• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kreativitas, Inovasi dan Diferensiasi Produk Terhadap Laba Pengusaha.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kreativitas, Inovasi dan Diferensiasi Produk Terhadap Laba Pengusaha."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Dina Widiastuti, 2015

PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Pengaruh Kreativitas, Inovasi dan Diferensiasi Produk Terhadap Laba Pengusaha (Suatu Kasus pada Pengusaha Kelom Geulis di Kecamatan Tamansari - Kota Tasikmalaya), Dina Widiastuti, NIM 1001230, dibawah bimbingan: Navik Istikomah, S.E, M.Si

Rendahnya laba pengusaha di sentra industri kelom geulis Kecamatan Tamansari beberapa bulan terakhir menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi laba pengusaha adalah kreativitas, inovasi dan diferensiasi produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kreativitas, inovasi dan diferensiasi produk secara simultan maupun parsial terhadap laba pengusaha di sentra industri kelom geulis Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik sampling jenuh dengan mengambil semua populasi sebanyak 35 pengusaha kelom geulis. Metode penelitian yang digunakan adalah survey

ekplanatori dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data.Teknik

analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 dan MSI (Metode Succesive Interval) untuk merubah data ordinal menjadi interval. Berdasarkan hasil penelitian, kreativitas, inovasi dan diferensiasi produk secara bersama-sama berpengaruh terhadap laba pengusaha dengan R square sebesar 40,6%, artinya 40,6% laba pengusaha dipengaruhi oleh kreativitas, inovasi dan diferensiasi produk. Secara parsial kreativitas dan diferensiasi produk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laba pengusahaan kelom geulis dan inovasi tidak memiliki pengaruh terhadap laba pengusaha kelom geulis.

(2)

Dina Widiastuti, 2015

PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tamansari Tasikmalaya City), Dina Widiastuti, NIM 1001230, Under the guidance of : Navik Istikomah, S.E, M.Si

The low income entrepreneurs in the industrial district Tamansari kelom geulis recent months become a problem in this research. Factors which affect entrepreneurs profit are creativity, innovation and product differentiation. This study aims to determine how the influence of creativity, innovation and product differentiation simultaneously or partially against income entrepreneurs in the industrial center kelom geulis district Tamansari Tasikmalaya City. The samples in this study using saturated sampling technique by taking all the population of 35 businessmen kelom geulis. The method used is explanatory survey by using a questionnaire as a tool collection data.Teknik analysis used is multiple linear regression using SPSS 16.0 and MSI (Method of Successive Interval) to change the ordinal data into interval. Based on the research, creativity, innovation and product differentiation together affect the entrepreneurs profit with R square of 40.6%, means 40.6% returns to owners affected by the creativity, innovation and product differentiation. Partially creativity and product differentiation has a positive and significant effect on profits kelom geulis and innovation does not have influence on the entrepreneurs profit kelom geulis.

(3)

Dina Widiastuti, 2015

PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

BAB IITINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 12

2.1 Kajian pustaka ... 12

2.1.1 Konsep UMKM ... 12

2.1.2 Struktur Pasar ... 14

2.1.3 Laba... 16

2.1.4 Konsep Kewirausahaan ... 22

2.1.5 Konsep Kreativitas ... 24

2.1.6 Konsep Inovasi... 27

2.1.7 Konsep Diferensiasi Produk ... 30

2.1.8 Kajian Empirik Beberapa Hasil Penelitian ... 32

2.2 Kerangka Pemikiran ... 34

2.3 Hipotesis ... 39

BAB IIIOBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Objek Penelitian... 40

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.3 Populasi dan Sampel ... 40

3.4 Operasional Variabel ... 41

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data ... 43

3.6 Instrumen Penelitian ... 43

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... 44

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 47

3.8.1Teknik Analisis Data ... 47

3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 48

3.8.3Pengujian Hipotesis ... 52

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 56

(4)

Dina Widiastuti, 2015

PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 59

4.2.4 Gambaran Responden Pengusaha Kelom Geulis di Kecamatan Tamansari Berdasarkan Lama Usaha ... 61

4.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 62

4.3.1 Variabel Laba ... 62

4.3.2 Variabel Kreativitas ... 63

4.3.3 Variabel Inovasi ... 67

4.3.4 Variabel Diferensiasi Produk ... 69

4.4 Analisis Instrumen Penelitian ... 70

4.4.1 Uji Validitas ... 70

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 72

4.5 Teknik Analisis Data ... 74

4.6 Uji Asumsi Klasik ... 75

4.6.1 Uji Multikolinearitas ... 75

4.6.2 Uji Heteroskedastisitas... 76

4.6.3 Uji Autokorelasi ... 77

4.7 Pengujian Hipotesis ... 78

4.7.1 Uji t (Uji Hipotesis Parsial)... 78

4.7.2 Uji f (Uji Hipotesis Simultan) ... 81

4.7.3 Uji R2 ... 81

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

4.8.1 Pengaruh Kreativitas Terhadap Laba ... 82

4.8.2 Pengaruh Inovasi Terhadap Laba ... 83

4.8.3 Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Laba ... 84

4.9 Implikasi Pendidikan ... 84

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 86

5.1 Kesimpulan ... 86

5.2 Saran ... 86

(5)

Dina Widiastuti, 2015

PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1Data Kontribusi UKM terhadap PDB di Inonesia(dalam Rp. Milyar) ... 2

Tabel 1.2Potensi Kerajinan Kota TasikmalayaTahun 2012-2013 ... 4

Tabel 1.3Jenis Perusahaan Alas KakiKota Tasikmalaya ... 4

Tabel 1.4Perkembangan Laba Pengusaha Kelom GeulisKecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya(Periode Januari-September 2014) ... 5

