• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI DI SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA Hubungan Antara Body Image Dengan Pola Makan Dan Status Gizi Remaja Putri Di SMP Al Islam 1 Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI DI SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA Hubungan Antara Body Image Dengan Pola Makan Dan Status Gizi Remaja Putri Di SMP Al Islam 1 Surakarta."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI DI SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh : RATNA VERAWATI

J 310 100 040

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

STUDY OF NUTRITION FACULTY OF HEALTH MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA THESIS

ABSTRACT

Ratna Verawati. J 310 100 040

Pembimbing: Ir. Listyani Hidayati,M. Kes dan Pramudya Kurnia, STP., M.Agr Email : [email protected]

RELATION BODY IMAGE WITH EATING PATTERNS AND NUTRITIONAL STATUS OF ADOLESCENT GIRLS IN JUNIOR HIGH SCHOOL AL ISLAM 1

SURAKARTA.

Introduction: Perception of teenagers towards body image can determine the diet and nutritional status. There is a significant positive relation between the perception of body image and the frequency of eating.

Purpose : This study aimed to determine the relation between body image and eating patterns with nutritional status of adolescent girls in junior high school Al Islam 1 Surakarta.

Method : This was an observational study with cross sectional approach. The number of respondents were 60 girls in junior high school Al Islam 1 Surakarta obtained with simple random sampling method. The body image and eating habits were collected through questionnaires, while the nutritional status data obtained by weighing and height measurement. Data were analyzed using Chi-square.

Results : The results of univariate analysis showed that children with positive body image group had usual eating patterns 62,8% but only 25,7% have normal bodyweight, and 60% underweight nutritional status, negative body image group having an unusual eating patterns 72% and 44% overweight nutritional status . There is a relation between body image and eating patterns (p = 0.008) as well as nutritional status (p = 0.010)

Conclusion : There is a relation body image of adolescent girls in junior high school Al Islam 1 Surakarta and eating patterns and nutritional status

Keywords : Body image, diet, nutritional status, adolescent

References : 41: 1990-2013

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah masa transisi antara anak dan dewasa yang terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri–ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi

(4)

pada masa ini terjadi perubahan fisik yang sangat cepat, pertumbuhan yang terjadi pada masa remaja akan mempengaruhi status kesehatan dan gizi tersebut, pada anak perempuan pertumbuhannya lebih cepat daripada anak laki–laki.

Menurut Handajani dalam Sulistyoningsih (2012) pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan dalam setiap hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makan seseorang, pola makan yang seimbang dan pemilihan bahan makanan yang tepat merupakan hal yang harus dilakukan. Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, remaja menginginkan penurunan berat badan secara drastis dengan melakukan diet ketat bahkan sampai gangguan pola makan (Arisman, 2010). Hal ini dikarenakan remaja memiliki body image (citra diri) negatif yang mengacu pada idola remaja yang biasanya adalah para artis, peragawati, selebriti yang cenderung memiliki tubuh kurus, tinggi, dan semampai (Sulistyoningsih, 2012)

Body image adalah persepsi seseorang tentang berat badan dan bentuk tubuhnya (Soetjiningsih, 2007 ) ada dua macam jenis body image yaitu body image negatif dan body image positif. Body image positif adalah persepsi seseorang yang puas terhadap bentuk tubuhnya, sedangkan body image negatif adalah persepsi seseorang yang merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya membandingkan dengan yang lain dan merasa malu dan cemas tentang tubuh yang

dimiliki sehingga remaja tidak puas dengan dirinya, menjadi sulit menerima diri apa adanya, responsif terhadap pujian, peka terhadap kritik dan pesimis bahkan ada yang sampai melakukan diet demi mendapatkan bentuk tubuh yang diinginkan (Simanjuntak, 2009).

Berdasarkan penelitian pendahuluan di SMP Al-Islam 1 Surakarta dari 125 siswi diketahui 47,2% remaja putri berstatus gizi kurus, 30,4% berstatus gizi normal, dan 22,4% remaja putri berstatus gizi overweight, prevalensi gizi kurus dan gizi overweight termasuk tinggi dibandingkan dengan data Riskesdas tahun 2010 yang menunjukkan bahwa, status gizi anak 13-15 tahun provinsi Jawa Tengah dari 2,7 persen sangat kurus dan 7,4 persen kurus sedangkan prevalensi kegemukan sebesar 2,5 persen.

