iv ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM ( Polyanthi folium ) DAN HERBA SAMBILOTO ( Andrographidis herba ) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS PANKREAS MENCIT JANTAN
GALUR Balb/C YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Diajeng Lastika Sari,2008. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.
Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan kesehatan yang ditandai oleh keadaan hiperglikemi akibat gangguan sekresi insulin. Peningkatan prevalensi kasus DM mendukung dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai alternatif pengobatan DM. Tanaman obat seperti herba sambiloto dan daun salam menjadi salah satu pilihan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak herba sambiloto, daun salam dan kombinasi keduanya terhadap gambaran histologis pankreas.
Desain penelitian prospektif eksperimental sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Penelitian menggunakan 25 mencit jantan dewasa galur Balb/C yang diinduksi aloksan dan dialokasikan dalam 5 kelompok perlakuan yaitu EEDS (0,124 g/kgBB), EEHS (0,7 g/kgBB), kombinasi keduanya (1:1), kelompok kontrol negatif (CMC1%), kelompok kontrol pembanding (Glibenklamid). Data yang diamati adalah gambaran histopatologi pankreas secara mikroskopis, setelah 7 hari perlakuan. Analisa statistik menggunakan statistik non parametrik ”Chi Kuadrat” dengan = 0,05
Hasil penelitian menunjukkan EEDS, EEHS, dan kombinasi keduanya memiliki potensi mengurangi hialinisasi, endapan amiloid dan sebukan sel limfosit pada pulau langerhans jaringan pankreas (p<0,01)
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, EEDS (0,124 g/kgBB mencit), EEHS (0,7 g/kgBB mencit) dan kombinasi keduanya (1:1) mempunyai efek memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas
ABSTRACT
THE EFFECT OF SALAM LEAFS ETHANOL EXTRACT (Polyanthi folium) AND SAMBILOTO EXTRACT ( Andrographidis herba ) TOWARDS
HISTOPATHOLOGICAL STRUCTURE OF PANCREAS IN Balb/C MALE MICE WHICH HAVE BEEN INDUCED BY ALLOXAN
Diajeng Lastika Sari, 2008. 1st tutor : Hana Ratnawati, dr., M. Kes 2nd tutor : Rosnaeni, dra., Apt
Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disorder which causes hyperglycemia due to insulin secretion disorder. The increased of DM incidence is one of the reasons why alternative medication is needed for further research.
The aim of this research is to investigate the effect of Sambiloto extract and Salam leafs extract towards histopathological structure of pancreas in mice.
This was an experimental prospective, used Complete Random Design and have comparative characteristic. This research used 25 Balb/C strain male mice which were induced by alloxan and allocated into 5 groups. The first group was given 0,124 g/kgBB Polyanthi Folium ethanol extract (EEDS), the second group was given 0,7 g/kgBB Andrographidis Herba ethanol extract (EEHS) and the third group was given combination both of those plants (1:1). One group served as the negative control (CMC 1%) and the last group as the comparative control (Glibenclamide). All treatments were given for 7 days, then all mice were sacrifice to examine the histopathological structure of the pancreas using light microscope. Statistic analyzed using nonparametric “Chi Square” = 0,05.
The results revealed that EEDS, EEHS and combination both of those plants (1:1) could reduce the hyalinization, amyloidosis and lymphocytes infiltration of the langerhans islet pancreatic tissue (p<0,01).
It was concluded that EEDS (0.124 g/kgBB), EEHS (0,7 g/kgBB) and combination both of those plants (1:1) had an effect in repairing the histological structure of langerhans islet pancreatic tissue.
