• Tidak ada hasil yang ditemukan

Solidaritas Sosial Anggota Klub Motor Di Kabupaten Majalengka.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Solidaritas Sosial Anggota Klub Motor Di Kabupaten Majalengka."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

No Daftar FPIPS : 4461/UN.40.2.8/PL/2015

SOLIDARITAS SOSIAL ANGGOTA KLUB MOTOR DI KABUPATEN MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari

Syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Sosiologi Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh Radia Maisandy

NIM. 1004882

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

SOLIDARITAS SOSIAL ANGGOTA KLUB MOTOR DI KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh Radia Maisandy

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

@ Radia Maisandy

Universitas Pendidikan Indonesia Mei 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

(3)

ABSTRAK

SOLIDARITAS SOSIAL ANGGOTA KLUB MOTOR DI KABUPATEN MAJALENGKA

Radia Maisandy 1004882

Solidaritas pada masing-masing individu menjadi suatu ikatan tanggung jawab dalam organisasi. Hasil studi pendahuluan dengan teknik wawancara terhadap anggota Klub Motor (Venom, Matric dan MNC) menunjukkan bahwa tingkat solidaritas anggota klub motor masih kurang, seperti kerjasama internal anggota klub motor belum terjalin dengan baik, kurang pedulinya terhadap anggota klub motor lain dan sesama anggota belum ada komunikasi yang intensif. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui “Solidaritas Sosial Anggota Klub Motor di Kabupaten Majalengka”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi individu menjadi anggota komunitas motor, mengetahui solidaritas sosial internal klub motor, mengetahui solidaritas sosial eksternal klub motor. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara akurat dari narasumber langsung. Penelitian ini dilakukan pada Klub Motor Venom, Matric, dan MNC di Kabupaten Majalengka. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi seorang anggota klub motor pada umumnya adalah karena hobi, kesamaan visi dan misi, dan membangun kekeluargaan sesama anggota klub motor dan karena kesamaan merk motor. Solidaritas sosial yang dibangun oleh internal anggota klub motor sudah baik, seperti adanya rasa kepedulian terhadap sesama anggota, saling memberi dan kerelaan berkorban terhadap sesama anggota klub motor. Setiap anggota di klub motor mempunyai kesamaan visi yaitu kekeluargaan dan menyelesaikan konflik dengan cara musyawarah. Sesama anggota mempunyai kepedulian terhadap masalah atau kesulitan, saling memberi bantuan kepada yang membutuhkan. Solidaritas sosial eksternal klub motor dalam bidang kerjasama sudah terjalin dengan baik seperti membantu kepanitiaan acara klub motor lain. Pertentangan antar anggota klub motor masih sering terjadi, namun dapat diselesaikan dengan jalan damai melibatkan pengurus masing-masing klub motor. Klub motor (MNC, MATRIC dan VENOM) tidak pernah melakukan ancaman kepada anggota klub motor lain, ataupun tindak kekerasan dan dalam mencapai tujuan klub motor selalu mengedepankan aspek komunikasi dengan klub motor lain.

(4)

ABSTRACT

SOCIAL SOLIDARITY MOTOR CLUB MEMBER IN DISTRICT MAJALENGKA

Radia Maisandy 100488

Solidarity on each individual becomes a bond of responsibility within the organization. Results of a preliminary study by interview to members of Club Motor (Venom, Matric and MNC) showed that the level of solidarity with members of motorcycle club is still lacking, such as internal cooperation motorcycle club members have not been well established, less their concern for other motorcycle club members and fellow member yet intensive communication. Therefore it is necessary to investigate "Social Solidarity Motorcycle Club Members in Majalengka". The purpose of this study was to determine the individual motivation become a member of the motorcycle community, know the internal social solidarity motorcycle club, knowing the external social solidarity motorcycle club. The approach used in this study is a qualitative case study method. Data collected by in-depth interview technique that aims to obtain accurate information from sources directly. This research was conducted at the Motor Club Venom, Matric, and MNC in Majalengka. The results showed that the motivation of a member of the motorcycle club in general is as a hobby, a common vision and mission, and build kinship among members of motorcycle clubs and because of the similarity of motor brands. Social solidarity built by members of the club's internal motor has been good, as their sense of concern for fellow members, giving and selflessness toward other members of motorcycle clubs. Each member in the motorcycle club have a common vision that is familial and resolve conflicts by means of deliberation. Fellow member has a concern for the problems or difficulties, provide assistance to the needy. External social solidarity motorcycle clubs in the areas of cooperation already existed well as helping other committees motorcycle club event. Disagreement among members of motorcycle clubs are still common, but can be resolved by peaceful means involving the management of each motorcycle club. Motor clubs (MNC, matric and VENOM) never made threats to members of another motorcycle club, or violence and to achieve the goal motorcycle club always puts the aspect of communication with other motorcycle clubs.