Berdasarkan lokasi, SMP Al Islam Surakarta terletak di pusat kota Surakarta, sehingga akses terhadap media massa cukup tinggi, lingkungan perkotaan yang lebih cenderung rawan terhadap pengaruh mode yang tren saat ini, selain itu lokasi juga dekat dengan pusat perbelanjaan seperti supermarket dan mall. Berkaitan dengan uraian tersebut, peneliti tertarik ingin melakukan penelitian tentang hubungan body image dengan pola makan dan status gizi remaja putri di SMP Al Islam 1 Surakarta.

METODE PENELITIAN

(5)

penelitian dilaksanakan di SMP Al overweight. Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Lemeshow (1997).

Keterangan :

n : Besar sampel yang diperlukan z : Tingkat kemaknaan 95% (1,96) p : Proporsi variabel 0,47

N : Jumlah populasi 125

d : Presisi yang ingin dicapai dinyatakan dalam desimal 0,1

Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh sampel sebanyak 60 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Proporsional Random Sampling. Kriteria inklusi yaitu siswi kelas VIII di SMP Al Islam 1 Surakarta yang bersedia menjadi responden, mampu berkomunikasi dengan baik dan sehat jasmani.

Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yaitu identitas responden, data antropometri, data FFQ, dan data body image. Data sekunder meliputi data sekolah, jumlah siswa, dan gambaran umum SMP Al Islam 1 Surakarta.

Data antropometri diperoleh dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan secara langsung. Data pola makan diperoleh dari pengisian kuesioner FFQ dalam satu bulan terakhir. Pola makan dikategorikan menjadi dua yaitu normal bila ≥304,8 dan tidak normal bila <304,8.

Body image diperoleh dari pengisian kuesioner tentang persepsi body image yang telah diuji realibilitas dan validitasnya. Body

image dikategorikan menjadi dua yaitu positif bila ≥86,31 dan negatif bila <86,31 .

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan program komputer software SPSS 17. Untuk mengetahui hubungan antara body image dengan pola makan dan status gizi remaja putri di SMP Al Islam 1 Surakarta digunakan uji hubungan Chi square.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari siswi kelas VIII di SMP Al Islam 1 Surakarta yang telah sesuai dengan kriteria inklusi. Sesuai dengan hasil penelitian, diperoleh data karakteristik responden sebagai berikut:

1. Distribusi Umur Responden Tabel 1. Distribusi Responden Berdasdasarkan Umur diketahui bahwa persentase terendah responden adalah kelompok umur 14 tahun sebesar 25% dan persentase tertinggi adalah kelompok umur 13 tahun sebesar 75%.

Analisis Univariat

1.

Body Image Responden Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Body Image

Body Image N % Negatif 25 41,7 Positif 35 58,3

(6)

Berdasarkan hasil pengukuran body image yang telah dilakukan terhadap 60 responden diperoleh hasil bahwa sebanyak 41,7% mempunyai body image negatif dan sebanyak 58,3 % mempunyai body image positif. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti responden yang memiliki bentuk tubuh kurus sebesar 45%, sedangkan jumlah responden yang bertubuh overweight 26,7% dan normal 28,3%, Body image negatif pada responden terjadi karena responden tidak puas dengan bentuk tubuhnya, sedangkan body image positf pada responden terjadi karena responden merasa bahwa tubuhnya baik-baik saja.

2. Pola Makan Responden Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pola Makan

Pola Makan N %

Tidak Normal 31 51.7

Normal 29 48.3

Jumlah 60 100

Pola makan responden berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa sebanyak 51,7% mempunyai pola makan tidak normal dan sebanyak 48,3% mempunyai pola makan normal. Penilaian pola makan pada penelitian ini berdasarkan Food Frequency Quesioner (FFQ) selama 1 bulan terakhir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, sebagian besar responden mempunyai pola makan tidak normal. Hal ini dikarenakan oleh aktivitas atau kegiatan remaja yang tidak sempat makan secara teratur dan adanya remaja yang mempunyai body image negatif yang mempengaruhi pola makan, remaja cenderung membatasi konsumsi makan karena adanya

ketidakpuasan terhadap bentuk tubuhnya.

