No Daftar FPIPS : 4461/UN.40.2.8/PL/2015
SOLIDARITAS SOSIAL ANGGOTA KLUB MOTOR DI KABUPATEN MAJALENGKA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari
Syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Sosiologi Program Studi Pendidikan Sosiologi
Oleh Radia Maisandy
NIM. 1004882
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SOLIDARITAS SOSIAL ANGGOTA KLUB MOTOR DI KABUPATEN MAJALENGKA
Oleh Radia Maisandy
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
@ Radia Maisandy
Universitas Pendidikan Indonesia Mei 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
ABSTRAK
SOLIDARITAS SOSIAL ANGGOTA KLUB MOTOR DI KABUPATEN MAJALENGKA
Radia Maisandy 1004882
Solidaritas pada masing-masing individu menjadi suatu ikatan tanggung jawab dalam organisasi. Hasil studi pendahuluan dengan teknik wawancara terhadap anggota Klub Motor (Venom, Matric dan MNC) menunjukkan bahwa tingkat solidaritas anggota klub motor masih kurang, seperti kerjasama internal anggota klub motor belum terjalin dengan baik, kurang pedulinya terhadap anggota klub motor lain dan sesama anggota belum ada komunikasi yang intensif. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui “Solidaritas Sosial Anggota Klub Motor di Kabupaten Majalengka”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi individu menjadi anggota komunitas motor, mengetahui solidaritas sosial internal klub motor, mengetahui solidaritas sosial eksternal klub motor. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara akurat dari narasumber langsung. Penelitian ini dilakukan pada Klub Motor Venom, Matric, dan MNC di Kabupaten Majalengka. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi seorang anggota klub motor pada umumnya adalah karena hobi, kesamaan visi dan misi, dan membangun kekeluargaan sesama anggota klub motor dan karena kesamaan merk motor. Solidaritas sosial yang dibangun oleh internal anggota klub motor sudah baik, seperti adanya rasa kepedulian terhadap sesama anggota, saling memberi dan kerelaan berkorban terhadap sesama anggota klub motor. Setiap anggota di klub motor mempunyai kesamaan visi yaitu kekeluargaan dan menyelesaikan konflik dengan cara musyawarah. Sesama anggota mempunyai kepedulian terhadap masalah atau kesulitan, saling memberi bantuan kepada yang membutuhkan. Solidaritas sosial eksternal klub motor dalam bidang kerjasama sudah terjalin dengan baik seperti membantu kepanitiaan acara klub motor lain. Pertentangan antar anggota klub motor masih sering terjadi, namun dapat diselesaikan dengan jalan damai melibatkan pengurus masing-masing klub motor. Klub motor (MNC, MATRIC dan VENOM) tidak pernah melakukan ancaman kepada anggota klub motor lain, ataupun tindak kekerasan dan dalam mencapai tujuan klub motor selalu mengedepankan aspek komunikasi dengan klub motor lain.
ABSTRACT
SOCIAL SOLIDARITY MOTOR CLUB MEMBER IN DISTRICT MAJALENGKA
Radia Maisandy 100488
Solidarity on each individual becomes a bond of responsibility within the organization. Results of a preliminary study by interview to members of Club Motor (Venom, Matric and MNC) showed that the level of solidarity with members of motorcycle club is still lacking, such as internal cooperation motorcycle club members have not been well established, less their concern for other motorcycle club members and fellow member yet intensive communication. Therefore it is necessary to investigate "Social Solidarity Motorcycle Club Members in Majalengka". The purpose of this study was to determine the individual motivation become a member of the motorcycle community, know the internal social solidarity motorcycle club, knowing the external social solidarity motorcycle club. The approach used in this study is a qualitative case study method. Data collected by in-depth interview technique that aims to obtain accurate information from sources directly. This research was conducted at the Motor Club Venom, Matric, and MNC in Majalengka. The results showed that the motivation of a member of the motorcycle club in general is as a hobby, a common vision and mission, and build kinship among members of motorcycle clubs and because of the similarity of motor brands. Social solidarity built by members