• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

KEAMANAN PANGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh: Putri Wulandari

NIM 1102192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

PUTRI WULANDARI

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

KEAMANAN PANGAN

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing 1,

Dr. Kamin Sumardi, M.Pd. NIP. 196709261997021001

Pembimbing 2,

Puji Rahmawati Nurcahyani, S.TP., M.Si. NIP. 198202172012122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

(3)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan

Pembelajaran Berbasis Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Keamanan Pangan” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,

(4)

nonequivalent control group design dengan pengumpul data berupa pedoman observasi dan tes (pret-test dan post-test). Eksperimen dikembangkan pada dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pendekatan penelitian ini menggunakan Research and Development (R&D), dengan penerapan modul menggunakan metode quasi experiment. Pelaksanaan penelitian ini melalui beberapa tahapan, yaitu validasi modul, pre-test, post-test dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul pembelajaran yang digunakan memiliki kriteria baik dan layak digunakan. Pembelajaran berbasis modul meningkatkan pembelajaran siswa pada mata pelajaran keamanan pangan, khususnya pada kompetensi dasar sanitasi industri. N-gain yang diperoleh memiliki kriteria sedang. Hasil analisis sikap siswa memiliki kriteria baik. Hasil observasi mengenai sikap siswa dalam menerima pembelajaran dan sikap guru dalam menyampaikan pembelajaran memiliki kriteria baik. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah modul yang diterapkan telah layak dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(5)

Putri Wulandari, 2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This research aim to determine students' learning outcomes by implementing the module-based learning in Fishery Products Processing Technology X graders on basic sanitation material industry. The method used in this study is a quasi experiment method. This type of research uses nonequivalent control group design with data collectors in the form of guidelines for observation and tests (pre-test and post-test). These experiments are developed into two classes, namely class of control and class of grade. This research approach uses the Research and Development (R & D), with the modules application wich use quasi-experimental methods. This research is processed through several stages, namely the module validation, pre test, post test and observation. The results show that the learning modules that are used have fine criteria and can be properly used. Based learning modules enhance the student learning on the subjects of food safety, particularly on the basis of sanitation industry competence. N-gain which is gained have moderate criteria. The results of the analysis of students' attitudes have good criteria. The observations results of the attitudes of students in learning and accepting the attitudes of teachers in delivering the learning has also good criteria. The conclusion of this study is the module that has been applied is feasible and can improve the student learning outcomes.

(6)

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BABI PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Batasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 3

F. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Pembelajaran dengan Modul ... 4

B. Penggunaan Modul dalam Pembelajaran ... 9

C. Belajar ... 13

D. Pembelajaran ... 14

E. Hasil Belajar ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 17

A. Metode Penelitian ... 17

B. Desain Penelitian ... 17

C. Prosedur Penelitian ... 18

D. Instrumen Penelitian ... 20

E. Pengujian Instrumen Tes ... 21

F. Populasi dan Sampel ... 25

G. Variabel penelitian ... 25

(7)

Putri Wulandari, 2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil ... 31

1. Validasi Modul ... 31

a. Ahli Media ... 31

b. Ahli Materi ... 34

c. Ahli Bahasa ... 36

d. Guru Mata Pelajaran ... 37

2. Angket Siswa ... 38

3. Analisis Data ... 40

a. Hasil Belajar Siswa ... 40

b. N-Gain ... 40

c. Uji Normalitas Data ... 41

d. Uji Hipotesis ... 41

e. Analisis Observasi ... 42

B. Pembahasan ... 44

1. Hasil Belajar ... 44

2. Sikap Siswa ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(8)

Putri Wulandari, 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan salah satu tahap yang menentukan keberhasilan belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran dapat dilakuan terhadap berbagai komponen seperti gaya belajar, metode belajar dan model pembelajaran. Pembelajaran di dalam kelas akan lebih menekankan pada bagaimana membelajarkan siswa dengan proses keaktifannya, siswa membangun sendiri pengetahuannya, memposisikan siswa sebagai sumber belajar dan memberi peluang kepada siswa memanfaatkan sumber belajar.