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Solidaritas Sosial ... 5

1. Pengertian ... 5

2. Jenis Solidaritas ... 6

3. Bentuk Solidaritas Sosial ... 6

4. Indikator Solidaritas ... 9

5. Ikatan Solidaritas ... 10

B. Ikatan Motor Indonesia (IMI) ... 12

1. Sejarah Ikatan Motor Indonesia (IMI) ... 12

2. Visi Ikatan Motor Indonesia (IMI) ... 12

3. Misi Ikatan Motor Indonesia (IMI) ... 12

4. Keanggotaan Ikatan Motor Indonesia ... 13

(6)

C. Klub Motor ... 22

1. Pengertian Klub ... 22

2. Identitas Klub Motor ... 23

3. Dasar-Dasar Pembentukan Klub Motor ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31

B. Desain Penelitian ... 34

C. Instrumen Penelitian ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Klub Motor ... 41

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

D. Upaya Klub Motor terhadap Keberadaan Geng Motor ... 74

E. Peran Pemerintah Terhadap Klub Motor ... 75

F. Implikasi Terhadap Pembelajaran Sosiologi Secara Umum ... 78

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 78

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri-Ciri Solidaritas Mekanik dan Organik ... 9

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Daftar Nama Mahasiswa Dan Dosen Pembimbing

B. Surat izin Penelitian dari PRODI

C. Surat Keterangan Pernyataan Penelitian Dari Klub Motor

D. Kisi-Kisi Penelitian

E. Hasil Wawancara dengan Anggota Klub Motor

F. Hasil Wawancara dengan Pengurus Klub Motor

G. Matrik Hasil Penelitian

H. Dokumentasi (Foto Penelitian)

I. Profil Klub Motor

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan komunitas motor di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

hal ini merupakan sebuah realita yang dihasilkan dari perkembangan sosial masyarakat yang

semakin heterogen. Berdasarkan perbandingan dengan pertumbuhan kendaraan bermotor roda

dua dapat disimpulkan berbanding lurus dengan pangsa pasar sepeda motor di Indonesia

merupakan yang terbesar di Asia. Berdasarkan data dari AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor

Indonesia) menjelaskan bahwa “di kawasan Asia pada tahun 2010, Cina memiliki paling banyak

sepeda motor (110 juta), diikuti oleh India (82 juta), Indonesia (60 juta) dan Vietnam (31 juta)

(AISI, 2014, hlm 3). Hal ini merupakan salah satu dasar pertumbuhan komunitas motor.

Komunitas terbentuk oleh berbagai tujuan, pandangan dan pemahaman tentang

pengetahuan menciptakan proses. Berbagi pengalamaman menciptakan keyakinan mendalam

dan aturan dasar tentang menjadi angota sebuah komunitas. Hermawan (2008, hlm 135)

menjelasakan bahwa “Pemahaman pengetahuan menciptakan proses yang menjadikan sebuah anggota dapat melihat apakah kegiatan mereka berguna bagi lingkungan sekitarnya dan usaha

yang terus-menerus untuk menciptakan teori, alat dan hubungan antar anggota”.

Berkembangnya komunitas motor di kota – kota yang semakin marak merupakan sebuah

realita yang dihasilkan dari perkembangan sosial masyarakat yang semakin heterogen. Hal

tersebut akan menimbulkan implikasi sosial yang positif maupun negative. Situasi yang

berkembang saat ini di sebagian masyarakat bahwa komunitas motor telah menjadi mesin

penghasil generasi yang disiplin dalam berlalu lintas ataupun sebaliknya menjadi generasi yang

anarkis, bersifat negatif.

Perilaku sebagian anggota komunitas motor yang anarkis tidak saja meresahkan

masyarakat, tapi juga merugikan club – club motor lain yang merasa tidak terlibat dalam aksi

aksi anarkis maupun aksi negatif lainnya. Aksi negatif tersebut tentu saja sangat

menghawatirkan, karena mereka merupakan generasi muda yang kelak diharapkan menjadi

penerus, pemilik masa depan bangsa. Namun terdapat pandangan bahwa perilaku komunitas

(11)

bermaksud membenarkan tindakan negatif perilaku komunitas motor yang tidak lepas dari

faktor–faktor di luarnya.