viii
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pankreas ...6
2.1.1 Anatomi dan histopatologi pankreas... ...6
2.1.1.1 Pankreas Eksokrin... 7
2.1.1.2 Pankreas Endokrin ... 8
2.1.2 Gambaran histopatologi jaringan pankreas penderita DM ... 9
2.1.2.1 Gambaran histopatologi jaringan pankreas pada IDDM...10
2.1.2.2 Gambaran histopatologi jaringan pankreas pada NIDDM...12
2.1.3 Insulin ... 13
2.1.3.1 Regulasi pelepasan insulin...13
2.2 Diabetes Mellitus (DM) ...15
2.2.1 Definisi DM ...15
2.2.2 Epidemiologi DM ...15
2.2.3 Klasifikasi DM...16
2.2.4 Patofisiologi DM...16
2.2 4.1 Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)...16
2.2.4.2 Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)...18
2.2.5 Gejala klinik...20
2.2.6 Diagnosis DM ...21
2.2.8 Komplikasi DM ... 22
2.2.8.1 Komplikasi akut ...22
2.2.8.2 Komplikasi kronis...23
2.2.9 Terapi DM...23
2.3 Hubungan antara DM dengan radikal bebas ...25
2.4 Aloksan ... 27
2.8 Pengaruh kombinasi herba sambiloto dan daun salam terhadap penurunan kadar glukosa darah ...31
3.3.1 Persiapan bahan uji dan hewan coba...35
3.3.2 Prosedur penelitian...36
3.3.3 Analisa data...38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan Preparat Histopatologis Pankreas ...39
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa ... 22 Tabel 4.1 Perbandingan antara daun salam dengan kontrol negatif dan kontrol
positif ... 42 Tabel 4.2 Perbandingan antara herba sambiloto dengan kontrol negatif dan kontrol positif... 45 Tabel 4.3 Perbandingan antara kombinasi daun salam dan herba sambiloto
dengan kontrol negatif dan kontrol positif... 48 Tabel 4.4 Perbandingan antara daun salam, herba sambiloto, dan kombinasi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi dan histologi pankreas... 6
Gambar 2.2 Pankreas dengan pewarnaan Gomori’s Chrome-alum(x10) ... 8
Gambar 2.3 Sel alfa (merah muda) dan sel beta pulau Langerhans dengan pewarnaan Gomori (x40) ... 9
Gambar 2.4A Hialinisasi pulau Langerhans (x40)... 10
Gambar 2.4B Sebukan limfosit pulau Langerhans (x40)... 11
Gambar 2.4C Amiloid pulau langerhans (x40)... 11
Gambar 2.5A Pulau Langerhans normal (x40) ... 12
Gambar 2.10 Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) ... 28
Gambar 2.11 Struktur kimia lakton ... 29
Gambar 4.10 Kelompok perlakuan herba sambiloto (x40)... 44
Gambar 4.11 Kelompok kontrol positif (x40) ... 44
Gambar 4.12 Kelompok kontrol negatif (x40)... 44
Gambar 4.13 Kelompok perlakuan kombinasi (x10)... 45
Gambar 4.14 Kelompok kontrol negatif (x10)... 46
Gambar 4.15 Kelompok kontrol positif (x10) ... 46
Gambar 4.16 Kelompok perlakuan kombinasi (x40)... 47
Gambar 4.17 Kelompok kontrol positif (x40) ... 47
Gambar 4.18 Kelompok kontrol negatif (x40)... 47
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Prosedur Penelitian... 54 Lampiran 2. Perhitungan Dosis... 56 Lampiran 3. Skor hasil pengamatan mikroskopik pulau langerhans jaringan
Lampiran 1 : Prosedur Penelitian
H1: Pembelian 30 ekor mencit dan pemesanan ekstrak etanol daun salam
H2: Penyesuaian mencit dalam laboratorium Penimbangan berat badan mencit
Pengukuran kadar glukosa darah mencit secara acak
H9: Pembuatan larutan aloksan dan penyuntikan aloksan intravena pada mencit
H16: Pengukuran kadar glukosa darah mencit setelah induksi aloksan
H17: Mencit terbagi dalam 5 kelompok dan mulai diberi perlakuan setiap hari sesuai dengan dosis masing-masing kelompok
H24: Pengukuran kadar glukosa darah mencit setelah perlakuan
55
H26: Dehidrasi (alkohol 70%, 80%, 90%, dan alkohol absolut) Pembersihan alkohol dengan xylol
Infiltrasi parafin
H27: Pembuatan blok parafin
H28: Pemotongan dengan mikrotom
Lampiran 2 : Perhitungan Dosis
Dosis aloksan :
• Dosis aloksan pada tikus : 120 mg/kgBB (Arlani, 2005) • Faktor konversi dari tikus ke mencit : 0.14
200/1000 x 120 mg = 24 mg/tikus (tikus 200 gram) 24 mg x 0,14 = 3.36 mg/mencit (mencit 20 gram) Untuk 1 kg BB mencit = 1000/20 x 3.36 mg
= 168 mg/kgBB mencit
• Rata-rata BB mencit : 34.83 gram
34.83/20 x 3.36 = 5.8514 mg/mencit
• Volume maksimal dosis intravena mencit : 0.1 ml = 5.8514 mg/0.1 ml
= 58.51 mg/ml
Dosis Glibenklamid :
• Dosis glibenklamid untuk manusia : 5 mg
• Konversi dosis manusia ke mencit dengan berat badan 20 gram = 0.0026 Untuk mencit 20 gram = 5 mg x 0.0026
• Konversi tikus 200 gram ke mencit 20 gram Dosis mencit 20 gram = 0,1 X 0,14
57
• Dosis mencit 34, 83 gram = 34,83/20 X 14 mg = 24,381mg
• Dosis untuk mencit/kgBB = 1000/34,83 X 24,381 mg = 700 mg/kgBB
