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Karakter warganegara dan Indikatornya

2. Tabel 4.1DaftarBangunandanRuangan di SMA Negeri 12 Semarang 3. Tabel 4.2 Tabel 4.2 JenisKegiatanEkstrakurikuler

4. Tabel 4.3Prestasi yang diraih SMA N 12 Semarang 5. Tabel4.4KeterampilanKewarganegaraan yang

DikembangkanMelaluiKegiatanEkstrakurikuler

6. Tabel4.5KeterampilanKewarganegaraan yang

DikembangkanMelaluiKegiatanEkstrakurikuler PASKIBRA

7. Tabel 4.6KeterampilanKewarganegaraan yang

DikembangkanMelaluiKegiatanEkstrakurikulerKIR

8. Tabel 4.7KeterampilanKewarganegaraan yang

DikembangkanMelaluiKegiatanEkstrakurikulerJurnalistik

9. Tabel4.8KeterampilanKewarganegaraan yang

DikembangkanMelaluiKegiatanEkstrakurikulerROHIS

10.Tabel 4.9Watak Kewarganegaraan yang

DikembangkanMelaluiKegiatanEkstrakurikuler

11.Tabel 4.10 Watak Kewarganegaraan yang

DikembangkanMelaluiKegiatanEkstrakurikuler PASKIBRA

12.Tabel 4.11 Watak Kewarganegaraan yang

DikembangkanMelaluiKegiatanEkstrakurikuler KIR

13.Tabel 4.12 Watak Kewarganegaraan yang

DikembangkanMelaluiKegiatanEkstrakurikuler Jurnalistik

14.Tabel 4.13 Watak Kewarganegaraan yang

(11)

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.1 Komponen-komponenanalisa data kualitatif 2. Gambar 3. 2Triangulasi Sumber

3. Gambar 3.2Triangulasi Teknik

(12)

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

1. SuratkeputusanPembimbimbing

2. SuratPenelitian Dari SekolahPascasarjanaUniversitasPendidikan Indonesia 3. SuratRujukanPenelitiandariDinasPendidikan Kota Semarang

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan pendahuluan yang mendiskripsikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian, definisi operasional dan struktur organisasi tesis.

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang telah beranjak dari suatu keterbelakangan yang mengarah pada suatu modernisasi, dalam rangka mewujudkan hal tersebut diperlukan peserta didik dan masyarakat yang berkualitas melalui pendidikan. Pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup dan juga akan menciptakan suatu kehidupan yang lebih bermutu. Perwujudan dari masyarakat yang berkualitas ini menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang semakin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang kreatif, mandiri dan profesional.

Pendidikan adalah suatu hal yang tidak dapat ditinggalkan dalam setiap masyarakat yang berbudaya. Disadari atau tidak proses pendidikan sesungguhnya sudah diawali sejak seseorang mengawali kehidupannya di dunia. Melalui pendidikan, maka nilai-nilai yang ada dalam suatu masyarakat dapat terpelihara dan berkembang dari generasi ke generasi, dan dengan sendirinya juga menjadi motor dari berkembangnya masyarakat tersebut. Winataputra (2010) mengemukakan pendidikan yang baik dan kuat merupakan kunci sukses menuju kemakmuran ekonomi dan standar hidup yang layak dan manusiawi bagi warga negara.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

(14)

2

Indonesia yang dengan adanya kurikulum untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan yang ada di Indonesia. Kurikulum merupakan seperangkat panduan dalam melaksanakan pendidikan di Indonesia. Oliva (1997: 12) menyatakan secara tegas bahwa:

Curriculum it self is a construct or concept, a verbalization of an

extremely complex idea or self idea”.

Hal tersebut berarti bahwa pengertian yang melekat di dalam kurikulum bahwa kurikulum sebagai verbalitas dari ide atau gagasan yang teramat kompleks yang ingin dicapai oleh dunia pendidikan.

Pendidikan di Indonesia itu sendiri sekarang menganut dua kurikulum yakni kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) atau yang disebut kurikulum 2006 dan kurikulum 2013. Noor (2012: 95) menyebutkan bahwa kurikulum sebagai pengalaman belajar mengandung makna bahwa kurikulum merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan di sekolah, asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab sekolah. Kegiatan yang dimaksud itu tidak terbatas pada kegiatan intra tetapi menyangkut kegiatan ekstrakurikuler. Hal tersebut berarti bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang menyangkut dengan kurikulum dan bertujuan untuk membantu dalam mencapai tujuan pendidikan di Indonesia. Seperti apa yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaann Nomor 62 Tahun 2014 mengenai Ekstrakurikuler Pendidikan Dasar dan Menengah bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

(15)

3

sekolah untuk menyalurkan minat dan bakat peserta didik sesuai dengan pilihan yang disukainya.

Pemprograman kegiatan ekstrakurikuler di sekolah biasanya terdapat perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yang matang yang masuk kedalam program sekolah sesuai dengan kemampuan sekolah dalam mengimplementasikan kegiatan ekstrakurikuler. Noor (2012: 80-81) bahwa dalam pemrograman kegiatan ekstrakurikuler harus terdiri dari:

1. Perencanaan kegiatan, perencanaan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada jenis-jenis kegiatan yang memuat unsur:

a. Sasaran

b. Substansi kegiatan

c. Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, serta keorganisasiannya

d. Waktu dan tempat e. Sarana

2. Pelaksanaan Kegiatan

a. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin, spontan, dan keteladanan dilaksanakan langsung oleh guru, konselor, dan tenaga kependidikan di sekolah/ madrasah.

b. Kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pelaksana sebagaimana yang telah direncanakan.