Kehadiran komunitas motor menimbulkan permasalahan sosial di tengah – tengah

masyarakat, setelah selama ini masyarakat banyak dipusingkan oleh aksi seperti tawuran, sampai

hal – hal yang menjurus kriminal. Perilaku komunitas motor dalam berkendara sebenarnya bukan

hal baru. Aksi main kebut dan cenderung brutal dalam mengendarai kendaraannya sudah ada

sejak 10 tahun bahkan belasan tahun yang lalu, selain itu masih banyak permasalahan oleh

komunitas motor dimana safety riding atau keselamatan dalam berkendara dan peraturan lalu

lintas sama sekali tidak diterapkan oleh para komunitas motor.

Untuk membangun ikatan sosial, dibutuhkan sebuah kesadaran pada masing-masing

individu yang didasari atas masalah dan kebutuhan bersama. Ujungnya, diharapkan akan ada

gerakan bersama untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan bersama, yang pada

gilirannya akan terbentuk solidaritas dalam kelompok tersebut. Solidaritas pada masing-masing

individu ini, akan menjadi suatu ikatan tanggung jawab dalam organisasi. Tanggung jawab

dalam arti sederhana bisa dianalogikan dimana dalam sebuah organisasi ada individu yang sakit,

maka individu yang lain ikut merasakannya. Soekanto (2005:68-69) menjelaskan bahwa :

Solidaritas sosial merupakan kohesi yang ada antara anggota suatu asosiasi, kelompok, kelas sosial, kasta, dan antara berbagai individu dan kelompok, maupun kelas-kelas membentuk masyarakat, dengan bagian-bagiannya. Solidaritas ini menghasilkan persamaan, saling ketergantungan, dan pengalaman yang sama, dan merupakan suatu pengikat unit-unit kolektif seperti keluarga, komunitas, dan kelompok lainnya.

Karena itu, yang harus dimiliki individu-individu dalam organisasi adalah adanya sebuah ikatan

sosial diantara mereka yang diharapkan akan menimbulkan rasa kepemilikan dan kepedulian

individu pada organisasi yang telah didirikan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan

metode wawancara terhadap anggota Klub Motor (Venom, Matric dan MNC) menunjukkan

bahwa tingkat solidaritas antar anggota klub motor masih kurang, seperti kerjasama antar klub

motor belum terjalin dengan baik, kurang pedulinya terhadap anggota klub motor lain dan

sesama anggota belum ada komunikasi yang intemsif.

Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa solidaritas antara sesama komunitas motor

(12)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di muka, maka masalah

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : bagaimanakah solidaritas sosial klub motor di

Kabupaten Majalengka ?. Agar masalah tersebut lebih terinci maka dirumusakan dalam bentuk

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana motivasi individu menjadi anggota klub motor ?

2. Bagaimana motivasi eksternal menjadi anggota klub motor ?

3. Bagaimana solidaritas sosial internal klub motor ?

4. Bagaimana solidaritas sosial eksternal klub motor ?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada pernyataan Hasan (2002, hlm 44) bahwa tujuan penelitian adalah rumusan

kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Dengan

demikian pada dasarnya tujuan penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan

diperoleh setelah selesai penelitian.

Berdasarkan adanya keinginan penulis untuk memperoleh data, guna menjawab

pertanyaan - pertanyaan pada perumusan masalah penelitian ini, maka tujuan penelitian yang

hendak dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui motivasi seseorang menjadi anggota klub motor.

2. Untuk mengetahui motivasi eksternal menjadi anggota klub motor.

3. Untuk mengetahui solidaritas sosial internal klub motor.

4. Untuk mengetahui solidaritas sosial eksternal klub motor.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan kajian

ilmu sosiologi, khususnya dalam memperdalam pemahaman mengenai solidaritas sosial klub

motor.