Hal penting dalam proses belajar mandiri adalah peningkatan kemampuan dan keterampilan peserta didik. Kemampuan tersebut dilaksanakan dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan orang lain. Hal tersebut membuat peserta didik tidak tergantung pada guru, pembimbing, teman atau orang lain dalam belajar. Belajar mandiri akan membuat peserta didik berusaha memahami isi pelajaran yang dibaca terlebih dahulu. Kemudian pada saat proses pembelajaran, jika peserta didik mendapat kesulitan maka mereka akan bertanya atau mendiskusikan dengan guru, teman atau orang lain. Peserta didik yang mandiri akan mencari sumber belajar yang dibutuhkan.

(9)

ii Putri Wulandari, 2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada kelas X TPHPi terdapat mata pelajaran Keamanan Pangan. Tujuan pembelajaran Keamanan Pangan lebih menekankan pada hasil belajar ranah kognitif. Hal tersebut memerlukan pemahaman yang baik yang dapat dimulai dengan membaca. Buku ajar yang belum dimiliki semua siswa akan berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam membaca. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat digunakan bahan ajar cetak berupa modul untuk digunakan semua siswa.

Ketersediaan materi/bahan ajar mata pelajaran keamanan pangan yang relevan untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pembelajaran belum memadai. Oleh karena itu, harus diadakan suatu sumber belajar untuk dijadikan acuan siswa dalam belajar. Berbagai jenis dan macam sumber dan bahan ajar dapat digunakan dalam pembelajaran. Salah satu bentuk sumber belajar dan bahan ajar yaitu cetakan seperti buku, modul, ensiklopedia, dan bentuk cetakan lainnya. Modul sebagai salah satu bahan ajar berbentuk cetak sangat baik digunakan dalam pembelajaran. Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa arahan atau bimbingan guru. Ini menunjukkan bahwa modul dapat digunakan untuk pembelajaran meskipun tidak ada pengajar. Salah satu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah hasil belajar siswa yang mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Berdasarkan uraian diatas, maka

peneliti mengambil judul penelitian “Penerapan Pembelajaran Berbasis Modul

pada Mata Pelajaran Keamanan Pangan.”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

1. Tidak adanya modul yang digunakan sebagai sumber belajar

2. Pembelajaran pada mata pelajaran keamanan pangan masih menggunakan sumber belajar yang belum terstandar.

(10)

iii Putri Wulandari, 2015

C. Batasan Masalah

1. Pembelajaran menerapkan pendekatan modul yang terstandar.

2. Pembelajaran keamanan pangan dibatasi pada standar kompetensi sanitasi industri dengan menggunakan modul.

3. Hasil belajar yang digunakan adalah nilai ulangan harian pada standar kompetensi sanitasi industri.

D. Perumusan Masalah

Apakah pembelajaran berbasis modul pada standar kompetensi Sanitasi Industri dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan dan memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil uji validasi modul sanitasi industri pada mata pelajaran keamanan pangan.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran berbasis modul pada standar kompetensi sanitasi industri yang memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

3. Dihasilkannya modul yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran pada standar kompetensi sanitasi industri.

F. Manfaat Penelitian

1. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam kualitas pembelajaran. 2. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran 3. Meningkatkan kinerja dan keprofesionalan guru

(11)

iv Putri Wulandari, 2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Sebagai temuan awal penulis untuk penelitian lebih lanjut tentang

(12)
(13)

Putri Wulandari, 2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi exsperiment, yaitu suatu metode penelitian yang melakukan observasi

dibawah kondisi buatan dimana kondisi itu dibuat dan diatur oleh peneliti. Sugiyono (2013), menjelaskan bahwa metode quasi exsperiment dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah quasi exsperiment. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak sepenuhnya dapat berfungsi untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2013).