of the club's internal motor has been good, as their sense of concern for fellow members, giving and selflessness toward other members of motorcycle clubs. Each member in the motorcycle club have a common vision that is familial and resolve conflicts by means of deliberation. Fellow member has a concern for the problems or difficulties, provide assistance to the needy. External social solidarity motorcycle clubs in the areas of cooperation already existed well as helping other committees motorcycle club event. Disagreement among members of motorcycle clubs are still common, but can be resolved by peaceful means involving the management of each motorcycle club. Motor clubs (MNC, matric and VENOM) never made threats to members of another motorcycle club, or violence and to achieve the goal motorcycle club always puts the aspect of communication with other motorcycle clubs.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Solidaritas Sosial ... 5
1. Pengertian ... 5
2. Jenis Solidaritas ... 6
3. Bentuk Solidaritas Sosial ... 6
4. Indikator Solidaritas ... 9
5. Ikatan Solidaritas ... 10
B. Ikatan Motor Indonesia (IMI) ... 12
1. Sejarah Ikatan Motor Indonesia (IMI) ... 12
2. Visi Ikatan Motor Indonesia (IMI) ... 12
3. Misi Ikatan Motor Indonesia (IMI) ... 12
4. Keanggotaan Ikatan Motor Indonesia ... 13
C. Klub Motor ... 22
1. Pengertian Klub ... 22
2. Identitas Klub Motor ... 23
3. Dasar-Dasar Pembentukan Klub Motor ... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31
B. Desain Penelitian ... 34
C. Instrumen Penelitian ... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
E. Analisis Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Klub Motor ... 41
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66
D. Upaya Klub Motor terhadap Keberadaan Geng Motor ... 74
E. Peran Pemerintah Terhadap Klub Motor ... 75
F. Implikasi Terhadap Pembelajaran Sosiologi Secara Umum ... 78
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 78
B. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ciri-Ciri Solidaritas Mekanik dan Organik ... 9
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
A. Daftar Nama Mahasiswa Dan Dosen Pembimbing
B. Surat izin Penelitian dari PRODI
C. Surat Keterangan Pernyataan Penelitian Dari Klub Motor
D. Kisi-Kisi Penelitian
E. Hasil Wawancara dengan Anggota Klub Motor
F. Hasil Wawancara dengan Pengurus Klub Motor
G. Matrik Hasil Penelitian
H. Dokumentasi (Foto Penelitian)
I. Profil Klub Motor
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan komunitas motor di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,
hal ini merupakan sebuah realita yang dihasilkan dari perkembangan sosial masyarakat yang
semakin heterogen. Berdasarkan perbandingan dengan pertumbuhan kendaraan bermotor roda
dua dapat disimpulkan berbanding lurus dengan pangsa pasar sepeda motor di Indonesia
merupakan yang terbesar di Asia. Berdasarkan data dari AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor
Indonesia) menjelaskan bahwa “di kawasan Asia pada tahun 2010, Cina memiliki paling banyak
sepeda motor (110 juta), diikuti oleh India (82 juta), Indonesia (60 juta) dan Vietnam (31 juta)
(AISI, 2014, hlm 3). Hal ini merupakan salah satu dasar pertumbuhan komunitas motor.
Komunitas terbentuk oleh berbagai tujuan, pandangan dan pemahaman tentang
pengetahuan menciptakan proses. Berbagi pengalamaman menciptakan keyakinan mendalam
dan aturan dasar tentang menjadi angota sebuah komunitas. Hermawan (2008, hlm 135)
menjelasakan bahwa “Pemahaman pengetahuan menciptakan proses yang menjadikan sebuah anggota dapat melihat apakah kegiatan mereka berguna bagi lingkungan sekitarnya dan usaha
yang terus-menerus untuk menciptakan teori, alat dan hubungan antar anggota”.
Berkembangnya komunitas motor di kota – kota yang semakin marak merupakan sebuah
realita yang dihasilkan dari perkembangan sosial masyarakat yang semakin heterogen. Hal
tersebut akan menimbulkan implikasi sosial yang positif maupun negative. Situasi yang
berkembang saat ini di sebagian masyarakat bahwa komunitas motor telah menjadi mesin
penghasil generasi yang disiplin dalam berlalu lintas ataupun sebaliknya menjadi generasi yang
anarkis, bersifat negatif.