3. Penilaian

Hasil dan proses kegiatan ekstrakurikuler dinilai secara kualitatif dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/ madrasah dan pemangku kepentingan lainnya oleh penanggung jawab kegiatan

Realitinya, banyak sekolah yang kurang memperhatikan kegiatan ekstraurikulernya dengan baik. Apalagi sekolah yang hanya mencapai kelulusan siswa degan baik, sehingga lebih sering mengedepankan kegiatan les tambahan. Kemudian dukungan orang tua yang kurang terhadap pengembangan diri anak, bahkan orang tua memaksa anaknya untuk terjun dan mengikuti les dan bimbingan belajar agar nilai akademiknya naik atau bagus. Keadaan seperti itu sejalan dengan Dahliyana (2011) yang menyebutkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler masih dianggap hanya tempelan saja yang tidak mesti harus diadakan dalam sekolah. Dipertegas pula dalam Desain Induk Pendidikan Karakter (2010: 22) yang meyatakan bahwa:

(16)

4

banyak peserta didik yang hanya belajar saja, tanpa menghiraukan kegiatan korikuler apalagi kegiatan ekstrakurikuler. Alasannya malas, mengganggu konsentrasi belajar, hanya membuang waktu atau tidak bemanfaat. Tidak sedikit juga kegiatan peserta didik yang tidak mendukung pengembangan pribadi. Menurut Asmani (2011:63) bahwa kegiatan ekstrakurikuler selama ini dipandang sebelah mata, hanya sebagai pelengkap kegiatan intrakurikuler.

Banyak sekolah yang telah memprogramkan kegiatan ekstrakurikuler dengan matang sebagai penunjang kegiatan intrakurikuler dan sebagai pengembangan bakat dari peserta didik. Namun hingga saat ini setelah kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan sejak lama di sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dampaknya belum signifikan bagi pengembangan yang mengarahkan peserta didik ke arah yang baik atau positif.

Kenyataan yang lebih parah lagi masih banyak tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh para pelajar. Hal itu sependapat dengan Davega (2013:2) banyaknya kenakalan remaja yang diakukan oleh usia SMA baik di kota maupun di desa antara lain narkoba, minum-minuman keras, tindakan asusila, pencurian dan lain sebagainya. Begitupun dengan Asmani (2011: 8) bahwa cara berpakaian, berinteraksi dengan lawan jenis, manikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan menikmati narkoba menjadi tren anak muda yang sulit ditanggulangi. Rukmana (2014: 1) juga menjelaskan bahwa kenakalan remaja merupakan faktor utama yang sangat memengaruhi proses belajar mengajar peserta didik, karena kenakalan remaja dewasa ini sudah menimbulkan kerawanan sehingga perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak entah itu dari masyarakat dan dari pemerintah.

Kasus pelanggaran yang terjadi di kota Semarang banyak dilakukan oleh siswa dalam usia sekolah SMA seperti tawuran, kebut-kebutan, menongkrong sampai larut malam. Dalam Lestari (2012: 2) Besarnya angka kriminalitas yang dilakukan usia remaja khususnya usia SMA adalah satu faktor ketidaksiapan mereka untuk masuk di dalam dunia nyata atau masyarakat yang sebenarnya.

(17)

5

guru lah yang sangat penting. Siswa sebagai subjek didik, tak akan lepas dari peran guru dan orang tua dalam membantu perkembangan dirinya dan tiap anak atau peserta didik tetap mempunyai potensi sendiri-sendiri. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebagai wahana yang tepat dalam membatu pengembangan peserta didik.

Peserta didik merupakan warga negara hipotik, yang akan menjadi warga negara yang nantinya jika sudah mencapai umur yang pas dapat dikatakan sebagai warga negara yang baik. Seperi yang dikemukakan oleh Budimansyah (2010:139) siswa adalah warga negara hipotik yang yakni warga negara yang harus di didik untuk menjadi warga negara yang dewasa yang sadar akan hak dan kewajibannya.

Sebagai warga negara yang baik bahwa warga negara harus mengetahui kemampuan dasar dari warga negara, menurut Remy (dalam Wahab dan Sapriya, 2011: 234) bahwa kompetensi dasar warga negara yang diharapkan dimiliki warga negara bagi keberhasilan dalam memelihara dan mempraktekkan dasar-dasar dEmokrasi sebagai warga negara dari sebuah negara demokratis adalah sebagai berikut:

1. Acquiring and using information ( mendapatkan dan menggunakan

informasi)

2. Assesing involvment (keterlibatan dalam menilai sesuatu)

3. Making decision ( membuat keputusan)

4. Making judgments ( membuat penilaian)

5. Communicating ( berkomunikasi)

6. Cooperation ( kerjasama)

7. Promoting interest (tertarik melibatkan diri)

Banyaknya kasus kriminal yang dilakukan oleh usia SMA menandakan bahwa peserta didik kurang sadar akan dirinya yang nanti akan menjadi warga negara yang baik yang tahu akan hak dan tanggung jawabnya sebagai warga negara. Maka dari itulah sekolah juga ikut serta dalam memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik.