3. Status Gizi Responden

Tabel 4. Distribusi Responden

Berdasarkan Status Gizi

Status Gizi

Frekuensi Presenta se (%)

Kurus 27 45

Normal Overwei ght

17 16

28,3 26,7

Jumlah 60 100

(7)

Analisis Bivariat

1. Analisis Hubungan

Body Image

dengan Pola Makan

Tabel 5.

Hasil Analisis Hubungan

Body Image

dan Pola Makan

Body Image Pola Makan Jumlah Sig.

(p) Tidak Normal Normal

N % N % N %

Negatif 18 72 7 28 25 100 0,008

*

Positif 13 37,1 22 62,8 35 100

Pengujian hubungan body image dan pola makan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan body image negatif sebagian besar memiliki pola makan tidak normal sebesar 72%, dan responden dengan body image positif sebagian besar memiliki pola makan normal sebesar 62,8%.

Hasil uji chi square diperoleh p(0,008), maka terdapat hubungan antara body image dan pola makan remaja putri di SMP 1 Al Islam Surakarta karena. Hal ini dikarenakan body image sangat mempengaruhi remaja dalam mengkonsumsi makanan, remaja yang mempunyai body image negatif akan cenderung membatasi konsumsi jenis makanan tertentu atau mempunyai kebiasaan diet dengan tujuan untuk mendapatkan tubuh yang ideal,

sedangkan remaja yang mempunyai body image positif tidak mempermasalahkan dalam pembatasan konsumsi makanan karena mereka berpikir bahwa bentuk tubuhnya baik-baik saja . Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Chairiah (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara body image dan pola makan remaja putri di SMAN 38 Jakarta.

Hasil penelitian Kusumajaya (2007) dalam Sada (2012) menjelaskan bahwa persepsi remaja terhadap body image dapat menentukan pola makan dan status gizinya. Terdapat hubungan positif antara persepsi body image dengan frekuensi makan, dimana semakin negatif persepsi body image maka remaja akan cenderung mengurangi frekuensi makannya.

2. Analisis Hubungan

Body Image

dan Status Gizi

Tabel 6 .

Hasil analisis hubungan

Body Image

dan Status Gizi

Body Image

Status Gizi Jumlah Sig.

(p) Kurus Normal Overweight

N % N % N % n % Negatif 6 24 8 32 11 44 25 100%

(8)

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki body image negatif yang memiliki status overweight sebesar 44%, dan responden yang memiliki body image positif sebagian besar memiliki status gizi kurus sebesar 60%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Widianti dan Candra (2012) pada remaja putri SMA di Theresiana Semarang yang menunjukan hasil bahwa remaja yang memiliki body image negatif sebagian besar memiliki status gizi overweight sebesar 66,9%.

Hasil uji chi square diperoleh nilai p 0,010, maka terdapat hubungan body image dengan status gizi remaja putri di SMP Al Islam 1 Surakarta. Hal ini sejalan dengan penelitian Dieny (2014) bahwa terdapat hubungan antara body image dan status gizi.

Kelompok dengan status gizi overweight mengungkapkan alasan

ketidakpuasan yaitu karena tubuh mereka terlalu besar. Remaja mengaku tidak nyaman dengan ukuran tubuh mereka yang terlalu besar sehingga menimbulkan rasa tidak percaya diri. Hal ini sesuai dengan penelitian pada 113 anak dan remaja di El- Salvadoran American menyebutkan bahwa tingginya BMI berhubungan dengan ketidakpuasan terhadap tubuh (Mirza dkk, 2005).