Tabel 1.5Rata-Rata Laba Pengusaha Kelom GeulisDi Kecamatan TamansariKota Tasikmalaya(Periode Januari-September 2014) ... 8

Tabel 2.1Karakteristik dan Watak Kewirausahaan ... 23

Tabel 2.2Penelitian Terdahulu ... 32

Tabel 3.1Operasional Variabel ... 41

Tabel 3.2Uji Statistika Durbin-Waston d ... 51

Tabel 4.1Penyebaran Responden Pengusaha Kelom Geulisdi Kecamatan Tamansari Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel 4.2Penyebaran Responden Pengusaha Kelom Geulisdi Kecamatan Tamansari Berdasarkan Usia ... 58

Tabel 4.3Penyebaran RespondenPengusaha Kelom Geulisdi Kecamatan Tamansari Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 60

Tabel 4.4Penyebaran Responden Pengusaha Kelom Geulisdi Kecamatan Tamansari Berdasarkan Lama Usaha ... 61

Tabel 4.5Klasifikasi Laba Pengusaha Kelom Geulisdi Kecamatan Tamansari Bulan Oktober - Desember ... 62

Tabel 4.6Rata-Rata Laba Pengusaha Kelom Geulisdi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalayapada bulan Oktober, November dan Desamber tahun 2014 ... 63

Tabel 4.7Nilai Bobot Standar ... 65

Tabel 4.8Klasifikasi Bobot Kreativitas Pengusaha Kelom Geulisdi Kecamatan Tamansari ... 65

Tabel 4.9Klasifikasi Bobot Inovasi Pengusaha Kelom Geulisdi Kecamatan Tamansari ... 67

Tabel 4.10Klasifikasi Bobot Diferensiasi produk Pengusaha Kelom Geulisdi Kecamatan Tamansari ... 69

Tabel 4.11Uji Validitas Variabel Kreativitas (X1) ... 71

Tabel 4.12Uji Validitas Variabel Inovasi (X2) ... 71

(6)

Dina Widiastuti, 2015

PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

Tabel 4.15Hasil Pengujian Regresi Berganda dengan Menggunakan SPSS 16 .. 75

Tabel 4.16Nilai VIF & Tolerance ... 76

Tabel 4.17Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 79

Tabel 4.18Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 81

(7)

Dina Widiastuti, 2015

PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Rata-Rata Laba Pengusaha Kelom Geulis ... 8

Gambar 2.1Perusahaan Memperoleh Laba ... 19

Gambar 2.2Perusahaan Mengalami Kerugian ... 20

Gambar 2.3Keseimbangan Jangka Panjang ... 22

Gambar 2.4Hubungan Kreativitas Dan Inovasi ... 30

Gambar 2.5Kerangka Pemikiran ... 38

Gambar 3.1Statistika Durbin- Watson ... 52

Gambar 3.2Pengujian Hipotesis ... 53

Gambar 4.1Penyebaran Responden Pengusaha Kelom Geulis di Kecamatan Tamansari Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Gambar 4.2 Penyebaran Responden Pengusaha Kelom Geulis di Kecamatan Tamansari Berdasarkan Usia ... 59

Gambar 4.3 Penyebaran Responden Pengusaha Kelom Geulis di Kecamatan TamansariBerdasarkan Tingkat Pendidikan ... 60

Gambar 4.4 Penyebaran Responden Pengusaha Kelom Geulis di Kecamatan Tamansari Berdasarkan Lama Usaha ... 61

Gambar 4.5 Klasifikasi Laba Pengusaha Kelom Geulis di Kecamatan Tamansari ... 63

Gambar: 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Scatter Plot ... 77

Gambar: 4.7 Uji Hasil Autokorelasi... 78

Gambar 4.8 Uji T Variabel Kreativitas ... 79

Gambar 4.9 Uji T Variabel Inovasi ... 80

(8)

Dina Widiastuti, 2015

PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

Berdasarkan perspektif dunia, diakui bahwa usaha mikro kecil dan

menengah memberikan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi

di negara maju usaha mikro kecil dan menengah mempunyai peranan sangat

penting terutama dalam meningkatkan kekuatan perekonomian negara dengan

penciptaan lapangan kerja baru dibandingkan usaha besar. Seperti halnya di

negara sedang berkembang, usaha mikro kecil dan menengah memberikan

kontribusi terhadap pembentukan atau pertumbuhan Produk Domestik Bruto

(PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar. (Tulus T.H

Tambunan, 2009:1)

Saat ini perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi satu

fenomena perekonomian tersendiri ketika terjadi kenaikan harga pangan dan

bahan bakar, sehingga banyak usaha besar mengalami kesulitan dalam usahanya.

Selain itu, Usaha Kecil dan Menengah terbukti relatif lebih mampu bertahan

dalam menghadapi berbagai krisis ekonomi dibandingkan dengan usaha besar, hal

ini dibuktikan berdasarkan hasil survei dan perhitungan Badan Pusat Statistik

(BPS, 2010) menunjukkan bahwa kontribusi Usaha Kecil dan Menengah terhadap

Produk Domestik Bruto (tanpa sektor migas) pada tahun 1997 ketika Indonesia

mengalami krisis ekonomi, tercatat sebesar 62,71%. Selain itu, peranan Usaha

Kecil dan Menengah juga sering dikaitkan dengan upaya-upaya pemerintah untuk

mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan.

Oleh karena itu, kebijakan pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di

Indonesia sering dianggap sebagai kebijakan penciptaan kesempatan kerja.

menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia mengatakan bahwa:

“UKM selama ini mampu menampung lebih dari 100 juta angkatan kerja

(9)

Dina Widiastuti, 2015

PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

(10)

kehidupan yang lebih layak kepada tenaga kerja dan dengan adanya UKM diharapkan dapat meningkatkan investasi”.