(18)

6

negara yang beragam dari segi agama, kultural, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa. Fungsinya adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan memfokuskan pada tiga komponen pengembangan yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), ketrampilan kewarganegaraan (civic skill), dan karakter kewarganegaraan (civic disposition, Muchson (2004:33).

Keterampilan dan watak Kewarganegaraan merupakan hal yang sangat esensial yang harus dimiliki oleh setiap warga negara. Jika warga negara mempraktekan hak-haknya dan menunaikan tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat yang berdaulat, mereka tidak hanya perlu menguasai pengetahuan induk tetapi juga dituntut untuk memiliki kecakapan intelektual (intekectual skill) dan kecakapan partisipatori (participatory skill). Seperti berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain, menjadi tanggap terhadap warga negara yang lain. Kemudian terjadi interaksi apabila terjadi perbedaan maka dapat diselesaikan dengan cara damai dan jujur. Selanjutnya watak warganegara juga perlu dimiliki oleh peserta didik seperti sopan santun, disiplin, peduli dan dapat mengatasi masalah. Dipersekolahan tentunya guru memiliki tanggung jawab untuk membangun dan mengembangkan watak peserta didik sebagi generasi penerus bangsa melalui pembelajaran di kelas maupun kegiatan di luar kelas seperti ekstrakurikuler.

(19)

7

siswa agar mempunyai semangat baru untuk lebih giat belajar serta menanamkan tanggung jawabnya sebagai warga negara yang mandiri.

Budimansyah (2008) kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadikan sebagai wahana sosio-pedagogis PKn untuk mendapatkan hand-on experience. Dari kegiatan ini diharapakan ada kontribusinya yang signifikan untuk membina kecakapan dan keterampilan kewarganegaraan siswa.

Maka, dapat diartikan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan menyangkut dan merambah ke kegiatan ekstrakurikuler dan salah satu komponen dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah ketrampilan dan watak kewarganegaraan. Wahab (2013) dalam pembelajaran mata kuliah teori dan landasnan Pendidikan Kewarganegaraan memaparkan dalam membentuk warganegara yang menyadari akan hak dan kewajibannya adalah tugas dari guru Pendidikan Kewarganegaraan, tetapi menjadikan peserta didik memiliki watak atau karakter adalah tugas semua guru dan kegiatan yang ada di sekolah, termasuk juga dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dalam kompetensi kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan memang wahana yang tepat, tetapi kegiatan lain dan mata pelajaran lain dapat membentuk indikator-indikator lain.

(20)

8

Berdasarkan uraian di atas maka penulis bermaksud untuk meneliti secara komprehensif mengenai implementasi kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan kecakapan dan watak kewarganegaraan peserta didik di SMA Negeri 12 Semarang.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Bertolak dari latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Ekstrakurikuler merupakan bagian dari kurikulum yang dilaksanakan di sekolah sebagai penunjang kegiatan intrakurikuler, demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional di Indonesia

2. Hingga saat ini setelah kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan sejak lama di sekolah mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dampaknya belum signifikan bagi pengembangan kecakapan dan watak kewarganegaraan peserta didik.

3. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah belum maksimal dan hanya cenderung mendorong pengembangan bakat dan minat peserta didik sehingga pengembangan aspek kecakapan dan watak kewarganegaraannya sedikit terlupakan. kegiatan ekstrakurikuler selama ini dipandang sebelah mata, hanya sebagai pelengkap kegiatan intrakurikuler.

4. Munculnya gejala keengganan peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan kesiswaan atau kemahasiswaan. Masih banyak peserta didik yang hanya belajar saja, tanpa menghiraukan kegiata korikuler apalagi kegiatan ekstrakurikuler. Alasannya malas, mengganggu konsentrasi belajar, hanya membuang waktu atau tidak bemanfaat. Tidak sedikit juga kegiatan peserta didik yang tidak mendukung pengembangan pribadi.

5. Kasus pelanggaran yang terjadi di kota Semarang banyak dilakukan oleh siswa dalam usia sekolah SMA seperti tawuran, kebut-kebutan, menongkrong sampai larut malam.

(21)

9

7. Membentuk warganegara yang menyadari akan hak dan kewajibannya adalah tugas dari guru Pendidikan Kewarganegaraan, tetapi menjadikan peserta didik memiliki watak atau karakter adalah tugas semua guru dan kegiatan yang ada di sekolah, termasuk juga dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dalam kompetensi kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan memang wahana yang tepat, tetapi kegiatan lain dan mata pelajaran lain dapat membentuk indikator-indikator lain.

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah, maka yang akan menjadi rumusan masalah secara umum yaitu: Bagaimana implementasi

kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan kecakapan dan watak

kewarganegaraan peserta didik di SMA Negeri 12 Semarang. Agar penelitian

ini lebih terfokus pada pokok permasalahan, maka masalah umum tersebut dijabarkan dalam sub-sub masalah yang sekaligus menjadi pertanyaan penelitian yakni sebagai berikut.