2. Manfat Praktis

(13)

Sebagai bahan pembelajaran dan pengalaman dalam berorganisasi, jalinan persaudaraan,

serta sebagai sarana untuk mengembangkan bisnis.

b. Bagi Masyarakat

Sebagai sebuah organisasi ada beberapa manfaat bagi masyarakat yaitu solidaritas sosial

dari anggota klub motor yang mengadakan kegiatan – kegiatan yang bermanfaat bagi

masyarakat, seperti kegiatan bakti sosial dan penggalangan dana korban bencana alam.

c. Kepolisian

Sebagai sarana sosialisasi dan pelopor tentang keselamatan berkendara, serta mitra

kepolisian dalam upaya penertiban dan penegakan hokum dimasyarakat.

d. Pemda

Sebagai wadah organisasi pemuda dan mengembangkan bakat dibidang otomotif

khususnya klub motor yang memiliki AD/ART dan mengembangkan prestasi dibidang

otomotif.

e. Guru Sosiologi

Sebagai pengembangan kajian ilmiah dalam bidang sosiologi tentang solidaritas sosial

(14)

1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Secara geografis, Kabupaten Majalengka terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat pada posisi 108° 03’ - 108° 19 BT di sebelah barat, 108° 12’ - 108° 25’ BT di sebelah timur, 6° 36’ - 6° 58’ LS di sebelah utara, dan 6° 43’ - 7° 03’ LS di sebelah selatan. Ibu kota Kabupaten Majalengka adalah Kecamatan

Majalengka yang berjarak 91 km dari ibukota propinsi. Luas daerah Kabupaten

Majalengka adalah 1204,24 km2 atau sekitar 2,71% dari luas Propinsi Jawa Barat.

Jumlah penduduk di Kabupaten Majalengka tercatat sebanyak 1.169.337 terdiri

dari : laki-laki sebanyak 582.892 orang dan perempuan sebanyak 424.613 orang

dengan kepadatan penduduk sebesar 971 orang per km2.

Visi kabupaten majalengka adalah terwujudnya Kabupaten Majalengka

yang Religius, Maju dan Sejahtera. Adapun Misi Kabupaten Majalengka adalah :

a. Meningkatkan Kualitas kehidupan beragama dalam mewujudkan masyarakat

Majalengka beriman dan bertaqwa

b. Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan yang Merata dan

Terjangkau

c. Mengembangakn Ekonomi Kerakyatan yang berbasis agribisnis

d. Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan umum

e. Optimalisasi Otonomi Desa

f. Meningkatkan infrastuktur yang proporsional, bekualitas dan berkelanjutan\

g. Meningkatkan Pemberdayan masyarakat

Batas Wilayah Kabupaten Majalengka berbatasan dengan beberapa

kabupaten yaitu : sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, sebelah

timur berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan, sebelah

selatan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya dan sebelah

utara Kabupaten Indramayu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di

(15)

2

Gambar 3.1

Peta Kabupaten Majalengka

Kondisi Geografis Majalengka terbagi dalam 3 zona daerah yaitu :

daerahpegunungan dengan ketinggian 500-857 m di atas permukaan laut dengan

luas 482,02 Km² atau 40,03 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka;

daerah bergelombang/berbukit dengan ketinggian 50-500 m diatas permukaan laut

dengan luas 376,53 Km² atau 31,27 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten

Majalengka dan daerah daratan rendah dengan ketinggian 19-50 m diatas

permukaan laut dengan luas 345,69 Km² atau 28,70 % dari seluruh luas wilayah

Kabupaten Majalengka. Kondisi ini memungkinkan tumbuh suburnya potensi

sumber daya alam yang melimpah seperti sayuran, buah buahan, pangan juga

(16)

3

sangat strategissebagai wilayah penghubung 4 Kabupaten yakni Sumedang,

Indramayu, Cirebon dan Kuningan, sangat cocok dikembangkan menjadi kota

bisnis dan industri, sehingga tidak heran kalau Pemerintah Propinsi Jawa Barat

melirik Majalengka sebagai salah satu prioritas pembangunan infrastruktur untuk

menompang percepatan pembangunan termasuk mega proyek pembangunan

Bandara Internasional Jawa Barat yang akan dibangun di kecamatan Kertajati,

serta sentra untuk relokasi berbagai industri dan konsep pengembangan Kertajati

Aero City yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas seperti pemunkiman,

universitas, rumah sakit, pusat perbelanjaan, bussines center, resort, sarana

hiburan dan rekreasi.

