• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IMPROVE BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN INTRAPERSONAL INTELLIGENCES SISWA DALAM MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IMPROVE BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN INTRAPERSONAL INTELLIGENCES SISWA DALAM MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IMPROVE BERBASIS

MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN

INTRAPERSONAL INTELLIGENCES SISWA DALAM MATA PELAJARAN

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh:

Dwi Murtikah

0804252

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN

IMPROVE

BERBASIS

MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK

MENINGKATKAN

INTRAPERSONAL

INTELLIGENCES

SISWA DALAM MATA

PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI

DAN KOMUNIKASI

Oleh Dwi Murtikah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Dwi Murtikah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DWI MURTIKAH

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IMPROVE BERBASIS

MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN

INTRAPERSONAL INTELLIGENCES SISWA DALAM MATA PELAJARAN

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Drs. H. Eka Fitrajaya Rahman, M.T.

NIP. 196402141990031003

Pembimbing II,

Eddy Prasetyo Nugroho, M.T.

NIP. 197505152008011014

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M. Kom.

(4)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IMPROVE BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN

INTRAPERSONAL INTELLIGENCES SISWA DALAM MATA

PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

ABSTRAK:

Pembelajaran TIK yang selama ini diajarkan di lapangan biasanya masih terbatas pada kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru. Selain itu, terkadang guru tidak memperhatikan aspek perkembangan kecerdasan personal siswa. Kecerdasan intrapersonal berarti peka terhadap perasaan, keinginan, dan ketakutannya sendiri. Biasanya anak yang cerdas diri memiliki kecerdasan atas kemampuan diri dan cerdas interpersonal (cerdas sosial). Salah satu cara meningkatkan komunikasi verbal antara siswa dan guru serta antara siswa dan siswa adalah dengan menerapkan metode IMPROVE dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran

IMPROVE berbasis multimedia interaktif dapat meningkatkan intrapersonal intelligences siswa dalam mata pelajaran TIK. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi Experimental dengan sampel penelitian siswa kelas X-2 dan siswa kelas X-3 SMA Negeri 3 Cirebon dengan desain Pretest-Posttest Non-Equivalent Control Group Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes (pre test dan post test), lembar observasi aktivitas guru, dan siswa dan angket siswa. Dari hasil penelitian terdapat perbandingan perbandingan yang menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar kelas kontrol dengan perbandingan rerata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,60 > 0,37. Berdasarkan analisis pada keseluruhan tahapan penelitian diperoleh bahwa: 1) Penerapan metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif terbukti efektif dalam meningkatkan intrapersonal intelligences siswa; 2) Peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif di kelas eksperimen berada pada kriteria sedang dan lebih besar dari kelas kontrol; 3) Terdapat perbedaan rerata nilai siswa yang cukup jauh antara pembelajaran yang menggunakan metode IMPROVE

berbasis multimedia interaktif dengan pembelajaran yang menggunakan metode konvensional.

(5)

IMPROVE LEARNING METHOD’S IMPLEMENTATION BASED MULTIMEDIA INTERACTIVE TO IMPROVE STUDENT INTRAPERSONAL INTELLIGENCES IN INFORMATION

TECHNOLOGY AND COMMUNICATIONS LESSONS

ABSTRACT:

ICT lesson that had been taught in the school is usually limited to those teacher-centered learning. In addition, sometimes the teachers do not pay attention to aspects of personal intellectual development of students. Intrapersonal intelligence means sensitive to the feelings, desires, and fears alone. Usually a smart kid themselves have the ability to self-intelligence and intelligent interpersonal (social savvy). One way to improve verbal communication between students and between students and teachers as well as students is to apply the IMPROVE method in the learning process. This study was conducted to determine whether the application of the IMPROVE-based interactive multimedia learning can improve students' intrapersonal intelligences in ICT subjects. The method used is the method of Quasi-Experimental research with a sample class X-2 and X-3 grade students of SMA Negeri 3 Cirebon pretest-posttest design with Non-Equivalent Control Group Design. Instruments that used in this research are a test (pre-test and post-test), teacher observation sheet activities, and student and student questionnaires. There is a comparison of the results of comparative studies which showed that the experimental class improved learning outcomes better than the control class increase learning outcomes by comparison of the mean of the experimental class and the control class is 0.60> 0.37. Based on the analysis of all stages showed that: 1) The application of interactive multimedia based IMPROVE method proved to be effective in improving students' intrapersonal intelligences; 2) Improving student learning outcomes in the cognitive domain in the experimental class and be on criteria of being greater than the control class; 3) There are differences in the mean values among students is quite a distance learning method IMPROVE-based interactive multimedia learning using conventional methods.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PETANGGUNGJAWABAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

2.2.2 Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 12

2.3 Tes Hasil Belajar ... 14

2.4 Multiple Intelligences ... 17

2.5 Intrapersonal Intelligences ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

(7)

3.5.2 Lembar Observasi ... 32

4.1 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian ... 43

4.2 Implementasi Pembelajaran ... 43

4.3 Hasil Penelitian ... 51

4.3.4 Analisis Intrapersonal Intelligences Berdasarkan Indikator Butir Soal ... 58

4.3.7.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 73

4.3.7.2 Perkembangan Intrapersonal Intelligences Siswa ... 73

4.3.7.3 Keterkaitan Antara Metode Pembelajaran IMPROVE, Multimedia, Materi dan Intrapersonal Intelligences ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 75

5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 75

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Pengelompokan Media Menurut Anderson ... 12