1. Program ekstrakurikuler apa saja yang dapat mengembangkan keterampilan dan watak kewarganegaraan peserta didik di SMA Negeri 12 Semarang? 2. Bagaimana proses pengembangan keterampilan dan watak kewarganegaraan

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 12 Semarang? 3. Bagaimana penilaian kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan

keterampilan dan watak kewarganegaraan peserta didik di SMA Negeri 12 Semarang?

4. Bagaimana kendala dan upaya dalam pengimplementasian kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan keterampilan dan watak kewarganegaraan peserta didik di SMA Negeri 12 Semarang?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

(22)

10

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mendiskripsikan pemrograman kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan keterampilan dan watak kewarganegaraan peserta didik di SMA Negeri 12 Semarang

b. Mendiskripsikan bagaimana proses dalam mengembangkan keterampilan dan watak kewarganegaraan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 12 Semarang.

c. Mendiskripsikan bagaimana penilaian pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 12 Semarang.

d. Untuk mengetahui kendala dan dalam pengimplementasian kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan keterampilan dan watak kewarganegaraan peserta didik di SMA Negeri 12 Semarang.

D. Manfaat / Signifikansi Penelitian

1. Manfaat/Signifikansi Penelitian teoritis

a. Bagi Bidang Ilmu Pendidikan Kewarganegaraan

Mampu memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan.

b. Bagi Sekolah

Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan dan watak kewarganegaraan melalui kegiatan ekstrakurikuler disekolah.

c. Bagi Penulis

Menanbah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai hal tentang pengembangan keterampilan dan watak kewarganegaraan melalui kegiatan ekstrakurikuler disekolah .

d. Bagi Peserta didik

(23)

11

mengembangkan keterampilan dan watak kewarganegaraannya agar nantinya dapat menjadi warga negara yang baik.

2. Manfaat/Signifikansi dari segi kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait guna meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. Agar membekali peserta didik keterampilan dan watak kewarganegaraan yang baik. 3. Manfaat/signifikasi dari segi praktis

a. Bagi Penulis

Dapat memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian, sehingga dapat menjadi pertimbangan peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya. b. Bagi Sekolah

Sebagai masukan dalam berinovasi dalam menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler.

4. Manfaat/ Signifikansi dari segi isu serta aksi sosial

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peniliti guna menambah wawasan keilmuwan peneliti di bidang ekstrakurikuler, kecakapan warganegara, dan watak kewarganegaraan . Sehingga bergina bagi peneliti untuk melakukukan aksi soisal di masyarakat.

E. Definisi Operasional

1. Ekstakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan layanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwewenang di sekolah.

Adapun yang jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud dan merupakan indikator variabel ini adalah:

(24)

12

b. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;

c. Latihan olah bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;

d. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran

2. Kecakapan Kewarganegaraan

Kecakapan kewargenegaraan nyakni kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang warga negara berupa kecakapan intelektual dan kecakapan partisipatori. Dengan indikator sebagai berikut.

a. Intelectual skill (kecakapan intelektual)

1) Mengidentifikasi unttuk meneganali dengan jelas suatu yang masih samar yakni seseorang itu harus mampu 1). Membedakannya dengan yang lain, 2). Mengkasifikasinannya dengan suatu yan lain yang memiliki kesamaan, 3). Menentukan aal usul.

2) Mendeskripsikan: untuk mendiskripsikan objek, proses, institusi, fungsi, tujuan, alat, dan kualitas yang jekas maupun yang samar. Agar dapat mendiskripsikannya, seseorang perlu laporan tertulis atau verbal tentang karakteristinya.

3) Menjelaskan: untuk mengidentifikasi, mendiskripsikan, mengklarifikasi, atau menterjemahkan sesuatu, seseorang dapat menjelaskan 1). Sebab-sebab suatu perisriwa, 2). Makna dan pentingnya suatu peristiwa atau ide.

4) Mengevaluasi posisi: untuk menggunakan kriteria atau standar guna membuat keputusan mengenai 1). Kekuatan dan kelemahan posisi suatu isu tertentu, 2) tujuan yang dikedepankan posisi itu, 3). Aat yang dipakai untuk mencapai tujuan itu.

(25)

13

6) Membenla posisi: untik 1). Mnegemukakan argumen atau sikap yang diambil dan b). Merespon argumentasi yang tidak disepakati b. Participatory Skill (Kecakapan partisipatori)

1) Mempengaruhi kebijakan dan keputusan (membuat petisi dan lobi) 2) Membangun koalisi dan bekerjasama dalam organisasi,

3) Ambil bagian dalam diskusi politik,

4) Partisipasi dalam proses sosial dan politik (anggota partai politik, kelompok kepentingan, voting, menulis surat kepada pejabat, demonstrasi, dll)

3. Watak Kewarganegaraan

Civic disposition merupakan watak atau bisa juga disebut dengan karakter

kewarganegraan yang harus dimiliki oleh setiap warga negara. Dalam penelitian ini indikator dari watak kewarganegaraan adalah watak publik dan watak privat yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

a. Sopan santun, keperwiraan, disiplin pribadi, ketekunan, kepedulian terhadap kepentingan umum, menghormati orang lain.