Kelompok dengan status gizi kurus sebagian besar memiliki body image positif, hali ini karena remaja merasa puas dengan bentuk tubuhnya dan menganggap bentuk tubuhnya baik baik saja. Tingkat citra tubuh individu dapat dilihat melalui seberapa puas individu terhadap bentuk tubuh dan penampilan fisik secara keseluruhan. Kepuasan dan

ketidakpuasan pada kondisi fisik individu dapat diukur melalui aspek-aspek yang ada pada citra tubuh. Remaja yang mempunyai body image positif akan mempunyai persepsi baik akan ukuran dan bentuk tubuh yang dimiliki, contoh perilaku seorang remaja yang memiliki persepsi body image positif adalah menerima bagian dari tubuh yang telah dimiliki, menghargai tubuh yang dimilki, merasa bangga dan menerima tubuh yang dimiliki serta merasa nyaman dan percaya diri dengan tubuhnya. Remaja yang mempunyai body image yang negatif akan mempunyai persepsi yang negatif akan bentuk dan ukuran tubuhnya, membandingkan dengan yang lain dan merasa malu dan cemas tentang tubuh yang dimiliki sehingga remaja tidak puas dengan dirinya, menjadi sulit menerima diri apa adanya, responsif terhadap pujian, peka terhadap kritik dan pesimis (Simanjuntak, 2009).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Body image siswi di SMP Al Islam 1 Surakarta sebagian besar adalah positif (58,3%), artinya siswi di SM Al Islam 1 Surakarta merasa puas dengan body image yang dimiliki saat ini.

2. Presentase siswi SMP Al Islam 1 Surakarta yang memiliki pola makan tidak normal (51,7%), sedangkan siswi yang memilliki pola makan normal yaitu (48,3%).

(9)

yang memiliki status gizi overweight (26,7%).

4. Terdapat hubungan body image dan pola makan remaja putri di SMP Al Islam 1 Surakarta. 5. Terdapat hubungan body image

dan status gizi remaja putri di SMP Al Islam 1 Surakarta.

Saran

1. Bagi sekolah

a. Meningkatkan konseling-konseling mengenai kesehatan remaja, khususnya pola makan yang dilakukan oleh kader kesehatan remaja

b. Pihak sekolah bekerja sama dengan instansi kesehatan terkait misalnya Puskesmas untuk memberikan penyuluhan tentang gizi dan kesehatan khususnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi bagi siswi SMP Al Islam 1 Surakarta.

2. Bagi siswa

Siswi diharapkan dengan mempunyai kepercayaan diri yang baik terhadap bentuk tubuhnya maka akan berusaha memperbaiki pola makannya dan untuk siswa yang memiliki bentuk tubuh kurus tapi memiliki body image positif harus tetap memperbaiki pola makannya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang bertujuan meningkatkan keefektifitas konsuling nutrisi pada remaja putri oleh kader kesehatan remaja, khusususnya untuk meningkatkan kepercayaan diri dan menjaga kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, L. 2007. Citra Tubuh (Body Image) Remaja Perempuan. Jurnal Musawa, Vol 5, No.4, Oktober 2007. STAIN Ponorogo. Ponorogo

Andea, R. 2010. Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Medan. Ariyani, R.E. 2011. Hubungan antara

Status Gizi dan Pola Makan dengan Fungsi Paru Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Balai Besar KesehatanParu Masyarakat Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur

Kehidupan. EGC.Jakarta. Chairiah, P. 2012. Hubungan

Gambaran Body image dan pola makan Remaja Putri di SMAN 38 Jakarta. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Depok.

Cash, T.F; Pruzinisky, T. 2002. Body Image : A Handbook Of Theory, Research, and Clinical Practice. Journal Of Psychology.

(10)

Gibney, M.J; Margetts, M.B; Kearney, M.J; Arab, Lenore. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC.Jakarta. Gibson, SR. 1990. Principles of

Nutitional Assesment. London : Oxford University Press.

Hurlock, B.E. 1980. Psikologi Perkembangan. Erlangga. Jakarta.

Indra, R.S. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Remaja Usia 12-15 Tahun Di Indonesia Tahun 2007 (Analisis Data Sekunder Riskesdas Tahun 2007). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok.