2.2 Klasifikasi Delapan Tipe Kecerdasan (Chatib, 2011: 136-137) ... 18

3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas ... 30

3.2 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 31

3.3 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ... 31

3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 32

3.5 Kriteria Indeks Gain ... 40

4.1 Data Hasil Pre test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 51

4.2 Besaran untuk Menguji Dua Rerata Pre test ... 53

4.3 Data Hasil Post test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54

4.4 Besaran untuk Menguji Dua Rerata Post test ... 56

4.5 Deskripsi Data Skor Gain Ternormalisasi ... 57

4.6 Identifikasi Soal yang Termasuk Indikator Intrapersonal Intelligence ... 58

4.7 Identifikasi Indikator Intrapersonal Intelligence dalam Angket ... 62

4.8 Tanggapan siswa terhadap indikator “Bersemangat ketika media dijalankan” ... 65

4.9 Tanggapan siswa terhadap indikator “Merefleksi diri akan pemahaman tentang materi yang telah dipelajari” ... 66

4.10 Tanggapan siswa terhadap indikator “Mengungkapkan pendapat berdasarkan pemikirannya kepada orang lain” ... 67

4.11 Tanggapan siswa terhadap indikator “Bekerja mandiri” ... 68

4.12 Tanggapan siswa terhadap indikator “Mempelajari materi lanjutan yang tidak disampaikan di kelas” ... 69

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Proses Komunikasi dengan Media (Sanjaya, 2011: 206) ... 11

4.1 Alur Pembelajaran Metode IMPROVE ... 44

4.2 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Tayangan Pengenalan Konsep ... 45

4.3 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Pertanyaan Metakognitif ... 46

4.4 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Materi Pembelajaran ... 47

4.5 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Review ... 47

4.6 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Group Chat ... 48

4.7 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Evaluasi Materi ... 49

4.8 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Verifikasi ... 50

4.9 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Tugas Pengayaan ... 50

4.10 Data Skor Gain Ternormalisasi ... 57

4.11 Data Analisis Indikator Intrapersonal Intelligence Berdasarkan Soal .... 60

4.12 Data Rata-rata Jurnal Harian ... 71

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kecerdasan seseorang masih diartikan secara sempit oleh banyak kalangan. Kecerdasan masih dianggap sebagai tingkat intelektualitas seseorang dalam hal akademis saja. “Kecerdasan seseorang lebih banyak ditentukan oleh kemampuannya menyelesaikan serangkaian tes psikologis; kemudian hasil tes itu diubah menjadi angka standar kecerdasan” (Chatib, 2011: 132).

Tetapi pandangan tersebut terpatahkan dengan hadirnya teori seorang psikolog asal Amerika, Dr. Howard Gardner, yang mengungkapkan mengenai teori kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences. Teori ini menyatakan bahwa setiap orang memiliki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Yang dimaksud dengan kecerdasan adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang ditumbuh kembangkan.

Gardner dalam buku Frames of Mind (2011: 8) mengungkapkan:

…I describe in detail each of the seven candidate intelligences: the

linguistic and logical-mathematical intelligences that are at such a premium in schools today; musical intelligence; spatial intelligence; bodily-kinesthetic intelligence; and two forms of personal intelligence, one directed toward other persons, one directed towards oneself.

Gardner mengungkapkan bahwa ada 7 (tujuh) tipe kecerdasan, yakni kecerdasan linguistik, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, musik, logika-matematika, dan visual-spasial. Namun, pada tahun 1999 melalui bukunya,

(11)

aspek pertimbangan, ketiga macam kecerdasan tersebut belum dimasukkan dalam kecerdasan majemuk. Namun, Gardner tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat jenis-jenis kecerdasan yang lain, seperti kecerdasan eksistensial yang masih dipertimbangkan.

Salah satu kecerdasan personal yang dimiliki oleh siswa adalah kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligences). Howard Gardner dalam bukunya

Frames of mind menjelaskan bahwa kecerdasan intrapersonal berarti peka terhadap perasaan, keinginan, dan ketakutannya sendiri. Selain itu, anak juga menyadari akan kelebihan dan kelemahan diri serta mampu menyusun perencanaan (plan) dan tujuan (goal). Biasanya anak yang cerdas diri memiliki kecerdasan atas kemampuan diri dan cerdas interpersonal (cerdas sosial).

Wahyudi (2011) mengungkapkan bahwa “Cerdas diri terdiri dari lima tahapan yang saling berkaitan, yaitu mampu memahami emosi diri, meregulasi emosi, memotivasi diri, memahami orang lain, dan berinteraksi dengan orang lain”. Dari kelima tahapan tersebut, maka akan terbentuk berbagai potensi diri seperti rasa empati dan kepekaan terhadap lingkungannya. Potensi tersebut dapat diasah dengan berkomunikasi secara verbal.

Salah satu cara meningkatkan komunikasi verbal antara siswa dan guru serta antara siswa dan siswa adalah dengan menerapkan metode IMPROVE

dalam proses pembelajaran.

“Hakikat metode IMPROVE adalah pembelajaran dengan menggunakan penekanan pada proses pembentukan suatu konsep dan memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses tersebut.” (Derek Glover, 2005: 12)

Metode pembelajaran ini didasarkan pada teori kognisi dan metakognisi sosial. Di dalamnya terdapat tiga komponen aktivitas yang interdependen yaitu aktivitas metakognitif, interaksi dengan teman sebaya, dan kegiatan yang sistematik dari umpan balik-perbaikan-pengayaan.

(12)

berpikir seseorang tentang proses berpikirnya sendiri. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Flavel, Gardner dan Slavin (1985) tentang pengertian metakognitif yaitu “pengetahuan tentang belajarnya sendiri; tentang bagaimana ia belajar dan bagaimana ia memantau cara belajar yang dilakukannya. Berdasarkan hal tersebut maka Slavin (1985) dalam sumber yang sama mengungkapkan bahwa tujuan pengembangan keterampilan

metakognitif adalah “pengembangan keterampilan metakognitif siswa

ditujukkan agar siswa dapat memantau perkembangan belajarnya sendiri”. Peranan media pun tak dapat dilepaskan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Media digunakan sebagai sarana penunjang dalam pembelajaran. Cakupan media terdiri atas media visual, audio dan audio-visual.