b. Disiplin pribadi, menghormati orang lain , sopan santun, tepat waktu, tanggung jawab pribadi, dan karakter-karakter lainnya yang dapat dipupuk disekolah dan proyek-proyek belajar pelayanan masyarakat, seperti mengajari siswa yang lebih muda, merawat lingkungan sekolah. c. Pengenalan terhadap nilai-nilai bersama serta kepeduliaan terhadap masyarakat sekitar dapat didorong melalui perayaan hari-hari libur nasional dan negara bagian serta perayaan atas presentasi yang telah dicapai oleh teman sekelas atau warga setempat.

d. Kepedulian terhadap urusan-urusan publik dapat didorong melalui diskusi-diskusi teratur mengenai pentingnya kejadian-kejadian aktual yang seang berlangsung.

e. Perenungan mengenai masalah-masalah etis dengan pertimbangan-pertimbnagan etis, yakni mengenai baik-buruk, serta benar-salah. f. Kepekaan kewarganegaraan dapat ditingkatkan jika sekolah-sekolah

(26)

14

mendiskusikan isu-isu yang sedang berkembang dengan para siswa, serta menyediakan peluang bagi siswa untuk mengamati langsung dan atau berpartisipasi di dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan.

F. Struktur Organisasi Tesis

Secara garis besar organisasi penulisan tesis ini terdiri dari bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

1. Bagian awal

Bagian awal tesis terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, abstrak halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, prakata, daftar isi, daftar lampiran.

2. Bagian isi

Bagian ini memuat 5 bab yang terdiri dari: a. Bab I : Pendahuluan

Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah penelitian , tujuan dan manfaat hasil penelitian, definisi operasional, serta sisitematika penulisan tesis.Latar belakang merupakan konsepsi-konsepsi awal yang mengantarkan penulis mengenai berbagai pemasalahan yang harus dipecahkan dalam upaya dalam penulisan tesis ini, termasuk berbagai alasanyang membuat penuliis memilih tema tesis ini. Yang kedua yaklni rumusan masalah dimana didalamnya terdapat identifikasi masalah yang merupakan pengenalan masalah atau inventarisasimasalah, dengan menentukan batasan masalah sehingga dapat terjadi pemfokusan teori yang akan diteliti. Rumusan masalah merupakan rumusan-rumusan pertanyaan yang disusun penulis untuk membatasi, memudahkan sekaligus memfokuskan penulisan.Tujuan masalah mencakup maksud atau sasaran yang hendak dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Manfaat penelitian bisa dilihat dari beberapa aspek baik dari segi teoritis, praktis,kebijakan dan aksi sosial. Yang terakhir struktur organisasi tesis bagian ini berisi rincian tentang urutan penulisan setiap bab dalam tesis. b. Bab II : Landasan Teori

(27)

15

berupa kajian terhadap teori-teori yang dianggap relevan dan memberikan penjelasan dan analisi terhadap masalah yang dikaji oleh peneliti. Pada tahap ini penulis memberikan pemaparan dan rujukan dari berbagai referensi atau teori yang dianggap relevan dan digunakan penulisan tesis ini.

c. Bab III: Metode Penelitian

Bab ini menguraikan aspek metode penelitian sebagai bagian dari penelitian yang banyak berperan dalam proses pengumpulan data dan analisis data yakni; desain penelitian, partisian dan tempat penelitian, pengumpulan data dan analisis data.

d. Bab IV: Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bagian ini berisi hasil penelitian dan pembahasan penelitian. e. Bab V: Penutup

(28)

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan aspek metode penelitian sebagai bagian dari penelitian yang banyak berperan dalam proses pengumpulan data dan analisis data yakni: 1) desain penelitian; 2). Partisian dan tempat penelitian, 3)pengumpulan data, 4) analisis data.

A. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan oleh penulis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dieksplorasi dan memperdalam dari suatu fenomena sosial atau lingkungan sosial yang terdiri dari pelaku, kejadian, tempat dan waktu (Satori dan Komariyah, 2010:43). Kemudian Creswell (2012:16) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif yaitu:

qualitative research is best suited to address a research problem in which

you do not know the variables and need to explore. The literature might yield little information about the phenomenon of study, and you need to learn more

from participants through exploration

Menurut Creswell penelitian kualitatif paling cocok untuk mengatasi masalah penelitian dimana anda tidak tahu variabel dan perlu untuk mengeksplorasi. Literatur mungkin menghasilkan sedikit informasi tentang fenomena penelitian, dan anda perlu belajar lebih banyak dari peserta melalui eksplorasi.