= 0,7 gr/kgBB
Dosis Daun Salam :
• Dosis manusia 70 kg = 20 gr daun salam kering • Konversi dosis manusia ke mencit 20 gr = 0,0026
1000 gr daun salam kering = 48 gr ekstrak
• Dosis manusia 70 kg = 20/1000 X 48 = 0,96 gr ekstrak
• Dosis mencit 20 gr = 0,96 gr X 0,0026 = 0,002496 mg
• Dosis untuk mencit 34,83 gram = 34,83 /20 X 2,496 • Dosis untuk mencit/kgBB = 1000/34,83 X 4,346
Lampiran 3 : Skor hasil pengamatan mikroskopik pulau langerhans jaringan pankreas
Preparat EEDS EEHS EEDS+EEHS Kontrol (-) Kontrol (+)
62
Lampiran 4 : Gambar alat
RIWAYAT HIDUP
Nama : Diajeng Lastika Sari
NRP : 0410134
Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 28 Desember 1985
Alamat : JL. Purnawarman 7B
Riwayat pendidikan :
SDN Banjarsari V, Bandung, 1997
SLTP Negeri 5, Bandung, 2000
SMU Negeri 7, Bandung, 2003
1 Universitas Kristen Maranatha
ditandai dengan kenaikan kadar gula darah dan penggunaan karbohidrat yang
tidak efektif karena kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Pada
kondisi normal pankreas memproduksi secara sempurna hormon insulin yang
mengatur kadar gula darah (Kusindrati Sudibyo,2004).
Penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan
angka insiden dan prevalensi DM tipe-2 di berbagai penjuru dunia. WHO
memprediksi adanya peningkatan jumlah diabetisi yang cukup besar untuk
tahun-tahun mendatang. Di Indonesia WHO memprediksi pada tahun-tahun 2030 penderita
DM sekitar 21,3 juta jiwa (PERKENI,2006).
Obat tradisional yang secara empiris digunakan untuk mengobati DM banyak
jenisnya, antara lain herba sambiloto dan daun salam. Uji preklinis menggunakan
ekstrak daun salam dan ekstrak herba sambiloto terhadap kadar gula darah telah
diteliti oleh Rachel Carolina (2006) dan Michael Jonathan (2006). Hasil penelitian
menunjukkan ekstrak daun salam dan herba sambiloto efektif menurunkan kadar
gula darah (p<0.05) yang potensinya setara dengan glibenklamid. Hasil penelitian
ini hanya berdasarkan penurunan kadar gula darah, sedangkan penurunan kadar
gula darah dipengaruhi oleh jumlah sel beta pulau langerhans. Sebab itu perlu
diteliti gambaran histologis pankreas yang dapat menggambarkan efektivitas
fungsi sel beta di pulau langerhans. Hingga saat ini, belum pernah dilakukan
penelitian terhadap struktur histologis jaringan pankreas, oleh sebab itu penulis
terdorong untuk meneliti efek daun salam dan herba sambiloto terhadap gambaran
2
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuat identifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Apakah ekstrak daun salam dapat memperbaiki struktur histologis pulau
langerhans jaringan pankreas mencit yang telah diinduksi aloksan
2. Apakah ekstrak herba sambiloto dapat memperbaiki struktur histologis
pulau langerhans jaringan pankreas mencit yang telah diinduksi aloksan
3. Apakah kombinasi ekstrak daun salam dan herba sambiloto dapat
memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas
mencit yang telah diinduksi aloksan
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud Penelitian
Mengembangkan pengobatan tradisional untuk mengobati DM menggunakan
tanaman obat dengan melihat gambaran histologis pankreas
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efek daun salam, herba sambiloto dan kombinasi keduanya
terhadap struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas mencit yang
diinduksi aloksan
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat Akademis
Mengembangkan pengetahuan farmakologi tumbuhan obat khususnya herba
sambiloto, daun salam, dan kombinasinya pada pengobatan DM dilihat dari
3
Universitas Kristen Maranatha Manfaat Praktis
Herba sambiloto, daun salam, dan kombinasi keduanya dapat digunakan oleh
masyarakat sebagai salah satu obat alternatif DM
1.5 Kerangka Pemikiran
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu keadaan gangguan metabolik yang
ditandai dengan kenaikan kadar gula darah dan penggunaan karbohidrat yang
tidak efektif karena kekurangan insulin secara relatif maupun absolut (Kusindrati
Sudibyo,2004). Kelainan metabolisme pada penderita DM menyebabkan
terjadinya keadaan hiperglikemi dan hal ini dapat menyebabkan peningkatan
konsentrasi radikal bebas dalam tubuh (Andi Wijaya,1999)
Keadaan hiperglikemi berkepanjangan yang dialami pasien DM
mengakibatkan stress oksidatif. Peningkatan stress oksidatif secara bertahap
berupa disfungsi endotel, lipid dan oksidasi lipoprotein, dan kerusakan protein
(Buettner,Oberley,2001).