Pengertian multimedia menurut Sanjaya (2011: 218):

“Sajian teknologi multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi”.

Multimedia yang digunakan dalam pembelajaran adalah multimedia pembelajaran interaktif. Dengan adanya multimedia ini, peran pendidik hanya sebagai fasilitator bagi peserta didik. Selain itu, dengan adanya multimedia, peserta didik pun dapat mengenali dan menggali kemampuan individu baik terhadap materi pelajaran maupun kemampuan teknik.

Mengingat pentingnya penerapan metode IMPROVE dan multimedia pembelajaran interaktif seperti yang dijelaskan sebelumnya, peneliti tertarik untuk melihat apakah terdapat peningkatan intrapersonal intelligences siswa dalam pembelajaran untuk mendorong kemampuan kognitifnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sucipto (2008),

“…kedelapan macam intelegensi tersebut saling mengisi dan mendominasi

otak anak yang akan berkembang menjadi satu kesatuan yang utuh dalam diri anak, dan untuk dapat mengoptimalkannya diperlukan latihan dan stimuli yang tepat dan tak kalah pentingnya adalah metode dan strategi

(13)

Lebih lanjut dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wahyudi (2011)

yang berjudul “Pembelajaran IPS Berbasis Kecerdasan Intrapersonal Interpersonal dan Eksistensial” yang menyatakan bahwa,

“…kecerdasan intrapersonal berkontribusi terhadap hasil belajar yang dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran IPS, sehingga pembelajaran yang berorientasi kecerdasan intrapersonal ini disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS”.

Berdasarkan beberapa hal tersebut, maka peneliti mengangkat sebuah

penelitian ilmiah dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran

IMPROVE Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan

Intrapersonal Intelligences Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi”.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada peningkatan intrapersonal intelligences dengan penerapan metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif dalam pembelajaran? 2. Apakah ada perbedaan rerata nilai siswa antara pembelajaran yang

menggunakan metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif dengan pembelajaran yang menggunakan metode konvensional?

3. Apakah ada peningkatan hasil belajar kognitif siswa dengan ditingkatkannya intrapersonal intelligences?

1.3Batasan Masalah

(14)

1. Permasalahan penelitian ini difokuskan pada penerapan metode IMPROVE

berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan intrapersonal intelligences siswa saja, bukan kecerdasan majemuk lainnya.

2. Penentuan peningkatan intrapersonal intelligences siswa dilihat dari tes hasil belajar dalam ranah kognitif pada post test.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan intrapersonal intelligences siswa dengan diterapkannya metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rerata nilai siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif dengan pembelajaran yang menggunakan metode konvensional. 3. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa setelah intrapersonal

intelligences-nya ditingkatkan.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti memperoleh pengetahuan mengenai metode pembelajaran IMPROVE yang berbasis multimedia interaktif serta dampaknya terhadap intrapersonal intelligences siswa sehingga dapat menerapkannya dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

2. Bagi Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah guru dapat menerapkan bahkan membuat suatu inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan dan potensi siswa.

(15)

Melalui penelitian ini, siswa mendapat suatu pengalaman belajar yang baru yang nantinya dapat berdampak positif bagi pengalaman belajar selanjutnya.

4. Bagi Masyarakat

Melalui penelitian ini, masyarakat memperoleh pemahaman baru mengenai suatu metode pembelajaran yang mampu menggali potensi

intrapersonal intelligences siswa, yang tentunya akan berdampak positif terhadap kehidupan sosial.

5. Bagi Dunia Pendidikan

Sebagai alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada siswa untuk melatih intrapersonal intelligences yang dimilikinya dengan cara yang menyenangkan sehingga siswa memiliki kemampuan penerapan ilmu yang lebih cakap dan kreatif.

1.6 Penjelasan Istilah

Di dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang umum digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut.

a. TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)

Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah, yaitu mata pelajaran Tekonologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

b. Intrapersonal Intelligences

Intrapersonal intelligences atau kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan memahami diri sendiri, kecerdasan mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Pada intinya, kecerdasan tipe ini adalah kecerdasan memahami kelebihan dan kelemahannya.

c. Metode pembelajaran IMPROVE

(16)

metakognitif dalam metode ini lebih ditekankan dalam penelitian ini sebagai upaya untuk mengembangkan kesadaran berpikir siswa tentang proses berpikirnya sendiri.

d. Multimedia Interaktif

Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Dalam penelitian ini, multimedia interaktif yang digunakan adalah multimedia pembelajaran interaktif sebagai media pendukung pembelajaran. Alur multimedia dalam penelitian ini disesuaikan dengan tahapan metode pembelajaran IMPROVE meskipun tidak sepenuhnya diterapkan dalam multimedia.

1.7Keterkaitan Antar Variabel

Pada penelitian ini, yang digunakan sebagai variabel bebas adalah metode pembelajaran IMPROVE sedangkan variabel terikatnya adalah intrapersonal intelligences siswa.

1.8Hipotesis

Hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran IMPROVE

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. “Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu” (Sugiyono, 2010:12). Perlakuan tersebut yang dapat dikatakan sebagai variabel bebas kemudian diberikan kepada suatu hal dalam kondisi yang terkendalikan (variabel terikat).

Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, bentuk desain yang diambil adalah Quasi Eksperimental Design. “Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen” (Sugiyono, 2010:114). Desain ini dipilih karena pada kenyataannya sulit untuk menentukan kelompok kontrol yang digunakan dalam penelitian.