Kondisi obyektif ini akan mendongkrak percepatan pembangunan secara

signifikan, sehingga Majalengka dituntut berbenah diri untuk menselaraskan dan

mensinergikan dengan percepatan pembangunan tersebut secara lebih

komperhenship meliputi pembangunan SDM, Infrastruktur, ekonomi kerakyatan

berbasis Agribisnis serta industri kecil dan menengah dan berbagai bidang lainnya

termasuk bidang pemerintahan untuk terciptanya sistem birokrasi yang baik,

profesional, bersih dan akuntabel sehingga dapat meningkatkan pelayanan umum

berdasarkan standard pelayanan minimal sebagai salah satu misi untuk meraih

kepercayaan publik sehingga pemerintah dengan rakyat seiring dan berjalan untuk

bersama-sama mewujudkan visi Kabupaten Majalengka yang Relegius Maju dan

Sejahtera.

Sebagian besar masyarakat Majalengka berpencaharian sebagai petani

yang tersebar di seluruh pedesaan di Kabupaten Majalengka, oleh karena itu

pembangunan pendesaan yang merupakan bagian integral dari pembangunan

secara menyeluruh dan berkelanjutan tetap menjadi prioritas utama sasaran

pembangunan yang terdiri dari berbagai dimensi dari mulai tata pemerintah,

insfrastruktur, SDM dan pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis

serta koperasi danusaha kecil menangah serta penerapan teknologi pertanian

dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas sebagai upaya

pemantapan ketahanan pangan dan pemenuhan bahan baku industri.

(17)

4

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anggota klub motor (MNC, MATRIC

dan VENOM) di Kabupaten Majalengka. Penentuan subjek penelitian didasarkan

pada pendapat Nasution (1996, hlm 32) bahwa dalam penelitian kualitatif yang

dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih

secara “purposive” bertalian dengan tujuan penelitian..

Senada dengan Moleong (2000, hlm 165) yang menyatakan bahwa “pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purpose

sample)”. Karena itu, subjek penelitian yang akan diteliti ditentukan langsung

oleh peneliti berkaitan dengan masalah serta tujuan penelitian. Penentuan sampel

dianggap telah memadai jika telah sampai pada ketentuan atau batas informasi

yang ingin diperoleh.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode, dalam menelaah

masalah penelitiannya. Sebagian ilmuwan menerjemahkan penelitian kualitatif

deskriptif (tanpa angka-angka), tanpa usaha untuk membangun proposisi, model,

atau teori (secara induktif) berdasarkan data yang diperoleh di lapangan”.

(Mulyana, 2008, hlm 5)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan

dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. (Best dalam Defry, 2011,

hlm 20). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana

pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang

berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang.

Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang

(18)

5

1. Penelitian deskriptif menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan

cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan

dilakukan secara cermat.

2. Tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan

3. Tidak adanya uji hipotesis

Pada penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian kualitatif

dengan metode studi kasus. Penelitian deskriptif juga merupakan penelitian,

dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis

yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian merupakan peneliti

sendiri. Sebagaimana dijelaskan Moleong (2000, hlm 132) bahwa “bagi peneliti

kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian”. Sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor

penelitiannya. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner dalam bentuk pertanyaan untuk mengetahui tingkat solidaritas anggota

klub motor VENOM, MNC dan MATRIC.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman wawancara

mendalam. Pedoman wawancara dilakukan dengan tahap-tahap berikut ini :

1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel yang diteliti.

2. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.

3. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.

4. Menderetkan deskriptor menjadi butir-butir instrumen.

5. Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar

Lebih lanjut, sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu

(19)

6

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Variabel Motivasi dan Solidaritas Sosial

Variabel Sub variabel Indikator

Motivasi

Alasan Mendasar

1. Alasan bergabung dengan klub motor 2. Alas an memilih klub motor MNC / Venom /

Matric Proses

Bergabung

1. Proses bergabung dengan klub motor 2. Aturan klub motor

Manfaat Manfaat bergabung dengan klub motor Solidaritas

Sosial

Kepedulian 1. Memperhatikan teman yang sedang sakit 2. Peduli dengan keadaan teman yang sedang

susah

3. Memberi uang jika teman-teman sangat membutuhkan

4. Membantu teman yang sedang ditimpa musibah Saling

Memberi

1. Saya berbagi makanan dengan teman-teman 2. mendengarkan keluh kesah yang diungkap

teman-teman

3. Mengadakan iuran sukarela ketika ada yang terkena musibah

Kerelaan Berkorban

1. Menjaga teman yang sedang sakit, walaupun saya sedang sibuk

2. Prihatin adanya konflik yang terjadi diantara teman-teman

3. Langsung merespon teman yang membutuhkan bantuan

4. Memberikan bantuan untuk teman yang membutuhkan, tanpa menuntut imbalan

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu :

1. Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Wawancara dilakukan terhadap 6 anggota klub motor yang terdiri dari

dua orang anggota dan pengurus klub motor VENOM, dua orang anggota dan

pengurus klub motor MARIC dan dua orang anggota klub motor MNC.