Selain itu, menurut Menteri Negara Koperasi dan UKM mengatakan:

“kontribusi UKM digarapkan meningkat pada tahun selanjutnya menjadi 60-65 % dan sektor yang diutamakan adalah agribisnis, kelautan dan kerajinan”.

Hal tersebut menujukkan bahwa peningkatan kontribusi Usaha Kecil dan

Menengah menjadi harapan bagi pertumbuhan perekonomian nasional, dengan

demikian secara tidak langsung juga telah memberikan kontribusi dalam

pertumbuhan perekonomian nasional. Selain untuk memperkuat perekonomian,

Usaha Kecil dan Menengah juga dapat mengurangi jumlah pengangguran,

mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan

pendapatan daerah juga menciptakan kesadaran masyarakat dalam berwirausaha.

Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia pada

tahun 1997 dan 2010-2012 telah mengalami perkembangan yang positif jika

dibandingkan dengan usaha yang berskala besar dan memberikan kontribusi bagi

pertumbuhan PDB di Indonesia. Untuk mengetahui banyak sedikitnya

perkembangan UKM terhadap PDB, dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.1

Data Kontribusi UKM terhadap PDB di Inonesia (dalam Rp. Milyar) 1 Usaha Mikro dan Kecil 1.710.491,00 39,48 958.181,60 43,2 1.022.544,60 43,01 1.085.086,30 42,97

2 Usaha Menengah 78.523,70 18,13 324.390,20 14,63 346.781,40 14,59 366.373,90 14,51

3 Usaha Besar 183.673,30 42,39 935.375,20 42,17 1.007.784,00 42,4 1.073.660,10 42,52 Jumlah 1.972.688,00 100 2.217.947,00 100 2.377.110,00 100 2.525.120,30 100

Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa perkembangan UKM terhadap PDB

tahun 1997 dan dari 2010 ke tahun 2012 mengalami peningkatan. Pada tahun

1997 Kontribusi UKM terhadap PDB dengan tingkat pertumbuhannya mencapai

57,61%, sedangkan usaha besar hanya 42,39%. Pada tahun 2010 perkembangan

UKM mencapai 57,83% sedangkan usaha besar mencapai 42,17%, tahun 2011

(11)

4

2012 kontribusi UKM mencapai 57,48% sedangkan usaha besar hanya 42,52%.

Dari data tersebut telah menggambarkan bahwa UKM dalam empat tahun terakhir

memberikan kontribusi terhadap PDB lebih besar dibandingkan dengan kontribusi

usaha besar. Sehingga UKM mampu memberikan keuntungan yang cukup bagi

golongan ekonomi lemah, maka UKM layak disebut tulang punggung

perekonomian Indonesia.

Keberadaan usaha kecil dan menengah belakangan ini memiliki kontribusi

yang sangat penting di dalam perekonomian Indonesia, hal ini dikarenakan sifat

usaha usaha kecil dan menengah yang lebih fleksibel dalam menghadapi dan

beradaptasi dengan perubahan pasar. Karena mampu menyerap tenaga kerja lebih

banyak dan investasi kecil maka usaha-usaha usaha kecil dan menengah akan

lebih diuntungkan oleh pertumbuhan ekonomi dimana pasar berfungsi secara

efektif dalam menyediakan berbagai jasa yang memungkinkan pertumbuhan

bisnis, dan banyak memanfaatkan sumber daya lokal.

Dunia bisnis merupakan suatu hal yang banyak diminati orang untuk

sekarang ini, terbukti dengan banyaknya bisnis-bisnis baru yang bermunculan.

Apalagi dengan kondisi perekonomian Indonesia sekarang ini yaitu sullitnya

mencari pekerjaan. Hal ini dikarenakan tidak seimbangnya antara lapangan

pekerjaan dengan jumlah orang yang mencari pekerjaan, selain itu juga

disebabkan adanya persaingan yang semakin ketat diantara pencari kerja.

Keadaan ini membuat sebagian orang berpikir untuk menciptakan

perusahaan atau lapangan kerja sendiri dibandingkan dengan mencari pekerjaan.

Dengan banyaknya orang menciptakan lapangan kerja atau membuat bisnis baru

akan mengakibatkan semakin banyaknya pelaku bisnis dan secara tidak langsung

akan menimbulkan persaingan diantara pelaku bisnis tersebut. Apalagi untuk

sekarang ini persaingan antara pelaku bisnis semakin ketat. Persaingan itu

merupakan hal yang wajar dalam dunia bisnis, kini tergantung bagaimana cara

pelaku bisnis untuk bisa memenangkan persaingan dan juga dapat

mempertahankan bisnis tersebut. Karena tidak sedikit perusahaan yang gulung

(12)

Kota Tasikmalaya merupakan salah satu Kota yang memiliki banyak

potensi bisnis kerajinan terutama dalam sektor UKM, adapun UKM yang ada di

Kota Tasikmalaya yaitu: Industri bordir, industri kerajinan anyaman mendong,

Industri alas kaki (kelom dan sandal), industri kerajinan kayu/meubel, batik,

industri kerajinan bambu, dan industri payung geulis. Hal ini cukup membuktikan

bahwa masyarakat Kota Tasikmalaya sangat kreatif terutama dalam usaha Home

Industry. Berikut ini perkembangan industri kecil yang ada di Kota Tasikmalaya

dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2

Potensi Kerajinan Kota Tasikmalaya Tahun 2012-2013

No Komoditi Unggulan Unit Usaha Tenaga Kerja

2012 2013 2012 2013

Sumber: Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya

Salah satu industri kecil yang ada di Kota Tasikmalaya adalah industri alas

kaki. Adapun jenis-jenis industri alas kaki adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3

Jenis Perusahaan Alas Kaki Kota Tasikmalaya

No Jenis Perusahaan Jumlah perusahaan

1. Sandal Imitasi 135

Sumber: Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya

Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti industri alas kaki jenis

Kelom Geulis di Kecamatan Tamansari yang merupakan sentra industri kelom

geulis. Kelom geulis adalah salah satu sandal yang menggunakan bahan baku

kayu mahoni/albasia. Penduduk di Kecamatan ini rata-rata membuat kelom geulis

(13)

6

jual. Produk yang dihasilkan oleh para pengrajin kelom geulis itu sendiri dimulai

dari pembuatan kelom geulis anak, remaja dan dewasa.