Perilaku sebagian anggota komunitas motor yang anarkis tidak saja meresahkan
masyarakat, tapi juga merugikan club – club motor lain yang merasa tidak terlibat dalam aksi –
aksi anarkis maupun aksi negatif lainnya. Aksi negatif tersebut tentu saja sangat
menghawatirkan, karena mereka merupakan generasi muda yang kelak diharapkan menjadi
penerus, pemilik masa depan bangsa. Namun terdapat pandangan bahwa perilaku komunitas
bermaksud membenarkan tindakan negatif perilaku komunitas motor yang tidak lepas dari
faktor–faktor di luarnya.
Kehadiran komunitas motor menimbulkan permasalahan sosial di tengah – tengah
masyarakat, setelah selama ini masyarakat banyak dipusingkan oleh aksi seperti tawuran, sampai
hal – hal yang menjurus kriminal. Perilaku komunitas motor dalam berkendara sebenarnya bukan
hal baru. Aksi main kebut dan cenderung brutal dalam mengendarai kendaraannya sudah ada
sejak 10 tahun bahkan belasan tahun yang lalu, selain itu masih banyak permasalahan oleh
komunitas motor dimana safety riding atau keselamatan dalam berkendara dan peraturan lalu
lintas sama sekali tidak diterapkan oleh para komunitas motor.
Untuk membangun ikatan sosial, dibutuhkan sebuah kesadaran pada masing-masing
individu yang didasari atas masalah dan kebutuhan bersama. Ujungnya, diharapkan akan ada
gerakan bersama untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan bersama, yang pada
gilirannya akan terbentuk solidaritas dalam kelompok tersebut. Solidaritas pada masing-masing
individu ini, akan menjadi suatu ikatan tanggung jawab dalam organisasi. Tanggung jawab
dalam arti sederhana bisa dianalogikan dimana dalam sebuah organisasi ada individu yang sakit,
maka individu yang lain ikut merasakannya. Soekanto (2005:68-69) menjelaskan bahwa :
Solidaritas sosial merupakan kohesi yang ada antara anggota suatu asosiasi, kelompok, kelas sosial, kasta, dan antara berbagai individu dan kelompok, maupun kelas-kelas membentuk masyarakat, dengan bagian-bagiannya. Solidaritas ini menghasilkan persamaan, saling ketergantungan, dan pengalaman yang sama, dan merupakan suatu pengikat unit-unit kolektif seperti keluarga, komunitas, dan kelompok lainnya.
Karena itu, yang harus dimiliki individu-individu dalam organisasi adalah adanya sebuah ikatan
sosial diantara mereka yang diharapkan akan menimbulkan rasa kepemilikan dan kepedulian
individu pada organisasi yang telah didirikan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan
metode wawancara terhadap anggota Klub Motor (Venom, Matric dan MNC) menunjukkan
bahwa tingkat solidaritas antar anggota klub motor masih kurang, seperti kerjasama antar klub
motor belum terjalin dengan baik, kurang pedulinya terhadap anggota klub motor lain dan
sesama anggota belum ada komunikasi yang intemsif.
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa solidaritas antara sesama komunitas motor
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di muka, maka masalah
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : bagaimanakah solidaritas sosial klub motor di
Kabupaten Majalengka ?. Agar masalah tersebut lebih terinci maka dirumusakan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana motivasi individu menjadi anggota klub motor ?
2. Bagaimana motivasi eksternal menjadi anggota klub motor ?
3. Bagaimana solidaritas sosial internal klub motor ?
4. Bagaimana solidaritas sosial eksternal klub motor ?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada pernyataan Hasan (2002, hlm 44) bahwa tujuan penelitian adalah rumusan
kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Dengan
demikian pada dasarnya tujuan penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan
diperoleh setelah selesai penelitian.
Berdasarkan adanya keinginan penulis untuk memperoleh data, guna menjawab
pertanyaan - pertanyaan pada perumusan masalah penelitian ini, maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai melalui penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui motivasi seseorang menjadi anggota klub motor.
2. Untuk mengetahui motivasi eksternal menjadi anggota klub motor.
3. Untuk mengetahui solidaritas sosial internal klub motor.
4. Untuk mengetahui solidaritas sosial eksternal klub motor.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan kajian
ilmu sosiologi, khususnya dalam memperdalam pemahaman mengenai solidaritas sosial klub
motor.