(18)

Nonequivalent Control Group Design

(Sugiyono, 2010:116)

Keterangan:

O1 dan O3 : kondisi kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan

O2 : kondisi kelas eksperimen setelah diberi perlakuan (pembelajaran menggunakan metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif)

O4 : kondisi kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen dalam kurun waktu yang sama

3.2Populasi dan Sampel

3.2.1Populasi

Sugiyono (2010: 117) mengemukakan bahwa:

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam kegiatan penelitian ini berkenaan dengan sumber data yang digunakan. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas X (sepuluh) SMA Negeri 3 Cirebon.

3.2.3Sampel

Menurut Sugiyono (2010:118), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Masih menurut sumber yang sama, apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

O1 X O2 ……….

(19)

Dari populasi di atas dan berdasarkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, maka dipilih dua kelas yang digunakan sebagai sampel yang akan dijadikan subjek dalam penelitian ini. Dari kedua kelas tersebut, satu kelas dipilih sebagai kelas kontrol dan satu kelas yang lain dijadikan sebagai kelas eksperimen.

Dalam pengambilan sampel, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen, diambil berdasarkan teknik Cluster Sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Pada teknik ini populasi diberi kesempatan yang sama dijadikan sampel. Tetapi, karena dalam populasi tersebut berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya menggunakan

stratified random sampling.

Kelas yang dijadikan sebagai kelas eksperimen adalah kelas X-2 (sepuluh dua), sedangkan kelas kontrol yang digunakan adalah kelas X-3 (sepuluh tiga).

3.3 Variabel Penelitian

Teori variabel menurut Sugiyono (2010:60):

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbemtuk apa apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Pada penelitian ini diambil dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sugiyono (2010:61) menjelaskan bahwa variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

1. Variabel bebas : Penerapan metode pembelajaran

IMPROVE berbasis multimedia interaktif.

(20)

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian. Prosedur ini berfungsi sebagai acuan dalam keterlaksanaan penelitian yang terstruktur dan mudah sehingga memperoleh hasil yang baik dan sesuai tujuan penelitian di lapangan.

Secara umum, prosedur penelitian yang dilakukan adalah studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur berarti kegiatan yang berkaitan dengan pencarian dan penggalian informasi mengenai metode IMPROVE, multimedia interaktif, dan intrapersonal intelligences. Dengan informasi tersebut, maka dapat dijadikan acuan untuk mencari keterkaitan antara metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif dengan peningkatan

intrapersonal intelligences.

Studi lapangan yaitu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data yang menggambarkan tentang suatu masalah keadaan dan gejala di lapangan. Kegiatan dalam studi lapangan adalah tahap pre test, tahap pelaksanaan pembelajaran, dan tahap post test. Setelah semua tahap dari studi lapangan berlangsung, maka selanjutnya adalah tahap analisis data, uji hipotesis dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan uraian tersebut, adapun alur dari pelaksanaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

3.4.1Tahap Persiapan

1. Identifikasi permasalahan mengenai materi ajar SMA (Sekolah Menengah Atas) serta permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

2. Menentukan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian. 3. Studi literatur mengenai metode pembelajaran IMPROVE,

multimedia interaktif dan Intrapersonal Intelligences.

(21)

5. Menyusun instrumen pembelajaran, meliputi RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), media pembelajaran (multimedia interaktif), lembar observasi, soal pre test dan post test serta alat dan bahan lainnya yang berhubungan dengan pembelajaran.

6. Judgement intrumen-instrumen pembelajaran tersebut kepada dosen dan guru.

7. Melakukan perbaikan instrumen jika ada instrumen yang kurang tepat.

8. Melakukan uji coba instrumen berupa soal pre test dan post test

pada kelas X (sepuluh) lain di SMA Negeri 4 Cirebon.

9. Menganalisa hasil uji coba instrumen, meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

10. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

11. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

12. Menghubungi guru TIK tempat dilaksanakannya penelitian (SMA Negeri 3 Cirebon) untuk penyesuaian materi ajar dan mengetahui kondisi kelas.

13. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.4.2Tahap Pelaksanaan

1. Memberikan pre test kepada kelas kontrol dan eksperimen untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa terhadap materi yang akan disampaikan. Hasil dari pre test ini juga akan digunakan sebagai pembanding dalam menentukan peningkatan hasil belajar kognitif siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan.

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Pembelajaran dilakukan di laboratorium komputer. Pada kelas eksperimen digunakan metode pembelajaran IMPROVE

(22)

mengajar dengan metode ceramah, diskusi dan praktek serta menggunakan media pembelajaran satu arah.

3. Pelaksanaan metode pembelajaran IMPROVE berbasis multimedia interaktif disesuaikan dengan tujuh tahapan metode IMPROVE yang kemudian disesuaikan pula oleh indikator-indikator intrapersonal intelligences-nya. Ketujuh tahapan tersebut secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Introducing the New Concept; pada tahapan ini siswa diberi pengenalan awal mengenai konsep materi dan sub materi jaringan komputer yang akan dipelajari. Pengenalan konsep ini menggunakan video yang ada dalam multimedia pembelajaran interaktif.

b. Metacognitif Question; pada tahap ini siswa diberi rangsangan tentang pengetahuannya melalui pertanyaan-pertanyaan metakognitif.

c. Practicing; merupakan tahapan di mana siswa mulai menggali konsep-konsep mengenai jaringan komputer. Dalam tahapan ini, siswa membentuk kelompok 3-4 orang untuk kemudian mendiskusikan permasalahan yang ada dalam lembar kerja kelompok. Setelah itu mengungkapkan hasil diskusi kelompoknya di hadapan kelas. Selain itu, dalam tahapan ini pada pertemuan kedua terdapat praktikum langsung menyusun kabel jaringan.

d. Reviewing and Reducing Difficulties; siswa mengungkapkan permasalahan yang tidak dapat diselesaikannya ataupun kesulitan yang dihadapinya baik kepada guru maupun temannya.

e. Obtaining Mastery; merupakan tahapan di mana siswa

(23)

f. Verification; dari hasil evaluasi dapat dilihat siswa mana yang telah menguasai materi dan siswa mana yang belum berdasarkan pencapaian batas kelulusan.

g. Enrichment; pengayaan pada tahap ini dilakukan jika siswa masih tetap belum mencapai batas kelulusan setelah mengulang kembali materi yang ada pada multimedia pembelajaran sebanyak satu kali.

