• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSTRAKSI RUANG ORLICZ.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSTRAKSI RUANG ORLICZ."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

EKSTRAKSI RUANG ORLICZ

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Matematika Konsentrasi Analisis

Oleh:

Sofihara Al Hazmy

1000690

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ABSTRAK

Hazmy, Sofhara AL. 2014 EKSTRAKSI RUANG ORLICZ

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RUANG ORLICZ pada sekitar tahun 1931. Ruang Orlicz merupakan salah satu contoh ruang Banach yang dikatakan sebagai perluasan dari ruang Lp,p1.

Rao dan Ren [4] mengembangkan teori ruang Orlicz pada situasi yang sangat umum. Leonard [3] mempersempit definisi fungsi Young pada [4] dengan menambahkan syarat semikontinu bawah, dan mendefinisikan komplemen Young

seperti yang didefinisikan Krasnosel’skii dan Rutickii [2] yang menyebabkan struktur ruang Orlicz menjadi berbeda dari [4]. Hasil-hasil yang telah diperoleh Leonard [3] diantaranya ruang Orlicz adalah ruang Banach, norm Luxemburg dan norm Orlicz adalah norm yang ekivalen, dan dual dari ruang Orlicz kecil ( ′ isomorfik dengan ruang orlicz besar ∗ .

Penulis mencoba mengekstrak [4] dari sudut pandang yang berbeda dari Leonard [3] dengan cara mendefinisikan ulang fungsi Young dan komplemen Young. Kemudian mengkaji ulang struktur dan sifat ruang Orlicz beserta dualitasnya. Hasil-hasil yang diperoleh penulis diantaranya ruang Orlicz adalah ruang Banach, dual ruang Orlicz kecil ( ′ isomorfik dengan ruang Orlicz besar �∗ . Untuk kasus � � �∗ ⊊ ℝ, norm Luxemburg dan norm Orlicz adalah norm yang ekivalen, sedangkan untuk kasus � � �∗ = ℝ diperoleh norm Luxemburg, norm Orlicz, . , dan � . adalah norm-norm yang ekivalen.

Kata kunci : fungsi Young, komplemen Young, ruang Orlicz, norm Luxemburg,

(3)

ORLICZ SPACE

By:

Sofihara Al Hazmy

NIM 1000690

Email: sofiharaalhazmy@gmail.com

Orlicz space has introduced by Z.W. Birnbaum and W. Orlicz since 1931. Orlicz space is one of example of Banach spaces which is an extension of space, ≥ 1.

Rao and Ren have developed the theory of Orlicz space on a very general situation. Leonard [3] tighten the definition of Young function on [4] by adding

lower semicontinuity, and define its complement as defined by Krasnosel’skii and

Ruticki [2]. The results that have been obtained by Leonard [3] including: Orlicz space is Banach space, Luxemburg norm and Orlicz norm are equivalent, and dual of small Orlicz space ′ and Orlicz space ∗ are isomorphic.

I have tried to extract [4] from different viewpoint of Leonard [3] by redefining definition of Young function and its complement. Then review the structure and properties of Orlicz space and its duality. The results that have been obtained including: Orlicz space is Banach space, Luxemburg norm and Orlicz norm are equivalent, and dual of small Orlicz space ′ and Orlicz space ∗ are isomorphic. In case � � � = ℝ, Luxemburg norm, Orlicz norm, . , and

�� . are equivalent.

Keywords : Young function, Young complement, Orlicz space, Luxemburg

(4)