2. Manfat Praktis
Sebagai bahan pembelajaran dan pengalaman dalam berorganisasi, jalinan persaudaraan,
serta sebagai sarana untuk mengembangkan bisnis.
b. Bagi Masyarakat
Sebagai sebuah organisasi ada beberapa manfaat bagi masyarakat yaitu solidaritas sosial
dari anggota klub motor yang mengadakan kegiatan – kegiatan yang bermanfaat bagi
masyarakat, seperti kegiatan bakti sosial dan penggalangan dana korban bencana alam.
c. Kepolisian
Sebagai sarana sosialisasi dan pelopor tentang keselamatan berkendara, serta mitra
kepolisian dalam upaya penertiban dan penegakan hokum dimasyarakat.
d. Pemda
Sebagai wadah organisasi pemuda dan mengembangkan bakat dibidang otomotif
khususnya klub motor yang memiliki AD/ART dan mengembangkan prestasi dibidang
otomotif.
e. Guru Sosiologi
Sebagai pengembangan kajian ilmiah dalam bidang sosiologi tentang solidaritas sosial
1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Secara geografis, Kabupaten Majalengka terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat pada posisi 108° 03’ - 108° 19 BT di sebelah barat, 108° 12’ - 108° 25’ BT di sebelah timur, 6° 36’ - 6° 58’ LS di sebelah utara, dan 6° 43’ - 7° 03’ LS di sebelah selatan. Ibu kota Kabupaten Majalengka adalah Kecamatan
Majalengka yang berjarak 91 km dari ibukota propinsi. Luas daerah Kabupaten
Majalengka adalah 1204,24 km2 atau sekitar 2,71% dari luas Propinsi Jawa Barat.
Jumlah penduduk di Kabupaten Majalengka tercatat sebanyak 1.169.337 terdiri
dari : laki-laki sebanyak 582.892 orang dan perempuan sebanyak 424.613 orang
dengan kepadatan penduduk sebesar 971 orang per km2.
Visi kabupaten majalengka adalah terwujudnya Kabupaten Majalengka
yang Religius, Maju dan Sejahtera. Adapun Misi Kabupaten Majalengka adalah :
a. Meningkatkan Kualitas kehidupan beragama dalam mewujudkan masyarakat
Majalengka beriman dan bertaqwa
b. Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan yang Merata dan
Terjangkau
c. Mengembangakn Ekonomi Kerakyatan yang berbasis agribisnis
d. Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan umum
e. Optimalisasi Otonomi Desa
f. Meningkatkan infrastuktur yang proporsional, bekualitas dan berkelanjutan\
g. Meningkatkan Pemberdayan masyarakat
Batas Wilayah Kabupaten Majalengka berbatasan dengan beberapa
kabupaten yaitu : sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan, sebelah
selatan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya dan sebelah
utara Kabupaten Indramayu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di
2
Gambar 3.1
Peta Kabupaten Majalengka
Kondisi Geografis Majalengka terbagi dalam 3 zona daerah yaitu :
daerahpegunungan dengan ketinggian 500-857 m di atas permukaan laut dengan
luas 482,02 Km² atau 40,03 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka;
daerah bergelombang/berbukit dengan ketinggian 50-500 m diatas permukaan laut
dengan luas 376,53 Km² atau 31,27 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten
Majalengka dan daerah daratan rendah dengan ketinggian 19-50 m diatas
permukaan laut dengan luas 345,69 Km² atau 28,70 % dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Majalengka. Kondisi ini memungkinkan tumbuh suburnya potensi
sumber daya alam yang melimpah seperti sayuran, buah buahan, pangan juga
3
sangat strategissebagai wilayah penghubung 4 Kabupaten yakni Sumedang,
Indramayu, Cirebon dan Kuningan, sangat cocok dikembangkan menjadi kota
bisnis dan industri, sehingga tidak heran kalau Pemerintah Propinsi Jawa Barat
melirik Majalengka sebagai salah satu prioritas pembangunan infrastruktur untuk
menompang percepatan pembangunan termasuk mega proyek pembangunan
Bandara Internasional Jawa Barat yang akan dibangun di kecamatan Kertajati,
serta sentra untuk relokasi berbagai industri dan konsep pengembangan Kertajati
Aero City yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas seperti pemunkiman,
universitas, rumah sakit, pusat perbelanjaan, bussines center, resort, sarana
hiburan dan rekreasi.