4. Memberikan post test kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Post test dilakukan di akhir pembelajaran untuk mengukur peningkatan hasil belajar kognitif siswa.

3.4.3Tahap Akhir

1. Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut.

2. Tahap analisis data dilakukan untuk membandingkan data hasil pre test sebelum diberi perlakuan dengan hasil post test yang kemudian dibandingkan dengan data hasil pre test dan post test kelas kontrol. 3. Tahap uji hipotesis dilakukan penarikan kesimpulan untuk menolak

atau menerima hasil hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data. 4. Tahap penarikan kesimpulan untuk menarik kesimpulan penelitian

berdasarkan hasil uji hipotesis.

3.5 Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2010: 148). Fenomena yang dimaksud tersebut secara spesifik merupakan variabel penelitian. Jadi, intrumen penelitian dibuat untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam menganalisis permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah soal pre test, soal

(24)

untuk tiga kali pertemuan untuk satu kompetensi dasar, masing-masing 2x45 menit.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah:

3.5.1Tes Hasil Belajar

Tes ini diberikan baik pada awal pembelajaran (pre test) sebelum sampel diberikan perlakuan dan pada akhir pembelajaran (post test) setelah sampel diberikan perlakuan. Tes yang dilakukan pada awal pembelajaran bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberi perlakuan. Sedangkan tes pada akhir pembelajaran dilakukan bertujuan untuk melihat peningkatan kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan.

Kedua macam tes ini berbentuk pilihan ganda dengan jumlah masing-masing 20 (dua puluh) soal. Kedua soal ini berbeda namun satu tipe. Tes ini berisi tentang tes kemampuan ranah kognitif.

Sebelum instrumen tes ini digunakan dalam kelas penelitian, instrumen tes ini diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran masing-masing butir soal. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kualitas dari setiap butir soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan ranah kognitif siswa. Sehingga dari hasil uji instrumen tersebut dapat diketahui apakah instrumen tes tersebut layak digunakan dalam penelitian atau tidak.

Berikut langkah pengolahan data hasil uji coba instrumen:

a. Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto (2010:211), “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan”.

(25)

Untuk menghitung koefisien validitas butir soal dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi Product moment dari Pearson dengan angka kasar (raw score) dari Arikunto (2010: 213), yaitu:

…………. (1)

Keterangan:

rxy = koefisien validitas item yang dicari N = jumlah subyek

X = skor responden untuk tiap item

Y = total skor tiap responden dari seluruh item

Selanjutnya koefisien validitas yang diperoleh diintepretasikan ke dalam kategori-kategori menurut Guilford (Ruseffendi, 2005) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas

Nilai rxy Interpretasi

rxy ≤ 0,00 Tidak valid

0,00 < rxy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah 0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas rendah 0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas sedang 0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas tinggi

0,80 < rxy ≤1,00 Validitas sangat tinggi

b.Reliabilitas

(26)

menunjukkan tingkat keterandalan suatu instrumen, sehingga bila instrumen itu reliabel berarti data yang diperoleh dapat dipercaya dan diandalkan.

Dalam penelitian ini, digunakan rumus Spearman-Brown untuk soal tes objektif dengan nilai jawaban benar adalah 1 dan jawaban salah adalah 0. Berikut rumus reliabilitas Spearman-Brown (Arikunto, 2010: 224):

…………..(2)

dengan keterangan:

r11/22 = reliabilitas instrumen

r11/22 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Adapun klasifikasi nilai reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Besarnya nilai r Interpretasi

0,00 – 0,20 Sangat rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,70 Sedang

0,71 – 0,90 Tinggi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi Sumber: Guilford (Ruseffendi, 2005)

c. Daya Pembeda

(27)

……….…. (3)

dengan keterangan:

D = daya pembeda butir

BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab betul

JA = banyaknya subjek kelompok atas

BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab betul

JB = banyaknya subjek kelompok bawah

Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda

Besarnya Dp Interpretasi

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali Sumber: Arikunto (2003)

d.Tingkat Kesukaran

“Yang dimaksud dengan taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul” (Arikunto, 2009:176). Taraf kesukaran dinyatakan dengan indeks kesukaran (P) dan dicari dengan rumus (Arikunto, 2009:176) :

……….…. (4)

dengan keterangan:

(28)

J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Besarnya Dp Keputusan

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Sumber: Arikunto (2003)

3.5.2Lembar Observasi

Pengertian lembar observasi menurut Sugiyono (2010: 203), yaitu

“Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar”.

Lembar observasi ini digunakan sebagai penghimpun keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dengan metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif. Dengan adanya data observasi ini, maka dapat menjadi acuan akan keterlaksanaan proses pembelajaran di kelas eksperimen.

Keterlaksanaan proses pembelajaran ini dinilai oleh dua orang observer yang mengamati seluruh tingkah laku guru dan siswa serta jalannya proses pembelajaran yang berlangsung selama tiga pertemuan.

3.5.3Angket

(29)

Penelitian ini menggunakan angket untuk mengukur aspek afektif siswa. Angket diberikan setelah seluruh pembelajaran dilakukan (pertemuan terakhir). Angket ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan siswa dari sisi intrapersonal intelligences setelah dilakukan pembelajaran dengan metode IMPROVE.

3.5.4Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Selain alat dan bahan praktikum dalam pembuatan kabel jaringan, penelitian ini menggunakan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran di kelas eksperimen.