Tujuan dari wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi

seseorang bergabung dengan klub motor, solidaritas sosial internal anggota

(20)

7

2. Observasi

Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti pertama,

memastikan kantor atau sekretariat masing-masing klub motor. Hal ini

betujuan untuk mengecek langsung keberadaan klub motor, jenis kegiatan

yang dilakukan setiap minggunya dan memastikan ada AD dan ART di

masing-masing klub motor. Mengikuti acara kopdar di masing-masing klub

motor atas seijin dari ketua klub motor, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

secara langsung venomena yang terjadi terkait dengan solidaritas sosial

internal klub motor. Adapun waktu obervasi dilakukan siang hari untuk

kunjungan ke sekretariat dan malam hari pada acara kopdar. Observasi dalam

penelitian ini dilakukan selama satu minggu.

3. Analisis Dokumentasi

Analisis dokumentasi dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan bahan

data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta majalengka, AD

dan ART masing-masing klub motor, jumlah dan nama anggota klub motor,

data kependudukan di Kabupaten Majalengka dan foto-fot kegiatan

masing-masing klub motor. Selain itu peneliti memperolah data hasil wawancara

dengan 6 orang informan tentang motivasi bergabung dengan klub motor,

solidaritas sosial internal klub motor dan solidaritas sosial eksternal klub

motor.

E. Analisis Data

Definisi yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005, hlm 89) menyebutkan

bahwa :

(21)

8

Setelah mendapatkan data yang diperlukan untuk penelitian ini maka

langkah-langkah selanjutnya yang peneliti tempuh akan dijelaskan seperti dibawah ini :

1. Penyeleksian Data

Dalam penelitian ini penyeleksian data dilakukan dengan cara memilih

informan yang bersedia untuk diwawancarai secara sukarela dan atas seijin

dari ketua klub motor dan informan bersedia untuk memberikan informasi

yang terkait dengan penelitian ini dengan sebenar-benarnya.

2. Klasifikasi Data

Data hasil wawancara dengan anggota klub motor diklasifikasikan

sesuai dengan tujuan penelitian yaitu :

a. Data hasil wawancara tentang motivasi seseorang bergabung dengan klub

motor

b. Data hasil wawancara tentang solidaritas sosial internal anggota klub

motor

c. Data hasil wawancara tentang solidaritas sosial eksternal klub motor

3. Merumuskan Hasil Penelitian

Data-data yang diperoleh dirumuskan sesuai dengan pengklasifikasian

data yang telah ditetapkan. Perumusan hasil penelitian ini meliputi motivasi

seseorang bergabung dengan klub motor, solidaritas sosial internal anggota

klub motor, solidaritas sosial eksternal klub motor. Data hasil wawancara

tersebut dituangkan dalam bentuk laporan hasil penelitian dan disusun sesuai

dengan tujuan khusus.

4. Menganalisa Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap

sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data (Data Collection)

Data yang dikelompokkan yaitu hasil wawancara motivasi seseorang

bergabung dengan klub motor, hasil wawancara solidaritas sosial internal

anggota klub motor dan hasil wawancara solidaritas sosial eksternal klub

(22)

9

berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah

penelitian.

b. Penyajian Data (Data Display)

Melakukan interpretasi data yaitu menginterpretasikan hasil

wawancara motivasi seseorang bergabung dengan klub motor, hasil

wawancara solidaritas sosial internal anggota klub motor dan hasil wawancara

solidaritas sosial eksternal klub motor. Hasil wawancara tersebut

dinterpretasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/verification)

Pengambilan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah

disusun yaitu mengenai motivasi seseorang bergabung dengan klub motor

solidaritas sosial internal anggota klub motor solidaritas sosial eksternal klub

motor, sehingga dapat memberi jawaban atas masalah penelitian.

d. Evaluasi

Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan informan, yang

didasarkan pada kesimpulan tahap keempat. Tahap ini dimaksudkan untuk

menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah

informan yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya dari fokus

penelitian.