Kondisi obyektif ini akan mendongkrak percepatan pembangunan secara
signifikan, sehingga Majalengka dituntut berbenah diri untuk menselaraskan dan
mensinergikan dengan percepatan pembangunan tersebut secara lebih
komperhenship meliputi pembangunan SDM, Infrastruktur, ekonomi kerakyatan
berbasis Agribisnis serta industri kecil dan menengah dan berbagai bidang lainnya
termasuk bidang pemerintahan untuk terciptanya sistem birokrasi yang baik,
profesional, bersih dan akuntabel sehingga dapat meningkatkan pelayanan umum
berdasarkan standard pelayanan minimal sebagai salah satu misi untuk meraih
kepercayaan publik sehingga pemerintah dengan rakyat seiring dan berjalan untuk
bersama-sama mewujudkan visi Kabupaten Majalengka yang Relegius Maju dan
Sejahtera.
Sebagian besar masyarakat Majalengka berpencaharian sebagai petani
yang tersebar di seluruh pedesaan di Kabupaten Majalengka, oleh karena itu
pembangunan pendesaan yang merupakan bagian integral dari pembangunan
secara menyeluruh dan berkelanjutan tetap menjadi prioritas utama sasaran
pembangunan yang terdiri dari berbagai dimensi dari mulai tata pemerintah,
insfrastruktur, SDM dan pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis
serta koperasi danusaha kecil menangah serta penerapan teknologi pertanian
dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas sebagai upaya
pemantapan ketahanan pangan dan pemenuhan bahan baku industri.
4
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah anggota klub motor (MNC, MATRIC
dan VENOM) di Kabupaten Majalengka. Penentuan subjek penelitian didasarkan
pada pendapat Nasution (1996, hlm 32) bahwa dalam penelitian kualitatif yang
dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih
secara “purposive” bertalian dengan tujuan penelitian..
Senada dengan Moleong (2000, hlm 165) yang menyatakan bahwa “pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purpose
sample)”. Karena itu, subjek penelitian yang akan diteliti ditentukan langsung
oleh peneliti berkaitan dengan masalah serta tujuan penelitian. Penentuan sampel
dianggap telah memadai jika telah sampai pada ketentuan atau batas informasi
yang ingin diperoleh.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode, dalam menelaah
masalah penelitiannya. Sebagian ilmuwan menerjemahkan penelitian kualitatif
deskriptif (tanpa angka-angka), tanpa usaha untuk membangun proposisi, model,
atau teori (secara induktif) berdasarkan data yang diperoleh di lapangan”.
(Mulyana, 2008, hlm 5)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan
dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. (Best dalam Defry, 2011,
hlm 20). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana
pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang
berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang.
Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang
5
1. Penelitian deskriptif menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan
cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan
dilakukan secara cermat.
2. Tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan
3. Tidak adanya uji hipotesis
Pada penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian kualitatif
dengan metode studi kasus. Penelitian deskriptif juga merupakan penelitian,
dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis
yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang.
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian merupakan peneliti
sendiri. Sebagaimana dijelaskan Moleong (2000, hlm 132) bahwa “bagi peneliti
kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian”. Sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor
penelitiannya. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner dalam bentuk pertanyaan untuk mengetahui tingkat solidaritas anggota
klub motor VENOM, MNC dan MATRIC.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman wawancara
mendalam. Pedoman wawancara dilakukan dengan tahap-tahap berikut ini :
1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel yang diteliti.
2. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.
3. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.