Bentuk desain quasi exsperiment yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Rancangan penelitian ini dikategorikan

sebagai rancangan eksperimen kuasi (quasi experiment design). Pre test dan post test diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perlakuan

penelitian diberikan kepada kelompok eksperimen, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul. Pada desain penelitian ini digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre test Perlakuan Post tes

(14)

a. Melakukan observasi awal untuk mengetahui masalah yang ada di sekolah melalui wawancara dengan guru pada mata pelajaran keamanan pangan.

b. Telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian.

c. Menyusun instrumen penelitian

d. Melakukan uji coba instrumen penelitian (validasi modul)

Desain yang digunakan untuk merancang pembuatan modul mengacu pada model penelitian dan pengembangan yang dipaparkan Sugiyono (2013) dengan modifikasi, yaitu:

Gambar 3.1 Desain Pembuatan Modul Keterangan:

- Desain teoritik

Produk yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah modul. Oleh sebab itu, perlu adanya desain produk yang akan diuji cobakan.

- Validasi desain

Validasi desain bertujuan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif

(15)

Putri Wulandari, 2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari metode pembelajaran yang lama atau tidak. Setelah desain produk dilakukan, maka diketahui kelemahan. Lalu dilakukan perbaikan pada produk tersebut.

- Uji coba desain teoritik

Tahap selanjutnya adalah uji coba produk, yang dilakukan pada kelompok terbatas. Pada uji coba produk ini dibagikan angket kepada kelompok terbatas untuk mendapatkan informasi apakah media mengajar yang baru lebih efektif dan efisien.

- Revisi

Revisi dilakukan apabila hasil angket terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Jika tidak ada masalah atau nilai yang diperoleh baik, maka produk dapat dipakai pada uji coba pemakaian.

- Uji coba pemakaian

Uji coba pemakaian dilakukan apabila produk yang benar-benar layak diujicobakan baik dari segi desain dan materi yang telah dilakukan perbaikan.

- Produk akhir

Produk akhir merupakan hasil dari perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan dan siap untuk digunakan dalam penerapan pembelajaran. 2. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanan penelitian ini adalah sebagi berikut:

a. Melaksanakan tes awal pada sampel untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.

b. Memberikan perlakuan yaitu menerapkan pembelajaran berbasis modul.

c. Pada saat proses pembelajaran, dilakukan observasi tentang pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa.

d. Memberikan soal tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa, setelah diterapkan pembelajaran berbasis modul.

3. Tahap Akhir

(16)

b. Menguji hipotesis penelitian. c. Menarik kesimpulan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini terdiri dari tiga macam, yaitu angket, soal tes dan lembar observasi. Angket digunakan untuk memvalidasi modul sebelum diterapkan pada proses pembelajaran. Instrumen tes yang diberikan berupa tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda untuk mengukur penguasaan materi sanitasi industri. Lembar observasi diberikan untuk pengamatan kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran.

1. Angket

Angket yang digunakan dalam instrumen penelitian ini yaitu berupa angket validasi ahli media, ahli materi, ahli bahasa, guru mata pelajaran, dan penilaian siswa.

2. Tes Tertulis

Tes tulis belajar siswa ranah kognitif berupa soal tes dalam penelitian ini diberikan sebanyak dua kali yaitu pre test atau tes sebelum diberi perlakuan dan post tes atau tes setelah diberi perlakuan. Instrumen yang diberikan dalam penelitian harus berdasarkan pertimbangan bahwa data yang dikehendaki adalah berupa data yang menunjukkan penugasan dari kompetensi dasar sanitasi industri.

Langkah-langkah yang digunakan dalam menyusun perangkat tes adalah sebagi berikut:

a) Melakukan pembatasan materi yang akan diujikan. b) Menentukan tipe soal.

c) Menentukan jumlah butir soal

(17)

Putri Wulandari, 2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e) Membuat kisi-kisi soal

f) Menulis petunjuk pengerjaan soal, kunci jawaban dan penentuan skor

g) Menulis butir soal

h) Menguji cobakan instrumen, menganalisis hasil uji coba dalam hal validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran

i) Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah digunakan

3. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk memantau siswa dan guru selama proses pembelajaran melalui pembelajaran berbasis modul. Lembar observasi meliputi penilaian ranah afektif. Tahapan yang dilakukan dalam penyusunan instrumen penelitian berupa observasi yaitu membuat lembar observasi sesuai dengan aspek yang akan diamati.