Menurut Moleong (2007, hlm 330) uji keabsahan data dalam penelitian

kualitatif meliputi uji, credibility (kredibilitas) sebagai aspek nilai kebenaran,

transferability (keteralihan) sebagai aspek penerapan, dependability (Auditability)

sebagai aspek konsistensi, confirmability (dapat dikonfirmasi) sebagai aspek

natralitas, dan triangulasi sebagai perbandingan atau membandingkan

1. Uji Kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data penelitian kualitatif

antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan (peneliti kembali

melakukan pengamatan ke lapangan), peningkatan ketentuan dalam penelitian

(pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan), triangulasi

(pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

(23)

10

yang berbeda atau bertentangan dengan tenuan, dan member check (mengecek

kembali data yang didapat dari pemberi data).

2. Uji transferability berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian

dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Peneliti dalam membuat

laporannya memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat

dipercaya.

3. Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu. Salah satunya adalah triangulasi

dengan sumber. Sesuai dengan pernyataan diatas bawa triangulasi sumber

dimaksudkan supaya dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan

banyak sumber data seperti membandingkan hasil observasi dan wawancara.

Proses triangulasi data dimulai ketika peneliti melakukan observasi

lapangan, peneliti mengamati solidaritas sosial yang teradi pada beberapa

anggota klub motor di Kabupaten Majalengka. Kemudian penelitian

dilanjutkan dengan wawancara dan dikaitkan dengan dokumentasi. Sehingga,

akan didapat hasil yang sah atau valid setelah menggabungkan antara hasil

(24)

41

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

dapat menyimpulkan :

Pertama, mengenai motivasi individu bergabung dengan klub

motor yaitu dikarenakan hobi di bidang otomotif, senang dengan acara

touring, menjalin tali persaudaraan, mengembangkan bisnis yang sudah

dijalani seperti usaha bengkel motor dan kesamaan merk motor.

Kedua, mengenai solidaritas sosial yang terjadi antara internal klub

motor mempunyai sifat ketergantungan yang tinggi, dimana

masing-masing anggota mempunyai kebutuhan yang saling melengkapi antar satu

dan yang lainnya. Solidaritas sosial internal klub motor sudah berlangsung

lama dan dapat dikatakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi,

sekalipun terjadi beberapa pergeseran kebiasaan. Dimana saat ini sudah

ditemui anggota klub motor yang mempunyai pekerjaan di luar

keanggotaan klub motor seperti menjadi TNI, Polisi, PNS, Pengusaha,

Pedagang, dan lain sebagainya.

Ketiga, mengenai solidaritas antar klub motor dalam bidang

kerjasama sudah terjalin dengan baik, seperti mengadakan acara – acara

ulang tahun klub motor, acara buka bersama dengan klub motor lain dan

acara bersama pemerintah daerah dalam pencegahan narkoba. Namun

antar anggota klub motor masing sering terjadi geseken atau konfilk

pribadi yang pada akhirnya melibatkan pengurus klub motor. Masalah

tersebut dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah dan kekeluargaan.

(25)

42

2. Simpulan Khusus

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa :

a. Motivasi untuk bergabung dengan klub motor berhubungan dengan motif

terbentuknya sebagian besar klub motor, karena rata-rata didasarkan atas

dasar hobi, pertemanan, memiliki motor yang bermerk sama.

b. Solidaritas sosial yang dibangun anggota di masing-masing klub motor

pada dasarnya sudah baik, yang diwujudkan dalam bentuk kepedulian

terhadap masalah atau kesulitan sesama angota, saling memberi bantuan

kepada anggota yang membutuhkan dan kerelaan berkorban untuk

memberikan sesuatu tanpa menuntut balasan.

c. Solidaritas sosial eksternal klub motor dalam bidang kerjasama antar klub

sudah terjalin dengan baik, yang ditandai adanya kebersamaan dan

kekeluargaan antar anggota klub.

B. Saran

1. Bagi Klub Motor

Hendaknya dapat menjaga solidaritas sosial di masing-masing anggota

klub motor dan dapat menampung aspirasi dari seluruh anggota klub

motor.