DAFTAR ISI

Hazmy, Sofhara AL. 2014 EKSTRAKSI RUANG ORLICZ

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PERNYATAAN………...i

UCAPAN TERIMA KASIH………...…………..ii

ABSTRAK……….iii

ABSTRACT………...iv

DAFTAR ISI………...v

SIMBOL DAN NOTASI………...vi

BAB I: PENDAHULUAN………...…..1

BAB II: LANDASAN TEORI...………3

2.1 Integral Lebesgue……….……4

2.2 Kekontinuan dan Keterdiferensialan Fungsi Monoton…….…….24

2.3 Ruang dan Kelengkapannya……….………...28

2.4 Operator Linear……….39

2.5 Integral Pada Ruang Ukuran Umum………….………..46

2.6 Ruang �, � dan Kelengkapannya………..68

BAB III: FUNGSI YOUNG DAN KOMPLEMEN YOUNG………...74

3.1 Fungsi Young dan Komplemen Young……….…...74

BAB 1V: RUANG ORLICZ……….………..……….83

4.1 Ruang Orlicz……….…..83

BAB V: DUALITAS RUANG ORLICZ………98

5.1 Dualitas Ruang Orlicz………...98

BAB VI: KESIMPULAN………...107

DAFTAR PUSTAKA……….109

(5)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ruang Orlicz ( L) diperkenalkan oleh Z.W Rirnbaum dan W. Orlicz pada

sekitar tahun 1931. Ruang Orlicz merupakan salah satu contoh ruang Banach yang

dikatakan sebagai perluasan dari ruang Lebesgue Lp,p1.

Rao dan Ren [4] mengembangkan teori ruang Orlicz pada situasi yang sangat

umum. Leonard [3] mendefinisikan suatu fungsi Young pada domain real dengan

menambahkan syarat semikontinu bawah, dan mendefinisikan komplemen Young

seperti yang didefinisikan Krasnosel’skii dan Rutickii [2] yang menyebabkan

struktur ruang Orlicz menjadi berbeda dari [4]. Hasil –hasil yang telah diperoleh

Leonard [3] diantaranya ruang Orlicz adalah ruang Banach, norm Luxemburg dan

norm Orlicz adalah norm yang ekivalen, dan dual dari ruang Orlicz kecil (

isomorfik dengan ruang orlicz besar ∗ .

Oleh sebab itu, penulis mencoba mengekstrak [4] dari sudut pandang yang

berbeda dari Leonard [3] dengan cara mendefinisikan ulang fungsi Young dan

komplemen Young pada domain real yang diperluas, kemudian mengkaji ulang

struktur dan sifat ruang Orlicz beserta dualitasnya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana melakukan pendekatan berbeda pada pendefinisian ruang

Orlicz?

2. Bagaimana struktur dan sifat ruang Orlicz?

(6)

1.3.Tujuan

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah:

1. Pendekatan dilakukan dengan cara mendefinisikan fungsi Young dan

komplemen Young pada domain real yang diperluas.

2. Mengkaji struktur dan sifat-sifat ruang Orlicz.

3. Mengkaji struktur dan sifat-sifat dualitas ruang Orlicz.

1.4. Manfaat Penulisan

Skripsi ini disusun dengan harapan dapat memberikan banyak dampak positif

dalam berbagai aspek.

1.4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari 6 bab. Bab pertama

terdiri dari Latar belakang masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.

Pada Bab II berisi tentang teori-teori yang melandasi teori-teori pada Bab III,

Bab IV, dan Bab V.

Pada Bab III berisi tentang pendefinisian fungsi Young dan komplemen

Young, beserta representasinya dalam bentuk kanonik.

Pada Bab IV berisi tentang pengkajian struktur ruang Orlicz, dimana ruang

Orlicz merupakan ruang Banach. Selain itu, juga berisi tentang pengkajian

norm-norm pada ruang Orlicz.

Pada Bab V berisi tentang pengkajian dualitas ruang Orlicz dan pada Bab VI

berisi kesimpulan kesimpulan yang diperoleh oleh penulis.

(7)
(8)

BAB III

FUNGSI YOUNG DAN KOMPLEMEN YOUNG

Hazmy, Sofhara AL. 2014 EKSTRAKSI RUANG ORLICZ

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada bab ini, dibahas tentang definisi fungsi Young dengan domain real

diperluas dan komplemennya.

Sebelumnya, dalam studi deret Fourier, W. H. Young telah menganalisis

fungsi konvek �: ℝ → ℝ̅̅̅̅+ yang bersifat � − = � , � = , dan

lim →∞� = ∞, dimana setiap fungsi � dapat diasosiasikan dengan fungsi konvek lain �: ℝ → ℝ̅̅̅̅+ yang memiliki sifat yang sama dengan �, yang mana

� ≔ sup{ | | − � }.

Oleh sebab itu � dinamakan fungsi Young, dan dinamakan komplemen Young.

Pada bab ini, definisi fungsi Young akan dimodifikasi. Fungsi Young akan

didefinisikan pada ℝ̅ dengan menambahkan syarat � ±∞ = ∞ dan

lim → −� = � dengan = sup � � .

3.1 Fungsi Young dan Komplemen Young

Berikut merupakan fungsi Young yang dimodifikasi

Definisi 3.1.1

Suatu fungsi �: ℝ̅ → ℝ̅̅̅̅+ dikatakan fungsi young jika memenuhi kondisi:

1. � konvek pada ℝ

2. � − = �

3. � = ,� ±∞ = ∞, dan

(9)

Untuk kasus : ℝ → ℝ̅̅̅̅+ , definisi fungsi Young diatas ekivalen dengan

Definisi 1.1 [3].

Remark 1.

a) Sifat � − = � dan � = mengindikasikan � mencapai

minimum di dan tak turun pada [ , ∞

b) Untuk sembarang fungsi Young, terdapat , > sedemikian sehingga

� ∈ [ , ∞ dan � ∈ , ∞].

c) Berdasarkan b), = sup � � > .

d) Fungsi Young kontinu pada interior ��. Secara khusus, fungsi Young

finite merupakan fungsi kontinu pada ℝ.

e) Berdasarkan d), jika sup � � maka lim −� = � .

Jika > sup � � , maka lim −� = ∞ = � .

f) Berdasarkan Definisi 3.1.1, lim →∞� = ∞.

Untuk setiap fungsi Young �, dapat dibentuk fungsi �: ℝ̅ → ℝ̅̅̅̅+ yang

berasosiasi dengan � yang didefinisikan

� ≔ sup{ | | − � }.

� disebut komplemen dari � dan berlaku ketaksamaan Young

� + � .

Berdasarkan definisi fungsi �, � konveks, � − = � , � = , � ±∞ =

∞, dan lim →∞� = ∞.

Misalkan = sup � � ∈ ℝ, berdasarkan ketaksamaan Young untuk

setiap ∈ ℝ

lim � − �

(10)

lim � sup { − � } = � .

Tetapi, karena � tak turun pada [ , ], maka lim −� � . Akibatnya

lim → −� = � . Jadi, � juga merupakan fungsi Young.

Pada topik analisis konvek, untuk fungsi Young �: ℝ+ { } → ℝ, � dapat

direpresentasikan sebagai

� = sup{ | | − � } = �+′ | | | | − �(�+′ | | ).

Contoh 3.1.2

Misalkan � ∶= | |�, . � merupakan fungsi Young. Untuk = ,

� = untuk | | dan � = ∞ untuk | | > juga merupakan fungsi Young dan komplemen Young dari �. Hal ini menunjukkan komplemen fungsi

Young tidak selalu kontinu pada ℝ.

Contoh 3.1.3

Misalkan � ≔ { , | |

∞, | | > . �∞ juga merupakan fungsi Young, dimana

� = | | untuk setiap ∈ ℝ.

Proposisi 3.1.4

Misalkan , ⊆ ℝ dan fungsi �: , → ℝ. � konveks pada , jika dan

hanya jika untuk setiap subinterval tutup [ , ] ⊂ , ,

(11)

dimana �: , → ℝ, tak turun, dan fungsi kontinu kiri. Juga, � mempunyai

turunan kiri dan kanan di setiap titik pada , dan bernilai sama kecuali di

sejumlah terhitung titik-titik.

Bukti. Untuk setiap � > yang cukup kecil, didefinisikan

ℎ� ≔ ∫� + � − � , ∈ [ , ].

Karena � konvek, maka �� = lim�→ � −� −�

� . Definisikan � ≔

�� . Berdasarkan Teorema kekonvergenan terdominasi Lebesgue

(12)

� − � − − � − �

= � − � − � − − � � − �

= .

Karena � monoton, maka � memiliki turunan hampir dimana-mana pada , .

Terbukti.

Perhatikan bahwa fungsi Young �: ℝ → ℝ̅̅̅̅+ merupakan fungsi konvek dan

� = , tetapi mungkin terdapat jump ke ∞ di suatu titik. Misalkan � = ∞, jelas � = ∞ untuk | | | |. Untuk kasus ini, nilai � = ∞ untuk | | > | |

dan definisikan � = .

Akibat 3.1.6

Jika �: ℝ → ℝ̅̅̅̅+ merupakan fungsi Young, maka � dapat direpresentasikan

sebagai

� = ∫ �

| |

.

Dimana �: ℝ+ { } → ℝ̅̅̅̅+, tak turun, dan kontinu kiri.

Remark 2. Fungsi bernilai real diperluas � dikatakan kontinu kiri di jika dan

hanya jika lim − � = � .

Bukti Akibat 3.1.6. Retriksikan �: ℝ → ℝ̅̅̅̅+ menjadi �: ℝ+ → ℝ dimana � =

(13)

� = ∫ � , < . . .7

Definisikan � ∶= ∞ untuk > dan � ≔ lim →�� , sehingga

persamaan . .7 berlaku untuk semua . Karena � fungsi genap, maka

� = � | | = � | | = | |� . Terbukti.

Karena � = dan lim →∞� = ∞ maka � bukan fungsi konstan.

Sehingga � bukan merupakan fungsi konstan atau ∞. Oleh sebab itu Akibat

3.1.6 dapat dimodifikasi kedalam pernyataan yang lebih kuat, dan disajikan pada

akibat berikut

Akibat 3.1.8

Fungsi �: ℝ → ℝ̅̅̅̅+ merupakan fungsi Young jika dan hanya jika � dapat

direpresentasikan sebagai

� = ∫ �

| |

,

dengan �: ℝ { } → ℝ̅̅̅̅+, tak turun, kontinu kiri, dan bukan merupakan fungsi

konstan atau ∞.

Berdasarkan definisi integral tak wajar, � ∞ = lim →∞� . Karena �

bukan fungsi konstan , maka terdapat > sehingga � > . Karena � tak

turun, diperoleh

� ∞ = lim→∞� = lim→∞∫ �

| |

lim→∞ ∫ �

| |

0

(14)

Selanjutnya akan diperkenalkan komplemen Young yang berbeda dari definisi

komplemen Young sebelumnya, dan pada pembahasan-pembahasan berikutnya

akan digunakan komplemen Young yang akan dibahas berikut ini.

Definisikan perluasan fungsi invers �: ℝ+ { } → ℝ̅̅̅̅+, dimana

� ≔ inf , . .9

maka � = dan tak konstan. Karena { |� } ⊆ { |� } untuk

, berdasarkan sifat infimum � = inf > inf > = � .

Sehingga � tak turun.

Ketika → −, berdasarkan ilustrasi gambar 3.1.10, � → � . Sehingga �

kontinu kiri. Karenanya { |� > } adalah interval buka � , ∞].

Berdasarkan . juga diperoleh

 Jika � > maka > �

 Jika > � maka �

 Jika < � maka � < .

0 � �

(15)

Definisikan

� ≔ ∫ �

| |

. .

Berdasarkan Akibat 3.1.8, � merupakan fungsi Young.

Proposisi 3.1.12

Misalkan � fungsi Young dan � didefinisikan oleh . . Maka

| | � + � , . .

dan kesamaan berlaku ketika = � | | atau = � | | .

Bukti. Cukup dibuktikan untuk kasus dan . Jika � = ∞ atau

� = ∞, ketaksamaan . . terbukti. Jika � < ∞ dan � < ∞, maka

= ∫ ∫

= ∬

{ , | � }

+ ∬

{ , | � }

= ∬

{ , | � }

+ ∬

{ , | � }

= ∫ ∫

i ( ,� )

+ ∫ ∫

i ( ,� )

(16)

= � + � .

Jika diberikan, maka kesamaan pada langkah kedua terakhir terjadi jika dan

hanya jika � untuk , sehingga = � . Jika diberikan,

maka kesamaan terjadi ketika � , sehingga = � . Terbukti.

Pada pembahasan-pembahasan selanjutnya notasi � akan diganti dengan notasi �∗

(17)

DUALITAS RUANG ORLICZ

Karena ketaksamaan Holder yang telah dipelajari pada bab sebelumnya,

Untuk sembarang ℎ ∈ ∗, kita dapat mendefinisikan suatu fungsional linear

kontinu ℓ yang memetakan kedalam ℝ. Oleh sebab itu, secara langsung dapat

diperoleh suatu pemetaan � yang memetakan ∗ kedalam ′ dengan � ℎ = ℓ.

Pada bab ini, akan diperlihatkan bahwa pemetaan � adalah suatu isomorfisma.

Sehingga ′ ≅ ∗.

5.1 Dualitas Ruang Orlicz

Untuk sembarang ℎ ∈ ∗, didefinisikan fungsi ℓ: → ℝ dimana

ℓℎ ≔ ∫ ℎ � �

, ∈ �. . .

Berdasarkan ketaksamaan Holder

|ℓℎ | ‖ℎ‖�∗‖ ‖� < ∞.

Karenanya ℓ adalah fungsional linier kontinu pada .

Lema 5.1.1

Misalkan ℎ fungsi terukur.

a) Jika ℎ ∈ untuk semua ∈ , maka ℎ ∈ ∗.

b) Misalkan finite. Jika ℎ ∈ untuk semua ∈ , maka ℎ ∈ ∗.

(18)

a) Misalkan ℎ suatu fungsi terukur sedemikian sehingga ℎ ∈ untuk semua

∈ �. definisikan ℎ� ≔ |ℎ| . Karena � ukuran �-hingga terdapat barisan naik berukuran hingga {�}�=∞ sedemikian sehingga � = ⋃∞�=. Definisikan

ℓ�,� ≔ ∫ ���ℎ� � �

= ∫ ℎ� � ��

Untuk setiap ∈ .

Karena, ℎ , maka terdapat sedemikian sehingga ℎ <

sup , akibatnya ∫ ∗(�) � ∗ ℎ � � < ∞, maka ���ℎ� ∈ �. Berdasarkan ketaksamaan Holder,

|ℓ�,� | ‖���ℎ�‖∗‖ ‖�, menunjukkan ℓ�,� fungsional linear kontinu pada

�, dan untuk semua , � ,

|ℓ�,� | ∫ ���ℎ�| | � �

∫|ℎ|| | � �

= < ∞,

Sehingga lim�,�→∞�,� ada untuk setiap . Berdasarkan teorema

Banach-Saks-Steinhaus, keluarga {ℓ�,� } terbatas seragam. Dengan kata lain terdapat

> sedemikian sehingga

‖ℓ�,�‖

untuk semua , �.

Dilain pihak, Karena ℎ dan terukur pada �, maka ∫ ℎ � � suatu

ukuran, sehingga ketika � → ∞, ℓ�,� → ∫ ℎ �. Karena ketika → ∞,

(19)
(20)

Berdasarkan Lema 4.1.9, ‖ − = ‖ �

kontinu. Selanjutnya akan dibutktikan pemetaan yang memetakan

(21)

= lim�→∞[inf { > | ∫ ( ) ∑ � ��

Untuk menunjukkan � ukuran bertanda (signed measure), akan ditunjukkan ruas

(22)

atau Nikodym, terdapat fungsi ℎ yang terintegralkan pada � sedemikian sehingga

ℓ �� = � � = ∫ ℎ � �

.

Akibatnya untuk sembarang fungsi simpel ∈ ,

ℓ = ∫ ℎ �

semua , ∈ , berdasarkan konsekuensi Teorema kekonvergenan

terdominasi (lihat bukti Lema 5.1.3), lim�→∞ = . Karena ℓ kontinu,

lim�→∞ℓ = ℓ . Berdasarkan Teorema kekonvergenan monoton,

lim

�→∞ ∫ ℎ

{�∈�|ℎ � ≥ }

� = ∫ ℎ �

(23)

dan

Berdasarkan hasil ini dan persamaan . . , diperoleh

(24)

Misalkan {�}�=∞ adalah barisan naik dari himpunan-himpunan terukur

Karena ℓ fungsional linear terbatas, maka

(25)

Berdasarkan . . , ∗ ℎ ‖ℎ‖∗. Oleh sebab itu, ‖ℎ‖∗ < ∞,

menunjukkan ℎ ∈ ∗.

Definisikan = pada � dan = pada � − �, berdasarkan ketaksamaan

Holder, ℎ terintegralkan pada �, dan |ℎ | |ℎ | �-a.e pada �. Berdasarkan

Teorema kekonvergenan terdominasi Lebesgue,

lim

�→∞∫ ℎ � � �

= ∫ ℎ �

� . .

Dilain pihak, → titik demi titik pada �. Ambil sembarang , maka

( �− ) → titik demi titik �-a.e pada �. Berdasarkan Teorema kekonvergenan monoton,

lim

�→∞∫ ( �− )

� = . .

Berdasarkan Lema 4.1.9, ‖ − ‖ = . Karena ℓ kontinu, maka

lim

�→∞ℓ � = ℓ . . .

Padahal, untuk setiap

ℓ � = ∫ ℎ� � � ��

= ∫ ℎ � � �

.

(26)

BAB VI

KESIMPULAN

Hazmy, Sofhara AL. 2014 EKSTRAKSI RUANG ORLICZ

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari pembahasan yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya didapat beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

konstan 0 atau ∞. Juga berlaku ketaksamaan Young

≤ � + �∗ .

2. Ruang Orlicz adalah ruang fungsi

� �, � ≔ {�: � → ℝ, � terukur|∃� > 0, ∫ � �� �

< ∞},

dan merupakan ruang Banach. Pada ruang Orlicz didefinisikan beberapa

norm diantaranya Norm Luxemburg ‖. ‖ dan norm Orlicz |. |, dimana

(27)

�� � merupakan norm untuk �, juga norm Luxemburg ‖. ‖�, norm

Orlicz |. |, . , dan � � semuanya ekivalen.

3. Dual ruang Orlicz besar dan ruang Orlicz kecil berturut-turut

adalah ′ dan ′, dimana ′ adalah himpunan semua fungsional linear

kontinu pada , dan ′ adalah himpunan semua fungsional linear

kontinu pada .

Berdasarkan ketaksamaan Holder, untuk setiap ℎ ∈ ∗ dapat

didefinisikan suatu fungsional linear yang memetakan ke ℝ dengan

ℓℎ � = ∫ ℎ� �

untuk semua � ∈ , dan pemetaan yang memetakan ∗ ⟶ ′ dimana

Referensi

Dokumen terkait

DEBIT HASIL POMPA HIDRAM PVC 3 INCI PADA TINGGI OUTPUT 3,80 m, 4,80 m, 5,80 m DENGAN VARIASI TINGGI INPUT, LUASAN LUBANG KATUP HANTAR, TINGGI TABUNG UDARA.. SKRIPSI Untuk

【朝日新聞】最後に朝日であるが,他の二紙と比べて記事面積量が著しく少ないのが

Beberapa siswa terlihat bingung memahami soal cerita sehingga siswa tidak mampu membedakan soal dengan penyelesaian Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) atau dengan

Pengelolaan transaksi hibah langsung dalam bentuk uang dan belanja yang bersumber dari hibah langsung pada satuan kerja dimulai dari proses pengajuan permohonan nomor register

(3) Pihak lain dalam melakukan usaha pemanfaatan sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib bekerjasama dengan badan usaha milik masyarakat Hukum

Analysis of the complete flora of the region shows that the greatest role among plant life is played by plants of the Eurasian floral element (397 or 25.00 %), then by widespread

Dengan demikian kita peroleh suatu fakta bahwa ruang bernorm berdimensi hingga adalah suatu ruang Banach.. Berikut ini adalah contoh-contoh ruang Banach serta

Pada penelitian ini akan dilakukan kajian terhadap kinerja daya saing komoditas- komoditas sektor agroindustri Indonesia, sehingga pemerintah dapat memberikan kebijakan