E. Pengujian Instrumen Tes

1. Validitas

Uji validitas alat evaluasi bertujuan untuk mengetahui valid tidaknya suatu instrumen tes. Suatu tes yang valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Korelasi dihitung dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson sebagai berikut:

= ∑ − ∑ ∑

√ ∑ − ∑ ∑ − ∑

Keterangan:

= koefisien korelasi antara X dan Y = banyaknya peserta tes

= nilai hasil uji coba

(18)

berikut:

0,800 1,00 korelasi sangat tinggi 0,600 < 0,800 korelasi tinggi 0,400 < 0,600 korelasi sedang 0,200 < 0,400 korelasi rendah 0,00 < 0,200 korelasi sangat rendah

Kriteria korelasi untuk mengetahui tinggi, sedang, atau rendahnya validitas instrumen. Berdasarkan uji tes dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, maka derajat kebebasan (dk = n-2) yaitu 28 diperoleh rtabel = 0,399. Butir soal yang dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel. Hasil dari uji validitas instrumen 20 butir soal diperoleh 16 butir soal dinyatakan valid sedangkan 4 soal tidak valid (lampiran 13). Oleh karena itu 4 soal yang tidak valid dibuang sehingga instrumen soal yang digunakan berjumlah 16 soal.

Tabel 3.2 Hasil Validasi Soal

Validitas Butir Soal Jumlah Soal

Valid 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18

19, dan 20

16

Tidak Valid 1, 4, 8, dan 15 4

2. Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen atau alat evaluasi, dilakukan dengan menghitung koefisien reliabilitas instrumen. Suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila hasil tes tersebut tetap walaupun dilakukan tes berulang kali. Perhitungan reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson 20 (K-R20) (Arikunto, 2003).

(19)

Putri Wulandari, 2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

: reliabilitas tes secara keseluruhan k : banyaknya item soal

Vt : varians total

p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah

Mencari harga varians total (Vt) dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Arikunto S, 2003) sebagai berikut:

= ∑ − ∑

Keterangan :

∑ : jumlah skor total N : jumlah responden

Selanjutnya harga dibandingkan dengan nilai dari table product moment, jika > , maka instrumen dikatakan reliabel. Besarnya koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan dengan melihat tabel nilai r product moment.

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Reliabilitas ( ) Kriteria Reliabilitas

0,81 - 1,00 Sangat Tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 - 0,60 Sedang

0,21 - 0,40 Rendah

0,20 Sangat Rendah

(20)

Indeks kesukaran menyatakan sukar atau mudahnya sebuah soal. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran tiap butir soal adalah sebagai berikut (Arikunto, 2003):

� = �

Keterangan :

P : Indeks kesukaran butir soal

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran

Rentang P Kriteria

0,00 − 0,30 Mudah

0,31 − 0,70 Sedang

0,71 − 1,00 Sukar

Hasil perhitungan indeks kesukaran dari uji coba tes sebanyak 16 soal dinyatakan valid, memiliki 1 soal sukar, 6 soal sedang, dan 9 soal mudah. (lampiran 14).

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2003). Menghitung daya pembeda setiap soal menggunakan rumus sebagai berikut:

�� −� = � − �

Keterangan : D : daya pembeda

(21)

Putri Wulandari, 2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jb : banyaknya peserta kelompok bawah

Ba : banyaknya kelompok peserta atas yang menjawab soal dengan benar Bb: banyaknya kelompok peserta bawah yang menjawab soal dengan benar Pa : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

Pb : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda

Rentang D Kriteria

F. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi dari penelitian ini yaitu siswa kelas X TPHPi di SMK Negeri 1 Mundu Cirebon pada tahun ajaran 2014-2015 yang berjumlah 94 siswa yang terdiri dari kelas X TPHPi 1 terdiri dari 34 siswa, kelas X TPHPi 2 terdiri dari 30 siswa dan kelas X TPHPi 3 terdiri dari 30 siswa.