Pada umumnya indikator keberhasilan usaha dapat diukur dengan laba.

Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya

total yang dikeluarkan perusahaan. Apabila laba atau keuntungan perusahaan terus

menurun maka keberhasilan usaha tidak akan tercapai, sedangkan apabila laba

atau keuntungan terus meningkat maka keberhasiln usaha akan tercapai.

Berdasarkan data yang dikumpulkan secara kumulatif pada industri kelom

geulis di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, laba yang diperoleh pengusaha

pada periode Januari-September 2014 mengalami penurunan. Hal tersebut dapat

dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1.4

Perkembangan Laba Pengusaha Kelom Geulis Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya

(Periode Januari-September 2014)

No Nama Pengusaha Bulan Laba Pertumbuhan

(14)

Lanjutan

Tabel 1.4

Perkembangan Laba Pengusaha Kelom Geulis Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya

(Periode Januari-September 2014)

No Nama Pengusaha Bulan Laba Pertumbuhan (%)

4 Daim Januari 8.400.000

-Februari 8.064.000 -4

5 Ade Husni Januari 6.960.000

-Februari 6.728.000 -3,33

6 Ahmad Januari 7.200.000

-Februari 6.307.500 -12,4

7 Imud Januari 6.750.000

-Februari 6.525.000 -3,33

Maret 6.930.000 6,21

April 6.075.000 -12,34

Mei 6.300.000 3,7

(15)

8

Lanjutan

Tabel 1.4

Perkembangan Laba Pengusaha Kelom Geulis Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya

(Periode Januari-September 2014)

No Nama Pengusaha Bulan Laba Pertumbuhan (%)

Juni 6.930.000 10

Juli 7.897.500 13,96

Agustus 7.672.500 -2,85

September 7.680.000 0,1

8 Abidin Januari 6.525.000

-Februari 6.930.000 6,21

9 Romli Januari 6.090.000

-Februari 5.481.000 -10

10 Iim Januari 5.880.000

-Februari 5.684.000 -3,33

Sumber: Pengusaha Kelom Geulis Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, data diolah

Adapun rata-rata laba pengusaha kelom geulis di Kecamatan Tamansari

(16)

Tabel 1.5

Rata-Rata Laba Pengusaha Kelom Geulis Di Kecamatan TamansariKota Tasikmalaya

(Periode Januari-September 2014)

Sumber: Pengusaha Kelom Geulis Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, data diolah

Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat dengan jelas bahwa pada umumnya

pengusaha kelom geulis menyatakan adanya fluktuatif pada laba atau keuntungan

yang mereka peroleh. Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafiknya, yaitu:

Gambar 1.1 Rata-Rata Laba Pengusaha Kelom Geulis

(Pengusaha Kelom Geulis Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya)

Dari gambar 1.1 terlihat bahwa dari bulan Januari sampai September 2014

laba pengusaha kelom geulis mengalami naik-turun (Fluktuatif). Pada bulan

Februari diketahui laba pengusaha menurun dengan tingkat pertumbuhan -3%,

bulan Maret laba pengusaha mengalami kenaikan sebesar 3%, bulan April laba

pengusaha mengalami penurunan kembali dengan pertumbuhan -2%, bulan Mei

sampai Juli lana yang diperoleh pengusaha megalami peningkatan dengan

pertumbuhan 3%, 9% dan 11 %, akan tetapi pada bulan Agustus dan September

(17)

10

wawancara dengan para pengusaha kelom geulis yang mempengaruhi

naik-turunnya laba pengusaha disebabkan oleh waktu-waktu tertentu, keniakan laba

pengusaha cukup tinggi karena banyaknya pesanan kelom geulis untuk dibawa

sebagai oleh-oleh pada saat tahun baru, liburan dan lebaran. Sedangkan penurunan

laba tersebut disebabkan oleh sulitnya memperoleh bahan baku, terjadinya

pergantian musim menjadi musim hujan, adanya penurunan ekspor dari kenaikan

harga dolar dan adannya kenaikan harga barang-barang pokok lainnya. Selain itu

juga, pengusaha dihadapkan dengan tantangan pasar yang terus mengalami

perkembangan dan kualitas sumber daya yang kurang memadai. Jika hal tersebut

dibiarkan, maka akan banyak pengusaha yang gulung tikar.

Pada dasarnya semua pengusaha ingin meningkatkan keuntungan atau laba

maksimum yang biasanya dilakukan melalui penjualan produknya. Banyak faktor

yang menyebabkan turunnya laba usaha diantaranya menurut Indra Budi (2010:2)

faktor yang mempengaruhi laba diantaranya biaya promosi, persaingan, lokasi

usaha, kurangnya kreativitas dan diferensiasi.

Dalam teori dinamis Schumpeter mengemukakan bahwa untuk

memperoleh keuntungan yang maksimal terdapat pada perekonomian yang

dinamis.Pengusaha yang dinamis disebut juga sebagai captain of entrepreneur

yaitu pengusaha-pengusahayang berani menempuh jalan baru. Seorang pengusaha

bisa mendapatkan laba yang besar apabila pengusaha tersebut bisa menjadi yang

terdepan diantara pesaingnya. (T. Gilarso, 2004:398).