(29)

51

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian yang akan hendak dilakukan oleh penulis dengan menggunakan kualitatif. Penelitian ini merupakan kajian deskriptif terhadap Implementasi kegiatan Ekstrakurikuler dalam pengembangan kecakapan dan watak kewarganegaraan peserta didik di SMA N 12 Semarang merupakan penelitian yang berhubungan dengan sikap dan perilaku manusia. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Setiap penelitian ilmiah tidak lepas dari masalah metodologi penelitian, sebab metodologi penelitian merupakan suatu teknik untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara dan jalan yang harus dilalui untuk mengadakan penelitian secara ilmiah terhadap suatu masalah dalam pengetahuan. Hal ini untuk mencari kebenaran dan kesimpulan yang diharapkan dapat diterima apabila ada bukti-bukti yang meyakinkan terhadap masalah yang dibahas dan disimpulkan secara sistematis

Metode yang digunakan untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analitis dengan studi kasus. Metode deksriptif analitis yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai suatu kejadian, fenomena-fenomena yang sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi masa kini. Metode diskriptif berusaha menggambarkan dan menginterpresentasikan objek sesuai dengan apa adanya (Besat dalam Sukardi, 2004: 157). Sedangkan metode studi kasus yakni uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi atau komunitas, suatu program, atau suatu situasi sosial (Mulyana, 2002:195). Dan penelaahannya kepada suatu kasus dilakukan secara intensif (Faisal,1992: 22).

Creswell (1994;12) juga mengatakan bahwa penelitian studi kasus adalah sebagai berikut.:

Case study in which the researter explores singel entity or phenomenom (the case) bounden by time and activity a programe, event, process, institusion, or social group and collects detail infomation by using a variety of data collection procedures during a sustain period of time.

(30)

52

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjelaskan tentang tujuan penelitian studi kasus adalah mempelajari secara intesndif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial seperti individu, kelompok, lembaga ataui masyarakat.Robert (2002: 18) mengarakan bahwa studi kasus memiliki ciri-ciri sebagai suatu inkuiri empiris dimana didalamnya:

a. Menyelidiki suatu fenomena di dalam konteks kehidupan nyata b. Batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas c. Multi sumber bukti dimanfaatkan

Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif analitik dengan studi kasus dalam penelitian ini karena didasari oleh hal-hal sebagai berikut.

a. Berangkat dari adanya fenomena tentang pentingnya implementasi kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan kecakapan dan watak kewarganegaraan peserta didik di SMA Negeri 12 Semarang peneliti ingin memberikan deskripsi secara holistik tentang kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan kecakapan dan watak kewargangeraan.

b. Dengan deskripsi holistik implementasi kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan kecakapan dan watak kewarganegaraan akan terekspos secara mendalam dan menyeluruh hingga akhirnya temuan penelitiannya dapat diperoleh semaksimal mungkin.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan Penelitian

Partisipan penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purprosif dan pelaksanaannya sesuai dengan purpose atau tujuan tertentu (Nasution, 2003: 108). Adapun yang menjadi subjek penelitian ini antara lain sebagai berikut.

a. Drs. Nur Zamroni, M.Pd (wakil kepala sekolah urusan kesiswaan) b. Andang, S.Pd (Pembina ekstrakurikuler PASKIBRA)

c. Sri Hartati, S.Pd (Pembian ekstrakurikuler KIR) d. Drs.Maryono (Pembina ekstrakurikuler Jurnalistik) e. Teguh (Pelatih Jurnalistik)

(31)

53

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Lutfi Agustian ( ketua PASKIBRA) h. Rachardian Risky ( Anggota PASKIBRA) i. Agus Prasetyawan ( Anggota PASKIBRA) j. Aprilian Fajrin ( Anggota KIR)

k. Wahyu Satriya ( Anggota KIR) l. Aisyah Armindha ( Anggota KIR) m. Anna Fitri ( Ketua Jurnalistik)

n. Muhammad Misbahul ( ketua ROHIS) o. Elisa Dwi ( Seketretaris/ Anggota ROHIS) p. Ayuk Sri ( Seketretaris/ Anggota ROHIS

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Ungaran - Gununpati No 22. Lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sekolah tersebut mengorganisir kegiatan ekstrakurikuler dengan baik terbukti dari setiao jenis kegiatan ekstrakurikuler Krida dengan adanya Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya Yang kedua Karya ilmiah, Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), ketiga latihan olah-bakat latihan olah-minat, olah raga, seni tari dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, band. Dan Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, rohis atau kegamaan yang lain. Alasan lain adalah karena di SMA Negeri 12 Semarang kegiatan ekstrakurikuler masih sangat aktif sampai saat sekarang ini dan adanya pembinaan yang serius dari berbagai pihak sekolah seperti kegiatan yang terus berlangsung, kehadiran para pembina ekstrakurikuler serta prestasi yang diperoleh sekolah tersebut dalam ranah ekstrakurikuler.serta adanya jadwal khusus uintuk kegiatan ekstrakurikuler dimana seluruh kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada selesainya jam sekolah. Sehingga tidak menghambat proses belajar mengajar yang dilakukan di SMA Negeri 12 Semarang dan peserta didik lebih leluasa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bidang yang diminatinya.

(32)

54

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Krida peneliti memilih pasukan pengibar bendera atau paskibra dengan alasan bahwa ekstrakurikuler paskibra ini menjadi primadona atau menjadi faforit dari peserta didik, selain itu kegiatan paskibra masih sangat rutin di lakukan di sekolah ini mengingat banyaknya prestasi yang di torehkan oleh pasukan pengibar bendera di sekolah ini.