Dalam multimedia ini terdapat materi pelajaran yang harus dipahami oleh siswa serta evaluasi di setiap materi pokoknya. Alur multimedia pun disesuaikan dengan tahapan metode IMPROVE.

Sehingga multimedia ini dapat dioperasikan sendiri oleh siswa. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, guru bertugas membimbing dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran, khususnya dalam tahapan metode IMPROVE yang tidak terdapat dalam media. Tahapan

IMPROVE yang tidak terdapat sepenuhnya terdapat pada media yaitu tahap Practicing.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengukur ketercapaian proses pembelajaran dan melihat perbedaan hasil belajar dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Adapun langkah-langkah perhitungan statistika yang dilakukan untuk mengolah data hasil penelitian adalah sebagai berikut:

3.6.1Tes Hasil Belajar

(30)

Skor tes yang dimaksud adalah skor pre test dan post test. Pengolahan data tersebut meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pemberian Skor Jawaban

Skor untuk soal bentuk pilihan ganda (pre test maupun post test) ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawabna salah atau tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Untuk menghitung skor pilihan ganda digunakan rumus berikut:

…………...(5)

dengan keterangan: S = Skor siswa

R = Jumlah jawaban siswa yang benar N = Jumlah soal

2. Pengujian Hipotesis

Sudjana (2005:219) memaparkan bahwa “Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya”. Jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka hipotesis tersebut disebut hipotesis statistik.

Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak.

“Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis” (Sudjana, 2005:219).

(31)

Kemudian kedua kelompok tersebut diberi perlakuan yang berbeda melalui proses pembelajaran dengan penerapan teknik yang berbeda, dilakukan untuk melihat kemampuan akhir kedua kelompok. Sesuai

dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “Hasil

belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran IMPROVE

berbasis multimedia interaktif yang mengacu pada Intrapersonal Intelligences lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional”.

a. Uji Normalitas

Pengujian hipotesis dilakukan setelah dilakukannya pengujian normalitas data. Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui pengujian statistik mana yang akan digunakan. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada data skor tes awal, tes akhir dan gain pada kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam uji normalitas ini digunakan uji chi-kuadrat dengan taraf signifikansi 1%. Jika data bersdistribusi normal, maka uji statistik parametrik yang digunakan, namun jika data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non-parametrik yang digunakan. Adapun langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:

1. Menemukan rentang data (R), (Sudjana, 2005:91):

…….……..(6)

2. Menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan aturan Struges (Sudjana, 2005:47), yaitu:

…...(7)

Keterangan: n = jumlah siswa

rentang = data terbesar – data terkecil

(32)

3. Menentukan rentang interval (p), (Sudjana, 2005:47):

………..….(8)

4. Membuat daftar distribusi frekuensi berdasarkan rentang data, jumlah kelas, dan rentang interval yang telah ditentukan.

5. Menghitung nilai varians (S2), (Sudjana, 2005:95):

………….(9)

Keterangan: = rata-rata

= nilai ujian (skor)

= frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian

n = jumlah siswa

6. Membuat tabel distribusi harga yang diperlukan dalam Chi-Kuadrat

7. Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5 sedangkan batas bawah diperoleh dari ujung kelas bawah dikurangi 0,5.

8. Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval dengan menggunakan rumus (Sudjana, 2005:138):

……...…. (10)

Keterangan : X = batas nyata

µ = parameter rata-rata untuk distribusi

(33)

9. Menentukan frekuensi ekspetasi (Ei) dengan rumus (Sudjana, 2005:293):

……...…. (11)

Keterangan:

Ei =frekuensi ekspetasi n = jumlah siswa

I = luas kelas interval

10.Menentukan harga Chi-Kuadrat (x2), (Sudjana, 2005:273):

……...…. (12)

Keterangan: �2

= Chi kuadrat

Oi = frekuensi observasi Ei = frekuensi ekspetasi 11.Penentuan normalitas

Kriteria pengujian normalitas adalah data berdistribusi normal bila x2hitung < x2tabel dengan derajat kebebasan (dk=kelas interval-3), dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal maka untuk pengolahan data selanjutnya dapat menggunakan statistic parametrik. Tetapi, jika x2hitung >

x2tabel data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Varians

(34)

………… (13) Kriteria pengujian jika:

Fhitung < Ftabel = data skor kedua kelompok homogen

Fhitung > Ftabel = data skor kedua kelompok tidak homogen

c.Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) secara signifikan antara dua populasi dengan melihat rata-rata dua sampelnya. Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen maka pengujiannya dilakukan dengan uji t. Uji t dilakukan untuk dapat mengambil kesimpulan dalam penerimaan hipotesis penelitian. Terdapat dua rumus t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen, yaitu sebagai berikut:

1. Separated Varians, (Sudjana, 2005:239) :

……...…. (14)

2. Polled Varians, (Sugiyono, 2011:138) :

……… (15)

Akan tetapi, untuk bisa menghitung t dengan rumus Separated Varians, diperlukan s2 yaitu dengan menggunakan rumus dalam Sudjana (2005:239):

……...…. (16)

Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test

(35)

a. Apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak ?

b. Apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak? Untuk menjawab itu perlu pengujian homogenitas varians. Berdasarkan dua hal tersebut di atas, maka berikut ini diberikan petunjuk untuk memilih rumus t-test.

(a) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogen (=

σ22), maka dapat digunakan rumus t-test, baik untuk separated maupun polled varians. Untuk mengetahui t tabel digunakan dk yang besarnya dk = n1+ n2 - 2.

(b) Bila n1 ≠ n2, varians homogen (= σ22) dapat digunakan t-test

dengan polled varians. Besarnya dk = n1+ n2 – 2.