Selain itu menurut hasil wawancara dengan pengusaha Home Industry

kelom geulis tersebut faktor yang mempengaruhi penurunan laba adalah jiwa

kewirausahaan dari pengusaha-pengusaha kelom geulis yang kurang kreatif dan

inovasi merupakan faktor yang menyebabkan rendahnya laba, karena keberhasilan

usaha diperoleh dari para pengusaha yang dinamis dan memiliki jiwa

kewirausahaan. Sebagian besar para pengusaha tidak menyadari bahwa hal yang

mendasar untuk mencapai laba adalah berasal dari diri pengusaha itu sendiri yang

dalam hal ini kreativitas dan inovasi sebagai penentu keberhasilan suatu usaha,

(18)

lebih memiliki wawasan, berpikir jauh kedepan, senantiasa mengikuti

perkembangan dan terbuka terhadap konsep dan ide baru.

Menurut Masruroh dan Winda, 2010 “faktor lain yang mempengaruhi laba suatu usaha yaitu diferensiasi produk dengan cara mengubah karakter produk dan

memiliki perbedaan yang bersifat khusus terhadap produk yang dihasilkan dan ditawarkan”.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

mengambil topik mengenai kreativitas, inovasi dan diferensiasi produk terhadap

laba pengusaha terutama pada pengusaha kelom gaulis. Maka, penulis mengambil

judul penellitian “Pengaruh Kreativitas, Inovasi Dan Diferensiasi Produk

Terhadap Laba Pengusaha (Suatu Kasus pada Pengusaha Kelom Geulis di

Kecamatan Tamansari - Kota Tasikmalaya)”.

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah. Maka dirumuskanlah

perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kreativitas terhadap laba pengusaha kelom geulis

di Kecamatan Tamansari?

2. Bagaimana pengaruh inovasi terhadap laba pengusaha kelom geulis di

Kecamatan Tamansari?

3. Bagaimana pengaruh diferensiasi produk terhadap laba pengusaha

kelom geulis di Kecamatan Tamansari?

4. Bagaimana pengaruh kreativitas, inovasi dan diferensiasi produk

terhadap laba pengusaha kelom geulis di Kecamatan Tamansari?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan beberapa permasalahan tadi, maka ada hal yang menjadi

tujuan dibuatnya penelitian ini yaitu untuk:

1. Mengetahui pengaruh kreativitas terhadap laba pengusaha kelom

geulis di Kecamatan Tamansari.

2. Mengetahui pengaruh inovasi terhadap laba pengusaha kelom geulis

(19)

12

3. Mengetahui pengaruh diferensiasi produk terhadap laba pengusaha

kelom geulis di Kecamatan Tamansari.

4. Mengetahui pengaruh kreativitas, inovasi dan diferensiasi produk

terhadap laba pengusaha kelom geulis di Kecamatan Tamansari.

1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang Pengaruh

Kreativitas, Inovasi dan Diferensiasi Produk terhadap laba

pengusaha kelom geulis

b. Dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pengusaha, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laba pengusaha

industri.

b. Bagi pemerintah, dapat pula sebagai pertimbangan untuk lebih

mendorong usaha kecil rakyat.

c. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi laba pengusaha industri.

d. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat menambah dan

mengembangkan wawasan pembaca terkait masalah laba dan

faktor apa saja yang mempengaruhinya. Selain itu sebagai

referensi bagi pembaca yang tertarik dan ingin mengkaji lebih

(20)

Dina Widiastuti, 2015

PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu

penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian

yang dilakukan. Dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel

terikat. Dimana laba pengusaha kelom geulis sebagai variabel terikat, sedangkan

kreativitas, inovasi dan diferensiasi produk sebagai variabel bebas. Variabel

tersebut merupakan objek dari penelitian ini. Adapun subjek dari penelitian ini

yaitu pengusaha kelom geulis di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sukmadinata (2006) metode penelitian merupakan rangkaian cara

atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang

dihadapi. Oleh karena itu metode penelitian merupakan langkah dan prosedur

yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan

masalah atau menguji hipotesis.

Berangkat dari permasalahan dan tujuan yang diajukan dalam penelitian

ini, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

eksplanatory yaitu suatu metode yang menjelaskan hubungan kausal antara

variabel-variabel yang diteliti melalui pengujian hipotesis (Suryana, 2000:8).

Dengan kata lain penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari

suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang

pokok.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(21)

Dina Widiastuti, 2015

PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

populasi adalah keseluruhan unit analisia yang akan dijadikan suatu objek yang

(22)

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh pengusaha

kelom geulis yang ada di sentra industri kelom geulis Kecamatan Tamansari yang

berjumlah 35pengusaha.

3.3.2 Sampel

Riduwan (2012 : 56 ) menyebutkan bahwa “Sempel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”.

Dalam penelitian ini menggunakan pengambilan sampel dengan tekhnik sampling

jenuh. Menurut Riduwan (2007:248), sampling jenuh adalah tekhnik pengambilan

sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel. Karena populasi

kurang dari 100 maka tekhnik sampling yang diambil adalah semua anggota

populasi sebanyak 35 pengusaha dan bisa disebut dengan sampling jenuh.