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah teknik cluster random sampling dengan pertimbangan setiap kelas dan populasi dianggap sebagai kelas homogen yang artinya tidak ada kelas unggul. Dari tiga kelas, semua akan digunakan untuk penelitian dan menetapkan kelas X TPHPi 1 sebagai kelas untuk validasi, kelas X TPHPi 2 sebagai kelas eksperimen pendidikan dan kelas X TPHPi 3 sebagai kelas kontrol.

(22)

Variabel eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran berbasis modul pada mata pelajaran keamanan pangan. 2. Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah variabel alami penerapan pembelajaran tanpa modul.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Angket

Analisis angket berupa data tentang persepsi modul dari ahli isi materi, ahli media, ahli bahasa, guru mata pelajaran dan siswa. Kemudian data tersebut dijelasakan dalam bentuk deskriptif naratif. Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dalam bentuk deskriptif persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase angket menurut Sudjana (2006) sebagai berikut:

� = � × %

Keterangan:

P : Kelayakan media (%) F : Jumlah jawaban responden N : Skor maksimum

Untuk mengetahui persentase kelayakan modul, diguanakan interpretasi skor kelayakan modul yang dapat dilihat pada Tabel 3.5:

Tabel 3.6 Tingkat Ketercapaian

Persentase Kriteria

81 – 100 Sangat baik/sangat layak

61 – 80 Baik/layak

41 – 60 Cukup

21 – 40 Buruk

(23)

Putri Wulandari, 2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Uji N-Gain

Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Sedangkan untuk mengetahui efektifias peningkatan hasil belajar yaitu dihitung menggunakan teknik Normalizad Gain dihitung dengan rumus:

N-gain = � � −

� � −

Skala nilai yang digunakan pada data N-gain terdapat pada table 3.7 menurut Hake (1998) dibawah ini:

Tabel 3.7 Kriteria Normalized Gain

Skor N-gain Kriteria N-gain

0,70 N-gain Tinggi

0,30 N-gain < 0,70 Sedang

N-gain, < 0,30 Rendah

3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah sampel yang sedang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dengan chi-kuadrat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan jumlah kelas interval

Pengujian normalitas dengan Chi-kuadrat, jumlah kelas interval disesuaikan dengan kurva normal baku, yaitu 6 kelas interval.

2) Menentukan panjang kelas interval (PK)

� = � − �

3) Menyusun data tabel distribusi frekuensi

Tabel 3.8 Tabel Distribusi Frekuensi

Interval Fo Fh Fo-fh (fo-fh)2 − ℎ

Keterangan:

(24)

6) Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel. Berlaku ketentuan jika hitung tabel maka data terdistribusi normal. Sedangkan hitung tabel maka data terdistribusi tidak normal.

4. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah;

Ho : Penerapan pembelajaran berbasis modul tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Ha : Penerapan pembelajaran berbasis modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Analisis data eksperimen menurut Arikunto, S (2003) dengan desain pre test dan post test dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

1) Mencari rata-rata nilai tes awal (O1) 2) Mencari rata-rata nilai tes akhir (O2)

3) Menghitung perbedaan rata-rata dengan uji-t dengan rumus berikut: =

√ ∑ �− Keterangan:

t : harga t untuk sampel berkorelasi

Md : mean dari deviasi (d) antara post test dan pre test xd : deviasi masing-masing subyek (d-Md)

x2d : jumlah kuadrat deviasi N : banyaknya subyek penelitian db : N-1

(25)

Putri Wulandari, 2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila data tidak normal maka dilakukan uji non-parametrik menggunakan kolmogrov-smirnov (K-S) eksponensial:

1) Menetapkan hipotesis 2) Menghitung statistik uji

�̅∑�= � � =

Keterangan :

X : nilai tengah dari kelas distribusi �̅ = : nilai rata-rata

3) Menetukan nilai probabilitas eksponensial � = − − /

4) Menentukan S (X) diperoleh dari frekuensi kumulatif masing-masing Xi dibagi dengan jumlah data.

5) Membuat tabel distribusi frekuensi K-S

Tabel 3.9 Tabel Distribusi Frekuensi K-S KELAS 8) Menentukan daerah penolakan

− didapatkan dari tabel Kolmogrov-Smirnov sesuai dengan jumlah

data n.