(c) Bila n1 = n2, varians tidak homogen (≠ σ22) dapat digunakan rumus separated maupun polled varians, dengan dk = n1 – 1 atau dk = n2 -1. Jadi derajat kebebasan (dk) bukan n1+ n2 – 2 (Phopan, 1973).

(d) Bila n1 ≠ n2 dan varians tidak homogen (≠ σ22). Untuk ini digunakan rumus separated varians. Harga t sebagai pengganti harga t tabel dihitung dari selisih harga t tabel dengan dk = n1 – 1 dan dk = n2 -1, dibagi dua dan kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil.

Sesuai dengan kriteria pengujian, untuk uji hipotesis pre test, jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima yang berarti kemampuan pemecahan masalah kedua kelompok sama. Namun, untuk uji hipotesis post test, jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

3. Analisis Data Indeks Gain

(36)

pembelajaran konvensional. Selain itu, uji gain ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan dari Meltzer (2002:1260) sebagai berikut:

……….(17)

Hasil perhitungan diinterprestasikan dengan menggunakan gain ternomalisasi dengan klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain Kriteria

g > 0,70 Tinggi

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

(Hake, 1998:2)

3.6.2Data Kualitatif

Dalam penelitian ini, data kualitatif yang digunakan adalah data dari lembar observasi dan angket. Untuk menghitung lembar observasi dan angket digunakan penilaian menggunakan skala Likert.

Dalam lembar observasi, skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh dua respon yang menunjukan tingkatan. Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

(37)

Untuk menghitung presentasi skor rata-rata data yang dihimpun dapat digunakan rumus berikut:

….. (18)

3.7 Multimedia Pembelajaran

3.7.1Tahap Perancangan

Pada tahap ini, dilakukan persiapan pokok bahasan sebagai materi pelajaran yang akan disajikan ke dalam media pembelajaran ini. Adapun

Kompetensi Dasar (KD) yang diambil adalah “Menjelaskan fungsi kerja

dan cara kerja jaringan telekomunikasi (wireline, wireless, modem dan

satelit)”. Dan secara garis besar maka materi yang disajikan dalam media ini adalah mengenai jaringan komputer.

Dalam hal ini juga dilakukan analisis materi pembelajaran serta dalam pembuatannya mengacu pada indikator materi dan indikator

intrapersonal intelligences yang merupakan kajian dalam penelitian ini. Selain itu, alur pembelajaran dalam media ini juga mengadopsi pada tahapan metode pembelajaran IMPROVE.

a. Flowchart Media Pembelajaran

Flowchart merupakan diagram alir yang menggambarkan alur

sebuah program yang dibuat dari awal hingga akhir. Flowchart yang merupakan alur media pembelajaran yang akan dikembangkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran A.

b. Storyboard Media Pembelajaran

Perancangan storyboard media pembelajaran dilakukan berdasarkan kesesuaian kebutuhan dan mempertimbangkan indikator materi, indikator intrapersonal intelligences dan kesesuaian keterlaksanaan media. Tampilan storyboard selengkapnya terdapat dalam lampiran A.

3.7.2Tahap Produksi

Pada tahap produksi inilah aplikasi multimedia pembelajaran dibuat. Dalam prosesnya digunakan program aplikasi Adobe Flash CS3

(38)

multimedia pembelajaran yang kemudian diintegrasikan dengan

database MySQL dan pemrograman web dengan bahasa pemrograman

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Bersadasarkan pembahasan bab-bab sebelumnya serta hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan beberapa hal yang terkait pembelajaran TIK dengan menggunakan metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif, yaitu:

1. Penerapan metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif terbukti dapat meningkatkan intrapersonal intelligences siswa. Siswa di kelas eksperimen yang diterapkan sebagai kelas yang menggunakan metode ini terbukti lebih mandiri dan aktif dalam pembelajaran. Selain itu mereka pun mampu mengenal kemampuan dirinya secara lebih jauh jika dibandingkan dengan kelas kontrol.

2. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan rerata nilai siswa yang cukup jauh antara pembelajaran yang menggunakan metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif dengan pembelajaran yang menggunakan metode konvensional. Hal ini dapat dikatakan merupakan indikasi dari peningkatan intrapersonal intelligences pada kelas eksperimen.

3. Peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif di kelas eksperimen berada pada kriteria sedang dan lebih besar dari kelas kontrol dengan perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 0,60 : 0,37. Maka dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran

IMPROVE dengan mengacu pada indikator intrapersonal intelligences.

(40)

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa rekomendasi yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan metode IMPROVE memiliki tahapan yang cukup banyak sehingga diperlukan persiapan yang matang agar proses pembelajaran sesuai dengan aspek-aspek yang ada dalam metode

IMPROVE serta materi yang mencukupi dengan alokasi waktu yang ada. 2. Penggunaan multimedia pembelajaran interaktif cukup membantu guru

dalam menerapkan metode IMPROVE. Hal ini juga dapat meningkatkan

intrapersonal intelligences siswa, khususnya mata materi pelajaran Jaringan Komputer. Karena dengan meningkatnya intrapersonal intelligences maka hasil belajar pun akan meningkat. Ini disebabkan karena selain memiliki kepercayaan diri yang lebih, siswa pun mampu bekerja mandiri dan mampu menilai diri atas sejauh mana penguasaannya terhadap materi pelajaran.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

_____. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran TIK. Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

_____. (2008). G. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence). [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/53166172/9/G-Kecerdasan-Intrapersonal-Intrapersonal-Intelligence [23 Februari 2012]

_____. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.

Abdulkader, Fathi Abdulhamid, Kerim Gundogdu, & Mourad Ali Eissa. (2009).