3.4 Operasional Variabel

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Indikator Sumber Data Skala

Laba (Y) Laba/ keuntungan total adalah yang diperoleh selama 3 bulan dihitung dalam

(23)

43

Lanjutan

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Indikator Sumber Data Skala

Kreativitas

3. Tingkat kemampuan untuk mengemukakan berbagai pemecahan atau pendekatan terhadap masalah

4. Tingkat kemampuan untuk mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk

mennghasilkan pemecahan yanng inovatif

5. Tingkat kemempuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli

Ordinal

Zahra dan Das (1993)

Indikator utama inovasi

Data diperoleh dari responden mengenai:

a. Tingkat kebaruan produk b. Tingkat inovasi dilihat dari

harga

a. Tingkat inovasi proses dilihat dari cara pembaharuan produk b. Tingkat perbaikan mesin c. Tingkat persediaan produk

a. Tingkat inovasi pemasaran dillihat dari segmen pasar b. Tingkat inovasi pemasaran

dillihat dari sisi promosi produk

c. Tingkat inovasi pemasaran dillihat tingkat kekuatan

Menurut Kotler (2007 : 385), Usaha untuk

Data diperoleh dari responden mengenai jenis produk (variasi produk) dilihat dari

bentuk,kualitas dan corak selama satu 3 bulan terakhir

(24)

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam analisis

anggapan dasar dan hipotesis karena teknik-teknik tersebut dapat menentukan

lancar tidaknya suatu proses penelitian. Pengumpulan data diperlukan untuk

menguji anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan,

maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

Adapun pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara:

a. Wawancara, dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung

dengan tanya jawab lisan kepada para responden yang digunakan sebagai

pelengkap data.

b. Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat

pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi

sampel dalam penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Mardalis (2009:60) “instumen penelitian adalah alat ukur atau alat untuk menyatakan besaran atau persentase serta lebih kurangnya dalam bentuk kuantitatif atau kualitatif”. Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan

danmenentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket.

Skala likertmenurut Riduwan (2012:87) digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis

kuantitatif maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:

1. Setuju/ selalu/ sangat positif diberi skor 5

2. Setuju/ sering/ positif diberi skor 4

(25)

45

4. Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negatif diberi skor 2

5. Sangat tidak setuju/ tidak pernah/ diberi skor 1

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Kualitas penelitian dapat dilihat dari jawaban responden dengan instrumen

yang diberikan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

kuesioner tentang kreativitas, inovasi, diferensiasi produk dan laba .Skala yang

digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert.

Skala likertmenurut Riduwan (2012:87) digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Adapun langkah – langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh kreativitas, inovasi dan diferensiasi produk terhadap laba pengusah 2. Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu pengusaha kelom geulis

di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmlaya.

3. Menyusun pertanyaan – pertanyaan dalam bentuk pernyataan yang harus dijawab oleh responden.

4. Memperbanyak dan menyebarkan angket. 5. Mengolah hasil angket.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

Analisis Regresi Linear Berganda (multiple regression). Tujuannya untuk

mengetahui variabel-variabel yang dapat mempengaruhi laba pengusaha kelom

geulis. Sedangkan alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan

program komputer SPSS versi 16.0. Dengan demikian, maka data yang bersifat

ordinal pada penelitian ini yaitu variabel kreativitas, inovasi dan diferensiasi

produk harus diubah dan ditingkatkan menjadi data interval melalui MSI

(Methods of Succesive Interval). Menurut Riduwan dan Engkos Kuncoro

(2011:58), salah satu kegunaan dari MSI dalam pengukuran adalah untuk

menaikkan pengukuran dari ordinal ke interval lalu langsung diolah dengan

(26)

Langkah kerja MSI (Methods of Succesive Interval) adalah sebagai

berikut:

a. Perhatikan tiap butir pernyataan, misalnya dalam angket

b. Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan (menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P)

d. Tentukan Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya

e. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, temukan nilai Z untuk setiap kategori

f. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel ordinat distribusi normal baku

g. Hitung SV ( Scale Value) = nilai skala dengan rumus sebagai berikut:

Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah statistik parametrik

yaitu regresi linier berganda. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk

mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas

dengan satu variabel terikat dengan model persamaan sebagai berikut:

Dimana :

LnY = Laba pengusaha kelom geulis β0 = konstanta regresi

β1 = koefisien regresi X1 β2 = koefisien regresi X2 β3 = koefisien regresi X3 LnX1 = Kreativitas

LnX2 = Inovasi

LnX3 = Diferensiasi produk

e = faktor pengganggu

(27)

47

3.7.1 Uji Instrumen Penelitian

Agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat ukur

tersebut harus valid dan reliable. Untuk itulah angket yang diberikan kepada

responden dilakukan dua macam tes yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.

1. Tes Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2010:211). Untuk menguji

validitas instrumen, digunakan teknik korelasi product moment dari pearson

dengan rumus dibawah ini:

(Suharsimi Arikunto, 2010:213)

Keterangan:

rxy = koefisien validitas yang dicari

X = skor yang diperoleh dari subjek tiap item

Y = skor total item instrumen ∑ = jumlah skor dalam distribusi X ∑ = jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = jumlah kuadrat pada masing - masing skor X ∑ = jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y

N = Jumlah responden

Dalam hal ini kriterianya adalah sebagai berikut :

rxy< 0,20 = validitas sangat rendah

0,20 – 0,39 = validitas rendah

0,40 – 0,59 = validitas sedang/cukup

0,60 – 0,89 = validitas tinggi

0,90 – 1,00 = validitas sangat tinggi

(28)

dengan derajat kebebesan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris atau banyak

responden.

“Jika ryx> r 0,05 maka valid, dan jika rxy< r 0,05maka tidak valid”

2. Tes Reliabilitas

Reabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa suatu istrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2010:221).

Rumus untuk menghitung reliabilitas angket adalah :

⁄ ⁄ ⁄ ⁄

(Suharsimi Arikunto, 2010:224)

Dengan keterangan:

= reliabilitas instrumen

⁄ ⁄ = rxy yang disebutkan sebgai indeks korelasi antara dua belahan

instrumen

Selanjutnya dengan taraf signifikansi α = 0,05, nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai

r dengan derajat kebebasan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris atau banyak

responden.