4. Menderetkan deskriptor menjadi butir-butir instrumen.
5. Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar
Lebih lanjut, sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu
6
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Variabel Motivasi dan Solidaritas Sosial
Variabel Sub variabel Indikator
Motivasi
Alasan Mendasar
1. Alasan bergabung dengan klub motor 2. Alas an memilih klub motor MNC / Venom /
Matric Proses
Bergabung
1. Proses bergabung dengan klub motor 2. Aturan klub motor
Manfaat Manfaat bergabung dengan klub motor Solidaritas
Sosial
Kepedulian 1. Memperhatikan teman yang sedang sakit 2. Peduli dengan keadaan teman yang sedang
susah
3. Memberi uang jika teman-teman sangat membutuhkan
4. Membantu teman yang sedang ditimpa musibah Saling
Memberi
1. Saya berbagi makanan dengan teman-teman 2. mendengarkan keluh kesah yang diungkap
teman-teman
3. Mengadakan iuran sukarela ketika ada yang terkena musibah
Kerelaan Berkorban
1. Menjaga teman yang sedang sakit, walaupun saya sedang sibuk
2. Prihatin adanya konflik yang terjadi diantara teman-teman
3. Langsung merespon teman yang membutuhkan bantuan
4. Memberikan bantuan untuk teman yang membutuhkan, tanpa menuntut imbalan
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu :
1. Wawancara Mendalam (In-depth Interview)
Wawancara dilakukan terhadap 6 anggota klub motor yang terdiri dari
dua orang anggota dan pengurus klub motor VENOM, dua orang anggota dan
pengurus klub motor MARIC dan dua orang anggota klub motor MNC.
Tujuan dari wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi
seseorang bergabung dengan klub motor, solidaritas sosial internal anggota
7
2. Observasi
Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti pertama,
memastikan kantor atau sekretariat masing-masing klub motor. Hal ini
betujuan untuk mengecek langsung keberadaan klub motor, jenis kegiatan
yang dilakukan setiap minggunya dan memastikan ada AD dan ART di
masing-masing klub motor. Mengikuti acara kopdar di masing-masing klub
motor atas seijin dari ketua klub motor, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
secara langsung venomena yang terjadi terkait dengan solidaritas sosial
internal klub motor. Adapun waktu obervasi dilakukan siang hari untuk
kunjungan ke sekretariat dan malam hari pada acara kopdar. Observasi dalam
penelitian ini dilakukan selama satu minggu.
3. Analisis Dokumentasi
Analisis dokumentasi dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan bahan
data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta majalengka, AD
dan ART masing-masing klub motor, jumlah dan nama anggota klub motor,
data kependudukan di Kabupaten Majalengka dan foto-fot kegiatan
masing-masing klub motor. Selain itu peneliti memperolah data hasil wawancara
dengan 6 orang informan tentang motivasi bergabung dengan klub motor,
solidaritas sosial internal klub motor dan solidaritas sosial eksternal klub
motor.
E. Analisis Data
Definisi yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005, hlm 89) menyebutkan
bahwa :
8
Setelah mendapatkan data yang diperlukan untuk penelitian ini maka
langkah-langkah selanjutnya yang peneliti tempuh akan dijelaskan seperti dibawah ini :
1. Penyeleksian Data
Dalam penelitian ini penyeleksian data dilakukan dengan cara memilih
informan yang bersedia untuk diwawancarai secara sukarela dan atas seijin
dari ketua klub motor dan informan bersedia untuk memberikan informasi
yang terkait dengan penelitian ini dengan sebenar-benarnya.
2. Klasifikasi Data
Data hasil wawancara dengan anggota klub motor diklasifikasikan
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu :
a. Data hasil wawancara tentang motivasi seseorang bergabung dengan klub
motor
b. Data hasil wawancara tentang solidaritas sosial internal anggota klub
motor
c. Data hasil wawancara tentang solidaritas sosial eksternal klub motor
3. Merumuskan Hasil Penelitian
Data-data yang diperoleh dirumuskan sesuai dengan pengklasifikasian
data yang telah ditetapkan. Perumusan hasil penelitian ini meliputi motivasi
seseorang bergabung dengan klub motor, solidaritas sosial internal anggota
klub motor, solidaritas sosial eksternal klub motor. Data hasil wawancara
tersebut dituangkan dalam bentuk laporan hasil penelitian dan disusun sesuai
dengan tujuan khusus.