The Effectiveness of A Multiple Intelligences-Based Program on Improving

Certain Reading Skills in 5th-year Primary Learning Disabled Students. Electronic Journal of Research in educational Psychology [Online], 7, (3), 637-690. [20 Mei 2013]

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Bandung: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

B. Johnson, Elaine, Ph.D. (2011). Contextual Teaching and Learning:

Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna.

Bandung: Kaifa.

Chatib, Munif. (2011). Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara. Bandung: Kaifa.

(42)

=Howard+Gardner-Frames+of+mind&hl=id&sa=X&ei=T02dUbCbN4XRrQfJvoGABw&redir_e sc=y [7 Februari 2012]

Gardner, Howard. (1999). Intelligence Reframed. [Online]. Tersedia: http://books.google.co.id/books?id=nOHsjJZB0J8C&printsec=frontcover&dq

=Howard+Gardner-Intelligence+Reframed&hl=id&sa=X&ei=tU-dUdP9K4HUrQebrIEg&ved=0CDAQ6AEwAA [7 Februari 2012]

Glover, Derek and Law, Sue. (2005). Improving Learning Professional Practice in Secondary Schools (diterjemahkan oleh Koen). Jakarta: PT. Grasindo.

Handayani, Rini. (2010). Penerapan Metode Improve dengan Menggunakan Media Komputer untuk Meningkatkan Komunikasi Matematika Siswa

[Skripsi]. [Online]. Tersedia:

http://etd.eprints.ums.ac.id/8172/1/A410060270.PDF [14 Februari 2012]

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Hidayat, Rudi; Nana Juhana; dan Deden Suryana. (2006). Teknologi Informasi dan Komunikasi Jilid 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Jasmine, Julia. (2007). Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk: Implementasi Multiple Intelligences. Bandung: Nuansa.

Law, Kenneth S., Chi-Sum Wong, & Lynda J. Song. (2004). The Construct and Criterion Validity of Emotional Intelligence and Its Potential Utility for

Management Studies. Journal of Applied Psychology [Online], 89, (3), 483-496. [20 Mei 2013]

(43)

Mevarech, Z. R. & Kramarski, B. (1997). IMPROVE: A Multidimensional Method

for Teaching Mathematics in Hetarogeneous Classroom. American

Educational Research Journal, 34(2).

Nuh, Muhammad, S.Pd, M.Pd. (2010). Konsep Kecerdasan Majemuk Menurut Gardner. [Online]. Tersedia: http://asahannews.com/konsep-kecerdasan-majemuk-menurut-gardner [7 Februari 2012]

Riyanto, Adi. (2011). Efektifitas Penerapan Multimedia Dalam Pembelajaran Grafis untuk Meningkatkan Interpersonal Intelligences Siswa : Studi Kuasi

Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X Multimedia SMK N 1 Indramayu

[Skripsi]. Bandung: Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI [Tidak

Diterbitkan].

Ruseffendi, E.T. 2005. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta. Bandung: Tarsito.

Sanjaya, Wina. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Slavin, Robert E. (1985). Learning to Cooperate, Cooperating to Learn. [Online]. Tersedia:

http://books.google.co.id/books?id=R7_GB4QvhfAC&pg=PA177&dq=slavin

&hl=id&sa=X&ei=2WKdUZ6DLMH-rAe4iIHwCA&ved=0CEcQ6AEwBA#v=onepage&q=slavin&f=false [5 Juli 2012]

Sofana, Iwan. (2008). Membangun Jaringan Komputer: Mudah Membuat Jaringan Komputer (Wire & Wireless) untuk Penggunaan Windows dan

Linux. Bandung: Informatika.

Sucipto, Adi. (2008). Mengembangkan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

(44)

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suherman, S. Ar. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI.

Susanto, Handy. (2005). Penerapan Multiple Intelligences dalam Proses Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.67-75%20Penerapan%20Multiple%20Intillegence%20dalam%20Sistem%20Pem belajaran.pdf [5 Juli 2012]

Syamsuardi. (2005). Teknologi Informasi dan Komunikasi Jilid 3 untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Syukur, Suprayitno. (2008). Pengaruh Kecerdasan Matematika Logika dan Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Matematika di SMA 89

Jakarta. Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 10 No. 1 April 2008.

Trianto, M.Pd. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Wahyudi, Deddy. (2011). Pembelajaran IPS Berbasis Kecerdasan Intrapersonal Interpersonal dan Eksistensial. [Online]. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/file/4-Deddy_Wahyudi.pdf [5 Juli 2012]

Widodo, Rachmad. (2010). Kecerdasan Intrapersonal Siswa (Intrapersonal

Intelligences). [Online]. Tersedia:

Gambar

Tabel  2.1 Pengelompokan Media Menurut Anderson  .............................................
Gambar 2.1 Proses Komunikasi dengan Media (Sanjaya, 2011: 206) .........................
Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas
tabel data tidak berdistribusi normal.

Referensi

Dokumen terkait

Maka, peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh strategi kognitif self- talk khususnya instructional self-talk pada peningkatan performa atlet-atlet yang berada di

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, dan FACR memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan dan partial terhadap ROA

Lebih khusus dalam bidang pendidikan, Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip-prinsip belajar yang humanistik, yang meliputi hasrat untuk belajar, belajar yang berarti,

Ketiga metode tersebut mensyaratkan bahwa hilal harus bisa dilihat/mungkin dilihat/eksis pada saat setelah terbenamnya Matahari, sedangkan RQG mendefinisikan hilal

89 Gambar 4.32 Perubahan daya aktif generator TG-1, dan TG-2 sebelum dan setelah gangguan generator TG-3 dan suplai PLN lepas ... 89 Gambar 4.33 Perubahan frekuensi sebelum

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Selain melakukan evaluasi, tujuan akhir penelitian ini adalah mempelajari pengelolaan tata kelola teknologi informasi sesuai dengan standar COBIT 4.1 framework, membangun

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria karena atas anugerah dan kasih-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan