OPNI
n',ti"''illfu'o'u
- - --!--'.
TAHUN LXX
trrOZ6o
''KEDAULATAN RAKYAT''
HALAMAN
12ERCAUA atau tidak, perpolitikan
di
negeriini
semakin kotor karenapoli-tik
uang. Bahkan banyak tokohpoli-tik sekaranginilristru
dengan banggaberku-bang dalam
lumpur politik
yang
kotor itu.
Padahal tujuan mulia politik unhrhkesejahte-raan rakyat. Ttrjuan
itu
sudah membiassede-mikian
rupa karena nafsu pragmatismepara
elite yangberburu harta dan kekuasaan, I(on-disiini jelas akanmengancam sistem
demokra-si. Lalu,bagaimana?
Tidak dipungkiri, bahwa demokrasi yang su-dah bedalan jauh di negeri
ini
sedang mengha-dapi ujian berbubi.tubi. Ujian terhadap demo-krasi muncul dari berbagai dimensi. Sementaraitu
arus glsbalisasi melanda negeriini.
Dengan derrrikian, paham demokrasi di Indonesia ber-ada dalam posisi yang terjepit antara derasnyaaars globalisasi yang menuntut adanya trar.rs-paransi dan demokratisasi dengan masih
kuaL
nya
politikuang
semangat sektarianisme dan etnisitas. Karenaitu
tidak mengherankanjika
terjadi
tawar-menawar
pelaksanaan demo-krasi.Di sisi lain, masalah-masalah yang menggero-goti demokrasi, terutama sekali yangbersumber pada masalah regionaliqn€, provinsialisme, sen-tuifugalisme, kolektivisme atau nasionalisme
et-nik,
sejak reformasi digelar dapatdilatakan
masih menggejala dan menghambat pelaksa-naan demolirasi
itu
sendiri. Perubahan dan per-kembanganini tidak
saja menghambatperja-lanan demokrasi, namun pada gilirannya akan semakin men$ingungkan lapisan masyarakat yangingin memahami arah perkembang€m per-politikan di pegeri ini. Kondisi seperbi
itubanyak
berpengaruh terhadap dirinya sebagai individu tetapijuga sebagai warga negara.
I(emandegant
Kita
sadaripula
bahwa bangsakita terlalu
cepat melompat ke demolcasi mode.rn, sehingga
mirncul berbagai masalah. Konclisi y.ang terpola dalam waktu kurang lilbih tiga dasawarsa
da-lam kungkungan realitas yang semu, merupa-kan kendala yangbegitu berat bagi bangsa kita,
baik
sebagai individrr maupun sebagai warganegara
untuk
beranjak ke pemikiran masade-pan Model kepemimpin an, shnring sosial,
poli-tik
dan tentu saja ekonomi nampak jelas bahwa banyak orang baru berada dalam tahapdemo-kra-si
dini,
di manaindividu
masih memberi penilaia4 moral atas dasar kepentinganegois-nya sendiri.
IIal
iniyangmenyebabkanpraktik
monopoli dan korupsi terus menggejala. Dengan kondisi yang masih memprihatinkan
itu,
apakah demqkrasi modern yangkita
binasampai saat
ini
bisa mempengaruhi rasakein-donesiaan
kita untuk
menuju ke masyarakatbaru Indonesia yang menyejukfran atau malah
sebaliknya?
IGnyataan di lapangan menunjukkan bahwa sesungguhnya
rakyat
sudah semakin dewasaberpolitik, nafirun yang di atas
justru tampak
adanya kekurangdewasaan berpolitik. Jikaki-tajujur,
sesungguhnya kondisi negeriini
se-dangmengalami
kemand4an
di semua aspek kehidupan. Dalam korrdisi seperbiitu, kiranya
kita
perlu melihat cita-cita para pendiri negaraini
sekitar 70 tahun yanglalu.
Secara historisfakbual dan politis shategis,
terlihat
denganje-las betapa tingginya kematangan persepsi,
ke-cermatan antisipasi dan
kearifan
sikap parapendirinegaraini
dalammempertaruhkanse-galanya demi terbentuknya negara Indonesia.
Melihat sejarah pembentukan negara
nasio-nal itu,
kita
semua pantas merasa malu.Jika
di antara
kita
masih ada yang menyimpan pi-kiran dan obsesi yang terkotak-kotak daningin
menonjolkan kepentingan pribadi atau
kelom-poknya
di
atas kepentingan umum. Sikapitu
bukan hanya menunjukkan lunturnya cita-citaluhur
Bangsa Indonesia, namun merupakanpengHrianatan terhadap cita-cita proklamasi.'
PolitikUang
Apabila kita coba merenungkan permasalah-an ypermasalah-ang berkembang saat
ini,
pada dasarnyabersumber dari sikap dan perbuatan egois yang kotor. Mungkin tidak disadari bahwa perjuang-an yperjuang-ang berlatar belakang
untuk
kepentinganpribadi
atau golongannya, akan mengingkarikepercayaan
rakyat
Di tengah-tengah keadaan demikianlah,
kita
dituntut
untuk
menjunjungtinggr
semangat demokrasi sebagai sumber motivasi dan inspi-rasi dalam membina persaudaraan antarsesa-ma warganegara. Padahal, pelaksanaan
pemi-lu legislatifdan pilpres yang baru saja berlang-sung di negeri
ini,
dinilai oleh duniabenar-be-nar
demokratis.Bagaimanapuq
juga
sistem demokrasi me-mang tidak dapat dipisahkan dengankehadir-an
partai
yang memang menjadipilar
utamasistem itu.
D
sisi lain, parbai di Indonesia pastimenjadi sarangnya
politisi. Jika politik
uangterus dibiarkan, jelaslah bahwa demokrasi ber-ada di ujungtanduk.
Untuk ihr,
para
politisi
yang mengemban amanatrakyat
harus mau belajar menjadi ne. garawan. Sehingga lebih memikirkan persoal-an bpersoal-angsa dan negara secara keselun:han,bu-kan terpukau
oleh
kekuasaan sesaat. Hanyadengan
itu
demokrasi y'ang menyatakandari
rakyat,
olehrakyat
danuntuk
rakyat
dapatterselenggara.
J
-g
*) Drs
A l{afiiya,t
Wihoryanto MM,
Dosen Uniuersitas Sannta Dh,armnYogyakarn.Keffilyet