4. Menganalisa Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data (Data Collection)
Data yang dikelompokkan yaitu hasil wawancara motivasi seseorang
bergabung dengan klub motor, hasil wawancara solidaritas sosial internal
anggota klub motor dan hasil wawancara solidaritas sosial eksternal klub
9
berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah
penelitian.
b. Penyajian Data (Data Display)
Melakukan interpretasi data yaitu menginterpretasikan hasil
wawancara motivasi seseorang bergabung dengan klub motor, hasil
wawancara solidaritas sosial internal anggota klub motor dan hasil wawancara
solidaritas sosial eksternal klub motor. Hasil wawancara tersebut
dinterpretasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian.
c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/verification)
Pengambilan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah
disusun yaitu mengenai motivasi seseorang bergabung dengan klub motor
solidaritas sosial internal anggota klub motor solidaritas sosial eksternal klub
motor, sehingga dapat memberi jawaban atas masalah penelitian.
d. Evaluasi
Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan informan, yang
didasarkan pada kesimpulan tahap keempat. Tahap ini dimaksudkan untuk
menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah
informan yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya dari fokus
penelitian.
Menurut Moleong (2007, hlm 330) uji keabsahan data dalam penelitian
kualitatif meliputi uji, credibility (kredibilitas) sebagai aspek nilai kebenaran,
transferability (keteralihan) sebagai aspek penerapan, dependability (Auditability)
sebagai aspek konsistensi, confirmability (dapat dikonfirmasi) sebagai aspek
natralitas, dan triangulasi sebagai perbandingan atau membandingkan
1. Uji Kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data penelitian kualitatif
antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan (peneliti kembali
melakukan pengamatan ke lapangan), peningkatan ketentuan dalam penelitian
(pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan), triangulasi
(pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
10
yang berbeda atau bertentangan dengan tenuan, dan member check (mengecek
kembali data yang didapat dari pemberi data).
2. Uji transferability berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian
dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Peneliti dalam membuat
laporannya memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat
dipercaya.
3. Triangulasi Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Salah satunya adalah triangulasi
dengan sumber. Sesuai dengan pernyataan diatas bawa triangulasi sumber
dimaksudkan supaya dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan
banyak sumber data seperti membandingkan hasil observasi dan wawancara.
Proses triangulasi data dimulai ketika peneliti melakukan observasi
lapangan, peneliti mengamati solidaritas sosial yang teradi pada beberapa
anggota klub motor di Kabupaten Majalengka. Kemudian penelitian
dilanjutkan dengan wawancara dan dikaitkan dengan dokumentasi. Sehingga,
akan didapat hasil yang sah atau valid setelah menggabungkan antara hasil
41
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Simpulan Umum
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
dapat menyimpulkan :
Pertama, mengenai motivasi individu bergabung dengan klub
motor yaitu dikarenakan hobi di bidang otomotif, senang dengan acara
touring, menjalin tali persaudaraan, mengembangkan bisnis yang sudah
dijalani seperti usaha bengkel motor dan kesamaan merk motor.
Kedua, mengenai solidaritas sosial yang terjadi antara internal klub
motor mempunyai sifat ketergantungan yang tinggi, dimana
masing-masing anggota mempunyai kebutuhan yang saling melengkapi antar satu
dan yang lainnya. Solidaritas sosial internal klub motor sudah berlangsung
lama dan dapat dikatakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi,
sekalipun terjadi beberapa pergeseran kebiasaan. Dimana saat ini sudah
ditemui anggota klub motor yang mempunyai pekerjaan di luar
keanggotaan klub motor seperti menjadi TNI, Polisi, PNS, Pengusaha,
Pedagang, dan lain sebagainya.
Ketiga, mengenai solidaritas antar klub motor dalam bidang
kerjasama sudah terjalin dengan baik, seperti mengadakan acara – acara
ulang tahun klub motor, acara buka bersama dengan klub motor lain dan
acara bersama pemerintah daerah dalam pencegahan narkoba. Namun
antar anggota klub motor masing sering terjadi geseken atau konfilk
pribadi yang pada akhirnya melibatkan pengurus klub motor. Masalah
tersebut dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah dan kekeluargaan.