“Jika r11> rtabel maka reliabel, dan jika r11< rtabelmaka tidak reliabel.”

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.8.1 Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka dilakukan

pengolahan data. Jenis pengolahan data yang terkumpul dalam penelitian ini yaitu

data interval dan ordinal.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda (multiple regression). Tujuannya

untuk mengetahui variabel-variabel yang dapat mempengaruhi laba pengusaha

kelom geulis. Sedangkan alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan

menggunakan program komputer SPSS versi 16.0. Dengan demikian, maka data

(29)

49

diferensiasi produk harus diubah dan ditingkatkan menjadi data interval melalui

MSI (Methods of Succesive Interval).

Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan

sementara digunakan model persamaan regresi linier berganda, sebagai berikut:

LnY = β0 + β1LnX1 + β2LnX2 + β3LnX3 + e Dimana :

LnY = Laba pengusaha kelom geulis LnX1 = Kreativitas

β0 = konstanta regresi LnX2 = Inovasi

β1 = koefisien regresi X1 LnX3 = Diferensiasi produk

β2 = koefisien regresi X e = faktor pengganggu

β3 = koefisien regresi X3

3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik 3.8.2.1 Multikolinearitas

Menurut D Gujarati (2008:157) Multikolinearitas adalah hubungan linier

yang sempurna atau pasti diantara beberapa variabel atau semua variabel yang

menjelaskan dari model regresi. Sedangkan menurut Yana Rohmana (2010:141) “Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antar variabel independen”. Karena melibatkan bebrapa variabel independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana (yang terdiri

atas satu veriabel dependen dan satu veriabel independen).

Ada beberapa cara untuk medeteksi keberadaan Multikolinearitas dalam

model regresi OLS (Gujarati, 2008 :166), yaitu:

1. Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi

(biasanya berkisar 0,8 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang

signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas.

2. Melakukan uji kolerasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi,

perlu dicurigai adanya masalah multikolinieritas. Akan tetapi tingginya

koefisien korelasi tersebut tidak menjamin terjadi multikolinieritas.

3. Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap

(30)

nilai Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan

tertentu, maka terdapat multikolinieritas variabel bebas.

4. Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat

hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu

variabel independen lainnya.

5. Variance inflation factor dan tolerance. (VIF)

Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas

dengan menguji korelasi parsial antar variabel bebas dengan menggunakan

bantuan software SPSS 16.0. Untuk melihat gejala multikolinearitas dapat dilihat

dari Variance inflation factor dan tolerance. (VIF).

Apabila terjadi multikolinearitas menurut Yana Rohmana (2010:149) dapat

disembuhkan dengan cara sebagai berikut:

1) Tanpa adanya perbaikan,

2) Dengan Perbaikan

a. Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori). b. Menghilangkan satu atau lebih variabel indevenden. c. Mengabungkan data Cross-Section dan data Time-Series. d. Transformasi variabel

e. Penambahan data.

3.8.2.2 Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi pokok lain dalam model regresi linier klasik ialah bahwa

varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai

variabelvariabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan

-2

 . Inilah yang disebut sebagai asumsi homoskedatisitas, (Gujarati, 2008:177). Konsekuensi logis dari adanya heteroskedastisitas adalah menjadi tidak efisiennya

estimator OLS akibat variansnya tidak lagi minimum. Pada akhirnya dapat

menyesatkan kesimpulan, apalagi bila dilanjutkan untuk meramalkan.

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya

heteroskedastisitas, yaitu sebagai berikut :

1. Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :

(31)

51

 Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan

keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai taksiran

variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).

3. Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut

korelasi rank spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi

heteroskedastisitas berdasarkan rumusan berikut :

 

d1= perbedaan setiap pasangan rank

n = jumlah pasangan rank

5. Uji White (White Test). Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara meregresi

residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian

variabel bebas.

1.8.2.3Autokorelasi

Asumsi penting lainnya yang akan diuji dalam penelitian ini adalah uji

autokorelasi atau serial korelasi. Menurut Damodar Gujarati (2008:201)

autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar anggita yang diurutkan menurut

waktu atau ruang. Sedangkan, menurut Yana Rohmana (2010:215), autokorelasi

adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi

lainnya.Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu

(time series), karena berdasarkan sifatnya data masa sekarang dipengaruhi oleh

(32)

Adanya gejala autokorelasi dalam model regresi OLS dapat menimbulkan:

1) Estimator OLS menjadi tidak efisien karena selang keyakinan melebar

2) Variance populasi 2 diestimasi terlalu rendah (underestimated) oleh varians

residual taksiran ( ^2).

3) Akibat butir b, R2 bisa ditaksir terlalu tinggi (overestimated)

4) Jika 2 tidak diestimasi terlalu rendah, maka varians estimator OLS ( ^i).

5) Pengujian signifikansi (t dan F) menjadi lemah.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi autokorelasi pada model regresi antara

lain dengan metode Grafik, uji loncatan (Runs Test) atau uji Geary (Geary Test),

uji Durbion Watson (Durbin Watson d test), uji Breusch-Godfrey

(Breusch-Godfrey test) untuk autokorelasi berorde tinggi.

Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi menggunakan Pengujian

Hipotesisuji Durbin Watson (Durbin Watson d test)dengan menggunakan bantuan

software SPSS. Uji Durbin Watson (DW) untuk mendeteksi autokorelasi dengan

cara membandingkan DW statistik dengan DW tabel. Adapun uji Durbin Watson

adalah sebagai berikut:

1. Lakukan regresi OLS dan dapatkan residual e1

2. Hitung nilai d (Durbin-Waston)

3. Dapatkan nilai kritis dl-du

4. Pengambilan keputusan

Jika H0 adalah dua ujung, yaitu tidak ada serial autokorelasi baik positif

maupun negatif dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.2

Uji Statistika Durbin-Waston d

Nilai Statistik d Hasil

0 ≤ d ≤ dL dL ≤ d ≤ du du ≤ d ≤ 4 - du 4 –du ≤ d ≤ 4 - dL

4 - dL ≤ d ≤ 4

Menolak hipotesis nol / ada autokorelasi positif

Daerah keragu-raguan / tidak ada keputusan

Menerima hipotesis nol / tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Daerah keragu-raguan / tidak ada kepeutusan

Menolah hipotesis nol / ada autokorelasi negatif

(33)

53

Nilai Durbin-Waston menunjukkan ada tidaknya autokorelasi baik positif

atau negatif. Uji Durbin Watson bisa digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Statistika Durbin- Watson (Sumber: Yana Rohmana, 2010: 195)

Keterangan: dL = Durbin Tabel Lower

dU = Durbin Tabel Up

H0 = Tidak ada autkorelasi positif

H*0 = Tidak ada autkorelasi negatif

3.8.3 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis maka penulis menggunakan uji statistik berupa

uji parsial (uji t), uji simultan (uji F) dan uji koefisien determinasi majemuk (R2).

3.8.3.1 Uji t (Uji Hipotesis Parsial)

Uji t dilakukan guna mengetahui tingkat signifikasi secara statistik dari

pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan

menganggap variabel lain konstan/tetap.

Uji t dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebgai berikut:

1. Membuat hipotesis melalui uji satu arah (one tile test)

(34)

H0 : β1 ≤ 0, artinya masing-masing variabel X1, X2, X3 tidak memiliki pengaruh terhadap variabel Y

H1: β1≥ 0, artinya masing-masing variabel X1, X2, X3 memiliki pengaruh

terhadap variabel Y. Berikut dapat dilihat uji hipotesis 1 arah:

Daerah Penolakan H0

Daerah Penerima H0

α

t tabel

Gambar 3.2 Pengujian Hipotesis (Riduwan, 2010:46)

2. Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai-nilai t kritis dari tabel distribusi t pada α dan degree of fredom tertentu. Adapun nilai t

hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut :

(Yana Rohmana, 2010:74)

Dimana merupakan nilai dari hipotesis nul.

Atau, secara sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

3. Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya (t tabel) dengan α = 0,05.

Keputusannya menerima atau menolak H0, sebagai berikut :

 Jika t hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak atau menerima H1, artinya variabel itu signifikan.

(35)

55

1.8.3.2Uji F (Uji Hipotesis Simultan)

Pada regresi berganda dimana kita mempunyai lebih dari satu variabel

independen, kita perlu mengevaluasi pengaruh semua variabel independen

terhadap variabel dependen dengan uji F. Uji F dalam regresi berganda dapat

digunakan untuk menguji signifikasi koefisien determinasi R2. Nilai F statistik

dengandemikian dapat digunakan untuk mengevaluasi hipotesis apakah tidak ada

variabel independen yang menjelaskan variasi Y disekitar nilai rata-ratanya

dengan derajat kepercayaan (degree of fredoom) k-1 dan n-k tertentu. Pengujian

hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan variabel X terhadap

variabel terikat Y untuk diketahui seberapa besar pengaruhnya. Pengujian dapat

dilakukan dengan langkah sebagai berikut (Yana Rohmana, 2010:78):

Mencari F hitung dengan formula

Kriteria Uji F adalah:

 Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y)

 Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima (keseluruhan variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y)

3.8.3.3 Uji R2 (koefisien determinasi)

Koefisien determinasi R2 adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar sumbangan variabel independent (X1, X2, X3)

terhadap variabel dependen (Y), dengan rumus sebagai berikut (Yana Rohmana,

2010:76):

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1 ), dengan ketentuan sebagai

(36)

1. Jika nilai R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat semakin erat atau baik, atau dengan kata lain

model tersebut dapat dinilai baik.

2. Jika nilai R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel

kurang erat atau baik, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai

Gambar

Tabel 1.1 Data Kontribusi UKM terhadap PDB di Inonesia
Tabel 1.2 Potensi Kerajinan Kota Tasikmalaya
Tabel 1.4  Perkembangan Laba Pengusaha Kelom Geulis
Tabel 1.4  Perkembangan Laba Pengusaha Kelom Geulis
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah di wilayah Kabupaten Lombok Timur, serta kelembagaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan Pengaruh Kualitas Sistem Informasi dan Kualitas Informasi terhadap Kepuasan Pengguna Software Powerpro.. Penelitian ini

Proyek adalah suatu urutan dan peristiwa yang dirancang dengan baik dengan suatu pennulaan dan suatu akhir, yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang jeJaS.

Penelitian ini bersifat eksperimental dimana pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan matrik ketetanggaan berbobot, dari bobot yang ada diambil sisi yang paling

Been Rafanani, Rahasia Kekuatan Pikiran Dan Melatih Ingatan Setajam Silet , Yogyakarta, Araska, 2014, , hlm.. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kretifitas seorang guru

Kelengkapan alat peraga digunakan untuk membantu kelancaran proses pembelajaran. Alat peraga ini sangatlah dibutuhkan untuk semua bentuk, jenis, dan macam

16 Ilir Palembang menetapkan harga buah yang berbeda-beda, Permasalahan dalam Penelitian ini adalah bagaimana tinjauan hokum islam terhadap persaingan usaha beda harga

suis dalam babi menggariskan objektif Negara Malaysia untuk mencapai status bebas dengan vaksinasi dari penyakit Brusela dalam semua jenis ternakan yang boleh dijangkiti