2. Karya Ilmiah remaja, dalam bidang karya ilmiah remaja peneliti memillih ekstrakurikuler jurnalistik sebagai partisipan penelitian. Dengan dasar pertimbangan bahwa jurnalistik ini banyak melatih siswa untuk berkomunikasi dan melatih kecakapan siswa di bidang jurnalistik. Di dalam ekstrakurikuler jurnalistik pula menghasilkan majalah sekolah.

3. Latihan bakat dan minat, dalam jenis ekstakurikler peltihan bakat dan minat peneliti memilih ekstrakurikuler karawitan. Hal ini dengan pertimbangan semnagat peserta didik sebagai generasi muda mau belajar tantang kesenian jawa yang berupa musik gamelan, nyanyian sinden, dan menggunakan instrumental jawa yang lain.

4. Kerohanian, dalam bidang kerohanian ekstrakurikuler yang dipilih peneliti untuk dilakukan penelitian adalah rohis. Dengan dasar pertimbangan masih aktifnya kegiatan rohis dan banyak kegiatan-kegiatan yang dikaji di dalam ekstrakurikuler rohis. Seperti baca dan tulis al quran, bealajar tajwid, mengkaji cerita-cerita islam yang menginspirasi setra diskusi dengan adanya narasumber.

Sumber data dalam penelitian kualitatif terdiri dari sumber data primer atau pertama dan data sekunder atau data kedua (Moleong, 2007: 158).

1. Sumber data primer, adalah data yang diambil langsung dari para informan di lapangan. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari informan melalui observasi dan wawancara dengan guru pembina esktrakurikuler dan siswa-siswa SMA Negeri 12 Semarang.

(33)

55

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Pengumpulan Data

Teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, digunakan cara pengumpulan data sebagaimana tersebut berikut:

1. Penelitian lapangan (Field Research), adalah cara memperoleh data dengan mengadakan wawancara atau tanya jawab dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian ini. Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi dengan bertanya langsung kepada orang-orang yang diwawancarai (Strauss dan Corbin, 2009: 152). Untuk itu penelitian lapangan dilakukan dengan:

a. Interview atau wawancara, yaitu percakapan dengan maksud tertentu

yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moeloeng, 2007: 186). Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:

1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis wawancara ini cocok untuk penelitian kasus.

2) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda √ (check) pada nomor yang sesuai (Arikunto, 2006 : 227).

(34)

56

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan penjabarannya program ekstrakurikuler dalam mengembangkan keterampilan dan watak kewarganegaraan di SMA Negeri 12 Semarang, bagaimana proses pengembangan keterampilan dan watak kewarganegaraan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 12 Semarang, Kendala dan upaya apa saja yang terjadi saat pengimpolementasian kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan kecakapan dan watak kewarganegaraan peserta didik di SMA Negeri 12 Semarang.

Metode ini digunakan untuk mengungkap realita Implmentasi kegiatan ekstrakurikulerdalam pengembangan kecakapan dan watak kewarganegaraan peserta didik di SMA N 12 Semarang. Pelaksanaan wawancara, yaitu pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun sebelumnya dan didasarkan atas masalah dalam desain penelitian, kemudian satu persatu diperdalam dengan memperoleh keterangan lebih lengkap dan mendalam. Penulis melakukan wawancara langsung dengan beberapa pihak sekolah guru dan siswa yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sekolah SMA N 12 Semarang.

b. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek yang bersangkutan, yaitu Implementasi kegiatan ekstrakurikulerdalam pengembangan kecakapan dan watak kewarganegaraan peserta didik di SMA N 12 Semarang.. Berkaitan dengan jenis observasi yang digunakan, peneliti menggunakan metode observasi langsung yaitu peneliti terjun langsung ke SMA Negeri 12 Semarang, .

c. Dokumentasi, metode dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film sumber tertulis yang dapat terbagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber-sumber dari arsip-arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi (Moleong, 2007: 159). Teknik atau metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006 : 231).

(35)

57

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kewarganegaraan peserta didik di SMA N 12 Semarang.. Adapun alasan peneliti menggunakan metode dokumentasi adalah lebih hemat tenaga, waktu dan biaya karena data sudah tersusun dengan baik. Data dari peristiwa masa lalu dan lebih mudah mengadakan pengecekan.

D. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data mengacu pada langkah-langkah yang dipakai oleh Miles dan Huberman (2007) yang terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi bersamaan, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verivikasi. Kegiatan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyususl atau suatu proses siklus interaktif. Berikut adalah bagian dari teknik analisis data tersebut. 1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemutusan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, memerlukan pencatatan secara teliti dan rinci. Untuk itu data dirangkumkan dan dipilih hanya hal-hal yang pokok dan penting. Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan–catatan lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali.

2. Penyajian Data ( Data Reduction)

Dalam tahap ini, peneliti menyajikan data-data dalam bentuk deskripsi berdasarkan aspek-aspek yang diteliti sesuai dengan rumusan penelitian. Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil reduksi data dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan data memverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan data.

(36)

58

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesimpulan diambil secara bertahap, diawali dengan pengambilan kesimpulan sementara. Namun dengan bertambhanya data kemudian dilakukan verifikasi data yaitu dengan mempelajari kembali data-data yang ada (yang direduksi maupun disajikan). Untuk penguatan keputusan yang dibuat, peneliti juga meminta pertimbangan dengan pihal-pihak yang terkait dengan pebelitian ini. Setelah itu dilakukan peneliti untuk mengambil keputusan akhir.