42
2. Simpulan Khusus
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa :
a. Motivasi untuk bergabung dengan klub motor berhubungan dengan motif
terbentuknya sebagian besar klub motor, karena rata-rata didasarkan atas
dasar hobi, pertemanan, memiliki motor yang bermerk sama.
b. Solidaritas sosial yang dibangun anggota di masing-masing klub motor
pada dasarnya sudah baik, yang diwujudkan dalam bentuk kepedulian
terhadap masalah atau kesulitan sesama angota, saling memberi bantuan
kepada anggota yang membutuhkan dan kerelaan berkorban untuk
memberikan sesuatu tanpa menuntut balasan.
c. Solidaritas sosial eksternal klub motor dalam bidang kerjasama antar klub
sudah terjalin dengan baik, yang ditandai adanya kebersamaan dan
kekeluargaan antar anggota klub.
B. Saran
1. Bagi Klub Motor
Hendaknya dapat menjaga solidaritas sosial di masing-masing anggota
klub motor dan dapat menampung aspirasi dari seluruh anggota klub
motor.
2. Bagi Anggota Klub Motor
Agar mematuhi semua. AD/ART di masing-maisng klub motor dan
menjaga solidaritas antar anggota klub motor. Mematuhi aturan yang
berlaku bagi pengendara motor agar tidak membahayakan diri sendiri atau
masayarakat pengguna jalan
3. Bagi Institusi / Program Studi Pendidikan Sosiologi
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pembelajaran sosiologi tentang
solidaritas sosial anggota klub motor. Menambah khasanah pengetahuan
43
4. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka
Menampung aspirasi seluruh klub motor yang ada di Kabupaten
Majalengka dan membuat aturan untuk menertibkan organisasi / klub
motor untuk menjaga ketertiban masyarakat di Kabupaten Majalengka.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu ada kajian lebih lanjut mengenai upaya peningkatan solidaritas sosial
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka. Cipta.
Amanto, H & Daryanto. 1999. Ilmu Bahan. Jakarta : Bumi Aksara
Danial, M. 2009. Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Garna, J. K. 2002. Teori - Teori Perubahan Sosial. Bandung : Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
Gerungan, W. A. 1996. Psikologi Sosial. Bandung : Eresco.
Hasibuan, Malayu P. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian, dan. Masalah. Edisi Revisi. Bumi Aksara:Jakarta
Hermawan. K. 2008. Arti komunitas. Gramedia Pustaka Utama
Hogg, M. A. & Abrams, D. 2000. Social Identification. New York : Routledge.
Lawang, R. M. Z. 2005. Kapita Sosial Dalam Perspektif Sosiologi. Suatu Pengantar. Depok : FISIP UI Press
Liliweri, A. 2005. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Marhijanto, B. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer. Surabaya: Penerbit Bintang Timur
Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Moleong, L. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda karya
Nasution, Z. 2009. Solidaritas Sosial dan Partisipsi Masyarakat Desa Transisi Suatu Tinjauan Sosiologis. Malang : UMM Press.
Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja. Rosdakarya.
Sadily, H. 2007. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Setiadi, N.J. 2010. Perilaku Konsumen: Konsep Dan Impikasi Untuk Strategi Dan Penelitian Pemasaran. Prenada Media Group : Jakarta
Sherif, M. 1998. In common predicament: Social psychology of intergroup conflict and cooperation, Boston: Houghton-Mifflin
Soekanto, S. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Soekanto, S. 2004. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soekanto, S. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Sudarsono, A.W. 2011. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sumber Internet
AISI, 2014. Sepeda Motor : Peran dan Tantangan. www.aisi.or.id/. Di akses tanggal 16 September 2014.
IMI, 2015. Ikatan Motor Indonesia. http://imi.co.id/id/. Di akses 07 Januari 2015.
IMI Jawa Barat. 2015. Ikatan Motor Indonesia Provinis Jawa Barat. http://imijabar.com. Di akses 07 Januari 2015.
Firlika. 2001. Hubungan antara dukungan sosial dengan Solidaritas pada anak jalanan. http://eprints.unika.ac.id/ Di Akses tanggal 16 September 2014.
Defry. 2011. Organisasi dan Metode. http://defri-z.blogspot.com/. Di Akses tanggal 16 September 2014.
Verkuyten, 2005. Konsep Identitas Sosial.