Istiany, A; Rusilanti .2013.Gizi Terapan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Januar, V; Putri, E.D. 2007. Citra Remaja Pada Remaja Putri Menikah dan Memliki Anak. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta. Mahan, S. E. 2000. Krause’s food,

nutrition, and diet therapy. WB Saunders Co. Philadelphia. Mansur, H. 2009. Psikologi Ibu dan

Anak untuk Kebidanan. Salemba Medika. Jakarta. Maryani, S. 2011. Hubungan Pola

Makan dan Kebiasaan Olah Raga dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe II di RSU PKU Muhammadiyah. Program Studi Gizi Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Mirza, N.M; Davis, D; Yanovski, J.A. 2005. Body dissatisfaction, self-esteem, and overweight

among

inner-cityHispanicchildrenand

adolescents. Journal of Adolescent Health.

Moehji, S. 2009. Ilmu Gizi Penanggulangan Gizi Buruk. PT Bhratara Niaga Media. Jakarta.

Mourbas, 2001. Kebutuhan Gizi Remaja. Media Informasi Gizi dan Kesehatan Depkes Padang. Padang

Nasir, Abd; Muhith, A; Ideputri, M.E. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Mulia Medika. Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta.

Prevos, P. Differences In Body Image Between Men And Women. Body Image Research Agustus 2005. Putri, D.R. 2010. Hubungan antara

Body Image dan Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya dengan Penyesuaian Sosial pada Siswa Kelas VIII Program Akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.

Ridha, M. 2012. Hubungan Antara Body Image Dengan

(11)

Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.

Sada, M; Hadju, V; dan Dachlan, D.M. 2012. Hubungan Body Image, Pengetahuan Gizi Seimbang, dan Aktifitas Fisik Terhadap Status Gizi Mahasiswa Politeknik Kesehatan Jayapura. Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol.2, No.1, Agustus 2012 : 44-48.

Sari, Tiurma Yustisi. 2009. Hubungan antar Perilaku Konsumtif dengan Body image pada Remaja Putri. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Sumatera.

Schwartz, B.M; Brownell, D.K. 2003. Obesity and Body Image. Department of Psychology; Yale Center for Eating and Weight Disorders; Yale University.

Setijowati, N; Karunia, K; Magdalena, N. 2013. Hubungan antara Body Image dengan Status Gizi Remaja Putri di SMA Katolik Frateran Malang. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Bramwijaya. Malang.

Simanjuntak, Sri Rejeki Norintan Permata, 2009. Persepsi Remaja Tentang Body Image Ditinjau Dari Konsep Diri. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Semarang

Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. CV.Agung Seto. Jakarta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Suhardjo. 1990. Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat. IPB. Bogor. Suharjo. 2003. Berbagai Cara

Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta.

Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha ilmu. Yogyakarta.

Supariasa, I.D.N; Bakri, B; dan Fajar, I. 2000. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta.

Supariasa, I.D.N; Bakri, B; dan Fajar, I. 2002. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta.

Suyatno. 2010. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta.

Tan, A. 1996. Wanita dan Nutrisi.Jakarta. Bumi Aksara. Jakarta.

Tarigan, N. 2007. Hubungan Citra Tubuh dengan Status Obesitas, Aktifitas Fisik dan Asupan Ebergi Remaja di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 4. Distribusi Responden

Referensi

Dokumen terkait

Para investor harus dapat mengambil keputusan dengan tepat sehingga investasinya akan menghasilkankeuntungan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Pada umumnya di masyarakat pedesaan Sanggang, semua aspek yang ada dalam model sistemik kemiskinan kultural bersifat netral. Komponen yang sangat men- dukung ataupun yang sangat

The Influence of Social Support Problematic Support on Optimism and Depression in Chronic Ilness: A Prospective Study Evaluating Self- Esteem as a Mediator.. Journal

The results of the analysis show that: (1) SMART is more effective than Direct Instruction to teach reading; (2) the students having high self-esteem have better reading

KONDISI EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK (Studi Kasus Pada Buruh Harian Lepas di Sekitar Perkebunan Kopi Dusun Sumber

fenomena kesetimbangan kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari, (7) dilengkapi dengan gambar, animasi atau video yang sudah memenuhi ke- tiga level representasi kimia

Dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan sumber data berupa daftar gaji pegawai, bukti pemotongan, SPT tahun 2015 dan wawancara dengan staf administrasi maka hasil

The team is the most important feature in STAD.. The team is giving support the groups for academic performance in the learning, and to give mutual respect are