2. Bagi Anggota Klub Motor

Agar mematuhi semua. AD/ART di masing-maisng klub motor dan

menjaga solidaritas antar anggota klub motor. Mematuhi aturan yang

berlaku bagi pengendara motor agar tidak membahayakan diri sendiri atau

masayarakat pengguna jalan

3. Bagi Institusi / Program Studi Pendidikan Sosiologi

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pembelajaran sosiologi tentang

solidaritas sosial anggota klub motor. Menambah khasanah pengetahuan

(26)

43

4. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka

Menampung aspirasi seluruh klub motor yang ada di Kabupaten

Majalengka dan membuat aturan untuk menertibkan organisasi / klub

motor untuk menjaga ketertiban masyarakat di Kabupaten Majalengka.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu ada kajian lebih lanjut mengenai upaya peningkatan solidaritas sosial

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka. Cipta.

Amanto, H & Daryanto. 1999. Ilmu Bahan. Jakarta : Bumi Aksara

Danial, M. 2009. Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Garna, J. K. 2002. Teori - Teori Perubahan Sosial. Bandung : Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Gerungan, W. A. 1996. Psikologi Sosial. Bandung : Eresco.

Hasibuan, Malayu P. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian, dan. Masalah. Edisi Revisi. Bumi Aksara:Jakarta

Hermawan. K. 2008. Arti komunitas. Gramedia Pustaka Utama

Hogg, M. A. & Abrams, D. 2000. Social Identification. New York : Routledge.

Lawang, R. M. Z. 2005. Kapita Sosial Dalam Perspektif Sosiologi. Suatu Pengantar. Depok : FISIP UI Press

Liliweri, A. 2005. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Marhijanto, B. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer. Surabaya: Penerbit Bintang Timur

Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Moleong, L. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda karya

(28)

Nasution, Z. 2009. Solidaritas Sosial dan Partisipsi Masyarakat Desa Transisi Suatu Tinjauan Sosiologis. Malang : UMM Press.

Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja. Rosdakarya.

Sadily, H. 2007. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Setiadi, N.J. 2010. Perilaku Konsumen: Konsep Dan Impikasi Untuk Strategi Dan Penelitian Pemasaran. Prenada Media Group : Jakarta

Sherif, M. 1998. In common predicament: Social psychology of intergroup conflict and cooperation, Boston: Houghton-Mifflin

Soekanto, S. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Soekanto, S. 2004. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soekanto, S. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Sudarsono, A.W. 2011. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sumber Internet

AISI, 2014. Sepeda Motor : Peran dan Tantangan. www.aisi.or.id/. Di akses tanggal 16 September 2014.

IMI, 2015. Ikatan Motor Indonesia. http://imi.co.id/id/. Di akses 07 Januari 2015.

IMI Jawa Barat. 2015. Ikatan Motor Indonesia Provinis Jawa Barat. http://imijabar.com. Di akses 07 Januari 2015.

Firlika. 2001. Hubungan antara dukungan sosial dengan Solidaritas pada anak jalanan. http://eprints.unika.ac.id/ Di Akses tanggal 16 September 2014.

(29)

Defry. 2011. Organisasi dan Metode. http://defri-z.blogspot.com/. Di Akses tanggal 16 September 2014.

Verkuyten, 2005. Konsep Identitas Sosial.

Gambar

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Majalengka
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Variabel Motivasi dan Solidaritas Sosial

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara persepsi terhadap citra fisik pada wanita dewasa dini dengan minat mengikuti senam aerobic. Subyek dalam penelitian

Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf diarahkan untuk memberdayakan wakaf yang merupakan salah satu instrumen dalam membangun kehidupan

Setiap muslim harus memiliki ketaatan dan kepatuhan dalam mengamalkan ajaran-ajaran ketuhanan yang telah ditetapkan dalam ajaran agama. Ajaran ketuhanan itu, berangkat

memiliki motivasi kerja yang tinggi maka karyawan akan terdorong untuk bekerja.. dengan baik dan terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi sehingga

konsumen, secarn tidak langsung gaya hidup yang khas dari individu akan muncul. dalam perilaku membeli dimana hal ini ditujukan untuk

[r]

Dengan adanya efisiensi terhadap produktivitas dalam bekerja maka penyelesaian tugas dapat dilakukan dengan efektif sehingga hasil yang diharapkan atau tingkat keluaran dapat

Kegiat an Koordinasi Kegiat an Pengembangan Tanaman Tahunan Unt uk Fasilit asi Ident if ikasi Pendayagunaan Sumber Daya Tahun 2014 di Pusat dibiayai melalui DIPA Direkt orat