Amiloid adalah substansi protein, yang diendapkan di antara sel (luar sel)
pada banyak jaringan atau organ sehingga dapat menimbulkan kelainan. Protein
ini dapat terikat dengan pewarnaan Congo Red. Patogenesis amiloidosis terjadi
akibat gangguan sintesis protein, sehingga terjadi penumpukan amiloid di
ekstraselular dan pada akhirnya mengganggu pertautan antar sel. Kategori protein
pembentuk amiloid dapat dari protein normal yang berlebihan yang cenderung
mengalami kelainan atau protein mutan yang tidak stabil dan berperan dalam
menggaggu sintesis protein normal. Inflamasi jangka panjang juga akan
mengakibatkan penimbunan amiloid dan sebukan sel limfosit.
Pada DM terjadi kerusakan sel beta sehingga mengakibatkan deplesi insulin.
Pada penderita DM tipe 1 sering terdapat pengurangan jumlah dan ukuran pulau
langerhans. Pada DM tipe 2, pengurangan ukuran dan jumlah pulau langerhans
mungkin tidak begitu terlihat. Pada stadium lanjut, pulau langerhans dapat hilang
dan ditandai adanya jaringan fibrosis dan hialinisasi. Perubahan ini kerapkali
4
Herba sambiloto mengandung zat aktif lakton yang dapat mengatur channel
ion calcium pada sel beta pankreas sehingga menyebabkan depolarisasi sel dan
dapat mengurangi jumlah oksidan pada penderita DM (Firman,2007). Sedangkan
pada daun salam mengandung zat aktif utama berupa flavonoid (quersetrin dan
fluoretin) yang dapat berfungsi sebagai antioksidan (Badan POM RI,2004).
Mekanisme kerja flavonoid dalam melindungi tubuh terhadap efek radikal bebas
adalah mengikat ion logam yang menyebabkan kompleks ion inert sehingga tidak
dapat mengawali terjadinya peroksidasi lipid serta menghentikan aktivitas radikal
bebas (Hery Winarsi,2007).
Hipotesis
1. Hialinisasi, endapan amiloid, dan sebukan sel limfosit pada pulau
langerhans jaringan pankreas mencit yang diberi ekstrak daun salam
lebih sedikit daripada yang tanpa diberi perlakuan
2. Hialinisasi, endapan amiloid, dan sebukan sel limfosit pada pulau
langerhans jaringan pankreas mencit yang diberi ekstrak herba sambiloto
lebih sedikit daripada yang tanpa diberi perlakuan
3. Hialinisasi, endapan amiloid, dan sebukan sel limfosit pada pulau
langerhans jaringan pankreas mencit yang diberi kombinasi ekstrak daun
salam dan herba sambiloto lebih sedikit daripada yang tanpa diberi
perlakuan
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan yang
bersifat komparatif, menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan hewan coba mencit jantan dewasa galur Balb/C.
Data yang diukur adalah gambaran hialinisasi, endapan amiloid dan sebukan sel
limfosit.
5
Universitas Kristen Maranatha 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian : Laboratorium Farmakologi
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Ilmu
Kedokteran Dasar (LP2IKD)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Waktu Penelitian : Maret 2007-Januari 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Ekstrak daun salam (0,124 g/kgBB mencit) mempunyai efek
memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas.
2. Ekstrak herba sambiloto (0,7 g/kgBB mencit) mempunyai efek
memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas.
3. Kombinasi ekstrak daun salam dan herba sambiloto (1 : 1) mempunyai
efek memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan
pankreas.