9) Membuat kesimpulan

Membandingkan antara hasil perhitungan D dengan Jika D < maka Ha ditolak, Ho diterima

Jika D > maka Ha diterima, Ho ditolak

5. Analisis Observasi

(26)

3 dan 4. Angka tersebut memiliki arti sebagai berikut: 1 : kurang

2 : cukup 3 : baik 4 : baik sekali

Data yang diperoleh akan dihitung dengan rumus sebagai berikut: N = � � � ℎ

� � � × %

Hasil observasi yang diperoleh kemudian dikonversikan pada tabel 3.10 dibawah ini:

Tabel 3.10 Konversi Nilai

Nilai Keterangan

10-29 Sangat kurang

30-49 Kurang

50-69 Cukup

70-89 Baik

(27)

Putri Wulandari, 2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelunya mengenai penerapan pembelajaran berbasis modul terhadap hasil belajar siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Modul pembelajaran yang dihasilkan memiliki kriteria baik dan layak digunakan untuk pembelajaran.

2. Pembelajaran berbasis modul meningkatkan pembelajaran siswa secara signifikan pada mata pelajaran keamanan pangan, khususnya pada kompetensi dasar sanitasi industri.

3. Sikap siswa dalam menerima pembelajaran berbasis modul dan sikap guru dalam menyampaikan pembelajaran memiliki kriteria baik.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diajukan beberapa saran, yaitu:

1. Perlu dilakukan pengembangan pada tahap perencanaan pembelajaran berupa LKS dalam penerapan pembelajaran berbasis modul pada mata pelajaran keamanan pangan.

2. Penerapan pembelajaran berbasis modul dapat menjadi alteratif dalam pembelajaran kompetensi sanitasi industri, untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa di kelas.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Benny, A. (2010). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Badan Nasional Standar Pendidikan. (2008). Permendiknas RI No.40 tentang

Standar Sarana dan Prasarana SMK/MAK.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.

Hake. (1998). Interactive Engagement Methods in Introductory Mechanic Cours. [online]. Tersedia: http://www.physics.indana/edu/IEM_2bidf.

Diakses pada 11 Maret 2015.

Hanafiah N dan Suhana C. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Janawi. (2013). Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak Dua.

Mustaji. (2008). Pembelajaran Mandiri. Surabaya: Unesa FIP.

Nasution, S. (2010). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta: Depdikbud.

Pertiwi, C.H. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Modul Pada Mata Pelajaran Akuntansi Materi Ayat Jurnal Penyesuaian Untuk Siswa Kelas XI IPS di MAN 2 Jember Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013. 3 (2). Hlm. 50-68.

Pusat Bahasa Depdiknas. (2005). Kamus BesarBahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sudjana. (2006). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2013). Metodologi Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian Perlakuan  X
Gambar 3.1 Desain Pembuatan Modul
Tabel 3.2 Hasil Validasi Soal Butir Soal
Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Kriteria Reliabilitas
+6

Referensi

Dokumen terkait

Alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu lembar panduan observasi untuk panduan data non tes, dan soal-soal tes untuk teknik

f. Menyiapkan instrumen tes siklus II berupa soal uraian bergambar yang telah disederhanakan. Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran. Melaksanakan

Instrumen penelitian yang digunakan adalah Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP), lembar observasi, angket social skill, dan tes hasil belajar kognitif. Teknik analisis data

Untuk memperoleh data peneliti menggunakan instrumen postest, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, angket respon siswa

Perangkat yang disiapkan meliputi; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, lembar observasi aktivitas dan soal tes.. Seperangkat instrumen- instrumen tersebut

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar sebelum dan setelah pemberian perlakuan, lembar observasi aktivitas dan angket respon siswa setelah

Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi keaktifan siswa dan lembar angket respon siswa, dimana lembar observasi kegiatan

Instrumen Penelitian adalah; (1) Lembar validasi perangkat pembelajaran meliputi validasi modul, validasi perangkat pembelajaran, validasi butir soal; (2) Tes hasil belajar,