[image:36.595.164.473.253.418.2]

Teknik analisis data dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1

Komponen-komponen analisa data kualitatif Sumber: Miles & Huberman (1992) 4. Triangulasi

Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Triagulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2007: 330). Metode pengukuran data yang digunakan dalam penelitian kualitatif menurut Patton (1987) dalam Straus dan Corbin (2009: 231) adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

Pengumpulan data

Reduksi data

Kesimpulan: Penarikan/verifikasi

(37)

59

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:37.595.131.411.315.489.2]

Teknik triangulasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan metode. Triangulasi dilakukan dengan cara memanfaatkan metode, ini berarti peneliti mengadakan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara untuk sumber data yang sama secara serempak (Patton, 1987:329 dalam Moleong, 1991:178). Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik, untuk lebih jelasnya akan digambarkan di bawah ini.

Gambar 3. 2Triangulasi Sumber (Sugiyono, 2005: 84).

Gambar 3.3 Triangulasi Teknik (Sugiyono, 2005: 84). Wawancara

mendalam

A

B

C

Wawancara mendalam

Dokumentasi

[image:37.595.128.489.576.708.2]
(38)

60

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Patton dalam moleong (2009: 331) menyatakan bahwa triangulasi sumber adalah membanndingkan dan mengecek derajat balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif, hal ini dapat dicapai dengan jalan: a) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; b). Membandingkan pendapat klien dengan pendapat guru, peserta didik, pembina ekstrakurikuler dan pelatih ekstrakuriuler; c). membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen seperti buku, absensi, dan buku format kegiatan ekstrakurikuler. Apabila berbagai sumber menunjukan data yang sama, maka data tersebut dinyatakan valid.

Tahap-tahap dalam pengumpulan data dalam suatu penelitian yakni tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap member check. Tahap orientasi, dalam tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan prasurvey ke lokasi yang akan diteliti, dalam penelitian ini pra survey di lakukan di SMA Negeri 12 Semarang, dengan melakukan dialog dengan kepala sekolah, beberapa perwakilan guru pembina ekstrakurikuler dan peserta didik. Kemudian peneliti juga melakukan studi dokumentasi serta kepustakaan untuk melihat dan mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

E. Isu Etik

Penelitian merupakan suatu proses yang panjang, yang berawal dari minat dan menjadi gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan seterusnya. Jadi hal yang sangat penting bagi peneliti adalah minat untuk mengetahui masalah sosial atau fenomena sosial tertentu.

Prosedur penelitian ini dilakukan meliputi 3 (tiga) tahap yaitu:

1. Tahap Pra Penelitian, terdiri dari:

a. Menyusun rancangan penelitian, penyusuanan rancangan ini berupa proposal penelitian yan sebelumnya diuji atau diseminarkan.

b. Memilih lapangan penelitian c. Mengurus perizinan

(39)

61

Ria Yuni Lestari, 2015

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 12 SEMARANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Persoalan etika penelitian.

2. Tahap Pelaksanan

Dalam tahapan pelaksanaan ini peneliti pertama-tama mengadakan wawancara kepada informan yakni guru, dan peserta didik yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler paskibra, karya ilmiah, jurnalistik dan kerohanian islam di SMA N 12 Semarang. Setelah itu peneliti melakukan suatu pengamatan secara tidak langsung terhadap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tersebut guna mengembangkan kecakapan dan watak kewarganegaraan peserta didik. Setelah itu peneliti mengadakan suatu pengamatan atau observasi pada kegiatan ekstrakurikuler paskibra, karya ilmiah, jurnalistik dan kerohanian isalm. Kemudian langkah selanjutnya peneliti mengumpulkan data-data yang didapat dari informasi dan buku-buku literatur.

3. Tahap Pembuatan Laporan

Gambar

Gambar 3.1 Komponen-komponen analisa data kualitatif
Gambar 3. 2Triangulasi Sumber (Sugiyono, 2005: 84).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Misalkan sebuah asam amino X dapat dibentuk oleh lima buah kodon yang berbeda, maka matriks emisi adalah martriks peluang munculnya masing-masing kodon jika yang muncul

Data Skor Pascates Keterampilan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen………... Data Skor Pascates Kemampuan Kosa Kata Kelompok

Tujuan penelitian untuk memaparkan upaya kreatif yang dilaksanakan pada masa pandemi yakni pelatihan membatik pewarnaan alam di Lembaga Kursus dan Pelatihan Media Edukasi

5 Setelah mengikuti responsi ini, mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri paragraf yang baik dan dapat menyusun paragraf (C3, penerapan) Paragraf: - definisi - syarat paragraf

Para sesepuh memberikan indoktrinasi bahwa pilihan pekerjaan untuk bertahan hidup yang bisa mereka lakukan adalah mengemis, sehingga dalam satu keluarga tertanam

Untuk menghindari resiko tak terbayar secara penuh maupun sebagian dari uang muka, maka bank Islam juga meminta jaminan, jaminan pihak ketiga, mengadakan

Penelitian ini menggunakan cara kuantitatif dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden, kemudian peneliti akan menganalisis variabel Motivasi Kerja,