5.2 SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi dosis.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan pewarnaan khusus
untuk membedakan sel alfa dan sel beta pulau langerhans pankreas.
3. Mengukur kemampuan sekresi insulin oleh sel beta dengan mengukur
kadar C-peptida.
51 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed R.G. 2005. The physiological and biochemical effects of diabetes on the balance between oxidative stress and antioxidant defense system. www.medicaljournal-ias.org 8 Agustus 2007
Andi Wijaya. 1999. Free radical and antioxidant status. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Hlm. 10-3
Anonymous 1: www.101herbs.com/herbal/images/andrographiside.jpg 5 Agustus
2007
Anonymous 2: www.boisite.dk/leksion/quercetin.html 5 Agustus 2007
Anonymous 3: www.home.ncifcrf.gov/mtdp/Catalog/compounds 5 Agustus 2007
Arlani. 2005. Pengaruh ekstrak kacang buncis (Phaseolus vulgaris) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi aloksan.
Badan POM RI. 2004. Monografi ekstrak tumbuhan obat Indonesia vol.1. Hlm.80.
Buettner G.R., Oberley L.W. 2001. Free radicals in biology and medicine. www.healthcare.uiowa.edu 10 September 2007
Channg & But.1986. Pharmacology and applications of Chinese material medica. 1st ed. Hongkong: World Scientific. Hlm 14, 19-24
Craigmyle M. B. L. 1994. Atlas Berwarna Histologi. Pankreas. Ed: Jan Tambajong. Jakarta: EGC. Hlm. 110
Davis S.N., Granner D.K. 2001. Insulin, Oral Hypoglycemic Agents and the
Pharmacology of the Endocrin Pancreas In: Goodman & Gilman, The
Damjanov I. 2000. Buku teks dan atlas berwarna histopatologi. Ed: Manfred Himawan. Jakarta: EGC. Hlm 254-255
Firman. 2007. Efek herba sambiloto terhadap penderita Diabetes.
www.nem.merapi.net/index.php?view=news 10 September 2007
Hernani Mono Rahardjo.2006. Tanaman berkhasiat antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 12.
Hery Winarsi. 2007. Antioksidan alami dan radikal bebas. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 189-190
Imam Subekti. 2004. Apa itu diabetes: patofisiologi, gejala dan tanda. Dalam: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 253-5
Jose RL. 2004. Penatalaksanaan diabetes melitus pada anak. Dalam: penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 181
Kemas Ali Hanafiah. 1991. Rancangan percobaan, teori dan aplikas. Jakarta: Rajawali Press
Kumar V., Abbas A.K., Fausto N. 2005. The Endocrine Pancreas In: Robbins and
Cotran, Pathologic Basis of Disease 7th ed. p. 1195-1196, 1200
Kusindrati Sudibyo. 2004. Perencanaan makanan untuk penyandang diabetes yang berpuasa di bulan ramadhan. Dalam: penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 299
Molina P. E. 2004. Endocrine Pancreas In: Endocrine Physiology. Lange Physiology Series. P. 163, 177-178
53 Universitas Kristen Maranatha
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: FKUI. Hlm. 1-5, 28
Porth C. M. 2005. Diabetes Mellitus and the Metabolic Syndrome In: Essentials
of Pathophysiology Concepts of Altered Health States 2th ed. p. 715-718
Rahman et al. 2002. Toksisitas dan teratogenisitas ekstrak etanol campuran (1:1) herba sabiloto dan daun salam. www.journal.unair.ac.id 10 September 2007
Sarwono Waspadji. 2004. Diabetes melitus: mekanisme dasar dan pengelolaannya yang rasional. Dalam: penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 31, 34-35
Setiawan Dalimartha. 2006. Ramuan tradisional untuk pengobatan diabetes mellitus. Jakarta: Seri Agrisehat. Hlm. 89-91
Slamet Suyono. 2004. Patofisiologi diabetes mellitus. Dalam: penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 14
Szkudelski T. 2007. The mechanism of alloxan and streptozotocin in B cells of the rat pancreas. www.wikipedia.com. 8 Agustus2007
Tang W., Eisenbrand G. 1992. Chinese drugs of plant origin. Hongkong: Springer verlag. Hlm. 262-3
Triplitt C.L., Reasner C.A., Isley W.L. 2005. Diabetes Mellitus In:
Pharmacotheraphy 6th ed. USA: Mc Graw Hill. p. 1335